4 minute read

Issue Sistem UTS: Pergantian Sistem, Bukan Karena Kekurangan Dana

Issue

Sistem UTS

Advertisement

Pergantian Sistem, Bukan Karena Kekurangan Dana

Sejak dikeluarkannya surat keputusan perubahan sistem ujian tengah semesteroleh Pembantu Dekan Satu (PD 1) pada 27 Maret 2013, keputusan tersebut hampir setiap hari menjadi perbincangan hangat seluruh masyarakat FEB Unpad. Meski Pa Budiono, selaku PD 1, telah menegaskan bahwa tidak adanya perubahan substansi dalam pelaksanaan ujian, tetapi keputusan tersebut paling tidak menimbulkan sedikit kegelisahan dosen dan mahasiswa.

Dua minggu berselang setelah dikeluarkannya keputusan tersebut tepatnya pada tanggal 5 April 2013, secara mendadak Dekan FEB Unpad mengeluarkan surat keputusan untuk mengembalikan sistem ujian tengah semester pada jadwal semula yang terjadwal dan terstuktur. Sontak hal tersebut sedikit banyak mengejutkan para dosen dan mahasiswa karena berubahubahnya sistem uts yang akan diselenggarakan pada tanggal 8-20 April 2013 tersebut.

Menurut pembantu dekan satu, banyak pertimbangan yang menyebabkan berubah-ubahnya keputusan sistem uts semester genap ini. Selama kurang lebih setengah jam, pemilik akun twitter @alebudiono menjawab pertanyaan wartawan RASIO untuk memberikan klarifikasi perubahan ini. Apa yang menyebabkan ketidakpastian sistem UTS?

Bukan ketidak pastian, jadi memang sebenarnya sudah ada sistem sebelumnya yaitu terjadwal dan tersturktur.

Namun kenapa uts dicoba diubah dan dikembalikan kepada dosen karena terdapat beberapa pertimbangannya seperti, pertama, sebenarnya menyelenggarakan ujian dan mengawasnya sendiri adalah kewajiban dosen, lalu ada informasi dari PD 2 terkait aturan keuangan yaitu panitia ujian yg terdiri dari dosen serta tenaga pendidikan tidak boleh menerima tambahan penghasilan dari mengawas. Karena hal tersebut merupakan kewajiban untuk betul-betul mengawas pada jam kuliahnya.

Issue

Persoalan apa yang membuat sistem dosen tersebut kemudian dirubah lagi?

Pertama, banyak dosen yg selama ini sudah terbiasa menyerahkan pengawasan pada panitia, artinya tidak siap

Kedua, kedala muncul juga karena FEB belum mempunyai cukup ruangan untuk memberikan ruang lebih bagi dosen yang memiliki banyak mahasiswa. Karena apabila dipasakan untuk ujian dalam satu kelas tentu akan menurunkan kualitas dari ujian tersebut.

Adakah solusi dari fakultas untuk permasalahan tersebut apabila dekan tidak membuat keputusan baru?

Fakultas akan menyediakan pengawas tambahan untuk membantu dosen dengan banyak mahasiswa.

Apa alasan Dekan mengembalikan lagi sistem uts pada sistem terjadwal?

Sistem dikembalikan lagi ke sistem terjadwal karena terdapat banyak pertimbangan:

1. Secara teknis ujian secara dosen masih susah untuk dilaksanakan 2. Lalu apabila diskusi masalah keuangan, PNS sebenarnya tidak boleh mendapatkan lagi penghasilan dari mengawas, maka dicari pengawas dari bukan PNS. Kalau bukan PNS kita boleh memberikan honor khusus untuk pengawas, sehingga kemarin dimungkinkan untuk menyelengarakan lagi sistem terjadwal, dengan pengawas dari mahasiwa S2, S3 dan alumni.

3. Dengan pengawas dari luar, tugas tenaga kependidikan lainnya tidak terganggu.

Bagaimana cara fakultas akhirnya menentukan sistem penjadwalan uts?

Kembali kesistem ujian terjadwal dan terstuktur merupakan keputusan dekan. Pembantu Dekan 1 sampai saat ini tidak mencabut keputusan untuk menggunakan sistem ujian berdasarkan dosen. Hanya karena dekan yang memutusakan, maka PD 1 melakukan teknisnya lagi seperti semula. Alasan dekan mengambil keputusan karena ada info baru dari PD 2, kalau masalah pengawasan dimiungkinkan untuk menyewa orang lain untuk mengawas, dan karena uangnya juga ada.

Mengapa pemberitahuan perubahan sistem ini mendadak?

Sebetulnya, jadwal yang semula sudah ditanda tangan 21 maret 2013, jadi ujian diselenggarakan dan sistem terjadwal. Namun, ada info dari PD 2 terkait aturan keuangan, maka kepanitiaan yg semula harus diubah. Lalu yang kedua karena para tenaga pendidikan dan dosen akan mendapatkan remunerasi.

Issue

Remunerasi adalah sistem insentif atau pembayaran kepada PNS, yang dengan fungsionalnya akan diberikan tunjangan. Remunerasi tersebut akan dikeluarkan tahun ini sekitar bulan juli atau juni, sehingga kalau mengawas dan dapat honor, maka dapat PNS akan mendapatkan penghasilan ganda.

Oleh karena itu PD 2 mengatakan jangan ada lagi kepanitiaan yang membayar kepada PNS. Jadi, yang sebenarnya tidak ada adalah aturan yang membolehkan PNS atau dosen dibayar khusus untuk mengawas bukan karena tidak ada uang/dana. Sistem apa yang akan dipakai kedepannya? Selama ini kalau aturan lama masih memungkinkan untuk dilaksanakan dengan pegawas non-PNS, mungkin akan lebih baik dan efektif menggunakan sistem sekarang. Selain itu, ruangan kita belum memadai untuk menyelnggarakan sistem dosen kecuali bila kita pindah ke jatinangor.

Apa kelebihan dan kekurangan dari kedua sistem ?

Kelebihan sistem dosen: - Lebih berwibawa, efektif, karena diawas oleh sendiri dosen sehingga, apapun yangg akan terjadi pada ujian, dosen langsung tau - Berkas langsung ke dosen, maka keterambatan dalam pemeriksaan bisa dikurang atau lebih cepat, nilai juga lebih cepat - Pelaksanaan ujian cukup 1 minggu

Kekurangan sistem dosen - Memerlukann ruangan yg memadai - Ada dosen yg merasa mengawas pekerjaan yang kurang produktif. - Diperlukan lebih dari 1 dosen untuk mengawas

Kelebihan sistem tejadwal - Dosen tidak lagi menghabiskan waktu hanya untuk mengawas - Saat ujian, dosen punya waktu untu melakukan aktifitas lain

Kekurangan sistem terjadwal - Dosen tidak mengawas, dosen tidak tau - Dan semua kebalikan dari kelebihan sistem terjadwal.

Siapakah yang berwenang dalam keputusan akademik?

Hal tersbut merupakan wewenang penuh PD 1, karena Dekan sudah mendelegasikan bagian akademik kepada Pembantu Dekan 1. (GSA/IQ)

This article is from: