
2 minute read
Sastra: Olif - Arti Sebuah Nama
from RASIO Edisi Mei 2013
by kopifebunpad
Sastra
oleh: Abdullah Kholifah
Advertisement
[OLIF] Arti Sebuah Nama
“Sedari tadi ibu melihat kau tampak murung, apa yang terjadi pada dirimu, nak ?” Tanya ibu sembari duduk di sofa, tepat disampingku.
“Tidak apa-apa, bu,” jawabku perlahan sambil memperbaiki guratan wajahku dan menyelipkan senyum kecil kepadanya.
“Nak,” ibuku mendesah perlahan sambil menaruh tanggannya ke lengan kananku. Lengannya hangat dan mulai keriput karena menua.
“Iya, bu,” kujawab sambil memutar perlahan badanku kearahnya.
“Kau tahu mengapa kamu kami beri nama Olif ?” tanya ibuku.
“Tahu, bu,” jawabku pelan. “Singkatan dari nama ayah dan ibu, bu. O dan L untuk nama ayah Omar Lathief dan I serta F untuk nama ibu Izz Zayani Fikriyah,” lanjutku.
Ibuku tersenyum perlahan, “Sebenarnya ada satu arti lagi dari jutaan makna yang ada di nama mu, nak.” Aku mendengarkan perkataan ibuku dengan seksama. “Ketika ibu mengandungmu, ayah sempat mengajak ibu ke NTT karena kebetulan saat itu ayahmu ditempatkan di sana oleh kantornya selama 3 bulan.”
“Lalu apa hubungannya dengan arti namaku, bu?” Aku mulai tertarik dengan penjelasan ibuku.
“Selama 3 bulan di NTT, ibu belajar banyak dari warga sekitar, nak.”
“Ibu melihat, warga disana sangat memegang teguh hubungan kekerabatan dan persaudaraan, yang bahkan kita sendiripun sudah mulai melupakannya,” ibuku sedikit mengernyitkan dahinya.
“Sampai akhirnya ibu mengetahui bahwa warga disana memegang teguh prinsip fetof-naof, olif-tataf.“
Di dalam hati,aku mulai bertanya-tanya. Apa hubungannya dengan namaku?
“Kamu tahu arti fetof-naof, olif-tataf, nak?”
Sastra
Aku menggeleng. “Tidak tahu, bu” jawabku singkat . peruntungan dan perbedaan-perbedaan lainnya. Tapi yakinilah kita ditakdirkan untuk bersaudara, fetof-naof, layaknya adik-kakak dalam sebuah keluarga, olif-tataf,” ibuku tersenyum.
“Fetof-naof, olif tataf berarti saudarasaudari, adik-kakak, nak.”
Aku semakin bingung. “Maksudnya apa, bu?” Aku mencari tahu.
“Maksudnya, kita sebagai manusia dilahirkan memang berbeda,nak. Berbeda agama, berbeda ras, berbeda “Lalu mengapa ibu dan ayah menamakan ku olif, mengapa tidak fetof, naof, atau tataf ?” tanyaku
“Itulah tugasmu untuk mencari tahu, nak,” jawab ibuku seraya bangkit dari duduknya dan meninggalkanku untuk sementara waktu.
Terkadang kita cemas akan masa depan kita, merasa cemas akan menjadi apa kita nanti, berada dimana kita nanti dan siapa yang bersama kita nanti. Namun, ada sesuatu yang harus kita sadari sedari dini, bahwa ada yang melekat dan menemani kita kemanapun kita nanti, bersama siapapun kita nanti, dan menjadi apapun kita nanti. Bahkan, ia sudah menemani kita semenjak kita kecil, semenjak kita bayi dan akan terus menemani sampai kita mati.
Dia adalah “nama”, ya, “nama”-mu ! “Nama” yang diberikan oleh orang tuamu, atau mungkin kyai di lingkunganmu, atau siapapun dia, sesungguhnya dia adalah doa bagimu dan harapan untukmu.
Pertanyaanya sekarang adalah sudahkah kita mencari tahu arti nama kita ? Mencari tahu dalam arti yang sesungguhnya. Merenungi maknanya…
Menjadikannya spirit yang menggelorakan semangat hidup kita…
Lalu membuktikan, nama itu pantas untuk disematkan kepada si penerimanya…
“Sebuah Perjalanan Makna”