Puji syukur senantiasa kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas anugerah dari-Nya berupa kelancaran proses
penyusunan Majalah DIMENSI edisi Agustus 2023 di tengah berbagai kegiatan yang harus dijalani. Majalah
DIMENSI merupakan produk Divisi Kepenulisan
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (HIMA PBSI). Majalah ini diterbitkan satu tahun sekali pada periode kepengurusan tahun 2023
berupa soft file melalui media Issuu
Pada edisi kali ini, majalah DIMENSI
mengangkat tema yaitu “Menulis Sebagai Media
Pemikiran Sekaligus Pengekspresian Diri”. Pada dasarnya, kegiatan menulis tidak hanya digunakan sebatas pengarsipan semata. Menulis juga mampu menjadi sarana peluapan emosi dan pemikiran karena karya tulis adalah karya yang abadi. Kegiatan menulis
berhubungan erat dengan aktivitas mahasiswa. Mahasiswa kerap menyalurkan buah pemikirannya dalam berbagai bentuk karya tulis. Selain itu, menulis juga bisa dijadikan media pengekspresian diri. Tidak
semua orang mampu mengekspresikan emosinya dengan cara bertutur kata, maka kegiatan menulis pun menjadi salah satu pilihan sebagai media pengungkapan emosi. Mahasiswa diharapkan dapat mengutarakan segala pemikiran serta emosi yang dirasa dalam bentuk karya tulis, baik fiksi maupun nonfiksi.
Majalah DIMENSI hadir menjadi sarana komunikasi antar anggota HIMA PBSI dan khalayak umum. Selain itu, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai media baca yang bisa membawa pengaruh baik bagi para pembaca.
Akhir kata, seluruh tim redaksi menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dari majalah
DIMENSI ini. Terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan majalah DIMENSI serta kepada para pembaca yang meluangkan waktunya untuk membacamajalah DIMENSI.
Ketua HIMA PBSI
Intan Latifah Nuratmojo
Pimpinan Proyek
Dwi Citra Annisa Utami
Redaktur Pelaksana
Endah Permatasari
Angela Merici T.N.A.
Redaktur
Dwi Citra Annisa Utami, Ashetria Noviska Ramadhani, Rengga Fitrianingsih, Endah Permatasari, Nanda Amala Riski, Angela Merici T.N.A., Dwitya Fina Khoirunnisa, Ibnu Syahid Ismail, Hanifah Luthfiana, Ghiovita Fatika Putri, Cornelyta Dwina B.A, Aprilia Dita Churniawati, Luqi Aditya Wahyu R, ‘Afifudin, Niken Yuni Astuti, Lathifa Alfannasheera
Artistik
Endah Permatasari
Angela Merici T.N.A.
Dwi Citra Annisa Utami
Sirkulasi
Dwitya Fina Khoirunnisa
Produksi
Endah Permatasari
Angela Merici Tristiananti N. A.
Alamat
PKM FBSB lt. 2, Karangmalang, Yogyakarta, 55281
Email himapbsiuny@yahoo.com mediahimapbsi@gmail.com Website mediahimapbsiuny.wordpress.com Dimensi 2023 | 3
Tim Redaksi
Kegiatan Menulis sebagai Media Pengekspresian Diri
Kesehatan mental beberapa waktu ini menjadi hal yang selalu menjadi bahan perbincangan di masyarakat. Masalah-masalah kesehatan mental yang muncul menjadi awal kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental. Berbagai upaya kini dilakukan untuk dapat menjaga kesehatan mental dalam menjalani kehidupan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan yaitu dengan melakukan pengekspresian diri. Karenanya, pengekspresian diri menjadi salah satu hal penting untuk dilakukan. Pengekspresian diri menjadi hal penting karena dinilai dapat menciptakan kondisi sehat pada mental seseorang. Pengekspresian diri merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk dapat menyampaikan perasaan, pikiran, maupun pengalaman dalam hidup yang dimiliki. Pengekspresian diri dapat dijadikan suatu upaya untuk membentuk jiwa yang sehat karena seseorang dapat mengungkapkan perasaan maupun pikiran yang mungkin dipendamnya dengan bebas. Seseorang dapat mengungkapkan apa yang tengah dirasakannya dan mungkin sulit untuk diungkapkan, melalui pengekspresian diri. Sehingga pengekspresian diri dapat membantu mengurangi emosi negatif, menstabilkan emosi, dan mengurangi stres. Tidak hanya pada mental, pengekspresian diri dapat membantu seseorang memahami identitas diri. Hal ini karena dengan pengekspresian diri, dapat membantu seseorang untuk dapat mengenali kemauan maupun minat yang ada dalam dirinya. Dengan pemahaman yang kuat terhadap diri sendiri akan membantu seseorang untuk lebih mudah bersosialisasi dengan orang lain rasa empati terhadap orang lain juga akan tercipta bila seseorang telah memahami dirinya sendiri.
Terdapat banyak media atau cara seseorang dapat melakukan pengekspresian diri. Musik, tarian, tulisan, fotografi, dan berbagai hal lain dapat digunakan sebagai media pengekspresian diri. Beberapa hal tersebut dapat menyalurkan perasaan maupun ide-ide yang dimiliki. Saat ini, sering kali kaum muda melakukan pengekspresian diri melalui kegiatan menulis. Bentuk pengekspresian diri melalui tulisan yang paling sering dan mudah
ditemukan adalah menulis melalui sosial media maupun platform yang dapat digunakan untuk menuangkan karya tulis. Seseorang sering kali menuliskan perasaan atau
pemikirannya secara gamblang melalui sosial media yang dimilikinya. Namun kini, tak jarang ditemukan kaum muda yang menuliskan ide atau perasaan yang dimilikinya
melalui sebuah karya tulis seperti cerpen, puisi, maupun cerita fiksi. Puisi dan cerita fiksi merupakan bentuk tulisan yang saat ini tengah banyak digandrungi oleh kaum muda, baik untuk sekadar membaca maupun menuliskannya. Melalui kegiatan menulis, seseorang dapat menuangkan pemikiran, ide, maupun perasaan yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Donald M. Murray yang mengungkapkan bahwa menulis adalah proses pemikiran yang dilakukan melalui kata-kata. Menulis bukan hanya tentang mengungkapkan apa yang diketahui, tetapi juga tentang menemukan apa yang belum diketahui. Menulis dapat menjadi salah satu pilihan media untuk melakukan pengekspresian diri yang efektif. Seseorang memiliki kebebasan berekspresi saat menuangkan gagasannya melalui kegiatan menulis. Hal ini karena pada saat menuangkan ide atau perasaan yang dimiliki, seorang penulis dapat menggunakan ide dari pengalaman yang telah dimiliki tanpa pengaruh dari luar dirinya. Kebebasan berekspresi dalam menulis juga dapat dimanfaatkan untuk menuangkan atau menggambarkan emosi dan mengungkapkan pribadi seorang penulis. Tak jarang seseorang kesulitan untuk mengungkapkan emosi yang sedang bergejolak dalam dirinya. Hal tersebut biasanya dipicu karena tidak adanya orang yang bisa diajak berbagi, ketakutan akan respon orang lain akan apa yang ia ungkapkan, dan faktor lainnya. Namun, melalui kegiatan menulis, seseorang dapat menuangkan emosi yang dirasakan secara utuh. Meskipun tulisan tersebut ia simpan sendiri, emosi yang ada telah tercurahkan dalam tulisan.
Pengalaman menjadi hal selanjutnya yang sangat mempengaruhi hidup seseorang terutama dalam pembentukan diri. Selama proses menulis, pengalaman yang sering kali digunakan sebagai bahan untuk menulis dapat sekaligus membantu penulis dalam merefleksikan berbagai pengalaman dalam hidupnya. Melalui tulisan, seseorang dapat merenungkan kembali bahkan berkali-kali apa yang telah dilaluinya. Tulisan dapat membantu seseorang untuk lebih mudah mengingat apa yang telah dilaluinya dengan membaca kembali gagasan yang ia tuangkan dalam tulisan. Hal ini kemudian membantu orang yang menulis untuk dapat lebih memahami emosi yang ada pada dirinya. Selain itu, dengan menulis seseorang dapat memahami pola pikir yang dimilikinya. Pemahaman mengenai emosi dan pola pikir kemudian dapat membentuk seseorang yang lebih memahami diri sendiri. Beberapa hal tersebut menjadikan menulis dapat membantu seseorang dalam melakukan pengekspresian diri.
FOKUS Dimensi 2023 | 4
•Dwi Citra Annisa Utami. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas B angkatan 2021.
UNY Menggelar PKKMB Secara Tatap
Muka (Offline) untuk Pertama Kalinya
Pasca Pandemi Covid-19.
Pandemi COVID19 telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, termasuk sistem pendidikan tinggi di seluruh dunia. Salah satu perubahan yang signifikan adalah cara universitas menyelenggarakan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Universitas Negeri Yogyakarta, setelah melalui periode yang sulit, terpaksa menerapkan PKKMB secara online sebagai respons terhadap situasi yang tidak pasti dan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh anggota kampus. Namun pada akhirnya Universitas Negeri Yogyakarta mampu mengambil langkah maju dengan menggelar PKKMB secara offline seiringan dengan membaiknya situasi pandemi dan terdapat keinginan serta kebutuhan untuk mengembalikan PKKMB ke dalam bentuk offline seperti tahun-tahun sebelumnya. Inilah kali pertama Universitas Negeri Yogyakarta merencanakan PKKMB offline pascapandemi, memberikan harapan baru bagi mahasiswa baru dalam menjalani pengenalan kehidupan kampus secara langsung dengan membangun koneksi sosial dan merasakan kembali kehidupan kampus yang aktif.
Selama masa pandemi, PKKMB dilaksanakan secara daring melalui platform digital, mengingat pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh anggota kampus. Meskipun PKKMB online memungkinkan mahasiswa baru untuk mengakses informasi dan memperoleh pemahaman awal tentang kehidupan kampus, interaksi sosial dan pengalaman yang nyata menjadi terbatas. Benar adanya bahwa PKKMB online memberikan fleksibilitas dan aksesibilitas, tetapi PKKMB offline setelah pandemi memiliki nilai tambah yang berpengaruh dalam membangun koneksi sosial yang kuat, pembelajaran aktif dan mendalam, menginspirasi keterlibatan dalam kampus, serta pengembangan keterampilan sosial dan kepercayaan diri.
Dengan bertahapnya pemulihan pasca pandemi COVID19, universitas merasa yakin untuk menggelar PKKMB secara offline. Informasi ini didapatkan dari akun media sosial resmi PKKMB universitas pada akun @pkkmbuny. Walaupun memang sampai saat ini masih belum ada surat edaran resmi dari pihak universitas, tetapi dari teman-teman panitia PKKMB universitas sudah membeberkan informasi penting tersebut dalam akun media sosialnya. Maka dari itu, kini pihak PKKMB fakultas dan departemen juga sudah dari jauh-jauh hari mempersiapkan rancangan kegiatan PKKMB tatap muka
ini. Ditinjau juga dari persiapan PKKMB departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari bulan Mei kemarin sudah membentuk kepanitiaan dan melakukan rapat besar terkait persiapan PKKMB tatap muka tersebut. Informasi tersebut dapat dilihat dalam akun media sosial mereka yaitu @pkkmbpbsiuny
PKKMB offline yang nantinya akan digelar perdana pasca pandemi di Universitas Negeri Yogyakarta ini akan bermanfaat lebih untuk mahasiswa baru dan pihak universitas. Pertama, interaksi langsung antara mahasiswa baru dan sesama anggota kampus dapat membangun koneksi sosial yang lebih kuat dan saling memahami. Hal ini memberikan ruang bagi mahasiswa baru untuk merasa lebih diterima dan didukung dalam menghadapi tantangan kehidupan kampus. Kedua, dengan menghadiri PKKMB secara offline, mahasiswa baru dapat merasakan kehidupan kampus yang sebenarnya, menjelajahi fasilitas kampus, dan merasakan semangat kebersamaan yang ada. Mereka akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang lingkungan belajar mereka dan merencanakan pengalaman kuliah mereka dengan lebih baik.
PKKMB offline pasca pandemi di Universitas Negeri Yogyakarta menandai langkah penting dalam kembalinya kehidupan kampus yang berpusat pada interaksi sosial dan pengalaman nyata. Setelah menjalani PKKMB secara online selama periode pandemi, PKKMB offline memberikan harapan baru bagi mahasiswa baru untuk membangun koneksi sosial yang kuat. Mahasiswa dapat merasakan kehidupan kampus yang sebenarnya dan memupuk rasa kebersamaan dalam komunitas kampus. Meskipun tantangan masih ada, perubahan ini menunjukkan komitmen universitas dalam menyediakan pengalaman pendidikan yang menyeluruh dan memperkuat ikatan antara mahasiswa baru, kakak tingkat, staf dan tenaga pendidik.
REFLEKSI
Dimensi 2023 | 5
•Ashetria Noviska Ramadhani. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas C angkatan 2021.
Dalam kehidupan ini, manusia memiliki berbagai cara untuk menyampaikan pemikiran dan perasaannya kepada dunia. Salah satu bentuk ekspresi yang paling kuat dan efektif adalah melalui tulisan. Menulis bukan hanya sekadar mengungkapkan gagasan, tetapi juga merupakan media yang memungkinkan seseorang untuk merenung, mempertajam pemikiran, dan mengekspresikan diri dengan cara yang mendalam.
Menulis adalah cara untuk memperluas pikiran, merangkai kata-kata menjadi kalimat yang memiliki makna dan mendalam. Saat menulis, seseorang akan terlibat dalam proses pemikiran yang lebih dalam karena harus mengorganisir dan mengatur gagasan-gagasan menjadi rangkaian yang koheren dan logis. Aktivitas ini melibatkan pengeksplorasian pikiran, penelusuran ide-ide baru, dan menghubungkan konsep-konsep yang berbeda untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang diri dan dunia sekitar.
Selain itu, menulis juga merupakan sarana untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang seseorang. Ketika seseorang menuliskan pemikiran, perasaan, dan pengalamannya, ia berbagi bagian dari dalam diri yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tulisan memberi kesempatan untuk memahami motivasi dan merangkai narasi tentang siapa diri ini sebenarnya.
Melalui tulisan, seseorang dapat menyampaikan pandangannya tentang dunia, nilai-nilai, dan aspirasi kepada orang lain. Seseorang dapat mengungkapkan pendapat, memperjuangkan suatu isu, atau mengajak orang lain untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Tulisan dapat menjadi alat untuk memengaruhi dan menginspirasi orang lain, membangkitkan empati, dan memperluas wawasan.
Menulis Sebagai Wadah Emosional
Setiap individu tentu memiliki pergolakan rasa, pikiran, atau perasaan baik itu positif dan negatif. Perasaan yang didasari oleh suatu kejadian atau peristiwa yang sifatnya pribadi, umum, permasalahan kecil, besar, dan kompleks yang menyebabkan perubahan dari segi ekspresi dan perilaku tersebut dapat disebut sebagai emosi. Gunarsa (2003) menyebutkan bahwa ada beberapa jenis emosi dasar pada setiap individu, yaitu desire (hasrat), hate (benci), sorrow (sedih/duka), wonder (heran atau ingin tahu), love (cinta) dan joy (kegembiraan).
Sebagai wujud dari emosi, seseorang yang emosional seringkali menunjukkan karakteristik atau ekspresif tertentu yang mudah terpengaruh dari emosi. Sebagai salah satu upaya untuk menyampaikan pikiran dan perasaanya, menulis menjadi salah satu alternatif bagi beberapa orang untuk menyalurkan emosional. Dengan melihat sesuatu yang dapat membangkitkan rasa cemas, sedih, bahagia, dan senang, beberapa orang lebih nyaman untuk menyampaikannya melalui tulisan.
Tidak peduli apakah tulisan tersebut dibagikan dengan banyak orang atau hanya disimpan untuk diri sendiri, menulis memberikan kekuatan untuk berkomunikasi dengan cara yang mendalam dan memengaruhi perubahan baik dalam diri seseorang maupun orang lain. Tulisan yang jujur, autentik, dan bermakna dapat menciptakan ikatan emosional, menginspirasi perubahan, dan membantu menjelejahi diri sendiri lebih dalam.
Menulis Sebagai Terapi Jiwa
Selain menjadi wadah untuk menyalurkan perasaan yang bersifat emosional, menulis juga menjadi salah satu terapi jiwa yang efektif untuk membebaskan pikiran, menemukan keseimbangan diri, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Menulis memungkinkan seseorang untuk mengurai pikiran dan ide yang rumit. Dengan menulis, seseorang dapat mengorganisir dan mengklarifikasi pemikirannya, memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang masalah yang dihadapi, dan menemukan solusi yang lebih baik. Menulis sebagai proses pembebasan pikiran membantu mengurai masalah untuk menemukan solusi yang tepat.
Keseimbangan diri juga dapat ditemukan melalui menulis. Dengan menulis, seseorang dapat memberikan ruang bagi imajinasi dan kreativitas untuk berkembang. Seseorang dapat mengeksplorasi dunia tanpa batas, menciptakan karakter, dan cerita baru yang menghasilkan kegembiraan dan kebebasan emosional yang meningkatkan keseimbangan dalam hidup.
Dalam meningkatkan kualitas hidup, menulis secara terapeutik dapat membantu pemulihan dari pengalaman traumatis. Seseorang dapat menyampaikan pengalaman hidup dengan aman dan mengurangi beban yang terkait dengan trauma dengan menulis Oleh karena itu, seseorang dapat mengeksplorasi berbagai perspektif, mengasah kemampuan analitis, dan memperdalam pemahaman tentang kehidupannya dan hubungan sosial.
POJOK PENGAJARAN Dimensi 2023 | 6
Akhir tulisan, mari manfaatkan kekuatan menulis sebagai media pemikiran sekaligus pengekspresian diri. Jadikan tulisan sebagai wadah untuk merenung, mengorganisir pikiran, dan mengungkapkan diri dengan kejujuran dan keautentikan. Dengan menulis, seseorang dapat menggali pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri, memengaruhi orang lain, dan menjadi agen perubahan dalam dunia ini.
•Rengga Fitirianingsih. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas B angkatan 2020.
Dimensi 2023 | 7
Leila Salikha Chudori merupakan sastrawan yang lahir di Jakarta pada 12 Desember 1962. Leila merupakan anak dari Mohammad Chudori yang
merupakan seorang wartawan Kantor Berita Antara dan surat kabar The Jakarta Post.Tulisannya telah dimuat dalam majalah sejak ia kecil, misalnya saja cerpennya yang berjudul “Pesan Sebatang Pohon Pisang” di dalam majalah anak-anak Si Kuncung pada tahun 1973 saat
Leila masih berada di bangku kelas 5 SD.
Leila menempuh pendidikan di Lester B. Pearson College of the Pacific (United World Colleges) di Victoria, Kanada pada Tahun 1982. Ia melanjutkan studinya di Political Science dan Comparative Development Studies di Universitas Trent, Kanada. Nama
Leila juga tercantum sebagai sastrawan Indonesia di dalam kamus sastra Dictionnaire des Creatrices yang diterbitkan EDITIONS DES FEMMES, Prancis, yang disusun oleh Jacqueline Camus.
Salah satu
karya besar yang
Leila Slikha
Chudori yaitu
novel yang berjudul
“Laut Bercerita”.
Dalam novel ini menceritakan tentang penangkapan aktivis
bernama Biru Laut
dan 12 temantemannya karena dituduh sebagai dalang
dari demonstrasi dan pemberontakan
pada pemerintahan
Soeharto yang terjadi di tahun 1998. Gaya tulisan Leila yang terperinci dengan pemilihan diksi yang mengandung
emosional dari tiap karakter mampu membawa setiap pembaca seolah-olah masuk dalam cerita. Novel laut bercerita ini diterbitkan pada tahun 2017 dan sudah 48 kali dicetak. Novel ini berhasil meraih penghargaan Book of The Year dari IKAPI Awards pada tahun 2022 dan Southeast Asian Writers Award (SEA Write Award) di tahun 2020. Selain novel Laut Bercerita Leila juga memiliki karya-karya lain yang tidak kalah bagus. Di antaranya adalah:
• Novel berjudul Kelopak-Kelopak yang Berguguran (1984)
• Kumpulan cerpen berjudul Malam Terakhir yang diterbitkan ulang oleh Penerbit KPG pada tahun 2009
• Skenario drama tv berjudul Dunia Tanpa Koma (2006)
• 5 Skenario drama pendek berjudul Drupadi (2009)
• Novel berjudul Pulang (2012)
Selain menjadi seorang penulis Leila juga merupakan editor buku, misalnya saja pada buku bahasa kumpulan tulisan di majalah Tempo bersama Bambang Bujono, ada pula Leila merupakan editor tamu pada
jurnal sastra berbahasa Inggris Menagerie Bersama John McGlyn yang diterbitkan oleh yayasan lontar. Karyakaryanya bahkan diterjemahkan dalam beberapa bahasa seperti bahasa Inggris, Perancis, Belanda, Jerman dan Italia.
•Endah Permataari. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas C angkatan 2022.
www.gramedia.com
PROFIL Dimensi 2023 | 8
DI BALIK LEMBARAN KATA: KETEGANGAN SOMASI DI DUNIA
TULIS MENULIS
Berekspresi adalah hak yang dimiliki setiap individu sebagai manusia dan tidak bisa dihindarkan lagi kehadirannya dalam hidup bermasyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “ekspresi” memiliki arti sebagai sebuah proses mengungkapkan suatu maksud, gagasan, maupun tujuan. Di mana secara umum, ekspresi dituangkan dengan sarana berupa wajah dari seseorang. Dalam perkembangannya sebagai sebuah makna yang luas, berekspresi dapat diwujudkan dalam berbagai hal, karya seni misalnya. Adanya jenis karya lukis karikatur, pementasan teater, novel-novel dan puisi-puisi yang tak jarang diselipkan beberapa selentingan tertentu. Karya seni tersebut menjadi media berekspresi seniman pembuatnya. Kemudahan berekspresi juga didukung dengan perkembangan teknologi yang dapat menyebarkan suatu hal dengan mudah, hanya bermodal gawai dan jejaring internet saja. Sebut saja Twitter, pengguna aplikasi tersebut berekspresi dengan cara membuat cuitan-cuitan berupa tweet yang kemudian dapat tersebar dengan fitur retweet diantara penggunanya. Twitter juga menyediakan adanya fitur untuk membuat thread sehingga penggunanya dapat menuliskan opini dengan gamblang tanpa adanya batasan yang jelas. Kemudahan untuk menuliskan apapun di dalam Twitter serta tidak adanya batasan-batasan yang menjadi patokan bagi pengguna aplikasi tersebut dapat berubah menjadi bumerang yang dapat menyerang balik dan justru menjatuhkan si pengguna tersebut. Ancaman somasi hingga jeratan UU ITE menjadi hantu di balik bayang-bayang kebebasan tulisan seseorang.
Berekspresi dan beropini adalah hak yang melekat oleh tiap-tiap warga negara, diatur dalam UUD 1945 Pasal 28 E ayat (3) yang berbunyi “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”. Adanya pasal yang mengatur seseorang dalam berekspresi dan menyatakan opini semakin memberikan kesan mudah dan bebas sebuah opini menyebar di masyarakat. Persebaran opini ini bukan tidak mungkin berubah menjadi bola liar yang dapat menjebloskan pemiliknya ke dalam jeruji besi. Dalam kasus yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial Twitter misalnya. Akun dengan username @Rafilsafat yang dikelola oleh seorang remaja bernama Rafi Azzamy sedang hangathangatnya diperbincangkan khalayak aplikasi berlogo burung biru tersebut. Hal itu tak lain sebab Rafi dengan gamblang menuliskan opininya terkait permasalahan yang ada di sebuah lembaga perguruan tinggi tempatnya
menimba ilmu. Cuitan Rafi yang kemudian berkembang menjadi thread ini mendapat atensi yang besar, bahkan tayangan pada tweetnya tersebut mencapai 24 juta tayangan dalam waktu 5 hari saja. Tweet tersebut juga mendapat like sebanyak sebelas ribu, dan retweet mencapai sepuluh ribu. Atensi yang begitu besar pada cuitan milik Rafi tersebut mendapatkan pro dan kontra sebab beberapa orang menilai bahwa tweet yang dituliskan Rafi sudah melampaui batas seseorang untuk berekspresi dan justru cenderung mengarah pada penghinaan dan pencemaran nama baik. Akan tetapi, beberapa orang menilai bahwa apa yang dituliskan oleh Rafi semata-mata hanyalah bentuk ekspresi atas kekecewaannya terhadap lembaga pendidikan tinggi tersebut. Puncak adanya pro dan kontra dari cuitan Rafi adalah saat dirinya mendapatkan somasi dari lembaga pendidikan tinggi tersebut pertanggal 26 Juni 2023. Melihat fenomena tersebut, sebagai mahasiswa saya cukup merasa miris. Sebab, bukankah ketajaman intelektual dan kemampuan kritis mahasiswa sangat diperlukan dan bahkan harus terus dikembangkan. Kritik dalam hal berekspresi muncul sebagai imbas dari ketidaksesuaian keadaan, dan
OPINI
Dimensi 2023 | 9
kehadirannya pun dimaksudkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan ketidaksesuaian tersebut. Adanya kritik harusnya dibalas dengan aksi nyata untuk membenahi hal yang dirasa kurang, dan bukannya dengan somasi. Apabila setiap ekspresi, opini, dan kritikannya yang diberikan oleh mahasiswa dibalas dengan “hadiah” berupa somasi, lantas bukankah itu justru menciderai UUD 1945 Pasal 28 E Ayat (3) yang mengatur tentang kebebasan berpendapat. Imbasnya adalah menulis bukan lagi sebuah kegiatan menyenangkan yang dilakukan untuk menyampaikan gagasan, keresahan, dan sebagai media berekspresi. Dunia pena, dengan tulis-menulis di dalamnya menjadi wahana yang mengerikan, sebab jeratan UU ITE dan ancaman somasi dapat mengenai siapa saja. Menulis seharusnya menjadi hal yang menyenangkan. Bukankah sejak kecil kita telah mengenal tulisan sebagai media berekspresi? Sebut saja diary atau buku harian. Disadari atau tidak, buku harian juga merupakan sebuah kegiatan berekspresi. Menulis menjadi kegiatan paling mudah dan murah yang dapat kita lakukan untuk menyalurkan gagasan, ide, pemikiran, serta pendapat terkait hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut lagi. Solusi dari hal-hal seperti jeratan UU ITE atau ancaman somasi yang dapat kita hindari adalah dengan tetap memperhatikan batasan-batasan dalam menulis. Kritik bukanlah hal yang dilarang atau buruk, tetapi dalam mengkritik suatu hal kita juga harus memperhatikan etika dalam penulisannya. Kita tetap dapat menyelipkan satu atau dua selentingan kecil sebagai bumbu penyedap dari tulisan yang kita buat, tetapi batasan-batasan yang ada tetap tidak boleh kita lupakan. Apabila kita dapat menerapkan etika dan memahami batasan-batasan dalam
mengkritik, bukan hanya kultur menulis sebagai media berekspresi yang dapat kita kembangkan, kita sekaligus dapat menumbuhkan kemampuan kritis yang sangat diperlukan seorang mahasiswa untuk meningkatkan ketajaman intelektual.
• Nanda Amala Riski. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas B angkatan 2021.
Dimensi 2023 | 10
Tarissa Noviyanti Az Zahra
atau yang biasa dipanggil
Tarissa merupakan mahasiswa aktif PBSI UNY semester tiga.
Tarissa tengah menekuni berbagai aktivitas menarik seperti bermacam-macam perlombaan, pelatihan online, serta bootcamp short class yang membuatnya menorehkan prestasi baik dibidang akademik maupun nonakademik. Pada kesempatan kali ini, kami telah mewawancarai Tarissa untuk mengetahui pengalaman-pengalaman yang bisa dibagikan kepada mahasiswa lain supaya semakin termotivasi dalam mengejar prestasi mereka.
Bagi seorang Tarissa, menjadi mahasiswa itu adalah sebuah privilege yang luar biasa. Menurutnya, menjadi mahasiswa yang aktif dan berprestasi itu sangat penting untuk menyusun masa depan yang lebih baik sehingga Tarissa memiliki motivasi yang besar untuk selalu aktif dan berprestasi. Berprestasi itu tidak selalu dilihat dari sebuah hasil, tetapi tentang bagaimana proses kita dalam berusaha mencetak suatu prestasi. Dengan demikian, Tarissa juga mengambil pembelajaran dari sebuah proses dan hasil dari sebuah prestasi yang sudah dia raih. Selain itu, keaktifan dan prestasi juga dapat membangun sebuah branding diri. Tentunya hal tersebut diharapkan dapat memperluas kesempatan untuk mendapatkan karir yang diinginkan.
Namun, Tarissa juga beranggapan bahwa mahasiswa yang aktif dan berprestasi bukanlah satu-satunya tolak ukur kesuksesan. Setiap individu memiliki jalan yang berbeda dalam mencapai tujuan dan menemukan apa yang menjadi passion mereka. Hal terpenting yaitu menempuh perjalanan pendidikan dengan penuh semangat, bahagia, dan tak lupa selalu berpikiran terbuka sehingga mampu mengambil manfaat dari setiap kesempatan yang tersedia.
Dalam menemukan sebuah skill, maka yang dibutuhkan adalah waktu. Tarissa memanfaatkan berbagai cara untuk menemukan keterampilan yang dia miliki sekarang, contohnya seperti aktif mengikuti berita serta trend tentang apa saja hal baru yang ada di sekitar.
Media sosial juga dapat dimaksimalkan penggunaannya dengan cara-cara yang positif. Melalui media sosial, Tarissa berhasil menemukan informasi mengenai keterampilan apa saja yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Selain itu Tarissa juga aktif berdiskusi mengenai keterampilan dengan banyak orang. Tidak hanya sekedar berdiskusi, tetapi juga mencatat dan mengimplementasikan apa saja keterampilan yang sesuai dengan passion diri sendiri. Tarissa kerap mencari tantangan bagi diri sendiri agar selalu termotivasi untuk menemukan bakat atau keterampilan lain.
Selain itu, adanya niat, kemauan, dan motivasi adalah aspek yang mendorong diri Tarissa untuk terus mengembangkan skill. Tidak hanya mendorong untuk mengembangkan skill yang dimiliki, tetapi juga mencari dan menambah skill yang berguna menunjang masa depan. Tarissa meyakini bahwa skill itu luas sehingga terbagi dalam istilah soft skill dan hard skill. Menyikapi hal itu, Tarissa terus mengembangkan bakat yang dimiliki sekaligus terus mempelajari skill baru demi kebutuhan masa depan. Skill-skill tersebut diharapkan dapat membentuk seseorang sebagai pribadi yang memiliki pemikiran kreatif, inovatif, dan solutif.
Sejak berada di bangku Sekolah Menengah Atas, Tarissa telah mengikuti dan menjuarai berbagai lomba olimpiade tingkat nasional. Prestasi yang Tarissa cetak antara lain adalah meraih medali emas Olimpiade Bahasa Indonesia tingkat nasional dan meraih medali perak Olimpiade Bahasa Indonesia tingkat provinsi DIY. Tarissa juga menjadi juara 2 lomba Olimpiade Sosiologi tingkat provinsi DI Yogyakarta. Ketiga lomba tersebut diselenggarakan oleh platform edukasi pelajar
UNIVERSITY.ID yang terdaftar di Kementerian dan merupakan prestasi yang menjadi salah satu faktor kelulusan Tarissa pada SNMPTN 2022 di Universitas Negeri Yogyakarta.
Saat menjalani pendidikan di tingkat perguruan tinggi, Tarissa tetap giat mengikuti berbagai perlombaan, di antaranya yaitu menjadi juara 2 Olimpiade Sains Siswa Nasional Bahasa Indonesia tingkat nasional (OSSAN), juara 2 Olimpiade Sains Seluruh Indonesia Bahasa Indonesia tingkat nasional (OSSI), dan juara 2 Indonesian
Dimensi 2023 | 11
Olympiad of Science Bahasa Indonesia tingkat nasional (IOS). Lomba-lomba tersebut diselenggarakan oleh Presmanesia sebagai lembaga resmi yang terdaftar di Kementerian. Selain itu Tarissa juga mendapatkan juara 1 lomba Cipta Puisi tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Internasional Batam. Prestasi terbaru Tarissa saat ini yaitu menyabet gelar juara favorit atau apresiasi baca puisi yang diselenggarakan oleh Duta Inspirasi Library.
•Angela Merici T.N.A. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas C angkatan 2022.
Dimensi 2023 | 12
Twitter: Penyaluran Emosi Melalui Diksi
Beragam jenis media sosial telah tersedia di abad 21 ini. Kemunculannya memiliki fungsi masing-masing dan tujuan tersendiri. WhatsApp sebagai media berkomunikasi daring, YouTube berisi ribuan video, TikTok dengan kontennya yang selalu viral, serta Twitter aplikasi yang berisi cuitan para penggunanya. Media sosial tersebut memiliki fungsi dan bentuk penyajiannya masing-masing. Media sosial sekarang ini tak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga kebutuhan. Sekolah, bekerja, dan banyak aspekaspek penting dalam hidup ini yang bergantung pada media sosial. Memang media sosial tak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Hal ini membawa dampak positif jika fungsi-fungsi dari sosial media dimanfaatkan semaksimal mungkin, aplikasi Twitter misalnya. Aplikasi yang muncul pada paruh tahun 2006 ini masih eksis hingga sekarang. Di sisi lain banyak media sosial baru yang muncul dan disambut hangat oleh masyarakat. Lalu mengapa Twitter yang “hanya” berisi cuitan orang-orang masih tetap populer hingga kini? Ketika kita pertama kali membuka aplikasi Twitter, jajaran rapi tulisanlah yang akan kita lihat. Ribuan orang menulis di sana setiap harinya, dengan isi dan tujuan yang berbeda-beda tentunya. Mulai dari keluh kesah kehidupan, berbagi informasi kepada pengguna lain, bahkan menulis cerita panjang yang dapat dibaca oleh seluruh pengguna Twitter. Dari berbagai tulisan yang lahir di media Twitter ini, tak sedikit yang hadir menjadi sebuah buku fisik yang akan kita temukan di banyak toko buku. Fitur utas pada aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk menulis cerita tanpa ada batasan kata, tulisan ataupun cerita dapat terus bersambung hingga tulisan tersebut dikehendaki untuk selesai. Dapat dilihat bahwa ini merupakan salah satu bentuk penerapan dari cybersastra yang mana memanfaatkan suatu media untuk menulis. Tidak hanya menggunakan pensil dan kertas yang bersifat konvensional, tetapi juga memanfaatkan media sosial yang akan mudah diakses oleh banyak orang. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa tak ada keterbatasan dalam menulis, kita dapat menulis di mana saja dan melalui platform apapun. Dari fitur utas itu pula muncul jenis tulisan baru yakni Alternative Universe atau kerap disingkat menjadi AU. Tulisan ini merupakan tulisan fiksi dan biasanya tokoh atau kejadian yang terdapat dalam AU terinspirasi dari tokoh dan kejadian nyata. Tak sedikit AU yang telah diterbitkan menjadi buku dan tentu saja memiliki banyak peminat. Selain dari Alternative Universe, fitur utas Twitter telah menghasilkan novel dari tulisan penggunanya. Sebagai contoh cerita “KKN di Desa Penari” sempat menjadi tren, tidak hanya bagi para pengguna Twitter, tetapi juga pada masyarakat umum. Hal ini dikarenakan ketenarannya pada platform tersebut yang mengakibatkan tulisan tersebut dibukukan, dan tak lama diproduksi juga sebuah film berdasarkan cerita tersebut. Pemanfaatan media Twitter sebagai tempat untuk menulis karya sastra di atas sebenarnya telah didahului oleh fiksi mini. Fiksi mini merupakan salah satu jenis karya sastra yang berkembang di media Twitter. Memang platform ini menjadi tempat yang paling
EKSPLORASI Dimensi 2023 | 13
tepat bagi fiksi mini. Sebelumnya, penulisan kata pada media Twitter masih terbatas sehingga tulisan yang dapat diunggah masih terbatas. Fiksi mini menjadi jenis tulisan yang paling tepat untuk dituliskan di media tersebut. Muncullah komunitas fiksi mini sehingga jenis tulisan ini dapat berkembang dan menjadi awal pemanfaatan Twitter sebagai media menulis sastra. Kemudian kini pemanfaatan media Twitter menjadi lebih luas dan menjadi sangat maksimal. Terbukti dari yang awalnya hanyalah sebuah fiksi mini, kini tulisan di Twitter dapat diterbitkan menjadi sebuah novel, yang mana novel memiliki jumlah kata yang tentunya jauh lebih banyak daripada fiksi mini. Kini pengguna Twitter tak memiliki batasan untuk menuangkan pemikirannya ke dalam kata-kata di media tersebut. Menulis menjadi salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk menyalurkan pemikiran dan juga emosi yang sedang dirasakan. Dengan tidak terbatasnya pemanfaatan media Twitter, pengungkapan pemikiran dan emosi juga dapat dilakukan secara bebas melalui platform tersebut. Jika menulis dapat digunakan sebagai media penyaluran emosi, maka Twitter adalah media yang tepat untuk digunakan menulis. Bukan menulis sebagai suatu kegiatan serius, tetapi menulis sebagai penyalur emosi yang mana dapat ditulis kapanpun ketika sedang merasakan emosi tersebut. Tidak peduli di manapun tempatnya, ketika kita ingin menyalurkan rasa bahagia, rasa sedih, rasa haru, ataupun rasa marah, Twitter adalah tempat yang tepat.
•Dwitya Fina Khoirunnisa. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas B angkatan 2021.
Dimensi 2023 | 14
Bersuara dan Berekspresi Berekspresi Melalui
Tulisan: Sebuah Sudut Pandang
Menulis sebagai media pemikiran dan pengekspresian diri adalah sebuah proses yang kuat dan bermakna bagi saya. Sudut pandang pribadi ini menekankan pentingnya menulis sebagai alat untuk menjelajahi pikiran, merumuskan ide, dan menyampaikan perasaan yang mendalam. Bagi saya, menulis bukan sekadar tugas atau kegiatan rutin, melainkan sebuah kebutuhan yang mendalam dalam menjelajahi dan mengungkapkan diri. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital ini, menulis telah menjadi sarana utama untuk berkomunikasi dan berbagi pemikiran. Namun, penting untuk mengakui bahwa menulis adalah lebih dari sekadar alat komunikasi eksternal. Menulis juga memberi kita kesempatan untuk berkomunikasi dengan diri sendiri, merenung, dan memperdalam pemahaman kita tentang dunia dan diri kita sendiri.
Dalam dunia yang seringkali penuh kebisingan dan keheningan di waktu yang sama, menulis memberi saya kesempatan untuk mendapatkan kedamaian batin. Saat saya menyatukan pikiran dan kata-kata, saya bisa mengekspresikan diri dengan jujur dan autentik. Pikiran-pikiran yang berputar-putar dalam benak saya mendapatkan bentuk dan substansi ketika saya menuangkannya dalam tulisan. Menulis membantu saya mengatasi kekacauan dan kebingungan, mengorganisir pemikiran saya menjadi kesatuan yang lebih terstruktur dan lebih dapat dimengerti. Hal ini memberi saya rasa lega dan kepuasan pribadi yang tidak tergantikan.
Saat saya duduk dengan pena dan kertas, atau di depan komputer dengan jari-jari menghentak keyboard, saya dapat melibatkan pikiran saya dalam proses pemikiran yang terstruktur. Menulis memungkinkan saya untuk mempertimbangkan dan merenungkan ide-ide dengan lebih hati-hati, memilah-milah argumen, dan menyusun urutan pikiran dengan cermat. Ini memungkinkan saya untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang topik yang sedang saya eksplorasi. Saya dapat menggali lebih dalam, mengidentifikasi hubungan antara gagasan-gagasan, dan mengembangkan pandangan yang lebih matang. Dalam proses ini, menulis menjadi alat yang kuat dalam merangsang pemikiran kritis dan refleksi diri.
Tidak hanya itu, menulis juga merupakan cara untuk mengekspresikan perasaan dan emosi dengan lebih baik. Kadang-kadang, terdapat kekacauan dalam diri saya yang sulit diungkapkan dengan kata-kata secara lisan. Namun melalui tulisan, saya dapat mentransformasikan perasaan yang rumit menjadi kata-kata yang terstruktur dan berarti. Dalam keheningan tulisan, saya merasa aman untuk menggali kedalaman emosi, menjelajahi rasa sakit, kegembiraan, kebingungan, dan kesedihan. Menulis memberi saya kebebasan untuk merangkai kalimatkalimat yang indah dan mengalir, mewakili perasaan yang terpendam dan memberikan suara kepada pengalaman pribadi yang mungkin sulit diungkapkan dengan cara lain. Hal ini memungkinkan saya untuk berhubungan dengan diri saya sendiri dan dengan pembaca secara lebih intim, menciptakan kedalaman empati dan pemahaman. Selain itu, menulis memberikan saya ruang untuk mengeksplorasi kreativitas dan imajinasi saya. Saat saya merangkai kata-kata menjadi kalimat, dan kalimatkalimat menjadi paragraf, dunia baru terbentuk di depan mata saya. Saya dapat menciptakan karakter, tempat, dan
Dimensi 2023 | 15
cerita yang menghidupkan imajinasi saya.
Menulis memungkinkan saya untuk melarikan diri dari kenyataan sejenak dan memasuki dunia fantasi. yang penuh dengan keajaiban dan petualangan. Ini adalah momen ketika saya dapat mengungkapkan kreativitas saya dengan bebas, mengeksplorasi batas-batas imajinasi saya, dan menyampaikan pesan-pesan yang mungkin sulit dipahami melalui bentuk ekspresi lainnya.
Menulis memberi saya kesempatan untuk menemukan dan mengasah identitas kreatif saya, serta mengekspresikan apa yang ada di dalam hati dan pikiran saya dengan cara yang unik dan penuh warna. Selain sebagai alat untuk mengeksplorasi pikiran, menulis juga memberi saya kepuasan pribadi yang mendalam. Saat saya menyelesaikan sebuah tulisan, saya merasakan kegembiraan dan kebanggaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Menulis memberi saya perasaan pencapaian, bahwa saya telah mengubah ide dan pemikiran menjadi karya nyata yang dapat dibagikan dan dilihat oleh orang lain. Rasanya luar biasa saat tulisan saya dapat memberikan inspirasi, membawa perubahan, atau sekadar menghasilkan reaksi positif pada pembaca.
Kesadaran bahwa kata-kata saya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan memberikan dampak pada orang lain merupakan hadiah yang luar biasa. Menulis sebagai media pemikiran dan pengekspresian diri memberikan saya kebebasan untuk memperdalam pemahaman, menjelajahi emosi, mengasah kreativitas, dan merasakan kepuasan pribadi yang mendalam. Menulis bukan hanya sebuah kegiatan rutin, tetapi juga merupakan perjalanan yang penuh keajaiban dan penemuan diri. Melalui menulis, saya menemukan siapa saya sebenarnya, apa yang saya pikirkan, dan bagaimana saya merasakan dunia di sekitar saya. Dalam keheningan tulisan, saya menemukan kebebasan untuk menjadi diri saya yang sejati dan memberikan suara kepada pengalaman dan pikiran yang ingin saya ungkapkan.
•Ibnu Syahid Ismail. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas C angkatan 2022.
Judul Buku : Gadis Pantai
Pengarang : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Hasta Mitra
Tahun terbit : 2000
Editor : Joesoef Isak
Tebal : 231 halaman
Gadis Pantai merupakan novel atau roman karya
Pramoedya Ananta Toer dengan mengangkat tema perempuan dengan pernikahan dini dan masyarakat feodal Jawa. Novel ini menggambarkan konflik sosial yang terjadi antara masyarakat pribumi maupun pemerintah kolonial Belanda, serta keberadaan kelas sosial dalam masyarakat pada masa itu. Pramoedya berhasil menyajikan sebuah karya sastra yang kaya akan makna dan dapat membuka mata kita akan sejarah bangsa kita sendiri. Secara keseluruhan, Gadis Pantai menjadi novel yang sangat menginspirasi dan patut untuk dibaca oleh siapa saja. Novel ini juga berhasil menggambarkan dengan baik kekuatan perjuangan seorang wanita dan makna dari sebuah cinta yang terus berjuang melawan segala bentuk rintangan.
Novel Gadis Pantai, menunjukkan adanya batasan yang jelas dan kuat antara laki-laki dan perempuan, antara kelas bangsawan dan rakyat jelata, serta antara orang kaya dan miskin. Alur cerita menggambarkan dengan jelas pemisahan antara rakyat di pesisir pantai dengan kaum priyayi yang merupakan kelas atas di kota. Perspektif yang disajikan dalam novel ini menggambarkan pandangan masyarakat kota yang dianggap memiliki adab yang tinggi, sedangkan masyarakat desa dianggap sebagai masyarakat yang tidak beradab. Terdapat pula pemisah-
an antara tuan kelas atas dengan budak atau kelas bawah. Melalui perjalanan hidup tokoh Gadis Pantai, Pramoedya menggambarkan kerasnya realitas sosial yang dialami oleh kaum miskin pada masa itu, terutama perempuan. Novel Gadis Pantai menyajikan perbedaan-perbedaan yang sangat tajam dalam masyarakat kolonial di Indonesia pada masa itu, di mana batas-batas kelas sosial, ekonomi, gender, dan budaya sangat kuat dan mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Novel ini juga memberikan pandangan yang kritis terhadap sistem sosial-politik pada masa itu. Kehidupan Gadis Pantai yang polos hingga menjadi korban pernikahan dini oleh seorang Bendoro ini membuat pembaca mengerti bagaimana sikap gupuh, aruh, suguh kepada orang yang dihormati pada masa itu. Pada mulanya, Gadis Pantai tidak menyadari bahwa orang tuanya memiliki rencana untuk membawanya ke kota dan menjodohkannya dengan seorang pejabat di sana. Ketika ia tiba di kediaman Bendoro, Gadis Pantai terkejut melihat sebuah rumah yang begitu luas, sesuatu yang belum pernah ia temui di desanya. Kehidupan barunya dimulai. Dengan ditemani seorang bujang yang bertugas sebagai penuntun dan mengarahkan apa yang harus dilakukan oleh Gadis Pantai setelah tinggal di rumah bendoro atau suaminya itu. Di kediaman Bendoro, si Gadis Pantai diajari banyak hal, termasuk mengaji, menjahit, dan tata krama untuk bersikap dan berperilaku di rumah Bendoro. Namun, ketika ia melahirkan anak dari Bendoro, ia tiba-tiba diceraikan tanpa alasan yang jelas. Buku ini tidak hanya bercerita tentang percintaan, melainkan juga mengekspos kekejaman dan kurangnya empati dalam sistem feodalisme Jawa pada masa itu. Tergambar dengan jelas bahwa Gadis Pantai memiliki rasa hormat dan kagum yang besar terhadap Bendoro, yang terlihat dari interaksi mereka. Namun, Gadis Pantai sangat ingin tahu lebih banyak tentang suaminya yang juga menjadi majikannya. Dialog-dialog antara mereka menggambarkan betapa Gadis Pantai merendahkan diri dan tunduk pada Bendoro.
Dalam novel ini, terlihat perkembangan karakter si Gadis Pantai yang awalnya polos dan tidak tahu apa-apa, serta takut kepada Bendoronya. Namun, kemudian ia mulai merasakan rasa kasih sayang dan hormat pada Bendoro yang juga suaminya sehingga ia sepenuhnya menyerahkan hidupnya padanya. Namun, setelah menyadari keburukan dari orang-orang kelas atas dan bahwa Bendoro sebenarnya bukanlah lelaki yang baik, Gadis Pantai bahkan mulai menjadi wanita yang pemberani. Ia menunjukkan keberanian untuk memperjuangkan kebenaran dan martabat manusia di tengah ketidakadilan sosial yang melingkupinya. Novel ini menunjukkan penggambaran karakter yang kuat dan terstruktur dengan baik pada si Gadis Pantai sebagai
Dimensi 2023 | 17
tokoh utama yang berani dan tidak bergantung pada takdir semata.
Novel ini juga mengangkat tentang berbagai bentuk kekerasan yang dialami oleh perempuan dan menyajikan perbedaan pandangan antara orang kota dan orang kampung yang tergambar dengan jelas. Ada kisah tentang seorang pekerja rodi yang disiksa karena kelelahan, dan ada pula kisah tentang seorang perempuan yang merasa dirinya pantas direndahkan dan bahkan dapat dipukuli, yang pada masa itu dianggap sebagai hal yang wajar. Novel ini juga mengandung makna dan pesan penting tentang memanusiakan manusia.
•Hanifah Lutfhiana. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas B angkatan 2021.
Dimensi 2023 | 18
Judul Cerpen : Pelajaran Mengarang
Nama : Seno Gumira Ajidarma
Penerbit : PT. Kompas Media
Nusantara
Tebal Buku : 822 halaman
Cerpen yang diresensikan : Halaman 432-438
Sinopsis Cerpen
Pelajaran Mengarang merupakan salah satu cerpen yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma yang menceritakan kehidupan masyarakat perkotaan dari sisi lain. Cerpen ini mengisahkan kehidupan sebuah keluarga yang broken home, dimana Sandra adalah seorang anak pelacur yang tidak tahu siapa ayah sebenarnya. Dalam cerita, Sandra merupakan murid kelas lima yang membenci pelajaran mengarang.
Saat pelajaran mengarang berlangsung, Bu Guru Tati memberikan tiga pilihan judul karangan. Terlihat semua murid sedang mengerjakan karangannya, hanya Sandra yang terdiam merenung. Dia sangat membenci pelajaran ini karena dia benar-benar harus mengarang, karena dalam kenyataannya dia memang tidak mengalami kejadian yang sesuai dengan ketiga judul yang diberikan bu Guru Tati. Ketika dia berpikir keluarga bahagia, yang muncul hanya kondisi rumah yang penuh dengan botol minuman yang berserakan dimana-mana, tumpahan bir berceceran di atas kasur, bantal-bantal tak bersarung, sejumlah manusia yang mendengkur, terlihat tidak ada kehidupan bahagia sama sekali.
Kemudian Sandra mulai memikirkan salah-satu judul karangan yaitu tentang Ibu. Sandra melihat seorang wanita yang cantik. Seorang wanita yang selalu merokok, sering mengeluarkan kata-kata kasar, selalu bangun siang, yang kalau makan selalu pakai tangan dan kaki kanannya selalu naik keatas kursi. Akan tetapi, Sandra tahu bahwa wanita itu menyayanginya. Setiap hari minggu wanita itu mengajaknya jalan-jalan ke plaza, sebelum tidur wanita itu membacakan sebuah cerita dari sebuah buku berbahasa inggris dengan gambar-gambar berwarna. Dari sinilah, Sandra membenci Bu Guru Tati dan pelajaran mengarang, Sebab Sandra tidak tahu harus menuliskan seperti apa karangan itu dan akhirnya ia hanya menulis sepenggal kalimat yang berbunyi Ibuku Seorang Pelacur.
Kelebihan Cerpen
Tidak sama dengan cerpen lainnya dalam kumpulan cerpen Seno Gumira Ajidarma, cerpen ini ditulis dengan bahasa yang sederhana, santai, dan tidak begitu berat sehingga bisa membuat para pembaca merasakan relate dengan kondisi tokoh yang disajikan dalam cerpen tersebut. Kemudian permasalahan yang diambil sesuai dengan judul sehingga pembaca tidak perlu berimajinasi berlebihan. Ditambah lagi dengan jalan cerita atau alur cerita yang lebih segar serta menarik sehingga membuat pembaca tidak mudah bosan karena dari awal hingga akhir cerita yang disajikan banyak terdapat kejutan.
Kekurangan Cerpen
Akan tetapi, cerpen ini juga memiliki kekurangan. Diantaranya hanya cocok dibaca untuk anak remaja ke atas, ada beberapa pemilihan kata yang sulit dimengerti karena menggunakan bahasa sehari-hari dalam suatu daerah, dan masih ada penggunaan kata yang tidak baku yang sesuai dengan kamus besar Bahasa Indonesia.
•Ashetria Noviska Ramadhani. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas C angkatan 2021
Dimensi 2023 | 19
Menulis Dapat Mengurangi
Kecemasan?
Dewasa ini seringkali kita menjumpai anak muda yang mengalami kecemasan sosial selama studi mereka. Efek kecemasan berdampak besar pada kehidupan siswa.
Kesehatan mental adalah keadaan di mana seseorang terlihat nyaman, mampu memenuhi potensinya sendiri, menahan tekanan hidup normal dalam situasi kehidupan yang berbeda, mampu bekerja dan menghasilkan secara produktif, dan mengetahui cara berpartisipasi kepada komunitas mereka.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek kecemasan pada siswa termasuk gangguan dalam ingatan, penyesuaian belajar yang buruk, prestasi akademik yang buruk, dan bahkan putus sekolah. Selain itu, juga mempengaruhi hubungan sosial, keberhasilan dalam pekerjaan, pendidikan dan aktivitas lainnya.
Kami menyadari bahwa saat ini, ketika semua anak muda menderita hal-hal seperti perubahan iklim dan kekacauan sosial, mereka menderita. Realita ini merupakan pembalikan dari pendapat lama yang ketinggalan zaman bahwa anak-anak dan remaja pada umumnya acuh tak acuh atau cuek terhadap realitas politik.
Ekspektasi keberhasilan akademik dan tuntutan lulus tes kecakapan dapat menimbulkan stres, kecemasan, dan depresi pada siswa. Metode expressive writing dapat menurunkan tingkat depresi, kecemasan dan stress pada mahasiswa sehingga pembelajaran selama kuliah menjadi efektif dan menyenangkan.
Pada dasarnya semua gangguan kesehatan mental diawali oleh perasaan cemas (anxiety). Pada tingkat tertentu, rasa kecemasan dapat membuat seseorang lebih waspada terhadap ancaman tersebut karena jika ancaman tersebut dianggap tidak berbahaya, maka orang tersebut tidak akan melawan. Media sosial, yang bisa menjadi sumber dukungan yang besar, tetapi terkadang juga memengaruhi harga diri dan kesejahteraan mental anak perempuan. Reaksi kecemasan berbeda untuk setiap orang. Pada beberapa orang, respon rasa takut tidak selalu ada disertai dengan reaksi fisiologis. Namun pada manusia terutama kompleksitas respons rasa takut termasuk respon fisiologis sesaat. Kecemasan biasanya berasal dari persepsi terhadap peristiwa yang tidak terkendali (uncontroled) sehingga individu akan berfokus pada tindakan yang terkendali.
Rasa cemas adalah pengalaman alami bagi setiap orang. Kecemasan dipandang sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari seseorang. Tidak selalu ada alasan khusus untuk ketakutan, karena ketakutan muncul atau diperburuk oleh faktor lingkungan dan situasional tertentu. Seiring bertambahnya usia, kita menghadapi tantangan dan tekanan yang belum pernah kita hadapi sebelumnya, yang memicu kecemasan. Kondisi fisik dan fungsi tubuh lansia semakin memburuk. Berbagai perubahan struktural dan fungsional terjadi pada sistem kardiovaskular. Pembuluh darah kehilangan elastisitasnya, yang menyebabkan pengapuran dan penyempitan pembuluh darah. Namun berkurangnya kapasitas aorta dan arteri, aliran darah ke seluruh tubuh menjadi terbatas. Akibatnya, jantung memompa darah lebih keras dan tekanan resistensi perifer meningkat, tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat, yang disebut hipertensi.
Skala kecemasan menilai efek dari gairah otonom, otot rangka, kecemasan situasional dan pengalaman subyektifnya ketakutan yang dirasakan. Skala stres menilai kesulitan merelaksasi, kegugupan, dan lekas marah atau lekas cemas, mudah tersinggung atau terlalu aktif.
Hubungan emosional yang baik dapat mengurangi kemungkinan remaja mengalami masalah kesehatan mental, beberapa cara untuk mengurangi rasa cemas dan kekhawatiran yaitu dengan mendorong untuk berbicara tentang perasaannya, pentingnya yaitu merasa bahwa mereka tidak harus melalui segala sesuatunya sendiri dan bahwa kita dapat bekerja sama untuk menemukan solusi untuk masalah, dan mengajari mereka untuk mengenali perasaan mereka.
Bagi banyak orang, belajar mengenali dan melabeli emosi bukanlah tugas yang mendesak. Kabar baiknya adalah anak-anak dapat belajar menolong diri mereka sendiri ketika mereka menderita kecemasan atau depresi. Anak-anak dapat belajar menghargai bagaimana menghina anjing, bermain permainan papan, atau berbicara dengan orang tua mereka dapat membantu mengurangi kecemasan ketika mereka memahami perasaan mereka.
Dimensi 2023 | 20
Menulis ekspresif dapat menjadi kegiatan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi yang efektif. Tulisan ekspresif juga bisa menjadi pilihan penyembuhan untuk menyelesaikan pengalaman psikologis lainnya. Menulis ekspresif melepaskan ekspresi emosional. Menulis dapat sarana katarsis atau pelepasan emosional, tapi untuk menggunakan teknik perawatan komplementer
•
Ghiovita Fatika Putri.
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas A Angkatan 2022.
Dimensi 2023 | 21
Dimensi 2023 | 23
Dimensi 2023 | 24
Dimensi 2023 | 25
Dimensi 2023 | 26
Dimensi 2023 | 27
Dimensi 2023 | 28
Dimensi 2023 | 29
Semburat rona jingga mulai menampakkan cahaya kemerahannya, tepat di pesisir pulau kecil sana, rona senja nampak cantik terlihat dari pantulan air laut, menandakan matahari akan berganti dengan bulan, dan siang akan berubah menjadi malam. Di balik indahnya ciptaan Tuhan itu, terdapat beberapa orang merasa lega karena berhasil melewati maut. Tuhan, seakan-akan memberi mereka kesempatan kedua untuk melanjutkan kehidupan di dunia yang fana ini. Pulau kecil itu, menjadi saksi bagaimana pertarungan alot para tentara dalam melumpuhkan para teroris.
“Misi telah selesai, para sandera telah aman diselamatkan!” Seorang lelaki berbaju loreng yang melekat di tubuh tegap dan bahu lebarnya, rahang kokoh, serta kulit sawo matang menatap garang orang-orang di hadapannya.
“Siap, Komandan!”
Beberapa orang dengan baju loreng berwarna hijau yang sama secara serentak memanggilnya komandan, penanda bahwa lelaki yang nampak berdiri gagah itu adalah seorang pemimpin dalam tugas penyelamatan ini. Lelaki itu adalah Sigit Sagam Hartono atau kerap biasa disapa Kapten Sagam. Waktu menegangkan telah berhasil mereka lewati, sekelompok kawanan teroris telah berhasil mereka lumpuhkan. Kapten Sagam sebagai komandan dari ketujuh anak buahnya merasa bangga, mereka kembali berhasil menyelamatkan nyawa banyak orang. Para sandera berjumlah 9 orang yang terdiri dari 5 perempuan dan sisanya adalah anak kecil serta lelaki paruh baya. Para sandera tak henti-hentinya mengucap syukur dan banyak berterima kasih.
“Apel sore ini dibubarkan, untuk selanjutnya adalah perjalanan pulang menuju ke kota. Tim Alpha akan dibagi menjadi dua tim, secara bergantian mengawasi para pelaku dan sisanya menjaga para korban.” Kapten Sagam mulai menjelaskan pembagian tim sebelum melanjutkan kepulangan mereka ke kota malam ini.
“Apa kalian mengerti?”
“Siap, mengerti Komandan!”
Beberapa anak buahnya mulai mengarahkan para korban sandera menuju ke kapal, sebagian lagi, bertugas mengikat para pelaku teroris di bagian tangan dan kaki menggunakan tali tambang sebelum dimasukkan ke dalam kapal, mengantisipasi mereka berbuat ulah saat di perjalanan nanti.
“Lapor, Kapten!” ujar anak buahnya sembari memberi hormat kepada Kapten Sagam.
“Ada Apa Letda Komang?”
“Ada pesan dari atasan melalui VHF radio Kapten.”
“Berikan kepadaku,” ujar Kapten Sagam sembari menerima sebuah Handheld VHF Radio, memutar antena radio ke angka 13 untuk menghubungkan.
Srek…srek….
“Halo.”
“Bagaimana dengan keadaan putriku?”
“Lapor, para sandera telah aman diselamatkan.”
“Aku tidak peduli dengan mereka semua yang terpenting kamu harus membawa putriku malam ini dengan selamat!”
Sagam menghembuskan nafasnya, mengembalikan handheld VHF radio itu kepada Letda Komang setelah atasannya memutuskan sambungannya. Pikirannya kembali penuh mencoba mengatur strategi dan ancaman yang mungkin saja akan terjadi saat di perjalanan nanti.
“Berapa lama perjalanan dari sini menuju ke kota Kapten?” tanya anak buahnya Letda Komang.
“Jika tidak ada kendala, kemungkinan kita akan sampai ke Kota besok pagi,” jawab Kapten Sagam sembari melirik arloji yang berada di pergelangan tangannya. Jarak pulau tak penghuni ini sangat jauh dari pemukiman warga, akses transportasi satu-satunya hanyalah kapal dan membutuhkan waktu perjalanan 16 jam untuk sampai ke kota.
“Apakah perjalanan ini tidak bisa ditunda sampai besok pagi? Saya rasa malam ini akan turun hujan.”
“Perintah langsung dari atasan!”
Letda Komang membulatkan mulutnya mendengar jawaban dari Kapten Sagam, “Jadi benar rumor tentang putri Kolonel diculik kawanan teroris itu?”
Dimensi 2023 | 30
Kapten Sagam hanya mengangkat kedua bahunya sembari berjalan ke arah Kapal.
“Yang mana Kapten?” Letda Komang membuntuti Kapten Sagam dari belakang, dirinya dibuat penasaran dengan sosok putri atasnya.
“Perempuan yang memakai tudung putih itu.”
“Oh, jadi itu mantan pacar Kapten dulu,” seru Letda Komang dengan keras sembari menatap perempuan cantik bertudung putih itu.
“Shut, diamlah Komang!” Kapten Sagam mendelik tajam kearah Letda Komang, para perempuan yang tak sengaja mendengar hanya tersenyum dan sesekali menggoda perempuan yang tengah dibicarakan itu.
“Sedikit komedi setelah bencana itu harus ada kapten, untuk mencairkan ketegangan!” gurau Letda Komang mencoba berbaur dengan para korban sandera sembari mencairkan suasana.
“Hallo, Dokter Gimna. Perkenalkan nama awak, Komang. Dokter pasti tidak asing bukan dengan Kapten saya yang berbakat ini?” Letda Komang menyapa sosok perempuan cantik yang memakai tudung putih sembari menampilkan gaya sok kerennya.
“Saya tidak mungkin melupakan Kapten Sagam.” Perempuan itu menatap Kapten Sagam dengan penuh kerinduan. Tutur katanya yang lembut, caranya memandangan membuat siapa pun langsung jatuh hati.
“Terima kasih sudah menolong kami.”
“Ucapan terima kasih ini lebih pantas kamu berikan kepada anak buah saya.”
Selembut apapun tutur kata atau secantik apapun perempuan itu, Kapten Sagam tak akan pernah kembali kepada Dokter Gimna, sebab dunianya saat ini hanya terisi oleh satu nama, Annalise. ***
Dalam kegelapan malam ini, tak ada cahaya dari bulan dan bintang dilangit sana, seakan-akan mereka enggan untuk menampakkan keindahannya. Kapten Sagam yang tengah mengawasi keadaan luar menghela nafas, tebakan Letda Komang benar adanya malam ini akan segera turun hujan. Sore yang cerah tak ada jaminan bahwa malam tak akan turun hujan.
Kapten Sagam terus memandangi wajah cantik dalam foto yang berada di genggaman tanganyan Annalise tinggal sebentar lagi rindu ini akan terobati. Misi penyelamatan telah berhasil ia selesaikan.
“Cantik sekali.” Kapten Sagam hanya tersenyum melihat kedatangan Letda Komang, sembari memasukkan foto ke dalam saku celananya.
“Bagaimana keadaan mereka?” tanya Sagam mengalihkan topik, sosok ‘mereka’ yang ditanyakan Kapten Sagam adalah para korban sandera yang telah aman diselamatkan.
“Mereka aman Kapten, beberapa dari mereka sudah tertidur.”
Lama keduanya terdiam, menikmati dinginnya malam yang semakin menusuk raga. Air laut yang asin itu kini secara perlahan menggoyangkan perahu yang mereka tumpangi, melaju secara normal ditemani gelapnya malam tanpa bulan dan bintang.
“Saya iri dengan Kapten, pangkat di militer cemerlang ditambah lagi setiap misi yang ditugaskan selalu berhasil. Hidup Kapten yang selalu berjalan mulus ya.” Letda Komang kembali memulai topik pembicaraan. Dirinya jelas menampakkan rasa iri di wajahnya. Siapa yang tidak iri dengan sosok yang berada di sampingnya itu yang selalu mendapat keberuntungan dalam hidup.
Sagam terkekeh mendengar ucapan Letda Komang, lucu baginya apabila ada seseorang yang iri dengan hidupnya. Apa yang begitu spesial dalam dirinya? Kisah cinta? Ia rasa tak begitu mulus dalam hal ini. Pangkat? Ayolah, semua orang bisa mencapai itu. Dari keluarga berada? Ia rasa semua itu hanyalah bagian kecil.
“Hidup saya tak semulus jalan tol, Komang. Orang lain mungkin hanya melihat sisi baiknya saja. Tapi saya, yang menjalani semua itu dan saya yang tahu betul apa yang saya rasakan. Ada kalanya saya terjatuh dan ada kalanya saya bangkit. Hidup itu bukan soal beruntung atau tidaknya, hidup itu bagaimana kita memperjuangkan sesuatu yang ingin kita capai.”
Letda Komang terpana mendengar kalimat itu dari Kaptennya, memberi tepuk tangan tanda kagum. “Bagian ini yang saya iri dari Kapten.”
“Setiap orang memiliki kisah yang berbeda, Komang. Aku yakin kisah hidupmu menarik.”
“Yah, sangat menarik, Kapten. Sampai-sampai hidupku digerakkan oleh orang lain,” keluh Letda Komang, membuat Kapten Sagam mengerutkan dahinya, mencoba mencerna setiap kata yang terlontar di mulut anak
Dimensi 2023 | 31
buahnya itu.
“Awak rindu dengan masakan amak,” ucap Letda Komang mengubah topik dengan aksen bahasa Minangnya yang khas. Aku rindu dengan masakan ibu.
Sagam ikut tersenyum melihat Komang yang berada di sampingnya itu menatap gelapnya malam dengan penuh harap, pikirannya menerawang mengingat masakan lezat yang dibuat oleh ibunya.
“Sebentar lagi rindumu akan terobati, tunggulah sebentar, kawan!”
“Saya takut menunggu ketidakpastian ini, Kapten.”
“Kenapa takut?” tanya Kapten Sagam sembari terkekeh tetapi penuh kebingungan, tatapan penuh rindu yang diperlihatkan Komang beberapa menit yang lalu ia tampakkan kini mulai meredup, raut wajahnya menampakkan kesedihan yang entah ditimbulkan oleh apa.
“Saya takut tidak bisa bertemu dengan amak, beberapa hari yang lalu saat berada di pulau saya mendapati sebuah mimpi yang mengerikan sepanjang hidup saya. Dalam mimpi itu saya melihat, amak menangis meraung-raung memeluk tubuh saya yang terbalut dengan kain putih. Walaupun begitu, saya ikhlas apabila mati dalam menjalankan tugas. Hanya saja, saya tidak tega melihat amak yang menanti kepulangan saya mendapati tubuh anaknya yang sudah tidak bernyawa. Sejak saat itu saya menjadi sangat takut menunggu ketidakpastian waktu, Kapten.”
Kapten Sagam terdiam beberapa saat, kembali mencerna perkataan Komang barusan. Dirinya seperti dihantam batu yang sangat besar sehingga membuat hatinya ikut merasakan sakit. Tak pernah ia bayangkan sebelumnya, jika lelaki yang berada di sampingnya memiliki ketakutan besar dihatinya. Senyum yang selalu ia tampilkan hanyalah kedok. Kini, dirinya dilanda ketakutan yang sama di tengah laut dan dinginnya malam tak memberikan kepastian bahwa mereka akan kembali dengan selamat.
“Percayalah padaku, kita akan selamat sampai tujuan.” Kapten Sagam mencoba menenangkan hatinya sendiri.
Letda Komang terkekeh ucapan Kapten Sagam mungkin sedikit menghiburnya. “Apa Kapten percaya kepada saya?”
“Saya selalu menaruh kepercayaan kepada anak buah saya, termasuk kepada kamu.”
“Bagaimana jika saya membuat sebuah kesalahan yang dapat mematahkan kepercayaan Kapten?”
“Lapor, Kapten. Beberapa dari anak-anak mengalami keracunan makanan!”
Percakapan mereka terhenti, salah satu anak buahnya yang lain menghampiri. Dengan sigap Kapten Sagam langsung berlari menuju ke dalam kapal. Suara tangis mulai menggema menyesakkan batin di ruangan itu. Langkahnya sempat terhenti karena batinnya ikut sakit melihat beberapa orang meraung seperti kehilangan sesuatu. Dalam benaknya mulai bertanya-tanya, kenapa hal ini bisa terjadi?
“Wa..waktu kematian pukul 01.40 waktu Indonesia bagian barat.” Dengan suara terbata-bata, Dokter Gimna menahan sesak di dadanya. Dengan tangan bergetar Dokter Gimna menutupkan mata pasiennya itu untuk beristirahat dengan tenang. Tatapan matanya kembali kosong melihat pasiennya tidak terselamatkan. Beberapa di antara anak-anak yang keracunan, salah satunya gadis perempuan itu tidak tertolong karena alat yang tidak memadai. Kapten Sagam dengan sigap menahan tubuh Dokter Gimna agar tidak ambruk, wanita itu tengah syok berat melihat beberapa orang tak bisa ia selamatkan.
“Sagam, aku gagal menjadi seorang Dokter.”
“Sadarlah Gimna, masih banyak orang yang membutuhkan pertolonganmu!” Kapten Sagam mencoba menenangkan Dokter Gimna, menyadarkan wanita tersebut bahwa perempuan itu masih bisa menolong orang lain dengan kedua tanganya.
Saat Kapten Sagam berada di dalam tak hanya anak-anak mengalami yang mengalami mual dan muntah, beberapa dari orang dewasa juga ikut merasakan gejalanya. Dirinya dengan sigap ikut membantu Dokter Gimna dan beberapa anak buahnya untuk mengecek kondisi tersebut
“Apa yang terjadi?” tanya Kapten Sagam yang juga ikut mengecek keadaan korban.
“Kami masih menyelidiki penyebab keracunan ini, Kapten. Namun ada kemungkinan penyebabnya adalah makanan atau minuman yang mereka konsumsi sudah terkontaminasi dengan zat yang berbahaya.”
“Latda Dirga, selidiki makanan atau minuman yang mungkin menjadi penyebab keracunan ini.”
“Siap, Kapten!” Letda Dirga yang terpanggil namanya pun langsung sigap menjalankan tugas yang
Dimensi 2023 | 32
diperintahkan.
“Apa kita akan mati disini?”
“Percayalah padaku, apapun yang terjadi hari ini. Kalian semua akan selamat!” ***
Malam bertambah malam. Hawa dingin di tengah lautan ini mulai menusuk tubuh Kapten Sagam yang hanya berbalut pakaian lorengnya. Rintik hujan mulai berjatuhan membasahi bumi di tengah laut yang gelap gulita. Kapten Sagam terus memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu, dirinya sedikit lengah sehingga membuat nyawa beberapa orang dalam bahaya. Setelah diselidiki penyebab keracunan itu berasal dari air yang tercampur dengan zat berbahaya.
“Sagam!”
Kapten Sagam langsung menoleh kebelakang begitu namanya dipanggil. Ternyata Dokter Gimna yang memanggil dari kejauhan berjalan menghampirinya. Wajah sembab nampak menghiasi wajah cantik perempuan itu.
“Bagaimana keadaan mereka?” tanya Kapten Sagam tanpa peduli menyapa Dokter Gimna kembali.
“Ihh! Nggak disapa balik aku?” goda Dokter Gimna sambil terkekeh ikut duduk di samping Kapten Sagam. “Keadaan mereka sudah membaik. tinggal istirahat, besok pagi langsung sehat. Maaf, aku tidak bisa menyelamatkan gadis itu.”
Kapten Sagam tak menanggapi penjelasan dari Dokter Gimna, mendengarnya saja sudah membuatnya sedikit lega.
“Ihh! Dari dulu sikap kamu nggak berubah ya, masih kaku!” goda Dokter Gimna mencoba membangun topik pembicaraan.
“Harga dari sebuah rasa percaya itu mahal, Gimna.”
Dokter Gimna terdiam mendengar kalimat yang dikatakan Kapten Sagam barusan. Perempuan itu tersenyum getir menatap sendu ke arahnya. “Kamu masih belum melupakan kejadian tujuh tahun yang lalu? Ayolah Sagam, aku nggak sengaja selingkuh.”
“Saya nggak lagi membahas kejadian itu. Bagi saya masa lalu hanyalah kenangan, hari ini adalah kenyataan dan hari esok adalah harapan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa harga dari rasa percaya itu mahal”. ucap Kapten Sagam sebelum mengakhiri pembicaraan.
“Hujan semakin deras. Sebaiknya kamu masuk. Dokter Gimna.”
Tanpa menjawab Dokter Gimna langsung tahu bahwa itu jenis pengusiran halus dari Kapten Sagam yang tidak ingin didekati, beranjak dari duduk dan pergi menjauh sembari tersenyum ke arahnya. Kepergian Dokter Gimna bukan bermaksud untuk mengusir hanya saja memang benar hujan yang semula rintik-rintik bertambah menjadi semakin deras.
Kapten Sagam beranjak dari duduknya setelah kepergian Dokter Gimna, berjalan menuju ruang bawah tanah tempat para pelaku teroris diamankan.
“Cih, dunia ini hanya berisi orang-orang munafik!” ucap lelaki penuh tato di tangannya yang diyakini sebagai ketua kelompok itu sembari berdecih, menatap penuh benci Kapten Sagam yang berjalan ke arahnya.
“Siapa yang munafik, kau atau aku? Kamu hanya sedang mencari alasan untuk membenarkan perbuatanmu Marco!” kekeh Kapten Sagam berjalan santai menyeret kursi mendekat. Tubuh Marco memang terikat, akan tetapi tidak dengan mulutnya. Dalam keadaan seperti ini dirinya masih saja menunjukkan permusuhan yang sengit.
“Orang-orang seperti kamu dan mereka yang pantas untuk mati!”
Plakkk!
“Dirimu bukan Tuhan yang memutuskan hidup dan mati kami! Sekalipun aku harus mati hari ini aku tidak sudi mati ditangan orang sepertimu!” murka Kapten Sagam menatap tajam kearah Marco. Kapten Sagam bisa menjadi kejam bila berhubungan dengan nyawa seseorang.
“Sebegitu percaya diri sekali kamu, Sagam!”
Kapten Sagam terkekeh. “Tentu, menghadapi orang seperti dirimu harus memiliki kepercayaan yang penuh, ditambah lagi aku percaya kepada orang-orangku.”
“Jangan mudah percaya kepada orang lain, Sagam. Bisa jadi orang itu akan menusukmu dari belakang!”
Dimensi 2023 | 33
ejek Marco sembari mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi yang terbebas dari jeratan tali, seakan-akan ingin memamerkan kepada Kapten Sagam.
“Contohnya seperti ini.” Kapten Sagam terkejut melihat tangan Marco dan beberapa kelompoknya terbebas dari jeratan tali.
Dor!
Belum sempat melangkah, terdengar bunyi desingan peluru dari atas yang membuat semua orang panik. Di tengah hujan deras dan sedikit angin membuat semua orang menjadi takut. Belum sempat Kapten Sagam mengatur keterkejutannya. Ia dibuat terkejut kembali dengan kehadiran Letda Komang yang berjalan ke arahnya sambil menodongkan pistol.
“Surprise!” tawa Marco pecah melihat ekspresi terkejut Kapten Sagam.
“Penghianat!´ batinya menjerit. Tetapi akalnya mencoba untuk tetap waras, tanda tanya besar berada di otaknya. Mencari alasan-alasan yang masuk di akal.
“Tidak mungkin, ku percaya kepada anak buahku. Komang tidak mungkin berkhianat!”
Dor!
Akh!
Kapten Sagam meringis menahan luka tembakan yang berada di area perut bagian kanan bawahnya, darah segar mulai mengucur. Dirinya mendesis menatap tajam kearah Letda Komang.
“Turunkan senjata kalian. Atau orang ini akan mati ditanganku!” teriak Letda Komang, menodongkan pistol ke arah kepala Kapten Sagam, saat beberapa anak buahnya mulai mengepung ruangan itu.
“Dasar Penghianat!” ujar Lettu Dirga menatap marah ke arahnya, dirinya tak menghiraukan gertakan untuk menurunkan senjata yang berada di tangannya. “Setega itukah kau dengan Kapten Sagam!”
“Satu langkah lagi kau mendekat akan kupastikan Sagam sudah tak bernyawa!”
Dor!
“Turunkan senjata kalian!” teriak Komang.
Tembakan itu berhasil membuat Lettu Dirga beserta 2 anak buah yang lain menurunkan senjata. Sagam meringis kesakitan, lagi-lagi peluru itu bersarang di tubuhnya tepat di area betis kanan yang seakan-akan melumpuhkan untuk menompang tubuhnya. Marco yang melihat wajah kesakitan Sagam terbahak-bahak, seakan dirinya menjadi orang paling bahagia melihat penderitaannya.
“Sagam oh Sagam, malang sekali nasibmu ini selalu dihianati oleh orang terdekatmu!” ledek Marco duduk di kursi yang dipakai Sagam tadi. “Kini posisi kita berbalik kau yang menjadi tawananku.”
“Kenapa kamu menghianati kepercayaanku?” tanya Kapten Sagam mencoba mencari akar dari masalah yang membuat Komang menghianati dirinya.
“Sudah aku bilang aku iri dengan hidupmu, Sagam. Setiap misi yang kau lakukan selalu mendapat pujian dari atasan, lalu diriku? Selalu dibandingkan dengan dirimu dianggap sebagai orang yang tak berguna dalam setiap misi!”
Sagam tertawa merasa jawaban dari Komang adalah sebuah lontaran yang sangat menggelitik, “karena kamu bodoh, Komang!” ***
Kapten Sagam mulai merasa kebas di area luka yang berada di perutnya. Sekujur tubuhnya kini mulai tak bisa digerakkan, tenggelam menuju dasarnya laut biru ini. Lama kelamaan pandangannya mulai memudar. Namun, sekuat tenaga dirinya berusaha menyadarkan diri.
“Aku ingin pulang!” Batinnya menjerit. Dalam benaknya, yang ia pikirkan kini hanya satu, sosok Analise yang menampilkan wajah cantik tersenyum manis ke arahnya. Pesan yang ingin ia tuliskan kini, tak akan pernah tersampaikan kepada penerimanya.
Dimensi 2023 | 34
Annalise, tumbuhlah menjadi gadis cantik
Jangan menunggu diriku pulang
Berlayarlah mengelilingi lautan manusia
Dengan karakter yang berbeda-beda
Pesanku hanya satu, jangan pernah percaya pada siapapun
Percayalah pada dirimu sendiri
Kelak kau akan mengerti, aku pergi bukan meninggalkanmu
Aku pergi untuk menjalankan kewajiban tugasku
Dalam kenangan, laut 1987
Papa pergi
Birunya laut yang terbentang luas itu menyimpan berbagai perasaan di dalamnya. Tentang rindu yang tak tersampaikan, luka yang tak berkesudahan dan secercah harapan bagi mereka yang ingin pulang.
•Niken Yuni Astuti. Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas A angkatan 2022
Dimensi 2023 | 35
Selepas butiran hujan turun, aku mulai menengadah dan kembali menatap lekat langit sore itu. Jejak langkahku terhanyut dalam gerimis yang menari dan bercampur dengan tetesan air di dedaunan. Kenangan yang sekejap hilang, tetapi terus menerus lekat memenuhi relung hati. Dari aku, sesosok jiwa yang setia terdampar dan bertahan pada cerita hidup 6 tahun lalu.
Suara langkah kakiku semakin lama semakin pelan. Seakan tubuhku ingin mundur, tetapi atas dasar apa aku harus patuh dan berjalan mundur?
Apa yang sebenarnya begitu indah dari kehidupan yang fana ini? Apa tentang matahari terbenam dan terbit, seperti senja? Yang hadirnya selalu diburu dan diabadikan. Apa seperti bintang-bintang yang berkilauan di langit malam? Sebagai jiwa yang telah tengah bersama-sama memantau orang terkasihnya dari atas sana. Apa seperti angin musim yang selalu mampir dengan membawa kesejukkan? Ataukah aroma petrikor yang menenangkan selepas hujan pertama?
Laki-laki dengan pahatan wajah yang sempurna, sebagai bukti keramahan Yang Maha Esa. Manusia unik dengan segala humor tidak berkelasnya, mencoba mencari perhatian dari target yang dipatenkan. Bukan tidak suka, tapi rasa-rasanya kelasmu terlalu tinggi untuk kugapai. Namun ia tenang, ada saja jalannya yang tanpa sengaja sanggup mencuri atensi perempuan biasa ini. Hanya dengan mendengar tutur katamu yang lembut pada seorang Ibu. Ya “HANYA”. Bahkan ledekan keras “Wong lanang kok ingah-ingih, koyo anak mami”, sekian kalipun tidak pernah membuatmu terusik. Karena katamu, surgamu ada di telapak kakinya, lalu untuk apa malu?
Kita pernah bersusah payah memperbaiki segala kesalahpahaman dan ego yang menyelimuti hubungan. Namun, takdir tetap terus memainkan perannya, menyapu bersih problematika dan mengeratkan jejak cinta seperti bayangan. Kini, di masa modern ini, aku sendiri malah terjebak dalam labirin aneh. Segala sesuatu terasa berjarak, yang tidak pasti dan tidak nyata menjadi bumbu pikiran. Seperti kamu yang bercengkrama dan tertawa dengan seorang gadis di serambi masjid, benar-benar membuatku emosi. Ya begitulah aku... nyatanya itu Si sulung di keluargamu yang nyarisnya sangat mirip denganmu. Apakah cinta masih memiliki makna sejati? Apakah ada yang namanya kepercayaan dalam persahabatan, cinta dalam keluarga, cinta anak kepada orang tuanya, atau cinta sepasang orang tua? Apakah itu nyata akan sampai akhir bahagia? Pertanyaan-pertanyaan ini terus menghantui dan mirisnya tingkah konyol yang negatif itu semakin bermunculan di publik ini. Hanya takut saja, tidak lebih.
Aku yang sedari tadi duduk sendiri di taman yang sunyi, membiarkan angin mengelus rambutku. Di hadapanku, sepasang kekasih muda sedang bermain-main. Tatapan mereka penuh kasih sayang dan kehangatan yang tak bisa kuungkapkan. Namun di dalam hati ini, ada keguncangan yang tak terdefinisikan. Apakah cinta mereka benar-benar setulus itu, atau hanya ilusi yang cepat terlupakan seperti mimpi buruk.
Malam semakin larut, aku berjalan pulang ditemani riuhnya suara motor di jalanan, dan dengan masih terhanyut dalam pertanyaan. Di sudut
Dimensi 2023 | 36
***
jalan itu, sebuah kalimat menghampiriku. “Jodoh dan Cinta sejati adalah cinta di usia 16 tahun,” bisik suara hati yang tak terduga. “Kamu percaya tidak, kalau sesekali hidup itu harus kamu tertawakan?” Kata-kata lain menyadarkanku,
Saat kembali ke rumah, aku melihat kedua orang tuaku saling berbagi senyuman dan mencintai satu sama lain dengan tulus. Mereka adalah contoh hidup yang seharusnya kuikuti kan? Di mana cinta tak mengenal batas dan Cinta sejati adalah cinta di usia 16 tahun” tak terlalu menjadi jawaban terang di hadapanku. Nyatanya, bukan usia yang membatasi, melainkan keikhlasan dan komitmen yang tak tergoyahkan.
Esok hari, aku menyadari bahwa cinta tak hanya hadir sekali dalam hidup kita. Seorang hanya akan cinta satu kali dalam hidup, dan sisanya hanya melanjutkan cerita yang lain. Maksudnya bukanlah bahwa kita harus melupakan cinta masa lalu, tetapi melanjutkan perjalanan cinta dengan hati yang terbuka dan siap menerima keajaiban yang baru. Aku telah menemukan jawaban dari diriku sendiri. Tak lagi khawatir. Hati yang semula telah dipadamkan oleh dengan semangat yang baru tanpa keraguan. yang tersirat terbentang di hadapanku, menunggu untuk memikirkan hari itu, seharusnya aku tidak perlu merasa menahanmu untuk tidak pulang dulu, dan ya hari itu yang selalu berkutat di dalam pikiran. Hanya menunggu waktunya tiba untuk berani mengambil risiko dan melepaskan diri dari setiap hubungan yang dibangun dengan ketulusan. Kini, dalam sinar senja ini, aku lepas dan menghela napas lega. Dua jiwa pernah bersatu dalam alunan asmara. Sekarang masih tetap sama, bersatu dan saling menggenggam. Tangan gagahnya di bawah sana dan kuulurkan tanganku di atasnya. Saling sapa dan berbagi cerita hari ini, meski harus terhalang gundukan tanah setinggi 10 cm pun nyatanya tidak menjadi masalah. Langkahku tak lagi terbelenggu. Bersama kebahagiaan dan kesedihan yang datang, tetaplah menjalani hidup dengan tulus dan sepenuh hati. Karena cerita lain yang tak terbatas masih menanti untuk terus ditulis.
Lathifa Alfannasheera. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas C angkatan 2022.
Dimensi 2023 | 37
Asalamualaikum wr.wb
Terima kasih kepada pengurus HIMA PBSI yang telah memberi ruang untuk menyapa mahasiswa baru 2023. Ungkapan yang tepat untuk mengespresikan kebahagian untuk Anda semua semua mahasiswa baru adalah Selamat Datang kepada mahasiswa baru PBSI tahun 2023 Selamat bergabung dalam program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).
Anda sebagai mahasiswa baru tentunya sangat bahagia dapat meneruskan pendidikan di perguruan tinggi negeri, apalagi di UNY dengan program studi PBSI. Sebagai mahasiswa baru tentu Anda semua akan memasuki lingkungan baru budaya baru, yang sangat mungkin berbeda dengan keadaan saat Anda masik duduk di SLTA. Hari ini, Anda memiliki kebebasan dalam menentukan arah studi Anda, termasuk kecepatan dalam menyelesaikan studi. Dulu, Ketika di SMA, Anda bisa naik kelas dan lulus bersama, tetapi di perguruan tinggi belum tentu teman-teman yang satu kelas dapat lulus bersama.
Ketika Anda diterima di Prodi PBSI mungkin masih muncul pertanyaan apakah pilihan Anda sudah tepat di PBSI. Jawabannya jelas dan akurat, TIDAK SALAH PILIH. Anda tidak salah telah memilih PBSI karena PBSI merupakan program studi yang sangat tua tidak hanya di FBSB tetapi juga di UNY dengan akreditasi UNGGUL. Akreditasi Unggul merupakan tingkat tertinggi predikat akreditasi program studi. Oleh karena itu sangat wajar jika PBSI memiliki banyak prestasi, baik prestasi dosen maupun prestasi mahasiswa. Dari sisi dosen, Anda akan berkuliah dengan dosen yang memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam bidang ilmu, tidak hanya bergelar
doktor, tetapi juga bergelar professor.
Kami yakin Anda sekalian merupakan mahasiswa pilihan karena Anda telah terpilih dalam seleksi yang sangat ketat. Hal itu tampak dari tingkat keketatan calon mahasiswa yang akan masuk ke PBSI. Satu kursi diperebutkan oleh 9 calon. Oleh karena itu, kami berharap Anda memilih Prodi PBSI tidak hanya sekadar memilih, tetapi telah didasari oleh niatan yang kuat untuk belajar di PBSI UNY. Banyak orang yang ada di luar sana yang ingin masuk ke PBSI, tetapi belum beruntung. Oleh karena itu, mulailah sekarang kuatkan niat untuk belajar dengan baik di Prodi kita. Anda akan dibimbing oleh para dosen yang tidak hanya sangat ahli, tetapi juga berpengalaman di bidangnya.
Sudah bayak alumni dari Prodi kita yang tersebar di penjuru negeri ini. Oleh karena itu, tidak mengerankan jika prodi kita selalu terdepan di bidangnya dan menjadi rujukan bagi prodi universitas lain yang sebidang. Banyak mahasiswa dan dosen yang melakukan studi banding ke prodi kita. Hal itu membuktikan bahwa keberadaan prodi kita diperhitungkan oleh berbagai universitas. Program studi PBSI juga tidak hanya menyelenggarakan Pendidikan jenjang S-1, tetapi juga S-2 dan S-3. Bagi Anda yang sudah lulus S-1 dapat melanjutkan ke jenjang S-2 di prodi kita.
Di kampus ini Anda juga akan mendapat pengalaman berorganisai dalam wadah HIMA sebagai jalur untuk mengasah kepemimpinan dan keorganisasian. Manfaatkan semua fasilitas dan kesempatan yang ada UNY, khususnya di PBSI untuk meraih asa. Akhir kata kami pengurus Departemen dan Program Studi mengucapkan SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERGABUNG DI PROGRAM STUDI PBSI.