
8 minute read
Kegiatan Menulis sebagai Media Pengekspresian Diri
Kesehatan mental beberapa waktu ini menjadi hal yang selalu menjadi bahan perbincangan di masyarakat. Masalah-masalah kesehatan mental yang muncul menjadi awal kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental. Berbagai upaya kini dilakukan untuk dapat menjaga kesehatan mental dalam menjalani kehidupan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan yaitu dengan melakukan pengekspresian diri. Karenanya, pengekspresian diri menjadi salah satu hal penting untuk dilakukan. Pengekspresian diri menjadi hal penting karena dinilai dapat menciptakan kondisi sehat pada mental seseorang. Pengekspresian diri merupakan tindakan yang dilakukan seseorang untuk dapat menyampaikan perasaan, pikiran, maupun pengalaman dalam hidup yang dimiliki. Pengekspresian diri dapat dijadikan suatu upaya untuk membentuk jiwa yang sehat karena seseorang dapat mengungkapkan perasaan maupun pikiran yang mungkin dipendamnya dengan bebas. Seseorang dapat mengungkapkan apa yang tengah dirasakannya dan mungkin sulit untuk diungkapkan, melalui pengekspresian diri. Sehingga pengekspresian diri dapat membantu mengurangi emosi negatif, menstabilkan emosi, dan mengurangi stres. Tidak hanya pada mental, pengekspresian diri dapat membantu seseorang memahami identitas diri. Hal ini karena dengan pengekspresian diri, dapat membantu seseorang untuk dapat mengenali kemauan maupun minat yang ada dalam dirinya. Dengan pemahaman yang kuat terhadap diri sendiri akan membantu seseorang untuk lebih mudah bersosialisasi dengan orang lain rasa empati terhadap orang lain juga akan tercipta bila seseorang telah memahami dirinya sendiri.
Terdapat banyak media atau cara seseorang dapat melakukan pengekspresian diri. Musik, tarian, tulisan, fotografi, dan berbagai hal lain dapat digunakan sebagai media pengekspresian diri. Beberapa hal tersebut dapat menyalurkan perasaan maupun ide-ide yang dimiliki. Saat ini, sering kali kaum muda melakukan pengekspresian diri melalui kegiatan menulis. Bentuk pengekspresian diri melalui tulisan yang paling sering dan mudah ditemukan adalah menulis melalui sosial media maupun platform yang dapat digunakan untuk menuangkan karya tulis. Seseorang sering kali menuliskan perasaan atau pemikirannya secara gamblang melalui sosial media yang dimilikinya. Namun kini, tak jarang ditemukan kaum muda yang menuliskan ide atau perasaan yang dimilikinya melalui sebuah karya tulis seperti cerpen, puisi, maupun cerita fiksi. Puisi dan cerita fiksi merupakan bentuk tulisan yang saat ini tengah banyak digandrungi oleh kaum muda, baik untuk sekadar membaca maupun menuliskannya. Melalui kegiatan menulis, seseorang dapat menuangkan pemikiran, ide, maupun perasaan yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Donald M. Murray yang mengungkapkan bahwa menulis adalah proses pemikiran yang dilakukan melalui kata-kata. Menulis bukan hanya tentang mengungkapkan apa yang diketahui, tetapi juga tentang menemukan apa yang belum diketahui. Menulis dapat menjadi salah satu pilihan media untuk melakukan pengekspresian diri yang efektif. Seseorang memiliki kebebasan berekspresi saat menuangkan gagasannya melalui kegiatan menulis. Hal ini karena pada saat menuangkan ide atau perasaan yang dimiliki, seorang penulis dapat menggunakan ide dari pengalaman yang telah dimiliki tanpa pengaruh dari luar dirinya. Kebebasan berekspresi dalam menulis juga dapat dimanfaatkan untuk menuangkan atau menggambarkan emosi dan mengungkapkan pribadi seorang penulis. Tak jarang seseorang kesulitan untuk mengungkapkan emosi yang sedang bergejolak dalam dirinya. Hal tersebut biasanya dipicu karena tidak adanya orang yang bisa diajak berbagi, ketakutan akan respon orang lain akan apa yang ia ungkapkan, dan faktor lainnya. Namun, melalui kegiatan menulis, seseorang dapat menuangkan emosi yang dirasakan secara utuh. Meskipun tulisan tersebut ia simpan sendiri, emosi yang ada telah tercurahkan dalam tulisan.
Advertisement
Pengalaman menjadi hal selanjutnya yang sangat mempengaruhi hidup seseorang terutama dalam pembentukan diri. Selama proses menulis, pengalaman yang sering kali digunakan sebagai bahan untuk menulis dapat sekaligus membantu penulis dalam merefleksikan berbagai pengalaman dalam hidupnya. Melalui tulisan, seseorang dapat merenungkan kembali bahkan berkali-kali apa yang telah dilaluinya. Tulisan dapat membantu seseorang untuk lebih mudah mengingat apa yang telah dilaluinya dengan membaca kembali gagasan yang ia tuangkan dalam tulisan. Hal ini kemudian membantu orang yang menulis untuk dapat lebih memahami emosi yang ada pada dirinya. Selain itu, dengan menulis seseorang dapat memahami pola pikir yang dimilikinya. Pemahaman mengenai emosi dan pola pikir kemudian dapat membentuk seseorang yang lebih memahami diri sendiri. Beberapa hal tersebut menjadikan menulis dapat membantu seseorang dalam melakukan pengekspresian diri.
UNY Menggelar PKKMB Secara Tatap
Muka (Offline) untuk Pertama Kalinya
Pasca Pandemi Covid-19.
Pandemi COVID19 telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, termasuk sistem pendidikan tinggi di seluruh dunia. Salah satu perubahan yang signifikan adalah cara universitas menyelenggarakan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Universitas Negeri Yogyakarta, setelah melalui periode yang sulit, terpaksa menerapkan PKKMB secara online sebagai respons terhadap situasi yang tidak pasti dan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh anggota kampus. Namun pada akhirnya Universitas Negeri Yogyakarta mampu mengambil langkah maju dengan menggelar PKKMB secara offline seiringan dengan membaiknya situasi pandemi dan terdapat keinginan serta kebutuhan untuk mengembalikan PKKMB ke dalam bentuk offline seperti tahun-tahun sebelumnya. Inilah kali pertama Universitas Negeri Yogyakarta merencanakan PKKMB offline pascapandemi, memberikan harapan baru bagi mahasiswa baru dalam menjalani pengenalan kehidupan kampus secara langsung dengan membangun koneksi sosial dan merasakan kembali kehidupan kampus yang aktif.
Selama masa pandemi, PKKMB dilaksanakan secara daring melalui platform digital, mengingat pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh anggota kampus. Meskipun PKKMB online memungkinkan mahasiswa baru untuk mengakses informasi dan memperoleh pemahaman awal tentang kehidupan kampus, interaksi sosial dan pengalaman yang nyata menjadi terbatas. Benar adanya bahwa PKKMB online memberikan fleksibilitas dan aksesibilitas, tetapi PKKMB offline setelah pandemi memiliki nilai tambah yang berpengaruh dalam membangun koneksi sosial yang kuat, pembelajaran aktif dan mendalam, menginspirasi keterlibatan dalam kampus, serta pengembangan keterampilan sosial dan kepercayaan diri.
Dengan bertahapnya pemulihan pasca pandemi COVID19, universitas merasa yakin untuk menggelar PKKMB secara offline. Informasi ini didapatkan dari akun media sosial resmi PKKMB universitas pada akun @pkkmbuny. Walaupun memang sampai saat ini masih belum ada surat edaran resmi dari pihak universitas, tetapi dari teman-teman panitia PKKMB universitas sudah membeberkan informasi penting tersebut dalam akun media sosialnya. Maka dari itu, kini pihak PKKMB fakultas dan departemen juga sudah dari jauh-jauh hari mempersiapkan rancangan kegiatan PKKMB tatap muka ini. Ditinjau juga dari persiapan PKKMB departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari bulan Mei kemarin sudah membentuk kepanitiaan dan melakukan rapat besar terkait persiapan PKKMB tatap muka tersebut. Informasi tersebut dapat dilihat dalam akun media sosial mereka yaitu @pkkmbpbsiuny
PKKMB offline yang nantinya akan digelar perdana pasca pandemi di Universitas Negeri Yogyakarta ini akan bermanfaat lebih untuk mahasiswa baru dan pihak universitas. Pertama, interaksi langsung antara mahasiswa baru dan sesama anggota kampus dapat membangun koneksi sosial yang lebih kuat dan saling memahami. Hal ini memberikan ruang bagi mahasiswa baru untuk merasa lebih diterima dan didukung dalam menghadapi tantangan kehidupan kampus. Kedua, dengan menghadiri PKKMB secara offline, mahasiswa baru dapat merasakan kehidupan kampus yang sebenarnya, menjelajahi fasilitas kampus, dan merasakan semangat kebersamaan yang ada. Mereka akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang lingkungan belajar mereka dan merencanakan pengalaman kuliah mereka dengan lebih baik.
PKKMB offline pasca pandemi di Universitas Negeri Yogyakarta menandai langkah penting dalam kembalinya kehidupan kampus yang berpusat pada interaksi sosial dan pengalaman nyata. Setelah menjalani PKKMB secara online selama periode pandemi, PKKMB offline memberikan harapan baru bagi mahasiswa baru untuk membangun koneksi sosial yang kuat. Mahasiswa dapat merasakan kehidupan kampus yang sebenarnya dan memupuk rasa kebersamaan dalam komunitas kampus. Meskipun tantangan masih ada, perubahan ini menunjukkan komitmen universitas dalam menyediakan pengalaman pendidikan yang menyeluruh dan memperkuat ikatan antara mahasiswa baru, kakak tingkat, staf dan tenaga pendidik.
Dalam kehidupan ini, manusia memiliki berbagai cara untuk menyampaikan pemikiran dan perasaannya kepada dunia. Salah satu bentuk ekspresi yang paling kuat dan efektif adalah melalui tulisan. Menulis bukan hanya sekadar mengungkapkan gagasan, tetapi juga merupakan media yang memungkinkan seseorang untuk merenung, mempertajam pemikiran, dan mengekspresikan diri dengan cara yang mendalam.
Menulis adalah cara untuk memperluas pikiran, merangkai kata-kata menjadi kalimat yang memiliki makna dan mendalam. Saat menulis, seseorang akan terlibat dalam proses pemikiran yang lebih dalam karena harus mengorganisir dan mengatur gagasan-gagasan menjadi rangkaian yang koheren dan logis. Aktivitas ini melibatkan pengeksplorasian pikiran, penelusuran ide-ide baru, dan menghubungkan konsep-konsep yang berbeda untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang diri dan dunia sekitar.
Selain itu, menulis juga merupakan sarana untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang seseorang. Ketika seseorang menuliskan pemikiran, perasaan, dan pengalamannya, ia berbagi bagian dari dalam diri yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata. Tulisan memberi kesempatan untuk memahami motivasi dan merangkai narasi tentang siapa diri ini sebenarnya.
Melalui tulisan, seseorang dapat menyampaikan pandangannya tentang dunia, nilai-nilai, dan aspirasi kepada orang lain. Seseorang dapat mengungkapkan pendapat, memperjuangkan suatu isu, atau mengajak orang lain untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Tulisan dapat menjadi alat untuk memengaruhi dan menginspirasi orang lain, membangkitkan empati, dan memperluas wawasan.
Menulis Sebagai Wadah Emosional
Setiap individu tentu memiliki pergolakan rasa, pikiran, atau perasaan baik itu positif dan negatif. Perasaan yang didasari oleh suatu kejadian atau peristiwa yang sifatnya pribadi, umum, permasalahan kecil, besar, dan kompleks yang menyebabkan perubahan dari segi ekspresi dan perilaku tersebut dapat disebut sebagai emosi. Gunarsa (2003) menyebutkan bahwa ada beberapa jenis emosi dasar pada setiap individu, yaitu desire (hasrat), hate (benci), sorrow (sedih/duka), wonder (heran atau ingin tahu), love (cinta) dan joy (kegembiraan).
Sebagai wujud dari emosi, seseorang yang emosional seringkali menunjukkan karakteristik atau ekspresif tertentu yang mudah terpengaruh dari emosi. Sebagai salah satu upaya untuk menyampaikan pikiran dan perasaanya, menulis menjadi salah satu alternatif bagi beberapa orang untuk menyalurkan emosional. Dengan melihat sesuatu yang dapat membangkitkan rasa cemas, sedih, bahagia, dan senang, beberapa orang lebih nyaman untuk menyampaikannya melalui tulisan.
Tidak peduli apakah tulisan tersebut dibagikan dengan banyak orang atau hanya disimpan untuk diri sendiri, menulis memberikan kekuatan untuk berkomunikasi dengan cara yang mendalam dan memengaruhi perubahan baik dalam diri seseorang maupun orang lain. Tulisan yang jujur, autentik, dan bermakna dapat menciptakan ikatan emosional, menginspirasi perubahan, dan membantu menjelejahi diri sendiri lebih dalam.
Menulis Sebagai Terapi Jiwa
Selain menjadi wadah untuk menyalurkan perasaan yang bersifat emosional, menulis juga menjadi salah satu terapi jiwa yang efektif untuk membebaskan pikiran, menemukan keseimbangan diri, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Menulis memungkinkan seseorang untuk mengurai pikiran dan ide yang rumit. Dengan menulis, seseorang dapat mengorganisir dan mengklarifikasi pemikirannya, memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang masalah yang dihadapi, dan menemukan solusi yang lebih baik. Menulis sebagai proses pembebasan pikiran membantu mengurai masalah untuk menemukan solusi yang tepat.
Keseimbangan diri juga dapat ditemukan melalui menulis. Dengan menulis, seseorang dapat memberikan ruang bagi imajinasi dan kreativitas untuk berkembang. Seseorang dapat mengeksplorasi dunia tanpa batas, menciptakan karakter, dan cerita baru yang menghasilkan kegembiraan dan kebebasan emosional yang meningkatkan keseimbangan dalam hidup.
Dalam meningkatkan kualitas hidup, menulis secara terapeutik dapat membantu pemulihan dari pengalaman traumatis. Seseorang dapat menyampaikan pengalaman hidup dengan aman dan mengurangi beban yang terkait dengan trauma dengan menulis Oleh karena itu, seseorang dapat mengeksplorasi berbagai perspektif, mengasah kemampuan analitis, dan memperdalam pemahaman tentang kehidupannya dan hubungan sosial.
Akhir tulisan, mari manfaatkan kekuatan menulis sebagai media pemikiran sekaligus pengekspresian diri. Jadikan tulisan sebagai wadah untuk merenung, mengorganisir pikiran, dan mengungkapkan diri dengan kejujuran dan keautentikan. Dengan menulis, seseorang dapat menggali pemahaman yang lebih dalam tentang diri sendiri, memengaruhi orang lain, dan menjadi agen perubahan dalam dunia ini.
•Rengga Fitirianingsih. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas B angkatan 2020.
Leila Salikha Chudori merupakan sastrawan yang lahir di Jakarta pada 12 Desember 1962. Leila merupakan anak dari Mohammad Chudori yang merupakan seorang wartawan Kantor Berita Antara dan surat kabar The Jakarta Post.Tulisannya telah dimuat dalam majalah sejak ia kecil, misalnya saja cerpennya yang berjudul “Pesan Sebatang Pohon Pisang” di dalam majalah anak-anak Si Kuncung pada tahun 1973 saat
Leila masih berada di bangku kelas 5 SD.
Leila menempuh pendidikan di Lester B. Pearson College of the Pacific (United World Colleges) di Victoria, Kanada pada Tahun 1982. Ia melanjutkan studinya di Political Science dan Comparative Development Studies di Universitas Trent, Kanada. Nama
Leila juga tercantum sebagai sastrawan Indonesia di dalam kamus sastra Dictionnaire des Creatrices yang diterbitkan EDITIONS DES FEMMES, Prancis, yang disusun oleh Jacqueline Camus.

Salah satu karya besar yang
Leila Slikha
Chudori yaitu novel yang berjudul
“Laut Bercerita”.
Dalam novel ini menceritakan tentang penangkapan aktivis bernama Biru Laut dan 12 temantemannya karena dituduh sebagai dalang dari demonstrasi dan pemberontakan pada pemerintahan

Soeharto yang terjadi di tahun 1998. Gaya tulisan Leila yang terperinci dengan pemilihan diksi yang mengandung emosional dari tiap karakter mampu membawa setiap pembaca seolah-olah masuk dalam cerita. Novel laut bercerita ini diterbitkan pada tahun 2017 dan sudah 48 kali dicetak. Novel ini berhasil meraih penghargaan Book of The Year dari IKAPI Awards pada tahun 2022 dan Southeast Asian Writers Award (SEA Write Award) di tahun 2020. Selain novel Laut Bercerita Leila juga memiliki karya-karya lain yang tidak kalah bagus. Di antaranya adalah:
• Novel berjudul Kelopak-Kelopak yang Berguguran (1984)
• Kumpulan cerpen berjudul Malam Terakhir yang diterbitkan ulang oleh Penerbit KPG pada tahun 2009
• Skenario drama tv berjudul Dunia Tanpa Koma (2006)
• 5 Skenario drama pendek berjudul Drupadi (2009)
• Novel berjudul Pulang (2012)
Selain menjadi seorang penulis Leila juga merupakan editor buku, misalnya saja pada buku bahasa kumpulan tulisan di majalah Tempo bersama Bambang Bujono, ada pula Leila merupakan editor tamu pada jurnal sastra berbahasa Inggris Menagerie Bersama John McGlyn yang diterbitkan oleh yayasan lontar. Karyakaryanya bahkan diterjemahkan dalam beberapa bahasa seperti bahasa Inggris, Perancis, Belanda, Jerman dan Italia. www.gramedia.com
•Endah Permataari. Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas C angkatan 2022.