Majalah Digital Kabari Edisi 218 - 2025

Page 1


Daftar Isi Edisi

INGIN ADVERTENSI

• Majalah Kabari Digital

• Majalah Hidup Sehat

• Majalah Tur Dunia

• Majalah Extra Uang

Disebarkan ke Lebih dari 27,000 Emails

Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers

Hubungi: San Francisco : (415) 213-7323

Los Angeles : (562) 383-2100

Jakarta : (021) 4288-6112

Email: sales@kabarinews.com

Memory of Indonesia 2025, Diaspora Indonesia Tingkatkan Kesadaran Alzheimer

Peringati Hari Tenun: Fashion Show, Kompetisi Catwalk, hingga Lomba Puisi Warnai Acara Budaya di Green Pramuka Square

Giska Praditya : Dari Hobi hingga Mendirikan Brand Busana Muslim Premium Khanza Maryam

Ning Santoso dan De’Chantique Hadirkan Koleksi “REDEFINE” di Fashion Nation Senayan City

Etenia Croft, Penyanyi Cilik dengan Album “Bersinar” yang Penuh Semangat

Elmirai Membawa Estetika Furniture Indonesia ke Masa Depan Global

Daily Look hingga Airport Style : Inspirasi Styling ala Sheila Dara, Amanda Rawles, hingga Pesona Yuri SNSD

Crowning the Universe, Maha Karya ala Naomi Julia Soegianto

Senayan City x IFDC Hadirkan Parade Fashion “Kanvas Budaya”

Temukan Sisi Lain Bali : Airbnb dan UNESCO Luncurkan Bali Cultural Guidebook

Pesona dan Kecerdasan Antar Sanly Liu Menjadi Pemenang Miss Universe Indonesia 2025

Hadirkan Energi Positif & Kebebasan Berekspresi melalui Campaign “Free Your Good Vibes”

Film Sukma Hadirkan Horor yang Mengejutkan Penonton

Naomi Olivia: Dari Lagu dari Barcode hingga Roadshow Ajak Siswa Berkarya

Suara Hati Dua Maestro: Ebiet G. Ade & Iwan Fals Rilis Lagu Titip Rindu Buat Ayah

Yuni Shara Sukses Gelar Konser Tunggal Perdana "3553 Concert"

Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah : Memeluk Penonton dan Ajak untuk Buka Percakapan dengan Orangtua

Vinoti Living Lebarkan Eksplorasi Desain melalui Kolaborasi dengan Anita Boentarman

Embung Tremas sebagai Destinasi Ekowisata Baru di Pacitan

Istimewanya Konser Dewa 19 featuring All Stars 2.0

Dari Mimpi Ciptakan Lapangan Kerja, Kini De’cuts jadi Salon Pilihan Warga

Privy Chef’s Table hadir dengan hidangan Heritage Taiwanese Beef Noodles

Keberanian Anak Muda Bogor Menantang Stigma Lewat Bisnis Fesyen Mezzo Rise in Art

Meja Redaksi

Puji Syukur atas segala rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada kami waktu dan kesempatan untuk tetap terus berkarya memberikan beragam informasi yang dikemas sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.

Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi serta artikel menarik buat para pembaca Kabari yang budiman.

Ratusan diaspora Indonesia dari berbagai generasi dan komunitas masyarakat di San Francisco bersatu dalam acara tahunan Memory of Indonesia, sebuah kegiatan untuk memperingati Bulan Alzheimer Sedunia 2025. Simak Selengkapnya hanya di Cover Story.

Selain itu, Majalah Kabari edisi kali ini juga menghadirkan kisah menarik lainnya, seperti: Video: Giska Praditya, Dari Hobi hingga Mendirikan Brand Busana Muslim Premium Khanza Maryam, Video: Ning Santoso dan De’Chantique, Hadirkan Koleksi “REDEFINE” di Fashion Nation Senayan City, Video : Peringati Hari Tenun Fashion Show, Kompetisi Catwalk, hingga Lomba Puisi Warnai Acara Budaya di Green Pramuka Square.

Dan masih banyak lagi artikel lainnya yang tak kalah menarik diantaranya : Video : Etenia Croft, Penyanyi Cilik dengan Album “Bersinar” yang Penuh Semangat, Video: Elmirai Membawa Estetika Furniture Indonesia ke Masa Depan Global, Video: Crowning the Universe, Maha Karya ala Naomi Julia Soegianto, Pesona dan Kecerdasan Antar Sanly Liu Menjadi Pemenang Miss Universe Indonesia 2025.

Simak selengkapnya hanya di Majalah Kabari Edisi 218.

REDAKSI

Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh PT. Cempaka International dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.

Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510 Tel: (021) 428-86112

Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com

PENERBIT

JOHN OEI

KOMISARIS INDONESIA

OLINA HIMAYANTI

DEWAN PENASIHAT

LISA TUNGKA

DIREKTUR UTAMA AMERIKA

INDRIATI (VONNY) OEI

DIREKTUR UTAMA INDONESIA

ANITA SETIAWARDI

PENULIS

ASBAN NATAWIJAYA

HARRY PRASETYO

PENATA ARTISTIK Yanti bi

VIDEO FANIESYAH

KONTRIBUTOR

STANLEY CHANDRA

RIANA K LIPTAK

ADMINISTRASI

DEWI LIEM

IKLAN DAN PEMASARAN

WEINA TANUWIJAYA

SIRKULASI

PETER ZHAN

Ratusan Diaspora Indonesia di San Francisco

Bersatu Sukseskan Bulan Alzheimer Sedunia 2025

dengan Meningkatkan Kesadaran akan Demensia

Alzheimer sambil Berdonasi untuk Tanah Air

Pembukaan acara tahunan Memory of Indonesia Sabtu (6/9) di San Francisco, California, Amerika Serikat, dalam rangka memperingati bulan Alzheimer sedunia 2025

Dari kiri-kanan: dr. Pia Marthakusuma BSN, RN, Felicia Buasan (Ketua PSI SF), Ake Pangestuti (Ketua ALZI San Francisco), Ibu Jeannette Wardana (KJRI San Francisco), Konjen KJRI San Francisco Bapak Yohpy Ichsan Wardana, Debora Nainggolan, Surjanto Suradji.

Ratusan Diaspora Indonesia di San Francisco

Bersatu Sukseskan Bulan Alzheimer Sedunia 2025 dengan Meningkatkan Kesadaran akan Demensia Alzheimer sambil Berdonasi untuk Tanah Air

Ratusan diaspora Indonesia dari berbagai organisasi masyarakat dan intergenerasi, bersatu pada acara tahunan Memory of Indonesia sambil

mengumpulkan dana puluhan juta rupiah untuk Alzheimer’s Indonesia. Memory of Indonesia diadakan pada Sabtu (6/9) di San Francisco, California, Amerika Serikat, kolaborasi ALZI SF (Alzheimer’s Indonesia San Francisco) dengan PSI SF (Persatuan Sahabat Indonesia San Francisco) untuk meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda awal demensia Alzheimer dan apa yang dapat dilakukan keluarga diaspora di San Francisco, AS dan ODD pasca diagnosa, dalam rangka memperingati bulan Alzheimer sedunia 2025, kampanye global yang diperingati setiap tahun, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan demensia Alzheimer.

Memory of Indonesia tak hanya menyatukan diaspora di San Francisco, AS dalam diskusi dan edukasi kesehatan bersama tenaga kesehatan dan caregiver diaspora untuk ODD (Orang Dengan

Sambutan pembuka oleh Konjen KJRI San Francisco Bapak Yohpy Ichsan
Wardana pada Memory of Indonesia Sabtu (6/9) di San Francisco, California, Amerika Serikat, dalam rangka memperingati bulan Alzheimer sedunia 2025

Demensia), acara juga diramaikan dengan kegiatankegiatan bermakna yang dapat menjadi terapi kognitif dan membawa kebahagiaan untuk para diaspora intergenerasi seperti musik angklung, tarian daerah, fashion show, tari Poco-Poco, hingga bazar kuliner Nusantara. Lagu-lagu yang di perdengarkan seperti Terajana, Bujangan, KapanKapan, Kolam Susu, Sinanggar Tulo, Suwe Ora Jamu, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo mama, Injit injit Semut, Payung Fantasi, Rasa sayange, menghadirkan interaksi gembira pada peserta intergenerasi, yang berumur 10 sampai 90 tahun. Semua berpadu menghadirkan kehangatan, merawat jiwa sekaligus budaya Indonesia di tanah rantau. Kegiatan ini penting mengingat populasi Orang Dengan Demensia di Indonesia diproyeksikan dapat mencapai 4 juta orang pada tahun 2050.

Ake Pangestuti, Ketua ALZI (Alzheimer Indonesia) chapter San Francisco (SF) menjelaskan, “Dengan melakukan kegiatan-kegiatan edukasi tentang pemahaman akan demensia Alzheimer dan kegiatankegiatan bermakna seperti merangkai bunga, memasak menu sehat untuk otak, Poco-Poco ceria, walking challenge, yang telah dilakukan dari tahun ke tahun, ALZI SF melakukan peran aktif dalam memperkenalkan tanda-tanda awal demensia, kegiatan-kegiatan yang dapat mengurangi risiko demensia sekaligus melawan stigma bahwa demensia bukan bagian normal dari proses menua.”

Dalam hal deteksi dini, ALZI SF membantu caregiver diaspora untuk mendapat layanan Navigasi Perawatan ALZI (NARAZI) melalui video conference. Bersama ALZI di Indonesia, caregiver diaspora di luar negeri dan Orang Dengan Demensia (ODD) di keluarganya

Ake Pangestuti, Ketua ALZI (Alzheimer Indonesia)
dr. Pia Marthakusuma BSN, RN

mendapat konsultasi dengan ahli seperti dokter ahli syaraf atau ahli lainnya, agar ODD mendapat diagnosis sedini mungkin. ALZI SF juga berpartisipasi secara global dengan menghadiri undangan sahabat ALZI di Toronto untuk berbagi pengalaman dan kegiatan chapter ALZI SF. Kunjungan tersebut membuahkan hasil dan ALZI SF mendapat kehormatan dengan menyaksikan awal terbentuknya ALZI chapter Toronto, Kanada.

ALZI SF sangat mengapresiasi semua pihak yang berkontribusi dan yang menghadiri Memory of Indonesia 2025 telah membantu menciptakan komunitas diaspora Indonesia yang bersatu (tanpa membedakan perbedaan latar belakang keluarga), paham tanda-tanda awal demensia, saling terbuka untuk berbicara tentang gejalagejala awal demensia dan menciptakan lingkungan yang ramah demensia juga mendukung caregiver diaspora di Amerika Serikat khususnya San Francisco, California. “Semoga dengan adanya Memory of Indonesia, kita menyambut masa lansia sebagai lansia yang aktif, produktif, sehat jasmani dan rohani semangat tinggi, bermartabat, selalu bahagia dan jangan maklum dengan pikun.” tegas Ake Pangestuti di akhir sambutannya.

Felicia Buasan (Ketua PSI SF ) menjelaskan berbagai kegiatan dan pertemuan telah dilaksanakan seperti piknik, tur bersama juga pertemuan rutin setiap bulan yang selalu dinanti. Selain berbagi kegembiraan, anggota PSI SF juga turut prihatin dengan keadaan di tanah air tercinta dan berdonasi mencapai ratusan juta rupiah untuk Indonesia. “Memiliki keluarga setanah air yang

jauh dari Indonesia, merupakan kebahagiaan tersendiri dan sesama perantau ikatan kekerabatan terasa lebih erat.”

Konjen RI San Francisco, Yohpy Ichsan Wardana, pada sambutannya menegaskan bahwa diplomasi perlindungan WNI juga mencakup kesejahteraan fisik, mental, dan sosial. “Acara ini adalah bagian dari usaha kita untuk menggunakan segala kesempatan untuk melatih otak kita agar berfungsi dengan baik”. Bersama Ake Pangestuti (Ketua ALZI SF) dan Felicia (Ketua PSI SF), Bapak Konjen Yohpy membuka Memory of Indonesia dengan resmi.

Sesi sharing Caregiver’s Journey pada acara tahunan Memory of Indonesia Sabtu (6/9) di San Francisco, California, Amerika Serikat, dalam rangka memperingati bulan Alzheimer sedunia 2025. Dari kiri-kanan: Vonny Oei, Ake Pangestuti (Ketua ALZI San Francisco), Debora Nainggolan.

Narasumber dr. Pia Martakusuma BSN, RN membahas 10 tanda awal demensia Alzheimer. Dilanjutkan dengan dua diaspora Indonesia, Debora Nainggolan dan Vonny Oei, berbagi kisah perjuangan mereka sebagai caregiver jarak jauh, bimbingan dari Alzheimer Indonesia, dan juga tanda-tanda awal demensia Alzheimer yang terlihat pada Mama sebagai ODD (Orang Dengan Demensia).

“Jika saya ingat-ingat kembali, tanda-tanda Alzheimer sudah terlihat pada Mama (almarhumah) sejak tahun 2011. Ketika itu saya sedang pulang ke Indonesia, beliau selalu bertanya pada saya dimana lokasi beliau berada.”, Selain disorientasi, Debora juga memperhatikan munculnya gejala lain seiring berjalannya waktu seperti sulit fokus, sulit melakukan kegiatan familiar, menaruh barang tidak pada tempatnya juga perubahan perilaku dan kepribadian.

Vonny Oei juga mengalami hal yang sama dengan Debora. “Mami saya juga ada gangguan berkomunikasi, beliau merasa banyak orang yang marah pada dirinya walaupun kenyataan yang terjadi tidak demikian.” Untuk Vonny, perubahan Mama lebih tiba-tiba berubah. “Ingatan Mami masih tajam walaupun pada saat itu sudah mulai mengulang-ulang cerita dan tahun lalu baru kita sadar kalo Mami agak lain. Januari 2025, Mami terdiagnosa demensia Alzheimer,” cerita Vonny dengan penuh haru.

Memory of Indonesia juga menghadirkan narasumber Surjanto Suradji mewakili organisasi Gowes INDO SF yang telah dua kali menjadi penyintas kanker, untuk berbagi inspirasi bagaimana menumbuhkan semangat untuk selalu sehat jasmani dan rohani semangat tinggi, sebagai usaha kita untuk mengurangi resiko demensia Alzheimer sejalan dengan bertambahnya usia.

Debora yang juga berprofesi sebagai guru piano menyarankan untuk menggunakan musik sebagai terapi kognitif dan untuk melepas stres sekaligus menurunkan risiko demensia Alzheimer. “Musik menghubungkan kita dengan momen-momen sepanjang hidup kita. Sungguh menakjubkan betapa eratnya hubungan antara musik dan memori. Sebuah melodi dapat mengangkat sebuah momen dari pikiran kita, membawa kita kembali ke masa kebahagiaan, kesedihan, atau cinta yang terasa seolah-olah terjadi untuk pertama kalinya.”

Suasana semakin seru pada sesi interaktif di akhir acara, lpeserta Memory of Indonesia mendapat kesempatan bermain angklung dipimpin oleh

Poco Poco Ceria dipimpin oleh Melianti Senduk dan Ricamia Tanod pada acara tahunan Memory of Indonesia Sabtu (6/9) di San Francisco, California, Amerika Serikat, dalam rangka memperingati bulan Alzheimer sedunia 2025.

Interaktif angklung untuk intergenerasi dipimpin oleh Angklung Cendrawasih pada acara tahunan Memory of Indonesia Sabtu (6/9) di San Francisco, California, Amerika Serikat, dalam rangka memperingati bulan Alzheimer sedunia 2025.

Konjen KJRI San Francisco Bapak Yohpy Wardana dan Ibu Jeannette Wardana berpartisipasi melakukan senam

Angklung Cendrawasih, menikmati pertunjukan tari Bali dan tari Yapong oleh Lestari Indonesia, mendengarkan lagu-lagu nostalgia Indonesia, berpartisipasi dalam kontes fashion show dan bersamasama melakukan senam Poco Poco, Maumere dan Line Dance.

Alzheimer’s Indonesia

Alzheimer’s Indonesia (ALZI) adalah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan Demensia (ODD) dan caregivers/ pendampingnya di Indonesia. ALZI didukung berbagai relawan semua usia dan tenaga kesehatan profesional multidisiplin dari berbagai bidang seperti dokter ahli syaraf, geriatri, psikiatri, perawat, psikolog, fisioterapis, dan lainnya. Program ALZI meliputi program offline dan online seperti NARAZI (Navigasi Perawatan ALZI), Home Visit, Caregivers Meeting (Support Group), SERAZI (Sehat Bersama ALZI), Pelatihan Demensia Alzheimer (PDA) dan berbagai program lainnya. ALZI dan Unika Atma Jaya memiliki kerjasama kuat sejak tahun 2016 dalam membangun generasi yang tidak hanya cakap dalam ilmu pengetahuan namun juga memiliki kepedulian dan empati yang tinggiuntuk semua, termasuk lansia. Di bulan September 2024 ALZI dan Unika Atma Jaya meluncurkan ALZI Academy & Healthy Aging Center, sebuah wadah lintas generasi yang memberikan layanan untuk Orang Dengan Demensia, keluarga pendamping (Caregivers) dan lansia untuk senantiasa sehat, sejahtera, aktif dan mandiri demi tercapainya kualitas hidup yang baik bagi semua. http://www.alzi.or.id.

Angklung Cendrawasih

Angklung Cendrawasih is a Bay Area–based Indonesian traditional music ensemble dedicated to preserving and sharing the beauty of Angklung—a bamboo musical instrument recognized by UNESCO as an instrument of Intangible Cultural Heritage.

Formed by a passionate group of Indonesian women, Angklung Cendrawasih blends music, culture, and community in every performance. From classic Indonesian folk songs to global melodies, they bring the unique harmony of Angklung to audiences across California.

Through cultural showcases, community events, and educational outreach, they aim to celebrate Indonesia’s rich heritage and build bridges through music.

Photo: IG@alzi_sf

Lestari Indonesia

The group has danced at numerous cultural events and venues, including performing for the Indonesian Consulate of San Francisco for Indonesia Independence Day and other diplomatic events, a classical Javanese court dance at the San Francisco Ethnic Dance Festival at the Palace of Fine Arts (World Arts West), at the University of California-Berkeley with Gamelan S Raras, at AsianAmerican Heritage Festivals, at the Asian Art Museum in San Francisco, at the World Dance Day in Cupertino, and at numerous events within the Indonesian community in the Bay Area.

Ninik K Lunde -Founder/Artistic Director

Ninik taught university-level Indonesian language at University of Wisconsin - Madison and teaches Indonesian language and culture at the University of California - Berkeley. Her academic interests include linguistics and comparative literature.

Ninik studied class ical Javanese dance from age six.

In 1996, together with the late Puspawati Dwi Atmini, and Rozalia Kasim, Ninik founded Lest Indonesian Dance group in Union City, CA, to preserve and promote the diversity of Indonesia ethnic dances for both expatriate Indonesians and Americans in the Bay Area.

GABOR Dance - a Balinese dance

Dancer: Ninik K Lunde (Lestari Indonesia - First Dance)

GABOR dance is a traditional offering dance performed in the BALINESE temple. This is generally performed in the most sacred, inner courtyard of the temple. Nowadays, this dance is usually also performed at the beginning of a big event, or a wedding, where it is then referred to as 'a dance of welcome, 'intended as a gesture of goodwill to the audience and honored guests.

TARI YAPONG (YAPONG DANCE)

Dancer: Lestari Indonesia - Second Dance

This dance is a contemporary dance choreographed by a renown dancer and choreographer from Yogyakarta Bagong Kussidiardjo in 1970. It is a dance based on Betawi folk dance, and it is usually performed to welcome guests. The music is a combination of a new Javanese melodic gamelan style with a modern beat. The color of the costume is predominantly red, and it is believed that there are some Chinese culture influences in the dance and the life of its local area.

Photo: IG@alzi_sf

Acara ini menjadi simbol bagaimana warisan budaya bangsa, khususnya tenun, dapat terus hidup, berkembang, dan bertransformasi seiring dengan kreativitas generasi muda Indonesia. Perayaan ini menggabungkan unsur seni, budaya, dan fashion modern, menghadirkan sinergi yang kaya makna sekaligus mengukuhkan tenun sebagai identitas budaya yang relevan lintas zaman.

Peringati Hari Tenun

Fashion Show, Kompetisi Catwalk, hingga Lomba Puisi Warnai Acara Budaya di Green Pramuka Square

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pusat Pelatihan Kerja Pengembangan Industri (PPKPI) Jakarta, La Varesh Talent Academy, Percantik Indonesia by Yunichan, dan Green Pramuka Square, dengan dukungan penuh dari Bumi Wastra Nusantara (BWN).

Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Dinas PPKPI Jakarta, Siti Jamharoh, S.Sos., M.Si., yang diwakili oleh Faiz Ajri, S.T., dilanjutkan oleh sambutan Direktur PT Bumi Wastra Nusantara, Jumarni Fare, S.S., M.M., serta perwakilan dari Green Pramuka Square.

Dalam sambutannya Jumarni Fare mengatakan, melalui acara ini tidak hanya merayakan keindahan wastra Nusantara, tetapi juga memberikan ruang ekspresi bagi generasi muda, khususnya Gen Z untuk tampil percaya diri dan bangga mengenakan busana tradisi. Lebih dari itu, ini adalah wadah menghubungkan warisan budaya dengan kreativitas masa kini.

“Ajang ini tidak hanya menjadi ruang bagi generasi muda untuk berkompetisi, tetapi juga sebagai sarana menambah pengalaman, mengasah keterampilan serta membangun apresiasi terhadap dunia fashion berbasis wastra nusantara dan semoga langkah kecil di panggung hari ini menjadi awal dari perjalanan di masa depan mereka,” tuturnya.

Rangkaian acara berlangsung dimulai dengan penampilan Tari Ondel-Ondel oleh Arts of Ceria yang dibawakan secara penuh semangat oleh anak-anak difabel. Penampilan ini tidak hanya menggugah, tetapi juga memberikan pesan mendalam tentang inklusivitas, bahwa budaya dan seni adalah ruang bagi semua

kalangan tanpa terkecuali.

Suasana semakin syahdu dengan hadirnya lomba puisi bertema kebangsaan, budaya, dan harapan masa depan. Peserta menghadirkan kata-kata yang sarat makna dan inspirasi, dilanjutkan dengan penampilan vokal indah dari Nadia yang menambah nuansa intim di tengah kemeriahan acara.

Catwalk competition kemudian digelar, menjadi panggung ekspresi bagi generasi muda untuk menunjukkan bakat, rasa percaya diri, serta ketertarikan besar mereka pada dunia fashion.

Sebagai puncak acara, digelar fashion show megah yang menghadirkan karya-karya desainer dengan tema “Budaya dan Modernitas”. Model-model dari La Varesh Talent Academy, sebuah akademi talenta di bawah naungan PT Bumi Wastra Nusantara, tampil membawakan koleksi dari Percantik Indonesia by Yunichan, La Varesh Fashion Academy, PPKPI Tenun, dan PPKPI Batik. Koleksi tersebut berhasil memadukan tenun dan batik tradisional dengan gaya kontemporer, menghadirkan busana yang elegan, dinamis, serta mencerminkan karakter generasi

La Varesh Talent Academy sendiri menjadi salah satu sorotan dalam acara ini. Akademi ini tidak hanya memberikan pelatihan modelling, tetapi juga mengembangkan potensi di bidang desain mode, fotografi, tari, hingga make-up artist.

Melalui pendekatan yang komprehensif, La Varesh berkomitmen membina kepercayaan diri, personal style, pemahaman fashion, serta membentuk talenta yang siap berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional. Dengan program berbasis praktik langsung (hands-on training) dan dukungan mentor profesional, akademi ini berfungsi sebagai jembatan yang memadukan pendidikan kreatif dengan standar industri global.

Kualitas acara diperkuat dengan kehadiran dewan juri berpengalaman, di antaranya Tony sebagai koreografer profesional dan pelatih kelas basic modelling, Jumarni Fare selaku pendiri La Varesh Talent Academy, Devi Nenny Ayudya sebagai entrepreneur sekaligus Putri Bunga Nasional 1997, serta Dede Ratu, artis senior dan pengusaha.

Keempatnya memberikan penilaian objektif yang membangun, sekaligus menjadi inspirasi bagi

seluruh peserta untuk terus berkembang.

Kesuksesan acara ini juga ditopang oleh dukungan dari berbagai pihak, di antaranya Bumi Wastra Nusantara (BWN), Arts of Ceria, Dewi’s House, Alqamar, Owden, Kathaya Bakery, Ina Cookies, Warung Bersaudara by Zunta, dan Tikum Juice.

“Semoga acara ini dapat menjadi wadah inspirasi, mempererat kolaborasi dan menunjukkan rasa bangga terhadap warisan budaya Nusantara. Dengan dukungan berbagai pihak, kita percaya bahwa seni, budaya, dan sastra Indonesia akan terus berkembang dan mendunia,” tukas Jumarni.

masa kini.

Giska Praditya

Dari Hobi hingga Mendirikan Brand Busana Muslim Premium Khanza Maryam

Dunia fashion muslim

Indonesia semakin kaya dengan hadirnya karya desainer muda yang mengusung inovasi dan kualitas tinggi.

Salah satunya adalah Giska Praditya, fashion designer sekaligus pendiri brand Khanza Maryam, yang kini dikenal dengan koleksi busana muslimah premium.

Giska bercerita, inspirasinya mendirikan brand ini berawal dari kecintaannya pada busana muslimah setelah sering menyaksikan fashion show desainer Indonesia.

Awalnya, ia hanya membuat busana untuk dirinya sendiri. Namun, ketika teman-temannya tertarik dan mulai memesan, Giska pun serius mengembangkan Khanza Maryam hingga menjadi brand

profesional.

“Visi dan misi Khanza Maryam adalah membawa keanggunan kepada muslimah Indonesia agar terlihat elegan dan berkelas, sekaligus membuka lapangan pekerjaan yang bermanfaat untuk orang banyak,” jelas Giska.

Ciri khas produk Khanza Maryam, menurutnya, terletak pada kualitas bahan, jahitan, serta detail rancangan yang penuh keanggunan. Beberapa koleksi bahkan menggunakan bahan jacquard premium dengan tambahan Swarovski yang memberi kesan mewah.

Tak hanya itu, koleksi daily wear seperti gamis dengan motif peta lengkap dengan hijab semi sutra juga menjadi favorit pelanggan.

Dalam menghadapi persaingan dan tren busana muslim yang terus berubah, Giska menekankan pentingnya terus belajar, baik secara formal maupun informal. Selain itu, strategi pemasaran melalui media sosial seperti Instagram, TikTok, dan platform live shopping menjadi ujung tombak keberhasilan Khanza Maryam.

Tak berhenti di pasar domestik, Khanza Maryam juga aktif mengikuti berbagai event fashion berskala nasional dan internasional, termasuk Indonesia Fashion Week dan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF). Saat ini, brand ini bahkan telah memiliki reseller di dalam dan luar negeri, termasuk Brunei Darussalam dan Malaysia.

Photo: IG@giskapraditya

Ke depan, Giska berharap Khanza Maryam bisa berkembang lebih luas, tidak hanya di bidang busana, tetapi juga merambah ke parfum, tas, hingga produk skincare.

“Harapan saya, Khanza Maryam bisa terus menjadi brand yang melengkapi kebutuhan muslimah agar tampil elegan dan percaya diri,” tutupnya.

Photo: IG@khanzamaryam_
Photo: IG@khanzamaryam_
Photo: IG@giskapraditya
Photo: IG@khanzamaryam_

Kabari

Perhelatan Fashion Nation yang digelar di Senayan City pada 20 September 2025 menjadi panggung istimewa bagi desainer Ning Santoso melalui brand De’Chantique.

Dengan mengusung tema REDEFINE, Ning menampilkan 13 koleksi busana yang memadukan kekayaan budaya Indonesia dengan sentuhan modern yang khas.

“Tema REDEFINE saya pilih karena ingin berkolaborasi dengan Provinsi Maluku Utara, khususnya mengangkat Batik Maluku Utara yang menurut saya sangat luar biasa. Koleksi ini saya wujudkan bersama Ibu Tari, owner Batik Salawaku, yang langsung mengerjakan batiknya,” ungkap Ning.

Dalam penampilannya, De’Chantique mempertahankan DNA khasnya: desain simpel namun tetap glamour dan modern. Koleksi

Hadirkan Koleksi “REDEFINE” di
Fashion Nation Senayan City
Ning Santoso dan De’Chantique
Photo: IG@dechantique.id

kali ini menghadirkan kombinasi payet, bordir, serta makram yang memperkuat identitas brand. Bahkan, tidak hanya para model, Ning, MC, hingga penyanyi yang tampil di acara ini juga mengenakan koleksi De’Chantique.

Kolaborasi ini disambut baik oleh Ibu Tari, owner Batik Salawaku. Ia menuturkan bahwa keikutsertaan dalam acara ini adalah bentuk dukungan nyata terhadap UMKM Maluku Utara.

“Kami mendapat kesempatan memperkenalkan batik kami tidak hanya di daerah, tapi juga hingga tingkat nasional,” jelasnya.

Kehadiran Wakil Gubernur Maluku Utara dalam acara ini juga memberi dukungan moral. Beliau menyampaikan kebahagiaannya bisa menjadi bagian dari acara tersebut.

“Harapan saya, acara Fashion Nation bisa terus diadakan agar semakin banyak produk lokal yang kita lestarikan, termasuk batik Salawaku maupun batik lainnya dari Maluku Utara,” tuturnya.

Ning berharap Fashion Nation menjadi ajang bersama untuk memajukan para desainer lokal. “Harapannya, 9

desainer IFC bisa semakin dikenal masyarakat luas. Untuk De’Chantique sendiri, saya ingin brand ini bermanfaat bagi banyak orang, khususnya muslimah Indonesia, agar bisa tampil cantik, menarik, dan glamour,” pungkasnya.

Photo: IG@dechantique.id
Photo: IG@dechantique.id
Photo: IG@dechantique.id
Photo: IG@dechantique.id
Photo: IG@dechantique.id

Etenia Croft, Penyanyi Cilik dengan Album “Bersinar” yang Penuh Semangat

Dunia musik Tanah Air memiliki talenta muda yang penuh semangat, yaitu Etenia Croft.

Baru-baru ini, Etenia meluncurkan album bertajuk ”Bersinar”. Album tersebut memiliki makna mendalam, yakni agar setiap cita-cita dan hari-hari selalu bersinar, penuh kebahagiaan, serta tidak menyerah meskipun menghadapi tantangan.

Kepada Kabari, Etenia bercerita sebelum merilis album ini ia mulai serius menekuni dunia tarik suara sejak usia sembilan tahun. Ketertarikannya bernyanyi bukan karena dorongan orang tua, melainkan lahir dari kecintaan sejak kecil terhadap musik.

Meski demikian, dukungan orang tua selalu menjadi penguat langkah Etenia dalam menapaki dunia hiburan.

Untuk mengasah kemampuannya, Etenia rutin mengikuti les bernyanyi dua kali dalam seminggu. Ia juga piawai membagi waktu antara sekolah dan musik.

Seusai belajar di sekolah, Etenia memilih untuk beristirahat terlebih dahulu, lalu melanjutkan dengan les bernyanyi maupun latihan bermain alat musik. Hal ini membuatnya tetap seimbang antara pendidikan dan passion.

Selain membuat album, Etenia juga menunjukkan kiprahnya di ajang internasional.

Dalam Asia Pacific Art Festival (APAF) di Bangkok, Thailand, ia

turut serta dalam lomba bernyanyi dan memainkan piano.

Ke depan, Etenia bercita-cita menjadi entertainer serba bisa.

Bukan hanya bernyanyi, ia ingin menguasai public speaking, koreografi, dan berinteraksi dengan banyak orang agar dapat menghibur sekaligus membuat orang lain bahagia.

Melalui perjalanannya, Etenia juga berpesan kepada anak-anak Indonesia untuk selalu bahagia, semangat, tidak mudah menyerah, serta menyayangi orang tua yang senantiasa mendukung.

Photo: IG@etenia.croft
Photo: IG@etenia.croft
Photo: IG@etenia.croft
Photo: IG@etenia.croft
Photo: IG@etenia.croft
Photo: IG@etenia.croft

Di balik sebuah karya seni yang menghiasi ruang hidup, tersimpan cerita panjang tentang visi, dedikasi, dan ketekunan. Itulah yang ingin dibawa oleh Elmirai, sebuah brand furniture premium yang lahir dari DNA perusahaan furnitur asal Gresik, PT Katwara.

Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1980 ini telah menjadi pemasok bagi berbagai brand global papan atas, namun sejak 2023 melahirkan Elmirai sebagai wajah baru yang fokus pada produk orisinal dengan sentuhan seni dan kenyamanan.

Founder Elmirai, Risski Arif, menjelaskan nama Elmirai sendiri bukan sekadar identitas, melainkan filosofi. EL memberi kesan elegan dan kuat, sementara Mirai dalam bahasa Jepang berarti masa depan. Elmirai adalah simbol desain estetis yang modern, sekaligus visi membawa gaya hidup masa depan ke dalam ruang hunian.

Elmirai Membawa

Estetika Furniture Indonesia ke Masa Depan Global

Kabari

Dari Katwara Menuju Elmirai

PT Katwara awalnya dikenal dengan nama Katwara Rotan, sebuah pabrik pengolahan rotan mentah. Namun, kebijakan pemerintah pada era 1980-an yang melarang ekspor rotan mentah justru menjadi momentum transformasi.

Katwara kemudian berkembang menjadi produsen furnitur berkelas dunia dengan brand Mazzoli, hingga dipercaya berbagai nama besar seperti Palacek, Lexington, Baker, Gabby, RH (Restoration Hardware), Lulu and Georgia, Bernhardt, Crate & Barrel, Frontgate, Ballard Design, hingga Tristen William.

Katwara memiliki pabrik seluas 8 hektare di Gresik, Jawa Timur, dengan lebih dari 1.000 karyawan, didukung teknologi mesin mutakhir serta kayu berkualitas ekspor.

“Kami memastikan standar produksi tinggi, termasuk kelembapan kayu yang sangat kering agar tahan lama dan tidak mudah patah,” tambah Risski.

Furniture Sebagai Karya Seni

Elmirai lahir untuk fokus pada produk premium orisinal. “Fokus kami bukan hanya membuat furniture fungsional, tetapi menghadirkan karya seni yang memperindah ruangan,” kata Risski. Produk Elmirai mengusung

desain unik dengan craftsmanship tinggi, menggabungkan kenyamanan dan estetika.

Brand ini juga berani menghadirkan warna dan desain yang out of the box, menciptakan tren baru di pasar lokal.

“Untuk Indonesia, kami berusaha mendidik pasar agar lebih menghargai estetika furniture. Sedangkan di pasar internasional, kami tetap mengikuti tren global, tetapi dengan sentuhan khas Indonesia,” ujarnya.

Visi Elmirai adalah membawa karya orisinal Indonesia ke panggung internasional. Risski menegaskan, ke depannya Elmirai ingin menanamkan unsur budaya Indonesia ke dalam desainnya.

“Kami ingin memperkenalkan budaya bangsa lewat produk, agar dunia melihat bahwa karya Indonesia bisa bersaing dengan brand global,” jelasnya.

Dalam wawancara, Risski juga menyinggung peran teknologi kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, AI bisa membantu

di aspek administratif dan rendering desain interior. Namun, esensi dari desain furniture tetap memerlukan sentuhan manusia. “Furniture adalah soal rasa dan jiwa. Untuk R&D dan produksi, keterampilan manusia tetap menjadi kunci,” tegasnya.

Elmirai tidak hanya ingin dikenal sebagai brand furnitur premium, tetapi juga ingin terlibat dalam berbagai proyek komersial di tanah air.

“Kami berharap bisa menjadi bagian dari hotel, apartemen, dan ruang komersial prestisius di Indonesia. Lebih dari itu, kami ingin masyarakat mengikuti tren baru dalam kualitas dan desain furniture,” ucap Risski.

Dengan tagline “Furniture bukan hanya sekadar furniture, tapi karya seni yang memberikan nilai estetika dan kenyamanan dalam rumah”, Elmirai membawa misi besar: memperkuat citra Indonesia di dunia furnitur global, sekaligus mendidik masyarakat untuk lebih menghargai desain dan estetika.

Kabari
Photo: IG@elmirai.id
Photo: IG@elmirai.id
Photo: IG@elmirai.id
Photo: IG@elmirai.id
Photo: IG@elmirai.id

UNIQLO dengan bangga mempersembahkan

koleksi UNIQLO: C Fall/ Winter 2025, koleksi spesial hasil kolaborasi dengan desainer ternama Clare Waight Keller. Terkenal dengan tailoring yang refined dan kepekaan desain yang halus, Clare meramu elemen khasnya ke dalam rangkaian pakaian yang sleek, versatile, dan modern. Koleksi ini menafsirkan ulang filosofi LifeWear dengan pendekatan baru, yaitu menghadirkan keanggunan instan lewat potongan yang clean, detail yang dirancang

cermat, serta penggunaan palet warna yang sophisticated dan mudah dipadupadankan.

Lebih dari sekedar busana musiman, koleksi UNIQLO: C Fall/Winter 2025 dirancang untuk menjadi bagian dari ritme kehidupan sehari-hari. Setiap item lahir dari gagasan bahwa pakaian tidak hanya selalu harus nyaman, tetapi juga mampu mengangkat rasa percaya diri pemakainya. Dengan siluet streamlined, material lembut, dan desain yang thoughtful, koleksi ini menunjukkan bagaimana LifeWear

bisa tampil lebih elevated dan penuh karakter untuk menemani berbagai aktivitas sehari-hari.

“Koleksi UNIQLO: C menghadirkan modernitas yang mengalir, menyatu dengan ritme kehidupan sehari-hari. Setiap item dirancang untuk memberi sentuhan elegan sekaligus fungsional, sehingga memudahkan siapa pun tampil refined dalam berbagai kesempatan, dari momen kasual hingga suasana yang lebih formal,” ungkap Evy Christina Setiawan, Senior Marketing Manager UNIQLO Indonesia.

Daily Look hingga Airport Style

Inspirasi Styling ala Sheila Dara, Amanda

Rawles, hingga Pesona Yuri SNSD

Styling Inspiration

Setiap orang punya gaya khas dalam mengekspresikan dirinya, dan koleksi UNIQLO:C hadir sebagai kanvas untuk berkreasi sesuai karakter masing-masing. Dari tampilan kasual, outfit nyaman untuk perjalanan, hingga gaya sleek dengan nuansa senada, para selebriti dan influencer tanah air menghadirkan interpretasi segar yang membuktikan bahwa instant elegance bisa dengan mudah diaplikasikan untuk tampilan sehari-hari.

1. Polished Everyday Look

Dengan potongan yang versatile dan siluet clean, koleksi UNIQLO: C

membuktikan bahwa outfit harian pun bisa dibuat elegan. Pilihan layering sederhana mampu memberi kesan modern dan chic dengan instan.

Sheila Dara menampilkan gaya preppy chic yang rapi sekaligus fun. Ia memadukan Jaket Kemeja Katun Kerah Tegak Lengan Panjang yang dilapis dengan Rompi Pendek Kasmir Kerah Bulat dan Rok Panjang Lipit. Kombinasi ini menciptakan nuansa feminin sekaligus polished, mencerminkan karakter Sheila yang dinamis dan menyukai tampilan sederhana.

Sheila Dara

Sementara, Tiqasya menghadirkan interpretasi berbeda dari polished daily look melalui pilihan warna gelap yang sleek. Paduan Mantel Panjang yang di-layer di atas HEATTECH Ekstra Hangat T-Shirt Kasmir Campuran Kerah Bulat dengan Celana Rileks Tapered Lebar menciptakan kesan edgy. Aksesori minimalis seperti kacamata hitam menambahkan sentuhan kontemporer, menyempurnakan look ini untuk aktivitas harian yang padat.

Gaya ini menampilkan keseimbangan antara playful dan refined. Pemilihan palet warna netral membuat look Tiqasya terasa kontemporer sekaligus chic, mencerminkan gaya berpakaian yang ringan namun tetap berkarakter.

2. Effortless On-the-Go Mobilitas tinggi menuntut outfit yang praktis namun tetap gaya. Koleksi UNIQLO: C menghadirkan pilihan travel-friendly yang simpel, nyaman, namun tetap memberi penampilan yang berkesan.

Baskara Mahendra tampil dengan gaya maskulin yang santai sekaligus praktis. Ia mengenakan BLOCKTECH Jaket Parka warna hijau tua yang dilapis diatas Sweater Oversize abu-abu dan Celana Fit Lebar Sweat, menciptakan layering yang nyaman sekaligus hangat untuk bepergian.

Penampilan ini semakin sempurna dengan sneakers putih, menambah kesan sporty yang clean. Look Baskara memancarkan nuansa effortless sekaligus fungsional, menunjukkan bahwa kenyamanan tidak harus mengorbankan gaya. Pilihan outer relaxed yang dipadukan dengan warna hijau yang pop cukup membuat tampilan Baskara stand out walaupun dalam tampilan sederhana. Pairing ini dapat menjadi pilihan goto untuk hangout maupun airport look.

INSPIRATIF

Bagi Harumi PS yang kerap bepergian untuk berbagai agenda, outfit ideal harus bisa menjembatani dua hal: kenyamanan maksimal dan sentuhan gaya yang tetap on point. Karakternya yang karismatik dan selalu tampil anggun tercermin lewat pilihan palet earthy yang timeless memberi kesan elegan bak old money look yang tak lekang oleh tren. Dengan paduan Sweater

Oversize dan Celana Fit Lebar Sweat berwarna senada, yang ia kenakan dengan PUFFTECH Jaket ini menggambarkan go-to Harumi yang tak hanya travel-friendly, tetapi juga anggun, seolah effortless namun tetap penuh wibawa. Koleksi UNIQLO:C menegaskan bahwa fungsionalitas bisa berjalan seiring dengan gaya, menjadikannya pilihan sempurna bagi perempuan modern yang aktif.

Tiqasya
Baskara Mahendra
Harumi PS

Aqsa Aswar & Jeje Soekarno menampilkan kekompakan gaya lewat palet warna earthy yang hangat sekaligus maskulin. Jeje mengenakan padanan Jaket Rajut cokelat tua dengan Kemeja Broadcloth Oversize hijau tua dan celana Kulot, menampilkan nuansa refined dalam balutan siluet rileks yang nyaman.

Sementara itu, Aqsa memilih Cardigan Ritsleting Kerah Bulat yang dipadukan dengan Celana Curve Katun Ankle, memberi kesan tampilan maskulin yang tegas sekaligus berkarakter.

Pilihan outfit keduanya memancarkan harmoni visual yang menarik: satu menghadirkan look yang terkesan laid-back dan berwibawa, sementara satunya menonjolkan struktur rapi. Kontras ini menunjukkan bagaimana koleksi UNIQLO:C mampu merangkul kepribadian yang berbeda, memberi ruang bagi ekspresi dan style personal masing-masing individu sembari memberikan kesan elegan yang effortless.

Sebagai mompreneur dengan rutinitas yang padat, Tyna Dwi Jayanti memilih gaya praktis, namun pilihan styling ini tetap mampu memancarkan aura feminin Tyna yang natural. Ia tampil dalam Kemeja Cocoon Katun Lengan Panjang biru yang dilapis dengan Rompi Pendek Kasmir Kerah Bulat berwarna senada, dan dipadukan dengan Celana Curve Katun Ankle warna beige yang lembut. Siluet panjang memberikan kesan rapi, sementara pemilihan padanan warna ini membuat tampilannya terasa harmonis dan modern. Styling ini menjadi contoh bagaimana seorang perempuan aktif dapat tetap terlihat chic, tanpa mengorbankan kenyamanan dalam kesehariannya.

3. Tone-on-Tone Elegance

Amanda Rawles menghadirkan interpretasi gaya urban sekaligus edgy. Ia memilih Jaket Tailored Double Breasted warna abu-abu yang dipadukan dengan Rok Model Celana Flare hitam dan Sweater Rileks Kasmir Kerah V (Syal) abu-abu, menghasilkan look tone-on-tone yang sleek. Permainan layering ini semakin berkarakter dengan tambahan Sepatu Bot Pendek Bertali (Lace Up) hitam yang memperkuat statement, menciptakan kontras antara klasik dan edgy.

Look Amanda membuktikan bahwa outfit dengan nuansa monokrom tak selalu kaku, tetapi justru bisa menghasilkan statement look yang bold, powerful, sekaligus nyaman untuk dikenakan dalam berbagai kesempatan.

Aqsa Aswar & Jeje Soekarno
Amanda Rawles
Tyna

April dan Summer Widira

Inka Angela menampilkan interpretasi gaya urban yang sleek dengan sentuhan edgy feminin. Ia memilih Kemeja Broadcloth Oversize Lengan Panjang yang dipadankan dengan Rompi Pendek Kasmir Kerah Bulat abu-abu, serta Celana Flare senada untuk menciptakan siluet modern yang tegas.

Look ini memadukan elemen klasik dengan nuansa kontemporer, menghasilkan tampilan yang chic sekaligus berani. Palet warna netral yang kontras dengan potongan clean membuat outfit ini versatile dan mudah diadaptasi untuk berbagai suasana. Inka memperlihatkan bagaimana layering sederhana bisa diolah menjadi gaya yang penuh karakter, sehingga menjadikan look ini sebagai pilihan sempurna bagi siapapun yang ingin tampil bold dan refined.

Dua bersaudari April dan Summer Widira menunjukkan bagaimana tone-on-tone bisa menjadi medium ekspresi elegan yang menyiratkan karakter individual mereka. Gaya layering Cardigan Waffle Rajut Kerah Bulat, Rompi Pendek Kasmir Kerah Bulat, dan Rok Model Celana Flare menghadirkan harmoni visual yang sophisticated tanpa terasa monoton. Sementara Sweater Kerah Tinggi Low Gauge yang dipadukan dengan Celana Flare memberi aura feminin yang tertuang dalam siluet flare yang anggun dan powerful. Meski memiliki preferensi berbeda, pilihan outfit yang dipilih The Widiras ini menunjukkan bahwa tampilan kembaran bisa tetap harmonis tanpa kehilangan sentuhan individualitas. Keduanya bisa tetap tampil dalam nuansa elegan yang timeless, mengekspresikan gaya pribadi, serta nyaman untuk menemani kegiatan sehari-hari.

Sebagai penyuka fashion monochrome, Cissylia Van Leeuwen menampilkan gaya minimalist sleek dengan nuansa modern yang effortless. Ia memilih Kemeja Cocoon Katun Lengan Panjang yang dipadukan dengan Rompi Hoodie Waffle Rajut dan Celana Curve Katun Ankle, dalam dominasi warna biru yang memberi kesan polished dan juga elegan.

Gaya ini menekankan pada siluet sederhana yang timeless, sehingga memperlihatkan bahwa less is more.

Dengan pemilihan potongan yang presisi, Cissylia menunjukkan bahwa gaya minimalis bisa tetap tampil berkelas, chic, namun juga relevan untuk keseharian perempuan modern yang sangat mengutamakan kenyamanan.

Inka Angela
Cissylia Van Leeuwen

Koleksi UNIQLO:C tak hanya memikat di Jakarta, tetapi juga mendapatkan sorotan global lewat acara peluncuran di Seoul. Kehadiran bintang Korea seperti Yuri SNSD, Hwang In Yeop, dan Jung Yong Hwa CNBLUE pada acara yang diselenggarakan di Seoul memperkuat karakter aspiratif koleksi ini, sekaligus menegaskan daya tariknya yang universal. Seperti Hwang In Yeop yang tampil maskulin dalam tampilan tailored dengan paduan BLOCKTECH Jaket Parka yang dipadukan dengan Kemeja Broadcloth Oversize biru berlapis

Cardigan Ritsleting Kerah Bulat yang menghadirkan nuansa effortless modern dan sleek, atau Jung Yong Hwa yang memilih gaya urban elegan dengan Jaket Rajut yang dikenakan di atas Cardigan Ritsleting Kerah Bulat dan Kemeja Broadcloth Oversize. Yuri SNSD pun tampil memukau dengan Jaket Kemeja Katun Kerah Tegak yang memancarkan sisi membuktikan fleksibilitas koleksi UNIQLO: C untuk berbagai karakter dan kesempatan.

Crowning the Universe, Maha Karya ala Naomi

Julia Soegianto

Indonesia berbangga atas kepercayaan yang diberikan pada desainer jewelry negeri ini, Naomi Julia Soegianto, untuk membuat mahkota Miss Universe Indonesia, Miss Universe Singapura, dan Miss Universe Hong Kong untuk tahun 2025. Ini merupakan kepercayaan kedua setelah tahun lalu, 2024, Naomi juga diminta membuat mahkota Miss Universe Indonesia (MUI).

Kepercayaan ini lebih dari sekadar permintaan akan sebuah produk penting bagi ajang pageant dengan payung Internasional ini, namun juga menunjukkan bahwa karya cipta desainer Indonesia mampu diapresiasi mancanegara. Karya Naomi yang hadir di ajang Miss Universe Singapura dan Hong Kong membuktikan kemampuan desainer dalam negeri untuk menembus level citra dunia terhadap karya seni fesyen, khususnya jewelry.

Mahkota Miss Universe merupakan properti sangat bermakna dalam penyelenggaraan ajang ini karena merupakan simbol kemenangan dan penanda terpenting tradisi pageant. Bagi Naomi, kepercayaan ini merupakan kehormatan sekaligus tantangan besar.

Tahun lalu, saat pertama kali membuat mahkota bagi MUI, pembelajaran besar dia dapatkan. Itu adalah pertama kalinya dia menerima tugas ini. Dengan perasaan

bergetar dia membangun keberanian untuk mulai berkarya. Kala itu pihak penyelenggara MUI meminta Naomi memilih tema Garuda atau Lotus sebagai dasar desain. Naomi memilih Lotus dan mempresentasikan itu sebagai gambaran kekuatan dan kelembutan perempuan Indonesia.

“Saat itu sebetulnya banyak referensi yang bisa saya pelajari dari mahkota-mahkota di tahun sebelumnya. Namun saya memilih berpikir murni dari nol dengan merenungkan filosofi Miss Universe yang bisa dialirkan melalui desain bertema Lotus. Sebagai perempuan Indonesia, saya menyadari bahwa kekuatan perempuan mampu memberikan kontribusi besar bagi lingkungan sekitarnya dan dunia. Kelembutan dan sifat welas asih perempuan akan semakin bercahaya ketika diiringi oleh kepribadian kokoh, kecerdasan, wawasan luas, dan cara berpikir yang terbuka, serta kemandirian,”

tutur Naomi. Banyak pengalaman menarik selama proses pembuatan mahkota yang merupakan hal baru bagi dirinya, walau sudah puluhan tahun memahami dunia produksi perhiasan.

Dengan dasar pemikiran itulah dia merancang mahkota MUI 2024 dengan nama Teratai Nusantara. Desainnya sangat artistik, feminin, namun memancarkan citra kokoh dan modern. Detail keindahannya pun sangat bernuansa Indonesia. “Penyelenggara hanya memberikan petunjuk ukuran, namun membebaskan saya berkreasi. Kemerdekaan ini menjadi suatu hal yang sangat penting sehingga saya bisa berkreasi dengan sangat enjoy dan focus,” akunya.

Tahun ini, kembali ajang Miss Universe Indonesia memberi kepercayaan pada Naomi untuk membuat mahkota. Dan lebih dahsyat lagi, kepercayaan juga datang dari ajang Miss Universe Singapura dan Hong Kong. Ini bukan hanya menciptakan kebanggaan bagi diri Naomi, namun sekaligus juga Indonesia. Naomi dinilai mampu mempresentasikan kekuatan dan keanggunan perempuan disertai budaya lokal ke dalam rancangan mahkota.

Untuk MUI 2025 yang digelar pada bulan September ini, mahkota pemenang mengusung tema Jiwanta, yang dalam bahasa Sansekerta bermakna jiwa yang tenang. Ornamen keindahan diilhami oleh Batik yang merupakan budaya kuat Indonesia. Ini menjadi tantangan tersendiri karena penerjemahan filosofi Batik yang sangat luas.

Penciptaan desain kemudian menyerap nilai-nilai indah bangsa Indonesia, yakni keluhuran budi, kebijaksanaan, tekad kuat dalam

berjuang, sekaligus kesabaran dalam berproses. Itulah yang diterapkan dalam mahkota Jiwanta untuk MUI 2025. Filosofi ini menjadi sangat relevan disandingkan dengan keadaan dunia saat ini yang banyak diwarnai ujian. Mahkota Miss Universe Singapura menjadi tantangan menggetarkan baginya. Bisa dimaklumi karena akan digunakan di luar Indonesia. Naomi melakukan diskusi mendalam dengan penyelenggara di negeri Singa untuk mendapatkan “ruh” desain yang tepat. “Mereka mengatakan bahwa tahun ini sangat bermakna bagi rakyat Singapura karena merupakan tahun ke 60 kemerdekaan negeri. Saya kemudian menanyakan simbol yang populer untuk mencerminkan Singapura. Mereka menjawab, Orchid atau anggrek. Mereka juga mengharapkan modern look, tidak terkesan tradisional, dan bright,” ucapnya. Dari diskusi mendalam itulah, Naomi kemudian merancang mahkota dengan hiasan berbentuk anggrek sebanyak 60 buah. Karakter desain dibuat modern sesuai keinginan penyelenggara dan mengesankan diamond look.

Demikian pula mahkota bagi Miss Universe Hong Kong. Naomi melakukan diskusi intensif untuk bisa menyerap semangat perempuan

di negeri Asia Timur itu. Perempuan Hong Kong sangat gesit, taktis, mandiri, dan menyukai hal-hal yang simpel serta praktis. Budaya hidup mereka adalah bekerja keras, cerdas, efisien, dan dengan mobilitas tinggi. “Saya merancang mahkota dengan look yang simpel, sangat modern, sekaligus elegan dan kokoh,” kisahnya.

Naomi menggunakan sejumlah material dalam karya-karya mahkotanya. Silver, gold, aneka stones atau bebatuan, termasuk zircon Swarovski. Semburat putih dan emas yang kekuningan ditata penuh harmoni menghasilkan desain yang sangat artistik, mencirikan budaya lokal, namun dengan selera Internasional.

Lalu siapakah Naomi Julia Soegianto? Perusahaan jewelry bukanlah sesuatu yang asing atau baru dalam hidupnya. Sejak kecil ayahnya telah merintis perusahaan emas bersama para kerabatnya melalui PT UBS di Purworejo, dan kemudian Surabaya. Perusahaan ini kemudian berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan gold manufacturing di Indonesia.

Naomi kemudian terinspirasi mengikuti jejak ayahnya dengan mendirikan perusahaan emas bernama NJS, inisial dari namanya.

NJS berdiri awal abad milenium dan beroperasi dari nol. Berbekal 1 kilogram emas dan dibantu beberapa karyawan, Naomi merintis usaha, mendesain perhiasan emas dan memasarkannya ke berbagai wilayah Nusantara. Dia menempatkan proses desain sebagai bagian terpenting, dengan keyakinan bahwa perempuan memiliki filosofi yang kuat dalam menentukan langkah hidup.

NJS berkembang cukup pesat dan kini menjadi salah satu gold manufacturing yang diperhitungkan di negeri ini. Dari NJS pula nama Naomi kemudian menguat sebagai desainer perhiasan yang dikenal di Indonesia. Kepercayaan membuat mahkota Miss Universe merupakan legitimasi keberhasilan dirinya menebas batas, menggerakkan sayap karya hingga menerobos mancanegara.

Bagi Naomi, berkarya di industri perhiasan bukan semata pilihan bidang bisnis. Dia menemukan banyak kekuatan dan filosofi berharga dari desain perhiasan yang mencerminkan kekuatan perempuan dan menghadapi berbagai cuaca kehidupan.

Naomi adalah juga sosok yang sangat kuat memberi kepedulian sosial dan kemanusiaan. Melalui gereja maupun inisiatif pribadi, dia telah menggerakkan khalayak

yang penuh keterbatasan untuk bisa menumbuhkan harapan bagi hari esok yang lebih baik. Di kancah entrepreneurship Naomi telah menginspirasi banyak wanita melalui berbagai program edukasi yang dia gelar.

Selain memimpin perusahaan NJS yang berpusat di Surabaya, Naomi kini sangat aktif bergerak ke berbagai kota, termasuk Jakarta untuk memberikan seminar inspiratif tentang kemandirian dan kekuatan perempuan.

Sumber Foto: Istimewa

1. Tur Guide berbahasa Indonesia/ Inggris.

2. Private Tur di Amerika dan Kanada: Supir berbahasa Indonesia dengan Mobil/Van/Bis.

3. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Tur Program di Beberapa Negara di Asia Tenggara dengan Harga Grosir.

4. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Reuni Tur Program dengan Teman dan Famili Anda dari Indonesia.

5. Kantor di San Francisco, Los Angeles (La Habra) dan Jakarta.

6. Karyawan berpengalaman lebih dari 20 tahun.

7. Endorsed oleh California Media International, Inc (Penerbit Majalah Kabari, Majalah Tur Dunia dan Majalah Joint VentureHidup Sehat).

8. Harga Grosir untuk Tur ke Asia Tenggara = Joint Venture dengan Perusahaan Tur Wholesale yang berdomisili di Jakarta, Worldlinks Indonesia, dimana Program Tur hanya dijual melalui agen-agen travel ritel di Indonesia.

Ingin mendapatkan Informasi Tur Terkini? Silakan daftar di TurDuniaGratis.com

Senayan City x IFDC

Hadirkan Parade Fashion

“Kanvas Budaya”

Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun

Senayan City yang ke-19, Senayan City Mall menggelar sederet perhelatan mode yang dikemas dalam Fashion Nation XIX. Salah satu yang menarik perhatian adalah kolaborasi Indonesian Fashion Designer Council (IFDC) dengan Bakti Budaya Djarum Foundation yang menghadirkan parade fashion dengan tajuk Kanvas Budaya.

Kanvas Budaya hadir sebagai suatu wadah ekspresi kreativitas di mana 25 desainer anggota IFDC menjadikan Batik Kudus sebagai kanvas ekspresi mereka. dipadu

dengan nuansa warna putih yang diibaratkan sebagai kanvas kosong perlambang wastra nan inklusif, lentur, dan tetap relevan dengan modernitas.

Adapun Batik Kudus yang ditampilkan ada 2 jenis, yakni batik tulis dan batik cap. Dalam Kanvas Budaya, para perancang mode diajak untuk menggali motif, tekstur, dan sejarah Batik Kudus. Dengan kekhasan mereka masing-masing, para desainer IFDC menuangkan interpretasi mereka dalam bentuk karya fashion yang kontemporer namun tetap selaras

dengan warisan budaya.

Parade fashion Kanvas Budaya diikuti oleh 25 anggota IFDC, antara lain

Andreas Odang, Adeline Esther, Carmanita, Chossy Latu, Danny Satriadi, Denny Wirawan, Didi Budiardjo, Eddy Betty, Era Soekamto, Eridani, Ghea Panggabean, Hian Tjen, Ivan Gunawan, Liliana Lim, Mel Ahyar, Monica Ivena, Priyo Oktaviano, Rama Dauhan, Ria Miranda, Sebastian Gunawan, Stella Rissa, Wilsen Willim, Yogie Pratama, Yongki Budisutisna, dan Yosafat Dwi Kurniawan.

Tujuan dari kolaborasi kali ini tidak lain adalah untuk mengangkat Batik Kudus ke panggung yang lebih luas, serta menggabungkan keindahan tradisional dan inovasi modern melalui medium fashion. Di samping itu, Kanvas Budaya juga diharapkan dapat menjadi ruang bagi para desainer IFDC untuk bereksperimen dalam menjalin sinergi antara mode dan budaya. Bukan hanya soal fashion, Kanvas Budaya juga menjadi ruang

dialog visual antara masa lalu dan masa depan, antara tangan-tangan ahli pengrajin dan imajinasi desainer, antara Batik Kudus yang kaya akan makna. IFDC dan Bakti Budaya Djarum Foundation berharap karya-karya ini dapat menginspirasi apresiasi yang lebih dalam terhadap budaya kita, serta menunjukkan keberlangsungan warisan tradisi yang tetap hidup dan berkembang.

Lelang dan Amal Kanvas Budaya Sebagai wujud nyata kepedulian sosial, seluruh karya yang dipresentasikan dalam Kanvas Budaya akan dilelang pada hari yang bersamaan. Hasil lelang tersebut akan didonasikan melalui Yayasan Andien Peduli Sesama untuk mendanai calon Sekolah Anak Percaya di Kampung Apung, Muara Angke, Jakarta Utara. Kawasan ini dikenal sebagai kampung nelayan, di mana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan kerang hijau. Banyak dari mereka, baik anak- anak hingga orang dewasa, mengalami putus sekolah.

Melalui dukungan dari donasi ini, akan dibangun sistem pendidikan

berbasis kejar paket (Paket A, B, C), sehingga para penduduk Kampung Apung yang tidak sempat menyelesaikan sekolah dapat melanjutkan kembali pendidikan mereka dan memperoleh ijazah sesuai level masing-masing.

Temukan Sisi Lain Bali

Airbnb dan UNESCO Luncurkan Bali

Cultural Guidebook

Airbnb, bekerja sama dengan UNESCO, telah meluncurkan “Bali Cultural Guidebook”, yang bertujuan untuk merayakan dan melestarikan warisan budaya Bali yang unik, menyebarkan pariwisata ke daerah-daerah yang kurang dikenal, dan mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab.

Acara peluncuran yang dilakukan di Jendela Bali, Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, merupakan kelanjutan dari program yang pertama kali diperkenalkan pada Desember 2024 dengan tujuan untuk mengubah cara wisatawan menikmati perjalanan mereka di Bali melalui pengalaman budaya yang otentik.

Melalui pelatihan khusus dan pemetaan budaya, inisiatif gabungan ini dirancang untuk memberdayakan Tuan Rumah lokal menjadi duta budaya yang terampil dengan membekali mereka dengan sarana, pengetahuan,

dan inspirasi untuk membagikan tradisi, adat istiadat, dan warisan kebudayaan Bali dengan wisatawan global melalui cerita dan pengetahuan akan budaya lokal. Inisiatif ini menawarkan cara yang lebih bermakna bagi wisatawan untuk menikmati pengalaman di Bali, sekaligus secara aktif mendukung pelestarian warisan dan tradisi budayanya.

“Di Airbnb, kami percaya bahwa perjalanan menjadi makin bermakna ketika kita dapat menciptakan koneksi yang tulus, tidak hanya dengan tempat, tetapi juga dengan orang dan budayanya. Riset kami menunjukkan bahwa 90% wisatawan di Asia Pasifik mencari pengalaman budaya yang otentik. Melalui kemitraan kami dengan UNESCO, selain membantu tamu semakin mendalami warisan kebudayaan Bali, inisiatif ini juga bertujuan untuk memberdayakan komunitas lokal melestarikan dan merayakan identitas budaya mereka. Dan kami berharap inilah yang akn menjadi masa depan pariwisata yang bertanggung jawab dan inklusif,” kata Mich Goh, Director of Public Policy Airbnb, Asia Pasifik.

Panduan yang Mengakar pada Kebudayaan dan Komunitas

Pada bulan Agustus hingga Desember 2024, UNESCO melakukan pemetaan budaya yang mendokumentasikan kuliner lokal, seni dan kerajinan, tradisi yang hidup, dan situs-situs bersejarah di lima kabupaten yaitu Tabanan, Gianyar, Bangli, Buleleng, dan Badung. Temuan-temuan

ini menjadi dasar dari Bali Cultural Guidebook dan menjadikannya sumber informasi yang dirancang untuk memperkaya pemahaman Tuan Rumah, menginspirasi wisatawan, dan memperkuat pariwisata budaya di seluruh pulau.

Bali adalah perwujudan hidup dari filosofi Tri Hita Karana, yang mengedepankan keharmonisan antara alam spiritual, manusia, dan alam lingkungan. Program ini menghidupkan filosofi tersebut, menawarkan pemahaman yang lebih dalam kepada wisatawan tentang nilai-nilai budaya yang membentuk kehidupan seharihari masyarakat Bali.

“Warisan budaya itu tidak hanya dalam bentuk monumen, tetapi juga pada praktik kehidupan seharihari masyarakat. Program ini memastikan agar pariwisata justru memperlihatkan dan memperkuat budaya sehari-hari, bukan malah melemahkannya. Di saat yang bersamaan, para pemilik homestay dan wirausahawan berperan penting untuk melestarikan dan menceritakan warisan budaya mereka,” kata Moe Chiba, Culture Programme Specialist, UNESCO.

Topik utama dalam panduan ini termasuk:

● Sistem Subak Warisan Dunia UNESCO: Pelajari tentang sistem irigasi kuno “Subak”, perwujudan keharmonisan Bali dengan alam dan masyarakatnya, mencerminkan filosofi Tri Hita Karana, dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan.

● Pura Sakral dan Situs Ikonik: Pura seperti Pura Ulun Danu Batur dan Pura Taman Ayun adalah pusat spiritual yang menghubungkan komunitas Bali dengan tradisi leluhur dan alam, serta menjaga kesinambungan budaya.

● Panduan Perjalanan yang Bertanggung Jawab: Kiat-kiat perjalanan bagi pengunjung ketika mengunjungi situs budaya yang sakral, termasuk etiket di pura dan adat istiadat masyarakat.

● Hari-hari Perayaan dan Tradisi Kuliner: Mulai dari perayaan Galungan dan Nyepi hingga hidangan lokal seperti Sate Lilit dan Babi Guling, wisatawan diundang untuk merasakan tradisi Bali yang abadi.

● Kerajinan Tradisional: Seni kerajinan Bali, dari kerajinan perak Celuk hingga anyaman bambu, mencerminkan warisan budaya pulau yang kaya, dan buku panduan ini menampilkan nilai seni serta makna budaya di balik setiap kerajinan.

Dengan mengedepankan wawasan komunitas, Airbnb dan UNESCO hendak mempromosikan pariwisata di luar destinasi populer pada umumnya, menghormati budaya lokal, dan menciptakan peluang ekonomi di daerah yang kurang dikenal.

“Pemetaan Budaya Bali ini adalah sarana yang sangat bermanfaat bagi kami sebagai Tuan Rumah. Ini bukan hanya tentang menyambut tamu di rumah kami, tetapi juga berbagi cerita, tradisi, dan kebanggaan kami akan budaya Bali. Panduan ini membantu kami menjaga warisan leluhur tetap hidup sambil memberi wisatawan kesempatan untuk menemukan sisi lain dari Bali yang belum pernah mereka lihat sebelumnya,” kata Ngurah dan Ayu, Tuan Rumah Airbnb.

Menurut laporan terbaru Oxford Economics, Airbnb berkontribusi lebih dari Rp35 triliun terhadap perekonomian nasional Indonesia pada tahun 2024. Di

Bali sendiri, aktivitas Airbnb menyumbang Rp17,5 triliun terhadap PDB, mendukung 112.900 lapangan kerja, dan menghasilkan upah senilai Rp3,8 triliun. Angka-angka ini menyoroti peran Airbnb dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mendukung usaha kecil, dan memastikan manfaat pariwisata dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Digital Magazine

Digital Magazine with Video E-News Email

Written Articles in KabariNews.com

Copy & Paste from other Medias

Number of Videos (YouTube)

Number of Video Viewers (YouTube)

Number of Video Subscribers (YouTube) Webinar

Livestream Social Media

Facebook Subscribers: Ikut Kabari Amerika

KabariNews.com in Ranking.com KabariNews.com in Alexa.com

Pesona dan Kecerdasan Antar Sanly Liu Menjadi Pemenang Miss Universe Indonesia 2025

Malam puncak Zetrix

Miss Universe Indonesia 2025 digelar dengan penuh kemegahan di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta, belum lama ini.

Ajang bergengsi yang diikuti 16 finalis terbaik dari seluruh Indonesia ini menghadirkan atmosfer elegan sekaligus sarat energi positif.

Dari 16 finalis terpilihlah

Sanly Liu menjadi Miss Universe Indonesia 2025 dan berhak mengenakan Mahkota Jiwanta, simbol kejayaan dan harapan baru bagi perempuan Indonesia setelah berhasil mengungguli finalis lainnya. Sementara posisi runner-up pertama diraih Kirana Larasati dan Rita Nurmaliza yang berhasil menutup podium dengan meraih juara ketiga.

Malam itu Sanly Liu saat itu

tampil memukau dengan pesona, kecerdasan, serta dedikasi tinggi. Hal ini terlihat saat momen Top 3, Sanly menghadapi para dewan juri yang terdiri dari Creative Director dan Founder Sejauh Mata Memandang,

Chitra Subyakto, Puteri Indonesia 2006, Agni Pratistha, dan National Director Miss Universe Indonesia, Kelly Tandiono.

Ia mendapatkan pertanyaan dari Kelly Tandiono, "Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Apa sifat yang harus dimiliki setiap pemimpin saat ini dan bagaimana generasi muda Indonesia mewujudkan itu?".

Sanly Liu pun menjawab: “Indonesia, dengan seluruh generasi mudanya, kita semua sebenarnya sangat cerdas dan kami harus memiliki kesempatan untuk membuktikan kepada para pemimpin, dan para pemimpin harus memiliki transparansi. Generasi masa depan dan pemimpin di masa depan bisa melakukan lebih banyak hal, kita bisa menciptakan Indonesia yang harmonis di mana semuanya lebih baik dan tentunya luar biasa,” jawab Sanly.

Jawaban yang cukup menghantarkannya meraih mahkota. Atas kemenangannya ini Sanly bersyukur bisa berdiri di sini sebagai pemenang Zetrix Miss Universe Indonesia 2025.

Kemenangan ini bukan hanya miliknya, tetapi hasil dari perjalanan panjang, pembelajaran berharga, dan dukungan orang-orang yang selalu percaya pada dirinya.

“Setiap tahap seleksi dan pelatihan Zetrix Miss Universe Indonesia 2025 telah membentuk saya, bukan hanya untuk tampil di panggung, tapi juga untuk memahami arti keberanian, empati, dan ketulusan dalam diri

saya. Saya menyadari bahwa tantangan sebenarnya baru dimulai, karena panggung dunia sudah menanti dengan persaingan yang lebih besar,” tuturnya

Tak hanya bersinar di malam final, Sanly juga mendapatkan gelar Fan Favorite by Zetrix dan memenangkan Motion Challenge dalam rangkaian Bootcamp Miss Universe Indonesia 2025.

Miss Universe Indonesia Bukan Sekadar Ajang

Kecantikan

Perjalanan panjang Miss Universe Indonesia 2025 ini dimulai dari audisi yang mempertemukan puluhan perempuan berbakat dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, profesional, hingga aktivis komunitas.

Para finalis menjalani bootcamp intensif dengan

penilaian berdasarkan lima pilar penting The Five Pillars of True Sophistication: kecerdasan intelektual, kesehatan fisik, kekuatan moral dan spiritual, kepedulian sosial, serta daya kreativitas.

Selain pelatihan, para finalis juga diterjunkan dalam program advocacy dan giving back to community. Mereka aktif terlibat dalam kegiatan sosial, berbagi pengetahuan, sekaligus mengasah empati dan kepemimpinan.

National Director Zetrix Miss Universe Indonesia 2025, Kelly Tandiono, menyampaikan apresiasinya, “Tahun ini kami menemukan sosok perempuan yang bukan hanya mempesona, tetapi juga memiliki misi, integritas, dan semangat perubahan. Inilah makna sejati Miss Universe Indonesia: perayaan keunikan dan keberagaman perempuan Indonesia.”

Objektivitas penjurian pun dijamin dengan menghadirkan dewan juri dari berbagai latar belakang, mulai dari tokoh media, wirausaha, pemerhati lingkungan, hingga public figure. Keberagaman perspektif ini memastikan penilaian berlangsung profesional, transparan, dan adil bagi setiap finalis.

Sanly kini bersiap menghadapi Miss Universe ke74 yang akan digelar pada 21 November 2025 di Impact Challenger Hall, Thailand, bersama delegasi dari lebih 130 negara.

Dengan dukungan penuh dari tim, sponsor utama seperti NJS Gold, LEPAS, The Tribrata Dharmawangsa, dan Grand Hyatt Jakarta, Sanly diharapkan dapat menjadi representasi Indonesia yang membanggakan di ajang internasional.

Hadirkan Energi Positif & Kebebasan Berekspresi melalui Campaign “Free Your Good Vibes”

Janji Jiwa, brand kopi lokal yang dikenal dengan semangat inovatif dan kedekatannya dengan generasi muda, meluncurkan campaign terbarunya, “Free Your Good Vibes.” Campaign ini mengajak Millennials dan Gen Z untuk bebas berekspresi, membangun koneksi, dan menyebarkan energi positif melalui komunitas dan kreativitas.

Sejalan dengan itu, Janji Jiwa juga menghadirkan pengalaman baru lewat semangat “Now with Bolder Taste, Ultimate Feel”. Janji Jiwa membawa kualitas rasa ke level baru dengan kopi yang lebih bold, sekaligus menghadirkan ukuran Ultimate sebagai pilihan baru untuk mereka yang menjadikan kopi bagian dari lifestyle sehari-hari.

Tinggal Meninggal: Pembuka Campaign Free Your Good Vibes

Campaign ini dimulai dengan kolaborasi bersama film Tinggal Meninggal, sebuah film komedi gelap karya kreator muda Kristo Immanuel dan Jessica Tjiu. Film ini

menyampaikan pesan penerimaan diri dan pertumbuhan karakter anak muda melalui narasi satir yang penuh humor khas Kristo.

“Kami ingin menghadirkan cerita yang berani dan personal, tetap relatable, dan menghibur. Kolaborasi ini adalah keberanian untuk bicara jujur dengan cara yang fun. Dan Janji Jiwa adalah partner yang bisa memahami semangat itu,” ujar Ernest Prakasa, produser dari Imajinari.

Kolaborasi ini menjadi simbol semangat Free Your Good Vibes: bahwa ekspresi adalah kebebasan, dan kebebasan adalah energi positif yang patut dirayakan.

Good Vibes Clash: Matcha Party Berbalut Semangat Lintas Komunitas

Sebagai bagian dari campaign ini, Janji Jiwa menghadirkan Good Vibes Clash, berkolaborasi dengan Sastra Silalahi dan Kiki Ucup (Pendiri Pesta Pora Festival), dua sosok penting dalam dunia hiburan dan komunitas urban. Sastra Silalahi dikenal

dengan kontennya yang jenaka dan menghibur, sementara Kiki Ucup membawa semangat kebersamaan melalui keberagaman komunitas yang ia kembangkan. Keduanya membawa energi lintas komunitas yang sejalan dengan positioning Janji Jiwa.

Tak ketinggalan, rangkaian Premium Matcha Vibes yang berakar di Uji, Kyoto, menawarkan pengalaman rasa bold dengan empat varian unik: Premium Matcha Latte, Dirty Matcha Latte, Salted Brown Matcha, dan Honey Oat Matcha.

Good Vibes Run: Aktivitas Lari Bersama USS Running Melanjutkan semangat campaign Free Your Good Vibes, Janji Jiwa akan menghadirkan Good Vibes Run, sebuah aktivitas lari santai yang terbuka bagi semua kalangan, dari pemula hingga komunitas pelari urban. Acara ini mengajak semua peserta untuk berlari dengan semangat kebersamaan, tanpa memandang kecepatan, namun lebih menekankan pada energi positif dan dukungan satu sama lain.

“Bagi kami, lari adalah cara sederhana untuk terhubung dengan diri sendiri dan orang lain. Good Vibes Run bukan soal siapa yang

tercepat, tapi tentang kebersamaan dan energi positif yang saling mendukung,” ujar Grace Surya, Marketing Director Janji Jiwa.

“Lewat Good Vibes Run, kita pengen buktiin kalau running udah jadi bagian dari gaya hidup anak muda yang aktif, seru, dan penuh energi positif. Momen buat nyambung bareng komunitas, ngerayain kebersamaan, dan ngerasain vibe yang sama. Yang paling penting bukan siapa yang paling cepat, tapi gimana semua bisa jalan bareng, ngerasa satu frekuensi,” Bhisma Diandra, Community Manager USS Running

Acara ini memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk menjadikan olahraga bagian dari gaya hidup sehat, sambil mempererat hubungan antar komunitas.

Janji Jiwa: Mendorong

Dengan Free Your Good Vibes, Janji Jiwa tidak hanya berbicara

mengenai kopi, tetapi tentang mendukung ruang tumbuh, koneksi bermakna, dan semangat ekspresi tanpa batas. Campaign ini adalah ruang hidup yang terus berkembang, tempat di mana keberanian untuk menjadi diri sendiri dapat tumbuh, dan komunitas saling menguatkan.

“Bagi kami, Free Your Good Vibes bukan sekadar campaign, tetapi ruang untuk komunitas bisa berkreasi dan saling menguatkan. Sejalan dengan itu, kami memperkenalkan konsep Janji Jiwa Culture yang hadir di Greenville

sebagai wadah yang lebih modern, nyaman, dan imersif. Tempat generasi muda bisa berkumpul, berekspresi, dan merasakan pengalaman kopi yang berbeda,” ujar Grace Surya, Marketing Director Janji Jiwa.

Memperkenalkan Janji Jiwa Culture

Sebagai bagian dari semangat

Free Your Good Vibes, Janji Jiwa menghadirkan Janji Jiwa Culture sebagai destinasi terbaru bagi generasi muda untuk menikmati kopi sekaligus berekspresi. Dengan desain modern dan atmosfer community space, outlet ini dirancang tidak hanya sebagai tempat menikmati kopi, tetapi juga ruang berkumpul, berkolaborasi, dan menyebarkan energi positif.

Janji Jiwa Culture menjadi wujud nyata komitmen Janji Jiwa dalam menyediakan ruang yang mendukung kreativitas, interaksi, serta kolaborasi lintas komunitas.

Di sini, pengunjung bisa merasakan pengalaman berbeda: menikmati kopi sambil terhubung dengan komunitas yang berbagi semangat kebersamaan dan energi positif.

Film Sukma Hadirkan Horor yang Mengejutkan Penonton

Setelah sukses film horor Lembayung (2024) sebagai debut penyutradaraan Baim Wong yang meraih 1,6 juta lebih penonton, Baim Wong kini hadir kembali dengan horor terbarunya, Sukma yang tayang mulai 11 September 2025 di bioskop.

Film Sukma mengikuti kisah kepindahan Arini (Luna Maya) dan keluarganya ke kota kecil untuk memulai hidup baru. Namun, hal itu justru berbalik menjadi petaka setelah mereka menemukan sebuah cermin kuno di ruang rahasia.

Serangkaian keanehan terjadi. Suara dan penampakan yang tidak diduga membuat Arini cemas akan keselamatan dirinya dan keluarganya. Ditambah lagi munculnya

sosok misterius Ibu Sri (Christine Hakim). Waktu terus berjalan, dan Arini harus mengungkap masa lalu dan misteri cermin tersebut, sebelum semuanya terlambat dan Arini kehilangan semuanya.

Film Sukma akan menyajikan genre horor yang tidak biasa. Memadukan unsur jumpscare dengan adeganadegan drama yang powerfull dari para pemain bintang A-List. Tak hanya itu, film ini juga membawa tema yang menarik, tentang kecantikan dan keabadian yang banyak didamba oleh para perempuan, dengan simbol cermin di film sebagai sebuah refleksi garis antara keabadian dan ketidaksempurnaan.

Selain menyutradarai, Baim Wong juga menjadi produser bersama David Wong, serta penulis skenario bersama Ratih Kumala. Film Sukma menjadi film panjang ketiga produksi Tiger Wong Entertainment.

“Menyeimbangkan antara sisi komersial dan idealisme karya di film ini benar-benar saya jaga. Sebagai horor, tentu tetap akan ada jumpscare, namun, film Sukma lebih dari itu. Ada sebuah kisah yang kompleks, tentang kecantikan dan keabadian yang selalu menjadi keresahan perempuan, serta kisah cinta yang akan membuat penonton terkejut. Sukma adalah horor yang berbeda, dengan elemen cermin sebagai penyambungnya. Di sini akan ada banyak adegan yang membuat penonton refleks kaget,” ujar produser, sutradara, dan penulis film Sukma Baim Wong.

Film horor Sukma dibintangi di antaranya oleh Luna Maya, Christine Hakim, Oka Antara, Fedi Nuril, Krishna Keitaro, Kimberly Ryder, Anna Jobling, Asri Welas, Amanda Soekasah, Giovani Tobing, Dazeline Reynand, Kiano Tiger Wong, dan Kenzo Eldrago Wong.

Di film ini, Luna Maya juga mendapat tantangan dari Baim Wong untuk tidak menggunakan tata rias demi kebutuhan peran. Ini adalah pertama kalinya Luna Maya bekerja sama dengan Baim Wong dalam film yang disutradarainya. Bagi Luna, film ini juga berbicara tentang isu yang dekat dengan perempuan.

“Sebagai yang bekerja di industri showbiz, pressure untuk perempuan tentang awet muda itu ada. Selalu saja ada komentar tentang fisik dan segala macam dari

warganet. Namun, menurutku, di film Sukma, ada alasan di balik kenapa karakter Ibu Sri memiliki obsesi untuk menjadi muda, dan menginginkan Arini yang lebih muda darinya, itu yang akan menjadi misteri,” kata Luna Maya.

Christine Hakim, yang memerankan Ibu Sri, dan turut menjadi faktor penentu perkembangan skenario di film ini menuturkan, syuting film Sukma mendorongnya untuk keluar dari zona nyaman.

“Syuting film Sukma adalah salah satu yang paling berat bagi saya. Ada battle scene sampai di gua juga, dan ada adegan yang menurut saya akan sangat mengejutkan untuk penonton saat menyaksikannya. Tentunya ada banyak tantangan, yang tanpa perlindungan Tuhan saya mungkin tidak berani ambil risiko saat proses syutingnya. Harus berani keluar dari zona nyaman dengan risiko yang berat,” kata Christine Hakim.

Film Sukma juga akan menyajikan adegan intens antara Fedi Nuril dan Oka Antara. keduanya akan terlibat dalam perkelahian saat misteri perlahan mulai terkuak. OkaAntara, yang telah memercayai visi Baim Wong sejak awal dan sebelumnya juga pernah bekerja sama di film Lembayung, menurutnya di film Sukma, Baim Wong naik kelas.

“Ini adalah film Baim yang paling filosofis. Bagaimana dia menggunakan cermin sebagai simbol teror, dan setiap kali bercermin ada tampilan yang berbeda. Dia naik kelas. Dan ada adegan berantemnya, saya suka,” ujar Oka Antara.

Fedi Nuril, yang akan pertama kali membintangi horor lewat Sukma menuturkan tak butuh waktu lama untuk dirinya mengiyakan proyek yang ditawarkan Baim ke dirinya. Bagi Fedi, Baim sebagai sutradara film memiliki idealisme dan metodenya sendiri. Ia juga mendengar pengalaman beberapa rekan sesama aktor yang pernah bekerja sama dengan Baim mulai dari Berbalas Kejam hingga Lembayung. Terlebih, di film ini Fedi mendapat tantangan untuk memerankan karakter yang mengalami gangguan mental skizofrenia.

“Ketika membaca naskah Sukma, saya suka dan tertarik. Baim tidak perlu merayu dengan keras ke saya untuk bergabung di film ini. Belum lagi, karakter saya menuntut tantangan lebih. Saya harus riset dengan psikiater untuk mengetahui apa saja yang terjadi dengan orang yang mengalami skizofrenia, serta gejala-gejalanya, dan cara mereka hidup,” ujar Fedi Nuril.

Sumber Foto: Arman Poplicist

Naomi Olivia

Dari Lagu dari Barcode hingga

Roadshow Ajak Siswa Berkarya

Naomi Olivia bisa dibilang paket lengkap sebagai musisi muda. Ia bisa bermain piano dan gitar, vokalnya oke, plus sudah punya album sendiri dan banyak menang penghargaan.

Sosoknya dikenal bukan hanya karena ide kreatif bikin lagu dari barcode, tapi juga karena kiprahnya di dunia musik. Dari panggung sampai roadshow ke sekolah-sekolah, Naomi hadir sebagai inspirasi Gen Z untuk berani berkarya lewat musik.

Beberapa waktu lalu, Kabari berkesempatan berbincang dengan Naomi Olivia. Musisi muda ini bisa dibilang cukup aktif bersosial media, terutama di Instagram. Lewat ungguhannya kita bisa melihat dia menciptakan karya unik dengan membuat lagu dari

barcode produk yang bisa dijumpai sehari-hari.

Naomi bercerita ide kreatif tersebut lahir setelah dirinya terinspirasi dari konten kreator luar negeri yang membuat riff musik metal dari barcode. Bedanya, Naomi justru mengubah angka barcode menjadi notasi musik yang kemudian dirangkai menjadi jingle khas Indonesia.

“Kalau barcode kan ada angka-angka, nah angka itu saya jadikan nada. Misalnya 1 jadi do, 2 jadi re, 3 jadi mi, dan seterusnya. Dari situ saya bikin motif dasar lagu,” ujar Naomi.

Hingga kini, ia sudah menciptakan lebih dari puluhan lagu dari barcode dengan melibatkan ide-ide netizen yang memberikan request melalui komentar di media sosialnya.

Gadis Multiintrumentalis dam Buat Album

Naomi akrab dengan dunia musik sedari kecil. Dia belajar instrumen piano sejak masih TK, sedangkan untuk gitar baru belajar dari tahun 2018 di Stradivari Music School Surabaya. Sembari mendalami instrumen piano, Naomi mengambil les dengan guru di Citraland dengan mengambil fokus genre jazz.

Sedangkan untuk melatih vokal, Naomi belajar menyanyi dari kecil saat TK dan baru ditekuni selama pandemi Covid-19. Dan belajar vokal online dengan guru

dari Amerika Serikat lewat Zoom dengan fitur audio for musician, agar presisi untuk mengatur konfigurasi.

Naomi pun mencoba meniti karier musik secara profesional. Dia mulai menciptakan lagu sejak usia 11 tahun. Baginya, setiap proses dalam bermusik adalah bagian penting dari perjalanan musikalnya. Melalui proses tersebut, ia menemukan cita-citanya sebagai musisi yang dapat memberikan dampak positif bagi orang-orang di sekitarnya.

Pada April lalu, ia merilis album debut berjudul Pertanyaan, yang berisi lagu-lagu ciptaannya. Album tersebut terdiri dari tujuh lagu dan satu bonus track.

Album ini berisi lagu bertemakan pertanyaan sepanjang hidupnya. Sementara itu, Olivia, mengusung berbagai genre dalam albumnya. Seperti pop, jazz, RnB, serta terinspirasi drama musikal.

Salah satu single yang menjadi unggulan dalam album tersebut, berjudul “Berubah”. Single tersebut bertemakan perasaan takut dan khawatir manusia saat menghadapi perubahan. Nuansa RnB membalut lagu ini. Menurutnya semua orang pernah mengalami perubahan, baik anak kecil hingga orang lanjut usia.

Sebelum merilis album, Naomi pernah meraih sederat penghargaan diantaranya juara 1 kategori vokal dan most outstanding performance dalam Youth Music

Competition 2019, First Prize World Art Games (2020), Gold Award Asia Pacific Arts Festival (2023), dan Gold Medal kategori solo vokal Bali International Choir Festival (2023).

Ayo Berkarya Goes to School

Naomi aktif melakukan roadshow bertajuk Ayo Berkarya Goes to School ke berbagai sekolah di Indonesia. Program ini sudah menjangkau lebih dari 15 ribu siswa, dengan misi menginspirasi generasi muda untuk berani berkarya melalui musik.

“Lewat musik, saya ingin menyampaikan pesan positif dan memberi dampak nyata. Bukan hanya lewat lirik, tapi juga lewat aksi,” ungkapnya.

Ke depan, Naomi akan tampil pada 28 Oktober di Galeri Indonesia Kaya, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Ia akan membawakan lagu-lagu daerah dalam aransemen khas Gen Z, seperti Soleram dan lagu lainnua

Soal inspirasinya, Naomi mengaku mengagumi Yura Yunita di dalam negeri karena pesan positif dalam karyanya, sementara dari luar negeri ia banyak mendengarkan pianis jazz Jesus Molina.

Meski sempat mengalami tantangan seperti sakit radang menjelang konser, Naomi tetap tampil prima berkat latihan yang konsisten. Baginya, menjaga kesehatan suara bukan sekadar pantangan makanan, melainkan membiasakan teknik bernyanyi dengan benar.

Nah, terkait tren kecerdasan buatan (AI) di dunia musik, Naomi menilai teknologi tersebut akan hadir pada waktunya, namun tetap menekankan pentingnya sentuhan manusia dalam menciptakan musik yang autentik dan menyentuh hati.

Sumber Foto: IG@naomi_olivias

Suara Hati Dua Maestro

Ebiet G. Ade & Iwan Fals Rilis

Lagu Titip Rindu Buat Ayah

Suara hati dua maestro musik

Indonesia kembali hadir melalui karya legendaris

“Titip Rindu Buat Ayah” yang hadir dengan sentuhan baru. Proyek sarat makna yang diinisiasi oleh Musica Studios ini dipersembahkan oleh dua sosok inspiratif, Ebiet G. Ade dan Iwan Fals, dalam sebuah kolaborasi yang menyatukan perjalanan panjang mereka di dunia musik. Lagu yang ditulis Ebiet G. Ade ini menghadirkan nuansa emosional yang lebih dalam. Kehadiran suara Iwan Fals di dalamnya terasa seperti dialog antara dua sahabat lama yang saling menghormati karya masingmasing.

Ebiet G. Ade mengungkapkan, “Lagu ini memiliki makna yang sangat personal karena lahir dari kerinduan mendalam saya kepada orang tua. Sejak SMP, saya harus berpisah dengan mereka untuk sekolah, dan perasaan rindu itulah yang saya tuangkan dalam lagu ini.” Sementara itu, Iwan Fals turut menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan ini. “Bercandaan saya dengan Mas Ebiet, kolaborasi ini seperti lebar-lebaran jidat karena rambut kami sama-sama sudah habis. Saya benar-benar bersyukur bisa bertemu beliau dalam duet ini. Alhamdulillah, saya juga masih diberi kesehatan untuk bernyanyi bersama” ujarnya.

PRESS RELEASE © ℗ MUSICA STUDIOS

Kolaborasi dua musisi yang diinisiasi oleh Musica Studios ini terwujud berkat dedikasi berbagai pihak. Executive Producer Musica Studios, Indrawati Widjaja yang akrab disapa Ibu Acin mengungkapkan, "Kolaborasi Ebiet G. Ade dan Iwan Fals merupakan momen bersejarah bagi musik Indonesia. Melalui proses panjang dan penuh perhatian, lahirlah ‘Titip Rindu Buat Ayah’. Kami berharap karya ini dapat menjadi pengingat akan kehangatan keluarga, menyentuh hati banyak orang, serta membuka jalan bagi kolaborasi istimewa berikutnya". Menariknya, “Titip Rindu Buat Ayah” ini juga digarap secara khusus oleh David dan Lukman NOAH sebagai Music Producer. Keduanya memberikan sentuhan aransemen yang tetap menjaga keaslian nuansa

aslinya, namun dengan produksi musik yang lebih segar dan relevan dengan pendengar lintas generasi. David menghadirkan sentuhan piano dan atmosfer yang emosional, sementara Lukman memperkuat dinamika dengan warna gitar yang hangat, menghasilkan harmoni yang menyatu dengan karakter vokal keduanya.

Tak hanya hadir dalam format rekaman, kolaborasi ini juga akan dibawa ke atas panggung. Pada 5 September 2025, Iwan Fals dan Ebiet G. Ade dijadwalkan tampil bersama di panggung Pestapora 2025. Penampilan ini diyakini akan menjadi salah satu momen paling berkesan, menghadirkan kolaborasi sekaligus kehangatan yang mampu merangkul lintas generasi.

Dengan hadirnya “Titip Rindu Buat Ayah” ini, publik diajak kembali menyelami pesan mendalam tentang cinta seorang anak kepada ayahnya. Kini, kisah itu diceritakan lewat dua suara besar, menghasilkan karya penuh kejujuran dan ketulusan.

“Titip Rindu Buat Ayah” dari Ebiet G. Ade & Iwan Fals rilis pada 2 September 2025 di seluruh platform musik digital. Untuk official Music Video nya dapat disaksikan di Youtube Channel Musica Studios.

Yuni Shara Sukses Gelar Konser Tunggal Perdana "3553 Concert"

Tampilan Yuni Shara yang istimewa dalam konser tunggal perdananya, "3553 Concert", pada

30 Agustus 2025 di Istora Senayan, Jakarta

Salah satu penyanyi bersuara lembut, Yuni Shara, sukses menggelar konser tunggal perdananya, "3553 Concert", pada 30 Agustus 2025 di Istora Senayan, Jakarta. Konser ini menjadi perayaan istimewa untuk 35 tahun perjalanan karier Yuni Shara di industri musik, yang juga bertepatan dengan usianya yang ke-53. Acara yang dipromotori oleh New Live Entertainment ini tidak hanya memukau penonton dengan vokal Yuni yang mempesona penonton untuk bernyanyi mulai dari lagu pertama hingga terakhir, tetapi juga dengan konsep unik dan penuh makna yang disajikan.

New Live Entertainment, selaku promotor, berhasil menyajikan konser dengan pengalaman yang tak biasa. Seluruh area konser, termasuk toilet, dihiasi dengan tanaman hijau, menciptakan suasana yang sejuk dan asri. Penonton juga dimanjakan dengan suguhan kopi gratis dari Bigfoot Coffee, menambah kenyamanan dan pengalaman unik selama konser berlangsung. Keberhasilan konser ini patut diacungi jempol, mengingat adanya empat acara lain yang juga berlangsung di area

Yuni Shara bernyanyi bersama sang adik, Kris Dayanti

Penampilan Yuni Shara bersama Ariel NOAH

GBK secara bersamaan, namun semua acara berjalan lancar, tertib, dan aman meski diselimuti kondisi politik yang tak menentu.

Konser Yuni Shara ini tidak hanya menampilkan vokal tunggal, melainkan juga menghadirkan kolaborasi-kolaborasi memukau dengan musisi dan seniman ternama. Sebut saja Bilal Indrajaya, Ariel Noah, dan Nassar yang sukses menciptakan

harmoni indah dari berbagai genre musik. Tak hanya itu, penonton juga dibuat terkesan dengan kolaborasi bersama musisi kenamaan seperti Eka Gustiwana dan Jopie Item, serta sentuhan humor yang disuguhkan oleh komika Praz Teguh.

Puncak dari pertunjukan malam itu adalah kolaborasi langka antara Yuni Shara dan sang adik, Kris Dayanti. Duet kakak-beradik ini membawakan lagu-lagu hits mereka dengan penuh kehangatan, berhasil menyentuh hati para penonton, termasuk sang ibunda yang hadir secara langsung. Momen emosional ini menjadi bukti ikatan keluarga yang kuat di balik kesuksesan kedua diva tersebut.

Di tengah penampilan, Yuni Shara berbagi kisah menyentuh tentang peran sang ibunda dalam karier mereka. Ia mengungkapkan bahwa ibunya pernah menjadi manajer bagi Yuni dan Kris Dayanti, dan selalu setia mengantar mereka setiap kali keduanya mendapatkan panggung. Yuni juga mengenang bahwa gaji yang diberikan untuk sang ibunda kala itu hanya sekitar Rp 75.000, sebuah cerita yang memberikan gambaran betapa jauhnya perjalanan

yang telah mereka tempuh.

Kehadiran para pesohor dan tokoh nasional turut memeriahkan acara. Sejumlah nama terkenal seperti Ivan Gunawan, Dewi Motik, Memes, Adhie MS, dan tokoh nasional Hj. Diana Dewi terlihat menikmati jalannya konser, membuktikan Yuni Shara sebagai sosok yang dicintai oleh berbagai kalangan.

Hal menarik lainnya adalah aransemen musik yang disuguhkan seluruhnya baru, membuat penampilan Yuni Shara terasa segar dan relevan, tidak seperti pertunjukan nostalgia biasa. Keputusan ini menunjukkan komitmen New Live Entertainment selaku promotor untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi para pengunjung konser. Sekali lagi, New Live entertainment berhasil memperpanjang warisannya sebagai promotor yang mempunyai misi memberikan pengalaman yang berbeda, dengan harapan akan selalu menjadi cerita baik bagi pelaku didalamnya dan juga para penikmat konser.

Yuni Shara benyanyi dengan Nassar
Sumber Foto: Istimewa

Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah

Memeluk Penonton dan Ajak untuk Buka Percakapan dengan Orangtua

Setelah tayang lebih dulu di 22 kota di Indonesia yang disambut dengan meriah dan antusias hingga memunculkan diskusi yang hangat, film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah tayang serentak di bioskop Indonesia mulai 4 September 2025 ini. Membawa kisah dari keluarga disfungsional dari sudut pandang ketiga anak perempuan yang merasa tak menemukan kehadiran Ayah di rumah mereka dan harus berjuang bersama Ibunya.

Kisahnya dimulai ketika beasiswa kuliah kedokteran Alin (Amanda Rawles) terancam dicabut, ia yang merantau terpaksa kembali

ke rumah. Setelah kembali ke rumah, ia kemudian menyadari bahwa kehidupan keluarganya kini makin susah, sementara Ayahnya (Bucek) jarang ada di rumah. Adik (Nayla Purnama) dan Kakaknya (Eva Celia) juga harus menanggung banyak beban hingga mengorbankan diri dan mimpi-mimpi mereka.

Alin juga tanpa sengaja menemukan buku harian milik Ibunya (Sha Ine Febriyanti). Isi buku tersebut penuh dengan memori masa mudanya, termasuk mimpimimpinya. Ini membuat Alin bertanya-tanya, andai Ibu tidak menikah dengan Ayah, akankah hidup Ibunya lebih bahagia? Pertanyaan itu

pun membuat Alin berpikir apakah Irfan (Indian Akbar), pasangannya, adalah pasangan yang tepat untuk dirinya?

Kisah ketiga perempuan bersaudara tersebut tersaji dengan penuh emosional, yang juga memperlihatkan perjuangan dari Ibunya yang sekuat tenaga menyimpan kelemahannya sendiri tanpa ketiga anaknya tahu. Sementara itu, perlahan film ini juga membawa kita untuk ikut berefleksi tentang keluarga yang kita miliki. Sudah cukup kenalkah kita dengan orangtua kita, termasuk masa lalu mereka?

Kilasan-kilasan masa lalu dari

Ibu di film ini juga memberikan kita ruang untuk lebih berempati terhadap Ibu kita, dan perjuangan yang telah dilaluinya atas pilihan-pilihan dalam hidupnya.

Sutradara Kuntz Agus mengarahkan para pemeran di film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah penuh kesabaran, sehingga menuntun para bintang mampu menyampaikan kedalaman emosi dan kepahitan hidup yang dilalui.

Dibintangi di antaranya oleh Amanda Rawles, Sha Ine Febriyanti, Eva Celia, Nayla Purnama, Bucek, Ariyo Wahab, dan Indian Akbar, film ini memberikan kekuatan tema yang segar dan berani di perfilman Indonesia, dengan kematangan para jajaran ansambelnya untuk menghasilkan kekuatan rasa yang muncul saat menontonnya.

Ditulis oleh Evelyn Afnilia dari ide ceritanya, film ini diproduksi oleh Rapi Films, bekerja sama dengan Screenplay Films, Legacy Pictures, dan Vortera Studios, dengan Sunil Samtani dan Wicky V. Olindo bertindak sebagai produser eksekutif.

“Pelajaran-pelajaran yang ada di film ini adalah

menjadi pengingat untuk kita semua, untuk lebih bisa memahami orangtua kita. Bahwa mereka juga memiliki masa lalu, dan bagaimana film ini juga berupaya untuk menumbuhkan empati. Semoga film ini juga menjadi pemantik diskusi yang hangat antara anak dan orangtua,” ujar produser eksekutif Sunil Samtani.

Bagi Amanda Rawles, salah satu adegan paling menantang di film ini adalah saat ada adegan berantem yang melibatkan banyak pemeran. Menurutnya, saat adegan ini diambil, secara teknis cukup kompleks. Para pemain harus selaras dengan pergerakan kamera dan membuatnya menjadi sejalan dengan emosi karakter. Amanda juga berefleksi terhadap karakternya, Alin, yang menurutnya cukup konfrontatif di ceritanya. Berbeda dengan dirinya secara personal. Salah satu tantangan

Sumber Foto: Nuel Poplicist

Amanda yang lain adalah memahami karakter Alin.

“Ada banyak pertanyaan tentang Alin, tentang pilihanpilihan hidupnya, itu salah satu tantangan aku, untuk bisa mengerti kenapa Alin memilih hal-hal tersebut dan memiliki sikap demikian ke Ayah dan Ibunya, serta pilihannya. Memahami Alin itu justru yang menantang bagiku. Meski Alin dan Amanda cukup dekat tapi keduanya adalah orang yang berbeda, sehingga ada pertentangan di situ. Namun, Mas Kuntz sangat membantu dan penuh sabar menuntun aku untuk mengerti Alin,” cerita Amanda Rawles.

Sementara itu, Eva Celia yang memerankan Anis, sebagai anak pertama dan kakak dari Alin mengutarakan salah satu tantangannya adalah menghidupkan cerita dan naskahnya, alih-alih sekadar karakternya. Salah satu metode yang ia lakukan adalah dengan membaca naskah berulang-ulang pada saat tahap awal. Di film ini, Eva pun punya pemaknaan tentang relasi keluarga.

“Zaman sekarang sudah berubah dalam perihal dinamika keluarga. Anak itu butuh kehadiran dari kedua orangtua, baik Ayah maupun Ibu. Bukan hanya secara fisik, namun juga secara emosional. Di film ini aku belajar bahwa keterlibatan emosional orangtua menjadi penting,” ungkap Eva Celia.

Sutradara Kuntz Agus berharap, film ini bisa menuntun penonton untuk lebih bisa mengenal siapa Ayah dan Ibu kita sebenarnya. “Setelah menonton, semoga bisa membantu kita memulai percakapan di dalam keluarga,” tutup sutradara Kuntz Agus.

Sumber Foto: Nuel Poplicist

Vinoti Living Lebarkan Eksplorasi Desain melalui

Kolaborasi dengan Anita Boentarman

Vinoti Living sebagai jenama perusahaan penghasil furnitur dan aksesori interior sejak 1999 ini semakin menguatkan langkah untuk mendedikasikan koleksi produknya untuk memenuhi tuntutan gaya hidup dan jaman dari pasar furnitur lokal di Indonesia. Setelah sekian lama berkiprah dan berhasil selalu menjadi ‘top of mind’ mendorong Vinoti Living untuk terus melakukan eksplorasi dan inovasi melalui

kolaborasi.

Kali ini Vinoti Living berkolaborasi dengan salah satu desainer interior ternama di Indonesia, yakni Anita Boentarman. Dengan latar belakang pendidikan sebagai arsitek, Anita yang telah berkiprah di industri desain di Indonesia selama lebih dari 27 tahun ini memiliki sudut pandang yang berbeda. Pengalaman panjangnya dalam berkarya telah mengasah kepekaan dalam menghadirkan

desain dengan detail yang merespon dan menjawab kebutuhan serta esensi dari setiap karyanya.

“Desain tidak bisa dilepaskan dari konteks dan ceritanya, dan dalam hal ini Vinoti Living merepresentasi sebuah kualitas produksi lokal yang baik dan konsisten, sehingga selalu menjadi acuan benchmark bagi kualitas produk furnitur lokal di Indonesia. Untuk itu saya menyambut baik kesempatan untuk mengeksplorasi desain dalam kolaborasi ini,” papar

Anita Boentarman, Principal dari

Vinoti Living selama ini dikenal melalui produk-produknya yang banyak memanfaatkan material kayu. Dalam kolaborasi ini Anita tetap mengapresiasi kekhasan produk Vinoti Living ini, tetapi menghadirkannya dalam bentuk dan detail yang banyak terinspirasi dari alam. Anita percaya bahwa selain kebutuhan untuk mencapai standar ergonomic, produk furnitur juga perlu memberikan kontribusi rasa

dari desain visual dan fungsi. Beberapa furnitur utama dalam sebuah hunian bahkan membutuhkan desain yang long lasting dan tetap memiliki kualitas berkelas yang akan membuatnya bertahan melalui perubahan jaman. Melalui persiapan panjang, Vinoti Living dan Anita Boentarman memperkenalkan preview dari koleksi baru yang akan memberikan kesegaran pada khasanah desain furnitur di Indonesia, serta

Kabari
Millenia Tata Aria.

memberikan kebaruan pada koleksi Vinoti Living.

“Kami membicarakan kemungkinan kolaborasi ini sudah cukup lama. Anita Boentarman dengan pengalaman panjangnya akan menghadirkan hal baru pada desain koleksinya, dan inilah yang Vinoti Living ingin persembahkan kepada pasar furnitur di Tanah Air. Di sisi lain, ini wujud apresiasi kepada kemampuan dan kepiawaian desainer Indonesia untuk bisa merancang koleksi yang berkarakter kuat dan juga menarik secara komersial,” Halistya Pramana, Pendiri Vinoti Living.

Dalam koleksi kolaborasi ini nantinya akan ada dua seri, kontemporer dan klasik. Dua seri ini nantinya akan menghindari detail yang runcing atau kotak dan lebih banyak menghadirkan kombinasi bentuk yang lebih organik. Koleksi nanti akan mencakup keseluruhan ruang, baik dining room, living room, dan juga bed room. Melalui tangan Anita Boentarman, koleksi Vinoti Living kali ini menghadirkan ekspresi earthy colour dengan desain den bentuk yang lebih berkelanjutan. Kombinasi dari kepedulian, empati, dan perhatian mendetail pada kenyamanan, ergonomic, dan desain yang berkelas.

Sumber Foto: Istimewa

Embung Tremas sebagai Destinasi

Ekowisata Baru di Pacitan

Sebagai wujud nyata kolaborasi multi-pihak, sebuah program lingkungan baru diresmikan di Tremas, Pacitan, yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan masyarakat sekaligus membuka potensi ekonomi baru. The Coca-Cola Foundation dan Yayasan Obor Tani (YOT) resmi meluncurkan Embung Tremas, fasilitas konservasi air untuk mengatasi kelangkaan air di masyarakat serta memperkuat sektor pertanian lokal.

Mengamankan Ketahanan Air Melalui Embung Tremas

Embung Tremas, yang didanai oleh The CocaCola Foundation, lembaga filantropi internasional dari

The Coca-Cola Company dan dibangun pada 2020–2021, merupakan proyek infrastruktur penting untuk menyediakan pasokan air irigasi yang stabil, membantu petani lokal meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi dampak perubahan iklim.

“Yayasan Obor Tani bangga menjadi bagian dari inisiatif Embung Tremas sejak awal,” ujar Pratomo, Executive Director Yayasan Obor Tani. “Air adalah fondasi kehidupan dan kesejahteraan. Dengan adanya sumber air yang terjamin, kita tidak hanya mendukung pertanian, tapi juga membangun komunitas Tremas yang lebih tangguh. Embung ini adalah fondasi utama untuk pembangunan ekonomi dan sosial di masa depan,” sambungnya.

Solusi Pengelolaan Sampah Organik

Melengkapi fasilitas air, Coca-Cola Foundation Indonesia dan BenihBaik.com juga meluncurkan solusi inovatif pengelolaan sampah organik untuk masyarakat Tremas. Inisiatif ini mengubah sampah organik menjadi protein bernilai tinggi untuk pakan ternak dan pupuk pertanian. Cara ini membentuk sistem berkelanjutan yang mengurangi timbunan sampah, menciptakan nilai ekonomi baru, serta sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan.

“Komitmen kami adalah menghadirkan solusi berkelanjutan yang nyata dan berdampak positif. Inisiatif pengelolaan sampah organik ini adalah contoh yang sangat baik dari komitmen tersebut,” kata Triyono Prijosoesilo, Senior Director of Public Affairs, Communications, and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia sekaligus Ketua Coca-Cola Foundation Indonesia. “Bersama Benih Baik, kami menghadirkan teknologi yang tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat dengan keterampilan dan peluang ekonomi baru,” ucapnya.

“BenihBaik.com merasa terhormat menjadi bagian dari kolaborasi berdampak ini. Program pengelolaan sampah ini adalah cara inovatif untuk mengatasi isu lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat Tremas,” ujar Andy F. Noya, Founder BenihBaik.com.

Membangun Visi Ekowisata

Kedua inisiatif ini bersama-sama menciptakan model pengembangan masyarakat yang kuat, dengan visi jangka panjang menjadikan Embung Tremas sebagai pusat ekowisata lokal. Dengan menggabungkan akses air bersih yang lebih baik dan solusi pengelolaan sampah berkelanjutan, kolaborasi ini bertujuan mengoptimalkan sumber daya alam Tremas untuk menciptakan mata pencaharian baru yang berkelanjutan bagi warganya.

“Pemerintah Pacitan sangat mengapresiasi kolaborasi yang terjalin di Tremas. Embung ini dan sistem pengelolaan sampah organik bukan sekadar infrastruktur, tetapi katalis perubahan. Keduanya menawarkan solusi inovatif atas tantangan lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru. Kami melihat inisiatif ini sebagai fondasi penting untuk mengembangkan potensi Tremas sebagai destinasi agrowisata dan ekowisata di masa depan,” kata Indrata Nur Bayuaji, Bupati Pacitan.

Selama puluhan tahun, Coca-Cola Foundation Indonesia telah bermitra dengan komunitas seperti Tremas untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan. Inisiatif ini juga mendukung target lingkungan nasional Indonesia, khususnya Peraturan Presiden No. 97/2017 tentang pengurangan dan penanganan sampah pada 2025.

Kolaborasi multi-pihak ini menegaskan komitmen bersama untuk membangun masa depan Tremas yang lebih berkelanjutan dan sejahtera, berlandaskan pada kepedulian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Sumber Foto: Istimewa

Istimewanya Konser Dewa 19 featuring All Stars 2.0

Konser Dewa 19 Featuring All Stars 2.0 pada Sabtu malam, 6 September 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta berakhir dengan sukses besar. Lebih dari 60 ribu penonton hadir dengan penuh semangat, menciptakan suasana aman, tertib, dan penuh kebersamaan.

Sebagai tuan rumah, Dewa 19 tampil dengan formasi inti yang dipimpin Ahmad Dhani sebagai keyboardis, vokalis, sekaligus pengarah musik. Ia tampil bersama Andra Ramadhan di gitar, Yuke Sampurna di bass, dan Agung “Gimbal” Yudha di drum. Deretan vokalis tanah air ikut menghidupkan suasana, di antaranya Ari Lasso yang

sukses membangkitkan nostalgia lewat tembang abadi "Kangen", "Cinta Kan Membawamu Kembali" dan "Satu" yang dinyanyikan ribuan penonton secara padu. Virzha dan Ello juga menghadirkan energi baru, sementara Lilo dari KLA Project memberi sentuhan khas pop progresif Indonesia yang membuat konser semakin berwarna.

Selain penampilan apik Dewa 19, tujuh musisi internasional naik panggung menghadirkan momen kelas dunia. Salah satu yang paling membekas adalah ketika Gary Cherone dari Extreme didukung oleh Dino Jelusick mantan vokalis Whitesnake membawakan lagu abadi "More Than Words". Suasana stadion seketika menjadi hangat dan

mesra ketika puluhan ribu penonton ikut bernyanyi bersama, menjadikan momen ini salah satu highlight paling emosional dalam konser tersebut.

Tidak kalah kuat, Vocalist Eric Martin didukung oleh Bassist Billy Sheehan (Mr. Big) membangkitkan kenangan lintas generasi lewat

To Be With You yang bergema di seluruh stadion. Puncak atraksi tersaji ketika Steve Vai menghipnotis panggung dengan solo gitar epik

For the Love of God. Permainan virtuosonya semakin magis saat berpadu dengan Billy Sheehan di bass dan Ron “Bumblefoot” Thal di gitar, menghadirkan kolaborasi yang membuat GBK bergemuruh kagum. Kehadiran Derek Sherinian dengan permainan keyboard yang khas

semakin melengkapi kemegahan panggung All Stars.

Sebagai pelengkap, Vega Antares pada gitar tambahan dan Iqbal pada drum tambahan ikut memperkokoh kualitas musik sehingga konser tetap megah dari awal hingga akhir.

Lebih dari sekadar hiburan, konser ini menjadi momentum silahturahmi, perdamaian, dan persatuan Indonesia. Penonton dari berbagai kalangan hadir dengan damai, memperlihatkan bahwa musik mampu menjadi jembatan kebudayaan sekaligus sinyal positif bahwa Indonesia adalah bangsa besar yang kuat, aman, dan bersatu.

Sumber Foto: Istimewa

Dari Mimpi Ciptakan Lapangan Kerja, Kini De’cuts

jadi Salon Pilihan Warga

Memiliki bisnis sendiri adalah mimpi banyak orang. Pada kenyataannya, banyak masyarakat Indonesia yang telah mewujudkan mimpi ini menjadi realita. Data BPS di 2024 bahkan menyebutkan bahwa wirausahawan di Indonesia sudah mencapai lebih dari 56 juta. Adi Romansah, pemilik usaha salon De’cuts adalah salah satu wirausahawan yang memulai mimpinya sejak 2016 lalu.

Namun, bagi Adi Romansah, impiannya sejak awal lebih besar dari sekadar membuka usaha, ia ingin menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Saat menempuh pendidikan di jurusan Informatika, Adi aktif mengikuti berbagai seminar yang menumbuhkan pola pikir kewirausahaannya. Di sanalah muncul tekad: suatu hari, ia ingin membangun usaha yang bisa memberdayakan orang lain.

Selepas kuliah pada tahun 2010, Adi justru memilih arah karier yang berbeda dari latar belakang pendidikannya. Ia bekerja sebagai juru potong rambut (capster) di berbagai salon, mulai dari skala kecil hingga yang ternama di Ibu Kota. Profesi itu ia jalani selama enam tahun, bukan sekadar sebagai mata pencaharian,

tapi sebagai proses belajar. Ia mengumpulkan pengalaman sebagai bekal untuk membuka usaha salon sendiri.

Pada akhir 2016, Adi memberanikan diri membuka barbershop di kawasan Jakarta Barat. Sayangnya, barbershop tersebut hanya bertahan beberapa bulan. “Setelah enam bulan berjalan, saya tutup karena pemasukannya lebih kecil dibandingkan saat saya masih bekerja di salon,” ujar Adi. Dari situ, ia menyadari bahwa barbershop dan salon meskipun serupa, memiliki pendekatan bisnis yang berbeda.

Tidak menyerah, Adi mulai merancang ulang strategi bisnisnya. Ia mencari lokasi yang strategis, merekrut karyawan, dan membangun konsep layanan yang lebih matang. “Tantangan terbesar adalah sabar. Bisnis itu tidak langsung untung, apalagi besar,” jelasnya. Masih di akhir tahun yang sama, ia resmi membuka De'cuts Salon & DaySpa di Kalideres, Jakarta Barat.

Dengan pengalaman selama enam tahun, Adi menciptakan layanan yang berbeda dari salon lain di sekitarnya. Ia menawarkan paket perawatan yang lengkap, termasuk layanan Keratin treatment yang menjadi favorit

pelanggan. “Saya ingin pelanggan merasa nyaman dan punya banyak pilihan perawatan di satu tempat,” tambahnya.

Berikan kompensasi untuk karyawan, sampai kenyamanan untuk pelanggan

Pelanggan De'cuts didominasi oleh perempuan pekerja kantoran. Untuk mengakomodasi keterbatasan waktu mereka, Adi memperpanjang jam operasional salon dari pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam. Ia juga menerapkan biaya tambahan Rp25.000 per kunjungan

di atas jam 6 sore sebagai kompensasi untuk karyawan. “Kebanyakan pelanggan datang malam hari atau akhir pekan, jadi kami sesuaikan jamnya,” ujarnya.

Kenyamanan pelanggan juga terus ia jaga dengan menyediakan metode pembayaran yang beragam. Sadar akan digitalisasi, Adi menyediakan opsi pembayaran nontunai melalui transfer bank dan mesin EDC. Namun, sering kali terjadi kendala teknis seperti dana dari pelanggan yang tidak segera masuk ke rekening salon. “Pelanggan sudah bayar, tapi uangnya belum

masuk. Kalau mau konfirmasi ke pelanggan, rasanya nggak enak,” kenang Adi.

Situasi ini mendorong Adi mencari solusi pembayaran yang lebih andal. Tahun 2019, ia mendapat notifikasi fitur

DANA Bisnis dari aplikasi DANA. “Saya cari tahu dan merasa ini solusi yang pas. QRIS DANA bisa melengkapi sistem pembayaran kami,” katanya.

Adi pun segera mendaftar dan mulai menggunakan DANA Bisnis. Hasilnya, proses transaksi menjadi lebih ringkas dan tercatat secara real-time. “Aplikasi DANA itu gampang dipakai. Karyawan saya pun bisa langsung mengerti cara penggunaannya. Semuanya jadi lebih rapi dan efisien,” ujar Adi.

“Alhamdulillah, selama enam tahun pakai DANA Bisnis, semuanya terbantu dari pencatatan, cashflow, sampai kenyamanan pelanggan. Zaman sekarang kebanyakan pelanggan sudah jarang bawa uang tunai apalagi dompet. Semuanya ada di smartphone,” tambahnya.

Kini, DANA Bisnis menjadi metode pembayaran utama di De'cuts, mencakup sekitar 75% dari total transaksi, disusul EDC (15%) dan uang tunai (10%). Selain itu, proses pencairan dana yang hanya butuh 24 jam sangat membantu menjaga arus kas salon.

Setelah hampir satu dekade beroperasi, Adi kini sedang mempersiapkan ekspansi bisnis melalui sistem franchise. “Kami sedang finalisasi internal dulu. Harapannya, De'cuts bisa jadi salon ternama di Indonesia dan membuka lebih banyak lapangan kerja,” tutupnya.

Sumber Foto: Istimewa

Privy Chef’s Table hadir dengan hidangan Heritage Taiwanese Beef Noodles

Privy, destinasi bersantap high-end tiga lantai di Jakarta, meluncurkan

Privy Chef’s Table: sebuah konsep counter-dining intim di mana

Chef-Owner Jonathan “Chef Jon” Tek menghadirkan kisah personal dan inspirasinya melalui rangkaian menu eksklusif.

Babak Kuliner Baru di Privy

Pada bulan September ini, Privy Chef’s Table mempersembahkan menu perdana: Heritage Taiwanese Beef Noodles, sebuah penghormatan mendalam terhadap akar Taiwan

Chef Jon. Kaya rasa, penuh makna, dan dibalut memori personal, sajian ini diperkaya dengan hidanganhidangan lain yang terinspirasi

kuliner Taiwan, seperti Luroufan dengan Half Duck Egg, Jia Yi Chicken Rice, dan Scallion Pancake.

Hadir sebagai comfort food yang ditata dalam narasi kuliner upscale dan refined, pengalaman ini dirancang untuk mengajak tamu

menikmati Taiwan dari perspektif baru—personal, kreatif, dan penuh kehangatan.

Chef-Owner Jonathan
Heritage Taiwanese Beef Noodles

Empat Malam Eksklusif

Menu spesial ini hanya tersedia selama empat malam, 25–28 September 2025, dengan empat sesi setiap malam (pukul 17.00, 18.00, 19.00 dan 20.00 WIB).

Setiap tamu akan menikmati satu mangkuk beef noodles dan dua hidangan sampingan dengan harga Rp150.000++ per orang. Dengan hanya 56 kursi per malam (224 total), reservasi diperkirakan akan habis terjual dengan cepat.

Privy Chef’s Table: Tempat Chef Jon Berkarya Sesuai Inspirasinya Ini bukan sekadar pengalaman bersantap, melainkan cara bercerita melalui makanan—sebuah program yang akan terus berkembang dengan eksplorasi heritage, kolaborasi kreatif, dan inspirasi musiman.

Privy: Pengalaman High-End 3 Lantai

Sejak awal berdirinya, Privy telah mendefinisikan ulang lanskap bersantap upper scale di Jakarta. Awalnya dibuka sebagai tempat dengan sistem reservasi eksklusif, pesonanya berkembang menjadi speakeasy-style steakhouse. Kini, Privy menyambut para tamu pencinta kuliner untuk menikmati pengalaman bersantap yang kuratorial di tiga lantai The Dharmawangsa Jakarta.

• Main Dining Floor adalah jantung Privy: sebuah upscale ItalianAmerican steakhouse di mana tradisi grill berpadu dengan kesederhanaan refined khas Italia, serta sentuhan cita rasa lokal.

Hidangan andalan meliputi premium steaks, Pescatore, Chateaubriand, 21-Days ButterAged Mulwarra Lamb Chop, dan 28Days Ribeye Bone-in MS4/5. Lantai ini juga menghadirkan bar dan cigar room, menciptakan perjalanan gastronomi high-end yang lengkap.

• VIP Rooms di lantai atas dirancang untuk private dining, pertemuan bisnis, maupun momen perayaan, menghadirkan eksklusivitas dengan nuansa prestigedriven.

• Privy Chef’s Table di lantai dua menghadirkan pengalaman intim dengan 14 kursi counter dan dapur terbuka, tempat Chef Jon menuangkan inspirasinya melalui menu yang terus berevolusi, terinspirasi oleh heritage, memori, dan kreativitas kuliner.

Main dining
Privy ambience
Sumber Foto: Istimewa

Keberanian Anak Muda Bogor

Menantang Stigma Lewat

Bisnis Fesyen Mezzo Rise in Art

Tidak semua anak muda mencari pekerjaan tetap setelah lulus sekolah. Bagi Ilham, entrepreneur usia 21 tahun asal Bogor, pilihan justru jatuh pada dunia usaha yang penuh tantangan. Dorongan untuk membantu ekonomi keluarga dan tekad untuk mandiri membuatnya berani menekuni bisnis fesyen. Awalnya, perjalanan tidak mudah, tetapi berkat kegigihan dan semangat untuk terus belajar terutama terhadap teknologi membawanya pada jalan baru. Kini, Mezzo Rise in Art buktikan anak muda juga bisa membangun brand lokal dengan omzet puluhan juta rupiah setiap bulannya berkat dukungan platform digital seperti Shopee.

Ilham, Founder Mezzo Rise in Art, mengatakan, “Banyak orang hanya melihat hasilnya ketika usaha sudah berjalan lancar. Padahal, saya pernah berada di titik yang sangat berat. Sempat merasa ragu dengan

pilihan ini, apakah memang jalan saya di bisnis. Tapi saat itu saya berpikir, kalau menyerah sekarang, semua perjuangan pastinya akan sia-sia. Tak hanya itu, saya mulai belajar hal-hal baru dari nol, seperti cara memotret produk, membuat video, hingga menulis deskripsi yang menarik. Saya juga aktif ikut kampanye yang dihadirkan platform Shopee dan mengikuti kelas-kelas yang mereka adakan. Semua itu akhirnya membuahkan hasil. Bagi saya, keterbatasan bukan alasan untuk berhenti, justru menjadi alasan untuk melangkah lebih jauh.”

Perjalanan Ilham membangun Mezzo Rise in Art penuh dengan kisah perjuangan. Lahir dari keluarga sederhana di Bogor, Ilham tumbuh dalam lingkungan yang membuatnya terbiasa melihat orang tua bekerja keras demi mencukupi kebutuhan. Dari situ, ia belajar bahwa kemandirian finansial bukan hanya pilihan, melainkan sebuah keharusan yang harus diwujudkan sejak muda.

Awalnya, Ilham hanya berfokus membuat pakaian pria kasual dengan desain sederhana. Namun, keterbatasan modal membuatnya hanya mampu memulai dengan Rp800 ribu. Dengan jumlah yang minim, ia hanya bisa memproduksi beberapa potong pakaian, sehingga pilihannya terbatas dan sulit bersaing dengan brand lain yang lebih dulu dikenal pasar. Meski kecil, modal di bawah satu juta rupiah tersebut menjadi titik awal yang membuktikan bahwa niat kuat dan kerja keras bisa membuka peluang lebih besar.

Ilham kemudian aktif mencari tahu tren fesyen yang sedang berkembang, mempelajari cara mengelola stok agar tidak menumpuk, hingga mencoba berbagai strategi sederhana untuk berinteraksi dengan calon pelanggan. Ia juga mulai mengamati bagaimana brand lain menampilkan produknya secara menarik, lalu berusaha menyesuaikan dengan gayanya sendiri. Proses belajar itu tidak instan, namun perlahan-lahan mulai membuahkan hasil.

Titik balik perjalanan Mezzo Rise in Art terjadi ketika Ilham serius mengoptimalkan Shopee sebagai etalase digital utama. Shopee bukan hanya marketplace, tetapi wadah yang mempertemukannya dengan pasar yang jauh lebih luas. Pelan tapi pasti, produk fesyen Mezzo Rise in Art mulai dilirik konsumen. Jika di hari biasa Ilham hanya menerima 30 sampai 40 pesanan per bulan, maka melalui berbagai kampanye besar seperti Big Ramadan Sale, hingga 12.12 Birthday Sale, orderannya

bisa melonjak drastis dengan rata-rata hingga 500 potong per hari, sebuah capaian yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Selain peningkatan penjualan, Shopee juga mendampingi para UMKM seperti Mezzo in Art dengan pengetahuan praktis untuk mengelola bisnis digital. Melalui program pendampingan dan kelas pelatihan, ia mempelajari strategi promosi, pemanfaatan iklan, hingga pelayanan pelanggan yang efektif. Saat ini, aktif mengoptimalkan berbagai fitur Shopee, mulai dari Shopee Live, Shopee Video, hingga Shopee Affiliate Program juga menjadi salah satu strategi utama. Berkat konsistensi tersebut, kini sekitar 70 persen penjualan Mezzo Rise in Art berasal dari Shopee.

Pertumbuhan tersebut mendorong Ilham untuk memperbesar kapasitas bisnisnya. Dari yang awalnya dikerjakan seorang diri, kini sudah mempekerjakan 6 orang di lingkungannya. Sebagian besar karyawan fokus pada produksi di konveksi, sementara sisanya menangani packaging. Untuk promosi dan keuangan, Ilham masih turun tangan langsung. Omzetnya pun kini sudah menembus puluhan juta rupiah per bulan.

“Shopee memberi saya ruang untuk tumbuh. Dari ikut kampanye, program kelas, sampai fitur-fitur seperti

Shopee Live dan Shopee Video, semua membantu saya membangun brand yang lebih profesional. Kalau dulu saya hanya berharap ada satu-dua pesanan masuk,

sekarang Mezzo Rise in Art bisa melayani ratusan konsumen dalam sehari,” ungkap Ilham.

Kedepannya, Ilham berencana memperkuat fondasi bisnis Mezzo Rise in Art dengan manajemen produksi yang lebih terstruktur. Saat ini, ia juga bermimpi agar produk fesyennya dapat menembus pasar mancanegara sekaligus membuka banyak lapangan pekerjaan.

“Kalau saya yang memulai dari nol bisa sampai di titik ini, saya yakin anak muda lain juga bisa. Kuncinya adalah konsistensi, semangat belajar, dan memanfaatkan platform digital seperti Shopee yang membuka banyak jalan,” tutup Ilham.

Sumber Foto: Istimewa

Kabari Digital Magazine Jembatan Info Indonesia & Amerika

FREE

Interaktif Majalah Digital Kabari Edisi 217 klik https://issuu.com/kabari8/ docs/majalah_digital_kabari_ edisi_217_-_2025

Langganan daftar di KabariGratis.com

Edisi bulan ini:

• Sarah Natasya Hutauruk: Dari Ruang Kelas Hingga Soundtrack Film Hollywood

• Wou Batik by Leny Rafael Rafael Tampilkan Wastra Indonesia di Asia Fashion (Indonesia) Show 2025

• Yani Halim Tampilkan Wastra Indonesia dengan Sentuhan Sashiko di Asia Fashion (Indonesia) Show 2025

• Puta Dino Kayangan Angkat Pesan Leluhur Lewat Tenun Tidore di Green Fashion Show AIGIS 2025

• Wellness Festival 2025 : BPOM Dorong Ekosistem Welnnes Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

• Dewan Kuliner Indonesia dan PHM HOTELS Dorong Aksi Nyata dalam Sektor Kuliner dan Gastronomi

• Jeveron Veronique, Penyanyi : Luncurkan Lagu “Kasih Setia-Mu” sebagai Tanda Syukur Kepada Tuhan

• Sulastri Rafi, Perjalanan Membangun Parahyangan Gallery dari Nol hingga Dikenal

• Kenal Lebih Dekat dengan Gadis Multitalenta, Assalova Namanya

• Efah Aaralyn, Penyanyi : Ingin Karyanya Semakin Banyak Didengar Orang

• Sasa dari Imogen Angkat Kebaya Feminin Romantis di Asia Fashion (Indonesia) Show 2025

• Generasi Campus Roadshow 2025 Hadir di 6 Kota

• Susi Songket, Dari Keterbatasan Ekonomi Menjadi Penjaga Warisan Budaya

• Kisah Teresa Sylviliana Chianiago, Penyanyi Cilik Sekaligus Atlet Renang Nasional

• Pagelaran Sabang Merauke “Hikayat Nusantara” Memukau Ribuan Penonton

• LAKON Indonesia Bawa Warisan dan Inovasi ke Panggung Utama Osaka World Expo

• KOSTCON Jakarta 2025 Suguhkan Malam Penuh Emosi

• Hot Wheels X Turbo Bastard Wheel : Kolaborasi Epik Dunia Die-Cast dan Brand Lokal Indonesia

• TecXperience Day 2025 : Xapiens Tegaskan Komitmen Transformasi Digital dan Ketahanan Siber Lintas Industri

• Grab Pecahkan Rekor Dunia Melalui MURI dengan Lebih Dari 5.000 Mitra Pengemudi Menghias Tumpeng di 80 Kota

• Jakarta Dessert Week 2025 Resmi Dibuka

• Dukung Gaya Hidup Sehat, MILO PRO Penuhi Kebutuhan Protein

• Beyoncé dan Levi’s Luncurkan The Denim Cowboy

• Pesta Rakyat BINTANG : Merayakan Kebersamaan dengan Gaya Ikonik dan Semangat Kemerdekaan

• ABC Cooking Studio Indonesia Rayakan 7 Tahun Perjalanan

Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.