











• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke Lebih dari 27,000 Emails
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
Hubungi: San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com
Atiya Purnomo, Penyanyi : Menginspirasi Banyak Orang Lewat Musik
Wujudkan Kepedulian untuk Pendidikan Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Ir. Namsyah Ali Bisyir,MM, Owner Neby Bags : Neby Bags Laku di Malaysia, Singapura, Korea hingga Timur Tengah
Sylvia Wiharjanti, Owner Dapur Empie : Keunggulan Dapur Empie Selalu Gunakan Bahan Premium
International Contest Festival “Dancing Italy” : Misi Budaya Al-Izhar, Bawa Nama Indonesia Berkibar di Panggung Dunia
Tiffany Kenanga : Jeli Lihat Setiap Peluang Bisnis
5 Perancang Busana Bicara Kecerdasan Buatan (AI) di Industri Mode
Armaya Doremi M.S, CEO AYAMRA MEDIA : Kunci Sukses Berhasil Bangun Bisnis di Boston
Festival SenengMinton 2025 untuk Dukung Calon Juara Bulu Tangkis Indonesia
Konsisten Berantas Judol, Cara Edukasi Lewat Film Agen+62
Makin Mudah dan Nyaman Naik Transjakarta dengan Solusi Pembayaran Transportasi Publik Terintegrasi
Miles Films Luncurkan Poster dan Trailer Resmi Film Rangga & Cinta
JF3 Fashion Festival : Menata Ulang Tradisi, Melangkah Maju untuk Masa Depan
Mahakarya 3 Desainer Korea Selatan di JF3 2025
Leny Rafael, Fashion Designer : Wou Batik dengan Seri Abha Gayatri Dipersembahkan untuk Perempuan Inspiratif
Vizzily, Make Up Artist : Memiliki Klien yang Beragam dari Artis hingga Pejabat
Inong Havelaar dan Nani Oktaviani Gaungkan Produk UMKM Indonesia ke Amerika
Kolaborasi dengan Komposer Terkenal, Tiffany Kenanga Segera Rilis Single Terbaru
Meja Redaksi
Puji Syukur atas segala rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada kami waktu dan kesempatan untuk tetap terus berkarya memberikan beragam informasi yang dikemas sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi serta artikel menarik buat para pembaca Kabari yang budiman.
Meski usianya masih belia, Atiya Purnomo telah menunjukkan kemampuan bermusik yang matang dan konsisten, serta membawa misi mulia untuk menginspirasi banyak orang lewat musik. Simak selengkapnya hanya di cover story.
Selain itu, Majalah Kabari edisi kali ini juga menghadirkan kisah menarik lainnya, seperti: International Contest Festival “Dancing Italy” Misi Budaya Al-Izhar, Bawa Nama Indonesia Berkibar di Panggung Dunia, Armaya Doremi, CEO AYAMRA MEDIA Kunci Sukses Berhasil Bangun Bisnis di Boston, 5 Perancang Busana Bicara Kecerdasan Buatan (AI) di Industri Mode.
Dan masih banyak lagi artikel lainnya yang tak kalah menarik diantaranya : Video : Tiffany Kenanga Jeli Lihat Setiap Peluang Bisnis, Video : Neby Bags Laku di Malaysia, Singapura, Korea hingga Timur Tengah, Video : Wou Batik dengan Seri Abha Gayatri Dipersembahkan untuk Perempuan Inspiratif. Simak selengkapnya hanya di Majalah Kabari Edisi 216.v
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh PT. Cempaka International dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510 Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
PENERBIT
JOHN OEI
KOMISARIS INDONESIA
OLINA HIMAYANTI
DEWAN PENASIHAT
LISA TUNGKA
DIREKTUR UTAMA AMERIKA
INDRIATI (VONNY) OEI
DIREKTUR UTAMA INDONESIA
ANITA SETIAWARDI
PENULIS
ASBAN NATAWIJAYA
HARRY PRASETYO
PENATA ARTISTIK Yanti bi
VIDEO FANIESYAH
KONTRIBUTOR
STANLEY CHANDRA
RIANA K LIPTAK
ADMINISTRASI
DEWI LIEM
IKLAN DAN PEMASARAN
WEINA TANUWIJAYA
SIRKULASI
PETER ZHAN
Akursus vocal di KBL Performing Arts. “Kalau sekarang ambil kursus privat di rumah,” kata gadis remaja yang lahir pada 1 April 2014 ini.
Meski usianya masih belia, Atiya telah menunjukkan kemampuan bermusik yang matang dan konsisten, serta membawa misi mulia untuk menginspirasi banyak orang lewat musik.
tersebut. “Aku berterima kasih banyak kepada semua orang yang mau mendengar lagu Ceria versi aku. Aku harap mereka bisa lebih ceria, lebih senang dan mereka suka sama lagunya,” ungkap Atiya.
tiya Purnomo dikenal sebagai penyanyi muda berbakat. Dalam perbincangan khusus dengan KabariTV, Atiya mengaku sudah suka menyanyi sejak usia dua tahun. Namun, kecintaan pada dunia tarik suara makin diseriusinya di usia lima tahun.
Karena menyadari potensi yang dimilikinya, orang tua Atiya pun mengarahkan sang buah hati untuk mengasah kemampuan yang dimilikinya dengan mengikuti
Belum lama ini, Atiya meluncurkan lagu Ceria, yang didaur ulang dari lagu milik band J-Rock. Apa alasan Atiya memilih lagu ini? “Jadi awalnya aku sama bunda lagi di mobil, terus bunda nyalain music, dan terdengar lagu Ceria dari J-Rock ini. Saat aku dengar, lagu enak, unik, dan seru. Artinya juga bagus, jadinya aku pilih lagu Ceria untuk di daur ulang,” kisah Atiya.
Setelah lagu ini dirilis, respon positif yang Atiya dapatkan. Baik dari teman, keluarga dan masyarakat umum yang menikmati lagunya
Meski usia masih muda, kiprah Atiya sungguh istimewa. Ia banyak mengikuti lomba nyanyi diberbagai negara. Mulai dari Malaysia, Singapura, Bangkok, Beijing, hingga Italia.
Dari semua negara yang diikutinya, Atiya mengaku yang paling berkesan saat mengikuti lomba nyanyi di Sanremo Junior 2023 di Italia. “Di Sanremo yang paling aku suka dan tidak akan lupa, karena itu adalah salah satu mimpi aku,” kata Atiya. “Panggungnya sangat bagus dan sudah diiringi live orchestra,” sambung Atiya.
Saat mengikuti lomba, apa saja tantangan yang Atiya alami? “Saat ikut lomba nyanyi di luar negeri,
biasanya saingannya itu sudah pada hebat-hebat, lalu waktu dan cuaca yang beda dengan kita di Indonesia. Tapi semua pengalaman itu bikin seru,” tukas Atiya.
Meski memiliki karier di dunia nyanyi, Atiya tetap mengutamakan sekolah sebagai prioritas. “Bundaku sudah membantu untuk mengatur jadwal. Kalau ada acara, pasti setelah selesai sekolah, tapi kalau memang harus di hari sekolah, sekolahku itu supportif banget. Ahamdulillah, kalau lagi sedang tidak di sekolah pasti guru aku mengirim materi – materi pelajaran agar aku tidak ketinggalan mengikuti pelajaran,” ungkap Atiya.
Lalu, apa target yang ingin Atiya capai? “Aku sedang mempersiapkan album pertama, sekaligus aku juga harus belajar untuk ujian nasional karena sekarang aku sudah di kelas 6 SD,” pungkas Atiya yang murah senyum ini.
Semen Merah Putih akan selalu berkomitmen untuk membangun masa depan yang lebih kokoh dan inklusif bagi Indonesia.
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam penyediaan pendidikan inklusif. Data terkini World Bank menyebutkan sekitar 1 dari 3 anak berkebutuhan khusus di Indonesia masih belum memperoleh akses pendidikan memadai. Banyak hambatan yang menjadi penyebab kurangnya pemerataan kesempatan belajar ini, mulai dari masih kuatnya stigma diskriminatif terhadap anak berkebutuhan khusus, minimnya jumlah tenaga pengajar dengan keterampilan khusus ini sampai kurangnya fasilitas sarana dan prasarana yang memadai untuk pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Berangkat dari hal ini, Semen Merah Putih sebagai salah satu brand lokal material bahan bangunan semen, ingin ikut berkontribusi bagi peningkatan pendidikan inklusif di Indonesia. Berkolaborasi dengan induk perusahaannya, KPN Corp dan dibawah naungan program KPN Care, Semen Merah Putih menunjukkan
komitmen nyata dengan melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) renovasi Sekolah Luar Biasa (SLB) Mini Bakti, Jakarta.
Kegiatan CSR ini juga dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian peringatan hari ulang tahun PT Cemindo Gemilang Tbk (Produsen Semen Merah Putih) yang ke-14. Oleh karena itu, Surindro Kalbu Adi, Director of Commercial & Logistic PT Cemindo Gemilang Tbk (Semen Merah Putih), dalam sambutannya mengungkapkan bahwa program CSR ini harus menjadi wadah untuk memperkuat nilai-nilai yang diyakini dan dijalankan oleh perusahaan, terutama nilai harmoni dan keberlanjutan. Surindro juga juga menekankan bahwa Semen Merah Putih akan selalu berkomitmen untuk membangun masa depan yang lebih kokoh dan inklusif bagi Indonesia.
Kolaborasi Untuk Perbaikan Pendidikan Inklusif
Sejalan dengan komitmen diatas, renovasi SLB Mini Bakti diyakini tidak hanya tentang memperbaiki fasilitas fisik, tetapi mencerminkan visi keberlanjutan Semen
Merah Putih dalam pilar “People”, yang menempatkan manusia sebagai pusat dari semua kebijakan dan aktivitas. Pelibatan aktif lebih dari 50 orang karyawan kantor pusat Semen Merah Putih dan KPN Corp melalui Employee Volunteer (EVO), serta kontribusi tenaga kerja alumni Mandor Pintar Institute (MPI), menunjukkan pendekatan partisipatif dan inklusif perusahaan untuk menghasilkan dampak berkelanjutan.
Head of Marketing PT Cemindo Gemilang Tbk (Semen Merah Putih), Nyiayu Chairunnikma, dalam acara peresmian SLB, menjelaskan bahwa CSR renovasi
SLB Mini Bakti sejalan dan menjadi bagian dari strategi keberlanjutan Semen Merah Putih, yaitu dengan memberikan pemerataan kesempatan untuk berkembang bagi setiap individu, dalam hal ini anak berkebutuhan khusus sebagai bagian stakeholder sosial.
“Masyarakat dan lingkungan sosial, dalam hal ini, anak berkebutuhan khusus adalah bagian dari stakeholder sosial kami. Oleh karena itu, Semen Merah Putih juga ingin memberikan kontribusi nyata terhadap pemerataan pendidikan inklusif bagi mereka. Dan program renovasi SLB Mini Bakti Ini menjadi langkah awal sekaligus bukti nyata Semen Merah Putih dalam mewujudkan kepedulian itu,” jelas Nyiayu.
Lebih lanjut Nyiayu juga menambahkan bahwa program renovasi ini dilaksanakan oleh alumni Mandor Pintar Institute (MPI) Semen Merah Putih. Program MPI sendiri merupakan pelatihan dan sertifikasi profesional bagi tenaga konstruksi, bertujuan meningkatkan keterampilan tenaga kerja informal menjadi tenaga kerja profesional bersertifikat. Keterlibatan alumni MPI dalam renovasi ini menjadi wujud kesinambungan program
pemberdayaan tenaga kerja yang berkontribusi nyata dalam proyek sosial.
Senada dengan Nyiayu, Agusnadi, Head of Corporate Communication KPN Corp, menegaskan pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan perubahan sosial yang nyata. Menurutnya perbaikan SLB ini adalah lambang dari gerakan bersama dari berbagai pemangku kepentingan untuk memperbaiki berbagai dimensi sosial kemasyarakatan.
“Kami memandang karyawan sebagai salah satu agen perubahan yang penting. Lewat program Employee Volunteer, kami tidak sekadar memberikan bantuan, tetapi juga menciptakan rasa empati, solidaritas, dan kepedulian mendalam di internal perusahaan,” tambahnya.
Dukungan ke Pendidikan Disabilitas yang Inklusif SLB Mini Bakti sebelumnya menghadapi berbagai kendala, seperti ruang kelas yang kurang memadai, tidak tersedianya fasilitas toilet yang ramah disabilitas, serta minimnya ruang terbuka hijau. Setelah renovasi, SLB ini kini memiliki ruang kelas ergonomis, fasilitas toilet
yang memenuhi kebutuhan siswa disabilitas, dan taman ramah anak yang nyaman untuk aktivitas luar ruang.
Kepala Sekolah SLB Mini Bakti, Sri Rosa Susilawati menyambut antusias kontribusi ini. “Renovasi ini tidak sekadar menghadirkan perbaikan fasilitas, namun juga membawa harapan baru bagi anakanak kami. Kami berharap dukungan Semen Merah Putih dan KPN Corp ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk peduli terhadap Pendidikan Anak Luar Biasa yang lebih inklusif,” ujar Kepala Sekolah SLB Mini Bakti dalam sambutannya. Pendidikan inklusif sendiri masih menjadi isu krusial di Indonesia. UNICEF mencatat, sebanyak 36 persen anak penyandang disabilitas di Indonesia tidak pernah bersekolah. Kondisi ini diperburuk oleh fakta bahwa hanya 14,8 persen sekolah inklusif di Indonesia yang memiliki guru pembimbing khusus terlatih. Dengan adanya renovasi SLB Mini Bakti, Semen Merah Putih dan KPN Corp menegaskan posisinya sebagai pelopor dalam inisiatif sosial untuk menutup kesenjangan ini.
Secara nasional, menurut Bank Dunia, masih ada sekitar 30-33 persen anak-anak dengan disabilitas yang belum menerima akses pendidikan formal. Realitas ini menuntut aksi nyata dan kolaborasi multisektor, seperti yang dilakukan oleh Semen Merah Putih melalui program pendidikan inklusif dan pemberdayaan tenaga kerja.
“Kami percaya kontribusi sosial yang nyata berasal dari sinergi dan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat. Dengan mendukung pendidikan inklusif serta pemberdayaan alumni MPI, Semen Merah Putih berkomitmen tidak hanya dalam membangun
infrastruktur fisik, tetapi juga menciptakan perubahan sosial berkelanjutan,” tambah Nyiayu. Proyek renovasi SLB Mini Bakti sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan mampu menjadi bagian dari solusi atas tantangan pendidikan inklusif yang selama ini dialami Indonesia. Dengan kolaborasi yang kuat, pendekatan yang partisipatif,
dan komitmen tinggi terhadap isu-isu sosial, Semen Merah Putih dan KPN Corp tidak sekadar menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga membantu membangun masa depan yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan bagi seluruh anak Indonesia.
Sejak 12 tahun lalu, Ir.
Namsyah Ali Bisyir,MM membangun usaha tasnya dengan brand Neby Bags dengan target pasar ekspor.
Saat ini produk Neby Bags adalah ragam tas berbahan kulit reptil dan tas lukis. Khusus untuk tas lukis, bahan yang dipakai adalah bahan dari limbah kulit reptil. “Jadi sisasisa dari kulit reptil ini, saya lukis lagi sehingga tidak ada limbah yang tersisa di pabrik kami. Bisa dibilang zero waste,” ungkapnya.
Yang menjadi keunggulan dari produk tas Neby Bags adalah
berlangsung hingga 10 tahun. Saat ini, saya memiliki buyer tetap dari Korea, Jepang, Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah. Produk–produk yang diminati adalah tas kulit buaya, biawak, ular, sapi, dan Domba,” ungkapnya.
penggunaan kulit reptil dengan grade A dan B saja sehingga kualitas produk tetap terjaga.
Agar produk yang dibuat makin dikenal, Namsyah rutin mengikuti pameran di luar negeri. “Saya selalu melakukan pameran – pameran ke luar negeri, baik secara mandiri, dibiayai pihak swasta ataupun kementerian,” terangnya.
Namun, Namsyah mengaku, dari pameran tersebut, hasilnya baru diperoleh biasanya 2-3 tahun kemudian. “Meski membutuhkan waktu, setelah mendapatkan buyer tersebut, biasanya kontrak kerjasama
Namsyah bersyukur, sejak satu tahun terakhir, ia telah membuka galeri Wastra Indonesia di Gimhae, Busan, Korea Selatan. “Jadi saya punya teman yang memiliki suami orang Korea. Ia sudah punya galeri di Busan, sehingga menawarkan saya untuk join dalam bisnis dengan saya menjual produk tas di galeri ini. Tidak terlalu sulit bagi saya untuk memahami pasar di Korea. Saya sudah paham desain dan warna apa yang mereka sukai,” tuturnya.
Khusus pasar Korea Selatan, yang paling diminati adalah tas kulit
buaya, biawak dan ular, dengan model tote bag dan clutch.
Lalu apa targetnya ke depan?
“Saya ingin masuk ke pasar Timur Tengah, mulai dari di Dubai, hingga Abu Dhabi, tapi sebelum itu saya harus pelajari dulu melalui pagelaran fashion show sehingga memahami
selera masyarakat Timur Tengah, jadi target yang saya rencanakan ini bisa tercapai,” pungkasnya.
Photo: IG@dapurempie
Sejak tahun 2015, Sylvia Wiharjanti telah merintis usaha kuliner, karena hobinya adalah memasak. Semuanya bermula, dari sering mengunggah foto makanan yang dibuatnya ke Facebook. Ternyata mendapat komentar positif dan banyak yang beri usul agar menjual makanan tersebut. Akhirnya, Sylvia pun memulai dengan berjualan teri medan cabe ijo dan teri jengkol balado. “Alhamdulillah mereka pada suka, akhirnya saya menambah menu lainnya,” ungkap Sylvia kepada Kabari.
Tak hanya dua menu di atas, menu lain yang tersedia Dapur Empie, yakni tongkol suwir, cumi asin tumis cabe hijau, daging rendang, tongkol rica, kikil cabe hijau, dan masih banyak menu lagi. Selain makanan, tersedia juga berbagai varian roti dan bolu.
Dari berbagai menu di atas, khusus untuk makanan, yang paling banyak pesanan adalah tongkol suwir. “Karena tongkol suwir ini bisa dinikmatin sama anak – anak dan orang dewasa,” tukas Sylvia.
Untuk semua makanan ini, menggunakan system pre-order dulu. “Saat ini lagi kami pikirkan ekspansi usaha dengan sistem ready stock. Kalua pun ready stock biasanya yang makanan beku,” tukas Sylvia.
Dijelaskan Sylvia, yang menjadi keunggulan Dapur Empie adalah menggunakan bahan premium, higienis, dan tanpa bahan pengawet. “Untuk bolu
saja kita tidak pakai pengembang, dan tidak pakai pelembut, jadi alami saja. Alhamdulillah dengan pengolahan yang baik dan higienis, makanan atau pun kue itu bisa awet,” terang Sylvia.
Sylvia mengaku, untuk usaha terutama dalam membuat roti, Sylvia masih terus belajar. “Alhamdulillah sudah bisa dinikmati semuanya, tapi tetap harus belajar dan belajar terus untuk memuaskan customer,” katanya.
Untuk mengembangkan usaha, Sylvia juga tergabung dalam Jakarta Entrepreneur. Karena melalui Jakarta Entrepreneur, memberikan kesempatan bagi Sylvia untuk mengikuti pelatihan sekaligus bertemu komunitas pelaku usaha sehingga menjadi sarana bertukar pengalaman dan promosi.
“Jadi kalau kita masak dengan hati dan rasanya yang enak, tanpa kita minta pun untuk promosi, mereka akan promosi sendirinya. Alhamdulillah jadi marketingnya melalui mulut ke mulut. Dan teman – teman yang sudah merasakan menu di Dapur Empie akan mempromosikan ke temanteman yang lain,” kata Sylvia. Sylvia mengaku dalam membangun usaha tidak selamanya berjalan mulus. Ada saja kendala yang dialami. “Kendala terbesar adalah saya masih manual, artinya masih kerjakan sendiri. Jadi dengan bertambahnya usia, kadang lelahnya minta ampun. Karena itu, saya harus belajar dengan melatih seseorang untuk membantu saya. Saya masih mencari orang yang tepat untuk membantu,” katanya. Lalu apa tips sukses?
Konsisten. “Alm. Bapak selalu bilang, kamu kalau pengin sukses itu harus tekun, jangan pernah menyerah dan kalau gagal coba lagi. Alhamdulillah, saya selalu menyemangati diri saya bahwa pasti bisa melakukannya,” pungkasnya.
Prestasi bukan sematamata soal memenangkan penghargaan, tetapi tentang bagaimana generasi muda Indonesia mampu menyuarakan identitas bangsanya melalui seni dan budaya.
Inilah kiprah membanggakan dari SMP dan SMA Al Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan, yang sukses mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional lewat torehan dua penghargaan tertinggi dalam ajang International Contest Festival “Dancing Italy” yang digelar di Riminy, Italy, Juli 2025.
Bersaing dengan 20 grup dari 17 negara Eropa dan Asia, serta lebih dari 200 peserta internasional, Al
Izhar tampil memukau dan berhasil meraih 1st Prize Place of Folk Dance untuk tarian Colours of Indonesia, Grand Prix of Folk Dance untuk Ramphak Geulumbang asal Aceh.
Pasca kemenangan ini, saya memiliki kesempatan berbincang dengan penari, guru pendamping, pelatih, orangtua dan founder dari Kiny Cultura Indonesia.
Kalya Mahiya Pravina, siswi kelas XI MIPA 3 dari SMA Al Izhar Pondok Labu, mengaku bahagia dengan pencapaian ini. “Hasil yang diperoleh ini tidak mengkhianati usaha kami selama ini. Hal ini juga memotivasi saya agar terus berprestasi,” kata Kalya.
Diceritakan Kalya, sebelum
mengikuti pertandingan ini, latihan dilakukan hingga 50 kali. Setiap latihan selama 2 jam. “Latihan semakin intens ketika semakin dekat dengan keberangkatan, karena untuk melatih keluwesan sekaligus kekompakan dalam gerakan,” ucap remaja berbakat ini. “Sebelum berangkat juga dilakukan Gelar Pamit di Kementrian Kebudayaan,” sambungnya.
Penampilan para siswa Al Izhar di Rimini juga mendapat sambutan hangat dari penonton internasional. Mereka menampilkan sejumlah tarian tradisional seperti
Nagekeo Bangkit (NTT), Muda Mudi Papua, Tari Mirah (DKI Jakarta) dan Ramphak Geulumbang
(Aceh).
Sambutan antusian dari penonton ini, karena para penari mampu menampilkan penampilan yang istimewa. Kalya mengaku saat tampil semua berjalan dengan baik. “Salah satu tantangannya adalah sorotan lampu yang ada di stage bisa mengganggu saat tampil tetapi penari tetap fokus menari dan akhirnya berbuah kemenangan,” tukas Kalya.
Bagi Kalya yang menguasai puluhan tari tradisional ini, misi budaya ke Rimini, Italy merupakan misi budaya ke-9 yang telah diikutinya. “Rasanya bahagia dan bersyukur bisa membawa nama Indonesia di panggung dunia,” cetusnya.
Dalam setiap misi budaya yang diikutinya, selalu meraih juara. Apakah pencapaian ini sudah diduga? “Tentunya tidak
diduga, tetapi saya selalu berusaha untuk menampilkan yang terbaik dan berdoa agar mendapatkan juara,” kata Kalya tersenyum.
Tak hanya Kalya yang bahagia, Ira Intasari, guru pendamping dari perguruan Al Izhar menyatakan kebanggaan atas apa yang diraih para murid dari SMP dan SMA Al-Izhar Pondok Labu. “Mereka dapat mengharumkan nama bangsa di ajang internasional melalui tarian dan musik tradisional. Mereka juga sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia,” kata Ira.
Dalam pandangan Ira, ada banyak keunggulan yang dimiliki tim misi budaya Al Izhar sehingga mampu meraih kemenangan. Pertama, mereka menampilkan tarian yang dinamis dari NTT, Papua, Betawi, dan Aceh, serta diiringi oleh musik tradisional secara live. Kedua, memakai kostum yang warna-warni dilengkapi dengan aksesoris tradisional, hal ini membuat Indonesia terlihat memiliki ciri khas tersendiri. Ketiga, keselarasan tabuhan alat musik tradisional dari para pemain musik dengan gerakan para penari menyatu sehingga menyajikan penampilan yang sangat memukau. Keempat, kerja sama tim penari dan pemusik menghasilkan keharmonisan.
Dengan kemenangan ini, Ira pun berharap agar Al-Izhar Pondok Labu dapat terus berpartisipasi mengenalkan budaya Indonesia kepada dunia. Sehingga tumbuh kecintaan terhadap budaya Indonesia pada murid-murid Al-Izhar, sehingga dapat turut melestarikan budaya Indonesia.
Sementara itu, Marcella Azzahra, Pelatih dari Gema
Citra Nusantara mengatakan senang dan bangga melihat adik-adik mempersiapkan diri menghadapi kompetisi ini. “Semangat mereka luar biasa sejak awal. Mereka tidak hanya berlatih secara fisik, tapi juga menghayati setiap gerak dan makna dari tarian tradisional yang mereka bawakan. Dalam proses latihan, terlihat sekali bahwa mereka memiliki rasa cinta yang mendalam terhadap budaya Indonesia. Mereka disiplin, bertanggung jawab, dan rela meluangkan waktu berbulan-bulan untuk terus menyempurnakan gerakan, ekspresi, hingga kekompakan tim. Persiapan mereka tidak hanya teknis, tetapi juga mental dan emosional. Saya melihat mereka benar-benar ingin menampilkan yang terbaik untuk Indonesia,” katanya.
Marcella mengaku dalam proses latihan, tidak selalu mudah. Ada tantangan fisik, waktu, bahkan emosi. “Namun, yang membuat saya bangga, semua anak bisa melewati itu dengan sangat baik. Mereka punya semangat yang luar biasa. Mereka tidak pernah mengeluh saat harus latihan berjam-jam, berkali-kali mengulang gerakan di bawah terik matahari, atau saat harus berlatih setelah pulang sekolah,” ucapnya.
Bagi Marcella kemenangan ini merupakan kejutan yang membahagiakan. “Alhamdulillah, Indonesia berhasil meraih 1st Prize dan Grand Prix, dan ini membuktikan bahwa budaya Indonesia bisa bersinar di panggung dunia,” tukasnya.
“Yang istimewa dari penampilan kami adalah bahwa semua tarian ini diiringi oleh musik tradisional yang dimainkan secara langsung oleh siswa-siswi Al Izhar sendiri. Jadi mereka tidak hanya menari, tapi juga menjadi bagian dari keseluruhan karya seni—mulai dari musik, gerakan, hingga makna. Ini adalah sebuah pertunjukan kolaboratif yang menghidupkan budaya Indonesia secara utuh di mata dunia,” lanjutnya.
Tak hanya penari, pelatih dan guru pendamping yang bangga dengan prestasi ini, hal yang sama juga dirasakan oleh Yuniko Asaari, ibu dari Azra Kiyoshi Manggala, kelas XII MIPA 1 SMA Al Izhar Pondok Labu, yang untuk pertama kalinya ikut misi budaya. “Saya sangat bangga sekali, mengingat latihan yang dijalankan anakanak juga sangat berat dari awal tahun 2025. Mereka latihan seminggu 2 kali setelah pulang sekolah, masih harus latihan sampai malam,” tukas Yuniko.
Bagi Yuniko, keberhasilan yang diraih tim misi budaya Al Izhar ini bukan soal kemenangan semata, tetapi juga kekompakan dan dedikasi. “Saya sangat terharu dan bangga melihat mereka menari dan main musik secara
kompak. Melihat mereka bahu membahu mengurus semuanya dari mulai alat musik sampai kostum membuat saya semakin salut. Anak-anak ini hebat sekali komitmen dan tanggung jawabnya, harus diapresiasi. Kemenangan ini menjadi bukti nyata bahwa kerja keras, kebersamaan dan bimbingan yang tepat mampu menghasilkan sesuatu yang luar biasa,” ucapnya.
Program Kolaboratif
Sebanyak 45 orang tergabung dalam rombongan misi budaya ini, yang terdiri dari 26 penari, 9 pemusik, 4 pelatih, dan 6 official.
Mereka tampil sebagai duta budaya Indonesia dalam program kolaboratif antara Al Izhar Pondok Labu, Gema Citra Nusantara, dan Kiny Cultura Indonesia, sebuah yayasan pelestarian budaya yang juga merupakan anggota resmi CID UNESCO (Conseil International de la Danse).
Program misi budaya ini kini menjadi agenda tahunan Al Izhar Pondok Labu sebagai wujud komitmen membentuk generasi berprestasi global yang tetap berakar kuat pada budaya bangsa.
Kiki Puspita Sari, Director of Culture and Education Kiny Cultura Indonesia, menyatakan bahwa kemenangan Indonesia menumbuhkan rasa bangga dan kecintaan
terhadap budaya Tanah Air. "Semoga kemenangan Indonesia di kancah internasional ini bukan hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya Indonesia. Penampilan mereka telah menjadi bentuk diplomasi budaya, memperkenalkan Indonesia dengan cara yang indah, menginspirasi, dan berkelas," kata Kiki. Untuk itu, Kiki berharap anak-anak Indonesia tumbuh sebagai generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik.
"Dengan semangat ‘Yang Muda yang Berbudaya’, kami berharap anak-anak Indonesia tumbuh sebagai generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga kaya secara budaya. Karena bangsa besar adalah bangsa yang tidak melupakan akar budayanya," ujarnya.
Kiki juga berharap pemerintah memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para siswa yang telah mengharumkan nama bangsa, serta menjadikan pencapaian ini sebagai motivasi untuk terus melestarikan warisan budaya Indonesia.
Al Izhar Pondok Labu, Gema Citra Nusantara, dan Kiny Cultura Indonesia telah membuktikan bahwa budaya Indonesia tidak hanya layak dibanggakan, tapi juga pantas untuk bersinar di panggung dunia.
Mengawali karir sebagai penyanyi professional di usia belia, 12 tahun, menjadikan seorang
Tiffany Kenanga, sosok yang tak pernah berhenti berinovasi. Terlahir dari keluarga istimewa. Sang Ayah, Aria Abiasa yang sangat dekat dengan dunia seni. Lalu sang bunda tercinta, Dian Kenanga, praktisi perintis Totok Aura, pertama dan satu-satunya yang berkembang dan bertahan selama lebih dari 21 tahun, menjadikan Tiffany, jeli melihat peluang dan berinovasi, namun tetap menjalani dunia seni suara yang membesarkan namanya.
Kini, di usia 25 tahun, menjalani aktivitas harian sebagai Vice President Dian Kenanga Totok Aura Indonesia semenjak lulus kuliah, Tiffany mengkombinasikan pengalaman dan keahlian, dengan menjalankan beragam usaha yang dia sendiri pun tak menyangka akan bisa dan berkembang.
Populer dengan lagu “Jangan bersedih”, sosok yang juga pecinta fashion kekinian ini, juga dikenal aktif dalam membesarkan brand Tiffany Kenanga Made For You dan TKSIGNATURE Shoes Collections, line fashion dari hasil desain-nya sendiri yang diluncurkan sejak 2018, sesaat setelah ia lulus dari bangku SMA.
Brand TKMFY yang sebelumnya dapat didapatkan
langsung di Metro Department Store, Centro, Lubna dan Alzara di berbagai daerah, dari Jakarta hingga Karawang, Gresik, Lahat, Baturaja, Ketapang, Pare-pare, Gorontalo, Makasar, dan sebagainya sebelum masa pandemi. Begitu ketika era Covid berakhir dan melejitnya dunia digital, kini, selain dijual online, produk desain darinya ini juga bisa dimiliki langsung di semua cabang Dian Kenanga Totok Aura, yaitu di Ampera, Cinere, dan Pejaten.
Dan di 2025 ini, setelah membuka cabang Dian Kenanga Totok Ampera di bulan Maret, kembali Tiffany Kenanga meluncurkan Kedai Selalu di bulan Juni, sebagai ‘teman’ bagi gerai pionir Totok Aura-nya yang terbaru. Berawal melayani para pelanggan setia Dian Kenanga Totok Aura yang rata-rata kelas menengah ke atas, serta tempat ‘jajan’ para terapis Totok Aura di sela senggangnya jadwal, saat ini Kedai Selalu, sudah mulai dilirik warga sekitar yang ingin menikmati keunggulan menunya.
“Bahkan ada juga yang datang, mencoba menunya, ternyata yang bersangkutan adalah pedagang mie sekitar. Rupanya cek ombak, cek competitor,” ujar Tiffany sambil tergelak kecil menceritakannya.
Dimsum, Mie, dan Bakso, adalah menu utamanya, yang juga disertai menu-menu popular favorit lainnya,
seperti PAS (Pecel Ayam Selalu), Nasi Goreng, Spageti, dan sebagainya.
“Di hari atau minggu khusus, ada Special Menu, yang hadir dadakan di minggu itu, sebagai pemberi kejutan atau pengobat kejenuhan. Jadi bisa aja Rawon, Soto, atau sekedar bolu ketan hitam, atau donat. Jadi ke Kedai Selalu itu menyenangkan setiap kalinya”, jelasnya lagi.
Jeli melihat peluang diantara kesempatan yang ada, juga dengan kontrol kualitas yang tinggi, memang membawa perkembangan yang cukup cepat di lini usahanya yang terbaru ini.
“Semua menu yang dihadirkan di Kedai Selalu ini, bener-bener ‘rich’ banget rasanya. Kaya rasa. Unik, dan pasti beda rasanya,” tambahnya.
Kedai Selalu, adalah konsep dine-in cafe humble, yang dicetuskan oleh Mirza Wardana untuk usaha
bersamanya dengan Harris Setiawan, dimana kesempatan untuk buka usaha ini adalah dari ajakan Tiffany Kenanga.
Mirza Wardana adalah pekerja media asal Surabaya sejak tahun 98, Mulai dari KSKA 91.1 FM Anchorage USA, EBS FM Surabaya, Hard Rock FM, JTV, Jawapos TV, UrbanRKM, V Radio, dan yang terakhir sebagai Brand Manager Bahana FM Jakarta yang satu grup dengan Prambors Radio, sebelum akhirnya membuka radio digitalnya sendiri WHY Radio International, dengan dengan partner hobi enterpreneurshipnya, Harris Setiawan.
Bersama Harris yang konseptor dalam event organizer, mulai wedding sampai property, dan realtor dalam bisnis dekorasi, Mirza dan Harris sempat berpartner usaha, mulai barbershop, reflexology, dan
kedai makan.
Dari Harris-lah, Mirza bertemu dengan Tiffany Kenanga, sepupu dari Harris. 'Persaudaraan' dan persahabatan ketiganya dimulai disini. Dari mulai event arrangement, interview, sampai social media management, pernah dijalani Mirza dan Harris, untuk Tiffany, saudara yang mereka kagumi, karena suara beningnya, sejak seorang Tiffany Kenanga dikenal sebagai penyanyi profesional di Indonesia semenjak usianya 12 tahun.
Kedai Selalu, tercetus dari Broadcast Message dari Mirza, menawarkan DIMSUM, produksi bersamanya dengan Harris yang memang jago mengolah beragam menu masakan. Tiffany merespon broadcast message itu, dengan kesempatan untuk membuka kedai di area Dian Kenanga Totok Aura Pejaten di Raya Pejaten Barat 30 Jakarta Selatan.
Mirza yang konseptor, Harris yang daily 'chef' dengan masakan terlezat, dan Tiffany, seorang multitalenta-penyanyi dan influencer, serta penikmat masakan bercita rasa istimewa, bersatu dalam hadirnya Kedai Selalu.
Nama Selalu, berfilosofi doa, semoga selalu sehat, selalu dapat membantu, selalu sukses, Selalu bersama, dalam menu-menu "Kedai Selalu" yang selalu enak!
Dirancang bercita rasa tinggi namun tetap humble seperti karakter Tiffany Kenanga dan Dian Kenanga Totok Aura yang telah berdiri selama 21 tahun lebih dirintis langsung langsung oleh Dian Kenanga, Kedai Selalu dibuka dan memfasilitasi salah satu asa Mirza dan Harris dalam memiliki usaha yang sukses, mengutamakan kualitas, dan tetap dapat menjadi berkat-membantu banyak orang.
“Kedai Selalu dan Dian Kenanga juga punya Jumat Berkah secara rutin. Itu dijalankan di minggu kedua buka, dan jalan setiap minggu. Jadi supaya selalu berkah,” kata Tiffany.
Karakter Tiffany Kenanga
memang humble dan peduli sesama. Sebuah karakter yang sudah mengakar di lini usaha paling awal dari keluarganya, Dian Kenanga Totok Aura. Diam-diam berkarya, dan tiba-tiba muncul membawa arti. Karena itu juga, tak banyak yang tahu kalau Dian Kenanga Totok Aura pun sesaat lagi akan hadir juga di kota Bandung. Dan dalam waktu dekat, sebuah single terbaru pun sudah disiapkan Tiffany untuk rilis dalam waktu dekat.
Sukses selalu, Tiffany Kenanga!
Michelle Liu
Menurut saya, AI saat ini punya peran yang cukup banyak dalam industri fashion, terutama dalam hal efisiensi. Misalnya, AI bisa bantu dalam riset tren, simulasi desain, bahkan mempercepat proses produksi. Itu sangat membantu.
Tapi sebagai fashion desainer, saya percaya sentuhan manusia tetap jadi inti dari sebuah karya. Proses kreatif itu lahir dari pengalaman, nilai budaya, yang menurutku belum bisa sepenuhnya digantikan oleh AI. AI bisa jadi tools yang sangat berguna, tapi karya tetap datang dari hati dan karakter desainernya.
Jadi, AI lebih ke tools pembantu menurut saya, bukan ancaman. Asal kita tetap menjaga identitas dan nilai budaya dalam karya, maka teknologi justru akan memperkaya, bukan menggantikan.
Di era digital yang terus berkembang, kehadiran Kecerdasan Buatan (AI) semakin memberi warna baru dalam industri fashion. Tak hanya sekadar alat bantu, AI kini dipandang sebagai mitra strategis yang mampu mempercepat proses kreatif, meningkatkan efisiensi produksi, sekaligus memperluas jangkauan pemasaran.
Namun, di balik peluang besar yang ditawarkan, sejumlah perancang busana juga menilai penggunaan AI tetap harus diimbangi dengan sentuhan personal agar identitas dan keunikan karya tetap terjaga. Para desainer pun memiliki pandangan mengenai sejauh mana AI dapat diintegrasikan ke dalam dunia fashion.
Saya sebagai fashion desainer dari awal brand saya tumbuh, teknologi informasi selalu menjadi alat utama dalam hal branding dan marketing, terutama brand awarness, kami selaku pengusaha yang bergerak di industri fashion merasa perubahan adalah hal yang mutlak, begitu juga sekarang.
Adanya AI menurut saya tetap menjadi hal yang positif jika kita bisa memanfaatkannya. AI akan memberikan kita banyak kemudahan dalam membuat moodboard dasar, memperdalam konsep awal, dan memberi gambaran sketsa.
Namun tetap, kitalah yang akan memperbaiki dan mematangkannya. Karena apa yang ditulis AI hanyalah rangkuman dari literasi google, bukan otak kita. Jadi saya menganggap AI bukan saingan justru memudahkan, masalah orisinalitas justru dengan AI kita mudah untuk memilah ide desain kita, orisinal ato sudah ada yang memakainya.
Catherine Njoo
Menurut saya, peran AI di dunia fashion saat ini masih belum terlalu besar. Dampaknya belum terasa secara langsung dalam proses desain. Tapi saya percaya, ke depannya AI punya potensi yang cukup menarik untuk membantu desainer khususnya dalam eksplorasi ide dan visualisasi desain.
Dengan bantuan AI, kita bisa menciptakan desain-desain yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan, dan proses komunikasi ide pun bisa jadi lebih mudah, terutama bagi orang awam yang sering kesulitan memahami sketsa di atas kertas.
Meski begitu, tentu ada sisi negatif yang perlu diperhatikan. AI bisa saja disalahgunakan untuk meniru atau menjiplak desaindesain yang sudah ada dengan sangat mudah. Selain itu, kalau terlalu bergantung pada AI, ada risiko munculnya kesan monoton dalam industri di mana banyak desain mulai terasa mirip karena dihasilkan dari pola dan data yang sama. Hal ini bisa mengancam orisinalitas dan keunikan yang seharusnya menjadi ciri khas fashion. Saya merasa teknologi ini bisa jadi alat bantu.
Untuk edit foto fashion sangat membantu karena cepat lebih murah dan praktis. Yang pasti menurut saya AI sangat membantu, terutama untuk cari inspirasi motif atau bentuk desain. Saya pribadi kadang pakai AI untuk eksplorasi ide awal lumayan cepat dan praktis. Tapi tetap, orisinalitas dan rasa itu datang dari pengalaman dan intuisi. AI itu alat bantu, bukan pengganti kreativitas.
Wong
Justru dengan jadirnya AI membantu kita banget dari segi konsep, bisa membantu kita persiapan konsep untuk baju, buat narasi sebuah konten video kita, dan bahkan juga bisa membantu untuk mengkonsepkan trend busana tahun ke depan lho!.
Kalau menurut saya sih AI bantu kita banget tergantung dari siapa pemakainya. Kalau di tangan yang tepat justru para fashion designer ini bisa makin maju. Dari yang biasanya kita bisa makan waktu berhari-hari untuk cari konsep sekarang bisa selesai dalam hitungan menit saja
1. Tur Guide berbahasa Indonesia/ Inggris.
2. Private Tur di Amerika dan Kanada: Supir berbahasa Indonesia dengan Mobil/Van/Bis.
3. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Tur Program di Beberapa Negara di Asia Tenggara dengan Harga Grosir.
4. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Reuni Tur Program dengan Teman dan Famili Anda dari Indonesia.
5. Kantor di San Francisco, Los Angeles (La Habra) dan Jakarta.
6. Karyawan berpengalaman lebih dari 20 tahun.
7. Endorsed oleh California Media International, Inc (Penerbit Majalah Kabari, Majalah Tur Dunia dan Majalah Joint VentureHidup Sehat).
8. Harga Grosir untuk Tur ke Asia Tenggara = Joint Venture dengan Perusahaan Tur Wholesale yang berdomisili di Jakarta, Worldlinks Indonesia, dimana Program Tur hanya dijual melalui agen-agen travel ritel di Indonesia.
Ingin mendapatkan Informasi Tur Terkini? Silakan daftar di TurDuniaGratis.com
Pintar melihat peluang dan berani keluar dari zona nyaman, adalah identitas seorang Armaya Doremi.
Wanita asal Medan ini, telah memiliki karier yang mapan di salah satu perusahaan bergengsi di Amerika Serikat tidak membuatnya puas. Ia berani keluar dan membangun bisnis sosial media dengan brand AYAMRA MEDIA. Kini AYAMRA MEDIA menjadi salah satu agensi media sosial yang diperhitungkan di Boston. Klien yang ditangani pun variatif, dari pebinis hingga politisi.
Armaya Doremi adalah potret anak muda Indonesia yang membanggakan. Tak hanya membangun karier, ia berani membangun bisnis di negara yang menjadi impian semua orang, Amerika Serikat. Saat ini, Armaya telah 7 tahun tinggal di Boston, Amerika Serikat.
Pasca-menyelesaikan studi S2 dari salah satu
universitas top di Amerika, Northeastern University, dengan jurusan Corporate and Organizational Communication, Armaya pun mulai membangun kariernya. Untuk memperkaya pengalaman, Armaya pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama di Negeri Paman Sam, termasuk TikTok dan Lilly’s Fresh Pasta. Namun, bukan Armaya namanya, jika senang dan tenang dengan zona nyaman. Ia berani membangun bisnisnya sendiri yang telah dirintis sejak tahun 2024. Bisnis yang ditekuninya adalah agensi media sosial dengan brand AYAMRA MEDIA. “Gak mudah menjalani bisnisnya. Aku benar-benar bekerja keras, fokus agar hasil yang dicapai maksimal,” kata Armaya.
Bisnis yang dijalani selama satu tahun terakhir ini, ternyata mendapat respon yang bagus di Boston. Bahkan Armaya berani mengklaim bahwa AYAMRA MEDIA adalah salah satu agensi media sosial terbaik di Boston.
“Alhamdulillah, kalau di Boston, AYAMRA MEDIA sudah dikenal,” ungkapnya.
Apa parameternya? Klien makin variatif, mulai dari bidang hospitality seperti hotel dan restoran, lalu organisasi non-profit, top Chef, real estate, politisi, fitness hingga pemerintahan di Boston. Salah satu contoh, kalau pemerintah Boston ada acara, mereka selalu mengundang AYAMRA MEDIA. “Mereka minta Armaya untuk bantu eksposur event yang mereka lakukan,” terangnya.
Khusus Pemerintah Boston juga selalu meminta AYAMRA MEDIA untuk membantu mereka, dalam mengkampanyekan Kota Boston sebagai Kota untuk Semua Orang. “Karena mereka melihat AYAMRA MEDIA kerjanya bagus. Jadi pemerintah mau terlibat dan membantu Armaya sebagai pebisnis untuk berkembang. Jadi kita sama-sama helping each other,” tukasnya.
Tak hanya diminta untuk menangani konten di media sosial, karena kapasitas di bidang media sosial sehingga Armaya pun sering sekali diminta menjadi pembicara dalam berbagai acara. “Pemerintah Boston meminta aku mengisi workshop untuk mengajarkan para pelaku usaha skala UMKM tentang bagaimana mengelola media sosial dan membuat konten yang tepat sesuai kebutuhan usaha mereka,” kata Armaya. “Jadi Pemerintah Boston punya program untuk memberdayakan UMKM. Jadi aku salah satu UMKM yang memang dipekerjakan, dibantu dan dipromosikan oleh pemerintah,” sambung Armaya.
Dalam setahun perjalanan usaha Agensi Media Sosial ini sudah puluhan klien yang ditangani Armaya. Karena
perkembangan usaha yang pesat, Armaya tidak bekerja sendiri. Ia dibantu 4 orang karyawan. Semua karyawan ini adalah orang Indonesia, ada yang tinggal di Boston dan Indonesia. “Kenapa aku mau memperkerjakan orang Indonesia karena pengen giving back bagi bangsa ini dengan membantu membuka lowongan pekerjaan,” kata Armaya.
Pencapaian menarik lainnya dari Armaya setelah membangun bisnis ini, ia telah diundang oleh berbagai universitas sebagai dosen tamu, seperti Hult International Business School, Northeastern University, Suffolk University dan beberapa univeritas lainnya.
”Saya telah melihat peluang bisnis di media sosial, saat masih studi S2 dan telah menjadi komitmenku untuk menjadi leader di industry media,” tukasnya.
Pencapaian yang diraih Armaya hari ini tidak diraih dengan mudah. Ketekunan dan kegigihan membawanya sampai fase ini. Semakin bersinar, Armaya!
BAGI Armaya Doremi yang telah tujuh tahun merantau ke Boston, Amerika Serikat, keluarga adalah segalanya. “Keluarga bagi aku adalah rumah, tempat yang paling aman bukan hanya untuk tinggal dan berlindung, tetapi juga alasan kenapa aku tidak boleh berhenti berjuang. Mereka adalah alasan saya bertahan dan terus berjuang, terutama ketika berada jauh dari rumah,” tukas wanita murah senyum ini.
Lalu siapa orang yang paling berarti bagi Armaya? Jawabannya hanya satu, Ibu. “Aku percaya surga ditelapak kaki ibu. Perjalanan ibuku dalam membesarkanku menjadikanku perempuan mandiri seperti sekarang ini. Setiap detik ibuku berdoa untuk kesehatan dan kesuksesaanku. Doa Ibu yang saya percaya membawa saya sampai sejauh ini,” terangnya.
Tak hanya doa ibu, dalam hidup ini, Armaya memegang nilainilai penting yang membuatnya mampu mencapai setiap impiannya. “Kebaikan , ketulusan , menghargai orang lain dan kerja keras. Aku percaya nilai-nilai ini bisa membawa hidup kita lebih berarti,” tutupnya.
SETIAP manusia selalu membutuhkan Tuhan. Karena manusia memiliki keterbatasan dan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh diri sendiri, sehingga membutuhkan kekuatan yang lebih tinggi untuk membimbing, melindungi, dan memberikan makna hidup.
Termasuk Armaya yang menyakini bahwa Tuhan adalah kreator dalam hidupnya. “Semua yang saya punya, rasakan, dan hidup yang saya hadapi adalah rencana Tuhan. Tuhan adalah segala diatas segala - galanya. I am a beliver, I believe that God is the most powerful creator in the world,” ujar Armaya.
Bagi Armaya, Tuhan adalah sumber kekuatan dan harapan. “Dalam setiap naik-turun kehidupan, saya selalu merasa tidak pernah benar-benar sendirian. Tuhan selalu bersama,” katanya.
Karena menyakini keberadaan Tuhan, Armaya membangun hubungan yang intens denganNya. “Setiap detik saya selalu mengingat Dia. Melalui doa yang jujur dan kehidupan yang berusaha seimbang. Bagi saya, relasi dengan Tuhan bukan hanya soal ritual, tapi bagaimana saya bersikap dan membawa nilainilai-Nya dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Bahkan saat masih kecil, Armaya memiliki pandangan filosofi tentang Tuhan. “Dulu waktu saya kecil, orang tua saya sering bertanya “Armaya anak Siapa?” Anak Bapak atau Mama? Dan saya selalu jawab “saya anak Tuhan”,” kisahnya.
Karena itu, Armaya terus membangun kedekataan dengan Tuhan. “Saya terus belajar untuk dekat dan mengenal-Nya lebih dalam. Ada masa naik-turun, tapi saya percaya Tuhan selalu hadir, bahkan saat saya merasa jauh, susah maupun senang,” ucapnya.
Lalu dengan berbagai pencapaian, hal apa yang paling disyukuri Armaya dalam hidup? “Kesempatan untuk bernafas setiap hari. Kesempatan untuk bisa membantu orang tua dan kesempatan untuk bisa menjadi orang yang masih bisa bersyukur setiap hari. Saya bersyukur atas semua kesempatan yang Tuhan berikan kepada saya,” pungkasnya
SETIAP manusia selalu membutuhkan Tuhan. Karena manusia memiliki keterbatasan dan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh diri sendiri, sehingga membutuhkan kekuatan yang lebih tinggi untuk membimbing, melindungi, dan memberikan makna hidup.
Termasuk Armaya yang menyakini bahwa Tuhan adalah kreator dalam hidupnya. “Semua yang saya punya, rasakan, dan hidup yang saya hadapi adalah rencana Tuhan. Tuhan adalah segala diatas segala - galanya. I am a beliver, I believe that God is the most powerful creator in the world,” ujar Armaya.
Bagi Armaya, Tuhan adalah sumber kekuatan dan harapan. “Dalam setiap naik-turun kehidupan, saya selalu merasa tidak pernah benar-benar sendirian. Tuhan selalu bersama,” katanya.
Karena menyakini keberadaan Tuhan, Armaya membangun hubungan yang intens denganNya. “Setiap detik saya selalu mengingat Dia. Melalui doa yang jujur dan kehidupan yang berusaha seimbang. Bagi saya, relasi dengan Tuhan bukan hanya soal ritual, tapi bagaimana saya bersikap dan membawa nilai-nilai-Nya dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Bahkan saat masih kecil, Armaya memiliki pandangan filosofi tentang Tuhan. “Dulu waktu saya kecil, orang tua saya sering bertanya “Armaya anak Siapa?” Anak Bapak atau Mama? Dan saya selalu jawab “saya anak Tuhan”,” kisahnya.
Karena itu, Armaya terus membangun kedekataan dengan Tuhan. “Saya terus belajar untuk dekat dan mengenal-Nya lebih dalam. Ada masa naik-turun, tapi saya percaya Tuhan selalu hadir, bahkan saat saya merasa jauh, susah maupun senang,” ucapnya.
Lalu dengan berbagai pencapaian, hal apa yang paling disyukuri Armaya dalam hidup? “Kesempatan untuk bernafas setiap hari. Kesempatan untuk bisa membantu orang tua dan kesempatan untuk bisa menjadi orang yang masih bisa bersyukur setiap hari. Saya bersyukur atas semua kesempatan yang Tuhan berikan kepada saya,” pungkasnya
Di tengah meningkatnya perhatian terhadap gaya hidup aktif dan sehat di kalangan generasi muda, Aice Group kembali ambil bagian dalam mendukung Festival SenengMinton 2025, sebuah ajang bulu tangkis yang ditujukan bagi anakanak usia dini, khususnya siswa TK dan SD. Untuk kedua kalinya, Aice mendukung festival yang berlangsung pada 23–24 Juni di GOR Djarum Kudus, Jawa Tengah, yang diikuti oleh ribuan peserta dari kalangan siswa TK dan SD, sekaligus membuka ruang olahraga yang inklusif dan menyenangkan bagi generasi muda.
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya diselenggarakan di satu kota, Festival SenengMinton 2025 rencananya akan diperluas ke empat kota tambahan, Semarang, Solo, Purwokerto, dan Magelang. Langkah ekspansi ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperluas akses anak-anak terhadap ruang olahraga yang aman, menyenangkan, dan terjangkau.
Partisipasi Aice dalam festival ini bukan sekadar kehadiran di lapangan, tetapi juga bagian dari komitmen
Aice mendukung regenerasi bulu tangkis Indonesia lewat pembinaan usia dini yang juga membentuk karakter dan mental bertanding.
jangka panjang untuk ikut memperkuat ekosistem olahraga usia dini. Melalui kegiatan ini, Aice berharap bisa turut mendukung upaya regenerasi atlet bulu tangkis Indonesia dengan membuka ruang latihan dan kompetisi sejak dini, sekaligus membantu membangun kepercayaan diri dan mental bertanding anak-anak sejak awal.
Sylvana Zhong, selaku Senior Brand Manager Aice, menyampaikan bahwa Festival SenengMinton membawa nilai-nilai yang sejalan dengan komitmen Aice dalam mendukung gaya hidup sehat, aktif, dan menyenangkan sejak usia dini. Menurutnya, inisiatif seperti ini penting untuk membentuk kebiasaan positif sejak kecil, terutama melalui pendekatan yang dekat dengan dunia anak-anak.
“Festival SenengMinton mencerminkan komitmen kami dalam menghadirkan ruang bermain yang positif bagi anak-anak, di mana mereka bisa mengenal olahraga dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan dunia mereka. Kami percaya bahwa olahraga bukan hanya soal fisik, tapi juga tentang membentuk karakter, seperti rasa percaya diri, disiplin, dan semangat untuk terus berkembang. Dengan memperluas jangkauan festival ke lebih banyak kota, kami ingin semakin banyak anak mendapat kesempatan tumbuh sehat, aktif, dan siap menghadapi tantangan di masa depan,” ujar Sylvana.
Dukungan Aice ini sejalan dengan rekomendasi organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020, dimana anak-anak dan remaja usia 5 hingga 17 tahun membutuhkan minimal 60 menit aktivitas fisik intensitas sedang hingga tinggi setiap harinya termasuk di dalamnya minimal 3 hari dalam seminggu terdapat aktivitas aerobik. Anak-anak yang aktif secara fisik terbukti memiliki fungsi jantung dan paru yang lebih baik, kemampuan mengelola emosi dan stres yang lebih stabil, dapat mengasah koordinasi dan keseimbangan serta dapat mengontrol berat badan anak.
Olahraga yang Dikemas dalam Konsep Ruang Bermain
Festival SenengMinton hadir dengan konsep fun badminton, bukan sebagai kompetisi formal, tetapi sebagai kegiatan komunitas yang menggabungkan latihan teknik dasar, permainan tim, dan edukasi gaya hidup sehat. Anakanak diajak untuk bermain dan mengenal bulu tangkis dalam suasana santai dan menyenangkan, menjadikan olahraga sebagai bagian dari pengalaman positif, bukan tekanan.
Yuni Kartika, Ketua Umum Pengkab PBSI Kudus, melihat pendekatan ini sebagai bentuk pembinaan akar rumput yang berdampak nyata. “Perjalanan atlet hebat sering kali dimulai dari momen-momen kecil seperti ini. Ketika anak-anak merasakan kebahagiaan di lapangan, dari situlah tumbuh kecintaan terhadap olahraga, termasuk bulu tangkis. Kehadiran pihak-pihak seperti Aice memungkinkan ruang seperti ini hadir lebih luas,” ujar Yuni.
Dukungan Aice terhadap pembinaan olahraga anakanak tidak berhenti di Festival SenengMinton. Sejak tahun 2021, Aice juga menjalankan program tahunan “15 Hari
Aice Berbagi Sehat”, yang menjadi wadah keterlibatan aktif dalam pengembangan olahraga komunitas. Program ini telah mendukung berbagai inisiatif, mulai dari pencarian bakat di cabang sepak bola usia dini, pengembangan potensi atlet muda dalam seni bela diri Wing Chun, hingga pembangunan fasilitas olahraga seperti lapangan serbaguna di Pondok Pesantren Babussalam, Lombok Utara.
Melalui berbagai inisiatif ini, Aice menunjukkan konsistensi dalam membuka akses yang lebih luas bagi anak-anak untuk mengenal olahraga sejak dini, sekaligus menjadi bagian dari pembentukan karakter dan gaya hidup sehat dalam jangka panjang.
Festival SenengMinton menjadi salah satu langkah awal dalam menyiapkan generasi yang tidak hanya sehat secara fisik, tapi juga memiliki karakter positif dan semangat kolaboratif yang terbentuk lewat kegiatan komunitas seperti ini. “Kami meyakini bahwa membangun generasi emas tidak cukup hanya dengan prestasi akademik atau olahraga, tetapi juga lewat pembiasaan hidup sehat, aktif, dan penuh nilai positif. Lewat Festival SenengMinton dan program lain yang kami jalankan, kami ingin menjadi bagian dari proses tumbuh mereka,” tutup Sylvana.
Digital Magazine
Digital Magazine with Video E-News Email
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube) Webinar
Facebook Subscribers: Ikut Kabari Amerika
KabariNews.com in Ranking.com KabariNews.com in Alexa.com
Judi online masih menjadi ancaman serius, baik bagi kehidupan pribadi hingga memperlambat laju inklusi keuangan. Ancaman tersebut mendorong berbagai pihak, termasuk industri perfilman dan teknologi keuangan seperti DANA, untuk berkolaborasi mengambil peran aktif. Film komedi edukatif Agen+62 yang disutradarai oleh Dinna Jasanti ini menjadi medium baru bagi keduanya untuk kembali menyuarakan bahaya judi online, dengan pendekatan yang lebih ringan untuk masyarakat.
Pentingnya isu sosial dan aksi kolaboratif yang diangkat dalam film ini, dibahas lebih mendalam lewat talk show ‘Kolaborasi Lawan Judi Online – Perspektif Film dan Teknologi.’ Acara ini menghadirkan dialog antar pelaku industri film, pemerintah, dan sektor teknologi keuangan. Hadir sebagai narasumber adalah Orchida Ramadhania (Produser Film Agen+62), Rieke Diah Pitaloka (Pemeran Utama Film Agen+62), Teguh Arifiyadi (Direktur Pengawasan Sertifikasi dan Transaksi Elektronik Kementerian Komunikasi dan Digital), serta Olavina Harahap (Director of Communications DANA Indonesia).
Data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan bahwa pada kuartal pertama 2025 ada lebih dari 11 juta pemain judi online di Indonesia. Modus penipuan dan transaksi ilegal terus bertransformasi, menyusup ke berbagai platform digital, dan menyasar anak muda sebagai target utama. Itulah sebabnya, film Agen+62 dikemas dengan pendekatan komedi untuk menjangkau anak muda yang cenderung rentan terpapar judi online.
“Kami pilih genre komedi aksi karena humor dan komedi itu bentuk resiliensi orang Indonesia, simbol kekuatan kita sebagai bangsa. Justru lewat cara itu, kita bisa membicarakan hal-hal yang sulit,” jelas Orchida Ramadhania, Produser Film Agen+62.
Hal ini dibenarkan Rieke
Diah Pitaloka, Pemeran Utama Film Agen+62, yang menuturkan bahwa penggunaan pendekatan komedi sengaja dilakukan untuk menyampaikan pesan yang lebih mengena dan bisa diterima semua kalangan. “Aku selalu berkeyakinan seni adalah cara terbaik untuk
membangun kesadaran. Membangun kesadaran ini dengan melibatkan orang di dalamnya tanpa harus meneriakinya. Dalam kaitannya menanggapi isu ini, kalau hanya mengandalkan satu sampai dua institusi negara rasanya tidak mungkin. Cara terbaik adalah dengan menggerakkan semua pihak, termasuk lembaga keuangan, perbankan, atau seperti DANA ini,” katanya.
Olavina Harahap, Director of Communications DANA Indonesia menyampaikan, selama ini, berupaya memberantas judi online melalui penutupan, pelaporan, dan edukasi.
“Upaya ini kami lakukan dengan bersinergi bersama pemerintah, regulator, tokoh masyarakat, dan kini industri perfilman. Kami percaya dibutuhkan pendekatan baru untuk mengingatkan masyarakat bahwa judi online adalah penipuan yang mengancam kesejahteraan finansial. Lewat film ini, semoga masyarakat lebih melek digital, waspada, dan siap menjadi agen perubahan untuk menciptakan ruang digital Indonesia yang bersih dan aman," katanya.
Dalam mengedukasi pengguna, DANA juga mengembangkan teknologi inovasi yang aman sebagai bentuk pelindungan pengguna. Dalam fitur DANA Protection misalnya, pengguna bisa memanfaatkan Scam Checker yang terhubung dengan Aduan Nomor Komdigi untuk mengecek nomor hingga tautan mencurigakan. Yang terbaru, DANA juga menghadirkan teknologi Smart Friction untuk tingkatkan kewaspadaan sekaligus sebagai rekomendasi lapisan keamanan. Teknologi ini bisa menjadi langkah pencegahan bagi pengguna yang hendak
mengirimkan uang kepada nomor terindikasi penipuan.
Inovasi DANA terbukti berdampak, dengan lebih dari 6 juta pengguna mengakses DANA Protection setiap bulannya dan lebih dari 60 ribu pencarian nomor mencurigakan melalui Scam Checker. Patroli siber untuk mendeteksi dan melaporkan situs ilegal yang mencatut DANA juga dilakukan. Di tahun 2025, terdapat lebih dari 8 ribu konten perjudian yang DANA laporkan ke Komdigi.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh lintas sektor ini turut diapresiasi oleh Teguh Arifiyadi, Direktur Pengawasan Sertifikasi dan Transaksi Elektronik Kementerian Komunikasi dan Digital. Ia menekankan bahwa judi online adalah tantangan sosiokultural.
"Pergerakan situs judi online ini masif, lima tahun terakhir sebelum 2023, jumlah situs judi online yang diblokir itu sekitar 800 ribu per tahun. Sekarang, dalam setahun bisa di atas tiga juta. Uniknya, bagi para pemain judi, mereka tidak merasa menjadi korban. Maka,
kuncinya adalah pada kesadaran penggunanya. Mau berjuta-juta situs atau aplikasi yang diblokir, jika tidak ada kesadaran kolektif dari penggunanya, maka tidak akan bisa terselesaikan isu ini. Kesadaran dimulai dari edukasi, misalnya, menonton film ini, lalu kemudian tergerak kesadarannya. Kebutuhan akan regulasi terkait judi online ini pun menjadi urgensi yang harus dilakukan secara komprehensif dan cepat. Penanganan judi online ini tidak hanya tanggung jawab satu pihak, tapi jadi kerja bersama kita semua,” jelasnya.
Seluruh upaya kolektif lintas sektor tersebut, menunjukkan gentingnya pemberantasan judi online secara masif dan kolektif. Upaya bersama ini menjadi fondasi penting dalam membangun literasi digital yang tangguh dan menjaga kesejahteraan finansial masyarakat dari bahaya judi online yang terus berkembang.
Film Agen+62 telah dapat disaksikan sejak 3 Juli 2025 di bioskop seluruh Indonesia.
Di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat urban akan layanan transportasi publik yang efisien, praktis, dan mudah, PT Bank Digital BCA (BCA Digital) resmi menjalin kerja sama strategis dengan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam mendukung transformasi digital di sektor layanan publik, serta menjawab kebutuhan generasi muda masa kini yang menggunakan transportasi umum dengan sistem pembayaran digital yang seamless. Melalui kolaborasi ini, blu by BCA Digital hadir sebagai metode pembayaran di aplikasi TJ: Transjakarta, memungkinkan pengguna membayar tiket langsung dari saldo bluAccount tanpa perlu berpindah aplikasi, dan tanpa perlu top-up dulu ke dompet digital lain. Fitur ini telah tersedia dan dapat digunakan oleh seluruh pengguna aplikasi TJ: Transjakarta di platform Android maupun iOS. Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen kedua institusi dalam mendorong transformasi digital layanan publik, serta memperkuat ekosistem pembayaran digital yang praktis, cepat, dan aman, khususnya bagi generasi muda sebagai pengguna terbanyak transportasi umum di ibu kota.
Lanny Budiati, Direktur Utama BCA Digital mengatakan, hampir 90% nasabah blu merupakan
generasi Milenial dan Gen Z yang menginginkan solusi finansial yang praktis dan terintegrasi dengan gaya hidup mereka. “Kami sangat antusias dapat bekerja sama dengan Transjakarta, penyedia layanan transportasi publik utama di Jakarta. Kolaborasi ini tidak hanya memudahkan proses pembayaran, tapi juga mendukung kebiasaan cashless yang efisien dan aman. blu kini hadir di aplikasi TJ: Transjakarta. Pengguna cukup menghubungkan bluAccount mereka untuk bisa langsung bertransaksi tanpa perlu pindah aplikasi. Fitur ini juga dilengkapi dengan proses verifikasi yang cepat dan aman, serta telah tersedia untuk seluruh pengguna aplikasi TJ: Transjakarta,” ungkapnya.
Dengan sistem ini, tiket langsung terbit dan dapat digunakan tanpa delay, memungkinkan mobilitas masyarakat berlangsung lebih cepat dan efisien.
Fadly Hasan, Direktur Bisnis Dan Pemanfaatan Aset PT Transportasi Jakarta menyampaikan, kerja sama ini merupakan langkah penting dalam mendukung transformasi digital layanan publik di Jakarta. “Transjakarta selalu berupaya menghadirkan inovasi yang meningkatkan kenyamanan dan efisiensi perjalanan. Dengan integrasi blu di aplikasi TJ: Transjakarta, kami memberikan alternatif pembayaran baru yang lebih praktis dan user-friendly bagi pelanggan setia kami. Kolaborasi ini juga mendorong adopsi layanan digital di kalangan masyarakat luas,” terangnya.
Inovasi ini diharapkan dapat mendorong masyarakat Jakarta untuk beralih ke sistem pembayaran digital yang lebih praktis, sekaligus mendukung pengembangan ekosistem keuangan dan transportasi yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan.
Dalam konferensi pers yang diadakan di XXI
Plaza Senayan, Jakarta, Miles Films meluncurkan poster dan trailer resmi film Rangga & Cinta, remake dari film Ada Apa Dengan Cinta?, yang sangat dinanti penonton Indonesia.
Poster resmi Rangga & Cinta menampilkan karakter utama film ini, Cinta (Leya Princy) dan Rangga (El Putra Sarira), dengan mempertahankan grafis warnawarni khas Ada Apa Dengan Cinta? (2002), namun dengan nuansa gradien warna yang berbeda. Terasa energi baru dalam pilihan warna poster Rangga & Cinta ini, sekaligus tetap membawa nostalgia.
Setelah sebelumnya meluncurkan video cast reveal dan teaser trailer yang ramai disambut dan diperbincangkan di media sosial, Miles Films kini meluncurkan trailer resmi film Rangga & Cinta dengan durasi dua menit. Untuk pertama kalinya sejak berkenalan dengan para pemain remaja yang sebagian besar adalah pendatang baru di perfilman Indonesia, trailer resmi Rangga & Cinta memperlihatkan cuplikan bakat mereka dalam berakting, menari, dan bernyanyi.
Trailer resmi Rangga & Cinta membuka lembar nostalgia kisah Ada Apa Dengan Cinta? yang sudah dikenal oleh pencintanya, dan juga menghadirkan adegan dan dialog baru untuk penonton hari ini. Para pemeran hadir menginterpretasikan kembali karakter-karakter dalam dunia Ada Apa Dengan Cinta?, seperti Alya, Maura, Milly, Karmen, serta Mamet dan Borne bersama kelompoknya. Selain suara merdu
Leya Princy dari teaser trailer terdengar kembali dalam trailer resmi ini, terdengar juga suara lirih
El Putra Sarira membawakan lagu
Suara Hati Seorang Kekasih ciptaan
Melly Goeslaw.
Lewat trailer ini, ditampilkan lagi satu karakter baru yang belum pernah diperkenalkan sebelumnya. Sosok Limbong, penjual buku di pasar buku bekas Kwitang yang diperankan aktor Gito Rollies di film Ada Apa Dengan Cinta?, kini diperankan oleh Boris Bokir. Karakter ini menambah deretan karakter-karakter film Rangga & Cinta yang telah diperkenalkan,
yaitu El Putra Sarira sebagai Rangga, Leya Princy sebagai Cinta, Jasmine Nadya sebagai Alya, Kyandra Sembel sebagai Maura, Katyana Mawira sebagai Milly, Daniella Tumiwa sebagai Karmen, Rafly Altama sebagai Mamet, dan Rafi Sudirman sebagai Borne.
“Rangga & Cinta adalah perayaan kisah Ada Apa Dengan Cinta? yang sudah melekat di hati banyak orang dan mendapatkan
apresiasi dari berbagai kalangan. Kini kami hadirkan kembali dengan wajah baru dan sentuhan musik yang lebih kental. Di trailer ini, kami berharap penonton bisa merasakan kedekatan emosional yang lebih dalam saat Rangga dan Cinta mengekspresikan perasaan melalui alunan suara mereka, sekaligus merasakan kekuatan lirik lagu-lagu AADC? dan beberapa lagu baru yang akan lebih kental menarasikan film Rangga & Cinta,” ujar produser Mira Lesmana tentang trailer resmi yang diluncurkan.
"Membuat film ini adalah sebuah perjalanan nostalgia dari proses awal berkarya kami. Film Ada Apa Dengan Cinta? bagi saya adalah sebuah film yang sangat penting. Dalam film Rangga & Cinta kami ingin mempertahankan ruh cerita asli, dengan menawarkan kebaruan dinamika antara karakternya. Sekelumit bisa dirasakan dalam trailer ini,” kata sutradara Riri Riza.
Natikan film Rangga & Cinta, The Rebirth of Ada Apa Dengan Cinta? di bioskop tanah air mulai 2 Oktober 2025.
Memasuki dekade ketiga, JF3 Fashion Festival melangkah ke era baru dengan semangat yang lebih kuat. Melalui tema “Recrafted: A New Vision”, JF3 memperbarui komitmennya terhadap kreativitas, keahlian, dan keberlanjutan, mendorong para desainer untuk menembus batas, berinovasi dan bertransformasi tanpa kehilangan akar. Tema ini menjadi sebuah gerakan yang mengajak seluruh pelaku industri untuk mendefinisikan ulang warisan budaya sebagai kekuatan di masa depan.
Bagi Thresia Mareta, penasihat JF3 sekaligus pendiri LAKON
Indonesia, tema ini menyuarakan pesan penting bahwa fashion tidak hanya tentang pakaian. “Kami percaya bahwa fashion bukan sekadar benda. Fashion mengandung arti yang sangat luas, mencakup bahasa, warisan, seni, norma, etika, dan ilmu. Esensinya terletak pada keterampilan tangan. Namun agar tradisi bisa terpelihara, ia harus terus berkembang,” ujar Thresia. Ia menegaskan bahwa makna re-crafted membutuhkan keahlian dan kemauan agar tidak terjebak dalam pengulangan, dan bahwa satu-satunya batas yang ada adalah sejauh mana visi itu sendiri dapat diwujudkan. “Sering kali kita
terjebak dalam kenyamanan, dan hal ini membuat kita berjalan di tempat. JF3 hadir sebagai ruang kolaboratif yang mengedepankan inovasi dan perubahan, sebuah platform di mana semua pihak bisa bertumbuh bersama dan saling memperkuat. Recrafted: A New Vision bukan hanya sekadar tema. Ini adalah sebuah gerakan. Ini adalah waktunya untuk kita bergerak lebih jauh dengan derap langkah yang baru,” terang Theresia, dalam acara Media Preview JF3 Fashion Festival, yang digelar di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta.
JF3 2025 akan kembali digelar di dua lokasi, yakni pada 24–27 Juli di Summarecon Mall Kelapa Gading, dan 30 Juli–2 Agustus di Summarecon Mall Serpong. Festival ini akan menampilkan sebanyak 45 desainer dan brand, menghadirkan koleksi dari para kreator lokal terkemuka seperti Howard Laurent, Adrie Basuki, Sofie, Hartono Gan, Ernesto Abram, hingga LAKON Indonesia. Berbagai brand yang juga turut berpartisipasi diantaranya Metamorph by Zack, Be Spoke, Brilianto, Nes By HDK, Asha, Abbey by Ariy Arka, dan Future Loundry.
Global Partnership
Salah satu highlight dari JF3 2025 adalah kerjasama internasional yang semakin luas dan berkembang. Hal ini menjadi sebuah diplomasi budaya dan upaya untuk menembus ekosistem pasar mode global. Selain menampilkan karya para desainer internasional, JF3 juga menghadirkan kolaborasi kreatif antara desainer luar dengan brand mode Indonesia. Salah satunya, Victor Clavelly, desainer muda Prancis yang pernah
berkolaborasi dengan berbagai figur global terkemuka seperti Rick Owens, Katy Perry, FKA Twigs hingga Beyoncé. Dalam JF3 Fashion Festival, Victor Clavelly bersama Héloïse Bouchot akan berkolaborasi dengan LAKON Indonesia.
Selain itu, presentasi karya mode Prancis lainnya akan diwakili dengan kehadiran desainer-desainer muda berbakat seperti Solène Lescouët yang karyanya pernah menjadi bagian dari perayaan Olimpiade Paris, hingga Ornella Jude Ferrari,
dan Louise Marcaud yang pernah menjajaki karir di berbagai brand mode internasional. JF3 tahun ini juga menjalin kerjasama yang lebih dalam dengan institusi luar negeri seperti École Duperré Paris, hingga WSN sebagai penyelenggara Paris Trade Show melalui kerjasama dengan DRP Paris.
Untuk kawasan ASEAN, JF3 kembali bekerjasama dengan AFDS (ASEAN Fashion Designers Showcase), yang menghadirkan Nicky Vu dari Vietnam, Bandid
Lasavong dari Laos, serta Pitnapat Yotinratanachai dari Thailand. Tahun ini, untuk pertama kalinya JF3 memperluas ruang kolaborasi internasional dengan menghadirkan desainer Korea Selatan yang mewakili inovasi industri mode Asia yang terus berkembang. Chung Hoon Choi, Lee Joon Bok, dan Baek Ju Hee, masingmasing akan menampilkan karyanya dari brand mode yang tidak hanya dikenal di Korea Selatan, namun juga telah menembus fashion global.
Fashion Showroom dan Regenerasi Pelaku Mode
Untuk mendukung designer dan brand dari sisi retail, Niwasana by Fashion Village kembali hadir di Summarecon Mall Kelapa Gading dari 24 Juli hingga 3 Agustus 2025 dengan menghadirkan lebih dari 50 brand terkurasi, meliputi kategori ethnic apparel, modern apparel, dan perhiasan. Sementara di Summarecon Mall Serpong, JF3 kembali menggandeng DRP Paris untuk menyelenggarakan Code Street by DRP Jakarta, festival streetwear dan budaya urban asal Prancis, yang kini memasuki edisi keduanya, dengan waktu pelaksanaan yang lebih panjang, dari 30 Juli hingga 10 Agustus 2025.
Regenerasi pelaku industri mode juga turut diupayakan, JF3 tahun ini memperkenalkan Future Fashion Award. Program ini memberikan dukungan finansial serta mentoring bisnis kepada dua brand muda yang terpilih melalui proses seleksi berbasis proposal bisnis yang solid. Brand terpilih akan menjalani proses pendampingan intensif bersama LAKON Indonesia untuk memperkuat eksekusi, kapasitas produksi, dan membangun sistem pendukung yang kuat. Future Fashion
Award menjadi wujud konkret dari komitmen JF3 untuk membangun ekosistem fashion yang sehat dan berkelanjutan dari hulu hingga hilir. Sementara PINTU Incubator, program inkubasi yang dinisiasi JF3, LAKON Indonesia dan Kedutaan Besar Prancis melalui IFI, memasuki tahun ke-4 penyelenggaraannya menunjukan hasil yang semakin nyata.
Pencarian bakat baru melalui JF3 Model Search telah melahirkan 8 model muda berbakat pada babak grand final 21 Juni 2025. Di sisi lain, program JF3 Talk yang sudah diselenggarakan beberapa seri telah menjadi forum diskusi strategis lintas generasi antara pelaku industri, pemangku kebijakan, dan media, guna memperdalam isu-isu penting seputar masa depan fashion Indonesia.
Soegianto Nagaria selaku Chairman JF3 lebih lanjut menegaskan selama dua dekade, JF3 membuktikan bahwa ketika
kreativitas didukung oleh struktur yang kuat dan lengkap, ia mampu menciptakan dampak yang luas. Dengan dukungan fasilitas dan konektivitas dengan dunia ritel dari Summarecon Malls, JF3 membuka berbagai peluang bagi pelaku industri yang siap memenuhi standar. Ia pun menyampaikan bahwa memasuki babak ketiga perjalanannya, JF3 diarahkan untuk menjadi ruang tumbuh bagi generasi penerus. “Memasuki dekade ketiga ini, JF3 fokus pada regenerasi. Kami percaya masa depan industri fashion Indonesia ada di tangan anak-anak muda yang berani bermimpi, bereksperimen, dan melampaui batas. JF3 hadir untuk menyokong langkah mereka, membukakan pintu, dan mendukung mereka menjadi bagian dari ekosistem industri global,” katanya
JF3 merupakan hasil kolaborasi strategis antara Summarecon dengan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Pemerintah Kabupaten Tangerang, serta didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Dengan komitmen kuat untuk terus bertransformasi dan membuka ruang bagi kolaborasi lintas batas, JF3 menjadi bagian dari gerakan kultural yang menyatukan kreativitas, warisan, dan inovasi. JF3 bukan lagi tentang apa yang terjadi hari ini, tetapi tentang bagaimana para pelaku bisa mendalami perannya dan bersama-sama membawa industri fashion Indonesia melangkah maju ke depan.
Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2025 membuka panggungnya bagi tiga desainer visioner asal Korea Selatan yang tak hanya membawa mode ke tingkat estetika, tapi juga menyampaikan narasi mendalam tentang memori, warisan, dan keberlanjutan.
Mereka adalah Choi Chung-hoon (DOUCAN), Junebok Rhee (RE RHEE), dan Baek Juhee (REONVE) masing-masing menghadirkan koleksi penuh makna yang mencerminkan kekuatan narasi personal, budaya, serta keberlanjutan.
Melalui ketiga desainer ini, mereka merajut karya dengan menjalin benang merah antara masa lalu dan masa depan melalui potongan busana yang penuh makna.
Choi Chung-hoon, otak kreatif di balik Doucan, menghadirkan koleksi eksperimental yang merekonstruksi kenangan lamanya menjadi bentuk baru yang tak terduga.
"Koleksi ini mengandung DNA saya. Ia mengandung semua kenangan yang saya sukai. Dalam peragaan ini, memperlihatkan keberanian melalui cetakan khas Doucan, yakni etnik dan megah, bernuansa merah
Koleksi DOUCAN menjadi representasi komitmen terhadap fashion berkelanjutan, dengan memanfaatkan bahan daur ulang sebagai elemen utama dalam desain.
Foto: Ade Oyot
dan emas," ujar Choi Chung-hoon, dalam sesi konferensi pers di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Hal paling mencuri perhatian adalah penggunaan tassel rambut dari wig bekas sebagai detail dramatis pada jaket cape, tas, bahkan sepatu bot.
"Tassel rambut yang bergerak dinamis sesuai dengan langkah model membuat peragaan busana Doucan semakin megah dan dramatis,” ungkapnya.
Koleksi ini tidak hanya mencerminkan estetika, tetapi juga menjadi manifestasi mode berkelanjutan dengan sentuhan teatrikal khas Doucan.
Dalam produksi busana, Doucan pun berkolaborasi dengan tim teknologi simulasi kostum 3D ternama dan menggandeng komposer K-pop Korea yang telah menciptakan musik untuk idola ternama seperti Jay Park dan U-KISS.
"Ia teman berharga saya. Dia terus menciptakan musik untuk setiap pertunjukan Doucan,” tambah Choi Chung-hoon
Dari panggung yang penuh warna, pertunjukan beralih ke nuansa kontemplatif lewat koleksi RE RHEE bertajuk “This Appearance; Disappearance”. Melalui karya ini, sang desainer, Junebok Rhee, mengeksplorasi kefanaan mode.
"Kemegahan masa kini pada akhirnya akan memudar dan hanya menjadi anekdot dalam arus waktu," kata Rhee.
Transparansi material, cetakan buram, dan ruang kosong pada busana menciptakan metafora visual akan lenyapnya memori dan identitas. Siluet yang tampak rapuh, tapi tetap terstruktur, menyiratkan bahwa keindahan sejati terletak pada sesuatu yang tak bertahan lama.
“Mode sering kali dikejar untuk menjadi tren, tapi saya lebih ingin menciptakan sesuatu yang memiliki makna jangka panjang,” tegas Rhee.
Di balik koleksi ini, ada komitmen kuat pada keberlanjutan, dari penggunaan material ramah lingkungan hingga keputusan untuk tidak menggunakan kulit atau bulu hewan.
Koleksi RE RHEE tampil sebagai refleksi filosofis akan sifat sementara dari tren mode dan eksistensi manusia.
Foto: Ade Oyot
RE RHEE bekerja sama dengan AHAcollective, studio media Korea yang menerjemahkan filosofi koleksi ke dalam visual simbolik yang memukau.
Tak ketinggalan, kolaborasi dengan komposer Super-Changddai dan merek sepatu ELNORE memperkuat pesan tentang kehadiran yang pelanpelan menghilang.
Sementara itu, koleksi bertajuk "Whispers of Heritage" dari REONVE, rumah mode yang didirikan oleh Baek Juhee, menjadi penutup penuh keanggunan dalam peragaan ini.
Sebuah hanbok dan keindahan tekstil Korea, koleksi ini mencerminkan misinya, yakni menghidupkan kembali estetika tradisional dalam bentuk modern.
"Selama lebih dari 20 tahun saya mengeksplorasi hanbok untuk memperkenalkan keindahannya kepada dunia," kata Juhee.
Koleksi ini memadukan kerah git, lipatan aekjureum, hingga siluet hanbok yang direinterpretasi dengan teknik modern seperti draping dan patchwork. Tidak hanya busana luar, setiap bagian dalam pun dirancang secara presisi oleh tim internal atelier mereka.
Material utama yang digunakan adalah sutra Korea bertekstur, diproduksi dengan metode lokal oleh perusahaan keluarga mereka, Seonyoung Judan.
"Kami berusaha menciptakan sistem produksi sirkular. Sisa bahan dari proyek hanbok kami diolah ulang menjadi karya dalam REONVE,” jelas Juhee.
Setiap potongannya membawa cerita, dari motif minhwa (lukisan rakyat Korea) dalam bordir hingga struktur berpola yang menangkap filosofi hanbok sebagai “pakaian angin dan lengkungan.” Estetikanya mungkin tenang, tapi kekuatannya tak terbantahkan.
Masing-masing koleksi yang ditampilkan di JF3 bukan hanya eksplorasi estetika, tetapi juga perjalanan personal, emosional, dan filosofis sang desainer. Ketiganya menunjukkan bahwa mode bisa menjadi alat untuk bercerita, mengenang, bahkan menyembuhkan, baik secara pribadi maupun sosial.
Melalui keberanian bereksperimen, kesetiaan pada warisan budaya, dan komitmen terhadap keberlanjutan, JF3 2025 menciptakan ruang di mana budaya
Asia bisa berdialog secara global, namun tetap berakar kuat pada jati diri mereka.
Ketiga koleksi menampilkan masing-masing 16 tampilan. Sebagian busana tersedia untuk pembelian langsung, dan sebagian lainnya dibuat berdasarkan pesanan (made-to-order). Panggung JF3
menjadi titik temu antara teknologi, warisan, dan eksistensialisme dalam format yang hanya bisa diwujudkan oleh dunia mode
“Mode adalah jejak waktu. Ia mungkin memudar, tapi kenangan yang melekat di dalamnya tak pernah benar-benar hilang," kata Baek Juhee.
Tak henti-henti berkarya, itulah kiprah sang desainer, Leny Rafael. Kali ini, produk baru yang diluncurkan adalah Wou Batik dengan seri Abha Gayatri.
Wou Batik dengan seri Abha Gayatri memiliki nilai filosofis dalam setiap rancangannya. “Koleksi ini terdiri dari tiga seri bercerita tentang seorang perempuan inspiratif yang mandiri, pejuang, berani, cantik dan berwibawa,” jelas Leny kepada Kabari.
Lalu seperti apa Leny memaknai seorang perempuan insipartif?
Photo: IG@lenyrafael
“Menurut aku perempuan tangguh adalah perempuan pejuang, tegas, berani mengambil tindakan positif, dan juga memberikan inspirasi kepada sesama untuk terus berjuang dalam kehidupannya. Wanita bisa menjadi figur yang luar biasa bagi keluarga maupun orang-orang di sekitarnya,” tutur Leny.
Untuk Wou Batik dengan seri Abha Gayatri mengeluakan 15 tampilan, di mana 12 tampilan untuk kaum perempuan dan 3 tampilan untuk pria.
Dari setiap seri yang dibuat Leny, ada beberapa waran-warna
unggulan yang dipakainya, mulai dari marun, abstrak kombinasi warna hitam dan merah cabe, dan koleksi warna biru.
Untuk Wou Batik dengan seri Abha Gayatri yang dirilis ini, Leny memiliki pesan khusus. “Jadi koleksi ini aku persembahkan untuk semua kalangan, anak – anak muda pergi ke kampus, hangout, kantor atau pun acara resmi. Jadi koleksi ini dirancang untuk semua generasi,” tutupnya.
Profesi sebagai Make Up
Artist telah ditekuni
Vizzily sejak tahun 2010. Namun, diakuinya, dunia tata rias dekat dengan kehidupannya, karena sejak kecil telah mengenal dunia ini. Apalagi Vizzily mengakui bahwa dirinya berasal dari keturunan perias.
Karena berasal dari keluarga perias, semuanya dipelajarinya secara otodidak. Bahkan saat melanjutkan studi di Malaysia, ia sempat diberikan kesempatan untuk mengajar. “Sampai sekarang pun aku masih mengajar,” ungkapnya.
Sebagai make-up artist, apa tantangan yang dialami Vizzily. “Saat ini sudah banyak sekali perias, jadi sebagai make up artis, kalau dulu kita hanya perlu upgrade kemamapun dalam ber -make up kita saja, tapi kalau sekarang, kita harus membuat konten untuk karya kita. Kadang–kadang kita sudah lama ini bisa tertinggal, kalau kita tidak keep up dengan tren-tren baru. Jadi tantangannya lebih ke area digital. Alhamdullilah karena sudah lama, jadi sudah punya pelanggan,” tukasnya.
Dengan usia karier 15 tahun, Vizzily bersyukur mendapatkan kepercayaan dari klien yang beragam profesi. Mulai dari artis hingga pejabat negara. Sebut saja, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Venna Melinda, Ruben Onsu, Sarwendah, Dewi Sandra, Mamah Amy, dan keluarga Raffi Ahmad dan serta para influencer.
Lalu apa tren make up 2025?
“Sekarang itu orang lebih suka dimake up yang natural. Tapi kalau dari segi fashion, sekarang orang lebih beragam ya. Jadi ada yang mau di-make up bold, make up karakter, dan barbie look. Tapi kalau kita di
Indonesia ini, kita butuhnya full coverage yang awet, dan tahan keringat, dan yang waterproof. Sedangkan untuk lipstick, umumnya lebih suka yang glossy, karena terlihat lebih fresh,” jelasnya
Dengan perkembangan zaman, Vizzily berharap bisa terus mengembangkan kapasitas dirinya. Supaya bisa mengikuti tren dan tidak ketinggalan dengan tren saat ini. “Jadi dengan meningkatkan kemampuan kita, harapannya pekerjaan yang datang semakin banyak,” harapnya.
Kolaborasi lintas negara untuk memajukan produk-produk UMKM Indonesia
digaungkan oleh dua sosok inspiratif:
Inong Havelaar, penggiat ekonomi kreatif asal Indonesia yang kini menetap di California, Amerika Serikat, dan Nani Oktaviani, desainer fashion yang telah malang melintang di berbagai panggung internasional.
Inong Havelaar mengutarakan komitmennya untuk terus mempromosikan produk-produk UMKM Indonesia ke pasar Amerika. “Saya sedang mencari inspirasi bagaimana mempromosikan produk-produk UMKM Indonesia yang akan kita pasarkan di Amerika. Semoga rencana baik ini bisa terwujud,” ujarnya.
Meski menetap di luar negeri, Inong tetap aktif dalam berbagai kegiatan promosi budaya dan ekonomi Indonesia. Ia kerap mengadakan acara komunitas, pesta rakyat, hingga fashion show non-profit yang memamerkan karya desainer Tanah Air.
“Target saya jelas, agar orang-orang di Amerika tahu
betapa luar biasanya karya anak bangsa Indonesia,” tutur Inong, yang juga sering terlibat sebagai EO dalam berbagai kegiatan komunitas di Los Angeles.
Salah satu desainer yang telah merasakan dukungan Inong adalah Nani Oktaviani. Nani menyebut Inong sebagai sosok yang sangat berperan dalam membuka pintu UMKM dan fashion Indonesia ke dunia internasional.
“Kurang lebih sudah 10 tahun saya berhubungan dengan Ibu Inong. Dukungan beliau luar biasa besar bagi kami para desainer untuk memperkenalkan desaindesain yang mencerminkan karakter khas Indonesia,” ungkap Nani.
Inong sendiri tidak asing dengan dunia fashion. Sebelum pindah ke Amerika, ia pernah bergabung dengan Okky Modeling dan aktif sebagai model. Kini, ia juga mengajar teknik catwalk dan menyambut hangat para desainer Indonesia yang ingin menampilkan karya mereka di Amerika.
“Saya sangat cinta fashion. Jika ada desainer datang ke Amerika, saya sangat welcome. Sudah banyak fashion show yang kami selenggarakan di LA,” tambahnya.
Berbicara tentang strategi agar UMKM Indonesia bisa naik kelas, Inong menekankan pentingnya kualitas premium namun tetap dengan harga terjangkau. Selain itu, produk harus menyesuaikan selera dan ukuran pasar Amerika, baik dari
sisi kuliner maupun fashion.
Menurutnya, respons masyarakat luar terhadap produk Indonesia sangat positif. “Mereka sangat menghargai dan bangga, bahkan warga Indonesia yang tinggal di Amerika juga menyambut produk UMKM kita dengan antusias,” ujarnya.
Perjalanan Tiffany Kenanga yang kini berusia 25 tahun, telah melenggang di dunia musik selama lebih dari 13 tahun, memang bukan suatu masa yang pendek dan muda. Lika liku menapaki blantika musik tanah air, dijalaninya dengan segala ragam suka duka.
“Awal mula masuk ke dunia musik memang karena hobi. Dari kecil memang suka nyanyi, dan orang tua memang sangat support. Nggak bisa diam, sukanya nyanyi. Dan aku juga kalau ada kesempatan nyanyi dimanapun juga, aku nyanyi. Dan itu semua didukung oleh orang tua aku,” terangnya.
Akhirnya, kesempatan emas datang pada 2012, dimana Tiffany menandatangi kontrak rekaman
secara professional dengan MyMusic. Sebuah kesempatan yang tidak disiasiakan, walaupun saat itu, dia masih di usia sekolah. Untuk itu, dengan dukungan kedua orang tuanya, Aria Abiasa dan Dian Kenanga, sebuah proses untuk selalu menjadi baik dan matang dalam menjadi seorang penyanyi professional dijalaninya, dengan sebuah catatan. Tetap mengutamakan sekolah.
“Jadi kalau harus tampil professional, baik kalau lagi ada acara, off air, syuting video klip, dan sebagainya, semua dijalani di selasela sekolah,” katanya menceritakan proses karirnya yang gemilang.
Tiffany Kenanga sukses rilis 9 single dalam perjalanan karirnya. Dan juga sempat ada satu album yang merupakan kompilasi dari
sebuah Restoran Cepat Saji, yang cukup sukses mengedarkan banyak hits dalam CD yang dijual bersamaan dengan paket makanannya.
Dengan nuansa pop yang kental dengan inspirasi beragam aliran musik, seperti country, jazz, ataupun balad, menjadikan lagu-lagu Tiffany Kenanga dikenal dan tak terlupakan bagi para penggemarnya.
Ditemui di gerai Dian Kenanga Totok Aura, sebuah tempat Totok Aura pertama dan satu-satunya di Indonesia, Tiffany juga sekaligus memperkenalkan brand Tiffany
Kenanga Made For You, yang koleksinya juga ada di gerai yang berada di Raya Pejaten Barat nomor 30 tersebut.
“Tiffany Kenanga Made For You ini dibuka sejak 2018, awalnya memang gimana caranya aku punya pakaian yang keren karena sudah mulai sering tampil di depan publik. Dan kebetulan, memang di kala itu, belum banyak clothing line yang anak muda banget dengan karakter aku. Jadi brand ini mewakilkan dan memfasilitasi apa yang menjadi keinginanku dalam fashion pada waktu itu. Dengan dukungan dari orang tua yang memperkenalkan bisnis sedari muda, dan dukungan tim, menjadikan koleksi Tiffany Kenanga Made For You diterima melalui beragam saluran distribusi sebelumnya, mula dari Metro Department Store, Centro, Lubna dan Alzara di berbagai daerah, dari Jakarta hingga Karawang, Gresik, Lahat, Baturaja, Ketapang, Pare-pare, Gorontalo, Makasar, dan sebagainya sebelum masa pandemi.
Kini, di sela mempersiapkan koleksi terbaru Tiffany Kenanga Made For You dan kesibukannya mempersiapkan Dian Kenanga Totok Aura di Bandung, di awal Agustus 2025, sebuah single baru telah siap rilis dimana dia berkolaborasi dengan seorang komposer terkemuka, dan membawakan sebuah lagu yang ditulis oleh penulis yang sama, Freddie, yang membuatkan beberapa lagu popular, seperti lagu dari Anji “Dia”.
Sebuah lagu bernuansa galau. Satu pengalaman pertama buatnya, dimana selama ini sebelumnya, lagu yang ia nyanyikan lebih bertemakan universal dan motivasional. Lagu terbaru ini diharapkan akan jadi sentuhan pemberi sumber kekuatan yang mendengarkan, agar bisa tetap
bertahan walau terdera patah hati.
Tetap menginspirasi, Tiffany!
Interaktif Majalah Digital Kabari Edisi 215 klik https://issuu.com/kabari8/ docs/majalah_digital_kabari_ edisi_215_-_2025
Langganan daftar di KabariGratis.com
Edisi bulan ini:
• Evolette Alexandra Quineldy, Penyanyi/Model : Bermimpi Besar dan Memiliki Passion
• Lyss Roberts, Sosok Perempuan Inspiratif yang Akan Ikut Mrs Universe 2025
• Film Dokumenter Tinton Dreams Angkat Legenda Balap Indonesia
• Yure Andini, Suara Pop yang Mengalir dari Hati
• Rumah Betawi Tampilkan Warisan Budaya di HUT DKI Jakarta
• Cap Bali Hadirkan Koleksi Bertajuk ‘Tropical Peacock’, Saat Elegansi Merak Bertemu Nuansa Tropis
• JF3 Talk 2025 Volume 2 : Dorong Sinergi Fashion Indonesia Menuju Pasar Global
• Seoulful in Pullman : Eksplorasi Kuliner, Musik, dan Budaya ala Korea yang Ikonik
• Outstanding! An Se Young Juara Indonesia Open 2025
• Lina Ve School: Menempa Bakat, Membentuk Karakter, dan Menginspirasi Lewat Dunia Modeling
• Konser Heart & Soul Live in Jakarta 2025 : Tampil Memukau Kolaborasi All-4-One, Brian McKnight, dan Raisa
• Soemitro Economic Forum : Terciptanya Negara Berkeadilan melalui Swasembada Pangan dan Energi
• Keren! Hotel Tugu Malang Masuk Daftar 10 Best City Hotels di Asia-Pasifik
• Anime Festival Asia Indonesia 2025 : Keindahan Simfoni Studio Ghibli yang Memukau
• RoseMary Buktikan Kecantikan Tak Harus Mahal: Produk Lokal Berkualitas yang Kian Diminati
• Fakta di Balik Layar Ojol: Menguak Berbagai Realita Industri On-Demand
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108