













DI KABARI MEDIA?
• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke
Lebih dari 27,000 Emails
Hubungi:
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com
Erika Ardianto Mengangkat Tradisi Lewat Koleksi Modern di Kebaya Week 2024
Jody Muharrezky Mengembangkan Fashion Brand dengan Fashion Worklab
Makna Hari Kebaya di Mata Penggiat Fashion
Menghidupkan Warisan Kebaya dalam Modernitas dan Tradisi
Cerita Kamila Batavia Merilis Single dan Berkarya di Jerman
Pesona Layang-Layang dan Wayang Indonesia Akan Hadir di Marseille Paris
Kedai Kopi Titik Bahagia Jadi Wadah Temukan Bahagia dan Kolaborasi
Lady Haque, Kisah Inspiratif di Balik Kesuksesan Dapur Lady M16
Remaja dan Perawatan Kulit, Panduan Lengkap dari Dokter Kecantikan untuk Kulit Sehat dan Bersinar
Menyulap Limbah Menjadi Aksesori, Kisah Inspiratif
Anita Rahardja dari Arra Jewelry
Puji Syukur atas segala rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kepada kami waktu dan kesempatan untuk tetap terus berkarya memberikan beragam informasi yang dikemas sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi serta artikel menarik buat para pembaca Kabari yang budiman.
Erika Ardianto Mengangkat Tradisi Lewat Koleksi Modern di Kebaya Week 2024. Kebaya adalah busana nasional wanita Indonesia dan menjadi kebanggaan kita. Dengan adanya Hari Kebaya Nasional, ini adalah kesempatan untuk menggaungkan semangat ini kepada generasi muda. Simak selengkapnya hanya di cover story
Selain itu, Majalah Kabari edisi kali ini juga menghadirkan kisah menarik lainnya, seperti : Makna Hari Kebaya di Mata Penggiat Fashion, Menghidupkan Warisan Kebaya dalam Modernitas dan Tradisi, Lady Haque, Kisah Inspiratif di Balik Kesuksesan Dapur Lady M16.
Dan masih banyak lagi artikel lainnya yang tak kalah menarik diantaranya : Jody Muharrezky Mengembangkan Fashion Brand dengan Fashion Worklab, Cerita Kamila Batavia Merilis Single dan Berkarya di Jerman, Menyulap Limbah Menjadi Aksesori, Kisah Inspiratif Anita Rahardja dari Arra Jewelry. Simak selengkapnya hanya di Majalah Kabari Edisi 203.
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh PT. Cempaka International dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510 Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
PENERBIT
JOHN OEI
KOMISARIS INDONESIA
OLINA HIMAYANTI
DEWAN PENASIHAT
LISA TUNGKA
DIREKTUR UTAMA AMERIKA INDRIATI (VONNY) OEI
DIREKTUR UTAMA INDONESIA ANITA SETIAWARDI
PENULIS
ASBAN NATAWIJAYA
HARRY PRASETYO
PENATA ARTISTIK Yanti bi
VIDEO FANIESYAH
KONTRIBUTOR
STANLEY CHANDRA
RIANA K LIPTAK
ADMINISTRASI
DEWI LIEM
IKLAN DAN PEMASARAN
WEINA TANUWIJAYA
SIRKULASI
PETER ZHAN
Week 2024
Erika Ardianto, seorang desainer fashion yang dikenal dengan karyanya yang inovatif, berkolaborasi dengan Kebaya Funky Community dalam Kebaya Week 2024.
Acara ini menjadi ajang untuk memperkenalkan lima koleksi kebaya yang unik, memadukan kain tradisional Indonesia dengan kain-kain organik bertema Yummy Kebaya.
Erika mengungkapkan, “Tema Yummy Kebaya ini terinspirasi dari makanan khas Indonesia seperti Putu Mayang, Soto Betawi, dan Sate Ayam. Kami ingin menghadirkan kebaya yang bisa dikenakan dalam keseharian, tetap nyaman, dan stylish.”
Dalam koleksinya, Erika tidak hanya menampilkan kebaya tradisional, tetapi juga dress casual, rok, dan celana 7/8.
Setiap busana dipadukan dengan tas dan aksesori dari Arra Jewelry yang menggunakan kain wastra Indonesia, dikreasikan menjadi anting, kalung, dan gelang.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kebaya bisa bertransformasi
menjadi pakaian yang versatile dan dapat digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari,” tambahnya.
Erika memiliki pandangan yang kuat tentang pentingnya melestarikan kebaya sebagai bagian dari budaya Indonesia.
“Kebaya adalah busana nasional wanita Indonesia dan menjadi kebanggaan kita. Dengan adanya Hari Kebaya Nasional, ini adalah kesempatan untuk menggaungkan semangat ini kepada generasi muda, agar kebaya tetap digunakan dalam keseharian mereka,” ujarnya.
Garis rancang yang ditampilkan Erika kali ini adalah perpaduan antara gaya kontemporer, sedikit artsy, dan kuat.
“Kami menggunakan tas dari Yummy Craft dengan print yang terinspirasi dari Putu Mayang, Soto Betawi, dan Sate Ayam. Warna, siluet, dan inspirasi dari produk Yummy Craft menjadi ciri khas dari koleksi kami kali ini,” jelas Erika.
Ini menunjukkan betapa kreatifnya Erika dalam menggabungkan elemen tradisional dengan sentuhan modern yang
membuat setiap koleksi terlihat unik dan menarik.
Melalui koleksinya di Kebaya Week 2024, Erika ingin menyampaikan bahwa kebaya bukan hanya untuk acara formal, tetapi juga bisa menjadi pilihan busana seharihari yang nyaman.
“Kebaya saat ini sudah bertransformasi menjadi berbagai bentuk yang bisa dipilih dan digunakan dalam keseharian. Ini bukan hanya untuk acara formal, tetapi juga bisa menjadi koleksi yang digunakan dalam setiap aktivitas,” kata Erika.
Berkarir di dunia fahion sejak 2016
Perjalanan karir Erika di dunia fashion dimulai sejak tahun 2016.
“Dulunya saya adalah fashion editor dan kemudian menjadi
konsultan. Sejak SMA saya sudah tertarik dengan dunia fashion, dan kebetulan sekolahnya juga di bidang fashion dan desain. Saya berkarir sebagai media people dan kemudian mendirikan brand sendiri,” ungkap Erika.
Brand Boldsession yang didirikannya menggunakan kain Ulos dan Batik Jakarta sebagai ciri khas.
Erika menjelaskan, “Boldsession menggunakan kain Ulos dan Batik Jakarta karena setiap jenis kain wastra Indonesia memiliki sifat dan sejarah masing-masing.”
Erika memiliki kedekatan dengan budaya Batak yang membuatnya tertarik menggunakan kain Ulos.
“Keluarga saya dekat dengan keluarga Batak, dan saya tertarik dengan sejarah serta filosofi kain Ulos. Sedangkan Batik Jakarta, saya gunakan karena kebanggaan saya sebagai warga Jakarta, dan motifnya yang sekarang semakin unik,” jelas Erika.
Filosofi ini tercermin dalam setiap desain yang dibuat oleh Boldsession, membuatnya memiliki karakter yang kuat dan cerita yang mendalam.
Untuk strategi pemasaran,
Boldsession menyasar usia 25 hingga 50 tahun dengan penjualan offline dan online.
“Kami melakukan penjualan offline lebih banyak melalui gathering secara personal dan pop up booth store di beberapa department store. Selain itu, kami juga hadir di Tokopedia dan Shopee. Pada bulan Agustus nanti, kami akan masuk di Sarinah Indonesia,” kata Erika.
Ini menunjukkan bahwa Boldsession berupaya untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan memperluas pasar mereka.
Erika berharap melalui karyanya, kain Ulos dan Batik Jakarta bisa terus digunakan dan tidak punah di lekang zaman.
“Saya berharap karya saya dengan brand Boldsession ini bisa memberikan kesempatan kepada Ulos dan Batik Jakarta untuk digunakan sebagai busana keseharian para perempuan Indonesia, terutama generasi muda,” tutup Erika.
Jody Muharrezky, Founder dan CEO Fashion Worklab, telah membuktikan bahwa inovasi dan dedikasi dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam industri fashion.
Fashion Worklab, yang didirikan pada tahun 2017, telah menjadi solusi utama bagi para pemilik dan calon pemilik brand fashion untuk mengembangkan dan memperkuat merek mereka.
Jody menceritakan perjalanan awalnya yang unik sebelum mendirikan Fashion Worklab.
“Awalnya, saya adalah seorang IT dan memiliki pekerjaan sampingan sebagai DJ. Setelah menikah, istri saya, yang merupakan seorang konsultan brand fashion, mulai fokus mengurus anak, dan akhirnya saya menggantikan posisinya dalam menjalankan bisnis ini,” ungkap Jody.
Perubahan karir ini membuka jalan bagi Jody untuk mengembangkan passion-nya dalam dunia fashion dan mendirikan Fashion Worklab.
Fashion Worklab menawarkan berbagai layanan yang dirancang khusus untuk membantu pengusaha fashion, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman.
“Kami memiliki layanan brand building, yang membantu orang membuat brand fashion dari awal. Selain itu, kami juga menyediakan fashion consultation, yang fokus pada maintenance dan pengembangan brand yang sudah ada. Kami juga memiliki fashion academy bagi mereka yang ingin belajar fashion dari nol, serta layanan fashion production untuk produksi brand di tempat kami,” jelas Jody.
Dengan pendekatan one-stop solution, Fashion Worklab memastikan bahwa semua kebutuhan klien
dapat terpenuhi di satu tempat.
“Kami menyediakan layanan mulai dari pencarian bahan, desain, pembuatan pola, penjahitan, hingga distribusi. Kami juga membantu klien dalam proses launching dan setup e-commerce hingga pemasaran,” tambah Jody.
Fashion Worklab memahami pentingnya proses kreatif dalam industri fashion.
“Kami memiliki layanan fashion consultation yang membantu fashionpreneur mengatasi masalah di bidang fashion dengan memberikan solusi dan modul berdasarkan pengalaman tim kami,” ujar Jody.
Layanan ini memungkinkan para pengusaha fashion untuk terus berinovasi dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Selain itu, Fashion Worklab juga menyediakan program pelatihan dan workshop melalui fashion academy.
“Kami membuka peluang bagi para antusias fashion untuk meng-upgrade skill mereka. Kami juga membuka peluang bagi perusahaan dan instansi untuk mengadakan pelatihan bagi tim mereka yang ingin menambah skill di bidang fashion,” kata Jody.
Jody menyadari bahwa persaingan dalam industri fashion semakin ketat, dan pengusaha pemula sering menghadapi berbagai tantangan.
“Kami membantu para brand owner yang baru memulai dengan menentukan Unique Selling Proposition (USP) dan brand identity mereka, sehingga mereka dapat bersaing di dunia fashion,” jelas Jody. Dengan pengalaman tim yang lebih dari 10 tahun, Fashion Worklab memberikan panduan yang tepat bagi para pengusaha untuk meraih sukses.
Keistimewaan Fashion Worklab terletak pada pendekatan one-stop solution yang mereka tawarkan.
“Kami adalah pionir dalam menyediakan solusi menyeluruh di bidang fashion. Layanan kami meliputi brand building, fashion consultation, fashion academy, dan fashion production, semuanya ditangani oleh tim profesional dengan pengalaman lebih dari 10 tahun,”
ungkap Jody.
Fashion Worklab juga telah menangani klien di dalam maupun luar negeri, membuktikan kredibilitas dan keunggulan mereka dalam industri fashion.
Jody memiliki harapan besar untuk perkembangan Fashion Worklab di masa depan. “Kami berharap dapat bekerjasama dengan lebih banyak klien dan membantu mereka menjadi lebih sukses dan booming dalam bisnis fashion mereka,” ujarnya.
Dengan dedikasi dan visi yang jelas, Jody dan tim Fashion Worklab terus berupaya untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam industri fashion, baik di Indonesia maupun di kancah internasional.
“Harapan kami adalah terus memberikan yang terbaik bagi klien kami dan bersama-sama membangun masa depan yang cerah bagi industri fashion,” tutup Jody dengan optimis.
Hari Kebaya Nasional bukan sekadar perayaan pakaian tradisional, tetapi juga sebuah momen penting untuk merayakan dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Para penggiat fashion memiliki pandangan yang mendalam tentang makna hari istimewa ini:
Dewi Pooh Sihombing, Desainer Made Kebaya
Dewi Pooh Sihombing mengungkapkan bahwa Hari Kebaya Nasional adalah pengingat akan kedudukan penting kebaya dalam budaya Indonesia.
“Momen ini menjadi pengingat bahwa kebaya merupakan bagian melekat dari wanita Indonesia. Hari Kebaya Nasional adalah waktu yang tepat untuk merayakan dan menghargai warisan budaya kita yang kaya,” ujarnya. Menurut Dewi,
kebaya adalah simbol keanggunan dan identitas yang harus terus dijaga dan dikenakan dengan bangga.
Dea Febrinda, Desainer Dea Febrinda Gallery
Bagi Dea Febrinda, Hari Kebaya Nasional adalah kesempatan untuk mengingatkan generasi muda akan pentingnya kebaya sebagai simbol identitas dan budaya Indonesia.
“Sebagai seorang desainer, kami sangat memaknai Hari Kebaya Nasional untuk melestarikan kebaya sebagai simbol budaya,” ungkapnya. Dea percaya bahwa perayaan ini memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk memahami dan menghargai kebaya sebagai bagian dari sejarah dan budaya Indonesia.
Jumarni Fare, Direktur PT Bumi
Wastra Nusantara
Jumarni Fare menekankan bahwa
kebaya adalah bagian integral dari identitas bangsa Indonesia. “Kebaya bukan hanya sebagai pakaian, tetapi juga sebagai identitas bangsa Indonesia,” ujarnya.
Jumarni berharap anak muda dapat melihat kebaya sebagai warisan Nusantara yang harus dipertahankan dan dijadikan bagian dari masa depan, bukan sekadar peninggalan masa lalu. “Kami ingin kebaya menjadi kebanggaan Indonesia,” tambahnya.
Syarifah Eldistio, Desainer Busana
Syarifah Eldistio, seorang desainer busana pengantin terkenal, melihat Hari Kebaya Nasional sebagai momen yang sangat bermakna. “Kebaya sangat mempengaruhi saya dalam mendesain sebuah busana pernikahan,” ujarnya.
Menurut Syarifah, kebaya memberikan sumber inspirasi utama dalam setiap karyanya, dengan keberagaman motif dan desain yang tiada habisnya untuk dieksplorasi.
“Keberagaman budaya di Indonesia telah memberikan kekayaan motif dan desain yang tak terbatas,” katanya, menunjukkan betapa pentingnya kebaya dalam karyanya.
Menghidupkan Warisan Kebaya dalam
Modernitas dan Tradisi
Hari Kebaya Nasional adalah perayaan tahunan yang didedikasikan untuk menghormati dan mempromosikan kebaya sebagai warisan budaya Indonesia.
Dirayakan dengan berbagai kegiatan yang menyoroti keindahan dan nilai budaya kebaya, hari ini juga menekankan peran penting kebaya dalam sejarah dan identitas bangsa. Kebaya bukan hanya pakaian tradisional, tetapi juga simbol keanggunan dan kebanggaan nasional.
Dalam rangka Hari Kebaya Nasional, KABARI berbincang dengan Dedi Hertanto, seorang desainer terkenal dari Delmora Attire di Yogyakarta, untuk menggali lebih dalam tentang makna dan relevansi kebaya di era modern ini.
Apa makna Hari Kebaya Nasional bagi Anda sebagai seorang desainer?
“Sebagai seorang desainer, Hari Kebaya Nasional memiliki makna yang sangat mendalam. Ini adalah kesempatan untuk merayakan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia melalui kebaya, yang merupakan salah satu pakaian tradisional yang paling ikonik dan indah. Kebaya tidak hanya mencerminkan keindahan dan keanggunan, tetapi juga mengandung nilai-nilai sejarah dan budaya yang kaya,” ungkap Dedi.
Bagaimana kebaya mempengaruhi desain dan karya-karya Anda?
Dedi menjelaskan bahwa kebaya memiliki pengaruh signifikan dalam desain dan karyanya. “Kebaya menjadi sumber inspirasi yang kaya dengan detail dan keanggunannya. Motif, bordir, dan siluet kebaya memberikan ide-ide kreatif yang bisa diterapkan dalam berbagai desain, baik dalam busana tradisional maupun modern. Teknik bordir dan penjahitan kebaya meningkatkan keterampilan saya dalam mendesain busana lain, memungkinkan saya menciptakan karya dengan detail dan kualitas tinggi.”
Menurut Anda, apa yang membuat kebaya tetap relevan dan digemari di kalangan masyarakat saat ini?
Fleksibilitas dalam Desain: Kebaya telah mengalami banyak evolusi dalam desainnya. Desainer modern sering menggabungkan elemen tradisional dengan gaya kontemporer, menciptakan kebaya yang lebih sesuai
dengan selera dan kebutuhan generasi muda.
Promosi Budaya dan Identitas: Kebaya adalah simbol kuat dari identitas budaya Indonesia. Masyarakat merasa bangga mengenakan kebaya karena itu mencerminkan warisan dan sejarah mereka.
Kepuasan Pribadi dan Estetika: Memakai kebaya memberikan rasa kepercayaan diri dan kepuasan estetika. Bordir, motif, dan potongan yang rumit membuat kebaya menarik dan memikat banyak orang.
Adaptasi dan Inovasi: Desainer terus berinovasi dengan kebaya, termasuk menggunakan bahan-bahan baru dan teknologi canggih dalam pembuatan.
Kehadiran dalam Acara-Acara Khusus: Kebaya sering menjadi pilihan utama untuk acara-acara khusus seperti pernikahan dan perayaan nasional.
Apa tantangan terbesar dalam mendesain kebaya yang sesuai dengan selera pasar modern?
Menjaga Keseimbangan antara Tradisi dan Modernitas: Menemukan keseimbangan yang tepat antara elemen tradisional kebaya dan inovasi modern adalah tantangan utama.
Pemilihan Bahan yang Tepat: Menggunakan bahan tradisional bisa menjadi mahal dan kurang nyaman untuk pemakaian sehari-hari. Tantangannya adalah menemukan bahan alternatif yang nyaman dan terjangkau.
Kenyamanan dan Fungsionalitas: Mendesain kebaya yang lebih praktis dan nyaman tanpa mengorbankan estetika adalah tantangan signifikan.
Menangani Preferensi Pasar yang Beragam: Selera pasar sangat beragam. Desainer harus mampu menciptakan berbagai gaya kebaya yang bisa memenuhi preferensi ini.
Biaya Produksi dan Harga Jual: Kebaya dengan detail bordir biasanya memerlukan waktu dan biaya tinggi. Menjaga biaya produksi tetap terjangkau sambil memastikan harga jual yang kompetitif adalah tantangan besar.
Sustainability: Desainer perlu mempertimbangkan penggunaan bahan ramah lingkungan dan proses produksi yang etis.
Bagaimana Anda menjaga keseimbangan antara nilai-nilai tradisional dan inovasi dalam desain kebaya?
“Menjaga keseimbangan antara nilai-nilai tradisional dan inovasi dalam desain kebaya memerlukan pendekatan hati-hati dan kreatif. Pemahaman mendalam tentang tradisi, eksplorasi material, teknik produksi modern, desain modular dan fleksibel, inspirasi dari budaya lain, feedback dari pengguna, dan desain yang menceritakan kisah adalah beberapa strategi yang saya terapkan,” jelas Dedi.
Apa harapan Anda untuk masa depan kebaya dan industri fesyen tradisional di Indonesia?
“Saya berharap kebaya dan pakaian tradisional lainnya terus dilestarikan sebagai bagian penting dari warisan budaya Indonesia. Inovasi dan kreativitas desainer harus terus berlanjut agar kebaya tetap relevan. Saya juga berharap ada dukungan lebih besar dari pemerintah dan sektor swasta, peningkatan kualitas dan kompetensi industri, kesadaran dan apresiasi global, serta adopsi praktik-praktik ramah lingkungan,” tutup Dedi.
Kamila Batavia, seorang musisi Indonesia yang menetap di Hamburg, Jerman, menarik perhatian dengan karya-karyanya yang inovatif dan berani.
Dalam wawancara eksklusif KABARI bersama Kamila Batavia, ia berbagi cerita tentang single terbarunya, proses kreatif, serta tantangan yang dihadapinya sebagai musisi di negara yang baru.
Kamila Batavia belum lama ini merilis single terbarunya “Als Ich Einschlief,”. Lagu ini menceritakan tentang kisah asmara yang tidak menemukan kejelasan, sehingga angan-angan yang tidak terwujud di kehidupan nyata malah terproyeksi secara berulang-ulang di alam mimpi.
“Pengerjaan komposisi lagu dan lirik terbilang cepat karena membutuhkan waktu dua jam saja,” ujar Kamila.
Namun, produksi lagunya
memakan waktu lebih lama, sekitar satu bulan.
“Untuk produksi lagunya sendiri malah membutuhkan waktu
yang cukup lama kira-kira satu bulan karena produserku ingin mengeksplorasi sound yang pas dan bisa menyentuh telinga dan hati, jadi
cukup memakan waktu namun berkualitas,” tambahnya.
Melalui singlenya ini, Kamila berusaha menepis stereotip bahwa bahasa Jerman adalah bahasa yang agresif dan tidak ramah.
“Aku ingin membuktikan kalau bahasa Jerman bisa terdengar sangat lembut di telinga dan bisa membuat pendengar merasa tenang dan rileks,” ungkap Kamila. Sebagai seseorang yang tinggal di Jerman, bahasa Jerman telah menjadi bagian dari kesehariannya, memberikan inspirasi dalam penulisan lagunya.
Kamila juga berharap lagu ini bisa menambah keanekaragaman di kancah musik Jerman yang didominasi oleh lagu-lagu ballad.
“Walau sulit untuk mencapai pendengar di Jerman yang pas, aku tetap semangat dan berpijak di jalur artistikku,” tambahnya.
Dalam perjalanan musiknya, Kamila telah merilis dua single, yaitu “Berakhir dan Berlalu” dan “Als Ich Einschlief.”
Bulan depan, ia berencana merilis single terakhirnya yang berjudul “Hilang dan Tak Kembali,” yang akan menjadi penutup dari EP yang berisikan 5-6 lagu ciptaannya dalam tiga bahasa: Indonesia, Jerman, dan Inggris. “Semoga lancar semuanya,” harap Kamila.
Kamila juga memiliki harapan besar bahwa single terbarunya dapat menginspirasi banyak musisi untuk mencoba hal baru dan tidak takut kehilangan pendengar karena eksplorasi artistiknya.
“Menurutku, semua kategori lagu ada penikmatnya dan walaupun sulit, pasti akan ada penikmat yang tepat dan setia.”
Bangga dengan Identitas Indonesia di Kancah Internasional
Sebagai seorang musisi Indonesia yang berkarya di Jerman, Kamila merasa bangga karena mampu tampil dan berkarya dalam bahasa Jerman, yang bukan bahasa ibunya. Banyak penonton yang mengira Kamila adalah imigran yang lahir dan besar di Jerman.
Namun, dengan bangga ia menepis asumsi tersebut dan mengungkapkan bahwa bahasa Jerman adalah bahasa ketiganya.
“Karena jerih payahku untuk mempelajari bahasa ini dan pengalaman berhargaku selama ini menjadi musisi dan perantau, aku bisa tampil berani membawakan lagu bahasa Jerman di hadapan publik lokal Jerman.”
Selain bermusik, Kamila bekerja sebagai pegawai tetap di sebuah agensi marketing internasional di Hamburg.
“Dari Monday to Friday, aku kerja 8 jam seperti pegawai kantoran biasanya. Tapi setelah selesai kerja dan pada saat weekend, aku dedikasikan waktuku buat musik dan buat melukis,” ungkapnya.
Kamila juga seorang pelukis, dan beberapa karyanya telah dipamerkan di festival seni di Jerman. Ia berencana membuat merchandise untuk gig-nya di masa depan dengan hasil lukisannya.
Dalam wawancara ini, Kamila mengungkapkan tiga musisi idolanya dari tiga bahasa yang berbeda. Musisi Indonesia favoritnya adalah almh. Nike Ardilla, karena
suaranya yang powerful.
“Banyak yang bilang suaraku mirip dia karena katanya kalau aku nyanyi itu emosi ‘pain’ atau ‘rasa sakit’nya tuh muncul banget,” kata Kamila.
Musisi barat berbahasa Inggris favoritnya adalah Lana Del Rey, karena aliran musiknya yang retro. Sementara itu, musisi Jerman idolanya adalah Lina Maly, yang lagulagunya puitis dan suaranya jernih. Kamila juga bercitacita untuk berkolaborasi dengan musisi ternama seperti Andi Rianto di Indonesia dan Andreas Bourani di Jerman.
Kamila berencana untuk mengadakan banyak gig setelah EP-nya keluar, agar penikmat lagunya bisa bernyanyi bersama. “Aku akan tetap berkarya dimana karya-karyaku bisa menemani momen-momen hidup pendengarnya,” tegas Kamila.
Ia menyadari bahwa perjalanan sebagai musisi independen tidaklah mudah, namun Kamila tetap bertekad untuk terus melahirkan banyak karya dan memperkenalkannya ke publik.
“Aku baru aja memulai langkahku di industri musik, dan tentu tidak mudah apalagi kalau semuanya independen. Rencana ke depan aku akan berupaya untuk melahirkan banyak karya dan memperkenalkannya ke publik,” tutupnya.
1. Tur Guide berbahasa Indonesia/ Inggris.
2. Private Tur di Amerika dan Kanada: Supir berbahasa Indonesia dengan Mobil/Van/ Bis.
3. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Tur Program di Beberapa Negara di Asia Tenggara dengan Harga Grosir.
4. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Reuni Tur Program dengan Teman dan Famili Anda dari Indonesia.
5. Kantor di San Francisco, Los
Angeles (La Habra) dan Jakarta.
6. Karyawan berpengalaman lebih dari 20 tahun.
7. Endorsed oleh California Media International, Inc (Penerbit Majalah Kabari, Majalah Tur Dunia dan Majalah Joint Venture-Hidup Sehat).
8. Harga Grosir untuk Tur ke Asia Tenggara = Joint Venture dengan Perusahaan Tur Wholesale yang berdomisili di Jakarta, Worldlinks Indonesia, dimana Program Tur hanya dijual melalui agen-agen travel ritel di Indonesia.
Ingin mendapatkan Informasi Tur Terkini? Silakan daftar di TurDuniaGratis.com
Pada bulan September 2024, kekayaan budaya Indonesia akan terpampang di panggung internasional melalui partisipasi dalam Festival Layang-Layang yang diadakan di Marseille, Perancis. Festival ini menjadi wadah bagi berbagai budaya dunia untuk bertemu dan berbagi, dan Indonesia mendapat kehormatan untuk berpartisipasi.
Endang Ernawati, pendiri dan kepala Museum Layang-Layang Indonesia, mengekspresikan antusiasmenya atas undangan istimewa tersebut.
“Kami diundang untuk mengisi berbagai kegiatan di sana, seperti pasar malam di Marseille, dan tentu saja mengikuti festival layang-layang. Kami juga akan menampilkan tarian-tarian Jawa yang dikemas dengan menarik,” ungkap Endang kepada KABARI.
Keikutsertaan Indonesia dalam festival ini tidak hanya sekadar menghadirkan layang-layang konvensional. Tim dari Museum Layang-Layang Indonesia akan membawa inovasi terbaru mereka: layang-layang unik yang terbuat dari pelepah pisang.
Sebanyak 30 layang-layang akan dibawa untuk memeriahkan ajang bergengsi ini, menunjukkan kreativitas dan keberagaman budaya Indonesia.
Selain layang-layang, tema wayang kontemporer juga akan dibawa ke panggung internasional. Wayang Uwuh, yang dibuat dari limbah oleh seniman Iskandar, menjadi fokus utama dalam penampilan ini.
“Kami akan memperkenalkan wayang dalam bentuk kekinian, bukan lagi wayang klasik, tapi wayang kontemporer,” tambah Endang. Ini menunjukkan bahwa tradisi dapat berkembang dan beradaptasi sesuai dengan
zaman, tanpa kehilangan esensinya.
Partisipasi dalam festival ini juga menjadi momen penting bagi Museum Layang-Layang Indonesia. Endang menyoroti peningkatan perhatian pemerintah terhadap pelestarian budaya melalui museum-museum swasta.
“Tahun ini, kami mendapatkan bantuan untuk kegiatan ini. Semoga tahun-tahun berikutnya kami dapat mempersembahkan budaya Indonesia ke beberapa negara lain seperti Jepang, Italia, dan lainnya,” kata Endang dengan penuh optimisme.
Festival Angin, nama acara yang akan memamerkan berbagai layang-layang dari seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia, menjadi platform penting untuk memperkuat hubungan budaya antarnegara.
Endang Ernawati menekankan pentingnya membawa budaya Indonesia ke acara tersebut, sebagai cara untuk memperkenalkan warisan budaya yang kaya dan beragam kepada dunia.
Melalui kegiatan ini, diharapkan hubungan budaya antara Indonesia dan negara-negara lain dapat semakin erat, serta warisan budaya Indonesia dapat dikenal dan dihargai di kancah global.
Kedai Kopi Titik Bahagia, sebuah tempat yang memadukan cita rasa kopi dengan semangat kolaborasi, didirikan oleh pasangan Yogi dan Leny Rafael.
Dalam wawancara bersama KABARI, mereka berbagi cerita tentang perjalanan mereka membangun kedai kopi ini dan visi besar di baliknya.
Yogi dan Leny Rafael memulai pencarian nama untuk kedai kopi mereka dengan sebuah visi yang kuat. Mereka ingin nama tersebut mudah diingat dan mampu mencerminkan tujuan mereka. Setelah melalui proses
yang panjang, akhirnya mereka menemukan nama “Titik Bahagia.”
“Kenapa Titik Bahagia? Di sinilah di LR Internship, kami berharap kebahagiaan muncul melalui wadah tempat berkumpul dan berkolaborasi ini. Kami berharap Titik Bahagia bukan hanya menjadi warung kopi, tetapi juga bisa berkembang menjadi agensi atau lainnya,” ujar Yogi.
Nama ini bukan sekadar nama, melainkan doa dan harapan untuk memulai sukses dari titik ini, dengan berbagai proyek kolaboratif yang muncul dari sini.
Titik Bahagia bukan sekadar tempat ngopi, tetapi juga laboratorium bagi anak-anak yang menjalani praktik kerja lapangan (PKL) di LR Internship.
Yogi menjelaskan bahwa ide awalnya adalah menciptakan tempat di mana anak-anak PKL bisa belajar berbagai aspek bisnis, mulai dari marketing hingga manajemen.
“Niat awalnya tempat ini bisa menjadi laboratorium buat anakanak PKL di LR Internship. Kami ingin mereka merasakan titik bahagia dimulai dari sini,” kata Yogi. Dengan dukungan penuh dari sang istri, Yogi melihat potensi besar dalam memadukan pendidikan dengan praktik langsung di lapangan melalui kedai kopi ini. INSPIRATIF
Yogi menyoroti perbedaan besar antara dunia bisnis saat ini dengan masa lalu. Jika dulu pemasaran harus dilakukan melalui media cetak atau radio yang biayanya tinggi, kini digital marketing membuka peluang lebih luas dan lebih ekonomis.
“Dunia mereka sekarang lebih mudah, karena digital marketing itu lebih luas. Kami berharap anakanak PKL bisa belajar menjadi entrepreneur dengan pikiran yang lebih terbuka setelah dari LR Internship ini,” tambahnya. Dengan cara ini, Titik Bahagia diharapkan dapat menjadi tempat yang mempersiapkan mereka untuk masa depan yang lebih cerah dalam dunia bisnis.
Pilihan untuk memulai dengan
kopi bukan tanpa alasan. Budaya minum kopi di Indonesia yang semakin berkembang menjadi salah satu alasan utama. Yogi melihat peluang besar di pasar kopi yang terus tumbuh, dan ingin memanfaatkannya sebagai media untuk memfasilitasi diskusi dan kolaborasi.
“Kopi itu bisnisnya tiap tahun berkembang, dan budaya minum kopi di Indonesia sudah mulai menanjak. Kami ingin masuk ke celah itu dan menjadikan kopi sebagai media untuk berkolaborasi,” jelas Yogi. Saat ini, menu andalan mereka adalah Kopi Gula Aren, yang terus dievaluasi dan dikembangkan untuk memenuhi selera para penikmat kopi.
Saat ini, Kedai Kopi Titik Bahagia masih dalam tahap pengembangan menu. Selain Kopi Gula Aren sebagai menu andalan, mereka juga tengah mencari identitas untuk olahan makanan ringan hingga masakan nusantara.
“Kami masih mencari identity untuk menu makanan. Yang pasti, kami ingin menu di kedai kopi kami disukai oleh para penikmat kopi,” ungkap Leny.
LR Internship tidak hanya sekadar program magang biasa. Menurut Leny Rafael, setelah lulus, anakanak PKL diharapkan siap memiliki bisnis sendiri. Mereka bisa membuka cabang Kedai Kopi Titik Bahagia di tempat lain dan mengelolanya dengan manajemen yang mereka pelajari di LR Internship.
“Kami mengajarkan mereka untuk bisa menjadi entrepreneur muda. Kami support mereka sehingga Kedai Kopi Titik Bahagia ini dipercayakan kepada mereka untuk dikelola, dan kami hanya sebagai support sistemnya saja,” ujar Leny.
Digital Magazine
Digital Magazine with Video E-News Email
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube) Webinar
Livestream Social Media
Facebook Subscribers: Ikut Kabari Amerika
KabariNews.com in Ranking.com KabariNews.com in Alexa.com
Lady Haque, seorang wanita tangguh berusia hampir 60 tahun, telah berhasil membangun bisnis catering dengan nama Dapur Lady M16.
Dengan semangat dan dedikasi, Lady telah menjadikan Dapur Lady M16 sebagai salah satu penyedia catering terbaik di Jakarta.
Dalam wawancara ini, Lady Haque berbagi kisah inspiratifnya, mulai dari awal berdirinya usaha hingga harapannya untuk masa depan.
Lady Haque memulai kisahnya dengan latar belakang yang penuh kejutan. “Saya sebenarnya tidak ada niat
untuk membuka usaha catering, tetapi sejak SMP saya sudah sering diminta orang tua untuk memasak. Masakan saya selalu dibilang enak, dan suami serta anak-anak saya sangat menyukainya. Teman-teman yang mencicipi masakan saya juga mulai memesan untuk acara mereka. Dari situlah akhirnya saya memutuskan untuk membuka usaha catering ini pada tahun 1997,” ungkap Lady.
Dapur Lady M16 menawarkan berbagai jenis masakan, mulai dari masakan Eropa, Indonesia, hingga Timur Tengah. Namun, ada satu menu yang menjadi andalan dan sangat spesial, yaitu Nasi Peda.
“Nasi Peda adalah menu spesial kami karena resepnya berbeda dari yang lain. Nasi ini dimasak dengan kaldu peda, ayam bakar suwir yang dibumbui lagi, dan sambal ijo yang menggunakan cabe rawit ijo serta pete sebagai pemanis. Petenya dimasak terpisah agar aromanya tidak mencampur keseluruhan nasi,” jelas Lady.
Awalnya, Lady memasarkan cateringnya melalui
teman-teman dan keluarga.
“Pemasaran awal mulanya hanya dari teman-teman yang mencoba lalu memesan lagi. Alhamdulillah, berjalan baik dan sekarang banyak dipesan oleh orang kantoran di daerah Sudirman, Kuningan, Gatot Subroto, dan sekitarnya,” kata Lady.
Harga Nasi Peda dan Nasi Jeruk di Dapur Lady M16 saat ini adalah Rp 38.000 per bungkus, naik dari harga awal Rp 11.000 pada tahun 1997.
“Perkembangan usaha catering ini cukup bagus, walaupun kadang naik turun. Saat pandemi, kami melayani pesanan hampers yang dipercantik dengan besek atau box untuk dikirim ke teman atau keluarga. Sekarang, anak saya juga membantu dalam manajemen dan pemasaran melalui media sosial, jadi Alhamdulillah, usaha ini terus berkembang,” ujar Lady.
Sejauh ini tanggapan dari para konsumen sangat positif.
“Banyak yang suka dengan masakan Dapur Lady karena lebih cenderung pedas dan gurih. Kami juga melayani pesanan dengan sambal dipisah untuk mereka yang tidak terlalu suka pedas. Selain Nasi Peda, kami juga memiliki Nasi Kampung yang sedikit manis dan dilengkapi dengan lauk seperti Tempe, Kacang Panjang, Orek, dan Semur Telur,” jelas Lady.
Meskipun bisnis catering ini awalnya tidak direncanakan, Lady Haque memiliki harapan untuk
masa depan Dapur Lady M16.
“Sebenarnya saya tidak punya harapan apa-apa, hanya menjalani saja. Namun, jika anak-anak saya ingin meneruskan dan mengembangkan bisnis ini hingga memiliki restoran besar, saya sangat mendukung. Anak saya yang satu adalah chef dan yang lain mengurus manajemennya, jadi saya yakin mereka bisa membesarkan Dapur Lady M16,” kata Lady.
Dengan semangat dan dukungan keluarga, Lady Haque telah menjadikan Dapur Lady M16 sebagai salah satu penyedia catering yang dikenal banyak orang.
“Harapan saya adalah Dapur Lady M16 terus berkembang dan bisa memberikan kebahagiaan melalui masakan kepada lebih banyak orang,” tutup Lady dengan penuh harapan.
DR. Dr. W. Andralia K., MSc, dari JWC Clinic, memberikan panduan komprehensif mengenai perawatan kulit bagi remaja, menekankan pentingnya memilih produk skincare yang tepat sesuai dengan jenis kulit.
Perawatan kulit pada usia remaja memerlukan perhatian khusus karena kulit remaja masih dalam tahap perkembangan dan sering kali rentan terhadap berbagai masalah kulit.
“Seringkali kita melihat remaja membeli produk skincare yang sama karena teman-temannya cocok dengan produk tersebut. Padahal, setiap jenis kulit berbeda dan tidak ada satu produk yang cocok untuk semua orang,” ujar Dr. Andralia.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengetahui jenis kulitnya sebelum memilih produk skincare. Misalnya, untuk kulit berminyak dan mudah tersumbat, Dr. Andralia menyarankan penggunaan produk yang ringan dan tidak mengandung bahan yang dapat menyebabkan penumpukan minyak berlebih.
Produk yang terlalu banyak mengandung protein dan pelembab yang kuat dapat menyumbat poripori dan memperburuk kondisi kulit berminyak. Sebaliknya, untuk kulit kering, Dr. Andralia menyarankan penggunaan produk yang lebih ringan dan terhidrasi agar kulit dapat menyerap dengan baik tanpa menyebabkan iritasi.
Salah satu langkah penting dalam perawatan kulit adalah pembersihan. Dr. Andralia menekankan bahwa penggunaan sunblock harus diimbangi dengan penggunaan exfoliator ringan pada malam hari, terutama bagi remaja putra yang sering mengalami produksi sel kulit
mati yang tinggi.
“Exfoliator ringan ini seperti pedang yang memerlukan perisai. Kulit yang dieksfoliasi harus diberikan proteksi ringan agar tidak iritasi dan skin barrier tetap terjaga,” jelasnya.
Bagi remaja putri yang menggunakan bedak setiap hari, Dr. Andralia menyarankan penggunaan cairan pembersih yang disesuaikan dengan jenis kulit. Selain itu, pemilihan pelembab juga harus sesuai dengan kebutuhan kulit.
“Jika produksi minyak besar, bisa menggunakan serum acne yang mengontrol produksi minyak dan menjaga kebersihan pori-pori, kemudian dilanjutkan dengan sunscreen yang sesuai dengan jenis kulit,” tambahnya.
Perawatan kulit yang tepat dan sesuai dengan jenis kulit sangat penting untuk mencegah masalah kulit di masa remaja. Dengan mengetahui jenis kulit dan memilih produk yang sesuai, remaja dapat menjaga kesehatan kulit mereka dengan lebih efektif.
Tips Memilih Skincare
Dalam dunia skincare yang semakin berkembang, pilihan produk yang beredar di pasaran semakin beragam. Namun, tidak semua produk yang tersedia aman dan layak digunakan. Dr. Andralia mengingatkan pentingnya kehatihatian dalam memilih produk skincare, terutama bagi Gen Z.
“Kita melihat banyak produk skincare yang beredar secara online saat ini. Gen Z perlu dibekali informasi dalam memilih skincare. Hindari produk yang belum terdaftar di BPOM atau produk abal-abal lainnya,” ujar Dr. Andralia kepada KABARI.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa apakah produk tersebut sudah terdaftar di BPOM atau belum. Produk abal-
abal bisa tidak memenuhi standar keamanan dan dapat membahayakan kesehatan kulit.
Hal kedua yang perlu diingat, produk yang bagus buat teman belum tentu cocok untuk kulit kita. Seperti pepatah mengatakan, “One Size Doesn’t Fit All.”
Ketiga, jangan sampai tergiur membeli produk yang menawarkan hasil instan untuk memutihkan kulit. Produk instant whitening bisa saja mengandung merkuri atau bahan berbahaya lainnya yang dapat merusak kulit. Penggunaan bahanbahan berbahaya tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan masalah kulit serius.
“Jika sudah terjadi kerusakan pada kulit, seperti flek hitam menetap, akan sangat sulit dan mahal untuk memperbaikinya. Bahkan, tidak ada jaminan kulit akan kembali normal,” kata Dr. Andralia.
Untuk itu, Dr. Andralia menyarankan agar anak-anak muda menggunakan produk skincare yang ringan dan sesuai kebutuhan.
“Namanya masih muda, Gen Z, pada dasarnya kulitnya juga masih muda. Gunakan produk yang ringan
dan seperlunya untuk menjaga, memelihara, dan membersihkan dengan sempurna. Selain itu, penting untuk tidak tergoda oleh iklan-iklan yang menawarkan hasil instan. Ada kalanya pada kulit tertentu membutuhkan perawatan yang konsisten dan sabar. Konsultasi dengan dokter dapat membantu menentukan produk yang tepat dan aman sesuai dengan jenis kulit masing-masing,” kata Dr. Andralia, founder dan owner dari Group Jakarta Wellness Clinic (@jwc.clinic).
Polutan dan Kesehatan Kulit
Polutan juga menjadi kontributor utama pada kesehatan kulit. Polutan dapat berasal dari debu, polusi udara, serta kontaminan biologis dan kimia. Dr. Andralia menjelaskan bahwa polutan dari udara dapat berupa debu dan berbagai zat yang menempel di kulit dan tidak baik untuk kesehatan kulit
Untuk menjaga kesehatan kulit dari dalam, remaja harus mengonsumsi makanan sehat dan menjaga hidrasi tubuh dengan cukup, bukan dari minuman manis atau boba yang kalorinya tinggi dan tidak baik untuk kulit.
Mengonsumsi makanan yang sehat dan menjaga hidrasi yang cukup sangat penting. Hindari makanan yang digoreng berulang kali karena rantai lemaknya sudah berubah dan bisa berbahaya. Selain itu, remaja juga harus menjaga pola tidur yang cukup dan teratur untuk mencegah gangguan pada fungsi sel dan detoksifikasi tubuh.
“Tidur yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit dan tubuh secara keseluruhan,” kata Dr. Andralia.
Anita Rahardja, pendiri Arra Jewelry, memulai perjalanannya dalam dunia craft dengan latar belakang yang tidak biasa.
Sebelumnya, Anita adalah seorang desainer grafis di sebuah majalah fashion. Pengalaman ini menginspirasinya untuk menciptakan aksesori sendiri, terutama setelah menyadari potensi limbah batik yang ada.
Menurut Anita, “Awalnya saya merupakan desainer grafis yang bekerja di sebuah majalah fashion. Dari majalah fashion ini, saya banyak melihat berbagai kreasi aksesori yang menimbulkan keinginan saya untuk mencoba membuat sendiri, apalagi karena saya melihat banyak bahanbahan limbah dari batik-batik sisa.”
Dunia crafting menawarkan kebebasan berkreasi yang sangat menarik bagi Anita. Ia menjelaskan, “Di dunia crafter, sangat menarik karena berbeda dengan pengalaman saya sebelumnya di kantor yang penuh aturan, jam kerja ketat, dan lembur. Di crafting, aturan kerjanya lebih bebas. Meskipun ada aturan lain, kita lebih bebas berkreasi dan imajinasi bisa lebih berkembang.”
Proses pembuatan produk Arra Jewelry melibatkan pemanfaatan limbah batik dengan teknik yang inovatif. Anita menjelaskan, “Saya memilih kain karena tertarik dengan banyaknya limbah batik yang tersisa. Batik itu susah dibuat, jadi saya berusaha memanfaatkan limbah ini dengan membuat tali-tali dan jalinan, sebagian menggunakan
teknik makrame dan dikombinasikan dengan bahan lain.”
Berbagai produk telah dihasilkan, termasuk kalung, gelang, dan anting yang memanfaatkan sisa bahan lurik dan batik. “Produk kami termasuk kalung dengan bahan sisa lurik dan batik yang dibuat tali lalu dijalin dengan bahan motif lain untuk memberikan kontras. Selain itu, ada juga gelang, anting, dan aksesori lainnya seperti gantungan kunci dan dompet dari sisa kain batik,” tambah Anita.
Setelah lebih dari 12 tahun menekuni dunia craft, Anita mengungkapkan bahwa gelang dan kalung adalah produk yang paling diminati. “Gelang dan kalung adalah produk yang paling laku. Untuk gelang, harga bervariasi tergantung bahannya, sekitar Rp120.000. Kalung harganya berkisar antara Rp100.000 hingga Rp400.000, tergantung pada apakah ada batu besar atau hanya kain,” jelasnya.
Anita juga merasa beruntung karena mendapat dukungan dari teman-teman desainer dalam
mencari bahan. “Kami mendapatkan banyak bahan dari teman-teman desainer yang memberi kami sisa kain. Tantangannya adalah membersihkan bahan-bahan yang kumel dan memilahnya hingga mendapatkan yang sesuai,” tuturnya.
Untuk pemasaran, Arra Jewelry memanfaatkan berbagai saluran, baik offline maupun online. “Kami memasarkan produk offline di Pula Gallery, bekerja sama dengan desainer dalam event seperti Kebaya Week dan Fashion Trend, serta menggunakan media sosial dan reseller untuk promosi,” kata Anita.
Anita memiliki harapan besar untuk masa depan Arra Jewelry, yaitu memperluas kolaborasi. “Saat ini saya sangat menikmati kolaborasi dengan teman-teman. Saya berharap bisa lebih banyak lagi kolaborasi ke depan, seperti dengan Boldsession dan Jinjit Potery. Kami ingin mendukung satu sama lain, terutama karena banyak partner kami adalah perempuan, jadi semangatnya adalah perempuan mendukung perempuan,” ungkapnya.
Interaktif Majalah Digital Kabari Edisi 202 klik https://issuu.com/kabari8/ docs/majalah_digital_kabari_ edisi_202_2024
Langganan daftar di KabariGratis.com
Edisi bulan ini:
• Balutan Budaya Betawi dalam Fashion
• Busana Ramah Lingkungan Pricilla Margie
• Ellaya Indonesia Memperkuat Kepercayaan Diri Wanita dalam Modest Fashion
• Alicia Charenina Ersonty, Dari Kampus Binus Terjun Bisnis Perhiasan
• Dimas Supartono Lanjutkan Warisan Musik Sang Ayah dengan Single “Jujur Saja”
• Jessica Sudarta dan Kara Harps Academy Melahirkan Harmoni yang Dinikmati Semua Orang
• Inspirasi dan Perjalanan Bisnis Dendeng Balado Uni Etti
• Hijacket Membuat Jaket Modis dan Fungsional untuk Wanita Muslimah Modern
• Kisah Agung Firdaus, Pengusaha Agrobisnis yang Sukses Kelola Kebun Melon
• Kisah Fourlen Salon dari Garasi Rumah hingga Punya Beberapa Cabang
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108