







KAbArI MedIA?
• Majalah Kabari Digital
• Majalah Hidup Sehat
• Majalah Tur Dunia
• Majalah Extra Uang
Disebarkan ke
Lebih dari 27,000
Emails
Hubungi:
Lebih dari 25 juta Kabari YouTube Video Viewers
San Francisco : (415) 213-7323
Los Angeles : (562) 383-2100
Jakarta : (021) 4288-6112
Email: sales@kabarinews.com 09 Pevita Pearce, Indonesia Rumah Kita
10 Konjen Saud Krisnawan Buka Pertama Bersama Warga di Wisma Indonesia – Los Angeles
14 Ragam Tradisi Unik Sambut Ramadan di Jawa
16 Dari Hobi Hingga Menjadi Bisnis, Sackai Bags
Hadirkan Gambar Ilustrasi di Tas Kanvas
20 Cecep Arif Rahman dan Yayan Ruhiyan – Sosok
Di Balik Film John Wick 3 Yang Sarat Budaya
Indonesia
24
Serial Baru Netflix Tampilkan Ragam Kuliner Tradisional Yogyakarta
26 Kampanye Emmy Awards 2019 ala Netflix
30 Kampanye Emmy Awards 2019 ala Amazon
Prime
34 Is Yuniarto: Karakter Avengers Dengan
Sentuhan Majapahit
36 Drew Barrymore Semua Wanita Itu Cantik
38 Jaden Smith Peduli Sampah Botol Plastik
40 Kisah Cinta Sepasang Sepatu di Klip “Upaya
Maksimal” The Rain
42 Ngoepilah, Hadirkan Tempat Ngopi Ala Rumahan
Segala Puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNYA yang dilimpahkan kepada kami. Kabari masih dipercaya untuk terus berkarya memberikan beragam informasi menarik sebagai Jembatan Informasi Indonesia – Amerika.
Bertepatan pada bulan suci Ramadan, Majalah Kabari edisi kali ini menghadirkan beragam informasi yang layak anda simak.
Aktris Pevita Pearce mendapat peran sebagai perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di perbatasan Indonesia dan Timor Leste dalam film Rumah Merah Putih. Wanita kelahiran tahun 1992 ini mengatakan banyak mendapatkan hal baru selama memerankan sebagai Maria Lopez di film yang berkisah tentang kecintaan Tanah Air anak-anak di perbatasan Indonesia. Simak kisahnya hanya di halaman cover story Selain itu, artikel yang tak kalah menarik lainnya, seperti Ragam Tradisi Unik Sambut Ramadan di Jawa, kemudian juga ada artikel Konjen Saud Krisnawan buka puasa pertama bersama warga di wisma Indonesia – Los Angeles.
Dan artikel yang tak kalah menarik lainnya datang juga dari dunia hiburan, seperti Cecep Arif Rahman dan Yayan Ruhiyan – Sosok Di Balik Film John Wick 3 Yang Sarat Budaya Indonesia, Bintang-bintang pencak silat Indonesia terus mewarnai jagad perfilman Hollywood. Kali ini, giliran pesilat andal Cecep Arif Rahman dan Yayan Ruhiyan dengan penampilannya di film John Wick: Chapter 3 – Parabellum.
Selain itu, kami juga menyuguhkan beragam artikel lainnya yang sayang untuk anda lewatkan. Baca selengkapnya hanya di Majalah Kabari Edisi 146.
Foto Cover: dok. Altov Tabloid bintang
Kabari merupakan majalah bulanan berbahasa Indonesia yang diterbitkan oleh California Media International, Inc dan didistribusikan secara gratis di seluruh wilayah Amerika Serikat.
Kantor Pusat 1788 19th Avenue, San Francisco, CA 94122
Tel: (415) 213-7327
Fax: (415) 294-7030
Kantor Cabang LA 731 N Beach Blvd, Ste 210. La Habra, CA 90631
Tel: (562) 383-2100
Kantor Cabang Jakarta Cempaka Putih Timur V No.15 Jakarta, Indonesia 10510
Tel: (021) 428-86112
Email redaksi: redaksi@kabarinews.com | Iklan : sales@kabarinews.com
penerbit
John oei
komisaris indonesia olina himayanti
dewan penasihat lisa tungka
direktur utama amerika indriati (vonny) oei
direktur utama indonesia anita setiawardi
penulis asban natawiJaya
penata artistik liemala helmi
video Fanie ekasyah
kontributor
riana k liptak
stanley chandra yanuar aZis
luluk Friedland
administrasi dewi liem
iklan dan pemasaran weina tanuwiJaya
sirkulasi peter Zhang
Aktris Pevita Pearce mendapat peran sebagai perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di perbatasan Indonesia dan Timor Leste dalam film Rumah Merah Putih.
Wanita kelahiran tahun 1992 ini mengatakan banyak mendapatkan hal baru selama memerankan sebagai Maria Lopez di film yang berkisah tentang kecintaan Tanah Air anakanak di perbatasan Indonesia.
“Selama akting pasti mau cari challenge baru dan ingin selalu bisa mengeksplor hal baru lagi dalam akting dan aku nemuin itu di film Rumah Merah Putih,” kata Pevita saat ditemui Kabari di kawasan kemang,
Jakarta.
Selain itu, menurut Pevita, dirinya juga banyak menemukan perubahan yang sangat menarik untuk di eksplor, seperti perubahan fisik, perubahan Bahasa yang digunakan,serta perubahan busananya.
Kesulitan yang dirasakan Pevita dalam film ini adalah bagaimana membawa pesan film ini kepada penonton agar bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat luas di Tanah Air.
“Kesulitannya, aku ngeliat itu sebagai sesuatu yang inspiring, mungkin dengan di daerah sana itu berbeda dengan di Jakarta tapi buat aku ini sesuatu yang eye opening
bahwa di Indonesia masih banyak tempat-tempat yang unik,” kata Pevita
Pevita juga dituntut mempelajari bahasa daerah Atambua NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Bahkan perannya sebagai mama-mama adalah pertama kalinya selama berkancah di dunia layar lebar.
“Aku juga mendapatkan bantuan dari guru yang di sana namanya Kakak Nato untuk bisa belajar bahasa Belu. Karena kita tahu Indonesia itu kaya sekali akan budaya jadi setiap kota walaupun satu daerah bahasanya beda,” ungkap Pevita.
Film Rumah Merah Putih produksi Alenia Picture ini
terinspirasi dari kejadian nyata dan memperlihatkan kecintaan Tanah Air oleh anak- anak perbatasan Indonesia. Berlokasi di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara. film ini menunjukkan kehidupan anakanak yang tinggal di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste.
“Rumah Merah Putih ini adalah yang menceritakan bahwa Indonesia ini adalah satu rumah dan rumah kita,itu kita sebut dengan rumah merah putih, tetapi di
dalam cerita filmnya ini pun nanti akan ada hubungannya bahwa setiap lagi 17 agustusan di daerah Antambua atau di daerah Timur, mereka mengecat rumah mereka merah putih untuk merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia,” pungkasnya.
Dengan demikian, Pevita pun berharap film Rumah Merah Putih bisa diterima masyarakat di seluruh Nusantara. Film ini direncanakan akan tayang pada tanggal 20 Juni 2019 mendatang. (Kabari1008)
Sejak memulai masa penugasannya di Los Angeles pada pertengahan bulan Maret, Konsul Jenderal RI Saud P. Krisnawan tak segan untuk turun gelanggang dan merajut tali silaturahmi dengan warga Indonesia pada berbagai kesempatan. Bertepatan dengan bulan Ramadan tahun ini, Konjen yang diakrab disapa Wawan ini pun mengundang warga untuk berbuka puasa bersama di Wisma Indonesia.
Kurang lebih 100 warga muslim Indonesia yang bermukim di wilayah Los Angeles dan California Selatan hadir untuk terlebih dahulu menunaikan ibadah shalat Tarawih pertama. Pada shalat Tarawih pertama tersebut, yang bertindak sebagai Imam sekaligus penceramah adalah Ustad Said Abud, tokoh Komunitas Masyarakat Islam Indonesia di Los Angeles dan sekitarnya. Dalam khotbahnya, Ustad Said Abud menekankan, agar Ramadan kali ini kiranya dapat dimanfaatkan untuk merajut kembali sekaligus memperkuat tali silaturahmi antar sesama warga bangsa. Ustad Said turut menggarisbawahi bulan Ramadan sebagai momentum untuk evaluasi diri.
Ramadhan 1440 H di Amerika Serikat, termasuk wilayah Los Angeles dan sekitarnya dimulai pada hari Senin (6/5). Selama satu bulan ke depan, masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Los Angeles dan sekitarnya akan berpuasa selama lebih dari 14 jam. Bulan Ramadan 1440 H ini jatuh pada musim semi sehingga waktu terbenamnya matahari sekitar pukul 20.00 waktu setempat. (Kabari1007)
Edisi bulan ini:
• Phuket Pulau Surga dan Destinasi Tingkat Dunia
• Mitos Berwisata di Thailand
• 50 Alasan Mengapa Bangkok No. 01
• Istana Kanazawa
• Sensoji
• Tempat suci bagi Indian Amerika - Monumen Nasional Devils Tower
• Kota Pegunungan Terbaik di Amerika
• Gunung Rushmore
Interaktif Majalah Tur Dunia Edisi 04 klik http://bit.ly/TurDu04\ Langganan daftar di TurDuniaGratis.com
Edisi bulan ini:
• Pembesaran Prostat Membawa Kecemasan Kaum Pria
• Ditemukan Terapi Kanker Pankreas
• 1 Di Antara 250 Pria Berpeluang Derita Kanker Testis
• Kenali Tanda-Tanda Menopause Pada Pria
• 6 Langkah Mengurangi Risiko Kanker
• Alasan Pria Malas ke Dokter
• Seberapa Penting Perawatan Kulit Untuk Pria?
• Kenapa Wanita Terlihat Lebih Tua dari Pria ?
• Awas, Bahaya Radiasi Mengintai
• Ini Dia 10 Makanan Antikanker
Interaktif Majalah Hidup Sehat
Edisi April 2019 klik http://bit.ly/HSApr2019
Langganan daftar di KabariGratis.com
Indonesia
memang merupakan sebuah negeri yang kaya akan adat dan budaya. Di Pulau Jawa saja, ada beberapa tradisi unik untuk menyambut Ramadan setiap tahunnya. Berikut beberapa di antaranya:
Setiap tahunnya, Keraton Kasepuhan (Cirebon, Jawa Barat) menyambut masa Ramadan dengan tradisi memukul bedug secara bertalu-talu atau yang juga dikenal dengan Drugdag. Acara tersebut diawali dengan ibadah sholat ashar berjamaah di Langgar Agung yang dihadiri oleh Sultan Kasepuhan, para abdi dalem, dan warga setempat. Sesudah itu, Sultan disertai abdi dalem berjalan menuju Bedug Samogiri yang terletak di sisi langgar tersebut. Setelah menerima kentong dari abdi dalem, Sultan mengucap syukur kepada Sang Khalik dan berdoa untuk masa depan yang lebih baik. Sang Raja Keraton Kasepuhan lantas membunyikan bedug secara bertalu-talu sebagai tanda dimulainya Ramadan. Setelah itu, para abdi dalem bergantian memukul bedug untuk menandai waktu berbuka dan sahur.
gembrong Liwet Di SumeDang
Sementara itu, warga Sumedang (Jawa Barat) mengadakan Gembrong Liwet untuk menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi tersebut biasanya dilaksanakan satu minggu sebelum memasuki bulan puasa. Gembrong Liwet telah dilakukan secara turun-temurun. Budaya tersebut dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur
warga atas segala nikmat karunia yang diberikan oleh Tuhan YME. Dalam acara ini, warga menikmati hidangan nasi liwet beserta lauk-pauknya tanpa ada perbedaan status golongan di tengah masyarakat yang juga bertujuan untuk melebur perbedaan dan semakin memupuk kebersamaan antar warga.
grebeg apem Di jombang
Grebeg apem,sebuah tradisi mengarak gunungan kue apem menyambut awal bulan Ramadan kembali digelar di Jombang, Jawa Timur. Biasanya, dalam hitungan menit, ribuan kue apem yang ditata dalam bentuk gunungan ludes diperebutkan masyarakat. Mereka rela jatuh bangun untuk mendapatkan penganan berbahan nonberas yang diyakini membawa berkah dalam tradisi yang menandai dimulai bulan suci Ramadan tersebut. Jajanan apem (berasal dari bahasa Arab ‘afwan’ yang artinya meminta maaf) merupakan simbolisasi dari permintaan maaf dan budaya saling memaafkan sebelum memasuki bulan puasa. (Kabari1007)
bajong banyu Di mageL ang
Setiap menjelang bulan suci Ramadan, warga Magelang (Jawa Tengah) menggelar Bajong Banyu. Tradisi ini berupa perang air yang diikuti oleh warga setempat. Perhelatan kebudayaan tersebut diawali kirab warga yang telah berpakaian adat Jawa berjalan menuju sumber mata air. Kirab dilengkapi lantunan musik gamelan gending Jawa. Sesampai di sumber mata air, mereka melakukan doa sebagai rasa syukur kepada Tuhan YME atas anugerah air yang melimpah. Usai doa, acara dilanjutkan dengan pengambilan air Pawitra (suci) yang kemudian dimasukkan ke dalam kendi-kendi untuk dibawa kembali. Sebagai puncak kegiatan, seluruh warga yang hadir saling melempar air yang sudah dituang ke dalam plastik, ember, maupun gayung. Tradisi Bajong Banyu dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai simbol untuk melebur kesalahan antar warga. Warga saling memaafkan sehingga saat menjalankan puasa nantinya masing-masing dalam keadaan bersih, mulai dari hati, pikiran dan perbuatan
Presi Mandiri dulunya adalah bekerja sebagai wartawan di perusahaan media asing yang berkantor di Jakarta. Namun seiring berjalannya waktu ia merubah passion-nya dengan membuat tas berbahan kanvas yang bertajuk sackai.
Awalnya ia hanya ingin membuat tas untuk dirinya sendiri, namun karena orang di sekelilingnya menyukai tas buatan Presi, ia mulai menjualnya. Bermodalkan
lima juta rupiah, kini Presi sudah memasarkan produknya di pusat perbelanjaan bahkan sampai ke luar negeri. Bukan keuntungan besar yang diincarnya. Ia dan suaminya hanya ingin melakukan sesuatu yang mereka sukai, yang katanya sesuai dengan passion mereka.
Produk ini merupakan pembuatan tas berbahan dasar kanvas dengan bentuk yang lebih kasual dan menampilkan ilustrasi original dengan melalui teknik manual sablon.
“Jadi dari pengenalan bahan kanvas, dari model-model tas terus kita mulai belajar bagaimana membuat tas kanvas itu sendiri sampai akhirnya saya punya tukang jahit untuk bisa mentransfer ide-ide desain kami,” ungkap Presi kepada Kabari di Kawasan Jakarta Selatan.
Pada tahun 2014, Presi bersama sang suami Toto Prastowo memberanikan diri untuk mencoba peruntungannya melalui sosial media.
“Awalnya kita jualan melalui online dan ternyata responsnya cukup baik lalu peningkatannya setiap bulan selalu meningkat akhirnya di tahun 2015 keluar dari kantor dan sampai sekarang beralih
serius menjalani bisnis ini,” imbuh Presi.
Selain tas, persi juga menawarkan jenis produk lainnya, seperti dompet, pouch dan beragam model tas seperti ransel tote bag hingga tas los body.
“Kita berusaha sekreatif mungkin membuat yang utamanya tidak terlalu banyak di pasaran.,” imbuhnya. Kualitas yang ditawarkan dari setiap produknya ialah mengutamakan kekuatan pada gambar ilustrasi, menurutnya kreativitas tersebut tidak dimiliki oleh produsen tas lain.
“Kita berusaha untuk membuat bentuk tas yang lebih inovatif dalam mengadaptasi kebutuhan pemakai dan
desain kita lebih sederhana, lebih fungsional dan juga tanpa melupakan style daripada model tas itu sendiri,” imbuh Presi.
Menurutnya, keistimewaan lainnya dari produknya adalah bentuk tasnya yang unik serta ilustrasi gambar yang tidak dimiliki oleh produk lain, selain itu Presi juga membatasi jumlah produksinya “Artinya ketika satu jenis tas kita sudah buat dengan kuantiti tertentu, jika sudah habis, kita tidak ulang.
Kita tidak berproduksi ulang jadi kita memilih untuk membuat desain baru dan memproduksi produk baru,” pungkasnya. (Kabari1008)
60 Fakta Kesehatan Mutakhir: http://www.kompasiana.com/amriltg/membedah-60-fakta-kesehatan-mutakhir_5774842f4123bd29048b4581
Ilmu Neurosains Modern: http://www.kompasiana.com/amriltg/membedah-60-faktakesehatan-mutakhir_5774842f4123bd29048b4581
MUTIARA PENGETAHUAN KEDOKTERAN MODERN
PEMESANAN BUKU:
Mutiara Pengetahuan Kedokteran Modern
Judul : MUTIARA PENGETAHUAN KEDOKTERAN MODERN
Penulis : Dr. Taruna Ikrar, MD, MPharm, PhD Penerbit : PT. Cempaka International Harga : Rp45.000 atau $ 5 (Cara Pemesanan: Silahkan lihat Alamat & informasi lengkap pemesanan dibawah) juga bisa pembayaran dengan Credit Card (PayPal, Visa, dll).
Mutiara Pengetahuan Kedokteran Modern: http://netsains.net/2013/03/mutiarapengetahuan-kedokteran-modern/
GAGASAN INDONESIA MODERN BERBASIS NEUROLEADERSHIP
Judul : GAGASAN INDONESIA MODERN BERBASIS NEUROLEADERSHIP
Penulis : Dr. Taruna Ikrar
Penerbit : NeuroLeadership
Harga : Rp99.000
Pemesanan : https://leadership.id/item-detail/gagasan-indonesiamodern-berbasis-neuroleadership
A) Pemesan Berdomisili di INDONESIA: Telpon: (021)-428-86112, Email: john@kabarinews.com
B) Pemesan Berdomisili di USA: Silahkan Pesan secara online:
a). Kantor Pusat: 1788, 19th Avenue, San Francisco, CA 94122, Telp. (415) 213-7323, Fax: (415) 294-7030, Email: redaksi@kabarinews.com
b). Kantor Cabang Los Angeles: 731 N Beach Blvd, Ste 210, La Habra, CA 90631, Telp. (562) 383-2100 Email: sales@kabarinews.com
Sebagai bagian dari dunia, bangsa Indonesia sedang mengalami perubahan yang sangat cepat. Jauh lebih cepat dibandingkan dengan yang pernah kita bayangkan sebelumnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena adaptasi teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari. Hadirnya teknologi informasi di satu sisi membuat kehidupan lebih mudah dan dinamis, tapi di sisi lain juga turut memberikan efek negatif bagi kehidupan. Fenomena hoax, meningkatnya tindak kejahatan, perubahan perilaku sosial adalah merupakan beberapa contoh dampak negatif dari pemanfaatan teknologi informasi tersebut.
Oleh karena itu, agar pemanfaatan teknologi informasi dapat menjadi lebih bermanfaat dan mengurangi dampak negatif, diperlukan kebijaksanaan dalam mengelola informasi, serta memiliki penguasaan diri terhadap informasi yang beredar. Pemahaman ini tentu harus bersumber dari basic knowledge yang tepat serta keterampilan dalam memanfaatkan pikiran dan otak sebagai sarana utama kehidupan.
Bintang-bintang pencak silat Indonesia terus mewarnai jagad perfilman Hollywood. Kali ini, giliran pesilat andal Cecep Arif Rahman dan Yayan Ruhiyan dengan penampilannya di film John Wick: Chapter 3 – Parabellum. Dalam film tersebut, kedua pesilat asal Tanah Pasundan tersebut berperan sebagai Shinobi 1 dan Shinobi 2. Keduanya merupakan murid dari Zero, yang diperankan oleh aktor Mark Dacascos. Beberapa tahun terkahir, silat terlihat sangat diminati di dunia perfilman Hollywood. Sebut saja Cecep dan Yayan yang sebelumnya pernah terlibat di film Star Wars: The Force Awakens dan juga Iko Uwais dalam film Mile 22
Pada salah satu adegan film laga yang disutradarai oleh Chad Stahelski ini, karakter John Wick yang diperankan oleh Keanu Reeves melawan karakter Cecep dan Yayan itu dengan menggunakan sejumlah jurus silat dan juga dialog singkat dalam Bahasa Indonesia. Berbeda dengan musuh John Wick lainnya yang banyak menggunakan senjata api, Shinobu 1 dan Shinobu 2 menggunakan senjata tradisional Nusantara yang berupa karambit. Dalam sebuah wawancara dengan salah satu media online, Keanu mengungkapkan bahwa ia mengenal Cecep dan Yayan sebagai pesilat yang luar biasa dari penampilan mereka di film The Raid.
nyata VS maya
Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Kabari News beberapa tahun silam, Cecep sempat menanggapi pandangan awam bahwa silat mengandung unsur kekerasan, ia berkata, “di silat harus ada kekerasan karena bagaimana kita bisa struggle dengan hidup kalau kita tidak belajar hal yang keras juga.”
Meskipun mahir dalam bersilat di dunia nyata, Cecep mengaku harus mempelajari efek hiperbola aksi-reaksi yang ditunjukkan seorang aktor dalam adegan silat di layar lebar. “Walaupun hanya 50% atau 30% tenaga yang dikenakan, kita harus pikir bahwa tenaga yang dikenakan itu 100%,” ujarnya saat menjelaskan efek hiperbola yang dimaksudkannya. Menurutnya, gerakan silat dalam film juga sering kali dikembangkan dengan berbagai gerakan akrobatik yang ditampilkan sebagai pemanis. (Kabari1007)
Interaktif Majalah Digital Kabari
Edisi 145 klik http://bit.ly/Kabari145
Langganan daftar di KabariGratis.com
Edisi bulan ini:
• Mantan Manten, Atiqah Hasiholan Makin Kenal Budaya Sendiri
• Film Mantan Manten: Hadirkan Kisah Wanita Karir Yang Kental Budaya
• Pemilihan Umum di Los Angeles – Pesta Demokrasi Bukan Sekedar Nama
• Jokowi-Ma’ruf dan PSI Unggul di Wilayah PPLN Los Angeles
• Ibu Negara RI Ke-4 Pimpin Dialog Kebangsaan dan Toleransi di Los Angeles
• Inayah Wahid: Jangan Hanya Jadikan Milenial Sebagai Objek Semasa Pemilu
• Berawal Dari Hobi, Wanita Ini Sukses Bisnis Tas Unik Kombinasi Batik dan Kulit
• Menandai 30 Tahun Berkarya, Shafira Tampilkan Koleksi Terbaru di IFW 2019
• Liwetan Menikmati Rasa Kebersamaan
• Minuman Ini Tawarkan Ragam Manfaat Untuk Kesehatan
Belum lama ini, Netflix merilis serial terbarunya yang berjudul Street Food. Serial dokumenter tersebut disutradarai oleh David Gelb. Sebelumnya, David pernah menyutradarai 2 dokumenter kuliner produksi Netflix yang berjudul Jiro Dreams of Sushi dan Chef’s Table. Jiro Dreams of Sushi merupakan sebuah dokumenter yang mengikuti perjalanan hidup dan aktivitas keseharian seorang koki sushi oktogenarian bernama Jiro di Jepang. Sementara itu, Chef’s Table menampilkan sederet koki restoran ternama di dunia berikut hidangan andalannya.
Sedikit berbeda dengan karya-karya David sebelumnya, Street Food mengeksplorasi beragam makanan jalanan di sembilan kota yang tersebar di Asia. Adapun kuliner yang menjadi sorotan berasal dari kedaikedai pedagang kaki lima di kota Bangkok, Thailand; Osaka, Jepang; New Delhi, India; Yogyakarta, Indonesia; Chiayi, Taiwan; Seoul, Korea Selatan; Singapura; dan Kota Cebu, Filipina. Setiap episode mengeksplorasi budaya dan sejarah kota melalui makanan yang dikonsumsi dan diminati oleh warga setempat.
Selain menggugah selera audiens, Street Food juga menjelaskan hubungan antara makanan dan kehidupan orang-orang yang membuatnya. Dokumenter tersebut juga berulang kali menampilkan unsur tradisi dan konsistensi sebagai tema besar yang diusung oleh kebanyakan penjual makanan jalanan tersebut. Dari kisah beberapa legenda lokal yang ditampilkan, membuat makanan jalanan pada umumnya berawal dari sebuah keperluan untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Namun, seiring berjalannya waktu, proses tersebut menjadi sebuah tradisi dalam keluarga mereka. Mereka juga seringkali merasa kuliner jalanan buatan mereka merupakan sarana untuk berbagi sukacita dengan komunitas mereka.
Street Food juga menunjukkan betapa banyaknya kaum wanita lanjut usia yang menjadi legenda makanan jalanan tersebut. Pada episode yang berjudul Yogyakarta, misalnya, Street Food menampilkan sosok Mbah Lindu yang telah membuat dan berjualan gudeg selama 86 tahun tanpa mengubah resepnya. Dokumenter tersebut juga menghadirkan sosok Mbah Satinem, sang penjual jajanan pasar yang legendaris. (Kabari1007)
Sejak awal Mei, Netflix kembali melancarkan kampanye untuk Emmy Awards 2019. Selain untuk mempromosikan serial televisi produksinya, sederet acara diselenggarakan untuk merebut hati anggota TV Academy and Guilds yang memiliki hak pilih agar dapat masuk dalam daftar nominasi ajang penghargaan bergengsi untuk insan pertelevisian Amerika Serikat (AS) tersebut.
Selain mengirimkan DVD serial tv dan mengadakan panel dengan sineas yang terlibat seperti halnya stasiun tv lainnya, Netflix menggunakan strategi untuk mendulang suara pemilih melalui sederet acara yang berlangsung setiap hari selama sebulan. Untuk merealisasikannya, pihak Netflix menyulap Raleigh Studio menjadi ruang bioskop dan ruang pameran. Di ruang bioskop yang dapat menampung sebanyak 400 orang tersebut, hadirin disuguhi episode terkini dari setiap serial yang diproduksi oleh Netflix. Selepas menonton, mereka diajak untuk mendengarkan panel yang dihadiri oleh aktor dan aktris Hollywood yang membintangi serial tersebut serta beberapa tamu spesial, seperti Martin Scorsese, Oprah Winfrey, Quincy Jones, Bruce Springsteen, David Lettterman, Ellen DeGeneres,
dan Ava Duvernay. Panel-panel tersebut didedikasikan untuk serial Netflix baik yang lama maupun yang baru, seperti Bodyguard, House of Cards, Ozark, The Umbrella Academy, Chilling Adventures of Sabrina, Russian Doll, The Kominsky Method, GLOW, Patriot Act with hasan Minhaj, BoJack Horseman, serial dokumenter Our Planet dan Street Food serta masih banyak lagi. Tahun ini, pihak Netflix juga akan mengadakan beberapa acara dan panel tematik, misalnya Rebels and Rulebreakers, Scene Stealers, Netflix Is A Joke, Change in Focus, dan Food Day. Sembari menikmati sajian kuliner yang dihidangkan di ruang pameran, hadirin dapat mengamati dan berswafoto dengan berbagai props (perlengkapan syuting) dan kostum asli yang digunakan dalam proses pembuatan setiap serial tv yang dipromosikan.
Sejak tahun 2017, Netflix secara rutin menggelar kampanye Emmy Awards secara besar-besaran. Pada tahun pertama, perusahaan streaming raksasa tersebut memecahkan rekor kampanye Emmy Awards yang termahal dan paling ambisius sepanjang sejarah pertelevisian di Amerika Serikat. Strategi kampanye Netflix agaknya mulai membuahkan hasil. Tahun lalu, Netflix berhasil mendulang nominasi Emmy Awards terbanyak dibandingkan saluran tv lainnya. (Kabari1007)
Keluarga Besar Kabari, mengucapkan:
Wishing you a blessed and joyous Eid.
Mohon Maaf Lahir dan Batin.Digital Magazine
Digital Magazine with Video E-News Email
Written Articles in KabariNews.com
Copy & Paste from other Medias
Number of Videos (YouTube)
Number of Video Viewers (YouTube)
Number of Video Subscribers (YouTube)
Webinar
Livestream
Social Media
Facebook Subscribers: Ikut Kabari Amerika Kabari Magazine
Urban Kabari (English)
KabariNews.com in Ranking.com
KabariNews.com in Alexa.com
Catastrophe
Tak mau kalah dengan Netflix sebagai kompetitor utamanya di dunia televisi streaming, Amazon Prime turut mengadakan sederet acara untuk mengampanyekan program-program andalannya. Tahun ini, pihak Amazon Prime memilih Hollywood Athletic Club untuk mengadakan kampanye Emmy Awards 2019 dengan mengundang para pelaku industri hiburan dan perwakilan media di Hollywood.
Acara yang bertajuk Prime Experience tersebut difokuskan untuk mempromosikan programprogram andalan Amazon di ajang
Emmy Award tahun ini, seperti serial The Marvelous Mrs. Maisel dan Homecoming. Kali ini, Prime Experience juga menampilkan pameran berbagai objek yang khas dan menarik dari serial Tom Clancy’s Jack Ryan, A Very English Scandal, Good Omens, Hanna, Fleabag, The Man in the High Castle, The Romanoffs, dan Catastrophe. Melalui beberapa fitur teknologi dan inovasi baru yang disediakan, tamu undangan juga seolah diajak untuk mengalami secara langsung dunia masing-masing serial tersebut. Selain itu, undangan juga diajak untuk menghadiri panel-panel diskusi dengan berbagai topik behind the scene yang membahas tentang fashion, stunt, dan masih banyak lagi.
Di antara pameran Prime Experience tahun ini: penggemar serial The Marvelous Mrs. Maisel dapat menaiki mobil yang disopiri oleh Susie dan selanjutnya menikmati indahnya pemandangan sembari mendayung perahu di Catskills. Sementara itu, pemirsa serial Tom Clancy’s Jack Ryan dapat mengasah kemampuan analisa dan mengikuti pelatihan fisik untuk menjadi seorang agen rahasia sebagaimana seorang Jack Ryan.
Di ruangan yang didedikasikan untuk serial Good Omens, pengunjung dapat membaca buku Nice and Accurate Prophecies karya Agnes Nutter dan mengunjungi toko buku bekas milik Azriphale. Tamu undangan juga diajak untuk
memasuki lorong waktu dan mengunjungi kantor Heidi Bergman dari serial Homecoming, Café Guinea Pig dari serial Fleabag, hutan musim dingin dari serial Hanna, dan juga ruang sidang dari serial A Very English Scandal. Berbagai sponsor acara juga menyediakan paket tata rias rambut dan wajah secara cumacuma untuk tamu Prime Experience. (Kabari1007)
1. Tur Guide berbahasa Indonesia/ Inggris.
2. Private Tur di Amerika dan Kanada: Supir berbahasa Indonesia dengan Mobil/Van/ Bis.
3. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Tur Program di Beberapa Negara di Asia Tenggara dengan Harga Grosir.
4. Sebelum Pulang ke Indonesia: Spesial Reuni Tur Program dengan Teman dan Famili Anda dari Indonesia.
5. Kantor di San Francisco, Los
Angeles (La Habra) dan Jakarta.
6. Karyawan berpengalaman lebih dari 20 tahun.
7. Endorsed oleh California Media International, Inc (Penerbit Majalah Kabari, Majalah Tur Dunia dan Majalah Joint VentureHidup Sehat).
8. Harga Grosir untuk Tur ke Asia Tenggara = Joint Venture dengan Perusahaan Tur Wholesale yang berdomisili di Jakarta, Worldlinks Indonesia, dimana Program Tur hanya dijual melalui agen-agen travel ritel di Indonesia.
Film Avengers: Endgame tampil bak reuni karakter-karakter ikonik komik Marvel, mulai dari Captain America, Doctor Strange, Hulk, Iron Man, Thor hingga Thanos. Di tengah tingginya animo masyarakat di Tanah Air akan Endgame yang belum lama ini dirilis di bioskop, Is Yuniarto menginterpretasikan tokoh-tokoh Avengers tersebut dengan sentuhan Nusantara, lebih tepatnya era Kerajaan Majapahit. Is Yuniarto menamakan mengganti nama Avengers dengan Adiwira Wilwatikta. Adi memiliki kesamaan arti dengan Superior, Wira berarti Hero, dan Wilwatikta yang berarti Majapahit. Menurut kisahnya, tim Adiwira Wilwatikta hidup pada era Kerajaan Majapahit antara akhir 1300an hingga tahun 1500an. Selain menggambar, illustrator berbakat asal Indonesia tersebut juga menuliskan kisah latar belakang karakternya masingmasing. Berikut beberapa tokoh Adiwira Wilwatikta yang terinspirasi dari karakter Avengers:
Tano Sukhbataar, seorang mantan Jenderal Mongol yang berambisi untuk membalas kekalahan pasukan Tartar di Jawadwipa puluhan tahun sebelumnya. Ia bersumpah akan menghancurkan Kerajaan Wilwatikta. Pasukan di bawah kepemimpinannya tidak pernah gagal menakklukan benteng lawan. Kini, Jenderal Tano membawa pasukan tempurnya ke Jawadwipa untuk mencari mustika bintang semesta yang konon dapat memberinya kekuatan magis.
Mahatabib Shutarangga, seorang tabib istana yang pernah mengalami penyakit aneh yang tidak bisa diobati. Konon, ia mencari kesembuhan hingga ke negeri jauh di pegunungan Tibet dan berhasil kembali ke Jawadwipa demi membaktikan hidupnya untuk rakyat. Kini, Mahatabib Shuta tidak hanya menyembuhkan pasien, tetapi juga kerap melakukan pengusiran roh jahat. Ia menguasai jurus tapak ragasukma dan memiliki pusaka batu semesta bintang hijau.
Senopati Satya Roja, salah satu prajurit yang mendampingi Raden Wijaya sejak Wilwatikta didirikan. Suatu saat ketika mengejar musuh, Satya Roja terkena jurus tapak beracun dari gembong pemberontak Tengkorak Abang. Ia terjatuh ke kawah Gunung Wilis dan tubuhnya menjadi membeku seperti batu. Tujuh puluh tahun kemudian, efek racun tersebut sirna dan Satya Roja kembali menyandang perisai Surya Wilwatikta bercorak panji kerajaan merah putih untuk mengabdi pada keturunan Raden Wijaya, yaitu Sang Rajasanegara Hayam Wuruk. (Kabari1007)
Menurutnya wanita di segala usia itu cantik dan untuk menampakkan kecantikan dari luar butuh sesuatu yang berkualitas. Karena itu didirikanlah Flower Beauty yang merilis produkproduk kecantikan.
Wanita kelahiran 22 Februari 1975 ini mendirikan Flower Beauty di tahun 2013. Ide ini muncul karena ketertarikannya dengan tata rias sejak kecil. “Sejak umur 6 tahun, saya sudah berada di lokasi syuting dan melihat para artis di rias. Rasanya ajaib melihat mereka berubah dari wajah yang capek menjadi cantik dan bersinar,” ujarnya. Semua wanita pasti suka berdandan tapi kadang tak bisa membeli kosmetik yang mahal dan butuh pemakaian ekstra. Misi Flower Beauty adalah membuat kosmetik yang berkualitas, tapi sederhana, dan menarik sehingga semua wanita bisa memakainya dengan mudah. Menjadikan dandan itu fun!
Artis, model, produser, penulis dua autobiography, entrepreneur dan ibu dua anak ini mengatakan keinginannya memiliki sendiri produk kosmetik itu mulai berkobar sejak bergabung di Covergirl. Setelah menyelesaikan sekitar delapan tahun kontrak sebagai model dan Co-Creative Director di Covergirl, kini saatnya Drew mulai serius mewujudkan keinginannya memiliki perusahaan kosmetik sendiri. “Aku banyak mendapat ilmu saat di Covergirl. Mulai dari belajar kampanye, membuat konsep, marketing bahkan fotografi. Selesai kontrak dari situ, aku merasa mesti melakukan sesuatu yang memang aku suka. Bukan hanya aji mumpung mengikuti bisnis yang sedang tren,” papar wanita yang mulai dikenal di film E.T. the Extra-Terrestrial (1982) ini. Kosmetik Flower Beauty dijual eksklusif di Walmart di Amerika, Superdrug di Inggris dan Well.ca di Kanada. Mengapa memilih tiga tempat itu untuk pemasarannya,
karena pangsa Flower Beauty adalah wanita segala kalangan. Sehingga harganya pun terjangkau. Kosmetik ini juga lebih mengacu untuk tata rias yang ringan serta perawatan muka seperti masker wajah. Khusus masker wajah, Drew bekerja sama dengan sebuah perusahaan di
Korea Selatan yang memasarkan Jayjun. Alasan mengapa Drew memasarkan di Amerika karena, “I’m obsessed with them!’ Menurutnya masker ini sangat bagus membuat kulit segar, kenyal dan tidak kering.
Dalam memasarkan produknya, Drew tidak hanya bertindak sebagai penanam modal dan pengawas saja. Tapi ikut bekerja keras di dalamnya. Dari mulai mencari dan membuat bahannya, mengecek laboratorium, sampai pemasarannya. Selain itu juga rajin mencari inovasi baru agar tidak ketinggalan Zaman. “Penuh tantangan dan melelahkan,” kata salah satu bidadari cantik di film Charlie’s Angels (2000) yang film terbarunya saat ini tayang di Netflix, Santa Clarita Diet.
Bagi Drew, rasa lelah itu terbayar jika melihat produknya rilis dan disukai oleh pembeli. Untuk pemasarannya, selain Drew mengawasi sendiri terbang ke Inggris dan Kanada, juga memasarkan di Instagram. Menurutnya kalau bukan karena untuk pemasaran, barangkali dia tidak akan kenal Instagram. Karena Drew tidak suka posting kehidupannya di media sosial. “Aku menghargai media sosial untuk urusan bisnisku sekarang ini.” Selain untuk memasarkan produknya, juga ajang berkomunikasi dengan para pembeli serta dapat belajar dan berbagi inspirasi. (Kabari1004)
Berawal dari melihat sampah yang bertebaran dan mengapung di pantai, akhirnya jadilah perusahaan air minum eco-friendly, Just Water, yang kemasannya ramah lingkungan.
Kepedulian lingkungan anak aktor Will Smith ini pantas diacungi jempol. Dengan dukungan ayahnya maka idenya pun dapat terwujud. Saat Jaden berumur 10 tahun. kegemarannya surfing di laut, dia melihat banyak botolbotol plastik mengapung. Itu membuatnya sedih. Lalu diceritakan pada orang tuanya dan meminta bagaimana caranya agar dia dan orang tuanya dapat melakukan sesuatu untuk membersihkan laut.
Di balik penampilannya yang cuek, ternyata Jaden Christopher Syre Smith, kelahiran 8 Juli 1998 ini cukup peka dengan lingkungan
sekitar. Bahkan ayahnya sendiri mengaku kaget melihat anak umur 10 tahun sudah peduli melihat sampah-sampah botol mengapung dan ingin melakukan sesuatu untuk membersihkannya. Sekarang ini Jaden sudah bisa menjalankan dan bertanggung jawab sendiri dengan perusahaan dan produk yang dihasilkan. Ayah dan ibunya, Jada Pinkett, hanya sesekali mendampingi.
Mengutip Will Smith saat di wawancara Associated Press, perusahaan ini lahir dari ide sederhana anak yang mencintai laut. Anak ini ingin laut itu bersih dari sampah terutama botol-botol plastik. Sampah tentunya akan mencemari air. Karena itulah diciptakan produk air bersih yang dikemas dalam botol yang ramah lingkungan. Bukan terbuat dari plastik tapi dari bahan kertas dan tebu.
Mereka tidak ingin mengandalkan nama beken. Karena mereka selebriti sehingga cepat ditengok dan sukses. “Kami ingin orang tahu dan membeli produk ini karena mereka peduli terhadap produknya dan peduli lingkungan,” ujarnya. Mereka menginginkan perusahaan yang dibangun sejak tahun 2015 ini pemasarannya tanpa embel-embel mencantumkan nama mereka. Misinya adalah orang-orang dapat menerima produk ini bukan karena selebriti yang menjualnya.
Saat ini Jaden aktif melakukan kampanye Just Water di sekolah-sekolah sambil berbicara tentang bahayanya sampah plastik, polusi, serta cara penanggulangannya. Salah satunya dengan membuat botol air minum lebih ramah lingkungan dan mudah menyatu kembali ke alam. Botol Just Water sebagian besar terbuat dari kertas dan tutupnya dari tebu. Mudah didaur ulang dan dapat digunakan berulang kali. Just Water ini di pasarkan di Whole Foods di Amerika, selain dapat dibeli secara online dan langsung dari situsnya, www.justwater.com., dengan harga terjangkau.
Jaden yang dikenal sebagai penyanyi, rapper, penulis lagu dan aktor ini memulai debutnya di film The Pursuit of Happyness (2006) kemudian berturut-turut di film The
Day The Earth Stood Still (2008), The Karate Kid (remake, 2010), The Good Lord Bird (2014) dan yang terakhir di main di film Netflix Original, The Get Down dan pengisi suara di Neo Yokio. Sekarang ini kesibukannya lebih berfokus pada musik dan mempromosikan Just Water. Kegiatan terbarunya adalah bekerja sama dengan First Trinity Missionary Baptist Church di Flint, Michigan membawa sistem penyaringan air untuk menyaring dan membersihkan timbal dan polusi dari air yang ada di Flint. Sehingga penduduk di sana mendapatkan air layak minum. (Kabari1004)
Band asal Yogyakarta, The Rain, menyelenggarakan syukuran atas peluncuran single terbaru bertajuk “Upaya Maksimal” bertepatan dengan bulan puasa.
Dalam kesempatan tersebut, The Rain yang terdiri dari Indra Prasta (vokal utama, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal), sekaligus menggelar buka puasa bersama The Rainkeepers (sebutan untuk fans The Rain) dan temanteman media.
“Sudah enam tahun berturutturut kami buat acara buka puasa bersama dengan teman-teman Rainkeepers dan teman-teman media. Sama seperti tahun lalu, tahun ini juga kami barengi dengan launching single baru kami yang
berjudul Upaya Maksimal. Momen Ramadan ini memang rasanya waktu yang paling tepat untuk mengucap syukur dan bersilaturahmi dengan teman-teman, bahkan The Rainkeepers ada yang hadir dari luar kota”, ucap Iwan.
The Rain adalah satu dari sedikit band di Indonesia yang bertahan selama lebih dari 17 tahun, tanpa adanya pergantian personel. Pernah mengalami masa pasang surut dalam bermusik dari bergabung di major label hingga kini menempuh jalur independen, The Rain bangkit dan menemukan arah baru. Walau lagu-lagu
The Rain melankolis, namun dengan pembawaan yang berbeda. Terasa ringan, easy listening, dan dengan lirik yang dalam. Identitas baru pun semakin mengukuhkan posisi The Rain di industri musik tanah air.
“Tentunya kami pernah mengalami masa jaya era rilisan fisik hingga menghadapi revolusi industri musik digital. Kini di jalur indie pun kami menikmati prosesnya dan belajar bagaimana mempersiapkan materi lagu yang bisa diterima pasar musik Indonesia,” timpal Aang.
Karya-karya The Rain pun hadir lintas generasi. Dari lagu Dengar Bisikku (2003) hingga Terlatih Patah Hati (2013). Dari Tolong Aku (2005) hingga Gagal Bersembunyi (2015). Hingga saat ini, The Rain telah merilis enam album studio yang semuanya hadir dalam format fisik dan digital.
Lagu Upaya Maksimal, The Rain kembali dengan lirik lagu yang sederhana nan menyentuh hati. Uniknya, sebagian lirik lagu ini ditulis Indra saat sedang berada di perjalanan naik KRL commuter line. Bagi Indra yang terbiasa kemana-mana bawa buku tulis kecil dan pena,
kereta adalah salah satu tempat yang membuat pikirannya berkelana untuk menciptakan lagu.
Di lagu ini, untuk pertama kalinya The Rain menggunakan Ukulele dan Mandolin (alat musik petik tradisional), membuat lagu ini terasa berbeda dibanding lagu-lagu The Rain sebelumnya.
Dalam launching single tersebut, sebagai kejutan kepada fans yang hadir, The Rain perdana mempertontonkan video klip Upaya Maksimal. Sebuah kisah cinta yang disuguhkan The Rain melalui cara yang unik yaitu lewat sepasang sepatu. Jalan cerita yang apik dari kisah video klip ini sukses membuat fans tersenyum. “Video klip ini adalah prekuel dari single sebelumnya. Konsepnya kami pikirkan bersama tim manajemen kami. Lalu ide ini muncul, yang pada akhirnya kita menemukan ada benang merah cerita di antara lagu-lagu kami,” lanjut Indra.
Karakter Jono dan Mira yang sudah dikenalkan The Rain di video klip Rencana Berbahaya, hadir di ending video klip. Kisah persahabatan antara Jono dan Mira yang berujung perasaan sayang itu kembali membuat kita gemas, sama seperti cerita di balik layar pembuatan video klip ini.
“Yang lucunya, konsep video klip ini tidak sempat kami ceritakan ke model perempuannya yaitu Intan Melodi. Jadi Intan datang ke lokasi syuting sudah pake Make-Up dan bawa banyak kostum. Ternyata gambar yang diambil sebagian besar adalah kaki dan sepatu”, ungkap Ipul. (Kabari1008)
Kopi merupakan bahan minuman yang banyak diminati oleh sebagian kaum milenial, minum kopi bukan soal rasa melainkan tampilan kopi itu sendiri. Kopi bukan sekedar gaya hidup tetapi tren yang akan selalu berubah dan berkembang setiap waktu.
Di antara banyaknya kedai kopi kekinian, Ngoepilah hadir dengan konsep rumahan tempat nongkrong anak muda untuk kebersamaan.
Adit, seorang anak muda yang punya hobi minum kopi dan jatuh hati pada kopi kemudian bersama teman-temannya yang tergabung dalam band musiknya mendirikan tempat ngopi ala rumahan Adit pun berkisah bagaimana awalnya mendirikan kedai kopi yang dirintis bersama teman-temanya sejak 28 April 2016 yang silam.
“Kita bosen dengan kegiatan sebelumnya , basicnya adalah anak band yang terus main di café, pada suatu saat menemukan titik jenuh dengan kegiatan tersebut, akhirnya tercetuslah membuat kedai kopi bersama temen-temen dengan nama Ngoepilah,” ujar Adit saat wawancara bersama Kabari di Kedai Kopi Ngopilah, Sumur Batu, Jakarta Pusat. Memilih bisnis kuliner kedai kopi, menurutnya, hal yang paling mendasar karena hobi mampir ke kedai kopi untuk mencicipi kopi racikan.
“Awal mulanya minum kopi biasa, kita sering minum kopi di kedaikedai, nah di situlah kami tercetus untuk buat kopi, seru nih kalau kita buka coffe shop, kita bingung mau kemana, akhirnya datang ke tempat temen liat dia bikin manual meracik kopi,” imbuhnya.
“Nah, di situlah pertama kali saya tertarik, bukan dengan kedainya tetapi konsep bikin kopi secara manual, akhirnya belajar otodidak dan lama-lama munculah ide, kenapa ga kita buka sekalian karena juga udah sering belajar,” terang Adit. Karena kecintaannya terhadap kopi akan cita rasa dan cara pembuatannya yang unik, ini alasan
utama Adit dan temannya membuka kedai kopi.
Menurut adit, untuk menghasilkan bahan kopi pilihan dan menjadikan ini sebuah keunggulan cita rasa kopi di kedai miliknya, ia mendapatkan langsung dari petani kemudian di ekspor menjadi bahan baku kopi pilihan.
Selain itu, kedai kopi ini didirikan dengan ketulusan bahkan setiap konsumen yang datang secara langsung dijadikan sahabat terdekat dan bebas untuk bisa bincang-bincang tentang bermacam hal, kegiatan seperti inilah yang
menjadikan sebuah karakter di kedai kopi Ngoepilah.
“Seneng ngobrol sama konsumen, seneng dan berusaha kaya temen dan sahabat sendiri, nuansa rumah yang selalu kita unggulkan dan selalu ada buat mereka,” katanya.
Banyak menu yang ditawarkan di kedai ini, seperti Espresso, Cappucino, Caffe Latte, Melbourne magic, Ameircano dan yang paling the best adalah Es Ngoepilah.
Selain itu, menurut Adit, ada juga menu racikan kopi manual yang dipilih standar terbaik, menu ini disuguhkan gimana caranya tamu
mau minum kopi tapi tidak terlalu pahit dan masih terasa lembut meski tanpa susu.
“Nah, itulah trik penggabungan kopi dengan aneka campuran yang lain, mungkin itu sesuatu yang agak baru di sini serta menu makanan lainnya,” katanya.
Di kedai kopi ini, sang pemilik selain menyuguhkan kopi juga memberikan konsep tempat edukasi mengenai bagaimana cara meracik kopi yang menghasilkan cita rasa terbaik.
Dengan demikian, hal sulit yang di temui adalah bagaimana merubah teman menjadi sesuatu yang profesional mengingat berdirinya kedai ini spontan dan otodidak.
“Menurunkan ego masingmasing buat lebih bisa kerja sama, saling melengkapi, ini hal yang lebih sulit dibandingkan dengan cara teknik memasarkan bahkan manajemenya,” ungkap Adit. Adit bersama teman-temannya selalu menanamkan kebersamaan dalam mendirikan sebuah kedai kopi dengan modal yang seadanya, bagaimana cara mengalokasikannya hingga maksimal. Hal ini baginya merupakan sesuatu yang menantang. Selain itu, sekelompok anak muda pemain band di café ini terus berusaha dan menjaga serta mengembangkan usahanya agar tetap lancar dan dinamis. (Kabari1008)
Untuk menonton video klik KabariNews.com/67108