2 minute read

Jarang Urus Pekerjaan Kantor Saat di Rumah

DI mata anak perempuannya, sosok Novi Lisnawati adalah ibu yang sangat menyayangi anak-anaknya. Juga penuh perhatian dan menjadi contoh bagi anggota keluarga lainnya dalam menjalankan ibadah agama dengan taat. Apalagi setelah sang suami tercinta, Gatot Indra Laksmana, dipanggil oleh Allah SWT pada 17 Oktober 2021 lalu. Novi pun makin mendekatkan diri dengan ke empat anakanaknya.

Hal ini diakui oleh Felita Adhwa Laksmana, anak perempuan Novi satu-satunya. Usianya baru 11 tahun. Masih duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Ketiga kakaknya laki-laki. Fahish Akbar Laksmana, 19 tahun, mahasiswa semester 1 Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Yogyakarta. Kemudian Rafi Azhfar Laksmana, 15 tahun, pelajar SMP kelas 9. Dan Rama Azka Laksmana, 14 tahun, SMP kelas 7.

Advertisement

Menurut Awa, panggilan akrab Felita Adhwa Laksmana, sejak ayahnya meninggal dunia, dia merasa semakin dekat dengan sang bunda. "Sekarang bunda lebih sering telepon ke anak-anaknya. Kalau di rumah juga jarang ngurusin pekerjaan kantor," ujar remaja putri yang bercita-cita ingin menjadi desainer itu.

Awa mengaku hafal aktivitas sang Bunda, sejak bangun tidur hingga kembali tidur. Ibu empat anak ini bangun sebelum anggota keluarga yang lain bangun. Dia juga baru tidur setelah semua anggota keluarganya terlelap. Sang Bunda juga rutin mendirikan Salat Tahajud.

Sebelum waktu subuh tiba, Awa dan kakak-kakaknya sudah dibangunkan sang Bunda. Novi kemudian memberi minum air putih kepada keempat anaknya. Mereka kemudian langsung diminta mengambil air wudhu dan bersiap-siap untuk Salat Subuh. Awa selalu salat berjamaah di rumah bersama sang bunda. Sementara ketiga kakaknya diminta Salat Subuh berjamaah di masjid. Sebelum ayah mereka wafat, aktifitas salat di masjid biasanya

Foto Zaenal

Felita Adhwa Laksamana Putri Bungsu

dilakukan bersama sang ayah.

Novi sendiri selalu membangunkan anak-anaknya untuk Salat Subuh dengan cara persuasif. "Bunda kalau membangunkan bilang begini: Sayang, ayo bangun. Saya sering menawar, lima menit lagi Bun," cerita Awa.

Awa sendiri mengaku agak sulit untuk bangun subuh. Dia mengaku, kerap tidur larut malam. Kadang hingga pukul 01.00 dinihari. Apa yang dia kerjakan? "Main game," imbuhnya dengan nada enteng.

Disinggung soal prestasi sang Bunda, Awa mengaku sangat senang. Apalagi, dia tahu bundanya terpilih sebagai The Best Employee Get Customers (EGC) Pegadaian selama tiga tahun berturut-turut. "Ya sangat seneng. Sangat senanglah," kata remaja berjilbab ini.

Menurut Novi, tradisi bangun subuh sangat baik bagi dirinya dan keluarga. "Selain karena untuk menunaikan ibadah rawatib, kebiasaan lain seperti sedekah subuh juga baik untuk menjemput rejeki. Setidaknya itu semacam siraman rohani ya," kata Novi lagi.

Usai Salat Subuh, Novi memastikan anak-anaknya melakukan tadarus Quran dan sedekah subuh.

“Sekarang bunda lebih sering telepon ke anakanaknya. Kalau di rumah juga jarang ngurusin pekerjaan kantor,”

Felita Adhwa Laksmana

"Salat Subuh, sedekah subuh, tadarus Quran di waktu subuh, saya biasakan kepada anak-anak," ungkap Novi.

Setelah aktivitas subuh itu, Novi berolahraga sebentar seraya menyapa alam. "Setelah olahraga, saya merencanakan apa yang akan dilakukan di kantor. Saya juga berdoa kepada Sang Pemilik Hati. Ya Allah, berikan kami tim terbaik, nasabah terbaik dan penabung terbaik. Jauhkan kami dari barang palsu, uang palsu dan hindarkan kami dari segala kecurangan dan keburukan," ungkap Novi. (*)

Foto Istimewa

This article is from: