3 minute read

Jurus Menghadapi Kompetitor

Next Article
Setelah 121 Tahun

Setelah 121 Tahun

Di era disrupsi saat ini, PT Pegadaian menghadapi banyak tantangan. Tak hanya muncul dari pesaing di bisnis yang sama, tapi juga kompetitor baru yang sama sekali berbeda. Untuk menghadapi hal tersebut, apa saja perubahan dan inovasi yang telah disiapkan oleh PT Pegadaian?

Direktur sumber daya manusia (SDM) di perusahaan jasa gadai ini, Ridwan Arbian Syah, mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan jurus-jurus "pamungkas" di era digital. Khususnya peningkatan kompetensi dan kemampuan sumber daya manusia di PT Pegadaian sebagai aset paling utama. "Kami memahami Pegadaian saat ini menghadapi kompetitor baru di bidang jasa gadai. Kompetitornya bukan hanya datang dari perusahaan dengan business core yang sama. Melainkan juga datang dari peru-

Advertisement

Foto Ismail

sahaan berbasis fintech atau finance technology. Bahkan juga layanan substitusi yang ditawarkan oleh perbankan dan perusahaan pembiayaan lain," paparnya.

Menghadapi kondisi tersebut, Ridwan mengaku pihaknya terus melakukan pembenahan. Sejak tahun 2018, langkah ini sudah dilakukan. Selain terus melakukan pengembangan produk dan layanan berbasis teknologi digital, juga memberikan berbagai kemudahan kepada pelanggan. Pegadaian juga melakukan pengembangan channel distribution dengan mendirikan agen-agen di berbagai daerah. Tujuannya, untuk meningkatkan inklusi keuangan sesuai dengan visi baru Pegadaian sebagai agen inklusi keuangan.

Sementara dari sisi kompetensi SDM juga tidak kalah pentingnya. Terutama untuk beradaptasi melakukan akselerasi teknologi dan digitalisasi. "SDM Pegadaian harus memiliki kapabilitas dan kompetensi digital dan inovasi digital," tandasnya.

Bahkan penilaian karyawan juga sudah disiapkan parameter yang detail. Misalnya, untuk mengukur tercapainya kinerja karyawan, diukur berdasarkan Key Performance Indicators (KPI) di masing-masing unit kerja. Juga ada

“SDM di Pegadaian selama ini administratif. Sekarang diarahkan ke marketing. Harus ada

shifting.

Dari pola konsentrasinya untuk gadai dan penaksir, harus dikembangkan untuk mencari pasar”

KPI untuk masing-masing individu dan values atau nilai AKHLAK. Yakni singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.

Dengan demikian internalisasi budaya kerja tidak dapat diabaikan. Dan itu harus dilakukan bersama-sama bidang lain dengan segala programnya. "Contoh, berbicara tentang fraud, maka harus bidang risiko atau risk management. Bicara soal hukum, maka bidang legal. Nah, bidang SDM bertanggung jawab bagaimana internalisasi values di masing-masing bidang yang ada menjadi kebiasaan dan membudaya di karyawan untuk kemajuan perusahaan," kata Ridwan.

Lantas, bagaimana prosesnya dijalankan? "Kami di SDM membentuk agen perubahan. Ada change agent. Terdiri dari change agent di tataran operasional, change leader, change coordinator sampai change champion di jajaran board of director. Ini semua yang bertanggung jawab menginternalisasi segala kebijakan di Pegadaian".

Secara sederhana, menurut Ridwan, kultur baru Pegadaian menghadapi persaingan saat ini ada empat poin, yaitu: Militansi, Digitalisasi, AKHLAK dan Brigade Madani. Dua poin pertama ada di karyawan. Dua lainnya untuk Pegadaian (BUMN) dan Holding Ultra Micro yang terdiri dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Terkait tiga entitas perusahaan bersatu di bawah Holding Ultra Micro ini, selain tetap menjalankan AKHLAK, ketiganya juga membentuk One Culture.

Ini adalah program aktivasi budaya bernama BRIGADE MADANI dengan enam program eksekusi untuk mengimplementasikan nilai budaya perusahaan: 1 Nilai AMANAH membentuk

SERBU yang bertujuan untuk mencapai KPI dan komitmen integrasi ekosistem ultramikro.

2 Nilai KOMPETEN membuat

LATGAB (Latihan Gabungan) dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan kapabilitas melalui sinergi pelatihan tiga entitas.

3 Nilai HARMONIS, dibuka

LANGAB (Layanan Gabungan) yang bertujuan melakukan layanan gabungan melalui produk dan layanan tiga entitas di Unit

Senyum dan Senyum Mobile. 4 Nilai LOYAL, maka diciptakan tagline "3 No's 1 Corsa", yaitu

No Excuses, No Fraud, No

Effect. Tujuannya agar karyawan bekerja sesuai Standard

Operating Procedure (SOP) untuk menjaga integritas dan nama baik.

5 Nilai ADAPTIF, maka harus

SERLOK yang bertujuan agar dapat menyusun strategi sesuai sumber daya lokal.

6 Nilai KOLABORATIF, dibentuk POSKO SENYUM, yaitu tempat berangkat berjuang dan kembali membawa kemenangan. (*)

This article is from: