2 minute read

Rahasia Arrum Haji

Next Article
Setelah 121 Tahun

Setelah 121 Tahun

Muslim mana yang tidak ingin menunaikan ibadah haji? Tidak ada. Semua mau. Masalahnya: Kuota haji terbatas. Antrean mengular hingga bertahun-tahun. Sudah begitu, biayanya tiap tahun meningkat. Novi menangkap fenomena ini sebagai peluang memasarkan produk Arrum Haji.

Haji memang impian setiap muslim. Mereka ingin menunaikan ibadah di Tanah Suci demi menyempurnakan rukun Islamnya. Tapi perjalanan ke Tanah Haram banyak kendala: Utamanya masalah biaya yang tidak murah dan antrean jamaah haji karena terbatasnya kuota. “Kami bisa membantu semua calon jamaah melalui Arrum Haji ini,” kata Novi.

Advertisement

Definisi resmi Arrum Haji adalah nama pembiayaan dari Pegadaian untuk memperoleh porsi haji secara syariah dengan jaminan emas atau tabungan emas. Skema produk ini sederhana: Nasabah melakukan penyetoran awal berupa emas mulia minimal 3,5 gram atau emas perhiasan 20 gram ke Pegadaian. Selanjutnya nasabah melunasi biaya hajinya dengan cara menabung emas mulia di

Pegadaian maksimum 5 tahun.

Skema tersebut sebenarnya mirip dengan kebiasaan masyarakat muslim di Indonesia. Karena biayanya yang mahal, sebagian besar masyarakat harus menabung sampai dananya cukup untuk membayar porsi haji. Yang paling umum adalah tabungan dalam bentuk uang tunai.

Sayangnya, nilai tukar uang tunai tidak stabil, karena hampir setiap tahun mengalami inflasi. Belum lagi masih harus membayar biaya administrasi bank dan pajak. Biaya perjalanan haji yang terus meningkat dan tabungan uang tunai yang tergerus inflasi seperti kejar-kejaran. Emas mulia merupakan salah satu produk zero inflasi.

Inflasi secara sederhana bisa digambarkan seperti ini: Jumlah uang yang sama hari ini tidak cukup untuk membeli barang yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Rully Kustandar, praktisi investasi emas dan pendiri situs berkebunemas. com dalam sebuah wawancara dengan wartawan kompas.com edisi 28 Februari 2011, membuat ilustrasi yang sangat mudah dipahami terkait inflasi:

Dalam Wakala Nusantara, nilai tukar dinar emas pada tahun 2000 adalah Rp 400 ribu. Sedangkan harga satu sak semen Rp 20 ribu. Berarti pada waktu itu, 1 dinar emas bisa digunakan untuk membeli 20 sak semen. Sebelas tahun kemudian, nilai tukar satu dinar emas mencapai Rp 1,7 juta . Sementara harga per sak semen Rp 50 ribu. Maka, 1 dinar emas bisa digunakan untuk membeli 32 sak semen.

Sebagai catatan, satu dinar emas adalah satuan emas dengan kadar emas 91,7 persen atau 22 karat seberat 4,2 gram. Begitulah inflasi dan seperti itulah ilustrasi keuntungan menabung emas mulia bila dibandingkan dengan menabung uang tunai.

Meski tampak sederhana, mempromosikan produk Arrum Haji bukan hal mudah. Sebelum mulai memasarkan, Novi merasa wajib untuk mengetahui produk itu dengan baik agar bisa menjelaskan calon nasabah dengan tepat. Tidak ada cara lain, kecuali tenaga pemasaran bisa merasakan sendiri.

Manusia membuat rencana, Tuhan yang menentukan. Novi bersama suaminya membulatkan niat mengikuti program Arrum Haji. Sesuai jadwal, Novi dan Indra akan berangkat pada 2031. Pada 17 Oktober 2021, Indra berpulang ke Rahmatullah. (*)

Bab II

Tantangan Zaman

This article is from: