2 minute read

Novi Karyawan yang Luar Biasa

Next Article
Setelah 121 Tahun

Setelah 121 Tahun

Kuswiyoto Direktur Utama PT Pegadaian (Periode 2019-2022)

Era digital dan globalisasi membuat PT Pegadaian ikut terkena disrupsi. Tak hanya dalam menghadapi persaingan bisnis, tapi juga di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). Hal ini disadari benar oleh Direktur Utama PT Pegadaian, Kuswiyoto. Apa saja yang dia lakukan untuk mengembangkan SDM Pegadaian? Apa pendapatnya tentang kisah sukses Novi Lisnawati, yang mampu menjadi "The Best" dalam program Employee Get Customers (EGC) selama 3 tahun berturut-turut?

Advertisement

Sebelum tahun 2016, Pegadaian bisa dikatakan tanpa kompetisi. Dalam arti, belum ada kompetitor dalam bisnis gadai. Tetapi, setelah itu kondisinya berbeda. Seiring dengan munculnya regulasi di bidang jasa pegadaian, muncul bisnis gadai swasta. Kondisi ini membuat Pegadaian harus lebih mampu bersaing lagi.

Ini tentu tantangan berat. Apalagi, karyawan Pegadaian selama ini belum terdidik menjadi tenaga pemasaran. Mereka biasa menunggu konsumen. Karena saat mereka masuk Pegadaian, memang menjadi satu-satunya perusahaan jasa gadai. Sehingga tidak ada kompetisi.

Selama ini, karyawan Pegadaian memang tidak dibekali ilmuilmu marketing untuk bersaing. Tapi di era sekarang, kebutuhan itu tentu mutlak diperlukan. Apalagi, selain harus bersaing dengan jasa gadai swasta, Pegadaian kini juga harus bersaing dengan institusi keuangan lain.

Nah, dalam kondisi persaingan yang begitu ketat, baik yang datang dari gadai swasta maupun institusi keuangan lain, karyawan Pegadaian kalau tidak berubah, ya pasti akan tergilas. Karena itulah, sejak tahun 2019, kami ciptakanlah program Employee Get Customers. Ajang ini yang kita buat untuk mengasah kemampuan marketing karyawan Pegadaian.

Hasilnya, muncul pemasar hebat seperti Novi ini. Novi saya lihat seorang karyawan yang luar biasa sekali. Bahkan dia berhasil menjadi pemenang dalam tiga tahun berturut-turut. Apa saja yang luar biasa? Saya perhatikan, dorongan untuk berprestasinya itu luar biasa. Dia selalu memberikan lebih dari yang ditargetkan Pegadaian. Meski pun itu bukan pekerjaannya.

Jika saya amati, Novi itu tipikal orang yang menggabungkan antara bekerja untuk mencari rejeki dan bekerja untuk beramal. Dia tidak terlalu banyak pamrih. Atau keinginan lain-lain. Bagi Novi, bekerja itu adalah ibadah.

Kebetulan, soal prestasi Novi ini saya melihat semua prosesnya. Bagaimana dia mulai mengawali kerja setiap hari sejak subuh. Kemudian berdoa dan berzikir untuk

mendapatkan nasabah. Dia menggabungkan antara ikhtiar dan ibadah. Dan atas izin Allah, semua upaya dan ikhtiarnya itu mendapat restu-Nya. Ini sangat luar biasa.

Karena bekerja untuk ibadah itulah, kinerja Novi selalu konsisten. Tidak terpengaruh apakah saat itu ada program EGC atau tidak. Ini terlihat saat program ini digelar tahun pertama. Setelah itu, sempat dihentikan sementara. Namun itu tidak mempengaruhi semangat dan motivasi Novi untuk bekerja. Dia tetap bekerja seperti biasa. Seperti tidak terpengaruh ada program ataupun tidak ada program. Ini yang saya salut.

Padahal program EGC ini sempat dihentikan cukup lama. Ada sekitar delapan bulan. Tetapi karena sudah menjadi kebiasaan. Novi tetap beker- ja ekstra keras. Tetap melakukan hal yang sama untuk unit kerjanya. Tidak perlu diperintah lagi, tidak ditarget lagi, tapi dia tetap menargetkan dirinya sendiri. Ini lagi-lagi yang membuat saya salut dengan Novi.

Ada program atau tidak ada program, Novi tetap bekerja. Ini yang saya pikir, Novi ini luar biasa. (*)

Foto Istimewa Pegadaian

This article is from: