7 minute read

Sang Pemasar

Next Article
Setelah 121 Tahun

Setelah 121 Tahun

Novi Lisnawati The Best Employee PT Pegadaian

Sukses itu milik siapa saja. Tetapi tidak ada keberhasilan yang datang tiba-tiba. Semua ada prosesnya. Belajarlah dari Novi. Pegawai biasa dengan prestasi luar biasa.

Advertisement

Nama Novi Lisnawati melangit. Setidaknya di kalangan karyawan PT Pegadaian. Ibu empat anak itu meraih penghargaan bergengsi bagi karyawan Pegadaian: Employee Get Customers (EGC). Tidak tanggung-tanggung: EGC 2019, EGC 2020 dan EGC 2021

Tiga tahun berturut-turut!

Tidak banyak karyawan yang bisa memperoleh penghargaan seperti itu. Pun di perusahaan lain.

Siapa Novi Lisnawati? Bagi istri almarhum Gatot Indra Laksmana ini, nama Pegadaian begitu dekat dalam kehidupan-

nya. Termasuk jodohnya. Karena gerakan reformasi, dia dipindahkan itu, rasanya sulit bagi Novi melupa- ke Tanjung Duren, Jakarta Barat. kan Pegadaian. Di sini, Novi juga hanya hitungan

Sejak tahun 1998 Novi sudah bulan. Dia kemudian ditarik lagi ke bergabung. Tahun itu ia bergabung Cabang Tanah Abang. sebagai pegawai kontrak di Pega- Meski wilayah kerjanya pindaian Cabang Tanah Abang, Jakarta dah-pindah. Tugas Novi tidak berPusat. Tepatnya di unit Jembatan ubah. Dia ditempatkan sebagai peSerong. naksir. Di Tanah Abang, Novi tidak lama. Saat Jakarta bergolak karena ILLUSTRASI BAB V Jalan Panjang Tahun 2000 sampai 2001, perempuan berjilbab itu dirotasi lagi. Pegadaian menugaskannya ke Pegadaian Cabang Sudirman.

Di cabang inilah, Novi bertemu Gatot Indra Laksmana. Pegawai kantor Pajak. Kelak, Indra menjadi suami Novi. "Dia teman seorang penaksir di Pegadaian Cabang Sudirman. Mereka satu angkatan di Pegadaian," cerita Novi.

Waktu itu, sebenarnya Novi sudah memiliki tambatan hati. Tapi jalinan kasihnya terbentur jarak, long distance relationship (LDR). Novi sendiri tipikal perempuan rumahan. Pulang bekerja langsung ke rumah. Waktunya selalu dihabiskan di dua tempat saja: Kalau tidak di kantor ya di rumah.

Urusan jodoh dan rejeki, Novi tidak mau sembarangan. Dia selalu meminta pertimbangan Sang Pemilik Hati. Itu pula yang dilakukannya sebelum menikah.

Di lingkungan keluarganya, Novi termasuk yang telat menikah. Usia 26 tahun, Tuhan baru memberinya jodoh. Siapa lagi kalau bukan Gatot Indra Lesmana yang kelak memberinya empat buah hati.

Bagi Novi, menikah bukan urusan mudah. Dia selalu meminta langsung kepada Allah SWT. Lewat Salat Hajat, istikharah, dan berdoa dengan penuh keseriusan. Dan permohonannya untuk mendapatkan jodoh itu pun dikabulkan. Novi dan Gatot menikah pada 2002. "Saya sering mendapatkan kenyataan ini. Doa-doa saya benar-benar dibuktikan, dikabulkan. Di situlah saya punya kebiasaan. Kalau ada apa-apa minta langsung kepada Allah SWT. Segala sesuatunya pasti melibatkan Allah SWT," jelasnya.

Setelah menikah perjuangan hidup yang sesungguhnya dimulai. Novi mengawalinya hanya dengan membawa sekoper pakaian. Istilahnya backpacker. Pasangan suami istri ini mengontrak sebuah rumah di daerah Bintaro. Tepatnya di Sektor 9.

Soal rumah itu, cerita Novi, sebelum menikah dia dan suaminya memang sudah sepakat harus ada tempat tinggal. Entah itu dengan cara mengontrak atau membeli. Yang penting, rumahnya tidak di dalam gang. "Intinya rumah yang layak. Kalau ada tamu atau keluarga datang dari kampung tidak perlu harus masuk gang".

Ndilalah, atasan calon suaminya mengetahui kalau mereka sedang mencari rumah. Kebetulan

Foto Adri

rumahnya yang di Bintaro kosong. "Dia bilang, isi aja rumah saya di Bintaro Sektor 9. Penghuni lamanya pindah mau cari yang lebih besar lagi," cerita Novi.

Setahun setelah menikah, tepatnya September 2003, putra pertama lahir. Bayi di keluarga kecil itu diberi nama Fahish Akbar Laksmana. Bayi yang kini tumbuh menjadi pemuda berusia 18 tahun itu kuliah di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Program Studi Hubungan Internasional.

Ketika melahirkan Fahish, Novi sudah tidak di Cabang Sudirman. Dia mendapat rotasi ke Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika.

Kendati sudah tinggal di Bin-

“Saya sering mendapatkan kenyataan ini. Doa-doa saya benar-benar dibuktikan, dikabulkan”.

Novi Lisnawati

taro, Novi dan Gatot tidak pernah melupakan impiannya untuk memiliki rumah sendiri. Seenak-enaknya tinggal di situ, rumah tersebut tetaplah milik bos suaminya,

Setiap berangkat dan pulang kerja, Novi pasti lewat tol Karawaci. Salah satu komplek perumahan elit di sana akhirnya menjadi impian Novi.

Novi kembali ingat pesan orangtuanya. "Kalau ingin punya sesuatu, niatkan dan bacakan salawat. Maka saya rutinkan membaca salawat dan niat memiliki rumah itu," kenang Novi.

Meski sempat ditolak bagian marketing perumahan tersebut dan dianggap tidak pantas memiliki rumah elit di bilangan Karawaci, tepatnya di Palm Semi, Cluster Taman Vanda, Novi dan suami mampu membeli rumah itu dengan cara kredit.

Dari Bintaro Sektor 9, Novi pindah rumah ke Blok A sekitar Bintaro Jaya. Disana tidak lama. Hanya setahun. Sambil mencicil rumah di Karawaci.

Novi sekeluarga pindah ke Tangerang 2005-2007 dan lahir putra keduanya Rafi Azhfar Laksmana pada 2005. Tugas Novi di pegadaian masih sama: sebagai penaksir.

Saat karyawan tahun 2008, Novi dipindah ke Pamulang. Saat itu Novi hamil anak ketiga, yaitu Rama Azka Laksmana. Dari Pegadaian Pamulang, Novi diperbantukan ke Karawaci hingga awal 2011.

Saat bersamaan tahun 2010

“Awalnya, saya gaptek kan. Aplikasi di-downloadkan. Setiap ada closing, seru juga ya,”

Novi Lisnawati

akhir, sang suami dapat mutasi dari Setia Budi, Jakarta ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. "Tapi awalnya saya tidak ikut. Suami sendiri ke Kalimantan sambil mempersiapkan tempat untuk kami sekeluarga".

Atas saran mertua, Novi akhirnya turut ikut ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Supaya dapat tetap menemani suami berdinas, Novi meminta pengajuan pindah ke Pegadaian di Palangkaraya.

Sebelum ke Palangkaraya Novi mengikuti pelatihan penaksir dan lulus. Novi ditempatkan di unit Beringin Raya, kantor Pegadaian Cabang Karawaci. "Belum lama saya bangun unit itu. Alhamdulillah unit itu maju. Tapi saya tinggal ke Palangkaraya karena harus ikut suami," kenangnya.

Tiga tahun Novi bermukim di Palangkaraya. Mulai awal 2011 hingga Agustus 2014. Dari Palangkaraya, dia ditempatkan di Karawaci. Sedangkan suami dari Palangkaraya kemudian ditempatkan ke Banjarmasin. "Kali ini saya tidak ikut ke Banjarmasin. Pegadaian hanya memberi kesempatan dua kali pindah untuk pegawai. Maka saya tidak ikut ke Banjarmasin, tapi minta mutasi ke wilayah Tangerang dan dapatlah di Cabang Karawaci".

Suami Novi memahami kebijakan dua kali perpindahan bagi setiap pegawai Pegadaian. Karena itu, saat dirinya mendapat mutasi ke Banjarmasin, dia tidak ngotot meminta Novi untuk ikut ke Banjarmasin. Sebaliknya, justru menyarankan Novi untuk minta pindah ke Tangerang. "Kalau tidak disetujui, ya sudah resign saja," ungkap Novi menirukan saran suaminya ketika itu.

Tahun 2014 selama di Pegadaian Cabang Karawaci, Novi mendapat tugas sebagai penaksir dari unit ke unit. Setidaknya ada empat unit di bawah Cabang Karawaci yang pernah ditanganinya, yaitu Malabar, Metropolis, Liga Mas dan Bi-

nong. Dari Unit Binong, barulah Novi ditarik ke Pegadaian Cabang Tangerang mulai 2017 hingga 2022 sampai sekarang. Tetap dengan posisi sebagai penaksir.

Di Pegadaian Cabang Tangerang ini pula Novi mendapatkan penghargaan EGC (Employee Get Customers) Pegadaian selama tiga tahun berturut-turut. Mulai tahun 2019, 2020 dan 2021.

EGC merupakan program akuisisi nasabah oleh karyawan sebagai agen pemasar produk-produk pegadaian. Program ini melahirkan kompetisi antarkaryawan Pegadaian. Mereka berlomba menawarkan, memasarkan dan menjual semua produk Pegadaian. Produk gadai maupun layanan jasa.

Sebagai penaksir, Novi tidak hanya melayani nasabah yang akan menggadaikan barang. Dia juga aktif menawarkan produk pegadaian dengan cara cross selling. Sebagai penaksir, Novi punya banyak kesempatan menawarkan produk lain pegadaian. Tidak satu pun nasabah

terlewatkan.

Produk yang paling sering ditawarkan Novi kepada nasabah Pegadaian adalah emas logam mulia (LM), tabungan/pembiayaan dan pembiayaan perjalanan ibadah haji.

Bagi Novi, menawarkan produk sudah menjadi passion-nya. Tanpa diperintah menjual produk pun, Novi langsung action. Di mana pun ditempatkan, Novi selalu menerima dengan rasa senang.

Produk itu bukan hanya ditawarkannya kepada nasabah yang datang di loket penaksir. Novi juga menawarkan kepada rekan-rekannya di luar Pegadaian. Mulai sahabat hingga keluarga dan saudara-saudaranya sendiri. Bahkan, tidak jarang Novi melayani dan menawarkan produk kepada calon nasabahnya di luar jam kerja. "Di loket saya tawarkan. After office juga saya layani," ungkapnya.

Awalnya, Novi sendiri tidak mengetahui ada program EGC di salah satu aplikasi Pegadaian. Dia disarankan karyawan lain untuk ikut. "Awalnya, saya gaptek kan. Aplikasi di-download-kan. Setiap ada closing, seru juga ya," imbuh perempuan berkacamata ini.

Sejak pertama kali mengikuti EGC 2019, Novi sendiri tidak membayangkan bakal mendapat penghargaan sebagai The Best Employee di ajang tersebut. Bahkan hingga tiga kali berturut-turut. Pencapaian Novi pada tahun ketiga ditutup dengan 179.160 poin. EGC 2021 dimulai 1 Oktober hingga 31 Desember 2021.

Ibu itu meraih prestasi sebagai pegawai terbaik 3 tahun berturut-turut di Kantor Pegadaian Cabang Tangerang.

Ibu memiliki komitmen yang kuat. Schedule tiap hari sudah dijadwalkan. Sehingga menjadi, tiap nasabah didoakan, bukan hanya diajak tapi didoakan juga. Disebut namanya dalam doa

Latar belakang orangtua Bu Novi bukan pesantren, tetapi yang jelas dari keluarga yang sangat religius.

Mengajak calon nasabah dengan cara yang sangat berkesan. Kalau calon nasabahnya di loket penaksir, dibawa ke ruangan yang lebih besar, diajak ngobrol dijelaskan tentang produk.

Kalau nasabahnya ada di luar Tangerang, Bu Novi tidak segan-segan mendatangi lokasi yang dijanjikan calon nasabah. Meski pun di luar Tangerang dan after office. Biasanya selalu ditemani oleh suaminya.

Yang paling dikenal bagi Bu Novi ketika bisa mengajak Tung Dasem Waringin bergabung. Bu Novi bisa closing dalam program pembiayaan Logam Mulia 1000 gram.

Bu Novi itu marketing sejati. "Pak Tung itu ngomongnya (sebagai motivator) aja dibayar. Tetapi bisa diajak Bu Novi. Luar biasa".

Bu Novi itu sosok yang luar biasa, totalitas, dan pekerja keras. Setiap membangunkan anaknya sering terlebih dahulu memberi air putih. Setelah itu mengajak salat berjamaah. Kalau anak putranya disuruh berjamaah ke masjid. Anak putri berjamaah di rumah bersama.(*) Key of Success

1 Buatlah rencana yang baik.

2 Bekerjalah sesuai dengan passion.

3 Bekerjalah dengan perasaan senang.

4 Selalu belajar beradaptasi dengan teknologi.

5 Jangan lupa berdoa kepada Tuhan.

6 Bekerja bukan untuk mengejar penghargaan.

7 Memasarkan produk bisa dilakukan kapan saja.

This article is from: