
3 minute read
Pelari Marathon
from Sang Pemasar
by JOKO INTARTO
Semua karyawan punya hak berupa gaji sebagai imbalan jerih payahnya. Pertanyaannya, apakah semua karyawan punya kesadaran untuk memantaskan diri dengan penghasilan yang diterimanya? Prinsip hidup Novi adalah sebuah otokritik.
Totalitas dan pekerja keras. Kira-kira begitulah sosok Novi Lisnawati. Pantaslah kalau dia mendapatkan penghargaan Employee Get Customers (EGC) tiga tahun berturut-turut: EGC 2021, GC 2020 dan EGC 2019.
Advertisement
Penghargaan bergengsi itu diperoleh Novi berkat kemampuannya dalam memasarkan produk-produk pegadaian. Semangat untuk melakukan cross selling menjadi strategi penjualannya yang utama.
Semangat cross selling berangkat dari kesadaran pribadi. Bukan karena diperintah boss. Bukan karena iming-iming penghargaan.
Novi memegang prinsip ini: Bekerja bukan sekedar mengharapkan gaji. Tetapi lebih dari itu. Novi merasa harus bisa memantaskan diri sebagai pekerja yang mendapat gaji dari Pegadaian. Novi malu kalau gaji yang diba-
Foto Istimewa
wanya pulang tidak sesuai dengan kinerjanya.
Satu hal yang tidak dia inginkan: Hanya bisa mencapai kinerja dua. Tapi mendapat imbalan tiga atau bahkan lima.
Pekerjaan Novi sebenarnya adalah penaksir. Tugasnya sederhana: Melayani kebutuhan calon nasabah yang akan menggadaikan barang. Cukup dengan melihat, mengamati dan menaksir barang, serta berapa jumlah nominal uang yang layak dibawa pulang nasabah berdasarkan barang gadaiannya. Sesimpel itu.
Tetapi Novi bekerja melebihi tugasnya sebagai penaksir. Tetapi dia tidak mau terpaku hanya pada tugasnya itu. Setiap ada kesempatan, dia manfaatkan sebaik mungkin untuk menawarkan dan memasarkan produk Pegadaian. Terutama emas Logam Mulia (LM) dan pembiayaan perjalanan ibadah haji.
Di loket penaksir. Di luar loket. Kepada rekan, sahabat dan keluarganya. Bahkan, Novi rela menyesuaikan dengan jadwal calon nasabah di luar Pegadaian. Kapan pun dan di mana pun.
Dalam cross selling, Novi memang punya target pribadi: Harus bisa menjual emas Logam Mulia (LM) 100 gram sehari!
Untuk mencapai target itu, Novi kerap pulang melebihi jam kantor. Padahal jadwal masuk pukul 08.00. Jadwal pulang pukul 16.00. Tapi Novi sering baru keluar kantor pukul 19.00.Novi bukan tipe sales yang banyak bicara. Apalagi tipe no action talk only alias NATO. Novi

Foto Adri
Novi Lisnawati
seorang sales yang memulai dengan memberi contoh. Bila menawarkan manfaat suatu produk, Novi selalu memulai dari dirinya sendiri. Dengan demikian, dia memahami detail produk dan layanan yang sering ditanyakan konsumen.
Dalam menawarkan manfaat LM, misalnya, Novi lebih dahulu mengikuti program itu dan merasakan manfaatnya. Begitu pun saat menawarkan program pembiayaan perjalanan ibadah haji. Novi sudah lebih dulu mendaftar. "Kalau saya tidak merasakan manfaatnya, bagaimana saya dapat menjelaskan kepada nasabah?" jelas Novi.
Dalam memasarkan produk, Novi tidak mau menjadikan calon nasabahnya sebagai target penjualan semata-mata. Jangan heran kalau dalam menawarkan produk, gaya berkomunikasi Novi lebih seperti sahabat. Dia tidak secara menawarkan produk secara langsung. Mela-
inkan sharing atas manfaat.
Memang tidak semua tenaga pemasaran sanggup menjalankan strategi komunikasi seperti Novi. Sebab strategi itu memerlukan daya tahan dan kesabaran ekstra. Ibarat atlet lari, Novi adalah pelari marathon.
Tetapi dengan strategi itulah, Novi berhasil menggaet satu nasabah besar setelah melalui proses selama tiga tahun. "Motivator kondang Tung Desem Waringin akhirnya bersedia ikut program pembiayaan LM sebesar 1.000 Gram," kenang Novi.
Memasarkan memang butuh passion. Kemampuan unik itu sepertinya terpupuk sejak masa kanak-kanak. Pengalaman menjual dirasakannya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Saat ayahnya tidak lagi bekerja di Unilever, Novi rajin membantu ibunya berjualan aneka kue. Sang ibu jadi produsen. Novi sebagai marketingnya". Setiap rumah kami datangi. Kami tawarkan jajanan yang kami bawa. Ada pastel, risoles dan lain sebagainya. Malam merencanakan dagang apa. Mama membuat kuenya. Saya jadi marketingnya," ungkap Novi menceritakan masa lalunya.
Meski sibuk berdagang, Novi tetap diberi bekal ilmu agama. Sang ibu adalah guru mengaji dan ketua majelis taklim di daerah Angke, Jakarta Barat. Dari ibunya itulah bekal keagamaan mengalir kuat dalam jiwa Novi yang merupakan anak ketiga dari enam bersaudara itu. Ibunyalah yang mengajarkan Novi agar tidak lupa 3S: Sedekah, Salat dan Salawat.(*)
Key of Success
1 Selalu memantaskan diri sebagai karyawan.
2 Malu kalau mendapat gaji lebih besar dari kinerjanya.
3 Pasang target pribadi dan berusaha mencapai target itu.
4 Bersikap keras terhadap diri sendiri agar konsisten pada prinsip.
5 Jadikan nasabah sebagai sahabat, jangan jadi target pemasaran semata.
6 Siapkan stamina untuk menjadi pelari marathon.