5 minute read

Komitmen Terhadap Kehalalan dan Keberkahan

Sertifikasi halal di Brunei Darussalam mencerminkan komitmen negara terhadap standar kehalalan yang tinggi, memberikan jaminan kepada konsumen lokal dan internasional.

Proses sertifikasi halal di Brunei Darussalam dijalankan dengan pengawasan ketat oleh pemerintah melalui Jabatan Hal Ehwal Syariah (JHE). Lembaga ini bertanggung jawab memastikan standar halal yang diterapkan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, sekaligus memenuhi persyaratan teknis modern. Dengan tugas yang mencakup pengembangan kebijakan, inspeksi, hingga pemberian sertifikat halal, JHE memainkan peran sentral dalam membangun sistem yang kredibel dan diakui secara internasional (mora.gov.bn, n.d.).

Komitmen Brunei terhadap kehalalan bukan hanya sebatas pemenuhan kebutuhan religius, tetapi juga mencerminkan identitas nasional yang kuat. Hal ini menjadi bagian dari strategi negara untuk mempromosikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam setiap tahapannya, pemerintah memastikan bahwa sertifikasi halal membawa manfaat ekonomi dan sosial yang luas, seperti mendukung industri lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing produk Brunei di pasar global.

Selain itu, Brunei memanfaatkan posisi strategisnya di kawasan ASEAN untuk memperkuat perannya dalam perdagangan halal internasional. Sebagai pemain kunci, negara ini berkomitmen menjaga integritas produk halal melalui inovasi, kualitas, dan transparansi dalam proses sertifikasi. Brunei tidak hanya melayani pasar lokal tetapi juga menjadi pusat kepercayaan bagi konsumen global yang mencari produk halal berkualitas tinggi (mora.gov.bn, n.d.).

Tahapan Proses Sertifikasi Halal di Brunei Darussalam

Proses sertifikasi halal di Brunei Darussalam mencakup serangkaian langkah mulai dari pendaftaran hingga pengawasan yang melibatkan pengawasan ketat oleh lembaga terkait, khususnya JHE dan Jawatankuasa Pemeriksaan Sijil Halal & Label Halal (AJKP) (mora.gov.bn, n.d.).

Tahapan pertama adalah pengajuan dokumen oleh pelaku usaha. Produsen atau distributor yang ingin mendapatkan sertifikat halal harus mengajukan permohonan resmi kepada JHE. Dokumen yang diperlukan meliputi informasi rinci tentang bahan baku, proses produksi, fasilitas manufaktur, dan daftar pemasok. Setiap bahan yang digunakan harus disertai sertifikat halal atau dokumen pendukung yang membuktikan kehalalannya. Proses ini bertujuan memastikan transparansi sejak awal.

Setelah pengajuan, JHE melakukan audit lapangan dan pemeriksaan bahan baku. Audit ini mencakup kunjungan langsung ke lokasi produksi untuk menilai kebersihan, prosedur manufaktur, dan kemungkinan kontaminasi silang. Pemeriksaan bahan baku juga menjadi fokus utama, dengan pengujian laboratorium dilakukan jika diperlukan untuk memastikan bahan tersebut tidak mengandung unsur haram atau najis.

Selanjutnya, produk yang diajukan dievaluasi oleh panel ahli Syariah dan teknis. Panel ini terdiri dari ulama dan pakar di bidang teknologi pangan, kimia, atau farmasi, tergantung pada jenis produk. Ahli syariah memastikan semua aspek produksi memenuhi hukum Islam, sementara ahli teknis mengevaluasi kesesuaian dengan standar industri dan keselamatan konsumen. Jika memenuhi semua persyaratan, sertifikat halal diterbitkan.

Namun, sertifikasi tidak berhenti pada penerbitan dokumen. Audit reguler dan kontrol kualitas dilakukan secara berkala untuk memastikan kepatuhan berkelanjutan. JHE dapat melakukan inspeksi mendadak, menguji ulang produk di pasar, atau meninjau kembali pemasok bahan baku.

Dampak dan Manfaat Sertifikasi Halal Bagi Industri dan Konsumen

Sertifikasi halal di Brunei Darussalam memberikan dampak signifikan bagi industri dan konsumen, baik di tingkat lokal maupun antarbangsa. Salah satu manfaat utama adalah meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk-produk Brunei Darussalam yang memiliki label halal. Di dalam negeri, sertifikasi ini memberikan rasa tenang kepada masyarakat Muslim yang menjadi mayoritas penduduk Brunei, memastikan bahwa setiap produk yang dikonsumsi sesuai dengan prinsip syariah. Sementara itu, di pasar internasional, label halal Brunei menjadi simbol integritas dan kualitas, memberikan keunggulan kompetitif bagi produk lokal dalam bersaing di pasar global.

Kepercayaan ini tidak hanya terbatas pada produk pangan, tetapi juga meluas ke sektor lain dengan barang-barang produksi yang bersifat oral. Sedangkan, sertifikasi halal untuk produk kesehatan non oral, seperti produk kosmetik, bahan habis pakai dan jasa (logistik) bersifat sukarela. Produk-produk dengan sertifikasi halal dari Brunei diakui memiliki standar yang tinggi, sehingga menarik minat konsumen non-Muslim yang juga menghargai kualitas dan kebersihan yang terjamin.

Selain membangun kepercayaan, sertifikasi halal juga mendorong pertumbuhan industri halal. Brunei melihat peluang besar dalam pengembangan sektor ini, khususnya produk-produk pangan seperti makanan dan minuman pada khususnya, dan produk-produk non oral kosmetik, hingga obat yang tidak bersifat oral pada umumnya. Dengan dukungan pemerintah, pelaku usaha di Brunei didorong untuk memanfaatkan sertifikasi halal sebagai alat untuk memasuki pasar baru, terutama di negara-negara mayoritas Muslim. Sebagai contoh, perusahaan makanan dan minuman seperti Golden Corporation telah berhasil menembus pasar internasional dengan produk seafood halal, sementara sektor kosmetik di Brunei mulai berkembang dengan produk berbasis alami yang tersertifikasi halal.

Lebih dari itu, Brunei aktif berperan dalam memperluas ekosistem halal global. Sebagai anggota ASEAN, Brunei memanfaatkan hubungan regional untuk memperkuat posisi industri halal di kawasan ini. Kolaborasi dengan negara-negara tetangga dilakukan melalui harmonisasi standar halal, seperti yang terlihat dalam kesepakatan bersama dengan Malaysia dan Indonesia di bawah ASEAN Halal Food Standards. Peningkatan perdagangan antarnegara juga didorong melalui inisiatif seperti Brunei Halal Showcase (BruHAS), yang mempertemukan pelaku industri halal dari berbagai negara. Selain itu, Brunei terlibat dalam pengembangan pelantar bersama, seperti pertukaran data halal antara Brunei dan Singapura untuk mempermudah verifikasi produk lintas negara.

Dengan strategi yang terintegrasi dan contoh nyata kolaborasi internasional, sertifikasi halal tidak hanya memberikan manfaat ekonomi melalui peningkatan ekspor dan pertumbuhan industri, tetapi juga memperkuat identitas Brunei sebagai negara yang menjunjung tinggi prinsip kehalalan dan keberlanjutan.

(Andika Priyandana)

 

This article is from: