
5 minute read
Komunikasi & Inovasi, Dua Strategi Unilever dalam Halal Branding
Permintaan produk halal mengalami lonjakan di tingkat global, dunia industri pun menaruh perhatian pada pangsa pasar ini. Melalui strategi komunikasi halal yang tepat, Unilever Indonesia telah meneguhkan dirinya sebagai pilihan yang tepat bagi konsumen halal dengan beragam produknya.
Unilever Indonesia telah tumbuh bersama masyarakat Indonesia sejak kehadirannya pada 5 Desember 1933. Melalui ragam pilihan produknya, Unilever senantiasa membersamai konsumen Indonesia dengan kualitas, keamanan, dan kehalalannya.
Banto Twiseno, Head of Consumer and Market Insight Unilever Indonesia, menjelaskan perjalanan Unilever Indonesia dan upayanya menjaga kepercayaan konsumen di Indonesia. “Beroperasi selama 91 tahun dan tumbuh bersama masyarakat Indonesia, kami selalu memastikan bahwa seluruh produk kami dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi konsumen Indonesia. Salah satunya dengan memastikan kualitas, keamanan, termasuk kehalalan produk, merupakan prioritas utama yang tidak pernah kami kompromikan,” jelasnya.
Perusahaan yang sebelumnya bernama Lever’s Zeepfabrieken NV ini, telah sejak awal berkomitmen pada kehalalan produknya. Banto menambahkan Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan FMCG pertama yang pabriknya mendapatkan sertifikasi Sistem Jaminan Halal (SJH) dari MUI pada tahun 1994. Jauh sebelum halal menjadi mandatory.
PT Unilever Indonesia Tbk. memahami preferensi halal bagi 90% konsumen muslim di Indonesia sangat menentukan cara mereka dalam memilih produk-produk keseharian. “Sebagai negara dengan populasi muslim terbanyak, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk produk-produk yang mengedepankan halal,” ungkap Banto.
Strategi Komunikasi & Inovasi Halal
Komitmen pada kehalalan perlu dikomunikasikan dengan baik dan transparan, sehingga konsumen dapat merasa yakin tatkala memilih produk. Bagi Unilever Indonesia, halal telah menjadi bagian integral dari komunikasi brand. “Kehalalan produk bukan hanya menjadi salah satu faktor pembeda, tetapi juga menjadi elemen penting dalam membangun hubungan yang lebih kuat dan berkelanjutan dengan pasar,” terang Banto.
“Sertifikasi halal telah menjadi bagian integral dari strategi komunikasi brand Unilever Indonesia untuk membangun kredibilitas dan loyalitas konsumen, khususnya konsumen muslim,” lanjutnya lagi.
Perusahaan yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 11 Januari 1982 tersebut, telah berkomitmen pada penerapan Sistem Jaminan Produk Halal/SJPH dari hulu hingga hilir. Meliputi penetapan kebijakan halal, penunjukan tim manajemen halal, serta pelatihan halal khususnya untuk tim yang menangani aktivitas kritis seperti tim R&D, procurement, quality, production dan warehouse. Kemudian dilanjutkan dengan pengendalian bahan, proses produksi halal, dan produk, disertai adanya pengawasan dan evaluasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan SJPH sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.
Tak berhenti di situ, Unilever Indonesia menyadari potensi dan kebutuhan konsumen halal yang berkembang, karenanya Unilever juga fokus pada inovasi untuk menjawab kebutuhan dan perkembangan tren konsumen muslim Indonesia.
Melalui pendekatan inovasi berbasis literasi Islam, ragam produk berhasil diluncurkan dan merebut hati konsumen muslim, seperti Pepsodent Siwak, Lux Hijab Series Zaitun dan Madu, Vaseline Hijab Bright, Sunsilk Hijab, Lifebuoy Tin dan Zaitun, dan Rexona Hijab Natural Peach & Mint Cool.
Komitmen dan inovasi halal Unilever Indonesia telah berhasil menaklukkan pasar halal, tak heran banyak penghargaan berhasil diraih. Selain sebagai perusahaan pertama yang meraih sertifikasi SJH MUI (1994), Unilever Indonesia juga berhasil meraih penghargaan LPPOM MUI Halal Award untuk kategori Longlife Achievement dan Favorite Halal Brand pada tahun 2023. Beberapa brand Unilever Indonesia dari kategori Food & Beverage, Personal Care, dan Home Care, juga berhasil menyabet Top Halal Awards di 2023 dan 2024.
“Apresiasi ini semakin mengukuhkan komitmen Unilever Indonesia untuk terus konsisten mengambil bagian dalam promosi dan sosialisasi produk halal, serta mengedukasi masyarakat untuk memilih produk yang aman dan juga halal,” jelas Banto.
Maksimalkan Ragam Channel
Keberhasilan komunikasi halal Unilever Indonesia, juga tak lepas dari kemahirannya memaksimalkan ragam kanal yang tersedia. Salah satunya penjualan tatap muka (personal selling), yang memungkinkan adanya interaksi langsung dengan konsumen seraya memberikan penjelasan mengenai produk halal secara lengkap.
Perkembangan dunia digital turut pula dimanfaatkan dengan optimal. Pada kanal ini peranan Gen Z tak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai kelompok audiens yang mendominasi sepertiga populasi Indonesia, Gen Z juga sangat lekat dengan teknologi digital. Beberapa tren di dunia digital lahir dari generasi ini dan turut mempengaruhi populasi secara keseluruhan. Komunikasi melalui kolaborasi dengan influencer di media sosial jadi cara untuk mendekatkan brand dengan mereka.
Selain digital minded, Gen Z juga sangat mementingkan kualitas dari produk-produk yang digunakan, serta kaitannya dengan isu sosial dan keberlanjutan. Pendekatan komunikasi dengan berbagai program dan kampanye yang memberikan dampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan, dapat menarik konsumen kalangan Gen Z.
“Untuk itu, kami memastikan produk-produk kami menjawab kebutuhan generasi tersebut dengan tepat, termasuk memaksimalkan strategi komunikasi dan pemasaran berbasis teknologi digital yang lekat dengan keseharian mereka,” papar Banto.
Sebagai perusahaan yang berkomitmen bertumbuh bersama masyarakat Indonesia, Unilever Indonesia juga berinovasi melalui beragam program edukasi kesehatan hingga lingkungan, yang selaras dengan value dari produk personal care maupun nutrisi. Seperti kolaborasi bersama Pemerintah dan institusi pendidikan (Pesantren) dalam program Pondok Pesantren Sehat (Santri Berseri), program Pesantren Hijau, program Water Harvesting di Pesantren. Melalui program-program tersebut Unilever Indonesia berupaya mewujudkan generasi masa depan yang lebih sehat, dengan menekankan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan serta konsumsi makanan bergizi seimbang.
“Unilever Indonesia telah mengadakan/mengawal berbagai program yang mendorong komunitas muslim menjadi lebih berdaya, sehat dan sejahtera, di antaranya; Gerakan Masjid Bersih, Pepsodent Sahur Amal, dan Kampanye Rexona Hijab #RayakanGerakmu,” tambah Banto.
Komitmen Kuat Pada Halal
Dalam perjalanannya, upaya komunikasi dan kampanye produk halal yang dilakukan Unilever Indonesia bukan berarti tanpa rintangan dan hambatan. Beberapa hal seperti perbedaan persepsi tentang halal, proses sertifikasi yang panjang, kompetensi pasar, serta perubahan regulasi, menjadi tantangan yang kerap ditemui. “Namun, dengan strategi yang tepat, Perusahaan berharap dapat mengatasi tantangan ini dan membangun kepercayaan serta loyalitas konsumen terhadap produk halal kami,” papar Banto optimis.
Banto juga menegaskan komitmen kuat Unilever Indonesia untuk dapat terus memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan mendukung program-program pemerintah dalam memajukan perekonomian bangsa, salah satunya melalui sektor industri halal yang sejalan dengan implementasi Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI).
“Kami berharap dapat memelopori sebuah sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, pihak swasta dan organisasi kemasyarakatan dalam bergotong-royong wujudkan perekonomian syariah dan industri halal yang lebih maju, inklusif serta mampu menembus level global,” pungkasnya. (Anidah)