

Alhamdulillah majalah HALAL REVIEW edisi Oktober telah hadir di tengah pembaca. Edisi bulan Oktober ini bertepatan dengan penyelenggaraan Top Halal Award 2024 yang telah diadakan pada tanggal 16 Oktober 2024 lalu. Top Halal Award adalah penghargaan yang diberikan kepada merek-merek yang meraih indeks Top Halal tertinggi di kategorinya. Untuk itu redaksi HALAL REVIEW mengucapkan selamat kepada merek-merek pemenang dan mendapat penghargaan Top Halal Award 2024.
Pembaca budiman, sehubungan dengan penyelenggaraan acara Top Halal Award 2024, maka pada edisi Oktober ini majalah HALAL REVIEW mengangkat Top Halal Award 2024 sebagi topik utama. Topik utama menyajikan bagaimana keseruan acara Top Halal Award 2024, apa kata tokoh dan pelaku usaha tentang ajang Top Halal Award, daftar merek-merek yang mendapat penghargaan Top Halal Award 2024, dan aplikasi penggunaan logo Top Halal Award oleh para perusahaan.
Tahun ini sebanyak 52 merek mendapat anugerah Top Halal Award dari berbagai kategori, dan 6 merek untuk kategori Halal Global Brand. Penghargaan ini didasarkan hasil survei tahunan Top Halal Index yang dilakukan oleh IHATEC Marketing Research. Survei dilakukan di 6 kota besar di Indonesia dengan melibatkan 1.700 responden. Sedangkan survei Halal Global Brand melibatkan responden yang menyebar di 27 negara melalui survei online.
Ajang Top Halal Award sejalan dengan program pengembangan industri halal nasional. Oleh karena itu, banyak pihak yang mengapresiasi dan mendukung adanya Top Halal Award. Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), lembaga pemeriksa halal, hingga asosiasi dunia usaha, selalu hadir pada setiap acara Top Halal Award.
Selain topik utama, kami juga menyajikan topik lain yang tak kalah menarik. Topik tersebut di antaranya rubrik Halal Strategi yang berjudul “Merentas Jalan Menuju Strategic Halal Champion”. Topik berikutnya adalah rubrik Tokoh yaitu peran Muti Arintawati dalam memajukan LPPOM di tengah perubahan lanskap bisnis lembaga pemeriksa halal. Semoga bermanfaat.
Anang Ghozali Editor in Chief
PEMIMPIN UMUM
PEMIMPIN REDAKSI
REDAKTUR AHLI
Evrin Lutfika
Anang Ghozali
Prof. Irwandi Jaswir, M.Sc., Ph.D.v
Prof. Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc.
Dr. Wahyu T. Setyobudi, MM., ATP., CPM.
Ir. Nur Wahid, M.Si Purwono, S.IP
HALAL REVIEW
@HALALREVIEW_
HALAL REVIEW
REDAKTUR
Audia Ari Anidah Mohammad Andika Priyandana Syauqi Ahmad
SEKRETARIS REDAKSI RISET
Tiara Aprilia Rizky
Fachruddin Putra Jaya
FOTOGRAFER DESAIN & LAYOUT
PEMASARAN Tri Hadi Prayitno Novia Putri Sari
KEUANGAN IT
Feby Sabrina Agisna Gusti Ainun
Dinda Yunita
Berlian Dwi Ayu M. Risal Abdilah
Diterbitkan oleh IHATEC Publisher (PT Insan Halal Cendekia)
Alamat:
Bogor Icon Central Office Lt. 3, Bukit Cimanggu City, Jl. Sholeh Iskandar No.1, Cibadak, Tanah Sareal, Bogor 16168
+62811-1145-060 (Whatsapp)
E-Mail : publisher@ihatec.com ISSN 3032-1964
Majalah HALAL REVIEW mengulas tentang potensi halal dalam pengembangan bisnis di pasar Indonesia maupun pasar global, untuk memberikan informasi dan inspirasi bagi pembaca maupun pelaku bisnis dalam menangkap peluang potensi pasar halal dan terbit satu bulan sekali.
Majalah ini dapat diperbanyak sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pendidikan dan non komersial lainnya dengan tetap mencantumkan sumbernya.
HALAL REVIEW / OKTOBER 2024
08
Merentas Jalan Menuju Strategic Halal Champion 12
HALAL STRATEGY
16 18 24 28
Daftar Merek yang Mendapat
Penghargaan Top Halal Award 2024
Apa Kata Mereka Tentang Top Halal Award 2024?
Galeri Foto Top Halal Award 2024
Aplikasi Logo Top Halal Award
Dorong Daya Saing LPPOM di Pasar Sertifikasi Halal
HALAL BRAND
Menangkan Hati Konsumen dengan Roti Halal
HALAL BRAND
Komitmen dan Inovasi di Pasar Halal Ala Kecap Manis ABC
HALAL CORPORATE
Citra Halal Telah Melekat pada Produk
HALAL CORPORATE
Masuk dalam Top 30 Perusahaan Berproduk Halal
HALAL LIFESTYLE
Menanamkan Halal Lifestyle Pada Anak
HALAL UPDATE
Buka Forum H20, Menag Apresiasi BPJPH atas Capaian Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal
Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2024
New York Halal Fest 2024
HALAL KNOWLEDGE
Self Declare Kemudahan Sertifikasi Halal untuk UMK
Kata Nyeleneh Jadi Merek Produk Halal? Yuk Kenali Kriteria Sertifikasi Halal
Halal di India: Tantangan dan Kerja Sama Antarbangsa
Berbagai terobosan dan transformasi bisnis dilakukan Muti Arintawati untuk mendongkrak daya saing LPPOM di pasar sertifikasi halal, serta menjaga profesionalitas dan reputasinya sebagai lembaga yang terpercaya, baik di Indonesia maupun global.
Selama tiga dekade Muti Arintawati berkarier di bidang sertifikasi halal. Dedikasi, kerja keras dan kedisiplinan yang dilakukan, telah menghantarkan dirinya menduduki jabatan penting dan strategis di Lembaga Pengkajian Pangan, Obatobatan, dan Kosmetika (LPPOM).
Mengawali kariernya sejak tahun 1994 sebagai auditor halal. Muti selanjutnya bergabung menjadi anggota pengurus LPPOM pada tahun 1998. Dirinya memainkan peran penting di lembaga yang bertugas melakukan proses pemeriksaan kehalalan produk tersebut, sehingga dipercaya menjabat Kepala Bidang Sertifikasi & SJH, dan Kepala Bidang Auditing dari tahun 2006 - 2010.
Karier wanita kelahiran 28 Juli 1969 di Manokwari, Papua Barat ini terus melejit. Pada tahun 2010, ia ditunjuk sebagai Wakil Direktur LPPOM. Bahkan peraih gelar sarjana bidang Teknologi Pangan & Gizi, dan Ilmu Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, sukses menjabat Direktur Utama LPPOM periode 2020-2025.
Di bawah kepemimpinan Muti, LPPOM berhasil meningkatkan efisiensi operasional, kepuasan pelanggan, dan pertumbuhan bisnis yang signifikan, dengan pengembangan model bisnis yang lebih adaptif dan proaktif. Ini terlihat dari adanya peningkatan jumlah klien yang konsisten dari tahun 2020 - 2023 dengan waktu pelayanan yang semakin cepat tanpa menurunkan kualitas,
dengan waktu rerata tercatat di SiHalal selama 7 hari kerja.
Melalui kepemimpinan yang inklusif, Muti memastikan LPPOM mampu merespon perubahan pasar dengan cepat dan efektif. Membuka ruang komunikasi dan memberdayakan setiap anggota tim untuk berkontribusi, serta mencetak pemimpin dari dalam dengan mendorong pelatihan berkelanjutan dan rotasi pekerjaan yang efektif, sehingga menciptakan calon pemimpin yang siap untuk mengambil alih tanggung jawab yang lebih besar di masa depan.
Majalah Halal Review berkesempatan untuk mewawancarai Muti yang telah menunjukkan kepemimpinan yang tangguh dan visioner dalam menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal. Pada kesempatan kali ini, dirinya berbagi pandangan dan strateginya dalam memajukan LPPOM, serta menyikapi tantangan yang dihadapi dalam rangka menghadapi diberlakukannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH), yang mewajibkan sertifikasi halal bagi seluruh produk beredar di Indonesia.
Seperti apa Anda melihat perkembangan halal di Indonesia?
Kami menyambut baik upaya pemerintah dalam menjamin hak konsumen muslim atas produk halal melalui Undang-Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH). Namun, penerapannya tidak mudah, mengingat perbedaan skala usaha,
bahan baku, serta ketergantungan pada produk impor.
Keberhasilan bergantung pada interpretasi regulasi yang jelas, mekanisme yang tepat, dan dukungan “ tools ” seperti sistem, sumber daya manusia (SDM), dan penegakan hukum yang baik. Dengan banyaknya lembaga yang ikut dalam sertifikasi halal, seperti Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H), kami berharap standar sertifikasi halal di Indonesia tetap terjaga, karena halal sifatnya zero tolerance.
Sejauh mana efektivitas kewajiban sertifikasi halal yang diberlakukan ke semua pelaku usaha?
Kami melihat masih banyak langkah yang perlu ditempuh untuk mewujudkan implementasi kewajiban sertifikasi. Lantaran, banyaknya jumlah pelaku usaha di Indonesia, khususnya
yang berskala mikro dan kecil yang terbatas akan sumber daya dan pengetahuan tentang regulasi JPH. Selain itu, biaya sertifikasi dan prosesnya dianggap cukup rumit bagi usaha kecil.
Ada 4 hal yang harus diterapkan agar kewajiban sertifikasi halal berjalan efektif. Pertama, kesiapan LPH dan LP3H, baik dari aspek jumlah maupun kualitas, dalam pelaksanaan pemeriksaan kehalalan produk. Kedua , edukasi yang masif kepada pelaku usaha untuk meningkatkan kesadaran akan regulasi Jaminan Produk Halal (JPH) yang berlaku. Selain itu perlu edukasi kepada masyarakat agar mampu berperan dalam pengawasan produk halal.
Ketiga, fokus pada produk hulu seperti bahan baku dalam mendukung penerapan sertifikasi halal, khususnya untuk Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Misalnya, kepastian kehalalan rumah potong hewan dan distribusi bahan hewani sangat penting. Keempat, efektivitas kewajiban
Muti Arintawati menjadi salah satu penerima
penghargaan The Most Extraordinary Women Business Leaders 2024 dari SWA Media
sertifikasi halal harus didukung oleh pengawasan dan penegakan hukum, yang dimulai dari edukasi kepada pelaku usaha. Pemastian standar sertifikasi halal juga harus diberlakukan pada lembaga terkait seperti LPH, LP3H, LHLN, dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) untuk menjaga kualitas.
Apakah kebijakan ini akan memberikan peluang bagi perkembangan dunia usaha baik di dalam negeri maupun pasar global?
Tentu saja! Kewajiban halal bisa menjadi peluang yang sangat baik di pasar global, karena sudah menjadi global requirement. Nilai perdagangan produk halal terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan produk halal tidak saja dipercaya oleh konsumen muslim, tapi konsumen nonmuslim karena sudah dipahami bahwa halal product is quality product.
Bagaimana dengan kesiapan LPH dalam pelaksanaan kewajiban sertifikasi halal?
Kesiapan LPH menjadi kunci suksesnya kewajiban sertifikasi halal. Saat ini, pemerintah terus meningkatkan jumlah dan kualitas LPH di seluruh provinsi. Selain itu, ada upaya untuk memperkuat standar yang diterapkan oleh LPH agar proses sertifikasi dilakukan dengan efisien dan terpercaya.
Bagaimana peran LPPOM dalam memajukan perkembangan halal di Indonesia?
LPPOM dibentuk atas mandat pemerintah untuk menangani kasus lemak babi pada 1988. Didirikan pada 6 Januari 1989, LPPOM bertugas melakukan pemeriksaan dan sertifikasi halal. LPPOM mengembangkan Sistem Jaminan Halal (SJH) sejak 2012 sebagai acuan pemeriksaan produk halal, yang kini diadopsi oleh BPJPH sebagai dasar Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH).
Standar SJH juga menjadi referensi utama dalam berbagai SNI, termasuk SNI 99001:2016 tentang Sistem Manajemen Halal dan beberapa standar lainnya terkait pemotongan hewan halal.
Apa prestasi yang telah diraih oleh LPPOM?
Selama lebih dari 35 tahun berdiri, LPPOM telah melayani lebih dari 50.000 pelaku usaha, baik di lingkup nasional maupun global yang tersebar di 65 negara. Ini menunjukkan bahwa “dakwah halal” telah semakin berhasil digaungkan.
LPPOM telah mendapatkan pengakuan dalam bentuk akreditasi dari otoritas nasional maupun internasional. Sejak 2018, LPPOM terakreditasi SNI ISO/IEC 17065:2012 oleh KAN, GSO 20552:2021 oleh GCC Accreditation Center (GAC), dan OIC/SMIIC 2:2019 oleh Republic of Turkey Halal Accreditation Agency (HAK).
Selain itu, LPPOM juga diakui oleh beberapa otoritas internasional seperti Ministry of Public Health State of Qatar dan Ministry of Industry & Advanced Technology (MOIAT)/Emirate Authority for Standardization and Metrology (ESMA).
Bagaimana transformasi yang telah dilakukan LPPOM dalam menghadapi ketatnya persaingan di era digital?
LPPOM terus melakukan berbagai transformasi digital dalam mendukung aktivitas pelayanan.
Pengembangan CEROL SS23000 sebagai internal tools yang terintegrasi dengan SiHalal sebagai national tools terus dilakukan agar pelaksanaan proses pemeriksaan halal menjadi lebih mudah, terukur dan transparan.
Transformasi SDM dilakukan melalui pelatihan kepada karyawan, khususnya auditor halal, agar seluruh karyawan adaptif, amanah, dan selaras dengan kebutuhan jasa sertifikasi halal di Indonesia dan global. Kemampuan audit juga ditingkatkan melalui pelatihan intensif dengan lebih dari 100 modul sosialisasi, pelatihan, dan evaluasi yang ada dalam sistem e-learning.
Sejumlah lebih dari 1.000 auditor dituntut untuk mampu melakukan audit berdasarkan ruang lingkup yang berbeda, termasuk terkait keamanan pangan. Aspek soft skill, seperti komunikasi turut menjadi perhatian. Berikutnya restrukturisasi manajemen dan pengenalan fungsi-fungsi baru, seperti corporate secretary dan marketing, merupakan langkah penting untuk memastikan LPPOM tetap kompetitif di pasar yang semakin ketat.
Aktivitas apa yang Anda lakukan terkait pengembangan halal di Indonesia maupun global?
Saat ini lebih fokus pada LPPOM untuk memenuhi regulasi nasional dan global. LPPOM tersebar di 34 provinsi, 4 kantor perwakilan di luar negeri (Taiwan, China, dan Korea Selatan), dan terus memperkuat kemampuan pelayanannya agar dapat memberikan layanan yang terstandar di setiap titik.
Kemudian pengembangkan Laboratorium LPPOM, yang berperan dalam pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) pengujian etanol, DNA porcine (babi), dan DNA sapi, serta pengembangan pengujian DNA manusia dan tikus, dan sedang mengajukan draf uji daya tembus air untuk kosmetik ke Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Selain itu, aktif sebagai narasumber di berbagai event global untuk menyebarkan pemahaman tentang halal, baik di tingkat nasional maupun internasional, seperti di Singapura, Thailand, Korea, Malaysia, Turki, dan banyak lagi. Termasuk berkontribusi dalam berbagai media, baik elektronik maupun cetak.
Apa harapan Anda untuk perkembangan halal di Indonesia ke depannya?
Presiden Joko Widodo telah menetapkan target untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia, dan harapannya Presiden Prabowo Subianto dapat melanjutkan bahkan memperkuat kebijakan ini. Kami berharap dukungan terhadap daya saing produk lokal terus ditingkatkan agar tidak kalah dengan produk impor. Pusat halal dunia bukan hanya dari sisi perdagangan, tetapi juga sebagai referensi dalam pengembangan standar halal dunia.
Dengan segala potensi yang dimiliki Indonesia, kami optimis target ini dapat tercapai. Namun, sinergi antar-pemangku kepentingan perlu terus diperkuat untuk memenuhi regulasi wajib sertifikasi halal bagi seluruh produk yang beredar di Indonesia. Yang terpenting bukan hanya mencapai target angka, tetapi menjaga kualitas kehalalan produk sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat muslim di Indonesia maupun dunia. (Mohamad)
Sebagai alumni jurusan matematika, saya selalu menganggap diri saya sangat rasional. Dulu, saya skeptis dengan khasiat air doa yang katanya lebih baik dari analgesik, atau air wudhu yang merupakan kosmetik terbaik. Menurut saya itu hanyalah makna kiasan, tidak dapat ditafsirkan secara letterlijk atau harfiah. Namun sakit gigi mengubah pandangan itu. Anda tentu paham bagaimana rasanya gigi geraham mendorong taring, yang menyebabkan abses, dan bengkak hingga ke pipi. Waktu itu malam ahad, menjelang libur panjang, di mana banyak RS tutup dan dokter gigi tidak praktik. Beberapa butir Ponstan sudah tidak lagi mempan menghadapi nyeri berdenyut yang rasanya menusuk gusi. Berbagai teknik NLP dan jurus-jurus lain saya gunakan untuk meredam rasa sakitnya, namun tak ada yang efektif. Dalam pasrah, istri saya mengambilkan air zam-zam dan saya minum dalam doa. Tak berbilang waktu, ajaib memang, di antara sekian alternatif itu air zam-zamlah yang paling bisa meredakan nyeri.
Terkait bagaimana hubungan ilmiahnya, antara air zam-zam dengan meredakan nyeri, sejauh pengetahuan saya belum diketahui secara pasti. Bisa jadi karena kandungan mineral kalsium, magnesium, sodium, dan 34 mineral lainnya, mungkin juga karena kadar pH-nya yang alkali, atau juga karena aspek psikologis efek placebo . Namun akhirnya kita memang harus menerima kenyataan, bahwa jauh lebih banyak hal yang tidak dapat dijelaskan daripada yang bisa dijelaskan di dunia ini. Selain ilmu yang telah dipelajari, kita berpegang pada apa yang Allah SWT firmankan, dan apa yang dicontohkan Baginda rasul yang mulia. Dalam beberapa kesempatan, Baginda Rasul memperbolehkan ruqyah dengan cara memberikan air yang didoakan Al-Fatihah oleh para sahabat. Jelaslah di sini, bahwa dimensi spiritual merupakan bagian tak terpisahkan dari ikhtiar.
Dalam hal mengelola perusahaan, aspek spiritual ini sering kali diabaikan. Business is business, perhitungan profit adalah sesederhana revenue minus cost . Padahal dalam era hyper competition yang makin chaotic seperti sekarang ini, justru banyak sekali ketidakpastian yang dihadapi oleh pelaku usaha. Predictive ability dari model-model manajemen lama makin lama makin tumpul, dan banyak lubang menganga dari teori manajemen ketika dihadapkan oleh turbulensi lingkungan. Oleh karenanya, fokus perhatian perusahaan perlu dialihkan untuk juga melihat aspek spiritual sebagai bagian penting. Beyond halal compliance, toward syariah manajemen , proses pengelolaan perusahaan berlandaskan prinsip-prinsip syariah.
Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas mengenai integrasi nilai yaitu meletakkan spiritual value sebagai pengikat nilai-nilai lain yang terdiri dari nilai fungsional, emosional, sosial, dan ekonomikal. Kemudian ada empat tipe perusahaan dilihat dari kemampuan integrasi nilai dan tingkat compliance terhadap prinsip halal, yaitu strategic halal champion, non-halal champion, label centric, dan non-compliance . Dalam tulisan ini, akan kita jabarkan apa saja langkah-langkah yang penting untuk dilakukan agar mampu menjadi strategic halal champion, yaitu perusahaan yang bukan hanya menunjukkan kualitas unggul di mata pelanggan, namun juga mempraktikkan
konsep halal secara platformik, menjadi basis bagi manajemen perusahaan baik dalam pemasaran, pengelolaan modal manusia, keuangan, dan pengelolaan operasi serta rantai pasok.
Kata “strategic” dalam strategic halal champion memiliki arti keunggulan jangka panjang. Oleh karenanya, usaha untuk membangun keunggulan jangka panjang ini mestilah fundamental. Mulai dari dasar-dasar pengembangan perusahaan. Dengan demikian dibutuhkan suatu peta jalan yang sistematis dan setahap demi setahap menuju pencapaian visi halal yang dicita-citakan. Paling tidak ada 5 tahap utama yang kita beri nama: Discovery – Mastery – Consistency – Synergy – Legacy . Kelima tahapan ini bukanlah suatu tahapan formal yang kaku, namun cenderung menjadi tema pengelolaan prinsip halal sepanjang jalan pengembangan jangka panjang.
Langkah pertama adalah Discovery , yaitu melakukan asesmen ke dalam perusahaan untuk menemukan kondisi saat ini, karakter dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Langkah ini lebih merupakan refleksi terhadap keadaan perusahaan dan menakar komitmen pengelola dalam meniti langkah menuju halal champion. Beberapa hal yang perlu dibangun di tahap ini adalah visi halal, yaitu seberapa paripurna konsep halal yang akan digunakan, mulai dari yang terendah yaitu memenuhi persyaratan label halal, hingga yang
tertinggi adalah penerapan sebanyak mungkin prinsip halal dalam pengelolaan perusahaan. Visi inilah yang nanti akan menjadi mercu suar, mengarahkan perusahaan menuju ke dermaga yang diimpikan yaitu keberkahan dunia-akhirat.
Langkah kedua adalah Mastery , yaitu mengidentifikasi serta menguasai ilmu yang dibutuhkan untuk mampu mengaplikasikan prinsip halal. Penguasaan dan pendalaman ini meliputi seluruh aspek halal, mencakup standar, regulasi, dan praktik terbaik dalam produk maupun proses untuk mengantarkannya.
Dalam tahap ini perusahaan perlu memiliki talenta-talenta yang mumpuni yang dididik menggunakan berbagai macam cara, di antaranya mengirim sekolah formal-informal, melakukan kerja sama magang dengan perusahaan lain yang dinilai tepat, dikirim untuk melihat praktik terbaik di tempat lain, atau bisa juga menjadi aprentice.
Kemudian berikutnya kita memiliki langkah ketiga yaitu Consistency, menjamin strategi dan implementasi peta jalan ini dilaksanakan secara terus-menerus dan konsisten. Istiqomah, demikian kita menyebutnya. Hal ini dilakukan dengan cara mengembangkan sistem monitor kehalalan yang terintegrasi, melakukan proses evaluasi secara periodik, dan berusaha untuk terus meningkatkan aktivitas pengembangan sistem pengelolaan berbasis prinsip halal sehingga naik level.
Langkah berikutnya adalah Synergy , mempromosikan konsep halal sepanjang rantai pasok, kepada seluruh partner yang terlibat dalam proses bisnis perusahaan. Kita menyadari benar bahwa usaha untuk mengembangkan praktik halal tidak dapat dilaksanakan sendiri. Perlu usaha bersama, kerja jamaah yang terkoordinir. Perusahaan yang telah memiliki peta jalan mampu melihat jauh ke depan, dan mengajak seluruh perusahaan yang terlibat untuk berkontribusi dalam sistem ini.
Langkah terakhir adalah Legacy, menginspirasi praktik beyond halal ini kepada industri lain, dan masyarakat secara luas. Praktik manajemen halal yang baik akan memberikan contoh yang menggugah kepada masyarakat dan pelaku industri sehingga ini bisa menjadi tinggalan kita. Usaha baik yang dilakukan janganlah hanya kita jadikan refleksi pribadi, namun perlu dipublikasikan menggunakan cara yang benar. Bukan untuk pamer atau menjadi sombong, namun demi pengembangan sistem halal yang lebih luas.
Demikianlah beberapa tahapan penting yang bisa mulai kita rintis di perusahaan kita. Seperti kata peribahasa, if you dream alone its just a dream. But if you can make everybody dream as you dream, it’s the dawn of reality. Dalam konsep beyond halal, tujuan perusahaan bukan hanya sustainability namun hingga eternity, dunia akhirat. Semoga kita dimudahkan untuk menggapainya. Salam berkah, salam pembaharu.
Sebanyak 52 merek mendapat penghargaan Top Halal Award 2024. Penghargaan ini merupakan ajang yang penting untuk mengapresiasi dan mempromosikan produk halal di Indonesia guna mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
Industri halal di Indonesia diperkirakan akan mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini didorong oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan produk halal, serta komitmen Pemerintah untuk menyediakan produk halal di dalam negeri. Sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar kedua, Indonesia berpeluang menjadi negara utama penghasil produk halal dunia.
Untuk mendorong terwujudnya hal tersebut, IHATEC Marketing Research menyelenggarakan penganugerahan Top Halal Award (THA) 2024 dengan mengusung tema “Building Halal Brand to Capture Global Market”. Tahun ini merupakan tahun ketiga diselenggarakannya Top Halal Award, sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2022 lalu. Top Halal Award merupakan bentuk penghargaan kepada perusahaan dengan citra halal terbaik yang dinilai berdasarkan hasil survei Top Halal Index oleh IHATEC Marketing Research.
Selain didukung oleh pelaku usaha dan stake holder lainnya seperti asosiasi usaha, lembaga pemeriksa halal, media dan masyarakat penggiat halal, Top Halal Award juga mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), M. Aqil Irham, dan Direktur Eksekutif KNEKS, Sholahudin Al-Aiyub.
Dalam sambutannya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengucapkan apresiasi atas terselenggaranya Top Halal Award (THA) 2024. Menurutnya, kegiatan ini
dapat memberikan manfaat bagi halalpreneur serta menjadi momentum bersama dalam memajukan industri halal Indonesia dan mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
Sandiaga menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi halal dan kapasitas di berbagai industri halal, seperti makanan dan minuman halal serta pariwisata halal. Pengembangan ekonomi halal akan membantu Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan lapangan kerja.
Direktur Eksekutif KNEKS, Sholahudin AlAiyub, menyebutkan bahwa Top Halal Award 2024 merupakan ajang yang penting untuk mengapresiasi dan promosikan produk halal di Indonesia. Di tengah perkembangan industri halal yang besar, penghargaan ini selain merupakan pengakuan atas prestasi yang sudah dicapai, juga menjadi pendorong bagi pelaku industri untuk terus berinovasi dan menjalankan kualitas produk yang sesuai prinsip halal dan thayyib
“Kami berkomitmen mendukung pengembangan ekosistem halal di Tanah Air. Kami percaya bahwa kolaborasi dan sinergi pemerintah dan pelaku industri serta masyarakat luas, kita dapat menghasilkan produk halal yang kompetitif di skala nasional maupun kancah global,” ungkap Aiyub.
Sementara itu, Direktur IHATEC Marketing Research, Evrin Lutfika, menyebutkan bahwa Top Halal Award merupakan bentuk apresiasi kepada perusahaan yang siap bersaing di pasar halal global. Hal ini sebagai diferensiasi yang mendorong perusahaan menjadikan halal
sebagai keunggulan utama, serta membantu konsumen dalam memilih merek halal unggulan dan terpercaya yang mampu meningkatkan peluang penjualan.
Menurut Executive of Steering Committee of Top Halal Award 2024, Anang Ghozali, membangun merek halal (halal branding) menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaku usaha untuk dapat berkompetisi di pasar muslim, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Artinya, perusahaan melakukan upaya promosi produk atau layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan nilai-nilai konsumen muslim.
“Halal sudah menjadi bagian strategi marketing atau pengembangan bisnis. Selain itu juga, sebentar lagi kebijakan kewajiban halal akan diberlakukan, ini berarti era pasar halal sudah di depan mata. Mau tidak mau, pelaku usaha harus bisa memanfaatkan halal untuk keberhasilan bisnisnya,” ungkap Anang.
Kehadiran negara dalam penyelenggaraan sertifikasi halal tercermin dari hadirnya sejumlah kebijakan yang mendasar dan strategis. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), M. Aqil Irham.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH) beserta turunannya telah menetapkan kerangka hukum baru yang membawa perubahan mendasar terkait kebijakan dan implementasi sertifikasi halal. Perubahan dari yang sebelumnya bersifat sukarela (voluntary) menjadi wajib (mandatory). Penahapan pertama jatuh tempo pada 17 Oktober
2024 untuk produk makanan dan minuman.
Menurut Aqil, potensi produk halal Indonesia terbuka lebar, baik di pasar domestik maupun ekspor, di level global, potensi pasar produk halal juga sangat besar. DinarStandard dalam SGIE Report 2023 melaporkan bahwa 2 miliar konsumen muslim dunia menghabiskan sekitar 2,29 triliun USD pada tahun 2022 di sektor makanan, farmasi, kosmetik, mode, perjalanan, dan media/rekreasi, yang semuanya merupakan produk/layanan inti.
52 Merek Raih Penghargaan Top Halal Award 2024
Top Halal Award semakin mendapat respon positif dari para pelaku usaha. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pelaku usaha yang mendukung adanya penghargaan ini. Tahun 2024 ini Top Halal Award memberikan penghargaan kepada 52 merek halal yang sukses dalam membangun merek halal berdasarkan hasil survei Top Halal Index. Merek-merek tersebut berasal dari industri makanan dan minuman, industri personal care dan home care, industri kosmetik, serta restoran, yang meliputi restoran siap saji, restoran Jepang dan restoran Nusantara.
Tahun ini, Top Halal Award juga memberikan penghargaan kepada merek-merek nasional yang sukses meraih pasar di tingkat global. Penghargaan ini ditentukan berdasarkan survei online yang diikuti oleh responden di 27 negara yang menyebar di Asia, Eropa, Amerika, Afrika dan Australia. Adapun merek-merek yang mendapat penghargaan Top Halal Award Kategori Global Halal Brand adalah Indomie (mi instan), Kopiko (permen), Kapal Api (kopi bubuk), Garuda (kacang) dan Wardah (kosmetik).
Merek
AICE Ice Cream
Kategori
AQUA Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
MIZONE
Minuman Isotonik
SGM EKSPLOR Susu Bubuk Anak
SKIPPY®Brand Selai
GARUDA Kacang Kulit
GARUDA Kacang Atom
GERY Biskuit Malkist
CHOCOLATOS Wafer Stick
CHOCOLATOS
Minuman Serbuk Cokelat
TANGO Wafer
FULLO Wafer Roll
MASAKO
Penyedap Rasa
SAORI Saus Tiram
POCKY Stick Biscuit
ROYCO
Penyedap Rasa
SARIWANGI Teh Celup
BUAVITA
Minuman Sari Buah Siap Minum
WALL’S Ice Cream
MR. BREAD Roti
KANZLER Sosis
KANZLER Bakso
BIOKUL Yogurt
CIMORY Yogurt
ADEM SARI
LISTERINE
CLEAR
SUNLIGHT
PEPSODENT
Minuman Panas Dalam
Obat Kumur
Sampo
Sabun Cuci Piring
Pasta Gigi
LIFEBUOY
LIFEBUOY
LUX
LUX
BIORÉ
CUSSONS BABY
Sabun Mandi Batang
Sabun Mandi Cair
Sabun Mandi Batang
Sabun Mandi Cair
Sabun Mandi Cair
Minyak Telon
ANTIS Hand Sanitizer
KISPRAY
Pelicin Pakaian
ORIFLAME Foundation
ORIFLAME
STEAK MOEN MOEN
SOLARIA
MCDONALD’S INDONESIA
D’BESTO
BAKSO LAPANGAN TEMBAK SENAYAN
KOPI KENANGAN
MOMOTARO
ABC
Parfum
Restoran Steak
Restoran Indonesia
Restoran Cepat Saji
Restoran Cepat Saji
Restoran Bakso
Kedai Kopi
Kukis
Kecap
ABC Saos Sambal
ABC Ikan Kaleng
ABC Sirup
OREO
NUTELLA
Biskuit Sandwich
Selai Global Halal Brand Kategori INDOMIE Mie Instant
KOPIKO Permen
KAPAL API
KOPI KENANGAN
GARUDA
Kopi Bubuk
Kedai Kopi
Kacang
Sandiaga Salahuddin Uno - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia 2020 -2024
Top Halal Award 2024 dapat memberikan manfaat bagi halalpreneur serta menjadi momentum bersama dalam memajukan industri halal Indonesia dan mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Untuk terus mendukung para pelaku industri halal dan terwujudnya visi Indonesia menjadi produsen halal terkemuka di dunia diperlukan strategi kolaborasi yang efektif, inovatif, dan berkelanjutan melalui upaya-upaya, seperti mendorong business matching industri hulu dan hilir, perluasan akses pasar, serta dukungan ekspor produk.
Sholahudin Al-Aiyub - Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS)
Top Halal Award 2024 merupakan ajang yang penting untuk mengapresiasi dan promosikan produk halal di Indonesia. Di tengah perkembangan industri halal yang besar, penghargaan ini selain merupakan pengakuan atas prestasi yang sudah capai, juga menjadi pendorong bagi pelaku industri untuk terus berinovasi dan menjalankan kualitas produk dan inovasi yang sesuai prinsip halal dan thayyib. Kami berkomitmen mendukung pengembangan ekosistem halal di Tanah Air. Kami percaya bahwa kolaborasi dan sinergi pemerintah dan pelaku industri serta masyarakat luas, kita dapat menghasilkan produk halal yang kompetitif di skala nasional maupun kancah global.
M. Aqil Irham - Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)
Potensi besar ekosistem produk halal Indonesia ditopang dengan sejumlah faktor. Pertama, Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia, sehingga pasar domestik untuk produk halal sangat besar dan menjanjikan. Kedua , Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan produk halal yang berkualitas. Ketiga, Indonesia memiliki kekayaan budaya dan warisan yang dapat dijadikan sumber inspirasi dalam mengembangkan produk halal. Keempat, Indonesia terletak di antara Asia dan Australia, dan memiliki akses yang mudah ke negara-negara ASEAN dan Asia Tenggara, sehingga memudahkan ekspor produk halal Indonesia ke pasar global.
Memoria Dwi Prasita - Personal Care Innovation & MCOE Lead Unilever Indonesia
Puji syukur, alhamdulillah kami panjatkan mengetahui bahwa banyak brand dari Unilever Indonesia bisa mendapatkan Top Halal Award tahun 2024 di beberapa kategori.
Semoga Top Halal Award ke depannya bisa terus menjadi katalis PR (public relation) mengenai pentingnya halal di Indonesia, tidak hanya untuk kategori produk atau FMCG, tapi juga untuk kebutuhan lifestyle dari konsumen muslim di Indonesia.
Vania Christiani – Research & Development PT Unilever Indonesia
Penghargaan yang diterima oleh Mr. Bread tidak luput dari seluruh tim Mr. Bread yang berkomitmen dalam menjaga kehalalan produk, mulai dari penerimaan bahan baku sampai ke tangan konsumen.
Terima kasih kepada pelanggan yang telah memberikan kepercayaan kepada kami, sehingga kami dapat memenangkan Top Halal Award 2024. Dengan adanya penghargaan ini kami akan semakin bersemangat untuk mengembangkan brand kami menjadi lebih baik dan lebih kreatif dalam berinovasi. Semoga dengan adanya Top Halal Award ini brand awareness dari Mr. Bread semakin meningkat.
Tutut Wijayanti – Nutrition & Ice Cream Indonesia Regulatory Affairs Manager Unilever Indonesia
Penghargaan ini merupakan salah satu achievement yang kami nantikan dalam upaya untuk memenuhi persyaratan halal. Dengan penghargaan ini kami bisa berkomunikasi kepada masyarakat bahwa produk kami selain diproduksi dengan cara yang baik, juga memenuhi persyaratan halal, supaya masyarakat Indonesia tidak ragu lagi dalam menggunakannya. Penghargaan ini harapannya bisa membantu Indonesia dalam menjadi pusat halal dunia. Semoga penghargaan ini dapat menjadi salah satu upaya menuju cita-citanya.
Bangun Raharjo - Quality Manager PT Glico Manufacturing Indonesia
Alhamdulillah kami sangat senang mendapatkan penghargaan ini untuk brand Pocky, karena artinya brand kami dapat diterima serta memiliki positioning halal yang cukup baik di masyarakat Indonesia yang concern terhadap halal.
Penghargaan ini menunjukkan apresiasi masyarakat terhadap kehalalan produk, semoga bisa memberikan peningkatan citra halal terhadap produk yang ada di Indonesia, serta ke depannya Indonesia sebagai barometer market halal di dunia bisa mencontohkan bagaimana ekosistem market halal bisa jadi nilai tambah dari suatu brand
Elly Mustrianita – Corporate Communication & Sustainability Director PT PZ Cussons Indonesia
Kami mengucapkan terima kasih kepada IHATEC Marketing research yang telah menyelenggarakan Top Halal Award 2024 dan penghargaan yang telah diberikan. Tahun ini kami memenangkan untuk kategori telon oil dan semoga Cussons baby telon oil tetap akan berada di hati masyarakat dan mendapatkan award di tahun-tahun yang akan datang.
Andra, Brand Marketing Oreo & Zakiyah Abidin - Regulatory Affairs
PT Mondelez Indonesia
Terima kasih kepada Top Halal Award 2024, harapannya Oreo dapat semakin dipercayai oleh konsumen Indonesia. Dengan Top Halal Award semoga dapat menginspirasi untuk brand-brand lain juga semakin banyak yang mendapatkan penghargaan. Dan juga brand Mondelez selain Oreo juga bisa mendapatkan penghargaan Top Halal Award di tahun berikutnya.
Rachmat Trisnasaputra – Operation Director PT Oriflame Indonesia
Alhamdulillah, hari ini kami mendapatkan 2 award untuk kategori perfume dan foundation, di mana tahun lalu kita sudah memenangkan kategori parfume , serta tahun ini exposure -nya jauh lebih besar yaitu 6 kota besar untuk surveinya, dibanding tahun lalu hanya 5 kota besar. Kami sangat bahagia memenangkan 2 kategori tersebut. Harapannya tahun depan kita bisa memenangkan kategori lebih banyak karena produk di Oriflame Indonesia juga beragam.
Hermawan Prajudi – Director PT Ajinomoto Indonesia
Kami mewakili Top Manajemen dari Ajinomoto Indonesia sekaligus karyawan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang telah memberikan kepercayaan kepada produk kami dituangkan di dalam Top Halal Award kali ini. Harapannya awarding ini menjadi trigger dan motivasi bagi industri lain untuk menghasilkan produk & jasa yang halal untuk konsumen Indonesia. Top Halal Award ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan brand image perusahaan yang tentunya akan berdampak positif pada konsumen, karena apabila konsumen sudah percaya, maka akan berdampak positif ke penjualan produk serta berkontribusi positif ke bisnis perusahaan.
Evalinda – Owner d’BestO Fried Chicken & Burger
Saya begitu senang dengan penghargaan ini dan betul-betul tidak menyangka karena survei ini dilakukan di 6 kota besar di Indonesia, sementara d’BestO baru ada di 2 kota yaitu Jakarta dan Surabaya, artinya sudah banyak konsumen yang mengenal d’BestO walaupun belum ada di kotanya. Tentu ini sangat membahagiakan bagi kami, award ini saya dedikasikan untuk kurang lebih 6.000 karyawan yang telah bekerja sama dan bekerja keras. Dan juga pastinya untuk konsumen loyal kami terima kasih atas kepercayaan anda terhadap d’BestO. Insya Allah dengan adanya awarding ini akan meningkatkan d’BestO di masa yang akan datang.
Bagus Priambodo WS Sekretaris SJPH – Bakso Lapangan Tembak Senayan
Saya sangat senang sekaligus tertantang, karena penghargaan ini berkaitan dengan komitmen kami dalam menjaga kehalalan dan menjalankan sistem jaminan halal dalam menciptakan produk yang berkualitas. Harapan saya untuk acara Top Halal Award ke depannya akan semakin lebih baik, karena acara ini cukup mengakomodir perusahaan-perusahaan khususnya yang berkaitan untuk menciptakan produk halal. Adapun manfaat dari adanya awarding untuk produk kami yaitu untuk menciptakan value lebih terhadap customer kami.
Yulia – Nutella PT Ferrero Confectionary Indonesia, Distribute By PT Sukanda Djaya
Kami dari Nutella sangat senang dan mengucapkan terima kasih banyak atas penghargaan ini yang membuktikan Nutella sebagai brand besar yang diakui oleh seluruh konsumen Indonesia, khususnya pecinta selai coklat. Harapan kami ke depannya, tentunya konsumen selalu yakin untuk memilih Nutella sebagai selai coklat pilihan nomor satu. Kontribusi penghargaan ini sangat penting untuk kami karena di masa yang cukup challenging ini bagi perusahaan multinasional, sangat penting adanya recognition untuk Nutella dari segi halal. Ditambah lagi Nutella adalah produk impor sehingga sangat penting untuk memperkuat citra halal di pasar.
TB Imam Ghazali – McDonalds Indonesia
Alhamdulillah, tahun ini adalah tahun ketiga kami memenangkan Top Halal Award 2024. Tentu ini merupakan pencapaian dari tim McDonalds Indonesia, serta tidak lupa ini merupakan dukungan dari IHATEC, karena IHATEC adalah sumber data yang valid ketika menampilkan data-data terkait halal.
Tentunya memenangkan Award ini membawa banyak benefit seperti meningkatkan brand awareness , meningkatkan kepercayaan publik dan konsumen. Semoga tahun depan makin banyak brand yang memenangkan Top Halal Award. Untuk siapa pun nanti yang akan memenangkan Top Halal Award, percayalah bahwa awarding ini akan memberikan banyak benefit untuk perusahaan, karena dapat meningkatkan jumlah sales, profit, menambah jumlah outlet, karyawan, pemasukan, yang akan membawa dampak positif yang tidak hanya untuk perusahaan namun juga Indonesia.
PT Heinz ABC Indonesia
Alhamdulillah kami dari Heinz ABC berhasil memenangkan 4 kategori di Top Halal Award 2024 ini. Harapannya semoga tahun depan acara ini kembali berlangsung karena melalui acara ini menjadi bukti kehalalan produk kami. Serta Top Halal Award menjadi sarana supaya kita bisa mengetahui bagaimana konsumen Indonesia percaya dengan brand kami, dan kami ucapkan terima kasih banyak kepada masyarakat Indonesia.
Tini Sabrina - QA QC Regulatory PT. Macroprima Panganutama (Kanzler)
Pada Top Halal Award 2024 ini Kanzler memenangkan untuk kategori
Sausage dan Meatball., Kemudian semoga apa yang kami dapatkan ini bisa menambah berkah untuk keberlanjutan bisnis kami , dan untuk ke depannya lagi kami bisa mendapatkan Global Halal Award. Harapannya, dengan Top Halal Award ini Kanzler bisa memperkuat citra halal serta meningkatkan brand equity kami lebih baik di produk meat processing terutama halal brand meat processing dan kami lebih menguatkan diri kami di pasar.
Putri Lie – Junior Brand Manager PT Ultra Prima Abadi (OrangTua Group)
Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan dan waktu dari tim Top Halal Award 2024, karena hari ini Fullo bisa mendapatkan Top Halal Award 2024 untuk kategori wafer roll. Saya ingin mengucapkan terima kasih juga ke konsumen yang telah setia mengonsumsi Fullo sampai saat ini. Ini merupakan hasil dari komitmen Fullo untuk memberikan produk terbaik, berkualitas, dan tentunya aman untuk masyarakat Indonesia. Ke depannya semoga penghargaan ini menjadi reminder untuk Fullo terus melakukan perbaikan terus-menerus untuk memberikan produk yang terbaik.
Diki Sopandi – Direksi Steak Moen-Moen
Kami sangat berterima kasih terhadap penghargaan yang diberikan kepada brand kami yang tentu saja ini membawa banyak sekali manfaat bagi usaha kami. Kemudian kami berterima kasih kepada seluruh customer loyal Steak Moen-Moen di mana pun berada, kami persembahkan penghargaan ini untuk para pelanggan setia kami. Harapan saya untuk acara ini ke depannya makin meriah lagi. Dan kami khususnya berterima kasih kepada IHATEC Marketing Research selaku penyelenggara Top Halal Award, mudah-mudahan di tahun depan akan lebih sukses lagi.
Ari Windrayanto Purwito – Associate Brand Director Garudafood
Alhamdulillah kita mendapatkan Top Halal Award untuk brand Garuda dan brand-brand Garudafood lainnya, yang merupakan bukti bahwa usaha kami untuk membuat produk-produk berkualitas dan halal serta diterima masyarakat telah berhasil.
Harapan saya untuk Top Halal Award ke depannya menjadi tolak ukur untuk produk-produk halal berkualitas di Indonesia. THA ini juga membuktikan bahwa produk-produk Garudafood secara nasional dan global diakui kehalalannya, serta memberikan jaminan kualitas dan keamanan pangan, tidak hanya untuk umat muslim tapi juga seluruh umat lainnya.
ada tanggal 16 Oktober 2024 IHATEC Marketing Research telah menyelanggarakan ajang Top Halal Award 2024 di hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta. Ajang penghargaan ini dihadiri oleh para pimpinan dan staf perusahaan yang mendapat penghargaan, asosiasi usaha, lembaga pemeriksa halal, penggiat halal dan sejumlah media. Sementara itu, Sandiaga Uno (saat acara sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) dan Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), KH Sholahudin Al-Aiyub, memberikan apresiasi lewat sambutannya yang dilakukan secara virtual.
Selain penganugerahan kepada merek-merek pemenang, acara ini juga menyajikan short seminar yang disampaikan oleh Dr. Wahyu T. Setyobudi, Peneliti Global Business Marketing, Binus Business School.
Top Halal Award tidak saja memberikan sertifikat, tetapi juga memberikan hak penggunaan atau lisensi logo Top Halal Award kepada para pemenang yang mendapatkan penghargaan. Bagi perusahaan yang mendapatkan hak penggunaan logo Top Halal Award, dapat diaplikasikan di berbagai media promosi, media sosial, website dan kemasan produk.
Berikut ini berbagai aplikasi logo Top Halal Award yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan pemenang Top Halal Award.
Ramai di pemberitaan adanya penggunaan kata nyeleneh “tuyul”, “tuak”, “ beer ”, dan “ wine ” untuk produk yang telah bersertifikat halal. Padahal istilah-istilah tersebut berasosiasi dengan kekufuran dan lekat dengan produk yang diharamkan dalam Islam. Mengapa bisa lolos sertifikasi halal?
Halal dan Sertifikasi Halal
Halal dan sertifikasi halal, dua hal yang harus dipahami tatkala memilih produk. Halal merupakan salah satu status hukum dalam syariat Islam yang berarti “diperbolehkan”, bisa berupa makanan dan minuman untuk dikonsumsi, maupun perbuatan yang boleh dilakukan.
Setiap benda yang telah diciptakan Allah SWT statusnya boleh ( ibahah ) untuk digunakan, sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya. Inilah yang menjadi hukum asal benda dalam pandangan Islam. Makanan, minuman, bahan alam dan olahannya, semuanya boleh dikonsumsi, setelah dipastikan tidak berasal dari sumber yang diharamkan, prosesnya halal dan bersih dari kontaminasi barang haram. Meskipun belum memiliki sertifikasi halal.
Seiring kemajuan teknologi industri pangan, proses pembuatan produk makanan dan minuman tak lagi sederhana. Penggunaan bahan
baku turunan bahan alam, bahan tambahan pangan, serta proses produksi yang melibatkan penggunaan fasilitas yang sama untuk berbagai produk, menjadi titik kritis yang perlu dicermati untuk memastikan status kehalalannya. Di sinilah peran penting adanya proses sertifikasi halal, sebagai jaminan terhadap status kehalalan produk. Tak terbatas pada sumber bahan baku dan prosesnya, terdapat persyaratan lain yang perlu dipenuhi jika suatu produk ingin mendapat sertifikat halal. Persyaratan tersebut dikenal dengan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH).
Wajibnya Sertifikasi Halal
Indonesia telah mewajibkan penerapan Jaminan Produk Halal (JPH) untuk seluruh produk/ jasa yang beredar dan diperjualbelikan di negeri ini, baik produk dalam negeri maupun impor. JPH merupakan kepastian hukum terhadap kehalalan suatu produk yang dibuktikan dengan sertifikat halal. Produk yang sudah memiliki sertifikat halal diakui status kehalalannya oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) sebagai wakil pemerintah dalam urusan halal.
Sertifikasi halal merupakan rangkaian proses verifikasi terhadap kehalalan suatu produk/jasa. Untuk dapat disertifikasi, suatu produk/jasa perlu memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH). Kriteria SPJH ditetapkan dalam Kepkaban Nomor 57 Tahun
Beberapa contoh nama produk yang tidak bisa disertifikasi halal
2021 Tentang Kriteria Sistem Jaminan Produk Halal, yang kemudian direvisi menjadi Kepkaban Nomor 20 Tahun 2023.
Kriteria SJPH sebagaimana ditetapkan terdiri dari; 1) Komitmen & Tanggung Jawab, 2) Proses Produk Halal, 3) Bahan, 4) Produk, dan 5) Pemantauan & Evaluasi. Kriteria tersebut mencakup semua tahapan dalam produksi produk halal dari bahan, proses, sampai dengan produk akhir. SJPH wajib diterapkan untuk menjaga konsistensi Proses Produk Halal.
Kriteria Produk dalam SJPH
Kriteria Produk menjadi salah satu yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha yang akan mengajukan sertifikasi halal produknya. Kriteria tersebut mencakup jaminan pelaku usaha dalam menghasilkan produk dari bahan halal, diproses sesuai PPH, menggunakan peralatan, fasilitas
produksi, sistem pengemasan, dan distribusi yang tidak terkontaminasi dengan bahan tidak halal. Meskipun pelaku usaha telah memenuhi kriteria umum tersebut, namun sertifikasi halal tidak bisa diberikan apabila nama, bentuk, dan karakteristik sensorinya menyalahi ketentuan Fatwa MUI Nomor 44 tahun 2020 tentang Penggunaan Nama, Bentuk dan Kemasan Produk yang Tidak Dapat Disertifikasi Halal, dan SNI 99004:2021 tentang Persyaratan Umum Pangan Halal.
Nama produk tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam atau bertentangan dengan etika dan kepatutan yang berlaku dan berkembang di masyarakat, atau tidak memenuhi ketentuan Fatwa MUI dan SNI. Misalnya “Mi Setan” dan “Wine Coffee Drip”. Namun penggunaan kata yang telah menjadi tradisi (‘urf) untuk produk
yang telah dipastikan halal, seperti “Bir Pletok” diperbolehkan oleh Fatwa MUI. Istilah serupa yang merujuk pada istilah nonpangan, seperti “Red Wine” yang merujuk pada warna kosmetik, juga diperbolehkan.
Bentuk produk hewan babi dan anjing, atau bentuk produk atau label kemasan yang sifatnya erotis, vulgar dan/atau pornografi, tidak akan bisa mendapat sertifikat halal, meski secara zat telah halal. Misalnya permen berbentuk babi.
Larangan juga menyangkut karakteristik/profil sensori yang memiliki kecenderungan bau/rasa/ aroma yang mengarah kepada produk haram atau yang telah dinyatakan haram berdasarkan ketetapan fatwa. Misalnya “Es Krim Rum Raisin”
Munculnya Nama “ Nyeleneh ” Pada Produk Halal
Kemunculan beberapa nama produk yang menyalahi kriteria di laman resmi BPJPH, cukup mengejutkan masyarakat. Meski telah diklarifikasi dengan cepat oleh pemangku kebijakan dalam hal ini BPJPH dan Komisi Fatwa MUI, polemik tersebut sempat memunculkan kekhawatiran adanya celah dalam proses sertifikasi halal. Sebagian dari produk dengan nama bermasalah tersebut disertifikasi melalui skema self declare, dan sebagian lagi melalui jalur reguler.
Self declare mengacu pada pernyataan atau klaim halal pelaku usaha bahwa produk dan bahan yang digunakan halal (dibuktikan dengan sertifikat halal bahan), diproduksi sesuai PPH, dan telah diverifikasi oleh Pendamping PPH. Hasil pengecekan tersebut akan dikirimkan ke Komite Fatwa Produk Halal di BPJPH untuk mendapatkan ketetapan halal, dan sertifikat halal dapat diterbitkan. Komisi Fatwa MUI tidak terlibat dalam ketetapan halal untuk produk yang disertifikasi melalui self declare.
Ditinjau dari prosesnya, lolosnya nama yang menyalahi ketentuan Kriteria Produk halal bisa terjadi karena Pendamping PPH belum memahami Kriteria Produk dalam SJPH, beserta dokumen terkait lainnya seperti Fatwa MUI dan SNI pangan halal.
Pada proses ini peran seorang Pendamping PPH sangat krusial. Selain memiliki wawasan yang luas tentang halal, dia juga dituntut untuk memahami regulasi terkait beserta perubahannya. Kredibilitas dan integritas Pendamping PPH tak kalah
penting untuk menjamin tak ada “main mata” saat melakukan verifikasi di lapangan. Jaminan kualitas Pendamping PPH perlu senantiasa diawasi dan selalu ditingkatkan, termasuk insentifnya. Harapannya penilaian mereka saat memverifikasi PPH tidak bias. BPJPH dan LP3H memiliki tanggung jawab dalam hal seleksi, pelatihan, registrasi hingga evaluasi Pendamping PPH.
Penetapan fatwa oleh Komite Fatwa Halal BPJPH juga berpeluang terjadi perbedaan jika acuan dalam menetapkan fatwa halal tidak sama. Fatwa MUI merupakan rujukan dalam sidang fatwa halal. MUI telah mengeluarkan banyak fatwa halal menyangkut status halal-haram suatu benda jauh sebelum sertifikasi halal diwajibkan. Dokumen fatwa tersebut digunakan sebagai rujukan utama untuk produk-produk yang telah ditetapkan status kehalalannya dalam fatwa.
Adapun dari jalur reguler, adanya nama produk yang menyalahi telah diklarifikasi oleh LPH LPPOM MUI. Pihaknya telah menelusuri istilah “Beer” dan “Red Wine”, yang mendapatkan sertifikasi halal melalui pemeriksaan LPH LPPOM MUI. Terdapat kesalahan saat menginput data di SIHALAL yang seharusnya “Beef” menjadi “Beer”. Sementara produk dengan nama “ Red wine ” telah terkonfirmasi merupakan produk kosmetik, yang mengarah pada warna. Penggunaan istilah “Red wine” untuk menyebut warna pada produk nonpangan telah sesuai dengan fatwa MUI.
Melalui peristiwa lolosnya nama “nyeleneh” sebagai nama produk halal, setidaknya menunjukkan dua hal. Pertama, banyak di kalangan masyarakat Indonesia yang peduli dan turut mengawasi penerapan wajib sertifikat halal. Merekalah yang pertama kali menemukan fakta ketidaksesuaian implementasi JPH di lapangan. Tentu jadi hal yang patut dibanggakan.
Kedua, masyarakat luas dan pihak terkait dapat kembali belajar tentang Kriteria SJPH, yang menjadi syarat sertifikasi halal. Halal bukan sebatas zat atau bahannya saja, namun mencakup proses, fasilitas, pengemasan, distribusi, hingga penamaan produk, dan lainnya. Oleh karenanya sertifikat halal menjadi sangat penting untuk diterapkan. Dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan dalam implementasinya. (Anidah)
Meskipun India memiliki populasi muslim terbesar kedua di dunia, tantangan dalam sertifikasi halal dan kebijakan pemerintah baru-baru ini mempengaruhi industri makanan halal dan hubungan antaragama.
Dengan populasi umat Islam yang diperkirakan mencapai lebih dari 200 juta jiwa pada 2024, India memiliki salah satu komunitas muslim terbesar di dunia, yang berkontribusi signifikan terhadap permintaan produk halal. Menurut data, sekitar 15% dari total
populasi India adalah muslim (Pew Research Center, 2021), menjadikannya sebagai kelompok konsumen yang besar dan berpotensi untuk industri halal. Tak ayal, sertifikasi halal menjadi fondasi signifikan terhadap industri tersebut. Industri halal di India tidak hanya mencakup makanan, tetapi juga sektor lain seperti kosmetik, farmasi, dan pariwisata. Kontribusi
ekonomi dari industri halal diperkirakan dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) India, dengan potensi pasar yang terus berkembang.
Namun, tantangan dalam sertifikasi halal, termasuk kurangnya standar yang konsisten dan kebijakan pemerintah yang terkadang tidak mendukung, seperti kasus pemerintah negara bagian Uttar Pradesh yang melarang produksi, penyimpanan, distribusi, dan penjualan produk bersertifikat halal untuk konsumsi lokal per 2023 (The Economic Times, 2023), menjadi hambatan bagi pertumbuhan industri ini. Apa pun, kebijakan masa mendatang yang mempengaruhi secara positif produk bersertifikat halal, seperti regulasi yang lebih ketat dan pengawasan rantai pasok yang lebih baik, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperkuat industri halal di India.
Badan Resmi yang Mengurus Sertifikasi Halal di India
Di India, lembaga yang bertanggung jawab untuk sertifikasi halal meliputi Jamiat Ulama-
i-Hind Halal Trust dan Jamiat Ulama Halal Foundation India. Jamiat Ulama-i-Hind, yang merupakan salah satu organisasi muslim tertua dan terbesar di India, memiliki peran penting dalam mengawasi dan memberikan sertifikasi halal melalui lembaga yang dikenal sebagai Halal Trust India. Lembaga ini beroperasi dengan tujuan untuk memastikan bahwa produk yang beredar di pasar memenuhi standar halal yang ditetapkan.
Proses sertifikasi halal di India melibatkan beberapa langkah. Pertama, perusahaan yang ingin mendapatkan sertifikasi halal harus mengajukan permohonan resmi kepada lembaga sertifikasi. Setelah permohonan diterima, lembaga akan melakukan audit untuk memastikan bahwa proses produksi dan bahan baku yang digunakan sesuai dengan syariat Islam. Jika semua kriteria terpenuhi, sertifikat halal akan diterbitkan, yang kemudian dapat digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produk mereka.
Meskipun ada lembaga resmi yang mengurus sertifikasi halal, tantangan tetap ada. Salah satu
isu utama adalah kepercayaan konsumen muslim yang sering meragukan keaslian sertifikasi halal, terutama ketika ada laporan tentang produk yang tidak sesuai dengan standar halal meskipun telah bersertifikat. Selain itu, kurangnya transparansi dalam proses sertifikasi sering kali menjadi masalah, yang mana konsumen tidak mendapatkan informasi yang cukup mengenai bagaimana sertifikasi dilakukan dan kriteria apa yang diterapkan. Tantangan-tantangan ini memerlukan perhatian serius agar industri halal di India dapat berkembang dengan baik dan memenuhi harapan konsumen.
Produk Halal di India
Makanan halal di India mencakup berbagai jenis kuliner yang sangat populer di kalangan masyarakat, baik muslim maupun nonmuslim. Beberapa jenis makanan halal yang terkenal antara lain biryani, kebab, dan berbagai hidangan berbasis daging seperti ayam dan kambing. Selain itu, makanan vegetarian yang disertifikasi halal juga semakin diminati, mengingat banyaknya konsumen beragama Islam yang mencari pilihan makanan yang sesuai dengan prinsip halal. Pasar makanan halal di India diperkirakan terus berkembang, dengan permintaan yang tinggi, khususnya dari komunitas muslim yang ingin memastikan bahwa makanan yang mereka konsumsi memenuhi standar halal.
Namun, larangan produk bersertifikat halal yang diberlakukan negara bagian Uttar Pradesh, telah memberikan dampak signifikan terhadap industri makanan halal. Kebijakan yang mulai berlaku pada November 2023 melarang peredaran produk bersertifikat halal, termasuk makanan, obat-obatan, dan barang kosmetik. Meski belum ada pemberitaan resmi mengenai potensi kerugian larangan tersebut dalam angka, dampak larangan dapat signifikan antara lain terhadap pasar dan sentimen konsumen (Times of India, 2023). Selain itu, kebijakan ini juga dapat memperburuk hubungan antara komunitas Hindu dan muslim, yang sudah tegang, serta mengganggu perekonomian umat muslim yang bergantung pada industri ini.
Komunitas muslim di India memiliki peran penting dalam memproduksi dan mendistribusikan makanan halal. Mereka tidak hanya terlibat dalam proses produksi, tetapi juga dalam pemasaran dan distribusi produk halal. Banyak usaha kecil dan menengah yang dimiliki oleh muslim berkontribusi pada penyediaan makanan halal di pasar lokal. Dengan adanya dukungan dari komunitas, industri makanan halal di India diharapkan dapat terus berkembang meskipun menghadapi tantangan dari kebijakan pemerintah.
Inisiatif kerja sama antara India dan Indonesia dalam pengembangan industri halal semakin meningkat, terutama melalui kolaborasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Indonesia. Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem industri halal di kedua negara, dengan fokus pada peningkatan standar sertifikasi halal dan pengembangan produk halal yang berkualitas. Melalui kolaborasi ini, diharapkan dapat tercipta saluran distribusi yang lebih efisien dan akses yang lebih baik ke pasar internasional.
Potensi pasar halal di Asia Tenggara sangat besar, dengan Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar dan pertumbuhan industri halal yang pesat. Bagi produsen India, kerja sama ini membuka peluang untuk memasuki pasar halal yang luas di Indonesia dan negara-negara tetangga. Dengan memanfaatkan keahlian dan pengalaman Indonesia dalam industri halal, produsen India dapat meningkatkan daya saing produk mereka di pasar global, serta memenuhi permintaan yang terus meningkat untuk produk halal di kawasan ini.
Kerja sama ini tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga dapat memperkuat hubungan ekonomi dan budaya antara India dan Indonesia, menciptakan sinergi yang saling menguntungkan dalam industri halal.
( Andika Priyandana )
Dengan dukungan infrastruktur yang kuat dan komitmen terhadap halal, Mr. Bread memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan menjadi salah satu merek roti terkemuka di Indonesia pada masa mendatang.
Muchammad Aminnudin
Research & Development Manager Mr. Bread
Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya makanan halal tidak hanya terbatas pada daging dan produk hewani lainnya, tetapi sudah merambah ke produk olahan seperti roti. Konsumen kini semakin selektif dalam memilih roti yang mereka konsumsi, dengan memastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan, seperti ragi, margarin, dan pengemulsi, sudah terjamin kehalalannya.
Menyikapi meningkatnya kesadaran konsumen
akan pentingnya konsumsi makanan halal, produsen makanan tak terkecuali perusahaan roti, mulai menyesuaikan produk mereka dengan standar sertifikasi halal yang berlaku di Indonesia. Satu di antaranya PT Indoroti Prima Cemerlang, dengan merek roti Mr. Bread yang sudah dipasarkan sejak tahun 2003 lalu.
Merek roti satu ini memang sudah tak asing lagi bagi masyarakat. Sebab, roti yang memiliki ciri khas kemasan unik dan lucu dengan mata dan kumis yang mengikuti varian roti tersebut mudah ditemukan hampir di seluruh minimarket di Tanah Air. “Roti Mr. Bread disukai karena teksturnya yang lembut dan rasa yang enak. Terbuat dari bahan-bahan berkualitas dan diolah dengan proses yang higienis,” terang Muchammad Aminnudin, Research & Development Manager Mr. Bread.
Mr. Bread yang memiliki aneka kreasi roti tawar dan manis juga sudah terjamin kehalalannya, dengan memperoleh sertifikat halal sejak tahun 2015. Sertifikat ini menjadi bukti komitmen Mr. Bread dalam menyediakan produk berkualitas yang sesuai dengan syariat Islam, sehingga aman bagi konsumen muslim.
Dalam produksi, Mr. Bread selalu mengutamakan pentingnya kehalalan. Setiap bahan yang digunakan dipilih dengan teliti dan
hanya dari pemasok yang telah terverifikasi halal. Selain itu, fasilitas produksi juga sudah memenuhi standar halal, memastikan bahwa setiap tahap pembuatan dilakukan dengan benar dan aman.
Saat ini Mr. Bread memiliki tujuh pabrik yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia, yaitu Medan, Cimanggis, Purwakarta, Yogyakarta, Surabaya, Bali, dan Makassar. Jaringan pabrik yang luas ini memungkinkan perusahaan untuk menjangkau konsumen di seluruh wilayah Indonesia dengan lebih cepat dan efisien.
“Kami selalu memastikan bahan baku yang digunakan sudah tersertifikasi halal. Kemudian ditunjang dengan peralatan dan alur proses yang baik agar terhindar dari potensi kontaminasi bahan yang haram. Pengecekan bahan baku yang datang juga dilakukan secara rutin,” beber Aminnudin.
Sertifikat halal bukan hanya sekedar label, melainkan jaminan penting yang memberikan rasa aman bagi konsumen. Bagi Mr. Bread memperoleh sertifikat halal menjadi keharusan agar tetap relevan dengan kebutuhan dan mendapatkan kepercayaan dari konsumen Indonesia yang kian sadar dan peduli terhadap produk makanan halal.
“Menjaga kualitas dan kehalalan produk adalah prioritas utama kami, karena kepercayaan konsumen adalah fondasi utama dari kesuksesan bisnis yang berkelanjutan,” ujar Aminnudin.
Selain menjaga kepercayaan konsumen, sertifikat halal juga menjadikan Mr. Bread lebih kompetitif di pasar makanan, khususnya produk roti dan membuka peluang yang lebih besar untuk terus berkembang di tengah perubahan pasar yang sangat dinamis.
“Populasi muslim di Indonesia mencapai 87.08% atau sekitar 246 juta jiwa sehingga kebutuhan akan makanan halal sangat tinggi dan permintaan terhadap produk roti halal diprediksi akan terus tumbuh di masa depan. Sertifikasi halal sangat penting bagi Mr. Bread yang ingin memenangkan hati konsumen,” ungkap Aminnudin.
Konsep halal telah menjadi bagian penting dari strategi pemasaran Mr. Bread untuk membangun kepercayaan konsumen terhadap produk roti mereka. Salah satu cara yang diterapkan adalah mencantumkan logo halal dan nomor sertifikat halal di bagian depan kemasan produk.
Dengan strategi ini, Mr. Bread secara langsung menyampaikan pesan bahwa produk mereka aman, berkualitas, dan sesuai dengan prinsip-
Pelatihan Internal Halal di Mr. Bread untuk Karyawan
prinsip syariah, sehingga dapat dikonsumsi tanpa kekhawatiran. “Konsumen dapat dengan mudah mengenali dan memverifikasi status halal produk Mr. Bread saat melihat kemasannya,” jelas Aminnudin.
Sebagai garda terdepan yang berinteraksi langsung dengan proses pembuatan produk, mulai dari pemilihan bahan baku, pemrosesan, hingga pengemasan. Alhasil, pemahaman yang mendalam mengenai prinsip-prinsip halal yang sesuai syariah sangat diperlukan mereka untuk memastikan jaminan produk halal di setiap tahap produksi.
Selain pemahaman teknis, karyawan juga perlu dilibatkan dalam pengawasan dan pemantauan kualitas produk halal secara langsung. Dengan kolaborasi yang baik antara manajemen dan karyawan, setiap aspek produksi dapat dijaga
untuk tetap mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh lembaga sertifikasi halal.
“Karyawan adalah salah satu aset penting bagi perusahaan. Secara personel, kami selalu melakukan pelatihan kepada karyawan akan pentingnya penerapan halal pada produk. Serta turut menjaga proses produksi sebagai komitmen untuk menciptakan produk yang berkualitas,” ucap Aminnudin.
Mr. Bread memiliki tim AHI (Audit Halal Internal) baik di head office dan di cabang. Tugas dari tim head office adalah untuk memastikan secara administratif bahwa komitmen halal dilaksanakan di masing-masing cabang serta menyimpan dokumentasi penting. Sedangkan tugas dari tim cabang adalah untuk memastikan secara langsung bahwa komitmen halal dilaksanakan dengan baik oleh karyawan. (Mohamad)
Kecap Manis ABC terus menjaga kehalalan produk melalui pendekatan holistik di seluruh aspek produksi.
Kecap Manis ABC pertama kali dipasarkan di Indonesia pada tahun 1975, menandai dimulainya perjalanan panjang jenama ini dalam menyajikan produk pangan berkualitas tinggi untuk konsumen Indonesia. Kecap ABC
awalnya memulai dengan produk Kecap Asin, namun kemudian berkembang dengan berbagai varian, termasuk Kecap Manis yang menjadi salah satu andalan di pasar domestik. Selama hampir lima dekade, Kecap Manis ABC telah menjadi bagian tak terpisahkan dari dapurdapur rumah tangga di seluruh Indonesia,
Penerimaan Penghargaan untuk ABC dari TOP Halal Award 2024
mengiringi berbagai kreasi masakan sebagai ahlinya buat cita rasa.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya produk halal di kalangan masyarakat, ABC Indonesia tidak hanya fokus pada kualitas cita rasa, tetapi juga pada aspek kehalalan produk-produknya. Indonesia, dengan populasi muslim terbesar kedua di dunia setelah Pakistan, memainkan peran penting dalam pertumbuhan pasar halal global. Menurut laporan State of the Global Islamic Economy 2023/2024, belanja produk halal global oleh konsumen muslim diperkirakan akan mencapai US$1,89 triliun pada tahun 2027. Hal ini menunjukkan potensi yang sangat besar bagi produsen makanan dan minuman halal seperti Kecap Manis ABC, yang terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar ini.
“Kami melihat bahwa tren kebutuhan produk halal terus meningkat, terutama di Indonesia. Ini adalah peluang besar bagi kami sebagai produsen makanan dan minuman untuk senantiasa tetap relevan dengan kebutuhan konsumen. Kecap
ABC telah mendapat sertifikasi halal sejak tahun 2009, dan saat ini seluruh produk ABC telah bersertifikat halal. Komitmen untuk menjaga hal ini telah dan akan terus menjadi prioritas utama bagi ABC”, tegas Andrew Hallatu, Head of External Communication ABC Indonesia.
Komitmen ABC Terhadap Kehalalan: TOP Halal Award dan Sistem Jaminan Produk Halal
Sebagai bagian dari komitmen untuk menjaga kehalalan setiap produknya, ABC secara konsisten telah meraih penghargaan TOP Halal Award sejak 2022. Dalam dua ajang IHATEC TOP Halal Award 2023-2024, secara berturut-turut ABC berhasil memperoleh empat penghargaan sekaligus, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu produsen makanan halal terkemuka di Indonesia. Penghargaan yang diperoleh meliputi kategori produk sarden, kecap, saus sambal, dan sirop, yang semuanya telah diakui sebagai produk halal terbaik pilihan konsumen. Keberhasilan ini mencerminkan dedikasi ABC Indonesia dalam menjaga standar kualitas dan kehalalan di setiap produk yang dipasarkan.
Kecap Manis ABC Berturut-turut Mendapat TOP Halal Award 2022-2024
Sertifikat halal tidak hanya menjadi syarat dalam memenuhi regulasi, tetapi juga bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen. Dalam menjalankan komitmen ini, ABC menerapkan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) di seluruh rantai produksinya. Mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga distribusi, semua diawasi secara ketat untuk memastikan bahwa standar kehalalan selalu terjaga. “Kami selalu memastikan bahwa setiap tahap proses produksi telah memenuhi standar halal”, jelas Andrew.
Untuk memastikan penerapan SJPH yang konsisten, setiap pabrik ABC memiliki tim khusus yang telah tersertifikasi dalam pengelolaan produk halal. Mereka bertanggung jawab atas pengawasan operasional di pabrik dan memastikan setiap bahan baku yang digunakan berasal dari pemasok yang telah terdaftar dan lolos seleksi ketat. Tak hanya itu, tim juga melakukan pelatihan tahunan bagi para pekerja untuk memastikan mereka selalu mengetahui prosedur terbaru terkait kehalalan. ABC Indonesia tidak hanya berfokus pada pencapaian sertifikasi, tetapi juga memastikan kehalalan sebagai elemen yang terintegrasi dalam setiap aspek bisnis mereka, sejalan dengan nilai perusahaan yang menempatkan konsumen sebagai prioritas utama.
Inovasi dan Strategi Pengembangan Pasar
Untuk terus relevan di pasar yang dinamis, pada tahun ini ABC kembali menegaskan kehadirannya lewat kampanye terbaru ‘ ABC-Ahlinya Buat Cita Rasa’ , yang menekankan dedikasi ABC dalam proses dan para ahli yang terlibat di balik kehadiran seluruh produknya, untuk cita rasa yang terbaik. Bagian integral dari kampanye ini adalah peluncuran AKADEMI ABC, sebuah pelantar kreativitas cita rasa yang menyediakan wadah interaktif bagi para penggemar kuliner. Melalui AKADEMI ABC, konsumen, khususnya generasi muda, bisa mengakses berbagai pelatihan keterampilan memasak, tips, demo masak, serta beragam kreasi menu yang dapat diakses baik secara daring maupun luring.
Saat ini, konsumen, membutuhkan lebih dari sekadar produk berkualitas, namun juga pengalaman memasak yang kreatif dan menyenangkan di tengah kesibukan sehari-hari. “Sebagai bagian dari nilai consumer-obssessed yang kami hidupi, kami terus memastikan standar kualitas, keamanan serta kehalalan dalam setiap produk yang kami kembangkan, sambil terus hadir memberikan inspirasi agar semua bisa jadi ahlinya buat cita rasa”, tutup Andrew. (Andika Priyandana)
Dengan jumlah produk yang besar dan kekuatan mereknya, Dua Kelinci berhasil memanfaatkan sertifikasi halal untuk memastikan setiap produk mereka dapat dinikmati oleh konsumen.
Tren halal telah menjadi salah satu fenomena penting di dunia bisnis global, menarik perhatian masyarakat luas serta perusahaan dari berbagai sektor di dunia. Gaya hidup halal (halal lifestyle) menjadi faktor pendorongnya, di mana produk-produk halal tidak hanya sekadar menjadi pilihan umat Islam, namun telah berkembang menjadi tren yang diadopsi oleh masyarakat umum, termasuk di negara-negara nonmuslim.
Slamet Subiyanto, Quality Sub Department Head PT Dua Kelinci, mengatakan halal telah menjadi bagian dari gaya hidup dan kesadaran masyarakat
mengenai produk halal semakin meningkat. Kini mereka tidak hanya mencari produk yang halal, tetapi juga peduli terhadap bagaimana produk tersebut diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi.
Menariknya saat ini tren bisnis halal tidak hanya sebatas nama, namun telah sesuai prosedur dan ketentuan syariat. Apalagi keberadaan badan sertifikasi halal yang ada di berbagai negara menjadi jaminan produk yang dihasilkan telah melalui proses yang sesuai dengan ketentuan agama, sehingga semakin memperkuat legitimasi dan kepercayaan konsumen terhadap produk halal.
besar. Diproyeksikan pasarnya akan terus tumbuh di masa depan, seiring dengan pertumbuhan populasi muslim yang diperkirakan jumlahnya akan mencapai 2,2 miliar jiwa pada tahun 2030.
“Di Indonesia sendiri kebutuhan akan produk halal semakin meningkat, seiring dengan bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya konsumsi produk yang sesuai dengan syariat. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain kunci dalam industri halal global,” sebutnya.
Peluang besar ini mendorong perusahaan di seluruh dunia untuk menyesuaikan diri.
Sebagai salah satu produsen makanan ringan terkemuka di Indonesia, Dua Kelinci pun telah memanfaatkan sertifikasi halal secara maksimal untuk mendukung keberhasilan bisnisnya.
Seluruh produk yang dihasilkan Dua Kelinci telah memiliki sertifikat halal. Untuk kategori makanan ringan siap santap, perusahaan ini memiliki merek Dua Kelinci, Sukro, Tic Tac, Deka, Tos Tos, Usagi, Fuzo, Pilus, Sari Gurih, Rege, Roni, dan Tato Tato. Sementara untuk kategori minuman dan bahan minuman, memiliki merek Sirjus.
Jaga Konsistensi dan Kualitas Kehalalan
Beragam manfaat yang didapat Dua Kelinci dengan memiliki sertifikat halal, seperti meningkatkan kepercayaan konsumen. Pasalnya, produk-produk yang bersertifikasi
halal memberikan rasa aman dan nyaman bagi konsumen, terutama bagi masyarakat muslim yang sangat memperhatikan aspek kehalalan dalam makanan dan minuman yang mereka konsumsi. Subiyanto mengemukakan, sekarang ini sertifikasi halal menjadi faktor penting dalam keputusan membeli dan memenangkan hati konsumen yang lebih luas. “Dengan menjual produk yang sudah bersertifikasi halal, masyarakat tidak akan ragu memilih produk Dua Kelinci,” imbuhnya.
Manfaat lainnya, sertifikasi halal mampu meningkatkan daya saing produk-produk Dua Kelinci di pasar, baik di tingkat nasional maupun internasional. Bahkan membuka peluang untuk menargetkan konsumen di mancanegara. Khususnya negara-negara mayoritas muslim yang menerapkan regulasi ketat terkait produk halal.
“Sertifikasi halal tidak hanya penting bagi konsumen di Indonesia, tetapi juga memberikan akses bagi perusahaan ke pasar global yang lebih luas. Menjadi daya tarik bagi market dari negaranegara yang mensyaratkan produk halal atau menargetkan konsumen halal,” ucap Subiyanto.
Komitmen Dua Kelinci dalam menjaga kehalalan produk merupakan salah satu kunci keberhasilannya dalam bertahan dan berkembang di industri makanan dan minuman. Manajemen berkomitmen penuh untuk memastikan setiap produk yang diproduksi berkualitas dan memenuhi standar halal.
Subiyanto menegaskan setiap kali perusahaan mengembangkan produk baru, bahan-bahan yang digunakan diperiksa dengan cermat untuk memastikan bahwa semuanya telah jelas kehalalannya. Hanya bahan baku yang halal yang diperbolehkan masuk ke dalam proses produksi, dengan pemeriksaan yang ketat mulai dari kedatangan bahan hingga proses produksi, guna
menjaga standar halal yang telah ditetapkan.
Pun alat-alat yang digunakan untuk produksi diawasi secara ketat oleh tim yang bertanggung jawab untuk menghindari risiko kontaminasi dengan bahan yang tidak halal. Saat ini Dua kelinci memiliki 10 plant yang semuanya berada di area yang sama di Pati, Jawa Tengah.
Guna lebih memastikan penerapan standar halal di seluruh lini produksi, Dua Kelinci membentuk tim khusus yang dikenal sebagai Organisasi Manajemen Halal yang dipimpin langsung oleh manajemen puncak dan KAHI (Komite Audit Halal Internal), yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh proses produksi dan operasional perusahaan mematuhi prinsip-prinsip halal.
Selain itu terdapat pula penyelia halal yang bertugas untuk mengawasi sistem dan sertifikasi halal. Tim ini didukung oleh seluruh tim AHI (Asisten Halal Internal) yang berasal dari berbagai departemen, termasuk Produksi, Quality, Procurement, R&D, Human Capital, dan Logistik. “Semua anggota tim telah mengikuti pelatihan khusus mengenai halal, sehingga mereka memahami betul bagaimana menjaga kehalalan produk di setiap tahap produksi,” terang Subiyanto.
Masuk dalam Strategi Pengembangan Bisnis
Dalam konteks bisnis di Indonesia, di mana mayoritas penduduknya beragama Islam, penting bagi pelaku usaha memastikan bahwasanya produk yang ditawarkan dapat diterima oleh
masyarakat. Sebagai salah satu produsen makanan dan minuman terkemuka di Indonesia, Dua Kelinci berkomitmen menghadirkan produk yang disertifikasi halal, bahkan ketika pembeli atau pasar tidak secara eksplisit mewajibkan sertifikasi halal.
Menurut Subiyanto halal bukan hanya sekadar persyaratan bagi Dua Kelinci, namun sudah menjadi bagian integral dari strategi perusahaan dalam membangun brand image dan corporate image . “Citra produk halal telah melekat pada produk Dua Kelinci sejak pertama kali memperoleh sertifikat halal hingga sekarang,” sambungnya.
Dalam jangka panjang, citra produk halal ini meningkatkan loyalitas pelanggan dan memperluas pasar, baik di dalam maupun luar negeri. Upaya Dua Kelinci mempertahankan reputasi sebagai produsen makanan yang dapat dipercaya oleh masyarakat luas, terutama dalam aspek kehalalan.
Hal ini terus dikomunikasikan kepada konsumen melalui beberapa cara, mulai dari mencantumkan logo halal pada kemasan, informasi kehalalan produk melalui situs resmi perusahaan www.duakelinci.com, hingga penggunaan video profil perusahaan, termasuk mengenai proses sertifikasi dan komitmen kehalalan kepada setiap pelanggan yang mengunjungi pabrik Dua Kelinci.
“ Kunci sukses perusahaan dalam menjaga konsistensi kehalalan produk terletak pada komitmen manajemen yang mendapat dukungan penuh dari puncak terhadap penerapan sistem halal di seluruh aspek operasional perusahaan, edukasi berkelanjutan karyawan tentang pentingnya menjaga kehalalan produk, dan evaluasi berkala yang yang memastikan kepatuhan terhadap standar kehalalan yang ditetapkan,” pungkas Subiyanto. (Mohamad)
Keseriusannya dalam penerapan sistem jaminan produk halal, menjadikan Kalbe Farma masuk kategori top 30 perusahaan berproduk halal dari negara
anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Menarik disimak bagaimana strategi Kalbe Farma sukses menggarap pasar halal.
Nurul Hidayah Yusuf Director of Corporate Manufacturing, Quality Assurance, dan Regulatory Affairs PT Kalbe Farma
Sebagai produsen obat-obatan dan nutrisi, kiprah Kalbe Farma sudah tidak diragukan lagi. Selain berkontribusi memajukan industri farmasi dan nutrisi di Indonesia, Kalbe Farma juga turut mendukung kemajuan pasar halal di Indonesia, yaitu dengan memasarkan produk-produk yang sudah bersertifikat halal. Menurut Nurul Hidayah Yusuf, Director Corporate Manufacturing, Quality Assurance, dan Regulatory Affairs Kalbe Farma, halal sudah menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam pengembangan bisnis perusahaan.
“Apalagi mengingat produk bersertifikat halal penting bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim dan menjadi target pasar produk-produk Kalbe Farma”, kata Nurul kepada HALAL REVIEW.
Halal juga menurutnya sudah menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan brand image maupun corporate image. Hal ini karena sebagai perusahaan Indonesia pihaknya sangat menghargai keberagaman masyarakat Indonesia termasuk juga mematuhi regulasi yang ditetapkan pemerintah. “Melalui sertifikat halal, perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen sehingga berpengaruh pada brand image dan corporate image”, imbuh Nurul.
Lebih rinci Nurul memaparkan jika sertifikasi halal di Kalbe Farma sudah dilakukan sesuai dengan tahapan yang ditetapkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Di antaranya, untuk produk makanan dimulai dari tanggal 17 Oktober 2019 sampai dengan 17 Oktober 2024. Lalu untuk obat tradisional dan suplemen kesehatan dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan 17 Oktober 2026.
Kemudian obat bebas dan obat bebas terbatas dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan 17 Oktober 2029. Ada juga untuk obat keras dikecualikan psikotropika dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan 17
Oktober 2034, dan untuk kosmetik, produk kimiawi, serta produk rekayasa genetik dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2026.
Saat ini total produk Kalbe Farma yang telah memiliki sertifikat halal ada sekitar 889 SKU. Beberapa produk yang sudah bersertifikat halal di antaranya; Prenagen, Diabetasol, Extra Joss, Komix, Promag, dan Mixagrip.
“Kalbe Farma pertama kali memperoleh sertifikat halal untuk produk nutrisi sebelum tahun 2000, antara lain untuk produk Prenagen, Milna, Entrasol. Kemudian penerapan Sistem Jaminan Produk Halal diimplementasikan untuk produk-produk lainnya yaitu untuk produk obat bebas dan suplemen, obat resep dan jasa logistik” beber Nurul lagi.
“Dengan langkah seperti itu, Kami (perusahaan) sampai membentuk tim khusus untuk penerapan halal di setiap pabrik yang memproduksi produk-produk yang masuk dalam kategori wajib halal, sehingga terdapat penyelia halal yang bertanggung jawab dalam melakukan sertifikasi halal,” Nurul melengkapi.
Untuk pemantauan status halal juga terdapat tim khusus yang dibentuk oleh Kalbe Farma, yang salah satunya adalah dari fungsi Corporate Regulatory Affaris dan Quality Assurance Begitu pun untuk proses penyimpanan dan pendistribusian produk, Kalbe telah menerapkan sistem jaminan produk halal dan tersertifikasi.
Yang tak kalah penting, perusahaan menerapkan strategi yang cukup ketat dalam menjaga kehalalan produknya, seperti selalu memonitor sumber bahan baku yang digunakan dan proses produksi yang dilakukan dalam menjaga kehalalan produk. Selain itu, perusahaan juga memantau implementasi status kehalalan produk melalui fungsi Corporate Regulatory Affairs dan Quality Assurance yang bekerja sama dengan tim penyelia halal dari fasilitas produksi dalam melakukan proses sertifikasi halal.
Halal Sebagai Value Proposition Customer Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk-produk halal dan didukung oleh pemerintah dengan mengeluarkan regulasi terkait produk halal, Nurul melihat bahwa saat ini bagi Kalbe Farma, sertifikasi halal tidak bersifat voluntary tetapi menjadi mandatory secara bertahap, sehingga pelaksanaannya dikelola oleh
pemerintah dan dapat meningkatkan peluang untuk industri dalam mengembangkan produkproduk berlabel halal.
“Oleh karena itu untuk ke depannya, produk-produk yang dikembangkan perlu mempertimbangkan aspek kehalalan produk yang akan menjadi value proposition customer ke depan,” tegas Nurul.
Nurul juga meyakini jika potensi pasar produk halal di Indonesia sangat tinggi karena mayoritas penduduk di Indonesia adalah muslim, dan meningkatnya kesadaran untuk menerapkan gaya hidup halal. Gaya hidup masyarakat ini tidak hanya berdampak di kategori makanan, tapi juga berdampak di bidang kosmetik, jasa, tempat wisata dan lain sebagainya.
Ia menyandarkan pendapatnya tersebut dengan merujuk pada data State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report tahun 2023. Indonesia mendapat poin 80.1 dan naik sebagai peringkat 3 menyalip Uni Emirat Arab, dengan parameter yang diperhitungkan mencakup makanan halal, keuangan syariah, fashion / busana, perjalanan yang ramah muslim, kosmetik & farmasi, media dan rekreasi.
Kalbe Farma turut berperan dalam prestasi tersebut karena saat ini Kalbe memiliki 4 divisi usaha yaitu divisi obat resep, divisi produk kesehatan, divisi nutrisi, serta divisi distribusi dan logistik yang sudah halal. Bahkan Kalbe Farma masuk dalam jajaran Top 30 perusahaan berproduk halal dari negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Kalbe Farma seperti diungkap Nurul, memiliki komitmen dalam menjaga konsistensi kehalalan produk di antaranya dengan melakukan penerapan Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) secara konsisten. Contohnya dengan cara memastikan bahan baku yang digunakan untuk produksi produk harus terjamin halal, pemastian di proses produksi dan distribusi dijalankan sesuai regulasi halal, melaksanakan audit internal, mengadakan pelatihan/ training halal, dan penyelia halal untuk memastikan penerapan SJPH berlangsung dengan baik.
Dengan dukungan 20 pabrik yang tersebar di Indonesia, Myanmar, dan Nigeria, Kalbe Farma siap menghadirkan produk-produk kesehatan berkualitas dan pastinya halal. (Syauqi Ahmad)
Kepedulian terhadap halal penting ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Selain untuk menumbuhkan kehati-hatian dalam bersikap dan bertindak, juga untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Saat ini telah terjadi perubahan di tengah masyarakat yakni perubahan yang Islami. Ini adalah sebuah kemajuan di mana masyarakat sudah menjadikan kehalalan sebagai sesuatu yang sangat urgen. Halal juga telah menjadi sesuatu yang tren, lewat slogan “Halal is My Way“.
Hal ini sejalan dengan perintah Allah Swt di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 168 :
“Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Munculnya kesadaran akan pentingnya konsumsi makanan yang halal dan thayib, tak lepas dari keberhasilan dakwah para ulama, dai, dan ustadz/ustadzah. Kesadaran tersebut muncul antara lain karena memahami konsekuensi buruk dari konsumsi makanan yang tidak halal. Seperti disebutkan dalam hadist berikut;
“Barangsiapa yang dagingnya tumbuh dari makanan haram, maka neraka lebih berhak untuknya.” (HR Turmudzi).
Terlebih mengonsumsi makanan dan minuman haram bermakna bermaksiat kepada Allah, bila dilakukan secara sadar. Mengonsumsi makanan dan minuman haram dapat menyebabkan terhalangnya doa dan tertolaknya amal-amalan.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut halal menjadi faktor utama dalam pembeliaan dan konsumsi makanan dan minuman. Yaitu dengan menjadikan Halal sebagian bagian dari kehidupan sehari-hari atau halal lifestyle.
Halal lifestyle adalah gaya hidup yang mengedepankan prinsip halal dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari makanan, produk yang digunakan, kebiasaan, aktivitas, hingga minat dan ketertarikan.
Halal lifestyle juga dapat diartikan sebagai cara menjalani hidup yang sesuai dengan kaidah halal-haram, sehat, aman, dan higienis. Kewajiban seorang muslim untuk mengonsumsi dan menggunakan segala sesuatu yang dikategorikan halal menurut ajaran Islam. Sekaligus merupakan perwujudan dari identitas seorang muslim.
Halal lifestyle memiliki beberapa manfaat, di antaranya menjaga kesehatan, keamanan, dan kebahagiaan dan menjadi navigator dalam memilih berbagai produk atau jasa, dari makanan minuman, kosmetik, perbankan, hingga perhotelan.
Halal lifestyle menjadi tren dan peluang baru di hampir seluruh belahan dunia. Di Indonesia, halal lifestyle semakin populer karena banyak industri yang menawarkan produk halal, seperti makanan minuman, home care , kosmetik, perbanka, fashion, obat, pariwisata, hospitality, keuangan, dan industri lainnya.
Orangtua yang sadar akan pentingnya kehalalan suatu produk biasanya akan menanamkan sikap yang sama kepada keluarganya. Mereka akan mendidik anak-anaknya agar halal menjadi bagian dan bahkan menyatu dalam kehidupan
sehari-hari, atau dengan kata lain menanamkan halal lifestyle pada diri anak-anak mereka.
Dengan tumbuhnya kesadaran akan halal pada diri anak-anak, maka dengan sendirinya mereka akan bertanya dahulu tentang kehalalan produk yang akan mereka konsumsi dan pakai. Hal ini merupakan cerminan dari sikap takwa. Mereka berhati-hati dalam bersikap dan bertindak.
Kita tentu ingin mewujudkan generasi yang beriman dan bertakwa. Maka mengajarkan tentang halal haram suatu produk harus dimulai sejak kecil agar tertanam kuat di dalam pola pikir dan jiwanya. Anak-anak usia mumayyiz yang sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang salah dan mana yang benar yakni sekitar usia 7 tahun bisa kita ajarkan untuk mengenal halal dan haramnya suatu produk.
Namun pengenalan halal haram sedini mungkin., Misalnya di saat anak meminta untuk dibeiikan jajanan permenpermen yang ternyata tidak ada ada logo halalnya, serta kita ketahui ada kandungan zat yang haram, maka kita bisa mendidiknya untuk tidak boleh
mengonsumsinya. Mungkin anak akan menangis. Tidak masalah, ini adalah bagian dari pendidikan dan pengajaran anak usia dini.
Berbeda dengan anak di usia mumayyiz yang sudah bisa diajak berpikir dan diajarkan shalat secara sadar. Pengenalan produk yang halal dan haram bisa kita lakukan dengan diskusi. Mengapa ini boleh dan itu tidak boleh.
Terkait pengenalan produk halal dan haram, orang tua dapat mengenalkan logo atau label halal, memperlihatkan gambar produk/barang yang haram, mengenalkan kandungan makanan dan minuman, memberikan contoh yang baik dalam memilih atau membeli produk, atau mengajak anak-anak ke pameran produk halal.
Selamat berjuang mengajarkan dan mendidik anak-anak kita dengan produk yang halal dan haram. Semoga anak-anak yang sholih, cerdas, beriman, dan bertakwa bisa terwujud jika kita perduli dengan halal dan haram produk, bahkan cara membeli dan cara mendapatkan rezeki untuk mengonsumsi berbagai produk. Walkahu a’lam bishawab. (Ratty S Leman)
Dalam rangkaian Trade Expo
Indonesia 2024, digelar program
Halal Export Expo (HEI), yakni Forum H20 Conference ke-3 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, pada Kamis (10/10/2024). Forum H20 menjadi ajang strategis bagi Indonesia untuk memperluas jaringan dan memperdalam wawasan tentang inovasi teknologi serta digitalisasi dalam mendukung keunggulan bagi stakeholder halal, terutama terkait tanggung jawab produksi dan konsumsi, seperti diungkap Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham.
Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas memberikan apresiasi kepada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama atas kinerjanya dalam mendorong capaian penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (JPH). Apresiasi tersebut disampaikan Menag saat membuka gelaran The 3rd Halal-20 atau H20 di ICE BSD, Serpong, Banten.
Selain itu, Indonesia berhasil menduduki peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2023, dan kedua di sektor halal food. Hal ini semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain global dalam industri halal.
Dalam gelaran Halal-20, juga dicapai 52 Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan lembaga halal dari 24 negara, menambah total capaian MRA menjadi 92. Aqil Irham menyatakan bahwa pencapaian ini memperkuat sinergi ekosistem halal global. Forum ini juga menghasilkan edukasi terkait JPH, implementasi inovasi teknologi, dan seminar untuk memperbarui regulasi JPH melalui International Conference on Halal Traceability dan Seminar Halal Indonesia. Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham, mengatakan bahwa salah satu terobosan penting dalam peningkatan layanan JPH adalah dengan melakukan pemanfaatan inovasi teknologi. Upaya tersebut terbukti berdampak pada peningkatan signifikan, baik pada kuantitas dan kualitas jaminan produk halal Indonesia.
“Sejak tahun 2019, BPJPH telah menerbitkan sertifikat halal untuk 5 juta 300 ribu produk (atau tumbuh 687% dibandingkan dengan MUI di akhir tahun 2018) yang diproduksi, diperjualbelikan dan/ atau didistribusikan ke seluruh Indonesia,” kata Aqil.
“Dari segi kualitas, kami telah memangkas waktu sertifikasi halal hingga 98%, dari 352 hari menjadi hanya 11 hari jalur halal reguler dan 8 hari jalur halal self-declare untuk mendapatkan sertifikat halal,” sambungnya.
“Selanjutnya, kami sadar bahwa halal tidak hanya sekadar stempel dan sertifikat saja, melainkan juga turut berperan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Halal merupakan suatu perwujudan dari produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab,” tandasnya.
(Tiara Aprilia)
ementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan kembali Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) di ICE BSD City, Tangerang pada tanggal 27 September 2024. Penyelenggaraan IHYA merupakan salah satu bentuk apresiasi pemerintah terhadap berbagai pihak yang mendukung pengembangan industri halal nasional. Acara ini bertujuan memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang berperan aktif dalam pengembangan industri halal, baik dari sektor usaha, institusi pendidikan, hingga lembaga pemerintah.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa melalui 3 (tiga) sektor yakni sektor farmasi dan kosmetik halal, sektor makanan halal, dan sektor fesyen bisa menjadi solusi dalam peningkatan potensi perekonomian yang berkelanjutan dalam pengembangan industrialisasi di Indonesia saat ini. Melalui IHYA, Kementerian Perindustrian dapat ikut memperkuat ekosistem ekonomi syariah pada umumnya, dan industri halal khususnya.
Pada pelaksanaan kegiatan IHYA 2024, Kemenperin melibatkan berbagai stakeholders
lintas sektor dari kalangan lembaga pemerintahan, non pemerintahan, industri, organisasi kemasyarakatan (ormas). Kemenperin juga meminta akademisi pada tahapan penjurian serta penetapan rekomendasi pemenang.
Pada tahun ini, Kemenperin memberikan apresiasi berupa 22 penghargaan IHYA 2024 yang terdiri dari delapan kategori, yakni kategori Inovasi Halal Terbaik ( Best Halal Innovation ), Program Sosial Kemasyarakatan Terbaik ( Best Social Impact Initiatives ), Rantai Pasok Halal Terbaik (Best Halal Supply Chain), Industri Kecil Terbaik (Best Small Industry ), Kawasan Industri Halal Terbaik ( Best Halal Industrial Estate ), Ekspansi Ekspor Terbaik (Best Export Expansion), Dukungan Program Halal Terbaik ( Best Halal Program Support ), serta kategori kedelapan, yaitu Dukungan Finansial Terbaik ( Best Halal Financial Support).
IHYA 2024 tidak hanya memberikan penghargaan, tetapi juga menjadi momentum penting dalam pengembangan industri halal Indonesia, memberikan ruang bagi inovasi, kolaborasi, dan dukungan berkelanjutan demi memperkuat posisi Indonesia di kancah ekonomi halal global. (Tiara Aprilia)
Muslim Foodies
menyelenggarakan Festival Halal pertama yang diselenggarakan pada tanggal 5 Oktober 2024 di Culture Lab 5-25 46th Ave, menampilkan vendor makanan yang hanya menyajikan makanan halal. Di antaranya menampilkan vendor populer seperti Terry and Yaki, Talkin’ Tacos, dan Fluffie’s Hot Chicken.
NYC Halal Festival merupakan acara budaya lanjutan di Culture Lab, seperti Korea Fest pada bulan September, yang mendatangkan sekitar 10.000 orang pengunjung sepanjang hari, dan festival Venezuela yang diadakan awal tahun 2024.
Edjo Wheeler, direktur eksekutif Culture Lab, menyampaikan bahwa sangat menarik untuk menggelar festival yang didedikasikan
untuk makanan halal, seraya menambahkan bahwa dirinya ingin memastikan bahwa orang-orang yang mengonsumsi makanan halal terwakili di Long Island City.
“Begitu banyak orang membutuhkan makanan halal dan menyelenggarakan festival ini cukup menarik bagi saya,” kata Wheeler.
NYC Halal Fest 2024 bukan sekadar festival makanan, tetapi juga ajang yang mempertemukan komunitas, budaya, dan kenikmatan kuliner. Festival ini menghadirkan lebih dari 25 vendor terpilih yang menyajikan berbagai hidangan halal dari berbagai budaya dan wilayah. Selain makanan, festival ini merayakan keragaman budaya dan tradisi, serta menyediakan ruang doa untuk memenuhi kebutuhan pengunjung muslim.
NYC Halal Fest 2024 bertujuan untuk menciptakan ruang di mana makanan menjadi jembatan antarbudaya, yang menumbuhkan pemahaman dan persatuan yang lebih besar. Di kota yang beragam seperti New York, Halal Fest memainkan peran penting dalam mempromosikan apresiasi budaya dan membangun hubungan. Festival ini tidak hanya menyoroti kuliner halal tetapi juga mendidik para peserta tentang persiapan, nilai-nilai, dan pentingnya kuliner halal dalam berbagai budaya. Dengan mempertemukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, NYC Halal Fest berupaya untuk mendorong dialog, pengalaman bersama, dan pemahaman lebih dalam tentang kekayaan tradisi kuliner yang merupakan bagian dari gaya hidup halal. (Tiara Aprilia)
Social Media Monitoring dapat digunakan untuk mengetahui berbagai isu yang dikemukakan di berbagai media online maupun media sosial sehingga perusahaan dapat melakukan antisipasi jika ada keluhan negatif tentang produk atau layanan mereka. Jika terdapat ungkapan kepuasan dari konsumen, Social Media Monitoring bisa digunakan pula sebagai media promosi untuk menaikkan image layanan produk.
Perusahaan perlu menekankan pentingnya monitoring percakapan (positif/negatif) dari berbagai media sosial agar bisa lebih memahami perilaku pelanggan atau calon pelanggan mereka.
Jenis-Jenis Social Media Monitoring
Monitoring Mention Analisis Sentimen
Monitoring Brand
Monitoring
Jumlah Pengikut
Riset Kata Kunci
Monitoring Hashtag
Monitoring Trend
Wordcloud
TOP 10 Positive or Negative
Deteksi Bot (Robot)
SNA (Social Network Analyser)
Asosiasi (Association Rule Mining)
Pemberlakuan kewajiban sertifikasi halal untuk semua produk dan jasa yang beredar di Indonesia resmi dimulai pada 18 Oktober 2024. Kewajiban ini memunculkan konsekuensi penerapan kewajiban yang sama kepada pelaku usaha mikro dan kecil. Sertifikasi halal untuk produk/ jasa UMK menjadi tantangan tersendiri bagi BPJPH, selain karena jumlahnya yang cukup banyak, tantangan muncul dari sisi kelengkapan administrasi perizinan usaha hingga pengetahuan pengelolaan sistem jaminan produk halal yang terbatas. Bagaimana strategi yang tepat untuk mengatasinya?
Usaha Mikro Kecil, Si Kecil Penyangga Ekonomi
Usaha Mikro Kecil atau sering disebut juga UMK berperan sangat penting terhadap perekonomian Indonesia. Kontribusi sektor ini menyumbang tak kurang dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atau sekitar Rp8.573 Triliun setiap tahunnya. Selain itu, UMKM juga menyerap 97% tenaga kerja Indonesia atau setara 116 juta orang. Tak salah jika banyak pihak mengatakan
UKM sebagai penyangga ekonomi nasional.
Tatkala sertifikasi halal masih bersifat voluntary, mayoritas pelaku UMK belum mendaftarkan produknya untuk disertifikasi halal. Mereka mencukupkan diri pada persyaratan minimal yang diwajibkan seperti perizinan berusaha (NIB) dan izin edar (PIRT). Itu pun belum semuanya. BPS (2022) mencatat pelaku UMK yang berbadan hukum/ usaha atau memiliki izin usaha belum mencapai setengahnya (44,85%). Padahal izin usaha menjadi syarat administrasi yang perlu dipenuhi saat mengurus sertifikasi halal.
Kewajiban sertifikasi halal tahap pertama diterapkan untuk produk makanan dan minuman, serta bahan baku, bahan tambahan pangan, dan bahan penolong untuk produk makanan dan minuman, jasa sembelihan, produk hasil sembelihan, termasuk jasa distribusi yang berhubungan langsung dengan produk-produk tersebut.
Di level UMK, terdapat 2 kategori bidang usaha terkait produk pangan. Pertama, bidang Penyediaan Makan Minum seperti jenis usaha restoran, rumah makan, jasa boga (katering), pusat penjualan makanan (food court), kafe dan lain-lain. Kedua, bidang Industri Pengolahan, yang mencakup Makanan dan Minuman, Kerajinan Kayu dan Anyaman, Pakaian Jadi, Tekstil, Barang galian bukan logam, dan Furnitur. Pada bidang ini lebih dari sepertiga UMK bergerak di bidang pengolahan makanan dan minuman. Maka dapat dipastikan pelaku UMK yang perlu mengurus
sertifikasi halal di tahap pertama jumlahnya sangat banyak.
Hingga bulan Oktober 2024, BPJPH telah memberikan sertifikasi halal untuk 5,3 juta produk dan 3,3 juta di antaranya merupakan produk UMK yang diajukan dari skema self declare. Jumlah tersebut itu pun masih jauh dari jumlah pelaku usaha UMK yang mencapai 64 juta, jumlah yang cukup besar dengan kuantitas dan ragam produk/jasa yang dihasilkannya. Sehingga akhirnya Pemerintah memutuskan menunda pemberlakuan kewajiban sertifikasi halal bagi produk makanan-minuman skala UMK menjadi Oktober 2026. Sementara bagi industri menengah dan besar kewajiban tetap berlaku
Arah Baru Proses Sertifikasi Halal bagi UMK
Kemudahan proses sertifikasi halal bagi UMK menjadi mutlak untuk mempercepat implementasi kewajiban halal. Namun meski demikian, sejumlah batasan tetap perlu ditetapkan untuk menjaga kredibilitas jaminan halal yang dikeluarkan BPJPH.
Kewajiban bersertifikat halal bagi pelaku Usaha mikro dan kecil didasarkan atas pernyataan pelaku usaha mikro dan kecil. Ketentuan ini ditetapkan dalam PP Nomor 39 Tahun 2021 dan secara detailnya dalam PMA Nomor 20 Tahun 2021, tentang Sertifikasi Halal Bagi
Pelaku Usaha Mikro dan Kecil. Kedua regulasi tersebut mengatur kriteria pelaku usaha yang bisa mengajukan sertifikasi halal melalui jalur self declare, pelaksanaan pendampingan Proses Produk Halal/PPH, dan pembiayaan.
Persyaratan pelaku UMK yang bisa mengajukan sertifikasi self declare ada yang mencakup aspek administrasi dan fasilitas, dan apa pula yang berhubungan dengan kriteria produk. Persyaratan administrasi dan fasilitas antara lain; memiliki NIB, omset maksimal Rp500 juta per tahunnya, hanya memiliki 1 lokasi fasilitas produksi yang terpisah dengan lokasi dan alat proses produk tidak halal, secara aktif telah berproduksi 1 tahun, dan menggunakan peralatan produksi dengan teknologi sederhana atau dilakukan secara manual dan/atau semi otomatis (usaha rumahan bukan usaha pabrik).
Sedangkan persyaratan produk mengacu kepada aspek keamanan pangan, meliputi; produk yang dihasilkan berupa barang (bukan
jasa restoran/kantin/ catering /rumah makan/ warung makan), menggunakan bahan yang telah memiliki sertifikat halal atau bahan yang dikecualikan dari kewajiban bersertifikat halal ( halal positif list ), tidak menggunakan bahan berbahaya yang dilarang, jenis produk tidak mengandung unsur hewan hasil sembelihan, kecuali berasal dari produsen atau RPH/RPU yang sudah bersertifikat halal, proses pengawetan produk yang dihasilkan tidak menggunakan teknik iradiasi, rekayasa genetika, penggunaan ozon (ozonisasi), dan kombinasi beberapa metode pengawetan (teknologi hurdle).
Kedua aspek persyaratan tersebut merupakan jaminan kejelasan identitas pelaku UMK dan izin usahanya, serta jaminan keamanan pangan dari produk makanan atau minuman yang diproduksi. Jika ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi, maka sertifikasi halal harus diproses melalui jalur reguler.
Skema sertifikasi ini disebut juga dengan istilah self declare karena prosedur sertifikasi halalnya mengacu pada pernyataan pelaku usaha yang berdasarkan standar halal dari BPJPH. Standar halal tersebut paling sedikit terdiri dari 2 hal, yaitu: 1) Pernyataan pelaku usaha berupa akad/ ikrar yang menyatakan kehalalan dari produk dan bahan yang digunakan, telah diproduksi melalui Proses Produksi Halal (PPH); 2) Adanya pendampingan PPH. Self declare secara sederhana merupakan klaim halal dari pelaku usaha yang telah diverifikasi oleh Pendamping PPH.
Perbedaan Sertifikasi Halal Reguler dan Self Declare
Sertifikasi self declare berbeda dengan skema reguler. Perbedaan keduanya adalah pada saat pemeriksaan kehalalan produk dan proses ketetapan halal (KH). Pada skema self declare pelaku usaha akan didampingi oleh 1 orang Pendamping PPH dari Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H), yang melakukan verifikasi dan validasi (verval) dokumen dan juga pengecekan ke lokasi produksi. Instrumen verval telah ditetapkan dalam Kepkaban Nomor 58 Tahun 2022, yang mencakup Instrumen daftar periksa dan Format pelaporan pendamping PPH . Hal tersebut untuk menjamin proses verval terhadap pernyataan pelaku UMK sesuai dengan persyaratan, dan tak ada yang terlewat.
Proses verval menggantikan audit pada skema reguler, karena dari kriteria produk yang akan disertifikasi halal sudah menggunakan bahan bersertifikat halal dan bukan produk berisiko dari segi keamanan pangan, sehingga hanya perlu diperiksa kesesuaiannya saja.
Hasil verval dari pendamping PPH akan dikirimkan ke Komite Fatwa Produk Halal di BPJPH untuk mendapatkan ketetapan halal, dan sertifikat halal dapat diterbitkan.
Ketetapan halal adalah hasil sidang fatwa berupa fatwa tertulis yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syari’at Islam, yang dilakukan oleh Komisi Fatwa MUI dan/atau Komite Fatwa Produk Halal BPJPH. Komisi Fatwa MUI tidak terlibat dalam ketetapan halal untuk produk yang disertifikasi melalui self declare, dan hanya terlibat untuk ketetapan halal produk/jasa dari jalur reguler. Pembagian kewenangan tersebut jadi konsekuensi logis untuk mempercepat prosedur sertifikasi karena banyaknya sertifikasi produk/jasa yang diproses.
Ketetapan halal oleh Komite Fatwa Produk Halal BPJPH tetap mengacu kepada fatwa halal yang telah dikeluarkan oleh MUI, sehingga ketetapan halal dari Komite Fatwa maupun dari Komisi Fatwa akan satu suara.
Alur Registrasi Self Declare
Pemohonan sertifikasi halal melalui skema self declare dibiayai oleh pemerintah. Pelaku UMK tidak dipungut biaya dalam proses sertifikasi halal. Untuk awalnya pelaku usaha dapat mendatangi LP3H yang ada di kota setempat, dan meminta pendampingan. LP3H akan menunjuk 1 orang Pendamping PPH yang ditugaskan membantu proses sertifikasi halal. Pendamping PPH terlebih dahulu akan mengecek apakah pelaku usaha tersebut memenuhi kriteria sertifikasi self declare, yaitu ditinjau dari skala usaha/ modal, dan karakteristik produk. Jika dinilai tidak lolos, maka proses sertifikasi halal harus dilakukan melalui jalur reguler.
Pelaku usaha yang lolos seleksi awal akan didampingi untuk melakukan pendaftaran di SIHALAL. Persyaratan dan tata cara pendaftaran sama dengan jalur reguler, namun untuk jalur self declare terdapat template dokumen yang disediakan di sistem seperti surat permohonan, formulir pendaftaran, surat ketetapan Penyelia Halal, dan manual SPJH. Semua dokumen persyaratan perlu diunduh dan diisi terlebih dulu.
Pendamping PPH melakukan verval atas pengajuan sertifikasi halal. Apabila dinyatakan sesuai, maka dokumen dikirimkan ke BPJPH untuk diverifikasi. Namun jika tidak sesuai maka dokumen dikembalikan ke pelaku usaha untuk diperbaiki. Setelah verifikator BPJPH memverifikasi dan menyatakan sesuai, maka akan diterbitkan STTD (surat tanda terima dokumen) dan meneruskan ke sidang fatwa untuk mendapat penetapan halal dari Komite Fatwa Halal dalam waktu 2 hari kerja, dan sertifikat halal dapat diunduh di SIHALAL. Sertifikat halal dari skema self declare memiliki kekuatan hukum yang sama dengan skema reguler.
Persoalan Halal-Haram bagi umat muslim adalah mutlak, apa pun skema sertifikasi halal yang digunakan perlu tetap dijaga kredibilitasnya. Tak boleh ada kompromi karena berhubungan dengan faktor keimanan dan ketundukan pada syariat Islam. (Anidah)