Majalah HALAL REVIEW edisi 05/Mei/2024

Page 1

Contact Us IHATEC MARKETING RESEARCH Bogor Icon O ce Center 3rd Floor, Bukit Cimanggu City, Sholeh Iskandar 1, Tanah Sereal, Bogor City, Indonesia 16168 IHATEC Marketing Research is positioned to provide data and strategic recommendations on the market and consumer behavior towards halal products. However, IHATEC Marketing Research also provides services of marketing research in general. Ihatec Marketing Research? Why Choose Ihatec MR is supported by a team that has good experience and knowledge 1 Ihatec MR is able to run research in many cities, because we have extensive network. 2 Ihatec MR is able to optimize research budget 3 Our Services Customer Research Brand Research Service Audit Industrial Research Service Monitoring Marketing Evaluation @ihatecmr info@ihatec-mr.com 0812 9059 4266 www.ihatec-mr.com

From The Editor

Alhamdulillah majalah HALAL REVIEW edisi Mei telah hadir di tengah pembaca. Edisi HALAL REVIEW kali ini mengangkat tema tentang Wisata Halal. Topik ini menarik diulas karena saat ini tren wisata halal tengah menjadi perhatian di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Saat ini Pemerintah tengah berupaya memajukan wisata halal Indonesia. Diharapkan wisata halal ini menjadi penyumbang terbesar devisi negara dan menjadi penggerak ekonomi nasional di masa mendatang.

Pengembangan Wisata Halal atau Wisata Ramah Muslim adalah upaya memberikan layanan tambahan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan muslim akan kemudahan menjalankan ibadah sholat, mendapatkan makanan yang halal pada saat berwisata serta penginapan atau hotel yang ramah muslim. Di sisi lain jumlah wisatawan muslim dari tahun ke tahun terus meningkat signifikan. Oleh karena itu banyak negara yang serius membangun wisata halal.

Sebagai negara yang mayoritas berpenduduk muslim dan memiliki banyak destinasi wisata yang menarik, Indonesia berpeluang untuk mengambil peran penting dalam industri pariwisata halal global. Prospek Indonesia dalam mengembangkan wisata halal telah diakui dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat Indonesia telah banyak menyabet penghargaan dalam ranah destinasi wisata halal dunia.

Dalam topik utama ini HALAL REVIEW mengulas lebih jauh tentang kesiapan Indonesia menuju wisata halal kelas dunia dan bagaimana strategi pemerintah dalam mewujudkan Indonesia menjadi destinasi wisata halal nomor satu di dunia. Apa saja faktor pendukung pengembangan wisata halal dan apa saja faktor kendalanya. Lalu bagaimana kesiapan hotel dan restoran dalam mendukung pengembangan wisata halal.

Selain topik utama, kami juga menyajikan topik lain yang tak kalah menarik. Topik tersebut diantaranya Sapta Nirwandar, tokoh penggerak Halal Lifestyle di Indonesia. Dari rubrik tokoh ini kita bisa mengetahui pemikiran-pemikiran Sapta Nirwandar dalam memajukan industri halal di Indonesia. Semoga bermanfaat.

Anang Ghozali Editor in Chief

PEMIMPIN UMUM

PEMIMPIN REDAKSI

REDAKTUR AHLI

Evrin Lutfika

Anang Ghozali

Prof. Irwandi Jaswir, M.Sc., Ph.D.v

Prof. Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc.

Dr. Wahyu T. Setyobudi, MM., ATP., CPM. Ir. Nur Wahid, M.Si Purwono, S.IP

@HALALREVIEW_ HALAL REVIEW

REVIEW

REDAKTUR

Audia Ari Anidah

Mohammad Andika Priyandana Syauqi Ahmad

SEKRETARIS REDAKSI RISET

Tiara Aprilia Rizky

Fachruddin Putra Jaya

FOTOGRAFER DESAIN & LAYOUT

KEUANGAN IT

PEMASARAN

Tri Hadi Prayitno Novia Putri Sari

Feby Sabrina Agisna Gusti Ainun

Dinda Yunita

Berlian Dwi Ayu M. Risal Abdilah

Diterbitkan oleh IHATEC Publisher (PT Insan Halal Cendekia)

Alamat:

Bogor Icon Central Office Lt. 3, Bukit Cimanggu City, Jl. Sholeh Iskandar No.1, Cibadak, Tanah Sareal, Bogor 16168

+62811-1145-060 (Whatsapp)

E-Mail : publisher@ihatec.com ISSN 3032-1964

Majalah HALAL REVIEW mengulas tentang potensi halal dalam pengembangan bisnis di pasar Indonesia maupun pasar global, untuk memberikan informasi dan inspirasi bagi pembaca maupun pelaku bisnis dalam menangkap peluang potensi pasar halal dan terbit satu bulan sekali.

Majalah ini dapat diperbanyak sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pendidikan dan non komersial lainnya dengan tetap mencantumkan sumbernya.

1 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
HALAL

Mewujudkan Wisata Halal Kelas Dunia

Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan wisata halal atau wisata yang ramah muslim. Keberadaan

wisata halal diyakini dapat meningkatkan jumlah wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Seberapa besar peluang Indonesia mewujudkan wisata halal kelas dunia?.

16

08

HALAL INSIGHT

Seberapa Mudah

Fasilitas Muslim Ditemui

Saat Berwisata

10

HALAL INSIGHT

Sikap Masyarakat

Terhadap Seruan Boikot

Produk Tertentu

20 25 28 31 34

Empat Kunci untuk Pengembangan

Wisata Halal di Indonesia

Hotel Pertama yang Memiliki

Restoran Bersertifikasi Halal

Ramah Bagi

Wisatawan Muslim

Mewujudkan Aceh

Sebagai Destinasi Halal Kelas Dunia

Peran PHRI Dalam

Memajukan Wisata Halal

2 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
HALAL REVIEW / MEI 2024
CONTENTS OVERVIEW

Memajukan Gaya Hidup Halal di Indonesia

HALAL STRATEGY

Menata Jalan Untuk Ekosistem Wisata Halal Berkelanjutan

HALAL CORPORATE

Komitmen Jalankan Sistem Jaminan Halal

HALAL UPDATE

Halal Fair Yogyakarta 2024

LPPOM MUI Inisiasi Kawasan Kuliner

Ramah Muslim di Labuan Bajo

Dorong Ekonomi Daerah Wisata, LPPOM MUI – Pemda Bali Sertifikasi Halal Gratis 200 UMK

Kemenparekraf Kick Off Akselerasi

Sertifikasi Halal Produk Makanan dan Minuman di 3.000 Desa Wisata

3rd International Halal (Muslim-Friendly) Tourism Congress Turki

Dorong Kawasan Ramah Muslim, LPPOM Fasilitasi Sertifikasi Halal di 5 Destinasi Super Prioritas

Menimbang Peluang & Tantangan Wisata Halal di Indonesia

HALAL GLOBAL

Wisata Halal di Turki: Menjelajahi Keindahan dan Kuliner Islami

HALAL KNOWLEDGE

Catatan Penting untuk Halal Traveling

3 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 48
04 50 51 52 54 46 49 42 38 58
12
HALAL ISSUE
TOKOH

Memajukan Gaya Hidup Halal di Indonesia

Dari potensi hingga impian masa depan industri halal, Sapta

Nirwandar mengungkapkan hal-hal yang memperkuat gaya hidup halal di Indonesia.

Prof. Dr. H. Sapta Nirwandar, S.E

Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center

dan Ketua Indonesia Tourism Forum

Foto: Istimewa

Sapta Nirwandar, sebagai

Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center dan Ketua Indonesia Tourism Forum, telah berperan aktif dalam mempromosikan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Sapta melihat potensi besar Indonesia dalam sektor ini dan menekankan pentingnya kehadiran Indonesia di panggung global. Sapta menunjukkan bahwa pendapatan negaranegara Muslim dunia, termasuk Indonesia, menjadi modal besar untuk terus mengembangkan industri halal. Produk halal Indonesia tidak hanya diminati oleh negara-negara muslim, tetapi juga oleh negara-negara dengan mayoritas penduduk non muslim.

Menurut Sapta, potensi pasar negaranegara muslim sangat besar dan harus dimanfaatkan oleh Indonesia demi meraih posisi puncak pusat industri halal dunia. Saat ini, cukup banyak pengusahapengusaha besar di dunia maju karena industri halal. Oleh karena itu, Sapta melihat peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan industri halal

TOKOH
4 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

berskala global. Lebih lanjut, Redaksi HALAL

REVIEW akan membahas lebih jauh lagi tentang hal-hal yang memperkuat gaya hidup halal di Indonesia dari perspektif Sapta Nirwandar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Perkembangan Halal di Indonesia

Sapta Nirwandar menyoroti beberapa faktor kunci yang mempengaruhi perkembangan industri halal di Indonesia. Pertama, Sapta menekankan peran penting kebijakan pemerintah, seperti upaya Kementerian Agama dan implementasi Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014, tentang Jaminan Produk Halal. Kedua, Sapta mengakui peran penting pelaku bisnis, dari perusahaan besar hingga UMKM, dalam memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar halal.

Selanjutnya, Sapta menyoroti pentingnya sertifikasi halal. Meskipun ada tantangan dan protes terkait kewajiban sertifikasi halal untuk produk non pangan, Sapta menegaskan bahwa sertifikasi ini penting untuk memberikan jaminan kepada konsumen muslim. Ini berlaku tidak hanya untuk produk makanan, tetapi juga untuk produk non pangan seperti pakaian dan sepatu.

Dalam pandangan Sapta, sertifikasi halal bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga aspek penting dalam memberikan kepercayaan kepada konsumen muslim. Untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan industri halal, pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat perlu bekerja sama. Dengan demikian, Indonesia dapat memperkuat posisinya dalam industri halal, bersaing secara global, dan memenuhi kebutuhan konsumen muslim yang semakin meningkat.

Dikatakan Sapta, bahwa sertifikasi halal memiliki peran sentral dalam memastikan kehalalan produk, baik untuk produk pangan maupun non pangan. Meskipun sertifikasi ini dapat menjadi tantangan bagi pelaku bisnis, terutama UMKM, namun memiliki manfaat yang signifikan dalam memberikan jaminan kepada konsumen muslim tentang kehalalan produk yang mereka konsumsi atau gunakan, menegaskan pandangan beliau tentang pentingnya sertifikasi halal.

Mendorong Gaya Hidup Halal di Indonesia

“Dalam konteks mendorong gaya hidup halal di Indonesia, terdapat debat yang berkepanjangan

TOKOH 5 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa Sapta Nirwandar pada INHALIFE ISEF 2023 bersama Bank Indonesia di Jakarta Convention Center

Indonesia Halal Lifestyle Center Menjadi Representatif Resmi Indonesia untuk Event Makkah Halal Forum yang ditunjuk oleh Islamic Chamber Halal Services

mengenai kewajiban sertifikasi halal untuk produk non pangan,” ungkap Sapta Nirwandar. Menurunya, ada beberapa tantangan dan pemikiran yang perlu diatasi dalam mendorong gaya hidup halal.

Salah satu tantangan utama adalah menemukan keseimbangan antara perlindungan hak konsumen muslim untuk produk yang sesuai dengan prinsip agama mereka dan keberlanjutan bisnis serta daya saing produk di pasar. Pendukung kewajiban sertifikasi halal untuk produk non pangan berargumen bahwa hal ini penting untuk memberikan jaminan kepada konsumen muslim dan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen serta memperluas pasar bagi produsen.

Namun, di sisi lain, ada pelaku bisnis yang menentang kewajiban sertifikasi halal untuk

produk non pangan. Mereka menganggap bahwa proses sertifikasi ini dapat menjadi beban tambahan bagi bisnis, terutama bagi UMKM atau pelaku bisnis kecil dan menengah. Selain itu, ada juga perdebatan tentang sejauh mana produk non pangan perlu disertifikasi halal, mengingat tidak semua produk memiliki unsur-unsur yang secara langsung terkait dengan aspek kehalalan.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah solutif yang mencerminkan kebutuhan dan kepentingan semua pihak terkait. Salah satunya adalah dengan memberikan insentif atau dukungan bagi pelaku bisnis kecil dan menengah untuk memperoleh sertifikasi halal. Selain itu, pemerintah juga dapat menyediakan bimbingan dan pendampingan untuk membantu pelaku bisnis memahami

TOKOH 6 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa

proses sertifikasi dan memenuhi persyaratan yang diperlukan.

Langkah lainnya adalah dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya sertifikasi halal, baik untuk produk makanan maupun non pangan. Ini dapat dilakukan melalui kampanye edukasi yang menyasar baik konsumen muslim maupun pelaku bisnis. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang mendukung bagi perkembangan gaya hidup halal di Indonesia, sejalan dengan prinsipprinsip agama dan kebutuhan pasar.

Harapan untuk Perkembangan Industri Halal di Indonesia

Sapta Nirwandar menyoroti harapan untuk perkembangan industri halal di Indonesia, yang mencakup potensi dan tantangan yang perlu diatasi. Indonesia memiliki potensi besar dalam industri halal, tetapi masih perlu mengejar ketertinggalan untuk mencapai capaian yang serupa dengan negaranegara tetangga seperti Thailand. “Thailand mendeklarasi dapur halal dunia. Thailand 25 persen ekspornya produk halal. Makanan terutama. Tuh , itu kita ketinggalan dari situ,” kata Sapta.

Sapta juga menekankan perlunya upaya untuk meningkatkan kesadaran akan produk halal, baik dalam konsumsi makanan, fesyen, kosmetik, maupun layanan lainnya. Di sisi lain, Sapta melihat potensi besar dalam industri pariwisata halal, baik di tingkat lokal maupun global. Perlu dilakukan upaya untuk memperkuat infrastruktur pariwisata yang ramah muslim, serta menyediakan layanan dan produk yang sesuai dengan prinsip halal.

Nirwandar di Booth BPJPH

Perwakilan Indonesia pada Makkah Halal Forum, Januari 2024

Peran pemerintah dan pelaku bisnis sangat penting dalam memajukan industri pariwisata halal. Ini termasuk pengembangan destinasi yang menarik bagi wisatawan muslim dan memastikan

standar kehalalan yang terjamin. Branding yang lebih menarik dan marketable juga ditekankan oleh Sapta, misalnya penggunaan istilah ‘wisata halal’ atau ‘wisata ramah muslim’ dibanding ‘wisata syariah’, diharapkan persepsi yang muncul lebih menyenangkan. Sebagai penutup, Sapta berharap Pemerintah Indonesia berperan lebih jauh dalam mendorong pengembangan industri halal dan pariwisata halal. Dengan demikian, Indonesia bisa menempati peringkat pertama sebagai pusat industri halal dunia. (Andika Priyandana)

TOKOH 7 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa Sapta

Seberapa Mudah Fasilitas

Muslim Ditemui Saat

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keindahan alamnya. Banyak pilihan objek wisata di berbagai daerah yang menjadi tujuan para wisatawan. Tak sedikit pula destinasi wisata Indonesia yang populer hingga ke mancanegara. Hal ini menunjukkan potensi wisata di Indonesia sangatlah besar. Tidak hanya keindahan alamnya saja, namun juga keragaman budaya dan kuliner di Indonesia dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan dari seluruh dunia. Contoh destinasi wisata alam di Indonesia yang populer, seperti Bali, Lombok, Labuan Bajo, dan masih banyak lagi. Hal yang tak kalah menarik, saat ini muncul istilah wisata halal. Wisata halal tidak hanya menawarkan aspek keindahan alam saja, namun juga terdapat prinsip-prinsip agama Islam di dalamnya. Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), halal tourism atau wisata halal merupakan sebuah extended services amenitas yang ditunjukkan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman dan keinginan wisatawan muslim, seperti makanan halal & fasilitas untuk sholat serta good to have seperti toilet yang ramah bagi muslim. Jadi, tidak hanya mendapatkan pengalaman menakjubkan dari keindahan alam saja, namun kebutuhan

Berwisata

umat muslim untuk beribadah dapat dengan mudah terpenuhi termasuk makanan yang dikonsumsi.

IHATEC Marketing Research melakukan survei dengan tema wisata halal untuk mengetahui apakah aspek-aspek muslim-friendly atau ramah muslim sudah banyak ditemui pada destinasi wisata di Indonesia. Data yang disajikan pada pembahasan kali ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan oleh IHATEC Marketing Research pada bulan Februari hingga Maret lalu. Survei ini dilakukan kepada lebih dari 450 responden di 4 kota besar di Indonesia, yaitu Jabodetabek, Surabaya, Medan, dan Makassar.

Seperti yang sudah dijelaskan, wisata halal memberikan pengalaman berwisata dengan memperhatikan kebutuhan umat muslim untuk tetap dapat beribadah dengan mudah. Pada survei yang dilakukan oleh IHATEC Marketing Research, responden ditanyai mengenai kemudahan mereka menemukan fasilitas-fasilitas yang muslim-friendly saat berwisata. Adapun fasilitas yang dibahas pada survei ini adalah sebagai berikut:

• Tempat sholat yang ramah muslim (ketersediaan tempat wudhu , alat sholat, kebersihan, pemisahan pria dan wanita).

8 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL INSIGHT

• Restoran/tempat makan yang memiliki sertifikat halal.

• Ruang menyusui yang ramah muslimah.

• Toilet yang ramah muslim (tempatnya bersih, terdapat kloset, tertutup, air lancar).

• Wahana wisata bebas dari hal-hal yang dilarang agama Islam (pornografi, judi, minuman keras).

Dari pernyataan di atas, para responden menyatakan bahwa tempat sholat yang ramah muslim sangat mudah ditemui saat berwisata. Kemudian, disusul oleh restoran/tempat makan yang memiliki sertifikat halal serta toilet yang ramah muslim memiliki persentase yang tidak jauh beda. Sementara itu, fasilitas ruang menyusui yang ramah muslimah pada tempat wisata tidak mudah dijumpai oleh responden.

IHATEC Marketing Research juga ingin melihat bagaimana fasilitas yang diberikan oleh biro perjalanan. Apakah sudah memberikan fasilitas yang muslim-friendly? Responden ditanyai apakah dalam 1 tahun terakhir menggunakan jasa biro perjalanan untuk berwisata. Dari keseluruhan responden, hanya sebesar 17% responden menyatakan bahwa mereka menggunakan jasa biro perjalanan.

Kemudian, dari 17% responden tersebut diberikan pertanyaan lanjutan mengenai tingkat kesetujuannya terhadap pernyataan-pernyataan berikut ini:

• Biro travel memberikan kemudahan menjalankan ibadah sholat, seperti ada agenda yang menyediakan waktu sholat, dan menyediakan sarana sholat.

• Biro travel memiliki daftar akomodasi (hotel) dan destinasi yang ramah muslim.

• Biro travel memberikan panduan wisata yang dapat mencegah terjadinya tindakan syirik, pornografi, minuman non halal, dan judi.

• Biro travel menyediakan menu makanan dan minuman yang halal, misalnya pada katering, snack, maupun restoran yang dikunjungi. Hasil survei menunjukkan bahwa responden setuju apabila biro perjalanan; (1) menyediakan menu makanan dan minuman yang halal, (2) memberikan panduan wisata yang dapat mencegah terjadinya hal tidak terpuji, serta (3) memberikan kemudahan menjalankan ibadah sholat. Ketiga pernyataan tersebut memiliki nilai persentase tertinggi yang sama, yaitu sebesar 94,9%. Biro travel memiliki daftar akomodasi (hotel) dan destinasi yang ramah muslim tidak terlalu menjadi perhatian bagi responden. Hal ini terlihat dari hasil survei yang menunjukkan pernyataan tersebut memiliki nilai persentase terendah yaitu 89,9%. Namun, hal ini juga termasuk penting. Di dalam wisata halal, alangkah baiknya menggunakan hotel dan destinasi yang muslimfriendly yang di dalamnya sudah memenuhi prinsip-prinsip agama Islam yang tentunya akan memudahkan dalam beribadah. (Audia Ari)

9 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL INSIGHT

Sikap Masyarakat Terhadap

Seruan Boikot Produk Tertentu

Saat ini istilah boikot tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak orang yang berseru untuk melakukan pemboikotan terhadap produk tertentu. Sebenarnya, apa itu boikot? Dikutip dari laman esi.kemdikbud.go.id boikot dapat diartikan sebagai sikap dan tindakan untuk tidak menggunakan dan membeli produk atau berurusan dengan seseorang atau organisasi tertentu. Boikot merupakan wujud protes terhadap suatu hal yang dianggap merugikan.

Boikot dapat terjadi dari akibat adanya pelanggaran HAM, eksploitasi pekerja, kerusakan alam, atau masalah sosial lainnya yang merugikan banyak pihak. Pada era digital seperti sekarang ini di mana setiap orang dapat dengan mudah mengakses internet, ajakan boikot produk tertentu melalui media sosial tampaknya dapat dengan cepat menyebar ke berbagai kalangan.

Di Indonesia tengah marak aksi boikot terhadap produk yang mendukung maupun terafiliasi terhadap kejahatan genosida di negara Palestina. Banyak yang mendukung seruan boikot, tapi tidak sedikit yang tidak setuju atas seruan boikot dengan alasan teretntu. Melihat dinamika tentang seruan boikot, IHATEC Marketing Research melakukan survei terkait boikot yang terjadi di Indonesia. Dari hasil survei ini diperoleh data yang menggambarkan sikap masyarakat terhadap adanya aksi boikot serta alasan melakukan aksi boikot terhadap produk tertentu. Survei ini dilakukan pada bulan Februari hingga Maret lalu kepada lebih dari 450 responden di 4 kota besar di Indonesia, yaitu Jabodetabek, Surabaya, Medan, dan Makassar.

Dari hasil survei di atas, sikap masyarakat terhadap aksi boikot ini sepertinya belum begitu tegas. Hasil tertinggi dengan nilai persentase 30,5% yaitu masyarakat yang tetap membeli

10 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL INSIGHT

produk boikot dengan mengurangi jumlah atau frekuensi pembeliannya. Sementara masyarakat yang tidak akan membeli produk boikot memiliki nilai persentase terendah sebesar 6,4% dari jumlah responden. Masyarakat yang tetap membeli produk boikot tanpa mempedulikan isu boikot juga hasilnya cukup tinggi, sebesar 24,1% responden memilih sikap ini.

Kemudian, dilakukan pertanyaan lanjutan mengenai alasan melakukan aksi boikot bagi responden yang memilih sikap (1) berusaha mencari alternatif produk lain sejenis yang tidak diboikot, bila tidak ada maka terpaksa membeli produk boikot tersebut; (2) tidak membeli produk boikot itu sementara waktu hingga isu boikotnya mereda; serta (3) tidak akan membeli produk boikot tersebut lagi.

Sebanyak 55,8% responden melakukan boikot sebagai bentuk pembelaan terhadap kaum muslim yang ada di Palestina/Gaza. Sebagaimana kita tahu, saat ini sedang terjadi kejahatan genosida yang menimpa Palestina.

Aksi boikot yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia merupakan bentuk dukungan terhadap ketidakadilan dan isu kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Meskipun masih terdapat pro dan kontra, namun suara konsumen dalam aksi boikot ini memiliki peranan kuat dalam menuntut keadilan. Semoga ke depannya, hal ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk bisa mengambil sikap yang dapat membawa perubahan yang positif dan menciptakan kedamaian. (Audia Ari)

11 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL INSIGHT

Menata Jalan untuk Ekosistem Wisata Halal Berkelanjutan

Matahari jam sepuluh Bandara Zainuddin Abdul Majid menyapa hangat, terasa seperti sahabat lama yang baru bertemu kembali. Kedatangan saya ke Pulau Lombok bulan lalu memang bukan yang pertama. Mungkin dalam lima tahun terakhir ini, 3 kali saya memenuhi undangan ke Lombok. Saya tidak pernah memaknainya sebagai kebetulan semata, melainkan suatu resonansi alam yang sesuai dengan aspirasi yang kita bisikkan kepadanya. Memang bepergian ke Lombok bagi saya selalu mendatangkan pengalaman yang nyaman. Selain karena makanannya yang sebagian besar halal, juga budaya masyarakat yang dibangun menyatu dengan syariah Islam, sehingga terasa seperti rumah sendiri. Masjid-masjid di tengah sawah, nampak asri menghiasi perjalanan sepanjang bandara menuju kota Mataram. Sungguh menyejukkan pandang, pikir, hingga menembus ke hati.

Dalam kaitan dengan wisata halal, Lombok dapat dikatakan contoh terbaik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai tertinggi yang diberikan oleh lembaga pemeringkat Crescent Rating Mastercard dalam Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) tahun 2019 yang menempatkan Lombok dalam jajaran teratas pengembangan wisata muslim Indonesia. Tak heran, dalam empat kriteria yang ditetapkan yaitu aksesibilitas, komunikasi, lingkungan dan tingkat layanan, memang secara umum Lombok mumpuni. Dalam tulisan ini saya tak hendak mengulas bagaimana pariwisata lombok secara mendetail, karena akan menjadi spoiler buat

12 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
HALAL STRATEGY
Dr. Wahyu T. Setyobudi, MM., ATP., CPM. Peneliti Global Business Marketing Binus Business School

Framework Membangun Ekosistem Wisata Halal Berkelanjutan (Setyobudi, 2024)

sahabat yang belum pernah ke sana, namun yang lebih penting adalah bagaimana caranya sebuah daerah dapat membangun landasan yang kokoh bagi pariwisata halal tersebut.

Berikut saya ramu suatu kerangka yang dapat meletakkan dasar bagi pembangunan ekosistem pariwisata halal yang berkelanjutan. Terdapat tiga building blocks utama yaitu foundation , process, dan enabler. Ketiganya saling terkait dan bersinergi untuk membentuk suatu ekosistem yang harmonis.

Building block pertama adalah foundation , suatu faktor yang merupakan keharusan atau syarat perlu. Ia adalah batu pijakan bagi rumah yang dibangun, menentukan seberapa kokoh sistem mampu bertahan melawan waktu dan gangguan. Fondasi yang pertama adalah service mindset , pola pikir melayani yang mewujud dalam tata perilaku dan budaya. Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa budaya masyarakat Indonesia adalah salah satu budaya yang sangat dermawan dan memperhatikan orang lain. Dahulu semasa saya kecil, dalam perjalanan melewati desa-desa tak pernah kita khawatir kehabisan air dan makanan, sebab masyarakat desa gemar meletakkan kendi di depan rumah, bahkan tak enggan mengajak makan para pelancong.

Namun demikian, untuk menjadi sepenuhnya terbuka bagi pariwisata, masyarakat seringkali masih enggan dan takut. Mempersiapkan mental

suatu masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang membuka tangan kepada wisatawan adalah pekerjaan rumah pertama yang harus dituntaskan sebelum meningkat ke tahap yang lain. Kemudian faktor kedua dalam tahap foundation adalah ketersediaan dan kualitas infrastruktur. Kualitas transportasi dan akomodasi merupakan titik krusial yang perlu diperbaiki untuk suatu daerah mampu hidup dari pariwisata.

Jika landasan sifatnya kontinyu dan menyeluruh, maka di tahap process adalah kebalikannya, perlu dilakukan langkah demi langkah, sistematis dan bertahap. Pada awalnya perlu dilakukan pemetaan potensi pariwisata yang komprehensif. Disinilah tahap eksplorasi variabel budaya setempat, bentang alam, hasil kerajinan, atau event unik dan menarik yang dimiliki oleh suatu daerah tertentu. Untuk menilai prioritas wisata yang akan dikembangkan, layaknya kita menggunakan dua ukuran utama yaitu daya tarik, dan potensi pengembangan. Dikarenakan sumber daya yang terbatas, usaha untuk pengembangan diarahkan dahulu kepada suatu destinasi yang memiliki daya tarik, dan memiliki potensi pengembangan yang tinggi.

Berikutnya, mulai merancang pengalaman seperti apa yang akan dirasakan oleh pengunjung. Dalam hal ini perlu kita menggunakan visitor based view, atau melihat dari kacamata pengunjung. Dalam dunia pemasaran, kita mengenal adanya moment of truth , yaitu titik-titik yang akan dievaluasi oleh pelanggan. Nah titik inilah yang

13 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL STRATEGY

kita perlu desain secara cermat. Sejak pengunjung datang, parkir di mana, fasilitas apa dan siapa yang akan melayani, hingga pengalaman memorable apa yang akan dibawa pulang oleh pengunjung. Semuanya harus well designed.

Tahapan berikutnya yang juga penting dan tidak bisa diabaikan adalah branding dan communication. Disini perlu diperhatikan untuk melakukan promosi yang seimbang dengan kapasitas destinasi yang kita punya, atau dengan kata lain komunikasi yang moderat. Banyak kasus yang terjadi, ketika komunikasi tidak terkendali, suatu objek yang viral di media massa, kamudian

hancur dalam semalam karena jumlah pengunjung yang membludak tidak tertahan.

Blok terakhir yang perlu diperhatikan dalam membangun ekosistem wisata halal adalah enabler atau pemungkin. Halal certification merupakan pemungkin bagi munculnya wisata halal yang baik. Sertifikasi halal yang umum meliputi sertifikasi penginapan, makanan dan minuman. Selain itu juga dibutuhkan sertifikasi terkait pengalaman wisata seperti spa, beragam event sesuai syariah dan kegiatan lain. Kemudian tak kalah pentingnya adalah sertifikasi keberlanjutan yang menjamin kegiatan wisata tidak merusak alam dan lingkungan sosial yang ada. Di sinilah jantung dari pariwisata halal, agar wisata bersanding dengan syariah. Dan terakhir tentunya kompetensi pelaku wisata adalah pemungkin yang merangkum seluruh aspek ini menjadi mozaik yang indah, mendukung satu sama lain. Karena pada hakekatnya, dibalik sistem ada manusia yang menjadi subyek sentral.

Demikianlah beberapa panduan singkat untuk menata jalan bagi ekosistem pariwisata halal yang berkelanjutan, sekedar sumbangan singkat bagi para pelaku wisata halal Indonesia. Semangat terus gencarkan halal di semua sektor, agar rupiah bersanding dengan berkah.

14 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL STRATEGY

SEBERAPA BAIK BRAND ANDA

Social Media Monitoring dapat digunakan untuk mengetahui berbagai isu yang dikemukakan di berbagai media online maupun media sosial sehingga perusahaan dapat melakukan antisipasi jika ada keluhan negatif tentang produk atau layanan mereka. Jika terdapat ungkapan kepuasan dari konsumen, Social Media Monitoring bisa digunakan pula sebagai media promosi untuk menaikkan image layanan produk.

Perusahaan perlu menekankan pentingnya monitoring percakapan (positif/negatif) dari berbagai media sosial agar bisa lebih memahami perilaku pelanggan atau calon pelanggan mereka.

Jenis-Jenis Social Media Monitoring

Monitoring Mention Analisis Sentimen

Monitoring Brand

Monitoring

Jumlah Pengikut

Riset Kata Kunci

Monitoring Hashtag

Monitoring Trend

Wordcloud

TOP 10 Positive or Negative

Deteksi Bot (Robot)

SNA (Social Network Analyser)

Asosiasi (Association Rule Mining)

0812 9059 4266 Bogor Icon Center O ce 3rd Floor, Bukit Cimanggu City Jl. Sholeh Iskandar No.1, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor 16168 www.ihatec-mr.com ihatecmr IHATEC Marketing Research
Social Media Monitoring menyediakan Jawaban untuk Anda
DIPERBINCANGKAN DI MEDIA SOSIAL? HUBUNGI KAMI! HUBUNGI KAMI!

Mewujudkan Wisata Halal Kelas Dunia

Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan wisata halal atau wisata yang ramah muslim. Keberadaan wisata halal diyakini dapat meningkatkan jumlah wisatawan baik mancanegara maupun nusantara. Seberapa besar peluang Indonesia mewujudkan wisata halal kelas dunia?.

Bagi Indonesia, pariwisata adalah salah satu sektor penyumbang devisa negara terbesar. Pada tahun 2019, devisa negara yang disumbangkan lewat sektor pariwisata mencapai US$20 miliar, meningkat dua kali lipat dari tahun 2014 yang mencatat US$10 miliar. Pemerintah Indonesia menjadikan pariwisata sebagai sektor andalan devisa negara, karena sektor ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Selain keindahan alam, Indonesia juga kaya akan keragaman budaya yang bisa menarik para wisatawan. Sektor ini juga tidak mengeksploitasi kekayaan alam. Pariwisata hanya menjual keindahan alam atau keanekaragaman budaya kepada para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara, tanpa mengambil sesuatu dari alam.

Indonesia termasuk menjadi destinasi favorit bagi wisatawan mancanegara. Di Indonesia terdapat banyak sekali destinasi yang menarik bagi wisatawan, apakah itu destinasi alam, destinasi budaya, atau destinasi kulinernya. Salah satu keunggulan lain yang ada di Indonesia adalah keramahan masyarakatnya, yang membuat wisatawan asing merasa aman dan nyaman saat berkomunikasi. Sebagai salah satu penyumbang

devisa terbesar dan dapat menggenjot kemajuan ekonomi bangsa di masa mendatang, Pemerintah Indonesia sangat serius mengembangkan industri pariwisata nasional. Ini terlihat dari pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang dilakukan pemerintah di setiap destinasi unggulan. Tidak hanya itu, pemerintah juga mengembangkan berbagai program seperti program pengembangan desa wisata, yakni program memberdayakan masyarakat desa yang bermukim di sekitar kawasan objek wisata. Dalam memaksimalkan pembangunan pariwisata, pemerintah juga telah mendorong akselerasi pemasaran pariwisata dengan membangun citra positif mengenai destinasi wisata Indonesia. Potensi Pengembangan Wisata Halal

Seiring dengan perkembangan potensi industri halal global, banyak negara yang melakukan pembangunan wisata halal termasuk di Indoensia. Potensi wisata halal diyakini sangat besar dan akan terus meningkat. Berdasarkan laporan terbaru Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 dari Mastercard dan CrescentRating bahwa diperkirakan kedatangan wisatawan muslim akan meningkat menjadi 140 juta pada 2023 dan pulih ke tingkat sebelum pandemi sebesar 160 juta pada 2024. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat dimana pada tahun 2028

OVERVIEW 18 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

jumlah kedatangan wisata muslim diperkirakan mencapai 230 juta dengan perkiraan pengeluaran mencapai US$225 miliar.

Meningkatnya jumlah kedatangan wisatawan muslim global yang signifikan ini menjadi peluang sangat bagus bagi Indonesia. Sebagai negara yang memiliki jumlah populasi muslim yang besar dengan keindahan alam dan keanekaragaman budaya dan kuliner, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan wisata halal atau wisata yang ramah muslim. Keberadaan wisata halal diyakini dapat meningkatkan jumlah wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.

Jika merujuk penjelasan dari Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Rizky Handayani Mustafa, wisata halal atau destinasi yang ramah muslim adalah sebuah model atau paket layanan tambahan yang ditunjukkan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman dan keinginan wisatawan muslim. Dalam mewujudkan wisata halal ada beberapa hal yang perlu dimiliki oleh destinasi wisata. Misalnya, penyediaan makanan halal, fasilitas pendukung untuk beribadah: mushola dan tempat wudhu, hingga pelayanan ramah muslim lainnya.

Prospek Indonesia dalam mengembangkan wisata halal telah diakui dunia. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat Indonesia telah banyak menyabet penghargaan dalam ranah destinasi wisata halal dunia. Sebut saja pada 2023, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai Wisata Halal Terbaik di Dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI) mengungguli 140 negara peserta lainnya. Kemudian ada 5 destinasi terbaik berdasarkan Indonesia Muslim Travel Index (IMTI), yaitu Lombok NTB, Aceh, Sumatra Barat, DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

Aceh adalah salah satu daerah yang memiliki potensi besar menjadi destinasi wisata halal, seperti Banda Aceh, Sabang, Aceh Besar, Aceh Utara, dan lokasi lainnya. Aceh sebagai destinasi wisata ramah wisatawan muslim. Sebab itu pembangan pariwisata Aceh, harus memberikan dampak terhadap daerah, terutama peningkatan perekonomian masyarakat, dengan tetap berpegang teguh pada syariat Islam. Dasar dikembangkannya destinasi wisata ramah muslim ini sesuai dengan penduduk Aceh yang mayoritas beragama Islam serta implementasi

qanun-qanun (peraturan daerah) yang mengatur tentang Pelaksanaan Syariat Islam di Provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Konsep wisata halal tidak hanya terbatas pada ketersediaan makanan dan minuman halal, serta fasilitas beribadah yang memadai saja. Tetapi juga tersedia penginapan atau hotel yang ramah muslim. Mengingat pertumbuhan permintaan masyarakat akan layanan pariwisata yang memenuhi kebutuhan segmen muslim, kini banyak hotel anggota PHRI telah memenuhi kebutuhan ini, misalnya dengan menyediakan petunjuk arah kiblat di dalam kamar.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi BS Sukamdani, menekankan pentingnya sertifikasi halal dalam industri hotel dan restoran. Menurutnya, sertifikasi halal tidak hanya tentang makanan, tetapi juga mencakup aspek-aspek lain seperti fasilitas dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan. Meskipun telah ada pertumbuhan tren dalam pengembangan hotel ramah muslim di Indonesia, tantangan masih ada, terutama dalam menjaga konsistensi dan kesesuaian dengan prinsip-prinsip tersebut.

Selain menyediakan fasilitas tempat sholat dan petunjuk arah kiblat di kamar, kini beberapa hotel telah menyediakan fasilitas restoran yang halal. Hotel Fairmont misalnya, telah menyediakan fasilitas restoran halal yang bernama 1945 Restaurant. Restoran ini menawarkan menu masakan Indonesia yang berkesan dalam suasana kontemporer yang elegan. Adanya fasilitas 1945 Restaurant ini karena adanya komitmen yang tinggi dari manajemen hotel yang ingin memberikan pengalaman dan kesan terbaik bagi tamu. Selain itu juga sejalan dari keinginan pasar yang menginginkan adanya jaminan halal dari menu-menu masakan hotel Fairmont Jakarta.

Dalam upaya mewujudkan konsep pariwisata halal yang lebih baik, penting bagi pemerintah dan pelaku industri pariwisata untuk bekerja sama dalam mengembangkan wisata halal nasional. Tentu ada tantangan dalam usaha mencapai kesepakatan, namun bila semua pihak serius dan berkomitmen dalam mewujudkan fasilitas wisata yang diinginkan oleh wisata muslim mancanagera. Insya Allah Indonesia mampu mewujudkan sebagai destinasi halal kelas dunia.

OVERVIEW 19 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

Empat Kunci untuk Pengembangan

Wisata Halal di Indonesia

Ir. Rizky Handayani Mustafa, MBTM

Deputi Bidang Industri dan Investasi

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Republik Indonesia

Foto: Istimewa

Berdasarkan rilis yang dikeluarkan GMTI pada tahun 2023, disebutkan bahwa tingkat daya saing Indonesia di sektor pariwisata halal menempati posisi pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia yang mengalahkan 140 negara lainnya.

Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk menjadi tujuan wisata halal utama di dunia sehingga mau tidak mau, wisata halal Indonesia harus terus berpacu dengan waktu guna menghadirkan segala macam fasilitas terbaik untuk menjalankan wisata halal ini.

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Ir. Rizky Handayani Mustafa, MBTM mengatakan bahwa sektor wisata masih menjadi salah satu asbab menarik tingginya tingkat kunjungan dan okupansi wisatawan baik lokal maupun mancanegara mengunjungi Indonesia.

Untuk itu, upaya mendorong pariwisata halal dilakukan sangat masif dan gencar sehingga dengan berkembangnya Pariwisata halal di Indonesia diharapkan akan menambah dan meningkatkan target jumlah kunjungan wisatawan secara global.

Rizky menegaskan bahwa dengan potensi yang dimiliki oleh Indonesia dalam peta persaingan di Industri Pariwisata Halal dunia yang sangat besar, maka target kunjunganpun terhadap wisatawan muslim akan semakin besar pula. Hal ini juga diharapkan menjadikan Indonesia menjadi salah satu pemain utama atau tujuan utama dari pergerakan wisatawan muslim.

Lalu, faktor apa saja yang mendukung pengembangan wisata halal di Indonesia?

OVERVIEW
20 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

Bagaimana strateginya? Termasuk bagaimana soal kendala dan peluangnya? Tim redaksi Halal Review berkesempatan berbincang luas dan mewawancarai Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Ir. Rizky Handayani Mustafa, MBTM, di Gedung Merdeka, Jakarta, tengah pekan lalu.

Berikut hasil wawancaranya.

Apa definisi dan konsep wisata halal yang dikembangkan di Indonesia?

Sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan perjalanan dari wisatawan muslim global, dimana konsep perjalanan wisata yang mempertimbangkan kebutuhan dari traveler muslim diantaranya berbagai macam layanan tambahan dalam bentuk amenitas, daya tarik wisata dan aksebilitas yang disediakan oleh dunia usaha, masyarakat dan Pemerintah baik pusat maupun daerah.

Halal Tourism dan Muslim-Friendly Tourism adalah sebuah model atau paket layanan tambahan atau extended services amenitas yang ditunjukkan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman dan keinginan wisatawan muslim. Layanan tambahan tersebut meliputi tiga layanan tambahan dasar (extensional service) yakni need to have, good to have, nice to have.

Need to have artinya sebuah destinasi wisata mempunyai fasilitas ibadah yang layak sampai kuliner halal (layanan makanan halal dan fasilitas yang memadai untuk mendirikan Sholat). Good to have adalah memberikan pengalaman berkesan dan berbeda kepada wisatawan (toilet yang ramah bagi muslim dan muslimah).

Nice to have adalah wisata halal yang mampu bersaing dengan negara lain (adanya fasilitas rekreasi yang ramah dengan keluarga muslim).

Pariwisata Halal tidak hanya wisata religi ataupun berwisata dengan motivasi menikmati budaya Islam semata, namun memiliki makna yang jauh lebih luas sebagai aktivitas pariwisata yang selaras dengan perilaku wisatawan muslim selama melakukan kegiatan wisata.

Apa tujuan dikembangkannya wisata halal?

Dengan semakin pesat jumlah wisatawan muslim dunia yang melakukan perjalanan wisata maka wisata halal menjadi salah satu opsi yang perlu dikembangkan agar dapat menghasilkan kunjungan wisatawan karena Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dari target market ini karena didukung oleh keindahan alam, keragaman budaya dan mempunyai populasi muslim terbesar di dunia.

Pengembangan layanan halal tourism dan muslim-friendly tourism dilakukan untuk mendorong Indonesia menjadi pemimpin dalam pengembangan wisata ramah muslim dunia dengan visi “Indonesia sebagai Destinasi Pariwisata Halal Kelas Dunia”

Industri apa sajakah yang bisa dimasukan dalam pengembangan wisata halal?

Ada banyak sektor yang bisa dimasukan dalam pengembangan wisata halal. Di antaranya adalah: Hotel, Restoran, Spa dan Biro Perjalanan Wisata.

Mengutip pernyataan Menteri Agama, Bapak Yaqut Cholil Qoumas “Istilah ‘Halal’ tidak bersifat eksklusif tapi inklusif. Halal bagi muslim, berarti oke juga bagi non muslim”. Dari sini bila dikaitkan dengan industri pariwisata, sangat memungkinkan untuk hampir semua jenis usaha

OVERVIEW 21 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

pariwisata dari 13 bidang usaha pariwisata untuk dikembangkan sebagai moslem friendly tourism.

Fokus pengembangan moslem friendly tourism yang dikerjakan Kemenparekraf yaitu pada penyediaan layanan kebutuhan wisatawan muslim meliputi halal hotels, halal transport, halal food, halal tour packages dan halal finance.

Bagaimana potensi pengembangan wisata halal di Indonesia?

Berdasarkan Indonesia Muslim Travel Index yang menganalisis, mengevaluasi dan meningkatkan kesiapan Indonesia menerima wisatawan muslim mancanegara dengan fokus tidak hanya pada ketersediaan pilihan halal tetapi pada inklusivitas lingkungan secara keseluruhan bertujuan untuk meningkatkan indeks Daya Saing Destinasi dan Industri.

Indonesia berupaya memanfaatkan peluang besar pariwisata halal sebagai katalisator yang signifikan peningkatan dan diversifikasi perekonomian Indonesia.

Jadi dengan melihat potensi di seluruh daerah di Indonesia terutama di wilayah yang kuat secara historis terkait perkembangan budaya Islam maka pengembangan wisata halal menjadi sangat terbuka, daerah yang masuk menjadi penilaian pada IMTI seperti NTB, Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Banten dan Sumatera Selatan.

Dan berdasarkan rilis yang dikeluarkan GMTI pada tahun 2023 menyatakan tingkat daya saing Indonesia di sektor pariwisata halal menempati posisi pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia yang mengalahkan 140 negara lainnya dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk menjadi tujuan wisata halal utama di dunia.

Faktor apa saja yang mendukung pengembangan wisata halal di Indonesia?

Berdasarkan Data yang dikeluarkan Global Muslim Travel Index bahwa setelah keterpurukan akibat pandemi COVID-19, pada tahun 2022 jumlah wisatawan muslim global mencapai 110 juta, sekitar 68% dari total jumlah wisatawan muslim tahun 2019. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan selepas pandemi.

Tren pertumbuhan diperkirakan akan terus berlanjut. Di tahun 2023 angka wisatawan muslim global mencapai angka 140 juta, sekitar 87% dari tahun 2019, dan semakin memperkuat proses pemulihan.

Pada tahun 2024 diproyeksikan jumlah wisatawan muslim global akan mencapai angka 160 juta atau kembali ke pada tingkat sebelum pandemi dan menjadi kebangkitan kembali muslim travel market.

Dan proyeksi ke depannya pada tahun 2028 diperkirakan akan mencapai angka yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu sekitar 230 juta wisatawan muslim dengan pengeluaran sekitar US$225 miliar.

Dengan potensi ini Indonesia harus bersiap dan berbenah menata potensi pariwisata halal kita untuk dapat bersaing dengan negara lainnya. Faktor yang mendukung perkembangan wisata halal di Indonesia sesuai dengan penilaian yang dikeluarkan oleh IMTI.

Ada empat bidang utama yang perlu ditingkatkan untuk mengembangkan wisata halal dan menarik

22 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 OVERVIEW

lebih banyak pengunjung muslim, hal ini dikenal dengan ACES :

- Access. Akses ke destinasi wisata termasuk faktorfaktor seperti permohonan visa, konektivitas dan ketersediaan transportasi dan infrastrukturnya.Communications. Kemampuan komunikasi dan upaya memasarkan destinasi tersebut kepada wisatawan muslim.

- Environment. Kondisi lingkungan di tempat tujuan menjadi hal yang sangat diperhatikan, selain iklim yang aman serta tujuan berkelanjutan dalam berwisata menjadi poin penting.

- Sevices. Layanan yang diberikan oleh ekosistem pariwisata di destinasi menjadi hal yang penting seperti layanan di hotel, bandara, layanan yang berhubungan dengan keagamaan, atau memberikan experience unik serta tambahan pengalaman kepada wisatawan.

Apa saja faktor kendalanya?

Biasanya yang menjadi kendala dalam pengembangan pariwisata halal di Indonesia diantaranya:

- Industri Pariwisata belum sepenuhnya mengerti mengenai konsep wisata halal yang coba diterapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah;

- Penerapan konsep halal dianggap akan mematikan bisnis yang sudah dijalani;

- Industri yang masih enggan mengeluarkan biaya untuk menambah fasilitas penunjang pariwisata halal;

- Minimnya pengetahuan industri-industri pariwisata terhadap pasar aktual dan potensial yang berminat terhadap pariwisata halal.

Bagaimana strategi pemerintah dalam mengembangkan wisata halal?

Pertama, menyiapkan Destinasi Pariwisata

Halal Di setiap destinasi yang diprioritaskan untuk menjadi tujuan wisata halal mulai menyediakan amenitas dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar wisatawan muslim yaitu ketersediaan air untuk bersuci, makanan halal, fasilitas ibadah yang memadai, paket wisata dan visitor guide dan dalam pengembangannya secara lebih luas dengan mem-branding sebagai destinasi pariwisata halal. Selian itu diperlukan regulasi yang mendukung pengembangan pariwisata halal baik di pusat maupun daerah.

Kedua, melakukan Pemasaran Pariwisata Halal Dalam melakukan pemasaran pariwisata halal bisa dilakukan dengan mengembangkan 6 aspek seperti; pengembangan pasar sasaran, pengembangan citra, pengembangan

23 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 OVERVIEW
Foto: Istimewa Ir. Rizki Mendampingi Sandiaga Uno pada Acara Forum Raisina Dialogue di India

strategi pemasaran, pengembangan strategi promosi, pengembangan strategi media, serta pengembangan kemitraan pemasaran.

Yang lebih penting tentunya dalam melakukan pemasaran dengan mengikuti tren terkini yang sedang berkembang di dunia dalam hal pariwisata halal, seperti yang diperlihatkan dalam data GMTI bahwa pada tahun 2023 tren global yang membentuk perjalanan wisatawan muslim adalah:

• Pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan;

• Wisata Kesehatan dan Kebugaran;

• Wisata yang memberikan experience , pengalaman yang otentik;

• Maraknya para pekerja melakukan Work from Anywhere , para wisatawan tersebut akan mencari destinasi yang memungkinkan mereka berlibur sambal bekerja.

Ketiga, menyiapkan Industri Pariwisata Halal. Dalam mengembangkan pariwisata halal penyiapan industri pariwisata yang berkomitmen pada konsep pariwisata halal menjadi sangatlah

penting karena kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait itu akan menghasilkan barang/jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan muslim.

Keempat, penguatan sinergi kelembagaan yang berkomitmen pada konsep wisata halal serta penguatan dan pengembangan sumber daya manusia. Hal yang penting dalam mengembangkan pariwisata halal adalah adanya sinergi antara lembaga Pemerintah (pusat dan daerah) serta sektor swasta yang berkomitmen memajukan dan mengembangkan pariwisata halal, adanya aturan dan regulasi yang mendukung pengembangan wisata halal akan berpengaruh terhadap suksesnya konsep pariwisata halal yang dijalankan.

Pihak mana saja yang dilibatkan dalam pengembangan wisata halal?

Pihak pihak yang perlu dilibatkan dalam pengembangan wisata halal adalah yang berkomitmen dalam memajukan Pariwisata Halal seperti:

- Pemerintah Pusat

- Pemerintah Daerah

- Asosiasi Pariwisata

- Pelaku Usaha

- Komunitas

- Masyarakat

Dengan adanya wisata halal, apa yang menjadi target pemerintah terhadap jumlah kunjungan wisatawan?

Berdasarkan Rencana Strategis Pariwisata Halal Indonesia 2019–2024, target jumlah wisatawan muslim pada tahun 2024 sebanyak 6 juta wisatawan dengan target jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara muslim sebesar US$7,6 M dan target pergerakan wisatawan muslim sebanyak 265 juta wisatawan.

Dengan berkembangnya pariwisata halal di Indonesia diharapkan akan menambah dan meningkatkan target jumlah kunjungan wisatawan secara global, karena dengan potensi yang dimiliki oleh Indonesia dalam peta persaingan di Industri Pariwisata Halal dunia yang sangat besar, maka target kunjunganpun terhadap wisatawan muslim akan semakin besar pula, dan hal ini diharapkan menjadikan

Indonesia menjadi salah satu pemain utama atau tujuan utama dari pergerakan wisatatawan muslim. (Syauqi Ahmad)

24 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 OVERVIEW
Foto: Istimewa Ir. Rizki Handayani di Omah Kecebong Yogyakarta

Hotel Pertama yang Memiliki

Restoran Bersertifikasi Halal

Nama besar Fairmont sebagai hotel luxury/mewah tidak perlu diragukan lagi. Selain berada di lokasi yang sangat strategis, hotel ini memiliki Restoran yang disebut-sebut sebagai restoran hotel halal pertama.

Sudah ada sejak 1907 di Kanada, Fairmont sukses mengembangkan jaringan industri hotelnya hingga di berbagai belahan dunia. Eksistensi Fairmont memang tidak perlu diragukan lagi. Mengambil posisi sebagai hotel bintang lima, Fairmont menjelma menjadi hotel berpredikat istimewa berkat fasilitas dan pelayanannya yang prima.

Di Indonesia sendiri Hotel yang sempat menjadi tempat menginap para bintang sepakbola timnas Argentina ini tengah menuju satu dekade perjalanan bisnisnya yang ditandai dengan semakin tingginya tingkat okupansi serta kepercayaan pasar terhadap hotel Fairmont.

Dikembangkan oleh PT Senayan Trikarya Sempana (STS), sebuah perusahaan yang merupakan bagian dari Kajima Overseas Asia Pte, Ltd dan Badan Pengelola Gelora Bung Karno, Hotel Fairmont Jakarta juga masih satu gugusan tanggung jawab STS bersama dengan Senayan Square yang terdiri dari beberapa fasilitas, antara lain Plaza Senayan, Plaza Senayan Arcadia, Sentral Senayan I, II, III (menara perkantoran), dan Apartemen Plaza Senayan.

Dijelaskan oleh Heidyta Anggraini Kumala, Head Marketing Communications Fairmont Jakarta dalam wawancara online bersama Halal Review, Hotel Fairmont Jakarta memiliki 488 kamar dan suite.

25 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 OVERVIEW
Foto: Istimewa Ragam Rasa Nusantara di 1945 Halal Restaurant

Heidyta Anggraini Kumala

Head Marketing Communications Fairmont Jakarta

“Terdapat sebanyak 380 kamar hotel terdiri dari Fairmont Room (49 meter per segi), Deluxe Room (65 meter per segi), Fairmont Suite (113 meter per segi), dan juga kamar dengan kategori Fairmont Gold,” rincinya.

Lebih lanjut Heidy menjelaskan, khusus untuk yang Fairmont Suite bahkan memberikan akses eksklusif ke Gold Lounge di lantai 21. Sebagai hotel mewah, Fairmont Jakarta memang secara khusus memiliki akses langsung ke Plaza Senayan dan perkantoran Sentral Senayan melalui terowongan bawah tanah.

Selain itu, kata Heidy juga terdapat 108 kamar Sky Suites yang menawarkan apartemen untuk tamu yang menginap dalam jangka waktu lama.  Presidential Suite (303 meter per segi) juga merupakan salah satu kamar termewah di Jakarta dengan fasilitas luar biasa.

Kemudian di setiap kamar juga tersedia sticker penunjuk arah kiblat yang tentunya memudahkan pelaksanaan ibadah sholat lima waktu bagi tamu yang menginap di Fairmont Jakarta. Selain itu, pihak hotel juga menyediakan mushola atau tempat sholat yang terletak di lantai 3 hotel.

“Di Mushola kami terbilang lengkap karena juga menyediakan peralatan sholat bagi jamaah

perempuan seperti mukena, sajadah dan sarung. Jadi tamu atau pengunjung bisa melaksanakan sholat dengan tenang dan nyaman,” kata Heidy.

Restoran Bersertifikat Halal

Mengusung semangat “turning moments into memories”, pelayanan yang diberikan oleh tim Fairmont Jakarta memang tidak main-main. Heidy menceritakan bagaimana Fairmont Jakarta sebisa mungkin mewujudkan setiap momen yang terjadi bisa menjadi kenangan terindah bagi para tamu hotel.

Seperti belum lama ini, Heidy mengingat sebuah pengalaman ketika Fairmont mendapatkan customized order berupa pesta pernikahan di Grand Ballroom Hotel yang meminta pemisahan area antara tamu laki-laki dan perempuan. Mulai dari area masuk, area pesta hingga area buffet yang semuanya serba terpisah. “Bagi Kami ini sebenarnya pengalaman pertama, tapi dengan segala tantangannya, semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar,” sebut Heidy.

Dari sekian fasilitas yang disediakan Fairmont Jakarta, semuanya kata Heidy bermuara pada kepuasaan tamu yang datang, baik untuk menginap ataupun sekadar menikmati fasilitas hotel. Termasuk yang paling menarik dari hotel

OVERVIEW 26 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa

yang terletak di Senayan, Jakarta Selatan ini adalah keberadaan restoran halal yang bernama 1945 Restaurant.

1945 Restaurant adalah pelopor restoran bersertifikat halal di hotel bintang lima di Jakarta. Sejauh ini belum ditemui lagi restoran atau rumah makan di dalam hotel bintang lima di Jakarta yang telah mendapatkan sertifikasi halal selain 1945 Restaurant.

Dinahkodai oleh Chef de Cuisine Vicko Hadisatrya yang telah berkarir sejak pertama kali Faimont Jakarta berdiri, restoran ini menawarkan menu masakan Indonesia yang berkesan dalam suasana kontemporer yang elegan. Chef Vicko bercerita bagaimana awalnya 1945 Restaurant pada akhirnya mendapatkan sertifikasi halal dari Badan

Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) pada 2021 lalu karena adanya komitmen yang tinggi dari manajemen hotel yang ingin memberikan pengalaman dan kesan terbaik bagi tamu.

Rupanya hal itu juga sejalan dari keinginan pasar yang menginginkan adanya jaminan halal dari menu-menu masakan istimewa hotel Fairmont Jakarta. ”Jadi ini sebenarnya berjalan

beriringan antara komitmen manajemen dan kebutuhan pasar akan jaminan produk halal sehingga kami secara serius menggarap konsep halal untuk restoran 1945 ini sejak dua tahun lalu,” terang Heidy.

Dengan telah mengantongi sertifikat halal, konsekuensi yang harus diampu oleh 1945 Restaurant pada akhirnya cukup membawa dampak positif bagi kesuksesan restoran ini.

Bagaimana setiap bahan baku yang akan dihidangkan harus terjamin kehalalannya.

Bahkan kata Chef Vicko sampai ke persoalan alat memasak dan sarana penunjang lainnya juga benarbenar diperhatikan semaksimal mungkin agar tidak tercampur sehingga karya makanan yang disajikan dipastikan aman, bersih dan pasti halal.

Vicko melanjutkan bahwa setelah berlabel halal sejumlah perubahan tentu harus dilakukan. Terutama dari segi bahan baku. “Perubahannya dari bahan baku, terutama daging, ayam, dan barang jadi seperti terasi yang harus dibeli dari luar, harus berlabel halal,” ujarnya.

Vicko menerangkan, alat masak, alat makan, juga dipastikan tidak bercampur dengan outlet lain di hotel ini. Katanya, khusus bagi Restoran 1945 semuanya dipisah agar tidak terkontaminasi dari barang-barang di luar.

Restoran 1945 memang fokus pada penyajikan makanan Indonesia sehingga dengan tidak langsung, restoran ini juga sekaligus menjadi media promosi paling ampuh guna mengenalkan menu-menu khas Indonesia di mata tamu-tamu dunia.

Berlabel restoran bintang lima, Chef Vicko mengungkapkan setiap tamu yang datang diperkenankan untuk memanjakan dirinya dengan dengan masakan Indonesia yang bercita rasa dalam suasana elegan di 1945 Restaurant.

“Sekali lagi, komitmen kami terhadap teknik presisi dan bahan-bahan alami premium memastikan pengalaman yang halus dan otentik serta pasti halal,” tuturnya seraya tertawa. (Syauqi Ahmad)

OVERVIEW 27 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa Chef Vicko Hadisatrya Fairmont Jakarta 1945 Restaurant

Ramah Bagi Wisatawan Muslim

Svarga Resort Lombok tidak hanya sekedar menawarkan tempat menginap yang tenang dan nyaman serta lingkungan yang sangat asri. Tapi juga menyuguhkan fasilitas dan pelayanan yang ramah bagi wisatawan muslim.

Wisata halal telah menjadi prioritas Kementerian Pariwisata sejak tahun 2015. Pasalnya, konsep wisata tersebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan, mengingat jumlah penduduk Indonesia mayoritas umat muslim dan sekitar 20% wisatawan asing yang datang ke Indonesia merupakan wisatawan muslim.

Tak heran jika saat ini sudah ada beberapa daerah yang telah menerapkan konsep wisata halal, karena dinilai memiliki prospek menjanjikan ke depannya. Salah satunya Pulau Lombok yang pernah dinobatkan sebagai The World Best Halal Tourism Destination dalam ajang World Halal Travel Awards di Abu Dhabi pada 2015 lalu. Dan juga penghargaan dari Indonesia Muslim Travel Index 2019 sebagai Destinasi Wisata Halal terbaik di Indonesia dengan skor tertinggi dibanding destinasi lainnya.

Di Lombok, konsep wisata halal tidak hanya terbatas dan ketersediaan makanan dan minuman halal, serta fasilitas beribadah yang memadai saja. Tetapi juga tersedia penginapan yang sesuai dengan aturan Islam bagi wisatawan muslim yang berkunjung ke sana. Seperti Svarga Resort Lombok yang mengusung konsep  hotel muslim friendly atau ramah terhadap wisatawan muslim.

Manajer Operasional Svarga Resort Lombok, Zulfadli, mengemukan, latar belakang Svarga

28 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
OVERVIEW
Foto: Istimewa Zulfadli General Manager Svarga Resort Lombok

Resort Lombok mengusung konsep hotel ramah muslim karena melihat halal telah menjadi lifestyle masyarakat dunia, dan Lombok memiliki peluang sebagai destinasi wisata halal bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

“Keindahan alam dan warisan Islam di Lombok menjadi daya tarik bagi warga imigran dan keturunan muslim di Eropa. Lombok dan Indonesia pada umumnya melihat mereka sebagai target pasar pariwisata yang potensial,” ungkapnya.

Svarga Resort Lombok yang berada di Kawasan Senggigi Lombok Barat sangat serius menyiapkan diri sebagai salah satu hotel yang ramah terhadap wisatawan muslim sejak tahun 2012 lalu, dengan menawarkan beragam akomodasi untuk memberikan pengalaman perjalanan yang berbeda bagi wisatawan muslim.

“Kami memenuhi kebutuhan spesifik bagi wisatawan muslim dengan hanya menyediakan makanan dan minuman halal, fasilitas pendukung untuk beribadah yang memadai, dan bebas dari aktivitas non halal untuk memastikan wisatawan menginap dengan nyaman dan aman,” jelasnya.

Konkretnya Svarga Resort Lombok menyediakan fasilitas sholat berupa mushola , bahkan masing-masing kamar hotel telah dilengkapi sajadah, jadwal salat, arah kiblat, dan Al-quran. Kemudian terdapat area rekreasi, seperti spa yang terapisnya terpisah antara perempuan dan laki-laki, serta private pool , sehingga cocok buat pengunjung yang berhijab bebas berenang tanpa terlihat orang lain dan menikmati breakfast-nya.

Zulfadli memastikan Svarga Resort Lombok hanya menyajikan masakan halal, yang memungkinkan pengunjung menikmati masakan cita rasa Indonesia dan internasional, mulai menu dari Eropa, dan Timur Tengah, sambil tetap berpegang teguh pada keyakinannya. “Kami hanya menerima bahan baku makanan dan produk perawatan pribadi hotel dari pemasok yang telah tersertifikasi halal, ” ucapnya.

Bebas Alkohol

Dalam menjaga keberlangsungan layanannya yang sesuai dengan syariah. Svarga Resort Lombok, tidak menjual minuman berakohol, tetapi lebih memilih kopi untuk menjadi menu

29 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 OVERVIEW
Foto: Istimewa Restoran Svarga Resort Lombok

Svarga Resort Lombok Terletak di Senggingi Lombok, Menyajikan Pemandangan Perbukitan dan Laut

Istimewa

minuman yang akan menarik para wisatawan untuk menginap di hotelnya. Mengingat Lombok memiliki biji kopi yang khas dan berkualitas.

Selanjutnya bagi pengunjung yang menggemari makanan non halal, mereka akan dialihkan ke makanan pengganti sesuai dengan semangat konsep kesehatan dan syariat Islam. “Kami berinovasi untuk menciptakan menu yang menarik bagi pengunjung, salah satunya yang diminati adalah Pizza Ayam Taliwang,” beber Zulfadli.

Yang menarik hotel ini juga tidak memfasilitasi acara-acara keagamaan dan tradisional, seperti perayaan tahun baru yang identik dengan pesta dan kemeriahan. Kendati ramah terhadap muslim, Zulfadli menekankan, Svarga Resort Lombok bukan 100% hotel syariah karena menargetkan wisatawan muslim dan non muslim.

“Svarga Resort Lombok merupakan resort mewah yang cocok bagi semua wisatawan.

Terdiri dari 16 villa dan memiliki 51 kamar yang didesain dengan gaya yang modern, serta memiliki kolam renang infinity yang menghadap ke arah bukit Senggigi. Selain menikmati suasana dan fasilitasnya, pengunjung pun disuguhkan sejumlah spot yang Instagramable untuk menambah koleksi foto mereka,” terangnya.

Soal tamu hotel, Zulfadli menyebutkan wisatawan yang menginap tertarik dengan pelayanan Svarga Resort Lombok berasal dari beberapa negara. Di mana 55% merupakan wisatawan domestik, dan sisanya berasal dari Singapura, Malaysia, Eropa, Timur Tengah dan negara lainnya.

Svarga Resort Lombok memosisikan sebagai hotel ramah muslim dengan tetap mengutamakan personal servis kepada tamunya. “Keunggulan kami terletak pada personal servis dengan pelayanan yang ramah dan memanjakan pengunjung,” tutupnya. (Mohamad)

30 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 OVERVIEW
Foto:

Mewujudkan Aceh Sebagai Destinasi Halal Kelas Dunia

Wisata halal menjadi strategi terbaik untuk mempromosikan pariwisata

Aceh kepada wisatawan domestik dan mancanegara untuk menikmati keindahan Tanah Rencong, dengan tetap menerapkan prinsip-prinsip ramah muslim di setiap destinasi.

Indonesia memiliki banyak destinasi wisata halal yang tersebar di berbagai wilayah. Destinasi tersebut menawarkan beragam kenyamanan dan ketenangan bagi wisatawan muslim, mulai dari makanan halal, fasilitas beribadah, bebas dari aktivitas non halal, penyediaan area rekreasi dan penginapan yang ramah muslim.

Bagi Anda yang sedang merencanakan liburan, tidak ada salahnya mengunjungi Aceh. Provinsi di ujung paling barat Indonesia ini memiliki daya

kamal, S.STP, M.SI, Kepala Dinas Kebudayaan dan pariwisata

tarik tersendiri, dengan banyaknya spot wisata, mulai dari wisata bahari, wisata alam, wisata budaya, wisata religius, dan wisata kuliner, yang semuanya didukung layanan ramah muslim.

Keberadaan wisata halal akan menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang menyukai keseimbangan antara pengalaman berlibur dan kebutuhan spiritual. Dan seluruh daerah di Aceh memiliki potensi besar menjadi destinasi wisata halal, seperti Banda Aceh, Sabang, Aceh Besar, Aceh Utara, dan lokasi lainnya.

31 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 OVERVIEW
Foto: Istimewa Almuniza Aceh

“Tahun 2022 jumlah kunjungan wisatawan ke Aceh sebesar 1.715.923 dan tahun 2023 sebesar 2.084.683. Baik wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia, wisatawan manca negara,” sebut Almuniza Kamal, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh.

Almuniza menyebutkan Kemenparekraf atau

Baparekraf telah menetapkan Aceh sebagai desinasi wisata ramah wisatawan muslim. Sebab itu pengembangan pariwisata Aceh, harus memberikan dampak terhadap daerah, terutama

peningkatan perekonomian masyarakat, dengan tetap berpegang teguh pada syariat Islam.

“Kami tidak menetapkan salah satu atau beberapa destinasi sebagai pengembangan Destinasi Wisata Ramah Muslim, tetapi di seluruh wilayah Aceh. Hal tersebut juga tercantum dalam visi Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2022 tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Aceh Tahun 2022-2037,” jelasnya.

Menurut Almuniza dikembangkannya destinasi wisata halal di Aceh sesuai dengan Pasal 2 Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2013 tentang Kepariwisataan, bahwa penyelenggaraan kepariwisataan Aceh berasaskan iman dan Islam; kenyamanan; keadilan; kerakyatan; kebersamaan; kelestarian; keterbukaan; dan adat, budaya dan kearifan lokal.

Selain itu dasar dikembangkannya destinasi wisata ramah muslim ini sesuai dengan penduduk Aceh yang mayoritas beragama Islam serta implementasi qanun-qanun (peraturan daerah) yang mengatur tentang Pelaksanaan Syariat Islam di Provinsi Daerah Istimewa Aceh; Pelaksanaan Syariat Islam bidang Aqidah; Ibadah dan Syi’ar Islam; Minuman Khamr; Maisir (Perjudian); dan tentang Khalwat (Mesum) menjadi dasar dikembangkannya Destinasi Wisata Ramah Muslim di Aceh.

Untuk memenuhi syarat destinasi wisata ramah muslim, beberapa fasilitas telah dikembangkan dan disediakan Disbudpar Aceh, diantaranya mushola dan toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, memfasilitasi pelaku usaha dalam mengurus sertifikasi halal, termasuk mendorong pengembangan penginapan yang ramah muslim di sekitar destinasi wisata, dimana saat ini sudah terdapat 2 hotel syariah di Aceh.

“Kami juga melakukan sosialisasi wisata halal di seluruh kabupaten dan kota di Aceh, dengan mengundang peserta dari unsur pelaku usaha parekraf, aparatur pemerintah, tokoh masyarakat, dan mahasiswa,” sebut Almuniza.

OVERVIEW 32 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa Sabang Air Terjun Pria Laot, Aceh

Perlu Dukungan Pentahelix

Dalam menjamin keberlangsungan destinasi halal, sekaligus upaya menarik wisatawan muslim ke Tanah Rencong, Disbudpar Aceh memberikan pelatihan peningkatan kapasitas SDM manajemen wisata halal bagi para pelaku usaha parekraf. Bahkan Pemerintah Aceh telah mengeluarkan Qanun Aceh Nomor 8 Tahun 2016 tentang Sistem Jaminan Produk Halal yang mewajibkan seluruh produk makanan dan minuman serta obat-obatan bersertifikat halal.

Meski mewajibkan seluruh produk makanan dan minuman bersertifkat halal, Almuniza mengakui belum semua rumah makan atau kedai yang ada di sekitar destinasi wisata bersertifikat halal, dikarenakan pelaku usaha kuliner di Aceh beragama Islam, sehingga mereka mengasumsikan bahwa makanan dan minuman yang mereka sajikan sudah halal.

“Kami terus mengimbau agar para pelaku usaha kuliner mengurus sertifikasi halal. Pemerintah Aceh melalui Disbudpar memfasilitasi para pelaku usaha untuk mendapatkan sertifikat halal. Tidak ada rumah makan atau kedai di Aceh yang menjual makanan atau minuman yang tidak halal,” tegas Almuniza.

Disbudpar bakal terus membangun destinasidestinasi wisata dan fasilitas pendukungnya yang bercirikan budaya Aceh, serta menjunjung tinggi nilai-nilai syariat Islam, yang menjadi kebanggaan dan landasan utama dalam pengembangan wisata halal Aceh, sekaligus daya tarik para wisatawan untuk datang.

Almuniza mengemukakan, upaya menjaga keberlangsungan layanan ramah muslim dan membuat wisata halal di Aceh berkembang, Disbudpar akan bersinergi dengan konsep pentahelix. Dimana unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu dan berkomitmen mengembangkan potensi wisata Aceh yang mengedepankan kearifan lokal dan bersumber daya lokal.

“Aceh telah membentuk Tim Percepatan Wisata Halal yang terdiri dari unsur pemerintah, akademisi, praktisi dan tokoh agama. Ada empat pilar yang harus dibenahi untuk mewujudkan Aceh sebagai destinasi unggulan wisata halal dunia, yakni destinasi, pemasaran, industri, dan kelembagaan,” ungkapnya. (Mohamad)

OVERVIEW 33 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa Wisatawan di Mesjid Raya Baiturrahman, Aceh

Peran PHRI Dalam Memajukan Wisata Halal

Sebagai wadah perhimpunan pelaku usaha hotel dan restoran, PHRI berkomitmen mendukung kemajuan wisata halal di Indonesia. Bagaimana peran PHRI dalam memajukan wisata halal, menarik disimak penuturan

Hariyadi BS Sukamdani, Ketua Umum PHRI.

Sejak pendiriannya pada 9 Februari 1969, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) telah menjadi pilar penting dalam pengembangan industri pariwisata di Indonesia. Kehadiran PHRI telah membawa peningkatan signifikan dalam standar pelayanan dan fasilitas di sektor hotel dan restoran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hariyadi Sukamdani, Ketua Umum PHRI periode 2020-2025, yang mengatakan, “PHRI, yang kini telah berusia 55 tahun, berfungsi sebagai wadah yang menghimpun perusahaan dan pengusaha di bidang hotel dan restoran. Saat ini, jumlah anggota PHRI sudah lebih dari 1.500. Kami berkomitmen untuk berbagi informasi dan melakukan advokasi guna meningkatkan kualitas anggota kami melalui pelatihan, studi banding, dan penelitian.”

Selain itu dalam konteks pariwisata halal, PHRI juga memiliki tanggung jawab dalam memastikan tersedianya sertifikasi halal di hotel dan restoran. Mengingat pertumbuhan signifikan jumlah wisatawan muslim, sertifikasi halal menjadi elemen krusial dalam menjaga kredibilitas dan kepercayaan konsumen. Oleh karena itu, PHRI terus berupaya aktif dalam memastikan keberlanjutan industri pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.

Hariyadi Budi Santoso Sukamdani

Ketua Umum Perhimpunan Hotel

dan Restoran Indonesia, serta Gabungan Industri Pariwisata Indonesia

Dukungan PHRI Terhadap Sertifikasi Halal

Hariyadi menegaskan bahwa PHRI telah berkomitmen mendukung dan menyosialisasikan implementasi sertifikasi halal. Sosialisasi ini

OVERVIEW 34 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa

dilakukan bersama Badan Penyelenggara

Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan disesuaikan dengan kebutuhan regional, mencakup zona Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Timur Indonesia.

Hariyadi juga menekankan pentingnya bagi anggota PHRI untuk segera melakukan sertifikasi, guna menghindari kepadatan permintaan mendekati batas waktu. Menurutnya, dampak sertifikasi halal lebih besar pada restoran di kota besar dibandingkan hotel, karena sensitivitas masyarakat terhadap makanan halal. Meski keuntungan finansial mungkin tidak signifikan, Hariyadi percaya bahwa restoran-restoran di kota besar dapat mengalami peningkatan jumlah pengunjung.

Hariyadi juga mengungkapkan dua kendala utama dalam proses sertifikasi halal: biaya

yang cukup tinggi dan proses yang dianggap rumit dan panjang. “Kendala utama yang dihadapi adalah biaya tinggi sekitar Rp300.000 per sertifikat dan proses yang dianggap kompleks dan panjang,” kata Hariyadi. Namun, ia berharap adanya fleksibilitas biaya dari lembaga pemeriksaan halal dan peningkatan kesadaran masyarakat dapat membantu mengatasi kendala tersebut.

Secara keseluruhan, Hariyadi menegaskan bahwa sertifikasi halal memiliki dampak positif pada industri hotel dan restoran, khususnya di kota besar. PHRI terus mendukung proses sosialisasi dan implementasi sertifikasi halal sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas layanan bagi konsumen muslim di Indonesia. Ini sejalan dengan komitmen PHRI yang telah disampaikan Hariyadi sejak awal, yaitu berupaya

OVERVIEW 35 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa PHRI Bersama LPPOM

aktif dalam memastikan keberlanjutan industri pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.

Dukungan PHRI Terhadap Pariwisata Halal

Tren hotel yang ramah muslim mencakup konsep pariwisata halal yang lebih luas. Konsep ini melampaui penyediaan makanan halal, mencakup layanan dan fasilitas yang sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan dan gaya hidup muslim. Mengingat pertumbuhan permintaan masyarakat akan layanan pariwisata yang memenuhi kebutuhan segmen muslim, Hariyadi menyampaikan bahwa banyak hotel anggota PHRI telah memenuhi kebutuhan ini, misalnya dengan menyediakan petunjuk arah kiblat di dalam kamar.

Hariyadi juga menekankan pentingnya sertifikasi halal dalam industri hotel dan restoran. Menurutnya, sertifikasi halal tidak hanya tentang makanan, tetapi juga mencakup aspek-aspek lain seperti fasilitas dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan. Meskipun telah ada pertumbuhan tren dalam pengembangan hotel ramah muslim di Indonesia, tantangan masih ada, terutama dalam menjaga konsistensi dan kesesuaian dengan prinsip-prinsip tersebut.

Lebih lanjut, Hariyadi menggambarkan bahwa pariwisata halal bukan hanya tentang kebutuhan agama, tetapi juga tentang menciptakan layanan yang dapat dinikmati oleh semua segmen masyarakat. Hariyadi berujar, “Kita bisa mengambil contoh negara-negara seperti

Korea Selatan dan Jepang yang memiliki restoran halal meskipun mayoritas bukan muslim, karena mereka memahami pentingnya memenuhi kebutuhan segmen pasar tertentu.” Dalam upaya mewujudkan konsep pariwisata halal yang lebih baik, penting bagi pemerintah dan pelaku industri pariwisata untuk bekerja sama dalam menangani masalah ini. Tentu ada tantangan dalam usaha mencapai konsensus, namun Hariyadi menekankan bahwa pemerintah yang tegas dan berkomitmen dapat memainkan peran penting dalam memastikan kesesuaian dengan prinsip-prinsip keagamaan tanpa mengorbankan kepentingan umum.

Sebagai harapan untuk perkembangan pariwisata halal di Indonesia, Hariyadi menyoroti pentingnya kesadaran dan komitmen dari semua pihak terkait, baik pemerintah, pelaku industri, maupun masyarakat. Dengan adanya kerjasama yang kuat dan keberlanjutan dalam implementasi konsep pariwisata halal, diharapkan Indonesia dapat menjadi destinasi pariwisata yang lebih inklusif dan mengakomodasi kebutuhan semua segmen masyarakat, termasuk kaum muslim.

Mengakhiri wawancara, Hariyadi sekali lagi menegaskan bahwa pentingnya untuk memiliki pemerintah yang kuat dan berkomitmen, serta menghindari penggunaan agama untuk kepentingan politik, agar dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan pariwisata halal di Indonesia. (Andika Priyandana)

36 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 OVERVIEW

Wisata Halal di Turki: Menjelajahi Keindahan dan Kuliner Islami

Turki adalah negara tujuan wisata favorit bagi wisatawan muslim. Negara ini banyak terdapat wisata halal yang mempesona baik wisata alam, wisata sejarah dan budaya, maupun wisata kulinernya. Apa saja wisata halal yang ditawarkan oleh negara ini?

HALAL GLOBAL
38 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

Wisata halal telah menjadi tren penting dalam industri pariwisata global. Konsep ini merujuk pada bentuk perjalanan yang memenuhi kebutuhan dan persyaratan khusus wisatawan muslim, seperti akses ke makanan halal, fasilitas ibadah, dan akomodasi yang terpisah berdasarkan jenis kelamin. Pentingnya wisata halal terletak pada kemampuannya untuk memungkinkan wisatawan muslim menjelajahi dunia tanpa mengorbankan keyakinan dan nilainilai mereka (Wibawa dkk., 2021; Ahmed, 2023).

Turki, sebagai negara yang menjembatani benua Eropa dan Asia, menawarkan campuran

yang kaya akan sejarah, budaya, dan keindahan alam. Dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, Turki telah berhasil menarik perhatian wisatawan muslim dari seluruh dunia. Berdasarkan data the State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023/24, yang dirilis DinarStandard, Turki menempati posisi pertama destinasi wisata ramah muslim di dunia. Fakta tersebut menunjukkan bahwa negara ini terus mempertahankan dan mungkin bahkan meningkatkan komitmennya terhadap wisata halal. Ini mencerminkan bagaimana Turki terus menjadi destinasi yang populer, menawarkan pengalaman yang nyaman dan familiar bagi pelancong Muslim.

Destinasi Wisata Halal di Turki

Turki, negara yang kaya akan budaya dan sejarah, menawarkan berbagai destinasi wisata menarik dan ramah bagi wisatawan muslim. Dari hiruk pikuk perbelanjaan di Istiklal Caddesi, hingga pesona alam Cappadocia yang menakjubkan, Turki memiliki sesuatu untuk semua orang.

Bagi wisatawan muslim, Turki menghadirkan pengalaman wisata halal yang tak terlupakan. Di Istiklal Caddesi, kita dapat menemukan berbagai toko, restoran, dan kafe yang menyediakan produk dan makanan halal. Di Cappadocia, kita dapat menikmati wisata balon udara dan mengunjungi kota bawah tanah kuno sambil mencicipi hidangan halal yang lezat.

Kunjungan ke Turki tidak lengkap tanpa mengunjungi ikon-ikon bersejarahnya, seperti Masjid Biru dan Benteng Rumeli Hisari. Masjid Biru menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam dengan arsitektur dan desain interior yang menakjubkan, sedangkan Benteng Rumeli Hisari menyuguhkan pemandangan indah Selat Bosporus dan kota Istanbul.

Bagi pecinta alam, Pamukkale dengan teras mineral putihnya yang unik adalah destinasi

HALAL GLOBAL 39 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

yang wajib dikunjungi. Di sini, Anda juga dapat menemukan berbagai fasilitas yang ramah bagi wisatawan muslim.

Ingin mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan budaya Islam? Kunjungi Masjid Hagia Sophia dan Istana Topkapi. Masjid Hagia Sophia memadukan arsitektur Kristiani dan Islam dengan indah, sedangkan Istana Topkapi kini menjadi museum yang menyimpan koleksi lengkap peninggalan peradaban Islam.

Setiap destinasi di Turki menawarkan pengalaman unik dan menarik bagi wisatawan muslim, baik dari segi spiritual, budaya, maupun sejarah. Dengan keramahan penduduk lokal dan kemudahan aksesibilitas, Turki benar-benar merupakan destinasi wisata halal yang ideal.

Makanan Halal di Turki

Bagi wisatawan muslim, Turki tidak hanya menawarkan pesona wisata yang memukau,

tetapi juga surga kuliner halal yang menggoda selera. Beragam hidangan kuliner dan otentik banyak kita jumpai saat berwisata di Turki.

Kebab, hidangan ikonik Turki, menjadi pilihan utama para pecinta kuliner. Daging panggang yang empuk dibalut roti hangat, ditemani sayuran segar dan saus khas, menghadirkan perpaduan rasa yang tak terlupakan.

Simit, roti bundar dengan taburan wijen putih, menjadi camilan favorit ataupun menu sarapan yang mengenyangkan. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah membuat simit digemari banyak orang.

Bagi pecinta makanan manis, baklava adalah hidangan wajib coba. Pastri renyah berlapis-lapis diisi dengan kacang-kacangan dan disiram sirup atau madu, menghasilkan perpaduan rasa manis dan gurih yang sempurna.

HALAL GLOBAL 40 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

Lahmacun, dikenal sebagai “pizza Turki”, menawarkan sensasi roti tipis dan renyah yang ditaburi daging sapi giling dan bumbu rempah. Rasanya yang kaya dan teksturnya yang unik menjadikannya pilihan yang tak boleh dilewatkan.

Menjelajahi kuliner halal di Turki tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memberikan pengalaman budaya yang autentik.

Akomodasi Halal di Turki

Akomodasi halal adalah konsep dalam industri pariwisata yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan wisatawan muslim. Konsep ini mencakup berbagai aspek, mulai dari makanan yang disajikan, fasilitas yang ditawarkan, hingga lingkungan dan pelayanan yang diberikan.

Pentingnya akomodasi halal bagi wisatawan muslim terletak pada kemampuannya untuk memungkinkan mereka tinggal di tempat yang sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai mereka. Dengan tinggal di akomodasi halal, wisatawan muslim dapat merasa lebih nyaman dan aman selama perjalanan serta memungkinkan wisatawan muslim untuk menjalankan ibadah dengan lebih mudah selama perjalanan.

Turki menawarkan berbagai pilihan akomodasi halal. Beberapa contoh akomodasi halal di Turki meliput The Oba Hotel Bodrum yang menawarkan fasilitas yang ramah untuk pengunjung muslim, termasuk area tamu khusus untuk perempuan

dan memberikan ruang pribadi untuk berjemur. Kemudian ada Cabir Deluxe, hotel yang menawarkan kolam renang dan hamman (pemandian ala Turki) khusus untuk perempuan. Alanya, sebuah kota di Turki, dikenal memiliki beberapa hotel yang mempraktikkan standar halal.

Tips Wisata Halal di Turki

Bagi wisatawan muslim yang ingin menjelajahi keindahan Turki, berikut beberapa tips dan saran yang perlu diperhatikan:

Pahami Konsep Wisata Halal . Sebelum memulai perjalanan, penting untuk memahami konsep wisata halal dan standar-standarnya. Hal ini akan membantu kita dalam memilih destinasi, akomodasi, dan kuliner halal.

Cari Informasi Destinasi Wisata Halal. Turki memiliki banyak destinasi wisata halal yang menarik, seperti Masjid Biru, Istana Topkapi, dan Cappadocia. Lakukan riset untuk mengetahui lebih detail tentang destinasi-destinasi tersebut, termasuk fasilitas dan layanan yang tersedia bagi wisatawan Muslim.

Pilih Akomodasi Halal . Pastikan untuk memilih akomodasi yang memenuhi standar halal. Cari hotel atau penginapan yang menyediakan fasilitas shalat, makanan halal, dan kemudahan akses ke masjid.

Cicipi Kuliner Halal. Ingat untuk mencicipi berbagai hidangan halal khas Turki yang lezat. Kita dapat menemukan restoran halal di berbagai tempat, seperti di sekitar masjid atau di kawasan wisata.

Dengan persiapan yang matang dan informasi yang lengkap, kita dapat menikmati liburan halal yang tak terlupakan di Turki. Rasakan keindahan alam, kekayaan budaya, dan keramahan penduduk lokal yang akan membuat kita ingin kembali lagi ke negeri ini. (Andika Priyandana)

41 HALAL REVIEW|04/APRIL/2024

Komitmen Jalankan Sistem Jaminan Halal

Bagi Sinar Mas Agribusiness and Food, halal tidak saja memberikan keamanan dan kenyamanan bagi konsumen yang mengkonsumsi produknya, tapi juga digunakan untuk meningkatkan daya saing.

R&D Non-Category Head

Sinar Mas Agribusiness and Food

Sinar Mas Agribusiness and Food adalah produsen kenamaan sejumlah produk kecintaan masyarakat Indonesia seperti Minyak Goreng Sawit (Filma, Kunci Mas, Mitra, Masku) dan Margarin (Filma, Palmboom, Menara, Palmvita), dan Shortening (Filma, Menara, Palmvita).

Diproduksi dengan pengawasan yang ketat dan berkualitas tinggi, produk-produk tersebut diolah di empat (4) plant di Indonesia yang semuanya tersertifikasi halal. Dengan dukungan seperti itu, produk Sinar Mas Agribusiness and Food selain dipasarkan untuk Indonesia, juga untuk pasar ekspor yang tersebar hampir di seluruh benua Asia, Afrika, Eropa, Amerika dan Australia.

Khusus Indonesia yang memang memiliki potensi pasar tinggi serta berbanding lurus dengan jumlah populasi muslim di dunia, kehadiran produk halal menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Saat ini, trend halal baik di Indonesia maupun global sedang menunjukkan perkembangan yang pesat.

Di antara faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan halal adalah bahwa tren halal akan mengikuti tren demografi global, di mana akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah populasi muslim di dunia.

Nah, dengan meningkatnya populasi muslim ini menyebabkan terjadinya pula peningkatan kebutuhan terhadap produk-produk maupun jasa berlabel halal. “Kalau dulu label halal mungkin lebih banyak dikenal hanya fokus ke produk

HALAL CORPORATE
42 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa Karyanto Edi Mulyono

makanan-minuman, namun sekarang akan lebih berkembang lagi ke sektor-sektor lain seperti kosmetik, produk kesehatan, fesyen, dan juga jasa, seperti pariwisata, jasa pengemasan, jasa pendistribusian, dan lainnya,” kata Karyanto Edi Mulyono, R&D Non-Category Head, Sinar Mas Agribusiness and Food kepada Halal Review.

Selain itu, faktor meningkatnya kesadaran dan permintaan konsumen terhadap produk yang sesuai dengan syariat Islam juga turut mendorong meningkatnya tren halal. Karyanto melanjutkan bahwa produk halal mempunyai nilai-nilai yang sangat sesuai dengan gaya hidup masa kini, yaitu aman, sehat, bersih, ramah lingkungan dan berkualitas. Ini membuat produk halal menjadi lebih mudah diterima oleh konsumen.

Poin yang tak kalah penting adanya faktor peningkatan standar dan regulasi terkait produk halal yang lebih ketat, yaitu akan diberlakukannya regulasi wajib halal pada 17 Oktober 2024 mendatang. “Dari situ, tren halal di tahun 2024 akan jauh lebih meningkat lagi ke depannya,” imbuhnya.

Sekadar informasi, menurut data Global

Training Online Sistem Jaminan Halal Sinar Mas Agribusiness and Food

Muslim Population yang dipublikasikan dalam laman Times Prayer, jumlah pemeluk Islam global per Jumat (2/2/2024) mencapai 2 milyar dari 8 milyar orang, atau sekitar 25% dari total populasi dunia. Data tersebut juga tertuang dalam laman berita salah satu media online Indonesia.

Sementara jumlah penduduk muslim di Indonesia mencapai 242 juta dari 278 juta orang, atau sekitar 87% dari total penduduk Indonesia pada akhir tahun 2022, sebagaimana yang tertulis dalam buku Master Plan Industri Halal Indonesia 2023-2029 keluaran Komite Nasional Ekonomi dan keuangan Syariah.

Belum lagi fakta yang menyebutkan untuk belanja muslim global, di tahun 2023 diperkirakan mencapai USD 2,4 triliun. “Atau jika kita asumsikan kurs USD sama dengan Rp15.000, itu setara dengan Rp36.000 triliun,” tambah Karyanto seraya menyebutkan sumber data dari Bank Indonesia.

Termasuk untuk pasar Indonesia, menurut data yang ada, transaksi produk halal diprediksi akan mencapai Rp4.000 triliun di 2024. “Dengan kata lain, ini sudah melebihi rencana belanja APBN di tahun 2024 yang sebesar Rp3.325,1 triliun. Intinya

HALAL CORPORATE 43 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa

Training Sistem Jaminan Halal Karyawan Sinar Mas Agribusiness and Food

adalah pasar halal sangat besar sekali,” Karyanto menegaskan.

Halal Sebagai Strategi Unggulan

Berkaca dari sejumlah fakta di atas, Sinar Mas Agribusiness and Food secara komprehensif menerapkan halal di perusahaan karena adanya kepedulian kepada konsumen. Perusahaan, ungkap Karyanto, ingin menunjukkan sebagai produsen yang bertanggung jawab, dan mempunyai komitmen serta kepatuhan yang tinggi terhadap standar halal.

Dengan menerapkan halal, konsumen akan merasa aman dan nyaman untuk mengkonsumsi produk-produk Sinar Mas Agribusiness and Food. Bagi perusahaan, standar halal mampu menjamin produk yang bersih, sehat, aman dan berkualitas, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

Tak hanya itu, label halal juga bisa digunakan untuk meningkatkan daya saing produk untuk

ekspansi pasar ke negara-negara tujuan ekspor yang mempunyai penduduk muslim, karena akan lebih mudah diterima bila dibandingkan dengan produk kompetitor lain dari negara yang nonmuslim.

Karyanto sadar betul jika sistem jaminan halal pada dasarnya adalah juga sistem mutu, sehingga jika diterapkan dengan baik akan dapat memastikan terjadinya perbaikan yang berkesinambungan bagi perusahaan.

Sinar Mas Agribusiness and Food sudah mendapatkan sertifikasi halal produk-produknya sejak tahun 1999 untuk seluruh produk baik untuk pasar lokal maupun ekspor. “Sinar Mas Agribusiness and Food tidak mempunyai produk yang tidak tersertifikasi halal demi menjaga komitmen kami terhadap kehalalan produk,” ungkap Karyanto.

Dengan begitu, terkait pasar dalam negeri yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan kepedulian konsumen

HALAL CORPORATE 44 HALAL REVIEW|05/MEI/2024
Foto: Istimewa

terhadap produk berlabel halal semakin meningkat, maka sertifikasi halal menjadi sesuatu yang mandatori. Menjual produk tanpa label halal adalah sesuatu yang sangat berisiko bagi bisnis perusahaan.

Pun dengan sertifikasi halal juga perusahaan gunakan untuk memasuki pasar internasional yang memiliki permintaan tinggi untuk produk halal, seperti negara-negara di Timur Tengah (Arab Saudi, Oman, Uni Emirat Arab), Afrika (Nigeria, Ghana, Mesir), Asia Selatan (Pakistan) dan lainnya.

Dengan halal, tentu efek berikutnya yang dirasakan ialah adanya peningkatan brand. “Kami menggunakan logo halal yang ditempatkan di bagian depan label produk-produk kami, di sisi yang sama dengan brand, untuk menunjukkan

komitmen brand kami terhadap standar halal, serta untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand-brand kami,” jelasnya. Termasuk untuk meningkatkan corporate image , perusahaan juga selalu menerapkan kepatuhan yang tinggi dalam menjalankan standar halal yang sudah ditetapkan, untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap standar halal tersebut. “Alhamdulillah, saat ini, kami memiliki status Sistem Jaminan Halal (SJH) dengan mendapatkan nilai A terus menerus sejak awal,” ucap Karyanto bangga.

Dengan dukungan dari pihak manajemen Sinar Mas Agribusiness and Food, kini perusahaan mempunyai tim manajemen halal yang dibentuk dan disahkan oleh pimpinan manajemen puncak, sebagai bukti komitmen perusahaan, dengan fungsi dan wewenangnya masingmasing serta berada di seluruh plant di Indonesia.

Kalau sudah begitu tinggal bagaimana mengupayakan komunikasi halal kepada konsumen yang sudah sejak dahulu telah dilakukan. Mulai dari tahapan yang paling umum seperti melalui label kemasan produk logo halal yang ditempatkan di bagian depan label produk, agar bisa terlihat jelas oleh konsumen.

Sampai ke tahapan materi pemasaran, seperti brosur, iklan, media sosial, dan lainya terdapat foto/gambar produk. “Dan juga di setiap acara, seperti pameran dan baking demo, tak lupa pula kami selalu mensosialisasikan logo halal sebagai bagian dari produk kami,” Karyanto melengkapi.

Intinya, dari semua hal terkait halal, kuncinya seperti kata Karyanto adalah di komitmen. “Komitmen perusahaan yang didukung oleh manajemen dan seluruh pemangku kepentingan, serta disiplin dalam menjalankan Sistem Jaminan Halal,” tutupnya. (Syauqi Ahmad)

45 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa Salah satu materi pemasaran Filma

Halal Fair Yogyakarta 2024

Halal Fair Yogyakarta 2024

Halal Fair 2024 diselenggarakan di Jogja Expo Center selama tiga hari, 3-5 Mei 2024. Nuansa berwisata syariah bersama keluarga menjadi konsep di acara Halal Fair ini.

Satrio Sukur, Project Director WPCitra selaku penanggung jawab Halal Fair menyebut, terdapat 111 pameran brand dari berbagai kategori bisnis. Mereka berasal dari kalangan perbankan dan keuangan syariah, halal beauty, travel fashion, haji umrah, pendidikan, kuliner, serta multiproduk lainnya. Para peserta dari event yang memadukan wisata belanja, pameran, dan edukasi itu pun beragam. Dari sektor kuliner, fesyen, kerajinan, dan produk industri kreatif lainnya.

“Sebanyak 40 persen exhibitor (pelaku pameran) berasal dari Yogyakarta sedangkan sisanya dari berbagai daerah seperti Solo, Jabodetabek, Bandung, Tasikmalaya, Semarang, dan Surabaya,” ujar Satrio.

Ia mengatakan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu dari delapan provinsi yang masuk dalam prioritas pengembangan ekonomi syariah nasional, selain Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Berdasarkan catatan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah DIY, tercatat lebih dari 300 ribu UMKM bertumbuh di wilayah Kota Pelajar ini. Sayangnya, baru sekitar 0,1 persen UMKM yang bersertifikat halal. Halal Fair ini menjadi satu ikhtiar untuk mendorong semua pihak terkait, khususnya pelaku UMKM dan otoritas terkait untuk mengoptimalkan potensi industri halal nasional.

Targetnya Oktober 2024 produk makanan dan minuman yang beredar di DIY ini harus sudah bersertifikat halal. Selama pameran berlangsung, seluruh pelaku usaha juga dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mengurus sertifikasi halal di stand Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal atau BPJPH.

46 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL UPDATE
Foto: Istimewa

Temukan Jawabannya di BAGAIMANA MEREK ANDA BISA

BAGAIMANA MEREK ANDA BISA

MERAIH TOP HALAL AWARD ?

MERAIH TOP HALAL AWARD ?

Survei yang melibatkan responden milenial di 5 kota

Prilaku dan preferensi milenial dalam pembelian

Persepsi milenial terhadap produk halal

Merek halal yang paling diingat milenial

0812 9059 4266

ihatecmr

besar indonesia

Dapatkan laporan lengkap hasil survei TOP Halal Index 2024, seperti :

Merek halal yang paling banyak dibeli milenial

Loyalitas milenial terhadap merek halal

Dan informasi penting lainnya

HUBUNGI KAMI!

Bogor Icon Center O ce 3rd Floor, Bukit Cimanggu City Jl. Sholeh Iskandar No.1, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor 16168

www.ihatec-mr.com
IHATEC Marketing Research

LPPOM MUI Inisiasi Kawasan Kuliner Ramah Muslim di Labuan Bajo

KNEKS meresmikan Kawasan Kuliner

Ramah Muslim di Kampung Ujung, Labuan bajo. Hal ini disampaikan oleh Plt Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Dr. Taufik Hidayat, M.Ec. dalam acara Festival Syawal LPPOM 1445 H pada 8 Mei 2024.

“Hari ini merupakan sejarah baru bagi perkembangan Industri Halal di Indonesia. Untuk pertama kalinya diresmikan Kawasan Kuliner yang bersertifikasi Halal dan Aman Sehat di Nusa Tenggara, khususnya Nusa Tenggara Timur yaitu Kampung Ujung. Berkenaan dengan hal tersebut, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada LPPOM yang telah menginisiasi dan memfasilitasi sertifikasi halal di daerah tersebut,” ungkap Taufik Hidayat.

Pemerintah Daerah Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan dukungannya atas kegiatan Festival Syawal 1445 H yang diselenggarakan LPPOM MUI.  Hal ini sebagai upaya menarik wisatawan dari berbagai kalangan, termasuk muslim. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah Manggarai Barat, Drs.

Penyerahan Sertifikat Halal UMKM di Kampung Ujung, Labuan Bajo

Fransiskus Sales Sodo, yang sekaligus mewakili Bupati Manggarai Barat dalam acara Festival Syawal LPPOM 1445 H pada 8 Mei 2024.

“Kunjungan ke Pulau Komodo pada tahun 2023 mengalami kenaikan wisatawan sebesar 75%, pada triwulan pertama 2024 terjadi kenaikan sebesar wisatawan sebesar 45% dan penumpang pesawat menuju Labuan Bajo dalam tahun ini bertumbuh 16%. Kami [Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat] cukup optimis Labuan Bajo menjadi destinasi favorit wisata yang berkarakter,” ungkap Fransiskus.

Berdasarkan laporan SGIE, produk makanan halal Indonesia menduduki peringkat dua dunia, selaras dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di negara ini. Dalam rangka mendukung Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka di Dunia, Zona KHAS menjadi wadah sinergi untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui kolaborasi, kita dapat mencapai hasil yang bermanfaat bagi masyarakat secara luas. Dukungan semua pihak tidak hanya akan meningkatkan nilai keadilan dan keberlanjutan ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif, adil, dan berkelanjutan bagi Indonesia.

48 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL UPDATE
Foto: Istimewa

Sertifikat Halal UMKM

Dorong Ekonomi Daerah Wisata, LPPOM MUI – Pemda Bali Sertifikasi

Halal Gratis 200 UMK

LPPOM MUI Bersama Kepala Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangli, Bali, mengadakan

fasilitas sertifikasi halal gratis bagi

200 pelaku UMK di Kabupaten Bangli. Sertifikasi halal menjadi langkah untuk meningkatkan nilai tambah terhadap suatu produk. Penyerahan sertifikat dilakukan pada 5 Maret 2024 di Gedung Wantilan Selatan, Desa Penglipuran, Bali. Acara ini merupakan bagian dari program preevent Festival Syawal LPPOM MUI 1445 H yang mendukung ekonomi lokal melalui wisata halal.

Direktur Utama LPPOM MUI, Muti Arintawati, menyatakan apresiasi terhadap kepedulian pemerintah daerah Bali terhadap pelaku UMK, sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangli, I Wayan Gunawan, mengapresiasi kerja sama tersebut.

Sertifikasi halal dianggap penting oleh Muti Arintawati karena menunjukkan kepatuhan

terhadap regulasi dan memudahkan proses produksi serta menelusuri produk. Menurutnya, hal ini menjadi penting karena adanya kebijakan wajib halal dari pemerintah Indonesia.

I Wayan Gunawan menambahkan bahwa sertifikasi halal bukan hanya sekadar pemenuhan regulasi, tetapi juga memberikan nilai tambah pada produk. Kerjasama antara dinas perindustrian dan perdagangan dengan LPPOM MUI diharapkan dapat membantu pelaku UMK meningkatkan bisnis mereka.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya CSR LPPOM MUI yang rutin dilaksanakan selama tiga tahun terakhir, dengan memberikan bimbingan teknis dan fasilitas sertifikasi halal secara gratis atau subsidi untuk UMK. Program ini upaya konkret kepedulian dalam membantu pemerintah menyukseskan implementasi regulasi serta bentuk kepedulian LPPOM MUI kepada pelaku usaha mikro dalam hal kepatuhan regulasi dan memberikan nilai tambah terhadap produknya.

49 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL UPDATE
Penyerahan di Desa Penglipuran, Bali Foto: Istimewa

Kemenparekraf Kick Off Akselerasi

Sertifikasi Halal Produk Makanan dan Minuman di 3.000 Desa Wisata

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan kick off akselerasi sertifikasi halal produk makanan dan minuman di 3.000 desa wisata dalam rangka mewujudkan Wajib Halal Oktober (WHO) 2024. Menteri Parekraf Sandiaga Uno dalam “The Weekly Brief with Sandi Uno” yang berlangsung secara daring, Senin 22 April 2024, mengatakan sesuai PP Nomor 39 Tahun 2021, masa penahapan pertama kewajiban sertifikat halal akan berakhir pada 17 Oktober 2024. “Untuk itu, kami berkomitmen dengan mengirimkan surat edaran kepada seluruh pelaku parekraf agar patuh terhadap aturan di tahap pertama ini,” kata Sandiaga.

Akselerasi sertifikasi halal di dalamnya memuat program sosialisasi, edukasi, literasi, publikasi, hingga fasilitasi anggaran bagi UMKM agar mendapatkan pelayanan sertifikasi gratis di 3.000 desa wisata. Program akselerasi sertifikasi halal bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) yang diperuntukkan bagi pelaku usaha, pengelola desa wisata, kelompok sadar wisata, kepala desa, dan lembaga terkait.

Indonesia telah mendapat sejumlah penghargaan untuk kategori wisata halal. Salah satunya predikat sebagai destinasi halal terbaik dunia, yang disematkan oleh Global Muslim Travel Index 2023.Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham, menekankan bahwa halal yang dimaksud dalam konteks ini adalah halal berkaitan dengan higienitas. Mulai dari kesehatan, mutu, hingga kualitas dari sebuah produk. Dari Aspek bisnis juga bisa meningkatkan nilai tambah dan daya saing pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan tambahan pendapatan.

“Di samping itu juga untuk memberikan perlindungan konsumen agar merasa aman, nyaman dan tenang, apabila pusat kuliner yang berada di destinasi sudah mendapatkan sertifikasi halal,” ujar Aqil.

Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/ Baparekraf, Florida Pardosi, menambahkan ada sekitar lebih dari 3.989 data desa wisata yang telah diverifikasi di jejaring Jadesta. Untuk kemudian disinergikan dengan data sebaran pendampingan proses produk halal (PPPH/P3H). Sehingga pemilihan 3.000 desa berdasarkan ketersediaan petugas P3H di daerah oleh BPJPH.

50 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL UPDATE
Kemenparekraf Kick Off Akselerasi Sertifikasi Halal Produk Makanan dan Minuman di 3.000 Desa Wisata Foto: Istimewa

3rd International Halal (Muslim-Friendly) Tourism Congress Turki

The International Halal Tourism Congress ke-3 diselenggarakan di provinsi barat Turki, Izmir, pada tanggal 10-12 Mei 2024 tepatnya di Izmir Royal Teos Thermal Resort, Turki. Berkerjasama dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, acara ini mengumpulkan akademisi, ahli pariwisata, dan pemimpin sektor untuk membahas isu-isu terkait pariwisata halal.

Halal tourism dipertimbangkan sebagai subkategori pariwisata yang ditujukkan kepada keluarga muslim yang mematuhi aturan Islam. Hotel yang terletak di daerah wisata Ramah muslim tidak menyajikan minuman beralkohol, menyediakan kolam renang dan fasilitas spa terpisah untuk pria dan wanita, hanya menyajikan makanan halal, dan memiliki fasilitas ibadah di dalam kamar dan di ruang umum.

Turki menjadi salah satu destinasi paling populer bagi wisatawan yang mencari wisata halal. Mehmet Karakaş, rektor Universitas Afyon Kocatepe, menyatakan bahwa peningkatan jumlah populasi muslim secara global, seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan muslim, yang mana telah mendorong aktivitas dalam pariwisata halal.

Pada hari pertama kongres, perwakilan dari 16 negara memberikan pidato sebagai representatif sektor wisata dari negaranya, kemudian diikuti

oleh presentasi ilmiah pada hari Sabtu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pariwisata halal dan menekankan bahwa mereka telah membuat kemajuan signifikan sejak kongres pertama.

Karakaş menekankan bahwa pariwisata halal bukanlah sektor mandiri dan harus dipertimbangkan bersama dengan konsep halal lainnya, karena pelanggan ingin memenuhi semua kebutuhan halal mereka, bukan hanya satu aspek dari konsep halal.

Selain itu, Presiden Lembaga Akreditasi Halal Turki, Zafer Soylu, menyatakan “Kami telah menerima permintaan akreditasi dari hampir 170 badan sertifikasi di seluruh dunia, dengan lebih dari setengahnya berasal dari luar negeri,” kata Soylu.

Lembaga tersebut telah mengeluarkan hampir 80 akreditasi, menjamin lebih dari 1.300 produk dan layanan di Turki dan secara global, katanya.

Soylu menekankan pentingnya menggunakan standar Institut Standar dan Metrologi untuk Negara-Negara Islam yang berafiliasi dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Kongres Pariwisata Halal Internasional ke-3 ditutup pada hari Minggu dengan tur ke kota kuno Efesus, dan Rumah Perawan Maria.

51 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL UPDATE
3rd International Halal Conference di Turki Foto: Istimewa

Dorong Kawasan Ramah Muslim, LPPOM Fasilitasi Sertifikasi Halal di 5 Destinasi Super Prioritas

LPPOM telah memfasilitasi sertifikasi halal ke 125 usaha mikro dan kecil (UMK) di lima Destinasi Super Prioritas (DSP) di Indonesia: Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Upaya ini terintegrasi dalam Festival Syawal 1445 H “Akselerasi Ekonomi Masyarakat Lokal melalui Wisata Halal” yang berlangsung dari bulan Ramadhan hingga Syawal 1445 H. Acara puncak diadakan pada 8 Mei di Plataran Komodo, Labuan Bajo.

Sebagai pre-event, pada 5 Maret 2024, LPPOM bekerja sama dengan Dispperindag Kab. Bangli, Bali, untuk memfasilitasi sertifikasi halal di Desa Penglipuran. Lokasi ini dipilih untuk meningkatkan ragam pilihan bagi wisatawan, termasuk muslim.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyatakan bahwa produk halal menjadi permintaan dunia dan sertifikasi halal penting untuk memenuhi standar kualitas. Direktur Utama LPPOM, Muti Arintawati, mengungkapkan bahwa 744 UMK telah difasilitasi, termasuk 125 UMK secara mandiri. Dari jumlah tersebut, 85 UMK berasal dari DSP. Sebanyak 42 UMK di Labuan

Bajo, 10 UMK di wilayah Danau Toba, 8 UMK di wilayah Borobudur, 6 UMK di wilayah Likupang, dan 20 UMK di wilayah Mandalika. Sebanyak 40 lainnya tersebar di berbagai Provinsi di Indonesia. Dalam rangkaian ini juga diselenggarakan sosialisasi dan edukasi halal berupa webinar dan talkshow yang diikuti oleh 477 peserta.

Sementara itu, Drs. K.H. Amirsyah Tambunan, Sekretaris Jenderal MUI, menegaskan bahwa halal bersifat universal kepada semua kalangan, bahkan kerap menjadi gaya hidup karena makanan yang halal juga berarti aman dan sehat. “Makanan halal akan menjadi kebaikan untuk semua dan diharapkan dapat memajukan ekonomi masyarakat lokal di Indonesia,” ungkapnya.

Festival Syawal adalah upaya LPPOM untuk mendukung Indonesia sebagai pusat halal dunia. Dalam acara ini, terima kasih disampaikan kepada mitra kerja seperti KNEKS, Dinaskertrans, dan Dinas Kesehatan atas kerjasama dalam memajukan Kawasan Kuliner Ramah Muslim di Kampung Ujung, Labuan Bajo.

Kawasan Kuliner Ramah Muslim bukan hanya meningkatkan ekonomi lokal tetapi juga memberikan jaminan atas kehalalan, keamanan, dan kesehatan produk. Sehingga, pariwasata Indonesia dapat mengakomodasi permintaan dari berbagai tipe wisatawan, termasuk bagi wisatawan muslim. Program akselerasi sertifikasi halal di 3.000 desa wisata mendukung Wajib Halal Oktober (WHO) 2024 yang digerakkan oleh BPJPH.

Indonesia menerapkan #WHO2024 untuk memastikan produk halal tersedia untuk semua, termasuk muslim, tanpa mengubah adat istiadat setempat, tetapi diharapkan agar bisa dinikmati semua orang termasuk muslim.

52 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL UPDATE
Festival Syawal LPPOM 1445 Hijriyah Foto: Istimewa

Menimbang Peluang & Tantangan Wisata Halal di Indonesia

Indonesia dengan segala pesona alamnya telah lama mencuri hati banyak wisatawan mancanegara. Dengan garis pantai terpanjang, deretan gunung berapi, dan pesona hutan tropis dengan air terjun, hingga telaga sebening kaca, tentu mampu menaklukan hati siapapun. Beragamnya kearifan lokal negeri ini turut pula memikat para wisatawan luar untuk mengeksplorasi ragam budaya yang ada. Penerimaan devisa dari sektor

ini pun cukup besar. Di tengah maraknya tren wisata halal global, bagaimanakah peluang dan tantangannya bagi pariwisata Indonesia?

Potret Pariwisata Indonesia

Industri pariwisata menjadi salah satu sektor andalan penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor ini menyumbang tak kurang dari 4,6% dari PDB nasional melalui penerimaan devisa, pajak, dan lain-lain pada 2019 lalu. Torehan prestasi pariwisata Indonesia tak kalah

HALAL ISSUE
54 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

dari negara lainnya. Di tingkat global pariwisata Indonesia meraih peringkat ke 32 dari 117 negara dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) pada 2021, berdasarkan rilis World Economy Forum pada Mei 2022. Tak jarang video singkat destinasi wisata di negeri ini viral di media sosial dan mengundang atensi wisatawan mancanegara.

Namun sektor pariwisata sempat terpukul saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Hingga kini geliat pariwisata Indonesia masih mencoba bangkit. Meski telah pulih dari kondisi pandemi, kinerja sektor pariwisata nasional masih jauh jika dibandingkan capaian sebelum pandemi.

Penerimaan devisa negara dari pariwisata pernah mencapai 16,91 miliar USD pada 2019 yang berasal dari total kunjungan 16,9 juta orang.

Sementara pada 2023 devisa sektor ini belum melampaui setengahnya, yaitu baru mencapai 5,95 miliar USD. Devisa pariwisata merupakan penerimaan negara dari sektor pariwisata yang berasal dari kunjungan wisatawan mancanegara.

Di tengah kondisi tersebut, Indonesia kembali dinobatkan sebagai Top Muslim Friendly Destination of The Year 2023 dalam Mastercard

CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023. Indonesia bersama dengan Malaysia mendapat raihan skor imbang 73, yang menjadikan keduanya berada pada urutan teratas sebagai destinasi wisata ramah muslim di dunia. Torehan prestasi tersebut mengulang capaian pada 2019, di mana Indonesia menjadi jawara pada GMTI 2019.

Tren Wisata Halal

Pariwisata halal tengah menjadi tren global saat ini. Seiring dengan konsep syariah yang lebih dulu menjadi tren dalam ekonomi global, seperti makanan dan minuman, keuangan, dan gaya hidup, tren wisata halal pun mulai banyak diperkenalkan. Wisata halal tak hanya berkembang di negara muslim namun juga di tingkat global. Negara seperti Jepang, Australia, Thailand, Selandia Baru, dan lainnya turut pula me-launching produk wisata halal.

Mengutip data GMTI, jumlah wisatawan muslim global mencapai 140 juta pada 2023. GMTI memproyeksikan peningkatan hingga 230 juta orang pada tahun 2028, dengan perkiraan pengeluaran sebesar 225 miliar USD. Saat ini, Asia

merupakan negara dengan jumlah kedatangan wisatawan terbanyak, dengan lebih dari 31% wisatawan yang datang ke wilayah ini adalah muslim. Sebuah peluang yang baik untuk Indonesia.

Sejak tahun 2008, CrescentRating bersama dengan mitra strategisnya, Mastercard, fokus memberikan wawasan mendalam untuk membantu semua pemangku kepentingan memenuhi pasar gaya hidup muslim/halal yang berkelanjutan. Salah satu output -nya adalah publikasi penelitian perjalanan & pariwisata halal, makanan halal, generasi milenial muslim, Gen Z, dan profil lainnya. Mastercard CrescentRating melalui GMTI, telah mengkurasi kinerja negaranegara OKI dan non-OKI berdasarkan daya tariknya terhadap wisatawan muslim.

GMTI merupakan indeks perjalanan muslim global yang mengklasifikasikan dan menilai negara-negara berdasarkan atribut ramah muslim (muslim friendly) dalam sektor pariwisata. GMTI mengukur indeks terhadap 138 negara tujuan wisata ramah muslim. Indeks ini menilai destinasi berdasarkan empat kriteria utama, yaitu akses, komunikasi, lingkungan, dan layanan. Keberhasilan Indonesia dalam GMTI 2023 menunjukkan bahwa Indonesia telah berhasil menciptakan lingkungan yang ramah dan sesuai dengan kebutuhan wisatawan muslim.

Konsep wisata halal, seperti yang dikutip dari Alexander Reyaan, Direktur Wisata Minat Khusus Kemenparekraf, adalah sebuah model atau paket layanan tambahan ( extended service) amenitas yang ditujukkan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman dan keinginan wisatawan muslim. Layanan tambahan dibedakan menjadi 2 kategori; 1) need to have, seperti makanan halal dan fasilitas untuk salat, dan 2) good to have , seperti toilet yang ramah bagi muslim.

Pemerintah melalui Kemenparekraf pun serius menangkap peluang pariwisata halal ini dan menjadikannya program prioritas sejak 2015. Salah satunya ditindaklanjuti dengan pengembangan 10 Destinasi Halal Prioritas Nasional di tahun 2018 yang mengacu standar GMTI, antara lain: Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).

55 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL ISSUE

Peluang dan Tantangan Pengembangan

Wisata Halal di Indonesia

Keberhasilan Indonesia meraih predikat Top Muslim Friendly Destination, telah membuktikan negeri ini punya potensi besar sebagai destinasi halal dunia. Potensi keindahan tempat wisata dengan beragam landscape , ragam budaya khas masing-masing daerah, hingga mayoritas penduduknya yang muslim, menjadi modal awal pengembangan wisata halal.

Terbukti dalam 2 tahun terakhir Kemenparekraf mencatat total kunjungan wisatawan mancanegara meningkat secara umum dari 798 ribu (Januari 2022) menjadi 927ribu wisatawan (2024). Meski tidak secara eksplisit menghitung jumlah wisatawan muslim, namun yang menarik dari data tersebut adalah tercatatnya kenaikan yang signifikan sebesar hampir 59% dari negara Arab Saudi sebagai negara wisatawan muslim, pada periode Januari 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun pengembangan wisata halal di Indonesia bukan tanpa hambatan. Pada masa awal wisata halal digaungkan Pemerintah, banyak pihak menolak dengan alasan khawatir adanya Islamisasi tempat wisata dan praktik

intoleransi. Padahal anggapan itu jelas keliru. Fokus wisata halal adalah bagaimana wisatawan muslim dapat dengan nyaman berwisata dengan tetap menjaga ibadah dan kesesuaian dengan keyakinannya, bukan mengubah budaya setempat menjadi Islami. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah beserta pihak terkait untuk meningkatkan sosialisasi dan menjamin bahwa konsep wisata halal tidak akan mengganggu budaya asli Indonesia yang beragam. Harapannya wisata halal dapat diterima oleh masyarakat.

Tantangan berikutnya adalah belum adanya regulasi yang mengatur secara komprehensif tentang wisata halal di Indonesia. Regulasi wisata masih mengacu pada UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang belum secara spesifik mengatur wisata halal. Meski sebelumnya diterbitkan PerMen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah, namun Peraturan tersebut telah dicabut pada 2016.

Kementerian Pariwisata baru sebatas menerbitkan Buku Panduan Penyelenggaraan Pariwisata Halal pada 2019, sebagai acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, pelaku usaha,

56 HALAL REVIEW|05/MEI/2024 HALAL ISSUE

dan para pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan wisata halal di Indonesia.

Panduan wisata halal terdapat pada fatwa Dewan Syariah Indonesai Majelis Ulama Indonesia/DSN-MUI

Nomor 108/DSN-MUI/X/2016 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata

Berdasarkan Syariah. Panduan ini berlaku jika pelaku usaha ingin disertifikasi syariah oleh DSN. Di dalamnya mengatur aspek hotel, spa, sauna, dan massage , objek wisata, dan biro perjalanan. Namun demikian sertifikasi syariah ini bersifat sukarela, dan bukan regulasi yang mengikat.

Regulasi yang mengatur wisata halal diperlukan sebagai standar minimal pelayanan yang perlu dipatuhi para pihak terkait. Keseragaman yang dibakukan akan memudahkan

Pemerintah melakukan penilaian dan evaluasi untuk pengembangan wisata halal yang berkelanjutan.

Tantangan lainnya adalah belum banyak tersedia sarana prasarana yang baik pada pariwisata halal di Indonesia.

Sebagai contoh, belum banyak hotel yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dan juga restoran hotel yang tersertifikasi halal.

Meski Indonesia meraih skor tinggi Indonesia dalam GMTI yang didasarkan pada penilaian layanan pilihan santapan halal, akses mudah ke tempat sholat, akomodasi ramah muslim, dan lainnya, namun tak menampik fakta masih minimnya sarpras pendukung yang telah tersertifikasi halal.

dan prasana yang memadai, sehingga minat wisatawan muslim untuk datang ke Indonesia semakin besar.

Berbeda dengan negara tetangga Malasysia dan Singapura yang telah memiliki hotel syariah dan restoran tersertifikasi halal yang cukup banyak jika dibandingkan dengan Indonesia. Sertifikasi halal dapat menjadi salah satu upaya menjaga keberlanjutan wisata halal.

Masih minimnya kedua fasilitas di atas tentu menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan wisata halal di Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah pusat maupun daerah perlu bersinergi dalam menyediakan dan meningkatkan sarana

Tak dipungkiri Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai destinasi wisata halal dunia. Alam, adat istiadat, hingga populasi muslim yang banyak lebih dari cukup sebagai modal awal. Torehan prestasi wisata halal Indonesia turut memvalidasi hal tersebut. Namun demikian, potensi yang dimiliki Indonesia tidak akan dapat berkembang secara optimal tanpa pengelolaan yang benar dan profesional. Dukungan penuh pemerintah pusat dan daerah, jelas sangat dibutuhkan untuk menciptakan “Wonderful & Halal Indonesia”. (Anidah)

57 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

Catatan Penting untuk Halal Traveling

Semua orang suka traveling

Menyeruput kopi panas di ketinggian 1000 mdpl sambil ditemani gulungan awan putih, atau berjalan di tepian pantai seraya menjejaki pasir putih, hingga snorkeling menikmati keindahan terumbu karang dan ikan warna-warni. Apapun ragam aktivitasnya, dari yang santai hingga yang memicu adrenalin, traveling atau berwisata adalah kebutuhan dalam hidup.

Berwisata atau traveling tak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Sebagai salah satu kebutuhan tersier, traveling memberikan bayak hal positif. Kita bisa sejenak rehat dari kejenuhan aktivitas rutin, dan mencari suasana baru yang mampu menyegarkan kembali fisik maupun pikiran.

Riuhnya media sosial turut pula meramaikan tren ini. Sebuah postingan foto atau video pendek dengan latar gunung, pantai, hingga air terjun, berhasil menarik atensi banyak orang untuk berwisata ke tempat serupa. Banyak pula didapati konten medsos yang membahas informasi tempat wisata, itinerari, akses transportasi, hingga persiapan budget. Semuanya mempermudah perencanaan sebelum pergi berwisata.

Pun demikian bagi wisatawan muslim, selain research dan perencanaan yang baik, ada hal yang tak kalah penting yang perlu diperhatikan, yaitu hal-hal terkait dengan kebutuhan fasilitas penunjang yang muslim friendly. Hal ini menjadi penting, karena tuntutan pelaksanaan ibadah harian seperti sholat tetap melekat sekalipun dalam perjalanan. Semuanya perlu dipastikan terlebih dahulu agar kegiatan wisata tak malah menghambat pelaksanaan ibadah.

HALAL KNOWLEDGE 58 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

Destinasi Tujuan Wisata

Hal pertama yang perlu diperhatikan tentu saja destinasi tujuan wisata, apakah di dalam negeri, ataukah luar negeri. Dua tujuan ini akan menentukan jarak dan lamanya waktu perjalanan, yang berpengaruh pada ketentuan safar bagi muslimah. Destinasi di dalam negeri pun sangat beragam. Landscape pantai atau pegunungan, keduanya terbentang sepanjang Aceh hingga Merauke.

Saat ini bahkan terdapat 10 Destinasi Halal

Prioritas Nasional yang ditetapkan pemerintah, diantaranya; Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya). Keberadaan destinasi halal akan memudahkan wisatawan muslim baik lokal maupun mancanegara dalam mendapatkan layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas fasilitas yang menunjang pelaksanaan ibadah di tempat wisata.

Namun jikapun pilihan destinasi wisata jatuh kepada daerah yang masih sangat terbatas fasilitas pendukung ibadah untuk muslim, atau sulit mencari kuliner halal, tak perlu khawatir karena kita bisa memanfaatkan jasa tour guide halal yang bisa memandu sepanjang aktivitas berwisata. Tour guide halal akan mengatur itinerari selama liburan dengan tetap mengakomodir waktu ibadah, hingga merekomendasikan kuliner halal untuk bersantap.

Efisiensi Packing

Berwisata tak hanya tentang mengunjungi dan menikmati suasana baru, namun juga mengabadikannya dalam format foto maupun video. Tak jarang dalam kunjungan wisata yang singkat kita perlu berstrategi dalam hal penampilan. Jangan sampai galeri foto dan video nantinya hanya mengenakan outfit itu-itu saja. Maka efisiensi mengemas pakaian hingga seni mix and match penting mendapat perhatian.

Pertama pastikan jumlah dan jenis pakaian yang harus dibawa sesuai dengan lamanya durasi liburan. Pilih bahan yang tak mudah kusut dan berbobot ringan. Jika menghabiskan waktu seminggu penuh, laundry pakaian bisa jadi pertimbangan dari pada membawa banyak baju dalam koper. Pilih pakaian dengan warna dan motif

berbeda agar lebih variatif. Cukupkan jaket atau sweater 1 stel saja, dan pastikan matching dipadupadankan untuk menciptakan looks yang berbeda.

Baiknya gunakan 1 pakaian untuk 1 hari saja. Setelah seharian kondisi pakaian akan kotor terkena keringat. Lumrahnya kita melaksanakan ibadah sholat di tempat destinasi wisata dengan pakaian yang dikenakan, dan tak sempat berganti. Jangan gunakan lagi pakaian kotor esok harinya jika belum dicuci.

Selain pakaian, perlengkapan sholat pribadi seperti mukena atau sarung, dan sajadah juga perlu dipertimbangkan untuk dibawa. Alat sholat pribadi biasanya lebih nyaman digunakan di banding yang disediakan untuk umum. Jika pakaian telah sempurna menutup aurat dan longgar, penggunaan alat sholat memang bisa saja di-skip.

Untuk mereduksi volume pakaian, kita bisa gunakan vacuum bag agar baju-baju bisa muat di dalam koper. Kantong kedap udara ini ampuh menyingkirkan udara sehingga menyisakan banyak ruang dan mempermudah pengaturan di dalam koper.

Cek Akomodasi

Tempat menginap jadi hal penting berikutnya. Pastikan hotel atau jenis penginapan lainnya yang dipilih adalah hotel dengan kredibilitas yang baik. Jangan mudah percaya dengan informasi di internet. Baiknya lakukan blog walking untuk mencari review dari pengguna langsung. Jangan sampai tergiur harga murah, namun ternyata hotel yang dipilih kerap digunakan untuk aktivitas maksiat seperti prostitusi.

Beberapa penginapan melabeli diri dengan Hotel Syariah, yang bisa membantu kita memilih preferensi hotel yang muslim friendly. Akan lebih baik lagi jika restoran hotel telah mendapat sertifikasi halal. Jika kita terpaksa sarapan di restoran hotel yang masih menyajikan menu non halal seperti olahan daging babi dan minuman alkohol, baiknya kita pilih menu yang minim pengolahan, seperti nasi, telur rebus, susu, sereal, buah, dan salad. Atau jika dapat diusahakan membeli sarapan di luar hotel dari gerai waralaba yang sudah tersertifikasi halal.

Fasilitas di Tempat Wisata

Kenyamanan berwisata tak hanya tentang keindahan tempat yang dikunjungi, bagi

HALAL KNOWLEDGE 59 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

wisatawan muslim tentu akan sangat membantu jika tersedia tempat sholat yang memadai, nyaman, dan bersih. Muslimah juga akan terbantu jika tempat wudhu tertutup dari pandangan luar, dan ada space khusus yang terpisah dari jamaah laki-laki di tempat sholat. Fasilitas demikian kini tengah marak digalakan pemerintah. Di bawah koordinasi Kemenparekraf, Indonesia tengah bersiap menyediakan wisata halal, yang salah satu parameternya adalah ketersediaan tempat ibadah sholat dan fasilitas pendukungnya di destinasi wisata. Insyaallah ke depannya akan semakin banyak fasilitas ibadah sholat di destinasi wisata.

Fasilitas serupa mungkin tak mudah kita dapatkan tatkala berkunjung ke luar negeri terutama negara minoritas muslim. Tak perlu bingung, kita bisa memanfaatkan tempat apapun untuk sholat, seperti lorong atau sudut ruangan asalkan bersih.

Fasilitas yang tak kalah penting yaitu ketersediaan kuliner halal di tempat wisata. Dominannya produk kuliner merupakan pangan siap saji yang diolah langsung sesuai pesanan. Jenis makanan ini banyak yang dikelola oleh UMKM lokal, seperti di restoran, kedai, dan warung makan. Meski ada juga produk pangan olahan yang sudah jadi dan dikemas seperti makanan kering, keripik, manisan kering, dan lainnya.

Saat memilih pangan olahan yang terkemas, status kehalalannya dapat mudah diketahui dari keberadaan logo halal di kemasannya. Khusus di Indonesia sendiri, pemerintah tengah giat membantu produk-produk UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal. Apalagi produk unggulan daerah yang sudah lama dikenal sebagai oleh-oleh khas setempat. Adanya logo halal memudahkan wisatawan dalam memilih produk yang halal.

Sayangnya untuk restoran, kedai, maupun warung makan, belum cukup banyak yang telah tersertifikasi halal. Literasi halal pedagang makanan masih terbatas pada no pork, no lard, dan no alcohol . Jika menemui menemui hal serupa, kita dapat memilih menu lokal yang umum seperti masakan padang, menu sunda, atau menu paket ayam misalnya. Jika memilih menu seafood , sebaiknya dipastikan tidak menggunakan bahan penyedap yang haram seperti angciu.

Terakhir jangan lupa untuk selalu meluruskan niat, jadikan aktivitas traveling sebagai momen untuk quality time dengan keluarga, dan tadabur alam mensyukuri nikmat sehat dan waktu luang untuk menikmati indahnya ciptaan Allah swt.

(Anidah)

HALAL KNOWLEDGE 60 HALAL REVIEW|05/MEI/2024

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.