Majalah HALAL REVIEW edisi 03/Maret/2024

Page 1

Contact Us IHATEC MARKETING RESEARCH Bogor Icon O ce Center 3rd Floor, Bukit Cimanggu City, Sholeh Iskandar 1, Tanah Sereal, Bogor City, Indonesia 16168 IHATEC Marketing Research is positioned to provide data and strategic recommendations on the market and consumer behavior towards halal products. However, IHATEC Marketing Research also provides services of marketing research in general. Ihatec Marketing Research? Why Choose Ihatec MR is supported by a team that has good experience and knowledge
Ihatec MR is able to run research in many cities, because we have extensive network.
Ihatec MR is able to optimize research budget 3 Our Services Customer Research Brand Research Service Audit Industrial Research Service Monitoring Marketing Evaluation @ihatecmr info@ihatec-mr.com 0812 9059 4266 www.ihatec-mr.com
1
2

From The Editor

Alhamdulillah, majalah HALAL REVIEW edisi ketiga telah hadir di tengah pembaca. Dalam kesempatan edisi ini redaksi HALAL REVIEW mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1445 H bagi yang menjalankan ibadah puasa. Semoga kita semua mendapat keberkahan di bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Selain sebagai bulan ibadah, Ramadhan juga memiliki potensi pasar yang besar untuk produk-produk halal. Maka itu bulan Ramadhan adalah momentum yang sangat baik bagi pelaku usaha untuk meningkat penjualannya secara optimal dan juga untuk meningkatkan brand image maupun corporate image.

Di bulan Ramadhan kepedulian konsumen terhadap produk halal semakin meningkat. Tentunya hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi pelaku usaha yang memasarkan produk halal di bulan Ramadhan. Ramadhan juga berdampak pada pola belanja dan kebutuhan masyarakat. Demand produk, terutama produk makanan dan minuman akan meningkat tajam di bulan ini. Hal ini yang menjadikan pelaku usaha memanfaatkan bulan ini melalui berbagai program kegiatan pemasaran.

Sehubungan dengan hal itu, di edisi Maret ini majalah HALAL REVIEW mengulas tentang Strategi Meraih Pasar Halal di Bulan Ramadhan sebagai topik utamanya. Dalam topik ini diulas bagaimana strategi pelaku usaha memanfaatkan bulan Ramadhan, kegiatan pemasaran apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan di bulan ini, inovasi apa saja yang dilakukan khusus di bulan Ramadhan, dan pihak mana saja yang diajak kolaborasi untuk menjalankan kegiatan pemasaran di bulan Ramadhan.

Selain topik utama, kami juga menyajikan topik lain yang tak kalah menarik. Topik tersebut diantaranya pemikiran-pemikiran Afdhal Aliasar, tokoh penggiat halal, tentang kemajuan industri halal di Indonesia. Topik berikutnya bagaimana Malaysia menjadi pemimpin global halal. Kemudian topik lain yaitu tentang bagaimana prosedur sertifikasi halal untuk restoran. Semoga bermanfaat.

PEMIMPIN UMUM

PEMIMPIN REDAKSI

REDAKTUR AHLI

Evrin Lutfika

Anang Ghozali

Prof. Irwandi Jaswir, M.Sc., Ph.D.v

Prof. Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc.

Dr. Wahyu T. Setyobudi, MM., ATP., CPM.

Ir. Nur Wahid, M.Si

Purwono, S.IP

HALAL REVIEW

@HALALREVIEW_

HALAL REVIEW

REDAKTUR

Audia Ari Anidah

Mohammad Andika Priyandana Syauqi Ahmad

SEKRETARIS REDAKSI RISET

Tiara Aprilia Rizky

Fachruddin Putra Jaya

FOTOGRAFER DESAIN & LAYOUT

KEUANGAN

IT

PEMASARAN

Tri Hadi Prayitno

Novia Putri Sari

Feby Sabrina

Agisna Gusti Ainun

Dinda Yunita

Berlian Dwi Ayu

Diterbitkan oleh IHATEC Publisher (PT Insan Halal Cendekia)

Alamat:

Bogor Icon Central Office Lt. 3, Bukit Cimanggu City, Jl. Sholeh Iskandar No.1, Cibadak, Tanah Sareal, Bogor 16168 +62811-1145-060 (Whatsapp)

E-Mail : publisher@ihatec.com

ISSN 3032-1964

Majalah HALAL REVIEW mengulas tentang potensi halal dalam pengembangan bisnis di pasar Indonesia maupun pasar global, untuk memberikan informasi dan inspirasi bagi pembaca maupun pelaku bisnis dalam menangkap peluang potensi pasar halal dan terbit satu bulan sekali.

Majalah ini dapat diperbanyak sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pendidikan dan non komersial lainnya dengan tetap mencantumkan sumbernya.

1 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

HALAL

HALAL INSIGHT

Kebiasaan Konsumen

Menjelang Bulan Suci Ramadhan

Strategi Meraih Pasar Halal di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah momentum yang sangat baik bagi pelaku usaha yang memasarkan produk-produk halal. Maka itu, banyak pelaku usaha yang memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan penjualan maupun meningkatkan brand image atau corporate image.

OVERVIEW

Upaya Unilever Indonesia Memanfaatkan Bulan Ramadhan

Manfaatkan Akses Digital Sebagai Media Pemasaran

Hadirkan Kegiatan Inspiratif Selama Ramadhan

Hadirkan Menu Khusus di Bulan Ramadhan

Menjaga Kehalalan dan Thoyyiban di Setiap Produk

Asli Jepang, Dijamin Halal!

2
REVIEW|03/MARET/2024
HALAL
08 20 23 26 29 32 35
REVIEW / MARET 2024
CONTENTS
16

HALAL STRATEGY

Strategi Optimalisasi Seasonal Demand Bulan Ramadhan

HALAL GLOBAL

Jadikan Halal Sebagai Keunggulan Kompetitif

HALAL GLOBAL

Malaysia: Pemimpin Global dalam Industri Halal

HALAL UPDATE

Bahrain Halal Expo 2024

Menjembatani Kesenjangan antara Industri Halal dan Keuangan Syariah

HALAL UPDATE

Launching Program 1000 Sertifikasi Halal Gratis

HALAL KNOWLEDGE

Yuk Cermati Titik Kritis

Halal Kue Lebaran

HALAL ISSUE

HALAL BRAND

3 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 52 12 04 54 49 53 46 38 42
TOKOH
Kemajuan Industri Halal di Indonesia Halal sebagai Syarat Pengembangan Produk Memilih Restoran Halal untuk Buka Puasa Bersama

Foto: Istimewa

Kemajuan Industri Halal di Indonesia

Perkembangan industri halal di Indonesia dalam lima tahun terakhir berkembang pesat. Pencapaian ini harus terus ditingkatkan agar mimpi Indonesia menjadi pusat industri halal dunia bisa terwujud. Ada beberapa strategi yang dilontarkan Afdhal Aliasar untuk mewujudkan mimpi tersebut.

4 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 TOKOH
Afdhal Aliasar Founder Minang Kakao & Senior Partner DinarStandard

Perkembangan industri halal di Indonesia berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan berhasil mengerahkan daya saing pasar halal dan potensinya untuk menjadi pemain penting produk halal secara global. Faktanya, Indonesia mempunyai peringkat yang cukup baik di kategori makanan dan minuman, serta fashion halal secara global.

Afdhal Aliasar, Founder Minang Kakao & Senior Partner DinarStandard, mencermati industri halal di Indonesia berkembangan sangat pesat. Saat ini produk yang tersertifikasi halal dan jumlah lembaga pemeriksa halal jauh lebih banyak dibandingkan 5 tahun lalu. Namun begitu, masih ada yang perlu disesuaikan secara berkesinambungan baik dari sisi regulasi maupun proses bisnis.

“Isu terpenting terkait halal adalah bagaimana masyarakat Indonesia menerima produk halal sebagai suatu persyaratan ( requirement ) yang seharusnya sudah biasa dan umum yang harus ada dari suatu produk,” ungkap mantan Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) ini.

Sebabnya penting suatu produk memiliki sertifikasi halal sebagai jaminan produk telah memenuhi standar halal yang diterima masyarakat dan diakui oleh pihak berwenang. Sertifikasi halal penting bagi konsumen muslim untuk memastikan makanan atau produk yang dikonsumsi atau gunakan sesuai dengan aturan agama yang dianut. Sebaliknya bagi produsen akan menjadi nilai tambah dan meningkatkan kepercayaan konsumen kepada produknya.

Pemerintah pun terus mendorong pelaku usaha untuk menyertifikasi halal produknya, dengan adanya mandatori halal. Guna memudahkannya pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menyiapkan dua skema sertifikasi halal, yakni skema reguler yang ditujukkan bagi pelaku usaha yang memiliki produk yang masih perlu diuji kehalalan dan skema pernyataan pelaku usaha (self declare).

“Self declare cukup membantu pelaku usaha, khususnya UMKM memperoleh sertifikasi halal. Skema ini sangat masif karena mampu menjangkau UMKM yang sebelumnya tidak terjamah oleh Lembaga Pemeriksa Halal (LPH),” ujar Afdhal.

Kendati begitu Afdhal mencatat jumlah UMKM yang telah memperoleh sertifikasi halal, angkanya masih kecil dibandingkan jumlah total UMKM yang ada saat ini. Apalagi setiap saat bermunculan UMKM baru, terutama pada usaha di bidang penyajian makanan dan minuman, seperti warung nasi, rumah makan dan restoran yang belum memiliki sertifikasi halal.

“Pemerintah harus lebih fokus dan perhatian pada usaha penyajian makanan dan minuman. Penerapan sertifikasi halal di bidang ini tidak hanya terkait kemampuan memeriksa dan melakukan audit saja, tetapi melibat proses yang perlu memerhatikan sosiologi masyarakat,” jelasnya.

Pada tenggat waktu kewajiban sertifikasi halal 17 Oktober 2024 mendatang (yang juga diterapkan pada produk-produk dari pelaku UMKM), capaian sertifikasi halal diprediksi tidak mungkin tercapai 100%. Sebabnya Afdhal menyarankan pelaku UMKM yang belum memiliki sertifikasi halal tidak langsung disanksi, melainkan diberi kesempatan lagi dengan kemudahan jalur pengurusan.

“Kebijakan harus memudahkan para pelaku UMKM dalam menerapkan dan menjual produknya. BPJH harus menyediakan jalur yang mempermudah para pelaku UMKM dalam mendapatkan sertifikasi halal,” sambungnya.

Satu hal yang tak kalah penting, yaitu perlunya melakukan edukasi dan penegasan kehalalan produk untuk mengubah transisi sosial di masyarakat. Sebagai kategori usaha risiko tinggi, usaha penyajian makanan dan minuman wajib disertifikasi halal. Karenanya, kesadaran akan kewajiban pengurusan sertifikat halal pada bidang ini perlu ditumbuhkan.

“Halal bukan hanya soal keterkaitan dengan agama Islam, namun juga proses produksinya benar, barang atau produknya berkualitas dan

TOKOH 5 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

terjamin. Dalam hal ini negara harus hadir untuk memberikan proteksi dan kejelasan terhadap masyarakat, bahwa produk yang dikonsumsi halal atau non halal,” ujar Afdhal.

Halal Sebagai Nilai Tambah dan Diferensiasi Produk

Sertifikasi halal juga menjadi salah satu nilai tambah bila suatu produk akan bersaing di tingkat global. Ini tentunya akan mendukung mimpi Indonesia menjadi pusat industri halal dunia. Guna mencapainya pemerintah harus

segera berbenah. Salah satunya membangun keyakinan kepada pasar global bahwa produk yang diproduksi di Indonesia sudah halal dan berkualitas, serta tersertifikasi dan memenuhi syarat kehalalannya.

Menurut Afdhal, membangun kepercayaan supaya konsumen global yakin produk dari Indonesia halal dan berkualitas dapat dilakukan dengan menyertakan sertifikasi halal untuk semua produk yang diekspor. Tujuannya supaya negara-negara di luar sana melihat setiap produk yang keluar dari Indonesia adalah produk halal. Saat mereka membutuhkanya, mereka akan mencari ke Indonesia.

“Sertakan sertifikasi halal, walaupun negara-negara pengimpor tidak memintanya. Supaya menjadi nilai tambah dan diferensiasi produk Indonesia di pasar global. Hal ini akan membangun mindset konsumen di luar negeri, bahwa produk Indonesia halal. Seperti konsumen Indonesia yang punya mindset produk asal Jepang sangat berkualitas,” jelasnya.

Lanjut Afdhal, untuk menciptakan mindset ini, pemerintah harus menjadikan sertifikasi halal sebagai persyaratan wajib ( requirement mandatory ) bagi semua produk yang diekspor. Jadi tidak melihat lagi produk itu dikonsumsi oleh konsumen muslim ataupun non muslim. Pada saat menjadi requirement mandatory, maka semua proses akan menjadi lebih mudah dan terjangkau.

“Akan ketemu skala ekonominya. Banyaknya jumlah produk yang akan disertifikasi halal dan auditor membuat biayanya turun. Jadi sertifikasi halal bukan menjadi suatu hal yang eksklusif dan memberatkan karena masif. Kita harus menuju ke sana,” terang dia.

Wadah Bagi Produk UMKM Halal

Dunia halal telah menjadi bagian perjalanan hidup (journey) dari Afdhal. Mantan bankir ini turut berkontribusi dalam pengembangan industri

TOKOH 6 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa Salah Satu Store Minang Kakao Halal Mart

halal di Tanah Air. Khususnya, saat mengemban amanah untuk mengawal KNEKS yang tengah berfokus membangun ekosistem industri halal Indonesia yang kuat melalui berbagai program prioritas.

Dalam mengembangkan ekosistem industri halal di Indonesia, KNEKS yang berada di bawah kepemimpinanya banyak melakukan terobosan inovatif membuat strategi dan perencanaannya. “Bersama pemerintah dan pemangku kepentingan di dalamnya, KNEKS berupaya mengembangkan strategi supaya halal diimplementasikan lebih baik. Termasuk mensinergikan seluruh inisiatif tersebut ke dalam Masterplan Industri Halal Indonesia (MPIHI) 20222029,” tutur Afdhal.

Setelah menjalankan amanahnya selama 5 tahun, Afdhal memilih kuadran yang berbeda. Jika sebelumnya berada di posisi kebijakan, sekarang berada di kuadran implementasi yang memiliki tantangan berbeda, sebab langsung berhadapan dengan bisnis, kegiatan produksi dan konsumen.

kehalalannya. Tujuannya membantu UMKM yang sulit untuk masuk ke ritel modern. “UMKM banyak di Indonesia, tapi yang kami sediakan adalah produk yang sudah terkurasi dari segi rasa, kualitas dan kehalalannya,” ungkapnya.

Dalam kuadran barunya ini Afdhal menjabat sebagai Senior Partner DinardStandard, yang memainkan peran penting dalam meningkatkan fungsi investasi, strategi pertumbuhan, dan industri halal. Selain itu, ia pun kini membina UMKM sebagai Founder Minang Kakao, produk coklat yang menggunakan hanya biji coklat organik dan asli dari Sumatera Barat yang mengedepankan produk halal dan kualitas.

Tak hanya Minang Kakao, Afdhal juga mengembangkan Minang Kakao Halal Mart, yakni supermarket produk UMKM halal, yang sudah terjamin secara rasa, kualitas dan

Minang Kakao Halal Mart tidak hanya memberikan akses pemasarannya saja, tetapi menjadi wadah bagi UMKM untuk berdiskusi dan membantu mengembangkan bisnis. Termasuk mendampingi dan mengarahkan UMKM untuk memperoleh sertifikasi halal.

“Minang Kakao Halal Mart membuka toko pertama di Sawangan, Depok dan tahun ini ditargetkan membuka beberapa toko di tempat lainnya. Sedangkan coklat Minang Kakao ekspornya akan terus dikembangkan, mengingat produk ini sudah banyak digemari konsumen di luar negeri,” sebut Afdhal. (Mohamad)

TOKOH 7 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa Store Ambience Minang Kakao Halal Mart

Kebiasaan Konsumen

Menjelang Bulan Suci Ramadhan

Hasil survei IHATEC Marketing Research menunjukkan adanya perbedaan mengenai faktor pertimbangan dalam pembelian produk untuk kebutuhan sehari-hari antara saat bulan Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan.

Seperti apa perbedaannya?

Bulan Ramadhan kini telah tiba. Umat Islam di seluruh dunia menyambutnya dengan suka cita. Di bulan ini umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, penuh kemuliaan dan penuh ampunan. Allah SWT menjanjikan banyak pahala besar di bulan Ramadhan. Oleh karena itu Ramadhan menjadi bulan yang selalu dinantikan setiap tahunnya.

Ramadhan bukan sekadar bulan puasa dimana kita hanya menahan rasa lapar dan haus. Bulan inilah seluruh umat Muslim merasakan panggilan untuk menguatkan iman. Selain beribadah, Ramadhan juga membawa perubahan pada kebiasaan konsumen muslim. Hal ini tentunya berdampak terhadap aktivitas ekonomi.

IHATEC Marketing Research telah melakukan survei untuk mengetahui bagaimana kebiasaan konsumen muslim menjelang Ramadhan. Survei yang dilakukan pada akhir Februari hingga awal Maret 2024 ini melibatkan lebih dari 450 responden generasi muda muslim di 4 kota, yaitu Jabodetabek, Surabaya, Medan, dan Makassar. Melalui hasil survei ini kita dapat mengetahui bagaimana sikap masyarakat terhadap hadirnya bulan penuh berkah ini, mulai dari kebiasaan yang dilakukan saat menjelang memasuki

bulan suci Ramadhan hingga faktor pertimbangan dalam membeli produk.

Bulan Ramadhan selalu kita nanti kehadirannya. Setiap individu memiliki caranya sendiri dalam menyambut hadirnya bulan suci ini. Mereka sibuk mempersiapkan banyak hal, seperti beres-beres rumah, belanja stok bahan makanan, belanja bahan pembersih, dan masih banyak lagi. Dalam hal ini, IHATEC Marketing Research menanyakan dalam surveinya terkait dengan kebiasaan yang dilakukan menjelang bulan suci Ramadhan. Sebanyak 74,2% responden menjawab bahwa menjelang bulan Ramadhan mereka berbelanja produk makanan dan minuman. Hasil ini menjadi perolehan terbesar yang kemudian disusul dengan berziarah ke makam keluarga (73,1%), bersih-bersih rumah (71,7%), silaturahmi saling memaafkan (53,9%), membeli produk multivitamin/suplemen/penambah stamina (38,2%), mencuci perlengkapan sholat (36%), membeli perlengkapan sholat baru (24,9%), dan mengecat rumah (19,2%).

8 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 HALAL INSIGHT

Berpuasa penuh selama lebih dari 12 jam dan selama itu pula tubuh kita tidak menerima asupan apapun. Tentunya tubuh akan merasa lemas. Apalagi jika melakukan aktivitas berat, energi akan cepat sekali habis. Menjaga tubuh agar tetap fit selama berpuasa menjadi hal yang sangat penting. Oleh karena itu, asupan saat berbuka dan sahur harus diperhatikan. Kebutuhan nutrisi harus tetap terpenuhi meskipun sedang berpuasa. Mengonsumsi vitamin atau suplemen tambahan kerap dilakukan oleh orang yang berpuasa. Konsumsi air yang cukup saat sahur dan berbuka agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Pada survei ini juga ditanyakan terkait makanan atau minuman apa yang harus ada dalam rangka menjaga stamina saat berpuasa di bulan Ramadhan.

Mengonsumsi buah-buahan menjadi pilihan pertama dalam menjaga stamina saat berpuasa dengan persentase sebesar 19,0%. Kemudian, disusul dengan susu (12,6%) dan daging (9,9%). Vitamin yang terkandung pada buah-buahan dapat membantu menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh kita saat berpuasa. Mengonsumsi buah

Sebagaimana kita tahu, bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Dimana orang-orang berbondong-bondong melakukan kebaikan, termasuk juga di dalam menjaga makanan dan minuman yang dikonsumsi. Kehalalan menjadi lebih diperhatikan oleh umat muslim selama Ramadhan. Hal ini sesuai dengan hasil survei IHATEC Marketing Research mengenai faktor pertimbangan dalam pembelian produk untuk kebutuhan sehari-hari.

Terdapat perbedaan antara di luar bulan Ramadhan dan saat bulan Ramadhan. Di mana faktor pertimbangan utama dalam membeli produk di luar bulan Ramadhan diperoleh hasil tertinggi yaitu faktor Harga (36,0%), sementara di bulan Ramadhan diperoleh hasil tertingginya adalah faktor Halal (34,2%). Saat bulan Ramadhan, harga menjadi faktor ke-4 setelah rasa dan kualitas. Hal ini menunjukkan bahwa Halal menjadi prioritas konsumen khususnya umat muslim dalam membeli produk kebutuhan sehari-hari selama Ramadhan.

yang tinggi serat juga dapat membuat kenyang lebih lama. Tak heran banyak yang mengonsumsi buah saat sahur dan berbuka.

Karena harga bukan lagi menjadi faktor pertimbangan utama, kemungkinan terjadi adanya kenaikan pengeluaran saat di bulan Ramadhan. Konsumen akan lebih mengutamakan kehalalannya dibandingkan harga. Pada survei ini ditanyakan pula mengenai pengeluaran selama bulan ramadhan. Hasil mengungkapkan bahwa pengeluaran seharihari cenderung meningkat pada bulan Ramadhan dibanding hari biasa di luar bulan Ramadhan. Dengan rata-rata persentase peningkatan sebesar

9 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 HALAL INSIGHT

35,19%. Anggaran untuk menutupi kekurangan dari adanya peningkatan pengeluaran diperlukan dari sumber anggaran lain, seperti tabungan, perhiasan, dana cadangan, kerja tambahan, dan lainnya. Berdasarkan hasil survei, kebanyakan konsumen akan mengambil dana tabungannya untuk menutupi kekurangan dana akibat adanya peningkatan pengeluaran pada bulan Ramadhan.

Ternyata bulan Ramadhan memiliki peranan penting dalam membentuk kebiasaan konsumsi seseorang. Hasil survei yang dilakukan oleh IHATEC Marketing Research telah menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan terhadap faktor pertimbangan pembelian antara bulan Ramadhan dan bulan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Ramadhan memengaruhi perilaku konsumen. Pelaku usaha harus bisa memahami tren selama bulan Ramadhan sehingga dapat merancang strategi yang lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan dan preferensi masyarakat selama Ramadhan. Di samping itu tentunya ada hal lain yang lebih utama, yaitu beribadah.

Semoga bulan suci ini membawa keberkahan bagi kita semua. Aamiin YRA. (Audia Ari)

10 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 HALAL INSIGHT

Temukan Jawabannya di

Dapatkan laporan lengkap

Prilaku dan preferensi milenial dalam pembelian

Persepsi milenial terhadap produk halal

Merek halal yang paling diingat milenial

Merek halal yang paling banyak dibeli milenial

Loyalitas milenial terhadap merek halal

yang melibatkan responden milenial
Survei
di 5 kota besar indonesia
survei TOP Halal Index 2024, seperti : Dan informasi penting lainnya Bogor Icon Center O ce 3rd Floor, Bukit Cimanggu City Jl. Sholeh Iskandar No.1, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor 16168 www.ihatec-mr.com 0812 9059 4266 ihatecmr IHATEC Marketing Research
hasil
BAGAIMANA MEREK
BISA MERAIH
? HUBUNGI KAMI!
MEREK ANDA BISA MERAIH
?
ANDA
TOP HALAL AWARD
BAGAIMANA
TOP HALAL AWARD

Strategi Optimalisasi Seasonal Demand Bulan Ramadhan

Suasana Ramadhan memang tidak pernah gagal menyentuh sisi fisik, emosional, dan spiritual kita secara paripurna. Aroma masakan ibu yang menyergap, padahal mata yang masih selarik dipaksa bangun untuk sahur. Suara bedug bertalutalu menyemarakkan langit merah menjelang berbuka, dan tetangga yang berombongan berjalan ke masjid untuk sholat tarawih bersama. Semua itu mewarnai memori kita, sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Ramadhan seakan menemani perjalanan, seiring usia menua.

Bukan rahasia umum, bahwa bulan ramadhan juga ditandai dengan perubahan perilaku keluarga. Persiapan bulan Ramadhan sering didefinisikan dengan membeli berbagai macam produk untuk disimpan, mencukupi kebutuhan konsumsi sahur dan berbuka selama puasa. Porsi dan jenis makanan dilengkapi berbagai multivitamin, meningkat seiring dengan ibadah yang dijalankan di bulan mulia ini. Data survei yang dirilis oleh Trade Desk menunjukkan bahwa 53% konsumen Indonesia berencana membelanjakan THRnya di bulan Ramadhan. Data lain menyebutkan bahwa kenaikan konsumsi keluarga bisa mencapai 30% atau lebih. Oleh karenanya, fenomena perilaku pasar ini perlu disikapi dengan baik, sehingga kinerja produk Halal di bulan ini dapat optimal.

Suatu permintaan musiman (seasonal demand) pada dasarnya memiliki beberapa sifat yang khas. Diantara sifat-sifat tersebut adalah pertama , permintaan yang melonjak pada suatu waktu tertentu. Periode seasonal terbatas, sehingga perlu disikapi dengan baik. Apabila pengelolaan

12 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
HALAL STRATEGY

pemasaran kurang tepat, maka momentum akan hilang, dan meninggalkan permasalahan stok yang melimpah sehingga biaya menjadi tidak efisien.

Kedua , tidak semua produk mengalami lonjakan permintaan, namun terbatas hanya pada produk-produk yang relevan dengan momen musiman tersebut. Sebagai contoh, di bulan Ramadhan akan meningkat produk makanan, minuman, fashion islami, dan produk lain yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah. Sementara untuk produk wisata non halal, entertainment, konstruksi, dan lainnya justru akan mengalami penurunan. Sifat ketiga dari pola seasonal yang perlu kita pahami adalah adanya fenomena berulang dari tahun ke tahun. Siklus Ramadhan terjadi setiap tahun, sehingga pada dasarnya data-data tentang kinerja silam dapat dicari dan dipelajari.

Mengingat beberapa sifat khas dari pola seasonal , maka kita tentu dapat merumuskan suatu pendekatan yang bisa dijadikan sebagai pegangan bagi para pemasar produk Halal untuk

mampu memaksimalkan kinerja produk di dalam pola berulang ini. Komponen pengelolaan itu adalah suatu siklus yang berurutan yaitu: Prediksi-AdaptasiInventarisasi-KomunikasiEvaluasi. Mari kita jabarkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Komponen pertama adalah Prediksi . Seperti telah diulas, pola berulang setiap tahun membuat kita mampu mengumpulkan data kinerja kita di tahun sebelumnya, atau juga kinerja industri selama Ramadhan. Data ini memungkinkan kita, untuk mendapatkan gambaran seberapa tinggi lonjakan demand di pasar. Lonjakan ini yang kemudian kita konversi menjadi proyeksi pendapatan dan pada akhirnya proyeksi produksi. Dengan demikian, kita sudah bisa melakukan pembelian bahan baku jauh hari sebelum datangnya bulan Ramadhan. Pembelian jauh hari membuka peluang lebih besar untuk negosiasi dan mendapatkan barang dengan kualitas dan harga yang lebih kompetitif.

Tahap kedua yang perlu dilakukan adalah adaptasi . Perlu ada kaitan yang kuat antara produk dengan perilaku konsumen selama bulan Ramadhan. Di sinilah inovasi sangat diperlukan, seperti misalnya inovasi packaging , feature produk, membuka channel di masjid atau exhibisi lainnya. Prinsip utama dalam adaptasi adalah forced relationship, mencari hubungan dari hal-hal yang nampaknya tidak terkait. Misalnya, menjual mobil bisa kita bungkus dengan mobil yang fungsional untuk mudik. Atau misalnya rumah sakit, membuat paket khusus medical check up sebagai persiapan puasa. Demikian berbagai kegiatan adaptasi produk dan layanan bisa kita bangun agar mengait kuat dengan consumer journey di momen puasa ini.

13 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
HALAL STRATEGY

Selanjutnya tahap ketiga adalah inventarisasi.

Lakukan audit untuk melihat berapa stok yang ada, sepanjang rantai pasok, baik inbound (material untuk produksi) maupun outbound (distribusi barang jadi). Informasi yang akurat diperlukan agar produksi bisa efisien, mampu meraih peluang dengan optimal sesuai kapasitas. Utamakan untuk menggunakan produk yang telah diproduksi sebelumnya sehingga sekaligus dapat menggantikan stok dengan yang baru. Usahakan peningkatan produksi dilakukan beberapa bulan sebelumnya, sehingga tidak melonjak secara drastis yang menyebabkan kenaikan biaya produksi karena lembur.

Tahap berikutnya yang juga sangat penting adalah komunikasi . Penting sekali untuk memberi pesan kepada pelanggan bahwa produk kita juga memiliki kegembiraan yang sama untuk merayakan bulan Ramadhan. Hal ini akan membangun perasaan terkoneksi, atau yang oleh Kevin Lane Keller disebut sebagai resonansi

antara brand dengan pelanggan. Komunikasi bisa ditingkatkan secara gradual selama beberapa bulan sebelum, dan meningkat intensitasnya selama bulan Ramadhan. Pilihlah konten dan media yang paling sesuai, fit dengan karakter produk dan mampu menjangkau pelanggan di tempatnya masing-masing.

Hal terakhir namun sering dilupakan adalah evaluasi. Proses evaluasi ini dapat dilakukan secara singkat untuk menilai program yang dilaksanakan mingguan selama periode Ramadhan, atau bisa juga dilakukan setelah momen Ramadhan, sebagai pembelajaran untuk tahun berikutnya. Jangan lupa untuk meminta pendapat dari pelanggan secara langsung, mitra-mitra distribusi, supplier Anda, serta tenaga penjual yang sehari-hari berada di lapangan. Demikianlah sekelumit strategi, langkah demi langkah untuk dapat mengoptimalkan kinerja produk, memanfaatkan momen penting bagi umat islam. Selamat beribadah, berbisnis dengan hikmah.

14 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
HALAL STRATEGY

BAIK BRAND ANDA DIPERBINCANGKAN DI MEDIA SOSIAL?

Social Media Monitoring menyediakan Jawaban untuk Anda

Social Media Monitoring dapat digunakan untuk mengetahui berbagai isu yang dikemukakan di berbagai media online maupun media sosial sehingga perusahaan dapat melakukan antisipasi jika ada keluhan negatif tentang produk atau layanan mereka. Jika terdapat ungkapan kepuasan dari konsumen, Social Media Monitoring bisa digunakan pula sebagai media promosi untuk menaikkan image layanan produk.

Perusahaan perlu menekankan pentingnya monitoring percakapan (positif/negatif) dari berbagai media sosial agar bisa lebih memahami perilaku pelanggan atau calon pelanggan mereka.

Jenis-Jenis Social Media Monitoring

Monitoring Mention Analisis Sentimen

Monitoring Brand

Monitoring

Jumlah Pengikut

Riset Kata Kunci

Monitoring Hashtag

Monitoring Trend

Wordcloud

TOP 10 Positive or Negative

Deteksi Bot (Robot)

SNA (Social Network Analyser)

Asosiasi (Association Rule Mining)

0812 9059 4266 Bogor Icon Center O ce 3rd Floor, Bukit Cimanggu City Jl. Sholeh Iskandar No.1, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor 16168 www.ihatec-mr.com ihatecmr IHATEC Marketing Research
SEBERAPA
HUBUNGI KAMI! HUBUNGI KAMI!

Strategi Meraih Pasar Halal di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah momentum yang sangat baik bagi pelaku usaha yang memasarkan produk-produk halal. Maka itu, banyak pelaku usaha yang memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan penjualan maupun meningkatkan brand image atau corporate image.

Bulan Maret ini bertepatan dengan masuknya bulan Ramadhan 1445 H. Ramadhan adalah bulan di mana umat Muslim diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh, dari matahari terbit hingga terbenam. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah sehingga kedatangannya selalu dinantikan dan disambut suka cita oleh umat Muslin.  Bagi umat Muslim Indonesia, bulan Ramadhan tidak saja di isi oleh berbagai kegiatan ibadah yang dapat mendatangkan pahala besar, tapi juga diisi dengan berbagai kegiatan muamalah, seperti silaturahmi, saling berbagi, bersedekah, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan lainnya.

Salah satu kebiasaan umat Muslim Indonesia dalam menyambut bulan Ramadhan adalah meningkatnya belanja produk makanan dan minuman dan produk lainnya. Hal ini yang menjadikan demand produk makanan dan minuman serta produk yang terkait dengan kebutuhan Ramadhan meningkat signifikan

dibanding bulan di luar Ramadhan. Tentu ini menjadi berkah sendiri bagi pelaku usaha yang memasarkan produk yang dibutuhkan untuk keperluan bulan Ramadhan. Oleh karena itu banyak pelaku usaha juga menyambut bulan Ramadhan dengan suka cita karena di bulan ini penjualannya akan meningkat.

Pelaku usaha memahami bahwa potensi pasar di bulan Ramadhan lebih besar dibanding bulan lainnya. Maka itu biasanya pelaku usaha menyambut bulan Ramadhan dengan meningkatkan aktivitas pemasaran melalui berbagai program pemasaran unggulan. Program yang dijalankan tidak hanya terkait langsung dengan penjualan, namun banyak juga pelaku usaha menjalankan program untuk meningkatkan brand image atau corporate image.

Satu hal yang disadari bahwa bulan Ramadhan juga menjadikan kepedulian konsumen terhadap produk halal semakin meningkat. Sebagaimana hasil survei IHATEC Marketing Research yang menunjukkan faktor halal menjadi urutan

OVERVIEW 18 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

pertama sebagai pertimbangan dalam pembelian produk kebutuhan sehari-hari, sedangkan di luar bulan Ramadhan faktor halal tidak di urutan pertama. Tentunya hal ini menjadi peluang yang sangat baik bagi pelaku usaha yang memasarkan produk halal di bulan Ramadhan.

Director Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo mengakui bahwa dengan memasukan halal dalam strategi pemasaran perusahaan dapat membantu meningkatkan ( brand awarenes ) kesadaran merek, loyalitas pelanggan, dan pangsa pasar. Menurutnya, ketika perusahaan memproduksi produk yang bersertifikat halal, hal ini memberikan sinyal kepada konsumen bahwa perusahaan tersebut menghormati nilai-nilai Islam dan berkomitmen untuk mematuhi standar produksi tertentu.

Dalam menyambut bulan Ramadhan ini, Coca-Cola Indonesia telah menyiapkan berbagai program pemasaran unggulan untuk meningkatkan penjualan di bulan Ramadhan. Sebagai perusahaan yang produk-produknya sudah bersertifikasi halal, Coca-Cola Indonesia mengharapkan bulan Ramadhan ini dapat memberikan kontribusi peningkatan penjualan yang signifikan.

Adapun program-program pemasaran CocaCola Indonesia selama Ramadhan diantaranya adalah promosi dan diskon, menayangkan Iklan bertema Ramadhan secara khusus yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan selama Ramadhan bersama keluarga, teman atau kerabat. Selain itu, juga melakukan kampanye media sosial dengan menggunakan platform media sosial untuk terlibat dengan konsumen selama Ramadhan atau berbagi konten khusus mengenai Ramadhan.

Sementara itu menurut Banto Twiseno, Head of Consumer and Market Insight , Personal Care and Muslim Center of Excellence (MCOE), Unilever Indonesia, bahwa bulan Ramadhan memiliki dampak signifikan terhadap pola belanja dan kebutuhan masyarakat, khususnya pada kategori produk tertentu. “Momen ini memberikan peluang bagi Unilever Indonesia untuk meningkatkan penjualan, baik secara offline maupun online, dengan merancang penawaran produk atau paket khusus edisi Ramadhan dan Idul Fitri,” ungkap Banto.

Pada bulan Ramadhan ini Unilever Indonesia turut meluncurkan serangkaian inisiatif dan kampanye yang bertujuan memberikan dampak positif yang berkelanjutan di masyarakat. Misalnya, program ‘Gerakan Masjid Bersih’ yang terselenggara sejak 2017. Program ini didukung oleh sederetan merek seperti Wipol, Vixal, Sunlight, Rinso dan Molto. Sementara itu, Bango dan Royco bekerja sama dengan BAZNAS RI menggelar program ’Berbagi Sajian Lezat Penuh Kebaikan’.

Selain Coca-Cola Indonesia dan Unilever Indonesia, Paragon yang menaungi merek ternama Wardah, juga memanfaatkan bulan Ramadhan untuk mengoptimalkan waktu tersebut sebaik mungkin untuk berkomunikasi dengan target konsumen yang mereka layani. Di bulan Ramadhan 2024 ini, Paragon mengusung tema kampanye ‘Teruskan Langkah Baikmu’. Melalui kampanye ini Wardah menghadirkan beberapa program kolaborasi bersama sosok muslimah inspiratif global seperti pebasket dan pembaca puisi muslimah Asma El Badawi, dan penyanyi Putri Ariani.

Kemudian kegiatannya lainnya adalah Wardah bekerja sama dengan Komunitas Belajar AlQuran Braille Malang untuk meningkatkan literasi Al-Quran bagi tuna netra. Wardah juga menghadirkan ’Teruskan Langkah Baikmu’ booth di tujuh bandara di Indonesia untuk memeriahkan momen mudik. Masyarakat dapat menikmati berbagai keseruan seperti beauty treatment experience, thematic photo booth, dan VR Experience

Potensi bulan Ramadhan juga dimanfaatkan oleh Kopi Kenangan dengan me- launching menu khusus Ramadhan, yang hanya ada di bulan Ramadhan saja. Menu khusus ini merupakan inovasi baru di cita rasa lokal dengan memanfaatkan Buah Blewah yang di Ramadhan ini menjadi buah yang paling banyak dicari.

Bulan Ramadhan telah memberikan dampak positif bagi kegiatan ekonomi dan masyarakat, sehingga keberkahan Ramadhan tidak saja dirasakan oleh masyarakat tapi juga dirasakan oleh pelaku usaha yang memasarkan produkproduk halal. Semoga kita semua mendapat keberkahan di bulan Ramadhan ini.

OVERVIEW 19 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

Upaya Unilever Indonesia Memanfaatkan Bulan Ramadhan

Indonesia yang populasinya sebagian besar adalah muslim, merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi pemasaran produk-produk halal. Apa dan bagaimana strategi Unilever Indonesia dalam melayani pasar halal di Indonesia, termasuk di bulan Ramadhan?

Unilever hadir Indonesia sudah lebih lama daripada usia Republik Indonesia. Di usia 90 tahun, tentunya Unilever Indonesia memiliki pengetahuan mendalam mengenai demografi dan psikografi konsumen, termasuk yang beragama Islam.

Head of Consumer and Market Insight, Personal Care and Muslim Center of Excellence (MCOE), Unilever Indonesia, Banto Twiseno menuturkan bahwa upaya memahami dan melayani konsumen Islam di Indonesia telah Unilever Indonesia tunjukkan, antara lain dengan menjadi salah satu perusahaan FastMoving Consumer Goods /FMCG pertama yang pabriknya mendapatkan sertifikasi halal MUI pada 1994. “Kini, seluruh pabrik Unilever di Indonesia telah mendapatkan sertifikasi Sistem Jaminan Halal (SJH) dari LPPOM MUI, dan semua merek yang diproduksi juga telah mendapat sertifikasi halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)”, imbuh Banto. Memahami Melalui Muslim Centre of Excellence (MCOE)

Salah satu upaya penting yang dilakukan Unilever Indonesia untuk memahami dan melayani konsumen muslim adalah melalui pembentukan Unilever Muslim Centre of Excellence (MCOE) yang secara konsisten

OVERVIEW 20 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa Banto Twiseno Head of Consumer and Market Insight, Personal Care and Muslim Center of Excellence, Unilever Indonesia

melakukan penelitian untuk memahami kebutuhan dan tren konsumen Muslim di Indonesia.

Banto mengatakan, “Unilever MCOE yang berfungsi sebagai Halal Collaboration Hub ini turut berperan dalam memberikan masukan krusial dalam pengembangan sejumlah inovasi dan komunikasi marketing yang relevan dengan dinamika kebutuhan konsumen muslim. Hal ini mencakup pemahaman tentang bagaimana kepercayaan dan nilai-nilai konsumen Muslim mempengaruhi pilihan produk mereka.” Lebih lanjut, Banto menyampaikan bahwa hasil dari penelitian ini telah menghasilkan berbagai inovasi produk yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan konsumen Muslim. Beberapa contoh inovasi produk ini termasuk Lux Hijab Series Zaitun dan Madu, Vaseline Hijab Bright, Pepsodent Siwak Habbatussauda, Clear Hijab Care, Rexona Hijab, dan Lifebuoy Tin dan Zaitun.

Pencapaian Unilever Indonesia dalam melayani pasar halal telah mendapatkan pengakuan signifikan. Pada 2023, mereka meraih dua penghargaan prestisius dari LPPOM MUI Halal Award, yaitu penghargaan Longlife Achievement dan Favorite Halal Brand. Pencapaian ini menunjukkan komitmen jangka panjang dan keberhasilan Unilever dalam memenuhi kebutuhan konsumen Muslim.

Selain itu, merek Wall’s dari Unilever juga mendapatkan pengakuan khusus. Dalam survei Top Halal Index yang dilakukan oleh IHATEC Marketing Research pada Top Halal Awards 2023, Wall’s berhasil meraih posisi pertama dalam kategori es krim. Hal ini menunjukkan bahwa produk-produk Unilever tidak hanya memenuhi standar halal, tetapi juga sangat disukai oleh konsumen.

Kolaborasi Demi Melayani Pasar Halal

Banto menyampaikan bahwa Unilever Indonesia tidak hanya berfokus pada inovasi produk, tetapi juga berkomitmen untuk memberdayakan komunitas Islam di seluruh Indonesia melalui berbagai program dan kolaborasi. Beberapa kolaborasi penting antara lain adalah kerja sama jangka panjang dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ITB Ahmad Dahlan yang mencakup kewirausahaan, pendidikan dan pembelajaran, serta perlindungan dan pemberdayaan perempuan korban kekerasan seksual, incest, maupun KDRT. Kemudian ada pula kerja sama dengan Kementerian Agama RI untuk mendorong lahirnya lebih banyak santri dan santri putri Indonesia yang lebih sehat, peduli lingkungan dan berdaya melalui program Pesantren Sehat Hijau Berdaya yang telah berjalan sejak tahun 2020.

Di Hari Gizi Nasional beberapa waktu lalu, Unilever melalui brand Royco juga menginisiasi kerja sama dengan NU Care-LAZISNU sebagai

OVERVIEW 21 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa Unilever Indonesia Memberikan Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak-Anak di Lingkungan Pendidikan

bagian dari Gerakan Kebangkitan Nahdlatul Ulama (GKMNU), untuk memperluas edukasi nutrisi seimbang sesuai pedoman ‘Isi Piringku’ ke berbagai lapisan masyarakat, menargetkan 50.000 santri putri dan 50.000 ibu-ibu.

Aksi Unilever Indonesia Kala Ramadhan

Ramadhan dan Idul Fitri merupakan momen yang berpotensi besar bagi industri dan UMKM, terutama dalam pasar produk halal yang semakin dipercaya oleh konsumen. Menurut data dari The Trade Desk (2022), sepertiga konsumen Indonesia cenderung meningkatkan belanja mereka selama bulan Ramadhan. YouGov juga melaporkan adanya peningkatan pengeluaran di berbagai kategori, termasuk Makanan & Minuman (43%), Fashion & Aksesori (27%), serta Kecantikan & Perawatan Pribadi (20%).

Bulan Ramadhan memiliki dampak signifikan terhadap pola belanja dan kebutuhan masyarakat, khususnya pada kategori produk tertentu. “Momen ini memberikan peluang bagi Unilever Indonesia untuk meningkatkan penjualan, baik secara offline maupun online, dengan merancang penawaran produk atau paket khusus edisi Ramadhan dan Idul Fitri,” ungkap Banto.

Lebih lanjut Banto mengatakan selama bulan puasa, merek-merek Unilever yang telah menjadi

bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, turut meluncurkan serangkaian inisiatif dan kampanye yang bertujuan memberikan dampak positif yang berkelanjutan di masyarakat.

Misalnya bekerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) dalam program ‘Gerakan Masjid Bersih’ yang terselenggara sejak 2017 untuk menciptakan lingkungan masjid yang bersih dan higienis bagi umat Muslim di seluruh Indonesia, khususnya di bulan Ramadhan. Program yang didukung oleh sederetan merek seperti Wipol, Vixal, Sunlight, Rinso dan Molto ini mendapatkan dukungan dari lebih dari 150.000 relawan dan memberikan manfaat kepada 220.000 masjid di berbagai wilayah Indonesia.

Sementara itu, Bango dan Royco bekerja sama dengan BAZNAS RI menggelar program “Berbagi Sajian Lezat Penuh Kebaikan”, berupa pendistribusian 50.000 paket puasa gratis ke 24 kota di Indonesia disertai edukasi mengenai pentingnya mengonsumsi hidangan yang Halal dan Thayyib. Sedangkan merek-merek lain seperti Pepsodent, Lifebuoy, Sunsilk, Citra, Glow & Lovely turut menggelar rangkaian kegiatan yang melibatkan puluhan ribuan santri untuk mengedukasi pentingnya menjaga kebersihan diri, serta menggelar rangkaian kelas upskilling bagi para santri putri. (Andika Priyandana)

22 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa
OVERVIEW
Kerjasama Program Pesantren dan Kampung Zakat antara Kemenag RI dan Unilever

Manfaatkan Akses Digital Sebagai Media Pemasaran

Ramadhan adalah momentum terbaik bagi Coca-Cola untuk meneguhkan kekuatan brand mereka di kancah minuman halal Indonesia. Seperti apa strategi yang dilakukan brand legendaris ini?

Di setiap hampers atau parcel hantaran hari raya Idul Fitri, biasanya ada satu merek minuman yang wajib ada di dalamnya. Orang Indonesia menyebutnya minuman pemersatu umat, ya dia adalah Coca-Cola.

Bagaimanapun, Coca-Cola sudah menjadi merek yang top of mind untuk minuman berkarbonasi halal di Indonesia, yang bahkan sudah melegenda sejak puluhan tahun silam. Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1927, serta memulai produksi pertamanya secara lokal di tahun 1932.

Berturut-turut sejak tahun 1960, berbagai macam produk The Coca-Cola Company telah diperkenalkan pada pasar di Indonesia. Sebut saja Sprite di tahun 1961, Fanta di tahun 1973, Diet Coke di tahun 1986, Frestea di tahun 2002, Coca-Cola Zero, Minute Maid Pulpy di tahun 2008 dan Nutriboost di tahun 2014.

Termasuk proses akuisisi sebuah merek lokal air minum dalam kemasan bermerek Ades pada 2002. Dengan jumlah produk sebanyak itu, CocaCola diperkuat oleh keberadaan 8 pabrik dan 4 co-manufactur di Indonesia.

Director Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo mengatakan kepada Halal Review bahwa eksistensi Coca-Cola dan minuman turunannya sudah banyak dikenal luas oleh

23 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 OVERVIEW
Foto: Istimewa Triyono Prijosoesilo Director Public Affairs, Communications, and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia

masyarakat Indonesia. Faktor sejarah dan nama besar Coca-Cola turut melanggengkan kiprah bisnis perusahaan yang berbasis di Atlanta, Geogia, Amerika ini.

Apalagi sebagai negara berkembang dan memiliki populasi muslim terbesar di dunia, tentu potensi pasar bagi produk minuman halal menjadi sangat tinggi. “Bahkan saat ini kami melihat pasar ekonomi halal di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan terutama disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan kehalalan produk dan layanan yang mereka konsumsi,” ungkap Triyono.

Kata Triyono tren ini berdampak positif bagi para pelaku usaha produk halal, khususnya produsen makanan dan minuman untuk dapat menyediakan produk-produk yang sudah bersertifikat halal.

Dengan begitu, halal memang sudah menjadi bagian dari strategi pemasaran produk-produk Coca-Cola karena konsumen Indonesia memang sudah menjadikan halal sebagai salah satu pertimbangan utama dalam membeli produk makanan dan minuman kemasan yang ada. Dari situ perusahaan memasukkan halal ke dalam strategi pemasaran perusahaan dapat membantu meningkatkan ( brand awarenes ) kesadaran merek, loyalitas pelanggan, dan pangsa pasar.

“Betul, sertifikasi halal dapat menjadi bagian dari strategi untuk meningkatkan brand image dan citra perusahaan. Ketika perusahaan memproduksi produk yang bersertifikat halal, hal ini memberikan sinyal kepada konsumen bahwa Perusahaan tersebut menghormati nilai-nilai Islam dan berkomitmen untuk mematuhi standar produksi tertentu,” Triyono menegaskan.

Lebih lanjut dia mengatakan jika sertifikasi halal dapat meningkatkan reputasi perusahaan untuk kualitas dan keamanan, karena proses sertifikasi halal sering melibatkan pengujian yang ketat dan kepatuhan terhadap standar GMP (kebersihan) yang ketat. Ini juga dapat menunjukkan dedikasi perusahaan terhadap keragaman dan inklusivitas dengan memenuhi kebutuhan konsumen muslim.

“Oleh karena itu, memanfaatkan sertifikasi halal dapat berkontribusi pada identitas perusahaan yang positif, memperluas daya tarik perusahaan, dan berfungsi sebagai proposisi penjualan yang unik di pasar lokal,” sebutnya.

Ramadhan, Momentum Meningkatkan Penjualan

Triyono mengungkapkan di bulan Ramadhan ini, Coca-Cola telah menyiapkan beberapa program istimewa mengingat bulan ini merupakan bulannya umat Islam. “Bulan Ramadhan adalah bulan yang suci, waktu dimana Al-Quran di turunkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril. Tentunya ini adalah waktu yang sangat

OVERVIEW 24 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa Coca-Cola Menerima Penghargaan di Top Halal Award 2023 Kategori Soft Drink

Istimewa dan sangat tepat di maknai dengan menambah amalan, memperbanyak ibadah dan istighfar serta mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta Allah SWT,” ucap Triyono.

Bulan Ramadhan memiliki potensi yang signifikan untuk produk halal. Bulan ini adalah periode dimana tingkat spiritualitas meningkat bagi umat Islam, yang meliputi puasa dari fajar hingga matahari terbenam.

Coca-Cola Menerima Penghargaan di Premium Halal Awards

Untuk itu Perusahaan melihat bulan Ramadhan memiliki potensi yang tinggi untuk produk halal, seperti momentum untuk peningkatan permintaan. Triyono menjelaskan bahwa di Ramadhan ada peningkatan konsumsi makanan karena keluarga dan masyarakat berkumpul untuk berbuka puasa, seringkali dengan sajian makanan dan minuman yang spesial. Hal ini berkontribusi pada penjualan produk makanan minuman halal yang lebih tinggi.

Kedua, adanya budaya saling memberi hadiah. Nah Coca-Cola melihat ini adalah peluang yang besar karena umum bagi umat Islam untuk mengunjungi kerabat dan teman dan bertukar hadiah selama bulan Ramadhan, dan produk makanan minuman halal adalah pilihan populer untuk dijadikan hadiah, dengan demikian permintaan akan produk makanan dan minuman halal akan menjadi lebih tinggi.

Terakhir, biasanya ada penawaran dan promosi khusus. “Dengan itu kami dari perusahaan dapat memanfaatkan peningkatan permintaan dengan menawarkan promosi, diskon, bundel, dan lain sebagainya yang dapat menarik konsumen untuk membeli produk tersebut,” terang Triyono.

Maka bagi Perusahaan, Ramadhan merupakan peluang signifikan untuk peningkatan penjualan, visibilitas merek, dan keterlibatan pelanggan. “Kami betul-betul menggunakan potensi bulan Ramadhan ini untuk meningkatkan penjualan produk,” imbuhnya.

Di antara strategi yang dilakukan perusahaan jelas Triyono adalah dengan beberapa aktivitas

pemasaran dengan iklan seputar Ramadhan yang ditayangkan melalui iklan digital dan billboard. “Cara-cara itu sampai saat ini kami lakukan, terlebih kita semua tahu jika segala sesuatunya kini sudah digital sehingga kami turut masuk ke ranah itu,” tegas Triyono.

Yang dilakukan perusahaan detailnya di bulan Ramadhan antara lain promosi dan diskon khusus untuk produk-produk tertentu untuk mendorong konsumen melakukan pembelian. Perusahaan juga menayangkan Iklan bertema Ramadhan secara khusus yang mencerminkan nilai-nilai kebersamaan selama Ramadhan Bersama keluarga, teman atau kerabat. Selain itu, juga melakukan kampanye media sosial dengan menggunakan platform media sosial untuk terlibat dengan konsumen selama Ramadhan atau berbagi konten khusus mengenai Ramadhan.

Perjalanan panjang Coca-Cola sebagai perusahaan di Indonesia memang sangat menginspirasi. Semua yang dilakukan, kata Triyono karena Coca-Cola senantiasa mengikuti persyaratan dari BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal) dan menjalankan SJPH (Sistem Jaminan Produk Halal) untuk setiap pabrik.

“Sistem ini dibangun atas dasar prinsip komitmen, tanggung jawab, pemantauan dan evaluasi terhadap proses halal yang berawal dari pemilihan bahan-pemeriksaan bahan bakuproses produksi-dan distribusi produk sehingga kami benar-benar menjalankannya dengan totalitas,” ujar Triyono mengkahiri pembicaraan. (Syauqi Ahmad)

OVERVIEW 25 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Istimewa
Foto:

Hadirkan Kegiatan Inspiratif Selama Ramadhan

Paragon sebagai induk Wardah telah menjadikan Halal dan Kualitas sebagai budaya dan jalan hidup. Lalu di bulan Ramadhan 2024 ini, bagaimana strategi Paragon memanfaatkan bulan ini untuk meningkatkan image dan pangsa pasarnya?

Wardah. Muslimah Indonesia mana pun yang kerap bersolek hampir pasti mengetahui merek tersebut. Wardah adalah merek halal pionir dari PT Paragon Technology and Innovation (PTI). Didirikan sejak 28 Februari 1995 oleh Nurhayati Subakat, Paragon telah menjelma menjadi merek ternama produk kecantikan dengan jangkauan global.

Dr. Sari Chairunnisa, Sp. KK

Vice President of Research & Development at Paragon Technology & Innovation

Wardah juga merupakan pioneer, perusahaan kosmetik pertama yang mendapatkan sertifikat Halal dari LPPOM MUI yang sesuai dengan standar Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

Jangkauan global Paragon sebagai induk Wardah tampak antara lain dari kepemilikan pabrik di Kawasan Industri Jatake seluas 21 hektar, yang terbagi dalam tujuh area. Satu dari tujuh area ini merupakan pusat riset dan inovasi Paragon, yang merupakan pusat penelitian dan pengembangan kosmetik terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari 200 saintis di dalamnya. Per Maret 2024, Paragon memiliki 14 merek, yaitu Putri, Wardah, Make Over, Emina, Kahf, Instaperfect, Crystallure, Biodef, Labore, Tavi, Earth Love Life, Beyondly, Wonderly, dan OMG.

Sejak 2011, Paragon telah menjajaki pasar Malaysia dan kini di negeri jiran telah ada

26 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa
OVERVIEW

merek Wardah, Kahf, Make Over, Instaperfect, Crystallure, dan Emina. Per 2024, Paragon kian melebarkan sayapnya dengan rencana memasuki negara lainnya.

Halal Sebagai Strategi Pemasaran

Sari Chairunnisa, Vice President of Research & Development, Paragon Technology & Innovation, mengatakan bahwa di dalam tubuh Paragon, halal dan kualitas sudah menjadi budaya dan jalan hidup. Salah satu wujudnya adalah dengan adanya Integrated Halal System yang dijalankan di Paragon. Integrated Halal System ini menjaga kehalalan produk dari sejak pasokan bahan baku, proses pembuatan formula, proses produksi, proses distribusi, hingga metode penjualan di toko.

Maka, dapat kita pahami jika konsumen mendengar “Wardah”, asosiasi yang lekat adalah “kosmetik halal”. Dalam keilmuan pemasaran, “kosmetik halal” adalah brand positioning Wardah

yang melekat erat di benak khalayak, bahkan hingga para pihak yang bukan konsumen Wardah. Keberhasilan tersebut karena pemasaran tekun oleh Wardah selama puluhan tahun.

Lebih lanjut Sari menyatakan, “Dalam setiap proses pembuatan produk dari hulu ke hilir, hingga produk diterima oleh konsumen, Wardah memastikan semua dilakukan sesuai dengan prinsip halal dan melalui sertifikasi halal baik nasional maupun global. Tidak hanya itu, Wardah juga berupaya terus meningkatkan standarisasi dan jaminan kehalalan produk didukung instansi pemerintah seperti Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)”.

Strategi di Bulan Ramadhan

Ramadhan adalah bulan yang terasosiasi erat dengan muslim dan muslimah sedunia. Tentu Paragon bersama merek raksasa yang mereka kelola, yaitu Wardah, mengoptimalkan waktu

27 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa
OVERVIEW
Paragon Berbagi KebaikanPemberian Sembako di Kampung Sahabat

OVERVIEW

tersebut sebaik mungkin untuk berkomunikasi dengan target konsumen yang mereka layani.

Tindakan tersebut tampak melalui penuturan Sari, “Dari tahun ke tahun, Wardah dan Paragon secara konsisten mengadakan berbagai aktivitas selama Ramadhan untuk mengajak masyarakat untuk memaksimalkan waktu dan kesempatan yang dimiliki. Wardah sendiri sebagai brand yang memiliki banyak series produk yang menjangkau rentang usia cukup luas, aktivitas yang dihadirkan selama Ramadhan ditargetkan untuk seluruh kalangan, khususnya para perempuan yang sudah mulai menggunakan produk-produk perawatan wajah dan kosmetik.”

Lebih lanjut, Sari menginformasikan bahwa untuk Ramadhan 2024, Paragon menjalankan ‘Teruskan Langkah Baikmu’. Melalui kampanye Ramadhan ‘Teruskan Langkah Baikmu’, Wardah menghadirkan beberapa program kolaborasi bersama sosok muslimah inspiratif global seperti pebasket dan pembaca puisi muslimah Asma El Badawi, penyanyi Putri Ariani, Komunitas Belajar

Al Quran Braille Malang, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Garuda Indonesia dan Angkasa Pura, serta merek-merek fesyen terbaik di Indonesia.

Aktivitas di Bulan Ramadhan

Paragon dan Wardah melalui kampanye Ramadhan 2024 ‘Teruskan Langkah Baikmu’ menunjukkan usaha untuk menjalin komunikasi dengan konsumen mereka melalui berbagai kegiatan inspiratif dan bermanfaat. Kegiatankegiatan tersebut diantaranya adalah Heart to Heart bersama Brand Ambassador Dewi Sandra. Di Ramadhan tahun ini akan menghadirkan tiga episode dengan mengundang tiga sosok dengan kisah “Teruskan Langkah Baikmu”, di antaranya Asma El Badawi (atlet basket global), Putri Tanjung (Brand Ambassador Wardah dan perempuan pemimpin muda), Fitri Tropica (aktris), dan Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri Republik Indonesia).

Wardah juga berkolaborasi dengan Putri Ariani (Penyanyi dan Juara 4 America’s Got Talent) untuk

menciptakan lagu “Teruskan Langkah Baikmu”. Lagu ini menghiasi video kampanye, Spotify, dan OOH media, dan dapat diutilisasi oleh masyarakat untuk menyebarkan semangat kebaikan.

Kemudian kegiatannya lainnya adalah Wardah bekerja sama dengan Komunitas Belajar Al-Quran Braille Malang untuk meningkatkan literasi AlQuran bagi tuna netra. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan relawan pengajar Al-Quran Braille dan meningkatkan kualitas interaksi antara pengajar dan tuna netra.

Wardah Modestverse yang menjadi wadah untuk memberdayakan dan mendukung merek fesyen lokal, nasional, dan global. Wardah berkolaborasi dengan Shopee dalam program “Shopee Modestverse” untuk memperkenalkan lebih dari 20 merek fesyen lokal dan nasional kepada masyarakat luas.

Wardah menghadirkan “Teruskan Langkah Baikmu” booth di tujuh bandara di Indonesia untuk memeriahkan momen mudik. Masyarakat dapat menikmati berbagai keseruan seperti beauty treatment experience, thematic photo booth, dan VR Experience. Wardah juga menghadirkan program kolaborasi khusus bagi pengguna Garuda Indonesia.

Dampak Positif Paragon dan Wardah

Kegiatan Paragon dan Wardah di bulan Ramadhan memberikan dampak positif bagi ekonomi dan masyarakat. Kampanye ‘Teruskan Langkah Baikmu’ menginspirasi perempuan untuk terus berbuat kebaikan dan berkontribusi positif bagi lingkungan dan sesama. Kegiatan ini juga membantu meningkatkan literasi AlQuran, memberdayakan merek fesyen lokal, dan memeriahkan momen mudik.

Paragon dan Wardah menunjukkan komitmennya untuk tidak hanya menjadi perusahaan yang sukses, tetapi juga perusahaan yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Upaya mereka dalam menjalin komunikasi dengan konsumen melalui berbagai kegiatan inspiratif dan bermanfaat patut diapresiasi dan ditiru oleh perusahaan lain. (Andika Priyandana)

28 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

Hadirkan Menu Khusus di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah peluang yang sangat bagus bagi pemasaran produk halal. Banyak perusahaan yang memanfaatkan momentum bulan ini. Hal ini pun dilakukan oleh Kopi Kenangan dalam menyambut bulan Ramadhan, yaitu dengan menghadirkan inovasi. Seperti apa inovasinya?

Tren “warung kopi” dalam beberapa tahun belakangan ini memang tengah menuju puncaknya. Di beberapa sudut jalan tak jarang ditemui gerai kopi yang kerap menjadi destinasi banyak kalangan baik dari kawula muda hingga bapak-bapak.

Fenomena ini tentunya menarik perhatian banyak pihak yang meyakini jika tradisi minum kopi di Indonesia tidak bisa ditinggalkan, meski saat ini gaya dan formatnya berbeda karena lebih modern.

Sejumlah nama gerai kopi pun bermunculan yang menawarkan aneka konsep serta varian menu yang menarik.

Salah satu gerai kopi modern yang mencuat adalah Kopi Kenangan. Pertama kali berdiri pada 2017 lalu, Kopi Kenangan mengalami pertumbuhan jaringan yang sangat fantastis. Per Februari 2024 ini, jumlah outlet Kopi Kenangan mencapai 900 toko dan tersebar di 67 kota. “Satu lagi, Kami juga telah ada di 3 negara yakni Indonesia, Malaysia dan Singapura,” ujar Sally Rachmatika, Group QAQC Head Kopi Kenangan kepada Halal Review.

Tumbuh Besar di Indonesia

Indonesia memang negara besar dengan segala potensinya. Termasuk pasar halalnya yang diyakini terbesar di dunia. Sally mengatakan jika potensi pasar Halal di Indonesia saat ini sangat besar, di mana kesadaran umat Islam sebagai konsumen terkait kehalalan produk semakin besar. “Selain itu tahun 2024 ini, persyaratan halal

29 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 OVERVIEW
Foto: Istimewa Sally Rachmatika Group QAQC Head Kopi Kenangan

menjadi wajib untuk restoran sehingga semakin mendorong potensi tersebut,” kata Sally.

Dengan demikian, halal telah menjadi salah satu strategi penting bagi Kopi Kenangan dalam membesarkan nama serta jaringannya. Perusahaan memutuskan jika halal berperan dalam kegiatan operasional Kenangan Brand (Kopi Kenangan). Sally mencontohkan jika ada produk baru yang akan dijual dan tidak memenuhi persyaratan halal maka langsung stop prosesnya tidak dilanjutkan lagi dan mencari alternatif lain yang memenuhi persyaratan halal.

Lebih rinci Sally menjabarkan halal menjadi penting untuk brand image dan corporate image. Perusahaan sangat berkomitmen untuk penerapan Halal di semua lini bisnis. Setiap bahan baku yang digunakan harus memiliki Sertifikat halal, setiap outlet yang beroperasi didaftarkan untuk sertifikasi halal bahkan nama menu sebelum di-launching dipastikan sesuai dengan syariat Islam.

Apalagi kini di bulan suci Ramadhan Kopi Kenangan selalu semangat menyambutnya

karena ada semangat bisa berbagi kebahagian bersama “Para Mantan” dan customer setia Kopi Kenangan.

Untuk di Ramadhan ini Sally mengaku optimis jika untuk restoran halal atau tempat pengolahan pangan menjual produk halal sangatlah tinggi karena umumnya banyak kegiatan silaturahmi dengan berbuka puasa bersama. Dimana dilakukan berbuka puasa bersama dengan teman kantor, relasi, teman dekat dan keluarga.

Kopi Kenangan bahkan secara khusus memanfaatkan bulan ini dengan me- launching menu khusus Ramadhan, yang hanya ada di bulan Ramadhan saja.

Sally memaparkan khusus di bulan ini ada inovasi baru di cita rasa lokal dengan memanfaatkan buah blewah yang di Ramadhan ini menjadi buah yang paling banyak dicari.

“Maka dari itu, Kopi Kenangan sebagai perusahaan anak bangsa, memadukan inovasi dan cita rasa lokal berbasis buah blewah untuk merayakan Ramadhan 2024 yang hadir dengan lima (5) varian mewah yakni, Blewah Aerocano, Blewah Tea with Blewah Jelly, Blewah Latte , Oatside Blewah Latte dan Freezy Blewah Tea with Blewah Jelly,” Sally melengkapi.

Selain itu, ada pula menu makanan yaitu Opor Pot Pie, Honey Dates Pound Cake, dan Blewah Cake, serta menu soft serve “Blewah Tea with Blewah Jelly Float” dan “Blewah Soft Serve with Blewah Jelly”.

Secara umum, kegiatan pemasaran dilakukan untuk mempromosikan menu-menu baru tersebut, baik in-store collaterals , social media activation, promosi melalui KOL, hingga menu bundle khusus untuk Blewah Mewah Series; Beli 2 hanya 30RB dan beli 5 hanya 74RB (harga pembelian di outlet).

OVERVIEW 30 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa Strategi Marketing Kopi Kenangan di Bulan Ramadhan

Alasan yang disampaikan Kopi Kenangan memilih rasa blewah sebagai menu khusus Ramadhan karena berharap dapat menghadirkan pengalaman yang berkesan bagi pelanggan.

“Oleh karena itu, aktivitas pemasaran gencar dilakukan guna mengajak masyarakat mencoba rasa khas blewah yang mewah di seluruh gerai Kopi Kenangan,” timpal Sally kemudian.

Ragam Promo di Ramadhan

Tidak hanya itu, untuk mempermudah para ibu menyiapkan hidangan takjil, Kopi Kenangan menyediakan promo khusus bulan Ramadhan yang bisa dibeli untuk menemani buka puasa mulai 15 Maret 2024; Beli 2 mulai dari 29RB, 1L mulai dari 59RB, dan 2L mulai dari 110RB. Promo bisa didapatkan melalui aplikasi Kopi Kenangan, pembelian langsung di outlet, maupun aplikasi

food aggregator (GoFood, GrabFood, atau ShopeeFood). Seri Blewah Mewah ini tersedia diseluruh gerai Kopi Kenangan siap menemani saat sahur, berbuka, dan mudik lebaran nanti.

Apa yang dilakukan Kopi Kenangan di bulan Ramadhan ini memang luar biasa. Semua aktifitas yang dijalani berdasarkan pada memenuhi keinginan pasar yang selalu menginginkan varian menu baru di Kopi Kenangan.

“Kami bertekad ingin selalu memberikan yang terbaik bagi konsumen kami. Yang menjadi kunci suksesnya adalah dukungan penuh dari Top Management (Founder dan CEO), Kolaborasi dengan tim internal dan selalu meng- update informasi terkait Halal melalui LPH dan BPJPH,” tutup Sally. (Syauqi Ahmad)

OVERVIEW 31 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa Salah satu gerai yang dimiliki Kopi Kenangan di Malaysia

Menjaga Kehalalan dan Thoyyiban di setiap Produk

Dalam strategi pemasarannya Waroeng Steak & Shake mengedepankan jaminan produk yang halalan dan thoyyiban. Strategi ini ternyata sukases menjadikan resto steak ini berkembang dan saat ini telah memiliki 101 oulet cabang.

Foto:

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, daya beli masyarakat pun meningkat. Hal ini turut mengubah pola makan masyarakat. Kini makanan berbahan daging semakin umum dikonsumsi. Di tengah tren ini, Waroeng Steak & Shake hadir sejak tahun 2000, menemani perjalanan kuliner masyarakat Indonesia.

Waroeng Steak & Shake telah berkembang pesat, dengan 101 outlet tersebar di 29 kota yang dikelola secara mandiri oleh PT Waroeng Steak Indonesia. Restoran ini menawarkan berbagai menu steak yang lezat dan dengan harga yang terjangkau, diantaranya Chicken BBQ Grill, Chicken Steak Crispy, Black pepper serta berbagai produk lainya yang menjadi favorit banyak orang atau pelanggan.

Berbicara mengenai pertumbuhan outlet , Koordinator Manajemen Halal PT Waroeng Steak Indonesia, Heri Iswanto berujar, ”Sampai saat ini belum merambah ke luar negeri, namun sudah ada plan go internasional di luar negeri.”

Dengan visi Perusahaan adalah:

“Menjadi super brand kuliner dari Indonesia yang mendunia halal dan thoyyib”

Waroeng Steak & Shake sebagai salah satu restoran steak ternama di Indonesia, memahami pentingnya jaminan produk yang Halal dan Thoyyibban bagi konsumennya, sebagaimana yang dikatakan Heri Iswanto.

OVERVIEW 32 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Heri Iswanto Koordinator Manajemen Halal Waroeng Steak Indonesia
Istimewa

“Produk halal menjadi suatu hal yang utama dalam strategi pemasaran perusahaan dan masuk dalam sebuah visi Perusahaan”.

Waroeng Steak & Shake berkomitmen mewujudkan visinya, komitmen ini diwujudkannya dengan menerapkan Sistem Jamian Produk Halal yang ketat dalam proses produksi dan layanannya.

Waroeng Steak & Shake di tahun 2022 telah mendapatkan ketetapan halal dari MUI dan mendapatkan sertifikat halal dari BPJPH untuk seluruh produk dan fasilitasnya. Bahan baku yang digunakan dipastikan halal melalui proses seleksi yang cermat dan teliti. Proses produksinya pun dilakukan dengan higienis dan sesuai dengan syariat Islam dan mengedepankan keamanan pangan.

Waroeng Steak & Shake juga telah mendapatkan Rekor MURI Dunia dengan kategori “ Restoran Steak Halal outlet terbanyak di dunia” sampai saat ini.

Penerapan sistem jaminan produk halal ini tidak hanya meningkatkan komitmen perusahaan dan citra perusahaan Waroeng Steak & Shake di mata konsumen. Tetapi juga kepercayaan konsumen terhadap produk halal yang dihasilkan. Keuntungan lainnya Waroeng Steak & Shake

dapat menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk konsumen muslim di luar negeri jika kelak benar–benar berekspansi.

Waroeng Steak & Shake secara berkala melakukan audit internal dan audit eksternal untuk memastikan penerapan sistem jaminan produk halal. Hal ini menunjukan komitmen Waroeng Steak & Shake untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas produk dan layanannya agar selalu terus memproduksi produk halal dan thoyyib secara berkesinambungan.

Aksi di Bulan Ramadhan

Di bulan Ramadhan ini, Heri bertutur bahwa Waroeng Steak & Shake turut menyongsong dan memeriahkan momen istimewa ini dengan berbagai aksi yang mencerminkan kepedulian dan komitmennya terhadap nilai–nilai spiritual company. Salah satu aksi yang dilakukan adalah menyediakan takjil untuk pelanggan di waktu buka puasa. Hal ini bertujuan untuk membantu pelanggan yang ingin berbuka atau membatalkan puasa sambil menunggu pesanan menu berbuka puasa di Waroeng Steak & Shake.

Selain itu, penerapan Spiritual Company di Waroeng Steak & Shake diantaranya mengadakan

OVERVIEW 33 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Salah Satu Penampakan Luar Outlet Waroeng Steak & Shake Indonesia Foto: Istimewa

OVERVIEW

kegiatan tadarus Al–Quran untuk karyawan, Kajian Tausiyah dari ustadz pembimbing, dan Kajian Setoran Hafalan Al- Quran. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan para pegawai. Waroeng Steak & Shake juga menyelenggarakan solat tarawih berjamaah untuk karyawan setelah tutup outlet.

Di berbagai cabang outlet Waroeng Steak & Shake sudah terdapat mushola yang mempunyai sertifikasi arah kiblat dari Kemenag. Beberapa outlet lainnya dalam proses pengukuran arah kiblat dan diharapkan di tahun 2024 ini seluruh outlet cabang arah kiblat mushola sudah bersertifikat resmi dari Kemenag.

Melalui berbagai aksi di bulan Ramadhan ini Waroeng Steak & Shake ingin menunjukkan komitmennya untuk menciptakan lingkungan kerja yang religius dan kondusif bagi pegawainya. Selain itu Waroeng Steak & Shake juga ingin berbagi kebahagiaan dengan pelanggan di bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Komitmen Berkelanjutan

Heri Iswanto menyatakan bahwa Waroeng Steak & Shake memilki komitmen berkelanjutan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk dan layanan agar proses produk halal dan thoyyib terus terjaga secara berkesinambungan. Sebagaimana konsep halal dan thoyyib adalah dua prinsip penting dalam makanan di indonesia. Halal adalah segala sesuatu yang diizinkan dalam Islam, selanjutnya Thoyyib adalah sesuatu yang baik dan aman untuk dikonsumsi, bersih, dan sehat. Halal dan Thoyyib lebih dari sekadar kualitas, pengecekan standar halal sangat ketat dan memegang prinsip toleransi nol (LPPOM MUI, 2020).

Waroeng Steak & Shake menerapkan prinsip halal dan thoyyib dalam setiap aspek operasionalnya, dari pemilihan bahan baku, proses produksi, hingga penyajian, Waroeng Steak & Shake memastikan bahwa semua produk dan layanannya memenuhi standar Halal dan Thoyyib. Pada tahun 2022 Waroeng Steak & Shake secara resmi menerima sertifikat halal untuk semua produk dan fasilitas restorannya dari Badan Penyelenggaraan Jamian Produk Halal (BPJPH).

Komitmen Waroeng Steak & Shake untuk menjaga kehalalan dan ke- thoyyib -an produk dan layanannya memiliki dampak positif. Dengan menawarkan produk dan layanan yang berkualitas dan halal, Waroeng Steak & Shake dapat memberikan pengalaman kuliner terbaik bagi konsumennya di indonesia. Selain itu komitmen ini juga membantu Waroeng Steak & Shake dalam memberikan kontribusi positif bagi kemajuan kuliner Indonesia di kancah domestik dan internasional. (Andika Priyandana)

34 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Promo Ramadhan yang dijalankan oleh Waroeng Steak Indonesia Foto: Istimewa

Asli Jepang, Dijamin Halal!

Meskipun resep makanannya berasal dari Marugame Jepang, brand resto jejaring asal Jepang ini berhasil merebut hati konsumen Indonesia. Apa resep strategi yang dilakukannya?

Nama Marugame Udon sebagai sebuah restoran otentik asli dari Jepang memang sudah dikenal luas oleh pasar Indonesia. Hal tersebut tak lepas dari penetrasi jaringan outlet nya yang terbilang agresif sejak resmi masuk ke Indonesia pada 2013 silam.

Adalah PT. Sriboga Marugame Indonesia yang memboyong Marugame Udon ke Indonesia setelah sebelumnya tercatat sukses besar mengembangkan brand Pizza Hut. Dengan reputasi yang mentereng, Sriboga mampu

mengawal eksistensi Marugame Udon dari outlet pertama di Mal Taman Anggrek, hingga kini bahkan bisa dijumpai sampai ke ujung paling barat Indonesia yakni Aceh.

Head Marketing Marugame Udon, Renny S. Vael mengatakan kepada Halal Review bahwa Indonesia merupakan pasar potensial yang besar dan memiliki penggemar makanan Jepang yang cukup banyak sehingga kehadiran restoran ini bisa menjawab keinginan pasar akan sajian hidangan khas negara matahari tersebut.

“Kuncinya adalah komunikasi aktif kita yang selalu menyampaikan bahwa Marugame Udon

35 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 OVERVIEW
Salah Satu Outlet Marugame Udon Indonesia Foto: Istimewa

ini sudah dijamin halal sehingga ini menjadi penting bagi kami agar diterima dengan nyaman oleh masyarakat,” ujarnya kepada Halal Review.

Renny meyakinkan kepada pasar bahwa semua resep yang digunakan merupakan resep asli dari Marugame Jepang namun tetap mengutamakan aspek halal baik pada bahan-bahannya maupun pada prosesnya.

Renny pun tak menampik jika Marugame Udon banyak belajar dari “saudaranya” yakni Pizza Hut dalam memahami keinginan pasar Indonesia yang memang menomorsatukan aspek halal dari produk-produknya.

Menjaga Kualitas dengan Garansi Halal

Satu dari sekian kunci kesuksesan Marugame Udon dalam perjalanan bisnisnya di Indonesia tak lepas dari komitmen perusahaan menjaga standardisasi halal. Sekadar info, Marugame Udon mendapatkan sertifikasi halal MUI pada 7 Oktober 2015 dan

berkomitmen untuk terus menyajikan Udon & Tempura terbaik kepada para pelanggan setianya.

Halal bagi Marugame Udon sangat penting mengingat brand ini datang dari Jepang otentik asli dan bukan dikelola sendiri oleh Indonesia sehingga secara aktif setiap tim yang berada di Marugame Udon senantiasa mengkomunikasikan kepada pasar.

“Awal kita masuk yang paling banyak ditanyakan masyarakat Indonesia adalah halal atau tidak. Sebelum kita mendapatkan sertifikasi halal MUI kita selalu menjelaskan secara detail ke konsumen kalau kita ini halal karena kita kan majority muslim jadi sangat penting menjaga halal,” terang Renny.

“Intinya, Marugame Udon Indonesia tidak pernah berhenti mengedukasi masyarakat bahwa produk-produk restoran ini pasti halal,” timpal Astri, Halal Marketing Marugame Udon.

Renny mencontohkan seperti di awal-awal Marugame Udon beroperasi adalah ketika hendak launching product seperti Mentai. Banyak orang tahu bahwa Mentai itu tidak ada yang halal di Indonesia. Sehingga tim benar-benar mengedukasi bahwa Mentai di Marugame Udon sudah halal.

“Termasuk juga wasabi, dulu cari yang halal itu susah banget. Meskipun sekarang sudah ada sekalipun rasanya agak beda, tapi kita punya yang halal,” cerita Renny.

Keseriusan Marugame Udon terhadap halal juga didukung dengan keinginan serta komitmen yang kuat dari founder di Jepang. Hal itu ditegaskan Renny bahwa Komitmen untuk halal sudah ada sedari awal brand ini masuk ke Indonesia. “Saya merasakan itu menjadi salah satu kunci yang paling powerful dari Jepang sendiri ketika support untuk aspek kehalalan sangat diperhatikan,” imbuh Renny.

Tim Udon Jepang sendiri juga sering datang ke Indonesia dan yang menjadi fokus utamanya adalah soal halal. Sehingga halal itu sudah menjadi mindset yang ketika berpikir tentang Indonesia, maka otomatis akan terorientasi dengan kata halal.

OVERVIEW 36 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa Renny Siregar Vael Head of Marketing at Marugame Indonesia

“Jadi mereka tidak serta merta berkata oh this is not our standard, tapi the most important harus halal,” ujar Renny.

Dengan pemahaman dan penerapan konsep halal yang sangat baik oleh Marugame Udon Indonesia, laju bisnis restoran ini terbilang sangat baik. Tercatat sudah ada 108 outlet yang tersebar di berbagai kota baik di jawa maupun luar jawa.

Usung Dua Promo di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang bagus untuk pemasaran produk-produk halal. Maka itu tak heran banyak perusahaan yang meningkatkan aktivitas pemasarannya di bulan Ramadhan. Hal yang sama dilakukan Marugame Udon dalam menyambut bulan Ramadhan. Brand resto asal Jepang ini tengah gencar mengkampanyekan promo THR-AN (Terlengkap Hemat Ramadhan) yang menurut Renny bisa menjadi senjata menarik guna mendatangkan pelanggan setia Marugame Udon sekaligus pemikat bagi pelanggan baru.

Khusus untuk aktifitas di Ramadhan ini, Marugame Udon memulai langkah kegiatan bisnisnya dengan meluncurkan promo selain

THR-an di atas, yaitu Spicy Beef Karunia Udon. Menu ini sebenarnya kata Renny adalah menu lama atau tahunan (red. rutin) di setiap menjelang Idul Fitri.

Menu ini menurut Renny merupakan menu favorit konsumen yang menjadi bagian dari Limited Time Offered (LTO) Marugame Udon yang dikeluarkan menjelang Idul Fitri atau di Minggu ke tiga Ramadhan. “Ini menu yang banyak ditunggu -tunggu konsumen kami di setiap jelang lebaran,” kata Renny.

Reny menuturkan promo Spicy Beef Karunia Udon ini dikeluarkan pada Minggu ke tiga karena biasanya di pekan pertama Ramadhan, konsumen cenderung berbuka di rumah bersama keluarga. Baru kemudian di pekan berikutnya sampai Idul Fitri mulai banyak agenda buka bersama seperti reuni dan teman kantor sehingga outlet Marugame Udon kerap menjadi tempat buka bersama idola masyarakat.

“Apalagi di beberapa free standing outlet kami yang ada sekitar 9 buah itu menyediakan tempat lebih luas sehingga cenderung ramai di pekanpekan terakhir Ramadhan,’ pungkas Renny.

Promo Marugame Udon Indonesia saat Bulan Ramadhan

Foto: Istimewa

Dan seperti yang sudah-sudah, dengan dua promo ini saja sudah bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen Marugame.

“Kami selalu berkomitmen menyajikan produk dan makanan terbaik dengan kualitas terbaik serta komitmen halal kami yang terjaga sehingga bisa diterima masyarakat indonesia baik di kota besar maupun daerah dan bisa menjadi kepercayaan masyarakat di bulan puasa ini,” tutup Renny. (Syauqi Ahmad)

OVERVIEW 37 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

Memilih Restoran Halal untuk Buka Puasa Bersama

Ramadhan tiba, bulan suci yang dinantikan karena melimpahnya pahala. Di momen ini banyak kaum muslim yang menggelar bukber dengan keluarga atau teman. Restoran pun jadi tempat bukber yang kerap dipilih. Bagaimana sebaiknya memilih restoran untuk bukber? No Pork & No Lard apakah cukup?

Dan bagaimana prosedur sertifikasi halal untuk restoran?

Bukber atau buka bersama merujuk pada kegiatan buka puasa yang dilakukan bersama-sama setiap bulan Ramadhan. Bukber sangat dinantikan kebanyakan orang karena jadi momen berkumpul bersama orang-orang terdekat sambil menikmati santapan berbuka. Saking spesialnya momen ini banyak yang memilih restoran atau tempat makan daripada di rumah sendiri. Suasana yang berbeda hingga jenis hidangan yang spesial jadi pertimbangannya.

Memilih restoran untuk bukber sama artinya dengan memilih makanan yang akan disantap. Sebagai muslim wajib hukumnya memilih setiap makanan yang dikonsumsi halal dan

thayyib . Banyak dari kita masih mengira label halal hanya ada di kemasan makanan/minuman saja, dan makanan yang terhidang dalam piring tak perlu label halal. Anggapan itu jelas keliru. Makanan & minuman baik yang terkemas atau dihidangkan dalam alat makan juga wajib dipastikan kehalalannya. Ya, tak jadi masalah tatkala kita memasak sendiri, karena kitalah yang memastikan bahan baku dan alat masak bersih tak terkontaminasi zat haram. Namun akan berbeda saat pihak lain yang memasaknya, kita perlu pastikan status kehalalannya.

Mengapa Harus Pilih Restoran Halal?

Makanan/minuman halal adalah yang bersumber dari bahan-bahan yang telah diizinkan secara syar’i untuk dikonsumsi. Jenis ini melimpah

HALAL ISSUE 38 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

telah Allah SWT sediakan untuk manusia. Syara hanya menyebutkan jenis-jenis yang diharamkan saja, karena jumlahnya jauh lebih sedikit.

Umumnya makanan/minuman yang dimasak sendiri dari bahan baku, dan bahan tambahan halal dapat dengan mudah diketahui status kehalalannya. Ceritanya menjadi lain jika makanan itu diolah oleh pihak ketiga, seperti restoran. Dalam sepiring tumis kangkung misalnya, tak hanya terdiri dari kangkung, bawang merah, bawang putih dan cabai, kadang ditambahkan pula saus tiram yang perlu dipastikan halal. Di beberapa kasus juga turut ditambahkan angciu, sejenis arak masak yang haram dikonsumsi. Hasilnya, kangkung yang dimasak di rumah dan yang dihidangkan di restoran bisa saja berbeda kehalalannya.

Konsumen perlu mendapat jaminan ketika mengonsumsi makanan yang diolah pihak ketiga seperti ini. Sertifikasi halal adalah jawabannya. Restoran yang tidak tersertifikasi halal, memang belum tentu produknya haram. Hanya saja belum dilakukan verifikasi oleh Lembaga Pemeriksa Halal/LPH, sehingga tidak bisa mengklaim halal. Klaim sepihak seperti “ No Lard, No Pork, No Alchohol” belum dapat menjamin kehalalan produk makanannya.

Serifikasi halal perlu dilakukan karena dalam prosesnya restoran tak lepas dari beberapa titik kritis. Titik kritis pertama dapat berasal dari penggunaan bahan-bahan yang belum tersertifikasi halal misalnya, daging & unggas yang tidak bisa dipastikan proses penyembelihannya sesuai syariat atau tidak; bahan tambahan pangan seperti seasoning, aneka kecap dan saus yang belum berlabel halal; adalah beberapa contoh kasus yang masih kerap ditemui. Kedua, penggunaan bahan haram yang dianggap lumrah, seperti angciu pada menu Chinese food, wine sebagai bahan marinasi daging, ayam, dan ikan, serta campuran khamr pada dessert dan variasi minuman koktail. Ketiga fasilitas produksi dan alat makan yang bercampur antara menu yang halal dan non-halal.

Jangan sampai ibadah puasa yang telah dijalani seharian, tak diterima di sisi Allah SWT karena konsumsi makanan yang tidak halal.

Restoran Wajib Disertifikasi Halal

Sejak disahkannya UU No.33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal/JPH, semua produk

yang masuk, beredar, dan diperjualbelikan di Indonesia wajib bersertifikat halal. Sementara produk yang berasal dari bahan yang diharamkan dikecualikan dari kewajiban ini, namun wajib mencantumkan keterangan tidak halal.

Produk yang diwajibkan bersertifikat halal telah diatur dalam Keputusan Menteri Agama/ KMA Nomor 748 Tahun 2021, yaitu total terdapat 11 jenis produk. Pada kategori pertama dan kedua yang diatur adalah produk makanan dan minuman. Untuk kategori makanan, masih dibagi lagi menjadi 18 jenis produk, salah satunya adalah produk penyediaan makanan dan minuman dengan pengolahan, termasuk di dalamnya restoran, kantin, rumah makan, kedai makanan hingga penyedia jasa boga atau katering. Kategori makanan, minuman, dan jasa sembelihan termasuk ke dalam penahapan pertama yang diwajibkan, yaitu sejak Oktober 2019-Oktober 2024. Sehingga pada Oktober 2024 mendatang seharusnya semua produk tersebut sudah bersertifikat halal, termasuk restoran.

Dalam bahasa regulasi, restoran didefinisikan sebagai jenis usaha yang menyajikan makanan dan minuman untuk dikonsumsi di dalam tempat usahanya/melayani makan di tempat serta melayani pesanan di luar tempat uasaha, bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan jasa pelayanan meliputi memasak dan menyajikan sesuai pesanan. Restoran dapat berupa restoran konvensional pada umumya dan restoran siap saji yang dikelola secara professional dengan struktur manajerial yang jelas. Dalam hal ini termasuk restoran waralaba dan restoran yang memiliki cabang. Definisi tersebut tercantum dalam Keputusan Kepala BPJPH No.78 Tahun 2023

Proses Sertifikasi Halal Restoran

Sertifikat halal merupakan pengakuan kehalalan suatu produk yang diterbitkan oleh BPJPH berdasarkan fatwa halal tertulis atau penetapan kehalalan produk oleh MUI, MUI Propinsi, MUI Kabupaten/Kota, Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh, atau Komite Fatwa Produk Halal. Sehingga dalam proses sertifikasi halal melibatkan beberapa pihak, yaitu BPJPH, LPH, MUI, dan Komite Fatwa Produk Halal.

Ketika restoran telah mendapat sertifikat halal artinya telah memenuhi semua kriteria dalam

HALAL ISSUE 39 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

Sistem Jaminan Produk Halal. Yaitu suatu sistem yang terintegrasi, yang disusun, diterapkan, dan dipelihara untuk mengatur bahan, proses produksi, produk, sumber daya, hingga prosedur. Selayaknya sebuah sistem, SJPH dibuat untuk menjaga kesinambungan proses produk halal sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan BPJPH. Maknanya konsumen dapat merasa yakin restoran tersebut hanya memproduksi menu yang halal.

Kriteria SJPH mencakup semua aspek yang dibutuhkan untuk menjamin kehalalan produk sejak diproduksi hingga didistribusikan. Krieria SJPH ditetapkan dalam Kepkaban BPJPH No. 20 tahun 2023, meliputi 5 aspek yaitu komitmen dan tanggung jawab, bahan, proses produk halal/ PPH, produk, pemantauan dan evaluasi. Namun khusus untuk restoran terdapat tambahan aturan lain yaitu Keputusan Kepala BPJPH No.78 Tahun 2023 tentang Pedoman Sertifikasi Halal Makanan dan Minuman dengan Pengelolahan.

Skala usaha restoran termasuk ke dalam jenis usaha menengah, karenanya prosedur sertifikasi halal diajukan melalui prosedur sertifikasi reguler.

Semua proses sertifikasi halal dari awal hingga akhir dipermudah melalui aplikasi SIHALAL. Secara sederhana proses sertifikasi halal reguler yang perlu dilakukan pelaku usaha restoran dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap permohonan. Kelanjutan dari proses setelahnya akan menjadi wewenang dari BPJPH, LPH, dan Komisi Fatwa.

Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan awal persiapan untuk memastikan seluruh kriteria SJPH telah terpenuhi. Pada tahap ini perlu ditunjuk person in charge untuk menyusun dokumen penerapan SJPH dan kelengkapannya, mengawasi bahan, proses, dan produk halal, hingga melakukan audit internal dan evaluasinya, yang disebut dengan Penyelia Halal . Penyelia Halal dapat dibantu oleh tim halal dalam menjalankan tugasnya.

Tugas Penyelia Halal membutuhkan kompetensi di bidang halal, karenanya kompetensi seorang Penyelia Halal ditetapkan melalui SKKNI oleh

Depnaker RI. Untuk memperolehnya Penyelia Halal perlu mengikuti pelatihan dan uji kompetensinya.

Keberadaan Penyelia Halal merupakan salah satu

jaminan penerapan SJPH secara berkelanjutan di restoran, bukan hanya saat diaudit saja.

Tahap Permohonan

Tahap Permohonan dilakukan setelah pelaku usaha menyusun & menerapkan dokumen SJPH. Pengajuan permohonan secara online melalui aplikasi SIHALAL dengan mengunduh dan mengisi surat permohonan serta formulir pendaftaran. Dokumen yang telah diisi kemudian diunggah bersamaan dengan dokumen persyaratan lainnya.

Proses selanjutnya adalah verifikasi data, penetapan biaya pemeriksaan. Pasca pembayaran biaya, LPH akan melakukan pemeriksaan atau audit ke lokasi tempat restoran. Laporan hasil pemeriksaan selanjutnya dilaporkan kepada Komisi Fatwa. Jika hasil sidang fatwa terhadap laporan pemeriksaan dinyatakan halal, akan diterbitkan Surat Ketetapan Halal/SKH yang diunggah oleh Komisi fatwa di SIHALAL. Berdasarkan SKH tersebut BPJPH menerbitkan sertifikat halal yang dapat diunduh oleh pemilik usaha restoran di SIHALAL. Semua proses dapat dipantau di SIHALAL hingga diterbitkannya sertifikat halal.

Restoran Halal Garansi Untuk Keberkahan Doa

Bagi muslim, halal & thayyib dalam memilih makanan tidak bisa ditawar lagi, termasuk saat memilih tempat untuk buka puasa bersama. Bukan tanpa alasan, kewajiban hanya mengonsumsi makanan halal ternyata berkaitan dengan hubungan manusia dan Pencipta, Allah SWT. Karena salah satu penghalang doa adalah makanan yang diharamkan.

Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis masyhur;

“Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya menjadi kusut dan berdebu. Orang itu mengangkat kedua tangannya ke langit dan berdoa, ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.’ Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan diberi makan dari yang haram. Maka, bagaimanakah Allah akan mengabulkan doanya.” (HR. Muslim no. 1015). Wallahualam. (Anidah)

HALAL ISSUE 40 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

Halal sebagai Syarat Pengembangan Produk

Sasa menyediakan produk yang tidak hanya lezat, namun juga aman untuk dikonsumsi berkat status kehalalan produknya yang sesuai standar dan prinsip-prinsip kehalalan yang ditetapkan.

Siapa yang tak kenal dengan Sasa? Bisa dipastikan hampir semua masyarakat mengenal merek penyedap rasa asli Indonesia tersebut. Sasa yang akronim dari “Sari Rasa” merupakan pemrakarsa produksi monosodium glutamat (MSG) sejak tahun 1968 dan telah menjadi bagian penting dari bumbu dapur keluarga di Tanah Air.

Dalam perjalanannya Sasa yang telah menjadi merek pemimpin pasar untuk produk MSG, berkembang menjadi merek bumbu makanan dengan mengembangkan beragam produk lainnya, seperti tepung bumbu, santan, bumbu instan, kaldu, dan bumbu-bumbu lainnya.

Marketing Director, Brand Communication PT Sasa Inti, Fenny Kusnaidy, melihat potensi pasar Indonesia yang besar, membuat Sasa memiliki kesempatan untuk terus berkembang dan memperluas cakupan pasar dengan memanfaatkan identitasnya sebagai merek lokal yang diakui dan dihargai oleh masyarakat Indonesia.

HALAL BRAND 42 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa Fenny Kusnaidy Marketing Director, Brand Communication PT Sasa Inti

“Sasa sebagai merek asli lokal Indonesia dan hasil karya anak bangsa mampu memahami secara mendalam preferensi konsumen lokal dan menawarkan produk-produk yang sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen,” katanya.

Hal ini tercermin dari komitmen Sasa untuk menghadirkan produk halal, mengingat mayoritas masyarakat di Indonesia merupakan muslim dimana pemenuhan kebutuhan hidup harus dengan yang halal dan toyyib. Oleh karenanya dalam hal konsumsi, perlu dipastikan kesesuaian produk dengan ketentuan kehalalan dan kesehatan.

“Sejak tahun 1998, Sasa sudah mendapatkan sertifikat halal untuk produknya dan perusahaan menjadikan halal sebagai syarat mutlak

pengembangan produk dengan menghadirkan beragam produk makanan dan bumbu yang sesuai prinsip kehalalan untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen muslim,” terang Fenny.

Fenny menilai sertifikasi halal sangat penting melihat potensi pasar halal saat ini sangat besar dan terus berkembang. Dengan jumlah populasi muslim yang besar di Indonesia, meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kehalalan produk, serta permintaan global untuk produk halal telah menciptakan peluang signifikan bagi industri halal.

“Kami mengidentifikasi pasar halal sebagai area pertumbuhan strategis, dan berinvestasi dalam pengembangan produk dan strategi pemasaran yang sesuai dengan nilai dan kebutuhan konsumen muslim serta pasar global secara keseluruhan,” ucapnya.

Apalagi generasi milenial muslim di Indonesia akan semakin memberikan peran penting dalam perkembangan pasar halal di masa depan. Sebagai segmen yang memiliki potensi pasar yang besar, milenial punya pemikiran modern, semakin pintar,  digital minded, bersifat inklusif, dan semakin peduli terhadap produkproduk halal.

Menurut Fenny, Sasa berusaha untuk terus menjaga relevansi dan beradaptasi dengan perubahan tren, teknologi, perilaku konsumen sesuai dengan kebutuhan pasar dan selalu konsisten menjaga citra merek dari mulai elemenelemen visual seperti logo, warna dan nilai-nilai pesan yang disampaikan kepada konsumen.

“Dalam segi kampanye iklan, kami memiliki prinsip komunikasi yang unique, authentic and

HALAL BRAND 43 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Foto: Istimewa PT Sasa Inti Menerima Penghargaan di Halal Awards

talkable (UAT) sebagai pedoman untuk membuat terobosan strategi kampanye merek selama ini,” ungkap dia.

Dalam meyakinkan konsumen termasuk milenial, Sasa menggunakan label halal sebagai jaminan kehalalan produk agar dapat membangun kepercayaan konsumen. Selain itu, halal telah menjadi bagian integral dari strategi Sasa untuk meningkatkan persepsi konsumen tentang kualitas, keandalan, dan tanggung jawab sosial perusahaan.

Komitmen Kuat Manajemen

Mengikuti standar halal dapat membantu Sasa membangun citra yang positif diantara konsumen yang sensitif terhadap aspek kehalalan produk, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan mendukung pertumbuhan merek dan citra perusahaan.

Fenny menyebutkan sertifikasi halal yang diperoleh Sasa bertujuan untuk menjamin produk telah diproduksi sesuai dengan prinsipprinsip kehalalan yang ditetapkan. Selalu memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas halal yang telah ditetapkan. “Ini melibatkan pengawasan ketat terhadap bahan baku, proses produksi, dan produk akhir,” imbuhnya.

Guna menjaga kehalalan produk secara konsisten dan berkelanjutan, Sasa memiliki tim khusus untuk mengelola penerapan kehalalan dalam setiap produk, baik di tingkat perusahaan ( corporate ) maupun di pabrik. Tugas tim ini termasuk mengembangkan kebijakan dan prosedur terkait halal, mengawasi proses produksi, memastikan pemenuhan standar kehalalan, serta mengurus sertifikasi halal.

Selanjutnya kehalalan produk dikomunikasikan Sasa kepada konsumen melalui label dan penandaan yang jelas pada produk, informasi di situs web dan materi pemasaran, penggunaan media sosial, komitmen pada transparansi, serta kemitraan dengan lembaga halal terkemuka. Tujuannya membangun kepercayaan dan keyakinan konsumen dalam kehalalan produk yang dibeli.

“Kunci sukses Sasa dalam menjaga konsistensi kehalalan produk meliputi komitmen manajemen yang kuat untuk memberikan produk halal kepada konsumen di Indonesia, pemantauan kualitas yang ketat, audit internal berkala, dan kesiapan beradaptasi dengan perubahan regulasi serta kebutuhan pasar,” pungkas Fenny. (Mohamad)

HALAL BRAND
Foto: Istimewa
44 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
Sosialisasi Kebijakan Halal kepada Karyawan PT Sasa Inti

Jadikan Halal Sebagai Keunggulan Kompetitif

Ajinomoto adalah perusahaan pencetak bumbu penyedap yang sukses di pasar domestik maupun pasar ekspor. Kekuatannya terletak pada konsistensi menjaga kualitas dan jaminan halal.

Siapa tak kenal Ajinomoto? Berbagai varian produknya tentu pasti ada di setiap dapur rumah Indonesia. Bagaimana tidak. Hadir sejak tahun 1969, rasanya hampir semua orang mengenal nama Ajinomoto sebagai sebuah merek bumbu penyedap rasa yang paling diingat.

Mari segarkan kembali ingatan kita terhadap sejumlah produk memorable Ajinomoto. Sebut

Hermawan Prajudi Director of PT Ajinomoto Indonesia

Foto: Istimewa

saja Masako Ayam dan Masako Sapi, lalu ada

Sajiku Tepung Bumbu, Saori Saos Tiram, Mayumi Salad Dressing dan masih banyak produk lainnya. Semua merek-merek tersebut merupakan produk bumbu kecintaan masyarakat Indonesia.

Ir. Hermawan Prajudi, Koordinator AHI sekaligus Director of Strategic Sourcing & Procurement, Food Regulatory Affairs & External Affairs, Production Strategy & Administration, PT Ajinomoto Indonesia mengamini pernyataan di atas. Menurutnya, PT

46 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 HALAL GLOBAL

Ajinomoto Indonesia memang sangat teguh sekali dalam menghadirkan produk-produk berkualitas yang mengedepankan penggunaan bahan baku terbaik dan aman serta yang paling penting adalah jelas status halalnya.

“Kami sangat teliti dalam memastikan semua aktivitas mulai dari bahan baku - proses produksi - penyimpanan - distribusi agar selalu terjaga status halalnya, menjaga kebersihannya dan menghindari potensi kontaminasi dari bahan tidak halal,” ujar Hermawan kepada Halal Review saat ditemui di kantornya di Jakarta.

Itu semua dilakukan oleh PT Ajinomoto Indonesia dengan sangat serius dan diwujudkan melalui sertifikat Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH). Yang tak kalah penting juga adalah memastikan Kebijakan Halal dan semua prosedur Halal terpenuhi, dengan mengikutsertakan seluruh stakeholder dan karyawan dalam menjalankan kebijakan halal yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

Sepakat dengan Hermawan, Sekretaris Komite Halal sekaligus Food Regulatory Affairs & External Affairs Department Manager PT Ajinomoto Indonesia, Ceria Soraya mengatakan bahwa keseriusan perusahaan dalam meregulasi produkproduknya dengan standardisasi terbaik karena perusahaan melihat potensi produk makanan dan minuman halal di pasar global saat ini perkembangannya sangat pesat. Ceria tidak menampik jika populasi pertumbuhan penduduk selalu meningkat, ditambah dengan tingginya tuntutan dan kebutuhan produk pangan halal dari konsumen muslim, membuat perusahaan wajib menyediakan segala sesuatunya dengan tepat dan terukur.

“Diperkirakan pertumbuhan populasi Muslim akan meningkat menjadi 2.2 miliar pada tahun 2030 dan jumlah tersebut diprediksi akan menjadi 26,4% dari total populasi penduduk di dunia. Ini belum termasuk kebutuhan pangan dari masyarakat secara global sehingga dengan segala faktor tersebut tentu menjadi peluang menarik bagi perusahaan,” imbuh Ceria.

Ceria melanjutkan, saat ini terlihat tren tumbuhnya image positif para konsumen terhadap produk pangan halal yang identik dengan jaminan keamanan pangan, kesehatan dan kualitas yang baik dan pada akhirnya

memberikan nilai tambah produk halal untuk bersaing di pasaran global.

PT Ajinomoto Indonesia sendiri kini telah memasarkan produk-produk halal hingga membelah berbagai benua di dunia, di antaranya: Benua Asia yakni di Malaysia, Singapore, Brunei, Papua New Guinea, Philippines, Japan, Hongkong, Korea Selatan, Uni Emirates Arab (AUE), Saudi Arabia (KSA), lalu di Benua Amerika ada di Brazil dan Benua Australia.

Konsisten Menjaga Halal

PT Ajinomoto Indonesia sendiri pertama kali mendapatkan sertifikat halal sejak tahun 2008 untuk jenis produk penyedap rasa (BTP Mononatrium Glutamat). Selanjutnya perusahaan secara bertahap melakukan sertifikasi untuk semua produk (Masako, Sajiku, Mayumi, Saori, Plus series, dan lainnya). Semuanya dilakukan baik untuk produk baru, produk pengembangan, termasuk produk yang diproduksi di perusahaan maklon. “PT Ajinomoto Indonesia juga menerapkan Sistem Jaminan Produk Halal dan mendapatkan sertifikat Sistem Jaminan Produk Halal untuk pabrik Mojokerto dan Karawang dengan grade A,” terang Hermawan.

Perlahan tapi pasti, kini seluruh produk milik Grup Ajinomoto Indonesia yang diestimasikan terdapat sekitar 78 jenis produk yang terdiri dari produk domestik, ekspor, maupun impor telah memiliki ketetapan halal dari LPPOM MUI dan sertifikat halal dari BPJPH.

Adapun cara-cara pemanfaatan logo dan infomasi tentang produk halal Ajinomoto, perusahaan mengkomunikasikannya lewat kemasan label produk (primer dan sekunder), media publikasi (website, TV, medsos, banner), kunjungan tamu di visitor room dan dapur umami, pengenalan tentang manfaat dan keunggulan produk, termasuk status halal produk pada saat edukasi langsung ke konsumen dan juga Key Opinion Leader oleh tim Marketing di seluruh Indonesia.

Pada akhirnya, Ajinomoto menyadari betul jika produk dan sertifikat halal sudah menjadi bagian strategi penting dalam pengembangan pasar ekspor, terutama untuk negara tujuan muslim sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia.

47 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 HALAL GLOBAL

HALAL GLOBAL

“Bahkan strategi ini juga selalu diminta oleh kantor pusat Ajinomoto di Jepang,” ujar Hermawan.

Totalitas PT Ajinomoto Indonesia terhadap halal telah menjadi salah satu image positif yang selalu ditonjolkan perusahaan. Seluruh produk yang diproduksi dan dipasarkan, baik di domestik maupun ekspor, dan juga produk impor, sudah mencantumkan logo halal pada kemasan produk. PT Ajinomoto Indonesia juga secara aktif menginformasikan status halal produknya di sosial media, website perusahaan, dan pameran.

Dengan konsistensi seperti itu, perusahaan telah memenangkan beberapa penghargaan terkait halal, seperti HAS AWARD 2021 dari LPPOM MUI, Indonesia Halal Industry Award (IHYA) 2021 dari Kementrian Perindustrian, HALAL AWARD 2023 dari LPPOM MUI dan TOP HALAL AWARD 2022 dan 2023 dari IHATEC, yang tentunya semua penghargaan ini dapat meningkatkan citra positif perusahaan di mata konsumen.

Apalagi Grup Ajinomoto Indonesia sendiri telah menetapkan Komite Halal yang melibatkan semua fungsi yang terkait di corporate, factory dan penjualan, di mana masing-masing memiliki peran, tugas dan tanggung jawab terkait pelaksanaan sistem jaminan halal secara konsisten di area kerjanya masing-masing. “Kami juga memiliki beberapa penyelia halal dan team internal audit yang bertugas untuk melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan

Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) perusahaan. Meeting evaluasi dilaksanakan setiap bulan yang dihadiri oleh Top Manajemen, Komite Halal dan perwakilan dari beberapa departemen,” jelas Hermawan.

Berharap Dukungan Pemerintah

Di tengah semakin popularnya tren halal di Indonesia bahkan di dunia internasional, Hermawan menyoroti dengan adanya transisi lembaga sertifikasi halal di Indonesia sebelumnya dari LPPOM MUI menjadi BPJPH tentunya memerlukan proses transisi yang luas dan panjang, baik di dalam negeri maupun keberterimaannya di luar negeri.

“Kami mengharapkan sekali komunikasi aktif dengan BPJPH dan LPPOM MUI, terutama adanya partisipasi aktif tentang regulasi dan problem halal yang dihadapi para produsen pangan melalui asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), adanya komunikasi ke Kedutaan Besar RI di negara tujuan ekspor dan jika diperlukan meminta dukungan dari kantor Wakil Presiden RI,” harap Hermawan.

Sampai saat ini PT Ajinomoto Indonesia terbukti telah berhasil menyegel kesuksesan sebagai perusahaan yang konsisten menghasilkan produk-produk halal. “Kunci sukses dalam memasarkan produk di pasar halal global yaitu konsisten menjaga kehalalan produk, dinamis dalam melihat perkembangan halal global dan tanggap terhadap segala issue halal di pasaran,” kata Hermawan dan Ceria kompak.

Foto: Istimewa
48 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
PT Ajinomoto Indonesia Mendapatkan Penghargaan di Top Halal Award 2023

Malaysia: Pemimpin Global dalam Industri Halal

Industri halal telah menjadi kekuatan utama bagi Malaysia, dan laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023/24 menegaskan posisinya sebagai pemimpin global dalam pasar halal.

Industri halal telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, menjadi sektor ekonomi global yang penting. Dengan semakin banyaknya konsumen yang mencari produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang mereka anut, permintaan untuk segala hal halal, mulai dari makanan dan minuman hingga kosmetik dan pariwisata, terus meningkat.

Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) 2023/24, yang merupakan sumber informasi utama tentang ekonomi Islam, mencakup 81 negara dan menyoroti pertumbuhan dan perkembangan industri halal di seluruh dunia. Menurut laporan ini, Malaysia telah berhasil mempertahankan posisi dominannya sebagai pemimpin pasar halal selama sepuluh tahun berturut-turut dan mendapatkan peringkat

HALAL GLOBAL
49 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

pertama di lima dari enam kategori, yaitu bidang keuangan Islam, makanan halal, fesyen modest, media dan rekreasi, serta farmasi dan kosmetik.

Pencapaian ini bukanlah hasil dari kebetulan, tetapi hasil dari strategi dan upaya yang konsisten oleh pemerintah dan sektor swasta Malaysia untuk mengembangkan dan mempromosikan industri halal baik di tingkat lokal maupun global. Apalagi, dengan 84 badan sertifikasi yang diakui hingga saat ini, Malaysia berada dalam posisi yang baik untuk mematuhi dan berpartisipasi, terutama dalam sektor bahan pangan halal, misal gelatin halal (BusinessToday, 2023).

Sejarah Industri Halal di Malaysia

Pemerintah Malaysia telah memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan pengembangan industri halal. Misalnya, mereka telah mendirikan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) yang bertanggung jawab atas urusan Islam termasuk sertifikasi halal di Malaysia. JAKIM memainkan peran yang sangat penting dalam melayani konsumen Islam di Malaysia dan selalu menjadi tanggung jawab JAKIM untuk meyakinkan mereka mencari produk halal seperti yang dianjurkan oleh syariah yang Malaysia terapkan (JAKIM, 2020).

Selain itu, pemerintah Malaysia juga telah berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk membantu perusahaan lokal dalam mengembangkan produk dan layanan halal. Mereka juga telah bekerja sama dengan universitas dan lembaga penelitian untuk menyediakan pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan yang

meningkat untuk tenaga kerja yang terampil dalam industri ini.

Strategi Lokal

Kebijakan dan regulasi pro-halal. Malaysia memiliki kebijakan dan regulasi yang mendukung pengembangan industri halal. JAKIM bertanggung jawab atas sertifikasi halal di Malaysia. Selain itu, produsen makanan di Malaysia didorong untuk mematuhi standar global seperti ISO 9000, Codex Alimentarius, Program Jaminan Kualitas, Analisis Bahaya dan Titik Kendali Kritis (HACCP), Praktek Higienis Baik (GHP), dan Prosedur Operasi Standar Sanitasi (SOPs) (ITC.gov.my, 2021).

Pengembangan infrastruktur dan pendidikan halal . Malaysia telah berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur dan pendidikan halal. Halal Development Corporation (HDC) telah ditunjuk oleh pemerintah Malaysia untuk menangani proses sertifikasi halal baik di tingkat lokal maupun internasional. Selain itu, terdapat berbagai program pendidikan dan pelatihan halal yang disediakan oleh lembaga pendidikan seperti Halal Academy.

Studi kasus perusahaan lokal . Sebagai contoh, sebuah studi kasus menunjukkan bahwa hanya 30% dari pengusaha halal di Malaysia adalah Bumiputera, yang menimbulkan kekhawatiran di antara semua pemangku kepentingan di sektor halal (Mohamed & Ismail, 2021). Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan dan pelatihan halal dalam membantu pengusaha lokal untuk berkembang dalam industri halal.

HALAL GLOBAL
50 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

Ekspansi Global

Strategi penetrasi pasar internasional. Malaysia telah menerapkan berbagai strategi untuk memasarkan produk halal mereka ke pasar internasional. Salah satu strategi utama adalah melalui kerja sama dengan negara-negara lain dalam pengembangan sektor halal global. Selain itu, Malaysia juga mendorong perusahaan makanan halal mereka yang telah memperoleh kemampuan pemasaran, untuk memperluas operasi mereka di pasar yang telah teridentifikasi.

Kerjasama bilateral dan multilateral . Sebagai bagian dari kawasan ASEAN, Malaysia telah secara aktif mempromosikan halal sebagai prioritas utama dalam ekosistem perdagangan. Kerja sama ini mencakup pengembangan kerangka kerja ekosistem industri halal untuk mempercepat kerjasama ekonomi dan integrasi antar negara.

Contohnya adalah kerja sama antara Malaysia dan Indonesia dalam pengakuan sertifikat halal. Pada tanggal 8 Juni 2023, Indonesia dan Malaysia secara resmi menandatangani Memorandum of Cooperation (MoC) tentang saling pengakuan sertifikat halal bagi produk domestik (Kemenag RI, 2023).

Penandatanganan ini dilakukan dalam rangkaian pertemuan antara Presiden Joko

Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Dengan adanya MoC ini, kedua negara melalui Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan JAKIM bersepakat untuk mendorong dan mempromosikan kerja sama teknis dalam prosedur penilaian kesesuaian, akreditasi halal, spesifikasi standar dan peraturan teknis untuk penerbitan sertifikat halal (Kemenag RI, 2023).

Studi kasus ekspor produk halal . Sebuah studi kasus menunjukkan bahwa PDB negara pengimpor terbukti menjadi faktor signifikan dalam meningkatkan ekspor produk halal Malaysia. Jika negara pengimpor memiliki PDB yang tinggi, berarti mereka memiliki kapasitas ekonomi yang lebih besar untuk membeli produk impor, termasuk produk halal dari Malaysia (Mazlan & Hamzah, 2015). Sebagai contoh, pada tahun 2021, ekspor barang halal Malaysia ke

negara dengan PDB tinggi meningkat 19 persen menjadi RM36.30 miliar dibandingkan dengan RM30.50 miliar pada tahun sebelumnya (MIDA. gov.my, 2022).

Tantangan dan Peluang

Meski industri halal Malaysia telah berkembang pesat, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Beberapa tantangan utama meliputi pedoman halal yang ambigu, antara lain karena beda negara dapat menerapkan hukum halal berbeda. Kemudian kurangnya sertifikasi halal internasional, kurangnya kolaborasi antara lembaga pemerintah seperti JAKIM dan Halal Industry Development Corporation , kurangnya standar biaya-efektif, dan kesalahpahaman umum tentang praktik halal (Fauzi dkk, 2020).

Meski ada tantangan, prospek pertumbuhan industri halal Malaysia sangat cerah. Menurut Halal Industry Master Plan 2030 (HIMP 2030), industri halal domestik diperkirakan akan mencapai USD113.2 miliar pada tahun 2030. Selain itu, pasar halal di Asia Pasifik diperkirakan akan tumbuh sebesar 75 persen, dari USD1.6 triliun pada tahun 2018 menjadi USD2.8 triliun pada tahun 2030 (BusinessToday, 2021).

Pembelajaran yang dapat diambil dari kemajuan industri halal di Malaysia adalah pentingnya adaptasi dan inovasi dalam menghadapi tantangan. Meski menghadapi berbagai tantangan, misal perbedaan peraturan halal antar negara, Malaysia berhasil mengembangkan industri halal mereka dengan pesat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan industri, pemahaman mendalam tentang kebutuhan pasar, serta kebijakan politik pemerintah, suatu negara dapat mencapai pertumbuhan yang signifikan dalam industri halal.

Selain itu, pentingnya sertifikasi halal internasional yang mampu menjembatani perbedaan pandangan serta aturan halal dan standar biaya-efektif juga menjadi pembelajaran penting dalam pengembangan industri halal. Terakhir, kesuksesan Malaysia dalam industri halal menunjukkan bahwa dengan strategi dan perencanaan yang tepat, potensi pasar halal dapat dimanfaatkan secara maksimal. (Andika Priyandana)

HALAL GLOBAL
51 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

Bahrain Halal Expo 2024

Jembatani Kesenjangan Industri Halal dan Keuangan Syariah

Kerajaan Bahrain sukses menggelar Bahrain Halal Expo pada tanggal 6-7 Februari 2024 di Crowne Plaza Hotel, Bahrain. Acara yang diresmikan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Bahrain, Abdulla bin Adel Fakhro, merupakan gelaran forum halal pertama yang diselenggarakan di Kerajaan Bahrain. Pada kesempatan tersebut Menteri Perindustrian dan Perdagangan Bahrain membuka forum dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan pidato pembukaan.

Acara ini diselenggarakan oleh Checklist dan HalalCCI, bekerja sama dengan Islamic Association, dan mendapat dukungan dari banyak partner seperti Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), Bahrain Institute of Banking and Finance (BIBF), the Gulf Standardisation Organisation (GSO), the Gulf Accreditation Center (GAC), UNIDO dan ITPO, the Labour Market Regulatory Authority (Tamkeen), Kuwait Finance House, Bahrain Aluminium Company (Alba), Bahrain Islamic Bank, Al Baraka Bank, Bahrain Food Manufacturing Company (TRAFCO) dan organisasi internasional seperti Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC), WHAD dari Italia, Muhammadiyah dan LPPOM MUI dari Indonesia, Islamic Economy Academy, Global Sadaqah dari Malaysia, Asosiasi Kesejahteraan Hewan Halal dari Inggris, Kamar

Dagang Halal Amerika Serikat, HDC, dan banyak organisasi lain serta sekitar 30 pembicara ahli dari sektor Industri halal dan Keuangan Islam.

Bahrain Halal Expo merupakan wadah berkumpulnya kalangan industri halal terkemuka di dunia, dari pengusaha, investor, dan pembuat kebjakan yang berdedikasi untuk memajukan ekonomi halal global. Melalui diskusi mendalam, pameran interaktif, dan peluang jaringan, acara ini bertujuan untuk menumbuhkan sinergi antara industri Halal dan keuangan Islam, mengidentifikasi cara untuk menyelaraskan lintasan pertumbuhan dan memaksimalkan potensi kolektif para pihak tersebut.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Abdul Latif Al Mahmoud (Presiden Asosiasi), yang menyebut forum ini sebagai upaya menjembatani kesenjangan antara industri halal dan sektor keuangan Islam, serta menjajaki peluang investasi di industri Halal di berbagai sektor makanan dan non-makanan seperti kosmetik, farmasi, pariwisata dan lain-lain.

Untuk mencapai salah satu tujuan utama acara ini, tim Bahrain Halal Expo 2024 akan meluncurkan Bahrain Halal Financial Center sebagai perusahaan ekuitas swasta untuk mendukung pertumbuhan industri halal global.

“Menjembatani kesenjangan antara Industri halal dan keuangan Islam sangat penting untuk pertumbuhan keseluruhan dan keberlanjutan ekosistem halal. Untuk mencapai salah satu tujuan utama acara ini, tim penyelenggara akan meluncurkan Bahrain Halal Financial Center sebagai perusahaan ekuitas swasta untuk mendukung pertumbuhan industri halal global, Insya Allah. Saya dan tim penyelenggara mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia Pangeran Salman bin Hamad Al Khalifa, Putra Mahkota dan Perdana Menteri Kerajaan Bahrain, atas arahannya kepada Kementerian Perindustrian dan Perdagangan untuk mendukung acara ini, dan kami juga mengucapkan terima kasih. Yang Mulia Menteri Perindustrian dan Perdagangan atas kehadiran dan dukungannya. Saya juga sangat berterima kasih kepada Yang Mulia Bapak Ihsan Ovüt dari SMIIC, Prof. Nadra dan Ibu Elvina dari Muhammadiyah, Ibu Annamaria Aisha Tiozzo, Bapak Habib Ghanim, Dr. Hani Mansour Al Mazeedi, Dr. Munir Chaudry dan seluruh pihak kami. teman dan mitra untuk mendukung dan berpartisipasi dalam Bahrain Halal Expo”, ungkap Mohammed Noor, Pendiri dan CEO HalalCCI.

52 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 HALAL UPDATE
Foto: Istimewa Bahrain Halal Expo 2024 Highlights

Launching Program

1000 Sertifikasi Halal Gratis

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mendorong peningkatan ekosistem halal melalui penguatan potensi UMKM dengan program 1000 Sertifikasi

Halal Gratis bagi 1.000 UMKM. Acara ini digelar pada Jumat, 8 Maret 2024 di Gedung The Tower, Jakarta.

Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, menekankan bahwa program ini sebagai upaya untuk mendorong regulasi yang ada dalam memastikan sertifikat halal ini dapat diterima oleh pelaku industri halal di Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH), kewajiban bersertifikat halal bagi produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia akan dimulai sejak

17 Oktober 2024. Direktur

Utama LPPOM MUI, Muti

Arintawati, pada acara tersebut menjelaskan bahwa untuk mendukung regulasi tersebut serta mendorong suksesnya Program 1000 Sertifikasi Halal Gratis bagi UMKM oleh BSI ini.

LPH LPPOM MUI

menguatkan kantor perwakilan LPPOM MUI di 34 provinsi yang ada di Indonesia untuk mempermudah proses pemeriksaan kehalalan produk, termasuk audit bagi pelaku usaha dan UMKM di setiap daerah didukung dengan adanya laboratorium halal, sehingga pelaku usaha dapat langsung melakukan pengujian untuk kebutuhan data pendukung.

Foto: Istimewa

Penyerahan Sertifikat Halal Secara

Foto: Istimewa

LPPOM MUI terus mengimbau kepada pelaku usaha, termasuk pelaku UMKM, yang belum mengurus sertifikasi halal agar segera mengurusnya.

Dalam rangkaian acara tersebut dilakukan penyerahan secara simbolis tiga sertifikat halal dari 25 UMKM yang difasilitasi oleh BSI dengan jalur reguler melalui LPH LPPOM MUI. LPPOM MUI tidak hanya membantu memenuhi target dari segi jumlah, juga dari segi kualitas sertifikasi halal.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPJPH Kementrian Agama, Muhammad Aqil Irham, menekankan bahwa potensi populasi muslim di dunia yang diproyeksi akan mencapai tiga miliar penduduk pada tahun 2060, dapat menjadi peluang bagi produsen untuk menyediakan produk halal baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor keluar negeri. Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi upaya BSI dalam mendorong Indonesia menjadi pusat industri halal dunia.

53 HALAL REVIEW|03/MARET/2024 HALAL UPDATE
Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham menyampaikan Menuju Wajib Halal 2024 Simbolik kepada UMKM

Yuk Cermati Titik Kritis

Halal Kue Lebaran

Aroma butter yang menyembul keluar dari oven mengingatkan kita pada momen menjelang Idul Fitri. Yup, itulah aroma khas dari kue-kue lebaran.

Kue kering yang dibuat sendiri ataupun dibeli di pasaran, tetap perlu perhatikan kehalalannya, karena kue ini pun tak luput dari titik kritis halal.

Apa saja titik kritis halal kue lebaran?

Idul Fitri adalah momen spesial bagi umat Islam di dunia. Di momen ini, suasana semarak tercipta untuk menyambut hari kemenangan setelah berpuasa Ramadhan 1 bulan penuh. Suka cita umat muslim Indonesia diwujudkan dengan 2 simbol khas lebaran, yaitu ketupat dan kue kering.

Tradisi kue lebaran makin kental tatkala dibuat di dapur sendiri bersama keluarga. Tumpahan tepung terigu hingga bunyi miker yang beradu, jadi suasana yang dirindukan. Meski terkadang

aroma butter dari adonan kue tatkala ia dibakar, begitu menggoda untuk orang berpuasa. Resep yang open source dan turun temurun memudahkannya untuk dipraktikan langsung di dapur. Memang ada pula yang lebih memilih membeli daripada membuat sendiri. Namun secara umum, kebanyakan produk kue kering lebaran dibuat secara homemade, justru disitulah khasnya. Fresh from the oven.

Kue kering lebaran yang dibuat sendiri maupun yang dibeli perlu dipastikan kehalalannya. Bisa saja terkontaminasi zat haram tanpa disengaja yang berasal dari bahan maupun saat proses pembuatan. Oleh karenanya menjadi penting untuk mengidentifikasi titik kritis kehalalan bahan maupun produk kue kering lebaran.

Mengenal Titik Kritis Halal

Titik kritis kehalalan bahan dan produk adalah suatu tahapan dalam proses pengolahan, produksi atau manufaktur suatu bahan atau produk yang diduga menggunakan atau terkontaminasi dengan bahan yang telah diharamkan Syariat Islam.

Titik kritis awalnya digunakan dalam bidang keamanan pangan secara umum, yang dikenal dalam konsep Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Salah satu prinsip dasar HACCP adalah menganalisis bahaya (hazard) keamanan pangan berupa bahaya kimia, mikrobiologi, atau fisik, beserta risikonya, agar bahaya tersebut dapat dicegah, direduksi atau dieliminasi.

Titik kritis kehalalan mengikuti prinsip HACCP, yang digunakan untuk mencegah dan mendeteksi masuknya bahan haram atau najis ke dalam sistem produksi sedini mungkin. Hal

HALAL KNOWLEDGE 54 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

yang membedakan antara titik kritis kehalalan dengan HACCP adalah tidak ada penetapan nilai ambang batas cemaran pada bahan, karena halal dan haram bersifat mutlak. Maknanya tidak boleh sama sekali terkontaminasi bahan haram.

Titik Kritis Kehalalan Kue Kering

Titik kritis halal dapat diterapkan pada bahan maupun proses pembuatan kue kering. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada kontaminasi bahan haram dari bahan baku pembuatan kue, serta apakah ada kontaminasi selama proses pembuatannya.

Bahan baku yang digunakan untuk membuat kue kering secara umum terdiri dari tepung terigu, marganin/mentega ( butter) , gula pasir, keju, coklat, telur dan lainnya. Titik kritis halal yang berasal dari bahan dapat berasal antara lain dari;

Tepung terigu berasal dari gandum yang digiling halus dan sudah jelas status kehalalannya. Namun produk tepung terigu dari gandum ditambahkan zat gizi berupa vitamin dan mineral untuk memperkaya kandungan zat gizinya (fortifikasi). Di Indonesia fortifikasi tepung terigu diwajibkan agar kandungannya sesuai SNI tepung terigu. Bahan tambahan berupa vitamin dan mineral inilah perlu dipastikan sumbernya, apakah dari produk hewani, nabati, atau mikrobial. Produk hewani hanya halal jika berasal dari jenis hewan halal yang disembelih sesuai syariat Islam. Jika berasal dari produk mikrobial maka perlu diperiksa status kehalalan media produksi yang digunakannya. Vitamin umumnya bersifat tidak stabil sehingga memerlukan bahan pelapis (coating agent) terutama vitamin yang memiliki banyak ikatan rangkap, misalnya beta karoten (pro vitamin A). Status kehalalannya coating agent perlu diteliti lebih lanjut.

Margarin dan Mentega (butter) tak hanya memberikan rasa, penggunaannya pada adonan kue akan membantu adonan “mengendur” ketika dipanaskan dalam oven.

Margarin dan mentega berbeda secara fisik maupun komposisinya. Margarin memiliki tekstur yang lebih padat. Kue berbahan dasar margarin akan menghasilkan adonan kue yang mengembang sempurna serta tekstur yang lembut seperti cake dan kue basah. Namun sedikit margarin sering juga ditambahkan bersama mentega dalam adonan kue kering.

Margarin berasal dari minyak nabati (vegetable oil) yang dicampur dengan pengemulsi menghasilkan krim setengah padat. Meskipun bersumber dari minyak nabati, terdapat titik kritis dalam proses pembuatannya yaitu kemungkinan penggunaan karbon aktif pada proses pemurnian ( refining) minyak nabati. Jika karbon aktif berasal dari tulang hewan, maka perlu penelaahan sumber asalnya. Sumber tulang hanya diperbolehkan dari hewan halal yang disembelih sesuai syariat. Selain minyak nabati juga ditambahkan bahan-bahan lain seperti pengemulsi, flavor, vitamin, dan pewarna. Maka bahan-bahan tambahan tersebut merupakan titik kritis yang perlu ditelaah kehalalannya.

Mentega berbahan dasar lemak hewani (krim susu). Kue yang menggunakan mentega akan menghasilkan adonan yang kurang mengembang, yaitu kue dengan tekstur yang kering dan padat, cocok untuk kue kering. Titik kritis mentega terdapat pada krim susu, yaitu lapisan berwarna putih lebih pekat dan berbuih yang terpisah di permukaan susu saat susu dibiarkan dalam rentang waktu tertentu. Pada proses pembuatannya ditambahkan garam, kultur starter bakteri asam laktat, pengemulsi, flavor, air dan mineral. Bahan pengemulsi yang umum dipakai adalah senyawa turunan lemak dalam bentuk monogliserida atau digliserida.

Titik kritis produk mentega dapat berasal dari sumber lemak yang digunakan sebagai pengemulsi yang dapat berasal dari lemak hewani maupun nabati. Bila berasal dari lemak hewani maka harus dipastikan berasal dari jenis hewan halal yang disembelih sesuai syariat Islam. Selain itu penambahan flavor juga merupakan titik kritis karena merupakan bahan campuran yang perlu diperjelas status kehalalannya.

Gula pasir umumnya berasal dari tanaman tebu, namun ada pula yang menggunakan bit (beet) mapel, dan stevia sebagai bahan bakunya. Proses pembuatan gula pasir diawali dari ekstraksi penjernihan, kristalisasi, dan pengeringan. Pada prosesnya digunakan bahan dekolorisasi seperti arang aktif dan resin dalam tahap pemurnian. Titik kritis dalam pembuatan gula adalah dalam penggunaan arang aktif karena dapat berasal dari tulang hewan. Penggunaan gelatin pada proses inisiasi pembuatan polimer resin juga perlu mendapat perhatian kejelasan sumber asalnya.

Keju kerap digunakan pada topping kue kering,

HALAL KNOWLEDGE 55 HALAL REVIEW|03/MARET/2024

ada juga yang dicampurkan ke adonan untuk memberi rasa. Keju dibuat dari susu hewani sapi, domba/kambing, atau unta yang digumpalkan secara enzimatis hingga menghasilkan dadih/ padatan. Titik kritis dalam proses pembuatan keju terdapat pada tahap koagulasi atau penggumpalan, yaitu penambahan enzim rennin ( rennet ). Enzim rennin adalah enzim protease yang dapat berasal dari sumber hewani (lambung mamalia) atau produk mikrobial (dihasilkan oleh mikroba). Keduanya perlu dipastikan sumber asalnya apakah dari hewan halal atau haram, juga proses penyembelihan harus sesuai syariat jika berasal dari hewan halal. Sedangkan untuk produk mikrobial, media pertumbuhan mikroba perlu dipastikan halal. Titik kritis lainnya pada keju juga berasal dari bahan tambahan yang digunakan yaitu emulsifier, flavor, pengawet dan pewarna.

Coklat, jadi opsi rasa favorit diantara varian kue kering lainnya. Cokelat banyak digunakan pada kue kering sebagai topping atau isian. Coklat diproduksi dari biji kakao yang difermentasi kemudian diektrak hingga diperoleh cocoa liquor. Pada tahap berikutnya cocoa liquor diperas secara hidrolik untuk mendapatkan lemak kakao yang akan menjadi bahan baku coklat, dan cocoa cakes yang dihaluskan untuk menjadi kokoa bubuk. Titik kritis coklat terletak pada proses pencampuran lemak kakao dengan penambahan gula, vanilla, dan susu, dan pengemulsi. Bahan bahan tersebut perlu dipastikan status kehalalannya. Misalnya jenis pengemulsi apakah berasal dari sumber nabati atau hewani.

Titik kritis kehalalan kue kering juga bisa berasal dari proses pembuatannya. Pada beberapa resep kue kering seperti nastar dan lainnya, kuning telur akan dioleskan pada permukaan kue untuk membuat tampilan coklat keemasan yang glossy setelah dibakar. Proses pengolesan kuning telur ini menggunakan kuas agar olesan merata ke seluruh permukaan. Di sinilah titik kritisnya, yaitu penggunaan kuas untuk mengoles. Banyak kuas makanan yang ternyata menggunakan bulu binatang.

Bulu pada kuas dan sikat ( brush ) dikenal dengan istilah Bristle . Bristle mengacu pada bulu atau bulu yang kaku baik pada hewan, tumbuhan, atau pada alat seperti sikat atau sapu. Bristle bisa berasal dari sumber alami seperti bulu hewan dan serat tanaman, atau sintetis dari nilon dan silikon. Bulu hewan yang umum digunakan bisa berasal dari babi, kambing, kuda, unta. Saat ini berkembang pula penggunaan bulu dari hewan liar seperti musang, tupai, dan cerpelai.

Penggunaan kuas dengan bulu babi jelas diharamkan. Tak hanya daging melainkan semua bagian dari babi yang langsung dimanfaatkan maupun diproses lanjut, statusnya adalah haram. Maka perlu dipastikan kuas yang dipakai mengoles kue berasal dari sumber yang halal. Beberapa merek kuas makanan maupun cat ada yang telah tersertifikasi halal, ditandai dengan logo halal pada bagian kuasnya. Kuas yang belum tersertifikasi halal, biasanya mencantumkan informasi “bristle” saja. Memang tak semua bristle berasal dari babi, masalahnya bagi kaum awam akan sulit membedakan sumber asal bulunya. Sebagai alternatif lebih baik menggunakan kuas sintetik dari nilon atau silikon.

Sebagai kaum muslim, penting bagi kita memastikan status kehalalan makanan yang akan dikonsumsi. Tidak saja saat membeli makanan jadi, juga tatkala kita membuatnya sendiri. Keberadaan logo halal jelas memudakan tatkala memilih bahan maupun alat yang bersinggungan dengan makanan. Jadi pastikan pilihan bahan dan alat yang berlogo halal untuk menghindari titik kritis saat membuat kue kering lebaran. (Anidah)

HALAL KNOWLEDGE 56 HALAL REVIEW|03/MARET/2024
semuasukagery geryhappy

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.