5 minute read

26 Jurnalisme Lingkungan Menembus Batas Adi Raksanagara

26

JURNALISME LINGKUNGAN MENEMBUS BATAS

Advertisement

Adi Raksanagara

Sahabat DPKLTS Jurnalis Destinasia Magz, Culture and Tourism

Sederhananya jurnalisme lingkungan merupakan bagian dari pentahelix yang memfokuskan pemberitaannya di seputar lingkungan hidup. Jurnalisme ini berupaya mendeskripsikan fakta yang kemudian menjadi bahan pemikiran solutif bagi komponen pentahelix lainnya berkenaan dengan lingkungan hidup.

Setiap berita selalu terdapat pesan (message) baik yang tersurat atau tersirat di dalamnya. Untuk menyampaikan pesan klasik di bidang lingkungan hidup seperti “Dilarang Buang Sampah Sembarangan” saja hingga artikel ini ditulis masih sering kita melihat ketidakpatuhan atas pesan ini dikalangan masyarakat. Ini baru dari satu pesan.

Belum dari pesan-pesan lain yang terkait permasalahan lingkungan hidup. Isu lingkungan hidup masih merupakan topik pemberitaan yang tidak seksi, kecuali pemberitaan kebencanaan, apa lagi dengan merenggutbanyak korban manusia.

Penyebaran informasi lingkungan di Indonesia beberapa dekade ini memang sudah bahkan sering dilakukan. Konteksnya asyik juga “sosialisasi dan edukasi.” Namun sepertinya karena keasyikan bersosialisasi dan mengedukasi dengan embel-embel program, gaya

Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021 155

berkomuniaksinya pun begitu-begitu saja, abai memperhatikan ada keengganan di masyarakat untuk mengapresisasi atau menyikapinya. Perilaku masyarakat kita pun kebanyakan masih begitu-begitu saja.

Di bidang lingkungan hidup terdapat juga kejurnalistikan yang membidanginya, yaitu Jurnalisme lingkungan, yang mengarahkan pemberitaannya kepada masyarakat luas yang tidak dipengaruhi oleh batas wilayah administratif.

Pemberitaan tentang peristiwa lingkungan hidup di suatu lokasi, misalnya, diolah dan dipublikasikan hingga pengaruhnya sampai ke masyarakat di wilayah ekologis atau budayanya. Jurnalisme lingkungan menyampaikan seruan kepada masyarakat agar mampu dan mau berpartisipasi dalam gerakan menyelamatkan kelestarian lingkungan hidup.

Berita lingkungan tidak hanya mengabarkan sebuah peristiwa, namun bagaimana kemudian dapat memotivasi masyarakat dalam menyikapi permasalahan lingkungan hidup, sehingga mereka tergerak untuk turut serta dalam upaya melestarikannya.

Seperti kita kini sedang menghadapi pekerjaan berat menuntaskan permasalahan di Sungai Citarum. Sungai di Jawa Barat yang panjangnya tak lebih dari 300 kilometer itu menjadi pekerjaan nasional dengan melibatkan Istana Negara.

Programnya dikenal dengan nama Citarum Harum. Ini bukan evaluasi, namun kita melihat bahwa permasalahan sungai tidak semata-mata hanya melulu tentang tangible batang sungai itu sendiri. Bukankah disebut-sebut pula bahwa lingkungan yang memengaruhi Citarum mencakup 13 kabupaten/kota?

Isu Sungai Citarum mencuat ketika kita tersadar oleh berita yang tersebar ke mancanegara bahwa sungai tersebut disebut-sebut sebagai sungai terkotor di dunia, dan polusi yang terjadi merupakan dampak dari perilaku manusia.

Benang merah komukasinya pun selayaknya berfokus kepada bagaimana bisa memengaruhi manusia di 13 daerah itu untuk melakukan perubahan sikap terhadap kondisi Sungai Citarum sesuai dengan kepentingan dan kemampuan masing-masing.

156 Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021

Strategi Komunikasi

Fungsi komunikasi memang untuk memunculkan pengaruh. Di dalamnya tersirat upaya memberi tahu, mengedukasi dan juga menghibur. Pengaruh komunikasi dapat ditimbulkan karena masyarakat merasa diberitahu, merasa teredukasi dan juga terhibur, to inform, to educate, to entertain, to influence.

Tentu saja dari sekian banyak aspek lingkungan hidup yang harus dikomunikasikan, ada berbagai strategi pula untuk memengaruhi publik terkait.

Umumnya komunikasi lingkungan yang sering kita lihat/baca dewasa ini terkesan vertikal dalam pengertian dari atas ke bawah, dari para ahli ke awam dari pemerintah ke rakyat, begitu seterusnya. Sedangkan apa yang ingin kita capai dari komunikasi lingkungan hidup itu adalah timbulnya riak kepedulian di berbagai komponen mulai dari akademisi, kalangan usaha, masyarakat dan juga pemerintahan untuk secara kooperatif ikut serta melestarikan lingkungan.

Dalam hal ini komunikasi yang horisontal, peer to peer communication dipandang lebih mudah menimbulkan pengaruh. Komunikan dan komunikator di posisi sejajar dalam hal permasalahan yang dihadapi dan juga setujuan dalam mencari dan menemukan solusinya. Kondisi ini dapat memunculkan rasa kebersamaan dalam menghadapi berbagai permasalahan.

Di kalangan pegiat lingkungan pun sering kita mendengar istilah “ego sektoral,” sebagai dampak dari komunikasi yang pendekatnnya hanya seputar batas wilayah administratif dan komunikasinya juga vertikal.

Akibatnya terjadilah “kecemburuan” di antara mereka yang tidak terakomodasi program sosialisasi atau edukasi karena adanya batas wilayah administrasi.

Jangkauan jurnalisme lingkungan tidak dibatasi oleh batasan wilayah secara administratif. Namun. sesuai dengan fungsi komunikasinya, jurnalisme lingkungan menembus batas-batas itu, ke berbagai daerah yang dipengaruhi atau memengaruhi permasalahan lingkungan di suatu tempat tertentu baik secara ekologis maupun budaya.

Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021 157

Permasalahan sungai, misalnya, tidak melulu ekspos permasalahan suatu DAS atau Daerah Aliran Sungai, tapi bagaimana jurnalisme lingkungan dapat mengakomodasi kebutuhan informasi dari dan untuk masyarakat di kawasan hulu hingga hilir DAS, Sub DAS hingga ke Mikro DAS suatu sungai, termasuk kewilayahan ekologisnya yang memengaruhi dan dipengaruhi sungai itu.

Ekspos aspek intangible suatu permasalahan lingkungan hidup dapat diandalkan oleh jurnalisme lingkungan untuk menembus batas-batas wilayah administratif. Selain sebagai bagian dari kinerja kooperatif berbagai komponen, jurnalisme lingkungan juga menelaah bagaimana peran “sejawat” pentahelix berlangsung sesuai koridornya masingmasing.

Dengan demikian, jurnalisme lingkungan berperan juga sebagai komunikator yang hasil kerjanya akan sangat membantu para pihak yang berkepentingan dalam monitoring dan evaluasi suatu program kegiatan lingkungan.

DPKLTS Sumber Informasi Lingkungan

Dari uraian tentang jurnalisme lingkungan, tergambar kiranya berbagai kendala jurnalistik dalam mengembangkan pemberitaan lingkungan hidup yang dapat menimbulkan dampak positif.

Selain masih sedikit para pegiat media yang mendalami jurnalisme lingkungan, untuk menemukan nara sumber yang mengenali lapangan pun terkendala berbagai permasalahan teknis dan mobilitas.

Berkaitan dengan kegiatan hariannya, Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sundaatau DPKLTSbeserta jejaringnyabisa berperan sebagai bagian dari pengembangan jurnalisme lingkungan yang berkesinambungan. Utamanya dalam hal yang berkenaan dengan beberapa bidang garapannya.

DPKLTS dipandang kompeten sebagai sumber pemberitaan untuk kemudian disikapi oleh masyarakat dan juga oleh para pihak relevan, bahkan oleh DPKLTS itu sendiri sebagai program kerja yang terintegrasi.

158 Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021

Hal ini dapat terlaksana dengan sudah adanya media publikasi berupa website dan media sosial yang dikelola oleh DPKLTS, misalnya melalui IMCS, Integrated Media Communications Services.

Selebihnya tinggal melaksanakan bimbingan teknis jurnalistik warga atau citizen journalism di kalangan internal DPKLTS dan jejaringnya, sehingga informasi berkenaan dengan lingkungan hidup menjadi wahana komunikasi antara DPKLTS dengan publik.

Publikasi ini juga merupakan komunikasi dengan media massa yang dapat mengembangkan jurnalisme lingkungannya. News berupa views yang disampaikan DPKLTS dapat dijadikan dasar pemikiran yang dikembangkan dalam depth reporting jurmalisme lingkungan di media massa.

Alternatif Upaya Selanjutnya

Berkenaan dengan potensinya sebagai sumber berita lingkungan yang kompeten, selayaknya DPKLTS menyelenggarakan optimalisasi media publikasi yang telah dimiliki dengan memberdayakan jejaringnya sebagai kontributor konten publikasi.

Ketersediaan kontributor bisa menjaga kesinambungan komunikasi DPKLTS dengan para pihak dan masyarakat sesuai visi dan misi yang diembannya.

Selain itu, DPKLTS mengambil peran dalam pengembangan jurnalisme lingkungan di kalangan media massa melalui berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi terpumpun, pelatihan, dan lain-lain yang kemudian menjadi mitra media dalam berbagai program yang diemban DPKLTS.

Dengan langkah-langkah tersebut di atas, DPKLTS semakin berpontesi untuk melaksanakan misinya dalam:

Pertama: Membantu masyarakat untuk mendapatkan kesadaran sosial atas apa yang sedang terjadi terhadap lingkungan mereka.

Kedua: Membantu masyarakat mendapatkan informasi yang memadai untuk memutuskan sikap.

Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021 159

Ketiga: Menggerakkan masyarakat untuk terlibat dan bertindak dalam pelestarian lingkungan hidup.

Keempat: Menekan pemerintah dan DPR untuk mempertimbangkan informasi lingkungan hidup sebagai landasan tindakan dan kebijakan yang diambil.

Kelima: Memberi rekomendasi kebijakan kepada pemerintah dan DPR tentang pelestarian lingkungan atau pengendalian praktik-praktik yang merusak lingkungan.***

160 Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021