5 minute read

Acil Bimbo

4

JAGA LEMBUR WARISAN KULTURAL MENGATASI KRISIS SOSIAL BUDAYA

Advertisement

Acil Bimbo

Sahabat DPKLTS Budayawan, Penggagas Jaga Lembur

Sejalan dengan perkembangan zaman, banyak hal mengalami perubahan, termasuk nilai-nilai sosio kultural, persepsi politis ideologis, dan sebagainya. Di sisi lain, warisan kultural dari nenek moyang berupa nilai dan akar tradisi, termasuk kearifan lokal, mengalami pelunturan dan penggerusan.

Salah satu nilai-nilai budaya lokal yang harus dipertahankan yakni pentingnya memelihara kampung halaman. Nilai-nilai tradisi budaya lokal memang harus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menangkal hal-hal negatif dari luar.

Berbagai permasalahan yang terjadi di negeri ini bisa diatasi ketika masyarakat secara arif mengembalikannya kepada nilai-nilai budaya lokal, sebab saat ini budaya lokal kian tergerus budaya asing seiring dengan masifnya perkembangan teknologi dan informasi.

Perubahan nilai dan pandangan hidup merupakan konsekuensi perkembangan zaman. Hal ini pun berdampak pula pada pergeseran warisan kultural berupa tradisi, termasuk kearifan lokal.

Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021 21

Hilangnya National Character Building

Banyak hal perlu dibicarakan, tentang budaya, pelestarian lingkungan, dan permasalahan sosial yang ada di masyarakat. Telah 76 tahun Indonesia merdeka, seharusnyalah telah menjadi bangsa dan negara yang sejahtera dan makmur. Sesuatu yang dirasakan adalah bahwa national character building atau pendidikan karakter nasional telah lama hilang dan kepribadian nasional pun telah pula luntur oleh pengaruh global. Dulu masyarakat sudah terbiasa menjalankan sistem ronda untuk mengatasi masalah keamanan. Namun saat ini, ronda tidak sepenuhnya dijalankan di setiap daerah. Hal itu berakibat pada munculnya berbagai aksi kriminalitas, dan masyarakat sendiri yang menjadi korbannya.

Budayatersebut saat ini telah memudar, untuk itu harus digalakkan lagi sebagai tanggung jawab bersama dan menjunjung tinggi nilai budaya di masa lalu.Dulu selalu terdengar sebutan untaian zamrud di khatulistiwa untuk Indonesia, dan juga pujian Bumi Pasundan diciptakan ketika Tuhan sedang tersenyum, yaitu seperti dikatakan oleh Brouwer seorang budayawan Belanda yang pernah tinggal di Bandung. Sekarang sebutan dan pujian tersebut terasa pudar, seiring dengan pudarnya warisan budaya luhur dari karuhun.

Masih banyak permasalahan yang terjadi di kota-kota besar, salah satunya komunikasi antara warga kota yang telah luntur. Banyak hal yang harus dibenahi dalam diri warga kota, seperti hidup bergotong royong, menjaga lingkungan, dan mental peduli sesama. Hal tersebut masih menjadi permasalahan bila dilihat dari slogan karuhun kita, yaitu silih asih, silih asah, silih asuh. Nilai-nilai tersebut yang telah banyak terkikis, dan memengaruhi kearifan lokal warga kota, padahal kearifan lokal memiliki dampak pada kesejahteraan warga.

Gerakan jaga lembur memiliki tujuan untuk menerapkan kembali nilainilai luhur budaya kita dalam menjawab berbagai persoalan bangsa saat ini. Jaga lembur sangat dapat menyatukan persepsi masyarakat dalam menghadapi perbedaan pandangan serta meningkatkan empati kepada sesama. Selain itu gerakan ini merupakan upaya mempertahankan budaya lokal yang harus dilestarikan yakni pentingnya memelihara kampung halaman.Oleh sebab itu untuk mengatasi setiap permasalahan sosial yang ada di masyarakat saat ini, maka gerakan jaga lembur

22 Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021

mestinya harus kembali diadakan, sebab gerakan ini memiliki spirit membangun bersemangat kebersamaan, gotong royong sesama warga.

Gerakan jaga lembur juga memiliki arti menjaga kampung halaman yang mencakup berbagai aspek sosial dan budaya. Digalakkannya kembali gerakan jaga lembur adalahuntuk mengajak dan menggerakkan kembali masyarakat agar memiliki pola pikir yang kebersamaan, tetapi tidak meninggalkan asal usul nilai-nilai budaya lokal. Sangat diharapkan hal ini bisa menjadikan Jawa Barat atau Tatar Sunda, bahkan seluruh Nusantaraakan menjadilebih baik dan tertata.

Peran pemerintah pusat dan daerah memiliki tanggung jawab besar untuk mengingatkan dan mendorong masyarakat seluruh warga mengenai pentingnya melestarikan budaya lokal. Pengalaman sejak dulu, tradisi budaya lokal ternyata dapat mengatasi berbagai permasalahan, seperti ancaman ketahanan pangan, sosial, hingga keamanan. Dicontohkan, pada zaman dulu masyarakat biasa menyimpan beras di lumbung padi untuk persediaan makanan di musim paceklik. Namun sekarang, hampir tidak ada yang melakukan.

Konsep jaga lembur yang dikembangkan selaras dengan nilai budaya karuhun yang perlu digalakkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya memperkuat ketahanan pangan dengan budaya lumbung padi untuk antisipasi musim paceklik, dan menjaga keamanan dengan ngaronda. Konsep SKS atauSurve Kampung Sendiri, merupakan salah satu alternatif praktis dalam melakukan ngaronda dalam rangka gerakanjaga lembur.

Silaturahim Sebagai Inti Jaga Lembur

Nilai tersebut harus dikemas dalam konteks kekinian. Tidak perlu mencari nilai baru akan tetapi tetap menggunakan nilai luhur warisan budaya karuhun dengan konteks kekinian sebagai tolok ukur menjaga lembur. Bandung Juara dan Jabar Juara Lahir Batin diharapkan akan terealisasi bila terus digaungkan dan digalakkannya gerakan jaga lembur yang intinya adalah gerakan silaturahim, silih asih, silih asah, silih asuh.

Gerakan ini juga bisa menjadi salah satu alternatif bagi warga masyarakat untuk dapat berinteraksi langsung dengan pemerintah. Gunanya agar masyarakat tidak hanya protes, tapi juga bisa

Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021 23

mendengarkan langsung penjelasan dari pemerintah tentang visi, misi, dan program pemerintah. Demikian pula sebaliknya pemerintah dapat mendengar langsung keinginan masyarakat, tentang kesejahteraan yang cukup, kehidupan yang aman dan nyaman, serta lingkungan hidup yang lestari.

Dengan adanya gerakan jaga lembur ini, sangat diharapkan adalah percepatan perubahan wajah Tatar Sunda dan bahkan Nusantara menjadi lebih baik dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Gerakan ini dipastikan dapatmenghidupkan kembali rasa cinta dan tanggung jawab warga masyarakat kepada tanah air wilayahnya sendiri.

Alternatif upaya agar nilai kearifan lokal dalam masyarakat kembali hidup dan berkembang tidak luntur adalah dengan mengubah pola pikir warga masyarakat untuk kembali membangun integritas bersama, dimulai dari diri sendiri, kemudian dengan batur sakasur, batur sasumur, batur salembur, supaya lembur kita menjadi lebih baik, tertata, dan makmur.

Terkikisnya kearifan lokal warga masyarakat sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, pentingnya warga satu sama lain saling gotong royong, peduli kepada sesama melalui kegiatan jaga lembur, yang sangat diharapkan akan dapat meningkatkan nilai-nilai persaudaraan sehingga antarmasyarakat mampu bersinergidalam menjaga bangsa dan negara.

Gerakan jaga lembur sangat sesuai dengankebenaran dalam kehidupan, yaitu jaga diri, jaga keluarga, jaga bangsa, jaga negara yang tentunya harus dimulai dari keinginan untuk menjaga lembur masing-masing, dalam rangka kesejahteraan, keamanan, kemakmuran, dan lingkungan yang lestari.

Akhir kata, sangat diharapkan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda yang saat ini berulang tahun yang ke-20 dapat menjadi elemen bangsa dalam gerakan sosial budaya jaga lembur, di mulai dari desa dan kampung yang menjadi sehat dan kuat, maka negara pun akan pula menjadi sehat dan kuat.***

24 Bunga Rampai - 20 TAHUN DPKLTS - 10 September 2021