Booklet Hilirisasi Kopi dan Manfaatnya

Page 1

KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2022

Unit JT-092 Kecamatan Jambu

Hilirisasi Kopi dan Manfaatnya

Desa Gemawang, Jambu, Kabupaten Semarang

Aina Noor M Astriya Maya C
Aulia D Steffanie Alvieta M K
Reyhan

DAFTAR ISI

01
Daftar Isi Tentang Kopi Hilirisasi Industri Milestones Penanganan Pasca Panen Penanganan Higiene dan Sanitasi Tahap Roasting Resep Produk Olahan Kopi Ide Cara Pemasaran Manfaat Konsumsi Kopi Penutup Referensi 01 03 05 07 09 17 21 25 31 33 36 37 02

Tentang Kopi

Tanaman kopi merupakan genus dari tumbuhan berbunga dan berbuah dari keluarga Rubiaceae. Tanaman kopi menghasilkan buah yang mirip dengan berry, seringkali disebut sebagai kopi ceri. Umumnya, kulit dan daging pada kopi ceri tidak dipergunakan ataupun dikonsumsi. Namun, biji dari buah inilah yang dimanfaatkan untuk memproduksi kopi.

Di seluruh dunia terdapat sekitar 70 jenis spesies kopi, namun hanya 3 jenis biji kopi yang lazim diperjualbelikan di Indonesia. Spesies tersebut antara lain: Arabica, Robusta, dan Liberica.

03

Jenis - jenis Kopi

Arabika

Kopi arabika (Coffea arabica L.) memiliki karakteristik bentuk biji yang oval dengan kandungan kafein <1,5%. Terkait profil flavor, kopi ini memiliki kompleksitas cita rasa yang tinggi, note aroma yang medium, dan memiliki tingkat keasaman yang mendominasi.

Biji kopi arabika memiliki karakteristik biji yang sedikit memanjang, berbidang cembung, tidak terlalu tinggi, lebih glossy dibanding biji jenis lainnya, dan celah tengah (center cut) dari biji melekuk

Robusta

Pohon kopi spesies Robusta yang cukup banyak diproduksi adalah Coffea canephora, umumnya pohon ini ditanam pada daerah yang lebih rendah dibandingkan kopi Arabika. Terkait profil flavor, kopi robusta memiliki body yang ringan, top note aroma kopi yang kuat, dan memiliki rasa pahit yang dominan.

Kopi robusta memiliki kandungan kafein yang mencapai 2,8%. Selain itu, karakteristik dari bijinya sedikit bulat, memiliki lengkung biji yang lebih tebal dibandingkan biji kopi Arabika, serta memiliki center cut yang lurus.

Liberika

Kopi spesies Liberika memiliki karakteristik ukuran yang lebih besar dibandingkan jenis biji kopi lain. Kopi ini berasal dari Liberia yakni pantai barat Afrika. Kopi ini memiliki bentuk biji yang bulat oval dengan rendemen rata - rata sebesar 9,03%. Untuk produksi biji kopi ini, maka pohon kopi Liberika harus ditumbuhkan pada daerah tropis yang memiliki ketinggian 400 - 600 mdpl

04

Hilirisasi Industri

Urgensi

Pengertian

Hilirisasi adalah upaya untuk mendapatkan nilai tambah produk dari bahan mentah dengan memperpanjang rantai ekonomi (Elizabeth & Anugrah, 2020). Perpanjangan rantai ekonomi dilakukan dengan menambahkan sektor industri pengolahan ke dalam rantai perekonomian yang semula hanya bertumpu pada sektor ekstraktif atau penjualan bahan mentah saja untuk kemudian dikembangkan agar menghasilkan produk olahan jadi atau setengah jadi (Elizabeth et al., 2020).

Tujuan

Hilirisasi industri bertujuan untuk memperkuat struktur industri, menyediakan lapangan kerja, dan memberi peluang usaha (Hadinata & Marianti, 2020).

Perpanjangan rantai produksi pada komoditas kopi diperlukan mengingat fluktuasi harga di pasar. Saat harga biji kopi sangat turun, produk olahan dari kopi belum tentu mengalami hal serupa. Oleh karena itu diperlukan produk olahan yang dihasilkan, selain menjual kopi dalam bentuk green bean maupun ceri.

Selain itu, semakin tingginya minat konsumen terhadap produk kopi dan turunannya merupakan peluang yang perlu ditangkap sesegera mungkin oleh Desa dan masyarakat sebelum peluang tersebut didapatkan oleh korporasi maupun pihak lain. Akan sangat disayangkan apabila masyarakat menjual kopi dalam bentuk mentah kemudian membeli lagi dari pihak lain dalam bentuk siap konsumsi atau olahan jadi.

05

Manfaat

Beberapa manfaat yang akan didapatkan

apabila melakukan hilirisasi produksi kopi

antara lain:

Meningkatkan pendapatan

masyarakat melalui penambahan

sumber pendapatan dari yang

semula hanya hasil penjualan biji

kopi, baik dalam bentuk kering maupun ceri

mampu menghidupkan sektor lain yang berhubungan dengan

proses pengolahan komoditas

kopi

Semakin banyak jenis dan varian

yang diproduksi dari komoditas

kopi

Meningkatkan ketersediaan

lapangan kerja karena

melibatkan banyak aktor dalam

prosesnya

Keperluan

Dalam persiapannya, hal-hal yang diperlukan antara lain:

Ketercukupan dana

Kapasitas SDM

Ketersediaan SDA

Sistem pengelolaan yang

terintegrasi

Pengawasan dan evaluasi yang

tersistem Seluruh pihak di Desa Gemawang harus turut terlibat dalam hilirisasi industri kopi ini. Diantaranya:

Keterlibatan

Pemerintah desa sebagai fasilitator dan penyedia

BUMDes dan/atau kelompok tani

sebagai pihak yang disasar

Stakeholders lain sebagai penentu kebijakan

Masyarakat Desa Gemawang

secara umum sebagai subjek, khususnya petani kopi.

06

Milestones

I Kualitas hasil panen kopi yang baik akan menghasilkan produk olahan yang baik pula. Pemetikan hanya dilakukan pada biji kopi yang

sudah merah dan pengolahan

basah merupakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas hasil panen kopi.

Sedangkan, SDM yang berkualitas didapatkan melalui pelatihan dan pembelajaran individu atau autodidak.

II Kualitas dan ketersediaan alat dapat diusahakan secara individu maupun berkelompok dengan membuat sendiri melalui sumber internet maupun mengajukan bantuan pada pihak-pihak yang terkait.

III

Proses roasting menyesuaikan

dengan tingkat yang

diperlukan sesuai dengan produk olahan yang ingin

dihasilkan atau cita rasa dan tingkat rasa pahit yang ingin dihasilkan. Semakin lama proses roasting, semakin pahit rasa kopi yang dihasilkan.

Terpastikannya

kualitas panen kopi dan kualitas sumber daya manusia

Terpastikannya

kualitas dan ketersediaan alat untuk menunjang

produktivitas

Terpastikannya

kapasitas dalam proses roasting dan kualitasnya

Tahap I Tahap II Tahap III
07

IV Besaran bubuk kopi juga menyesuaikan dengan produk olahan yang akan dibuat. Produk berupa makanan umumnya menggunakan kopi yang digiling hingga halus. Sedangkan produk kecantikan banyak yang memerlukan hasil gilingan yang sedikit kasar.

V Pengolahan kopi menjadi produk turunannya dapat dilakukan jika tahap I-IV telah dilakukan. Jenis produk olahan perlu menyesuaikan kebutuhan dan tren pasar. Produk olahan yang dihasilkan pun dapat disesuaikan dan berkolaborasi dengan usaha lain yang dilakukan di Desa.Selain itu, terdapat pula produk sampingan seperti pupuk organik yang memanfaatkan sampah sisa produksi.

Terpastikannya

kualitas hasil kopi

bubuk dan packaging

ramah lingkungan

Pengolahan kopi

menjadi berbagai

produk turunan siap pakai

Tahap IV

Tahap V

08

Penanganan Pascapanen

Pascapanen kopi merupakan rangkaian pengolahan yang memiliki peran krusial terhadap kualitas dan cita rasa dari kopi. Tahap-tahap pascapanen kopi meliputi pemanenan, cara dan waktu panen, sortasi, pulping, teknik pengolahan, dan hulling.

09

Metode Panen

Pemetikan buah kopi merupakan kunci pokok untuk memperoleh mutu kopi yang tinggi. Pemetikan harus dilakukan pada buah yang sudah matang, yakni ditunjukkan dengan warna buah yang merah cerah. Buah kopi yang sudah matang memiliki komponen zat gula yang tinggi, daging buah yang lembut serta berlendir.

Langkah - langkah pemanenan yang tepat adalah sebagai berikut:

Panen selektif terhadap buah yang berwarna merah

Panen selektif hanya bisa dilakukan apabila pemeliharaan terhadap pohon

kpi dilakukan dengan baik dan teratur

Buah yang sudah masak dan terlampau masak harus dipetik. Sehingga buah yang berwarna kuning-kemerahan, merah rata, dan hitam tidak ada yang boleh tersisa pada pohon kopi

Buah yang belum matang (berwarna hijau) yang tidak sengaja terpetik harus diolah secara terpisah

Membawa dua tempat penampung buah kopi. Satu digunakan untuk buah

kopi sehat, dan satu tempat untuk buah kopi kurang sehat

Pastikan tempat yang digunakan untuk menampung buah kopi bersih dan kering sehingga tidak ada kontaminan yang dapat mencemari bau, rasa ataupun membahayakan kesehatan.

Sortasi

Sortasi merupakan kegiatan untuk memisahkan buah yang masak (superior) dari buah yang mengalami kecacatan atau tidak sesuai standar. Pada tahap awal, sortasi dilakukan terhadap buah yang berwarna hijau, kekuningan atau hitam yang ikut terpetik saat panen. Dengan tahap sortasi, maka dapat dihilangkan pula ranting, daun atau kotoran lainnya yang terpetik.

1. 2. 3. 4. 5. 6.
10

Metode Pengolahan Gelondong Kopi

Terdapat dua metode pengolahan kopi ceri yang umumnya digunakan, yaitu metode pengolahan kering dan pengolahan basah. Perbedaan antara pengolahan kering dan basah terletak pada beberapa tahap. Untuk pengolahan kering, tahap pengupasan daging, kulit tanduk dan kulit ari, akan dilakukan setelah buah kopi kering. Sedangkan pada pengolahan basah, tahap-tahap tersebut dilakukan saat buah masih basah.

Pengolahan Basah

Proses pengolahan basah hanya bisa dilakukan pada buah kopi yang telah masak (superior). Pengolahan ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan juga membutuhkan banyak air, namun menghasilkan biji kopi dengan mutu yang lebih baik. Pengolahan ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

Panen buah Sortasi buah

Pengupasan buah

Fermentasi

Pencucian

Pengeringan

Pengupasan kulit

kopi HS Sortasi biji kering

11

Sortasi

Buah kopi yang telah dipanen harus melalui sortasi kebun. Sortasi ini dilakukan dengan memisahkan buah yang berwarna merah dari buah berwarna hijau, serta dari daun dan ranting yang mungkin terpetik. Selanjutnya, adalah tahapan sortasi basah. Untuk sortasi basah, buah kopi akan direndam dalam dalam air. Buah merah yang telah masak akan melayang, sedangkan buah kopi hijau atau buah kopi bermutu rendah akan mengapung.

Pengupasan

Tahapan pengupasan atau pulping bertujuan untuk memisahkan kulit terluar dan mesocarp dari biji kopi. Pulping dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mesin yang disebut pulper.

Fermentasi

Fermentasi bertujuan untuk menghilangkan lendir dari biji kopi. Fermentasi dapat dilakukan dengan metode alami.

Fermentasi alami terbagi menjadi dua, yakni basah dan kering. Fermentasi basah dilakukan dengan merendam biji kopi berlendir dalam air yang diganti secara berkala, sedangkan fermentasi kering dilakukan dengan menyimpan biji kopi dalam wadah kemudian ditutup dengan karung goni atau daun pisang. Fermentasi ini berlangsung selama 12 - 24 jam.

12

Pencucian

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir yang tersisa pada kulit tanduk pasca fermentasi. Untuk pencucian dapat dilakukan secara manual dalam bak atau dengan mesin washer untuk kapasitas besar.

Pengeringan

Pengeringan biji kopi hingga mencapai kadar air 12%. Pengeringan ini dapat dilakukan dengan penjemuran atau pengeringan secara mekanis dengan suhu 45 - 50°C.

Pengupasan Kulit Kopi HS

Biji kopi yang telah mencapai kadar air yang diinginkan umumnya masih dilapisi oleh kulit tandung atau hard skin (HS). Maka perlu dilakukan pengupasan kulit tanduk tersebut dengan tahap hulling. Hulling dapat dilakukan dengan bantuan mesin huller, sehingga dapat diperoleh kopi beras (green bean). Apabila hendak menggunakan mesin huller, maka biji kopi harus didingkan terlebih dahulu selama minimal 24 jam

Sortasi Kering

PSortasi kering bertujuan untuk menghilangkan biji kopi dari kotoran non kopi. Contohnya seperti daun, kayu, atau kulit kopi HS. Sortasi pada kopi beras juga dapat dilakukan berdasakan ukuran dan kecacatan biji, Sortasi ini dapat dilakukan dengan bantuan ayakan.

13

Pengolahan Kering

Proses pengolahan ini dilakukan dengan mengeringkan kopi ceri pada area terbuka hingga kadar air buah turun mencapai 12% (wb). Kekurangan dari metode ini adalah adanya resiko kontaminasi akibatt penjemuran. Pengolahan ini melalui beberapa tahapan yaitu:

Penjemuran/pengeringan

Pengupasan Kulit Tanduk (Hulling)

Sortasi buah

Sortasi buah ditujukan untuk memisahkan buah yang superior dari buah yang inferior (cacat, kehitaman, berlubang). Untuk pelaksanaan metode ini dapat dilakukan secara manual dengan sortasi kebun, atau dengan perambangan.

Panen buah Sortasi buah Sortasi biji Penyimpanan
14

Penjemuran atau Pengeringan

Kopi ceri yang telah dipanen dan disortasi langsung dikeringkan. Umumnya pengeringan ini dilakukan dengan meratakan kopi ceri pada lapangan yang bersih dibawah sinar matahari. Pada proses ini, pengadukan kopi ceri sangat krusial untuk mencegah fermentasi dan diskolorisasi.

Pengupasan Kulit Tanduk (Hulling)

Setelah mencapai kadar air yang diinginkan, dilakukan hulling. Pada pengolahan kering, hulling bertujuan untuk memisahkan kulit buah, kulit tanduk, dan kulit ari dari biji kopi. Hulling dapat dilakukan dengan bantuan mesin pengupas (huller). Untuk tahap ini, tidak dianjurkan untuk menumbuk buah kopi. Dikarenakan beresiko untuk memecah biji kopi.

Sortasi Biji kering

Sortasi biji kering dilakukan untuk memisahkan biji kopi dari kotoran seperti daun, ranting, ataupun kulit kopi yang tersisa dari tahapan hulling. Pada tahap ini, dapat dilakukan sortasi fisik yang didasarkan atas ukuran dan kecacatan biji. Sortasi fisik ini dapat dilakukan dengan ayakan manual.

15

Penyimpanan

Biji kopi yang telah diolah dan memiliki kadar air 12% dapat disimpan. Penyimpanan biji kopi dilakukan menggunakan karung plastik atau karung goni yang bersih dan kering sehingga terhindar dari aroma asing.

Faktor yang harus diperhatikan dalam penyimpanan kopi adalah: kadar air (max. 12%), kelembaban relatif (sebaiknya 70%), suhu gudang (20 - 25°C) dan kebersihan gudang.

16

Penanganan Higiene dan Sanitasi

17

Higiene dan Sanitasi

Higiene sanitasi pangan merupakan upaya untuk mengendalikan faktor bahan pangan, karyawan, area produksi, dan peralatan yang beresiko untuk menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Higiene sanitasi makanan memiliki urgensi yang tinggi, untuk mencegah penyakit (foodborne disease). Selain itu, kontaminasi pangan dapat menurunkan umur simpan dari suatu produk.

Sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan pangan, perlu diterapkan higiene dan sanitasi dalam proses pengolahan, tak terkecuali untuk proses pengolahan buah kopi. Pada skala rumah tangga, higiene dan sanitasi dapat dikendalikan pada aspek pelaku usaha, penyimpanan, dan pemeliharaan alat.

18

Karyawan/Pelaku Usaha

Dalam pengolahan buah kopi, karyawan atau pelaku usaha yang melakukan kontak langsung dengan buah kopi harus dalam keadaan sehat dan terbebas dari luka ataupun penyakit kulit. Pada saat pengolahan, karyawan diwajibkan untuk mengenakan pakaian pelindung diri seperti sepatu, masker, sarung tangan, dan penutup kepala. Karyawan juga dilarang untuk mengenakan jam atau perhiasan lainnya.

Ketika sedang mengolah buah kopi, perlu dikembangkan kebiasaan seperti mencuci tangan dengan disiplin. Selain itu, karyawan harus menghindari makan, minum, merokok, dan meludah di area pengolahan. Selain melindungi karyawan dari bahaya, peraturan dan larangan tersebut juga berfungsi untuk mencegah kontaminasi dari karyawan ke produk.

I 19

II III

Penyimpanan bahan

Untuk menjaga kualitas dari biji kopi, maka penyimpanannya perlu diperhatikan. Penyimpanan biji kopi tidak boleh menyentuh lantai, menempel pada dinding, dan harus dijauhkan dari langit-langit. Diharapkan bahwa terdapat ruang penyimpanan khusus untuk biji kopi, yang mana ruang tersebut kering, tidak lembab, dan memiliki ventilasi yang cukup agar aliran udara terjaga dengan baik.

Selain ruang penyimpanan khusus, penyimpanan bahan baku harus terpisah dari bahan-bahan berbahaya. Bahan berbahaya ini meliputi disinfektan, pestisida, bahan yang mudah terbakar. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi.

Pemeliharan peralatan

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam pengolahan kopi hendaknya dalam keadaan yang bersih. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemeliharaan pembersihan sehingga diperoleh kondisi yang bersih dan saniter sebelum, ketika, dan setelah proses pengolahan dilakukan. Pembersihan alat-alat ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sia bahan dan kotoran secara teratur sehingga dapat mengurangi resiko kontaminasi.

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam

pemeliharaan peralatan antara lain: Keamanan air, Kondisi dan kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan, dan proteksi dari bahan-bahan kontaminan.

20

T a h a p R o a s t i n g

21

Roasting merupakan tahapan pada pengolahan kopi yang bertujuan untuk menguapkan air dalam kopi, mengeringkan, mengembangkan bijinya, menurunkan berat biji, serta meningkatkan aroma kopi. Pada proses roasting, biji mengalami reaksi kimia yang menyebabkan terjadinya perubahan karakteristik. Karakteristik tersebut antara lain dari segi warna, ukuran, dan komposisi kimia. Apabila waktu roasting semakin lama, maka karakteristik kopi yang berubah pun akan semakin banyak. Contohnya dari segi warna, dimana semakin lama waktu roasting maka warna biji kopi akan semakin gelap.

Roasting merupakan suatu seni. Meskipun warna yang dihasilkan sama, namun apabila metode roasting yang digunakan berbeda maka cita rasa akhir kopi akan berbeda pula. Sebelum melakukan roasting, terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan, antaralain:

Memastikan green bean kopi yang hendak di roasting

memiliki kadar air 11-12%, dan setelah tahap roasting

tersisa menjadi 4%

Mengenali karakter flavor terbaik dari kopi yang

hendak di roasting

Memanggang green bean kopi secara bertahap, pastikan terjadi dua kali letupan. Letupan pertama

(first crack) pada suhu 196°C dan Letupan kedua

(second crack) pada suhu 224°C

Melakukan roasting berdasarkan 3 tipe dasar roasting, yakni: warna akhir, suhu roasting, atau waktu roasting.

1. 2. 3
22
4.

Tingkatan Roasting

Di Indonesia, terdapat tiga tingkatan roasting paling umum yang dijadikan patokan. Tingkatan tersebut antara lain: light roast, medium roast, dan dark roast. Idealnya, tingkatan ini digunakan untuk roasting biji kopi arabika.

23

I Light Roast

Light roast adalah fase dimana biji kopi memiliki tingkat kematangan yang paling rendah. Biji kopi yang dihasilkan dari tingkatan roasting ini memiliki warna coklat terang, hal ini disebabkan proses penyerapan panas yang singkat. Akibat proses roasting yang singkat, biji kopi tidak mengeluarkan minyak sehingga cenderung kering.

Untuk memperoleh biji kopi dengan tingkatan light roast, maka biji kopi disangrai pada kisaran suhu 180°C - 205°C. Biji kopi dinyatakan telah mencapai light roast ketika terjadi letupan pertama (first crack).

Karakteristik kopi dari tingkatan sangrai ini adalah memiliki kandungan kafein serta keasaman yang tinggi Selain itu, kopi memiliki notes rasa citrusy, earthy, dan buttery.

II Medium Roast

Medium roast merupakan tingkatan roasting yang paling umum digunakan. Biji kopi dari hasil tingkatan roasting ini memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan light roast, namun lebih terang dibandingkan dark roast. Selain itu, biji tidak mengeluarkan minyak pada permukaannya.

Untuk memperoleh biji kopi dengan tingkatan medium roast, pada biji harus disangrai pada kisaran suhu 210°C - 220°C. Tingkatan ini dicapai setelah letupan pertama (first crack) namun belum terjadi letupan kedua (second crack). Letupan pertama dicapai pada suhu kisaran 196°C - 220°C, kemudian proses sangrai dapat dihentikan.

Karakteristik kopi dari tingkatan sangrai ini memiliki kandungan kafein yang rendah, dengan aroma dan keasaman yang balance sehingga menghasilkan rasa yang bervariasi

III Dark Roast

Dark roast merupakan tingkatan sangrai yang paling tinggi, dan apabila melebihi tingkatan ini akan menurunkan profil flavor dari kopi. Karakteristik pada biji kopi dark roast adalah memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan biji kopi dari tingkatan roasting lainnya. Selain itu, biji kopi juga telah mengeluarkan minyak pada permukaannya.

Kopi dark roast dapat diperoleh setelah letupan kedua terjadi, yakni pada suhu kisaran 240°C. Kopi dark roast memiliki body yang lebih kental dan rasa yang cenderung lebih pahit.

24

Resep Produk Olahan Kopi

25

Scrub Kopi

Untuk membuat scrub kopi, bahan utama kopi dapat dicampurkan dengan bahan lainnya, seperti madu, minyak kelapa, rose water, hingga gula pasir untuk bahan alami.

Untuk dapat membuat scrub kopi ini

terbilang mudah, hanya dengan

mencampurkan bahan bahan yang

dibutuhkan dan scrub kopi sudah bisa

dipakai. Selain untuk pemakaian pribadi, scrub kopi juga dapat menjadi sebuah

inovasi bisnis yang cukup menjanjikan apalagi di era modern ini Peluang bisnis kosmetik

dan kecantikan semakin meningkat dengan

banyaknya inovasi dan produk baru yang

bertebaran di marketplace, namun jangan

khawatir untuk mencoba peruntungan dalam bisnis kosmetik seperti scrub kopi ini

Bahan:

Exfoliant (kopi, gula, oatmeal, garam, biji bijian, dll). Kopi bubuk 280 gr

Minyak. Minyak zaitun 20 gr

Pewangi. 2 hingga 4 tetes

Emulsifier (sabun, akan lebih mudah pakai sabun cair). Sabun cair 80 gr

Tepung maizena atau tapioca. Maizena 20 gr

Cara:

Timbang bahan sesuai ukuran, campur minyak dan sabun, aduk hingga rata, bisa juga ditambah pewangi

Tambah tepung dan aduk lagi hingga rata

Masukkan kopi sedikit demi sedikit kedalam campuran sambil diaduk

Masukkan ke wadah

01
26

Lilin Aromaterapi

Bahan:

Kopi bubuk sesuai selera

Lilin atau sisa kerak lilin

Sumbu lilin

Panci ukuran kecil

Paper cup

Wadah logam

Gunting

Steps:

Lelehkan kerak lilin atau lilin dalam panci, pastikan menggunakan warna lilin putih

Siapkan paper cup dan pastikan paper cup

dalam keadaan bersih

Letakkan bubuk kopi kedalam paper cup

Masukkan setengah lelehan lilin ke paper cup

Masukkan sumbu lilin

Tuangkan sisa lelehan lilin

Tunggu hingga kering sempurna

Gunting paper cup dan lilin siap digunakan

Pupuk Organik

Bahan:

Panci

Alat pengaduk

Bubuk kopi

Air secukupnya

Steps:

Masak air secukupnya atau menyesuaikan

jumlah bubuk kopi

Setelah mendidih, matikan api dan

masukkan bubuk kopi ke panci

Aduk rata hingga air menjadi hitam pekat

Saring larutan kopi untuk memisahkan

ampas dan air kopi

Jemur ampas kopi hingga kering

Setelah kering, pupuk dapat digunakan

dengan cara menaburkan pada media

tanam

02
03
27

Bahan:

8 ons sabun gliserin

¼ cangkir bubuk kopi

1 sdt vanili

1 sdt susu bubuk

Cara:

Panci kecil

Mangkuk kaca

kecil

Cetakan

Siapkan double boiler dengan menumpuk wajan bergagang diatas panci berisi air.

Panaskan panci dengan suhu sedang

Saat air di panci sudah mendidih, masukan

sabun gliserin ke dalam wajan bergagang,, diamkan sampai meleleh sempurna

Sambil menunggu sabun mencair, masukan

sedikit ampas kopi ke cetakan

Ketika sabun sudah cair, matikan kompor, masukkan ekstrak vanilla, 1 sdt ampas kopi dan susu bubuk , aduk hingga rata

Diamkan sabun selama beberapa jam

hingga membeku dan sesuaikan bentuknya

Bahan:

Paper bag ukuran kecil

Pembolong kertas

Bubuk kopi

Tali

Steps:

Lubangi paper bag bagian atas agar

aroma kopi dapat keluar

Pastikan bubuk kopi yang digunakan

dalam keadaan kering

Masukkan bubuk kopi ke paper bag, pastikan tidak terlalu penuh

Lipat dan lubangi bagian atas paper bag untuk tali

Pengharum ruangan siap digunakan

04 05
Sabun Kopi Pengharum Ruangan Kopi
28

Selai Kopi

Bahan:

2 sachet kopi

1 sdm susu bubuk

1 sdm cokelat bubuk

2 sdm gula pasir

2 sdm tepung terigu

1 sdm mentega

150 ml air

Steps:

Masukkan kopi, susu, cokelat, gula, dan air ke mangkuk, aduk rata

Buat campuran tepung terigu dan air sedikit demi sedikit, larutkan hingga encer, dan disaring

Panaskan campuran kopi diatas api kecil, setelah hampir mendidih masukan campuran tepung terigu, aduk ceoat hingga adonan mendidih dan mengental, matikan api

Ttambah mentega dan aduk hingga rata

Simpan dalam wadah tertutup dan masukkan lemari es

Coffee Jelly

Bahan Jelly:

1 bungkus jelly plain

2 sdm kopi

3 sdm gula pasir

500 ml air

Bahan Kuah:

200 ml susu kental manis

400 ml air

1 sdm maizena

Steps:

Kopi jelly: campur bahan jelly, masak hingga mengental. Dinginkan, potong kotak

kotak

Kuah: campurkan bahan kuah, masak diatas api kecil sambil terus diaduk hingga

matang

Campurkan kopi jelly dengan kuah dan siap dinikmati

06 07
29

Bahan:

75gr tapoioka

Kopi bubuk

2sdm gula pasir

1 sachet santan bubuk (20 gr)

90 gr kelapa parut

Steps:

Siapkan bahan

Ongol-Ongol Kopi

1 lembar daun pandan

Garam secukupnya

200ml air

½ sdt pasta cokelat

Masukkan gula pasir, kopi, dan santan bubuk

Aduk rata adonan kering, masukkan air

Aduk adonan lalu beri pasta cokelat, nyalakan api kecil

Setelah adonan mengental, masukkan ongol ongol

kedalam wadah yang dialasi plastic, ratakan lalu sisihkan.

Kukus kelapa yang diberi garam dan pandan selama

kurang lebih 10 menit

Potong ongol ongol, lalu gulingkan ke atas parutan

kelapa

Sirup Kopi

Bahan:

1 cangkir gula

1 cangkir kopi yang sudah diseduh

Panci

Wadah kaca

Botol untuk menyimpan

Steps:

Nyalakan kompor dan siapkan panci

Campurkan kopi yang sudah diseduh dengan gula

Aduk rata dengan api kecil kurang lebih 3 menit

Setelah merata dan agak kental, matikan api

Pindah ke wadah kaca untuk didinginkan hingga

mencapai suhu ruangan

Setelah dingin, pindahkan ke botol penyimpanan

Sirup dapat dinikmati dan disimpan hingga satu

bulan

08 09
30
C
S e c a r a b e r k e l o m p o k d e n g a n w a d a h k e l o m p o k t a n i a t a u p u n B U M D e s d a n p e r s e o r a n g a n 31
a r a P e m a s a r a n

Kelompok tani menyasar perusahaan tertentu

Kelompok tani dapat mengajukan kerjasama dengan perusahaan kopi agar hasil produksi kopi Desa Gemawang dapat menjadi input dalam proses produksi perusahaan tersebut. Misal: PT Kapal Api Global

Kelompok tani/perorangan menyasar coffee house, café, dan semacamnya

Kelompok tani/usaha perorangan dapat mengajukan kerjasama dengan coffee house, café, dan usaha kopi lain sebagai pemasok kopi bubuk dalam usaha tersebut.

Kelompok tani/perorangan menyasar usaha lain yang menggunakan kopi sebagai bahan baku

Kelompok tani/usaha perorangan dapat mengajukan kerjasama dengan usaha berbasis non-kopi yang menggunakan kopi sebagai salah satu komposisi dalam produknya. Misal: bakery, perusahaan sabun, perusahaan parfum

Kelompok tani/perorangan menjual melalui e-commerce

Baik kelompok tani maupun perorangan dapat membuka toko online di e-commerce sehingga pasar yang dicapai menjadi lebih luas, tidak terbatas di Kabupaten Semarang saja.

Kelompok tani membuat toko offline di Jalan Nasional

Desa Gemawang yang dilewati oleh Jalan Nasional merupakan peluang yang perlu dimanfaatkan. Banyaknya orang yang berlalu-lalang memberikan peluang untuk pembukaan toko yang menjual hasil produksi kopi berbasis kelompok tani sehingga biaya yang ditanggung perseorangan dapat diminimalkan.

32

Manfaat Konsumsi Kopi

Konsumsi kopi pada kadar tertentu memiliki manfaat bagi kesehatan

33

Penyakit jantung dan Stroke

Minum kopi secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi

2-3 cangkir sehari dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung sebesar 21%.

Kanker

Kandungan dalam kopi mendukung peningkatan respon antioksidan dan pengurangan peradangan, yang penting dalam pencegahan kanker. Kafein sendiri dapat mengganggu pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.

Diabetes Tipe 2

Polifenol dan mineral (magnesium) dalam kopi dapat meningkatkan efektivitas metabolisme insulin dan glukosa dalam tubuh. Penelitian juga telah membuktikan bahwa seseorang yang rutin mengonsumsi kopi memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan yang tidak meminum kopi.

01
02
03 34

Depresi

Kafein dapat memengaruhi kondisi mental seperti meningkatkan kewaspadaan dan perhatian, mengurangi kecemasan, dan memperbaiki suasana hati. Studi menunjukkan bahwa konsumsi 4 cangkir kopi atau lebih dalam sehari hampir 10% lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami depresi dibandingkan mereka yang tidak minum kopi sama sekali.

Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson disebabkan oleh kadar dopamin yang rendah. Konsumsi kafein dengan kadar tertentu dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena Penyakit Parkinson karena kandungan kafein dalam kopi melindungi sel otak yang meproduksi dopamin.

Batu Empedu

Kandungan dalam kopi dapat mencegah pembentukan batu empedu. Kopi dapat mencegah kolesterol terbentuk menjadi kristal di kantong empedu.

04
05
35
06

Penutup

Demikian booklet terkait hilirisasi industri komoditas kopi dan manfaatnya ini kami buat. Harapan kami, booklet ini dapat menjadi saran masukan dalam pengembangan pengolahan kopi di Desa Gemawang.

Terlebih, kami juga berharap pengembangan yang dilakukan dapat jauh lebih baik daripada yang kami usulkan selaku Tim KKN UGM 2022.

Kami juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan booklet ini, oleh karenanya kami memohon maaf yang setulus-tulusnya. Terima kasih. Semoga Desa Gemawang selalu jaya, aamiin.

Tertanda, Penyusun

Tim KKN-PPM UGM 2022

36

Referensi

Ahmad, M., Perdana, F. R., Utami, K. S., & Harjanta, S. L. (2019). Pengolahan kopi bubuk dan pemasaran berbasis digital marketing dalam meningkatkan daya saing hilirisasi kopi di Kawasan Lereng Menoreh. Adi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(1), 38-46.

Amir, I. T., Indah, P. N., & Widayanti, S. (2017). Hilirisasi Kopi Tutur.

Dwiartama, A., Jeffry, N., & Permadi, D. (2018). Hilirisasi: Resource-based industrialisation and Global Production Networks in the Indonesian coffee and cocoa sectors. In Discussion Forum Organised by Badan Pengkajian Perdagangan Luar Negeri, Badan Pengkajian Dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) and the Canada-Indonesia Trade and Private Sector Assistance (TPSA) Project Held at MoT, Jakarta on 28 August, 2018, August.

Elizabeth, R., & Anugrah, I. S. (2020). Akselerasi Hilirisasi Produk Agroindustri Berdayasaing Mendongkrak Kesejahteraan Petani dan Ekonomi Pedesaan Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 6(2), 890-918.

Ghosh, P., & Venkatachalapathy, N. (2014). Processing and drying of coffee–a review. Int. J. Eng. Res. Technol, 3(12), 784-794.

Hadinata, S., & Marianti, M. M. (2020). Analisis Dampak Hilirisasi Industri Kakao di Indonesia. Jurnal Akuntansi, 12(1), 99-108.

Harvard T.H. Chan School of Public Health. (2022). The Nutrition Source - Coffee. URL: dari https://www hsph harvard edu/nutritionsource/food-features/coffee/

Jiastuti, T. (2018). Higiene sanitasi pengelolaan makanan dan keberadaan bakteri pada makanan jadi di RSUD dr harjono ponorogo. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(1), 13-24

Sari, S D (2020) ANALISIS MUTU FISIK KOPI LIBERIKA (Coffea liberica) DENGAN LAMA WAKTU PENGERINGAN YANG BERBEDA (Doctoral dissertation, UIN SULTAN SYARIF KASIMRIAU).

Setiado, H., & Kardhinata, E. H. (2019). Identifikasi dan Karakterisasi Jenis-jenis Kopi (Coffea spp ) di Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera Utara

Suseno, H., Galih, N. R. P., Hidayati, N., Alonto, C., & Irfan, M. SNI Produk Kopi Bubuk.

https://ottencoffee.co.id/majalah/yuk-buat-lilin-aroma-kopi-sendiri

http://bbppkupang bppsdmp pertanian go id/blog/post/cara-membuat-pupuk-kompos-dariampas-kopi

https://ottencoffee.co.id/majalah/resep-kopi-yuk-bikin-sirup-kopi-sendiri

37
38

KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2022

Unit JT-092 Kecamatan Jambu

KKN-PPM Universitas Gadjah Mada

25 Juni-13 Agustus 2022

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.