Neraca Sumber Daya Alam Hortikultura Kabupaten Sekadau

Page 1

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, sehingga pertanian Indonesia yang begitu beragam menghasilkan berbagai jenis pertanian yang beragam pula, termasuk juga kasus di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Tidak hanya pertanian tanaman pangan dan palawija, melainkan juga pertanian hortikultura, yaitu komoditas pertanian yang dikenal melalui tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman biofarmaka dan tanaman hias. Hortikultura adalah cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Hortikultura berasal dari kata “hortus” (= garden atau kebun) dan “colere” (= to cultivate atau budidaya). Komoditas ini sangat berperan dalam penyediaan vitamin, mineral, penggunaan lebih luas dalam bidang obat-obatan, kesehatan dan nilai estetika, serta digunakan dan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.

Terdapat sebelas komoditas sayuran dan buah-buahan semusim (SBS) yang dibudidayakan di Kabupaten Sekadau yaitu bawang merah bayam, buncis, cabai besar, cabai rawit, kacang panjang, kangkung, ketimun, petsai/sawi, terung dan tomat. Untuk tanaman dan buah-buahan tahunan (SBT) terdapat 21 komoditas yaitu belimbing, duku/langsat, durian, jambu biji, jambu air, jeruk siam, jeruk besar, mangga, manggis, nangka/ cempedak, nanas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, sirsak, sukun, melinjo, petai, dan jengkol. Budidaya tanaman biofarmaka (TBF) di Kabupaten Sekadau tercatat untuk tujuh komoditas yaitu jahe, kapulaga, kencur, kunyit, laos/lengkuas, mahkota dewa dan mengkudu/ pace. Sedangkan tanaman hias belum terdapat budidayanya di Kabupaten Sekadau.

Kabupaten Sekadau memiliki banyak komoditas dalam pertanian hortikultura, dan hal tersebut perlu untuk dimanfaatkan secara optimal. Oleh sebab itu, perhitungan neraca sumber daya alam pertanian hortikultura sangat penting agar lahan yang tersedia dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin sesuai dengan prinsip the highest and the best use.

1.2. Tujuan

Analisis neraca sumber daya alam diperlukan untuk mengetahui total lahan potensial yang dapat digunakan sebagai lahan pertanian hortikultura serta perubahan cadangan atau stock dari aset lingkungan berupa lahan pertanian hortikultura.

1.3. Ruang Lingkup

1.3.1. Ruang Lingkup Temporal

Laporan ini digunakan sebagai bagian dari usulan Rencana Tata Ruang Kabupaten

Sekadau yang direncanakan dalam proses skenario jangka panjang dua puluh (20) tahun. Data yang digunakan merupakan data terbaru maksimal hingga sepuluh (10) tahun kebelakang.

Secara umum, analisis dilakukan secara jarak jauh melalui metode daring dengan data

diperoleh berasal dari literatur online dan data digital dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

Kabupaten Sekadau. Proses pengambilan hingga analisis data dilakukan selama kurang lebih empat (4) bulan kerja.

1.3.2. Ruang Lingkup Substansial

Laporan ini memuat substansi komponen analisis neraca sumber daya alam sektor pertanian hortikultura pada wilayah Kabupaten sekadau dengan rincian meliputi produktivitas, analisis pasiva, analisis pasiva, analisis cadangan berupa neraca fisik dan moneter, serta keterkaitan dengan ekonomi wilayah

1.3.3. Ruang Lingkup Spasial

Laporan ini mencakup analisis wilayah Kabupaten Sekadau yang terdiri tujuh (7) kecamatan, yaitu Nanga Mahap, Nanga Taman, Sekadau Hulu, Sekadau Hilir, Belitang Hilir, Belidang, dan Belitang Hulu. Batas wilayah meliputi batas luar administrasi dengan rincian batas sebagai berikut.

Utara : Kabupaten Sintang

Selatan: Kabupaten Ketapang

Barat : Kabupaten Sintang

Timur : Kabupaten Sanggau

2.1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder dengan basis tahun dasar 2019 (bisa juga tahun sebelumnya, bergantung pada ketersediaan data). Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dari berbagai sumber seperti Badan Informasi Geospasial, Badan Pusat

Statistik Kabupaten Sekadau dan Provinsi Kalimantan Barat, RPJMD Kabupaten Sekadau, dan berbagai dokumen publikasi instansi pemerintah dan pihak terkait yang mendukung proses analisis.

2.2. Metode Pengolahan dan Penyajian Data

2.2.1.

Metode Analisis Neraca

Terdapat tiga elemen dalam analisis neraca, yaitu penentuan aktiva, penentuan pasiva, dan penentuan cadangan.

i. Penentuan Pasiva

Pasiva merupakan bentuk lahan eksisting dengan fungsional dan kegiatan sebagai lahan pertanian hortikultura. Data yang digunakan adalah jumlah luas panendanstandarmusim panen. Jumlahluaspanenmenunjukkan luas lahandari hasil suatu komoditi yang sudah siap dipanen. Luas ini belum menunjukkan jumlah luas yang digunakan dalam kegiatan pertanian hortikultura atau luas tanam, sehingga perlu dibagi dengan standar musim panen yang menunjukkan jumlah suatu komoditas dipanen dalam satu tahun.

ii. Penentuan Aktiva

Aktivamerupakan potensi lahanoptimal yangdapat digunakan sebagai lahan pertanian hortikultura. Untuk mendapatkan aktiva, diperlukan analisis kesesuaian lahan (suitability analysis) berdasarkan standar-standar berlaku menggunakan perangkat ArcMap.

iii. Penentuan Cadangan

Cadangan merupakan selisih dari aktiva dan pasiva. Didapatkan dengan mengurangkan aktiva dengan pasiva. Dari cadangan lahan pertanian hortikultura dapat didapatkan jumlah produksi potensial, yang kemudian dapat divaluasikan dalam bentuk moneter dengan mengalikan jumlah produksi dengan harga jual komoditas tersebut.

2.2.2.

Metode Analisis Ekonomi

Dalam analisis ekonomi, terdapat dua analisis yang dapat dilakukan, yaitu analisis komoditas unggulan dan analisis sektor unggulan. Analisis komoditas

unggulan dilakukan untuk melihat kontribusi komoditas unggulannya berkaitan dengan sektor pertanian hortikultura. Sedangkan untuk analisis sektor unggulan

dilakukandengan analisis LQdananalisistipologi klassen.Sehinggadidapatkanhasil sektor unggulan berdasarkan data PDRB Kabupaten Sekadau tahun 2020.

2.3. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Analisis Neraca Sumber Daya Pertanian Hortikultura

Sumber: Analisis Penyususn, 2021

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH

3.1. Kondisi Fisik Wilayah

Wilayah Kabupaten Sekadau secara geografis terletak di 00 25’ 12’’ S sampai dengan

00 27’ 28’’N dan 1100 45’ 38’’ E sampai dengan 1110 13’ 24’’ E. Secara administratif Kabupaten Sekadau terdapat di Provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan pada sisi utara dan timur dengan Kabupaten Sintang, selatan dengan Kabupaten Ketapang, dan barat dengan Kabupaten Sanggau.

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Sekadau

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Kabupaten Sekadau memiliki luas sebesar 5.444,3 km2 atau sebesar 3,71% dari luas

Provinsi Kalimantan Barat. Terbagi menjadi tujuh kecamatan yaitu Belitang Hulu, Belitang

Hilir, Belitang, Sekadau Hulu, Sekadau Hilir, Nanga Taman dan Nanga Mahap. Kondisi alam

Kabupaten Sekadau berupa daratan dan perbukitan dengan tingkat ketinggian 0 -1600 mdpl. Kelerengan Kabupaten Sekadau didominasi sebesar 2-15%.

Gambar 3.2 Peta Kelerengan Kabupaten Sekadau

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Secara klimatologi, Kabupaten Sekadau merupakan daerah hutan tropis dengan

kelembaban dan curah hujan yang cukup tinggi. Besar curah hujan tahunan di mayoritas

wilayah Kabupaten Sekadau mencapai 3.750-4.250 mm. Sedangkan suhu di Kabupaten

Sekadau berkisar dari 22,5 C hingga 33,3 C.

Gambar 3.3 Peta Curah Hujan Kabupaten Sekadau

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Jenis tanah di Kabupaten Sekadau didominasi oleh jenis tanah podsolik dan latosol.

Jenis tanah tersebut sangat cocok digunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan. Pada

kondisi eksisting pun Kabupaten Sekadau didominasi oleh guna lahan pertanian dan perkebunan yang ditunjukkan dalam peta tutupan pada Gambar 3.5.

Gambar 3.4 Peta Jenis Tanah Kabupaten Sekadau

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Gambar 3.5 Peta Tutupan Lahan Kabupaten Sekadau

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Dari sisi kebencanaan, Kabupaten Sekadau sisi utara didominasi oleh tingkat kebencanaan yang cenderung rendah dan sisi selatan didomniasi oleh tingkat kebencanaan sedang-tinggi. Oleh karena itu, sisi utara lebih banyak digunakan sebagai area budidaya.

Gambar 3.6 Peta Rawan Kebencanaan Kabupaten Sekadau

Sumber: Analisis Penulis, 2021

3.2. Kondisi Sosial

Menurut BPS, Kabupaten Sekadau memiliki penduduk sebanyak 211.559 jiwa dan kepadatan penduduk sebesar 39,35 jiwa/km2 yang cenderung memusat di sekitar ibukota kabupaten dan tersebar di seluruh areanya atau sprawl Laju pertumbuhan penduduknya sendiri beradapada angka1,72.Jenis pekerjaanmasyarakat padakelompok angkatan kerja

didominasi oleh lapangan usaha pertanian seperti yang tertera dalam Tabel 3.1

Tabel 3.1 Persentase Penduduk Usia Kerja Berdasar Lapangan Usaha Utama

Lapangan Usaha Utama

Sumber: SAKERNAS, 2019

3.3. Kondisi Ekonomi

KabupatenSekadaumemiliki strukturekonomi yangdidominasiolehsektorprimer

hingga 42,77% dari total PDRB yang terdiri dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, serta sektor pertambangan dan penggaliaan. Sektor pertanian, kehutanan dan

Persentase Penduduk Pertanian 70,13% Manufaktur 8,16% Jasa 21,71% Total
100,00%

perikanan sendiri memberikan kontribusi sebesar 39,77%. Sektor sekunder sendiri

memberikan kontribusi sebesar 17,64% dengan sektor terendah pada sektor pengadaan

listrik dan gas yang berada pada angka 0,03%. Sedangkan sektor tersier memberikan kontribusi sebesar 39,63% dengan sektor terendah berada pada jasa perusahaan yang

hanya berada pada angka 0,04%.

Gambar 3.7 Struktur Ekonomi Kabupaten Sekadau

Sumber: BPS Kabupaten Sekadau, 2021

4.1. Lahan Potensial Pertanian Hortikultura (Aktiva)

Didapatkan dengan melakukan analisis kesesuaian (suitability analysis) dengan metode weighted overlay. Adapun faktor kesesuaian lahannya adalah: Tabel 4.1 Kriteria Kesesuaian Lahan Pertanian Hortikultura No Kriteria Subkriteria Skor Bobot Faktor Pendefinisi 1 Jenis Tanah Aluvial 4 20 Latosol 3 Mediteran 2 Grumosol 1 Regosol 0 2 Kelerengan <8% 4 10 8 - 15% 3 15 - 25% 2 25 - 45% 1 >45% 0 3 Curah Hujan >34,8 4 15 27,7 - 34,8 3 20,7 - 27,7 2 13,6 - 20,7 1 0 - 13,6 0 Daerah air tanah langka 0 4 Tutupan Lahan Tanaman pertanian (sawah, tegalan, kebun, dll) 4 15 Tanah kering (tanah kosong, perkebunan, dll) 3
Semak 2 Bangunan (kawasan perkotaan) 1 Jaringan air, badan air 0 Faktor Limitasi 1 Tidak berada pada kawasan rawan bencana (KRB) Di luar area KRB 4 10 Di dalam area KRB 0 2 Tidak berada pada kawasan lindung Tidak pada kawasan lindung 4 10 Pada kawasan lindung 0 Sumber: Berbagai Standar dan Peraturan
2021
Terkait,
Gambar 4.1 Peta Jenis Tanah dan Peta Kelerengan Kabupaten Sekadau Sumber: Analisis Penulis, 2021

Gambar 4.2 Peta Jenis Tanahdan Peta Tutupan Lahan Kabupaten Sekadau

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Gambar 4.3 Peta Tingkat Kerawanan Bencana Kabupaten Sekadau

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Dari analisis spasial terhadap peta-peta di atas berdasarkan kriteria pada Tabel, didapatkan luas lahan potensial pertanian hortikultura (aktiva) di Kabupaten Sekadau sebesar 381.735,62 hektar atau sektiar 70,12% dari total luas lahan seperti berikut.

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Dikarenakan terbatasnya data penggunaan lahan di Kabupaten Sekadau, maka perhitungan luas lahan tanam dilakukan dengan membagi luas lahan panen dengan standar musim panen yang didapatkan dari berbagai sumber.

Gambar 4.4 Peta Lahan Potensial Hortikultura Kabupaten Sekadau 4.2. Lahan Eksisting (Pasiva)
No Komoditas Luas Panen (Ha) Standar Musim Panen Luas Tanam (Ha) Sayuran dan
1 Bawang Merah 1 5 0.2 2 Bayam 66 10 6.6 3 Buncis 5 4 1.25 4 Cabai Besar 2 4 0.5
Tabel 4.2 Pasiva Pertanian Hortikultura SBS Kabupaten Sekadau Tahun 2019
Buah-buahan Semusim (SBS)
5 Cabai Rawit 37 4 9.25 6 Kacang Panjang 18 8 2.25 7 Kangkung 97 12 8.08 8 Ketimun 19 8 2.38 9 Petsai/Sawi 59 6 9.83 10 Terung 15 13 1.15 11 Tomat 2 4 0.5 Jumlah 42.00 Sumber: Statistik Pertanian Hortikultura Kabupaten Sekadau 2019 Dari tabel tersebut didapatkan luas lahan tanam sayuran dan buah-buahan semusim adalah 42 hektar.
No Komoditas Jumlah Tanaman (pohon atau rumpun) Kepadatan Pohon (pohon atau rumpun/Ha) Luas Tanam (Ha) Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST) 1 Belimbing 81 300 0.27 2 Duku/langsat 1,428 100 14.28 3 Durian 22,609 100 226.09 4 Jambu Air 886 200 4.43 5 Jambu Biji 1,305 100 13.05 6 Jengkol 4,764 200 23.82 7 Jeruk Besar 207 250 0.83 8 Jeruk Siam/Keprok 4,392 250 17.57 9 Mangga 2,383 1,000 2.38 10 Manggis 392 100 3.92
Tabel 4.3 Pasiva Pertanian Hortikultura BST Kabupaten Sekadau Tahun 2019

Dari tabel tersebut didapatkan luas lahan buah-buahan dan sayur tahunan adalah

11 Melinjo 198 100 1.98 12 Nangka/Cempedak 2,524 100 25.24 13 Nanas* 1,343 20,000 0.07 14 Pepaya 1,878 1,200 1.57 15 Petai 970 200 4.85 16 Pisang* 10,748 1,000 10.75 17 Rambutan 12,454 100 124.54 18 Salak* 2,500 2,000 1.25 19 Sawo 338 400 0.85 20 Sirsak 303 100 3.03 21 Sukun 210 100 2.10 Jumlah 482.85
Sumber: Statistik Pertanian Hortikultura Kabupaten Sekadau 2019
482,85 hektar.
No Komoditas Luas Panen (ha) Standar Musim Panen Luas Tanam (Ha) Biofarmaka 1 Jahe 6.047 3 2.016 2 Kapulaga 0.02 4 0.005 3 Kencur 4.027 1 4.027 4 Kunyit 4.036 2 2.018 5 Laos/Lengkuas 0.017 0.63 0.027 6 Mahkota Dewa 0.003 1 0.003 7 Mengkudu/Pace 0.007 1 0.007
Tabel 4.4 Pasiva Pertanian Hortikultura Biofarmaka Kabupaten Sekadau Tahun 2019

8.102

Sumber: Statistik Pertanian Hortikultura Kabupaten Sekadau 2019

Dari tabel tersebut didapatkan luas lahan biofarmaka adalah 8,103 hektar. Dengan

demikian, total luas lahan aktiva pertanian hortikultura di Kabupaten Sekadau adalah 42 + 482,85 + 8,102= 532,952 hektar. Kemudian dari perhitungan pasiva dan aktiva, dapat diketahui besarnya cadangan lahan dari pertanian hortikultura seperti dalam Tabel 4.5.

Luas Kabupaten Sekadau Luas Lahan Potensial (aktiva)

Luas Lahan Existing (pasiva)

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Luas Cadangan Lahan

Perhitungan neraca fisik didapatkan dari perhitungan pasiva atau luas lahan eksisting dengan aktiva atau luas lahan potensial sehingga didapatkan luas lahan cadangan bagi masing-masing komoditas. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan ini adalah

seluruh potensi dimanfaatkan dengan optimal dan panen sepenuhnya berhasil. Kemudian untuk menghitung besarnya produksi dilakukan perhitungan menggunakan produktivitas

dari masing-masing komoditas sesuai dengan yang tercantum dalam publikasi BPS

Kabupaen Sekadau (2019) terkait Statistik Pertanian Hortikultura Kabupaten Sekadau.

Perhitungan neraca fisik dan moneter pasiva pertanian hortikultura dapat dilihat pada

Tabel 4.6.

Jumlah
Tabel 4.5 Luas Cadangan Lahan Pertanian Hortikultura Kabupaten Sekadau
544 430 hektar 381.735,62 hektar 532,952 hektar
381.202,668 hektar
4.3. Analisis Neraca Fisik dan Neraca Moneter
No Komoditas Luas Tanam (Ha) Produksi Pasiva (kg) Harga Komoditas (Rp/Kg) Valuasi Rupiah a b c d = b x c Sayuran dan Buah-buahan Semusim (SBS) 1 Bawang Merah 0.200 300 20,000 6,000,000 2 Bayam 6.600 37,500 6,000 225,000,000 3 Buncis 1.250 3,300 7,000 23,100,000 4 Cabai Besar 0.500 2,000 15,000 30,000,000 5 Cabai Rawit 9.250 53,900 16,000 862,400,000 6 Kacang Panjang 2.250 95,900 6,000 575,400,000
Tabel 4.6 Neraca Fisik dan Moneter Pertanian Hortikultura Kabupaten Sekadau
7 Kangkung 8.083 25,800 7,000 180,600,000 8 Ketimun 2.375 11,700 4,000 46,800,000 9 Petsai/Sawi 9.833 16,000 6,000 96,000,000 10 Terung 1.154 11,600 9,000 104,400,000 11 Tomat 0.500 1,300 5,500 7,150,000 Jumlah 41.996 259,300 - 2,156,850,000 Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST) 1 Belimbing 0.270 3,900 15,000 58,500,000 2 Duku/langsat 14.280 48,700 30,000 1,461,000,000 3 Durian 226.090 421,600 35,000 14,756,000,000 4 Jambu Air 4.430 18,400 20,000 368,000,000 5 Jambu Biji 13.050 32,000 20,000 640,000,000 6 Jengkol 23.820 67,700 20,000 1,354,000,000 7 Jeruk Besar 0.828 14,500 21,000 304,500,000 8 Jeruk Siam/Keprok 17.568 112,000 20,000 2,240,000,000 9 Mangga 2.383 185,600 20,000 3,712,000,000 10 Manggis 3.920 12,600 13,000 163,800,000 11 Melinjo 1.980 3,600 32,000 115,200,000 12 Nangka/Cempedak 25.240 143,700 5,000 718,500,000 13 Nanas* 0.067 6,400 16,000 102,400,000 14 Pepaya 1.565 51,300 8,000 410,400,000 15 Petai 4.850 19,500 40,000 780,000,000 16 Pisang* 10.748 342,700 16,000 5,483,200,000 17 Rambutan 124.540 231,400 4,000 925,600,000 18 Salak* 1.250 14,500 10,000 145,000,000 19 Sawo 0.845 19,700 13,000 256,100,000 20 Sirsak 3.030 4,900 20,000 98,000,000 21 Sukun 2.100 5,300 4,500 23,850,000 Jumlah 482.854 1,760,000 - 34,116,050,000 Biofarmaka 1 Jahe 2.016 18,065 12,000.00 216,780,000 2 Kapulaga 0.005 155 200,000.00 31,000,000 3 Kencur 4.027 14,093 12,000.00 169,116,000 4 Kunyit 2.018 18,396 3,000.00 55,188,000 5 Laos/Lengkuas 0.027 954 10,000.00 9,540,000

Sumber: Analisis Penulis, 2021

Dari perhitungan tersebut didapatkan besarnya luas pasiva adalah 532,92 hektar dengan total produksi sebesar 2.072,183 kg dengan total valuasi moneter sebesar Rp36.845.624.000. Dengan mengurangkan luas aktiva dengan pasiva, didapatkan luas lahan cadangan. Neraca fisik cadangan dari pertanian hortikultura dapat dilihat pada Tabel dan neraca moneter pada Tabel 4.7

6 Mahkota Dewa 0.003 1,040 85,000.00 88,400,000 7 Mengkudu/Pace 0.007 180 15,000.00 2,700,000 Jumlah 8.103 52,883 - 572,724,000 TOTAL 532.952 2,072,183 - 36,845,624,000
No Komoditas Luas Tanam/Pasiv a (Ha) Luas Potensial/Aktiv a (Ha) Luas Cadangan (Ha) RataRata Produks i Lahan Tanam (Kg/Ha) Cadangan (Kg) a b = a/532,952 x 381.735,62 c = b - a d e = d x c Sayuran dan Buah-buahan Semusim (SBS) 1 Bawang Merah 0.20 143.25 143.05 300 42,916 2 Bayam 6.60 4,727.36 4,720.76 568 2,682,247 3 Buncis 1.25 895.33 894.08 660 590,094 4 Cabai Besar 0.50 358.13 357.63 1,000 357,633 5 Cabai Rawit 9.25 6,625.46 6,616.21 1,457 9,638,209 6 Kacang Panjang 2.25 1,611.60 1,609.35 5,328 8,574,251 7 Kangkung 8.08 5,789.82 5,781.73 266 1,537,822 8 Ketimun 2.38 1,701.13 1,698.76 616 1,046,077 9 Petsai/Sawi 9.83 7,043.28 7,033.45 271 1,907,376 10 Terung 1.15 826.46 825.31 773 638,237 11 Tomat 0.50 358.13 357.63 650 232,461 Jumlah 42.00 30,079.96 30,037.96 - 27,247,325 Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST) 1 Belimbing 0.27 193.39 193.12 14,444 2,789,537 2 Duku/langsat 14.28 10,228.28 10,214.00 3,410 34,833,454
Tabel 4.7 Neraca Fisik Cadangan Pertanian Hortikultura Kabupaten Sekadau
3 Durian 226.09 161,940.58 161,714.4 9 1,865 301,556,144 4 Jambu Air 4.43 3,173.06 3,168.63 4,153 13,160,894 5 Jambu Biji 13.05 9,347.27 9,334.22 2,452 22,888,512 6 Jengkol 23.82 17,061.46 17,037.64 2,842 48,423,508 7 Jeruk Besar 0.83 593.07 592.24 17,512 10,371,357 8 Jeruk Siam/Keprok 17.57 12,583.36 12,565.79 6,375 80,109,792 9 Mangga 2.38 1,706.86 1,704.48 77,885 132,753,369 10 Manggis 3.92 2,807.76 2,803.84 3,214 9,012,352 11 Melinjo 1.98 1,418.21 1,416.23 1,818 2,574,958 12 Nangka/Cempeda k 25.24 18,078.55 18,053.31 5,693 102,783,724 13 Nanas* 0.07 48.10 48.03 95,309 4,577,702 14 Pepaya 1.57 1,120.96 1,119.39 32,780 36,693,146 15 Petai 4.85 3,473.89 3,469.04 4,021 13,947,687 16 Pisang* 10.75 7,698.43 7,687.68 31,885 245,121,657 17 Rambutan 124.54 89,203.77 89,079.23 1,858 165,512,552 18 Salak* 1.25 895.33 894.08 11,600 10,371,357 19 Sawo 0.85 605.24 604.40 23,314 14,090,740 20 Sirsak 3.03 2,170.29 2,167.26 1,617 3,504,803 21 Sukun 2.10 1,504.16 1,502.06 2,524 3,790,910 Jumlah 482.85 345,852.01 345,369.1 51,258,868,15 4 Biofarmaka 1 Jahe 2.02 1,443.75 1,441.74 8,962 12,921,280 2 Kapulaga 0.01 3.58 3.58 31,000 110,866 3 Kencur 4.03 2,884.40 2,880.38 3,500 10,080,244 4 Kunyit 2.02 1,445.42 1,443.41 9,116 13,158,033 5 Laos/Lengkuas 0.03 19.33 19.30 35,354 682,364 6 Mahkota Dewa 0.00 2.15 2.15 346,667 743,877 7 Mengkudu/Pace 0.01 5.01 5.01 25,714 128,748 Jumlah 8.10 5,803.65 5,795.55 - 37,825,412 TOTAL 532.95 381,735.62 381,202.6 71,323,940,89 0 Sumber: Analisis Penulis, 2021

Dari analisis tersebut, didapatkan total luas lahan cadangan adalah 381.202,67 Ha

dan besar cadangan produksi seluruh komoditas adalah 1.323.940,890 kg. Sedangkan

neraca moneter dihitung dengan mengalijan besar cadangan produksi dengan harga jual masing-masing komoditas. Besar harga masing-masing komoditas didapatkan dari

di internet.

sumber
No Komoditas Cadangan Produksi (Kg) Harga Komoditas (Rp/Kg) Valuasi Rupiah e f g = f x e Sayuran dan Buah-buahan Semusim (SBS) 1 Bawang Merah 42,916 20,000 858,319,196 2 Bayam 2,682,247 6,000 16,093,484,921 3 Buncis 590,094 7,000 4,130,661,130 4 Cabai Besar 357,633 15,000 5,364,494,974 5 Cabai Rawit 9,638,209 16,000 154,211,348,846 6 Kacang Panjang 8,574,251 6,000 51,445,506,799 7 Kangkung 1,537,822 7,000 10,764,753,247 8 Ketimun 1,046,077 4,000 4,184,306,080 9 Petsai/Sawi 1,907,376 6,000 11,444,255,944 10 Terung 638,237 9,000 5,744,136,157 11 Tomat 232,461 5,500 1,278,537,969 Jumlah 27,247,325 - 265,519,805,262
Tabel 4.8 Neraca Moneter Cadangan Pertanian Hortikultura Kabupaten Sekadau
1 Belimbing 2,789,537 15,000 41,843,060,795 2 Duku/langsat 34,833,454 30,000 1,045,003,620,892 3 Durian 301,556,144 35,000 10,554,465,044,414 4 Jambu Air 13,160,894 20,000 263,217,886,713 5 Jambu Biji 22,888,512 20,000 457,770,237,763 6 Jengkol 48,423,508 20,000 968,470,159,267 7 Jeruk Besar 10,371,357 21,000 217,798,495,935 8 Jeruk Siam/Keprok 80,109,792 20,000 1,602,195,832,169 9 Mangga 132,753,369 20,000 2,655,067,379,023 10 Manggis 9,012,352 13,000 117,160,570,227 11 Melinjo 2,574,958 32,000 82,398,642,797
Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (BST)

Total valuasi moneter yang didapatkan dari analisis cadangan adalah sebesar Rp25.077.220 307 876 atau lebih dari Rp25 triliun Sedangkan total valuasi moeter dari analisis pasiva adalah Rp36.845.624.000. Dengan menjumlahkan valuasi moneter dari pasiva dan cadangan didapatkan total valuasi moneter dari pertanian hortikultura adalah sebesar Rp25.114.065.931.876. Besarnya angka ini menunjukkan besarnya potensi pertanian hortikultura yang ada di Kabupaten Sekadau.

4.4. Komoditas Unggulan Pertanian Hortikultura

Penentuan komoditas unggulan dilakukan dengan melihat produksi terbesar yang disumbangkan oleh komoditas tertentu. Komoditas unggulan menunjukkan komoditas tersebut memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan komoditas lainnya. Hasil dari analisis komoditas unggulan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu fokus pengembangan ekonomi wilayah.

12 Nangka/Cempedak 102,783,724 5,000 513,918,618,488 13 Nanas* 4,577,702 16,000 73,243,238,042 14 Pepaya 36,693,146 8,000 293,545,164,965 15 Petai 13,947,687 40,000 557,907,477,273 16 Pisang* 245,121,657 16,000 3,921,946,512,031 17 Rambutan 165,512,552 4,000 662,050,206,364 18 Salak* 10,371,357 10,000 103,713,569,493 19 Sawo 14,090,740 13,000 183,179,621,705 20 Sirsak 3,504,803 20,000 70,096,067,657 21 Sukun 3,790,910 4,500 17,059,094,017 Jumlah 1,258,868,154 - 24,402,050,500,033 Biofarmaka 1 Jahe 12,921,280 12,000.00 155,055,362,722 2 Kapulaga 110,866 200,000.00 22,173,245,892 3 Kencur 10,080,244 12,000.00 120,962,924,265 4 Kunyit 13,158,033 3,000.00 39,474,099,815 5 Laos/Lengkuas 682,364 10,000.00 6,823,637,607 6 Mahkota Dewa 743,877 85,000.00 63,229,514,091 7 Mengkudu/Pace 128,748 15,000.00 1,931,218,191 Jumlah 37,825,412 - 409,650,002,582 TOTAL 1,323,940,890 - 25,077,220,307,876 Sumber: Analisis Penulis, 2021

Dari analisis didapatkan buah-bahan dan sayuran tahunan (BST) memiliki

kontribusi terbesar dengan komoditas unggulan berupa buah durian yang memiliki nilai

valuasi moneter sebesar Rp10.569.221.044.414 atau sekitar Rp10,5 triliun dan diikuti oleh

komoditas pisang yang memiliki nilai valuasi moneter sebesar Rp3.927.429.712.031 atau

sekitar Rp3,9 triliun. Dari kelompok sayuran dan buah-buahan semusim (SBS) komoditas

unggulannya adalah cabai rawit yang memiliki valuasi moneter sebesar

Rp155.073.748.846 yang kemudian disusul oleh kacang panjang dengan nilai valuasi

moneter mencapai Rp55.020.906.799. Untuk kelompok biofarmaka sendiri komoditas

unggulannya adalah jahe dengan nilai valuasi moneter mencapai Rp155.272.142.722 dan kemudian disusul oleh kencur yang memiliki nilai valuasi monter sebesar Rp121.132.040.265.

5.1. Kesimpulan

Kabupaten Sekadau memiliki lahan yang potensial untuk digunakan sebagai lahan kegiatan pertanian hortikultura. Hal ini dibuktikan dengan besarnya hasil analisis kesesuaian lahan potensial mencapai 381.735,62 hektar dengan faktor jenis tanah, kelerengan, curah hujan, tutupan lahan, kerawanan bencana, dan lokasi kawasan lindung. Dengan luas aktiva yang hampir menyamai 70% dari total luas wilayah, lahan yang sudah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian hortikultura baru 532,95 hektar. Dengan luas cadangan sebesar 381.202,67 hektar, pertanian hortikultura sangat mungkin dikembangkan lebih besar untuk peningkatan ekonomi wilayah mengingat besarnya valuasi moneter dari cadangan sendiri bisa mencapai lebih dari Rp25 triliun. Untuk komoditas yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan adalah durian dan pisang karena merupakan komoditas unggulan dari kelompok sayuran dan buah-buahan tahunan (BST), cabai rawit dan kacang panjang dari kelompok sayuran dan buah-buahan semusim (SBS), serta komoditas jahe dan kencur dari kelompok biofarmaka.

5.2. Saran

Besarnya potensi dari sumber daya alam pertanian hortikultura perlu dioptimalkan pemanfaatannya agar mampu memberikan manfaat yang positif bagi perekonomian wilayah. Agaar pengembangan pertanian hortikltura dapat memberikan manfaat yang positif, rekomendasi yang dapat dilakukan antara lain:

1. Memanfaatkan penggunaan lahan-lahan belum terbangun serta lahan terbengkalai sebagai lokasi pertanian hortikultura

2. Mendorong pengembangan pertanian hortikultura sebagai upaya pembukaan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan dengan berbagai program peningkatan dan percepatan pengembangan pertanian dan pengolahan hasil produksi

3. Secara serius mengembangkan industri pengolahan komoditas hasil pertanian hortikultura, terutama komoditas-komoditas unggulannya sebagai hilirisasi untuk semakin meningkatkan lapangan pekerjaan, meningkatkan nilai tambah, serta meningkatkan PDRB Kabupaten Sekadau.

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Sekadau. (2021). Kabupaten Sekadau Dalam Angka 2021

BPS Kabupaten Sekadau. (2021). Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sekadau

Menurut Lapangan Usaha 2016-2020

BPS Kabupaten Sekadau. (2019). Statistik Pertanian Hortikultura Kabupaten Sekadau 2019

BPS Kabupaten Sekadau. (2017). Statistik Luas Lahan Menurut Penggunaan Kabupaten

Sekadau 2017

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sekadau. (2021). Profil Daerah Kabupaten

Sekadau 2021

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.