
3 minute read
SOS: Scholars Of Sustenance. Yayasan Derma Atas Pangan. Solusi untuk Masalah Sampah Makanan
from Jaga Bumi Zine
by actglobalcic
SOS: SCHOLARS OF SUSTENANCE YAYASAN DERMA ATAS PANGAN Solusi untuk Masalah Sampah Makanan
Dalam hidup dimana sejumlah orang mengalami kelaparan dan tidak mampu membeli makanan, sangat menyedihkan melihat banyak makanan sisa yang terbuang. Menurut FAO, sekitar sepertiga makanan yang dihasilkan pada skala global hilang pada fase produksi, atau terbuang percuma sebesar 1,3 miliar ton makanan. Padahal makanan terbuang tersebut dapat diberikan kepada individu-individu yang kekurangan gizi di dunia.
Advertisement

Makanan biasanya terbuang dengan cara berikut:
Produk baru panen yang tidak sesuai dengan standar normal dalam hal ukuran, bentuk, dan warna
Sisa makan
Makanan yang mendekati kadaluarsa
Sampah makanan bukan hanya masalah sosial dan kemanusiaan, tetapi juga masalah lingkungan. Ketika kita membuang makanan, itu berarti kita juga membuang air dan energi yang dibutuhkan untuk menumbuhkan, memanen, dan mengangkut. Sampah makanan juga menghasilkan metana-gas rumah kaca. Setiap orang harus berperan dalam mengurangi sampah makanan, mengurangi sampah makanan sangat penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 2 (Mengakhiri Kelaparan) dan nomor 12 (Memastikan Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan).
Ada banyak tindakan yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah makanan: Berbelanja makanan lebih bijak, membekukan makanan, memberikan makanan kepada mereka yang membutuhkan, dan membuat kompos. Kita dapat berbelanja makanan dengan lebih bijak, membekukan makanan, dan membuat kompos mungkin lebih mudah dilakukan oleh individu, tetapi mengirimkannya kepada mereka yang membutuhkan perlu lebih banyak usaha. Hal tersebut lebih mudah dilakukan dalam tim.
Tim Act Global berkesempatan untuk bertemu Chef Delmi dari SOS (Scholars of Sustenance) di dapur Lala Land dimana kami mengenal lebih jauh mengenai SOS. SOS adalah yayasan rescue makanan yang didirikan oleh Bo H. Holmgreen. Berkantor global di North Carolina, Amerika Serikat, yayasan ini dimulai di Bangkok dan sekarang memiliki cabang Indonesia di Bali. SOS memiliki 4 dapur di Bali yang terletak di Sanur, Uluwatu, Canggu, dan Ubud.
SOS mengambil kelebihan makanan dari hotel dan restoran lalu mengirimkan makanan kepada mereka yang membutuhkan di desa dengan bantuan para sukarelawan dan juga bekerja sama dengan koordinator banjar (seperti lingkungan RT). Dengan mengumpulkan kelebihan makanan, SOS membantu mencegah makanan menjadi sampah dan dapat membantu orang yang membutuhkan.











Sebelum pandemi COVID-19, SOS di Bali mengumpulkan sekitar 400-450 kg surplus makanan setiap hari, tetapi karena pandemi dan tingkat okupansi hotel sangat rendah, tidak ada surplus makanan, oleh karena itu sekarang SOS telah memulai kebunnya. Tidak hanya makanan siap santap, SOS juga menyediakan makanan pokok.

SOS bekerja dengan bantuan sukarelawan. Bagi yang ingin mengikuti kegiatan sukarela di SOS, calon sukarelawan diharapkan mengisi formulir dan memilih jadwal sukarela karena jumlahnya terbatas. Ada 3 jadwal :
Persiapan dan memasak (7-8 orang),
Pengemasan (7-8 orang),
Distribusi (biasanya koordinator banjar mengambil makanan untuk dibagikan, atau relawan membagikannya, tidak ada jumlah orang yang ditetapkan untuk jadwal ini).
Jika kamu tertarik untuk menjadi sukarelawan dengan SOS, kamu dapat menghubungi mereka dari Instagram atau email: info.bali@scholarsofsustenance.org
Agnes Irawati