
4 minute read
Lokawarna, Fesyen Berkelanjutan Untuk Gaya Hidup Ramah Lingkungan
from Jaga Bumi Zine
by actglobalcic
Saat ditemui di Yayasan Emas Hitam Indonesia di Petulu, Ubud, kami tim Act Global mengikuti sebuah program berkebun yang diadakan setiap Sabtu disana, dimana kami diajak berkeliling kebun, merasakan pengalaman berkebun sambil dijelaskan mengenai permakultur dan prinsipnya, yang sebenarnya merupakan sistem yang dapat kita terapkan dalam hidup. Etika permakultur ada tiga yaitu: (1) Peduli Bumi, (2) Peduli manusia, (3) Pembagian yang merata. Konsep ini juga sangat mirip dengan filosofi hidup masyarakat Hindu Bali, Tri Hita Karana yang berarti Tiga Penyebab Kebahagiaan; (1) Parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan), (2) Pawongan (hubungan manusia dengan manusia, (3) Palemahan (hubungan manusia dengan alam).
Jika ditanya mengenai green jobs atau pekerjaan hijau, Silvina tidak suka menyebutnya pekerjaan hijau, menurutnya, menyebutnya pekerjaan yang berkelanjutan itu lebih tepat. Silvina merasa saat ini kata "hijau” menjadi semacam ‘greenwashing’ untuk banyak bisnis. Karena sayangnya saat ini keberlanjutan atau produk dan jasa yang ramah lingkungan memang sedang naik daun di pasaran sehingga banyak bisnis yang memanfaatkan tren ini alih-alih benar-benar peduli pada alam. Terlebih Bali, sangat memiliki potensi pariwisata yang berkelanjutan, jadi sangat disayangkan jika keberlanjutan hanya digunakan sebagai marketing bisnis, karena di Bali yang memang dikenal karena wisatanya ini, Bali dikenal karena keindahan alamnya. Jadi sepatutnya kita menjaga Bali.
Advertisement
Silvina menjelaskan bahwa semua pekerjaan dapat menjadi keberlanjutan, seperti yang ia lakukan dengan mengambil kursus permakultur, sekarang ia dapat mengkombinasikan ilmunya di bidang komunikasi dan permakultur di pekerjaannya sebagai Regenerative Tourism Consultant, sehingga ia berpesan bagi kita anak muda untuk selalu belajar, mengambil kursus yang berhubungan dengan keberlanjutan jika memang ingin terjun ke bidang ini, karena pasti ada pilihan pekerjaan yang menanti kita.
Nevy Widya Pangestika

Siapa sangka dengan mengikuti konferensi berbau lingkungan pada tahun 2015 menjadi moment of realization bagi Manaf memutuskan untuk terjun ke dunia sustainability atau keberlanjutan. Ia bertemu dengan orang-orang hebat dari berbagai dunia yang ingin membuat dunia menjadi lebih baik melalui energi terbarukan. Dari situ Manaf semakin mantap untuk terjun ke dunia lingkungan. Ia benar-benar terjun terjun ke dunia lingkungan saat pertama kali bekerja sebagai environmental educator di NGO di Bali. Merasa Pendidikan lingkungannya masih kurang, setelah menjadi sarjana di Teknik Biomedik, Manaf memperdalam ilmu lingkungannya dengan melanjutkan S2 Environmental Science di Wageningen University. Sebelum melanjutkan studinya di luar negeri, Manaf mendirikan Akademi Hijau sebagai kegiatan penyalur hobi dan volunteering ke masyarakat untuk pendidikan lingkungan yang ia rasa sangat kurang. Ia juga mendirikan Lokawarna.id sebagai hobi dan eksperimen untuk membuat pakaian yang sustainable, terutama yang diinspirasi dari warna warna alami.
Berkaitan dengan regulasi pemerintah tentang
lingkungan hidup, menurut Manaf sebenarnya regulasi yang ada di Indonesia sudah cukup banyak, namun enforcement nya itu yang jarang ada. Sehingga perlu sekali pemerintah untuk tegas dalam menegakkan hukum lingkungan. Berhubungan dengan lingkungan hidup, salah satu yang menjadi masalah serius adalah menumpuknya limbah tekstil atau kain akibat dari fast fashion. Salah satu cara mengatasi hal tersebut adalah dengan membeli pakaian bekas. “Menurut saya belanja pakaian bekas sekarang sudah menjadi suatu trend dikalangan anak muda. Stigma negatif mungkin muncul karena belanja pakaian bekas dulunya identik dengan kumuh, miskin, atau penyakit. Namun hal ini sepertinya sudah sangat berbeda. Penggunaan bahasa dari pakaian bekas menjadi thrifting, vintage shopping, dan sebagainya membuat belanja pakaian bekas terkesan jauh dari imagenya yang dulu. Selain itu, ada beberapa target market yang berbeda juga. Di pasar pakaian bekas dan toko pakaian bekas memiliki target market yang berbeda dan display yang berbeda. Menurut saya sudah ada stigma yang berbeda karena thrifting sekarang sudah dinilai sebagai hal yang cool untuk dilakukan. ” ujar Manaf.
Menurut pengalaman tinggal kurang lebih 2 tahun di Belanda dan berdasarkan ilmu yang Manaf pelajari dalam studi S2, halhal yang dapat diterapkan di Indonesia antara lain bersepeda jika akan berpergian kemana-mana. Infrastruktur dan kondisi geografis di Belanda benar-benar mendukung untuk menciptakan iklim bersepeda. Akan lebih baik jika di Indonesia kita juga mulai menerapkan naik sepeda. Sekarang sepeda di Indonesia hanya menjadi hobi, bukan bagian dari kehidupan sehari-hari, semoga nanti bisa berubah. Selain itu, masalah manajemen sampah di Belanda juga sudah sangat bagus. Setiap kota atau daerah memiliki manajemen sampah. Akan sangat baik jika di Indonesia manajemen sampah juga tersedia di masyarakat.
Sebagai anak muda, cara menarik anak muda lain untuk lebih tertarik ke pekerjaan hijau menurut Manaf adalah dengan memupuk motivasi intrinsiknya. Selain itu ekspos terhadap pekerja hijau juga harus ditingkatkan. Karena selama ini yang kita lihat di media adalah pekerjaan-pekerjaan yang umum dan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan hijau.


Jika kita tunjukkan bahwa pekerja hijau itu keren, bisa membangun masyarakat, dan gaji yang bagus, mungkin hal itu dapat menarik anak muda untuk terjun ke pekerjaan hijau karena menurut Manaf pemerintah belum cukup mensosialisasikan pekerjaan hijau kepada pemuda Indonesia.
Lagi pula, Indonesia memiliki potensi yang sangat
tinggi mengenai sustainable fashion. Secara kultur, apa yang kita lakukan seperti batik dan tenun itu merupakan sustainable fashion. Sehingga kita perlu melestarikan hal itu dan mempromosikannya lebih jauh lagi. Selain itu, masyarakat juga sudah mulai paham adanya sustainable fashion juga. Ketika ditanya mengenai sering munculnya pendapat bahwa gaya hidup berkelanjutan itu lebih mahal, Manaf berpendapat bahwa gaya hidup berkelanjutan itu sebenarnya lebih murah. Mungkin di beberapa aspek seperti energi terbarukan, itu masih mahal tapi sekarang harga solar panel, dan sebagainya sudah mulai turun. Tetapi umumnya gaya hidup berkelanjutan yang lain itu masih murah.
“Harapan saya, semoga semakin banyak anak muda
yang menekuni bidang sustainability, bukan karena trendy tapi karena memang ada panggilan dari hati” ucap Manaf tentang harapan mengenai pemuda dan pekerjaan hijau. Chika Mega Kusuma Wardhani 41