
2 minute read
Melestarikan Sate Lilit sebagai Hidangan Lokal, sebagai Penghubung Antargenerasi
from CSII Zine-Act Global
by actglobalcic
M M M E E E L L L E E E S S S T T T A A A R R R III K K K A A A N N N S S S A A A T T T E E E L L L III L L L III T T T S S S E E E B B B A A A G G G A A A III H H H III D D D A A A N N N G G G A A A N N N L L L O O O K K K A A A L L L P P P E E E N N N G G G H H H U U U B B B U U U N N N G G G A A A N N N T T T A A A R R R G G G E E E N N N E E E R R R A A A S S S III
Bangsa yang besar tidak akan pernah lepas dari warisan budayanya
Advertisement
Melestarikan hidangan lokal akan menjadi tindakan untuk meningkatkan budaya kita agar tetap lestari terlebih di era globalisasi. Di Bali, banyak sekali makanan tradisional yang dibuat oleh orang tua untuk disajikan bersama. Tapi kali ini aku bersama anak-anak muda lainnya akan membuat sate lilit yang nantinya akan kami sajikan untuk para orang tua.
Sebelum memanggang Kita perlu menyiapkan beberapa bahan untuk membuat adonan sate lilit yang akan membutuhkan beberapa bahan untuk takaran 15 porsi sebagai berikut:
1500 gram daging ikan tenggiri giling, 450 gram kelapa parut, 15 lembar daun jeruk purut, buang tulangnya, cincang halus, 6 sendok teh garam, 9 sendok teh gula pasir, 9 sendok makan minyak goreng untuk menumis, Batang serai secukupnya.
Selain itu, bersama dengan bumbu halus yang terdiri dari: 36 siung bawang merah, 30 siung bawang putih, 15 buah cabai merah, 3 buah tomat merah, 15 butir kemiri, 15 sentimeter kunyit, lengkuas 15 sentimeter, 6 cm jahe, 3 sendok teh ketumbar bubuk, 3 sendok teh asam jawa, 3 sendok teh terasi goreng, 3 batang serai, ambil putihnya, cincang halus, Setelah adonan selesai, kami lanjutkan ke langkah selanjutnya yaitu membuat lilitan adonan di tusuk sate.

Proses Memanggang
Proses memanggang dilakukan membuat perapian dengan arang dan juga beberapa bahan yang mudah terbakar. Setelah perapian siap, kita meletakkan panggangan untuk disajikan sebagai tunggangan sate lilit yang digunakan. Untuk semua teman-teman yang ikut pasti sangat antusias dan mereka juga bergiliran untuk memanggang. Selama proses berlangsung, api tidak boleh besar, jadi harus tetap kecil. Ini dimaksudkan agar sate lilitnya tidak gosong.


Setelah Memanggang
Setelah proses memanggang
sate selesai, makanan siap disajikan. Beberapa temanku sudah tidak sabar untuk mencoba sate lilitnya. Sebagai bentuk kepedulian Pemuda dalam melestarikan makanan tradisional kami, kami menyajikannya untuk orang tua, yang biasanya mereka sajikan untuk kami sebagai anak muda.
Kami yakin masih banyak anak muda yang peduli dengan isu budaya lokal. Oleh karena itu, kami ingin menjadi bagian dari pemuda yang antusias dalam mempromosikan warisan budayanya. Melalui kegiatan ini, kami berharap lebih banyak pemuda akan lebih memperhatikan pelestarian dan sekaligus mengajak semua untuk saling terhubung antar generasi, terutama dengan para orang tua.