4 minute read

Pelatihan Program CSII: Minggu yang Membahagiakan di Filipina.

PROGRAM PELATIHAN CSII:

Minggu yang Membahagiakan di Filipina

Advertisement

Pada tanggal 7-13 April 2022 tim kami yang terdiri dari 5 orang yaitu Dhania, Mellynia, Nataria, Asa, dan Chika pergi ke Filipina untuk menghadiri CSII: Community Senior Involved International Workshop. Tim kami dibagi menjadi dua yakni, ada yang berangkat dari Jakarta dan juga ada yang dari Bali. Saya termasuk kedalam tim keberangkatan Bali, bersama Mellynia dan Chika. Program CSII ini memiliki tujuan untuk membangun hubungan yang baik antara anak muda dan orang dewasa.

Masih dengan suasana traveling saat Covid-19, kami harus menyiapkan beberapa dokumen ekstra seperti surat vaksin dari WHO dan juga hasil tes PCR sebelum keberangkatan. Dokumen penting lainnya yang harus dipersiapkan adalah surat asuransi perjalanan internasional dengan minimum cover Covid-19 sebesar $35000. Hal ini perlu diperhatikan karena setiap negara memiliki persyaratan batas minimum nilai asuransi yang berbeda-beda, oleh sebab itu sangat perlu untuk mengeceknya jauh hari sebelum keberangkatan. Selain itu, seluruh traveler yang mengunjungi Filipina wajib untuk mendaftarkan diri pada One Health Pass. The online system is in place to protect public health in the Philippines during COVID-19.

Tim Bali berangkat dan tiba di Filipina pada tanggal 6 April. Sesampainya disana kami langsung menuju ke Hotel The Selah Garden, Manila didampingi oleh Dee dan Edhmar dari BTG Filipina. Kami menginap selama semalam di sana, keesokan harinya kami berkumpul dan bertemu dengan teman-teman lain yang tiba pada tanggal 7 April salah satunya tim Indonesia yaitu Nataria dan Asa yang berangkat dari Jakarta. Kami pun melanjutkan perjalanan menggunakan bus menuju lokasi acara yakni ke Kota Balanga, Bataan, Filipina.

Di hari pertama ini tanggal 7 April, setibanya di kota Balanga, kami langsung menuju hotel Crown Royal Hotel meletakkan koper dan barang bawaan. Selanjutnya kami menuju perpustakaan milik (BPSU) Bataan Penisula State University, yang akan menjadi lokasi workshop CSII ini. Di hari pertama ini kami disambut dan diberikan pengenalan seputar kegiatan dan apa yang kedepannya akan kami lakukan. Kami juga diberikan souvenir berupa botol minum dan juga tas goodie bag polos yang selanjutnya harus kami hias sesuai kreatifitas masing-masing. Ini merupakan hal yang menyenangkan dimana peserta diharuskan selalu aktif dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Pada hari ini kami juga berkenalan dengan peserta lainnya yang berasal dari Lithuania, Uzbekistan maupun Filipina.

Pada tanggal 8 April training dimulai dengan sebuah game yang dipimpin oleh Mrs. Marie yakni dengan membuat dua lingkaran yang terdiri dari besar dan kecil. Kemudian kita harus berkenalan secara singkat dengan teman yang ada dihadapan kita melalui beberapa pertanyaan yang telah ditentukan. Game ini berlangsung beberapa putaran, sehingga menyempatkan kita untuk mengenal beberapa orang baru dengan lebih dalam.

Training tanggal 9 April dibuka dengan presentasi dari Mrs. Elly mengenai perbedaan budaya antara barat dan timur. Hal ini kemudian dilanjutkan dengan membuat list stereotype yang ada di masing-masing negara. Walau cukup mengejutkan saya menjadi tahu lebih banyak mengenai apa saja stereotype yang ada pada masing-masing negara dan fakta-fakta yang benar dibaliknya. Training dilanjutkan oleh Mrs. Rosemarie, yang membahas bagaimana human life cycle dan juga cara coping life transition. Kemudian kami melakukan sebuah task mengenai Life Line, yakni setiap orang harus menuliskan beberapa momen penting dalam hidupnya yang paling membekas dan memberi keterangan pada umur berapa kejadian tersebut terjadi serta bagaimana perasaan kita saat itu. Life line ini dikerjakan pada selembar kertas, yang kemudian hasilnya akan kita ceritakan kepada teman-teman satu grup yang telah dibentuk di hari pertama. Dari sesi ini kami menjadi lebih mengenal satu sama lain, bagaimana mereka melalui kehidupannya dari posisi tertinggi, terendah hingga bangkit kembali.

Agenda keesokan harinya yakni tanggal 11 April 2022 yaitu resumption the training. Di hari ini materi training lebih dalam terkait surveying adults, beberapa teori yang ada saat mengalami penuaan dan menelaah apa yang bisa kita lakukan untuk melibatkan senior.

dibahas terkait adults learning

principle yaitu:

Belajar paling produktif ketika

peserta siap untuk belajar Pembelajaran lebih efektif

bila dibangun di atas sementara peserta sudah tahu atau pernah mengalami Pembelajaran menjadi lebih mudah dengan menggunakan berbagai metode dan teknik pelatihan. Kesempatan untuk melatih keterampilan yang awalnya dalam situasi yang terkendali atau terstimulasi sangat penting untuk perolehan keterampilan dan pengembangan kompetensi Pengulangan diperlukan bagi peserta untuk menjadi kompeten atau mahir dalam suatu keterampilan Semakin realistis situasi belajar, semakin efektif pembelajaran agar efektif, umpan balik harus segera, positif dan tidak menghakimi Hari berikutnya kami berangkat menuju Ayta Magbukun Community menggunakan bus, kira-kira selama 2-3 jam dari hotel. Acara dibuka dengan beberapa sambutan, dan nyanyian dari anak-anak di desa tersebut. Kemudian kami menuju sebuah tempat yang harus dilalui dengan menyeberangi jembatan gantung yang cukup bergoyang. Disana kami saling berinteraksi dengan Ayta Community, walau komunikasi diantara kami tidak mudah namun lambat laun kami saling memahami walau hanya berdasarkan bahasa tubuh. Disana kami melakukan aktivitas memasak bersama, saya pun berinisiatif untuk menjadi pelopor yang memulai untuk mengikuti bagaimana cara mereka memasak nasi menggunakan daun yang kemudian dikukus menggunakan bambu. Kemudian hal tersebut diikuti juga oleh peserta lainnya. Setelah selesai dengan aktifitas memasak, kami melanjutkan menanam pohon kopi bersama disana. Tak lama kemudian nasi dan lauk yang kami masak pun matang, dan dilanjutkan makan bersama serta pemberian bingkisan kepada Ayta Magbukung Community. Saya sangat menikmati kegiatan ini, walaupun kami memiliki bahasa yang berbeda, tapi kami dapat tetap terkoneksi dan memahami satu sama lain melalui bahasa tubuh, hati dan mata. “One of the Greatest things you can do to help others is not just to share and give what you have, but to help them discover what they have within themselves to help themselves” - Rita Zahara. Kurnia Wardani M.H.

This article is from: