TOPIK UTAMA

DOSEN BERPRESTASI
Pendidikan Vokasi, Akankah Jadi Tren di Masa Depan?
Pendidikan Vokasi, Akankah Jadi Tren di Masa Depan?
Sebagian PTMA, kita perlu menyimak dan menyiapkan konsep revitalisasi pendidikan vokasi. Tidak merasa sudah nyaman dengan kondisi yang ada. Perlu dilakukan tracer study yang serius untuk mengetahui keteserapan lulusan dan mengkaji kelengkapan saranaprasarana praktik, kompetensi dosen, dan juga mitra kerjanya.
Suatu sinisme yang sering ditujukan kepada sekolah dan Pendidikan tinggi vokasi adalah: lulusannya tidak beda dengan Pendidikan akademik/umum. Banyak menguasai teori, tetapi kurang praktik. Tidak siap kerja, dan masih memerlukan pelatihan tambahan yang lama sebelum bisa dilepas kerja mandir. Last but not least, lulusannya masih banyak yang tidak terserap di bursa kerja.
Tentu sinisme, atau mungkin lebih tepatnya mungkin kritik seperti itu, tidak lah semua benar. Namun tetap saja itu menjadi suatu catatan yang baik, yang perlu menjadi fokus perhatian untuk perbaikan. Karena Sebagian kritik tersebut juga berbasis data. Misalnya jika dilihat porsi pengangguran pada tingkat sekolah lanjutan. Pengangguran tertinggi pada sekolah kejuruan atau vokasi. Angka pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan per Agustus 2022 mencapai 9,42%, lebih tinggi dari lulusan SMA yang hanya 8.57%. Begitu pula lulusan diploma yang menganggur sebanyak 4,59%, hanya sedikit lebih rendah dari lulus pendidikan tinggi non-vokasi yang 4,80%.
Dengan melihat fakta demikian, wajar kalau perlu revitalisasi pendidikan vokasi ini. Bahkan revitalisasi bisa dilakukan secara periodik, sesuai kebutuhan, mengingat era revolusi industri ini perkembangan begitu cepat, dan keterampilan dan ilmu baru terus berkembang, sehingga yang lama cepat usang. Revitalisasi yang perlu dilakukan bukan saja sekedar mendesain kurikulum yang pas dan implementatif, padat keterampilan (skills intensive), berbekal banyak praktik, sehingga lulusannya bukan saja memiliki daya saing, tetapi juga siap pakai (ready to used), buka ready to train lagi.
Revitalisasi juga perlu dilakukan pada sumber daya manusia, guru dan dosennya, sehingga memiliki kompetensi yang handal, dan selalu memperbarui ilmu yang ditransformasikan ke anak didiknya. Sarana prasarana untuk praktik bukan saja arus tersedia dan lengkap, namun juga selalu up to date sehingga peserta didik juga memiliki keterampilan yang handal, mutakhir, serta berdaya saing. Memang ini sangat mahal, dan seyogianya Pemerintah juga memberikan dukungan untuk perlatan ini, di samping juga dari dunia industri yang akan banyak memetik manfaat jika lulusan sekolah dan pendidikan tinggi vokasi siap pakai dan berproduktivitas tinggi.
Pendidikan vokasi jelas harus terkait dan terap (link and match) dengan industri. Oleh karena itu, Lembaga Pendidikan vokasi perlu menjalin sebanyak mungkin kerja sama dengan unit-unit bisnis, dunia industri, dan juga lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah. Peserta didik memerlukan tempat untuk mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang ia punyai dan pelajari. Tanpa kerja praktik seperti itu tidaklah akan maksimal yang dipelajari, bahkan membuatnya tidak siap pakai.
Jika kita menyimak Pendidikan vokasi di PTMA cukup banyak, yang menyebar bukan saja di politeknik, akademi, sekolah tinggi, tetapi juga di Universitas yang memiliki beberapa prodi vokasi. Dari 171 PTMA saat ini ada 6 Politeknik yang sepenuhnya berisi prodi vokasi, 28 Institut, 1 Akademi , 57 Sekolah Tinggi, dan 79 Universitas yang sebagian memiliki prodi vokasi. Artinya, Sebagian PTMA kita perlu menyimak dan menyiapkan konsep revitalisasinya. Tidak merasa sudah nyaman dengan kondisi yang ada. Perlu dilakukan tracer study yang serius untuk mengetahui keteserapan lulusan, dan mengkaji kelengkapan sarana-prasarana praktik, kompetensi dosen, dan juga mitra kerjanya.
Sebagai perguruan tinggi di bawah Persyarikatan Muhammadiyah, maka prodi vokasi PTMA bagi PTMA menjadi keharusan. Lembaga Pendidikan di bawah Muhammadiyah, apapun bentuknya, tidak sekedar menerbitkan ijazah untuk lulusannya, melainkan memberikan ilmu, keterampilan, dan akhlak. Ini agar alumni Muhammadiyah bisa terjun ke masyarakat dengan baik, dan siap masuk bursa kerja. Oleh karena itu, revitalisasi diarahkan juga meningkatkan daya saing, serta memiliki keterampilan yang sesuai tuntutan pasar. Dengan pengalaman Panjang yang dimiliki Lembaga Pendidikan Muhammadiyah, maka revitalisasi prodi vokasi di PTMA insha Allah akan bisa dilaksanakan dan berjalan baik. **
• Revitalisasi Pendidikan Vokasi__1
• Telisik Pendidikan Vokasi, Akankah Jadi Tren di Masa Depan?__4
• Asosiasi Pendidikan Vokasi Perlu Dibentuk__6
• Pendidikan Vokasi Butuh Transformasi__8
• Berikan Respons Positif, MSPP Batch V Kembali Diselenggarakan__10
Amien Rais: Kader Muhammadiyah Harus Fokus dan Ikhlas dalam Menuntut Ilmu__10
• UM Sorong Harus Siapkan Roadmap Menuju Akreditasi Unggul__11
• Diktilitbang Tegaskan Pentingnya Manajemen Pemulihan Kebencanaan dalam Webinar__12
• UNISMUH Gelar Pelatihan dan Sertifikasi AMI__13
• Kepemimpinan Tanpa Teamwork Cenderung Alami Kegagalan__13
• Pelantikan Pengurus APSEI PTMA__14
• Rakornas Asosiasi Penjaminan Mutu PTMA__15
• Tekad Kuat UM Sorong Capai Visi__15
• APIK Adakan Silaturahmi Nasional__16
• Upaya STKIP Muh Manokwari Dorong Pendidikan di Papua__17
• Haedar Nashir Beri Pesan Wisudawan Perlu Rawat Integritas Alumni__17
• Wisuda ke-8 IAIM Bima Ajang Pelepasan 199 Wisudawan__18
• Rektor UMSIDA Masa Jabatan 2022–2026 Dilantik__19
• Dosen Unismuh Makassar Wujudkan Amanah Sang Ayah Jadi Guru Besar__19
UMSU Tambah Jumlah Guru Besar dari Faperta__20
• Salindia__21
• Inovasi Pesawat UAV dari Kelompok Startup Mahasiswa UMY__22
• Atasi Wabah Udang Tim UMM Raih Juara Favorit pada PIMNAS 2022__22
• Alat Deteksi Gas Alam Berbasis IoT__23
• Tim Mahasiswa UMM Ubah Anggrek Jadi Pangan__24
• Ekstrak Gabus dan Buah Pare Jadi Obat Antidiabetes__24
• Boneka Mahasiswa UM Surabaya Jadi Alternatif Belajar Matematika__25
• UMM Sukses jadi Tuan Rumah PIMNAS ke35__26
• UMY Raih Top 10 Tertinggi Pencatatan Hak Cipta__26
• UM Tapsel Realisasikan Prinsip Ta’awun Melalui Kegiatan Sosial__27
• Prodi D-3 TLM Poltekkes Muh Makassar Lulus 100 Persen__28
• Lima Tradisi dari Menko PMK RI untuk Mahasiswa UMGO__28
• STIKes Muhammadiyah Ciamis Mengadakan Khitanan Massal Gratis__29
Beberapa hal yang mendasari pendidikan vokasi sampai saat ini masih diminati oleh masyarakat yakni, pertama masa studi yang relatif cepat dibanding pendidikan akademi. Kedua, biaya relatif murah. Ketiga, lulusan yang siap bekerja dan siap pakai. Namun pertanyaannya, apakah pendidikan vokasi akan menjadi trend pendidikan di masa depan? Bagaimana tantangan dan hambatan pendidikan vokasi pada dunia perguruan tinggi khususnya Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA)?. Menjawab hal tersebut Haryanto menegaskan dibutuhkan adanya link and match dalam mendirikan pendidikan vokasi. “Bonus demografi di masa mendatang akan meningkatkan jumlah pekerja milenial pada lapangan pekerjaan yang unpredictable sebelumnya,” papar Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Muhammadiyah Kalimantan Barat tersebut.
Pendampingan Google Scholar Dorong Dosen Pascasarjana Berkelas Dunia__30
• UM Kupang Dapatkan Apresiasi Sebagai Kampus Toleransi__31
• UMSU Pererat Kerja Sama pada Kancah Internasional__31
• Mahasiswa Asing Kenali Lebih Dekat Kota Gresik__32
• Enam Dosen UM Purwokerto Terbang ke Amerika, Inggris, dan Jerman__33
• UHAMKA Kirim Delegasi ke University of Lahore di Pakistan__34
• IAIM Sinjai, Selangkah Menuju Universitas__34
• Rektor UMKO Bawakan Tema Pengembangan Bahasa dalam Podcast__35
• UM Jambi Terima Mahasiswi “Komunitas Orang Rimba” Pertama__35
• Mahasiswa STKIP Muh Kuningan Praktik Asistensi Mengajar__36
• UNISA Bandung Dirikan Posko Kesehatan di Cianjur__36
• Perkuat Internasionalisasi, UMMAT Kunjungi Kampus di Malaysia__37
• STKIP Muh Blora Cegah Dampak Pemakaian Gadget Terhadap Anak__38
• ITBM Sarolangun Butuh Dukungan PTMA Besar__39
• UM Muara Bungo Bangun Kampus Dua__39
• UMM Gelar Wisuda ke-106__40
• Mahasiswa Perlu Tambah Soft Skills dengan Berorganisasi__41
Menerangi Indonesia dari Desa ke Desa__42 PROFIL PTM
UM Palangkaraya Cetak Generasi Unggul dan Berkarakter__44
• Jadikan Budaya Riset Sebagai Prioritas Utama__46
• Tekad Kuat untuk Unggul dan Berdaya Saing__48
• Sinar Muhammadiyah di Tanah Andalusia__50
• Relasi Muhammadiyah, Olahraga, dan Dakwah Islam Berkemajuan__52
• Robot Sumo UMSIDA Berhasil Taklukan Ajang World Robotic for Peace 2022__54
• Marina Atlet Kebanggaan dari Unmuh Babel__54
• Atlet UMS Panen Medali pada POMNAS 2022__55 Tiga Mahasiswa UMJ Bawa DKI Jakarta Peroleh Emas__56
• Mahasiswa UM Gresik Raih Juara Lomba Video Konservasi Lingkungan__56
• Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY Raih Prestasi Internasional__57
• Pembangunan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Melalui Bisnis Mocaf Berbasis Eco Production Untuk Mewujudkan Indonesia Berdaulat Pangan__58
• Memimpin adalah Mengelola Perubahan__60
• Warta dari PTM__51
Kualitas pengajaran dan pembelajaran pendidikan vokasi memang menjadi salah satu fokus utama dari Ditjen Pendidikan Vokasi saat ini. Pasalnya, permasalahan Pendidikan Vokasi memanglah berputar-putar pada permasalahan yang sama. Diantaranya yakni anggapan lulusan yang kurang kompetitif, sulitnya mencari pekerjaan, hingga menganggap lulusan vokasi ialah lulusan buangan. Upaya yang dilakukan Kemendikbudristek melalui Ditjen Pendidikan Vokasi seolah mematahkan statement tersebut. Beberapa ikhtiar turut dijalankan seperti pemerataan akses, fasilitas dan kualitas SDM, tenaga pendidik, hingga penjaminan mutu dari pendidikan vokasi. Hal ini demi menciptakan lulusan vokasi yang memiliki softskill serta hardskill yang mumpuni, diiringi dengan integritas dan berdaya
saing secara global. Namun pertanyaannya, apakah upaya ini dapat menjadikan Pendidikan Vokasi menjadi tren pendidikan ke depannya? Bagaimana upaya Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) dalam mendorong kemajuan trend Pendidikan Vokasi? Warta PTM Edisi Desember bertemakan “Revitalisasi Pendidikan Vokasi” akan mewawancarai beberapa narasumber diantaranya Dr Ahmad Qonit AD, MA selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, H Supandi MT selaku Direktur Politeknik Muhammadiyah Magelang, Haryanto, S Kep Ners MSN PhD selaku Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Muhammadiyah Kalimantan Barat, Jaelani ST MT dan selaku
Direktur Politeknik Muhammadiyah Tegal, dan Dr H Effendy Rasiyanto MKes selaku Direktur Poltekkes Muhammadiyah Makassar.
Lulusan Pendidikan Vokasi belum semuanya sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Begitu kiranya paparan dari Haryanto, S Kep Ners MSN, PhD, Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Muhammadiyah Pontianak saat ditanya pendapat mengenai perkembangan pendidikan vokasi saat ini. Haryanto memaparkan jika dilihat dari banyaknya RS dan fasilitas saat ini tentu membutuhkan jumlah tenaga kesehatan khususnya jumlah perawat yang tinggi pula. Namun sayangnya,
lulusan Pendidikan Vokasi belum siap untuk bekerja dikarenakan kompetensi lulusan masih bersifat general yang masih tidak sesuai dengan kebutuhan RS. “Tidak semua lulusan bisa diserap karena pembiayaan dan anggaran pemerintah terbatas,” paparnya. Melalui kacamata yang sama, Dr H Effendy Rasiyanto MKes juga memaparkan bahwa pendidikan vokasi misalnya pada bidang kesehatan memang belum terlihat perkembangannya. “Ada tiga hal yang mengalami kendala yakni dosen yang berkompetensi, ruang laboratorium, dan peralatan laboratorium,” paparnya. Demikian pula papar, Dr Ahmad Qonit AD, MA selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya yang menilai minimnya dukungan SDM dan sarana prasarana pada dunia vokasi yang masih banyak kekurangan. “Masih lemahnya kesesuaian antara DUDI dan pendidikan vokasi. Itu masih jauh dari harapan. Akibatnya, jumlah pengangguran terdidik dan terbuka justru berada pada lulusan vokasi,” paparnya.
Lantas apakah pendidikan vokasi dapat menjadi tren pendidikan ke depannya? Menjawab pertanyaan ini, Jaelani ST MT, Direktur Politeknik Muhammadiyah Tegal dengan sigap menyatakan pendidikan vokasi dapat menjadi tren ke depannya. Namun tentu dengan banyak catatan yang perlu dibenahi. “Semua tergantung kebijakan pemerintah yakni mengoptimalkan SDM dan SDA yang ada,” paparnya. Haryanto juga menambahkan bahwa dalam perkembangan target persentase setiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 persentase mencapai 60 persen umum dan 40 persen vokasi. Pada tahun 2015, angkanya menjadi 50:50. Pada tahun 2020, angkanya menjadi 40 persen umum: 60 persen vokasi; dan target tahun 2025 adalah 30 persen: 70 persen. Target lembaga Pendidikan Vokasi mencapai 70 persen terjadi pada tahun 2025. Dengan begitu, urgensi pendidikan vokasi memang makin terlihat.
Terlebih menurut Haryanto, pemerintah dan perguruan tinggi perlu untuk melihat adanya bonus demografi. Menurut Ahmad Qonit Bonus demografi dengan 68,6% (181,3 jiwa) membutuhkan penguasaan kompetensi, karakter, dan jiwa serta kemampuan entrepreneurship yang kuat untuk mengisi DUDI. “Jika tidak terpenuhi maka bonus demografi akan menjadi malapetaka. Untuk itu dibutuhkan Perguruan Tinggi Pendidikan Vokasi yang berkualitas,” tambahnya. Dengan demikian sebuah perguruan tinggi memang membutuhkan adanya revitalisasi pendidikan vokasi. Hal ini menurut Jaelani didukung oleh beberapa hal seperti orientasi permintaan dunia kerja, daya saing lulusan, perkembangan zaman, dan standar kompetensi baku.
Terapkan Konsep Link and Match Supandi menyebutkan dalam rangka menautkan penguasaan keahlian terapan maka vokasi perlu untuk menyiapkan SDM dengan kriteria terampil, kreatif, dan adaptif. Selain SDM, bagi Ahmad Qonit, dalam rang-
ka mempersiapkan pendidikan vokasi, perguruan tinggi juga perlu menyiapkan sarana dan prasarana, kerja sama DUDI, kurikulum berbasis TEFA serta entrepreneurship yang kuat. Di samping itu, bagi Jaelani, kebijakan pemerintah juga menjadi faktor penting dalam rangka mengupayakan revitalisasi pendidikan vokasi. Kebijakan pemerintah ini, menurut Haryanto dapat berupa link and match antara pendidikan vokasi dan dunia kerja. Istilah link and match sendiri bukanlah istilah baru melainkan sudah lama digaungi pada era 90-an silam. Istilah ini dibawa oleh Wardiman Djojonegoro (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) dan Bapak Abdul Latief (Menteri Tenaga Kerja) pada periode 1993-1998. Saat ini, pemerintah melalui Kemendikbudristek sendiri telah mengupayakan program link and match melalui program konsep 8+i. Konsep ini sendiri akan memfokuskan pada implementasi pelaksanaan kerja sama atau taut suai dengan dunia kerja secara konkret dan menyeluruh. Upaya ini menjadi ikhtiar bagi pemerintah untuk dapat menghasilkan peningkatan kualitas pendidikan vokasi. []APR
“Masih dibutuhkan kerja keras dan kerja cerdas untuk menjadi pendidikan vokasi sesuai dengan pedoman yang ada.” Demikian hal tersebut disampaikan oleh Jaelani ST MT, Direktur Politeknik Muhammadiyah Tegal. Proses-proses yang perlu dilalui oleh setiap institusi vokasi demi mengembangkan program mereka adalah dengan perbaikan kurikulum, penataan legalitas prodi dan perguruan tinggi, penyediaan sarana dan prasarana, serta penyediaan SDM sebagai pengelola sekolah tersebut. Dalam perjalanan yang panjang, tak jarang tantangan demi tantangan pun ditemukan. Tahapan yang spesifik dan bersifat studi kasus pun membuat setiap sekolah vokasi menemui hambatan yang berbeda. Kepada Tim Redaksi Warta PTM, beberapa di antaranya membagikan perkembangan program vokasi di perguruan tinggi mereka.
Progres Perlahan, Tapi, Pasti Perkembangan program vokasi di Politeknik Muhammadiyah Tegal tidak dimulai dari nol, melainkan pada saat peralihan kelola dari Politeknik Muhammadiyah Karanganyar di awal 2009 yang telah memiliki beberapa prodi. “Sejak alih kelola di tahun pendirian itu, perjalanan pengelolaan sangat pelan karena ada penyesuaian dengan sarana dan prasarana. Baru bisa terasa telah bangkit itu tahun 2018-2019,” ujar Jaelani. Alhamdulillah, beberapa prodi vokasi yang berjalan di Politeknik Muh Tegal memiliki kekhasan dan keunggulannya sendiri yang dipandang bernilai untuk menarik minat masyarakat. Sebagai contoh, Prodi D-III Desain Produk Politeknik Muh Tegal merupakan satu-satunya prodi level empat yang ada di Indonesia dengan capaian kelulusan penguasaan compu-
ter-aided design (CAD) dan mold machine. Kemudian, para lulusan D-III Teknik Elektro perlu mencapai kompetensi kelulusan penguasaan broadband jaringan optik, lulusan prodi D-III Akuntansi perlu dipastikan memiliki kompetensi di akuntansi syariah, dan D-III Kebidanan yang merekomendasikan setiap mahasiswa memiliki soft skills untuk mengakrabkan diri sebagai sahabat perempuan. “Intinya, setiap prodi yang ada memiliki luaran yang berbeda apabila dibandingkan dengan prodi yang sama di perguruan tinggi yang lain. Kami yakin, empat prodi ini menjadi rujukan masyarakat dalam melanjutkan pendidikan tingkat diploma,” tegas Jaelani.
Sementara itu, disampaikan oleh H Supandi MT, Direktur Politeknik Muhammadiyah Magelang, progres pengembangan program vokasi di Po-
liteknik Muh Magelang makin lancar karena adanya dana hibah dari LLDikti dan Majelis Diktilitbang PPM. “Empat penelitian terapan dari dosen dan mahasiswa dari dua tahun terakhir mendapat hibah LLDikti dan Majelis Diktilitbang yang sudah bisa diakses,” ujarnya. Di Politeknik Muhammadiyah Magelang sendiri, terjadi penyesuaian kurikulum dengan tetap memperhatikan substansi program vokasi, yakni muatan kuliah yang memberatkan praktik 60% dan teori 40%.
Atasi Tantangan demi Tantangan
Salah satu tantangan yang ada di hadapan Politeknik Muh Tegal saat ini adalah penyediaan sarana untuk menunjang kegiatan perkuliahan secara fisik. “Terutama penyediaan bengkel kerja untuk praktikum mahasiswa. Hal ini perlu mendekati lapangan sebenarnya, sehingga mereka mendapat atmosfer yang sama seperti dunia kerja,” ujar Jaelani.
Hal ini ia perkuat lebih lanjut saat mengatakan bahwa aral melintang di depan mata adalah tentang masalah pendanaan. Sebab, pada dasarnya setiap pimpinan dan pengurus sebuah institusi pendidikan tentu bercita-cita agar institusi yang roda kemudinya berada di tangan mereka menjadi semakin besar dan mengglobal. Pengantar dari Jaelani tersebut disambung oleh pendapatnya tentang prioritas, “Hingga saat ini, kami masih harus berhitung untuk mencukupi diri, untuk berinvestasi, untuk mencari passive income. Kalau ditanya cita-cita, ya, cita-cita kami adalah ingin juga mencari perguruan tinggi yang besar. Kami ingin mewujudkan kompetensi lulusan yang maksimal dengan sarana prasarana dan SDM yang mencukupi,” ujarnya.
Dilanjutkan oleh Dr H Effency Rasiyanto MKes, Direktur Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar, pendanaan memang menjadi kebutuh-
an. Bagi Poltekkes Muh Makassar sendiri perlu dilakukan minimalisasi jumlah peralatan untuk praktikum yang sesuai. “Akan tetapi, kami mengatasinya dengan melaksanakan kegiatan PKL,” tambahnya.
Kemudian, ia juga menjelaskan bahwa biaya penyelenggaraan pendidikan vokasi begitu tinggi sehingga membutuhkan bantuan dari perguruan tinggi lainnya, terutama bagi pendidikan vokasi yang baru terbentuk. Hal ini disetujui oleh Supandi yang menegaskan bahwa cara mengatasi tantangan pendanaan tersebut dengan mengatakan bahwa perlunya ada pemahaman yang sama dan kesempatan untuk saling berkoordinasi antarprogram pendidikan vokasi yang ada di PTMA.
Salah satu strategi yang ditawarkan oleh Dr Ahmad Qonit AD MA, Rektor Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya bagi PTMA adalah pembuatan road map pengembangan pendidikan vokasi berbasis teaching factory (TEFA). Pembelajaran TEFA ini adalah model yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri.
Oleh karena itu, proses berstandar TEFA perlu membuat suasana pembelajaran seperti yang terjadi di industri. “Dengan TEFA, selain bisa menghasilkan lulusan yang unggul, terampil, bermutu, dan relevan, juga dapat membangun kemandirian institusi,” ujarnya.
Harapan bagi Majelis Diktilitbang
Majelis Diktilitbang, berdasarkan pendapat Supandi, perlu memberi dukungan kepada perguruan tinggi dalam hal penjembatanan antara dunia usaha dan industri untuk mempermudah kerja sama dengan pendidikan vokasi di PTMA. “Peningkatan kualitas pendidikan vokasi di PTMA bisa dilakukan dengan memberi bantuan sarana praktik, pembinaan secara periodik, dan
pelatihan-pelatihan bagi para dosen,” ujarnya.
Dr Effendy juga mengatakan bahwa Majelis Diktilitbang bisa mulai memberikan dukungan dengan menyoroti dan memperhatikan kinerja pendidikan vokasi.
“Jadi, Majelis bisa sekalian menilai program pendidikan vokasi yang perlu mendapatkan pendampingan dan bantuan, baik sarana maupun prasarana,” ujarnya.
Hal ini bisa menjadi langkah awal agar perguruan tinggi vokasi PTMA dapat berkembang. Dr Ahmad Qonit menambahkan bahwa setelahnya, Majelis Diktilitbang bisa memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas sinergitas antarpendidikan vokasi di PTMA, akses resources, dan penguatan SDM.
Haryanto SKep Ners MSN PhD, ITEKES Muhammadiyah Kalimantan Barat menyebutkan tiga hal yang perlu dilakukan oleh Majelis Diktilitbang PPM. Pertama, menginventarisasi dan mengidentifikasi PTMA yang memiliki pendidikan vokasi, karena banyak pendidikan vokasi di PTMA yang merger atau berubah. Kedua, Majelis Diktilitbang PPM perlu menginisiasi terbentuknya asosiasi pendidikan vokasi. “Ketiga, Majelis Diktilitbang PPM perlu membentuk kepala bidang atau koordinator yang secara spesifik menaungi pendidikan vokasi. Sehingga pembimbingan bisa lebih terfokus,” ujarnya.
Jaelani menilai bahwa Majelis Diktilitbang memiliki jejaring yang cukup luas untuk turut membantu perguruan tinggi memenuhi kapasitas perkuliahan, dukungan penyelenggaraan, serta bantuan pengelolaan. Ia berharap agar Majelis Diktilitbang dapat memiliki rencana tindak lanjut yang sesuai dengan masing-masing perguruan tinggi. “Dengan metode yang memicu kamikami untuk menjadi besar bersama seperti perguruan tinggi Muhammadiyah/‘Aisyiyah lainnya,” pungkasnya.[] RAS
Hasil survey yang dilakukan oleh Kemendikbud bekerja sama dengan MarkPlus, Inc pada tahun 2021 menyebutkan ketertarikan masyarakat terhadap pendidikan vokasi masuk pada kategori tinggi. Sebanyak 82,05 persen responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke SMK sedangkan 78,6 persen responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi vokasi. Ketertarikan responden dikarenakan adanya prospek kerja yang bagus dan dapat langsung bekerja setelah lulus. Sependapat dengan hal itu, Haryanto, S Kep Ners MSN, PhD juga menambahkan alasan kenapa pendidikan vokasi sampai saat ini masih diminati oleh masyarakat. Beberapa hal yang mendasari yakni, pertama masa studi yang relatif cepat dibanding pendidikan akademi. Kedua, biaya relatif murah. Ketiga, lulusan yang siap bekerja dan siap pakai. Namun pertanyaannya, apakah pendidikan vokasi akan menjadi trend pendidikan di masa depan? Bagaimana tantangan dan hambatan pendidikan vokasi pada dunia perguruan tinggi khususnya Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA)?. Menjawab hal tersebut Haryanto menegaskan dibutuhkan adanya link and match dalam mendirikan pendidikan vokasi. “Bonus demografi di masa mendatang akan meningkatkan jumlah pekerja milenial pada lapangan pekerjaan yang unpredictable sebelumnya,” papar Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Muhammadiyah Kalimantan Barat tersebut.
Menurut Anda, bagaimana perkembangan pendidikan vokasi perguruan tinggi di Indonesia saat ini?
Sejak tiga tahun yang lalu pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan perubahan. Perubahan yang paling mendasar dalam Perpres tersebut adalah adanya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi sebagai salah satu unit utama (unit eselon I) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selanjutnya, pada tahun 2021, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ditingkatkan berdasarkan kebutuhan di lapangan melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, di mana disebutkan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terdiri atas 6 unit, yakni Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, dan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah sudah memfokuskan implementasi dan pengembangan pendidikan vokasi. Berdasarkan data tahun 2021, pendidikan vokasi berjumlah 6.052 program studi pada 2.193 perguruan tinggi negeri dan swasta.
Apakah lulusan pendidikan vokasi saat ini memang sudah sesuai dengan kebutuhan dunia kerja di Indonesia?
Menurut saya lulusan pendidikan vokasi belum semuanya sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Sebagai contoh di bidang kesehatan yaitu lulusan pendidikan vokasi diploma tiga keperawatan. Saat ini, semakin banyak berdirinya RS dan fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah dan swasta maka akan berkorelasi dengan semakin tinggi kebutuhan tenaga kesehatan khususnya perawat. Namun, 1) lulusan Pendidikan vokasi belum semua siap untuk bekerja dikarenakan kompetensi lulusan masih bersifat general yang masih tidak sesuai dengan kebutuhan RS dan yankes lainnya. 2) tidak semua lulusan bisa diserap
karena pembiayaan dan anggaran pemerintah terbatas.
Apakah pendidikan vokasi akan menjadi tren pendidikan di masa depan?
Dalam rancangan pendidikan yang baru, pemerintah menetapkan target prosentase pada tahun 2009 mencapai 60% umum: 40% vokasi. Pada tahun 2015, angkanya menjadi 50:50. Pada tahun 2020, angkanya menjadi 40% umum: 60% vokasi; dan target tahun 2025 adalah 30%:70%. Target lembaga Pendidikan Vokasi mencapai 70% terjadi pada tahun 2025. Rancangan ini sesuai dengan Finlay Theory yang menyatakan bahwa kota dimana populasi siswa pendidikan vokasi lebih besar maka perkembangan ekonomi dan produk domestik regional akan besar. Ditambah saat ini, secara faktual lulusan dari sekolah umum yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan ingin langsung memasuki dunia kerja masih cukup tinggi. Selain itu, bonus demografi di masa mendatang akan meningkatkan jumlah pekerja milenial pada lapangan pekerjaan yang unpredictable sebelumnya. Sehingga link and match akan sangat dibutuhkan dalam mendirikan Pendidikan vokasi.
Apa yang menjadi hambatan dan permasalahan utama pendidikan vokasi di Indonesia?
Sebuah penelitian melaporkan bahwa tingkat kompetisi lulusan vokasi Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara ASEAN (35%) dan secara global (10%) (Scwab 2016 dalam Suharno, 2020). Hal ini dikarenakan hambatan dan permasalahan utama Pendidikan vokasi di Indonesia meliputi: 1) Banyak Pendidikan vokasi yang memiliki kurikulum masih bersifat general yang belum spesifik pada kekhususan sehingga belum dapat menjawab kebutuhan dunia kerja atau ketidaksesuaian (miscompatability) dengan kebutuhan akibatnya lulusan belum terserap secara maksimal. 2) masih relatif mahalnya pembiayaan lahan
atau sarana prasarana praktikum bagi mahasiswa, terutama yang dirasakan oleh Pendidikan vokasi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi swasta. 3) perguruan tinggi belum mempersiapkan lulusan untuk siap pakai. Sebagai contoh jika lulusan akan dipersiapkan untuk bekerja diluar negeri maka kemampuan bahasa sejak dibangku perkuliahan sudah harus disiapkan. 4) Banyaknya perguruan tinggi yang membuka pendidikan vokasi yang sama dengan tidak menunjukkan kekhasan atau keunggulan sehingga mengakibatkan lulusan semakin banyak tapi lapangan kerja menyempit.
Mengapa sebuah perguruan tinggi perlu untuk merevalitasi pendidikan vokasi?
Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk membenahi Pendidikan vokasi salah satunya dengan melakukan revitalisasi. Revitalisasi pendidikan vokasi pada perguruan tinggi harus dilakukan untuk menyiapkan tenaga kerja yang berdaya saing, terampil, bermutu, dan relevan dengan tuntutan dunia kerja yang terus berkembang. Selain itu juga, dengan revitalisasi akan dapat meningkatkan daya saing dalam mempersiapkan lulusan dalam menyongsong bonus demografi.
Hal apa yang perlu dipersiapkan sebuah perguruan tinggi dalam mengupayakan revitalisasi pendidikan vokasi?
Revitalisasi yang harus dilakukan haruslah terpadu, terintegrasi dari hulu sampai hilir dan melibatkan DUDI . Ada dua hal yang perlu dipersiapkan yaitu: Kesiapan Internal meliputi 1) Kesamaan visi dan misi pengelola perguruan tinggi mulai top manager sampai dengan level terbawah. Ini sangat penting sehingga dalam proses mempersiapkan lulusan akan sesuai dengan visi dan misi. 2) Membuat rencana strategis dan mendesain keunggulan pendidikan vokasi sebagai branding. Hal ini perlu dilakukan agar dengan rencana strategis akan dapat mengevaluasi capaian-capaian yang terukur. Kemudian dengan adanya keunggulan baik yang digali dari isu-isu nasional maupun local wisdom yang akan dijadikan branding. Pendidikan vokasi dengan keunggulan trauma akut dan kronis. ini dapat dijadikan nilai jual dan bahan prospek saat kita menawarkan kepada DUDI. Saya melihat kedepan rumah sakit -rumah sakit cenderung tidak hanya sebagai fasilitas pelayanan kesehatan namun juga sudah sebagai dunia industri yang menawarkan pelayanan-pelayanan unggulan seperti pelayanan luka diabetik, pelayanan jantung dan sebagainya. 3) Mendesain kurikulum yang melibatkan DUDI. Dalam mendesain kurikulum dengan melibatkan DUDI, akan dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan dari DUDI sehingga lulusan siap pakai di DUDI. 4) Persiapan sarana dan prasarana Pendidikan vokasi harus lebih banyak melakukan praktikum, maka harus disiapkan sarpras pendukung. Kesiapan Eksternal meliputi 1) Menjalin jejaring dengan dunia usaha dan industri yang dapat digunakan sebagai tempat praktikum atau magang bagi mahasiswa; 2) Kerja sama dengan Lembaga untuk mendapatkan sertifikasi bagi lulusan; Sertifikasi merupakan pengakuan terhadap pencapaian kompetensi atau keahlian tertentu. []APR
Dibutuhkan adanya link and match dalam mendirikan pendidikan vokasi. “Bonus demografi di masa mendatang akan meningkatkan jumlah pekerja milenial pada lapangan pekerjaan yang unpredictable sebelumnya.”
Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah kembali mengadakan Muhammadiyah Scholarship Preparation Program (MSPP) Batch V bekerja sama dengan lazismu dan Majelis Pendidikan Kader (MPK). MSPP Batch V diikuti sebanyak 50 peserta yang terbagi atas dua lokasi yakni di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sebelum peserta mengikuti program selama tiga bulan, peserta diharuskan untuk mengikuti Baitul Arqam yang diadakan bertempat di Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) Yogyakarta, Ahad-Jumat (4-9/12/2022).
Dr Mahli Zainuddin Tago, Ketua Dewan Pengurus Pusat Lazismu mengapresiasi penyelenggaraan MSPP yang telah memasuki batch ke-5. “Sampai pada batch ke-5 ini, kami banyak menerima respons yang baik mengenai penyelenggaraan MSPP,” paparnya. Melalui program ini pula para aktivis kampus turut mendapatkan peran dan kesempatan untuk menyiapkan diri mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Program MSPP tidak hanya diikuti oleh dosen dari PTMA namun juga memfasilitasi kader Muhammadiyah dari Organisasi Otonom Muhammadiyah (Ortom). Menanggapi hal tersebut,
Prof Lincolin turut berpesan agar peserta MSPP dapat mengikuti program dengan baik. Bagi para peserta yang berhasil mendapatkan kesempatan kuliah ke luar negeri juga diminta untuk mudah beradaptasi dan mau untuk mendalami budaya dan bahasa yang ada disana. “Saudara tidak hanya ahli dalam berbahasa inggris namun juga perlu untuk mengenal dan memahami budaya yang ada disana,” tambahnya. Sikap ini diharapkan agar kader Muhammadiyah juga dapat membangun dan menguatkan kerja sama dari berbagai negara. Dr H Ari Anshori selaku Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) juga mengingatkan agar kader Muhammadiyah yang pergi menuntut ilmu hingga keluar negeri dapat kembali dan membangun Muhammadiyah. “Jangan lupa untuk kembali ke Muhammadiyah,” pungkasnya. Turut hadir, Prof Mohammad Amien Rais sebagai keynote speech dalam pembukaan BA. Ia turut berpesan agar peserta dapat terus semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan. “Sesuai dengan apa yang Allah sampaikan pada Al-Quran, bahwa Allah akan mengangkat derajat seseorang yang mau untuk mendalami ilmu pengetahuan. Hal ini yang perlu dipegang oleh peserta sebelum berangkat menuntut ilmu nantinya,” begitu pesannya. []APR
Nasib kita di dunia yang fana ini sesungguhnya sangat ditentukan oleh seberapa jauh kita menguasai ilmu pengetahuan. Semakin satu kaum menguasai dan memiliki pengetahuan akan mengangkat derajat kaum
itu sendiri. Sesuai dalam Al-Quran, Allah akan mengangkat derajat seseorang yang mau untuk mendalami ilmu pengetahuan. Begitu papar Prof Dr Mohammad Amien Rais saat memberikan keynote speech pada pembukaan Baitul
Arqom Muhammadiyah Scholarship Preparation Program (MSPP).
Pembelajaran MSPP ini tidak hanya dapat melatih peserta lihai dalam berbahasa inggris namun agar peserta dapat setara dan bersanding pula di
forum diskusi internasional dengan negara-negara lainnya. “Bagi peserta yang toeflnya masih 500 sekian. Ini perlu untuk ditingkatkan terus,” tegasnya. Peserta juga harus untuk rajin dalam belajar dan membaca dengan mengadaptasi cara belajar mahasiswa luar negeri. “Kita merasa sudah hebat di negeri sendiri. Namun saat kita ke luar negeri,
Untuk bisa mewujudkan UM Sorong sebagai PT Unggul, disarankan untuk membuat roadmap SDM-nya. Ini agar terjadi akselerasi jumlah doktor dan dosen berkualifikasi Lektor Kepala dan Guru Besar. Demikian disampaikan Waka Majelis Diktilitbang PPM Prof Edy Suandi Hamid dalam ceramahnya di hadapan Pimpinan UM Sorong di aula kampus tersebut,
kemampuan kita ini masih standar. Jadi peserta perlu untuk mengadaptasi cara belajar mahasiswa dari luar negeri,” paparnya.
Amien Rais turut memberikan tips bagi mahasiswa yang mulai malas dalam menuntut ilmu atau malas belajar. Pertama, jangan tinggalkan shalat lima waktu. Kedua, jangan tinggalkan
baca Al-Quran, dan Ketiga, puasa senin-kamis. Hal ini banyak terjadi dikalangan bangsa Indonesia. Sehingga peserta perlu untuk membulatkan tekad dalam menuntut ilmu ke luar negeri. “Ya Allah, saya berangkat dari tanah air untuk mengikuti firman Mu. Mudahkan kami menjadi muslim yang berpengetahuan,” paparnya.
Muhammadiyah makin lama makin besar dan mendunia, sejak dahulu Muhammadiyah itu menanamkan prinsip kemandirian. Hal ini yang perlu ditanamkan pada peserta MSPP nantinya. “Jangan sampai Muhammadiyah diintervensi kemudian hilang kemandirian,” paparnya. Ia turut berpesan agar peserta yang akan melanjutkan kuliah nantinya dapat menuntut ilmu dengan ikhlas dan fokus dalam berpendidikan. “Semoga anda berangkat dengan rasa yang percaya diri, dan ingatlah kesempatan ini sebagai karunia dari Allah,” pungkasnya. []APR
Kamis (1/12). “Pimpinan perlu menstimulasi agar dosen mengurus kenaikan pangkat dan mengambil S-3, “ ujarnya.
Dikatakan, UM Sorong akan dapat mewujud menjadi PT yang unggul jika ditangani dengan tata kelola yang baik, dan memiliki kepemimpinan yang baik juga, yakni pemimpin yang berintegritas, amanah, punya komitmen dan kompetensi mengelola perguruan tinggi,”
ujar Prof Edy dalam acara yang dihadiri Rektor UM Sorong Dr Muhammad Ali dan semua wakil rektornya.
Kepemimpinan, lanjut Prof Edy, sangat penting untuk dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi. Namun ia tidak bisa bekerja sendirian. “Karena itu, pemimpin membutuhkan bantuan orang lain, dan mengarahkan semua stafnya bisa bekerja sama de-
ngan baik. Ia harus membentuk superteam, bukan superman,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu Prof Edy
juga mengapresiasi UM Sorong yang memberikan yang tinggi pada SDM. “Lebih 66% anggaran diperuntukkan
bagi kesejahteraan dan pengembangan SDM,” pungkas Prof Edy Suandi Hamid. [] RED
Majelis Diktilitbang PPM berkolaborasi dengan Minhaj Welfare Foundation menyelenggarakan webinar ketiga dari serial “Disaster Management” dengan tema Lessons Learned from Disaster: Good Governance and Public Accountability. Webinar ini menghadirkan moderator Nurhadi PhD dengan opening speech Fitri Arofiati SKep Ns MAN PhD. Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini adalah Faisal Hussain, Direktur Utama Minhaj Welfare Foundation dan Rahmawati Hussein MCP PhD, Wakil Ketua MDMC.
Dalam webinar ini hadir beberapa pihak, di antaranya perwakilan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC); Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., Sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan PP Muhammadiyah; perwakilan dari Kedutaan Besar UK di Jakarta; Adnan Sohail, Direktur Operasional Minhaj Welfare Foundation; serta perwakilan dari PP Muhammadiyah.
Fitri Arofiati, S.Kep., Ns., MAN., P.hD. dalam opening speech-nya mengatakan bahwa momen ini menjadi kesempatan untuk belajar memanajemen dan mengorganisasikan sumber daya dalam merespons kebencanaan yang terjadi. Ia berharap agar seluruh partisipan dapat memperoleh manfaat dari webinar ini. “Urgensi pemulihan bencana bukan urusan agama ataupun politik, tetapi kemanusiaan,” tegasnya.
Faisal Hussain membuka dengan mengapresiasi kerja-kerja MDMC dalam hal penanganan kebencanaan. Manhaj Welfare Foundation sendiri juga banyak bergerak di bidang pendidikan sebab mereka percaya bahwa
ilmu dapat menjadi modal memutus rantai kemiskinan. “Kami sadar bahwa bergerak di bidang kemanusiaan berarti tidak membatasi diri terhadap satu sektor saja. Maka, MWF pun mengembangkan program-program lainnya di luar pendidikan, salah satunya Program Pemulihan Kebencanaan,” tambah Faisal.
Kemudian, Faisal menerangkan bahwa manajemen pemulihan kebencanaan dapat optimal dengan memastikan supply untuk para korban kebencanaan siap kapan saja dengan cara memiliki donatur bulanan yang akan memberikan sumbangan secara berkala. “Jadi, ketika tiga bulan kemudian ada bencana, maka sumbangan yang telah kami himpun akan kami kirim ke sana,” sambungnya. Hal ini untuk mencegah terkucurnya dana dari naiknya harga obat-obatan, pakaian, dan lain-lain yang jadi meningkat karena meroketnya kebutuhan di daerah tersebut.
Pembicara kedua yakni Rahmawati Hussein, MCP, Ph.D., Wakil Ketua MDMC berbagi tentang pengalaman yang Muhammadiyah lakukan dalam
penanganan kebencanaan. Ia mengenalkan skema yang menjadi keberhasilan Muhammadiyah dalam menangani bencana, yakni OMOR: One Muhammadiyah, One Response. Skema OMOR ini menjadi cara Muhammadiyah memfokuskan komando untuk menyatukan langkah menghadapi bencana.
Rahmawati turut menegaskan bahwa dalam menyalurkan sumbangan kepada korban bencana, Muhammadiyah tidak memandang latar belakang dari para korban. “Sebab, kita bergerak karena alasan kemanusiaan,” pungkasnya dalam kegiatan yang dilaksanakan pada Jum’at (2/12) lalu ini.[] RAS
si AMI tersebut merupakan bagian dari langkah pencapaian visi Unismuh 2044. Dikatakan, pada 2020-2024 Unismuh menargetkan menjadi PT terakreditasi Unggul), dan 2024-2028 Unismuh menyiapkan diri Menuju Bereputasi Terakreditasi Internasional.
Untuk kedua kalinya dalam tempo kurang dari enam bulan, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar melaksanakan in-house training dan Sertifikasi Auditor Mutu Internal (AMI). Kegiatan yang dilaksanakan bersama Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, digelar selama dua hari (30/11-1/12) di Hotel Aryaduta, Makassar, diikuti 43 peserta dari Unismuh, dan 22 dari 14 PTMA di Indonesia Timur, di samping satu dari non-PTMA.
“Kegiatan ini sangat serius, dan usai pelatihan akan langsung ada ujian. Pengalaman dari angkatan pertama yang lalu, hanya 80 persen yang lulus.
Oleh karena itu peserta harus mengikuti agenda ini secara sungguh-sungguh, sehingga bisa lulus dan mendapatkan sertifikat kelulusan. Juga menghasilkan auditor mutu yang handal dalam rangka terselenggaranya pengelolaan perguruan tinggi sesuai Standar Nasional Perguruan Tinggi,” ujar Warek 1 Plh Rektor Unismuh Dr Abdul Rahim Nanda saat membuka acara tersebut. Pelatihan ini didampingi tim dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, yakni Prof Edy Suandi Hamid dan Dr Budhi Akbar.
Lebih lanjut, Plh Rektor Unismuh ini menyatakan, pelatihan dan sertifika-
Sebagai lembaga yang berisikan komunitas kaum terdidik, perguruan tinggi haruslah dikelola secara profesional dengan pemimpin
yang amanah dan mengikuti kepemimpinan profetik Rasulullah saw. Demikian disampaikan Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian Pengem-
“Lalu periode 2028-2032, Unismuh menyasar untuk terakreditasi internasional, dan pada 2032-2036 diharapkan sudah menjadi Perguruan Tinggi Riset, serta periode 2036-2040 Unismuh menjadi Education and Entrepreneur University,” jelas Rahim Nanda dalam sambutan yang komprehensif berbasis data. Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Prof Edy Suandi Hamid dalam sambutannya mengatakan, kegiatan AMI sebagai bagian dari SPMI merupakan suatu keniscayaan untuk membangun PT bermutu. “Karenanya perlu didukung banyak auditor mutu yang cakap. Bagi Muhammadiyah, peningkatan mutu dan menghadirkan PT bermutu merupakan hal yang tidak bisa ditawar. Ini sebagai bagian dari tanggung jawab kita kepada publik,” ujarnya.
Oleh karena itu, pimpinan PTMA harus peduli dan mengawal kegiatan AMI. “Dan yang lebih penting lagi, setelah AMI selesai dilaksanakan harus ada tindak lanjutnya. Jika tidak, maka kegiatan AMI akan sia-sia,” tutupnya. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua BPH Prof Gagaring, WR II Prof Andi Sukri Syamsuri, WR IV Mawardi Pewangi MPdI, Direktur Program Pascasarjana Prof Irwan Akib, Ketua Badan Penjaminan Mutu Dr Burhanuddin serta para Dekan dalam lingkup Unismuh.[] RED
bangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr H Edy Suandi Hamid, MEc dalam pengajian dengan tema “Profesionalisme dan Kepemimpinan Profetik di Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA)” di Universitas Muhammadiyah Kudus, Senin (28/11) di gedung serba guna UMKU.
Turut hadir para dosen, karyawan,
BPH, dan juga mantan Ketua PWM Jateng H Musman Thalib. Acara dibuka WR 2 UMKU Rizka Himawan MSi. “Muhammadiyah yang berkembang hingga memiliki 171 perguruan tinggi, dan puluhan ribu sekolah termasuk TK dan PAUD, ratusan pesantren dan rumah sakit, karena dikelola profesional dan memiliki kepemimpinan yang baik, dari ranting hingga pusat,” ujar mantan Rektor UII yang kini menjadi Rektor Universitas Widya Mataram ini.
Dikatakan, sebagai profesional, para dosen dan tendik harus terus mengasah ilmu untuk meningkatkan kompetensinya. “Dan setiap melakukan pekerjaan harus berusaha untuk menghasilkan yang terbaik. Bukan hanya asal selesai,” ujar Prof Edy.
Terkait dengan kepemimpinan, dikatakan perlu mengikuti pola kepemimpinan Rasulullah yang lemah lembut tetapi tegas, jujur, amanah, cerdas, dan memiliki kemampuan komunikasi
yang baik. “Pemimpin itu harus memiliki kemampuan komunikasi dengan baik, sehingga bisa mempengaruhi bawahan atau pengikutnya,” ungkap Prof Edy, seraya menambahkan bahwa pe-
mimpin juga harus bisa membangun kerja sama dan teamwork yang baik. “Kepemimpinan tanpa teamwork yang kuat akan cenderung mengalami kegagalan,” tegas Prof Edy Suandi Hamid. []RED
dalam acara Pelantikan Pengurus APSEI 2022-2026, yang diketuai Dr. Dimas Bagus Wiranatakusuma.
Asosiasi Program Studi Ekonomi Islam Perguruan Tinggi Muhammadiyah & Aisyiyah (APSEI PTMA) diharapkan bisa memberikan pemikirannya dalam mengembangkan secara teoritik dan praktik ekonomi Islam di Indonesia. Awalnya perkem-
bangan ekonomi Islam cukup pesat, namun kemudian melambat. “Ini utamanya dalam praktik keuangan Islam. Misalnya dalam perbankan Islam, kontribusi perbankan syariah masih di bawah 9%,” ujar Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PPM Prof Edy Suandi Hamid
Pelantikan yang diadakan di Gedung Pascasarjana UMY, Senin (21/11) dihadiri Dekan FE UMY yang juga Ketua Asosiasi Fakultas Ekonomi Bisnis PTMA DR Rizal Yahya. Hadir juga dalam acara tersebut utusan dari UM Jakarta, UM Lamongan, IBM Bekasi, UM Bengkulu, UHAMKA, dan Unismuh Makassar.
Lebih lanjut Prof Edy mengingatkan agar APSEI bisa meyakinkan bahwa dengan mempraktikkan ekonomi Islam kesejahteraan dan keadilan akan meningkat. Dalam praktik sekarang ini, hal itu belum terjadi, sehingga kemiskinan
dan kebodohan masih banyak terjadi pada umat Islam. “Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk memikirkannya,” ujarnya.
Usai pelantikan dilanjutkan dengan Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Islam (SNEKI) 2022 seminar secara hybrid bertema “Outlook Per-
kembangan Ekonomi dan Keuangan Islam Indonesia Tahun 2023”. Seminar yang diikuti oleh ratusan mahasiswa PTMA dan juga peserta non mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia. Narasumber kegiatan ini antara lain Arief Hartawan Direktur Eksekutif Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan
Syariah BI, Prof Imamudin Yuliadi SE MSi dari FE UMY, Sutan Emir Hidayat, SP, MBA, Ph.D Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. Bertindak selaku moderator yaitu Dr. Ayief Fathurrahman SE SEI MSi (Wakil Ketua Umum APSEI 2022-2026).[] RED
Asosiasi Penjaminan Mutu (APMU) PTMA diharapkan bisa berperan mendorong dan membantu badan atau lembaga penjaminan mutu PTMA mengoptimalkan praktik quality assurance-nya untuk mewujudkan PTMA yang berdaya saing dan unggul. Demikian disampaikan Waka Majelis Diktilitbang PPM Prof Edy Suandi Hamid saat membuka acara Rakornas dan Pertemuan Nasional APMU di Hotel Grage Cirebon, Selasa (13/12)
yang diikuti sekitar 130 peserta dari PTMA se-Indonesia. “APMU nanti bisa melakukan pendampingan dan juga pelatihan-pelatihan untuk anggotanya. Ini akan mengurangi tugas dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah,” ujar Prof Edy.
Sementara itu, Ketua APMU PTMA Dr Evy Rahmawati mengatakan kegiatan ini merupakan aktivitas pertama APMU sejak berdiri. Diharapkan kegiatan ini mengawali eksekusi pro-
gram kerja APMU dalam rangka mewujudkan PTMA yang unggul. Kegiatan ini, lanjut Dr Evy, di samping diisi oleh internal APMU PTMA, juga diisi oleh tokoh-tokoh yang memiliki kompetensi dari BAN dan LAM. Mereka adalah Prof Johny Najwan (DE BAN), Prof Ina Primiana (Ketua DE LAMEMBA), Prof Harun (LAMDIK), Prof Hari Purnomo (LAM Teknik) dan Prof Zaimal Arifin Hasibuan (LAM Informatika-Komputer). Hadir juga dalam acara ini Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof Lincolin Arsyad, dan Ketua L2Dikti IV Dr Syamsuri. “Kegiatan ini sangat penting sebagai upaya meningkatkan mutu PTMA secara berkelanjutan dan terus-menerus,” ujar Prof Lincolin dalam paparannya pada acara tersebut.[] RED
lahan di perbatasan dan berada Kota Sorong dan Kab Sorong. Kini Sorong akan menjadi Provinsi Papua Barat Daya (PBD), dan lokasi lahannya diperkirakan menjadi ibukota sekaligus pusat perkantoran Prov PBD tersebut.
“Sekarang sedang dibangun rusunawa 3 lantai, dan insha Allah tahun depan dibangun gedung pertemuan, baru gedung kuliah,” ujar Rektor M Ali seraya menambahkan untuk sementara ini ruang kelas di Kampus 1 masih memadai.
“Namun jangka menengah dan panjang perlu ditambah, sehingga perlu penambahan ruang kelas,” ujarnya. Kampus 2 UM Sorong berjarak sekitar 8 km dari kampus induknya, dan lahannya dibeli dengan harga sekitar Rp 16 miliar. Di sekitarnya sudah banyak komplek perumahan, dan jalan mobil yang hot-mix walau masih sempit dan
hanya cukup dua mobil papasan. Sesuai master plan yang dibuat, UM Sorong merencanakan terus memperbesar kelembagaannya, sehingga memerlukan kampus yang lebih luas.
“Kita sedang mempersiapkan tambahan prodi-prodi baru,” ujar Wakil Rektor 1 Iksan Badarudin Msi. Mengantisipasi kebutuhan pemukiman do-
sen dan tendik, di lahan ini jiga sudah disiapkan 2 hektar untuk perumahan. “Ini juga untuk menstimulus semangat kerja dosen dan karyawan,” tegas Dr M Ali. Terkait status tanah, Rektor sangat berhati-hati dan tidak ingin pengalaman masa lampau terulang. “Dulu kita punya lahan luas juga di sekitar sini, namun karena diklaim.tanah adat dan belum ada sertifikat, akhirnya tanah yang cukup luas dan strategis menjadi lepas dari kepemilikan Persyarikatan,” kata Rektor.
Oleh karena itu, tanah sekarang ini semuanya sudah bersertifikat. “Bahkan surat-surat terkait dengan pelepasan hak adat juga sudah ada semua. Potensi konflik kecil,” ungkap Dr Ali yang juga awalnya membawa Universitas Al-amin menjadi UM Sorong dan menjadi aset Persyarikatan. Untuk memenuhi kebutuhan peribadatan, juga sudah tersedia satu hektar lahan di lokasi yang sama.”Ini merupakan wakaf dari pemilik tanah terdahulu,” tutup Dr M Ali.[] RED
Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (APIK PTMA) menggelar Silaturahmi Nasional (Silat) APIK PTMA yang dihelat di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), pada Senin-Selasa (19-20/12/22). Bertemakan “The Challenges of Digital Communication in The New Normal Era” kegiatan ini juga terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan diantaranya seminar, konferensi, dan
workshop internasional. Muhammad Himawan Sutanto, Ketua APIK PTMA menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk nyata dan implementatif dalam menjawab persoalan yang ada dalam tantangan komunikasi secara keilmuan, maupun partikal paska pandemi. Program ini sendiri seharusnya berjalan dua tahunan, namun terjadi perubahan waktu akibat adanya pandemi. “Meskipun jadwal berubah dari rencana, namun esensi program terus meningkat dibuktikan dengan jumlah peserta lomba, dan pemakalah konferensi internasional yang banyak,” tambahnya.
Turut hadir pembicara seminar, Prof. Widodo Muktiyo selaku Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muham-
madiyah, Novi Kurnia dosen Universitas Gadjah Mada, Sonny B. Harmadi selaku Satgas Perubahan Perilaku Covid-19, dan Fajar Junaedi dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti 250 mahasiswa Ilmu Komunikasi dari berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, serta beberapa kampus dari India dan China. Kegiatan ini turut diapresiasi oleh Prof Ahmad Jainuri selaku Anggota Majelis Diktilitbang PPM, Dr Hidayatullah selaku Rektor Umsida. “Semoga kegiatan ini dapat menghasilkan rumusan rencana aksi yang bisa dilaksanakan dalam program APIK yang akan datang,” paparnya.
Data menyebutkan terdapat 92 persen mahasiswa Papua yang kuliah di perguruan tinggi swasta dengan rata-rata penghasilan orang tuanya 2 juta. Dari 92 persen tersebut terdapat 54 persen mahasiswa yang orang tuanya tidak berpenghasilan. Hal ini yang menjadi penyemangat STKIP Muhammadiyah Manokwari dalam mendukung keberlanjutan pendidikan mahasiswa yang ada di Manokwari. Hawa Hasan Ketua STKIP Muh Manokwari, dalam sambutannya pada prosesi Wisuda menyebutkan telah bekerja sama dengan beberapa lembaga dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk memudahkan mahasiswa di Manokwari dalam mengenyam perkuliahan. “Kami telah bekerja sama dengan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Manokwari
dan Manokwari Selatan demi memberi kesempatan guru yang belum memiliki kualifikasi sarjana,” begitu paparnya pada prosesi wisuda yang dilaksanakan bertempat di Hotel Oryestom Bay Rendani, Rabu (30/11/2022).
Kerja keras tersebut dibenarkan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV, Suriel S Mofu. Ia mengatakan sampai saat ini STKIP Muh Manokwari telah menyediakan berbagai beasiswa dalam rangka mendorong pendidikan mahasiswa di Manokwari. Beasiswa tersebut diterima STKIP Muh Manokwari dari LLDIKTI Wilayah XIV. “Saya berharap dapat lebih banyak lagi beasiswa yang disediakan untuk membantu anak-anak Papua dalam melanjutkan pendidikan,” papar Suriel. Sejauh ini sudah sekitar
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) menjadi harapan baru bagi pendidikan di kawasan Maluku Utara dan sekitarnya. Tentu kemajuan UMMU saat ini perlu untuk dilanjutkan dan harus terus ber-
kemajuan dan berkembang dari sekarang. Begitu pesan Prof Haedar Nashir, saat menghadiri wisuda ke-XXV yang digelar UMMU bertempat di Gedung Auditorium Haji Abdullah Tjan Hoatseng, Senin (12/12). Kegiatan Wisuda UMMU
197 beasiswa yang diberikan STKIP Muh Manokwari. Beasiswa ini meliputi sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) sejak semester satu hingga selesai dan juga biaya hidup selama semester satu hingga selesai.
Prof Thobroni selaku perwakilan dari Majelis Diktilitbang PPM juga mengapresiasi upaya yang dilakukan STKIP Muh Manokwari. Terlebih sebanyak 75 persen mahasiswa STKIP Muh Manokwari merupakan non muslim. “Mengingat strategisnya posisi STKIP Muh Manokwari di daerah yang dinobatkan sebagai kota injil niscaya perlu dukungan dan bantuan dari kekuatan Muhammadiyah dan PTMA besar sebagai pembina. Perlu ada semacam konsorsium untuk merubah STKIP Muh Manokwari menjadi universitas,” pungkasnya. []APR
juga dirangkaikan dengan peresmian gedung Auditorium Haji Abdullah Tjan Hoatseng. Berdirinya gedung baru ini turut mendapatkan apresiasi dari Haedar. “Kami ucapkan terima kasih juga selamat atas pembangunan gedung yang megah ini dan tentu UMMU telah melewati perjuangan yang tidak mudah,” paparnya.
Haedar juga mengingatkan pada wisudawan UMMU bahwa kelulusan bukanlah akhir dari jenjang pendidikan namun menjadi awal perjalanan ke depan untuk dapat mengamalkan ilmu.
manusiaan semesta dalam misi Wama arsalnaka illa rahmatan lil alamin,” pesan Haedar.
Sehingga setelah diwisuda dari UMMU bukan hanya gelar yang didapat, tapi lebih dari itu dengan menjadi orang yang
IAIM Bima menggelar Pelepasan Wisudawan/Wisudawati ke-VIII IAIM Bima di Gedung Serbaguna Muhammadiyah. Sebanyak 199 wisudawan dan wisudawati hadir dari tiga fakultas yang ada di IAIM Bima, di antaranya Fakultas Tarbiyah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, dan Fakultas Syariah. Turut meramaikan gelaran wisuda IAIM Bima, perwakilan dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan Dr H Nazar Naamy, Sekretaris Kopertais Wilayah 14 Mataram ikut serta.
Rapat Senat Terbuka Wisuda IAIM Bima dibuka oleh sambutan dari Rektor IAIM Bima, Hendra MSi. Hendra mengucapkan selamat kepada wisudawan dan wisudawati, serta berpesan agar
berpikir atau ulul albab. “Menjadi cendekiawan yang memajukan masyarakat, memajukan bangsa dan memajukan ke-
Wisudawan juga perlu untuk terus merawat ilmu yang diperoleh sebagai wujud dari integritas alumni. Ia juga berpesan kepada alumni supaya menjaga nama baik UMMU khususnya dan nama baik Muhammadiyah sebagai organisasi Islam terbesar, yang bukan hanya memainkan peran di Indonesia tapi juga dunia. “Mari untuk membawa peran dimana Muhammadiyah tidak hanya hadir untuk Muhammadiyah, namun juga masyarakat, bangsa, dan kepentingan global tanpa diskriminasi agama, suku, ras, golongan, bahkan orientasi politik. Dari Muhammadiyah untuk semua,” pungkasnya. []APR
mereka dapat menjaga nama baik almamater dan mampu mengamalkan ilmu yang telah didapat. “Harapan kami, para wisudawan dan wisudawati dapat menjalani karier hingga sukses di masa depan,” ujarnya.
Dalam Pelepasan Wisuda/Wisudawati kali ini, wisudawan terbaik pertama diraih oleh Nurwahidah SPd dari Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGI) dengan IPK 3,77. Perwa-
kilan wisudawan, Yunita Paramita Bali SE sekaligus menjadi wisudawan terbaik kedua, menyampaikan kesan pesannya. “Terima kasih tak terhingga untuk Rektor IAIM Bima dan sivitas akademika IAIM bima yang sudah banyak membantu kami selama masih menjadi mahasiswa,” pungkasnya. Dalam kegiatan wisuda pada Sabtu (26/11) ini juga disampaikan Orasi Ilmiah dari dosen IAIM Bima, Dr Agussalam MPd.[] RAS
UM Sidoarjo (UMSIDA) menyelenggarakan Pelantikan Rektor UMSIDA Masa Jabatan 2022–2026 dilantik oleh Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Kegiatan yang dilaksakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan ini menandai dimulainya kepemimpinan Dr Hidayatullah MSi. Dalam pelantikan hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ketua PP Muhammadiyah, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Ketua BPH UMSIDA, Ketua PWM Jatim, dan Kepala LLDIKTI Jawa Timur.
Kegiatan ini dilangsungkan dengan penandatanganan naskah pelantikan, janji pelantikan, pakta integritas, dan kontrak kerja Rektor UMSIDA Masa Jabatan 2022–2026 sebagai simbol pengembanan amanah Dr Hidayatullah. Dalam sambutannya, Dr Hidayatullah mengungkapkan rasa terima kasih dan syukur atas kepercayaan yang diberikan untuk kembali memimpin UMSIDA.
“Saya menyadari bahwa tugas ini bukan tugas yang ringan. Saya justru melihat banyak tantangan berat yang akan dihadapi Umsida. Tapi kami yakin, akan bisa menghadapinya dengan menjalankan rencana strategis yang telah kami rumuskan,” pungkasnya. Lebih lanjut, ia memaparkan poin-poin rencana strategis dari rencana induk pengem-
bangan UMSIDA untuk menjadi perguruan tinggi unggul dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berdasarkan nilai-nilai Islam untuk kesejahteraan masyarakat. Artinya, tidak hanya berfokus di bidang akademik dan sarana prasarana saja, namun juga menyasar pada penguatan nilai-nilai al Islam Kemuhammadiyahan bagi seluruh dosen dan tenaga kependi-
Setelah berjuang dalam pengabdian sebagai PNS sejak tahun 1989 dan pengajuan sejak 2011, akhirnya Muhlis Madani berhasil berkontribusi dalam penambahan jumlah Guru Besar UM Makassar (Unismuh Makassar). Ia menjadi profesor dalam bidang Administrasi Publik Unismuh Makassar. Kepada Humas Unismuh, Muhlis Madani me-
dikan di lingkungan Umsida.
“UMSIDA harus maju bersama persyarikatan Muhammadiyah. Karena itu, kami mohon dukungan, bimbingan, dan arahan dari seluruh jajaran persyarikatan Muhammadiyah sehingga perkembangan UMSIDA hari ini dan ke depannya lebih memperkuat kebersamaan dengan persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya.[] RAS
ngatakan bahwa pengajuan guru besar sejak 2011 ini tersendat karena mendapatkan catatan perbaikan. Perubahan regulasi berupa kewajiban menulis jurnal internasional terindeks Scopus pun menjadikan prosesnya terhenti karena kesibukan.
“Saya mulai mengurus lagi tahun 2019. Setelah pihak Kementerian tahu kalau saya mengurusnya sejak 2011, saya pun diundang mengikuti proses audiensi. Alhamdulillah, setelah proses yang cukup panjang, SK Guru Besar saya
akhirnya bisa keluar di bulan November tahun ini,” demikian ujarnya.
Ia mengisahkan bahwa cita-citanya menjadi profesor dilakukan demi mewujudkan impian ayahnya. Amanah sang ayah membuatnya menunjukkan dedikasi dan pengabdian dalam berkarier di Unismuh Makassar. Ia berhasil menjadi dosen di Jurusan Administrasi Negara, hingga berlanjut pada Pembantu Dekan 1 Fisip Unismuh pada 1993, Dekan Fisip Unismuh pada 2005–2017, dan Asisten Direktur II Program Pasca-
UM Sumatera Utara (UMSU) menambah kembali jumlah guru besar berdasarkan Surat Keputusan Pengangkatan Guru Besar yang diserahkan oleh Plt Kepala LLDIKTI Wilayah 1 Sumut, Prof Ibnu Hajar MSi kepada Wakil Dekan I Fakultas Pertanian UMSU, Prof Dr Ir Wan Arfiani Barus MP. Kegiatan ini berlangsung di Aula 1 LLDIKTI, Kota Medan. Dalam kegiatan tersebut hadir Wakil Rektor I UMSU,
Prof Dr Muhammad Arifin MHum; BPH UMSU, Prof Dr Nawir Yuslem; dan juga pimpinan Fakultas Pertanian dan sivitas akademika UMSU.
Prof Ibnu Hajar mengatakan dalam sambutannya apresiasi atas komitmen UMSU yang telah melahirkan guru-guru besar. “Tidak perlu diragukan lagi komitmen UMSU, dukungan, semangat, dan kebersamaannya yang luar biasa. Selamat kepada guru besar
sarjana Unismuh pada 2017–2022. “Saya tidak mengejar jabatan, itu prinsip saya. Biarlah jabatan yang mengejar saya. Saya cukup menunjukkan kinerja terbaik saya sebagaimana yang dijunjung oleh Muhammadiyah,” paparnya.
Penetapan Muhlis sebagai Guru Besar tertuang dalam SK Kemendikbud Ristek Nadiem Makarim Nomor 70401/ MPK.A/KP.07.01/2022 yang ditetapkan di Jakarta pada Selasa (22/11) lalu.[] RAS
Prof Dr Ir Wan Arfiani Barus,” lanjutnya. Ia menyambung sebuah harapan agar lektor-lektor kepala di lingkungan UMSU juga dapat mendapatkan prestasi akademik tertinggi sebagaimana Prof Wan Arfiani Barus.
Penambahan Guru Besar UMSU yang resmi dilakukan pada Kamis (24/11) lalu ini dilalui dengan syukur karena bersamaan dengan diraihnya akreditasi Unggul UMSU Beberapa hari yang lalu. Akreditasi tersebut menjadikan UMSU sebagai perguruan tinggi swasta yang terakreditasi Unggul pertama di Pulau Sumatera. Sekaligus, UMSU menjadi PTN/PTS kedua terakreditasi Unggul di Sumatera Utara.[] RAS
Tim startup mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY) Aero Fun Research Tech menciptakan sebuah Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak. Fallah Alfrido Firmansyah, Ketua Tim mengungkapkan produk UAV di Indonesia saat ini belum dilakukan secara masif. Produk UAV di Indonesia sendiri rata-rata datang dari luar negeri dan belum banyak diproduksi pada perusahan di Indonesia. Padahal bagi Fallah SDM yang ada di Indonesia sangat mendukung dan siap. “Melihat peluang tersebut, kami berinisiatif membuat UAV yang kualitasnya sama dengan luar negeri, ini loh buatan orang Indonesia yang nggak kalah dengan orang luar,” paparnya melalui keterangan tertulis.
UAV yang dibuat oleh timnya tidak hanya bisa digunakan untuk satu sektor. “Pesawat ini tak hanya bisa dimanfaatkan untuk satu sektor saja, misalnya da-
lam sektor kesehatan. Pesawat ini bisa digunakan untuk mengirim obat-obatan ke lokasi tertentu yang tidak bisa dijangkau menggunakan kendaraan darat. Pesawat ini juga bisa digunakan untuk memantau evakuasi korban bencana atau memonitori para korban bencana untuk lokasi tertentu juga,” papar Fallah.
Dalam proses pembuatannya, pesawat UAV memakan waktu 35 sampai 40 hari. Pesawat yang dibuat ini memiliki berat 4,7 kg dengan kemampuan mengangkat beban hingga 500-800 gram, dengan panjang 2 meter dan mampu terbang di ketinggian 350 meter dengan durasi satu jam. Pesawat ini juga memiliki endurance jelajah 28 kilometer dengan waktu tempuh selama 28 menit. “Dalam mengendalikan pesawat UAV kami juga tetap memperhatikan
Adanya wabah baru yakni Acute Hepatopacreonic Necrosis Disease (AHPND) menyebabkan kematian hingga 100% pada budidaya udang.
Hal ini melatar belakangi tim dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam menciptakan sebuah inovasi untuk mengkaji dan mengatasi wa-
regulasi yang dibuat oleh Aircraft Indonesia. Kami juga menggunakan material karbon keplar, ini merupakan material yang istimewa karena lebih ringan tetapi lebih kuat dari baja juga anti api dan umumnya material ini digunakan oleh perusahaan besar pembuat UAV ” jelasnya.
Pesawat UAV buatan UMY ini diungkapkan Fallah memiliki harga yang lebih terjangkau dari pesawat lainnya. Tidak hanya itu, kualitas yang dimiliki pesawat ini juga tidak kalah banding dengan kualitas yang dimiliki luar negeri. “Saat ini kami juga sudah dilirik oleh salah satu instansi di Semarang, mereka memesan satu unit pesawat UAV buatan kami,” tutur Fallah. Ia juga berharap ke depannya startup ini bisa menjadi startup yang memelopori pengembangan pesawat UAV di dalam negeri. []APR
bah udang tersebut. Tim yang diketuai oleh Annisa Salsabila ini mengangkat penelitian yang berjudul Teknologi Freeze Drying Bakteri Indiginus Usus Udang Vannamei guna Mempertahankan Viabilitas dan Upaya Preventif Wabah Acute Hepatopacreonic Necrosis Disease.
“Kami berinisiatif untuk menciptakan sebuah solusi dengan menggunakan sebuah bakteri yang diisolasi dari saluran pencernaan udang dan diawetkan dengan metode pengering dingin yaitu
freeze dry,” terang mahasiswa program studi akuakultur itu melalui keterangan tertulis.
Alhasil, inovasi ini sukses meraih juara favorit pada kelas presentasi ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) kategori PKM Riset Eksakta. Annisa yang kerap disapa Caca ini merasa bersyukur karena UMM selalu membantu dan memberikan dukungan saat proses pengerjaan PKM hingga PIMNAS. Terdapat proses monitoring dan evaluasi yang diadakan setiap minggu sehingga tim dapat dengan mudah untuk memahami bagian mana yang kurang dan perlu untuk diperbaiki. “Kami berharap inovasi dan prestasi ini dapat menjadi pelecut untuk meraih
Tim mahasiswa Prodi Fisika Universitas Ahmad Dahlan ciptakan alat deteksi gas alam berbasis Internet of Things (IoT). Inovasi dengan membawa konsep IoT ini akan mendeteksi gas alam yang muncul ke permukaan dan dapat membahayakan manusia yang tengah beraktivitas atau tinggal di area gunung aktif. “Dengan adanya
prestasi lainnya. Apalagi kompetisi ini merupakan ajang bergengsi dan dinanti
alat ini, diharapkan masyarakat lebih mudah untuk mendeteksi keberadaan gas alam dan tingkat bahayanya. Terlebih lagi, alat yang kami buat ini sudah terhubung dengan aplikasi yang telah didesain sehingga akan mempermudah dalam pengoperasiannya,” papar Faishal, ketua tim.
Ia melanjutkan, proses riset yang dilakukan membutuhkan waktu yang lumayan panjang. Namun proses tersebut berbuah manis ketika tim yang dibimbing oleh Umi Salamah, S.Si., M.Sc. ini berhasil menyabet juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) dan Desain Poster Tingkat Nasional pada
para mahasiswa dari seluruh Indonesia,” pungkasnya. []APR
agenda Technology Days (T-Days) #11 yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Industri (FTI) UAD. Faishal menyebutkan proses pembuatan LKTI kurang lebih hanya memakan waktu lima hari. Mahasiswa angkatan 2020 ini mengusung judul “Sistem Monitoring Level Gas Alam pada Kawah Gunung Berapi Berbasis Internet of Things (IoT) dengan PV dan Berdaya Rendah”.
Faisal juga berharap agar alat yang mereka rancang dapat direalisasikan dan mengikuti lebih banyak perlombaan lainnya. “Semoga kami dapat meningkatkan prestasi dengan mengikuti banyak lomba lainnya,” paparnya. []APR
banyak penelitian yang membahas mengenai tanaman hias yang dijadikan tanaman pangan,” ujarnya. Dilanjutkan olehnya, mereka bersyukur ketika penelitian tersebut mereka ajukan dalam bentuk proposal ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-35 dan membawa pulang medali.
Penelitian ini mereka lakukan selama lima bulan. Diawali dengan mencari bunga anggrek yang paling segar, kemudian dikeringkan untuk diambil ekstrak fenolnya hingga mendapatkan kandungan antioksidan. “Kemudian bisa diolah menjadi manisan atau agar-agar,” ujarnya. Ia bersyukur bahwa kuliah di UMM memberikan mereka dukungan atas kreativitas dan inovasi mahasiswanya, misalnya melalui wadah LSO Hipotesa dan dosen-dosen yang siap ditanya ketika mereka mengalami kesulitan.
Tim UM Malang yang terdiri atas Syntiya Inanda Khoidir, Rika Cahyani Irjayanti, Annisa Jihan Purnama, dan Nastiar Majidatun Wakhidah, mahasiswa Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) berinovasi atas adanya potensi ekstrak fenolik bunga anggrek Cymbidium golden boy sebagai antioksidan pada pembuatan flower leather. Me-
Tim Peneliti Prodi Sarjana Farmasi UM Surakarta (UMS) berhasil menemukan obat herbal antidiabetes dari hasil penelitian pengembangan unggulan perguruan tinggi (PPUPT). Tim tersebut berada di bawah pembimbing koordinasi penelitian, Muhtadi yang memperkenalkan hasil riset
reka memiliki temuan bahwa kadar fenol pada bunga anggrek memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bermanfaat bagi manusia untuk menangkal radikal bebas.
Penelitian tersebut mereka tindak lanjuti karena rasa bunga anggrek yang unik seperti selada. Hal ini dijelaskan oleh Syntiya Inanda Khoidir, Ketua Tim Peneliti. “Apalagi, melihat belum
Syintiya berharap agar penelitian yang dilakukan olehnya dan tim tidak dipuaskan hanya dengan memenangkan medali PIMNAS saja, tetapi bisa berkembang hingga mendapatkan formula yang sesuai, sehingga bisa menjadi salah satu pangan nasional. “Kami juga berharap bisa mendorong mahasiswa lain untuk menyemarakkan PIMNAS,” ujarnya.[] RAS
dengan merek dagang Channamor ini. “Ini akan menjadi obat antidiabetes berbentuk herbal dengan berbahan dasar ekstrak ikan gabus dan buah pare,” ujarnya.
Formulasi ekstrak ikan gabus dan buah pare dipilih karena harapannya bisa menurunkan kadar gula dalam darah. Penemuan obat ini juga ditujukan untuk mempercepat penyembuhan luka, khususnya bagi pasien yang memiliki masalah luka gangren. Muhtadi menjelaskan bahwa produk obat herbal dari riset ini sudah melalui berbagai ta-
hap penelitian, antara lain uji praklinik secara in vivo, uji standarisasi ekstrak, uji keamanan produk, dan uji klinis pada sukarelawan sehat dan penderita diabetes.
Channamor sendiri sudah didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia untuk mendapatkan izin edar bersama CV Arba’in Jaya Mandiri Solo. Pendaftaran ini dilakukan untuk melegalisasi, hilirisasi, dan komersialisasi produk hasil riset agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Untuk bisa memperluas jang-
kauan sosialisasi kepada masyarakat, maka Channamor ini diikutsertakan dalam pelaksanaan Muhammadiyah Innovation Technology Expo (MITE) pada semarak Muktamar akhir November lalu di De Tjolomadu.
“Harapannya, dengan mengikutsertakan hasil riset ke pameran, masyarakat dapat memahami produk herbal tersebut dan bisa membantu masyarakat dalam menjaga kesehatan,” tutup Mutadi.[] RAS
Sebanyak lima mahasiswa UM Surabaya berinovasi untuk membuat boneka geometri smart solusi. Boneka geometri ini bisa menjadi solusi pintar untuk mengurangi limbah plastik dan belajar matematika menarik. Para mahasiswa tersebut terdiri atas Sindi Novelia, Nurusy Syahrotir Rohmah, Nida Faticha Risalah, Shofia Al Falah, dan Triska Ilma Wardhani. Boneka ini hadir dalam bentuk bangun datar geometri serta memiliki keunggulan QR Code yang apabila dipindahi akan terhubung dengan aplikasi belajar matematika.
Sindi Novelia sebagai Ketua Tim Peneliti menjelaskan bahwa boneka ini menggunakan bahan utama dari limbah plastik lembaran yang dijadikan isian boneka. Oleh karena itu, limbah plastik lembaran ini bisa menjadi solusi dari limbah plastik yang banyak ditemukan dan membuat pencemaran lingkungan. “Bahan-bahan yang digunakan di antaranya kain velboa grade A, dakron, limbah plastik, detergen, paperbag, stiker kemasan, hang tag, care label, kertas cokelat, dan benang jahit,” ujarnya memaparkan.
Ia menjelaskan bahwa keunggulan dan manfaat boneka geometri yang dibuat bersama timnya adalah untuk memudahkan orang-orang yang ingin belajar matematika agar lebih cepat memahami matematika. Akan tetapi, boneka geometri ini dinilai masih tetap perlu pengarahan dan pendampingan orang tua dalam penggunaannya.
Tim mahasiswa ini berkegiatan di
bawah bimbingan dosen UM Surabaya, Juaidi Fery Efendi. Sindi dan rekan setimnya berharap agar boneka ini bisa dimanfaatkan oleh anak-anak SD di pelosok negeri. Dalam mensosialisasikan produk ini menjadi lebih dikenal oleh masyarakat, Sindi dan tim menyanggupi undangan dari radio Idola Semarang untuk melakukan sesi wawancara mengenai inovasi yang mereka buat.[] RAS
Mengadakan ajang nasional setelah adanya pandemi memang bukan perkara yang mudah. Namun UMM telah menunjukkan kinerja yang memuaskan sebagai tuan rumah. Prof Ahmad Fauzy, Ketua Juri PIMNAS 2022 juga menilai kemampuan UMM untuk menyelenggarakanan acara nasional dan internasional memang tidak perlu diragukan lagi. “Kampus Putih juga menjadi tuan rumah secara luring pertama semenjak pandemi menyerang. Maka dari itu, ada hal-hal baru yang disediakan UMM untuk melancarkan acara. Mulai dari tim kesehatan yang siap siaga, penggunaan masker yang ketat, bahkan juga paperless yang diupayakan di sepanjang kompetisi ini,” tambahnya melalui kanal website UMM.
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menjadi tuan rumah Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-35 yang diadakan selama empat hari yakni 30 November-3 Desember 2022. Kegiatan yang bertemakan “Pengembangan Kreativitas dan Inovasi Mahasiswa Berbasis Transformasi Digital Menuju Indonesia Emas 2045” ini diikuti 1700 peserta yang berasal dari 97 perguruan tinggi di Indonesia. “Sebagai tuan rumah, UMM
tentu harus sukses dalam 3P, yakni sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, dan sukses publikasi. Dengan begitu, PIMNAS bukan hanya monoton sebagai aktivitas kompetisi saja, tapi juga menjadi hiburan yang menyenangkan. Semoga dari PIMNAS di UMM ini muncul inovasi-inovasi terbaik dari pemuda yang bisa memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” papar Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMM, Dr Nur Subeki ST MT.
Penyelenggaraan PIMNAS ke-35 ini juga memiliki keunggulan. Salah satunya yakni menggunakan sistem digitalisasi mulai dari pendaftaran online, penggunaan barkod, hingga mengurangi penggunaan kertas selama kompetisi berlangsung. Ketua Pelaksana PIMNAS Ke-35 Dr Hariyadi SPi MSi menyebutkan digitalisasi menjadi penting agar segala prosesnya lebih efisien dan terkendali. “Saya harap kegiatan ini menjadi ajang berkumpulnya para insan muda terbaik bangsa yang memiliki prestasi di bidang ilmiah. Peserta PIMNAS 35 UMM diharapkan dapat maju bersama dan bersatu untuk menghasilkan karya karya kreatif, inovatif, dan unggul,” pungkasnya. []APR
Prestasi membanggakan kembali didapatkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kampus Muda Mendunia ini berhasil memperoleh penghargaan dari Kementerian Hukum dan HAM dalam kategori Perguruan Tinggi dengan jumlah permohonan pencatatan ciptaan TOP 10 tertinggi di Indonesia tahun 2022. Pengumuman dan pemberian penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly
di Hotel Bidakara dan diterima oleh Ir Agus Jamal MEng IPM selaku Kepala Divisi Inovasi, Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) bertempat di Hotel Bidakara Jakarta, Senin (21/11/2022).
Mengapresiasi capaian tersebut, Prof Dr Dyah Mutiarin selaku Kepala
Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMY menyebutkan penghargaan ini sangat penting dalam kemajuan dan kekayaan intelektual UMY. “Tentunya capaian ini dapat meningkatkan kreativitas kampus dalam memajukan kekayaan intelektual yang nantinya memberikan dampak
yang baik bagi kemajuan bangsa,” harapnya. Dyah menambahkan pencapaian yang diraih UMY juga sejalan dengan visi misi UMY dalam mewujudkan Research Excellent University. Dalam mewujudkan hal tersebut dibutuhkan adanya indikator yakni jumlah riset yang dilakukan, publikasi riset yang bereputasi internasional maupun nasional, dan juga inovasi, yang mana inovasi ini erat hubungannya dengan kekayaan intelektual. Dyah berharap capaian ini dapat menggencarkan upaya UMY dalam memberikan kontribusi keilmuan juga inovasi teknologi. “Ini hanya sebagian dari banyaknya cambuk semangat untuk UMY dalam berkontribusi memberikan inovasi teknologi dan keilmuan lainnya kepada masyarakat,” pungkasnya. []APR
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UM Tapsel) menjalin kerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara UPT Pelayanan Sosial Anak Padang Sidempuan mengenai Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Kerja sama ini ditandai dengan penan-
datanganan MoU yang bertempat di Gedung UM Tapsel, Kamis (1/12). Alamsyah Harahap SSos MAP selaku Ka UPT Pelayanan Sosial Anak Padang Sidempuan menyampaikan terima kasih kepada UM Tapsel yang bersedia menjalin kerja sama dengan UPT PSA Padang Sidempuan dalam memperhatikan kon-
disi sosial masyarakat, terutama anakanak yang membutuhkan bantuan.
Jumlah anak binaan dari Dinas Sosial mencapai 65 orang dari berbagai usia dan sekolah. “Untuk itu kami meminta kepada UM-Tapsel agar di masa yang akan datang bisa menerima anakanak binaan kami mendapatkan beasiswa agar bisa berkuliah di UM-Tapsel,” papar Alamsyah.
UM Tapsel sendiri menyambut baik adanya kerja sama tersebut. Rektor UM Tapsel Muhammad Darwis MPd menuturkan bahwa universitas sangat mengapresiasi kegiatan dimaksud, dimana prinsip Dinas Sosial memiliki kemiripan dengan prinsip Muhammadiyah, yakni ta’awun atau tolong menolong. “UM-Tapsel memiliki semboyan “mencerahkan”, maknanya bahwa Universitas ini diharapkan bukan hanya berguna bagi Muhammadiyah, tapi untuk masyarakat, Indonesia, bahkan dunia,” paparnya.
Nantinya UM Tapsel akan menerima dan menguliahkan anak-anak binaan di UM Tapsel. Darwis juga berkomitmen agar UM Tapsel dapat andil dalam kegiatan sosial yang dilakukan oleh UPT PAS Padang Sidempuan karena hal tersebut menjadi bentuk pengabdian UM Tapsel kepada masyarakat. []APR
Dr KH Mustari Bosrah MAg selaku Ketua BPH menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para orang tua, keluarga lulusan, dan termasuk para lulusan yang memilih Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar sebagai tempat untuk menimbah ilmu. “Saya berpesan agar mahasiswa dapat membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan, tentu tanpa membedakan agama, suku, bangsa,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar juga mengucapkan selamat kepada para alumni yang telah resmi menyandang gelar Ahli Madya Kesehatan (A.Md.Kes). Dalam kegiatan tersebut, terdapat mahasiswa dengan IPK tertinggi yang diraih oleh saudari Andini Tri Widyastuti Salam A.Md.Kes, raihan itu tentunya sebuah capaian selama mengikuti perkuliahan di Prodi D-3 Teknologi Laboratorium Medis.
Prodi D-3 Teknologi Laboratorium
Medis (TLM) Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar (Poltekkes Muh Makassar) melaksanakan Pengambilan Sumpah dan Ramah Tamah di Gammara Hotel Makassar, Kamis (24/11/2022). Kegiatan tersebut dihadiri oleh para pimpinan dan sivitas akademika Poltekkes Muh Makassar, alumni beserta kerabat, maupun mahasiswa.
Ketua Prodi D-3 TLM mengemukakan alumni Tahun 2022 Prodi D-3 Teknologi Laboratorium Medis berhasil lulus 100% dengan jumlah lulusan sebanyak 117 orang. “Alhamdulillah tahun ini kami Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar mendapatkan izin pembukaan Prodi D-4 Teknologi Laboratorium Medis yang InsyaAllah pada tahun 2023 siap menerima mahasiswa baru,” tambahnya.
Selain itu, kegiatan juga diramaikan dengan pemberian penghargaan kepada dosen dan instruktur dengan berbagai kategori. Dengan adanya penghargaan tersebut Direktur Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar berharap agar menjadi motivasi bagi para Dosen dan Instruktur untuk pengembangan dan kemajuan Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar. []APR
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gorontalo harus terus belajar dan bersiap diri untuk beradaptasi menghadapi perubahan teknologi informasi. Ke depannya dunia kerja akan mengalami tingkat probabilitas atau perubahan yang sangat cepat. Begitu papar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI, Prof Dr Muhadjir Effendy MAP saat mengadakan Silaturahmi dan Audiensi bersama civitas akademika Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO). Rombongan Men-
teri PMK tersebut disambut langsung oleh Rektor UMGO, Prof Dr Abd Kadim Masaong MPd, beserta sivitas akademika UMGO dan mahasiswa di Gedung Indoor David Bobihoe Akib UM Gorontalo, pada Jum’at (25/11/2022)
“Mahasiswa harus memahami dan mengimplementasikan Volatility, Uncertainty, Complexity Ambiguity (VUCA).
Dimana dunia industri kedepan tingkat perubahannya sangat labil, ketidakpastiannya sangat tinggi, keruwetannya sangat kompleks, bahkan membingungkan atau menyesatkan kita oleh karena itu harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dunia industri kedepan,” ucapnya.
Dalam acara yang turut dihadiri
oleh Rektor UM Gorontalo, Prof Dr Abd Kadim Masaong MPd, Menteri PMK RI Prof Dr Muhadjir Effendy, MAP, Wakil Rektor II, Dr Salahudin Pakaya, Wakil Rektor III Dr Apris Ara Tilome, Kepala Biro Umum dan Keuangan, Ramlah Alkatiri MSi ini, Muhadjir menekankan kepada mahasiswa baru UMGO agar memiliki tradisi 5 C untuk mendorong mahasiswa menjadi pemimpin masa depan. Pertama, mahasiswa harus memiliki critical thinking atau kemampuan berpikir kritis. Kedua, communication skill atau kemampuan berkomunikasi. Ketiga, yakni collaboration atau bekerja sama. Keempat, yakni creativity atau kreatifitas, yang ditunjukkan sepanjang waktu dengan cara membuat terobosan dan menemukan sesuatu yang baru. Kelima, yakni confidence atau percaya diri. Selain berpikir kritis, keterampilan berkomunikasi, kolaborasi atau kerja sama, dan kreativitas mahasiswa UMGO juga wajib kepercayaan diri tinggi. “Adik-adik usahakan selama empat bulan di asrama
bekali diri kalian dengan mengadakan forum-forum diskusi, agar mahasiswa bisa berpikir kritis, menumbuhkan keterampilan menulis dan berbicara dan belajar bahasa asing,” tutupnya. Usai bertatap muka dengan ma-
hasiswa UMGO, kegiatan dilanjutkan dengan santap malam dan diakhiri dengan melakukan audiensi bersama antara kepala-kepala biro para dekan beserta kaprodi-di lingkungan UMGO dan Menko Muhadjir Effendy. []APR
Senat Mahasiswa (SEMA) D-3 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Ciamis mengadakan kegiatan Khitanan massal di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Kegiatan khitanan massal tersebut merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan Prodi D-3 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Ciamis berkoordinasi dengan PCM Muhammadiyah Kecamatan Banjarsari, Puskesmas Banjarsari, serta unsur pemerintahan Kecamatan Banjarsari. Kegiatan Khitanan Massal ini terpusat dilaksanakan di Gedung Aula SMK Muhammadiyah Banjarsari, yang beralamat di Desa Cibadak, Kecamatan Banjarsari, Minggu (27/11/2022).
Ketua Senat Mahasiswa D-3 Keperawatan Gumelar Zati Rahayu me-
ngatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat terutama masyarakat yang kurang mampu. “Kegiatan khitanan massal ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap umat serta untuk membantu sesama,” ungkap Gumelar. Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan khitanan massal ini diikuti oleh 63 orang anak, tidak hanya yang berasal dari desa Cibadak tapi dari beberapa desa se-kecamatan Banjarsari.
Sementara itu Ketua STIKes Muh Ciamis, Nur Hidayat SKM MM dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh Unsur Muspika Kecamatan Banjarsari yang telah bekerjasama dengan STIKes Muhammadiyah Ciamis untuk melaksanakan kegiatan
khitanan massal ini. “Kegiatan ini akan terus berlanjut, karena kegiatan ini merupakan salah satu program unggulan prodi D-3 keperawatan yang akan selalu dilaksanakan setiap tahun guna untuk pelaksanaan darma pengabdian kepada masyarakat, Al-Islam Kemuhammadiyahan,” tambahnya. Kedepannya kegiatan ini akan dilaksanakan serentak oleh seluruh prodi yang ada di STIKes Muhammadiyah Ciamis. Dalam Kegiatan KKN sehingga kegiatannya menjadi lebih banyak sesuai dengan keahlian prodi tidak hanya khitanan massal.
Kemudian, Drs. Dedi Iwa Saputra selaku Camat Banjarsari sangat berterima kasih kepada STIKes Muhammadiyah Ciamis karena telah mengadakan kegiatan sunatan massal di Kecamatan
Banjarsari. “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk masyarakat kami, karena sangat membantu meringankan biaya bagi masyarakat terutama masyarakat yang kurang mampu, dan kami berharap kegiatan ini terus dilaksanakan dikemudian hari,” lanjut beliau.
Kegiatan ini turut didukung oleh drg Emay Marlina Kepala Puskesmas Banjarsari. “Kegiatan ini telah memperlihatkan kualitas mahasiswa dan alumni STIKES Muh Ciamis,” paparnya. Ia juga menyampaikan di institusi yang dipimpinnya pun banyak alumni yang berasal dari STIKES Muh Ciamis yang bekerja bersamanya. []APR
Program Pascasarjana UM Surabaya turut mendukung adanya program percepatan akreditasi “Unggul” institusi UM Surabaya tahun 2023. Dukungan ini turut diaplikasikan dalam kegiatan pendampingan aktivasi Sitasi Google Scholar. Kegiatan ini diadakan dalam rangka peningkatan kapasitas dosen Pascasarjana untuk mempublikasikan karya-karya ilmiah pada tingkat nasional dan internasional.
Dr Sholikhul Huda MFilI selaku Sekretaris Pascasarjana menerangkan kegiatan ini merupakan bagian dari program Pascasarjana untuk meningkatkan
kapasitas akademik dan publikasi keilmuan para dosen. “Sehingga target pengembangan Program Pascasarjana UM Surabaya sebagai pusat keilmuan sosial humaniora dan pusat riset pada tahun 2025 dapat terwujud,” paparnya Kamis 17/11/2022.
Sementara Dr. Mudakir, M.Kep, dalam sambutannya, mengatakan turut mengapresiasi kegiatan yang diadakan. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan pendampingan Google Scholar yang dilakukan oleh Program Pascasarjana, karena kegiatan ini sangat membantu peningkatan Webometric UMSurabaya
dan tentu juga akan berdampak pada Pascasarjana dimana karya-karya dosen Pascasarjana akan dapat dijadikan rujukan keilmuan oleh masyarakat nasional maupun internasional,” pungkasnya.
Kegiatan ini dilaksanakan di Lt. 9 Gedung Attauhid Tower UM Surabaya dan dihadiri sekitar 20 dosen Pascasarjana. Turut hadir Direktur dan Sekretaris Prof Abd Hadi dan Dr Sholikhul Huda MFilI, Kaprodi dan Sekprodi S2 PBSI Dr Ali Nuke dan R Panji Hermoyo MPd, Kaprodi dan Sekprodi S2 HES Dr. Isma Swadajaja, M.EI dan Muerida Isnawati, MH, Kaprodi dan Sekprodi S-2 Pendidikan Islam/PI Dr Arfan Muammar MPdI dan Dr Fazlurrahman Hadi, MPdI dan dibuka oleh Dr Mudakir MKep Wakil Rektor 4 UM Surabaya.
[]APR
untuk siapapun yang ingin mendapatkan pendidikan, tidak melihat latar belakang agamanya. “Memang kelebihan Universitas Muhammadiyah ini termasuk mahasiswa terbanyak adalah yang beragama Kristen Protestan dan Kristen Katolik di situ. Begitu juga dosennya beberapa adalah pemeluk agama lain,” papar Yuliana.
Muhammad Marhaban, salah seorang dosen yang juga merupakan saksi berdirinya UM Kupang sejak 1987 juga membenarkan hal tersebut. “Paling banyak memang umat Kristen sehingga dikatakan Universitas Muhammadiyah Kupang itu Universitas Muhammadiyah Kristen. Itu betul juga,” ungkap dia.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Deli Serdang Sumatera Utara (Sumut) mengapresiasi Universitas Muhammadiyah Kupang sebagai kampus dengan penuh toleransi. Pujian tersebut disampaikan Yuliana Salosso sebagai perwakilan dari FKUB Deli Serdang Sumur saat berkunjung di FKUB NTT, Senin (7/11/2022).
Yuliana sendiri tidak heran kare-
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) semakin meneguhkan kerja sama internasionalnya dengan menerima kunjungan dari Atase Kebudayaan AS yang diwakili Emily Yasmin Noris, Minggu (4/12). Menurut Wakil Rektor III, Dr Rudianto
na UM Kupang berlokasi di NTT yang merupakan provinsi dengan toleransi tertinggi di Indonesia ini. “Kami sering mendengar UM Kupang mendapatkan julukan sebagai Universitas Muhammadiyah Kristen,” ungkapnya.
Yuliana yang juga sebagai akademisi dalam kesempatan tersebut menyampaikan Universitas Muhammadiyah Kupang memang bersifat terbuka
Mantan Kepala Humas Universitas Muhammadiyah Kupang ini menyebut saat MTQ digelar pun mahasiswi Nasrani tampil dengan menggunakan hijab, tanpa ada instruksi apapun dari kampus. “Bahkan ada pula buku yang pernah menulis tentang Universitas Muhammadiyah Kristen,” ungkap mantan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Alor selama 8 tahun ini. []APR
kunjungan menjadi aktifitas spesial karena banyak informasi yang dapat diperoleh UMSU mengenai kerja sama di Amerika Serikat. Sebelumnya, UMSU memang sudah pernah menjalin kerja sama dengan pihak Amerika diantaranya adalah kehadiran Nativedeen dan RELO (Regional English Language Office) yang menjadi dosen tamu di UMSU.
“Amerika-kan negara dengan pengelolaan pendidikan terbaik di dunia. UMSU harus memanfaatkan itu untuk belajar dan bekerjasama,” kata Rudianto. Sebaliknya, Rudianto mengatakan UMSU harus mampu memberikan gambaran yang komprehensif tentang budaya Indonesia yang sangat bera-
gam kepada Amerika. Rudianto juga menyampaikan apresiasi karena UMSU pernah dilibatkan dalam Program US-ASEAN University Connective Initiative. Ia berharap agar kerja sama yang akan dilakukan nantinya dapat menjadi bagian dari program internasionalisasi UMSU ke depan. “Bagian penting lainnya, kerja sama UMSU dan Amerika ini dapat berlangsungnya pertukaran budaya jadi tidak harus terkait dengan riset,” jelas Rudianto.
Emily Yasmin juga memberikan apresiasi saat mengadakan kunjungan ke UMSU. Banyak informasi mengenai budaya Sumatera Utara yang ia dapatkan dalam saat melakukan kunjungan.
Ia juga menegaskan bahwa Amerika Serikat membuka peluang dan kerja sama yang baik antar Amerika dan Indonesia khususnya pada bidang pendidikan dan budaya. Untuk peluang itu, Emily menjelaskan berbagai informasi yang juga bisa diakses di berbagai platform media sosial dan website resmi Kedutaan Besar Amerika Serikat. “Saya juga berhadap kunjungan ke UMSU ini dapat menguatkan kerja sama Indonesia-Amerika Serikat yang sudah demikian baik,” paparnya. Kunjungan Atase Kebudayaan Emily ditandai dengan diskusi di ruang podcast dan pemberian cinderamata berupa kain ulos. []APR
UM Gresik (UMG) menyelenggarakan kegiatan Short Indonesian Culture and Language Program for Foreign Speakers dan mengundang para mahasiswa asing yang mengenyam pendidikan di UMG. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terlaksana salah satu kegiatannya yakni outing class sebagai kegiatan paling menarik karena menjadi kesempatan bagi para peserta untuk merasakan berbagai pengalaman baru, yaitu mengelilingi dan mengenal lebih dekat tentang Kota Gresik.
Beberapa tempat yang dikunjungi para peserta adalah pasar tradisional Kota Gresik, Kampung Kemasan, kompleks bangunan rumah bersejarah yang ada di Gajah Mungkur, dan berkendara menggunakan angkot. Di pasar tradisional, para mahasiswa belanja bahan untuk membuat rujak petis bersama-sama.
Selanjutnya, di Kampung Kemasan, mereka diajak untuk mengenang masa lalu Kota Gresik. Kampung ini memiliki nama ‘kemasan’ karena banyak orang mengenal tempat tersebut sebagai tempat tinggal perajin emas, Bak Liong.
Kompleks bangunan rumah bersejarah di Gajah Mungkur memberikan pengalaman baru terbesar bagi para peserta. Para peserta belajar banyak hal, seperti sejarah Kota Gresik, kebudayaan Kota Gresik, filosofi gambar di kain batik Gresik, dan lain-lain. Salah satu peserta, Tran Thi Khanh Vi dari Vietnam, menyebut bahwa ini adalah pengalaman pertamanya mencoba melilitkan kain batik sebagai sarung dan mengenakan udeng sebagai penutup kepala.
Kegiatan yang menyenangkan pada Senin (28/11) ini turut disertai harapan dari UMG, terutama Kepala Biro IRO UMG, Paulina SPd MPd. “Harapannya, ini kesempatan untuk mengenalkan budaya Kota Gresik. Mahasiswa juga bisa praktik berbahasa Indonesia secara langsung serta berbaur dengan masyarakat,” ujarnya.[] RAS
Enam dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) berkesempatan untuk mengikuti program pelatihan bertempat di Amerika, Inggris, dan Jerman. Keenam dosen ini berhasil masuk dan mendapatkan beasiswa pada program “Penguatan Tata Kelola Perguruan Tinggi Unggul Bereputasi Global Melalui Sertifikasi Kompetensi, Sertifikasi Profesi dan Magang Bersertifikat Tahun 2022 (Sertikom)” yang diselenggarakan Kemendikbudristek.
Keenam dosen tersebut terdiri dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Dr Umi Solikhah yang mengikuti magang Kepemimpinan dan Tata Kelola Perguruan Tinggi Unggul Bereputasi Global di Strathclyde University, Inggris Raya. Sementara tiga dosen lainnya yakni, dr Arum Astika Sari, Kurniawan dan Rully Annisa, mengikuti training tentang Herbal Medicine di University of Rhode Island, Amerika Serikat. Dan tim lainnya adalah Kurnia Dhanti dan Susana Widyaningsih akan mengikuti magang dan pelatihan teknik pembelajaran yang excellence pada pendidikan vokasi (Vocational Pedagogical Training) di TU Dresden Institute, Jerman.
Dr Jebul Suroso turut mengap-
UM Prof Dr Hamka (UHAMKA) mendelegasikan beberapa pimpinan dalam acara Simposium Internasional di FAHS Auditorium Floor 7th di University of Lahore, Pakistan. Delegasi yang hadir di antaranya Prof Abd Rahmad A Ghani, Wakil Rektor I UHAMKA; Zulpahmi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHAMKA; dan Purnama Syae Purrohman, Kepala Unit Kerja Sama dan Urusan Internasional UHAMKA. Tema kegiatan tersebut adalah “Pakistan-Indonesia-Malaysia Rector’s Forum:
resiasi prestasi yang diraih para dosen tersebut. “Mereka akan menjadi duta untuk memperkenalkan UMP pada dunia pendidikan Internasional,” paparnya. Keenam dosen tersebut mengambil pelatihan dari tiga skema yang berbeda-beda. Ketiga skema ini sangat penting dan mendukung adanya percepatan proses UMP menjadi Universitas Unggul Bereputasi Global. Ia menambahkan, selain enam dosen tersebut ada 10 orang dosen lain juga yang mendapatkan beasiswa Sertikom skema dalam negeri sehingga secara keseluruhan ada
16 dosen yang memperoleh beasiswa ini.
Tim Pakar di Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Dr Yektiningtyastuti mengatakan dosen yang terpilih mendapatkan beasiswa telah melalui proses seleksi yang ketat dan hanya 194 Dosen Vokasi dari PTN dan PTS dinyatakan lolos dari total lebih dari 4000 pendaftar. Peserta yang lolos akan melaksanakan program di 13 perguruan tinggi serta industri di empat negara yakni Inggris, Jerman, Amerika, dan Singapore. []APR
International Symposium on Cross-Cultural Management and Industrial Revolution 4.0 for Joint Programs in Higher Education Institutions.” Berbagai perwakilan dari perguruan tinggi Pakistan, Indonesia, dan
Malaysia turut hadir. Delegasi-delegasi tersebut beberapa diantaranya adalah Universiti Sultan Zainal Abidin; Universiti Kebangsaan Malaysia, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas
Muhammadiyah Surabaya, Universitas Muhammadiyah Metro, dan Universitas Sampoerna. Prof Rahman menyampaikan materi dalam kesempatan kala itu berjudul “Connecting the Dots: How to Manage Academic International Program from Uhamka Perspective.” “Kerja sama internasionalisasi bisa terlaksana didukung oleh kemampuan asosiasi. Kerja sama ini bukan hanya kegiatan satu pihak saja melainkan kerja sama antara pihak-pihak lainnya,” ujar Prof Rahman. Zulpahmi turut menyampaikan materi berjudul “Industry 4.0 and Internationalisation at FEB UHAMKA,” dan menegaskan bahwa perwujudan internasionalisasi UHAMKA ini disebabkan oleh kerja sama dengan berbagai pihak. “Dengan memberikan kemudahan bagi mahasiswa, maka kegiatan internasio-
nalisasi FEB dilakukan dengan bekerja sama oleh berbagai pihak, sehingga hal ini menunjang keberhasilan dan pres-
tasi mahasiswa,” tutur Zulpahmi pada hari pertama pelaksanaan, Ahad (27/11).
[] RAS
Msi, Subkoordinator Bina Kelembagaan Negeri. Hadir dalam kegiatan ini, Rektor IAIM Sinjai, Dr Firdaus Mag; Wakil Rektor I; Wakil Rektor II; Wakil Rektor III; Direktur Pascasarjana; Dekan FTIK; Dekan FUKIS; Dekan FEHI; Kaprodi; Sekretaris Prodi; Pegawai Biro; dan Ketua Lembaga se-IAIM Sinjai.
IAIM Sinjai menerima Visitasi Alih Bentuk menjadi Universitas di Ruang Senat yang dihadiri oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI melalui Tim Pendampingan Asesmen Lapangan (AL) Transformasi Institut Menjadi Universitas.
Tim tersebut terdiri dari Dr Thobib Al Asyhar, Kasubdit Kelembagaan dan Kerja Sama; Dr A Rafiq Zainul Mun’im MFilI, Subkoordinator Bina Kelembagaan Swasta; Ahmad Mahfud Arsyad Mag, Subkoordinator Penjaminan Mutu Kelembagaan; dan Farhatin Ladia Ssos
Ketua BPH IAIM Sinjai, Drs H Zainuddin Fatbang dalam sambutannya menceritakan tentang pendirian kampus IAIM Sinjai secara historis. “Pada tahun 1976, kita mendapatkan izin operasional dari Kementerian Agama RI,” tegasnya. Titik itu dapat tercapai melalui perjalanan panjang, salah satunya adalah memperbanyak mahasiswa melalui guru-guru sekolah dasar yang bisa dijangkau agar mereka dapat mengenyam pendidikan gratis. Visitasi yang terjadi pada Selasa (6/12) lalu menjadi pertanda yang baik dalam langkah IAIM Sinjai menuju bentuk universitas, yang digadang-gadang akan bernama Universitas Islam Ahmad (UIAD) Sinjai.[] RAS
Rektor UM Kotabumi (UMKO), Dr Sumarno MPd hadir sebagai pembicara pada podcast ‘Siniar’ dalam program milik Kantor Bahasa Provinsi Lampung yang bernama Siniar Kelasa. Siniar Kelasa biasa diisi dengan konten-konten seputar kebahasaan, kesusastraan, dan literasi yang makin meriah dalam rangka menyukseskan Gerakan Literasi Nasional. Tema yang dibawakan oleh Dr Sumarno dalam kesempatan tersebut adalah “Pengembangan Bahasa melalui Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.”
Dr Sumarno menjelaskan tentang pengembangan melalui Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang telah memasuki tahun kedua sejak peluncurannya pada 2020 lalu. Penerapannya yang telah berlangsung selama itu membuat perguruan-perguruan tinggi telah merasakan manfaat dan tujuan dari MBKM. “Bahkan, implementasinya pun juga sudah semakin gencar,” tambahnya menegaskan. Harapan dari pemilihan tema Siniar kali ini adalah untuk meningkatkan wawasan masya-
rakat melalui konsep MBKM beserta implementasinya, khususnya di bidang pengembangan bahasa.
Dari tujuan tersebut, tindak lanjut yang diharapkan adalah adanya respons positif dan dukungan untuk bersama-sama mendorong dan menyukseskan implementasi MBKM dalam rang-
ka akselerasi penyiapan SDM Indonesia yang unggul, utuh, dan siap bersaing secara global. Siniar ini dibersamai oleh Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr HM Nasrullah Yusuf SE MBA dan diunggah dalam kanal YouTube “Kantor Bahasa Provinsi Lampung (Siniar Kelasa)” pada Jumat (2/12) lalu.[] RAS
Juliana, mahasiswi UM Jambi yang merupakan anggota Komunitas Orang Rimba, menjadi perem-
puan pertama yang menempuh pendidikan hingga bangku kuliah. Komunitas Orang Rimba merupakan komunitas masyarakat yang bermukim di dalam hutan di Provinsi Jambi, tinggal secara berkelompok dengan dipimpin oleh seorang Tumenggung atau ‘Kepala Wilayah’. Sebagian besar dari mereka tinggal di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas, sebagiannya lagi di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh dan hutan-hutan sekunder sepanjang jalur lintas Sumatera Wilayah Jambi.
Kepada Humas UM Jambi, Juliana menyampaikan bahwa saat ini ia tengah menginjak semester lima di Jurusan Kehutanan saat ia ditemui pada Senin (21/11) lalu. Di tempatnya berasal, hanya laki-laki yang menempuh pendidikan tingkat lanjut sehingga tidak mudah baginya untuk mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah. “Beruntungnya kedua orang tua saya nggak meminta dirinya untuk putus sekolah. Teman-teman saya dari Komunitas Orang Rimba hampir semuanya sudah meni-
kah dan tidak melanjutkan pendidikan,” terangnya.
Juliana sendiri bertekad untuk menyelesaikan pendidikan sarjana agar dapat membuktikan kepada orang tua dan kelompok komunitasnya bahwa ia bisa sukses, mendapatkan pekerjaan, dan menempuh cita-cita. “Saya nggak ingin perjuangannya berhenti di tengah jalan. Kalau gagal, adik-adik saya dan perempuan di komunitas saya akan selamanya takut kuliah,” ujarnya.[] RAS
Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP Muhammadiyah Kuningan mengajar di SD Negeri 1 Sidamulya sebagai bagian dari Kurikulum MBKM yang diimplementasikan melalui Program Asistensi Mengajar. Program ini menjadi program wajib mahasiswa dalam rangka meningkatkan pemahaman, wawasan, dan keterampilan mahasiswa. Kegiatan-kegiatan tersebut di bawah bimbingan dosen PGSD, Irfan Fajrul Falah MPd.
Mahasiswa-mahasiswa tersebut di antaranya Dewi Nursiami, Hana Nur’aini, Lestari Wijayanti, Rifan Fauzi, dan Siti Syara Fauziah. Disampaikan oleh Lestari, mereka tidak hanya melaksanakan proses belajar-mengajar saja, tetapi perlu berfokus pada kegiatan PHBN dan PHBI. “Mulai dari senam bersama, kegiatan tahunan sekolah, hingga perayaan-perayaan hari besar seperti Maulid Nabi Muhammad dan Hari Gizi Nasional,” ujarnya menerangkan.
Kegiatan Asistensi Mengajar tersebut berlangsung mulai 19 September 2022 lalu hingga 9 Januari 2023 men-
datang. Lestari melanjutkan bahwa kegiatan hingga saat ini telah berhasil memberikan pengalaman baru untuk mengetahui cara menangani perma-
salahan yang ada pada siswa. Terima kasih kepada Guru Pamong dan Dosen Pembimbing, semoga ke depannya semakin dilancarkan,” pungkasnya.[] RAS
Universitas ‘Aisyiyah Bandung (UNISA Bandung) bergerak membentuk tim relawan untuk menindaklanjuti informasi musibah
gempa di Cianjur. Tim relawan akan membantu bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jawa Barat dan Tim Satgas Bencana dari para mahasiswa. Pergerakan terse-
but langsung di bawah pengawasan Kepala Biro SDI dan Administrasi Umum UNISA Bandung, Haris Hidayat MKom. Dalam peluncuran Tim Relawan UNISA Bandung, Wakil Rektor II UNI-
SA Bandung, Nandang Jamiat N MKep SpKepKom turut menginstruksikan pengiriman ambulans, obat-obatan, kebutuhan pokok, dan pendirian posko kesehatan. “UNISA Bandung memiliki tim Tagana—Taruna Siaga Bencana. Kami akan terus membantu para korban selama masa tanggap darurat dengan menyalurkan bantuan yang dibutuhkan,” demikian ujar Nandang.
Anggota Tim Tagana UNISA Bandung, Rahmat SKep Ns Kep mengatakan bahwa UNISA Bandung akan mendirikan Posko Kesehatan UNISA Bandung yang berisi toilet, dapur umum, akses ambulans, dan makanan instan. Posko Kesehatan tersebut terletak di SMP Islam Kreatif Cianjur. Bantuan-bantuan UNISA Bandung telah dikerahkan sejak Senin (21/11) ketika informasi gempa di Cianjur diterima, dan berlanjut dengan pendirian Posko Kesehatan pada Rabu (23/11).[] RAS
UM Mataram (UMMAT) melakukan kunjungan internasional ke Malaysia dalam rangka ikhtiar Internasionalisasi Muhammadiyah melalui program-program kreatif dan inovatif PTMA. Kunjungan ke Malaysia
ini dilakukan oleh para pimpinan dan pengurus mulai dari Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Direktur dan Wakil Direktur Pascasarjana, dan beberapa Kepala Lembaga, Biro, Badan, hingga UPT di lingkungan UMMAT.
Dalam kegiatan ini juga diselenggarakan kunjungan-kunjungan ke berbagai universitas, seperti Universiti Kuala Lumpur Malaysia (UniKL), International Islamic University Malaysia (IIUM), dan Bina Skill Academy Malaysia. UniKL sendiri telah menjalin kerja sama dengan UMMAT dan melaksana-
kan kegiatan internasional beberapa kali, seperti konferensi internasional, program kredit transfer internasional, dan kuliah tamu. Mini seminar pun turut dihelat dengan menghadirkan Dr H Arsyad Abd Gani MPd, Dr Syafril MPd, Dr Ibrahim Ali MSi, Budy Wiryono MSi, Dr Siti Hasanah SH MH, Dr Muhammad Nizar MPdSi, Dr Junaidin MPd, Hafsah MPd, dan Dr Hilman SH MH.
Rektor UMMAT, Dr H Arsyad Abd Gani MPd, mengatakan bahwa kunjungan ini sebagai tindak lanjut dari MoU yang diharapkan dapat mewujudkan
implementasi kerja sama. Selain itu, tujuan kunjungan ini juga untuk mengunjungi mahasiswa UMMAT yang sedang melaksanakan kegiatan KKN DIK Internasional di Malaysia. “Dengan adanya kunjungan dan MoU, harapannya ini bisa menjadi dasar untuk kolaborasi dalam beberapa kegiatan berskala internasional dalam rangka mencapai visi UMMAT yang mampu bersaing di kawasan ASEAN,” tuturnya dalam kunjungan pada Senin (28/11) hingga Jumat (1/12) ini.[] RAS
penting karena banyak temuan menjelaskan bahwa dampak buruk gadget yang marak adalah hilangnya interaksi sosial, tingginya tingkat kemalasan, dan enggannya rasa tanggung jawab kepada diri sendiri.
Memang, dampak baik gadget pun turut dirasakan, seperti lebarnya akses terhadap kesempatan dan informasi dengan berselancar di internet. Akan tetapi, penggunaan gadget yang berlebihan dan tanpa kontrol dapat berakibat fatal. Anak-anak perlu diawasi sebab mereka menjadi bergantung pada gadget mereka.
STKIP Muhammadiyah Blora jalani KKN di Desa Sumurbroto mengenai penyalahgunaan gadget terhadap anak-anak. Topik ini dipilih sebagai permasalahan karena kemajuan teknologi yang canggih bisa memengaruhi perilaku sosial seseorang. Oleh karena itu, anak-anak di bawah umur perlu diawasi ketika terpapar oleh peman-
faatan gadget yang semakin merambah di era pandemi Covid-19.
Wakil Kakang Kabupaten Blora, Sutrisno, hadir sebagai pemateri di SDN Sumurbroto yang dihadiri oleh para orang tua dan wali murid kelas 5 dan 6 SD. Ia menjelaskan bahwa dampak buruk gadget dipengaruhi oleh kontrol orang tua kepada anak. Hal ini menjadi
Yoga Pratama, mahasiswa KKN STKIP Muh Blora sendiri, mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan pada akhir Oktober ini memang sengaja menyasar orang tua dan wali murid agar mereka bisa mengambil manfaat dari pematerian yang diberikan. “Tujuan kegiatan ini adalah untuk penyuluhan. Harapannya kita bisa mengedukasi orang tua dan wali murid untuk lebih bisa mengawasi anak mereka dalam menggunakan gadget dengan baik,” demikian paparnya.[] RAS
Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Sarolangun potensial untuk menjadi perguruan tinggi yang besar. Ini karena lokasi kampus yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan. Sarolangun juga memiliki banyak sekolah Muhammadiyah yang lulusannya bisa menjadi mahasiswa ITBM Sarolangun. Kabupaten Sarolangun sendiri dapat dikatakan menjadi salah satu daerah basis Muhammadiyah di Jambi.
“Jadi ini perlu didorong, dan membutuhkan dukungan dari PTMA besar yang ada, bagaimana membantu dari sisi manajemen, SDM, finansial, dan lain-lain, sehingga perkembangan menjadi lebih cepat. Potensi kampus ini sangat besar. Siswa SMK dan SMA dari sekitar kampus ini saja, di Kecamatan singkut, ada sekitar 1000 orang,” ujar
Ketua PWM Jambi H Suhaimi Chan yang juga didampingi Rektor ITBMS Dr. H. Zamzami Zaini, S.E., M.Si, serta pengurus lainnya saat menerima Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PPM Prof Edy Suandi Hamid yang berkunjung ke komplek gedung dakwah Muhammadiyah Sarolangun di Singkut.
Dari kunjungan pada Minggu (13/11) terlihat, kampus yang baru berusia kurang dari dua tahun ini, sudah memulai membangun gedung perkantoran dan perkuliahan, dan telah memiliki lahan yang bisa digunakan untuk pengembangan kampus lebih dari 3 hektar. Kampus juga berdekatan dengan komplek persekolahan Muhammadiyah Sarolangun di Singkut. ITBM Sarolangun juga memiliki tiga program studi yang memiliki potensi pasar tinggi, yaitu Program Studi S1 Agribisnis,
dari STKIP, sudah memulai pembangunan kampus dua yang berjarak sekitar satu kilometer dari Kampus induk-
Program Studi S1 Manajemen Ritel, dan Program Studi S1 Sistem Informasi.
Menanggapi harapan Ketua PWM Jambi dan Rektor ITBM Sarolangun tersebut, Prof Edy menyampaikan kesepakatannya ide untuk menghadirkan “bapak angkat” di ITBM Sarolangun. Namun ini perlu dilakukan studi lebih mendalam, walau sepintas dilihat dari lokasi dan potensi pasarnya memang sangat memungkinkan. “Akan saya sampaikan dan rapatkan di Majelis, dan juga infokan ke PTM yang mungkin siap menjadi pembina. Dalam praktik, sebetulnya sudah lama kita menghadirkan PTMA yang agar besar bertanggung jawab membina yang lebih kecil. Namun ini sifatnya terbatas. Belakangan sudah ada kasus pembinaan dan pendampingan dilakukan secara lebih luas dan komprehensif sehingga menambah PTMA besar, seperti UM Kalimantan Timur, UM Bandung, UM Sumatera Barat dan beberapa lainnya yang didukung dan dibina oleh PTMA yang besar,” ujar Edy Suandi Hamid yang hadir ke ITBMS dalam perjalanan dari UM Muara Bungo menuju bandara Silampari Lubuk Linggau. []RED
nya. “Kampus ini dibangun di atas lahan seluass 2500 meter dan dibangun tiga lantai dengan luas 1.350 m2. Ini diproyeksikan untuk menampung penambahan mahasiswa di UMMUBA yang akan terus menambah program studi baru,” ujar Rektor UMMUBA Syafrial Anas kepada Warta PTM Sabtu (12/11)
di Muara Bungo.
Dikatakan saat ini, UMMUBA memiliki dua fakultas dan Sembilan prodi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan lima prodi, yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pendidikan Teknologi Informasi (PTI), Pendidikan Jasmani, Kesehatan & Rekreasi (PJKR), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Pendidikan Vokasi & Seni Kuliner (PVSK). Sedangkan Faklutas Teknologi Kesehatan dan Sains memiliki empat prodi yaitu, Informatika Medis (IM), Teknologi Informasi (TI), Administrasi Kesehatan (AK), dan Bisnis Digital (BD).
Peminat untuk kuliah di UMMUBA dari tahun ke tahun terus meningkat. “Tahun ini saja kita menerima 635 mahasiswa baru. Terbanyak di wilayah ini. Total mahasiswa keseluruhan sudah 2300an orang,” ujar Rektor UMMUBA. Dikemukakan, gedung Kampus 1 atau kampus Induk UMMUBA sendiri juga
menjadi daya tarik bagi calon mahasiswa, karena letaknya yang di tengah kota dan termasuk gedung megah di Muara Bungo.
“Untuk gedung yang sedang dibangun, diharapkan selesai awal tahun
“Sebanyak 34% populasi ASEAN adalah pemuda. Ini akan terus meningkat dan menjadi potensi yang besar dalam meningkatkan produktivitas ASEAN.” Demikian disampaikan Dato Lim Jock Hoi Sekretaris Jenderal ASEAN dalam Wisuda ke-106 tahap I
depan. Gedung berdesain minimalis ini akan dilengkapi juga dengan fasilitas parkir dua lantai,” ujar Rektor Syafrial Anas yang juga perintis awal dari STKIP Muara Bungo yang berevolusi menjadi UMMUBA ini.[] RED
UM Malang Kamis (8/12) yang diadakan di Dom kampus UMM. Wisuda yang dilakukan Rektor UMM Dr Fauzan juga dihadiri Waka Majelis Diktilitbang PPM Prof Edy Suandi Hamid dan Sekretaris BPH UMM Wakidi. Sekjen ASEAN juga mengajak para wisudawan memulai hidup yang dinamis dan tekad kuat mengembangkan daerahnya masing-masing.
“ASEAN telah mengakui peran anak muda dalam membangun komunitas ASEAN. Seperti yang tertera dalam rancangan kerja ASEAN untuk pemuda tahun 2021-2025 yang berfokus pada pengembangan platform, kesempatan dan inisiasi yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam membangun masyarakat,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Prof Edy Suandi Hamid mengingatkan agar para alumni UMM percaya diri dan yakin sukses dalam karir ke depannya. “UMM adalah icon bagi perguruan tinggi nasional, terlebih PTS. Ini PTS yang modern bereputasi global, dan memiliki kinerja yang sangat baik,” ujar Prof Edy.
“UMM telah melahirkan dua men-
teri yang berasal dari pimpinan kampus inj. Hal ini menunjukan bahwa UMM dipimpin oleh orang bereputasi tinggi. Jadi saudara tak perlu khawatir karena perguruan tinggi anda telah memenuhi standar di atas rata-rata,” ungkapnya. Dikatakan, UMM dikelola sangat baik dengan kepemimpinan yang profesional. “Bayangkan, dua mantan Rektor UMM menjadi Menteri. Ini tidak dimiliki PTS yang lain, yang menunjukkan bahwa ini kampus yang luar biasa,” papar mantan Ketua Forum Rektor Indo-
Mahasiswa baru Fakultas Hukum UM Sorong yang sedang dalam masa orientasi mendapat pembekalan dari Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PPM Prof Edy Suandi Hamid yang kebetulan berada di Sorong, Sabtu (3/12). “Sebagai mahasiswa harus fokus untuk lulus dengan baik. Namun juga memanfaatkan waktu sebagai aktivis di kampus atau di luar kampus untuk menambah soft skills yang sangat diperlukan saat Saudara terjun ke masyarakat,” ujar mantan Rektor UII yang didampingi Rektor UM Sorong Dr M Ali.
nesia ini.
Prof Edy juga bangga dengan program Center of Excellence (CoE) di UMM. Ini menandakan UMM menyiapkan sungguh-sungguh agar lulusannya siap terjun ke masyarakat. “Jadi saudara perlu bersyukur lulus dari kampus yang tidak hanya memberikan teori tetapi juga praktik yang memadai sehingga kompetensi bisa langsung digunakan setelah selesai kuliah” terangnya.
Rektor UMM Dr Fauzan dalam Sambutannya menyatakan bahwa se-
mua yang lulus secara administratif sudah memenuhi norma akademik yang ada. “Namun secara substantif harus Saudara buktikan saat terjun di masyarakat saat sudah bekerja,” ujarnya.
Lulusan UMM juga diminta selalu optimis dan bisa memimpin di mana pun. “UMM tidak hanya mencetak ahli di keilmuannya, tetapi juga mengantarkan seluruh mahasiswanya untuk memiliki jiwa pemimpin. Jiwa inilah yang saudara perlukan untuk hadir di tengah masyarakat,” ujar Rektor UMM.[] RED
Prof Edy mengingatkan, banyak tokoh sukses di Indonesia bukanlah orang yang terpandai saat kuliah. “Namun mereka memiliki soft skills yang terasah sejak mahasiswa, seperti kemampuan kepemimpinan, berkomunikasi, beradaptasi, juga disiplin,” kata sosok yang kini menjabat sebagai Rektor UWM Yogyakarta.
Disampaikan pula agar mahasiswa bercita-cita setinggi mungkin, dan nantinya tidak hanya puas sampai selesai S1. “Bercita-citalah bisa S-2, bahkan S-3, hingga ke luar negeri. Beasiswa juga sangat banyak. Jadi peluangnya tinggi. Hal yang penting Saudara juga harus menguasai paling tidak satu bahasa asing,” tutupnya.[] RED
“Indonesia takkan besar karena obor di Jakarta, melainkan karena lilin-lilin di desa.” Kalimat tersebut tak asing lagi terdengar dari perkataan Mohammad Hatta, Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Lewat ucapannya, Moh Hatta percaya bahwa anak-anak muda yang tersebar di pelosok desa memiliki potensi lebih daripada yang dibutuhkan untuk memajukan bangsa Indonesia. Prinsip ini disampaikan ulang oleh dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta, Hardika Dwi Hermawan SPd MSi yang rupanya menghayati ucapan Moh Hatta tersebut.
Berbekal keyakinan yang sama, Hardika mendirikan organisasi nonprofit dengan sasaran anak-anak desa yang membutuhkan akses dan kesempatan untuk memberdayakan diri mereka sendiri. Organisasi tersebut mereka
beri nama Desamind, yakni wadah bagi anak-anak muda yang ingin bekerja sama dan berkolaborasi dengan masyarakat yang ada di desa demi mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan pengembangan desa di bidang pendidikan, sosial, dan lingkungan.
Siapa sangka, organisasi besutan dirinya dan teman-temannya di tahun 2020 mengantarkan Hardika ke sebuah penghargaan yang luar biasa. Ya, dua tahun kemudian, pada sebuah ajang penghargaan, Hardika memperoleh penganugerahan istimewa—penganugerahan yang sama yang pernah diterima pula oleh aktor kenamaan Hong Kong, Jackie Chan dan Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy.
ruang selebar-lebarnya bagi anak muda Indonesia, bahkan termasuk anak Indonesia yang tinggal di luar negeri, selama mereka memiliki semangat dalam pengembangan desa. “Tujuan Desamind Indonesia adalah untuk mencetak local heroes. Harapannya, desa dapat mewujudkan ketajaman wawasan global disertai dengan pemahaman akar rumput,” demikian jelas Hardika.
Hanya dalam kurun waktu dua tahun sejak terbentuk, kini, Desamind telah memiliki 49 pengurus pusat, dan lebih dari 200 pengurus daerah (Perangkat Chapter Desamind) yang tersebar di 10 Desamind Chapter di Indonesia, serta memiliki 13 regional Lilin-Lilin Desamind Community (LLDCommunity) yang memiliki anggota kurang lebih 1.000 orang.
Melalui situs resmi Desamind dalam desamind.id, organisasi ini terus
membuka kemungkinan chapter baru, yang tentunya disertai harapan agar kebermanfaatan ini dapat terasa hingga seisi Indonesia. “Jadi, silakan, ayo, kita bergerak maju,” tegasnya. Hardika yakin bahwa banyak anak di desa dengan potensi lebih yang tidak terlihat karena perasaan kurang yakin dengan kemampuan mereka.
Oleh karena itu, dengan mengajak anak-anak muda Indonesia turun lapangan dan memberikan secara langsung pelatihan peningkatan kapasitas dan pemberdayaan yang dibutuhkan, anak-anak yang tinggal di desa akan merasakan kehadiran ajakan hangat nan bersahabat. “Penting buat kita untuk memastikan kalau generasi muda bisa mendapatkan kompetensi, bergerak maju, dan menjadi pemimpin yang kontributif. Kita semua harus ikut bertanggung jawab atas kesejahteraan dan nasib masyarakat di sekitarnya karena masa depan suatu desa bergantung dari anak mudanya,” ujarnya.
Tak Lupa Libatkan Kampus Hardika sendiri merupakan salah seorang dosen muda di UM Surakarta (UMS) sekaligus menjadi Kepala Bagian Pengelolaan, Layanan Digital Perpustakaan, dan Pusat Layanan Digital UMS. Sekalipun Desamind yang ia rilis merupakan organisasi nonprofit yang terpisah dari universitas dan berdiri sendiri, tetapi ia tidak lantas melewatkan keterlibatan kampus begitu saja. “Kita siap berkolaborasi dengan mahasiswa-mahasiswa yang ada di UMS untuk bersama-sama menjadi pemimpin yang kontributif. Lebih-lebih lagi, kontribusi yang diberikan cukup untuk membantu menggerakkan ‘lilin-lilin di desa’,” ujar Hardika.
Salah satu kolaborasi terbaru Desamind Indonesia dengan UMS dilakukan pada minggu terakhir bulan November melalui Mahasiswa Pecinta
Alam (MPA) Sangguru, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS. MPA Sangguru melaksanakan pendampingan selama lima bulan melalui Program Peningkatan Kapasitas (PPK) Ormawa. Desa pendampingan MPA Sangguru yakni Desa Nglegi, Patuk, Gunung Kidul yang merupakan desa mitra Desamind Chapter Gunung Kidul.
Dengan berkolaborasi bersama Desamind Chapter Gunung Kidul dan Desamind Indonesia, fokus pendampingan Tim PPK Ormawa Sangguru pun lebih terpusat lagi. Sebelumnya, pendampingan mereka berjalan dengan topik peningkatan kapasitas sociopreneur untuk mendukung desa berbasis triple bottom line of sustainability pada kelompok tani porang dan kakao.
Bersama Desamind, pelatihan pun menyebar hingga ke lini lainnya. “Tidak hanya dalam focus group discussion dan pelatihan saja, tapi juga pemberian pelatihan digital marketing, pembuatan bakso porang, dan pembuatan video PPK Ormawa Sangguru,” pernyataan yang disadur dalam situs resmi Desamind ini pun menegaskan murninya tujuan Hardika dalam memberikan pem-
berdayaan masyarakat, sekalipun dari satu desa ke desa lainnya.
Raih Penghargaan Ten Outstanding Young Person (TOYP) 2022
Ketekunan Hardika membuahkan hasil. Pada awal Oktober lalu di Hotel Royal Ambarrukmo, Hardika terpilih menjadi salah satu dari sepuluh anak muda berprestasi yang berusia di bawah 40 tahun. Kegiatan ini, TOYP dilaksanakan oleh Junior Chamber International (JCI) Indonesia, sebuah organisasi nasional pemuda yang merupakan bagian dari organisasi kepemudaan internasional terbesar di dunia yang berafiliasi pada PBB. JCI intens dalam menciptakan perubahan positif di seluruh dunia dengan mengangkat status pemimpin yang bertanggung jawab dalam ranah sosial dengan rentang usia 18–40 tahun.
Penghargaan yang diterima oleh Hardika merupakan anugerah pada bidang Kepemimpinan, Kemanusiaan, dan Voluntarism (Voluntary Leadership) atas kegigihannya memperjuangkan secara nyata kontribusi desa bagi bangsa sebagai Presiden Direktur Desamind Indonesia.
Beberapa tokoh dunia juga pernah meraih penghargaan TOYP saat berusia di bawah 40 tahun. Di antaranya Jackie Chan dari Hong Kong pada 1998, Elvis Presley pada 1970, serta John Kennedy pada 1946. Sederet tokoh lokal juga pernah mendapatkan penghargaan ini. Mulai dari psikolog Seto Mulyadi, pengusaha Aburizal Bakrie, Mendikburistek Nadiem Makarim, hingga politikus Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sekalipun telah menerima penghargaan yang luar biasa terhormat ini, Hardika menegaskan bahwa ia takkan menyimpan apresiasi ini untuk dirinya sendiri. “Penghargaan ini bukan milik saya pribadi. Justru, menjadi milik seluruh anak muda, yang berjuang untuk menjadi pemimpin bagi desa,” pungkas Hardika.[] RAS
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) menjadi salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang ada di Kalimantan Tengah. Berdiri pada tahun 1987 dengan bermodalkan empat fakultas yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Agama Islam. Bergerak dengan visi besar “Unggul dalam Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi yang Berlandaskan Iman dan Taqwa, saat ini UMPR telah memiliki enam Fakultas dengan jumlah mahasiswa aktif mencapai 4.614. “Secara bertahap kami terus membenahi dan mengelola dengan baik pelayanan yang diberikan UMPR untuk para mahasiswa dan sivitas akademika,” papar Dr Sonedi MPd, Rektor UMPR Periode 2019-2023 saat diwawancarai oleh tim Majelis Diktiltibang PPM. Menjadi sa-
lah satu PTMA yang ada di Kalimantan, UMPR terus menggencarkan ikhtiarnya dalam mendukung kemajuan pendidikan di Kepulauan Borneo tersebut. Ikhtiar ini tentunya berlandaskan atas Catur Dharma yang menjadi landasan PTMA dalam menggencarkan dakwah pada dunia pendidikan dibawah Persyarikatan Muhammadiyah. Bersama Warta PTM, Sonedi turut memaparkan perkembangan UMPR, tantangan, serta strategi yang dilakukan dalam memajukan kampus UMPR baik pada kancah nasional hingga internasional.
Di usia ke-35 tahun, UMPR memang terus mengasah kualitas dan mengalami perkembangan yang pesat baik dari segi sarana dan prasarana perkuliahan, dosen, tenaga pengajar, hingga jumlah mahasiswa yang terus
bertambah. Berbagai prestasi juga terus ditingkatkan. Baru-baru saja, kampus UMPR berhasil meraih penghargaan Anugerah Diktiristek 2022 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. Adapun penghargaan yang diraih Universitas Muhammadiyah Palangkaraya sebagai Silver Winner dalam Kategori Perguruan Tinggi Subkategori Pelaksana Terbaik – PPKM 2022 – Liga 3. “Alhamdulillah, anugerah ini merupakan kado terindah untuk UMPR di penghujung tahun 2022,” begitu papar Sonedi dilansir melalui website UMPR. Ia memaparkan, anugerah tersebut bukanlah hasil kerja Rektor semata, namun hasil kerja keras bersama yang dilakukan seluruh sivitas akademika UMPR. Alhasil,
kampus ini menjadi salah satu kampus yang diperhitungkan di Kalimantan Tengah. “Terima kasih atas kerja keras kampus UMPR dalam mengharumkan nama LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan,” begitu apresiasi Dr Drs Muhammad Akbar, MSi Kepala LLDIKTI Wilayah XI. Prestasi ini merupakan satu dari sekian prestasi yang dimiliki oleh UMPR. Pada akhir tahun 2019 misalnya, kampus ini berhasil mencatat sejarah baru di lingkungan LLDIKTI Wilayah XI dengan mendapatkan akreditasi A pada program studi Administrasi Negara. “Kami mendapatkan penghargaan dari LLDIKTI Wilayah XI sebagai Perguruan Tinggi Swasta pertama yang mendapatkan akreditasi A,” tambah Sonedi. Selanjutnya, Program Studi Magister Administrasi Publik (S2) juga mendapatkan akreditasi A dari BAN PT pada tahun 2020. Pada bulan November 2022 ini UMPR melalui Program Studi Pendidikan Ekonomi berhasil meraih akreditasi UNGGUL dari LAMDIK. Tidak sampai disitu, UMPR juga menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Kalimantan yang berhasil meraih hibah PKKM Liga 3 dari Kemendikbud Ristek. “Ini menjadi prestasi yang membanggakan untuk UMPR tentunya,” papar Rektor yang telah menjabat sejak 2019 tersebut.
Berbagai torehan prestasi tentu akan sulit terlaksana tanpa adanya dukungan dari sarana dan prasarana yang dimiliki. Hal ini menjadi catatan yang penting bagi UMPR dalam meningkatkan proses pembelajaran mahasiswa secara maksimal. Salah satunya yakni memastikan ketercukupan ruang kuliah pada masing-masing fakultas. Saat ini, UMPR memiliki enam Fakultas dengan 17 program studi yang terdiri dari S-1 dan S-2. “Sebagai pedoman pembelajaran yang dilakukan dosen di kelas kami menyiapkan pedoman pembelajaran, strandar operasional prosedur pembelajaran dalam rangka memasti-
kan bahwa sistem pembelajaran yang dilakukan oleh dosen kepada mahasiswa sudah sesuai standar dan aturan yang berlaku,” tambah Sonedi. Disamping itu, UMPR juga turut menyediakan fasilitas pendukung seperti TV disetiap ruangan yang bisa digunakan dosen untuk menyampaikan materi berupa power point, dan lainnya. Dalam rangka mensukseskan program pemerintah tentang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) UMPR juga melakukan revisi kurikulum setiap prodi dalam rangka menyesuaikan dengan peraturan dan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mahasiswa tidak menerima materi yang sudah usang tetapi sudah disesuaikan dengan perkembangan iptek yang begitu cepat. “Untuk merealisasikan hal tersebut kami membuat buku pedoman pelaksanaan MBKM Universitas,” paparnya.
Didukung Peran SDM yang Mumpuni
Kualitas dari lulusan bukan hanya dari sarana dan prasarana yang disediakan kampus namun juga didukung dengan kualitas dari tenaga pengajar atau dosen yang mumpuni. Begitu kiranya prinsip yang ditanamkan Sonedi sebagai Rektor UMPR. Menuju UMPR yang berdaya saing tinggi tentu membutuhkan adanya SDM yang berkualitas. Untuk mewujudkan hal tersebut, UMPR turut menyusun aturan serta memfasilitasi pembiayaan bagi dosen yang akan melanjutkan pendidikan S-3. “Kami selaku pimpinan juga memberikan motivasi dan bantuan sesuai dengan keuangan dari Universitas dalam rangka meningkatkan kualitas SDM dalam studi lanjut pendidikannya,” tambahnya. Hal ini dalam upaya mendukung jumlah Doktor di UMPR yang saat ini telah mencapai 31 orang. Walaupun sebenarnya jumlah ini masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah dosen keseluruhan. Namun UMPR terus mendorong SDM-nya untuk dapat melanjutkan studi melalui budaya riset yang diterapkan. Budaya riset dengan meningkatkan jumlah
penelitian dan pengabdian masyarakat memang sudah difokuskan oleh Sonedi saat awal menjabat. “Ini menjadi prioritas utama saya sejak diamanahkan menjadi Rektor,” paparnya. Beberapa tahapan yang dilakukan yakni membuat peta kekuatan dosen UMPR dan melihat tantangan yang akan dihadapi. “Biasanya potensi dosen ini terkendala dengan pembiayaan,” tambahnya. Oleh sebab itu, UMPR turut membuat aturan berupa biaya insentif akademik dosen dan menanggung biaya yang dikeluarkan untuk publikasi ilmiah hasil penelitian baik publikasi nasional sinta 1 atau sinta 2 serta publikasi internasional berupa scopus. UMPR juga turut bekerja sama dengan Majelis Diktilitbang dalam rangka penelitian tingkat nasional. Melalui strategi tersebut terjadi peningkatan yang sangat signifikan jumlah luaran penelitian dan PKM yang terpublikasi di jurnal nasional maupun jurnal internasional bereputasi. “Saya ambil contoh luaran hasil publikasi dosen pada jurnal internasional bereputasi khususnya Scopus berjumlah 81 dokumen publikasi. Jika dibandingkan pada tahun sebelum saya menjabat publikasinya hanya 6 dokumen. Begitu juga dengan publikasi dalam negeri terjadi peningkatan yang sangat signifikan,” paparnya.
Ke depannya, Sonedi berharap agar UMPR dapat memperbaiki peringkat akreditasi pada masing-masing prodi. Termasuk akreditasi institusi yang menjadi baik sekali bahkan meraih akreditasi unggul. Ia juga berharap, prestasi yang diraih UMPR selama empat tahun belakangan ini dapat untuk dipertahankan dan ditingkatkan. Tentunya juga capaian akreditasi prodi agar dapat memperoleh Baik sekali juga menjalankan proses mutu melalui AMI. “Tidak lupa, yakni budaya riset baik pada tataran pimpinan dapat diterapkan dan menjadi contoh bagi dosen-dosen di lingkungan UMPR,” tambahnya. []APR
Tepat pada Januari 2019, Dr Sonedi MPd resmi ditetapkan sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR). Jauh sebelum menjabat, Sonedi telah mengabdikan dirinya sebagai staf biro dan menjadi dosen UMPR pada tahun 1997. Ia mengawali karirnya dari bawah sebagai staf biasa, dosen, terpilih menjadi wakil rektor III UMPR pada tahun 2011 dan melaju sebagai Wakil Rektor I pada tahun 2018, hingga dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Rektor UMPR periode 2019-2023. Sebagai doktor Ilmu Manajemen Pendidikan, Sonedi terus berupaya untuk menerapkan manajemen pendidikan modern di kampus UMPR. Berbagai upaya dan strategi kepemimpian turut ia lakukan sebagai ikhtiar dalam mendorong UMPR menjadi kampus unggul dan berkarakter. “Sebuah amanah akan kuat jika diemban dengan integritas, kejujuran, dan tanggung jawab itu sendiri,” begitu prinsip dari alumni sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tersebut. Bersama Warta PTM, Sonedi turut berbagi cerita dan pengalamannya selama menjabat sebagai Rektor UMPR. Berikut penuturannya.
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan dan strategi yang berbeda. Strategi kepemimpinan apa yang Anda terapkan selama memimpin UMPR?
Begini dalam strategi kepemimpinan pada sebuah perguruan tinggi yang sudah mulai berkembang harus mampu memberikan cakupan dan arahan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal yang paling utama dilakukan adalah mengelola perubahan secara
terus menerus secara efektif melalui pengembangan proses yang berkelanjutan dan manusianya. Ada beberapa strategi yang saya lakukan dalam rangka menggerakan organisasi untuk mencapai tujuan yaitu; saya memiliki visi yang jelas, karena ini merupakan bagian terpenting dalam Menyusun strategi yang akan berpengaruh pada rencana yang akan dibuat. Kemudian menyusun rencana strategis. Selanjutnya saya fokus pada perubahan. Saya sebagai pimpinan menjadi pengemudi untuk melakukan perubahan dalam organisasi. Oleh sebab itu saya memerlukan waktu yang cukup untuk melakukan perubahan tersebut. Tiga hal penting yang perlu untuk diterapkan yakni berani dalam mengambil keputusan, mau untuk terus belajar, dan menerapkan komunikasi yang efektif.
Nilai apa yang dapat diterapkan guna menjadi pemimpin yang berhasil?
Di era baru ini seorang pemimpin harus bisa mengubah gaya kepemimpinan ke arah kepemimpinan yang kreatif. Agar tim yang kita pimpin bisa bekerja lebih kreatif dan produktif, maka seorang pemimpin harus menerapkan nilai-nilai kepemimpinan yang baik antara lain nilai keteladanan dan kemampuan menjadi komunikator yang baik, kerendahan hati, kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, nilai akuntabilitas dalam tim, dan nilai rasa empati terhadap tim. Disamping itu untuk menjadi pemimpin yang berhasil dalam rangka mencapai tujuan yang telah disepakati bersama antara lain dengan membangun koneksi dengan anggota tim, mendorong perkembangan dan profesionalisme kerja, mempertahankan sikap positif dan menetapkan tujuan dan harapan yang jelas.
Melihat pentingnya SDM dalam sebuah lembaga, bagaimana cara Anda dalam meningkatkan kualitas SDM UMPR?
Tim dalam membangun UMPR menjadi maju dan berdaya saing tinggi dibutuhkan SDM yang berkualitas. Untuk mewujudkan hal tersebut kami menyusun aturan pembiayaan untuk dosen yang melanjutkan Pendidikan S-3nya. Kami selaku pimpinan UMPR memberikan motivasi dan bantuan sesuai dengan kemampuan keuangan universitas dalam rangka meningkatkan kualitas SDM melalui studi lanjut S-3 atau dalam bentuk kursus-kursus untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan yang ada di UMPR. Seperti yang
saya jelaskan di atas jumlah dosen yang bergelar Doktor di UMPR sampai saat ini 31 orang, walaupun jumlah ini masih jauh kurang jika dibandingkan dengan jumlah dosen secara keseluruhan.
Bagaimana strategi UMPR untuk meningkatkan kebudayaan riset?
Peningkatan jumlah penelitian dan pengabdian pada masyarakat menjadi prioritas utama saya sejak diamanahkan menjadi Rektor UMPR. Hal pertama yang saya lakukan adalah membuat peta kekuatan teman-teman dosen di UMPR. Banyak potensi untuk bisa melakukan penelitian sampai pada publikasi internasional tetapi terkendala dengan pembiayaan yang tidak mungkin dibebankan kepada para dosen. Oleh sebab itu saya membuat aturan berupa insentif akademik kepada dosen, dan menanggung semua biaya yang dikeluarkan untuk publikasi ilmiah hasil penelitian tersebut baik publikasi nasional sinta 1 dan sinta 2 serta publikasi ilmiah internasional bereputasi khususnya Scopus. Selanjutnya penelitian dan PKM yang dibiayai oleh universitas kami naikan dan bekerja sama dengan Majelis Diktilitbang PPM dalam rangka penelitian tingkat nasional untuk dosen UMPR yang jumlahnya juga selalu kami
naikan dari tahun ke tahun. Strategi tersebut dilakukan dalam rangka mendorong kemampuan dan budaya riset di kalangan dosen UMPR. Melalui strategi tersebut terjadi peningkatan yang sangat signifikan jumlah luaran penelitian dan PKM yang terpublikasi di jurnal nasional maupun jurnal internasional bereputasi. Saya ambil contoh luaran hasil publikasi dosen pada jurnal internasional bereputasi khususnya scopus berjumlah 81 dokumen publikasi. Jika dibandingkan pada tahun sebelum saya menjabat publikasinya hanya 6 dokumen. Begitu juga dengan publikasi dalam negeri terjadi peningkatan yang sangat signifikan.
Seberapa penting kerja sama bagi perguruan tinggi dan sejauh mana kerja sama regional dan internasional bagi UM Palangkaraya?
Untuk menjawab tantangan global kerja sama perguruan tinggi sangat penting, tidak mungkin sebuah perguruan tinggi akan maju dan berdaya saing tanpa melakukan kerja sama. Seperti kerja sama antar perguruan tinggi. UMPR dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini telah menandatangani MoU sebanyak 98 dokumen dengan jumlah PKS 57 dokumen. Dokumen MoU ter-
sebut dilakukan baik secara regional maupun internasional. Kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota diimplementasikan melalui mahasiswa magang. Sementara itu dengan sesama perguruan tinggi diimplementasikan melalui pertukaran mahasiswa dan dosen dalam rangka menerapkan MBKM. Begitu juga dengan industri kerja sama yang dilakukan UMPR dalam bentuk pemagangan baik mahasiswa maupun dosen dan perekrutan karyawan lulusan UMPR untuk menjadi guru atau karyawan pada perusahaan besar swasta di Kalimantan Tengah.
Apa harapan Anda untuk UMPR ke
Target UMPR ke depan memperbaiki peringkat akreditasi masing prodi, termasuk akreditasi institusi menjadi baik sekali bahkan unggul. Saya berharap apa yang sudah diraih selama 4 tahun terakhir ini bisa ditingkatkan seperti peringkat akreditasi pada prodi-prodi yang masih belum mendapatkan akreditasi Baik sekali, menjalankan proses mutu melalui AMI, membudayakan riset bagi mulai dari pimpinan untuk menjadi contoh bagi dosen-dosen di lingkungan UMPR. []APR
Gagasan yang membentuk Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar tidaklah lahir dari kekosongan. Pada tahun 2019 lalu, akademi-akademi kesehatan Muhammadiyah di Makassar bergabung dengan jumlah total 1.153 mahasiswa, 42 dosen, dan 4 program studi dibersamai harapan agar politeknik yang terbentuk dapat menjadi langkah baik bagi perkembangan perguruan tinggi di Makassar dalam bidang kesehatan. Sayangnya, perguruan tinggi yang hingga saat ini membawa nama Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar (Poltekkes Muh Makassar) harus mengalami penurunan jumlah mahasiswa karena pandemi Covid-19 melanda dunia.
Pasca-pandemi Covid-19, Poltekkes Muh Makassar mulai perla-
han-lahan bangkit. Jumlah penerimaan mahasiswa baru mulai meningkat, dan terhitung pada tahun ajaran 2022/2023, total mahasiswa menjadi 989 mahasiswa. Kepada Tim Redaksi Warta PTM, Dr H Effendy Rasiyanto MKes, Direktur Poltekkes Muh Makassar menyampaikan perkembangan dan perjalanan perguruan tinggi tersebut.
Dalam berlangsungnya kegiatan perkuliahan, rasio jumlah dosen dan mahasiswa menjadi salah satu aspek penting untuk mempertahankan efektivitas pembelajaran. Hal ini adalah poin yang dijadikan prioritas evaluasi bagi Poltekkes Muh Makassar. Tinjauan terhadap jumlah dosen dan mahasiswa
yang dilakukan memberikan temuan mengenai adanya ketimpangan dalam salah satu program studi yang ada, yakni program studi D-3 Radiologi. “Dari 479 mahasiswa, hanya ada 8 dosen saja,” ujar Dr Effendy. Dari kedelapan dosen tersebut, lima di antaranya berstatus tetap (memiliki NIDN/Nomor Induk Dosen Nasional) sedangkan tiga di antaranya berstatus kontrak (memiliki NIDK/ Nomor Induk Dosen Khusus).
Untuk mengatasi ketimpangan rasio tersebut, Poltekkes Muh Makassar berencana untuk menambah jumlah tenaga pengajar mulai dari memberikan izin tugas belajar kepada dua karyawan berkompetensi radiologi ke Universitas Hasanuddin Makassar, hingga mengontrak empat alumni Radiologi UM Semarang (UNIMUS) sebagai dosen. “Atas
upaya-upaya tersebut, kami berhasil menambah jumlah tenaga pengajar dari yang sebelumnya 8, menjadi 16 per saat ini,” jelas Dr Effendy.
Saat ini, jumlah dosen telah bertambah menjadi 50 dosen, dengan perincian 7 dosen D-3 Sanitasi; 16 dosen D-3 Radiologi; 9 dosen D-3 Teknologi Elektro-Medis; dan 18 dosen D-3 Teknologi Laboratorium Medis dengan jumlah mahasiswa berturut-turut 21 mahasiswa, 459 mahasiswa, 203 mahasiswa, dan 306 mahasiswa.
Sejak terbentuknya Poltekkes Muh Makassar, dukungan kepada mahasiswa diberikan melalui pemberian fasilitas di setiap kegiatan organisasi hingga akses untuk berpartisipasi di kejuaraan, baik lokal, nasional, maupun internasional. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) se-Poltekkes Muh Makassar diberikan wadah untuk berkembang dan berpartisipasi aktif.
Begitupun halnya di ranah prestasi, mahasiswa memperoleh akses ke kompetisi-kompetisi yang mereka minati. Prestasi mahasiswa Poltekkes Muh Makassar terbentang mulai dari olahraga dan seni, keilmuan, keagamaan, bahkan hingga game. “Peningkatan kemampuan mahasiswa dalam bidang akademik dan nonakademik ini menjadi prioritas. Poltekkes Muh Makassar mendukung mahasiswa untuk aktif berpartisipasi pada kegiatan yang ingin digelutinya,” ujar Dr Effendy.
Tak lupa, mahasiswa pun mendapatkan dukungan yang optimal pula pada kegiatan pembelajaran. Poltekkes Muh Makassar menyediakan fasilitas yang menunjang perkuliahan mahasiswa, seperti laboratorium dengan peralatan yang lengkap, perpustakaan dengan koleksi buku yang termutakhir, kurikulum yang berstandar nasional, dan ruang untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris melalui
kerja sama dengan pihak ketiga.
Kerja sama, pada dasarnya, merupakan hal yang penting bagi perguruan tinggi vokasi. Hal ini ditegaskan oleh Dr Effendy yang menjelaskan bahwasanya adanya kerja sama dapat menjaga kualitas lulusan. “Melalui pelaksanaan praktik kerja lapangan dan catur dharma perguruan tinggi lain, maka standar pengguna lulusan dapat terpenuhi,” jelasnya. Demi mempertahankan tercapainya tujuan ini, Poltekkes Muh Makassar tak berhenti menggandeng pihak ketiga untuk bekerja sama demi mengoptimalkan kompetensi mahasiswa.
Untuk kerja sama regional, Poltekkes Muh Makassar telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Makassar yang mencakup seluruh puskesmas di Kota Makassar; Rumah Sakit Tipe A dan Rumah Sakit Tipe B di Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan Jawa Timur; BBLK Makassar; BPFK Makassar; BBKPM Makassar; Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar; dan laboratorium-laboratorium klinik lainnya. “Laboratoriumnya banyak, antara lain Lab Klinik Prodia, Lab Klinik Cahaya Saga, Lab Klinik Telkomedika, dan Lab Klinik Parahita,” Dr Effendy memaparkan.
Selain itu, untuk kerja sama internasional juga dilakukan oleh Poltekkes Muh Makassar. Kerja sama internasional tersebut yakni dengan Muhammadiyah Islamic College (MIC) Singapore demi menunjang keilmuan mahasiswa. Akan tetapi, selain pada hal keilmuan, aspek keagamaan mahasiswa pun turut diperhatikan pula. Poltekkes Muh Makassar terus memaksimalkan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan AlIslam dan Kemuhammadiyahan (AIK) untuk menanamkan nilai-nilai keislaman bagi mahasiswa.
Dalam rangka penguatan perguruan tinggi ke luar, Poltekkes Muh Makassar turut melakukan perbaikan dalam internal tim. Disampaikan oleh Dr Ef-
fendy, perkembangan sebuah perguruan tinggi, tak terkecuali Poltekkes Muh Makassar, sangat bergantung pada tingkat kerja sama internal tim, terutama dalam hal penjagaan suasana akademik. Salah satu dampak dari penguatan kerja sama internal yang baik adalah kesiapan strategi dan marketing dalam upaya menambah jumlah mahasiswa baru.
Poltekkes Muh Makassar banyak bergerak dalam bidang digital untuk melakukan promosi perguruan tinggi, antara lain memberikan informasi-informasi baik akademik maupun nonakademik. “Testimoni para alumni juga disediakan untuk memberi gambaran lulusan di Poltekkes Muh Makassar,” tambahnya. Sekalipun demikian, promosi media cetak seperti brosur, spanduk, dan baliho tetap dilakukan.
Strategi untuk menambah jumlah mahasiswa baru antara lain adalah melakukan kerja sama dengan SMA Muhammadiyah dan SMA Negeri untuk memberikan jalur khusus bagi lulusan sekolah tersebut. “Ada juga beasiswa LazisMu yang bisa diberikan dan menarik minat calon mahasiswa baru,” ujarnya. Selain upaya yang dilakukan Poltekkes Muh Makassar sendiri, peran mahasiswa dan alumni yang membawa nama Poltekkes Muh Makassar juga memengaruhi penambahan jumlah mahasiswa baru.
Dr Effendy mengatakan bahwa apa yang dilakukan Poltekkes Muh Makassar hingga saat ini adalah upaya untuk mencapai tujuan sebagai politeknik kesehatan yang unggul dan berdaya saing dalam menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional dan ber-akhlakul kharimah. Demi mewujudkan hal ini, Dr Effendy berpendapat bahwa bantuan dari PP Muhammadiyah dan Majelis Diktilitbang PPM akan sangat membantu, baik sarana maupun prasarana. “Sehingga bisa menjadi percepatan bagi Poltekkes Muh Makasar untuk menjadi perguruan tinggi vokasi dengan lulusan berkualitas,” pungkasnya.[] RAS
Siapa yang bisa memperkirakan besarnya dampak baik dalam setiap keputusan yang kita buat? Kesepuluh dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pun takkan menyangka, bahwa keputusan mereka untuk terbang ke Negeri Matador bisa membawa dampak baik bagi terbentuknya Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang baru. Ya, kesepuluh dosen tersebut merupakan delegasi UMY pada tahun 2019 untuk menempuh pendidikan tingkat lanjut Doktor di Spanyol.
Saat itu, mereka tersebar ke beberapa kampus berbeda di kota-kota yang berbeda pula, mulai dari Kota Madrid, Barcelona, hingga Granada. Perbedaan letak studi itulah yang mendorong mereka untuk menginisiasi terbentuknya PCIM Spanyol yang bertahan hingga saat ini.
Kisah tersebut dipaparkan oleh Moch. Iqbal Lc MA, Ketua PCIM Spa-
nyol pada masa kepengurusan 2020–2022. Iqbal mengatakan bahwa inisiasi dosen-dosen tersebut dilatarbelakangi oleh prinsip bahwa, “Di mana pun kaki menginjak, sebagai kader Muhammadiyah maka kita dituntut untuk mengembangkan dakwah Muhammadiyah.” Sebagai tindak lanjut dari prinsip itu, maka kesepuluh dosen tersebut berkoordinasi dengan PP Muhammadiyah untuk mendirikan PCIM Spanyol sebagai wadah pengembangan dakwah Muhammadiyah di tanah Andalusia.
Di awal pendirian memang anggota dan pengurus PCIM Spanyol baru beberapa gelintir saja yaitu dosen-dosen kader persyarikatan dan juga Mahasiswa-mahasiswa UMY yang sedang mengambil program student exchange di negeri matador tersebut. “Namun, seiring berjalannya waktu jumlah anggota PCIM Spanyol semakin bertambah,” demikian disampaikan oleh Moch Iqbal saat diwawancarai oleh Tim Redaksi Warta PTM
Saat ini, jumlah anggota PCIM
Spanyol kurang lebih sekitar 40 orang yang terdiri dari dosen, mahasiswa, serta warga negara Indonesia lainnya dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda. “Ada yang bekerja sebagai staf di KBRI Madrid, peneliti kesehatan, restoran, tour guide, ART, dan lainlain,” terangnya. Semenjak berdirinya, PCIM Spanyol memiliki lima majelis di antaranya Majelis Kader dan Dakwah (MKD), Majelis Riset dan Akademik (MRA), Majelis Pemberdayaan Wanita (MPW), Majelis Pustaka dan Informasi (MPI), dan Majelis Humas dan Kerja Sama (MHK).
PCIM Spanyol sering mengadakan kegiatan-kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat seperti pengajian, pembelajaran Al-Qur’an, kaderisasi MC, atau moderator pengajian. Melalui Majelis Kader dan Dakwah (MKD), PCIM Spanyol rutin melaksanakan pengajian-pengajian kepada seluruh masyarakat Indonesia yang tinggal di Spa-
nyol baik secara offline maupun online
Diterangkan oleh Iqbal, PCIM Spanyol juga kerap kali melakukan penggalangan dana untuk para korban bencana alam yang terjadi di Indonesia. Hal ini menjadi upaya PCIM Spanyol untuk tetap berkontribusi bagi Indonesia sekalipun berada di negeri yang jauh. Kontribusi itu tetap diupayakan sekalipun hal-hal kecil, seperti pemberian kepercayaan oleh KBRI untuk mengisi khutbah dan imam Shalat Jumat dan Shalat Ied yang diadakan di KBRI, serta kegiatan pengumpulan dan pengelolaan zakat fitrah. “Dalam event ini juga PCIM Spanyol berkoordinasi dan berkolaborasi dengan KBRI Madrid,” ujar Iqbal.
Majelis Pemberdayaan Wanita (MPW) juga tidak kalah geliatnya, yaitu dengan mengadakan kegiatan tadarus Al-Quran untuk kaum ibu-ibu. “MPW juga menerbitkan buku tentang pengalaman-pengalaman hidup para perempuan Indonesia selama tinggal di Spanyol, di mana para penulisnya adalah anggota-anggota PCIM Spanyol,” terang Iqbal.
Iqbal menyampaikan bahwa masyarakat Spanyol menyambut baik keberadaan PCIM di sanan sebab dapat menambah organisasi atau komunitas muslim dan turut mengembangkan dakwah Islam. Akan tetapi, berdasarkan temuan para anggota PCIM Spanyol sendiri, banyak di antara masyarakat Spanyol yang menganut paham agnostik, atau paham untuk percaya dengan Tuhan tetapi tidak percaya dengan agama.
“Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelebaran dakwah Muhammadiyah oleh PCIM Spanyol di tengah-tengah masyarakat yang menganut prinsip kebebasan dan tidak ingin ‘dikekang’ oleh agama,” ujarnya. Dilanjutkan kembali oleh Iqbal, hal ini tidak hanya menjadi temuan bagi masyarakat Spanyol saja, melainkan juga masyarakat Indonesia yang tinggal di sana. “Sebab beberapa di antaranya mengikuti
gaya hidup orang-orang di sana yang penuh dengan ‘kebebasan’,” jelasnya.
Alhamdulillah, keberadaan PCIM Spanyol sedikit demi sedikit dapat mengubah wajah masyarakat Indonesia karena dakwah Muhammadiyah adalah dakwah bil haal—menyesuaikan dengan kondisi dan karakter masyarakat dan lingkungan dengan tidak menghilangkan nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu, PCIM Spanyol sering mengadakan silaturahmi bulanan secara rutin dengan warga Indonesia termasuk warga yang non-PCIM Spanyol. Dalam silaturahmi tersebut ada kalanya disisipkan tausiyah keagamaan di dalamnya. “Tujuannya adalah untuk memengaruhi spirit religiositas mereka,” tambah Iqbal.
PCIM Spanyol dalam beberapa kegiatannya juga kerap melakukan kerja sama dan kolaborasi dengan beberapa lembaga atau organisasi lainnya. Misalnya dengan melalui pelaksanaan kegiatan pengajian Ramadhan yang bekerja sama dengan PPI Spanyol dan PCIM lainnya di luar Spanyol. PCIM Spanyol juga pernah melakukan kolaborasi pengajian dengan Majelis Ilmu Spanyol Indonesia (MISI). Selain itu, dilaksanakan pula kolaborasi pelaksanaan silaturah-
mi warga Indonesia dan lomba Agustusan dengan komunitas Keluarga Cinta Indonesia (KCI) di Madrid. “Ada juga pelaksanaan kegiatan-kegiatan sosial lainnya yang masih banyak lagi,” ujarnya.
Sayangnya, untuk saat ini, PCIM Spanyol masih belum terhubung dengan lembaga atau organisasi Spanyol. “Namun, dengan adanya lembaga-lembaga Islam dan komunitas Muslim di Spanyol, ke depannya PCIM Spanyol insya Allah akan melakukan kerja sama dan komunikasi dengan lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi tersebut,” harap Iqbal.
Tegaskan Eksistensi PCIM dengan Pengelolaan Media Sosial
Sekalipun PCIM Spanyol terbilang muda, PCIM Spanyol telah memiliki website sendiri yang di dalamnya terdapat informasi-informasi dan artikel-artikel lainnya yang bisa dibaca. “PCIM Spanyol juga sering mengembangkan dakwah secara virtual dengan Zoom dalam pengajian-pengajiannya. Pengembangan dakwah juga dilakukan di Instagram, Facebook, bahkan disiarkan secara live streaming di YouTube,” tambah Iqbal.[] RAS
Oleh:
Widodo, S.Pd., M.Or.
Menjelang Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 yang akan digelar pada 18-20 November 2022, beragam kegiatan telah ramai digelar sebagai rangkaian gebyar syiar muktamar. Berdasarkan amatan penulis, ada lima bidang kegiatan yang banyak dilakukan yaitu bidang teknologi dan ekonomi, sosial keagamaan, ilmiah kreativitas, serta olahraga.
Diantara berbagai bidang kegiatan tersebut, penulis tertarik pada relasi Muhammadiyah dengan aktivitas olahraga. Rasanya, hampir dalam setiap peringatan acara Muhammadiyah hampir selalu melibatkan kegiatan olahraga seperti jalan sehat, sepeda gembira, senam bersama, maupun pertandingan
olahraga populer lainnya seperti sepakbola, futsal, voli, dan bulutangkis.
Hal ini membuktikan adanya budaya olahraga di dalam gerakan Muhammadiyah itu sendiri. Menilik dalam sejarahnya, para aktor gerakan Muhammadiyah generasi awal menunjukkan sikap keterbukaan terhadap budaya baru dalam bentuk cabang olahraga modern yang dibawa oleh bangsa lain. Bahkan, pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan mampu mereformulasikan budaya baru tersebut untuk kepentingan gerakan dakwah Islam (Suara Muhammadiyah, Edisi No. 15 Tahun ke103, 1-15 Agustus 2018). Maka terjadilah proses apropriasi, yaitu proses menjadikan budaya baru dari bangsa lain yang
dimodifikasi berdasarkan ajaran Islam dan gerakan Muhammadiyah sehingga menjadi bagian dari budaya sendiri.
Olahraga itu sendiri bermakna segala kegiatan yang melibatkan pikiran, raga, dan jiwa secara terintegrasi dan sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, sosial, dan budaya. Menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 2022 tentang Keolahragaan, ruang lingkup olahraga meliputi olahraga pendidikan, olahraga masyarakat, dan olahraga prestasi.
Lantas pertanyaannya, bagaimana mengimplementasikan dakwah Muhammadiyah melalui ketiga dimensi olahraga tersebut? Melalui tulisan ini,
penulis menawarkan tiga strategi yaitu: (1) integrasi antara pendidikan jasmani dengan Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba); (2) membangun budaya olahraga masyarakat dengan gerakan Senam Bugar Muhammadiyah; dan (3) merealisasikan ajang Pekan Olahraga Muhammadiyah sebagai wadah pembinaan atlet berprestasi.
Telah diketahui bahwa lembaga pendidikan Muhammadiyah tumbuh dan berkembang di berbagai wilayah Indonesia hingga mancanegara. Mulai dari jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi. Salah satu ciri otentik yang sekaligus menjadi keunggulan dalam kurikulum pendidikan Muhammadiyah yaitu adanya Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba). Karena itu, dapat dikatakan bahwa Ismuba merupakan ruh pendidikan persyarikatan yang sudah berdiri sejak 1912 ini (suaramuhammadiyah. or.id).
Namun ternyata pembelajaran yang dilakukan di lembaga pendidikan
Menilik dalam sejarahnya, para aktor gerakan Muhammadiyah generasi awal menunjukkan sikap keterbukaan terhadap budaya baru dalam bentuk cabang olahraga modern yang dibawa oleh bangsa lain. Bahkan, pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan mampu mereformulasikan budaya baru tersebut untuk kepentingan gerakan dakwah Islam.”
Muhammadiyah selama ini belum sepenuhnya mengintegrasikan antara ilmu akademik dengan ilmu agama. Praktek yang sering terjadi biasanya berupa penambahan pembiasaan adab islami dan penambahan jam mata pelajaran Ismuba tetapi belum ada pengintegrasian mata pelajaran tersebut ke dalam mata pelajaran lainnya. Menurut Widodo & Aziz (2018), permasalahan dikotomi ilmu akademik dengan ilmu agama tersebut terjadi pada hampir semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Karena itu, perlu adanya inovasi pengembangan bahan ajar integratif di seluruh mata pelajaran yang diajarkan. Dengan demikian, cita-cita luhur pendidikan Muhammadiyah sebagai sekolah dakwah Islamiyah untuk melahirkan generasi sehat, bugar, tangguh, taat beragama, bermoral, dan ber-akhlakul karimah niscaya mampu terwujud.
Olahraga Masyarakat dan Prestasi Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, yang dimaksud dengan olahraga masyarakat adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat berdasarkan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat yang dilakukan secara terus-menerus untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan. Adapun tujuan kegiatan olahraga masyarakat antara lain: (1) membudayakan aktivitas fisik; (2) menumbuhkan kegembiraan; (3) mempertahankan, memulihkan, dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran tubuh; (4) membangun hubungan sosial; (5) melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional; (6) mempererat interaksi sosial yang kondusif dan memperkukuh ketahanan nasional; dan (7) meningkatkan produktivitas ekonomi nasional.
Dari sekian banyak alternatif olahraga masyarakat, senam irama adalah salah satu olahraga yang mudah, murah, menggembirakan, dan menyehatkan se-
hingga dapat dilakukan secara massal. Senam irama adalah aktivitas jasmani yang terdiri dari beberapa rangkaian gerakan yang dilakukan seirama dengan iringan lagu atau musik. Saat ini, sudah tercipta senam khusus bagi warga muhammadiyah yang dinamakan Senam Bugar Muhammadiyah karya dua orang dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) yaitu Titis Nurina, MOr dan Wening Nugraheni, MPd (Warta PTM edisi September-Oktober 2020).
Senam ini dibuat bagi warga Muhammadiyah agar tetap dapat berolahraga sebagai bagian ikhtiar meraih kesehatan namun juga tidak melanggar syariat Islam. Pengintegrasian nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan ditunjukkan dengan (1) anjuran penggunaan pakaian olahraga yang tidak melanggar syariat Islam; (2) pembiasaan berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan; (3) penggunaan lagu-lagu mars ortom Muhammadiyah dalam irama senam; (4) pemilihan gerakan yang tidak melanggar etika kesopanan namun tetap bermanfaat meningkatkan kinerja tubuh secara anatomis motoris untuk meraih kebugaran jasmani (Nurina & Nugraheni, 2018).
Selain itu, dalam bidang olahraga prestasi seringkali kita mendengar kabar banyak kader Muhammadiyah yang menorehkan prestasi di bidang olahraga yang berskala nasional, regional, bahkan hingga internasional. Karena itu, wacana untuk mewujudkan Pekan Olahraga Muhammadiyah perlu segera direalisasikan. Ajang tersebut, akan menjadi wadah bagi atlet-atlet yang berlatar belakang kader Muhammadiyah untuk mengukir sekaligus mengukur prestasinya.
Rasanya, jika ketiga dimensi olahraga ini ‘digarap’ oleh Muhammadiyah akan menjadi media dakwah strategis Islam berkemajuan yang efektif. Insyaallah!
Inovasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo berhasil meraih prestasi internasional di ajang World Robotic for Peace 2022 yang diadakan di negeri Malaysia, November 2022 lalu. Karya Yoga Eko Prasetyo dan Bagas Dewantara yang diberi nama Robot Sumo ini menduduki juara 1 dan mengalahkan 150 peserta dari luar negeri antara Malaysia, Thailand, Singapura dan negara lainnya. Yoga dan Bagas menyampaikan karya yang mereka buat merupakan robot sumo yang telah di upgrade dari versi sebelumnya. “Versi ini merupakan versi yang lebih baik dari robot sumo yang pernah kami bawa untuk mengikuti kompetisi di Bekasi. Alhasil, robot sumo yang baru lebih agresif dan kuat
Menjadi seorang mahasiswa dengan terus mengasah keahliannya sebagai seorang atlet bukanlah hal yang mudah bagi Marina.
untuk melawan robot lawan,” jelasnya. Yoga dan Bagas juga melewati proses dan tahapan yang panjang saat menyusun inovasi robot sumo tersebut. Persiapan yang dilakukan meliputi perancangan hardware dan software, dari hardware meliputi pembuatan body robot dan pembuatan pcb, untuk software-nya meliputi pemrograman robot dan pemrograman smartphone untuk mengontrol jalannya robot. “Aktifitas ini kami lakukan selama satu bulan,” tambahnya.
Sebelumnya, karya robot sumo juga telah meraih berbagai prestasi diantaranya juara 2 National Robot Sumo Competition 2022 di UNISMA Bekasi, dan runner-up INOTEK tahun 2020
se-Jawa Timur. Mereka juga berharap agar inovasi ini masih terus dapat melahirkan prestasi lainnya. “Motivasi ke depannya kami harus berusaha sekeras mungkin dan terus berdoa karena sehebat apapun kita tidak akan menjadi apa-apa jika kita tidak melibatkan Allah dalam segala aktivitas kita, dan jangan cepat berpuas diri dalam segala pencapaian karena kedepan pasti akan lebih berat,” tambahnya.
Yoga menambahkan dana dari hadiah dan kampus nantinya akan dimasukkan pada kas robot yang akan digunakan kembali untuk keperluan riset robot-robot yang belum sempat dikembangkan. “Juga kalau kita menang seperti ini sedikit uang disisihkan untuk sedekah dan tasyakuran di Prodi Teknik Elektro khususnya rekan-rekan Club Robotika,” pungkasnya. []APR
Warga asal Desa Jeruk, Bangka Tengah ini memang sudah menekuni olahraga lari sejak sekolah menengah atas (SMA). Saat menjadi mahasiswi pada Prodi Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Unmuh Babel), Marina turut mengumpulkan prestasi di berbagai kejuaraan pada tingkat nasional. Salah satunya yakni prestasinya yang berhasil membawa pulang dua medali perak pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POM-
NAS) XVII/2022 di Padang, Sumatera Barat. Dua medali yang berhasil dibawa pulang pada cabang olahraga lari 1.500 meter dan 5.000 meter putri.
Banyak tantangan yang dilalui Marina, termasuk dari sang ibunya sendiri yang sebenarnya belum memberikan dukungan penuh saat ia memutuskan untuk terjun pada dunia olahraga lari. Namun hal tersebut tidak menurunkan tekad Marina untuk tetap tekun bertahan pada dunia atlet. Saat ini Marina menjadi atlet kebanggaan Bangka Beli-
tung dan kampus Unmuh Babel. “Saya mendapatkan kampus, lingkungan, dan teman-teman yang suportif dalam menuntut ilmu dan dapat terus berprestasi memberikan kontribusi positif pada dunia pendidikan,” papar Marina yang merasa tidak mengalami diskriminasi apapun di PTMA untuk berprestasi, meskipun ia sendiri adalah seorang non-Muslim.
Setelah meraih dua medali perak di POMNAS, Marina juga berhasil meraih juara 2 untuk 21 KM Belitung Trial Run. Prestasi ini turut diapresiasi oleh Dr Pratiwi Amelia selaku Wakil Rektor I Unmuh Babel. “Prestasi yang dicapai Marina menjadi salah satu komitmen Unmuh Babel dalam melahirkan atlet yang berprestasi di bidangnya. Selamat untuk Marina dan teruslah mengukir prestasi di masa yang akan datang,” pungkasnya. []APR
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil memanen medali pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) 2022 yang diselenggarakan di Padang, Sumatera Barat akhir November lalu. Prestasi dari Cabang Olahraga ini berhasil meraih dua medali emas dan tiga perunggu. Perolehan emas pertama untuk Cabang Olahraga Pencak Silat diraih oleh mahasiswa UMS kategori ganda putra, Arif Mubarok, dan Ahmad Muzaki yang merupakan anak kembar. Kemudian disusul dengan 3 medali perunggu di kategori tanding atas nama Ginting Baharudin Putra (Tanding kelas C Putra), Amar Abdullah Dani Arni R (kelas E putra), dan Muh. Ikmal Akbar (kelas G putra).
Saat mengikuti pertandingan, para atlet mengakui alami tantangan yang beragam. Arif misalnya, ia sempat ragu saat dihadapkan dengan Bali dan DKI pada sesi final. “Mental saya saat itu bergejolak tak karuan. Kayak mikir bisa ga ya, tapi di lain sisi saya juga mikir saya pasti bisa,” ungkapnya melalui keterangan tertulis. Arif bersama dengan Ahmad kembarannya kemudian berhasil mengungguli Bali satu poin khusus dari kemantapan gerak. “Hal yang saya yakini yakni jika orang lain bisa, kita harus juga lebih bisa. Mungkin kita tidak memiliki bakat, tapi dengan kerja keras, kita pasti bisa mengalahkan bakat,” pa-
parnya memberikan pesan kepada mahasiswa.
Perolehan medali UMS pada POMNAS tahun ini mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, UMS meloloskan 5 atlet dengan raihan prestasi berupa 1 perak dan 1 perunggu. Berbeda dengan tahun 2022, UMS berhasil loloskan 7 atlet dan 5 atlet dari Cabang Olahraga Pencak Silat membawa pulang medali emas dan perunggu. “Meningkatnya prestasi di POMNAS ini menjadi bukti komitmen kami khususnya prodi pend olahraga yg memiliki misi mewujudkan UMS berprestasi di bidang olahraga,” ungkap Nur Subekti SPd MOr pelatih Kepala Cabang Olahraga Pencak Silat Kontingen Jateng. Kemenangan ini juga
menjadi salah satu hadiah pada momen Muktamar ke-48 yang baru saja digelar. Atlet dan pelatih dari UMS juga merupakan kader Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Hal ini membuktikan bahwa Tapak Suci mampu dan dapat menjadi jalan dakwah dalam mengibarkan Muhammadiyah melalui olahraga. []APR
UM Jakarta berhasil menyabet medali emas dalam ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS 2022). Para meraih medali emas yang terdiri atas Dita Nuralisa, Lidya de Vega, dan Widya Rayi Fadhilah Lail disambut oleh para pimpinan UM Jakarta, yakni Wakil Rektor IV UMJ, Dr Septa Candra SH MH; Wakil Dekan III FIP UMJ, Azmi Al Bahij MSi; dan Ketua Prodi Pendidikan Olahraga, Dr Doby Putro Parlindungan MPd di Lt 3 Gedung Civilization Center. UMJ juga memberikan apresiasi
kepada ketiga mahasiswa tersebut berupa beasiswa dan uang saku. Septa menjelaskan bahwa hal ini dilatarbelakangi oleh kebijakan rektor terkait mahasiswa yang berprestasi. “Ada kebijakan beasiswa untuk ajang tingkat nasional. Di samping itu juga ada pembinaan sebagai bentuk apresiasi dan rasa syukur UMJ atas raihan yang telah diperoleh,” ujarnya.
Septa mengungkapkan bahwa UMJ akan terus memberikan dukungan jika ada mahasiswa yang turut andil dalam ajang nasional sebagaimana
prestasi medali pada kegiatan POMNAS terlaksana pada 18–25 November 2022 di Sumatera Barat ini. Tidak berhenti sampai di sana, UMJ mengerahkan Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi untuk tetap memberi dukungan dalam perjalanan prestasi ketiga mahasiswa tersebut.
Ketua Tim Monev, Doby, mengatakan bahwa para mahasiswa akan disiapkan untuk ajang internasional. “Karena akan ada POM ASEAN, kami mempersiapkan mereka untuk ikut andil dalam turnamen tersebut,” ujarnya. Ketiga mahasiswa yang tergabung dalam tim Bola Voli Provinsi DKI Jakarta mengaku sangat senang dan terharu atas kemenangan ini. DKI Jakarta yang telah berhasil menyabet medali emas tahun lalu menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. “Sebab mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan,” ujar Dita sebagaimana dikutip dari wawancara Humas UMJ pada Senin (5/12) lalu. POMNAS merupakan kegiatan rutin per dua tahun yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi/Balai Pengembangan Talenta Indonesia melalui organisasi Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI). Pada tahun 2022, POMNAS XVII diselenggarakan di Provinsi Sumatera Barat mempertandingkan 14 cabang olahraga yang terdiri dari games (permainan), bela diri, dan konsentrasi. [] RAS
Bara Alam Syah, mahasiswa Teknik Informatika semester tujuh Fakultas Teknik UM Gresik (UMG) berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasional. Bara mengikuti perlombaan yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
dan berhasil membawa pulang trofi Juara II Nasional. Sebagaimana yang banyak ia unggah di Instagramnya, Bara telah menekuni hobi fotografi dan videografi sejak lama.
Dalam perlombaan ini, ia mengambil tema peradaban dan konservasi
di susur Sungai Brantas. Ia terinspirasi dari kegiatan warga masyarakat di Mojokerto, Kali Telusuri di sekitar Sungai Brantas untuk melakukan konservasi lingkungan. Bara dan teman-temannya dalam tim tersebut banyak menekuni referensi-referensi yang ada, terutama
referensi yang berhubungan dengan tema yang akan dilombakan. “Dari referensi tersebut, kami pelajari teknik-tekniknya. Teknik yang sekiranya bagus akan diterapkan di video tersebut,” ujarnya menjelaskan.
Banyak hambatan dan pengalaman yang Bara dan timnya jalani selama memproduksi video tersebut. “Tapi, tantangan yang kami hadapi bukan pada teknis video karena sejak awal dari proses take hingga editing tidak ada kendala berarti. Hambatannya ada di waktu dan cuaca. Terutama waktu, karena kami mengikuti pihak narasumber, dan kondisinya musim hujan, jadi kita perlu waktu lebih pagi untuk pengambilan beberapa footage,” jelasnya.
Motivasi Bara dan timnya selama mengikuti lomba adalah pengembangan diri dan peningkatan skills, sebab dengan skills yang terus terasah maka akan bisa mencapai hasil yang diharapkan. “Perlombaan ini membolehkan berkelompok dan berkolaborasi dari luar universitas. Kami optimis akan menang
karena selama pengerjaan pun ekspektasi saya pribadi dan kawan-kawan juga tinggi,” ujarnya.
Kedepannya Bara berharap agar dapat mendalami karier di dunia video editing dan tetap harus belajar terus-menerus, berkreasi, mencoba hal baru, dan memahami segala proses. Sebab, semakin seseorang mendapat-
kan pressure untuk berkembang, maka usaha dan hasil pasti akan memuaskan sekalipun penuh dengan kekhawatiran ke depannya akan bagaimana. “Jatuh bangun dalam hidup itu biasa. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Kita perlu fokus memperbaiki diri dan mengingat bahwa porsi setiap manusia berbeda-beda,” pungkasnya.[] RAS
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berhasil meraih juara dalam kompetisi internasional yang diadakan Asosiasi Pengajar Ilmu Komunikasi (APIK) PTMA dalam rangkaian Silaturahmi Nasional (Silat) APIK PTMA. Kegiatan yang diadakan bertempat di UM Sidoarjo (UMSIDA) ini diikuti peserta kompetisi dari be-
berapa negara diantaranya Indonesia, China, dan India. “Kami berlima merupakan kontingen dari UMY yang ikut dalam lomba yang sangat menantang karena mempertemukan mahasiswa dari berbagai kampus. Baru ketemu, workshop, lalu kolaborasi dan berkompetisi,” ujar Maudy Marditta, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY yang mengikuti lomba. Maudy menambahkan kompetisi yang diikutinya sangat menantang dan menarik dalam pengembangan potensi diri.
Sementara itu, sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi UMY, Erwan Sudiwijaya menyatakan bahwa dengan adanya keikutsertaan mahasiswa dalam kompetisi diharapkan mahasiswa semakin lekat dengan atmosfer akademik
dan kompetisi. “Meskipun ini kompetisi, yang menarik adalah adanya inisiasi jejaring antar mahasiswa Ilmu Komunikasi. Ini menjadi modal sosial bagi mahasiswa untuk mengembangkan kolaborasi antar kampus karena telah mengenal. Setelah kompetisi, kami berharap mahasiswa terus saling silaturahmi,” ujar Erwan. []APR
lah menggeser tren konsumsi ke arah produk dengan kadar gula, dan karbohidrat rendah, tinggi serat, serta gluten free menjadikan industri berbasis mocaf mampu tetap eksis bahkan mengalami peningkatan omset dalam masa pandemi Covid-19. Melihat pada peluang, urgensi, ketersediaan bahan baku, serta kebermanfaatan, maka Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan PT. Rumah Mocaf Indonesia berkolaborasi dalam program pengembangan produksi mocaf di Desa Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Tujuan utama kolaborasi ini adalah untuk pemberdayaan petani melalui pengerahan sumber daya lokal guna meningkatkan potensi ekonomi dan produktivitas petani singkong Banjarnegara.
Terigu merupakan salah satu sumber karbohidrat utama di Indonesia yang permintaannya semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan kebutuhan tepung terigu tersebut beriringan dengan semakin bervariasinya produk olahan berbasis terigu. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), impor gandum Indonesia pada tahun 2021 sebesar 11,43 juta ton, meningkat 8,85% dari tahun 2020. Tingginya angka impor tepung terigu didasarkan fakta bahwa dengan kondisi geografis yang ada, Indonesia belum mampu melaksanakan swasembada terigu. Melihat pada hal tersebut, maka sudah saatnya dikembangkan bahan pangan berbasis sumberdaya lokal sebagaimana tertuang dalam UU
No.18 Tahun 2012 mengenai Pangan. Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan keanekaragaman hayati yang melimpah. Setidaknya terdapat 100 jenis karbohidrat yang dapat dikembangkan menjadi produk pangan. Salah satu yang menjadi fokus dalam program ini adalah singkong. Secara kimiawi, pengolahan singkong dengan teknologi fermentasi akan menghasilkan tepung mocaf (Modified Cassava Flour) dengan karakteristik menyerupai tepung terigu. Sifatnya yang mirip dengan tepung terigu membuat mocaf lebih mudah digunakan sebagai bahan baku makanan berbasis tepung seperti biskuit, mie, dan lain sebagainya.
Kampanye hidup sehat yang te-
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh PT. Rumah Mocaf Indonesia dalam pengembangan mocaf adalah proses pengeringan chips mocaf yang masih menggunakan pengeringan konvensional (penggunaan panas matahari), pengeringan yang memakan waktu beberapa hari dapat menyebabkan chips mocaf menjadi berwarna coklat, sehingga dapat mengurangi kualitas produk mocaf. Selain itu, limbah hasil pengolahan mocaf, baik limbah cair seperti limbah pencucian singkong dan hasil fermentasi, serta limbah padat (kulit singkong) belum diolah dengan baik, Padahal secara teori, baik limbah cair maupun limbah padat dapat dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi.
Ada lima fokus kegiatan penelitian kolaborasi melalui Program Kedaireka Matching Fund ini. Kegiatan pertama adalah pengembangan mesin pengering chips mocaf otomatis. Pemanfaatan mesin pengering ini mengurangi ketergantungan pada panas matahari pada proses pengeringan chips mocaf. Proses pemanasan dapat dilakukan dalam waktu 4 – 6 jam. Mesin pemanas ini menggunakan elemen listrik yang dapat dikontrol secara otomatis. Sumber listrik menggunakan teknologi hybrid, yaitu menggunakan sel surya dan listrik PLN. Pemanfaatan teknologi pengering ini dapat dimanfaatkan pada proses pengeringan produk pangan yang lain.
Fokus kegiatan kedua adalah pembuatan mocaf tinggi protein. Kandungan protein pada mocaf biasanya berkisar 1 – 2%, masih jauh dibawah kandungan protein tepung terigu yang kandungan proteinnya mencapai 8 - 12%. Proses peningkatan kadar protein tepung mocaf dilakukan dengan penambahan enzim bromelin dan papain selama proses fermentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kenaikan kadar protein tepung mocaf yang dihasilkan mencapai 4%. Dengan kandung protein yang lebih tinggi, diharapkan tepung mocaf digunakan sebagai bahan pembuatan mie sebagai pengganti tepung terigu.
Fokus kegiatan ketiga adalah pemanfaatan limbah pencucian dan limbah cair fermentasi. Limbah cair pencucian sebelum dibuang ke lingkungan, harus diolah terlebih dahulu dalam bak pengolahan limbah dengan menggunakan metode aerob dan an-aerob. Limbah cair proses fermentasi dapat digunakan sebagai bahan pembuatan nata. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa limbah cair fermentasi dapat dimanfaatkan untuk pembuatan nata de mocaf. Produk nata de mocaf dapat diolah lebih lanjut menjadi minuman dengan penambahan sirup/air gula, squash dan lain-lain.
Sedangkan limbah padat yang berupa kulit singkong dapat dimanfaatkan menjadi dua produk yang bermanfaat.
Pertama, kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pakan ternak. Proses pembuatan pakan ternak dari kulit singkong dapat dilakukan dengan proses fermentasi. Kedua, kulit singkong dapat digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organic, baik pupuk organik padat (kompos), maupun pupuk organik cair (POC). Proses pembuatan pupuk dari kulit singkong dilakukan dengan proses fermentasi dengan penambahan sampah organik basah, air kencing hewan ternak dan bakteri EM4.
Limbah kulit singkong dapat juga dimanfaatkan menjadi bahan kimia berbasis selulosa, yaitu selulosa asetat. Kandungan selulosa pada kulit singkong mencapai 57%. Selulosa kulit singkong dapat diisolasi dengan proses delignifikasi. Selulosa yang dihasilkan kemudian dilakukan proses asetilasi, untuk mendapatkan selulosa asetat. Selulosa asetat mempunyai nilai komersial yang tinggi karena memiliki karakteristik fisik dan optik yang baik, sehingga banyak digunakan sebagai serat untuk tekstil, filter rokok, plastik, film fotografi, lak, pelapis kertas, dan membran.
Fokus kegiatan keempat adalah pembuatan laboratorium riset untuk pengembangan produk mocaf dan turunannya dalam rangka penguatan Center of Excellent perguruan tinggi. Tepung mocaf sangat potensial dimanfaatkan pada berbagai bidang tidak hanya untuk pangan. Di bidang obat-obatan, tepung mocaf dapat dimanfaatkan sebagai sebagai bahan pengisi (filler), pengikat (binder) dan penghancur (disintegrant) dalam formulasi sediaan tablet dan kapsul. Untuk mendukung penelitian-penelitian lanjutan, maka diperlukan laboratorium riset yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan proses dan alat analisis yang memadai.
Fokus kegiatan kelima adalah pembuatan demplot tanaman singkong. Untuk mendukung keberlangsungan produksi mocaf diperlukan lahan untuk menanam singkong sebagai sumber bahan baku. Selain berfungsi sebagai
sumber bahan baku, demplot ini juga berfungsi sebagai Pusat Studi Singkong, dimana semua jenis varietas tanaman singkong ditanam disini. Lahan penanaman singkong menggunakan lahan milik PT. Indonesia Power Mrica Banjarnegara. Diharapkan Pusat Studi Singkong ini akan menjadi rujukan bagi peneliti-peneliti lain seluruh Indonesia. Lebih jauh lagi, Langkah ke depan akan terwujud integrated farming. Integrated Farming merupakan sistem pertanian dengan memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan/pangan/ hortikultura serta ternak dan perikanan untuk mendapatkan agroekosistem yang mendukung produksi pertanian, peningkatan ekonomi dan pelestarian sumberdaya alam.
Luaran dari penelitian ini berupa paten dan publikasi internasional. Paten yang dihasilkan dari kegiatan penelitian ini ada dua, yaitu paten terkait proses produksi dan formulasi pembuatan tepung MOCAF tinggi protein dan paten desain pengering chips mocaf otomatis. Publikasi pada jurnal Internasional berkaitan dengan proses pengeringan chips mocaf dari sisi kinetika pengeringannya.
Indonesia belum mampu melaksanakan swasembada terigu. Melihat pada hal tersebut, maka sudah saatnya dikembangkan bahan pangan berbasis sumberdaya lokal sebagaimana tertuang dalam UU No 18 Tahun 2012 mengenai pangan.
Frasa ini acap kali penulis sampaikan ketika menyampaikan sambutan atau amanat yang mengiringi upacara pelantikan pimpinan atau wakil pimpinan di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM). Tentu hanya PTM, karena pelantikan pimpinan perguruan tinggi ‘Aisyiyah bukan kewenangan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Frasa itu penulis ulangi kembali saat melantik rektor Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang Rabu 7 Desember kemarin. Kiriman pesan elektronik (WA) mantan pimpinan PTM ini yang berbentuk quote “Memim-
Palembang Yogyakarta. Frasa itu tentu juga bukan sepenuhnya baru, karena banyak buku-buku kepemimpinan membahas pemimpin perubahan, kepemimpinan transformatif dan semacamnya. Konteks tulisan ini terkait dengan pengalaman penulis mengelola Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah yang mengurus 172 PTM, yang di dalamnya terdapat ratusan pemimpin berbagai jenis perguruan tinggi. Pengalaman lebih dari 13 tahun berinteraksi, mengurus dan menyaksikan bagaimana ratusan perguruan tinggi bertransformasi adalah catatan yang sangat berharga. Mengapa memimpin PTM adalah mengelola perubahan? Karena sejarah PTM itu sendiri adalah kisah perubahan tiada henti. Penulis menyaksikan bagaimana PTM yang awalnya kecil, sakit-sakitan, dan penuh intrik. Kemudian berubah siuman, bergas waras dan sekarang maju mentereng. Penulis juga menyaksikan PTM tua, bahkan tertua, terseok-seok bagaikan tak putus dirundung malang. Memimpin adalah mengelola perubahan karena bentuk PTM banyak sekali yang berubah. Ada yang awalnya sekolah perawat kesehatan, bertransformasi menjadi akademi keperawatan atau kebidanan, kemudian naik kelas menjadi sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKES). Arah perubahan dari STIKES ada yang langsung ke universitas, namun ada pula yang memilih jalur memutar jauh melalui bentuk
institut. Baru kemudian mengambil ancang-ancang menuju bentuk paling akhir dari sebuah perguruan tinggi, yaitu universitas. Sekolah tinggi bidang kependidikan, ekonomi, ilmu sosial biasanya etape transformasi nya lebih pendek. Yaitu dari sekolah tinggi langsung menuju universitas.
Sejarah transformasi PTM juga banyak diwarnai oleh keputusan euthanasia — alias suntik mati. Setelah mentok dan putus harapan dengan bentuk awalnya, mereka harus mengambil keputusan berat dengan menutup diri. Menghapus sejarah masa lalu yang penuh keprihatinan dan amal saleh menuju harapan baru dengan cara merger. Menutup sejarah amal saleh yang telah puluhan tahun dirintis tapi tak kunjung maju dengan cara bergabung dengan PTM lain yang lebih sehat. Selamatlah kampus ini dengan cara secara sadar mengubur masa lalunya. Kesemua kisah perubahan bentuk PTM di atas adalah contoh bagaimana memimpin adalah mengelola perubahan. Tanpa kemampuan survival itu tentu tidak akan mun-
cul universitas Muhammadiyah baru yang jumlahnya puluhan dalam waktu sepuluh tahun terakhir ini. Tanpa kemampuan untuk berani berubah dan mengambil risiko perubahan maka tidak akan muncul Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur di pulau Kalimantan. Tidak akan muncul UM Sidenreng Rappang, Unimuda Sorong, UM Pringsewu, UM Kotabumi, UM Pekajangan Pekalongan dan masih banyak lagi lainnya. Memimpin adalah mengelola perubahan. Data statistik di kantor majelis menjadi saksi bagaimana tujuh tahun terakhir ini, peningkatan nilai akreditasi, jabatan fungsional profesor, ranking PTM menanjak naik bahkan meninggalkan banyak perguruan tinggi negeri yang tidak pernah berpikir untuk mencari mahasiswa, membangun gedung dan mencari duit.
Energi apa yang memuluskan jalan perubahan itu semua? Kekuatan Muhammadiyah adalah nilai-nilai perjuangan nya. Keikhlasan. Spirit amal saleh. Serta nilai-nilai luhur dari para pejuang persyarikatan. Banyak pahlawan
perubahan yang penulis contohkan di atas yang meninggalkan gelanggang tanpa pesangon atau hadiah umroh. Banyak dari mereka yang kembali menjadi dosen, pensiun atau dipensiunkan oleh malaikat tanpa upacara. Tanpa bisa mewariskan heroismenya kepada anak cucunya.
Bandingkan dengan organisasi lain yang badan hukum perguruan tingginya adalah yayasan keluarga.
Di Muhammadiyah tidak ada putra mahkota. Malu rasanya. Energi beramal saleh ini adalah kekuatan yang penting untuk dilestarikan dalam mengelola PTM menjadi maju mengejar ketertinggalannya dengan perguruan tinggi di luar sana yang telah menjadi pelanggan hadiah Nobel. Iya, itu masih teramat jauh. Tapi setidaknya kita sudah di jalan perubahan. Karena memimpin adalah mengelola perubahan. Kalau tidak, kita akan ditelan dan ditertawakan oleh perubahan itu sendiri. Memimpin adalah mengelola perubahan. Dalam catatan sejarah PTM, masa jabatan terlama adalah empat periode. Itupun hanya pada
satu PTM. Semoga tidak akan diulang kembali pada sejarah masa depan PTM. Pimpinan PTM yang memimpin selama tiga periode juga hanya beberapa. Dan itu tidak perlu dicontoh, apalagi dicita-citakan. Bahkan ada PTM yang tradisinya hanya selalu satu periode pimpinannya. Pimpinan Pusat memiliki kewenangan yang membuat pimpinan PTM tidak bisa bermimpi akan berapa lama mempertahankan posisinya. Karena itu nasehat terbaik adalah jadikan setiap amanah sebagai masa dan kesempatan untuk menyusun puzzle dari gambaran masa depan PTM. Amanah itu adalah kesempatan untuk mengelola perubahan agar akreditasi semakin unggul, nilai AIK semakin dalam tertanam, jumlah doktor dan profesor semakin banyak, mahasiswa semakin ramai dan pintar, kesejahteraan yang semakin baik dan sinergi dengan Persyarikatan yang semakin mesra. Ayo menjadi bagian dan pelaku perubahan agar PTM menjadi semakin berkemajuan!
Telah dipublikasikan pada ibtimes. id (tertanggal 08/12/2022)
Peserta Muhammadiyah Scholarship Preparation Program (MSPP) Batch ke V Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melakukan Tour Kampus UMS, Minggu (18/12). Kunjungan tersebut meliputi Kampus I, II, III, RSGM dan Edutorium KH., Ahmad Dahlan UMS.
“Peserta MSPP diajak keliling kampus UMS pada hari ini, karena mereka akan belajar di UMS sampai bulan Maret nanti. Sehingga selain belajar, kita ajak untuk mengenal UMS lebih dekat,” Direktur Pesma Internasional KH. Mas Mansur, Muamaroh, P.hD.,
Dan Mugisidi selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri dan Informatika (FTII) Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) telah berhasil lulus Ujian Doktor ke-2 dengan mengangkat judul “Solar Still Terintegrasi dengan Konsensus Kerucut dalam Bidang Teknik Mesin” di Universitas Diponegoro pada hari Senin (19/12). Sebelumnya, Dan Mugisidi telah memperoleh gelar Doktor pada tahun 2007 di Universitas Indonesia. Selanjutnya, pada penelitian untuk memperoleh gelar Doktornya yang ke-2, ia meneliti tentang “penggunaan kondensor kerucut pada solar still yang dapat mengubah air laut menjadi air tawar”.
Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai
Tujuh kader Unit Latihan Tapak Suci (ULTS) Putera Muhammadiyah Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM)
Sinjai mewakili Tapak Suci kampusnya mengikuti Turnamen Nasional Pencak Silat Tapak Suci Rektor UINAM CUP VI. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) diikuti Kontingen Tapak Suci dari berbagai daerah di Indonesia yang digelar 14 – 18 Desember 2022 di Gedung PKM Kampus II UINAM.
Universitas 'Aisyiyah Surakarta Program Studi D IV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Surakarta kembali mengadakan Kuliah Pakar dengan tema “Cardiopulmonary Risk and Management for Geriatric”. Kuliah Pakar tersebut dihadiri oleh semua Mahasiswa D IV Prodi Fisioterapi sejumlah 113 Mahasiswa dengan menghadirkan narasumber ahli di bidang Fisioterapi Cardiopulmonary bapak Nur Basuki MPhysio PhD yang khusus membahas tentang cardiopulmonary Risk and Management for geriatric.
Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi (IKesT) Muhammadiyah Palembang
Pelantikan Rektor IKesT Muhammadiyah Palembang Masa Jabatan 2022-2026 di auditorium IKesT MP. Heri Shatriadi CP MKes kembali terpilih menjadi rektor, setelah sebelumnya menjabat sebagai Rektor IKesT MP masa bakti 2020-2022 sekaligus sebagai Rektor pertama sejak perubahan bentuk dari STIKes menjadi Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi (IKesT). Heri Shatriadi dilantik oleh Sekretaris Diktilitbang Muhammadiyah Dr. Muhammad Sayuti MPd MEd PhD Rabu (07/12/22).
Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UM Bengkulu) menggelar Dekan Cup 2022 turnamen futsal tingkat mahasiswa dan Pelajar bertajuk “Mewujudkan Mahasiswa Hukum dalam Mengembangkan Minat Bakat Yang Kompetitif dan Berkarkter” yang diikuti kurang lebih sebanyak 28 tim dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah di Bengkulu di lapangan Gedung Olahraga (GOR) Bengkulu Rabu (21/12/22).
Universitas Muhammadiyah Pontianak
Kepala UPT Perpustakaan UM pontianak, Dwi Cahyo Prasetyo SIP MA terpilih menjadi ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi (FPPTI) Wilayah Kalimantan Barat untuk periode 2022-2025. Dwi terpilih dalam sidang presidium Musyawarah Wilayah ke IV FPPTI Kalimantan Barat yang dilaksanakan secara luring di Universitas Widya Dharma Pontianak pada Kamis, (08/12/22). Acara ini dihadiri oleh 60 pengelola perpustakaan perguruan tinggi di seluruh Kalimantan Barat. Sebagai ketua terpilih, Dwi mengungkapkan bahwa ini merupakan tugas besar untuk membawa kemajuan pada perpustakaan perguruan tinggi di Kalimantan Barat.
Kegiatan Jambore Wilayah I Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kwartir Wilayah Gorontalo dalam momentum penyelenggaraan Pekan Olahraga, Seni, dan Agama (Pesona) Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) resmi ditutup. Kegiatan ini diadakan dalam rangka Milad Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ke-104 tahun 2022 yang berlangsung di Lapangan Pencerahan UMGO, Selasa (20122022). Jambore berlangsung selama 5 hari dari tanggal 16-20 Desember 2022 dan dihadiri ratusan orang yang terdiri dari peserta, pembina, dan pengurus Hizbul Wathan.
Universitas Muhammadiyah Papua
Universitas Muhammadiyah Papua (UM Papua) yang merupakan salah satu kampus swasta di Tanah Papua berkesempatan hadir dalam program dialog interaktif RRI (Radio Republik Indonesia) Jayapura dengan topik, “Peran UM Papua untuk Pembangunan Pendidikan di Tanah Papua”. Dalam kesempatan ini UM Papua menghadirkan 2 narasumber yaitu Rektor UM Papua, Prof Dr H R Partino MPd dan Wakil Rektor II Bidang Keuangan, Dr Ir Muhammad Nurjaya MSi. Acara berlangsung di studio Pro 1 RRI, November lalu.
ITS PKU Muhammadiyah Surakarta mengadakan Studi banding di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) pada selasa (6/12/22). Studi banding dari ITS PKU di hadiri Wakil Rektor II Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITS) PKU Muhammadiyah Surakarta yaitu Munaaya Fitriya SE SST MKes didampingi Sekretaris Dekan FK dan Tenaga Pendidik S-1 Kebidanan melakukan kunjungan studi banding dan kerja sama ke kampus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA). Hadir dari pihak UMSIDA, Wakil Rektor I UMSIDA, Dr Hana Catur Wahyuni ST MT beserta dosen dan beberapa pejabat lainya.
Universitas Muhammadiyah Malang
Dalam rangka meningkatkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meresmikan laboratorium PLTS dengan kapasitas 5,82 kWp. Peresmian yang dilaksanakan pada akhir November lalu ini juga dihadiri oleh tim dari perusahaan manufacture inverter asal Taiwan Goodwe Technologies Co Ltd. dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang memberikan dana corporate social responsibility. Adapun laboratorium tersebut dibangun dalam waktu kurang dari tiga minggu dibantu oleh PT. Adidaya Renewable Energy dan PT. Jayatama Adi Sentosa sebagai kontraktor utama.