Warta PTM Edisi Januari-Februari 2020

Page 1

TOPIK UTAMA

WAWANCARA

Moderasi Islam “Nafas Gerakan Muhammadiyah”

Dr. Habib Chirzin: Pentingnya Budaya Wasathiyah dalam Pendidikan

WARTA PTM

Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian & Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Moderasi Islam Muhammadiyah Pidato pengukuhan Guru Besar Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si yang berjudul “Moderasi Indonesia dan Keindonesian” di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 12 Desember 2019 yang lalu menyadarkan kita bahwa selama ini ada yang tidak tepat dalam wacana dan praktik “politik” radikalisme dan deradikalisasi di Indonesia.

www. diktilitbangmuhammadiyah.org

Edisi Januari - Februari 2020


2

Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020


WARTA PTM

Asa

PTMA dan Moderasi Indonesia

P

idato pengukuhan Guru Besar dari pemaduan metode bayani, burhani, dan Ketua Umum PP Muhammadiirfani dalam pemahaman teks-teks keagayah, Prof. Dr. H. Haedar Nashir, maan, pentingnya memadukan wahyu, akal M.Si yang berjudul “Moderasi Indonesia budi dan hati suci dalam kehidupan, serta dan Keindonesian” di Universitas Muhammenjalankan praktik keagamaan yang tidak madiyah Yogyakarta pada 12 Desember taklid buta, namun dilandasi dengan sema2019 yang lalu menyadarkan kita bahwa sengat, minimal, ittiba’; sehingga mampu melama ini ada yang tidak tepat dalam wacana mahami keragaman pemikiran dan praktik dan praktik “politik” radikalisme dan derakeagamaan. dikalisasi di Indonesia. Hal tersebut munSecara gerakan Muhammadiyah memcul tidak hanya karena istilah radikal, radiperhatikan secara berimbang akan pentingkalisme dan deradikalisasi yang digunakan nya apsek pemurnian (tajrid) dan pembahaselama ini jauh dari ketepatan pengertian ruan (tajdid), sehingga Muhammadiyah mendan makna yang sebenarnya, namun juga jadi organisasi yang tidak kaku dan mampu karena istilah tersebut telah dipolitisasi semenjawab tantangan zaman. Amal Usaha Ahmad Muttaqin, M.Ag., M.A., Ph.D. demikian rupa untuk melabeli kelompok Muhammadiyah yang dikembangkan oleh agama tertentu (umat Islam) yang tidak Wakil Bendahara Majelis Diktilitbang kader-kader Muhammadiyah telah melaPP Muhammadiyah sejalan dengan kepentingan para pihak yani masyarakat dalam bidang pendidikan, yang berkuasa. Padahal sejatinya radikalissosial, kesehatan, pemberdayaan masyame ada di semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, rakat, tanggap darurat bencana, dll. yang ditujukan untuk ideologi, maupun budaya. Akibatnya, alih-alih meraih sim- semua kalangan tanpa diskriminasi latar belakang agama, pati dan dukungan dari semua pihak, wacana dan praktik suku bangsa, jenis kelamin, dan strata sosial. kebijakan tentang radikalisme dan deradikalisasi selama ini hanya memancing keributan dan sikap saling curiga antar Peran Strategis PTMA komponen bangsa. Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) memiliki fungsi dan peran strategis dalam mengawal proKiprah Moderasi Muhammadiyah ses moderasi Indonesia dan Keindonesian. Hal ini didasari Tawaran pentingnnya malakukan pengarusutamaan oleh: pertama, Jumlah PTMA yang cukup banyak, tidak ku(mainstreaming) moderasi di berbagai bidang kehidupan rang dari 166, dan tersebar di berbagai penjuru tanah air. dari Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut perlu te- Beberapa PTMA bahkan tumbuh dan berkembang di wilarus digaungkan dan diimplementasikan. Tawaran tersebut yah Indonesia bagian Timur dengan 50%-70% mahasiswamuncul tidak dari ruang kosong, sebab organisasi besar nya non-Muslim. Secara kuantitas, 8-9% dari seluruh jumMuhammadiyah yang dipimpinnya sepanjang sejarah telah lah mahasiswa se-Indonesia adalah mahasiswa PTMA. menunjukkan uswah hasanah sebagai pelaku dan pelopor Kedua, penciri khusus Al-Islam dan Kemuhammadiyah moderasi. (AIK) di PTMA yang secara kurikulum mengajarkan WasatMuhammadiyah telah menjadi arus besar moderasi hiyat Islam (Islam yang moderat), Islam berkemajuan yang baik dalam beragama mupun berbangsa dan bernegara. mendorong cara ber-Islam dan bermuamalah yang dilanSikap moderasi ini tampak dalam kebesaran hati dan jiwa dasi oleh ilmu, sains-teknologi dan profesionalisme, serta besar tokoh-tokoh kunci Umat Islam yang diwakili salah semangat kemanusiaan Al-ma’un yang mengajarkan untuk satunya oleh Ki Bagus Hadikusuma, sehingga kontroversi selalu peduli pada kelompok marginal dan teraniaya. Para rumusan Pancasila yang sebelumnya “Ketuhanan dengan mahasiswa yang belajar di PTMA dengan demikian sudah kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” da- dibekali dengan wawasan dan praktik moderasi dalam berpat diubah menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”. agama. Muhammadiyah adalah pelopor sekolah yang meKetiga, keseriusan para pengelola PTMA untuk terus madukan (memoderasi) keilmuan agama (Islam) dengan mengawal mutu pendidikan dan melakukan transformasi ilmu-ilmu umum. Moderatisme Muhammadiyah tampak baik secara kelembagaan maupun SDM. Majelis DiktilitEdisi Januari-Februari 2020

Warta PTM

1


WARTA PTM

Susunan Redaksi bang dan para pengelola PTMA menyadari sepenuhnya tantangan yang dihadapi di era disrupsi ini dan terus mendorong agar PTMA menjadi pusat keunggulan (center of excellence) dan kekuatan pendorong (driving force) terwujudnya Islam dan Indonesia yang berkemajuan. Berbagai program strategis telah dijalankan untuk menghasilkan alumni

yang berkualitas, unggul dan berdaya saing. Para alumni PTMA yang berkepribadian kuat, memiliki wawasan luas, terbuka, mampu bergaul dengan berbagai pihak, mau belajar dan mampu memberi pelajaran akan menjadi agen dan pelaku moderasi ekonomi, politik, budaya, dll. sesuai dengan bidangnya masing-masing.[]

Rapat Redaksi

Rapat Redaksi Warta PTM di Yogyakarta. Foto dari meja kanan, HS Mulyatno, Prof Edy Suandi Hamid, Aprilia Sazila Sari, dan Gita Madyaning Ratri.

WARTA PTM

Warta PTM diterbitkan oleh Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah SUSUNAN REDAKSI

PENANGGUNG JAWAB: Lincolin Arsyad PEMIMPIN UMUM/REDAKSI: Edy Suandi Hamid DEWAN REDAKSI: Muhammad Sayuti I Muhammad Samsudin I Ahmad Muttaqin REDAKTUR PELAKSANA: Edy Suandi Hamid REPORTER: Aprilia Sazila Sari I Gita Madyaning Ratri KEUANGAN: HS Mulyatno ALAMAT REDAKSI: Jln. KHA Dahlan 103 Yogyakarta 55262 Telp. +62-274-389485 Faks. +62-274-376336 Email: redaksiwartaptm@gmail.com Website: www.diktilitbangmuhammadiyah.org Rekening Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah: Nomor 09-0008-7003 BNI Cabang Yogyakarta a/n Lincolin Arsyad, Prof. Dr. M.Sc. Warta PTM menerima tulisan yang berupa opini, berita panjang, berita singkat, glosarium dan foto seputar perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Redaksi berhak menyunting tulisan. Silakan kirim tulisan dan/atau foto ke email redaksi.

2

Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020


WARTA PTM

Daftar Isi TOPIK UTAMA

ASA •

PTMA dan Moderasi Indonesia___ 1

TOPIK UTAMA • •

Moderasi Islam “Nafas Gerakan Muhammadiyah”___ 4 Peran Wasathiyah Bagi PTMA___6

WAWANCARA •

Dr. Habib Chirzin: Pentingnya Budaya Wasathiyah dalam Pendidikan___ 8

KINERJA • • • • • • • • •

Orientasi Kampus Sehat Wujudkan SDM PTMA Berkualitas__10 Wujudkan Kader Unggulan Melalui MSPP___11 PTMA Harus Optimalkan Riset dan Penelitian___11 Pengukuhan Guru Besar Dr Haedar Nashir, MSi__12 CSpR Dekontruksi CSR dengan Teologi AlMa’un__13 SBMPTMu 2020 Siap Terima Mahasiswa Baru__14 Menentukan Arah Riset Muhammadiyah__14 ToT dan Bedah Buku FPI-FPM__15 UMLA adakan Inhouse Training dan Sertifikasi AMI___16

inaugurasi • • • • • •

Pelantikan Pimpinan UMPRI___17 STMIK Muh Banten Adakan Wisuda Sarjana VII___17 Sumpah Dokter Perdana UM Purwokerto__18 Wisuda STIT Muh Kendal ke-16___19 UHAMKA Luluskan 2.828 Mahasiswa___19 Dr Suliswiyadi Resmi Jabat Rektor UM Magelang___20

INOVASI • •

Eco Block Kompos Media Baru Bercocok Tanam___21 Dosen UMM Ciptakan Drone Canggih Untuk Pertanian___21

SALINDiA •

• • • • • • •

Topik pada edisi ini Warta PTM meminta pendapat dan pandangan dari beberapa narasumber di antaranya Prof Dr H M Amin Abdullah selaku Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin MA selaku Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI, Prof Dr Syamsul Arifin MSi selaku WR I UM Malang, Dr Muhammad Qorib MA selaku Dekan FAI UMSU, dan Dr H Muhammad Ali MH selaku WR I UM Sorong. Para narasumber ini diwawancarai secara terpisah oleh reporter dari Warta PTM.

Wawancara Dr. Habib Chirzin: Pentingnya Budaya Wasathiyah dalam Pendidikan “Di dalam perjuangannya, Muhammadiyah itu membangun masyarakat, membangun perdamaian, dan membangun persaudaraan. Anggaran dasar Muhammadiyah, Matan Keyakinan Muhammadiyah, dan Kepribadian Hidup Muhammadiyah, sangat menginsipirasi kehidupan saya,” ujar Dr Habib Chirzin ketika ditemui di kediaman rumahnya, Senin (27/1). Konsisten menggeluti di bidang perdamaian, membuat namanya malang melintang di dunia internasional. Pria yang pernah menjabat Executive Director di International Forum on Science, Technology, and Human Resource Development (IIFTIHAR) bahkan meraih tiga penghargaan internasional, yaitu International Aga Khan Award for Achitecture, The Ambassador of Good Will, dan The Ambassador of Peaace the International Inter-Religious Federation for World Peace.

• • • •

Salindia__22

kronik •

Moderasi Islam “Nafas Gerakan Muhammadiyah”

UMSU-USM Malaysia Jalin Kerja Sama Penelitian___23 STKIP MBB Siap Jadi Universitas___23 UM Palembang dan UM Purwokerto Perkuat Entrepreneur Program___24 Pasca Gerhana Matahari, UMSU Pecahkan Dua Rekor MURI___24 ITB-AD FGD Lintas Sektoral dan Kolaborasi Riset__25 Baitul Arqom Bangun Loyalitas Sivitas Akademika UML___26 UHAMKA Resmi Dirikan Gedung Fakultas Kesehatan__26 Alumni D-3 Keperawatan Unimus ke

• • •

Jepang__27 Solidaritas Mahasiswa PTMA untuk Korban Banjir Jabodetabek___28 ITS PKU Muh Surakarta Gelar Seminar Kesehatan dan Teknologi___28 KKN UM Purworejo Prioritaskan Daerah Rawan Bencana___29 STIE Muhammadiyah Mamuju Luncurkan KKN Tematik Pencegahan Stunting___29 ToT Mentor AIK UMRI Siapkan Mentor Unggul___30 Kuliah Umum Bangun Konteks Berpikir ABK___30 Uhamka Adakan Workshop Erasmus Plus___31

PROFIL PTM • • •

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo: UMSIDA Terus Genjot ASEAN Recognition___32 Dr. Hidayatulloh, M.Si: UMSIDA Simbol Kemajuan Sidoarjo dan Jawa Timur___34 Universitas Muhammadiyah Buton: Orientasi “Entrepreneurship & Islamic Values”__36

PROFIL DOSEN •

Rahmawati Husein MCP, PhD: Bekerja Ikhlas

Sesuai Passion___38

FIKRAH • •

Moderasi Tangkal Radikalisme Negatif___40 Moderasi dan Konsep Wasathiyah dalam Islam___42

prestasi mahasiswa • •

Tapak Suci UAD Sabet Medali Emas___44 Mahasiswa UMPRI Raih Kejuaraan Internasional__44

Resensi •

Dunia Barat dan Islam “Cahaya di Cakrawala”___45

warta dari ptm •

Warta dari PTM___46

warta dari ptm •

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi___48

Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM

3


WARTA PTM

Topik Utama

Moderasi Islam “Nafas Gerakan Muhammadiyah”

T

opik pada edisi ini Warta PTM meminta pendapat dan pandangan dari beberapa narasumber di antaranya Prof Dr H M Amin Abdullah selaku Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin MA selaku Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI, Prof Dr Syamsul Arifin MSi selaku WR I UM Malang, Dr Muhammad Qorib MA selaku Dekan FAI UMSU, dan Dr H Muhammad Ali MH selaku WR I UM Sorong. Para narasumber ini diwawancarai secara terpisah oleh reporter dari Warta PTM. Belakangan ini tema wasathiyah memang sedang naik daun dan menjadi pembahasan yang menarik. Wasathiyah Islamiah atau yang sering dikenal dengan Moderasi Islam menjadi isu yang kerap diperbincangkan 5 sampai 10 tahun ini. Begitu papar Prof Amin Abdullah saat ditemui Tim Warta PTM di Universitas Sunan Kalijaga (UIN) Yogyakarta, Selasa (28/01). Ia melajutkan, topik ini kerap disandingkan dengan keadaan Indonesia yang sering disangkut pautkan pada isu ekstrim seperti radikalisme. Berawal dari tragedi peledakan WTC

4

Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

(World Trade Center), serta adanya peristiwa bom yang kemudian dikenal dengan tindakan terorisme semakin kuat mengangkat fakta sosial mengenai isu radikalisme. “Kasus ini kerap memperkuat diksi bahwa radikal dan terorisme sering dikonotasikan dengan kelompok Islam,” paparnya. Selaras dengan hal tersebut, Prof Haedar Nashir dalam pidatonya pada pengangkatan guru besar membawakan tema seputar wasathiyah pula. Dengan tema Moderasi Indonesia dan Keindonesiaan: Perspektif Sosiologi, Prof Haedar mencoba memaparkan kaitan moderasi dengan keadaan Indonesia saat ini. “Indonesia seolah berada dalam darurat radikalisme, hampir banyak diksi dan kalimat untuk menunjukan Indonesia ada pada situasi radikal,” begitu papar Prof Haedar membuka pidatonya. Pidato beliau mengantarkan kita pada pemahaman bahwa persoalan radikalisme bukan persoalan yang sederhana dan tidak bisa disederhanakan. Mengusung kata moderasi atau yang kita kenal dengan wasathiyah,

Prof Haedar mencoba memberikan jalan alternatif dari deradikalisasi untuk menghadapi segala bentuk radikalisme secara moderat.

Arti dari Wasathiyah Berlandaskan hal tersebut, Siti Ruhaini Dzuhayatin angkat bicara. Ia berpendapat bahwa akar masalah radikalisme dan ekstrimisme bersifat multiple dan kompleks antara pandangan agama, ideologi politik dan keterpinggiran ekonomi dan budaya. “Oleh karena itu secara umum, radikalisme harus didekati melalui sosialiasi nilai-nilai wasathiyah Islam yang berkemajuan dan berkebangsaan melalui sistem pendidikan yang inklusif dan memberdayakan,” tuturnya selaku Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI. Lalu apa yang dimaksud dengan moderasi atau wasathiyah? Pertanyaan ini sontak memberikan jawaban yang seragam dari setiap narasumber yang kami temui. Siti Ruhaini melanjutkan bahwa, wasathiyah Islam


Moderasi Islam “Nafas Gerakan Muhammadiyah”

dalam pandangan Muhammadiyah tercantum dalam Muqaddimah Angaran dasar Muhammadiyah yang dirumuskan dan ditetapkan pada tahun 1950. “Dari rumusan ini lah karakter Muhamamdiyah disusun sebagai organisasi dengan corak Islam berkemajuan,” lanjutnya. Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakatan yang berorintasi pada da’wah bil hal yang visioner, dinamis, dan berkemajuan atau progresif menuju cita kehidupan ideal yang sejahtera, damai, dan makmur. Mengacu pada pernyataan Ibnu Faris dalam Mu’jam Maqaayiis alLughah, Dr Muhammad Qorib mengungkapkan bahwa wasathiyah adalah gerakan tengahan yang menjaga seseorang dari kecenderungan menuju dua sikap ekstrim menjadi sikap yang seimbang. Jika kita tarik garis merahnya, pemahaman Dr Muhammad Qorib ini sejalan, bahwa sebenarnya kemunculan wasathiyah bukan sebuah kebetulan melainkan diputuskan secara matang dan terencana.

Ciri Umatan Wasathan Gerakan wasathiyah senada dengan model Islam berkemajuan yang telah lama dipromosikan Muhammadiyah. “Dalam konsep Islam berkemajuan terselip pesan damai, terbuka, toleran, bersahabat, dan mengapresiasi kemajemukan,” papar Dr Muhammad Qorib. Mengacu pada buku “Building Moderate Muslim Networks (2007)” karya Angel Rabasa, ia berpendapat bahwa elemen umat Islam dalam konteks ini Muhammadiyah menjadi pengawal apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dunia. Adanya demokratisasi, penghormatan terhadap hak asasi manusia, menjunjung tinggi berbagai bentuk keragaman, penegakan hukum tak pandang bulu, melawan terorisme global, dan pencegahan terhadap berbagai bentuk kekerasan menjadi substansi dari

gerakan wasathiyah. Siti Ruhaini menambahkan ummatan wasathan bercirikan moderat (tawasuth), adil (‘adalah), toleransi (tasamuh), seimbang (tawazun), terbuka, inklusif, adaptif, dan unsur lain yang mendorong cita ideal dan mulia yang di contohkan KH Ahmad Dahlan. Setara dengan hal tersebut, Prof Amin Abdullah merasa keadaan masyarakat Indonesia yang damai dan kecil akan terjadinya konflik merupakan salah satu cerminan sebagai masyarakat yang wasathiyah. “Walaupun masih ada kasus seperti di Papua kemarin, namun itu dapat diselesaikan. Sampai saat ini, Indonesia termasuk negara yang toleran,” paparnya. Lebih lanjut Ia menjelaskan bagaimana sistem pendidikan, fasilitas kesehatan, perlindungan yatim piatu, serta Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) lainnya dapat dijadikan ikhtiar guna mewujudkan ummatan yang wasathan. “Meskipun masyarakat sedang terbelah pada dua gerakan besar, yaitu gerakan wasathiyah yang inklusif dan gerakan tatharuf yang ekslusif dan bahkan ekstrim dengan manifestasi politis yang sangat nyata pada pemilu lalu, tetapi jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah berusaha sangat kuat menjaga tarikan tatharuf untuk istiqamah pada corak wasathiyah dan berkemajuan yang mencerahkan warga dan bangsa,” tambah Siti Ruhaini.

Washatiyah dan Pendidikan Ketika membicarakan langkah terbaik untuk merealisasikan gerakan washatiyah semua narasumber sepakat dengan adanya pendidikan terutama pada generasi muda. Prof Amin Abdullah melihat generasi muda harus mendapatkan corak pendidikan yang multidisiplin, multidimensi,

dan transdisiplin. Hal ini penting agar generasi muda tidak mudah terjebak dengan godaan yang sifatnya tidak jangka panjang. “Nah ini, karena kita sekarang sudah berhadapan dengan media sosial, kalau cara berpandangnya sempit, agama dilihat sempit, hanya sekedar fiqih dan aqidah, itu sudah monodisiplin. Itu kalau tidak hati-hati ya terjebak oleh rayuanrayuan semacam violent extremism,” jelasnya. Sebagai tambahan, Prof Amin Abdullah menuturkan bahwa Alquran juga harus dipahami lebih komprehensif. Alquran harus dibahas dan dilihat secara multi dan transdisiplin, bukan monodisiplin. Menurutnya jika tetap monodisiplin maka hasilnya akan keras. “Padahal yang namanya washatiyah itu coraknya lembut, lunak, mengayomi, menghargai orang lain yang berbeda, mampu berdialog, bukan right or wrong. Itulah mengapa pendidikan itu penting,” paparnya. Siti Ruhaini bahkan bepikir pendidikan, terutama pendidikan agama yang berkemajuan, inklusif, progresif dan menghargai perbedaan harus ditanamkan sejak pendidikan PAUD sampai pendidikan tinggi. Demikian pula, pendidikan karakter atau ahlak mulia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan tidak mendiamkan kebencian dan intoleransi. Hal tersebut adalah outcome paling nyata dari wasathiyah Islam dengan menghindari intoleransi di segala aspek kehidupan dan memupuk ‘empowerment’ di bidang politik yang fair dan jujur, kehidupan sosial yang inklusif dan tatanan ekonomi yang responsif terhadap potensi keterpinggiran warga yang rentan, termasuk kemiskinan. Wasathiyah Islam Indonesia harus mendorong milenial untuk menjadi pemimpin menguatkan bangsa yang berkemajuan. [] APR,GTA Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM

5


WARTA PTM

Topik Utama

Dosen dan karyawan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mengikuti pengajian dalam kegiatan Itikaf. Ibadah Itikaf digelorakan di penghujung Bulan Ramadan. Foto :Joko Santoso/ www.wawasan.co

Peran Wasathiyah Bagi PTMA

A

manat Prof Din Syamsudin dalam Tabligh Akbar bersamaan penutupan Milad ke-61 UMS dan Launching Coutdown Muktamar ke 48 di GOR UMS, Sabtu (28/12) menyebutkan bahwa watak Muhammadiyah ialah sebagai gerakan Moderasi Islam (Wasathiyyah Islam). Prof Haedar Nashir pun sebelumnya telah menuliskan buku Muhammadiyah Gerakan Pembaruan (2010) yang berisikan tentang bagaimana Muhammadiyah menempatkan diri sebagai pengusung moderatisme. Penegasan itu tentu tidak tanpa sebab. Muhammadiyah sejak awal sudah menjunjung tinggi dan menyebarkan nilai-nilai wasathiyah melalui Amal Usaha Miliknya, salah satunya melalui sarana pendidikan. Memiliki 164 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiah (PTMA) yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, Mu-

6

Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

hammadiyah memiliki kesempatan yang besar untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi Islam terutama terhadap generasi muda. Namun dengan tingginya tingkat kemajemukan warga Indonesia, tentu hal ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pada rubrik ini, Warta PTM mencoba mengulik sejauh mana PTMA menyebarkan nilai-nilai moderasi Islam dan rintangan apa saja yang harus dihadapi. Realitas Moderasi Islam di PTMA Dr Muhammad Qorib, MA selaku Dekan FAI UMSU memaparkan bahwa semua PTMA pasti berprinsip wasathiyah. Hal ini dikarenakan PTMA berada pada rumah yang sama yaitu Muhammadiyah. Selain itu dapat dibuktikan dengan bagaimana PTMA menerima mahasiswa dari berbagai golongan, agama, suku, dan bangsa. Dr H.Muhammad

Ali, MH selaku Warek I UM Sorong mengamini pernyataan tersebut. Sebagai PTMA yang berkembang di wilayah timur, mayoritas mahasiswanya justru berasal dari kalangan non-muslim. Bahkan sebagian dosen pun bukan beragama Islam. Menurutnya gerakan moderasi Islam yang mengapresiasi kemajemukan atau mengambil jalan tengah pada setiap permasalahan merupakan pilihan yang paling tepat dengan kemajemukan Indonesia ini. “Pemahaman inilah yang dapat membuahkan amal shaleh, bisa diterima oleh semua kalangan dan hasilnya dapat dirasakan secara langsung oleh semua kalangan pula,” ujar Muhammad Ali. Lebih lanjut, Muhammad Qorib menjelaskan bagaimana cara merealisasikan penyebaran nilai-nilai wasathiyah di lingkungan UMSU. “Kurikulum di UMSU melingkupi nilai-nilai wasathiyah, misalnya Pan-


Peran Wasathiyah Bagi PTMA

casila dan Kewarganegaraan. Selain itu, di UMSU terdapat mata kuliah wajib Al Islam dan Kemuhammadiyahan, kajian intensif Al Islam, dan ujian kompri. Semuanya itu mengajarkan keteguhan prinsip dan keterbukaan,” papar Muhammad Qorib. Muhammad Qorib lalu menambahkan bahwa UMSU selalu berusaha menjadi penyelenggara dialog lintas golongan dan lintas agama, baik berskala nasional dan internasional. UMSU juga bergandengan tangan dengan pemerintah untuk mempromosikan Islam wasathiyah dalam skala internasional. Ini menunjukkan UMSU berprinsip Islam wasathiyah. Hal senada pun dilontarkan oleh Muhammad Ali. Di UM Sorong, nilai-nilai yang terkandung dalam wasathiyah Islam diintegrasikan ke dalam semua mata kuliah. Semua tenaga pengajar diwajibkan memiliki pemahaman yang benar tentang gerakan wasathiyah Islam. Segala aktivitas kampus dibuatkan standar yang jelas sebagai alat instrumen evaluasi terhadap sejauh mana realisasi gerakan wasathiyah itu dilaksanakan. “Memang sejak awal kelompokkelompok mahasiswa dan dosen dengan latar belakang komunitasnya yang berbeda diberikan pemahaman nilai-nilai yang dapat diambil dari prinsip wasathiyah,” jelas Muhammad Ali. Tantangan dalam Merealisasikan Wasathiyah di PTMA Muhammad Ali melihat ada beberapa faktor yang menjadi tantangan dalam merealisasikan wasathiyah. Faktor utama terletak pada sumber daya manusianya. Mayoritas mahasiswa dan sebagian dosen berhalauan lain. Hal ini mempengaruhi cara berfikir dan berperilaku nyata tentang nilai-nilai yang dimaksudkan dengan gerakan wasathiyah itu sendiri. Serta sivitas akademika UM

Sorong yang belum familiar dengan cara pendekatan Muhammadiyah dalam merealisasikan ajaran Islam. Selain itu, Prof Amin Abdullah memaparkan bahwa kemajuan teknologi termasuk media cukup menjadi kendala yang serius. Penyebaran berita hoax dan fake news menjadi boomerang bagi siapapun yang menerima tanpa mengkritisi terlebih dahulu kebenarannya. “Masyarakat yang menelan berita tanpa komparatif, maka dia celaka jika mengikuti media itu,” tegasnya. Baginya, akan menjadi kendala untuk kita merealisasikan nilai wasathiyah jika generasi muda telah menyerap informasi yang salah terlebih dahulu. Langkah-langkah Menerapkan Wasathiyah di PTMA Menanggapi ini, Muhammad Ali telah memetakan cara serta langkah yang harus ditempuh. Pertama, yaitu mensosialisasikan atau mentransformasikan nilai wasathiyah Islam dengan metode pendekatan di antaranya melalui dialog. Kedua, menyiapkan narasumber yang memiliki kapasitas dan integritas yang dapat diperdaya atau amanah. Ketiga, menghidupkan dakwah jemaah dalam kampus. Keempat, adanya kebijakan tertinggi di atas PTMA. Sementara itu, Prof Amin Abdullah melihat AIK dapat menjadi bekal bagi mahasiswa PTMA. Namun ia menggarisbawahi perlunya penyempurnaan konten AIK. “Kontennya seperti apa, metodenya dosen mengajar seperti apa, kemudian pendekatan-pendekatan, dan kekayaan literatur yang digunakan itu harus dicek. Apakah inline dengan wasathiyah Islam tadi atau tidak,” paparnya. Lebih lanjut Prof Amin Abdul-

Muhammadiyah sejak awal sudah menjunjung tinggi dan menyebarkan nilai-nilai wasathiyah melalui Amal Usaha Miliknya, salah satunya melalui sarana pendidikan.

lah juga menyarankan untuk diadakannya training dan melakukan penyegaran secara reguler bagi dosen AIK. “Harus diberi bekal-bekal baru tentang keilmuan tadi itu, konten, metode, pendekatan, literatur. Kalau bisa Majelis Diktilitbang yang harus mendesain. Jika tidak mampu ya bekerja sama dengan perguruan tinggi yang kuat untuk mendesain retraining dosen-dosen AIK.” Senada dengan Prof Amin Abdullah, Prof Syamsul Arifin menambahkan, PTMA berkewajiban mendiseminasikan paham wasathiyah menggunakan berbagai media dan forum. “Tentu yang sudah ada dan dioptimalkan adalah kelembagaan AIK,” tegasnya. Mengacu pada penerapan di UMM, langkah Pertama yaitu pengajaran AIK yang mengkoordinir perkuliahan AIK secara reguler dan non-reguler mulai dari AIK I hingga IV. Kedua, P2KK-Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan yang harus diikuti oleh mahasiswa baru, selama sepekan, yang dibagi dalam beberapa angkatan; Ketiga, AIK dalam bentuk pembinaan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan di UMM. “Pada semua kelembagaan tersebut, wasathiyah perlu didiseminasikan mulai dari arti, latar belakang dan perwujudannya,” tutupnya. []GTA,APR Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM

7


WARTA PTM

Wawancara

Dr. Habib Chirzin

Pentingnya Budaya Wasathiyah dalam Pendidikan

“

Di dalam perjuangannya, Muhammadiyah itu membangun masyarakat, membangun perdamaian, dan membangun persaudaraan. Anggaran dasar Muhammadiyah, Matan Keyakinan Muhammadiyah, dan Kepribadian Hidup Muhammadiyah, sangat menginsipirasi kehidupan saya,� ujar Dr Habib Chirzin ketika ditemui di kediaman rumahnya, Senin (27/1). Konsisten menggeluti di bidang perdamaian, membuat namanya malang melintang di dunia internasional. Pria yang pernah menjabat Executive Director di International Forum on Science, Technology, and Human Resource Development (IIFTIHAR) bahkan meraih tiga penghargaan internasional, yaitu International Aga Khan Award for Achitecture, The Ambassador of Good Will, dan The Ambassador of Peaa8

Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

ce the International Inter-Religious Federation for World Peace. Kini Habib Chirzin merupakan perwakilan Indonesia di International Institute of Islamic Thought (IIIT). Melalui wawancara eksklusif, tim Warta PTM menanyakan langsung mengenai keterkaitan wasathiyah dan pendidikan.

Apa yang dimaksud dengan wasathiyah? Berbicara mengenai wasathiyah, itu merupakan kata yang merangkum berbagai makna. Tidak single meaning, tapi multiple meaning dan multitasfir. Dapat diartikan dalam berbagai situasi, berbagai nuansa, tapi juga dapat diterangkan dalam berbagai kelembagaan bahkan kenegaraan antar bangsa, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.

Wasathiyah itu watak hakiki Islam karena dia mengandung dasardasar nilai Islam yang utama, yaitu keadilan dan lurus. Kemudian di situ juga ada pengertian pilihan (khiyar) dan musyawarah (syuro). Lalu arti lain yang sangat penting yaitu, damai atau salam. Jadi dalam wasathiyah itu mengandaikan bahwa memang Islam itu agama damai dan berorientasi membangun kedamaian darussalam. Di dalam kata tersebut ada pengertian khair al ummah sebaik-baik umat, al madinah al fadilah. Jadi ada panggilan menjadi yang terbaik. Bahkan panggilan untuk menjadi wasathan sama dengan panggilannya untuk menjadi fadhilah yang terbaik. Wasathan juga diartikan sebagai pertengahan atau pertemuan antara heritage dan modernity. Dalam masyarakat Islam wasathiyah juga mengandung pengertian amanah.

Menurut Anda apakah wasathiyah merupakan watak dari Muhammadiyah? Sejak awal berdirinya, ini kelebihan KH Ahmad Dahlan, merumuskan Muhammadiyah secara jangka panjang. Sangat visioner dengan memilih wasathiyah atau moderasi sebagai jalan Muhammadiyah. Muhammadiyah menggembirakan orang untuk beragama dan mempraktekan ajaran agama. Muhammadiyah dalam melaksanakan keagamaannya sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, tidak menambah-nambahkan dan tidak mengurangi. Pilihan kegiatannya berhubungan dengan kesejahteraan, pendidikan, melayani anak yatim, melayani PKU. Hal ini dikarenakan dalam ‘adalah itu ada caring, empathy, dan sympathy. Muhammadiyah juga terkenal menjaga amanah. Banyak orang menyerahkan wakaf, sumbangan, pendidikan pada Muhammadiyah. Kemudian lebih dari itu, moderasi Muhammadiyah membuat semua orang bersatu. Tidak berpecah-belah. Di awal kemerdekaan, Muhammadiyah bekerja sama dengan semua orga-


Pentingnya Budaya Wasathiyah dalam Pendidikan

nisasi bahkan di luar Islam. Muhammadiyah itu membuka diri sehingga membangun kohesi sosial, kelekatan sosial antar bangsa Indonesia. Kemudian di awal kebangkitan nasional, sekolah Muhammadiyah juga mulai berdiri. Sekolah Muhammadiyah memadukan antara ilmu pengetahuan dan agama, itu juga wasathiyah. Tidak agama sentris, tidak sains sentris. Penyatuan ilmu pengetahuan ini dampaknya luar biasa. Kita menjadi muslim yang saintifik. Akademisi yang percaya kesatuan pengetahuan, kesatuan kebenaran, semua ilmu sumbernya Allah. Tapi juga saintifik, semua kegiatan berdasarkan riset. Knowledge based society, masyarakat yang berbasis pengetahuan. Inilah bentuk wasathiyah dalam Islam itu, membangun masyarakat yang berdasarkan ilmu pengetahuan, ummatun ‘ilmi. Muhammadiyah itu melayani, terdidik dan mendidik, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan juga menyatukan bangsa. Selain itu, isi dari Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah 1950 sendiri sangat wasathiyah. Ini bukti bahwa Muhammadiyah sejak berdirinya sudah berorientasi pada wasathiyah.

Bagaimana relevansi wasathiyah dengan persoalan radikalisme? Jadi wasathiyah ini jika dipegang oleh masyarakat, lembaga, negara, maka persoalan yang kemudian berkembang seperti radikalisme itu akan teratasi. Paling tidak kemunculannya akan menjadi sangat kecil. Kaitannya dengan persoalan itu, Muhammadiyah harus tetap mengadvokasi dengan berbagai cara dalam berbagai level. Level keluarga, level masyarakat, di Masjid Muhammadiyah dengan jumlahnya yang ribuan, Sekolah Muhammadiyah, lalu 164 PTM. Ini merupakan jalan paling efektif menanamkan wasathiyah. Tanpa harus menyebut melawan radikalisme, sebenarnya kita sudah melakukan itu. Melalui penanaman budaya

wasathiyah tadi, yang dasarnya damai, pilihan, musyawarah, kebajikan bersama, kepentingan bersama. Semua hal dibicarakan dengan baik-baik dan semua hal demi kepentingan bersama.

Apakah masyarakat sudah mencerminkan umat yang wasathan? Masyarakat di mana pun akan selalu ada dinamika, dari kesejahteraan atau pun kebahagiaannya. Banyak peristiwa alam, kerusakanan lingkungan, perubahan cuaca, dan bencana. Bagaimana kita menanggapi bencana dari segi iman dan fiqih mempengaruhi sikap kita apakah kita ini wasathiyah atau belum. Masyarakat wasathiyah itu masyarakat yang bahagia dan damai. Lawan dari damai itu tidak selalu berarti perang. Contohnya seorang ibu yang baru melahirkan bayi harus kehilangan bayinya karena kondisi persalinan kurang bagus. Tidak ada perang di sini namun adanya ketidakdamaian terlihat nyata. Contoh lain ada anak orang miskin ingin sekolah. Dia ingin sekali menjadi dokter tapi tidak ada uang. Ini menujukkan adanya ketidakdamaian. Jadi lawan dari kedamaian itu ketiadaan kedamaian, bisa di rumah tangga dengan adanya KDRT, di sekolah dengan bully, di masyarakat dengan korupsi, atau lingkungan hidup yang rusak. Jadi apakah masyarakat kita sudah wasathiyah? Ini bagi saya harus dibuat indeks. Indeks wasathiyah, antara lain indeks kedamaian, indeks kebahagiaan, dan indeks keamanan.

Bagaimana cara membangun budaya wasathiyah di PTMA? Ini paling penting, karena generasi muda adalah agent of change. Tentu saja kita harus mulai dari lingkungan kampus. Pertama kita harus memperbaiki filsafat ilmunya dengan integration of knowledge. Mengintegrasikan filsafat ilmu lalu memperbaiki axiologi filsafat nilainya yang kita

anut di dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kemudian ontologinya, apa yang kita pelajari itu. Kita sesuaikan dengan kaidah wasathiyah. Kedua dengan curriculum reform. Kurikulum harus diintegrasikan antara ilmu pengetahuan dan agama. Kita harus membangun kurikulum yang islami dan sesuai dengan maqashid syariah. Melakukan reformasi tajdid di dalam kurikulum. Muhammadiyah merupakan gerakan tajdid. Tajdid Muhammadiyah di abad ke-21 adalah tajdid ilmu dan peradaban. Jadi bagaimana mengembangkan budaya wasathiyah dan damai di perguruan tinggi melalui tajdid ilmu atau peradaban. Ketiga adalah memperhatikan textbook. Bukunya harus dilihat dan ditulis kembali oleh kita sendiri. Perguruan Tinggi Islam sudah terlalu lama menjadi konsumen ilmu. Konsumen ilmu filsafat dan budaya yang berbeda dengan kita. Sudah seharusnya kita menjadi produsen ilmu. Terus melakukan riset dan menulis. Mengajarkan apa yang sesuai dengan filsafat ilmu dan kondisi sosial budaya kita. Tidak hanya mengikuti ilmu yang datang dari luar. Dengan demikian kita menjadi produktif menulis. Terus menulis atau terus menerjemahkan. Terakhir dan tidak kalah penting, kita perlu mengembangkan future literacy, literasi tentang masa depan. Muhammadiyah itu gerakan tajdid dan islah (reform) yang selalu beorientasi masa depan. Orang Muhammadiyah harus mempunyai future literacy. Harus mempunyai kajian, sense, dan visi tentang masa depan. Jika kita tidak membangun masa depan kita, maka orang lain yang akan membangunkan masa depan itu. Masa depan kita berdasarkan pada maqashid syariah dan wasathiyah. Kedamaian, kebahagiaan, security, trust. Membangun literasi masa depan, karena Muhammadiyah adalah gerakan tajdid dan perguruan tinggi berada di garda terdepan.[]GTA

Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM

9


WARTA PTM

Kinerja

dr Fidiansjah menyampaikan sambutan dalam pembukaan orientasi kampus sehat PTMA, Kamis (19/12).

Orientasi Kampus Sehat Wujudkan SDM PTMA Berkualitas

O

rientasi Kampus Sehat bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) dilaksanakan di Hotel Melia Purosani Yogyakarta, Kamis-Sabtu (19-21/12). Orientasi Kampus Sehat merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman Bersama dan Perjanjian Kerja Sama Program Kampus Sehat yang telah ditandatangani oleh Kemenkes dan Majelis Diktilitbang PPM pada 2 November 2019. Kegiatan ini dikuti oleh 84 orang perwakilan dari PTMA seIndonesia. “Ketika Majelis Diktilitbang ikut meluncurkan bahwasanya seluruh PTMA berkomitmen dengan kegiatan ini dan mendeklarasikan untuk menerapkan apa yang disebut dengan Kampus Sehat. Tentunya yang lebih terorganisir, yang memiliki pe10 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

doman, atau pun SOP,” ujar Prof Edy Suandi Hamid, Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PPM, saat memberikan sambutan. Prof Edy juga memaparkan jika PTMA sebenarnya telah menerapkan Kampus Sehat sebelum program ini diluncurkan meskipun belum terstruktur. Hal ini dapat dilihat dari beberapa PTMA yang sudah menerapkan Kampus Bebas Rokok, Green Campus, ataupun kampus ramah disabilitas. Menurutnya PTMA sebagai kampus Islam memang sudah seharusnya mengedepankan kesehatan dan kebersihan. Sementara itu, dalam sambutannya Dr dr Fidiansjah, Sp KJ, MPH selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Kemenkes RI menyatakan latar belakang program Kampus Sehat ialah adanya fenomena pergeseran transisi epidemiologi dalam kesehatan masyarakat Indonesia. Kini pola penyakit justru bergeser pada penyakit tidak menular atau berhu-

bungan dengan perilaku manusia. Peningkatan ini terjadi secara signifikan. “Biaya penanggulangan penyakit tidak menular memberikan beban yang besar. Jumlah kerugian ekonomi akibat kematian dini dan sakit saat ini kurang lebih mencapai 1/3 GDP Nasional dan 70%-nya disebabkan oleh penyakit tidak menular itu sendiri,” ujar dr Fidiansjah menambahkan. Dipaparkan bahwa pada tahun 2025-2035 Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi karena jumlah kelompok usia produktif meningkat tajam dibandingkan kelompok usia lainnya. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mengantarkan Indonesia menjadi negara berpenghasilan semakin tinggi. Menurutnya bonus demografi dapat diperoleh jika tersedia SDM yang berkualitas dan berdaya saing yaitu SDM yang sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter. Lebih lanjut, dr Fidiansjah menjelaskan bahwa program kampus sehat merupakan upaya sistematis dan menyeluruh mewujudkan perguruan tinggi sebagai suatu lembaga yang mengintegrasikan kesehatan dalam


budaya PT yang tercermin melalui kegiatan operasional sehari-hari. Kegiatan ini diharapkan menjadi kebijakan di seluruh perguruan tinggi lebih khusus PTMA dengan mene-

rapkan kaidah-kaidah hidup sehat, seperti pengelolaan sampah limbah yang baik, sarana prasarana beserta keamanaan, serta lingkungan ramah disabilitas. “Terbentuknya kawasan

tanpa rokok, deteksi dini penyakit tidak menular, serta kesehatan jiwa juga sebagai satu kesatuan tidak terpisahkan dan tindak lanjut dari hasil tersebut,” pungkasnya. []GTA

M

ajelis Diktilitbang PPM, LazisMu, dan Majelis Pendidikan Kader (MPK) PPM kembali bekerja sama dalam menyelenggarakan Muhammadiyah Scholarship Preparation Program (MSPP) Batch III 2019/2020, Senin-Jumat (6-10/01). Bertempat di Pusbang Kaliurang, kegiatan Baitul Arqam ini diikuti 49 peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. Ahmad Muttaqin selaku perwakilan dari Majelis Diktilitbang PPM menyambut dengan baik kedatangan para peserta. “Saya mengucapkan selamat karena kalian di sini merupakan orang-orang terpilih yang berhasil mengalahkan 104 orang lainnya,” paparnya. Ia melanjutkan, alumni MSPP bukanlah alumni biasa karena 9 dari 10 alumni dari MSPP siap untuk terjun ke dunia kerja. “Oleh karena itu, siapkan dengan sebaik-baiknya kesempatan ini,” paparnya. Dr Mahli Zainudin Tago selaku perwakilan dari LazisMu juga berpesan agar peserta yang terpilih dapat mengikuti kegiatan dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. “Salah satu metode mempelajari bahasa Inggris yang paling terbaik adalah tinggal di daerah yang sering menggunakan bahasa Inggris juga,” pungkasnya. Selain itu, Dr Ali Anshori selaku Ketua MPK Muhammadiyah memaparkan bahwa inti dari kaderisasi adalah menjadikan kader Muhammadiyah yang Islam progre-

L

embaga Penelitian Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (LPPM PTMA) menyelenggarakan Silaturahmi Konsorsium Nasional di Hotel Harper Bumi Yogyakarta, Selasa (7/10). Diikuti 90 perwakilan dari

Sesi materi kelas MSPP, di Pusbang Kaliurang (7/01).

Wujudkan Kader Unggulan Melalui MSPP sif, memiliki integritas, serta profesional. “Untuk menjadi kader yang progresif harus memiliki karakter yang kuat dan aktif terlibat dalam menyebarkan pesan Nabi Muhammad saw,” tutupnya. Dibuka langsung oleh Prof Dr H Syafiq A Mughni M A selaku Ketua PP Muhammadiyah, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kader sekaligus untuk mempersiapkan calon pemimpin dan pengajar yang berkualitas di PTMA. Sebagai keynote speaker, Prof Syafiq menjelaskan berkumpulnya peserta berasal dari latar belakang yang berbeda un-

tuk menjadi generasi Muhammadiyah yang mumpuni dan dapat menghidupkan Muhammadiyah. “Berasal dari manapun kamu hal yang penting adalah apa yang kamu lakukan untuk Muhammadiyah, mendalami ideologi Muhammadiyah, dan Islam berkemajuan,” tutupnya. Diadakan selama satu minggu, program ini akan dilanjutkan dengan pelatihan bahasa Inggris selama tiga bulan di UM Surakarta dan Kampung Inggris Pare. Program ini juga disponsori oleh UM Purwokerto, UM Jember, dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). []APR

PTMA Harus Optimalkan Riset dan Penelitian seluruh Indonesia, kegiatan ini mengangkat tema ‘Membangun Peradaban

Berkemajuan Melalui Ukhuwah Riset Pengabdian dan Publikasi’. Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 11


WARTA PTM

Kinerja

Foto bersama 90 perwakilan pada Silaturahmi Konsorsium Nasional di Hotel Harper Bumi Yogyakarta, Selasa (07/01).

Turut hadir sebagai Keynote Speech Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Kepala Lembaga Dikti Yogyakarta Prof Didi Achari SE Mcom, Prof Dr Harun Joko Prayitno selaku perwakilan Majelis Diktilitbang PPM, serta Rektor UMY Dr Ir Gunawan Budiyanto MP. Bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan membahas rencana kegiatan riset, publikasi, pengabdian masyaratat di tingkat wilayah dan nasional, Prof Didi Achari berpesan

agar kegiatan ini dapat meningkatkan peran konsorsium secara optimal. “Pengoptimalan peran dapat dilakukan dengan cara menguatkan ukhuwah dan menjalin komunikasi regular agar sejumlah program dapat dirumuskan dan diimplementasikan dengan baik,” paparnya. Prof Bambang Brodjonegoro juga berpendapat bahwa sudah seharusnya perguruan tinggi untuk meningkatkan peran penelitian dan riset. Dikarenakan masih minimnya jumlah peneliti di Indonesia. PTMA juga perlu membaca kebutuhan pasar seperti

Pengukuhan Guru Besar Dr Haedar Nashir, MSi

P

engukuhan Guru Besar Dr H Haedar Nashir, MSi resmi dilaksanakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (12/12). Dimulai pukul 08.00, acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya yang dibawakan oleh PSM Sunshine Voice UMY. Penyerahan Surat Keputusan Pengangkatan Guru Besar Dr H Haedar Nashir, MSi diserahkan langsung oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V Yog12 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

yakarta melalui Rektor UMY Dr Ir Gunawan Budianto. Turut hadir Drs H Muhammad Jusuf Kalla, Prof Dr Muhadjir Effendy selaku Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V, Pimpinan TNI Polri, Wakil Ketua MPR-RI, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Wakil Gubernur DIY, dan seluruh undangan.

menjalin kerja sama dengan penguasa dan perusahaan. “Sehingga dapat memunculkan inovasi sesuai dengan kebutuhan pasar,” tutur Prof Bambang. Ia melanjutkan, langkah LPPM PTMA untuk mendukung adanya peran penelitian dalam tridarma perguruan tinggi patut diapresiasi. Hal ini dikarenakan, penelitian atau riset di perguruan tinggi masih kurang optimal. “Ada beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan penguatan dan pengembangan riset di Indonesia. Di antaranya kelembagaan akreditasi Lemlit, anggaran riset, relevansi dan produktivitas, manajemen riset serta sumber daya manusia.” Menghadapi hal tersebut, Kemenristek/BRIN turut mendukung beragam lini usaha dalam sektor riset, teknologi, dan penelitian. Sebagai tuan rumah, Dr Ir Gunawan berharap agar PTMA berpegang teguh pada tridarma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “Dengan begitu, Muhammadiyah dapat terus bersinergi dengan pemerintah untuk bergerak di sektor riset dan penelitian guna kemajuan bangsa dan kemaslahatan umat,” tutupnya. [] APR Dalam sambutannya, Drs H Muhammad Jusuf Kalla mengucapkan selamat atas gelar yang diraih oleh Prof Haedar Nashir. Ia juga menanggapi isi pidato dari Prof Haedar Nashir mengenai isu radikalisasi dengan tema Moderasi Indonesia dan Keindonesiaan: Perspektif Sosiologi. “Pembahasan mengenai radikalisasi memang penting untuk dibahas, karena kita ada di sini disebabkan oleh reformasi, dan reformasi adalah hasil radikalisasi,” pungkasnya. Di akhir, JK berpesan agar moderasi dapat menjadi jalan tengah menghadapi permasalahan di era saat ini. Prof Dr Didi Achjari selaku kepala LLDIKTI Wilayah V juga menanggapi, pidato yang disampaikan


oleh Prof Haedar tentu memberikan kita pengetahuan dan wawasan di bidang sosiologi. “Profesi Prof Haedar Nashir sebagai dosen, ilmuwan, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan ruang dan cara pandang untuk memotret dari dekat dinamika kehidupan bangsa Indonesia melalui karyanya.” Di lokasi yang sama, Prof Dr Heru Kurnianto selaku Ketua Senat UMY menyampaikan pesan dari KH Ahmad Dahlan mengenai guru besar. “Spirit yang dibawa oleh KH Ahmad Dahlan adalah menjadi guru besar yang cinta tanpa syarat dengan ikhlas membangun martabat bangsa dan dapat bermanfaat bagi dunia keilmuan di masa yang akan datang.” Di akhir, ia berpesan untuk tetap

Pengukuhan Guru Besar Dr Haedar Nashir, MSi di Gedung Sportorium UMY, Kamis (12/12).

menjadi cahaya bagi kehidupan. “Biarkan langit menjadi saksi menghantarkan intelektual Muhammadiyah

membangun diri dan lingkungannya untuk kemaslahatan umat,” tutupnya. []APR

D

alam melakukan penelitian, minimal ada tiga motivasi agar penelitian dapat berjalan dengan baik, yaitu kesadaran diri, gairah Islamisasi pengetahuan, dan pengalaman penelitian. Demikian paparan Dr Rismawati Sudirman saat menjelaskan hasil penelitiannya yang berjudul “Konsep Coorporate Spiritual Responsibility: Sebuah Dekonstruksi atas Konsep Coorporate Social Responsibility dengan Teologi Al-Ma’un” di Gedung PP Muhammadiyah Cik Ditiro, Rabu (23/01). Berbeda dengan konsep CSR lainnya, Dr Rismawati berani melahirkan konsep baru dengan nuansa spirutual. “Adanya nilai kapitalistik dalam CSR ini menjadi salah satu tujuan saya untuk memperdalam penelitian ini.” Baginya, CSR saat ini hanya menjadi voluntary sehingga nilai kapitalis membelokan arah CSR sebagai tanggung jawab sosial menjadi upaya iklan dalam mem-branding perusahaan atau institusi yang berkaitan. Ketertarikannya terhadap ruh yang dibawa Muhammadiyah yaitu surah Al-Ma’un mengantarkan Dr Rismawati untuk memulai peneliti-

Pemaparan materi oleh Dr Rismawati Sudirman di Gedung PP Muhammadiyah Cik Ditiro, Rabu (23/01).

CSpR Dekontruksi CSR dengan Teologi Al-Ma’un annya dengan satu pertanyaan Bagaimana Konsep CSR berbasis Teologi Al-Ma’un?. “Informan saya ambil dari tiga Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), yaitu Panti Asuhan Muhammadiyah (sosial base), Rumah Sakit ‘Aisyiyah Klojen Malang (sosial profit base), dan PT Tiga Cahaya Utama (Profit Oriented).”

Tujuan dari penelitian ini yaitu menjadikan Al-Ma’un sebagai bahan baku untuk membangun satu konsep yang baru dengan alat ulil albab yang membangun CSpR. “Konsep AlMa’un ini akan melahirkan keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial, karena orang yang hanya melakukan ibadah ritual saja itu juga Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 13


WARTA PTM

Kinerja dianggap sebagai pendusta agama,” pungkas dosen UM Palopo ini. Konsep CSR berbasis Teologi Al Ma’un ini kemudian disebut dengan Konsep CSpR. “Penelitian ini memformulasikan konsep CSpR sebagai tanggung jawab perusahaan untuk hidup dan menghidupi dirinya, manusia dan alam semesta dalam aktivitas bisnis yang berakhlakul karimah

sebagai jalan kembali kepada Allah SWT dan wujud cinta kepadaNya”. Di akhir, Dr Rismawati ingin kembali menyadarkan bahwa konsep CSpR ini menjadi panduan dalam menjalani kehidupan yang diridhoi Allah. “Al Quran memberikan inspirasi dan panduan dalam berkehidupan, tentang diri, tentang tuhan, kenabian, kerasulan, kebijakan, kejahatan

Foto bersama peserta Rapat Koordinasi Pelaksanaan SBMPTMu 2020.

SBMPTMu 2020 Siap Terima Mahasiswa Baru

R

apat Koordinasi Pelaksanaan SBMPTMu kembali dilaksanakan guna menyambut penerimaan mahasiswa baru TA 2020/2021. Dibuka oleh Prof Edy Suandi Hamid selaku perwakilan dari Majelis Diktilitbang PPM, kegiatan ini dihadiri 13 PTMA yang berasal dari seluruh Indonesia. Dalam pemaparannya, Prof Edy

menyebutkan bahwa SBMPTMu harus bergerak lebih awal agar dapat mengoptimalkan kinerja panitia SBMPTMu. “Dalam hal ini ada filosofi SBMPTMu yaitu pertama dapat menyeleksi calon mahasiswa terbaik, kedua memberikan kemudahan pada calon mahasiswa, dan ketiga adanya asas kebersamaan untuk saling mengangkat PTMA kecil,” papar Wakil Ke-

Menentukan Arah Riset Muhammadiyah

K

amis, (30/01)- Majelis Diktilitbang PPM mengadakan Forum Grup Discusion (FGD) Riset 14 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

Muhammadiyah bertempat di Kantor PP Cikditiro. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan inovasi riset

serta hal lain seputar kehidupan manusia.” Hadir dalam acara Prof Lincolin Arsyad selaku ketua Majelis Diktilitbang PPM, Nurhadi S.Sos MSi PhD selaku penanggap dari Wakil Dekan Fisipol UGM, dan Ahmad Ma’ruf SE MSi selaku Moderator sebagai Wakil Ketua MPM PPM serta 20 peserta diskusi. []APR tua Majelis Diktilitbang ini. Ir Gunawan Budianto selaku Ketua Panitia SBMPTMu juga sependapat untuk mengoptimalkan panitia pusat dan panitia lokal di PTMA masing-masing. “Selain itu juga harus meningkatkan promosi SBMPTMu baik melalui media sosial, konten khusus, serta promosi media sosial di sekolah-sekolah Muhammadiyah,” pungkas Rektor UMY. Selain membahas evaluasi, koordinasi ini juga membahas progress laporan SBMPTMU 2020 yang dipaparkan oleh Dr Siti Dyah Handayani selaku ketua pelaksana. Ia juga memaparkan lokasi tes serta jadwal pelaksanaan SBMPTMu yang sudah dimulai sejak awal Desember lalu. “Untuk jadwal lengkapnya dapat mengakses website resmi melalui https://sbmptmu. id/,” paparnya. Rapat koordinasi ditutup dengan pemberian tanggapan guna mengevaluasi SBMPTMu 2019. “Guna meningkatkan jumlah peminat SBMPTMu dapat dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan Dikdasmen PP Muhammadiyah guna memaksimalkan promosi ke sekolah-sekolah Muhammadiyah,” ujar peserta rapat dari UM Jakarta. []APR

berupa potensi serta prospek riset Muhammadiyah ke depan. Dipimpin oleh Prof Chairil Anwar selaku Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PPM, kegiatan ini diikuti sekitar 15 partisipan. Seperti yang diketahui, Muham-


madiyah sendiri telah banyak dan dikenal baik di dalam maupun di luar negeri. “Maka selayaknya Muhammadiyah dapat dikenal melalui riset dan tulisannya,” papar Ridho Al Hamdi selaku pengurus Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting PPM. Ia melanjutkan, saat ini banyak hasil riset yang masih terpisah-pisah karena tidak didasarkan pada kelompok kajian studi. “Oleh karena itu, Majelis Diktilitbang PPM diharapkan dapat membuat grand design guna menyinkronkan para peneliti di berbagai PTMA,” ujar dosen UMY ini. Dr Robby Habib Abror, selaku Tim Asistensi Majelis Diktilitbang PPM sependapat bahwa perlunya mengelola SDM yang fokus guna mendorong keberlangsungan dan kemajuan riset Muhammadiyah. “SDM di PTMA harus bisa diklasterisasi agar dapat menjadi tangan kanan

FGD Riset Muhammadiyah di Kantor PP Cikditiro, Kamis (30/01).

dalam penelitian Muhammadiyah,” paparnya. Ke depannya diharapkan forum ini dapat menghasilkan roadmap Riset mengenai Muhammadiyah guna menghasilkan riset yang menjadi ke-

unggulan di setiap masing-masing PTMA. “Muhammadiyah sudah punya banyak data tapi belum banyak yang memakai. Saya kira perlu satu studi khusus tentang arah riset Muhammadiyah,” papar Nurhadi.[]APR

M

engusung tema “Implementasi Filsafat Pendidikan Islam dan Muhammadiyah untuk AIK”, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menyelenggarakan Training of Trainer (ToT) serta bedah buku Filsafat Pendidikan Islam (FPI) dan Filsafat Pendidikan Muhammadiyah (FPM). ToT dan bedah buku ini merupakan tindak lanjut dari terbitnya buku FPI dan FPM pada saat Rakornas Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Jumat (18/10). Dalam pelaksanaannya, ToT dan bedah buku dilaksanakan di dua regional yang berbeda. ToT I dilakukan pada 13-14 Desember 2019 di Hotel Grand Cemara Jakarta dengan narasumber Prof Dr Abdul Munir Mulkhan, SU, Dr Robby H Abror, M Hum, dan Dr Zamah Sari (UHAMKA/Wakil Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah). Sementara ToT II dilaksanakan pada 20-21 Desember 2019 di Aerotel Smile Makassar dengan narasumber Prof Dr Abdul Munir Mulkhan, SU, Dr

Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menyelenggarakan ToT dan Bedah Buku FPI-FPM di Jakarta dan Makassar.

ToT dan Bedah Buku FPI-FPM Robby H Abror, M Hum, dan Ir H Muh Saleh Molla, MM (WR IV Unismuh Makassar). Dijelaskan oleh Dr Robby selaku narasumber, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengenalkan dan

membumikan pesan-pesan moral dan spirit intelektual dari karya filsafat pendidikan Islam dan Muhammadiyah kepada PTMA. Melalui kegiatan ini PTMA dapat segera menyerap semangat peradaban Islam yang dibeEdisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 15


WARTA PTM

Kinerja dahkan dalam dua buku tersebut serta memperkuat kajian AIK dan strategi kebijakan kampus berbasis FPI dan FPM. Menurutnya, meskipun terbilang terlambat dalam memproduksi karya-karya filsafat dibandingkan ghirahnya dalam pendidikan yang sudah maju pesat, Muhammadiyah tetap harus memulai membangun paradigma filosofis sebagai basis gerakan intelektualnya. “Filsafat tidak

boleh dikesampingkan dalam upaya merekonstruksi domain gerakan dakwah dan pendidikan Muhammadiyah. Ke depan masih butuh banyak karya untuk mengembangkan dan memperkaya yang sudah ada,” papar Dr Robby. Sementara itu Prof Munir Mulkhan menyatakan ToT ini telah membuka ruang bagi dosen-dosen muda di daerah untuk bisa unjuk ilmu.

Lebih lanjut Prof Munir berharap ke depannya ToT bisa dikelola lebih fungsional dan produktif dengan memperbanyak narasumber dari PTM ‘daerah’ agar dapat memperkaya pengalaman akademik. “Secara reguler ToT untuk bidang lain perlu dikembangkan guna menemukan bibit-bibit baru akademisi di PTM yang lebih produktif,” tambah Prof Munir. []GTA

Foto bersama peserta Inhouse Traning dan Sertifikasi AMI di UMLA.

S

ebanyak 37 dosen Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) mengikuti inhouse training pelatihan dan sertifikasi AMI di kampus PTM tersebut. Kegiatan yang berlangsung tiga hari (30/1 sd 2/2) dibuka oleh Waket Majelis Diktilitbang PPM yang juga bertindak sebagai instruktur bersama Dr Sulisiwiyadi dan Munawar Khalis MAg, dan diawali sambutan Rektor UMLA Budi Utomo. Rektor UMLA mengatakan kegiatan ini bagian dari upaya UMLA yang masih berusia muda ini untuk meningkatkan mutu, dengan memperbanyak tenaga auditor untuk mengawal peningakatan mutu tersebut. “Namun untuk kegiatan audit 16 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

UMLA adakan Inhouse Training dan Sertifikasi AMI mutu internal ini, banyak pejabat yang belum sepenuhnya paham. Mereka merasa tidak perlu diaudit. Ada pula auditor yang merasa rikuh mengaudit atasannya,” ujar Budi Utomo. Menanggapi itu, Prof Edy menegaskan, saat bertugas mengaudit, auditor berposisi sebagai tenaga yang independent. Tidak perlu merasa takut mengaudit dan menilai atasannya, hingga Rektor sekalipun. “Oleh karena itu, pimpinan PTM harus paham tentang prinsip-prinsip dasar audit,

dan harus punya kepedulian agar proses audit mutu internal secara berkala dilakukan. Paling tidak setahun sekali,” tegas Prof Edy.[]RED


WARTA PTM

Inaugurasi

Wakil rektor, dekan, dan wakil dekan UMPRI yang dilantik oleh Drs H Wanawit Am, MM, MPd selaku rektor UMPRI, Sabru (21/12)

Pelantikan Pimpinan UMPRI

R

ektor Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI) Lampung Drs H Wanawir Am, MM, MPd melantik tiga wakil rektor, tiga dekan, dan enam wakil dekan periode 2019-2023 di Gedung Aula FKIP Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI) Lampung, Sabtu (21/12). Ketiga Wakil Rektor tersebut adalah Dr Tri Yuni Hendrowati, MPd sebagai Wakil Rektor I bidang Akademik; Ns Asri Rahmawati, MKes sebagai Wakil Rektor II bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan; dan Fatoni, SE, MM sebagai Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK). Sementara itu, tiga dekan dan enam wakil yang terpilih ialah Rahma Faelasofi, MSc sebagai Dekan

FKIP; Drs H A Rahman, MM,MPd sebagai Wakil Dekan I bidang Akademik; Dra Hj Ani Diana, MHum sebagai Wakil Dekan II bidang SDM dan Keuangan; Nurfaizal, MPd sebagai Wakil Dekan III bidang Kemahasiswaan dan Al-Islam Kemuhammadiyahan; Elmi Nuryati, MEpid sebagai Dekan FKES; Ns Arena Lestari, MKep, SpKep J sebagai wakil Dekan I bidang Akademik; Ns Fitra Pringayuda, MKep sebagai Wakil dekan II bidang SDM dan Keuangan; Ns Siti Indarti, MKes sebagai Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan dan AIK; dan Sapto Yuwono, SPd, MM sebagai Dekan FEB. Dalam sambutannya, Wanawir menyampaikan bahwa isu-isu strategis yang meliputi peningkatan dan pemerataan akses, peningkatan sum-

STMIK Muh Banten Adakan Wisuda Sarjana VII

ber daya dan kelembagaan, peningkatan relevansi kegiatan dan lulusan, serta meningkatkan keunggulan kelembagaan, menuntut kemampuan untuk merumuskan arah kebijakan dan strategi yang tepat. “Hal ini agar tujuan dan target memberikan pelayanan pendidikan berkualitas dapat dicapai dengan jangka waktu yang ditentukan,” tuturnya yang didampingi oleh Nur Fadhilah, M.Kes selaku ketua pelaksana pelantikan. Wanawir juga mengajak kepada pemangku kepentingan yang ada di UMPRI untuk bekerja sama dan memberikan kemampuan terbaik. Target untuk menjadikan UMPRI tumbuh semakin besar dan memenuhi janji memberikan layanan pendidikan terbaik kepada mahasiswa. Hadir dalam pelantikan Wakil Rektor, Dekan dan Wakil Dekan UMPRI, Prof Dr HM Noor Rocham Hadjam SU Psikologi Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PPM.[]GTA

S

TMIK Muh Banten adakan Sidang Senat Terbuka Sarjana VII TA 2019/2020 di Graha Widya Puspitek Tanggerang Selatan, Sabtu Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 17


WARTA PTM

Inaugurasi

Wisuda Sidang Senat Terbuka Sarjana VII STMIK Muh Banten, (21/12).

(21/12). Diikuti sekitar 70 peserta wisuda dari S-1 Sistem Informasi, kegiatan ini juga turut dihadiri oleh Sekretaris LLDIKTI Jabar-Banten,

BPH, PWM, dan PDM daerah setempat. Ahmad Muttaqin selaku perwakilan Majelis Diktilitbang PPM

dalam sambutannya menekankan pentingnya STMIK Muh Banten untuk terus berlomba dalam kebajikan (fastabiqul al-khairat). “Di era yg kompetitif ini, kesuksesan ber-fastabiqul al-khairat akan ditentukan oleh kualitas dan mutu dari diri kita masingmasing. Karena itu, jangan berhenti belajar dan meningkatkan kualitas diri,” pungkasnya. Dr Amrullah selaku Rektor UM Tanggerang dalam sambutannya juga memaparkan pentingnya integrasi 2 IT. “Integrasi 2 IT yang terdiri dari Teknologi Informasi dengan Iman dan Taqwa,” tutupnya. Saat ini STMIK Muh Banten sedang melakukan alih status menjadi Universitas Muh Banten yang direncanakan akan merger dengan STIBA Banten Raya.[]APR

Sumpah dokter Fakultas Kedokteran UM Purwokerto, Senin (13/1).

Sumpah Dokter Perdana UM Purwokerto

F

akultas Kedokteran UMP menyelenggarakan sumpah dokter pertama di Aston Hotel Purwokerto, Senin (13/1). Sebanyak 14 calon dokter wanita dan 6 calon 18 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

dokter pria resmi dilantik menjadi dokter baru. Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Kedokteran UMP dr Mamboyanto memaparkan sumpah dok-

ter ini merupakan tonggak sejarah bagi FK UMP dengan lulusan perdana mencapai 87%. Lebih lanjut, ia menjelaskan sejarah pendirian FK UMP yang cukup berat. Ketika itu sedang terjadi moratorium, namun FK UMP menjadi satu-satunya yang lolos dari lima calon FK baru dengan nilai ujian lebih dari 90. “Tentunya ini tidak lepas dari perjuangan


segenap civitas dan komponen yang mengusahakan berdirinya FK UMP. Oleh karena itu komandonya adalah kualitas dengan standar input proses output. Terbukti dengan lulusan ini ada yang memiliki nilai diatas 80,” ujar dr Mamboyanto. Rasa syukur dan bangga dinya-

takan oleh Rektor UMP Dr Anjar Nugroho atas sumpah dokter ini. Menurutnya untuk menuju pelantikan dan sumpah dokter dibutuhkan proses yang panjang dan berat termasuk seleksi yang ketat untuk lolos masuk FK. Dr Anjar tak lupa mengingatkan para dokter muda

atas jasa orang tuanya. “Bahwa kami mengantarkan menjadi dokter itu bukanlah yang utama yang utama justru orang tua kalian. Merekalah orang paling penting yang menyebabkan para mahasiswa ini menjadi dokter,” pungkasnya.[]GTA

S

abtu (28/12), Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Kendal menyelenggarakan wisuda ke-16 di kampus setempat. Wisuda kali ini diikuti oleh 36 mahasiswa dengan tiga mahasiswa menjadi lulusan terbaik. Ketua STIT Muh Kendal, Prof Dr HM Daelamy, SP, menyampaikan, bahwa wisuda sarjana bukanlah akhir dari pembelajaran. Masih ada pembelajaran-pembelajaran selanjutnya, seperti mengamalkan ilmu yang didapat selama kuliah untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat. Selain itu mengajak masyarakat untuk ke arah kemajuan baik lahiriyah ataupun batiniah. “Mulailah berfikir, bagaimana setelah sukses dari sebuah perguruan tinggi, sukses pula berkiprah di masyarakat,” tambahnya. Sementara itu, anggota Majelis Diktilitbang PP MProf Dr H Sutrisno, MAg, mengatakan untuk mengembangkan STIT Muh Kendal perlu bersinergi dengan Amal Usaha

M

engangkat tema “UHAMKA Memajukan Indonesia” tepat pada Sabtu (28/12), Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) resmi menyelenggarakan Wisuda TA 2019/2020 di Balai Sidang Jakarta Convention Center, Senayan Jakarta. Dipimpin langsung oleh Prof Dr Gunawan Suryoputro M Hum selaku Rektor, UHAMKA meluluskan sebanyak 2.828 peserta yang terdiri dari Jenjang Ahli Madya (D-3), Sarjana (S-1) dan Magister (S-2).

Wisuda STIT Muh Kendal ke-16 di kampus setempat, Sabtu (28/12).

Wisuda STIT Muh Kendal ke-16 Muhammadiyah (AUM) Pendidikan, dan AUM lainnya. Menurutnya menghadapi era globalisasi harus disikapi dengan optimis dan langkah-langkah strategis sinergis antara

satu dengan yang lainnya. “Semakin ditingkatkan sinergi akan semakin tinggi tingkat keberhasilannya,” ujar Sutrisno.[]GTA

UHAMKA Luluskan 2.828 Mahasiswa Acara wisuda ini sebagai bukti jejak UHAMKA dalam mendidik dan membentuk generasi yang produktif. “Bimbingan dalam bentuk akademik maupun non-akademik dengan menjadikan generasi milenial yang berilmu, terampil, berkualitas, dan berkemajuan serta berman-

faat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, dan negara,” papar Rektor dikutip dari website resmi UHAMKA. Berbekal prestasi, UHAMKA terus meningkatkan kualitas dengan menerapkan lima program prioritas untuk empat tahun ke depan yaitu, Peningkatan Mutu SDM, Pengem-

Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 19


WARTA PTM

Inaugurasi

Wisuda Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) pada Sabtu (28/12).

bangan Sistem Informasi dan Teknologi, Sistem Penjaminan Mutu, Peningkatan Kesejahteraan, dan Tata Kelola yang Baik. “Kami sa-

ngat bersyukur telah memberikan yang terbaik kepada persyarikatan, bangsa, dan negara. Namun kami sangat menyadari sepenuhnya apa

Pelantikan Rektor Baru UM Magelang. Sumber foto: Suara Merdeka.

Dr Suliswiyadi Resmi Jabat Rektor UM Magelang

S

abtu-(18/01), Dr Suliswiyadi M Ag resmi dilantik menjadi Rektor UM Magelang Periode 2020-2024 mengantikan Ir Eko Muh Widodo MT yang telah 20 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

menjabat dua periode. Bertempat di Aula Rektorat UM Magelang, prosesi pelantikan dilakukan Dr Muhammad Samsudin selaku Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.

yang telah kami darmakan masih harus disempurnakan karena adanya perubahan pada setiap zaman,” tutupnya.[]APR Dalam sambutannya, Dr Suliswiyadi mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan. Baginya, amanah merupakan sebuah perwujudan tanggung jawab moral untuk mewujudkan visi misi, tujuan dan sasaran UM Magelang dimasa yang akan datang. “Ke depannya, fokus UM Magelang pada Grand Design akreditasi yang sesuai dengan perkembangan,” paparnya. Ia optimis UM Magelang akan tetap menjalankan fungsinya sebagai perguruan tinggi yang menjadi agen perubahan sosial bagi masyarakat serta kontrol sosial bagi pemerintah. Di lokasi yang sama, tekad rektor baru ini didukung oleh Pemerintah Kabupaten Magelang. Hal ini sesuai dengan pemaparan Drs Sugiyono MSi selaku Kepala Bappeda Kabupaten Magelang. "Pemerintah Kabupaten Magelang akan terus berkomitmen untuk mendukung terwujudnya visi UMM menjadi sebuah institusi pendidikan tinggi yang unggul dan Islami," katanya. []APR


WARTA PTM

Inovasi Dosen UMM Ciptakan Drone Canggih Untuk Pertanian

D

Eco block kompos oleh kelompok KKN-P Umsida.

Eco Block Kompos Media Baru Bercocok Tanam Kelompok KKN Pencerahan (KKN-P) Universitas Muh Sidoarjo, Desa Tambakrejo mengenalkan media baru bercocok tanam bagi masyarakat Tambakrejo, Desa Tambakrejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Eco block kompos menjadi pilihan karena media tanam ini sangat efisien dan ramah lingkungan meskipun masih masih terdengar asing di telinga masyarakat Jawa Timur khususnya Kediri. Selain itu cara pemakaiaan yang praktis dirasa akan memudahkan masyarakat Tambakrejo untuk menggunakannya sebagai media baru bercocok tanam. Dipaparkan oleh Rahmadhani Rizky selaku koordinator desa, bahwa percobaan pembuatan eco block kompos membutuhkan waktu 2-3 hari. Hal ini untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan, bahan-bahan yang dibutuhkan serta praktek. “Cara penggunaannya sangat mudah. Gali tanah sesuai ukuran eco block kompos. Lalu masukkan eco block kompos ke dalam galian tanah dan masukkan bibit ke dalamnya. Setelah itu tutup kembali lubang galian dengan tanah. Siram dengan campuran air EM4. Setelah ditanam, hanya tinggal menyiramnya secara rutin tanpa harus menambah pupuk lagi,” jelas Rahmadhani. Rahmadhani berharap dengan adanya eco block kompos ini masyarakat bisa lebih menghemat penggunaan bahan dasar plastik. ”Tidak perlu menggunakan polybag plastik sebagai media untuk menyemai tanaman, karena menggunakan eco block kompos juga bisa dan sangat praktis serta ramah lingkungan,” pungkasnya. []GTA

r Wahono dosen Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan tiga jenis drone yang terdiri dari Motodoro MX, Fram Mapper, dan Spraying Robot Indonesia (SRI). Rangkaian Dr Wahono ini diciptakan untuk mendukung dunia pertanian yang lebih modern di Indonesia. “Lewat model pertanian ini kita bisa meningkatkan produktivitas tanaman serta mengefisiensi biaya,” papar Dr Wahono. Tiga drone yang diciptakan memiliki keunggulan masingmasing. Motodoro MC berjenis Flying Wing dalam sekali terbang dapat memetakan sekitar 700 hektare. Kedua, Farm Mapper dapat terbang serta landing vertikal dengan daya jangkau 400-500 hektare. Sedangkan ketiga, SRI dapat berfungsi untuk aplikasi peptisida. “Aplikasi untuk pupuk dan peptisida oleh SRI ini cerdas, karena ia hanya menyemprot pada tempat yang membutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan dengan kapasitas 23 liter,” paparnya. Luas tanah yang dapat dijangkau 10 hektare dengan jangka waktu 1 jam. Selain itu, SRI juga memiliki sistem kerja yang mewakili mata dan berfungsi melakukan pemilahan atas tanaman sehat dan berpenyakit. Karena SRI memiliki sensor yang lebih presisi, lebih akurat secara kuantitatif. Dr Wahono menambahkan, sensor dapat menganalisis tingkat kesehatan tanaman sehingga lebih objektif tanpa perlu turun ke lapangan. Muhadjir Effendi selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) turut mengapresiasi karya tersebut dan menyarankan untuk segera diseminasi. “Jadi tinggal digunakan secara betul agar bisa diadopsi oleh para petani, karena kecepatannya bisa berkali-kali lipat dibandingkan dengan tenaga manual,” kata Muhadjir. []APR

Percobaan drone yang dihadiri langsung oleh Muhadjir Effendi selaku Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Sumber foto: Website UMM.

Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 21


WARTA PTM

Salindia

Kamis (3/1), pimpinan STAI Muhammadiyah Tulungagung melakukan kunjungan kerja ke Universitas Muhammadiyah Malang.

Prodi Fisioterapi STIKes Muh Palembang menggelar kegiatan kuliah tamu yang dilaksanakan dari tanggal 26 hingga 28 Januari 2020 di Auditorium STIKes Muh Palembang.

STIE Muh Tanjung Redeb mengadakan pekan kompetisi debat mahasiswa, Sabtu (21/12).

Mahasiswa Stikes Muh Bojonegoro mengikuti lomba tari tradisional Se-Kabupaten Bojonegoro di Lapangan Sosrodilogo Trucuk Bojonegoro dengan tema “Mari Bersama Lestarikan Budaya Negeri”.

Pembekalan kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 1 bagi mahasiswa semester 3 untuk 4 program studi di STKIP Muh Bangka Belitung di Gedung Rektorat Lantai 4, Selasa (21/1).

Universitas Muh Kendari (UMK) melaksanakan Workshop dengan tema “Standarisasi Pengelolaan Jurnal Online dan Strategi Penulisan Artikel pada Jurnal Bereputasi” di ruang teleconference UMK, Gedung Baru lt.3, Rabu (29/1/20).

22 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020


WARTA PTM

Kronik

Kerja sama UMSU-USM di Malaysia, Senin (2/3).

S

UMSU-USM Malaysia Jalin Kerja Sama Penelitian

ejak 2006 UMSU dan Universitas Sains Malaysia (USM) telah menjalin kerja sama. Hubungan ini kembali dipererat dengan mengembangkan kolaborasi dalam berbagai isu. Jika sebelumnya berfokus pada isu pembangunan Islam, maka kali ini dikembangkan ke bidang teknik. Begitu papar Dr Agussani saat melakukan penandatanganan naskah kerja sama di kampus USM Pulau Pinang Malaysia, Senin (2/3). Ia menegaskan, kerja sama ini tidak sekedar penandatanganan MoU atau MoA namun harus direalisasikan dalam bentuk nyata. “Saya berharap kerja sama ini dapat dikembangkan dalam bentuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Secara teknis akan dilanjutkan dengan diskusi antara dosen dan fakultas,” paparnya.

K

epala L2DIKTI II Prof Slamet Widodo memberikan bimbingan teknis kepada dosen di STKIP MBB, Jumat (17/01). Prof Slamet Widodo dalam kesempatan itu memberikan motivasi kepada para dosen agar terus meningkatkan kinerjanya. Prof Slamet berpesan agar dosen terus meningkatkan jumlah penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan luaran yang dihasilkan dari penelitiannya. Beliau juga menantang dosen-dosen untuk segera

Naib Chancelor USM, Prof Faisal Rafiq berharap kerja sama ini dapat menjadi pondasi yang kokoh untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemaslahatan bersama. “Ada banyak hal yang bisa dilakukan bersama dalam rangka menimba pengetahuan dan berbagi pengalaman dalam pengajaran dan penelitian,” tutupnya. Usai penandatanganan naskah kerja sama Rektor UMSU bersama dengan tim melakukan diskusi dengan dekan fakultas teknik serta kunjungan ke laboratorium teknik sipil.[]APR

STKIP MBB Siap Jadi Universitas melanjutkan jenjang pendidikannya ke tingkat doktor. “Jadi dosen itu harus profesional, harus punya jenjang akademik dan tingkatkan selalu penelitiannya,”tegasnya. Dalam kesempatan itu ia juga berharap agar STKIP MBB bisa segera berubah menjadi universitas. “Saya akan dorong terus agar kam-

pus ini segera menjadi universitas, nanti buka program-program yang memang diminati oleh masyarakat seperti PAUD, Pendidikan Profesi bahkan kedokteran, saya ingin ada fakultas kedokteran di Pangkalpinang ini yang dibuka oleh kampus swasta,” paparnya. Sebelum memberikan arahan Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 23


WARTA PTM

Kronik Profesor Slamet sempat mengelilingi kampus STKIP MBB untuk melihat kesiapan menjadi universitas. “Setelah saya keliling-keliling tadi saya lihat kampus ini sudah layak menjadi universitas, kampusnya sudah bagus dan layak,” tandanya. Dalam kesempatan tersebut Ketua STKIP MBB Dr Asyraf Suryadin menyatakan sangat berharap kampus ini segera berubah menjadi universitas. Kegiatan ini dihadiri oleh Pimpinan Pengurus Wilayah Harian STKIP MBB, Hasan Rumata dan Warsangka, jajaran pimpinan dan Kaprodi, para kepala lembaga, dan juga dosen dari STKIP MBB. []APR

Bimtek Dosen STKIP Muh Bangka Belitung (STKIP MBB), Jumat (17/01).

UM Palembang dan UM Purwokerto Perkuat Entrepreneur Program

Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja sama (SPK) Entrepreneur Creative Program, Sabtu (21/12).

D

alam rangka memperkuat entrepreneur program, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UM Palembang melakukan kerja sama dengan FEB UM Purwokerto. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja sama (SPK) mengenai En-

R

ibuan Warga Medan pemburu gerhana matahari cincin memadati halaman kampus pascasarjana untuk mengikuti shalat sunah dan menyaksikan fenomena alam Gerhana Matahari Cincin (GMC) yang terjadi Kamis (26/12) pukul 10.10 sampai pukul 14.10 WIB. Observatorium Ilmu Falak (OIF) 24 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

trepreneur Creative Program oleh Dekan FEB UM Palembang Drs Fauzi Ridwan, SE, MSi, dan Dekan FEB UM Purwokerto Ahmad Darmawan, SE, MM, dilakukan di bazar pameran UMKM UM Purwokerto, Sabtu (21/12). “Di era revolusi industri 4.0 ini lulusan harus dibekali dengan ECP dan diberi keleluasaan untuk berkreasi dan inovasi,” ujar Ahmad Darmawan. Ia melanjutkan saat ini mahasiswa FEB UM Purwokerto semester 1 sudah harus melakukan event organizer minimal dua kali secara berkelompok. Menurutnya juga keputusan kolaborasi ini sangat tepat. Hal ini agar pencapaian visi misi tujuan dan sasaran dapat dicapai secara baik dan berkesinambungan. Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Dekan I FEB Universitas Muhammadiyah Palembang Drs Sunardi, SE, MSi, dan Kaprodi Manajemen Maftuhah, SE, MM. []GTA

Pasca Gerhana Matahari, UMSU Pecahkan Dua Rekor MURI UMSU membagikan 3.000 unit kacamata khusus gratis untuk digunakan melihat GMC. Pembagian kacamata ini sekaligus akan mencatatkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pengamatan GMC terbanyak. “Selain pembagian kacamata gratis, OIF UMSU juga membangun kamera lubang ja-


rum rakasasa berukuran, 7,5 m × 15 m yang juga memecahkan rekor MURI,” kata Kepala OIF UMSU, Dr Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar. Andre Purwandono selaku Manager Operasional MURI menyampaikan kamera lubang jarum UMSU merupakan yang terbesar di Indonesia hingga dunia. Rektor UMSU Agussani juga mengatakan kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat kepada Allah SWT. Kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang fenomena alam yang terjadi. “Momen gerhana matahari ini sebagai momen motivasi, momen keimanan, dan momen berkumpul bersama saudara-saudara kita di Sumut. Sebagai lembaga pendidikan momen ini juga digunakan sebagai sarana edukasi kepada masyarakat,” ucap Agussani.

Rekor Muri yang diraih UM Sumatera Utara dalam fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC), Kamis (26/12).

Dalam kesempatan itu, Rektor juga menyinggung tentang upaya perguruan tinggi yang dipimpinnya untuk lebih mengembangkan keberadaaan OIF UMSU dengan membuka cabang di Barus, Tapanuli Tengah. Rencana itu telah mendapat dukungan dari Pemkab Tapteng karena diyakini akan lebih meningkatkan sumber daya manusia.[]APR

ITB-AD FGD Lintas Sektoral dan Kolaborasi Riset

Pembukaan FGD Lintas Sektoral dan Kolaborasi Riset di Hotel Pondok Indah, Rabu (5/2).

M

elalui Center Of Human And Economic Development (CHED) Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD) menggelar kegiatan FGD lintas sektoral dan kolaborasi riset dengan tema “Industri tembakau perspektif investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia (optimalisasi fungsi cukai)” di The Bellevue Suites Hotel Pondok Indah, Rabu hingga Jumat (5-7/2).

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyikapi kebijakan pemerintah tentang kenaikan cukai rokok yang telah ditetapkan dan berlaku pada 1 Januari 2020 begitu pula untuk cairan rokok elektrik (vape). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.010/2019, cukai vape akan naik sebesar 25% dari harga yang berlaku sekarang. Saat ini cukai cairan vape dikenakan sebesar 57% dari harga jualnya. Berangkat dari situlah memunculkan berbagai prespektif dari berbagai sudut pandang yang akan dikupas. Dalam kesempatan ini, hadir Dr Ir Mochammad Fadjroel Rachman, M H selaku Juru Bicara Presiden Joko Widodo sebagai keynote speaker. Hadir juga sebagai pembicara, Dr Mukhaer Pakkanna Rektor ITB AD, Dr Faisal H Basri SE MA Pengamat Ekonomi & Politik, dan Prof Dr Fachry Ali MA Pengamat Ekonomi. Dalam sambutannya, Dr. Mukhaer Pakkanna mengatakan, selain sumber dana dari tarif cukai tembakau, pemerintah dan DPR RI harus bekerja keras menambah obyek cukai, tiEdisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 25


WARTA PTM

Kronik dak sebatas tiga produk/obyek. “Oleh karena itu, legislatif harus berjuang keras merevisi UU No 39 Tahun 2007 tentang Cukai. Besarnya potensi dan obyek cukai di Tanah Air itu, sejatinya tidak membuat Pemerintah kelimpungan dalam menambal defisit BPJS dan mengorbankan hak rakyat terhadap akses kesehatan yang adil,” kata Mukhaer. Mukhaer melanjutkan banyaknya klausul yang memberi ruang bagi rokok raksasa melakukan transaksi ekonomi politik menjadi sebuah keanehan karena beberapa negara lain membatasi keterlibatan rokok namun

di Indonesia justru sebaliknya. Sementara, Dr. Ir. Mochammad Fadjroel Rachman, M.H. selaku Juru Bicara Presiden Joko Widodo dalam pemaparannya mengapresiasi Muhammadiyah yang tetap istiqomah berada di jalan yang lurus dengan fatwa majelis tarjih Muhammadiyah tahun 2010 dan pada tahun 2020. “Pemerintah berupaya mendengarkan semua pihak karena inilah salah satu cara yang dikerjakan oleh pemerintah dalam mengambil keputusan. Sehingga menjadi penting buat kami mendengarkan apa yang dibicarakan, apa yang menjadi riset dan apa yang didiskusikan menjadi masukan dan rekomendasi buat kami untuk bisa mengembangkan lebih jauh”. Selain mengadakan diskusi, Roosita Meilani Dewi selaku Kepala CHED ITB-AD menyebutkan akan diadakan workshop dan kolaborasi riset. Kegiatan ini dihadiri 100 peserta yang berasal dari Kementerian dan Lembaga Negara terkait, akademisi yaitu dosen dan peneliti dari AFEB PTMA, dan Lembaga Jejaring Pengendalian Tembakau, serta NGO lainnya. []APR

Baitul Arqom Bangun Loyalitas Sivitas Akademika UML

Pelaksanaan Baitul Arqom hari pertema, (23/12).

P

usat Pengembangan Studi Islam (PPSI) UM Lampung bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung menggelar Baitul Arqom bagi pimpinan, dosen, dan karya-

S

elasa, (7/01) – Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) resmi launching Gedung fakultas kedokteran UHAMKA yang berlokasi di Parung Serab, Ciledug, Kota Tangerang. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Ketua Umum Pimpinan Pu26 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

wan. Digelar di aula lantai 2, Senin (23-25/12), Baitul Arqom tahap ke-4 diikuti oleh 31 peserta. Baitul Arqom kali ini mengusung tema “Membangun komitmen ber-Muhammadiyah dan loyalitas terhadap persyarikatan pimpinan, dosen, dan karyawan UML”. Ketua PWM Provinsi Lampung, Prof Dr Marzuki Noor, MSi, yang membuka acara menyampaikan Baitul Arqom merupakan wadah pengkaderan Muhammadiyah dan merupakan bentuk usaha memperbaiki diri. “Kegiatan ini sangat menyenangkan dan bermanfaat. Tujuan kegiatan ini untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Kemuhammadiyahan lebih khusus lagi dalam peningkatan wawasan keagamaan,” ujar Rektor UML, Dr Dalman MPd. Dr Dalman juga menyampaikan bahwa kegiatan Baitul Arqam ini wajib bagi seluruh pimpinan dan karyawan UML. Ia berharap agar peserta dapat mengikuti kegiatan dengan sebaik-baiknya hingga tuntas karena jika tidak, maka harus mengikuti tahap berikutnya.[]GTA

UHAMKA Resmi Dirikan Gedung Fakultas Kesehatan sat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir M.Si., didampingi PLt Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah III Dr. M. Samsuri, S. Pd , MT, Rektor UHAMKA Prof. Dr. Gnawan Suryoputro, M.Hum dan Prof Dr Chairil


Anwar mewakili Majelis Diktilitbang PPM. Dalam sambutannya, Prof Haedar Nashir mengapresiasi adanya pembangunan gedung baru yang diinisiasikan oleh UHAMKA. “Dengan fasilitas yang sudah dimiliki UHAMKA, maka saya berharap bisa segera go internasional. Tentu peningkatan secara kuantitas tersebut tetap harus ada ruh, jiwa dan memperhatikan kualitas pendidikan,” ungkapnya melalui website resmi UHAMKA. Ia melanjutkan, untuk menjaga marwah Muhammadiyah, UHAMKA harus menerapkan dua nilai dasar yakni keikhlasan dan komitmen. “Kesetiaan seluruh sivitas akademika untuk bersama-sama bekerja keras memajukan UHAMKA itulah bagian dari komitmen,” jelas beliau. Dr Wawang S Sukarya selaku Dekan Fakulutas Kedokteran memaparkan saat ini UHAMKA telah memasuki tahun ke dua dalam penerimaan

Pendandatanganan prastasu pembangunan gedung fakultas kesehatan UHAMKA, Selasa (07/1).

mahasiswa. “Sedangkan kebutuhan tenaga medis masih sangat besar, kekurangannya hampir delapan hingga 10 kali lipat,” paparnya. Memakan waktu kurang lebih 18 bulan, gedung kesehatan UHAMKA sudah dapat digunakan. “Setelah mengajukan permohonan izin membuka program studi kedokteran, akhirnya Kemenristekdikti melalui Surat Keputusan Menristek akhirnya menerbitkan ijin bernomor 250 tahun 2018 program sarjana dan profesi dokter,” papar Prof. Dr. Gunawan Suryoputro selaku Rektor UHAMKA.[]APR

Alumni D-3 Keperawatan Unimus ke Jepang

Prof Dr Masrukhi MPd melepas para alumni untuk bekerja ke Jepang, Senin (30/12).

S

enin (30/12), Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) Prof Dr Masrukhi MPd melepas delapan lulusan D-3 Keperawatan untuk bekerja di Jepang. Kedelapan alumni tersebut ialah Aulia Prastika Dewi, Fina Tri Romdonah Titian Wulandari, Asri Apriliyaningtyas, Retno Setianingrum, Janita Dwi Prawitasari, Radian Aditya Dewangga, dan Tema Daru Yanuar. Mereka akan

bekerja menjadi perawat caregiver lansia selama 3 tahun di rumah sakit Iryo Houjin Seiwaikai Kyoritsu Byouin, Ise Kanko Ansen Kabukighaisa Gurupuhomu Himwari, dan Kaigo Roujin Hoken Shisetsu Fureai. Diungkapkan lulusan D-3 Keperawatan ini telah lolos melewati seleksi ketat dan mengikuti training selama satu tahun di PT Magdi Indonesia. “Para user penerima alumni juga telah berkunjung ke laboratorium keperawatan Unimus untuk memerikasa kesiapan dan kompetensi alumni,” ujar Ns Chanif, MNS Ketua Prodi D-3 Keperawatan. Prof Dr Masrukhi MPd berpesan kepada para alumni untuk menjaga soft skill dengan baik. Menurutnya di era globalisasi sekarang persaingan bekerja dengan kompetitor dari berbagai negara adalah suatu keniscayaan. “Ke depannya semoga para lulusan dari program studi lain di Unimus dapat bekerja di Jepang,” tuturnya.[]GTA Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 27


WARTA PTM

Kronik Solidaritas Mahasiswa PTMA untuk Korban Banjir Jabodetabek

Beberapa aksi solidaritas yang dilakukan oleh mahasiswa PTMA.

B

encana banjir di Jabodetabek-Banten pada awal tahun 2020 menggerakkan mahasiswa PTMA di berbagai wilayah Indonesia untuk menggelar aksi solidaritas. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dengan menggalang dana di beberapa titik kampus dan Kota Sukabumi, Senin-Jumat (6-10/1). Sebanyak 30 mahasiswa disebar ke beberapa titik kota seperti Pasar Ciwangi, alun-alun, dan Lapangan Merdeka. Nantinya hasil penggalangan dana disalurkan melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC).

K

amis (9/1), Institut Teknologi Sains dan Kesehatan (ITS) PKU Muhammadiyah Surakarta menggelar seminar internasional bertema ‘Health and Technology in 4.0 Era’ di gedung Rektorat ITS PKU Muhammadiyah Surakarta. Seminar diikuti mahasiswa dan dosen dengan menghadirkan Petinggi National Taipei University of Nursing and Health Sciences (NTUNHS), Taiwan Dr Ching Minh Duh. Dalam kesempatan tersebut, Ching Minh Duh memaparkan mengenai perkembangan teknologi kesehatan. Seiring perkembangan zaman, hampir semua lini di dunia kesehatan mengimplementasikan teknologi. Rektor ITS PKU Muhammadiyah Surakarta, Weni Hastuti SKep MKes mengatakan seminar tersebut merupakan 28 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

Sementara itu di Kota Metro, Lampung, puluhan mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling (BK) UM Metro melakukan aksi sosial penggalangan dana di beberapa titik keramaian Kota Metro, Selasa (7/10). Rencananya hasil pengumpulan dana akan didonasikan kepada korban bencana banjir melalui Yayasan One Care Indonesia. Berbeda dengan UMMI dan UM Metro, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerjunkan langsung mahasiswa untuk menjadi relawan di tempat kejadian bencana. Tim relawan ini terdiri dari mahasiswa yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa Hizbul Wathan, Menwa, dan Malimpa UMS. Penurunan relawan ini bekerja sama dengan Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Tim relawan berangkat menuju Jakarta pada hari Sabtu (4/1) dan ditugaskan selama dua minggu ke depan. Penugasan tersebut dapat diperpanjang atau pun mengalami pergantian tim dilihat dari evaluasi dan perencanaan saat di lapangan.[]GTA

ITS PKU Muh Surakarta Gelar Seminar Kesehatan dan Teknologi

Petinggi National Taipei University of Nursing and Health Sciences (NTUNHS) Taiwan Dr Ching Minh Duh mengisi seminar internasional di ITS PKU Muh Surakarta, Kamis (9/1).


bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan. “Seminar ini tidak hanya untuk persiapan akreditasi perguruan tinggi maupun prodi, tetapi juga bentuk pertanggungjawaban kami untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya kolaborasi dengan pergu-

ruan tinggi internasional melalui berbagai kegiatan,” ujarnya di sela-sela seminar. Seminar dengan pembicara dari Taiwan ini juga merupakan tindak lanjut kerja sama dengan Perguruan Tinggi Internasional yang sudah dirintis sebelumnya. Beberapa mahasiswa sudah dikirimkan ke luar negeri. ITS PKU Muh Surakarta juga telah mengundang dosen NTUNHS untuk mengisi seminar. Weni memaparkan harapan ke depan dapat melakukan kerja sama di bidang penelitian, publikasi, dan beasiswa.[]GTA

KKN UM Purworejo Prioritaskan Daerah Rawan Bencana

Pembekalan peserta KKN UM Purworejo, Kamis (9/1).

Yang digali atau yang dimantapkan adalah jiwanya, pemikirannya, atau SDM-nya, karena pengalaman kalau pembangunan fisik tanpa diikuti oleh SDM-nya nantinya setelah fisiknya dibangun kemudian rusak, sudah tidak bisa dibangun lagi. Semoga kehadiran mahasiswa dapat memberdayakan masyarakat,” jelas Anas Naryadi M.M selaku Sekretaris Dinas mewakili Kepala Dinas dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Purworejo dalam pembekalan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2020 Universitas Muhammadiyah (UM) Purworejo, Kamis (9/1). Lebih lanjut pihaknya menilai masih banyak dana desa atau dana-dana lainnya yang digunakan desa di Purworejo

S

ekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Mamuju resmi meluncurkan KKN Tematik Pencegahan Stunting, di Gedung Pemuda Mamuju, pada Jumat (10/01). Bersama ‘Aisyiyah dan Pemerintah Kabupaten Mamuju, kegiatan ini juga dihadiri Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dra Hj Siti Noordjannah Djohantini, Kementerian Kesehatan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Barat, H Salihi Saleh, Ketua KPU Sula-

untuk pembangunan fisik saja. Mengusung tema “Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal”, KKN 2020 UM Purworejo memprioritaskan daerah rawan bencana khususnya wilayah Purworejo dan Kebumen bagian selatan. Sebanyak 701 mahasiswa yang dikelompokkan dalam 37 kelompok akan memulai kegiatan KKN pada tanggal 29 Januari-27 Februari 2020 di Kabupaten Kebumen dan 30 Januari-28 Februari 2020 di Kabupaten Purworejo. Dalam pembekalan tersebut, turut hadir Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Kabupaten Kebumen, Ahmad Aminudin Wahid, S.T. Menurutnya sebagai kawasan rawan bencana, Kabupaten Kebumen memerlukan banyak ide-ide baru dalam menangani bencana. “Salah satu upaya mitigasi bencana daerah Kebumen yang paling cepat adalah dengan penanaman pohon bambu dan pohon bakau di daerah pesisir pantai. Selain itu mitigasi penyesuaian cara hidup seperti membuat kolam penampungan untuk daerah-daerah yang rawan banjir,” ungkapnya.[]GTA

STIE Muhammadiyah Mamuju Luncurkan KKN Tematik Pencegahan Stunting wesi Barat, Ustadz Rustang, Bupati Mamuju, H Habsi Wahid, dan beberapa undangan. Dr Muchtar Baso selaku Ketua STIE Muh Mamuju memaparkan selama dua tahun STIE Muh Mamuju telah melakukan pembinaan kewirusahaan dan pembinaan untuk kegiatan mahasiswa (UKM) di Polewali Mandar (Polman). “Alhamdulillah telah diberikan kepercayaan oleh ‘Aisyiyah untuk bekerja sama dalam program stunting dengan memberikan pembekalan kepada Mahasiswa STIEM Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 29


WARTA PTM

Kronik

Launching KKN Tematik Pencegahan Stunting STIE Muhammadiyah Mamuju.

untuk mensosialisasikan ketika ditugaskan KKN di tempat yang sudah ditentukan,” lanjutnya.

L

embaga Studi Islam dan Kemuhammadiyahan (LSIK) Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) melaksanakan Traning of Trainer (ToT) mentor AIK angkatan ke-3, Sabtu-Senin (11-13/1). Kegiatan yang dilakukan selama tiga hari dua malam ini diikuti oleh 30 peserta. Kegiatan ToT mentor AIK rutin dilaksanakan sebagai proses rekrutmen mentor-mentor baru. Membawakan materi psikologi dakwah, sukses akademik sukses dakwah, komunikasi dakwah, tarbiyah ruhiyah da’i, dan roadmap dakwah kampus, narasumber terdiri dari Dr Santoso, Sri Fitria Retnawaty selaku Warek I, Dr Jupendri, Dr Syahrullah, dan dr Taswin Yacob selaku Warek III. Ketua LSIK, Mizan Asnawi, menyampaikan cita-cita untuk mewujudkan kampus Islami di UMRI terus diupayakan. LSIK tidak hanya menyiapkan program perkuliahan 4 semester tapi juga menyiapkan program men-

ToT Mentor AIK UMRI Siapkan Mentor Unggul

Peserta berfoto bersama usai kegiatan ToT mentor AIK angkatan ke-3.

toring AIK mulai semester 1 hingga semester 5. “Karena dalam bentuk kelompok maka diperlukan banyak mentor. Diharapkan mahasiswa menjadi lebih paham dengan Islam melalui mentoring berkelompok ini,” papar Mizan.[]GTA

Kuliah Umum Bangun Konteks Berpikir ABK

S

TIKES Muh Gombong tingkat I mengadakan kuliah umum Komunikasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di kelas Prodi Program Diploma

30 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

Bupati Mamuju, Habsi Wahid mengapresiasi adanya keterlibatan STIEM Mamuju dengan menugaskan mahasiswanya dalam mensukseskan program stunting. “Keterlibatan STIE Muh Mamuju menjadi bentuk upaya penyadaran masyarakat Mamuju,” paparnya. Selaras dengan hal tersebut, Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah mengucapkan terima kasih dan memberikan semangat untuk mensukseskan program ini. “Nantinya, STIE Muh Mamuju dapat menjadi tumpuan untuk melakukan program pemberdayaan masyarakat. Karena untuk memajukan bangsa harus berpikir maju dengan mencetak generasi unggul melalui program stunting ini,” tutupnya. []APR

III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong tingkat I, Sabtu (14/12). Yuli SPd selaku Guru SLB Budi Asih Gombong menyampaikan dalam membangun komunikasi dengan anak berkebutuhan khusus ber-


STIKES Muh Gombong mengadakan kuliah umum Komunikasi Anak Berkebutuhan Khusus, Sabtu (14/12).

beda dengan anak normal lainnya. “Salah satu hal yang harus dibangun lebih dahulu adalah bagaimana konteks berpikir anak disabilitas,” paparnya.

S

ebanyak 37 peserta dari KUI PTMA se-Indonesia mengikuti Workshop Erasmus Plus Program & Credit Transfer bagi PTMA se-Indonesia, Senin-Selasa (27-28/1/2020). Kegiatan yang berlangsung di Hotel Santika, TMII, Jakarta tersebut resmi dibuka oleh Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PPM Prof Edy Suandi Hamid. Bertindak sebagai tuan rumah kegiatan ini adalah UHAMKA. Dalam sambutannya, Prof Edy memaparkan bahwa program beasiswa Erasmus Plus atau Erasmus Mundus adalah beasiswa sangat bereputasi, yang menawarkan kuliah di PT ternama di Eropa dengan tingkat kompetisi yang sangat ketat. Karena itu, melalui Asosiasi Kantor Urusan Internasional (ASKUI), Prof Edy mendorong setiap Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) untuk memanfaatkan berbagai skim beasiswa Erasmus Plus tersebut Sementara itu, Rektor UHAMKA Prof Dr Gunawan Suryoputro M.Hum berharap peserta yang berasal dari berbagai PTMA dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar bagaimana membuat proposal guna men-

Ia melanjutkan, kunci komunikasi yang sederhana dan berulang dengan mencontohkan bagaimana mengenalkan diri menggunakan bahasa sederhana dan mudah diingat. “Saya tidak mungkin memperkenalkan diri dengan nama lengkap beserta titel pendidikan yang saya punya kepada anak penyandang disabilitas. Saya akan membahasakan nama saya ‘Yuli’ saja,” ujarnya dikutip dalam website resmi STIKES Muh Gombong. Setelah dibuat lebih sederhana, para pendamping anak disabilitas tak boleh bosan mengulang segala sesuatu yang perlu diketahui oleh anak. Pada kesempatan ini, mahasiswa STIKES Muh Gombong dapat memperoleh wawasan baru mengenai bagaimana cara berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus.[]APR

Uhamka Adakan Workshop Erasmus Plus

Workshop Erasmus Plus Program & Credit Transfer bagi PTMA se-Indonesia.

dapatkan beasiswa Erasmus Plus. “Antar PTMA bisa saling memberikan informasi bagaimana membuat proposal beasiswa dan kredit transfer. Supaya semua PTMA mendapatkan kesempatan dan pengalaman yang sama. Beberapa PTMA yang sudah mendapatkan beasiswa Erasmus Plus di antaranya UHAMKA, UMS, UMM, UMJ, UMY,” jelas Rektor. Sementara Ketua ASKUI Yordan Gunawan berharap setelah pelatihan ini, semakin banyak dosen, staf dan lulusan PTMA yang mendapatkan beasiswa Erasmus Plus. []RED Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 31


Profil PTM

WARTA PTM

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

UMSIDA Terus Genjot ASEAN Recognition

Gedung Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

K

ilas balik sejarah pendirian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) cukup panjang. Dirintis sejak tahun 1984 dengan membuka Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Sidoarjo, selanjutnya pada tahun 1990 membuka Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK) Muhammadiyah Sidoarjo, dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Muhammadiyah Sidoarjo. Pada tahun 2000, semua Sekolah Tinggi yang ada secara resmi digabung menjadi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA). Sampai dengan semester ganjil tahun akademik 2019/2020 ini UMSIDA memiliki 5 Fakultas dan 28 Program Studi (Prodi). Dari 5 fakultas dan 28 prodi tersebut UMSIDA memiliki 10.656 mahasiswa yang tersebar di tiga kampus. Jumlah mahasiswa yang masuk setiap tahun mengalami peningkatan. Demikian pula jumlah kelulusannya juga mengalami peningkatan. Sejak menjadi Universitas tahun 2000 hingga saat ini, UMSIDA telah meluluskan 13.538 wisudawan, terdiri dari 1.105 Diploma, 12.070 Sarjana, dan 363 Pascasarjana. Pada wisuda ke-34 ini, UMSIDA meluluskan 851 wisudawan dari jenjang Diploma, Sarjana dan Pascasarjana.

Terus Mengupayakan Peningkatan 32 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

UMSIDA terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dosen dan tenaga Kependidikan yang bermutu. Saat ini UMSIDA memiliki 222 dosen tetap dengan berpendidikan S-2 sebanyak 185 orang dan yang berpendidikan S-3 sebanyak 37 orang. UMSIDA turut mendorong para dosen untuk meningkatkan kualifikasi akademiknya. Saat ini ada 45 dosen tetap yang sedang menempuh studi Program Doktor (S-3) di dalam dan luar negeri. Sejalan dengan pertumbuhan mahasiswa, UMSIDA terus menambah jumlah dosen tetap secara proporsional. Ke depan diproyeksikan 50% dari jumlah dosen tetap yang ada bergelar doktor atau sedang menempuh Program Doktor. Hal lain yang tak kalah penting dilakukan adalah penguatan sistem akademik dengan melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang ada saat ini. Kurikulum diarahkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan teknologi yang berkembang dengan pesat. Penguatan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan juga ditekankan. Ini dilakukan dengan memberikan pembinaan kepada dosen dan mahasiswa tentang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Pembinaan dalam bentuk pendampingan untuk program baca tulis Al-Quran. Untuk mengoptimalkan kegiatan ini, UMSIDA telah membentuk lembaga khusus yang bertanggung jawab terhadap program ini, yaitu unit Lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LIK). Setiap tahun LIK akan


UMSIDA Terus Genjot ASEAN Recognition

melakukan evaluasi terhadap kemampuan dosen dalam baca tulis Quran tersebut. Di mahasiswa, penguatan dilaksanakan mulai semester pertama dengan kegiatan PEKATMU dan sertifikasi baca Qur’an. Pengembangan sistem informasi akademik dan e-learning terus digenjot. Untuk lebih memudahkan proses, maka seluruh transaksi akademik mahasiswa dilaksanakan melalui SIM. Pemanfaatkan SIM tersebut juga bertujuan memberikan kesempatan pada orang tua untuk mengetahui perkembangan akademik putra/putrinya. Lalu dengan e-learning maka mahasiswa dan dosen mempunyai ruang yang lebih luas untuk melakukan interaksi (konsultasi).

Pentingnya Kerja Sama

UMSIDA melihat bahwa penting bagi perguruan tinggi untuk melakukan kerja sama dengan berbagai stakeholders. Kedudukannya yang sangat penting ini terkait oleh empat hal. Pertama adalah kepercayaan pihak luar atas kemampuan UMSIDA dalam menyelesaikan permasalahan bersama secara komprehensif. Kedua adalah menunjukkan sejauh mana perguruan tinggi memiliki kepedulian dalam menyelesaikan permasalahan di dalam masyarakat melalui tridarma perguruan tinggi. Kemudian kerja sama merupakan perwujudan pencapaian visi misi lembaga untuk menyejahterakan masyarakat. Semakin dalam kerja sama yang terwujud melalui kegiatan aktif dengan lembaga nasional dan internasional menunjukkan pencapaian visi untuk Asean recognition tahun 2038 akan semakin jelas. Terakhir, kerja sama menunjukan peningkatan kualitas tridarma itu sendiri. Kolaborasi dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, dan abdimas dengan benchmarking terhadap perguruan tinggi yang memiliki kualitas yang lebih baik untuk semua sivitas akademik. UMSIDA sudah melakukan berbagai kerja sama baik tingkat regional maupun internasional. Kerja sama regional sudah berjalan dengan pemerintah daerah Sidoarjo dan sekitarnya, dengan BUMN, dengan PTM, PTS, dan PTN terkait benchmarking, dengan Persyarikatan Muhammadiyah, dan Amal Usaha Muhammadiyah lainnya. Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah pendampingan desa, penelitian, pendampingan SKPD Pemda, program kerja sama pendidikan untuk aparatur pemerintah, pengembangan sistem informasi. Hal lainnya adalah PMMB (program magang mahasiswa bersertifikat) di beberapa BUMN seperti Pertamina, PLN, BRI, dan instansi-instansi lain. Kerja sama dengan dunia industri juga dilakukan UMSIDA untuk peningkatan daya saing lulusan dan pencapaian learning outcome mahasiswa melalui magang dan PKL. Kerja sama internasional sejauh ini dilakukan dengan lembaga dan perguruan tinggi luar negeri. Beberapa perguruan tinggi yang telah menjalin kerja sama dengan UMSIDA antara lain, UUM, USIM, UNISZA, National Taiwan University, Khonkaen University, beberapa universitas di Brunei Darussalam, dan masih banyak universitas lain. UMSIDA juga melaksanakan program kredit transfer dan students exchange untuk

mahasiswa, sehingga mampu memberi kesempatan melakukan international exposure untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam persaingan global. Selain itu juga melaksanakan joint research, international grant, dan kegiatan internasional lainnya.

Prestasi dan Target

Prestasi UMSIDA terlihat dari semakin meningkatnya peringkat UMSIDA di antara PTN dan PTS Indonesia lainnya. Pada pemeringkatan Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah Kopertis 7 dalam Anugerah Kampus Unggul (AKU) 2018, UMSIDA meraih Predikat Utama dalam urutan ke-10 dari 4.779 PTN dan PTS se-Indonesia. Pada pemeringkatan yang dilakukan oleh Kementerian Ristekdikti pada tahun 2019, secara kelembagaan UMSIDA berada pada peringkat 151. Lalu dalam pemeringkatan SINTA UMSIDA berada pada peringkat 74. Sementara itu di bidang penelitian, pengabdian masyarakat, dan publikasi, berdasarkan pemeringkatan Kementerian Ristekdikti, UMSIDA masuk kategori utama pada bidang penelitian dan kategori sangat bagus pada bidang pengabdian masyarakat. Jumlah publikasi ilmiah pada tahun akademik 2018/2019 mencapai 245 judul artikel. Sedangkan jumlah HKI Paten UMSIDA pada tahun akademik 2018/2019 sebanyak 3 Paten dan 190 Hak Cipta. Di tahun 2038, UMSIDA memiliki visi “Menjadi perguruan tinggi unggul dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berdasarkan nilai-nilai Islam untuk kesejahteraan masyarakat”. Melalui visi ini, UMSIDA menargetkan untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul dan mendapat pengakuan di tingkat Asia Tenggara (ASEAN Recognition). Saat ini UMSIDA berada pada Renstra pertama, 20182022, yaitu penguatan tata kelola universitas (Good University Governance). Beberapa target terdekat yang sedang dan akan dilakukan untuk membangun UMSIDA adalah meningkatkan jumlah dosen tetap, jumlah dosen berpendidikan S-3, serta meningkatkan jumlah mahasiswa aktif mencapai lebih dari 15.000. Sehingga nantinya jumlah rasio dosen dan mahasiswa dapat proposional. UMSIDA juga bertekad mencapai status terakreditasi unggul untuk APT. Oleh karena itu, UMSIDA menargetkan bertambahnya jumlah program studi yang terakreditasi A, dengan prosentase minimal sebesar 30% dari jumlah program studi yang ada, serta diperolehnya akreditasi internasional untuk 2 atau 3 program studi di UMSIDA. Disusul dengan meningkatkan riset dan pengabdian masyarakat oleh dosen dan mahasiswa serta meningkatkan publikasi ilmiah di jurnal bereputasi nasional dan internasional. Taget lain yang ingin dicapai ialah tercukupinya sarana dan prasarana perkuliahan beserta fasilitas pendukungnya. Menyelesaikan renovasi gedung 3 lantai di kampus 1 yang diproyeksikan untuk kantor pusat, membangun gedung baru 23 lantai “At-Tanwir Tower” di kampus 3, serta melengkapi kebutuhan laboratorium termasuk bahan dan peralatannya. []GTA Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 33


Profil PTM

WARTA PTM

Rektor UM Sidoarjo Dr. Hidayatulloh, M.Si

UMSIDA Simbol Kemajuan Sidoarjo dan Jawa Timur Apa visi dan misi UMSIDA?

D

ilantiknya Dr. Hidayatulloh, M.Si secara resmi untuk kali kedua menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) periode 20182022 menunjukkan betapa besar kepercayaan terhadap dirinya untuk kembali membangun UM Sidoarjo. Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo ini pun langsung bergegas dalam melaksanakan rancangan-rancangan untuk UMSIDA yang lebih maju. Rubrik ini akan membahas secara khusus bagaimana Dr. Hidayatulloh akan membawa UMSIDA di periode 2018-2022 ini.

Apa arti UMSIDA bagi Anda?

Bagi saya, UMSIDA mempunyai banyak arti, di antaranya adalah sebagai sarana dakwah dan perjuangan. Melalui pendidikan tinggi dalam mendukung pencapaian visi dan misi Persyarikatan Muhammadiyah, UMSIDA merupakan sarana mewujudkan masyarakat Islam sebenar-benarnya. UMSIDA juga menjadi tempat berhidmatnya pegawai dalam berusaha mendapatkan rizki untuk mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Oleh karena itu bertambah besarnya UMSIDA akan memberikan peningkatan kesejahteraan lahir dan batin bagi pegawai dan keluarganya. Selain itu UMSIDA merupakan simbol kemajuan Kabupaten Sidoarjo dan Jawa Timur karena keunggulan pendidikan tinggi yang dijalankan oleh UMSIDA. Di Sidoarjo UMSIDA menjadi perguruan tinggi terbaik dari 10 perguruan tinggi yang ada dan peringkat 10 dari 326 perguruan tinggi swasta di Jawa Timur. 34 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

UMSIDA yang didirikan sejak tahun 1984 sampai sekarang telah mengalami perkembangan yang signifikan, baik dari sisi jumlah mahasiswa, sarana prasarana, maupun sumber daya manusianya. Kini UMSIDA memiliki visi 2038 yaitu “Menjadi perguruan tinggi unggul dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berdasarkan nilai-nilai Islam untuk kesejahteraan masyarakat�. Visi ini meniscayakan UMSIDA untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul dan mendapat pengakuan di tingkat Asia Tenggara (ASEAN Recognition). Dari visi tersebut telah ditetapkan 5 tonggak capaian visi UMSIDA 2038, yaitu Good University Governance (20182022), National Recognition (2022-2026), National Competitiveness (2026-2030), ASEAN Networking (2030-2034), dan ASEAN Recognition (2034-2038). Masing-masing tonggak capaian ini dijabarkan dalam Renstra UMSIDA empat tahunan.

Bagaimana strategi Anda mewujudkan visi dan misi UMSIDA?

Strategi yang ditetapkan untuk mencapai ASEAN Recognition ini dimulai dengan menurunkan visi ke dalam misi, tujuan, sasaran, dan strategi pencapaian sasaran. Selanjutnya menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) UMSIDA 2018-2038. Dari RIP ini kemudian diturunkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra) 4 tahunan. Nantinya masing-masing Renstra ditetapkan target capaian untuk masing-masing bidang. Saat ini UMSIDA berada pada Renstra pertama, 20182022, penguatan tata kelola universitas (Good University Governance). Ini akan berfokus pada penguatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, penguatan sumber daya manusia, peningkatan kerja sama, pengembangan sarana prasarana, dan penguatan sistem informasi yang terintegrasi. Dalam pengembangan SDM, UMSIDA menetapkan kebijakan bahwa dalam 4 tahun ke depan 50% dari jumlah dosen tetap yang dimiliki telah berpendidikan S-3 (Doktor). Untuk itu setiap tahun UMSIDA memberangkatkan dosennya untuk kuliah program doktor di dalam dan luar negeri. Selain itu juga ada kebijakan bahwa setiap dosen diwajibkan untuk melakukan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, publikasi ilmiah, dan mengurus kepangkatan akademik dengan


UMSIDA Simbol Kemajuan Sidoarjo dan Jawa Timur

target waktu dan capaian jabatan fungsionalnya untuk masing-masing dosen.

Kepemimpinan seperti apa yang Anda terapkan sebagai Rektor UMSIDA?

Sejak awal memimpin UMSIDA, kami mengembangkan kepemimpinan kolektif kolegial berparadigma TORSIE (Trust, Openness, Responsibility, Synergy, Interdependence, and Empowering). Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut, kepemimpinan yang dibangun dan dikembangkan berbasis kepercayaan (trust). Setiap orang dan unit kerja yang ada di UMSIDA harus saling percaya sehingga masing-masing akan menjaga dan melaksanakan kepercayaan yang diberikan. Untuk mendukung kepercayaan itu, maka perlu dikembangkan budaya keterbukaan (openness) secara proporsional sesuai dengan ketentuan yang ada di UMSIDA. Semua orang yang ada di UMSIDA harus bertanggung jawab (responsibility) atas semua yang dikerjakan dan ditetapkan, sehingga memperkuat kepercayaan yang diberikan. Lalu dalam melaksanakan tugas-tugas di UMSIDA, perlu menguatkan kerja sama (synergy) antar anggota dalam sebuah unit kerja atau antar unit kerja yang ada. Kemudian perlunya keterlibatan banyak orang untuk mencapai keberhasilan di UMSIDA, tidak hanya karena seseorang atau satu unit kerja saja. Sehingga antar anggota dan unit kerja terjadi saling ketergantungan (interdependence). Kami juga menyadari bahwa kehidupan kampus harus mengalami peningkatan dan pengembangan dari waktu ke waktu, untuk itu harus ada upaya pemberdayaan (empowering) dari anggota di UMSIDA. Dengan demikian maka akan banyak orang yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sekaligus kesempatan yang luas bagi pegawai untuk bisa dipromosikan menduduki jabatan tertentu sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.

Melihat pentingnya SDM dalam sebuah lembaga, seberapa penting peran internal tim dalam membangun UMSIDA?

Peran internal tim sangat penting dalam proses pembangunan di UMSIDA. Tim berperan terutama dalam memberikan motivasi kepada SDM di UMSIDA untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kompetensinya. Motivasi tersebut ditunjukan melalui berbagai bentuk antara lain kebijakan pengembangan SDMG. Selain kebijakan, internal tim berperan dalam menyusun rencana pengembangan untuk beberapa tahun yang akan datang. Rencana tersebut menjadi acuan bagi kegiatan operasional harian UMSIDA. Semua sivitas akademika UMSIDA harus mengarahkan segala sumber daya yang ada saat ini untuk mewujudkan rencana tersebut. Tim juga berperan dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian berdasarkan rencana yang telah disusun. Efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya dalam mencapai capaian yang diperoleh merupakan unsur penting

yang dievaluasi. Hasil monitoring dan evaluasi merupakan dasar untuk menyusun tindakan perbaikan atau menentukan strategi mitigasi untuk meminimalisir risiko negatif yang akan diperoleh.

Apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi selama menjabat sebagai rektor di UMSIDA?

Secara internal hambatan dan sekaligus tantangan yang ada selama menjabat sebagai rektor di UMSIDA antara lain masih kurangnya jumlah dosen tetap yang tersedia sementara jumlah mahasiswa setiap tahun mengalami peningkatan. Kemudian masih kurangnya jumlah dosen dengan kualifikasi doktor dan jumlah dosen yang mempunyai kepangkatan guru besar dan lektor kepala. Hal tersebut lalu berimbas pada penyerapan dana hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari Kementerian Ristekdikti. Meskipun penelitian UMSIDA telah masuk klaster utama dan abdimasnya masuk klaster sangat baik, kondisi ini kurang bisa memaksimalkan dalam perhitungan skor pada standar atau kriteria yang berkaitan dengan dosen pada akreditasi perguruan tinggi maupun program studi. Secara eksternal kita menghadapi tantangan yang berkaitan dengan adanya tuntutan percepatan bagi perguruan tinggi untuk segera menyesuaikan dan memenuhinya regulasi dari Kementerian Ristekdikti maupun dari BAN PT. Misalnya yang berkaitan dengan perubahan standar dan kriteria di dalam akreditasi, tuntutan adanya kompetensi lulusan, tuntutan kualifikasi akademik dosen, sertifikasi dosen, pengembangan e-learning, dan lain-lain. Selain itu pada aspek kelembagaan kita melihat adanya geliat lahirnya beberapa kampus di Sidoarjo, sehingga ini juga menjadi kompetitor bagi UMSIDA.

Bagaimana cara Anda menghadapi hambatan dan tantangan tersebut?

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya yaitu menambah jumlah dosen tetap utamanya yang sudah lulus atau sedang kuliah program doktor, mendorong para dosen untuk mengambil S-3, dan mewajibkan dosen untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat hingga publikasi ilmiah dari hasil riset dan pengabdian masyarakat yang dilakukan. Jika dosen menemui kendala keuangan meskipun sudah berikhtiar maka mereka berhak untuk mengajukan beasiswa internal atau dana hibah internal UMSIDA. UMSIDA juga mengadakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dosen dan tenaga kependidikan, misalnya pelatihan Pekerti dan Applied Approach, e-learning, sertifikasi profesi, pemrograman dan pengamanan data. Selain itu UMSIDA mengeluarkan beberapa kebijakan, seperti pemberlakuan e-learning sebanyak 25% dari total pertemuan perkuliahan pada setiap mata kuliah yang diampu dosen, mendirikan lembaga sertifikasi profesi yang menfasilitasi mahasiswa untuk mengambil ujian sertifikasi kompetensi, dan kebijakan-kebijakan lain. []GTA Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 35


Profil PTM

WARTA PTM

Universitas Muhammadiyah Buton

Orientasi “Entrepreneurship & Islamic Values”

Gedung Universitas Muhammadiyah Buton. Universitas Muhammadiyah Buton Rektor UM Buton Mengukuhkan 1.598 Mahasiswa Baru (15/09/19).

Ayo Kuliah di Universitas Muhammadiyah Buton!” kalimat persuasif yang akan kita jumpai ketika melihat video kreatif untuk Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) TA 2020/2021. Memasuki tahun ajaran baru, seluruh perguruan tinggi mulai mempersiapkan diri untuk memberikan performa terbaik guna menyambut mahasiswa barunya, termasuk UM Buton. Resmi berdiri pada tahun 2001, UM Buton tercatat aktif dan banyak mencetak prestasi. Perguruan tinggi yang terletak di Bau-bau pulau Sulawesi Tenggara ini tercatat memiliki kurang lebih 20 prestasi mahasiswa membanggakan baik pada kancah nasional maupun internasional. “Kami terus mendorong baik dosen maupun mahasiswa untuk senantiasa melakukan pengembangan kompetensi diri dan keilmuannya melalui kegiatan catur Dharma PTM. Pengembangan diri tersebut menuntut baik dosen maupun mahasiswa agar membangun networking baik di internal PTM dan di eksternal non PTM, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” ujar Wa Ode Al Zarliani, Rektor UM Buton yang kami kutip melalui website resmi UM Buton. 36 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

Sarana Prasarana Representatif Berdiri dengan bekal tiga prodi, kini UM Buton semakin berkembang dengan 7 fakultas dan 15 Program Studi. Terdata jumlah mahasiswa UM Buton terus mengalami peningkatan mencapai 5.480 mahasiswa dengan jumlah dosen sekitar 236 orang. Jumlah yang cukup tinggi terus mendorong UM Buton untuk menyediaan sarana dan prasarana representatif yang terdiri dari ruang lab komputer, perpustakaan, lab bahasa, lab teknik, lab praktik peradilan semu, lab PG Paud, masjid, dan fasilitas mendukung lainnya. Waode selalu memahami akan pentingnya pendidikan bermutu guna menunjang pembangunan di segala bidang. “Kami selalu melakukan perbaikan peningkatan mutu melalui strategi pembenahan kurikulum, pembelajaran bermutu, pengelolaan dengan manajemen yang profesional, adaptif dan responsif,” pungkasnya. Prinsipnya, mutu perguruan tinggi harus terus diperbaiki dan berani melakukan evaluasi diri guna menghasilkan lulusan yang berkompeten dan sesuai dengan kebutuhan kerja. Selain kepada mahasiswa, UM Buton sendiri terus men-


Orientasi “Entrepreneurship & Islamic Values”

Mahasiswa PG Paud UM Buton menggelar porseni dan pagelaran karya tahun 2020 (25/1/20). UM Buton Benchmarking Bidang Kerjasama dan AIK ke Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (10/12/19).

dukung penuh mutu dosen terutama dalam meningkatkan nilai penelitian. Mutu pembelajaran sudah dilakukan, mutu pelayanan terus digerakkan, saat ini fokus meningkatkan mutu riset. “Dengan dana riset kita yang besar itu akan lebih luang bagi dosen menghasilkan riset. Sehingga kita akan mendapatkan dosen yang S-2 cepat jadi doktor,” lanjutnya. Internal Menjadi Kekuatan Sebelum menguatkan faktor eksternal, sudah tentu sebuah perguruan tinggi perlu mengkokohkan kekuatan internalnya terlebih dahulu. Peran internal tersebut kemudian menentukan kompetensi yang diperlukan bagi seorang pimpinan perguruan tinggi. Terutama berperan dalam menentukan norma dan kebijakan bidang akademik dan non akademik. Berada di garda terdepan, Waode sangat memahami bagaimana menjaga kualitas tim agar tetap stabil bahkan meningkat ke arah yang lebih baik. Menurutnya, hal ini dapat diwujudkan dengan terus memprioritaskan hubungan dalam bekerja. “Orang bekerja perlu kenyamanan,” begitu singkatnya. Ketika pekerjaan yang dilakukan tidak dengan nyaman maka akan mempengaruhi lingkungan kerja lainnya. Hubungan yang harmonis harus ditanamkan oleh seluruh anggota sivitas akademika. Selain itu, perlunya tupoksi pekerjaan yang jelas baik vertikal maupun horizontal. Waode berpendapat kejelasan tupoksi dalam bekerja akan mengarah pada pemahaman tentang tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. “Di samping itu kejelasan tupoksi juga akan mengarah pada perannya di sebuah perguruan tinggi dan tidak saling iri atas apa yang diperoleh orang lain dan apa yang diperolehnya,” tutupnya. Jalin Hubungan Baik dengan Stakeholder Mewujudkan perguruan tinggi bermutu tidak terlepas dari kerja sama dengan berbagai unsur. Unsur-unsur tersebut membentuk satu kesatuan kerja yang saling menopang antara satu dengan lainnya. “Ini penting dilakukan mengingat perguruan tinggi tidak bisa berdiri sendiri. Karena ke-

tika itu tidak dilakukan maka akan berdampak pada tidak relevannya pelaksanaan sistem pendidikan di perguruan tinggi dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja,” pungkas Waode. Dalam upaya meningkatkan reputasinya, UM Buton kerap menjalin kerja sama dengan beberapa kampus luar negeri. Akhir Oktober tahun lalu misalnya, UM Buton melakukan penandatangan MoU dengan sejumlah Universitas ternama di Tiongkok dalam kegiatan China Education Expo yang diselenggarakan di UAD Yogyakarta. Dalam kerja sama internasional kali ini disepakati beberapa kegiatan, yakni pertukaran mahasiswa (student exchange), Visiting Lecturer, serta program scholarship atau darmasiswa. Strategi Capai Kualitas Perguruan tinggi bermutu akan menjadi sesuatu yang mustahil diwujudkan ketika strategi tidak ada di dalamnya. Aturlah strategi agar mutu bisa diraih. Mengatur strategi perlu analisa dalam merumuskannya. Ketika ditanya mengenai strategi dalam menghadapi kompetitor, Waode dengan lugas menjawab menggunakan “Portofolio Keunggulan”. Agar dapat menarik minat calon mahasiswa baru, Pertama UM Buton kerap melakukan penyebaran exposure yang dilakukan oleh tim marketing. Kedua dengan cara menerapkan Inbound Marketing dengan turun langsung ke sekolah-sekolah serta Outbound Marketing dengan menyebarkan iklan dan chat langsung ke konsumen. Ketiga, UM Buton juga gencar dalam mempromosikan profil kampusnya melalui website dan media sosial lainnya. “Mengaitkan penggunaan teknologi yang semakin besar, para remaja biasanya akan langsung melakukan survey melalui video yang terunggah di youtube daripada berkunjung secara langsung ke UM Buton. Strategi pemasaran UM Buton seperti ini sering dilakukan,” tegasnya. Keempat, UM Buton kerap memberikan fasilitas beasiswa antara lain Beasiswa Bidik Misi, Beasiswa Prestasi Akademik, Beasiswa Pemerintah dan Swasta, maupun Bea� siswa kampus.

Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 37


WARTA PTM

Profil Dosen

Kalau kerja tidak usah memikirkan penghargaan, karena jika pekerjaan kita baik dan profesional hasil pekerjaan itu akan dihargai oleh orang lain,” pungkas dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini. Rahmawati Husein MCP, PhD atau kerap disapa oleh mahasiswanya dengan panggilan Ibu Ama memaparkan kisah dan kiatnya hingga berhasil meraih prestasi yang luar biasa. Jelas saja, ia berhasil menyelesaikan tingkat pendidikan S-3 di University of Texas dengan indeks prestasi 4.0. Tidak hanya itu, keterlibatannya dalam penanggulangan bencana membawa namanya menjadi satu dari 5 alumni lain yang tercatat mendapatkan penghargaan alumni berprestasi pada aspek leadership and humanitarian sebagai 2019 Outstanding alumni. “Tepat pada 14 November lalu, saya diberikan penghargaan atas kontribusi saya yang memberikan dampak pada masyarakat yaitu kontribusi saya

38 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

Rahmawati Husein MCP, PhD

Bekerja Ikhlas Sesuai Passion di bidang kemanusiaan,” paparnya. Studinya yang fokus di bidang Urban Regional Planning berhasil ia tempuh dalam jangka waktu 4 tahun. Prestasi yang ia terima tidak dengan mudah ia dapatkan, sedikit bercerita dengan tim Warta PTM, Rahmawati menjelaskan bahwa sebenarnya ia memang sudah hobi dan senang dalam belajar dan menimba ilmu. Tak heran, jika ia juga kerap terlibat dalam penelitian bersama profesor di masa studinya. “Pengalaman menarik bagi saya, saat masih kuliah saya berkesempatan menjadi asisten riset dalam penelitian profesor. Setiap tahunnya saya diajak untuk menghadiri konferensi tahunan di bidang kebencanaan dan ini menjadi ilmu yang baru bagi saya,”paparnya sedikit bernostalgia.

Selain memperoleh penghargaan dari University of Texas, Rahmawati juga berhasil meraih penghargaan dari Human Initiative Lifetime Achievement Award 2019 sebagai tokoh-tokoh yang menginspirasi dan konsen dalam dunia kemanusiaan. Penghargaan ini ia terima karena kontribusinya di bidang kemanusiaan yang tercatat sudah hampir 16 tahun. “Saya sudah terlibat dalam kerja kemanusiaan sejak 2004,” paparnya menegaskan. Kepeduliannya di bidang kemanusiaan bukan tanpa alasan, ia mengatakan bahwa kontribusinya dikarenakan ketertarikannya pada bidang kebencanaan. “Prinsipnya, jika ada orang yang meminta pertolongan maka kita harus menolongnya,” papar Wakil Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) ini.


Bekerja Ikhlas Sesuai Passion

Prestasi, Profesional, dan Passion

Segudang prestasi yang diraih juga ia dapatkan karena passion dan kecintaanya terhadap pekerjaan. Baginya, passion, ikhlas, komitmen yang tinggi serta profesional merupakan kunci dalam bekerja. “Karena bekerja tapi tidak dengan senang hati itu adalah pekerjaan yang terpaksa,” ungkapnya. Ia juga berprinsip bahwa sebagai dosen harus mengerjakan tugas wajib yang terdiri dari mengajar, pengabdian masyarakat, dan penelitian. Hal ini yang menjadi dorongan dirinya untuk terus meluangkan waktu melakukan penelitian. Alhasil, Rahmawati menargetkan penelitian harus dilakukan minimal sekali dalam setahun. “Aktifnya saya di MDMC menjadi bagian untuk pengabdian masyarakat, namun sebagai dosen saya tetap harus melakukan penelitian,” pungkasnya. Selain dalam bidang akademik, Rahmawati juga kerap membagi waktunya untuk keluarga, baginya peran keluarga menjadi porsi yang besar dalam mendukung karirnya sampai saat ini. “Saya selalu meluangkan waktu untuk keluarga, jika tidak ada rapat saya pulang untuk mengajak ibu dan anakanak untuk jalan-jalan,” papar alumni Universitas Gadjah Mada ini.

Peduli Kebencanaan

Pilihan hidupnya di bidang kebencanaan merupakan bentuk kesadarannya untuk meminimalisir dampak kebencanaan khususnya di Indonesia. “Di Indonesia perlu adanya upaya serius terkait kebencanaan karena tidak semua orang sadar mengenai ini, jika sadar pun banyak yang tidak mau mengambil peran,” pungkasnya. Hal inilah yang melatarbelakangi tekadnya untuk berkontribusi mendukung pengurangan resiko kebencanaan di Indonesia. Ketika disinggung mengenai bencana yang kerap terjadi di Indonesia Rahmawati menyadari bahwa memang negara kini rawan akan bencana oleh sebab itu, dibutuhkannya peran untuk turut menggerakkan masyarakat agar dapat melakukan aksi baik aksi pencegahan maupun aksi kesiapan dalam

penanggulangan bencana. “Mempersiapkan masyarakat untuk sadar dan memahami bagaimana cara mencegah terjadinya bencana seperti banjir, tanah longsor dan lainnya. Hingga memahami bagaimana memposisikan diri pasca terjadinya bencana.” Ia juga memaparkan bahwa dibutuhkannya peran Perguruan Tinggi khususnya PTMA untuk turut andil dalam pengurangan resiko bencana. Hal ini dapat direalisasikan dengan mengadakan kajian berupa pengurangan resiko bencana di setiap daerah masing-masing mengingat setiap daerah memiliki ancaman bencana yang berbeda. “Itu dapat menjadi kontribusi bagi PTMA untuk masyarakat baik berbentuk kajian, skripsi, tesis yang fokusnya konsen pada isu pengurangan resiko bencana,” ucapnya. Hal ini didukung agar pengabdian masyarakat dapat berbasis pada penelitian melihat perguruan tinggi memiliki peran yang kuat dalam kajian ilmiah. Tidak hanya itu, ia juga berpesan agar PTMA juga menyadari apakah bangunannya sudah kuat terhadap resiko bencana untuk menanggulangi adanya ancaman runtuh dan lainnya pasca bencana. “Baik secara SDM maupun struktural maupan usaha, PTMA harus siap berkontribusi untuk kepentingan masyarakat luas,” pesannya.

Pesan Untuk Mahasiswa

Hambatan dan tantangan dalam menuntut ilmu itu pasti dialami oleh setiap orang, namun bagaimana menyikapi dan menghadapi itu kembali pada individu masing-masing. Seperti yang ditanamkan dalam pemikirannya, Rahmawati menganggap bahwa dalam studinya hingga saat ini tidak ada hambatan yang ia alami, sedangkan tantangan justru menjadi hal positif baginya. “Tantangan studi saya ini bagaimana ilmu saya dapat dimanfaatkan,” begitu jawabnya. Pesannya untuk mahasiswa dan dosen muda yang saat ini yang sedang menempuh masa studi untuk terus berjuang dan menghilangkan rasa ma-

las. “Saat ini semua fasilitas untuk belajar dapat dengan mudah kita jumpai, oleh karena itu orang pintar itu biasa, namun orang bodoh itu kebangetan,” paparnya sambil tersenyum. Faktanya, jika kita memikirkan segala yang susah itu tidak akan mudah bergerak, namun jika positif insyaAllah pasti bisa. Satu hal yang selalu menjadi pegangangnnya, di mana pun tempatnya harus selalu memberikan kontribusi dan membuat perubahan. “Kalau kita tidak berkontribusi, ada dan tidaknya keberadaan kita itu tidak berpengaruh bagi orang lain,” tutupnya.[]APR

RAHMAWATI (AMA) HUSEIN Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC, Muhammadiyah) Jl. KHA Dahlan 103 Yogyakarta 55262, DIY, Indonesia. Email: amahusein@umy.ac.id,

EDUCATION AND TRAINING • Landscape Architecture and Urban Planning, Texas A&M University, College Station, Texas, US | Doctor of Philosophy, May 2012 | Major: Environmental Planning with Environmental Hazard Management Certificate | Dissertation: Examining Local Jurisdictions’ Capacity and Commitment for Hazard Mitigation Policies and Strategies along the Texas Coast • The School of Planning, University of Cincinnati, Ohio, US | Master of Community Planning (MCP), August 2000 | Major: Economic Development and International Development Planning | Thesis: “Informal Finance for Micro Enterprises: a Case Study of Muhammadiyah Credit Programs” • University of Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia | Bachelor of Art, August 1994 Major: English Literature | Thesis: “A Room and Money as a Symbol of Feminism: A Study of Virginia Woolf’s Essay A Room of One’s Own” • LEAD (Leadership Training on Environment and Development) Program, New York | Graduate Certificate, 10/95 – 5/97 | A non-degree post-graduate program in Sustainable Development. Training was held in Jakarta, Costa Rica, Japan and Zimbabwe

Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 39


Moderasi Tangkal Radikalisme Negatif

Masjid Subulussalam Al Khoory Unismuh Makassar,

T

Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec. Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tahun 2015-2020

40 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

erminologi “radikal” seakan menjadi suatu momok yang menakutkan bagi Bangsa kita saat ini. Kata itu melekat sebagai sesuatu yang negatif. Padahal, kosakata ini bermakna netral, bisa positif, dan bisa pula negatif, tergantung konteks yang mengikutinya. Ini bisa jadi karena dalam berbagai regulasi yang ada belakangan ini, term terkait kata radikal, radikalisasi, atau radikalisme tersebut cenderung berkonototasi melawan hukum. Undang-Undang No.5/2018 tentang Perubahan atas UU No.15 Tahun 2003 tentang Penetapan Perppu No.1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU, Pasal 43 (1) menyebutkan:

“Kontra radikalisasi merupakan suatu proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan yang dilaksanakan terhadap orang atau kelompok orang yang rentan terpapar paham radikal Terorisme yang dimaksudkan untuk menghentikan penyebaran paham radikal Terorisme.” Sedangkan kata “deradikalisasi” dalam Peraturan Pemerintah Nomor 77 tahun 2019 tentang Pencegahan Tindak Pidana Terorisme dan Pelindungan terhadap Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, dan Petugas Pemasyarakatan, langsung dilekatkan dengan Terorisme. Disebutkan, Deradikalisasi merupakan upaya untuk menghilangkan atau mengurangi dan membalikkan pemahaman radikal Terorisme yang telah terjadi, se-


Moderasi Tangkal Radikalisme Negatif

Bagi PTMA tentu sangat mendukung strategi yang disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini. Sebagai suatu kebijakan, moderasi memang sudah dilaksanakan oleh PTMA, dan semua amal usaha Muhammadiyah, sesuai tersurat dalam Al-quran juga. Muhammadiyah memosisikan ummatan wasathan, umat yang moderat, umat yang berada di jalan tengah.

hingga tersangka, terdakwa, terpidana, narapidana, mantan narapidana, dan orang atau kelompok orang yang sudah terpapar paham radikal Terorisme dapat kembali ke masyarakat. Dengan pemaknaan yang bisa menimbulkan stigma pada suatu kelompok masyarakat tersebut, maka wajar kalau muncul pandangan untuk untuk menggunakan diksi yang lebih tepat untuk kata “radikal” ini. Radikalisme seolah dilekatkan dengan umat Islam. Dalam suatu forum dengar pendapat di DPR RI, anggota DPR Syarifuddin Sudding, misalnya, mengusulkan kata radikal diganti dengan violence extremist. Hal yang lebih detail dan akademis disampaikan juga oleh Prof Haedar Nashir, saat Pidato Pengukuhan Guru Besarnya beberapa waktu lalu. Beliau menyuratkan “kata moderasi” sebagai pemaknaan dari “deradikalisasi”. Moderasi, yakni merupakan strategi yang diharapkan bisa mengatasi persoalan tindakan-tindakan yang memecah belah bangsa. Bagi PTMA tentu sangat mendukung strategi yang disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini. Sebagai suatu kebijakan, moderasi

memang sudah dilaksanakan oleh PTMA, dan semua amal usaha Muhammadiyah, sesuai tersurat dalam Al-quran juga. Muhammadiyah memosisikan ummatan wasathan, umat yang moderat, umat yang berada di jalan tengah. Dengan posisi yang demikian, maka PTMA bisa hidup dan bekerja sama dengan siapapun tanpa mengorbankan aqidah yang dipegang. Kalau kita melihat sebaran PTMA yang ada, maka keberadaannya tidak hanya di daerah yang mayoritas muslim. Di daerah yang mayoritas nonmuslim, bisa dengan mudah ditemui PTMA yang cukup besar. Bahkan tidak jarang melebihi dan leading dibanding rata-rata PTS di daerah tersebut. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena amal-amal usaha pendidikan tinggi Muhammadiyah, secara sadar menerapkan prinsip moderasi dalam setiap gerak langkahnya. PTMA menyadari karakteristik keberagaman dan kemajemukan yang ada di dalam masyarakat Indonesia. PTMA berusaha hadir untuk semua dan bermanfaat bagi semua dalam mencerdaskan anak Bangsa. Dengan langkah demikian, banyak tokoh dan pejabat di

daerah-daerah mayoritas non-muslim merupakan produk dari PTMA, atau lembaga pendidikan Muhammadiyah lainnya. Langkah ini sekaligus memahamkan tentang kemuliaan Islam sehingga persepsi atau stigma negatif yang ada terhadap Islam bisa diluruskan. Ini membuat kehidupan Bangsa bisa penuh dengan toleransi dan kerukunan. Jadi, bagi PTMA khususnya dan Muhammadiyah umumnya, gaung berbagai tindakan yang belakangan terjadi, dengan gebyah-uyah soal radikalisasi, yang melahirkan keliru makna, justru menjadi ancaman melahirkan tindakan-tindakan radikal negatif. Langkah moderasi merupakan jawaban yang tepat untuk menangkal radikalisme negatif ini. Seperti dikemukakan Prof Haedar Nashir, “melawan radikalisme, ekstremisme, serta terorisme tidak dapat dilakukan secara linier, instan, dan bias dalam strategi deradikalisasi yang boleh jadi sama radikalnya”.

Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 41


Fikrah

WARTA PTM

Moderasi dan Konsep Wasathiyah dalam Islam

Munawwar Khalil Masjid Manarul 'Ilmi UM Magelang

M

Munawwar Khalil Wakil Ketua MPK PP Muhammadiyah & Tim Asistensi Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah

42 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

enurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi 2008 kata “moderasi” memiliki dua makna, pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstreman. Secara lebih luas, moderasi juga bermakna suatu kegiatan untuk melakukan peninjauan agar tidak menyimpang dari aturan yang berlaku yang telah ditetapkan. Moderasi seringkali dipadankan dengan istilah wasathiyah dalam ajaran Islam. Pemadanan tersebut tidak sepenuhnya tepat, karena dimensi makna wasathiyyah memilki cakupan makna yang lebih luas sedangkan kata moderat tidak sepenuhnya bisa mewakili kandungan makna dari wasathiyyah. Apalagi jika dimaknai ha-

nya sebatas dua makna moderasi di atas. Boleh dikatakan bahwa dalam moderasi ada wasathiyyah, namun tidak semua yang dikandung wasathiyah ada dalam moderasi. Dalam wasathiyah ada nilai-nilai kejujuran, keadilan, kasih sayang, toleransi, kesetaraan dan sebagainya. Akibat kekaburan makna wasathiyah (moderasi) maka umat Islam yang ekstrem maupun yang menggampangkan sesuatu dalam agama acapkali menilai diri mereka telah bersikap moderat, padahal kedua sikap itu jauh dari pertengahan yang merupakan indikator dari sikap moderasi. Makna wasathiyyah, menurut Quraish Shihab (2019), sangat luas maknanya. Ia memerlukan pemahaman dan pengetahuan


Moderasi dan Konsep Washatiyyah dalam Islam

Q.S Ali Imran ayat 10 sebagai umatan wasathan maka posisi wasathan/pertengahan yang dilukiskan dalam ayat ini bukan saja menjadikan manusia tidak memihak ke kanan dan ke kiri, melainkan jugayang tidak kurang pentingnya-menjadikan seseorang dapat dilihat dari penjuru yang berbeda-beda, ketika itu ia berpotensi menjadi tanda atau teladan bagi semua pihak.

yang mendalam tentang syariat Islam dan kondisi objektif yang dihadapi sekaligus cara dan kadar menerapkannya. Mengulik makna wasathiyah perlu digarisbawahi terlebih dahulu bahwa Islam itu sendiri adalah moderasiyakni semua ajarannya bercirikan moderasi karena itu penganutnya juga harus bersikap moderat. Moderat dalam pandangan dan keyakinannya, moderat dalam pemikiran dan perasaannya, moderat dalam keterikatan-keterikatannya. Demikian pandangan Sayyid Quthub (1906-1996 M) ketika menafsirkan kata wasathiyah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 143. Wasathiyyah berasal dari kata wasath. Dalam Al-Qur'an, kata wasath dengan berbagai derivasinya terulang sebanyak lima kali; Surah al-Baqarah: 143 dan 238, Surah alMaidah: 89, Surah al-Qalam: 28, dan Surah al-Adiyat: 5. Dalam kelima ayat tersebut, makna wasath semuanya berkonotasi positif. Kata wasath dalam bahasa Arab sering diantonimkan dengan kata tatharruf, ghuluw atau tanattuk yang bermakna mujawazat al-had atau berlebih-lebihan/ekstrim hingga melewati batas. Ekstrimisme adalah lawan dari wasathiyyah. Mengamalkan wasathiyah mengantar kita terhindar dari ekstrimisme. Sebaliknya, bersikap ekstrim dalam beragama menjauhkan pelakunya dari wasathiyyah. Ekstrimitas merebak bila syarat terwujudnya wasathiyah diabaikan. Ia lahir dari kebodohan dan ketidakhati-hatian membaca situasi yang disertai sikap fanatik buta atau emosi yang terbuncah secara berle-

bihan hingga bersikap dan bertindak melampaui batas. Ketika menafsirkan kata wasath dalam Q.S. Al-Baqarah 143 mufassir kenamaan Ibnu Jarir ath-Thabari (829-923 M) menyatakan makna wasath adalah pertengahan yang bermakna bagian dari dua ujung. Allah SWT menyifati umat ini dengan sifat tersebut karena mereka tidak seperti umat Nasrani yang melampaui batas dalam beribadah serta dalam keyakinan mereka tentang Isa a.s., dan tidak juga seperti orang Yahudi yang mengubah kitab suci, membunuh nabi-nabi serta berbohong atas nama Tuhan dan mengkufuri-Nya. Umat Islam adalah pertengahan antar keduanya, karena itu mereka dilekati dengan sifat tersebut. Ath-Thabari lebih lanjut menakwilkan kata wasath berarti adil karena itulah yang dimaksud dengan kata baik, sebab manusia yang baik adalah yang ‘udul (adil/dapat dipercaya). Wasathiyah atau moderasi dalam pandangan Quraish Shihab bukanlah berarti sikap yang bersifat tidak jelas atau tidak tegas terhadap sesuatu bagaikan sikap netral yang pasif, bukan juga pertengahan matematis sebagaimana yang dipahami sementara orang dari hasil pemikiran filosofis Yunani. Bukan juga sebagaimana dikesankan oleh namanya “wasath”, yakni “pertengahan” yang mengantar pada dugaan bahwa wasathiyah tidak menganjurkan manusia berusaha mencapai puncak sesuatu yang baik dan positif. Di sinilah berperan sikap aktif wasathiyah sebagaimana berperan pula kata padanannya yak-

ni “adil” dalam arti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Wasathiyah adalah keseimbangan dalam segala urusan duniawi dan ukhrawi, agama dan negara, individu dan masyarakat, idealitas dan realitas yang selalu harus disertai upaya menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi berdasarkan petunjuk agama dan kondisi objektif yang sedang dihadapi. Ia tidak sekedar menghidangkan dua kutub lalu memilih apa yang ditengahnya. Wasathiyah adalah keseimbangan yang disertai dengan prinsip “tidak berkekurangan dan tidak juga berlebihan”, tapi pada saat yang sama ia bukanlah sikap menghindar dari situasi sulit atau lari dari tanggung jawab. Sebab Islam mengajarkan keberpihakan pada kebenaran secara aktif tapi penuh dengan hikmah. Wal akhir, ketika umat Islam disebut dalam Q.S Ali Imran ayat 10 sebagai umatan wasathan maka posisi wasathan/pertengahan yang dilukiskan dalam ayat ini bukan saja menjadikan manusia tidak memihak ke kanan dan ke kiri, melainkan juga-yang tidak kurang pentingnya-menjadikan seseorang dapat dilihat dari penjuru yang berbeda-beda, ketika itu ia berpotensi menjadi tanda atau teladan bagi semua pihak. Maka kata wasathan sebenarnya juga terkait dengan apa yang disebutkan dalam al-Qur’an litakûnû syuhadâ ‘alan nâs, agar umat Islam menjadi saksi/teladan segala tingkah lakunya. Wallahu a’lam bish shawâb.

Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 43


WARTA PTM

Prestasi Mahasiswa

Tapak Suci UAD Sabet Medali Emas

Sanji Julia Kristi dan Frida Nora Ayu saat menerima medali emas. Sumber foto: Website UAD.

W

ulan Ayu Ningtias, mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI), berhasil menyabet dua medali di kejuaraan internasional Nangun Sat Kerthi Loka Bali 2020, Jumat-Minggu (24-26/1). Mahasiswa angkatan 2019 ini meraih juara 3 seni tunggal putri kategori dewasa dan juara 2 kelas B putri kategori dewasa. Diungkapkan oleh Wulan (31/1) melalui whatsapp bahwa persiapan untuk kejuaraan ini sudah dilakukan sejak satu bulan sebelumnya, “Saya mengetahui info ini dari bulan Desember 2019. Jadi selagi saya mempersiapkan untuk kejuaraan di pagelaran, saya sekaligus mempersiapkan untuk kejuaraan di Bali,” ujar Wulan. Wulan memang tidak asing dengan dunia persilatan. Sejak duduk di bangku SMK kelas 10, ia rutin latihan dan hanya fokus dibidang keilmuan pencak silat tapak suci. Satu tahun belakangan ini Wulan baru mulai mencoba menggeluti di bidang atlit. Tahun lalu, ia meraih medali di event Law Faculty CUP Saburai University dan event Tapak suci Pagelaran Cup III. Ke depannya, Wulan memiliki target untuk mengikuti event lain yang lebih besar dan menjadi wisudawan berprestasi dengan nilai cumlaude. "Tetap rendah hati dan menjadi pribadi yang lebih baik, mengharumkan nama UMPRI, dan lebih menginspirasi banyak orang," pungkas Wulan ketika menyatakan harapannya. []GTA 44 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

T

apak Suci UAD kembali menorehkan prestasi pada Event Tapak Suci International Open 2019 di Universitas Lampung akhir 2019 lalu. Sanji Julia Kristi dan Frida Nora Ayu Basri tercatat membawa pulang medali emas atas terohennya menjadi Juara 1 dalam bidang seni ganda. Sebelum pertandingan, Sanji memaparkan perlu adanya kesiapan yang serius untuk dilakukan. Mahasiswi asal Bantul ini menyampaikan untuk mempunyai bekal matang dengan melakukan jogging setiap hari dan latihan rutin yang konsisten. “Saya menerapkan tiga kali latihan tiap minggu,” lanjutnya. Menurutnya, tanding dalam bidang seni selain mengoptimalkan kekuatan juga harus memainkan ekspresi dan keyakinan diri. “Saat di mimbar perlombaan, awalnya deg-degan. Tapi, harus yakin dan tetap positive thingking. Kunci keberhasilan itu harus bekerja keras dan belajar dari suatu kegagalan,” paparnya dikutip melalui website resmi UAD. Sanji telah mengikuti Tapak Suci sejak duduk di bangku kelas 2 SMA. “Sisi menarik dari Tapak Suci, selain mengajarkan untuk bela diri, juga diajarkan untuk dakwah. Sebelum latihan juga ada ceramah tentang Islam yang disampaikan,” papar mahasiswi Prodi PPKn angkatan 2019 ini. []APR

Mahasiswa UMPRI Raih Kejuaraan Internasional

Wulan Ayu Ningtias memamerkan medali dari kejuaraan internasional Nangun Sat Kerthi Loka Bali 2020, Jumat-Miggu (24-26/1).


WARTA PTM

Resensi

Dunia Barat dan Islam “Cahaya di Cakrawala�

D

i awal kata pengantar, buku ini mencoba untuk memaparkan latar belakang yang masih kental akan hangatnya isu westernisasi, sekulerisasi, kristenisasi, dengan isu pendamping berupa toleransi, kebebasan beragama, dan kebebasan dalam pindah agama. Dalam buku ini, pembaca akan disuguhi rangkaian sejarah panjang mengenai dinamika hubungan Dunia Barat dan Islam. Penulis secara lugas mengisahkan pertempuran kedua agama Kristianitas dan Islam yang direkam sejarah sempat dingin dan buruk. Namun, penulis kembali mengingatkan melalui surat A Common Word yang berarti adanya ajakan untuk merentangkan tangan perdamaian dari tokoh muslim sedunia ke saudara-saudara Kristiani. Adanya surat tersebut membuka pintu untuk membangun perdamaian antar umat Islam dan Kristen. Pada intinya, penulis ingin menanamkan bahwa umat beragama baik Islam maupun Kristen merupakan separuh lebih dari seluruh penduduk bumi ini, sebagai pribadi dan bersama-sama harus sanggup melaksanakan fungsinya sebagai instrumen perdamaian. Buku ini turut membantu memperluas wawasan para pekerja kemanusiaan dan perdamaian dalam mengembangkan jiwa toleransi dan persaudaraan antar umat manusia, serta mengakhiri segala bentuk kekerasan dan radikalisme, terlebih atas nama agama. Seperti yang dikatakan Prof Franz Magnis-Suseno SJ dalam pengantarnya bahwa buku ini selain menjadi kelengkapan literatur namun juga mengajarkan pada pembaca untuk saling mengerti, memaafkan, menghormati, dan semakin menghargai. []APR

Judul buku: Dunia Barat dan Islam “Cahaya di Cakrawala� Penulis: Sudibyo Markus Editor: Tilarama Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Cetakan: I, Jakarta 2019 Tebal : 495 halaman

Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 45


WARTA PTM

Warta dari PTM

Warta dari PTM

UM Purwokerto

Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas, Jawa Tengah Dr Anjar Nugroho, Jumat (17/1/2020) membawakan kuliah umum di Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh Makassar di Lt. 4 Mini Hall FAI Gedung Iqra Unismuh Makassar. Turut hadir Rektor Unismuh Makassar, Prof Dr H Abdul Rahman Rahim SE MM.

Batam menggelar wisuda yang ke-2 di The Hills Hotel Batam, Sabtu (18/01). Ketua SMB Moh. Iqbal mengatakan walaupun SMB baru berjalan 6 tahun, yang mulai beroperasi pada tahun 2013 yang lalu, dan pada tahun kedua ini hanya menamatkan 21 orang mahasiswa, namun dirinya memastikan para Alumnus SMB mampu bekerja sesuai bidangnya. "Karena di SMB rata-rata pekerja yang awalnya operator dan setelah masuk SMB hingga menjalani kuliah smester 6,7 dan 8 sudah beralih berkerja IT," ujarnya.

UMSU UHAMKA

Dalam rangka mendukung kampus sehat dan melindungi civitas akademika dari makanan yang tidak halal dan tidak sehat, UHAMKA berhasil mendapatkan sertifikat halal dari LP POM MUI DKI Jakarta. Bekerja sama dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obatobatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LP POM MUI) DKI Jakarta. “Kalau bicara makanan halal, siapa yang bisa menjamin bahwa makanan yang dikonsumsi anak-anak kita benar-benar terjamin halal baik dari segi proses maupun bahan-bahannya,” Rektor UHAMKA.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sepakat melakukan pendampingan pengembangan desa wisata edukasi dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pematang Johar Kabupaten Deliserdang. Kesepakatan itu ditandai dengan penandatanganan naskah kerja sama oleh Rektor UMSU diwakili Sekretaris Universitas Gunawan M.Th, dengan Kepala Desa Pematang Johar Kabupaten Deliserdang Sudarman S.Pd di Pematang Johar Kecamatan Labuhan Deli, Senin (3/2).

STIK Muh Pontianak STIKOM Muh Batam

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Muh

46 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak mengadakan kegiatan dengan tema Sosialisasi Bantuan hidup dasar dan penatalaksanaan tenggelam pada

Siswa SDN 11 Terentang. Dilaksanakan di Ruang kelas SDN 11 Terentang, Senin (20/01), acara ini dipimpin oleh Ns Gusti Jhoni Putra selaku dosen STIK M Pontianak. Turut hadir siswa kelas 6, para guru dan wali kelas dari SDN 11 Terentang, serta tim dari STIK Muhammadiyah Pontianak.

ITB Ahmad Dahlan

Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia menyelenggarakan Seminar Ekonomi Pra Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VII tahun 2020. Seminar ini bertemakan Arus Baru Ekonomi Indonesia: Problematika, Cita-Cita, dan Strategi Ekonomi Dalam Penguatan Arus Baru Ekonomi Umat Islam di Era Revolusi Industri 4.0. Kegiatan tersebut bertempat di Ruang Syahrir Nurut, ITB-AD Kampus Ciputat pada Senin (20/01).

UMSB

Padang, Fakultas Kehutanan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) mengadakan Kuliah Umum tentang “Wood and Non-Wood Forest Products Technology” pada Rabu 5 Februari 2020 di Convention Hall UMSB. Kuliah Umum ini menghadirkan pembicara yang berkompeten di bidangnya, yaitu: Dr. Edi Bakar Suhaimi (Universiti Putra Malaysia), Prof. Anwar Kasim (Universitas Andalas),


Warta dari PTM

dan Dr. Desyanti (Fakultas Kehutanan UMSB).

STKIP Muh Kuningan

Dalam rangka menjaga hidup sehat, STKIP Muh Kuningan menyediakan fasilitas fitness sebagai sarana masyarakat untuk mewujudkan gaya hidup sehat. Ketua STKIP Muhamamdiyah Kuningan Nanan Abdul Manan, MPd menyampaikan bahwa kami berharap fasilitas fitness outdoor ini dapat berfungsi sebagai tempat yang menginspirasi masyarakat untuk gaya hidup sehat dan aktif bergerak. “Setiap hari siapa pun mulai dari anak-anak hingga lanjut usia bisa mencoba beragam fasilitas yang ada di Fitness Outdoor Center STKIP Muhammadiyah Kuningan,” tegas Nanan. Senin (21/1/2020).

STKIP Muh Enrekang

Bupati Enrekang Muslimin Bando menghadiri dan memberi sambutan pada Kegiatan Evaluasi Lapangan Perubahan Bentuk STKIP Muhammadiyah Enrekang Menjadi Universitas Muhammadiyah Enrekang, Jumat (31/01) Hadir pada kegiatan tersebut Tim Evaluator Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Evaluator LLDIKTI, Ketua STKIP Muhammadiyah Enrekang Yunus Busa, dan Ketua Badan Pembina Harian (BPH) STKIP Muhammadiyah Enrekang Sawal Sitonda. “Tak perlu lagi jauh-jauh kuliah karena Enrekang akan memiliki Universitas Muhammadiyah dengan kualitas yang kompetitif,” ujarnya.

UNIMUDA Sorong

Dalam rangka Piala Bupati Sorong, UNIMUDA terpilih menjadi tuan rumah Turnamen Basket JK-Cup 2020 yang akan diikuti oleh tim se-Sorong raya. Dr Johny Kamuru, SH MSi, menyampaikan bahwa terkait sarana lapangan bola basket di UNIMUDA sudah sangat memadai dan layak untuk dijadikan tuan rumah, sehingga mengenai turnamen JK-Cup 2020 secara teknis nanti akan dibahas lebih lanjut bersama PERBASI Kabupaten Sorong pada bulan februari ini.

UM Banjarmasin

Berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 177 KEP/I.O/D/2020 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Banjarmasin Masa Jabatan 2020-2024 yang isinya menyatakan mengangkat dengan hormat Prof Dr H Ahmad Khairuddin, MAg Rektor UM Banjarmasin. Ini merupakan periode kedua Prof Khairuddin memimpin nahkoda UM Banjarmasin, sebelumnnya pada masa jabatan 2016-2020. Pelantikan secara resmi dipimpin oleh Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PPM Prof Dr H Chairil Anwar.

UNISA

Program Studi Kebidanan Sarjana Terapan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas `Aisyiyah Yogyakarta menggelar seminar Interprofessional Education (IPE) dalam Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Kebidanan di Hall gedung B, Selasa (4/2). Fitria Siswi Utami, SSiT, MNS selaku ketua prodi Kebidanan Sarjana Terapan Unisa Yogya menjelaskan bahwa pertolongan pertama gawat darurat

dapat terjadi di mana saja, baik di rumah, lingkungan masyarakat, puskesmas, dan rumah sakit. Peran dan fungsi bidan dalam kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal diorientasikan pada kemampuan memberikan asuhan.

UM Gorontalo

Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UM-Go) kembali mewakili provinsi Gorontalo dan Indonesia dalam ajang calon diplomat muda yang dilaksanakan di Bali, 18-21 Januari 2020. Kali ini giliran Fitrianita Febrina Ali, alumni Fakultas Ilmu Budaya (FIB), program studi (Prodi) Sastra Inggris, yang terpilih mengikuti Simulasi Sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Bali Asia International Model United Nations (BAIMUN) II.

UMMI

Senin (20/1), mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) belajar menjadi legislator senayan di Gedung Senayan DPR RI, Jakarta. Ratusan mahasiawa ini mengikuti simulasi persidangan yang dipimpin oleh anggota DPR RI Komisi XI, Heri Gunawan. Tak hanya itu, mereka juga melakukan room tour di ruang komisi XI, museum DPR, dan ruang pelantikan. Dian Purwati selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Publik UMMI menerangkan bahwa kegiatan ini merupakan wujud dari praktikum simulasi kunjungan. Melibatkan 195 mahasiswa, diharapkan para mahasiswa dapat lebih memahami peran dan fungsi lembaga legislatif utamanya dalam menentukan sebuah kebijakan publik.

Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 47


WARTA PTM

Regulasi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang meliputi Standar Nasional Pendidikan, ditambah dengan Standar Penelitian, dan Standar Pengabdian kepada Masyarakat. 2. Standar Penelitian adalah kriteria minimal tentang sistem penelitian pada Perguruan Tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Standar Pengabdian kepada Masyarakat adalah kriteria minimal tentang sistem pengabdian kepada masyarakat pada Perguruan Tinggi yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. 5. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi. 6. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program magister, program doktor, program profesi, program spesialis yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa Indonesia.

48 Warta PTM

Edisi Januari-Februari 2020

7. Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi. 8. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan Pembelajaran yang memiliki Kurikulum dan metode Pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi. 9. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan Dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 10. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang pengetahuan dan teknologi. 11. Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. 12. Satuan Kredit Semester adalah takaran waktu kegiatan belajar yang di bebankan pada mahasiswa per minggu per semester dalam proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di suatu Program Studi. 13. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. 14. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan Pendidikan Tinggi. 15. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.


Edisi Januari-Februari 2020

Warta PTM 49



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.