
3 minute read
Adakah Penerapan Nilai Inklusif dari BEM FISIP?
Yogyakarta - “Dari kami gak ada usaha khusus untuk mengikutkan Sosiologi lebih banyak karena kita tahu bahwa mahasiswa Sosiologi FISIP UAJY itu pasif-pasif,” ujar Sebastian Edward, Presiden BEM FISIP UAJY ketika menanggapi tim Teras perihal isu eksklusif yang melekat pada BEM, Rabu (12/04/23).
Dalam program kerja FISTCUP yang baru saja berlangsung, Teras Pers menyoroti penerapan nilai inklusif yang dilakukan BEM, terutama dalam perekrutan panita terbuka yang dilakukan.
Advertisement
Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) memiliki visi dan misi yang mendukung pengembangan mahasiswa secara utuh. Nilai unggul, humanis, berintegritas, serta inklusif menjadi nilai yang dipegang teguh oleh UAJY termasuk seluruh kelompok civitas academica yang ada di tiap fakultas, tidak terlepas dari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) UAJY.
Nilai inklusif dimaknai sebagai sikap merangkul semua golongan dalam masyarakat, tidak terlepas dari suku, ras, agama, budaya, gender, maupun golongan. Setiap dari civitas academica didorong untuk memiliki semangat bela rasa yang tinggi dalam perbedaan yang ada.
Penerapan nilai inklusif tidak terlepas dari kewajiban bagi setiap organisasi kemahasiswaan yang berbasis akademik maupun non-akademik. Baik dari komunitas, unit kegiatan mahasiswa (UKM), maupun Himpunan Mahasiswa serta Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) harus menerapkan nilai tersebut. BEM adalah organisasi kemahasiswaan yang menjadi lembaga eksekutif di kampus. Pada umumnya, BEM memiliki berbagai tanggung jawab, terlebih dalam memastikan kewajibannya sebagai lembaga pemberi wadah dan eksistensi mahasiswa. tuk mereka lebih menunjukan keberadaan mereka, eksistensi mereka,” jelas Bastian.
BEM FISIP UAJY memiliki peran dan tugas seperti BEM pada umumnya. Salah satu implementasi tugasnya adalah mengenalkan dan mengembangkan UKM FISIP UAJY melalui FISTCUP dengan tetap melakukan nilai UAJY termasuk nilai inklusif.
FISTCUP adalah salah satu program kerja tahunan BEM FISIP UAJY yang kembali dilaksanakan secara luring setelah tahun 2020 lalu. Secara khusus, program kerja ini diusung oleh divisi Minat Bakat (MIBA) dalam BEM FISIP UAJY sendiri.
Tim Teras berkesempatan untuk bertemu dengan Sebastian Edward atau yang kerap disapa Bastian. Ia menjabat sebagai Presiden BEM FISIP UAJY sekaligus ketua FISTCUP 2023. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan sekaligus sebagai dobrakan baru, setelah kegiatan yang dilakukan secara daring sepanjang pandemi dua tahun lalu.
“Latar belakang kita bukan cuma untuk proker tahunan, tapi sebagai bentuk pemberian wadah bagi UKM dan komunitas yang ada di FISIP ini.
FISTCUP tahun ini mengangkat tema tentang pesta hutan alam yaitu Vista Del Rio. Menjadi tema yang menarik karena mengemas pendekatan tentang lingkungan dengan cara yang unik.
Mengenai kepanitiaan FISTCUP, Angel Umboh selaku Wakil Presiden BEM FISIP UAJY menjelaskan bahwa tidak ada ciri khusus yang diincar saat melakukan perekrutan panitia FISTCUP. “Yang penting bisa tanggung jawab dan mungkin untuk pengalaman itu nilai plusnya mereka ya,” jelas Angel.
Tim Teras juga telah melakukan riset sederhana dengan menghitung penyebaran mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Sosiologi dalam kepanitiaan FISTCUP 2023. Dalam riset tersebut, tim Teras mencari dan menghitung nama dan prodi melalui Microsoft Teams berdasarkan data kepanitiaan yang telah diunggah dalam Instagram BEM FISIP.
Hasilnya, panitia FISTCUP 2023 terdiri dari mahasiswa dengan program studi Ilmu Komunikasi sebanyak 69 orang dan Sosiologi yang hanya berjumlah 10 orang. Dengan jumlah yang cukup jauh ini, tim Teras turut meminta perspektif dari BEM FISIP khususnya dalam penerapan nilai inklusif.
“Kami dari BEM tidak ingin memberi batasan antara Ilkom, Ilkom Internasional, dan Sosiologi. Karena dengan begitu, kesannya akan semakin eksklusif. Jadi, kita biarkan teman-teman FISIP diberi kebebasan aja” jelas Bastian.
Sementara itu, tim Teras juga mendapatkan akses data pendaftar kepanitiaan FISTCUP 2023 melalui Bastian dan Angel. Dari total 91 responden yang mengisi formulir pendaftaran, hasil persentasenya menunjukkan bahwa terdapat 45,1% dari angkatan 2020, 35,2% dari angkatan 2021, dan 19,8% dari angkatan 2022. Rincian dari masing-masing jurusan, yaitu Ilmu Komunikasi sebesar 86,8% pendaftar, Ilmu Komunikasi Internasional sebesar 2,2% pendaftar, dan Sosiologi 11% pendaftar.
Tim Teras meminta pendapat mengenai nilai inklusif BEM FISIP kepada salah satu panitia divisi acara FISTCUP 2023, Nicholas Alexander Djafar atau akrab disapa Oma dari mahasiswa Sosiologi. Ia berpendapat bahwa pada umumnya, mahasiswa Sosiologi sendiri lebih tertarik perihal akademik daripada non akademik.
Menurut Oma, 10 mahasiswa sudah cukup mewakilkan 50 mahasiswa Sosiologi. “Wah bisa dibilang dari total 79 panitia campuran Ilkom dan Sosiologi itu, semuanya adalah dari Ilkom karena Sosiologi sangat membaur di sana. Makanya ada sebutan, FISTCUP adalah Comminfest versi party, karena kita dua prodi sudah sangat nyampur dan menyatu aja sama Ilkom,” jelas Oma.
Oma menyampaikan pandangannya mengenai adanya stigma mahasiswa Sosiologi diasingkan. “Sebuah kemajuan sih. Aku juga sudah melihat 3 tahun ini bagaimana Sosiologi sudah semakin menunjukkan eksistensinya dan tidak separah tahun-tahun sebelumnya. Dan yang aku lihat ya, dengan FISTCUP, anak Sosiologi juga lebih dilihat oleh orang lain. Jadi FISIP bukan hanya dari Ilkom,” ungkap Oma.
Selain Oma, tim Teras juga meminta pendapat Clarabelle Wenda Threesanthy yang kerap disapa Wenda, salah satu panitia divisi Marcomm FISTCUP 2023 dari mahasiswa baru prodi Ilmu Komunikasi.
Ia berpendapat bahwa dengan salah satu program kerja BEM seperti NGOBAM (Ngobrol Bareng Mahasiswa) yang sudah diadakan di awal perkuliahan semester genap merupakan upaya yang baik untuk menyatukan mahasiswa dari dua program studi.
Adrian Sadewa Bagaskara yang kerap disapa Adrian, salah satu pendaftar FISTCUP 2023 dan mahasiswa Ilmu Komunikasi, turut menyampaikan pendapatnya. Ia mengatakan bahwa stigma eksklusif ini susah dihilangkan karena kuantitas antara mahasiswa Sosiologi dan Ilmu Komunikasi yang jauh berbeda.
“Sebenarnya lebih penting bagaimana niat mereka sih, apakah mau cari SPAMA (poin penghargaan wajib sebagai keaktifan mahasiswa) aja atau memang untuk pengalaman dan segala macam. Sosiologi juga perlu buktiin kalau mereka punya kualitas yang bagus untuk kontribusi ke Atma,” jelas Adrian.
Dengan ketimpangan ini, isu eksklusif dalam BEM FISIP UAJY pun semakin menguat. Angel sebagai wakil presiden BEM FISIP UAJY pun menjelaskan terkait penerapan nilai keadilan yang diterapkan dalam pembagian kepanitiaan di setiap divisi. Pihak BEM senantiasa mengutamakan nilai tambah yang dimiliki oleh setiap panitia dalam penentuan divisinya.