
4 minute read
Antara Poin Keaktifan dan Organisasi Kampus
Organisasi kampus merupakan sarana pengembangan diri mahasiswa yang bertujuan untuk memperluas wawasan, meningkatkan pengetahuan, dan integritas pribadi mahasiswa dalam berdinamika dengan berbagai pihak. Dunia perkuliahan menuntut mahasiswa untuk memperoleh ilmu baik dalam bidang pengembangan akademik maupun non akademik yang tidak diajarkan dalam kelas. Oleh karenanya, kampus menyediakan sarana pengembangan diri melalui berbagai organisasi untuk pengembangan soft skill hingga hard skill pada mahasiswa.
Salah satu fakultas di UAJY yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik memiliki berbagai organisasi dan komunitas yang menghasilkan berbagai output yang beragam. Organisasi di bidang akademik seperti jurnalistik, public relations, penyiaran, periklanan, dan sastra menulis. Sementara pada bidang non akademik seperti futsal, bulu tangkis, dance, paduan suara universitas, dan masih banyak lagi. Selain mengisi waktu luang, ada banyak sekali manfaat yang didapatkan ketika mengikuti organisasi di kampus, seperti menambah relasi, berhubungan dengan pihak eksternal ketika membuat program, dan bagian administrasi (proposal, surat, dan izin kegiatan). Seluruh mahasiswa juga dapat secara bebas menentukan pilihan dan minat mereka sesuai dengan tujuan keikutsertaannya.
Advertisement
Metode promosi yang digunakan untuk menarik anggota baru pun beragam. Salah satunya pada masa orientasi atau inisiasi kampus maupun fakultas. Biasanya, saat inisiasi FISIP akan disediakan waktu khusus bagi organisasi untuk mengenalkan profil organisasi mereka dan pemberitahuan masa perekrutan anggota baru. Pendaftaran mengikuti organisasi dilakukan secara gratis, tetapi perlu melewati berbagai tahap-tahap seleksi seperti wawancara, FGD, presentasi, atau lainnya tergantung budaya dari organisasi tersebut.
SPAMA Hunter
Seluruh mahasiswa FISIP UAJY dan UAJY bisa dikategorikan ‘terjebak’ dalam peraturan poin keaktifan yang harus dipenuhi sebagai salah satu syarat kelulusan. Poin keaktifan ini dikenal dengan nama SPAMA (Satuan Partisipasi Aktivitas Mahasiswa). Peraturan ini menjadi kewajiban yang harus dipenuhi mahasiswa UAJY yang terangkum dalam Buku Pedoman Akademik di setiap semesternya. Berdasarkan Buku Pedoman Akademik Semester Genap 2022-2023 (Vol.2), penjelasan mengenai SPAMA tertuang pada bab 7 dan terdapat poin minimal yang harus dipenuhi oleh mahasiswa. Salah satu poinnya bertajuk ‘Organisasi dan Kepemimpinan’ dengan pemenuhan minimal 14 SA, menjadi salah satu budaya yang tertanam dalam UAJY.
Oleh karena adanya tuntutan itulah, sejak awal menjadi mahasiswa baru dan mengikuti inisiasi, mereka langsung diiming-imingi oleh kewajiban memenuhi SPAMA yang menjadi syarat kelulusan. Dengan adanya gertakan keras tersebut, hal ini menjadi salah satu pendorong kuat mahasiswa FISIP UAJY untuk mengikuti organisasi ataupun kepanitiaan. Alhasil, kerap ditemui banyak mahasiswa yang mendaftarkan dirinya di berbagai organisasi yang sebenarnya tidak diminatinya ataupun hanya ikut-ikutan teman.
Budaya Kerja Organisasi FISIP UAJY
Ketika sudah menjadi anggota organisasi kampus, biasanya mahasiswa akan terikat dalam periode kerja. Pada organisasi-organisasi di FISIP UAJY, biasanya berdurasi selama 2 tahun. Hal ini berlaku di lima KPKS (Kelompok Profesi Kelompok Studi) di bawah naungan HMPSKom. Memang terlihat menarik dan ringan pada awal, tetapi biasanya kebanyakan orang akan mulai merasakan kesulitan untuk beradaptasi ketika tugas-tugas kampus sudah menumpuk. Hal ini akan menyebabkan anggota menjadi tidak aktif, jarang ikut rapat, dan kerja asal-asalan (meninggalkan tanggung jawab).
Menjadi anggota organisasi kampus berarti sejak awal sudah harus berkomitmen untuk menyelesaikan masa jabatan selama periode tertentu. Jika hal tersebut dilanggar, maka terdapat sanksi sosial yang secara tidak langsung akan diterima, seper ti blacklist dari berbagai macam organisasi dan kepanitiaan. Setelah itu, akan sulit bagi mahasiswa tersebut dalam mencari SPAMA kategori organisasi di kampus.
Salah satu bentuk pertanggungjawaban komitmen anggota adalah dengan menghadiri rapat rutin yang selalu dilaksanakan minimal sekali dalam seminggu. Penyampaian program kerja, menyelesaikan permasalahan internal organisasi, dan alasan lainnya adalah urgensi dari diadakannya rapat ini. Namun, karena dari pagi hingga sore hari merupakan jam tetap kuliah, maka jadwal rapat rutin biasanya diadakan di malam hari baik di dalam maupun di luar kampus. Alhasil bagi sebagian mahasiswa, hal ini sangat menyita waktu mereka seperti waktu untuk menugas dan belajar menjadi lebih sedikit, sehingga mereka perlu belajar hingga tengah malam. Belum lagi bagi mahasiswa yang lokasi rumah atau kosnya berada jauh dari kampus, hal ini bisa menyebabkan kelelahan secara fisik dan mental jika tidak diatur dengan baik.
Selain itu, ada pula salah satu tradisi yang tidak bisa dilewati ketika mengikuti organisasi di kampus yaitu pesta penyambutan anggota baru. Makrab (malam keakraban) adalah istilah populernya. Dengan tujuan untuk membangun hubungan (bonding) antara anggota lama dengan anggota baru, kegiatan ini biasanya dilaksanakan selama 2 hari 1 malam dan menginap di tempat tertentu. Acaranya pun berisi seperti bermain games kelompok, peresmian kepengurusan baru, penyampaian kata motivasi dari dosen pembimbing, barbeque party, dan masih banyak lagi. Namun, perayaan yang bersifat non formal ini memungkinkan terjadinya kebebasan yang “kebablasan”. Salah satunya dengan menyelundupkan minuman keras karena dirasa sudah menjadi budaya kehidupan kuliah dan mulai menginjak usia dewasa. Hal ini memang sudah menjadi kebiasaan, yakni dimana terdapat acara menginap organisasi tidak lengkap rasanya jika tidak tersedia minuman keras.
Di sisi lain, budaya kental yang dapat menyebabkan kerenggangan antara anggota dalam organisasi adalah senioritas. Budaya senioritas secara alami muncul antara anggota lama (kakak tingkat) dengan anggota baru. Budaya semacam ini dapat dipandang secara positif maupun negatif. Dampak negatifnya kemungkinan terjadi kesulitan dalam berkomunikasi antara anggota lama dan baru, sehingga koordinasinya menjadi lambat. Namun dari sisi positifnya, hal ini bisa mencegah minimnya rasa hormat dan membuat anggota baru menjadi lebih segan terhadap anggota lama, sehingga tidak berani untuk bertindak semena-mena.
Dengan demikian, minat untuk mengikuti organisasi kampus memang memiliki berbagai perspektif baik positif maupun negatif. Akan tetapi, disanalah mahasiswa dihadapkan pada tantangan untuk mengatur waktu (time management) antara urusan kuliah dan organisasi, berkomunikasi dengan orang lain, menghindari konflik organisasi, memiliki ide kreatif, dan bisa tetap profesional dalam bekerja. Berbagai ilmu dan pengalaman ini tidak bisa didapatkan dalam pelajaran di kelas.
FISIP UAJY pun disini telah memfasilitasi mahasiswa dengan banyak sarana pengembangan diri. Ketentuan SPAMA dapat menjadi pendorong yang sehat, jika dilihat dari kacamata pengembangan diri. Namun, perlu diingat bahwa sebelum memilih organisasi kampus, mahasiswa perlu mengetahui berbagai informasi organisasinya dan sesuai dengan target apa yang ingin didapatkan. Dengan begitu, mahasiswa tersebut sudah meminimalisir untuk tidak terjebak dalam lingkaran penyesalan yang berakhir pada merugikan diri sendiri atau bahkan orang lain.
Penulis : Sherin Violita
Editor : Henrikus Harkrismoyo Vianney
Layouting : Jennifer Kakisina