
4 minute read
Kamu Mahasiswa UAJY? Yuk Kenalan dengan Satgas
PPKS!
Kekerasan seksual kini menjadi hal yang marak terjadi di sekitar kita, baik itu di lingkungan masyarakat atau bahkan lingkungan pendidikan. Kampus sebagai wilayah pendidikan menjadi tempat yang paling banyak mendapati kasus kekerasan dan pelecehan seksual. Menanggapi isu tersebut, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 30 Tahun 2021 yang berisi tentang pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menjadi salah satu kampus yang menindaklanjuti Permendikbud tersebut dengan membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual atau yang biasa disingkat menjadi dengan Satgas PPKS.
Advertisement
Setiap unit yang ada baik dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan di UAJY memiliki kesempatan untuk bergabung dalam Satgas PPKS. Dalam pembentukannya, terdapat panitia seleksi yang bertugas untuk membantu proses seleksi. Anggota Satgas dipilih berdasarkan beberapa tahapan seleksi. Pada tahap pertama dilakukan seleksi administrasi. Lalu, dilanjutkan dengan wawancara dengan panitia seleksi pada tahap kedua.
Peserta yang lolos dalam wawancara akan mengikuti tahap ketiga yaitu uji publik yang disiarkan secara daring. Para penguji yang hadir diantaranya, Dr. Y. Sari M. Widiyastuti, S. H., M. Hum. dari Fakultas Hukum, ketua tim panitia seleksi, serta badan perlindungan korban dan saksi. Peserta yang lolos uji publik adalah individu yang akan menjadi anggota Satgas PPKS UAJY.
Satgas PPKS UAJY beranggotakan 7 orang dengan terdiri dari 2 dosen, 2 tenaga kependidikan, dan 3 mahasiswa. Sebanyak 2/3 dari 7 anggota ini adalah perempuan. Satgas PPKS UAJY dikepalai oleh Dr. Dina Listiorini, M.Si.
Dengan perannya yang penting untuk diketahui, maka eksistensi Satgas PPKS perlu disebarluaskan kepada seluruh civitas academica UAJY, terutama para mahasiswa. Tim Satgas PPKS mem- perkenalkan diri melalui sosialisasi-sosialisasi yang akan rutin dilakukan kepada mahasiswa seperti kepada organisasi mahasiswa yang ada UAJY, Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan juga inisiasi mahasiswa baru. Sosialisasi yang dilakukan lebih menekankan pada pencegahan kekerasan seksual. Jika ada kasus yang dilaporkan, Satgas PPKS akan segera menindaklanjutinya.
Tujuan dari Satgas PPKS adalah menerapkan beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Melaporkan tingkat kekerasan seksual yang terjadi di kampus kepada pejabat-pejabat universitas.
2. Menangani tindak kekerasan seksual di kampus.
3. Menggalakkan sosialisasi dengan target mahasiswa yang bertujuan untuk menyamakan persepsi mengenai kekerasan seksual.
Landasan Kerja Satgas PPKS
Kinerja Satgas PPKS UAJY sendiri mengacu pada Permendikbud No. 30 Tahun 2021. Dalam regulasi tersebut, tertulis bahwa Satgas PPKS langsung bertanggung jawab kepada rektor, baik dalam urusan mencegah, menangani, memulihkan, menghindari keterulangan akan tindakan yang sama, dan aksi atas sanksi. Dalam hal pemberian sanksi, tim Satgas hanya akan memberikan rekomendasi atas kasus yang sedang berjalan. Sementara untuk keputusan final tetap ada pada rektor. Jika keputusan tim Satgas dan rektor berbeda, maka baru akan dilakukan diskusi lebih lanjut.
Merujuk pada Permendikbud No. 30 Tahun 2021, sanksi bersifat proporsional atas asas keadilan. Sanksi memiliki tiga tingkatan, yaitu:
1. Sanksi ringan: Berupa teguran tertulis, pernyataan permohonan maaf yang akan dipublikasikan, baik secara internal maupun melalui media massa.
2. Sanksi sedang: Berupa pemberhentian sementara dari jabatan (untuk dosen dan tenaga kependidikan) atau pengurangan hak sebagai mahasiswa (skors).
3. Sanksi berat: Berupa pemberhentian tetap, baik sebagai mahasiswa maupun pengajar dan tenaga administrasi.
Catatan Penting bagi Mahasiswa
Sesuai dengan Permendikbud No. 30 Tahun 2021, pembentukan Satgas PPKS memerlukan tiga komponen yaitu dosen, tenaga pendidikan, dan mahasiswa. Selain menjadi anggota Satgas PPKS, mahasiswa diharapkan terlibat secara aktif untuk membantu melaporkan atau speak up kepada Satgas PPKS UAJY jika mengetahui temannya menjadi penyintas kekerasan seksual. Dengan begitu, pelakunya pun dapat segera ditindak. Perlu diketahui bahwa Satgas PPKS UAJY berani menjamin kerahasiaan dari korban maupun adanya laporan kepada pihaknya.
Apabila terjadi tindakan pelecehan atau kekerasan seksual di lingkungan kampus UAJY, segenap civitas academica diharapkan segera melapor pada Satgas PPKS UAJY. Caranya melalui email resmi Satgas PPKS UAJY yaitu laporsatgasppksuajy@uajy.ac.id atau direct message ke akun @satgasppksuajy di media sosial Twitter maupun Instagram.
Richard Wu, selaku anggota Satgas PPKS UAJY sekaligus mahasiswa UAJY menambahkan tentang pelaporan melalui email resmi Satgas PPKS UAJY. “Untuk sekarang, subjeknya bebas dan pelapor bisa bercerita secara detail mengenai kejadian yang dilihat maupun dialami. Setelah itu tim Satgas PPKS UAJY akan mengirim formulir kepada pelapor untuk bisa segera diisi dan kemudian kasusnya akan ditindaklanjuti oleh mereka,” ujarnya ketika diwawancarai tim Teras secara daring pada Sabtu (29/04/2023).
Kinerja Satgas PPKS UAJY
Satgas PPKS sudah melakukan sosialisasi ke seluruh UKM, komunitas, dan organisasi yang ada di UAJY secara luring. Tim Satgas PPKS UAJY menilai bahwa ini adalah cara yang paling efektif untuk memperkenalkan lembaga ini kepada civitas academica UAJY. Hal ini diketahui dari mulai banyaknya undangan yang diterima tim Satgas PPKS dari organisasi-organisasi untuk melakukan sosialisasi.
Selain itu, menurut Birgitta Puspita, selaku anggota Satgas PPKS UAJY sekaligus dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UAJY, tim Satgas PPKS telah mendapatkan laporan kasus dan saat ini kasusnya sedang diproses. Dalam pelaksanaan tugasnya, tim Satgas PPKS hadir sebagai sarana untuk membantu kasus kekerasan seksual. Dengan begitu, bila ada kasus kekerasan maupun pelecehan seksual, disarankan melapor kepada tim Satgas PPKS. Namun, tidak menutup kemungkinan apabila korban merasa lebih nyaman untuk bercerita ke organisasi lain yang menangani hal yang sama. Hal ini dilakukan tim Satgas PPKS karena memprioritaskan keamanan dan kenyamanan korban. Meski begitu, tim Satgas PPKS akan tetap mendorong korban untuk melapor ke mereka agar kasusnya bisa segera ditindak.
“Itu PR kami. PR kami untuk membangun trust dan meng-encourage civitas academica UAJY untuk berani melaporkan kepada kami,” ujar Ancilia Ansherliya, anggota Satgas PPKS UAJY sekaligus human resources di UAJY.
Tim Satgas PPKS UAJY berharap para mahasiswa bisa memahami bahwa mereka bekerja di bawah Permendikbud dan kode etik yang berlaku. Tentunya tim Satgas PPKS menjaga kerahasiaan identitas, berpihak kepada korban, tidak menyebarluaskan kasus yang diproses, dan bekerja secara independen. Selain itu, tim Satgas PPKS juga akan memastikan apakah korban ingin melanjutkan proses kasusnya atau tidak. Tentunya mereka memiliki berbagai pertimbangan sendiri dalam penanganan kasusnya.
Satgas PPKS UAJY juga telah merencanakan langkah mereka selanjutnya. Upaya mereka selanjutnya yakni gencar menginformasikan melalui sosial media, poster atau banner yang kemudian diletakkan di setiap fakultas UAJY, hingga aktif melakukan sosialisasi baik skala kecil maupun besar secara luring atau tatap muka.
Jaminan bagi Para Penyintas
Dalam mengurus kasus kekerasan seksual yang terjadi, tim Satgas PPKS akan memastikan mendapat persetujuan dari korban, apa harapan korban setelah melapor, menyampaikan dampak yang akan terjadi, hingga menyiapkan kebutuhan korban seperti aparat keamanan, layanan psikologis, dan sebagainya. Selain itu, mereka juga akan menjamin anonimitas. Laporan yang sampai ke rektor tidak akan memunculkan identitas selama masih