
1 minute read
Akhirnya Dilantik Jadi PPPK, Setelah 20 Tahun Jaga Sekolah
“Di tahun 2003, saya ditawari kerja menjadi penjaga sekolah SDN Dewi Sartika 3. Kesempatan itu saya ambil. Walaupun belum bisa menjadi guru, tapi minimal saya bisa bekerja di sekolah,” tutur dia. Tak menyerah, sedikit demi sedikit uang hasil kerjanya itu ditabung untuk daftar, dan membiayai kuliahnya. Hal itu dilakukan agar ia bisa menjadi seorang guru. Lukman pun mesti pintar- pintar membagi waktu, antara perkerjaan dan studinya. Tidak mudah. Namun keinginannya jauh lebih kuat. Kesabarannya terus diuji, meski sudah lulus di tahun 2007, kesempatan menjadi guru tetap tak kunjung datang. Lukman pun kembali menjalani hari-harinya sebagai penjaga sekolah, dengan legawa.
“Di tahun 2019 itu ada guru olahraga pensiun, lalu saya masuk dan dapat SK dari kepala sekolah. Sejak saat itu, akhirnya saya menjadi guru dan mengajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK),” ujar lakilaki berusia 50 tahun itu. Empat tahun mengajar di SDN Dewi Sartika 3, Lukman akhirnya dilantik menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kini, Lukman mendapat penugasan sebagai guru olahraga, di SDN Cibuluh 4.
Menurutnya, sabar dan sungguh-sungguh menjadi kunci penting perubahan hidupnya. Niat dan tekad kuat, membawanya memanfaatkan kesempatan yag datang dihidupnya. “Karena kehidupan yang kita jalani, kehidupan kita yang bisa mengubahnya adalah niat, kemauan, kesabaran dan ketekunan,” katanya. Dirinya berpesan agar anakanak muda tidak mudah menyerah, dan jangan mudah kalah dalam kondisi yang susah. Baginya, setiap orang bisa maju apabila menikmati, dan mensyukuri pekerjaan yang tengah ditekuni. (fat/c)
Diakuinya, Perumda PPJ juga sudah berkoordinasi dengan pihak PLN untuk mencabut utilitas listrik, yang berada di dalam Plaza Bogor.
New Plaza Bogor ke depan, kata dia, akan menyatu dengan bangunan Pasar Bogor yang juga akan direvitalisasi. New Plaza Bogor akan diisi dengan gedung sawit ini sangat membantu khsusunya bagi sawit rakyat dimana sawit rakyat itu datanya perlu disempurnakan. “Nah kita membantu perkebunam sawit rakayat untuk bisa mengetahui secara presisi berapa tegakannya, kuasannya berapa secara detail, dan ini juga membantu Pemprov dan pemerintah pusat agar dalam perencanaan pembangunan itu data menjadi dasar bagi berbagai kebijakan,” tukas dia. Selain OPTIMAL-IPB, melalui Direktorat Riset dan Inovasi (DRI) dan Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (PMA) meluncurkan tiga inovasi sawit, yakni GREEN FAST IPB, dan SIPESAT IPB. (ded/b) parkir berkapasitas 1.500 mobil, dan 2.000 motor, pusat kuliner, pasar tematik, hotel, akses ke Kebun Raya Bogor (KRB), dan masjid. (fat/c)