1 minute read

935 Pemilih Tak Penuhi Syarat

Next Article
Segerbong

Segerbong

BOGOR–Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bogor menemukan sebanyak 935 pemilih di Kota Bogor tidak memenuhi syarat (TMS) untuk memberikan hak suaranya pada Pemilu 2024 mendatang. Temuan ini sendiri berdasarkan hasil pengawasan dan pencermatan yang dilakukan Bawaslu Kota Bogor, dalam kegiatan berita acara (BA) Pleno Daftar

Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) di tingkat PPK se-Kota Bogor, belum lama ini.

“Berdasarkan data yang kami himpun hasil pengawasan untuk di Kota Bogor, kita masih temukan data sebanyak 935 data pemilih yang tidak memenuhi syarat,” kata Kordinator Divisi Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Kota Bogor, Ahmad Fathoni kepada wartawan, Selasa (20/6).

Fathoni menjelaskan, rincian dari

935 data pemilih yang tidak memenuhi syarat antara lain 906 pemilih meninggal dunia, 26 pemilih pindah domisili, 2 pemilih anggota Polri serta 1 pemilih di bawah umur.

“Dan tentunya ini adalah hasil pengawasan kami dan juga hasil pencermatan kaitan dengan BA Pleno di tingkat PPK, yang sudah kami sinkronkan dengan Sidalih,” ucapnya. Fathoni pun menyarankan hasil temuan ini untuk diperbaiki atau dihapus oleh

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD)

Kota Bogor. Hal ini bertujuan agar data pemilih pada Pemilu 2024 mendatang lebih valid dan akurat.

“Tentunya (temuan) ini akan menjadi sebuah kajian dan pencermatan kami, yang akan menjadi sebuah saran perbaikan kepada KPU supaya datadata TMS ini di hapus,” imbuhnya. “Dan tentunya komitmen kami Bawaslu bagaimana supaya data pemilih ini valid dan akurat, ketika ada suatu indikasi data TMS kemudian by name by Nik by Address ketika itu memang sudah dipastikan bahwa yang bersangkutan tidak memenuhi syarat, maka kita akan berikan saran perbaikan kepada KPU supaya data ini dihapus dari data pemilih,” sambung dia.

Apabila hasil kajian dan pencermatan yang sudah dilakukan ini tidak dilaksanakan, tentu akan menjadi sebuah tanda tanya besar, kenapa data tersebut masih ada.

“Dan tentunya kalau ini tidak dilakukan maka validitas data pemilih di Kota Bogor akan menjadi sebuah tanda tanya kenapa data tersebut masih ada, sejatinya kan tidak ada,” ungkap dia.

“Yang kedua ini tidak bisa dibiarkan karena memang data ini akan berdampak lain, terutama kaitan akurasi dan vali ditas data pemilih tersebut,” tukasnya. (met)

This article is from: