
2 minute read
Teknologi sebagai Tolok Ukur Perubahan Kehidupan Manusia
PARATECHNO
Teknologi sebagai Tolok Ukur Perubahan Kehidupan Manusia
Advertisement
Oleh: Ronald Grant – FT 2019
Selama pandemi COVID-19, banyak dari kita merasakan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Beberapa orang kehilangan pekerjaan sedangkan yang lainnya membuka lapangan pekerjaan. Beberapa orang mulai kehilangan kehidupan sehat mereka sedangkan yang lainnya justru memulai kehidupan yang lebih sehat. Banyak orang yang menjadikan momen sebelum pandemi sebagai tolok ukur atas perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka. “Dahulu sebelum pandemi terjadi, aku…”, “Sebelum adanya pandemi, aku itu lebih…”, serta pernyataan-pernyataan serupa lainnya.
Akan tetapi, mungkin kita tidak menyadari bahwasanya sebelum adanya pandemi, teknologi-lah yang menjadi tolok ukur atas perubahan kehidupan kita. “Dulu, waktu zaman kakek, mana ada yang namanya handphone,” “Coba hidup di zaman dulu. Mana mungkin bisa pergi dari Surabaya ke Madura naik mobil.” Sering kali kita membandingkan kehidupan antarzaman dengan teknologi yang digunakan pada zaman tersebut.
Apabila kita kilas balik, 3,3 juta tahun yang lalu ditemukan alat pertama yang berupa serpihan batu tajam yang digunakan sebagai pisau, serta batu tidak berbentuk yang digunakan sebagai palu. Beberapa juta tahun kemudian, lebih tepatnya satu juta tahun yang lalu ditemukan teknologi api. Api yang mungkin bagi kita adalah sesuatu yang biasa saja. Namun, pada zaman tersebut, api merupakan sesuatu yang istimewa serta hanya dapat dibuat oleh beberapa manusia saja.
Beberapa generasi telah berlalu hingga hari ini. Mungkin sudah tidak terhitung berapa banyak teknologi yang telah ditemukan oleh manusia. Entah itu teknologi yang berguna, tidak berguna, atau mungkin yang belum dapat berguna bagi kehidupan kita. Dalam proses perubahan tersebut, tidak semua teknologi disambut secara positif oleh umat manusia. Beberapa penemu harus menghadapi kesulitan karena menciptakan sesuatu yang mungkin berguna bagi kehidupan manusia, termasuk dalam hal kematian.
Kita ambil kisah Galileo, seorang filsuf, astronom, serta pakar matematika asal Italia, yang diadili pada 13 Februari 1633. Alasan dari pengadilan tersebut adalah karena Galileo meyakini bahwa matahari tidak bergerak dan merupakan pusat alam semesta, yang berarti bumi bukanlah pusat alam semesta dan justru mengitari Matahari. Beberapa orang pada zaman itu mengutuk dan membenci teori tersebut, hingga akhirnya Galileo dijatuhi hukuman penjara serta menjalani status tahanan rumah seumur hidup. Dari kisah tersebut, kita dapat melihat bahwa tidak semua orang dapat menghadapi perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka. Tidak semua orang siap untuk bermetamorfosis, meraih kehidupan yang lebih baik.
Contoh lain dapat kita ambil dari kejadian yang menimpa Luthfi. Menurut kumparan.com, Luthfi merupakan salah satu investor Terra LUNA, token kripto asal Korea Selatan yang sempat ramai menjadi perbincangan dikarenakan kehilangan 99,47 persen nilainya dalam rentang waktu 24 jam. Ia berbagi cerita tentang bagaimana dirinya mengalami kerugian sebesar 800 juta rupiah akibat kejatuhan koin tersebut. Di sisi lain, terdapat juga Ghozali, seseorang yang terkenal di media sosial setelah berhasil menjual NFT, aset digital yang mewakili objek pada dunia nyata seperti seni, musik, item dalam game, dan video miliknya yang merupakan foto-foto selfie yang telah dikumpulkan sejak tahun 2017. Menurut liputan6.com, Ghozali mendapatkan miliaran rupiah berkat penjualan aset NFT-nya.
Melihat contoh-contoh yang diberikan, kita dapat menyimpulkan bahwa dengan perubahan yang sama, terdapat beragam respon maupun tindakan yang dilakukan oleh kita. Sebagai umat Buddhis, hendaknya kita sadar bahwa bukanlah perubahan serta ketidakkekalan yang dapat kita kendalikan, melainkan bagaimana kesiapan kita dalam bentuk pikiran, perkataan, dan perbuatan dalam menghadapi metamorfosis kehidupan.
(NAT/SHN)

Referensi : https://www.merdeka.com/jatim/sejarah-perkembangan-teknologi-dari-masa-ke-masatingkatkan-taraf-hidup-manusia-kln.html https://internasional.kompas.com/read/2018/02/13/13193451/hari-ini-dalam-sejarahgalileo-galilei-diadili-gereja-katolik?page=all https://www.liputan6.com/crypto/read/4863147/bukan-rp-13-miliar-ternyata-seginikeuntungan-ghozali-dari-jual-nft https://kumparan.com/kumparantech/curhat-orang-indonesia-rugi-rp-800-juta-karenaterra-luna-rontok-1y4bNkTXHSl