Civitas edisi 44

Page 1

Edisi 44/ Thn.X/April/ 2008


Setelah lelah beraktivitas dan sibuk dengan kegiatan masing-masing, namun semangat pantang mundur yang tertanam di dada, membuat crew Civitas berhasil menyelesaikan hasil karyanya yang berupa ide dan informasi untuk segera dinikmati oleh seluruh pembacanya, mahasiswa Untan tentunya. Bagaimana tidak, bukan hanya sekedar membuat berita yang mereka lakukan, tetapi juga dilibatkan dalam kepanitiaan Musyawarah Besar LPM Untan ke 10 kemaren (29-30/3), yang terpilih Rahmanita sebagai Ketua Umumnya. Perasaan bahagia bercampur lega terlihat jelas dari senyum para jurnalistik kampus ini tatkala mereka menyelesaikan pekerjaan mereka satu per satu. Namun, semua itu belum berakhir. Masih banyak impian yang harus diwujudkan. Hanya dengan usaha dan tekad yang sungguh-sungguh serta do’a tentunya, semua yang kita inginkan akan terlaksana. Mimpi adalah harapan, dan harapan adalah naluriah manusia. Tanpa itu semua kita bukanlah apa-apa. Semua orang berhak untuk bermimpi. Namun, mimpi tanpa usaha sama seperti berjalan tak ada ujung nan tak berguna. Dan alangkah baiknya bila mimpi yang tercipta manis dalam memori otak kita ini dapat diwujudkan dengan tekad, usaha dan keinginan untuk menjadikannya sebagai realita. Dan bila mimpi itu terwujud, adalah suatu kebahagiaan yang tak dapat diukir dengan kata-kata. Di edisi kali ini, kami mencoba menyajikan informasi aktual mengenai problematika yang terjadi di Kopma, juga kebijakan Untan dalam menertibkan PKL di lahannya serta kerjasama antara pihak Untan dan Pemda dalam pemakaian asrama yang ternyata juga dihuni oleh mahasiswa non Untan. Selain itu, masih banyak lagi info lainnya yang menyangkut Untan tentunya pada Civitas kali ini, lihat saja per halamannya, dan tak lupa seluruh crew Civitas mengucapkan Selamat Menempuh Ujian Mid Semester 2008 bagi seluruh mahasiswa Untan. Tetap semangat belajar dan bangkit dengan kesadaran untuk maju dan berkembang.\ Akhir kata, selamat membaca dan tetap jadi yang terbaik. Wassalam‌[]

Jadikan Kopma Unit Usaha yang Dikelola Untan

Terima kasih kepada Miun atas dimuatnya surat ini. Sedikit uneg saya dan kiranya perlu dipertimbangkan oleh pihak rektorat. Kehadiran kopma selama ini selalu menjadi pertanyaan buat saya sebagai Mahasiswa Untan. Sudah beberapa kali dalam Rapat Anggota Tahunan Laporan (RAT) bermasalah. Tahun lalu piutang sebesar 20,5 juta dihapuskan dengan alasan tanpa bukti transaksi dan barubaru ini dengan laporannya 37 juta uang hilang. Kopma dengan aset seperti internet, photokopi, kantin jelas membawa profit. Pertanyaan yang muncul kemudian apakah dengan keuntungan itu mahasiswa untan merasakan? Padahal tiap tahunnya dana yang ditanam oleh mahasiswa itu ada. Menurut saya sebaiknya kopma dihapuskan. Mengenai Universitas se Indonesia dengan akan berubah status yang awalnya PTN akan menjadi BHMN, Untan seharusnya bersiap dengan Unit Usaha biar nanti mahasiswa tidak terlalu terbebankan dengan biaya yang tinggi. Jadi, sudah jelas maksud saya di atas Kopma dijadikan Unit Usaha Untan yang dikelola rektorat.[]

herius_01@yahoo.com

Hijaukan Bumi dari Rumahmu Kepada bapak rektor yang terhormat, belakangan ini linkungan Untan sedang berbenah dengan menanam berbagai macam tanaman berserabut seperti palem, yang ingin saya tanyakan mengapa harus tumbuhan serabut yang tidak rindang, harga bibitnya mahal dan bukan pohon berkayu seperti pohon ketapang, tanjung dan belian (ulin) yang harganya murah, dan rindang. Padahal yang saya ketahui Kalbar cukup banyak ditumbuhi pohon-pohon berkayu tersebut. Apakah bapak ingin menjadikan Untan seperti Los Angles atau tempat-tempat diluar Kalbar. bukankah tanaman yang berkayu akan lebih rindang dan asri. Semoga bapak dapat berkomunikasi kembali dengan Mahasiswa atau dosen yang lebih mengerti. Tetapi ide bapak untuk membuat taman dan penanaman saya respon sangat baik tapi sekali lagi jangan palem dong pak![] Herman Fahutan

buletin Mimbar Untan Civitas Diterbitkan oleh : Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak Ketua Umum : Rahmanita Sekretaris Umum Eka Stiawati Bendahara Umum : Ellia Marliani Divisi PSDM : Sri Pujiani, Vita DJ Divisi Litbang : Syf Ratih KD

2

Divisi Penerbitan : Agustina Divisi Penyiaran : Wanti Divisi Peusahaan : Nining Agustini Pemimpin Redaksi : Erma Sekretaris Redaksi : Peni Sawalina

Edisi 44/Thn.X/ April/2008

Surat Pembaca

Mimpi Kita Perlu Diwujudkan

Redaktur : Sri, Nita, Eka, Tina, Wanti, Dedi Reporter : Teti, Peni, lhia, Echy, Dicky, Erma, Ellyza, Andi, Nita, Sri,Nita Fotografer : Tina, Eka Lay outer : Is-Tim gambreng

REDAKSI Alamat Redaksi : Jl. Daya Nasional Gedung MKDU Untan, Telepon : (0561) 7567171. e-mail : lpm_untan@yahoo.com atau : gelora_lpmu@yahoo.co.id. lpmuntan.blogspot.com Percetakan : Artha Grafistama, Jl. Pahlawan No. 20 Telp.(0561) 765000-766000 (Isi diluar tanggung jawab penerbit). Redaksi menerima tulisan berupa opini, essai, laporan kegiatan kampus, cerpen,hasil investigasi, surat pembaca disertai identitas diri. Tulisan diketik di lembaran folio dengan spasi ganda. Kirimkan ke Sekretariat LPM Untan, langsung. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah makna tulisan.


Civitas Opini Opini Civitas Opini Civitas

Audit Keuangan dan Kinerja Lembaga Mahasiswa Otokritik Terhadap Degradasi Nilai Indra Aminullah

Oleh INDRA AMINULLAH)*

S

emua mahasiswa harus kritis dan merenung kembali, tatkala menelaah sebuah opini yang tertuang dalam kolom surat pembaca pada Tabloid Mimbar Untan edisi 13/ Thn XXV/LPM Untan/2008. Opini berjudul “KOPMA; Antara Harapan dan Kenyataan� yang di release seorang mahasiswa Untan angkatan 2004 menggambarkan bagaimana ketidakprofesionalan pengelolaan keuangan lembaga sehingga menyebabkan total anggaran senilai Rp. 48 juta hilang dari arus kas. Walaupun untuk alasan peminjaman, hal itu telah melanggar kesepakatan plafon anggaran yang diperbolehkan untuk sebuah peminjaman. Walaupun kejadian tersebut berbuntut pada pengunduran diri, tapi tidak menghilangkan perkara pihak yang melakukan kesalahan diwajibkan mengganti jumlah nominal uang yang menyebabkan kerugian lembaga tersebut. Pengembalian uang pun tidak mengubah substansi masalah sebenarnya yaitu penyalahgunaan dana. Menurut saya, penulis dalam surat pembaca tersebut ingin mengeksplorasi kekhawatiran terhadap kemungkinan terjadinya penghapusan piutang seperti yang terjadi sebelumnya di lembaga tersebut dengan nominal yang cukup besar. Walaupun budget adalah hak, tapi tidak menghilangkan kewajiban dalam pengelolaannya. Karena sejatinya, meningkatnya anggaran harus diikuti dengan meningkatnya pelayanan publik lembaga. Sebagai analogi, sebuah dinas/ instansi yang mendapatkan anggaran besar dari APBN/APBD berkewajiban memberikan pelayanan yang maksimal

pada masyarakat. Sama halnya dengan lembaga mahasiswa. Lembaga mahasiswa harus mempertajam kinerjanya sesuai dengan konteks spesialisasi. Misalnya, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) mempertajam pengayaan keilmuan, Lembaga religius mengedepankan program berbobot dan kreatif dalam penyadaran susbstansi kehidupan, Badan Eksekutif Mahasiswa memperkuat sisi politik dan advokasi mahasiswa dan media kampus menanamankan basis wacana mahasiswa. Jika fungsi ini berjalan, maka akan terjalin sinergisitas untuk menciptakan mahasiswa kritis, ilmiah, cerdas dan bermoral. UKM universitas juga berperan dalam penguatan kapasitas mahasiswa. Semua karena lembaga mahasiswa dibiayai dengan uang-uang mahasiswa yang ditarik tiap semesternya. Sehingga cukup riskan, jika kita menggunakan uang mahasiswa tapi tidak peduli dengan mahasiswa malah membebani dengan menyelewengkan dana dari peruntukkannya atau menghabiskan biaya lebih besar untuk kebutuhan operasional belaka. Analogi diatas, mengisyaratkan ada ketidakberesan perencanaan dan pengelolaan keuangan dan kinerja lembaga. Hal ini disebabkan lepasnya kontrol lembaga itu sendiri. Dalam tulisan ini, penulis ingin memberikan sebuah pemikiran bahwa tidak hanya birokrasi berpotensi korupsi. Tapi mahasiswa juga memiliki potensi itu. Karena penyelewengan dana terjadi ketika seseorang memiliki kekuasaan/jabatan dan kesempatan. Oleh karena itu, mahasiswa harus berani professional melakukan audit keuangan dan kinerja lembaga mahasiswa dengan membentuk tim khusus yang bekerja sama dengan pihak birokrat yang berkompeten sebagai pendamping. Temuan-temuan dalam audit harus disosialisasikan sebagai bentuk transparansi lembaga mahasiswa.

Audit keuangan dan kinerja lembaga mahasiswa harus dengan standar yang terukur dan transparan dengan memberikan langkah-langkah kooperatif terhadap pihak yang terbukti melakukan penyelewengan dana mahasiswa. Audit kinerja dan keuangan besar manfaatnya dalam: (1) mengukur capaian-capaian lembaga dan dampak program yang dibuat apakah sudah efektif, efisien dan ekonomis, (2) mengembalikan dan memperkuat jati diri mahasiswa sebagai kelompok intelektual dan bermoral, (3) menekan pemborosan anggaran untuk dampak positif yang tidak maksimal karena masih banyak mahasiswa yang kesulitan dalam membayar uang kuliah, (4) Memberikan contoh kepada birokrasi kampus untuk berani melakukan hal yang sama, yaitu profesional. Langkah ini merupakan upaya menciptakan keseimbangan profesionalisme mahasiswa dan birokrasi.. Perilaku-perilaku mahasiswa yang telah mencemarkan nama baik mahasiswa dengan melakukan penyelewengan dana harus diberi sanksi yang tegas. Berikut pula perilaku-perilaku birokrasi yang telah mencemarkan nama baik universitas baik problem kuliah, opini indikasi pemangkasan beasiswa (sumber: civitas edisi 41 ) dan keuangan lainnya atau kinerja yang tidak baik harus digugat oleh mahasiswa dan birokrasi itu sendiri. Dalam konteks ini, mahasiswa harus menjalankan fungsi kontrol yang konstruktif. Mengapa fungsi kontrol itu harus dilaksanakan? Karena keberhasilan sebuah perguruan tinggi tidak hanya dilihat dari birokrasi tetapi juga mahasiswa. Karena yang kita lakukan bukan untuk menghancurkan tetapi memperbaiki. Tetapi, mahasiswa juga harus berani professional dan transparan.[]

*Penulis adalah Mahasiswa Universitas Tanjungpura 2002 Edisi 44/Thn.X/April/2008

3


Headline HeadlineCivitas Civitas

Masalah Kopma Terungkap Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Mahasiswa Untan yang digelar 21-22 Maret 2008 lalu mengungkap berbagai permasalahan Kopma. Beberapa permasalahan faktual Kopma tersebut antara lain terkait hutang pengurus inti kopma yang jauh melebihi batas peminjaman anggota, pendirian Kantin Digulis, tentang tender Toga, dan Neraca Kopma yang bermasalah. Namun permasalahan yang jadi santer pembicaraan adalah hilangnya uang sebesar 37 juta rupiah. Oleh SRI P & RAHMANITA

“K

ejadiannya memang murni hilang akibat kelalaian saya. Oktober (2007) lalu saya bersama pak Ibnu Hajan menarik sejumlah uang dari Bank. Uang senilai 20 juta rupiah awalnya untuk membayar panjar hutang almamater ke bagian pengembangan usaha Kopma. Kemudian bagian pengembangan usaha menghubungi saya agar pembayaran panjar tersebut ditunda. Kemudian seingat saya uang tersebut saya titipkan kepada pak Ibnu. Namun pak Ibnu mengatakan tidak pernah menerima uang tersebut. Kemudian pada bulan November saya kembali menarik uang senilai 17 juta rupiah untuk pembayaran mesin? Namun karena kecerobohan saya uang itu tertinggal di kursi bank,” ungkap Hafiz, Bendahara Kopma Periode Kepengurusan 2007-2009 (baca. Hafiz mengundurkan pada RAT 2008). Sementara itu, Ibnu Hajan, Ketua Umum Kopma periode kepengurusan 2007-2009 (Red. Ibnu mengundurkan diri pada RAT 2008), diketahui meminjam uang Kopma sebesar 11 juta rupiah. Selang beberapa hari setelah RAT Kopma 2008, Ibnu Hajan dan Hafiz dibawa ke notaris untuk mempertanggungjawabkan hutangnya kepada Kopma. Pada 19 April 2008 Hafiz mengganti uang yang dihilangkannya sebesar 20 juta, sedangkan beberapa hari sebelumnya Ibnu membayar hutangnya sebesar 4 juta rupiah. Sisa hutang kedua mantan pengurus ini akan dibayarkan dikemudian hari, dengan batas akhir pembayaran sebelum Juni 2008. “ Insya Allah hutang 7 juta rupiah itu akan saya lunasi,” janji Ibnu ketika dihubungi

4

Edisi 44/ Thn.X/ April/ 2008

Foto: Eka/Miun

Megahnya plang Kopma Untan ternyata tidak semegah manajemen yang ada didalamnya. Banyak terjadi ketidak jelasan kebijakan yang mengindikasikan korupsi pada pengurusnya.

Mimbar Untan via telpon. Darwis, Ketua Panitia Khusus (pansus) untuk menemukan titik terang per masalahan Kopma, menjamin hutang kedua mantan pengurus itu akan dilunasi, karena jika tidak dirinya akan melaporkan keduanya kepihak berwajib. “Pansus telah memberikan batas waktu pembayaran hutang 3 bulan setelah RAT. Saya juga telah menahan Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) motor Ibnu dan sertifikat rumah Hafiz sebagai jaminan,” kata Darwis. Terkait kasus Kopma tersebut, Andri Fronika, Sekretaris Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Tanjungpura menilai pengurus inti kopma seperti Ibnu, yang meminjam uang sampai 11 juta telah menyalahi

aturan batas peminjaman anggota Kopma. “Bardasarkan AD/ART Kopma, peminjaman anggota maksimal sebesar 500.000 rupiah. Meminjam lebih dari itu, artinya melanggar AD/ ART. Ketuanya saja tidak taat aturan, apalagi anggotannya,”kata Andri. Andri juga heran uang sebesar 37 juta rupiah bisa hilang karena kelalaian sang bendahara. “Saya tidak percaya dengan alasan pengurus tentang kehilangan uang sebesar itu, yang jelas mungkin ada permainan (baca. rekayasa) didalamnya,”ucap Andri. Marwan, Ketua Badan Pengawas (BP) Kopma Periode 2007-2009 (Red. mengundurkan diri pada RAT 2008) menyayangkan terjadinya peristiwa peminjaman yang melebihi batas oleh pengurus inti.”Pengurus BP tidak pernah


Headline Civitas Headline CivitasCivitas Headline diikutsertakan dalam pengambilan kebijakan. Peminjaman tersebut mendapatkan persetujuan BP, tapi hanya tanda tangan (Red. diketahui) bendahara saja,” tambahnya. Marwan dan Andri kepada Mimbar Untan juga mengungkapkan beberapa permasalahan Kopma selain masalah hutang anggota dan hilangnya uang Kopma. Marwan mengungkapkan permasalahan kantin Digulis Kopma yang tidak sesuai dengan kesepakatan awal. “Berdasarkan kesepakatan awal, Kopma membuat 8 kantin itu untuk dikelola masing-masing BEM Fakultas di Untan. Namun pengurus Kopma tidak menyurati masing-masing BEM di Fakultas perihal penawaran kantin. Akhirnya pengelolaan kantin diserahkan kepada orang lain,” ungkapnya. Sementara itu, Andri mengungkapkan adanya pengalihan tender yang menyalahi prosedur. Seharusnya proyek senilai di atas 50 juta harus menggunakan sistim lelang. Tapi untuk tender pakaian Toga, yang menelan biaya lebih dari 50 juta itu, pengurus Kopma langsung menunjuk CV Yuri. Itu pun bermasalah. CV Yuri salah memenuhi pesanan sesuai dengan permintaan Kopma. Pakaian Toga untuk Fakultas Pertanian lebih 100 baju, sedangkan Fakultas Hukum kurang 100 baju. Karena waktu penggunaan pakaian Toga mendesak, akhirnya pengurus Kopma menunjuk CV lain untuk memenuhi kekurangan 100 Toga Fakultas Hukum. “Saya mendengar banyak keuntungan

yang lari ke personal pengurus. Kopma hanya mendapat sebagian kecil,”kata mahasiswa Fakultas Ekonomi angkatan 2004 ini. Ibnu Hajan mengatakan masalah tender hanya isu yang dibuat lawan-lawan politiknya yang merasa dirugikan dan tidak senang dengan dirinya.” Banyaknya kepentingan politis kawan-kawan pengurus juga menjadi kendala dalam memecahkan permasalahan kopma,”keluh Mahasiswa Fisipol 2003 ini. Marwan mengatakan saat RAT 2008 laporan akhir keuangan hanya sampai bulan Desember 2007. Padahal RAT diselenggarakan bulan Maret. “Mestinya laporan bulan Januari hingga Maret juga dimuat,”kata Marwan. Pembentukan P ansus Pansus Untuk menemukan titik terang segala permasalahan di Kopma dibentuklah Panitia Khusus (Pansus). Rekomendasi pembentukan Pansus telah ada dari RAT tahun 2007 akhir masa kepengurusan Juni Wardana. Namun pansus baru dapat dibentuk lewat voting pada RAT 2008 yang diketuai oleh Darwis. Marwan mangaku pembentukan Pansus sempat mangalami kendala. Pihak BP tahun 2007 pernah mengundang 2 orang dari tiap Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) fakultas untuk membentuk dan menjadi anggota pansus. Kenyataannya, anggota BEM dari tiap fakultas tidak pernah lengkap kehadirannya dalam rapat pembentukan

pansus. “Jadi sulit membentuknya. Saye juga heran same mahasiswa tuh sudah diundang tapi tak mau datang. Nah sekarang saat RAT barulah pengurus di caci maki,” katanya heran. Ketua Pansus Darwis membenarkan kurangnya partisipasi beberapa BEM fakultas untuk mengatasi masalah kopma. “Saya telah menyurati BEM tiap fakultas namun dari mereka tidak peduli tentang hal ini. Ini perlu dipertanyakan di internal BEM fakultas. Mana aktivis kampus yang selalu berkoar-koar di luar tapi tidak peduli tentang permasalahan yang ada di interen kampus khususnya kopma sekarang.,” ungkap mahasiswa Fakultas Hukum 2005 ini. Pansus diwajibkan menyelesaikan masalah kantin, keuangan juga hutang dari ketua dan bendahara lalu. Pansus memiliki kekuasaan untuk mendapatkan informasi apapun dari pengurus kopma dengan tujuan membersihkan kopma. Namun minimnya data yang didapat dari pengurus kopma maupun rektorat dirasa menghambat kerja pansus.”Data yang kami dapatkan dari pengurus hanya setengah-setengah bahkan kami tidak mendapatkan data apapun dari rektorat. Hal inilah yang membuat kami kebingungan dalam menjalankan tugas,” katanya. Darwis juga menghimbau kepada mahasiswa dan tim audit dari rektorat agar dapat bekerjasama dengan pansus dalam memecahkan masalah kopma sebelum RAT tahun depan. []

Tren Pengunduran Diri Belum genap dua minggu usai diangkat menjadi ketua Kopma Untan sejak sabtu (22/3), Irmawan berujar siap mengundurkan diri dari posisinya sekarang “Jika ada yang siap dan merasa mampu memimpin Kopma dengan permasalahan yang rumit, maka saya siap mengundurkan diri,” uangkapnya pada sabtu (5/4)

Oleh RAHMANITA BANYAKNYA masalah yang belum tuntas, ditambah lagi permasalahan baru. hilangnya uang 37 juta oleh ketua Kopma yang lalu, maha-

siswa Fakultas Teknik (FT) Sipil 2003 ini pesimis dapat menuntaskan masalah Kopma yang sangat komplek dalam jangka waktu satu tahun kepengurusan. “Idealnya satu periode kepengurusan dua tahun. Namun karena baru setahun kepengurusan ketua dan

bendahara mengundurkan diri, jadi saya yang meneruskan tampuk kepemimpinan di Kopma. Untuk Sementara kepengurusan baru, akan menyesuaikan dengan masalah Kopma dan untuk penyesuaian saja perlu waktu 7 bulan,” jelasnya. Edisi 44/ Thn.IX/ April/ 2008

5


Headline Civitas

Kinerja Kopma Buruk, Purek III Kecewa PEMBANTU Rektor (PR) III Untan Edy Suratman menyatakan kecewa terhadap kinerja kepengurusan Kopma yang tidak profesional. Dirinya menilai kopma tidak transparan karena tidak semua anggota punya akses untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kopma yang sebenarnya. Selain itu, laporan pertahun yang disampaikan pihak Kopma kepada rektorat hanya berupa pelaporan umum yang tidak akuntable (berdasarkan perhitungan akuntansi yang dapat dipercaya). “Kopma tidak pernah melaporkan ihwal masalah penjahitan, uang senilai 37 juta rupiah yang dihilangkan bendahara, soal peminjaman pengurus yang melebihi batas dan lain sebagainya,” ungkap Edy. Edy mengaku pihak rektorat telah berupaya membantu kopma seperti melakukan evaluasi bersama dan mengirimkan tim audit. Namun pengurus kopma justru mengirimkan surat penolakan dievaluasi dan diaudit. Mantan Ketua Kopma Ibnu Hajan menjelaskan Kopma tidak ingin di audit oleh rektorat karena tahun lalu tidak ada rekomendasi baik dari RAT, AD/ ART maupun BP yang memperbolehkan

Kopma diaudit oleh Rektorat. Dirinya menilai keputusan tertinggi berada di RAT. Akibat keengganan pengurus untuk dievaluasi dan diaudit tersebut, pengurus kopma yang kini diketuai Irmawan terancam tidak mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari Rektorat. Ditanya tentang belum keluarnya SK pengurus Kopma periode ini Edy bersikukuh tidak akan mengeluarkan SK sebelum jelas permasalahan yang kini dihadapi Kopma. “Saya tidak tahu dan saya tidak mau tahu kepengurusan yang baru, sebelum jelas pemasalahan di kopma,” tegas Edy. Menurut mantan ketua Badan Pengawas periode kepengurusan 2007/ 2009, Marwan, harusnya pengurus Kopma tidak perlu merasa takut ketika hendak diaudit oleh rektorat. “Saya pikir kopma harus menyambut baik tim audit yang dikirimkan Rektorat. Pengurus tak perlu takut jika tidak merasa bersalah.Namun pengurus berkelit yang berhak melakukan audit adalah pengurus BP, karena tidak ada aturan kopma diaudit oleh rektorat,” tambahnya. Selain belum mengeluarkan SK bagi pengurus Kopma, rektorat berencana menghapuskan sumbangan mahasiswa baru sejak tahun ajaran 2008/2009 pada Kopma. Keputusan yang dibuat rektorat

Ketidaksanggupan ini pula menyebabkan Ibnu Hajan selaku mantan ketua Kopma mengajukan pengundurannya lewat Rapat Anggota Tahunan (RAT). “Saya mengundurkan diri karena merasa tidak sanggup memenuhi rekomendasi dari RAT tahun 2007 yang mengamanahkan pengurus menyelesaikan segala permasalahan yang ada di kopma dalam tempo setahun,” ungkap Ibnu Hajan. Pengunduran diri tidak hanya dilakukan oleh mantan ketua Ibnu Hajan. Tapi juga pengurus lain seperti bendahara Kopma dan ketua Badan Pengawas Kopma (BPK). Bila pengunduran diri Hafiz, bendahara kopma periode 2007-2009 dilandasi oleh

statusnya yang bukan mahasiswa lagi, berbeda dengan mantan ketua (BP) periode kepengurusan 2007-2009 Marwan. Dirinya mengaku sudah merencanakan pengunduran dirinya sejak tiga bulan sebelum RAT 2008 padahal masa jabatannya masih setahun. Dirinya mengungkapkan pengunduran dirinya disebabkan kewalahan dalam mengakomodir fungsi BP untuk mengawasi permasalahan kopma yang sangat berat. Ditambah lagi 5 anggota BP yang tidak bisa bekerja optimal. Sekertaris Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Untan Andri Froniko merasa ironis dengan pengunduran diri pengurus kopma dan BP

Oleh SRI PUJIANI

6

Edisi 44/ Thn.X/April/ 2008

ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan mahasiswa. Marwan misalnya mendukung keputusan kopma untuk tidak mengikutsertakan kopma dalam daftar Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP). “Mungkin rektorat merasa kecewa pada pengurus Kopma yang sudah dibantu memfasilitasi penarikan simpanan wajib dan simpanan pokok anggota Kopma, tapi pengurus Kopma justru menolak di evaluasi dan diaudit oleh Rektorat,” katanya. “Dengan ini (kebijakan penghapusan sumbangan Kopma-red) pengurus bisa mandiri dan kreatif dalam menambah anggota dan pemasukan pada Kopma,” tambahnya. Namun lain halnya dengan Ibnu Hajan. “Secara pribadi saya sangat tidak setuju atas rencana itu. Namun karena itu legalitas rektorat mau tidak mau Kopma wajib menurutinya,” ujarnya. Andri Froniko meminta Rektorat mengkaji ulang keputusan tersebut. “Tampaknya Rektor mau melepas kopma dan keputusan tersebut perlu dikaji ulang. Pihak rektorat jangan terlalu menggunakan “adrenalin” dalam mengatasi hal ini. Kopma harus dibersihkan bukan dilepaskan, karena kalau dilepaskan kopma akan cenderung profit oriented,” katanya. [] hanya ketuanya saja. “Padahal dalam pengunduran kepengurusan yang sifatnya kolektif-kolegial sesungguhnya satu paket. Jika dilihat secara semionika (jejak dan tanda) ada sebuah trik untuk mempertahankan status kekuasaan kelompok tertentu,” kata mahasiswa ekonomi 2004 ini. Akan tetapi, Marwan menyatakan, pengunduran diri beberapa pengurus dan BP tidak melanggar Anggaran Dasar/Ang garan Rumah Tang ga (AD/ART) Kopma karena tidak ada aturannya. “Ada dua prosedur dalam mengajukan pengunduran diri berdasarkan AD/ART Kopma yakni pengajuan pengunduran diri atau dipecat lewat RAT,” jelasnya.[]


Kampus Civitas

Jalan Untan-Perdana Mendesak Diperbaiki

Foto : Tina/Miun

Kerusakan jalan yang menghubungkan Jalan Perdana dengan Kampus Untan, cukup dikeluhkan mahasiswa, selain dekat dengan kost dan asrama mahasiswa, juga dirasa irit biaya dan tenaga. Tapi harus waspada, karena rawan akan bocornya kendaraan.

Oleh ELLIA MARLIANY

J

alan merupakan sarana penting untuk sampai ke tujuan, namun bila jalan tersebut hancur, rusak, dan tak layak, pasti banyak yang mengeluhkannya. Seperti jalan di belakang Fakultas Teknik (FT) Untan. Ruas jalan yang menghubungkan beberapa asrama dan tempat tinggal mahasiswa menuju Untan tersebut merupakan jalan yang ramai dilalui

oleh mahasiswa, meskipun rusak dan tidak layak. Hal ini juga karena jauhnya jarak yang harus dilalui bila melewati jalan A Yani, sehingga di anggap tidak efektif. Rahmadani Mahasiswa Fakultas MIPA anggkatan 2007 yang di temui Kamis (28/02) lalu, saat melintas mengatakan, selain jalan yang hancur, banyak sampah berserakan di sekitar jalan dan sangat menggangu kelancaran lalu lintas, belum lagi malam harinya

keadaan yang sangat gelap tanpa penerangan yang memungkinkan tindak kriminal. “Karena ini merupakan jalan alternatif dan banyak dilewati mahasiswa, saya berharap pihak Rektorat memperhatikannya. Karena semakin hari jalan ini semakin hancur,” ungkapnya. Hal serupa disampaikan Wahyu Patri, Mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2006. “Harus jalan di belakang Fakultas Teknik diperbaiki, minimal sampai ke UKM-nya saja (Fakultas Teknik-red),” kesal Patri Hal ini menjadi penting karena jalan yang menembuskan Jalan Perdana dan kampus Untan ini merupakan jalan pintas dan bisa menghemat waktu mahasiswa. “Jalan tersebut merupakan jalan pintas, daripada mutar ke jalan A Yani, khan jauh, lagi pula jalan hancur dapat menyebabkan motor bocor, jika perlu pake penerangan,” tambahnya. Ali, kepala Sub Bagian Rumah Tangga mengatakan, jalan yang banyak dilewati Mahasiswa tersebut memang rusak dan akan diperbaiki, tapi tidak dalam waktu dekat ini, karena jalan menuju Rektorat lebih diprioritaskan. Setelah itu baru jalan-jalan yang merupakan asset Untan. “Diharapkan dengan perbaikan jalan dapat memudahkan aktifitas dan mempercepat sampai pada tujuan,” pungkasnya.[]

Mapala Teknik Gelar Lomba Lintas Alam Khatulistiwa Oleh ERMAWATI

D

alam rangka menyambut ulang tahun ke-31 yang sempat vakum, Mapala Fakultas Tehnik (FT), kembali menggelar lomba Lintas Alam Khatulistiwa (LAK VII) yang akan dilaksanakan pada

tanggal 25 -27 April 2008 mendatang. Kegiatan ini diikuti oleh pelajar tingkat SMA/sederajat se-Kalimantan Barat , berlokasi di komplek wisata Palm Beach, Singkawang. Menurut Apit selaku ketua pelaksana, kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan intelektual serta meningkatkan mental dan fisik. Selain

kegiatan melintasi berbagai medan dengan permainan-permainan berupa outbond , juga diadakan penyuluhan tentang permasalahan remaja yang sedang berkembang pada saat ini. “Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk pengabdian Mahasiswa Pecinta Alam.” tambahnya mengakhiri pembicaraan.[] Edisi 44/ Thn.X/April/ 2008

7


Khusus Civitas

Fasilitas Olahraga yang Terlupakan Oleh DICKY ARMANDO

S

tadion Sepak Bola dan Lapangan Tenis di Jalan Daya Nasional nampak “usang”. Bahkan lapangan tennis itu berubah fungsi menjadi “lapangan futsal” bagi sebagian orang yang sering beraktifitas di dekat lapangan tersebut. Terbengkalainya pengelolaan stadion sepak bola dan lapangan tennis dikarenakan belum tersedianya anggaran. Padahal Untan telah mendapatkan dukungan dari DPRD, hal ini tercantum pada surat keputusan (SK) DPRD tanggal 18 maret 2004, no 045/44/ III/DPRD, tentang dukungan kegiatan pembangunan fasilitas sarana dan prasarana olahraga. Namun sampai saat ini belum nampak hasilnya. Menurut Kepala Sub Bagian Rumah Tangga (RT), Ali, tahun ini pihak Untan akan mencoba mengajukan anggaran, jika dikabulkan berarti dana

Foto : Eka/Miun

Lapangan Tennis dulunya, sekarang telah berubah fungsi menjadi lapangan futsal. Ide kreatif ini patut diacungi jempol, daripada ‘nganggur’ dan tidak termanfaatkan lebih baik digunakan sebagai sarana olahraga Futsal.

tersebut akan diambil dari APBN. kemungkinan tahun 2009 baru akan terealisasi pengelolaan kembali. Namun menurut SK Rektor Universitas Tan-

jungpura no 216/J22/OR/2004, untuk pengelolaan prasarana olahraga adalah wewenang Pembantu Rektor III. NaBersambung ke halaman 11

Mahasiswa Untan Pertanyakan Mahalnya Biaya Wisuda Mahasiswa Untan yang telah memperoleh gelar sarjana baik S1 maupun Diploma, Kamis (28/2) pertanyakan biaya wisuda yang mahal karena terdapat rincian yang kurang jelas. Oleh AGUSTINAH

K

etidakjelasan biaya wisuda tersebut menimbulkan tanda tanya besar bagi mahasiswa. Setiap fakultas menetapkan biaya wisuda berbeda dengan universitas. Terjadinya penambahan biaya lingkungan, biaya alumni, Foto : Ellia/Miun dokumentasi. seharusnya jumlah seluruh biaya wisuda Rp Kemeriahan Wisuda ternyata memakan dana yang tidak sedikit. Bahkan pada salah satu fakultas hampir mencapai setengah jutaan 180.500 untuk S1 dan Rp 165.500 untuk diploma. Untuk pengambilan ijazah dan taranskip juga terdapat untuk acara seremonial tersebut. perbedaan setiap fakultas. Di fakultas kehutanan untuk Fatimah sarjana Fakultas Kehutanan (Fahutan) angkatan mendapatkan enam belas ijazah dan transkip mahsiswa harus 2001. membayar Rp. 15.000. “Sudah gak ada rincian, ngambil Mahmud Yusuf selaku Pembantu Dekan 1, Fahutan ijazah dan transkip nilai bayar lagi. Jika dikalikan dengan menjelaskan, perbadaan biaya wisuda dari fakultas masingjumlah mahasiswa yang wisuda uangnya berapa?,” kata Bersambung ke halaman 11

8

Edisi 44/ Thn.X/April/ 2008


Khusus Civitas

Untan Tertibkan PKL Untan tertibkan PKL (pedagang kaki lima) di lingkungan Untan. Berdasarkan surat peringatan rektor (20/2). Sebelumnya peringatan tersebut menggunakan cara persuasif namun tidak diindahkan. Oleh PENI SAWALINA

P

enertiban PKL ini dilakukan untuk merapikan kawasan Untan. Seperti depan Rusunawa, sekitar bundaran dan Imam Bonjol. Menurut Chairil Effendi, Rektor Untan, keberadaan PKL ikut bertanggungjawab atas ketidakrapian di lingkungan Untan dan diharapkan pemerintah kota turut serta menertibkan daerah Iman Bonjol yang masih mencerminkan wajah kawasan pendidikan.Untan. Selain penertipan PKL, juga akan dilakukan penghijauan sebagai langkah awal perbenahan lingkungan. “Untan mempersilakan PKL untuk tetap beraktifitas, asal jangan di lingkunganUntan. Keberadaan PKL tersebut sedikit banyak mempermudah Mahasiswa. namun diharapkan Mahasiswa dapat memahami dan mendukung

kebijaksanaan ini, dengan tidak membeli dagangan yang ditawarkan PKL,” kata Chairil menambahkan. Penertiban ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan Mahasiswa. Anti Mahasiswa Fekon (Fakultas Ekonomired) mengatakan bahwa tindakan tersebut kurang bijaksana karena menghilangkan sumber nafkah orang lain, kecuali pihak rektor menyediakan lokasi khusus untuk PKL tersebut. Berbeda dengan Wendi Mahasiswa (FH) Fakultas Hukum angkatan 2006,” aku sih setuju saja PKL ditertipkan, agar Untan lebih rapi,” katanya. Surat peringatan tersebut merupakan tindakan efektif, terbukti sudah tidak tampak lagi warung-warung yang berada di depan Rusunawa Untan. Jumari, PKL yang menerima surat peringatan mengaku menerima pasrah keputusan tersebut. “kami memang numpang di lahan orang jadi kalau ada

keputusan ini yah pasrah saja, sementara ini kami belum mempaunyai lokasi baru untuk berjualan,” katanya diselasela aktifitas terakhir di depan Rusunawa karena esoknya warung tersebut harus sudah tidak berdiri lagi di lahan tersebut. Hal serupa juga dikatakan Suri, penjual BBM di daerah bundaran mengaku pasrah akan nasibnya, namun dia berharap pihak Untan bisa menetapkan lokasi baru untuk mereka, karena menjadi PKL mereka bisa mendapatkan sesuap nasi. Apalagi dengan adanya penertiban ini mata pencarian mereka akan hilang. Menanggapi masalah tersebut Wakil BEM Untan Mustadi mengatakan penertiban tersebut merupakan “simalakama”, karena penertiban PKL berarti tercapainya suatu citra kawasan pendidikan yang ditampilkan sesuai diinginkan. Namun secara estestika dan sosial, penertiban tersebut akan menghilangkan mata pencarian orang lain, apalagi disaat perekonomian saat ini. “Apapun yang diputuskan Untan, kami berharap agar estetika juga diperhatikan, harus ada kesepakatan kedua pihak,” kata Mustadi.[]

Rekruitmen LPM Untan ------>>>> coming soon >>>>

Edisi 44/ Thn.X/April/ 2008

9


Kampus Civitas

Foto: Tinah/Miun

Lahan parkir FKIP Untan hancur, saat hujan lahan lahan menjadi tergenang, saat kering terlihat deraian bebatuan dan cekungan lobang.

Parkiran FKIP Hancur Oleh AGUSTINAH

B

erbatuan disertai pasir, bergelombang dan sempit. itulah gambaran parkiran FKIP Untan. Kamis (17/4), genangan air hujan di tengah-tengah area parkir semakin memperburuk keadaan. Kehancuran tersebut membuat sebagian mahasiswa mengeluh karena susah untuk memarkirkan motor mereka, akibatnya ada sebagian yang memarkirkan ditempat yang tak semestinya. Linda Mahasiswa FKIP 2005, merasa kecewa dengan keadaan FKIP yang hancur, padahal sebagai fakultas primadona, sudah selayaknya memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa baik sarana dan prasarana,” parkiran ini membuat saya yang tadinya mau cepat jadi lama, bahkan buat markirkan motor saja bisa menghabiskan waktu beberapa menit,” kata Linda. Menurut Agung, petugas yang merapikan parkiran kadang-kadang ada

motor yang jatuh sehingga memperlambat tugasnya. ”Waktu hujan jadi becek karena banyak batu-batu sudah lepas sehingga banyak tanah kuning yang licin, kami berharap pihak fakultas memperhatiakan masalah ini, sebelum ada korban yang jatuh,” jelasnya disela-sela bertugas merapikan motor. Di depan halte tampak jelas tinggi rendahnya permukaan parkiran dengan lebar kurang lebih 4 meter panjang kirakira 90 meter dari jalan, depannya menjorok ke parit kecil yang sewaktuwaktu bisa saja menjatuhkan motor di tempat itu. Sedang parkiran depan, mengarah pada gerbang fakultas dapat kita lihat berbatuan yang sudah hancur, berlubang-lubang memperlambat motor yang berlalu-lalang. Belum lagi di dalamnya batu-batu besar dan kecil mewarnai area parkir. Pasir yang belum jelas buat apa menambah licinnya parkiran FKIP. Dengan jumlah sekitar 3559 mahasiswa baik S1 reguler maupun non reguler dan diploma, memperlihatkan

Ralat Berita Pada Tabloid Mimbar Untan Edisi 13 tertulis: Nidya, mahasiswi Fisip mengalami hal serupa. Bahkan setiap menerima beasisawa, dirinya diwajibkan membayar sumbangan yang didalihkan sebagai sumbangan sukarela. Harusnya: Nidya, mahasiswa Fisip mengalami hal serupa. Baru kali ini dirinya diwajibkan membayar sumbangan yang didalihkan sebagai sumbangan sukarela.

10

Edisi 44 /Thn.X/ April/ 2008

ketidak seimbangan besarnya areal parkir yang sempit, tak jarang dari mahasiswa yang memarkir motornya tidak sesuai dengan tempatnya alias salah tempat. ”Kadang saya markir ditempat lain biar keluarnya lebih mudah. Harusnya sebagai fakultas primadona fasilitas diperhatikan dong, parkirannya disemen kek agar gak merusak motor,” kata Agustina Usmawati Mahasiswa FKIP IPS Ekonomi ini. Sejalan dengan Agus, Widia mahasiswa angkatan 2006 non reguler menjelaskan harusnya parkiran dan fasilitas lain diperhatikan dan rusak harus cepat diperbaiki agar tidak ada korban jiwa,” FKIP sebagai kampus yang banyak peminatnya jangan cuma mahasiswa saja yang terus ditambah, kalau parkiran banyak bebatuannya hancur, kan parah banget, ada tinggi ada rendah, gimana tuh, betulinlah,” kata widia. Menanggapi masalah tersebut Aswandi Dekan FKIP mengungkapkan parkiran akan dibangun besertaan dengan pagar dan pembangunan kampus dalam taman, sejauh ini langkah yang sudah diambilnya untuk memperbaiki fasilitas kampus sudah akan dilaksanakan. Pengajuan proposal juga sudah direncanakan dengan jumlah dana sekitar Rp. 275.475.000. Dana tersebut akan diperoleh dari alumni FKIP dan wakil walikota singkawang Edi R. Yacoub, Murkes effendi bupati ketapang. ”Dana tersebut juga akan digunakan untuk membentuk tempattempat belajar untuk mahasiswa, nantinya parkiran akan dipindahkan dekat fakultas MIPA, disemen dan akan dibuat atap,” kata Aswandi saat ditemui diruang kerjanya (3/3).[]

POJOK PKL di Untan ditertibkan Orang cari duit kok di larang... Mahasiswa Untan mempertanyakan mahalnya biaya wisuda Ini masih belum berstatus BHP lhoo.. apalagi kalau sudah ya...? [Bang Miun]


Civitas Lensa Serimonial Civitas

Pramuka Untan Menggelar Tanjungpura Schotmentship Camp ‘08 Oleh PENI SAWALINA

Praja muda karana, Satyaku ku dharmakan, Dharma ku ku bhaktikan. Itulah sebait lagu mars pramuka menjadi tema “Tanjungpura Schotmentship Camp ‘08 pada Senin-Sabtu (17-22/3) lalu. Agenda tahunan ini bertujuan memperingati kelahiran Bapak Pandu Se-Dunia, Boden Powell. Tanjungpura Schotmenship Camp di gelar di Stadion Untan Jalan Daya Nasional, diikuti 300 siswa/siswi tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) Se-Kalbar. Peserta terdiri dari penega dan pandega berusia 17–25 tahun, berasal dari

delapan kabupaten di Kalimantan Barat yaitu Melawi, Sintang, Sanggau, Sekadau, Kubu Raya, Pontianak, Pontianak kota, dan Bengkayang. Selain memperingati kelahiran Boden Powell, kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan persatuan dan kesatuan, mempererat silahturahmi antar Pramuka dan masyarakat serta mengembangkan minat, bakat dan keterampilan peserta agar lebih inovatif. Ketua panitia Tanjungpura Schotmenship Camp Rudi Lam Syah berharap, Rektor Untan dan anggota pramuka dapat merevitalisasi sendiri pramuka. Namun, dilain pihak kekecewaan dirasakan peserta putri yang berasal dari Kab. Sintang dan Kab. Sekadau. Mereka mengharapkan agar kedepannya acara ini bisa lebih menarik dan ramai. “nggak ada pilih kasih lagi seperti yang kami rasakan” kata mereka serempak.[]

Sambungan halaman 8

mun, Ali, mengaku bingung tentang kewenangan pengelolaan tersebut. Dimana jadwal pemakaian lapangan diatur oleh bagian RT serta banyak mahasiswa meminta izin penggunaan lapangan padanya. Berbeda dengan pengelolaan lapangan tennis dekat stadion sepak bola. Lapangan tersebut asset Untan, namun belum jelas pengelolaannya. “Awalnya lapangan tennis tersebut didirikan atas bantuan dari Bank Negara Indonesia (BNI), tapi sampai sekarang belum ketahuan siapa pengelolanya,” kata Ali. Merasa kurangnya fasilitas pendukung olahraga Untan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi (Fekon), berinisiatif untuk membangun lapangan olahraga multiguna tepat di depan laboratorium computer fakultas

ekonomi. Pembangunan ini bertujuan menggali bakat Mahasiswa. Pembangunan tersebut akan dilaksanakan akhir bulan Maret atau April hasil kerjasama dengan pemerintah kota. Diharapkan dengan pembangunan ini dapat memicu Untan utnuk mengelola kembali lapangan yang terlupakan. Menanggapi masalah tersebut Tabo, Mahasiswa Fakultas Kehutanan (Fahutan) angkatan 2007 mengatakan lapangan olahraga sebagai sarana penting sebaiknya diperbaiki cepat, agar bakat mahasiswa dalam olahraga bisa tersalurkan. Hal serupa disampaikan Wira, Mahasiswa Fahutan, angkatan 2007 lapangan tersebut sebaikanya cepat diperbaiki dan dikelola agar dapat digunakan secara optimal serta digunakan oleh mahasiswa untan, bukan orang luar[].

Sambungan halaman 8

masing sudah mendapat persetujuan dari Rektor. Perbedaan tersebut disesuaikan dengan kegiatan yang diadakan. Di Fahutan sendiri mahasiswa yang wisuda juga di wajibkan membayar uang perpustakaan untuk perbaikan serta penambahan buku-buku. Sedangkan penambahan biaya lingkungan PD 1 Fahutan mengatakan Pemeliharaan lingkungan fakultas berbeda dengan lingkungan universitas,” jelas saja ada perbedaan” katanya Sedangkan di FMIPA Rp. 450.000 harus dibayar untuk mengambil ijazah. “Jadi kalau kita tidak ikut wisuda kita tidak bisa mengambil ijazahnya” katanya. Adanya uang alumni sebesar Rp. 50.000 yang juga dipertanyakan. “Lebih baik ditiadakan jika kita juga tidak tau apa manfaatnya uang alumni tersebut,” kata Yanti sarjanawati MIPA angkatan 2002. Thamrin dekan Fakultas MIPA dan Fakultas Kedokteran (FK) mengungkapkan biaya wisuda juga kepentingan mahasiswa. Seperti untuk keperluan syukuran dan keperluan lain. “Jika mahasiswa mengeluhkan biaya wisuda mahal, se-

baiknya acara wisuda dihilangkan, ekstremnya gak ada kegiatan apapun setelah sarjana, jadi setelah penyerahan wisudawan/wisudawati dari pihak Rektor yah sudah selesai,” kata Thamrin.[]

PENGUMUMAN PEMENANG TTS TABLOID MIMBAR UNTAN EDISI 13 Nama NIM Fakultas

: Swiss Samsas Sassuri : C01104083 : Pertanian Untan

Bingkisan dapat diambil pada Redaksi Mimbar Untan paling lambat tanggal 28 April 2008, dialamat : Jalan Daya Nasional Komplek Gedung MKDU Untan. Terima kasih atas partisipasinya.[]

Edisi 44/Thn.X/ April/ 2008

11

Tu


Religius Civitas

“Ichinen” Dalam Agama Buddha Nichiren Syosyu Oleh AGUSTINA

K

ata “Ichinen” berasal dari Bahasa Jepang yang mencakup empat pengertian, meliputi : pertama, perasaan hati yang sangat mendalam. Lalu yang kedua, kepercayaan hati yang sangat mendalam. Ketiga, hal-hal yang sering teringat. Dan yang keempat, kurun waktu yang singkat. Dengan kata lain, bila kita memiliki “Ichinen” berarti memiliki keinginan yang sungguh-sungguh. Sering dikatakan bahwa terwujud atau tidaknya keinginan kita tergantung pada dasar dari keinginan tersebut. Keiginan akan dapat mudah tercapai jika memiliki dasar untuk kebahagiaan orang lain. Dan sebaliknya, jika keinginan itu hanya ego kita, untuk kebahagiaan pribadi kita, maka akan susah tercapai. Kalau-

12

Edisi 44/ Thn.X/April/ 2008

pun tercapai tidak akan menimbulkan suatu kebahagiaan atau kepuasan. Sang Budha sering mengajar hendaknya kita selalu meninjau ulang terhadap dasar dari setiap keinginan kita. Setelah memiliki dasar untuk kebahagiaan orang lain, kita harus tetap konsisten terhadap keinginan tersebut. Keinginan yang kuat disertai dengan pelaksanaan dan doa. Banyak orang yang memiliki keinginan, tetapi tidak melakukan pelaksanaan selanjutnya. Sebagai contoh, ada seorang mahasiswa yang memiliki keinginan untuk dapat menulis essay. Dasar dari keinginan tersebut adalah untuk egonya, yakni untuk mendapatkan uang sebagai tambahan penghasilan. Dalam mewujudkannya, mahasiswa tersebut bisa saja putus asa di tengah jalan atau mengalami banyak halangan,

sehingga tidak dapat menyelesaikan essay tersebut. Kalaupun essay tersebut selesai, mahasiswa tersebut akan mendapatkan uang sebagai honor tulisannya. Hal itu dapat membuat mahasiswa bahagia, tetapi kebahagiaan itu tidak akan bertahan lama. Berbeda halnya jika dasar tujuan menulis essay tersebut adalah supaya orang membacanya mampu mendapatkan wawasan baru. Jika seperti itu keadaannya, maka yang dihasilkan dari penulisan essay tersebut akan mampu memberikan kebahagiaan yang lebih lama Jadi, sang Budha selalu mengajarkan bahwa kita harus mendasarkan segala hal untuk kebahagiaan orang lain maupun makhluk lain.[]

(Penulis ialah mahasiswa Hukum angkatan 2007)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.