1 minute read

Angka Kecelakaan Menurun

Next Article
JEMBER-LUMAJANG

JEMBER-LUMAJANG

Kediri, Memorandum

Satlantas Polres Kediri Kota mencatat 15 kejadian kecelakaan selama Operasi Keselamatan 2023. Meski tidak melakukan tilang manual, operasi itu terbilang sukses menekan angka kecelakaan lalu lintas.

Advertisement

Kanitgakkum Satlantas

Polres Kediri Kota Ipda Wina

Nurwarida menyampaikan, dari belasan insiden itu menimbulkan 20 korban luka ringan. Tidak ada yang mengalami luka berat maupun meninggal. Sedangkan, untuk kerugian material mencapai Rp 7,6 juta.

“Penyebab, mulai dari kelalaian, kurang hati-hati hingga pelanggaran lalu lintas saat berkendara,” jelasnya, Kamis (2/3).

Pengendara roda dua mendominasi korban hingga penyebab kecelakaan. Sementara itu, korban juga didominasi dari usia produktif. “Kalau pelakunya kecelakaan lalu lintas ini ada empat orang usia

10-15 dan 16-25, lima di usia

41-50, serta dua orang usia 51 ke atas,” tambah Ipda Wina.

Karena itu, ia mengklaim jumlah kejadian kecelakaan lantas mengalami penurunan selama Operasi Keselamatan 2023, di banding tahun sebelumnya.

Penyebab turunnya angka itu, dikarenakan banyaknya kegiatan preventif dan preemtif yang dilakukan Polri kepada masyarakat khususnya pengendara. Selain kesadaran para pengendara untuk ber- perilaku tertib dalam berlalu lintas. “Saya harap kepada masyarakat khususnya pengendara agar tetap hati-hati dan waspada di jalanan,” tuturnya. (mon/epe)

Pengadilan Putuskan Sita Eksekusi Lahan di Singonegaran

Kediri, Memorandum

Eksekusi lahan sengketa oleh Pengadilan Negeri (PN)

Kota Kediri, Kamis (2/3), diwarnai penolakan dari pihak tergugat. Adu mulut sempat terjadi yang menuntut kepastian batas lahan. Setelah dua jam penolakan, panitera akhirnya membacakan putusan. “Ini kita melakukan putusan sita eksekusi dengan luasan 772 meter persegi,” ujar Panitera

PN Kota Kediri Daryadi. Ia menyampaikan, putusan ini nantinya masih bersifat sita atau penyitaan objek supaya tidak menjadi sengketa berbagai pihak. Lebih lanjut, putusan setelah menjadi objek sita, akam berlanjut ke tahap konstatering dan eksekusi rill. “Hari ini acaranya sita eksekusi sudah kita laksanakan,” tambahnya. Kuasa hukum tergugat, Eko Budiono dengan tegas menolak putusan turunan dari PN tersebut. Sebab, ia menilai tidak sesuai yang pada awal tuntutan 722 meter persegi. Namun saat putusan kemarin menjadi 772 meter persegi. Ada selisih 50 meter.

“Itu yang jadi pertanyaan saya, atas putusan ini dipaksakan selisih 50 meter. Itu batasnya ini juga berbeda pada fakta sebenarnya,” terangnya. Mengenai putusan sita eksekusi Pengadilan Negeri Kota Kediri, Eko menyebut tergugat Endang Murtiningrum, masih dapat menempati rumah dan bangunan yang menjadi sengketa. “Jadi sita eksekusi itu sertifikatnya itu tidak bisa dimiliki Endang, ataupun dialihkan ke pihak penggugat dan tergugat. Hanya jadi objek sita,” tambahnya. Bahkan, pihaknya juga akan ajukan perlawanan dan gugatan lagi supaya diluruskan. Sengketa tanah dan bangunan di Kelurahan Singonegara itu, menimpa Endang Murtiningrum (53). Endang didugat 23 keponakannya sendiri terkait ahli waris. Endang adalah anak dari pasangan suami istri almarhum Moersad dan Toeminah, dibuktikan pengakuan tetangga, kelurahan, maupun akta kelahiran Nomor 126/ IND/1971 tertanggal 08 April 1984. (mon/epe)

This article is from: