Media tadulako edisi januari 67 januari 2016

Page 1

Edisi

67

Media Tadu Taduako ako M e d i a K a m p u s U n i v e r s i t a s T a d u l a k o

Januari 2016 Tahun #04

Med

ia Ta

dula

ko

inform, inspire, and educate

Menwa Kukuhkan Anggota Baru


Media

Suara Redaksi

2

Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

dia Me lako

u Tad

Pengantar Redaksi

Assalamu'alaikum Warahmatullahi

bahkan mungkin beranjangsana langsung ke

Wabarakaatuh… Sidang pembaca… kita sudah berada di

ruang rektor. Pembaca dapat menitip pesan

penghujung tanggal Januari 2016. Kami yakin,

juga pertanyaan lewat laman FB akun media

ada banyak kisah yang tertinggal pada

tadulako. Untuk memberi ruang pada akademisi

kalender 2015 kemarin. Kisah-kisah itu

Tadulako untuk bersuara menyikapi isu-isu

terangkum dalam lembaran evaluasi yang

terkini kami menyiapkan rubrik Akademisi

akan terus dilihat menapaki hari-hari di

Bicara. Sebagai wahana partisipasi kampus

tahun yang baru ini. Mumpung belum

pada fenomena yang tengah menjadi

terlambat, Januari bisa menjadi momentum

pembicaraan. Terakhir, kami menyiapkan

untuk mulai berbenah, mulai menata cita,

rubrik Citizen Journalism untuk melihat hal-

mulai melangkah menatap 11 bulan kedepan.

hal yang tengah ramai di sosial media. Di edisi perdana ini kami beranjangsana

Yap… sebab Januari kerap lebih mudah menjadi penanda, untuk dievaluasi di Januari

langsung ke kantor Internasional office untuk

lagi. Pembaca, edisi 2016 kami terpaksa

menggali informasi seputar, target capaian Prof Marsetyo di tahun 2016 ini. Hasil

mengurangi intensitas pertemuan dengan

bincang-bincang kami dapat dibaca langsung

khalayak pembaca, walau hanya bertemu di

pada rubrik dialog akademik. Mengawali

setiap penghujung bulan kami akan coba

rubrik Akademisi Bicara, kami meminta

tampil maksimal menyediakan informasi dan

Harun Nyak Itam Abu berkomentar terkait isu

bacaan pada anda semua. Sebagai komitmen

teroris yang kembali menghangat pasca

tersebut, di awal edisi ini kami telah

ledakan di seputara Sarinah, Jakarta.

membenahi tampilan depan untuk terlihat

Sementara Citizen Journalism menampilkan

lebih elegan. Untuk menambah kepuasan setiap

sejumlah kabar dari laman facebook yang

berjumpa di penghujung bulan kami

menarik untuk dipantau. Semoga, penambahan rubrik ini dapat

melakukan penambahan rubrik pada media

mengobati kerinduan kita yang sudah akan

kita bersama ini. Rubrik dialog akademi kami

semakin jarang berjumpa. Sebelum menutup

peruntukan untuk berbagi informasi, sebagai

sapa ini, kami mengucapkan selamat

jembatan komunikasi antar pemegang

menikmati sajian informasi kami di awal 2016

kebijakan dengan pembaca. Kami akan

ini. Salam sukses…

Tadulako

Editorial

Pedagang Asongan dan Teroris Sarinah Mengawali tahun 2016 negeri ini disambut ledakan bom di kawasan Sarinah Jakarta. Untuk kesekian kalinya, pelaku terror berhasil melakukan aksinya di kawasan Ibu Kota. Ledakan demi ledakan yang pernah menghentak di bumi negeri ini memberikan sikap mental yang berbeda pada masyarakat Indonesia. Dari sorot kamera, tak lagi nampak wajah-wajah ketakutan masyarakat. Pedagang asongan, bahkan masyarakat yang beraktifitas di sekitar lokasi kejadian, malah terlihat berbondong-bondong menyaksikan dan mengabadikan dengan kamera telepon genggam ihwal peristiwa yang sedang terjadi. Hadirnya pedagang asongan yang menjajakan dagangannya di saat-saat genting itu, menyiratkan pesan tentang betapa beraninya mereka bertaruh nyawa di lokasi kejadian. Adagium di masyarakat kemudian berkembangan, bahwa masyarakat kelas bawah, yang harus menyambung nafas dari sepeser rupiah setiap hari, memang sudah tak takut lagi dengan teroris, mereka lebih takut dagangannya tak laku, mereka jauh lebih cemas pada keluarga yang menanti di rumah. Masyarakat yang setiap harinya berkerja tak kenal siang dan malam itu, punya definisi sendiri tentang kata terror. Teror bagi mereka ada penertiban pedangan kaki lima, teror bagi mereka adalah kebijakan yang tak memihak pada penghidupannya, teror adalah situasi yang menimbulkan ketakutan yang luar biasa tentang nasib hidupnya kedepan. Situasi ini adalah tantangan bagi civitas akademika untuk turun ke lapangan. Melihat seberapa gentingnya masalah masyarakat di akar rumput sana. Para ilmuwan, dosen dan mahasiswa, sudah harus sejenak melepas jas almamater, dasi juga kemeja kerjanya. Melakukan pendampingan sembari memberikan solusi konkrit pada permasalahan bangsa saat ini. Tanpa menganggap remeh guncangan yang diakibatkan ledakan bom yang menimpa negeri ini. Catatan ini sebenarnya ingin mengingatkan kita, bahwa ada bom yang ledakannya jauh lebih dahsyat bila kita tak mengambil langkah cepat. 2016 juga menjadi penanda masuknya kita ke Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), yang bila tidak diimbangi dengan kesiapan prima, kita hanya akan menjadi tamu di rumah sendiri. Tahun 2016 menuntut kesiapan skill untuk bertarung pada perekonomian global. Masyarakat kita butuh ilmu, butuh skill, butuh pendampingan menghadapi MEA. Ketimpangan akan berdampak pada lonjakan kriminalitas yang tidak terbendung. Akademisi mesti sudah punya solusi menjawab situasi ini. Yap…karena kita ingin mematikan lebih awal sumbu ledakan ekonomi asean.

berkunjung ke lembaga, UPT, Pusat Studi

T M n e z i t i #C

CitizenMT adalah sebuah portal komunitas untuk mewadahi informasi, ide dan pendapat setiap civitas akademika yang di tungakan berupa tulisan dan foto sehingga tersebar ke khalayak yang lebih luas. Untuk berpartisipasi di CitizenMT caranya mudah kirimkan informasi anda yang ada di Sosial media anda dengan menggunakan hastag #CitizenMT

Visit Us

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Pelaksana: Ari Fahry, S.I.Kom. Wakil Redaktur Pelaksana: Fatmawati R. Pontoh, S.Sos Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Fatmawati R. Pontoh, S.Sos, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Muliati Supandi S.Pd Reporter: Taqyuddin Bakri, Rafani inform, inspire, and educate Tuahuns, Wardatul Nurjannah, Ari Fahry, Hisdamayanti Djupanda, Ikerniaty Sandili, Shofia Nurun Alanur, Andi Siti Hajar, Adi Nur Alim, Andi Syaifullah Kadekoh, Eka Yunita Rahayu, Zulkifli, Nur Asma, Wandi Latoko, Moh. Zain Saputra, Willy Christian Lui. Layouter:Joko Suparlan. Distributor: Zulkifli Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Rafani Tuahuns, Andi Siti Hajar, Zulkifli Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. email: media_tadulako@yahoo.com. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako

Media Tadulako

Edisi 67 Januari 2016 Foto Sampul : Zulifli Desain Layout : Joko Suparlan

Tahun ke 4


Media

Tadulako

Liputan Khusus Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

3

Resmikan Penggunaan Ruang Senat, Rektor Harapkan Kultur Akademik Terus Dikedepankan

R

e k t o r Universitas Ta d u l a k o (Untad), Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyio SE MS, meresmikan penggunaan Ruang Senat Untad. Ruang senat yang terletak di Lantai III Rektorat ini diresmikan oleh Rektor pada Senin (11/1).

FOTO : Taqyuddin Bakri

Dalam sambutan peresmian, Prof Basir Cyio menyampaikan bahwa senat Untad saat ini berjumlah 49 orang. Jumlah ini merupakan representasi keterwakilan dari unsur pimpinan, serta perwakilan dari setiap fakultas. Lebih lanjut , Prof Basir Cyio juga mengungkapkan, sesuai statuta, jabatan ketua senat tidak lagi otomatis dijabat oleh rektor. Olehnya, jabatan ketua senat saat ini, telah

dijabat oleh Prof H Hasan Basri MA PhD. “Bahkan, sebelum statuta disahkan, kami telah melantik Prof Hasan sebagai ketua senat. Ini merupakan insiatif kami untuk memisahkan organ rektor dengan organ senat, sehingga bisa saling memberikan masukan untuk pengembangan Untad ke depan,” ujar Prof Basir Cyio. Berkenaan dengan itu, Prof Basir Cyio mengharapkan agar ruang senat yang baru itu

dapat digunakan dengan sebaik mungkin. Senat diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan ruang senat itu. Diharapkan berbagai ide, pendapat, dan pandangan yang kreatif dan inovatif dapat dihasilkan dari diskusi untuk pengembangan Untad. “Atmosfer akademik harus dihidupkan sehingga kita dapat bertindak dengan berlandaskan kebenaran ilmiah. Ke depan, setiap kontestasi harus mengedepankan kultur

akademik. Jangan ada muncul kontestan yang lebih mengedepankan unsur politik, apalagi saling menjatuhkan. Kultur akademik harus terus dijunjung tinggi karena kita semua berada di lingkungan pendidikan tinggi,” ujar Rektor. Peresmian yang disiarkan secara langsung live streaming di laman Untad itu juga dihadiri oleh Ketua Dewan Guru Besar, para kepala biro, serta undangan lainnya. Tq

Tim Media Humas Untad Selenggarakan Diskusi Ilmiah Sesaat Sebelum Peresmian Ruang Senat

FOTO : Taqyuddin Bakri

Tiga orang stimulator dihadirkan oleh Tim Media Humas Universitas Tadulako (Untad). Ketiga stimulator, yaitu Prof H Hasan Basri MA PhD, Prof Ir Burhanuddin Sundu MSc Ag PhD, dan Dr Muh Nur Ali MSi itu memaparkan pandangannya mengenai tema “Rekonstruksi Kapasitas Berpikir Ilmiah dan Landasan Retorika dalam Pengembangan Kebenaran Sains”.

Diskusi ilmiah itu dilaksanakan sesaat sebelum peresmian penggunaan Ruang Senat Untad, pada Senin (11/1). Dalam diskusi ilmiah ya n g d i m o d e ra t o r i o l e h D r L u k m a n Nadjamuddin MHum itu, masing-masing stimulator menyampaikan mengenai tiga hal pokok, yaitu kapasitas berpikir, retorika, dan kebenaran sains. Prof Hasan Basri dalam kesempatan pertama menyampaikan bahwa kapasitas berpikir seseorang ada hubungannya dengan landasan beretorika. Ujaran seseorang dapat menjadi cerminan berpikirnya, meskipun tidak dapat digeneralisasi. Begitu pula dengan kebenaran sains, bukan sebuah kebenaran mutlak karena

merupakan hasil kesepakatan. Sementara itu, Dr Nur Ali menyampaikan bahwa landasan berpikir dapat dikaji dari tiga aspek, yaitu antologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiga landasan berpikir itu banyak digunakan dalam interaksi sosial, baik di masyarakat maupun dalam dunia pendidikan. Stimulator ketiga, Prof Burhanuddin Sundu dalam membedah tema diskusi ilmiah itu banyak memaparkan mengenai aspek praktis. Prof Burhanuddin Sundu lebih memberikan contoh mengenai perbedaan antara cara berpikir ilmiah dengan yang tidak. Selain ketiga stimulator, peserta diskusi ilmiah juga membedah mengenai tema diskusi

ilmiah. Prof Basir Cyio dalam kesempatan pertama menyampaikan bahwa landasan berpikir ilmiah sudah seharusnya terus dikedepankan oleh akademisi. Baik itu dalam interaksi sosial maupun dalam menghadapi kontestasi. “Kebenaran sains dengan landasan berpikir ilmiah harus dikedepankan. Kulturkultur akademik harus terus dijunjung tinggi,” ujar Prof Basir Cyio. Diskusi ilmiah itu, disiarkan live streaming di laman Untad. Siaran langsung itu merupakan kolaborasi dari Tim Media Humas Untad, UntadTV, dan Tim UPT TIK. Tq


4

Edisi 67 Januari 2016

Tadulako

Media

Opini Tahun ke 4

Hari Gizi Nasional Untuk 1000 Hpk (Hari Pertama Kehidupan) Hari Gizi Nasional pada tanggal 25 Januari 2016 akan kembali menyapa, HGN seharusnya dapat menjadi momentum generasi dambaan yang sehat dan cemerlang termasuk di Provinsi Sulawesi Tengah yang sangat indah gunung dan hamparan lautnya. Generasi cemerlang penerus peradaban sangat urgen untuk dibentuk dan dijaga. Kualitas peradaban, Negara dan bangsa ke depan ditentukan pada kualitas anak saat ini. Penjagaan terhadap generasi sekaligus merupakan penjagaan Negara. Upaya pembentukan, penjagaan serta peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas harus dilakukan sejak dini, secara sistematis, dan berkesinambungan. Tak bisa dipungkiri, status gizi dan kesehatan ibu sangat berpengaruh terhadap status gizi anak sebagai penentu kualitas sumber daya manusia. Bukti tak terelakkan hadir terkait pentingnya 1000 hari pertama kehidupan yaitu status gizi dan kesehatan ibu pada masa prahamil, saat kehamilannya dan saat menyusui hingga bayi dilahirkan. Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode yang sangat kritis, perhatian penuh wajib diberikan karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Janin mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungannya baik yang menguntungkan maupun yang merugikan pada saat itu. Sekali perubahan tersebut terjadi, maka tidak dapat kembali ke keadaan semula. Perubahan tersebut sudah dibawa sejak awal kehidupan, dengan lingkungan barunya. Kekurangan gizi yang terjadi dalam kandungan dan awal kehidupan menyebabkan janin melakukan reaksi penyesuaian, hasil reaksi penyesuaian akibat kekurangan gizi ditampilkan pada usia dewasa dalam bentuk tubuh yang pendek, rendahnya kemampuan kognitif atau kecerdasan sebagai akibat tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan otak serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi. Reaksi penyesuaian akibat kekurangan gizi juga meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti

hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes. Sungguh menyedihkan selama janin hingga bayi dilahirkan mengalami kekurangan gizi, ketika dewasapun beresiko terkena penyakit tidak menular. Masalah gizi baik pada pencetak generasi yaitu sang ibu maupun generasi itu sendiri masih menjadi masalah dunia khususnya di Negara-negara berkembang seperti Negara Indonesia, termasuk wilayah tempat kita berpijak yakni provinsi Sulawesi Tengah. Menurut Riskesdas, 2013 Risiko Kekurangan Energi Kronik pada pencetak generasi (ibu) pada usia subur (15-49 tahun) yang sedang hamil di provinsi Sulawesi Tengah sebesar 32,6 persen berada diatas rata-rata nasional (24,2%), risiko tertinggi berada pada kabupaten Banggai Kepulauan, kabupaten Tojo una-una dan kabupaten Sigi. Pencetak generasi yang mengalami Kekurangan Energi Kronik akan berpotensi mengalami komplikasi pada saat persalinan hingga menyebabkan kematian dan melahirkan generasi yang BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), demikian pula wanita hamil yang tinggi badannya dibawah 150 cm di provinsi Sulawesi Tengah, prevalensinya sebesar 33 persen, pencetak generasi yang sedang hamil dan tingginya dibawah 150 cm masuk dalam kategori hamil berisiko tinggi yang dapat menyebabkan kematian pada sang ibu. Bagaimanapula masalah gizi pada generasi kita di provinsi Sulawesi Tengah ini? seorang bayi yang baru lahir di Provinsi Sulawesi tengah dengan berat badan lahir yang rendah (2500 g) adalah 16,8 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional. Sedangkan seorang bayi yang lahir stunting atau panjang badan lahirnya masuk dalam kategori pendek yang dapat berpotensi menjadi stunting pada usia balita adalah 27 persen juga lebih tinggi dari rata-rata nasional. Sementara prevalensi usia keemasan, yaitu balita yang menderita gizi kurang dan gizi buruk sebesar 24,1 persen, dimana provinsi Sulawesi Tengah belum memenuhi target nasional pada tahun 2015 yaitu sebesar 20 persen. Jika dilihat per Kabupaten/kota yang telah mencapai target nasional 2015 adalah kabupaten Banggai dan Kota Palu. Selain itu, masalah gizi kronis sangat menonjol dimana prevalensi balita pendek dan sangat pendek masih tinggi (41%) dan tertinggi di Kabupaten Banggai Kepulauan. Sedangkan prevalensi balita kurus dan sangat kurus di Provinsi

Sulawesi Tengah sebesar 9,4 persen. Disinilah letak masalahnya, ternyata generasi kita di Provinsi Sulawesi Tengah ini berpotensi untuk mengalami rendahnya kemampuan kognitif, rendahnya produktivitas dan menjadi sarang penyakit degeneratif kelak. Faktor penyebab masalah tersebut telah digambarkan UNICEF sejak 1990 yang terbagi atas faktor langsung, faktor tidak langsung dan tentu saja akar masalah. Terdapat dua faktor langsung yang mempengaruhi status gizi individu, yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi. Faktor ini banyak terkait mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup dan perilaku hidup sehat yang merupakan faktor tidak langsung. Begitupula kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan air bersih, sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan sabun, buang air besar di jamban, tidak merokok, sirkulasi udara dalam rumah dan sebagainya. Faktor tidak langsung lainnya yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangan di keluarga, Semuanya itu terkait pada kualitas pola asuh anak. Pola asuh, sanitasi lingkungan, akses pangan keluarga, dan pelayanan kesehatan yang merupakan faktor tidak langsung, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan, dan akses informasi terutama tentang gizi dan kesehatan dengan akar masalah adalah sistem baik itu kelembagaan, politik dan ideologi, kebijakan ekonomi, sosial, dan sumber daya. Penyelesaian penyebab langsung dan tidak langsung yang saling berkaitan tersebut telah dilakukan selama berpuluh-puluh tahun lamanya melalui intervensi gizi spesifik. Intervensi gizi spesifik, adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan, seperti imunisasi, PMT ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen tablet besi-folat ibu hamil, promosi ASI Eksklusif, MP-ASI dan sebagainya. Namun fakta berkata lain, masalah pencetak generasi maupun generasi masih menjadi ketakutan dunia meski dengan diadakannya intervensi ini. Intervensi gizi spesifik memang bersifat jangka pendek dan hasilnyapun dapat dicatat dalam waktu relatif pendek. Dokumen SUN Inggris menyebutkan bahwa intervensi gizi spesifik yang umumnya dilaksanakan oleh sektor kesehatan hanya 30 persen efektif mengatasi masalah gizi 1000 HPK. Hal yang ditawarkan kemudian setelah memahami bahwa masalah ini terjadi bukan hanya butuh solusi jangka pendek, maka intervensi gizi sensitif perlu dilakukan. Intervensi

gizi sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK. Namun apabila direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik, dampaknya sensitif terhadap keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK. Dampak kombinasi dari kegiatan spesifik dan sensitif bersifat langgeng dan jangka panjang. Beberapa kegiatan tersebut adalah penyediaan air bersih, sarana sanitasi, berbagai penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan dan gizi, fortifikasi pangan, pendidikan dan KIE Gizi, pendidikan dan KIE Kesehatan, dan lain-lain. Mengingat kompleknya masalah gizi yang terjadi pada waktu yang relatif bersamaan di masyarakat yang miskin, penuntasannya yang 70 persen memerlukan keterlibatan banyak sektor pembangunan lain diluar kesehatan dalam hal ini perbaikan sistem di berbagai sektor lainnya. Kegiatan intervensi lintas sektor yang terkait dengan faktor penyebab tidak langsung, ternyata sensitif pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak 1000 HPK. Terdapat tiga tahap dalam strategi nasional Gerakan 1000 HPK yaitu: tahap pertama, membangun komitmen dan kerjasama antarpemangku kepentingan. Tahap kedua, mempercepat pelaksanaan Gerakan 1000 HPK, meningkatkan efektifitas dan meningkatkan sumber pembiayaan, tahap ketiga: Memperluas pelaksanaan program, meningkatkan kualitas pelaksanaan dan memelihara kesinambungan kegiatan untuk mencapai indikator hasil yang sudah disepakati. Dalam Gerakan 1000 HPK ditekankan pentingnya kemitraan dengan berbagai pihak atau pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah gizi. Program perbaikan gizi tidak hanya menjadi tanggung jawab dan dilakukan oleh pemerintah, tetapi perlu melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti lembaga kemasyarakatan, dunia usaha, dan mitra pembangunan dengan rencana kegiatan masing-masing untuk mencapai indikator hasil Gerakan 1000 HPK. Lebih dari itu, perbaikan sistem baik itu sistem pendidikan, sistem ekonomi, sistem politik, dan lain-lain yang hanya bisa dilakukan dengan perbaikan ideologi melalui peranan multisektoral dalam memangkas habis segala kapitalisasi, oportunistik, hedonisme, dan matrealistik menjadi pilihan yang tepat untuk penjagaan Negara melalui penjagaan generasi cemerlang pelanjut peradaban yang sehat, cerdas, dengan moral yang terjaga. Semoga akselerasi perbaikan ini bisa segera terwujud. Selamat Hari Gizi Nasional.

Curriculum Vitae 2 3 4

Nama Lengkap NIDN Tempat Tanggal Lahir Alamat Rumah

5 6

Nomor Telepon/HP Pekerjaan

7

Alamat e-mail

Yusma Indah Jayadi S.Gz, M.Kes 0019039001 Ujung Pandang, 19 Maret 1990 Jl. Gelatik No. A2 (Kompleks Warna Warni Hj.Fahmi) 085341448270 Dosen BLU Program Studi PSKIM FKIK Universitas Tadulako (2014 – Sekarang) ŘÞŒ ÖMÒŌŇMOÓÒĔ ŊÖMÒÕBŃŎÖ

Yusma Indah Jayadi, S.Gz, M.Kes

ng a d n u g n e M

s i l u n e P

Redaksi Media Tadulako menerima artikel, surat pembaca, puisi dan cerpen dari berbagai pihak, baik akademisi, praktisi, profesional, pengamat dan mahasiswa. Tulisan dapat dikirimkan melalui email media_tadulako@yahoo.com atau dapat diantarkan langsung ke Ruang Media Tadulako Gedung Rektorat Lt.1 Nomor 112 Universitas Tadulako. Penulis harus mencantumkan identitas dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Saat mengirimkan tulisan, penulis juga harus mencantumkan jenis tulisan yang dituju. Jika ingin diliput informasi, program kerja, dan atau kegiatan, dapat menghubungi Media Tadulako. CP: Dr. Muhammad Khairil, M.Si. (0811456664), Akhmad Usmar, S.Sos. (081354535305), Taqyuddin Bakri (085256215022). Bagi yang mengirimkan tulisan atau berbagi informasi, program kerja, dan atau kegiatan, dapat menginformasikan kepada Media Tadulako sebelum deadline (tanggal 7 dan tanggal 17 setiap bulan berjalan).


Media

Tadulako

Profil

Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

5

a r e m a K k i l a B Di

r a m s U d a m h k A

Akhmad Usmar, mungkin sebagian dari kita sudah tidak asing lagi dengannya. Ya, ia adalah pegawai Humas Universitas Tadulako (Untad) yang sering kali kita jumpai di berbagai acara atau kegiatan Untad. Pak Akhmad, sering ia disapa, telah mengabdikan diri di Untad sejak tahun 2003 hingga sekarang. Anak ke 4 dari pasangan Usman dan Maryam (almarhum) ini menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 29 Totolisi Sendana, Kab. Majenne, Sekolah Menegah Pertama (SMP) di SMP 1 Somba Kab. Majenne, Sekolah Menegah Atas (SMA) di SMA 1 Sendana Somba kemudian lanjut ke perguruan tinggi di Untad jurusan Ilmu Komunikasi dan lulus sebagai sarjana Ilmu Komunikasi tahun 2008. Pria kelahiran Totolisi, 25 juni 1984 ini mengaku bisa menyelesaikan jenjang strata 1 di Untad tidaklah mudah baginya. Ia menceritakan, bahwa ketiga kakaknya tidak ada yang sekolah. Selain karena tidak ada biaya tapi juga karena tidak adanya semangat untuk melanjutkan sekolah. Berbeda dengannya. Ia mempunyai semangat yang tinggi dan dukungan dari kedua orang tuanya. Sebab ketika duduk di bangku SMA, Pak Ahmad pernah mendapat juara 4 umum di sekolahnya sehingga orang tuanya yakin, bahwa Pak Akhmad mempunyai dua modal untuk melanjutkan sekolah. Pertama keinginan besar dari dirinya dan kedua nilai akademiknya yang lumayan bagus. “Tahun 2003 waktu itu, orang tua saya harus menggadai tanahnya untuk saya pakai mendaftar di Untad”, tambahnya. Untuk bisa berkuliah dengan modal paspasan, tiba di Palu Pak Ahmad memilih tinggal di rumah Dr. Rahmat Bakri, dosen Fakultas Hukum dan Redaktur Koran Radar Sulteng di BTN Teluk palu permai. Karena Pak Ahmad adalah tipe orang pekerja keras, maka Ia memilih untuk mencari kerja dulu sebelum pendaftaran dibuka. Karena mengingat kemampuan orang tua dan juga Ia masih memiliki 4 orang adik. Pak Akhmad kemudian bekerja di sebuah badan penerbit di Untad, yaitu Untad Press. Untuk bisa sampai di kampus kadang Ia harus numpang dengan teman, jalan kaki dan sesekali naik taksi jika ada uang. Di Untad Press, awalnya Ia hanya bekerja

menyusun kertas dan membantu jika ada orderan sablon baju, dan cetak buku. Bulan 7 tahun 2003, Pak Akhmad kemudian mendaftarkan diri di Untad lewat jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) jurusan Manajemen dan Hukum namun tidak lolos. Pak Ahmad kembali mencoba dengan jalur Mandiri dengan mengambil jurusan baru yaitu Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) dan akhirnya Ia lolos. Memasuki semester 4, Pak Akhmad memilih tinggal di Untad Press bersama ketiga temannya. Selain karena dekat dengan kampus juga untuk menjaga keamanannya. Waktu itu Pak Ahmad sudah diberi kepercayaan memegang mesin omset untuk mencetek KRS, sablon baju, kartu nama, penerbitan buku, dan Foto Copy. Pria yang sudah memasuki umur kepala tiga ini menceritakan kembali, bahwa banyak sekali suka duka yang Ia lewati selama masa perkuliahan di samping harus bekerja untuk kebutuhan sehari-hari, walaupun honor yang didapatkan ala kadarnya. Untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, Pak Ahmad harus bisa berbeda dengan mahasiswa lain. Ketika mereka bebas pergi ke sana kemari ketika tidak ada perkuliahan, Pak Ahmad malah harus stay di tempat kerja. Agar tidak ketinggalan mata kuliah atau lupa jadwal, Pak Akhmad menempel jadwalnya di ruangan Untad Press. Ketika masuk jam kuliah Ia segera mencuci tangan kemudian masuk kelas, setelah selesai Pak Akhmad kembali lagi untuk bekerja. Selain itu Ia juga pernah bekerja sebagai kuli bangunan, dan jual kertas bekas. Pak Ahmad melakukan semua ini karena tidak ingin menyusahkan orang tua di kampung. Kadang Ia sakit dan tidak ada uang sama sekali untuk berobat tapi Pak Akhmad tidak pernah mengabarkan ke kampung. “Nanti saya sehat baru saya telpon orang tua kalau saya kemarin sakit”, tegasnya sambil tersenyum.

Tahun 2008 Pak Ahmad menyelesaikan studi dengan IPK 3,25 selama 4 tahun 8 bulan. Tentunya satu kebanggaan baginya bisa membuktikan kepada orang tua dan keluarganya di kampung, bahwa Ia bisa selesai dengan usaha dan kerja kerasnya sendiri. Sebab orang tua Pak Ahmad pernah berpesan, bahwa jangan bekerja sambil kuliah tapi kuliah sambil bekerja. Sebab ketika Pak Akhmad memilih bekerja sambil kuliah maka Ia akan lebih mengutamakan pekerjaanya disbanding kuliahnya begitupun sebaliknya. Pak Akhmad kemudian pindah di Humas kala itu masih dibawa naungan Hukum Tata Laksana (HTL) dipimpin oleh Takbir Launtina. Bisa dibilang juga, bahwa Ia bersama almarhum adalah pencetak sejarah di Humas Untad. Pak Ahmad dan almarhum memulai kariernya di Humas dengan kamera pertama MD 1000 Panasonic. Kurang lebih 13 tahun sudah Pak Akhmad mengabdikan diri di Untad. Ia bekerja di humas dengan memegang prinsip Simatupang. Simatupang maksudnya siang malam tunggu panggilan. Entah di rumah, di jalan jika ada panggilan, dan jika ada kesempatan ya hadir. Ia pernah mendapat nasehat, bahwa ketika masih tidur dan ada panggilan bilang siap, jangan katakana saya masih tidur jika ingin maju. Pesan ini yang selalu Ia ingat jika merasa kurang semangat dalam bekerja. Satu kesyukuran juga baginya bisa bergabung di Humas Untad, banyak sekali pelajaran yang Ia dapatkan. Pengalaman meliput di berbagai kegiatan membuatnya banyak dikenal orang. Mulai dari mahasiswa, staff, pegawai sampai petinggi-petinggi yang ada di Untad termasuk Rektor. Hal ini tidak kemudian Ia jadikan sebagai kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih namun Ia selalu berusaha menjaga kepercayaan orang lain kepadanya karena Ia

ingin hubungannya dengan orang lain itu bisa sampai selamanya. Selain itu Ia juga pernah mendapat pesan, bahwa dalam melakukan sebuah pekerjaan jadikanlah pekerjaan itu sebagai pelajaran bukan sebagai beban karena ketika kita bekerja sebab ada ini dan itunya maka hanya akan menjadi beban dan terasa berat. Dalam berhubungan dengan orang lain Pak Akhmad mengaku kadang juga ada cerita yang kurang enak kedengaran dari luar atau bahasa kasarnya “iri”. “Tapi saya hanya bisa bilang, bahwa bukan karena mereka tidak bisa tapi karena kemauan dan semanagat mereka belum ada. Jadi hal-hal seperti saya jadikan pelajaran dan motivasi untuk lebih giat lagi dalam bekerja”, jelasnya. Tahun 2010 Pak Ahmad menikahi Yusrawati dengan modal sendiri dari honornya bekerja di Humas dan doa restu dari orang tua. Ia berfikir, bahwa tidak perlu menunggu uang banyak jika ingin menikah, sedikit banyak jika disyukuri maka akan jadi berkah. Hingga sekarang Pak Ahmad dan Istri telah dikarunia 1 orang anak perempuan bernama Aisilah Usmar. Selain menghidupi keluarga, Pak Ahmad juga membiayai kuliah adiknya di Untad. Ia merasa bertanggungjawab membantu orang tuanya karena sudah mempunyai penghasilan yang cukup. Kepada awak Media Tadulako Pak Akhmad berpesan, bahwa apapun pekerjaan kita haruslah disyukuri. Jadikan tempat kita bekerja juga sebagai tempat kita mendapat ilmu. Jika ada perintah maka laksanakan sesuai perintah. Jangan melakukan satu pekerjaan hanya ketika ada pimpinan namun kita harus perlihatkan, bahwa kita betul-betul serius dalam bekerja. Biarlah pimpinan yang menilai kita sesuai dengan yang Ia lihat bukan karena terpaksa karena ingin mendapat pujian. Ash


6

Dialog Akademik Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Media

a m a s r e B g n a c Bincang-bin d a t n U e c i f f O l a n o i t a n r e t n I a l a lnya” Untad Kep a n o si a rn te In a g a vitas di “Lemb pa Akti ra e b e B k o g n e n e M

Pimpinan Umum Media Tadulako, Dr Muhammad Khairil (tengah) dan beberapa Staf Media Tadulako adakan bincang-bincang akademik bersama Kepala International Office, Prof Marsetyo (kedua dari kiri).

Dialog Akademik

Mengawali tahun baru ini, Media Tadulako mengagendakan bincang akademik dengan ketua dari salah satu lembaga yang paling terpopuler di Untad, International Office. Agenda ini dilaksanakan pada Senin (25/01) di Meeting Room, International Office Lantai 3 Rektorat Baru.

Dalam suasana bersahabat tersebut, Tim Media Tadulako berdiskusi dengan Kepala Internasional Office Prof Ir Marsetyo MSc Agr PhD. Diskusi ini membahas tentang pengembangan kerjasama internasional dan kemampuan mahasiswa untuk menjadikan Universitas Tadulako (Untad) sebagai “The Gate of Inspiration” yang tidak hanya mengangkat nama kampus juga mengharumkan daerah Sulawesi Tengah di dunia internasional. Agenda yang dihadiri oleh beberapa Staf Media Tadulako tersebut merupakan kegiatan silaturrahim yang bertujuan mengurai beberapa strategi yang akan direalisasikan oleh International Office, khususnya dalam hal kerjasama Untad dengan beberapa perguruan tinggi dari luar negeri semisal Flinders University, Australia dan Chiang Mai University, Thailand. Selain itu, juga dipaparkan rencana program IO untuk satu tahun ke depan oleh Kepala IO sendiri, Prof Marsetyo, sebagai jalan untuk mengembangkan Untad nantinya. Diskusi yang dikemas dalam dua bahasa ini berjalan hangat sesekali diselingi tawa. Dalam bahasa Inggrisnya yang fasih Prof Marsetyo menjelaskan dua program utama yang kini diemban oleh IO. Mempromosikan (to promote) Untad menjadi institusi international serta Memfasilitasi (to facilitate) mahasiswa asing yang kuliah di kampus ini untuk mengenal apa saja yang diberikan Untad dalam hal akademik juga memfasilitasi mereka dalam hal non akademik. “Ada dua hal utama atau two main rules dalam rencana jangka panjang International Office kedepannya, yang pertama adalah bagaimana kita bisa mengenalkan Untad kepada masyarakat internasional tentunya dalam hal akademik dan non akademik. Kedua adalah memfasilitasi mahasiswa asing yang kuliah sambil belajar budaya-budaya setempat di Sulawesi Tengah,” ungkapnya. M e n u r u t P r o f M a r s e t y o , ke h a d i r a n International Office sangat penting untuk memajukan Untad dalam dunia pendidikan internasional. Dikatannya, dengan dibentuknya International Office ini, bisa membantu rektor untuk bekerja sama dengan universitas luar negeri

sekaligus menarik minat mahasiswa asing untuk belajar di Untad. “Dalam beberapa tahun terakhir ini Untad sudah banyak bekerja sama dengan puluhan universitas luar negeri, manfaatnya adalah untuk mahasiswa kita sendiri. Dengan adanya kerjasama ini jalan mahasiswa Untad untuk bisa belajar di luar negeri terbuka lebih luas,” terangnya. Penguatan Kelas Internasional Dalam penyampaian selanjutnya, Guru Besar Bidang Peternakan itu menuturkan beberapa poin utama dalam susunan rencananya di Tahun 2016 kedepan. Seperti membahas lebih jauh tentang seleksi dan penguatan kelas internasional. Seperti diketahui hingga saat ini Untad telah memiliki 6 kelas international antara lain Program Studi Pendidikan Kimia FKIP, Ekonomi Manajemen, Ilmu Komunikasi, Teknik Sipil, Agribisnis dan Peternakan. Kelas internasional ini akan ditambah lagi jika persyaratan dari prodi yang ingin membuat kelas internasional telah mencukupi. Bila dibandingkan dengan jumlah program studi yang ada, jumlah kelas internasional ini masih terbilang sedikit. Hal ini dikarenakan banyaknya mahasiswa lokal yang masih belum mumpuni untuk bisa menerima budaya internasional dalam diri mereka. Contohnya, kemampuan bahasa Inggris yang masih di bawah rata-rata. Walau demikian, guru besar peternakan ini mengatakan bahasa Inggris bukanlah satu-satunya tolak ukur kelas internasional. “Mahasiswa asing yang kuliah di Untad ada 17 orang. Jumlah ini pun masih sedikit, untuk itu nantinya kami akan semakin gencar mempromosikan Untad dalam bentuk jurnal dan juga media sosial. Karena informasi itu sangat penting, sehingga kami akan meng-update terus informasi tentang Untad sehingga banyak mahasiswa yang tertarik belajar di Kampus Bumi Kaktus ini,” pungkasnya. Prof Marsetyo melanjutkan Kemampuan dosen program studi juga menjadi prasyarat pembentukan kelas internasional. Hal tersebut sangat penting, sebab dengan semakin banyaknya dosen berkemampuan internasiol, berdisiplin, serta menguasai Bahasa Inggris dengan baik.

dapat mempermudah akses Untad menuju World Class University. Program yang juga menjadi fokus IO kedepannya adalah pengembangan SDM melalui workshop tentang teknik penulisan proposal untuk penelitian internasional, selanjutnya pengenalan publikasi internasional dan kerja sama luar negeri. Di bawah pimpinan Prof Marsetyo IO akan terus berbenah terkhusus dalam pengembangan penelitian dan publikasi jurnal internasional. Menurutnya, di zaman yang semakin modern sekarang, semakin banyak peneliti-peneliti yang bermunculan. Di Indonesia, jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan sangat sedikit dibanding dengan jumlah peneliti yang ada, khususnya di Untad. Oleh karena itu dengan adanya workshop penulisan artikel ilmiah ini dapat membangkitkan semangat para intelektual untuk menghasilkan karya-karya ilmiah yang bertaraf internasional dan menjadi kebanggaan bumi Tadulako. “Mengingat para dosen di Untad masih sedikit yang mempublikasikan artikel ilmiah mereka di jurnal internasional, bukan cuma di Untad tapi juga di Indonesia pada umumnya. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke 65 dalam publikasi artikel internasional, oleh karena itu jangan biarkan otak emas para dosen kita terbiarkan begitu saja,” tegasnya. Dalam mempromosikan Untad ke kancah internasional, IO berencana menerbitkan buku profil Untad dalam Bahasa Inggris yang ditargetkan selesai di Tahun 2016 ini. Buku tersebut diharapkan dapat menjadi wahana publikasi kampus di ranah internasional. Diskusi yang berakhir jelang magrhib itu diakhiri dengan foto bersama, sebuah ritual wajib dalam setiap sesi kunjungan MT. Sebelum berpisah, Prof Prasetyo menantang kru media tadulako untuk saling berjanji berjumpa di luar negeri. Good Luck Prof Marsetyo, semoga amanah yang diemban membuka jalan baru bagi generasi berikutnya. Generasi yang akan menikmati kemudahan lalu lintas studi ke luar negeri. (ana)


Media

Tadulako

Kabar Tadulako Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

7

Rektor Untad Paparkan Perencanaan Advokasi AKI Rektor Universitas Tadulako, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, MS., memaparkan Rancangan Advokatif dalam upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) berdasarkan mapping hasil tim pengkaji (berbasis inklusif, integratif, dan segregatif), pada Senin (25/01) di Ruangan Senat Untad. Rancangan Advokatif tersebut disampaikan dalam temu awal tim advokasi guna menentukan langkah mendukung tim pengkaji melalui diseminasi, dalam kerja sama antara Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Untad yang dihadiri oleh 2 tim yaitu tim pengkaji dan tim advokasi yang diketuai oleh Prof. Basir sendiri. D i a w a l p e m a p a r a n n y a , P r o f. B a s i r menyampaikan paparan dari Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) mengenai angka kematian Ibu. “Paparan Kadiskes, bahwa AKI di Indonesia berjumlah 379 jiwa dari 100.000 jiwa,” tutur Prof. Basir. Prof. Basir juga menambahkan AKI di Sulteng berdasarkan data dari tim pengkaji. “Sementara di Sulteng AKI itu mencapai 337 Jiwa. Angka kematian ini, disebabkan secara internal yakni penyebab medis dan non medis. Sedangkan eksternal, disebabkan oleh sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM) dan manajemen layanan.” Di akhir, pemarannya, Prof. Basir menjelaskan

rancangan Advokasi yang terdiri dari, (1) persiapan dan pembentukan tim Advokasi, (2) penentuan langkah : sumbangsih ide dan revisi desain, (3) Desain Advokasi, (4) penguatan langkah, dan (5) Re-Kontruksi. Sekretaris tim Advokasi sekaligus Kapala UPT Promkes Dinas Kesehatan Sulteng, Alfina A. Deu. SKM., M. Si, mengatakan kerja sama ini dilakukan untuk perkembangan pembangunan di Sulawesi Tengah. “Jadi kegiatan ini, dilakukan untuk mendukung perkembangan pembanguna di Sulteng, tentunya bagian Bidang Kesehatan. Jadi

kami membuat komitmen dengan para pengambil kebijakan. Kami dari Dinas, yang memiliki indikator-indikator regulasi yang berwawasan kesehatan, kami memiliki beberapa perencanaan,” ungkap Alfina. Alfina melanjutkan, perencanaan itu salah satunya dengan menyusun rencana advokasi dan melakukan kerja sama. “ Perencanaan ini, akan terus dilakukan. Pada akhirnya kami akan mengadakan kegiatan dan mengundang para pengambil kebijakan untuk memaparkan hasilnya. Untuk mendukung program ini,selain Untad, Dinas

Kesehatan telah melakukan MOU dengan Perguruan Tinggi lainnya. Dan pada akhirnya kami akan mengundang penentu-penentu kebijakan di setiap Perguruan Tinggi yang telah bekerja sama untuk mendengarkan hasilnya, ketika ketua Advokasi telah merampungkan seluruh rancangan berdasarkan hasil mapping tim Pengkaji,” pungkas Alfina. Alfina juga berharap dengan adanya kegiatan ini, terjalin kemitraan antara Perguruan Tinggi dengan Dinas Kesehatan. ikr

Amirudin Kade ; Kelulusan PLPG Sulteng Meningkat Senin (11/1), bertempat di ruang senat Rektorat Universitas Tadulako (Untad) Panitia Sertifikasi Guru menggelar kegiatan penyerahan sertifikat pendidik kepada perwakilan 13 kabupaten kota di Sulawesi Tengah. 114 guru dari total 1.873 guru yang mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) selama 2015, dinyatakan tidak lulus. Meski begitu, tingkat kelulusan PLPG yang diselenggarakan oleh Rayon 125 Universitas Tadulako (Untad) itu, masih dinilai baik. Ketua PSG Rayon 125, Dr.Amiruddin Kade. MS.i mengatakan hasil PLPG tersebut sangat baik dan memuaskan. Sebab menurutnya secara nasional kelulusan Peserta PLPG di Rayon 125 Untad mencapai 93,91 persen. Lebih lanjut, Amiruddin Kade menjelaskan, bahwa hasil Pelaksanaan PLPG pada tahun 2015 di Rayon 125 Untad, total kuota yang diberikan adalah 1.873 guru. Namun yang hadir PLPG jumlahnya sebanyak 1.843 guru, yang berasal dari 13 kabupaten kota. Sementara guru yang dinyatakan lulus sekitar 1.759 orang.” Dan sisanya dinyatakan tidak lulus. Dan ada juga sebagian peserta yang tidak mengikuti atau tidak hadir. Namun untuk kelulusan ya di atas 93, 91 Persen,” katanya. Menurutnya, sertifikasi bagi guru dalam jabatan pada Rayon 125 Untad pada tahun 2015, berupa PLPG berasal dari tiga sumber dana yakni

DIPA LPMP Sulteng, DIPA Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementerian Agama RI dan DIPA Direktorat Pembinaan Guru pendidikan Dasar. “ Sehingga jumlah total keseluruhan Kuota sebanyak 1.873 orang, hadir 1.843 orang,” katanya. Dari jumlah tersebut ia merincikan untuk DIPA LPMP Sulteng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendapatkan kuota 1.093 orang, namun yang hadir hanya sekitar 1.075 orang dan yang lulus PLPG 1.035 orang. DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama dengan kuota 55 orang, hadir 51 orang dan lulus PLPG sebanyak 43 orang. Sementara DIPA Direktorat Pembinaan guru Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dengan kuota 725 orang, hadir mengikuti PLPG sebanyak 717 orang dan lulus PLPG adalah 681 orang. “Sehingga jumlah yang lulus itu sesuai dengan nilai rata-rata nasional kita masuk dalam 93,91 persen,” tegas Amiruddin. Dikatakannya, dalam pelaksanaan proses pembelajaran PLPG telah mendorong dan mengakomodasi guru, untuk dapat menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran aktif. Termasuk pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (Ing Ngarso Sung Tulodo) membangun kemampuan dan mengembangkan

kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (Tut Wuri Handayani).”Dan Alhamdulillah pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan terlaksana dengan baik. Ini semua berkat dukungan penuh Rektor Untad,” Ujar Amiruddin di akhir wawancara. Sementara itu, Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof. Dr .Ir .Muhammad Basir Cyio SE MS dalam sambutannya berharap seluruh Kepala

Dinas Pendidikan terus melakukan pengawalan terkait kinerja para guru yang telah memiliki sertifikasi. “Karena itu kami berharap, meskipun memiliki sertifikasi pendidik melalui PLPG, harus terus ditingkatkan. Karena itu melalui kepala Dinas Pendidikan, Kepala LPMP, Kepala Kantor Agama untuk terus melakukan desain- desain untuk meningkatkan kinerja para Guru yang telah ter sertifikasi,” jelasnya. Ash

Taman Parkir Telah Diresmikan Rektor Imbau Penataan Lingkungan Harus Sustainable Jumat (8/1), Rektor Universitas Tadulako, Prof Dr Muhammad Basir SE MS meresmikan taman parkir Rektorat Untad. Agenda peresmian yang berlangsung pukul 09.00 tersebut dirangkaikan dengan senam jantung sehat bersama di halaman rektorat Untad. Prof Basir, dalam sambutannya menyampaikan bahwa manajemen pengelolaan lingkungan kampus, bnaik menyangkut kebersihan, air dan perpipaan, listrik hingga perparkiran serta penataan taman dan lingkungan harus sustainable. Menurutnya tidak hanya ketika ada kemauan, memudian melakukan gerakan dan akhirnya berhenti setelah melakukan gerakan tersebut. “karena itu, semua pihak harus terlibat aktif menjadi bagian dari pengguna kampus yang baik,” tuturnya dihadapan hadirin. Kepada ke tujuh orang juru parker yang hari ini (8/1) juga diterima secara resmi, Rektor

memberikan beberapa arahan penting. Ia menyatakan bahwa Natalingpa (Unit Penataan Lingkungan Perparkiran) menjadi garda terdepan dalam mengawal kampus, terkhusus penataan perparkiran. Rektor juga mengimmbau, dalam bekerja nantinya tidak boleh ada gesekan antar sesama rekan kerja, apalagi terhadap saudaranya yang lebih dulu hadir, yakni Natalita dan unit penataan lainnya. Dr Ramlan M Si, selaku ketua Natalitas Untad, juga mengimbau kepada seluruh elemen untuk bersama-sama menjaga lingkungan kampus. “Mari kita bersama mempertahankan kebersihan lingkungan kampus,” ungkapnya. Firman, salah satu juru parkir mengaku siap menjalankan tugas yang baru diembannya. “Pertama trima kasih saya telah dipercaya untuk menjalankan tugas baru ini. Saya siap menjalankan tugas ini dengan baik,” ujarnya. Rf


8

Edisi 67 Januari 2016

Tadulako

Media

Kabar Tadulako Tahun ke 4

Untad Rencanakan Proyek SPAM Terealisasi di 2016 Universitas Tadulako lakukan studi banding SPAM di kampus UGM dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, pada Sabtu (26/12). Pasca Studi banding tersebut, Untad merencanakan Project Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) kampus terealisasi di tahun ini. Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, MS., usai diskusi terkait SPAM bersama pihak Departemen PU Sulawesi Tengah, pada Jum'at (29/12), di ruang Rektor berharap, proyek SPAM Kampus terealisasi di 2016. “Tahap sekarang, baru koordinasi dengan pihak Cipta Karya. Semoga tahun 2016 SPAM Kampus kita dapat terealisasi sesuai target,” ungkap Prof. Basir. Perencanaan realisasi SPAM Kampus yang dipercayakan kepada UPT Natalita Untad bertujuan untuk memanfaatkan beberapa jenis air yang tersedia di lingkungan Untad, serta menyediakan sumber air bagi Civitas Akademika Untad, juga membuka peluang bisnis air kemasan isi ulang. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaaan Fakultas Teknik, Dr. Zefitni, MT., yang juga salah satu peserta studi banding SPAM Kampus di UGM dan UNS mengatakan bahwa SPAM adalah proyek Cipta Karya dengan bentuk dana Hibah. “SPAM awalnya ada yang namanya SPAM IKK (Ibu Kota

Kecamatan). Ini adalah proyek cipta karya di bawah Departemen PU. SPAM IKK ini diperuntukkan untuk masyarakat,” jelas Dr. Zefitni. Dr. Zefitni menambahkan, bahwa ide SPAM Kampus ini berawal dari ide Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil UGM. “Ide SPAM kampus sebenarnya

dari Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil UGM. Mereka membuat sebuah inovasi dan merancang SPAM kampus. Lalu ide itu direkrut oleh PU dan didanai berupa dana hibah. Perguruan Tinggi yang sudah mendapatkan dana hibah itu UGM, UNS, ITB, dan Universitas Tadulako untuk Indonesia Timur. Masing-masing Perguruan Tinggi

memperoleh dana Hibah dengan besaran dana yang berbeda. Dana hibah ini hanya diberikan di awal. Untuk kontinewitas dan manajemen dikembalikan ke tiap-tiap Perguruan Tinggi. SPAM ini boleh dari air tanah, air sungai, dan untuk Untad, kita bakal pake air tanah,” jelas Dr. Zefitni. Dr. Zefitni juga mengatakan Sistem air ini langsung diminum. “Buka kran langsung minum. tetapi kita tetap waspada. Karena khawatir pencurian air. Sebab, bisa saja mahasiswa ambil air disini daripada beli di luar. Selain itu, sistem yang ada berpeluang bisnis. Penjualan air isi ulang, dengan kita buatkan merek disitu. Dan harga jualnya harus lebih rendah dari pasaran,” ungkap Dr. Zefitni. Dr. Zefitni berharap dengan Air minum yang dihasilkan dari SPAM tidak hanya sekedar bersih, tetapi berkualitas. Karena menurutnya, air kemasan ini yang telah ada dikatakan bersih, namun bersih seluruhnya. Karena bisa jadi terkontaminasi bakteri. “Kita bisa menyediakan air yang teruji kesterilannya. Juga SPAM ini, tidak hanya disiapkan untuk melayani, tetapi menjadi sarana praktek mahasiswa. Misalnya mahasiswa Kesehatan Masyarakat untuk praktek Mata Kuliah,” tutup Dr. Zefitni. ikr

UPT PENGELOLAAN LINGKUNGAN

UPT Pengelolaan Lingkungan Terima Tenaga Cleaning Service Baru Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Lingkungan kembali mengadakan seleksi untuk posisi cleaning service, setelah sebelumnya menerima tujuh tenaga pengelola perparkiran yang bergabung di Unit Penataan Lingkungan Perparkiran (Nitalingpa).

Dokumentasi Untuk Media Tadulako

Drs Rainer Mahi MSi saat menerima plakat penghargaan beberapa waktu lalu.

Untad Raih Juara 2 dalam Pengelolaan BMN Untad kembali mendapat apresiasi pada pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang meraih juara kedua tingkat Sulawesi Tengah. Penghargaan ini merupakan apresiasi pada kinerja koordinator wilayah, kementerian dan/atau lembaga dan satuan kerja pada tingkat wilayah kerja Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Maluku Utara dalam mengelola Barang Milik Negara (BMN). Pada acara penyerahan penghargaan tersebut turut hadir Direktur Jenderal Kekayaan Negara yang diwakili oleh Sekretaris DJKN, Dodi Iskandar, Kepala Kantor Wilayah DJKN Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Maluku, Pimpinan Koordinator Wilayah (Korwil), Kepala Satuan Kerja Kementerian/Lembaga, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta perwakilan dari Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Universitas Tadulako (Untad) berhasil meraih penghargaan juara kedua dalam kategori Kategori BMN Awards Pengelolaan Dan Wasdal Barang Milik Negara, demikian diungkapkan Drs Rainer Mahi MSi saat dijumpai di ruang kerjanya Selasa (29/12). “Kemarin kami di undang oleh Kemenkeu dan saya berangkat mewakili rektor. Alhamdulillah dapat juara 2 tingkat Sulwesi Tengah dalam kategori Pengelolaan Dan Wasdal Barang Milik Negara,” Ucapnya.

Rektor Untad Prof Dr Muhammad Basir SE MS s a at d i ko nf i r m a s i m e nya m p a i ka n ra s a bahagianya, namun tidak berpuas diri akan tetap memacu untuk lebih baik lagi. “Alhamdulillah, namun kami masih harus memacu diri untuk lebih baik lagi kedepannya,” ungkap Prof Basir. Seperti yang dikutip dari laman Kemenkeu.go.id, Direktur Jenderal Kekayaan Negara yang pada kesempatan siang itu diwakili oleh Dodi Iskandar menyampaikan bahwa makna refleksi dan apresiasi ini adalah upaya DJKN sebagai pengelola kekayaan negara untuk mendorong para pengguna BMN menggunakan dan memanafaatkan BMN yang dikuasainya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. “Pemerintah terus mendorong penerimaan PNBP yang berasal dari pengelolaan aset negara, jadi mohon kepada pengelola aset di masingmasing kementerian/lembaga dan satuan kerja agar terus mengoptimalkan pengelolaan aset tersebut agar dapat menghasilan PNBP untuk kepentingan rakyat,” tutur Dodi. Sementara itu dalam kategori yang sama tingkat Sulawesi Tengah yang berhasil menempati posisi pertama yakni Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Sulawesi Tengah, posisi kedua Universitas Tadulako (Untad) dan posisi ketiga diraih oleh Loka Monitor Spektrum Frekuensi Radio Palu. Zl

Ketua UPT Pengelolaan Lingkungan, Dr Ir H Ramlan MP didampingi oleh dua orang dari Humas Untad, Taqyuddin Bahri SPd MPd dan Ahmad Usmar SSos melaksanakan proses wawancara terhadap 25 calon tenaga cleaning service di Press Room Humas Untad, Lantai I Gedung Rektorat, Selasa (12/1). Dikatakan Dr Ramlan, hasil dari proses seleksi tersebut nantinya akan ditempatkan di beberapa fakultas di lingkungan Untad. Ketua UPT Pengelolaan Lingkungan menyebutkan, perekrutan tersebut atas kebijakan rektor untuk ditempatkan di ruangan yang tidak terjangkau sebelumnya. “Calon cleaning service yang lolos nantinya akan ditempatkan di beberapa lokasi yakni, fasilitas bersama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Eks Kehutanan dan Peternakan, dan di Rumah Sakit Pendidikan,” jelasnya. Pendaftar untuk posisi cleaning service, lanjut Dr Ramlan berjumlah 35 orang. dalam penyeleksian, 10 pendaftar tidak hadir, sehingga diikuti oleh 25 orang pendaftar. Lebih lanjut,dari

25 orang yang diseleksi telah terpilih 9 orang yang secara resmi menjadi anggota cleaning service penambahan tenaga kebersihan di kampus tentunya mendukung dan meningkatkan kebersihan, bukan hanya asri dipandang dari luar namun dalam kampus juga. “ Tidak menutup kemungkinan, tenaga cleaning service tersebut ditambah, sesuai dengan kebijakan rektor dan permintaan dekan fakultas, tentunya kami akan selalu mendukung untuk meningkatkan kebersihan dan keindahan di kampus ini,” ujarnya. D i b a w a h n a u n ga n U P T Pe n g e l o l a a n Lingkungan, lanjut Pak Ramlan, sudah ada lima unit penanganan dalam rangka mendukung terciptanya Untad yang lebih indah dan bersih, yaitu Unit Penataan Lingkungan dan Pertamanan (Natalita), Unit Penataan Listrik Kampus (Nitaliska), Unit Penataan Air dan Perpipaan (Nitaripa), dan Unit Penataan Lingkungan Perparkiran (Nitalingpa) dan Cleaning Service. Dengan lima unit kerja itu, Dr Ramlan akan terus memaksimalkan kinerja UPT Pengelolaan Lingkungan, sehingga dapat mewujudkan kampus Untad yang indah, asri dan bersih. “Ini sesuai dengan program Pak Rektor. Dengan kampus yang bersih kita akan memiliki rasa bangga terhadap Untad. Keindahan itu pasti selalu dimulai dan dibarengi dengan kebersihan,” kata dosen fakultas pertanian Untad tersebut. (ana)

Ketua UPT Pengelolaan Lingkungan, Dr Ramlan bersama tim Humas Untad, saat meng-interview beberapa calon tenaga cleaning service yang baru.

FOTO : ADI NUR ALIM/MT


Media

Tadulako

Kabar Tadulako Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

9

Pendaftaran SNMPTN 2016 Telah Dibuka,

Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Sekolah Dihimbau Daftarkan Seluruh Siswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) telah dibuka sejak 18 Januari sampai 20 Februari 2016. Sekolah sudah dapat mendaftarakan siswa yang akan diikutkan dalam SNMPTN 2016 melalui Pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Hal itu disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Untad, Prof.Dr.Sutarman Yodo,SH.,M.H., dalam rapat koordinasi bersama para wadek Fakultas di Untad pada kamis (21/1) di ruang senat untad lantai 3 rektorat. Prof.Sutarman Yodo mengemukakan alur SNMPTN mempertimbangkan peringkat akreditasi sekolah. Sekolah berakreditasi A dapat mendaftarkan 75 persen siswanya dalam SNMPTN. Sekolah berakreditasi B mendapatkan porsi 50 persen. Sementara itu sekolah berakreditasi C mendapatkan porsi 20 persen dan yang berakreditasi lainnya mendapatkan porsi 10 persen. Penghitungan presentase itu, lanjut Prof.Sutarman, dihitung berdasarkan jumlah siswa yang didaftarkan dalam PDSS. Dari jumlah siswa yang terdaftar dalam PDSS sistem SNMPTN akan memilih siswa terbaik berdasarkan akreditasi. “Jika ada sekolah berakreditasi B yang jumlah

total siswa yang akan lulus itu 200 orang, lebih baik didaftarkan semua. Dari 200 orang itu, hanya 100 orang yang berhak mendaftarkan diri dalam SNMPTN setelah diverifikasi sistem SNMPTN melalui PDSS. Jadi, jangan hanya yang mau ikut SNMPTN saja yang didaftarkan, karena misalnya yang mau ikut hanya 50 orang, pasti akan dikurangi 50 persen dalam verifikasi PDSS,” Pesan Prof.Sutarman Yodo. Prof.Sutarman juga berpesan kepada tim sosialisasi agar menyampaikan juga kepada pihak Dinas Pendidikan , para kepala sekolah, dan operator masing-masing sekolah diseluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tengah untuk aktif dalam mendaftarkan siswa melalui PDSS sehingga dapat mengikuti pendaftaran SNMPTN. Pengisian Data dan Verifikasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) berlangsung mulai 18 Januari hingga 20 Februari 2016, pendaftaran SNMPTN 29 Februari -12 Maret 2016, pencetakan kartu tanda peserta 22 Maret-21 April 2016, seleksi 24 Maret-8 Mei 2016, pengumuman hasil seleksi 10 Mei 2016, verifikasi dan pendaftaran ulang di PTN masingmasing 31 Mei 2016. (sna)

Rapat koordinasi Wakil REKTOR Bidang Akademik dan wakil dekan fakultas di lantai 3 rektorat Untad pada (21/1)

Pendaftaran SNMPTN Mengacu Akreditasi,

Sekolah Dihimbau Daftarkan Seluruh Siswa yang Akan Lulus dalam PDSS Alur pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016 telah dimulai. Sejak 18 Januari sampai 20 Februari mendatang, sekolah sudah dapat mendaftarkan siswa yang akan diikutkan dalam SNMPTN 2016 melalui pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Hal itu disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik (Warek Bidak) Universitas Tadulako (Untad), Prof Dr Sutarman Yodo SH MH dalam rapat koordinasi bersama para wakil dekan fakultas di Untad, pada Kamis (21/1), di Ruang Senat Untad, Lantai III Rektorat.

Prof Sutarman Yodo juga mengemukakan bahwa pendaftaran SNMPTN baru akan dibuka pada 29 Februari dan berakhir pada 12 Maret nanti. Olehnya, pihak sekolah sudah dapat segera mendaftarkan siswanya melalui PDSS sesuai format yang tersedia. Alur SNMPTN kali ini, lanjut Prof Sutarman Yodo, juga mempertimbangkan peringkat akreditasi sekolah. Sekolah yang berakreditasi A dapat mendaftarkan 75 persen siswanya dalam SNMPTN. Sekolah berakreditasi B mendapatkan porsi 50 persen. Sementara itu, sekolah berakreditasi C mendapatkan porsi 20 persen, dan

Penetapan Kuota Bidikmisi Untad 2016 Belum Pasti Penetapan jumlah kuota penerima program beasiswa Bidik Misi Untad untuk tahun 2016 belum ada kepastian. Hal ini disampaikan Dr.Darsikin M.Si dalam konferensi pers pada Senin (18/01). “Untuk program bidik misi tahun 2016 ini kami belum mengetahui jumlah yang pasti, dan pendaftar merupakan lulusan 2016, dengan maksimal umur 21 tahun dan pendidikan orang tua maksimal S1,” Ujarnya. Menurut Dr.Darsikin jika mengacu pada kuota tahun sebelumnya, kuota untad u n t u k program Bidi

k Misi sebanyak 550 orang. “Jika melihat tahun sebelumnya kuota Untad untuk bidik misi sebanyak 550 orang dan tahun 2016 belum ada data yang pasti untuk itu,” ungkapnya. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Untad, Prof.Sutarman Yodo mengungkapkan bahwa penyelenggaraan Bidik Misi saat ini mendapatkan pengawasan langsung dari presiden RI. “Sesuai hasil Rakornas Ristek Dikti dengan semua perguruan tinggi negeri (PTN) penyelenggaraan bisik misi m e n d a p at ka n p e n gawa s a n l a n g s u n g presiden,” katanya. Bidik misi merupakan bantuan biaya hidup dan pendidikan yang diberikan bagi calon mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi tetapi memiliki prestasi yang baik agar yang bersangkutan dapat menyelesaikan studinya tepat waktu. Tujuan program Bidik misi untuk memberikan bantuan biaya pendidikan, meningkatkan motivasi belajar calon mahasiswa khususnya yang terkendala s e ca ra e ko n o m i d a n m e n j a m i n keberlangsungan studi mahasiswa. Lebih lengkapnya dapat diakses di laman http://bidikmisi.dikti.go .id. sna

yang berakreditasi lainnya diberikan porsi 10 persen. Penghitungan persentase itu, ujar Prof Sutarman Yodo, dihitung berdasarkan jumlah siswa yang didaftarkan dalam PDSS. Dari jumlah siswa yang terdaftar dalam PDSS itulah, sistem SNMPTN akan memilih siswa terbaik berdasarkan akreditasi. “Jika ada sekolah berakreditasi B yang jumlah total siswa yang akan lulus itu 200 orang, lebih baik didaftarkan semua. Dari 200 orang itu, hanya 100 orang yang berhak mendaftarkan diri dalam SNMPTN setelah diverifikasi sistem SNMPTN

melalui PDSS. Jadi, jangan hanya yang mau ikut SNMPTN saja yang didaftarkan, karena misalnya yang mau ikut hanya 50 orang, pasti akan dikurangi 50 persen dalam verifikasi di PDSS,” pesan Prof Sutarman Yodo. Berkenaan dengan itu, Prof Sutarman Yodo juga b e r p e s a n ke p a d a t i m s o s i a l i s a s i a ga r menyampaikan juga kepada pihak Dinas Pendidikan, para kepala sekolah, dan operator masing-masing sekolah di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tengah untuk aktif dalam mendaftarkan siswa melalui PDSS sehingga dapat mengikuti pendaftaran SNMPTN. (Tq)

Mubes XX LDK UPIM Perkuat Tema Kampus Madani Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (LDK UPIM) Universitas Tadulako kembali melaksanakan Musyawarah Besar (Mubes) pada Jum'at (25/12). Forum pengambilan keputusan tertinggi yang dillksanakan ke 20 ini berlangsung selama tiga hari di Islamic Centre Untad. “Regenerasi Tonggak Estafet Dakwah Kampus dalam Barisan Terpadu Menuju Tadulako Madani,” menjadi tema utama forum tersebut. Salah satu agenda penting dalam kegiatan itu adalah memilih ketua LDK UPIM periode selanjutnya. Setelah melalui proses penjaringan bakal calon, scraning kriteria, hingga musyawarah penentuan. Dari hasil musyawarah yang melibatkan seluruh kompenen Lembaga Dakwah Fakultas se Universitas Tadulako, maka terpilihlah Herlangga Adi Putra sebagai Ketua LDK Upim Untad periode 2015/2016. Dalam sambutan perdananya, Angga, begitu sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa dalam amanah yang terimanya saat ini bukanlah amanah perorangan, tapi amanah bersama dalam mewujudkan cita bersama. “Amanah baru ini bukanlah hal yang mudah, namun saya yakin jika kita terus mengkolaborasikan kekuatan bersama, bersinergi dengan semua komponen, maka citacita bersama menuju Kampus Madani bisa

terwujud.” Ungkap mahasiswa Fak. Kehutanan angkatan 2012 ini. Masih menurutnya, kedepan tantangan kerja dakwah LDK Upim semakin berat. Terdapat sejumlah problematika kampus yang menjadi pekerjaan rumah bersama. Diantaranya problem hodonisme mahasiswa. Masalah hedonisme ini menurutnya sangatlah berbahaya. Gaya hidup kebarat-kebaratan, peredaran narkoba, miras yang terus merajela adalah musuh bersama yang harus jauh dari dunia kampus. Hal tersebut menurutnya berpusat pada karakter yang perlu mendapat pembinaan. Sebab ruang kognitif yang dipacu dalam ruang belajar dikelas harus diimbangi dengan pemantapan spiritual mahasiswa. Maka kemudian dalam membangun karakter mahasiswa haruslah dimulai dengan menyentuh sisi spritualnya. “Setiap tahunnya, Untad menerima dan meluluskan ribuan mahasiswa. Maka penting menjadi perhatian bersama adalah menjadikan lulusan yang tidak hanya cerdas secara keilmuan tapi matang secara spiritual dengan pribadi yang berkarakter keteladanan,” tuturnya beberapa saat setelah terpilih. “Dari sejumlah masalah itu kemudian, LDK UPIM terus berbenah, memaksimalkan pola pembinaan, dan berkolaborasi dengan semua komponen kampus untuk sama-sama membangun cita bersama yakni Kampus Madani.” Tutupnya.(Rf/Af)


10

Media

Infotorial Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Dies Natalis Ke - 4 Tahun

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako

Foto dan Naskah : Akhamad Usmar & Taqyuddin Bakri Photo Bersama Civitas Academika Untad dan Peserta Dies Natalis Untad di Depan Panggung Dies Natalis Ke - 4 Tahun Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako Anjungan Pantai Talise Palu

Rektor Untad Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir Cyio, SE.MS Melepaskan Balon Menandakan Dies Natalis Ke. 4 Tahun Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Dimulai

Pengguntingan Pita Oleh Ketua Senat Untad Prof. H. Hasan Basri, MA. Ph.D Tanda dimulainya Pank Walk dengan Rute Rajamoili – HJ Hayyun – Suharso – Pantai Talise Anjungan

Rektor Untad Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir Cyio, SE.MS Pemotongan Tumpeng Menandakan Dies Natalis Ke. 4 Tahun Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Bertambah lagi Satu Tahun

Photo Bersama Rektor Untad Prof Dr.Ir. Muhammad Basir Basir Cyio, SE,.MS Bersama Panitia Dies Natalis Ke. 4 Tahun Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Photo Bersama Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dari Berbagai Angkatan Meramaikan Dies Natalis ke 4 FKIK

Wawancara Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Mengenai Harapan Kedepan Untuk Fakultas FKIK dr. Muhammad Mansyur Romi, SU, PA (K).


Media

Tadulako

Infotorial

Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

11

Dies Natalis Ke - 4 Tahun

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako

Foto dan Naskah : Akhamad Usmar & Taqyuddin Bakri Photo Bersama Civitas Academika Untad dan Peserta Dies Natalis Untad saat Jalan Santai di Depan Stasiun Kantor TVRI Palu Dies Natalis Ke - 4 Tahun Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Anjungan Pantai Talise Palu

Jalan Santai di Jalur Rajamoili Kepala BAKP dan Ketua LPPM Untad Dies Natalis ke 4 FKIK

Pengguntingan Pita Garis Akhir Jalan Santai Oleh Wakil Rektor Pengembangan dan Kerjasama Prof. Mery Napitupulu, MSc. PhD

Photo Bersama Rektor Untad Prof Dr.Ir. Muhammad Basir Basir Cyio, SE,.MS Bersama Panitia Dies Natalis Ke. 4 Tahun Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Photo Bersama Rektor Untad Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir Cyio, SE.MS, Warek Bima, Dekan FISIP dan Kabag TU FKIK Untad

Wawancara Ketua Panitia Dies Natalis Ke 4 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Mengenai Harapan Kedepan Untuk Fakultas Herman K.Skm. M.Med.Ed

Photo Bersama dengan Staf Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tadulako Seusai Pank Walk /Jalan Santai


12

Info Fakultas Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

Media

Tadulako

Dr Sitti Harisah Jabat Koordinator Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia 2016-2020 Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia menggelar suksesi kepemimpinan. Hal itu diwujudkan dengan Rapat Pemilihan Koordinator Program Studi periode 2016-2020 pada Rabu (20/1), di Ruang Rapat Senat FKIP. Pemilihan itu digelar karena masa kepemimpinan Dr Moh Tahir MHum untuk periode 2012-2016 telah berakhir. Dalam pemilihan itu, seluruh dosen Program Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia secara aklamasi mempercayakan amanah kepada Dr Sitti Harisah MPd untuk melanjutkan

kepemimpinan. Proses aklamasi itu sendiri berlangsung dengan lancar tanpa ada sanggahan satu pun dari para dosen. D r M o h Ta h i r, d a l a m s a m b u ta n nya menyampaikan bahwa jabatan koordinator program studi selama satu periode telah dilaksanakan. Bahwa ada kelebihan dan kekurangan, itu merupakan hal yang manusiawi. Dr Moh Tahir juga mengungkapkan bahwa Ia telah berkeputusan untuk tidak lagi maju ke periode kedua. Hal itu agar terjadi rotasi kepemimpinan untuk menyegarkan program studi. “Dan Alhamdulillah, Ibu Dr Sitti Harisah merupakan sosok yang tepat untuk memimpin prodi ini. Ini terbukti dari keinginan semua teman-teman dosen yang meminta kesediaan Ibu Dr Sitti Harisah,” ujar Dr Moh Tahir yang juga menjadi Plt Ketua Program Studi pada 2011. Sementara itu, Dekan FKIP, Dr H Gazali MPd juga menyampaikan agar koordinator program

studi yang baru terpilih melanjutkan program dari koordinator program studi sebelumnya. Pembenahan tata kelola program studi harus terus ditingkatkan, apalagi tahun depan masa akreditasi program studi akan habis. Untuk itu, ujar Dr Gazali, koordinator program studi yang baru harus terus menjalin komunikasi dengan dosen-dosen lainnya dalam meramu setiap program. “Intinya, setiap kebijakan strategis harus diputuskan melalui mekanisme rapat agar semua terbuka,” kata Dr Gazali. Berkenaan dengan itu, Dr Sitti Harisah menyampaikan agar dalam memimpin program studi, para dosen harus terus mendukung. Dukungan yang diberikan, tidak hanya dalam bentuk saran, tetapi juga dalam bentuk kritikan. “Jika ada hal yang mungkin belum sesuai, mohon agar saya diingatkan sehingga tetap dalam koridor yang sepatutnya,” jelas Dr Sitti Harisah. (Tq)

Dies Natalis Ke-4, FKIK Ingin Lebih Dekat Dengan Masyarakat Tepat pada Minggu (24/01) FKIK merayakan hari jadinya yang ke-4 di Anjungan Nusantara Palu. Kegiatan kali ini sengaja dilaksanakan di luar kampus, mengingat fungsi dan peran tenaga kesehatan yang seharusnya lebih dekat dengan masyarakat. Dekan FKIK, dr. Mansyur, dalam sambutannya, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk lebih mendekatkan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan ini dengan masyarakat, sehingga Fakultas ini dapat lebih terasa manfaatnya. “Selain dalam rangka memperingati hari jadi FKIK yang ke-4, kegiatan ini di harapkan dapat memberikan manfaat yang nyata di tengah masyarakat, olehnya mengapa dies natalis yang ke-4 ini diadakan di luar” ujarnya. Hal senada pula disampaikan oleh Rektor Untad, Prof. Basir dalam sambutannya berharap bahwa lewat Dies Natalis ke-4 ini FKIK dalam lebih

FOTO : Wardatul Nurjannah/MT

Pemotongan tumpeng oleh Rektor, Prof.Basir yang di damping oleh dekan FKIK, dr.Mansyur

produktif lagi dalam menghasilkan alumni-alumni terbaik sehingga dapat langsung turun ke tengah masyarakat. “Di umurnya yang masih balita ini, FKIK telah benyak menunjukkan eksistensinya di tengah masyarakat. Sehingga diharapkan FKIK dapat terus memberikan manfaat secara langsung di tengah masyarakat, agar masyarakat dapat lebih

merasakan manfaatnya. Selain itu di harapkan FKIK pula dapat menghasilkan alumni-alumni terbaik yang produktif sehingga dapat langsung turun ditengah masyarakat dan memberikan manfaat yang nyata” pungkas mantan dekan Faperta itu. Kegiatan yang mengusung tema “Healty For All, Kesehatan untuk menghadapi Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA)” ini dirangkaikan pula dengan peringatan Hari Gizi Nasional yang juga bertepat pada bulan Januari ini. Berbagai rangkaian kegiatan memeriahkan dies natalis ke-4 ini diantaranya Jalan Santai, Donor darah, Senam Jantung sehat, juga dibuka konsultasi kesehatan gizi dalam kegiatan gerakan sadar gizi, yang semuanya dilaksanakan secara bersamaan. Wrd

Rumah Sakit Pendidikan Untad Kedatangan Visitasi dari Dinkes Kamis (21/01), Rumah Sakit Pendidikan Untad kedatangan tim Visitasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes), maksud dari kedatangan tim visitasi ini tidak lain yakni untuk memberikan nilai akreditas terhadap Rumah sakit Pendidikan Untad yang sementara dalam pembangunan.

Tim Visitasi saat berkeliling Rumah Sakit Pendidikan Untad yang masih dalam masa perbaikan

Dalam pemaparannya kepada tim akreditasi, Dr.dr.Sabir menyampaikan harapan besarnya agar Rumah Sakit Pendidikan Untad dapat segera terakreditasi dan segera dapat di buka. “Besar harapan kami agar Rumah Sakit Pendidikan Untad dapat segera dibuka dan mendapatkan akreditasi yang baik dari Dinas Kesehatan, karena hal ini menjadi salah satu

hal yang sapat menaikkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada sebuah rumah sakit” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa besar harapannya agar rumah sakit ini dapat diaktifkan kembali setelah berdirinya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Pendidikan di Universitas Tadulako. Dalam Visitasi kali ini, Dinkes memberikan banyak masukan kepada pihak rumah sakit untuk dapat lebih mempersiapkan diri baik dari dalam bidang sumber daya manusia maupun dalam bidang sarana dan prasarananya. “Sangat diharapkan agar pihak rumah sakit dapat mempersiapkan tenaga medis yang berkompeten sedini mungkin agar ketika rumah sakit telah siap untuk di buka, tenaga medispun telah siap untuk bekerja” ujar Maman Hermana,S.H selaku salah satu tim visitasi dan sebagai kepala seksi di regulasi dan perizinan Dinas Kesehatan. Wrd


Media

Tadulako

Info Fakultas Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

13

Fosil HMMI Wilayah 6, Dirangkaikan Seminar Kewirausahaan S a bt u ( 1 6 / 0 1 ) H i m p u n a n M a h a s i swa Manajemen Indonesia (HMMI) Wilayah 6 yang meliputi Indonesia bagian timur (Sulawesi, Maluku dan Papua) mengadakan forum silaturrahmi (Fosil) kegiatan ini mengangkat tema satu dalam kejayaan. Kegiatan Fosil kali ini yang menjadi tuan rumah adalah Himpunan Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako (Untad). Acara pembukaan dan seminar ini dihadiri oleh wakil rektor bidang kemahasiswaan Universitas Tadulako Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi wakil dekan bidang kemahasiswaan fakultas ekonomi Muzakir Tombolotutu SE MSi dan ketua jurusan Manajemen diwakili oleh Harnida Wahyuni Adda SE MA PhD. Ketua himpunan mahasiswa manajemen Untad mengatakan kegiatan ini salah satunya ialah mempererat tali silaturrahmi sekaligus berbagi wawasan dengan delegasi-delegasi dari semua universitas yang sempat hadir dalam forum ini. “Kegiatan ini diharapkan sebagai ajang mempererat tali silaturrahmi silaturrahmi sekaligus menjadi tempat bertukar informasi bagi mahasiswa manjemen yang mana outputnya adalah menjadi agen perubahan,” ujar Fandi. Harnida Wahyuni Adda SE MA PhD yang mewakili ketua jurusan manajemen dalam sambutannya menyampaikan agar forum ini harus membawa manfaat positif bagi para mahasiswa. “Forum ini adalah tempat belajar dan kita harapkan kalian dapat mengambil nilai-nilai positif, dan tentunya jurusan manajemen fakultas

e ko n o m i U n t a d s a n ga t m e n ga p re s i a s i terselenggaranya kegiatan ini,” ujarnya. Selain itu, wakil rektor bidang kemahasiswaan Untad, Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi dalam sambutannya sesaat sebelum membuka kegiatan berpesan agar forum seperti ini dapat terus terselenggara karna membawa banyak manfaat bagi setiap diri mahasiswa. “Seorang mahasiswa manajemen itu tidak boleh diam, dan tempat inilah menjadi wadah untuk saling berbagi informasi dan hal-hal baru, inilah pentingya sebuah forum akan memperluas jaringan dan tentunya bermanfaat,” Ujar guru besar fakultas ekonomi tersebut. Selain itu, kegiatan ini sekaligus dirangkaikan dengan seminar nasional

kewirausahaan dengan tema membangun jiwa muda yang mandiri, kreatif dan mampu berdaya saing secara global. Seminar kali ini menghadirkan dua pembicara yang memang kompeten dibidangya, kedua pemateri tersebut yakni guru besar fakultas ekonomi Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi yang juga aktif sebagai pembicara dalam berbagai petemuan tentang kewirausahaan. Selain sebagai seorang dosen diperguruan tinggi, Prof Djayani juga meruapakan pelaku usaha yang tentunya memiliki segudang pengalaman. Pemateri kedua ialah Harnida Wahyuni Adda SE MA PhD yang juga memiliki kompetensi dibidangya. Dalam kesempatan tersebut Prof Djayni banyak memberikan tips-tips dalam memulai suatu usaha

atau dalam menjalankan suatu usaha, menurunya musuh terbesar dalam memulai usaha adalah gengsi. “Banyak hal yang dapat kita lakukan, dengan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain saja bisa mendapatkan keuntungan contohnya ubi yang berasal dari daerah kita bawa ke kota itu sudah dapat keuntungan atau cukup dengan merubah bentuk misalnya kayu kita jadikan lemari itu juga sudah bisa dapat keuntungan. Namun kita harus menghindari yang namanya gensi diawal, seorang pengusaha tidak bisa demikian,” jelasnya. Selain itu guru besar fakultas ekonomi tersebut berpesan jika menjalani usaha agar tidak takut akan adanya persaing-pesaing yang juga menjalankan usaha sama yang kita jalankan. “Jangan takut akan persaingan, karna pesaing itu menjadi tantangan tersendiri bagi kita. Selain harus lebih giat lagi kita mesti memperbaiki kualitas barang/jasa yang kita hasilkan bahkan hal ini sebagai pengevaluasi apa yang sedang kita jalankan,” ujarnya Prof Djayani juga mengungkapkan jiwa uda mandiri harus dibangun sedini mungkin karena akan terus melekat dalam diri seseorang dan tidak ada kata terlambat untuk memulai. “Jiwa muda mandiri itu harus dibangun dari awal tapi tidak ada kata terlambat untuk memulai. Dalam berwirausaha itu percaya diri harus benarbenar dimunculkan,” ungkapnya. Zl

HIMAFAR hadapi Munas dengan Pemimpin Baru

Penyerahan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dari periode kepengurusan 2015 kepada periode kepengurusan 2016 sebagai symbol penyerahan kepengurusan HIMAFAR oleh Rifky (sebelah kanan) kepada Yusuf (sebelah kiri). (FOTO : Dok. Pribadi)

Musyawarah Nasional (Munas) ISMAFARSI (Ikatan Senat mahasiswa Farmasi) 2016 untuk kali pertama akan diadakan di Untad. Menghadapi kegiatan besar itu, maka penting bagi pimpinan baru HIMAFAR (Himpunan Mahasiswa Farmasi) Untad yang terpilih pada Kamis (13/01) bertempat di ruang kuliah FM 19 FMIPA ini mempersiapkan

segala persiapannya dengan matang, sehingga kegiatan yang akan diadakan pada bulan Maret ke depan akan terlaksana seperti yang diharapkan. Yusuf dalam pemaparannya kepada awak Media Tadulako menyatakan bahwa, tugas sebagai pimpinan atau ketua umum HIMAFAR tidaklah mudah, banyak hal yang perlu dibenahi,

meski menurutnya kepemimpinan sebelumnya telah menunjukkan perubahan yang begitu besar, namun seperti realita yang ada bahwa dalam perkembangannya minat masyarakat untuk melanjutkan kuliahnya di Farmasi semakin meningkat, hal ini telah nampak terlihat dengan adanya peningkatan mahasiswa di setiap angkatannya, sehingga penting baginya untuk dapat lebih meningkatkan kualitas kepengurusan HIMAFAR agar benar-benar dapat menjadi wadah persatuan bagi mahasiswa farmasi. “Mengawali kepemimpinan yang baru sebagai seorang ketua umum tidak lah mudah, perlu banyak kerja keras juga pembaharuan yang dilakukan, terlebih dengan jumlah mahasiswa farmasi yang lumayan besar, membuat kerja-kerja yang dilakukan, juga keputusan-keputusan yang diambil haruslah tepat dan cepat. Dan pada tahun ini pula, kami harus mengawali kepengurusan awal kami dengan persiapan kegiatan besar Munas yang untuk kali pertama Untad dipilih untuk menjadi tuan rumah, kegiatan ini melibatkan mahasiswa Farmasi Se-Indonesia,

sehingga dalam pelaksanaannya, Farmasi Untad dapat memberikan pelayanan yang baik untuk mereka” pungkas mahasiswa semester 6 itu. Mengarungi kepemimpinannya yang baru, Yusuf juga berharap bahwa dikepemimpinannya tahun ini semua mahasiswa Farmasi dapat dengan mudah diajak bekerjasama untuk membangun HIMAFAR yang lebih baik lagi. Harapan senada pula disampaikan oleh Rifky, mahasiswa semester 8, bahwa kepemimpinan tahun ini, harus lebih baik dan lebih tepat d i b a n d i n g ka n d e n ga n ke p e m i m p i n a n sebelumnya. “Jika kepemimpinan sebelumnya telah berada dalam kata baik, maka kepemimpinan selanjutnya harus mendapatkan kata sangat baik, dan bila kepemimpinan sebelumnya masih dalam kata kurang baik, maka kepemimpinan selanjutnya haruslah dalam kata lebih baik, itulah impian kami semua. Sehingga kerja keras dan juga koordinasi itu perlu untuk dapat terus di laksanakan” ujarnya. Wrd

Security Kampus Amankan Pencuri di Perpustakaan FKIK Pencurian di Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) kembali terbuka, kejadian serupa telah beberapa kali terjadi di ruang perpustakaan FKIK. Namun beruntung, pelaku yang selama ini meresahkan pengguna perpustakaan kali ini berhasil ditangkap setelah melakukan aksinya. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Security yang mendengar berita tersebut langsung bergegas menuju tempat kejadian perkara (TKP) siang itu. Pelaku yang masih berstatus mahasiswi tersebut diamankan security pada Kamis (21/01). Staf Perpustakaan FKIK menuturkan pelaku pernah terekam CCTV saat melakukan aksi sebelumnya namun tidak dapat terlihat jelas dikarenakan ia menutupi wajahnya menggunakan masker. Sebelum tertangkap pelaku sempat memfotocopy di perpustakaan dan berpura-pura sedang belajar. “Dia sempat fotocopy di perpus sehingga kita tidak curiga, kemudian korban datang menanyakan tasnya yang hilang. Kemudian pelaku ini datang dan mengembalikan tas tersebut dengan dalih salah mengambil tas, beruntung korban langsung memeriksa dompet dan ternyata uang didalam nya hilang maka langsung kita

geledah,” jelas Fira. “Lucunya dia mengaku mahasiswa kedokteran angkatan 2014, sementara korban juga merupakan mahasiswa kedokteran angkatan 2014 sehingga korban tidak mengenali. Setelah ditanyai stanbuk pelaku juga mengatakan stambuknya D 281 padahal kedokteran N 101,” lajutnya. Barang bukti berupa uang sebesar 200 ribu rupiah tersebut ditemukan saat petugas keamanan menggeledah pelaku. Selain itu, di dalam tas pelaku juga ditemukan Tab 4 Samsung yang juga milik mahasiswa kedokteran yang kehilangan beberapa bulan yang lalu setelah dicocokkan dengan nomor serinya. Korban menceritakan pelaku saat itu telah lama berada di dalam ruangan perpus, setelah tas miliknya ditinggalkan beberapa saat di dalam ruangan namun ia terkejut ketika kembali ke perpus dan tasnya tidak ada ditempat. “Awal kami masuk memang dia sudah berada di perpus, dan katanya sedang belajar ilmu bedah. Kemudian, tas saya tinggalkan di ruangan perpus beberapa saat setelah datang tas itu sudah hilang tidak lama dia datang dan bilang saya salah bawa tas,” ujar Avril.

Sementara itu kepala UPT Security Natsir Karim SH MH yang ikut mengamankan pelaku menghimbau kepada seluruh civitas akademika Untad agar turut berhati hati-hati menjaga barang-barang berharga. “Saya selaku kepala keamanan Untad

mengimbau kepada civitas akademika baik mahasiswa maupun staff dengan adanya kejadian seperti ini agar lebih berhati-hati dalam hal mengamankan barang milik pribadi maupun barang milik intitusi kita,” ujarnya. zl

Pelaku pencurian saat diintrogasi oleh security pada Kamis (21/01)


14

Info Fakultas Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

Media

Tadulako

Mapala Santigi : Gaet Lembaga Lain dalam “Eksplorasi Suku Lauje 2” Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Santigi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Tadulako lakukan kerja sama dengan beberapa lembaga yakni, Mahasiswa Pecinta Mushollah (MPM) AL-Jihad FISIP, Mosikola, Sahabat Pulau, dan Kelompok Pecinta Alam (KPA) Lambotan, untuk sukseskan “Eksplorasi Suku Lauje Jilid 2,” pada Jum'at-Rabu (15 s/d 18/01). Eksplorasi Suku Lauje Jilid 2 yang dilaksanakan di Desa Pebounang, Dusun 7, Pinesangkang, Kec. Palasa, Pantai Timur ini merupakan program wajib Mapala Santigi yang telah dilaksakan sejak 2015 kemarin, merangkum beberapa kegiatan dalam eksplorasi tersebut yaitu Bakti Sosial, Mengajar, Sosialisasi Kebersihan, dan Pembagian Donasi berupa : buku tulis, buku bacaan, dan baju

layak pakai. Moh. Nazar, Sekretaris Panitia yang tercatat sebagai mahasiswa Prodi Admnistrasi Publik angkatan 2013, mengatakan kegiatan ini selain bertujuan untuk baksos, juga bertujuan untuk riset sosial. “ Selain baksos, tujuan kegiatan ini adalah riset sosial,” ungkapnya. Nazar menuturkan bahwa, beberapa anggota lembaga partner yang terlibat turut serta ke lokasi eksplorasi tersebut serta turut mengisi agendaagenda yang panitia jadwalkan. “Dari Mosikola dan sahabat pulau turut membantu di lokasi. Ada yang mengajar, adapula yang mensosialisasikan pola hidup sehat pada masyarakat,” tutur Nazar. Fadli, mahasiswa Antropologi (2013) yang tergabung dalam kepanitiaan, menambahkan

bahwa panitia memilih lokasi tersebut karena kondisi Ekonomi masyarakatnya masih di bawah standar, pola hidup sehat yang kurang, serta kondisi pendidikan. “ Kami memilih lokasi ini karena beberapa pertimbangan, yaitu kondisi ekonomi, pendidikan, dan pola hidup bersih. Selain itu, medan yang ditempuh mudah diakses dibanding beberapa list daerah yang dibutuhkan. Lokasi yang terletak 900 mdpl dapat ditempuh dengan motor trail, tetapi kami memilih untuk Hiking dengan waktu tempuh selama 2 hari,” imbuh Fadli. Ketua Umum MPM Al Jihad 1437 H, Amirullah (Administrasi, 2013) mengatakan sangat merespon kegiatan sosial Mapala Santigi dengan turut menjadi lembaga partner. “ Kami sangat

senang dengan kerja sama ini. Ini bisa menjadi pelebur rumor yang berkembang, kalau Mapala dan MPM tak akur. Terbukti kami dapat berkolaborasi dalam kegiatan sosial ini. Sayangnya, tak ada dari MPM Al-Jihad yang turut serta ke lokasi karena adda agenda yang sama di waktu itu. Padahal keinginan kami besar untuk turut serta. Tapi tak mengapa, yang penting kami telah saling mendukung dan membantu,” pungkas Amirullah Harapannya, pasca kegiatan ini, Mapala Santigi dapat menjadikan lokasi-likasi Eksplorasi Suku Lauje menjadi Desa Binaan. Sebab, antusias pengurus Mapala Santigi, masyarakat sasaran, dan lembaga partner atas kegiatan ini sangat besar. ikr

Pengendara Acuhkan Himbauan “Larangan Memarkir” Kondisi Ruang kuliah FMIPA pasca kebakaran

Gedung FMIPA Nyaris Dilahap Api Di akhir bulan Desember lalu, Fakultas MIPA dikejutkan dengan terbakarnya salah satu ruang kuliah di jurusan Kimia. Beruntung saat itu ada mahasiswa kimia yang menyaksikannya, sehingga kobaran api dapat segera dijinakkan dan tidak sampai merembet ke gedung yang lainnya. Setelah ditelisik lebih lanjut, ternyata penyebab kebakaran ruang kuliah tersebut akibat kenaikan voltase listrik secara mendadak. Kenaikan secara mendadak inilah yang membuat AC di ruang kuliah tersebut terbakar. “Beruntung apinya segera dapat dipadamkan, kalau tidak kemungkinan dapat merembet ke ruang kuliah yang lainnya, apalagi di dekat ruang kuliah yang terbakar itu, ada laboratorium kimia, bisa sangat berbahaya jika sampai kesana apinya.” ujar petugas perpustakaan itu. Dalam kesaksiannya pula, diakui bahwa AC di dalam ruang kuliah FM 9itu tidak pernah dimatikan. “Selain terjadinya kenaikan voltase, kemungkinan penyebabnya pula, karena mesin AC yang panas” jelasnya Hal ini tentu meresahkan mahasiswa juga pegawai di fakultas yang baru berganti pimpinan itu. Banyak tanggapan yang dilontarkan dari berbagai pihak, mulai dari yang menuntut pihak fakultas untuk dapat segera mengatasinya, hingga yang biasa-biasa saja dengan kejadian ini. “Untung saja apinya segera dipadamkan dan tidak merembet ke dalam lab. Wah kalau sampai merembet ke dalam lab. Entah apalah yang akan terjadi pada fakultas tercinta ini” tandas Fira saat dimintai mendapatnya tentang kebakaran yang terjadi di FMIPA oleh awak Media Tadulako. Mahasiswa semester akhir ini juga menyampaikan harapannya agar pihak fakultas dapat mengangani masalah ini dengan cepat,

agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Yah… kalau bisa sih pihak fakultas dapat memberikan penanganan yang tepat untuk masalah ini, agar kejadian serupa tidak terulang untuk kedua kalinya” tutupnya. Menjawab keresahan itu, maka pihak Fakultas tidak tinggal diam. Dr.Rusydi menyampaikan bahwa kebakaran yang terjadi tempo hari itu, kemungkinan besar di karenakan AC yang ada tidak di lengkapi dengan MCB, sehingga tegangan yang masuk secara mendadak, tidak dapat diterima dengan baik. MCB sendiri berfungsi untuk membatasi arus listrik dan sebagai pengaman instalasi listrik. Dalam pemaparannya pada awak Media Tadulako, dosen Fisika itu pula menjelaskan bahwa AC di ruang kuliah bekas perpustakaan tersebut dapat terjadi konsleting disebabkan karena adanya kenaikan voltase listrik yang secara mendadak dan melebihi standar. “Kebakaran tempo hari itu di sebabkan karena adanya kenaikan voltase listrik melebihi standar dan secara mendadak, didukung pula dengan tegangan listrik di fakultas ini yang kurang stabil. Namun jika seluruh AC yang ada di fakultas ini dilengkapi dengan MCB kemungkinan akan terjadi kebakaran itu sangatlah kecil. Sehingga kini kami telah mengantisipasinya dengan menyambungkan setiap AC yang ada dengan MCB, kemudian kami sementara mengusahakan agar daya di Fakultas MIPA ini dapat di tambahkan lagi” jelas Dr. Rusydi. “Semoga kejadian serupa tidak terulang kembali di Fakultas ini, dan biarkanlah kejadian kemarin menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk dapat terus berwaspada” tutupnya. Wrd

Penataan lingkungan di Universitas Tadulako, terus diperbaiki. Termasuk lahan parkir, hingga trotoar-trotoar penghubung yang ada di Fakultas masing-masing. Trotoar dan lahan parkir menjadi satu keterpaduan untuk menjadikan lingkungan Univeritas semakin tertata. Namun, kenyataan yang ada dibeberapa fakultas salah satunya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) tidak saling mendukung. Trotoar yang nota bene menjadi sarana pejalan kaki, ataupun pengendara, justru menjadi tempat parkir meskipun telah ada tulisan “larangan memarkir” di samping trotoar antara gedung antropologi dan gedung samping kanan gedung Dekanat. Mengenai hal tersebut, Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Muh. Nawawi, M.Si mengatakan tidak setuju jika trotoar tersebut dijadikan tempat parkir. “Sebenarnya ini urusan perlengkapan. Tetapi saya tidak setuju jika trotoar tersebut dijadikan tempat parkir, meskipun parkirnya di ping gir-ping gir trotoar. Karena trotoar sebenarnya bukan tempat parkir. Namun karena kesadaran mahasiswa dan juga barangkali dosen ini kurang, sehingga mereka masih memarkir kendaraan mereka disitu meskipun tulisan larangan memakir kendaraan telah terpampang. Saya pikir semua orang di FISIP ini, tidak ada yang tidak bisa membaca,” tutur Dr. Nawawi.

Dr. Nawawi juga menambahkan, bahwa sebenarnya lahan parkir di FISIP ini banyak, “Fisip, saya pikir tidak kekurangan lahan parkir. Tetapi jika pengguna kendaraan ingin meneduhkan kendaraan mereka, itu yang kurang. Apapun itu, trotoar tetaplah bukan tempat parkir, karena sangat menggangu akses jalan menuju prodi masing-masing.,” ungkap Dr. Nawawi. Dr. Nawawi juga mengatakan bahwa ke depannya Fakultas akan bertindak terkait halaman parkir dan trotoar ini, jika larangan jangan memarkir kendaraan masih tetap tidak diindahkan. Senada dengan, Dr. Nawawi mengenai mahasiswa yang memarkir kendaraan karena ingin meneduhkan kendaraan, Ardiansyah mahasiswa program Studi Antropologi , juga salah satu mahasiswa yang sering memarkir kendaraannya di trotoar mengatakan bahwa kebanyakan dari mereka ingin meneduhkan kendaraan mereka. “Menurut saya, para mahasiswa ini memarkir kendaraan mereka disini karena ingin kendaraan mereka tidak terkena panas matahari. Termasuk juga saya pribadi. Selain itu, saya sendiri berpikir jauh, jika harus parkir selain di trotoar ini, karena biasanya saya beraktifitas di sekitar Prodi Antropologi, meskipun telah ada tulisan larangan jangan memarkir di sepanjang trotoar ini,” ungkap Ardiansyah ketika ditemui di sekitar trotoar. ikr


Media

Tadulako

Akademisi Bicara Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

15

Mengurai Benang Kusut Terorisme, Adakah jalan alternative menuju kedamaian ?

Harun Nyak Itam Abu SH.,MH

*gambar ilustrasi by google.image

?

Apa Sebenarnya makna terorisme ?

... Perlu ditelaah kembali makna dan definisi terorisme. Dalam Undang-undang No 15 Tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme, dalam Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 1, menyebutkan bahwa Tindak Pidana Terorisme adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini. Sementara itu, bisa kita temui unsur-unsur terorisme yang termuat dalam Bab III (Tindak Pidana Terorisme), Pasal 6, 7, bahwa setiap orang dipidana karena melakukan Tindak Pidana Terorisme, jika: 1) Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyekobyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional (Pasal 6). 2) Dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan bermaksud untuk menimbulkan suasana terror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional (Pasal 7). Setidaknya bisa ditarik beberapa benang merah bahwa makna tindak pidana terorisme adalah melakukan aksi teror yang meresahkan dan membuat rasa takut secara meluas di masyarakat. Maka tatkala ditelaah kembali dari definisi ini dan unsur-unsurnya dengan realitas bahwa kondisi saat ini masyarakat tidak begitu takut lagi dengan aksi teror. Sebut saja aksi bom dan kontak senjata

yang terjadi di Sarinah, Ibu Kota Jakarta, dan heboh di media sosial dan media nasional. Tragedi bom sarinah ini bukan membuat takut warga tapi justru menjadi trending topic lucuan saja di media media sosial. Telaah definisi juga bisa dibandingkan dengan fakta lapangan bahwa aksi teror justru lebih banyak menyerang aparat kepolisian. Ada apa ? mungkin perlu dikaji kembali dan akan ada ulasan khusus selanjutnya. Kasus bom sarinah yang terjadi beberap waktu lalu belum ada pembuktian secara absah siapa dalang dari Bom Sarinah tersebut, padahal sekali lagi belum ada pembuktian, saat itu masih diawal proses penyelidikan. Apa sebenarnya yang menjadi akar masalah terorisme ? ... Dalam mengurai benang kusut terorisme ini harus dibedah sampai keakarnya. Apa sebenarnya yang memicu gerakan terorisme bermunculan ? apa motif dibalik aksi teror ? setidaknya ada beberapa hal utama yang menjadi motif gerakan terorisme muncul. Pertama, pada dasarnya aksi-aksi para pelaku teror bisa dilakukan hanya dengan doktrin idelogi yang kuat hingga berani melakukan aksi tembak menemabk hingga aksi bom bunuh diri. Tapi kemudian dasar idelogi ini tidak begitu menjadi alasan utama. Ada hal lain yang lebih mendasar lagi, yakni sebab ketidakadilan. Beberapa kasus salah tangkap terduga teroris. Penananganya sangat perlu dievaluasi, sebab sering terjadi salah tangkap, namun terduganya sudah mendapati aksi diskriminasi kekerasan terlebih dahulu. Dan hal ini sangat melanggar HAM. Tidak boleh satupun aparat penegak hukum, yang menegakkan hukum dengan melakuakn pelanggaran Hak Asasi Manusia. Ini keliru. Kasus salah tangkap dan diskriminasi seperti ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali saja. Seringkali terjadi, dengan dalih kasus terorisme ini adalah extra ordinary crime lalu ?

penangangannya sampai melebihi batas Hak Asasi Manusia ? ini justru melanggar hukum. Maka kembali saya tegaskan, bahwa gerakan terorisme melalui pintu radiklisme ideologis ini mucncul akibat adanya ketidakadilan, akibat tidak tuntasnya penanganan kasus hukum yang melibatkan kaum muslimin, akibat diskriminasi, hingga akibat pelanggaran hak-hak asasi. Ketika akibat-akibat ini kemudian hanya mengarah kepada kaum muslimin, disitulah muncul benih-benih radikalisme yang memicu terorisme baru. Selain itu, soal kesejahteraan yang tidak merata juga harus diperhatikan. Sebab tidak terpenuhinya hak-hak kesejahteraannya sebagai warga negara kemudian menimbulkan antipati terhadap negara. dan disutlah akses aksi terorisme sebagai bentuk protes terhadap rezim yang berkuasa. Bisa dilihat dalam semua literatur, bahwa semua pakar dan ahli terorisme baik pakar nasional bahkan bahkan pakar internasional berpendapat hal yang sama, bahwa terorisme muncul akibat ketidakadilan dan ketidaksejahteraan. Apa solusi yang tepat mengatasi kasus terorisme ini ? ... Ketika melihat kondisi ril muara kasus terorisme diatas. Maka langkah pemerintah dalam penanganan ini harus kembali dievaluasi khsusus. Upaya yang dilakukan pemerintah, sekali lagi misal penanganan kasus poso, yang saat ini pengejaran Sanotoso CS di tengah hutan dengan melibatkan aparat kepolisian dan TNI bersenjata lengkap perlu ditelaah kembali. Menurut analisa kami justru Santoso CS akan melakukan perlawanan yang besar dan juga memungkinkan akan terjadi rekrutmen anggota baru dan semakin banyaknya “pengantin baru� yang bergabung dengan kelompok mereka. Tidak keliru upaya yang dilakukan pemerintah saat ini. Namun, bisa kita lihat sejak 2001 hingga 2016 kini kasus Poso belum pernah ?

usai. Akhir akhir ini oparasi demi operasi dilakukan tapi belum tuntas hingga saat ini. Justru nyawa berjatuhan baik dari sipil bersenjata tersebut maupun dari aparat kepolisian dan TNI akibat kontak senjata atau ledakan bom. Haruskah ada nyawa lagi yang melayang di negeri yang damai ini ? Sebagai rekomendasi solusi kepada p e m e r i n ta h , p e r l u t re a t m e n t k h s u s u s penanganan kasus ini. Dengan memperhatikan motif dan akar masalah hadirnya gerakan terorisme ini. Pemerintah harus mencoba alternative solusi dengan membuka ruang dialog kepada mereka yang melakukan aksi-aksi t e ro r i s m e , d e n ga n j a m i n a n d i b e r i ka n perlindungan khusus oleh negara ketika mereka bersedia menyerahkan diri secara damai dan kembali kepangkuan ibu pertiwi, dengan langkah konkrit kepala negara memberi amnesti kepada mereka. Ruang dialog harus dibuka dengan menanyakan apa sebenarnya masalahnya ? ketidak adilan yang seperti apa yang mereka alami ? dendam apa yang tersimpan selama ini ? kesejahteraan yang seperti apa yang belum terpenuhi ? jika itu mampu negara akomodir dengan memberikan amnesti kepada mereka, kami yakin ini bisa menjadi salah satu jalan solusi yang bisa digunakan. Contoh beberapa kasus lainya, missal Din Minimi di Aceh dan OPM di Papua, kepala negara berani mengeluarkan amnesti dan mebuka ruang dialog hinggga kembali kepangkuan ibu pertiwi itu bisa dilakukan dan permasalahnya terbukti bisa teratasi. Sebab, dendam dan luka lama tidak akan terobati, justru ketika disulut akan membesar dan aka nada luka baru lagi. Maka ruang dialog dan perlindungan hukum berupa amnesti kepada santoso CS, bisa menjadi obat mujarab dan sebagai jalan alternatif menuju kedamaian. (Rf/af)


16

Media

#CitizenMT

Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

Tadulako

acebook

T M n e z i t i C #

CitizenMT adalah sebuah portal komunitas untuk mewadahi informasi, ide dan pendapat setiap civitas akademika yang di tungakan berupa tulisan dan foto sehingga tersebar ke khalayak yang lebih luas. Untuk berpartisipasi di CitizenMT caranya mudah kirimkan informasi anda yang ada di Sosial media anda dengan menggunakan hastag #CitizenMT

Visit Us !

*Syarat : informasi yang dapat di tayangkan di rubrik #citizenMT Di Koran Media Tadulako adalah informasi harus original, tulisan sendiri atau reportase dari lapangan dan punya nilai berita dan bermanfaat untuk orang banyak.

Media Tadulako

@media_tadulako

@mediatadulako

Renny Silvia Larekeng

Mahasiswi Ilmu Komunikasi FISIP Untad, Angkatan 2013


Media

Tadulako

Flash News

Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

17

Warek Bima Ingatkan Waspadai Gafatar dan Paham Radikalisme Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Untad, Prof Djayani Nurdin SE MSi men gatakan , a ka n men ga nt is ip a s i masuknya Gerakan fajar Nusantara (Gafatar) ataupun paham-paham radikalisme yang bertentangan dengan Pancasila di kampus. Prof Djayani mengatakan, antisipasi te rs e b u t d i l a ku n ga n d e n ga n ca ra mengadakan Lokakarya kepada seluruh lembaga kemahasiswaan bersama semua wakil dekan bidang kemahasiswaan dan para pembina lembaga kemahasiswaan. “Saat ini lembaga kemahasiswaan sedang dalam Kongres, rencana awal februari mendatang, saya akan melakukan loka karya mengundang semua lembaga kemahasiswaan untuk menyampaikan tentang Gafatar ataupun paham-paham Suasana santai dan penuh keakraban, tergambar saat Rektor Untad, Prof Dr Ir radikal,” ungkapnya saat ditemui, Sabtu Muhammad Basir Cyio SE MS bersilaturahim ke ruang kerja Kepala Kejaksaan Tinggi (16/1/2016). (sna) (Kajati) Sulteng, Isran Yogie Hasibuan SH, pada Jumat (22/1).

Rektor Untad Silaturrahim ke Kajati

Untad Jajaki kerja sama dengan Universitas di EROPA Dalam upaya membangun k e r j a s a m a d a n p e n a n d a t a n ga n a n M O U (Memorandum of Understanding). Beberapa pimpinan fakultas di lingkup Universitas Tadulako senin (7/12/2015) berkunjung ke Eropa tepatnya di Gent University dan Uniscco Institute di Belgia. Menurut Dr. H. Slamet Riadi, M.Si, Dekan Fisip yang turut s e r ta d a l a m ku n j u n ga n tersebut, peluang kerja sama dengan Gent University cukup besar mengingat di Universitas tersebut terdapat fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. “Mereka sangat merespon kita untuk mau melakukan kerja sama itu, “Ujar Dr. Slamet Riadi. Dalam kunjungan itu Dekan FISIP berkesempatan mempresentasekan keunggulan yang dimiliki Universitas Tadulako, termasuk hasil-hasil riset yang dilakukan oleh staf pengajar UNTAD. Selain itu, berbagai keunikan di Sulawesi Tengah yang butuh pengkajian khusus seperti konflik dan keunggulan tanaman coklat menjadi daya tarik sendiri bagi mereka. Menurut Dr. Slamet, pihak Gent University sangat tertarik menjalin kerja sama dengan UNTAD dan berkolaborasi dalam hal riset. Mereka juga berjanji akan melakukan kunjungan balasan ke Universitas Tadulako tahun depan. (era)

Untad Masuk 50 Besar dari 401 PT di Indonesia yang Disurvei 4ICU Lembaga pemeringkat laman terkemuka, 4International Colleges & Universities atau 4ICU merilis survei terbaru terhadap performa perguruan tinggi di dunia dalam lamannya 4icu.org. Tidak terkecuali, performa perguruan tinggi di Indonesia juga disurvei oleh 4ICU Hasilnya, Universitas Tadulako (Untad) naik 18 peringkat dari posisi 68 pada Agustus 2015 ke posisi 50 pada Januari 2016 ini. Hasil itu terlihat langsung dalam tampilan laman 4ICU yang baru dirilis. Berada di posisi 50 besar tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Untad keluarga besar Untad, termasuk para alumninya. Apalagi, Untad dalam pantauan 4icu.org terus mengalami tren kenaikan. Sebelumnya, pada 2014, Untad berada di peringkat 94 setelah setahun sebelumnya (2013) masih berada di posisi 116. (tq)

Dalam pertemuan non formal tersebut, tidak ada isu serius yang didiskusikan kedua orang nomor satu di masing-masing institusinya tersebut. Hanya saja, Rektor Untad, berharap agar kemitraan yang telah terjalin selama ini tetap berkesinambungan. "Kami juga berharap, kiranya Pak Kajati dan seluruh jajaran Kejati terus memberikan pembinaan di bidang penegakkan hukum, agar kami tidak tergelincir,"kata Rektor. Di sisi lain, secara khusus, Kajati memberikan apresiasi kepada Rektor Untad, yang selama ini secara proaktif bersama seluruh pihak terkait, membangun upaya agar proses kebijakan di Untad, bisa berjalan sesuai dengan tata aturan yang berlaku. Sesekali Rektor bertanya pengalaman Kajati selama berkiprah di bidang penegakkan hukum. Di sisi lain, Kajati juga memuji Prof Basir Cyio, yang dianggap berhasil memimpin Untad, sehingga telah banyak capaian prestasi saat ini dalam layanan pendidikan tinggi yang kelak akan menelurkan generasi muda bangsa. (tq) MUKTAMAR-III MPM AN-NAHL FAPETKAN

Iyan Terpilih Sebagai Nahkoda Baru Tepatnya pada tanggal 23-24 (01/16), Lembaga Dakwah MPM AnNahl Fapetkan menggelar Muktamar-III bertempat di Ruang Senat Fakultas Peternakan dan Perikanan. Muktamar tersebut menetapkan Iyan Pramadana sebagai Ketua Umum MPM An-Nahl periode 2016-2017 M/1437 H.

Mahasiswa program studi petenakan angkatan 2014 ini terpilih setelah melalui beberapa tahapan dan kriteria yang disepakati. Dari total 12 poin kriteria untuk menjadi ketua umum MPM An-Nahl itu, salah satunya adalah standar IPK minimal 3,00. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dr Fadly berharap, ketua MPM An-Nahl yang baru terpilih dapat menjadi salah satu mitra fakultas khususnya dalam pembinaan moral kemahasiswaan. “Kehadiran An-Nahl sebagai mitra kerja fakultas dalam pembinaan kemahasiswaan khususnya dalam pembinaan karakter harus terus ditingkatkan. Kreatifitas program harus terus dibangun. Pimpinan An-Nahl yang baru harus banyak berkomunikasi dengan senior-seniornya, juga dengan pihak fakultas, utamanya kami selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.” Tegas Dr Fadly. Wn

Wirausaha Muda Menginspirasi Program Mahasiswa Wirausaha ( PMW ) adalah bantuan langsung yang peruntukan bagi mahasiswa Universitas Tadulako ( Untad ) berupa dana untuk memulai usaha atau untuk meningkatkan usaha yang dirintis mahasiswa Untad, demi meningkatkan kesejahteraan mahasiswanya dan juga masyarakat kota palu sebagai praktek dari Tridarma pengguruan tinggi.

Dana yang diberikan kepada mahasiswa tidak langsung diterima begitu saja, akan tetapi dengan pertimbangan yang matang dari unit kerja Untad yaitu Pusat Pengembangan Usaha ( PPU ) yang dipimpin oleh Dr. Harifuddin Thahir, S.E., M.P. beserta beberapa dosen dari Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen yang berkompeten untuk menguji proposal usaha yang diajukan mahasiswa. Proses untuk mendapatkan rekomendasi dana proposal dari PPU yaitu terdiri dari 5 tahapan yaitu sosialisasi, pelatihan, proposal, magang, dan

pencairan dana yang dimulai pada bulan maret setiap tahunnya. Selama ini PPU telah memberikan banyak kontribusi terhadap perkembangan wirausahaan muda sejak tahun 2009. “Sudah banyak jebolan wirausaha yang berhasil contohnya usaha kripik rumput laut dari Fakultas Ekonomi angkatan 2010 yang dipilih untuk menjadi percontohan oleh kementerian untuk menerima dana tambahan demi perkembangan usaha tersebut.” Tegas pak Arif sapaan akrab pimpinan PPU Untad. Wly


18

Media

Mimbar Mahasiswa Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

PELANTIKAN KETUA MAJELIS MAHASISWA

Warek BIMA Lantik Ketua MM 2016

Tadulako

Pengukuhan Anggota Baru Menwa

Warek Bima, Prof Djayani saat melantik Abdul Aan Achbar (kiri) menjadi ketua lembaga Majelis Mahasiswa (MM) di Ruang Senat Rektorat Lama, Jum'at (22/01)

Wajah Baru semangat baru, mungkin itu lah yang akan coba diberikan dalam periodesasi pengurusan Majelis Mahasiswa (MM) Universitas Tadulako (Untad) Periode 2016. Jika periode sebelumnya yang menjadi ketua yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP). Maka yang sekarang mengemudikan bahtera kepengurusan adalah nakhoda yang tidak kalah hebat. Abdul Aan Achbar. Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2010 ini resmi dilantik pada Jum'at (22/01). D a l a m s a m b u t a n ny a d i a c a ra pelantikan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (Warek Bima) Prof Dr Hi Djayani Nurdin SE MSi berpesan agar pelajaran yang didapat periode kemarin, bisa menjadi bahan acuan untuk memperbaiki diri, agama dan bangsa. “Dalam berlayar, pasti ada saja rintangan yang menghalangi, tapi jadikanlah itu guru kalian, karena pengalaman adalah guru yang paling berharga” pungkasnya. Guru Besar Fakultas Ekonomi ini juga menambahkan bahwa banyak perubahan dalam hal keorganisasian di tahun ini dibanding sebelumnya. Banyaknya perubahan tersebut salah satu diantaranya yaitu di bagian Surat Keputusan (SK) Rektor Untad. Jika tahun lalu SK Rektor berisi ketua lembaga dan pengurus atau jajarannya, maka tahun ini SK tersebut hanya meresmikan ketua lembaga saja, tidak lagi dengan pengurusnya.

“Perubahan ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerepotan bila ada pergantian atau pengangkatan anggota atau pengurus baru dalam lembaga tersebut. Setelah dilantik nantinya ketua lembaga tersebut berhak menunjuk siapa saja yang jadi pengurusnya. Bila ada masalah dalam pergantian pengurus di lain waktu maka dari pihak ketua saja yang mengurusnya, tidak perlu lagi mengganti SK di bagian rektorat karena akan memakan banyak waktu pastinya,” jelasnya. Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Senat Rektorat Lama ini, dihadiri oleh Presiden Mahasiswa (Nofrianto), Kepala Biro BAAKP (Rudi Gosal SE Msi), Kepala Bagian Kemahasiswaan (Drs I Gede Surata MSi), semua perwakilan dari setiap Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sedataran Untad, serta dihadiri pula oleh para Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan (Wadek Bima) seluruh fakultas. Drs I Gede Surata Msi, Kepala Bagian (Kabag) Kemahasiswaan selaku yang memabacakan Surat Keputusan Rektor Untad pada pelantikan tersebut juga berharap ke d e p a n nya p a ra ro d a - ro d a M a j e l i s Permusyawaratan Mahasiswa dapat bekerja dan menjalankan semua tugasnya dengan baik dan amanah, diawali dari yang sederhana menjadi luar biasa, diawali dengan pelantikan yang sederhana diharapkan menghasilkan karya yang luar biasa. Ana

Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Tadulako (Untad) mengukuhkan lima puluh orang aggota barunya beberapa waktu lalu. Pembaretan ini bertempat di pantai jalan uwe lambori tondo dihadiri langsung wakil rektor bidang kemahasiswaan Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi, Kapten Laut Sudarwanto, Kapten Laut Rudianto, wakil dekan bidang kemahasiswaan Fkip Dr Suyuti MPd dan Dr Hasan Muhammad. Wakil rektor bidang kemahasiswaan Prof Dr Djayani Nurdin SE MSi yang juga salah satu kader Resimen Mahasiswa mengungkapkan banyaknya manfaat dan pengalaman yang diperoleh saat bergabung dengan Menwa. “Saya sebagai seorang kader menwa setelah lulus sangat merasakan banyak manfaatnya, misalnya rasa percaya diri terbentuk dalam menghadapi segala hal, rasa kesetia kawanan, disiplin dan rasa cinta tanah air,” ujarnya. Lebih lanjut Prof Djayani berharap agar

pembinaan Menwa kedepannya semakin bai, selain itu ia mengungkapkan agar para anggota Menwa agar mengawal lingkungan kampus dari gerakan dan ide-ide yang dapat memecah belah. “Harapan kita kedepan agar menwa dapat menjadi fasilitator dalam mencegah ide atau paham-paham yang bertentangan dengan pancasila, karena dikampus banyak ide-ide masuk yang dapat merusak persatuan dan kesatuan NKRI,” ungkapnya. Ratna, salah seorang anggota resimen mahasiswa menuturkan mndapatkan banyak pengalaman dan melatih sikap disiplin dalam diri setiap anggota menwa. “Setelah saya masuk menwa sangat banyak pengalaman yang saya peroleh. Terutama wawasan, menerapkan sikap disiplin, latihan fisik dan mental terutama menjadikan pribadi yang kuat, tangguh dan mandiri, semua kami dapatkan disana,” ujar mahasiswa PPKn tersebut. Zl

Mahasiswa Mesin Rancang Robot Pemangkas Rumput Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) Fatek Untad, hadirkan salah satu teknologi tepat guna (TTG) berupa Robot Pemangkas Rumput Semi Otomatis yang dikendalikan menggunakan joy stick dengan jarak kendali maksimum 15 meter. Keunggulan robot ini diantaranya berdimensi kecil, simpel, dan mudah untuk perawatan. Selain itu robot ini sengaja didesain seperti layaknya semi tank sehingga mampu memotong rumput walau dengan kuntur tanah bergelombang. Robot ini merupakan salah satu program kerja tahunan HMM dimana mahasiswa mampu membuat karya teknologi tepat guna (TTG) yang bermanfaat bagi masyarakat, serta optimalisasi mahasiswa Teknik Mesin dalam perancangan suatu teknologi, program ini mulai diterapkan pada tahun 2015. Teknologi ini diinisiasi oleh Heriadi Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2012 dengan membuat studi club yang diberi nama Mechanical Inovation Technology (MIT). Robot pemangkas rumput ini tercetus saat Dekan Fatek Untad Dr. Amar ST MT yang pada saat itu baru menjabat sebagai Dekan Fatek sepintas menyampaikan motivasi agar Teknik Mesin membuat mesin pemangkas rumput. Kalimat itulah yang tertanam dibenak Heriadi dan temantemannya hingga menindaklanjutinya dalam karya nyata.

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dr. Zeffitni mengatakan, fakultas teknik senantiasa memberikan dukungan besar pada pengembangan kreativitas dan inovasi mahasiswa yang bemanfaat bagi masyarakat. “saya sangat mengapresiasi sekali, dengan adanya kreativitas dan inovasi anak-anakku, ini merupakan output dan outcome dari ilmu yang

mereka dapatkan di bangku kuliah, apalagi karya yang mereka buat ini sangat diperlukan masyarakat,” terangnya Selaku pelopor MIT, Heriadi berharap adanya regenerasi selanjutnya yang bisa menerusakan perjuangan pengurus sebelumnya dalam berkarya khusunya dibidang teknologi. ”Teruskanlah perjuangan pengurus sebelumnya

Tim MIT foto bersama Dekan beserta jajarannya.

buatlah karya baru, untuk mengharumkan nama Teknik Mesin dan Universitas khususnya serta jangan takut gagal karena awal dari kegagalan itu menuju kesuksesan serta buatlah dalam diri kita rasa percaya akan sesuatu”, pesan mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2012 ini. zsa


Media

Tadulako

Cerpen

Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

19

Oleh : Shirina Athifa Seperti tahun-tahun baru sebelumnya. Kami menghabiskan waktu dengan duduk bersama di ruang tengah. Semua anggota keluarga dilarang keras membuat janji atau sengaja pergi ke acara lain untuk merayakan tahun baru. Tapi masingmasing dari kami sadar, bahwa kebersamaan di detik-detik penutup tahun dan di awal tahun adalah waktu yang terlampau berharga untuk dilewatkan dengan orang lain. Tawa renyah mengambang di atmosfir rumah kami. Begitulah caraku dan keluarga dalam merayakan malam tahun baru. Mama, Papa, Mas Reno dan aku. Kami saling mengungkapkan apa saja hal-hal yang perlu kami introspeksi selama setahun belakangan. Biasanya yang paling cerewet dan banyak wejangannya adalah Mama. Maklum, perempuan sendiri yang diantara kami. Pembicaraan kami tidak hanya terbatas dibanyaknya hal yang perlu kami perbaiki dalam kehidupan kami selama setahun belakangan. Tapi kami juga membicarakan rencana-rencana di tahun depan. Papa dan Mama juga sangat terbuka mengenai ekonomi keluarga dan keadaan sebenarnya keluarga kami. Karenanya, kami anak-anaknya akhirnya sadar dan paham benar, keinginan apa saja yang bisa Papa dan Mama berikan untuk kami. Kami menjadi anak yang tidak melulu harus dituturi kemauannya. Dalam hati, aku merasa Mas reno adalah panutan sekaligus saingan terberatku. Setengah dari penghasilannya ia berikan pada Mama untuk kebutuhan keluarga. Padahal aku tahu, Mama sebenarnya tidak pernah meminta dan enggan menerima. Tapi Mas Reno kerap memaksa. Ia tahu, itu semua tidak akan sebanding dengan apa yang Papa dan Mama berikan kepada kami. Setelah selesai setiap orang mengungkapkan uneg-uneg dan pembahasan rencana jangka panjang satu tahun ke depan, kami menutupnya dengan sholat tahajud bersama. Selalu seperti itu. Bertahuntahun lamanya. Hingga akhirnya tahun ini tiba. Semua mendadak berubah. “Halo, Mas Reno? Telponku ganggu tidurnya ya?” “Nggak Dik. Mas udah bangun dari tadi kok. Ini lagi ngobrol-ngobrol aja sama Mbakmu” Mas Reno 8 bulan kemarin resmi menikahi Mbak Mira. “Tapi aku beneran nggak ganggu nih?” “Nggak kok Dik. Kamu baik-baik aja di sana?” “Alhamdulillah baik Mas. Bentar lagi pergantian tahun ya, tapi rasanya beda” Wajah Mama dan Papa perlahan-lahan bergantian dalam pikiranku. Apa kabarnya dua orang yang sangat aku cintai itu? “Sabar ya Dik. Cobaan buat kita. Kamu udah coba telpon Mama?” “Belum Mas. Papa apa kabarnya di situ? Mas masih sering ke rumah kan?” “Iya, masih Dik. Mbakmu setiap hari di sana, masakin Papa. Kami juga lebih sering tidur di sana ketimbang di rumah. Ini juga sebentar lagi bakalan ke sana. Pasti Papa merasa jauh lebih

sedih sejak Mama memutuskan untuk balik ke rumah Eyang. Semoga Mama dan Papa masih bisa sama-sama lagi ya Dik. Mas rindu kita yang sama-sama seperti dulu” “Dika kangen rumah Mas. Jadi kepengen pulang. Liatin papa” “Jangan Dik. Kuliah aja yang benar. Buat Mama sama Papa bangga ya. Ya sudah, Mas mau ke rumah Papa dulu. Kamu baik-baik ya di sana. Nanti Mas telpon lagi kalo Mas udah ketemu Papa.” “Iya Mas. Dika tunggu ya?” “Iya” Semenjak Mas Reno menikah, hanya tinggal aku, Papa dan Mama di rumah. Mas Reno memutuskan untuk mengontrak rumah. Katanya ingin hidup mandiri. Mama dan Papa mendukung keputusan tersebut. Sebulan setelah Mas Reno pindah. Aku harus berangkat ke Bogor karena mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Fakultas Ekonomi Akutansi. Tinggalah Mama dan Papa berdua di rumah. 3 bulan lalu Mas Reno menelpon. Mama pulang ke rumah Eyang di kampung. Entah apa yang terjadi pada Papa dan Mama. Namun, Mama telah membulatkan tekad untuk meninggalkan Papa. Saat akhirnya aku menelpon untuk menanyakan apa yang terjadi pada Mama. Jawaban Mama hanya isak tangis dan telpon di tutup. Sampai detik ini aku tak tahu apa sebenarnya yang terjadi antara Mama dan Papa. Sejak kecil, baru kali ini aku melihat Mama bermarahan dengan Papa sampai Mama harus pulang ke rumah Eyang. Terlebih, sampai Mama memutuskan untuk pisah dari Papa. Handphoneku bergetar, nama Mas Reno tertera di layar. “Assalamu'alaikum... Mas, mana Papa?” “Wa'alaikumsalam... Dika, ini Papa Nak.” “Papa sehat di sana?” “Alhamdulillah sehat Nak. Kamu bagaimana di sana?” “Alhamdulillah sehat Pa.” “Alhamdulillah. Lega perasaan Papa. Nak..., Papa sebenarnya mau minta tolong sama kamu.” “Minta tolong apa Pa?” Lumayan lama pembicaraan terjeda dengan sunyi di seberang sana. Hanya suara tarikan napas yang terdengar berat. “Pa?” Masih sunyi. Aku mulai khawatir. Samar-samar terdengar suara Mas Reno menyuruh Papa isrigfar dan pelan-pelan mengambil nafas. Apakah Papa sakit? Ingin rasnaya aku segera berada di rumah. Di samping Papa. Apa sebenarnya yang terjadi di sana? Jagalah Papa Ya Rabb. Dalam hati aku tak henti-henti merapal do'a untuk kedua orang tuaku. “Nak...?” Suara Papa melemah. Tapi masih bisa ku dengar jelas. “Telponlah Mama. Ajak pulang kemari. Papa tahu, kamu yang paling dekat dengan Mama di antara kita.” “Pasti Pa.”

Ku kuat-kuatkan hatiku. Aku tahu, Papa teramat sedih sampai-sampai kondisi kesehatannya menurun. Bagaimana tidak, Mama belum pernah sekalipun meninggalkan Papa. Hal ini pasti sangat berat bagi Papa ataupun Mama. Pelan aku dengar Mas Reno meminta agar ia saja yang berbicara denganku. “Halo? Dik, ini Mas Reno. Kamu telpon Mama ya? Emosi Papa nggak stabil. Terlalu sedih. Jadi susah untuk mengambil napas. Usahakan ya Dik. Kemarin-kemarin Mas selalu telpon Mama. Hanya Mama nggak pernah angkat telpon dari Mas. Mungkin di kirain Papa yang nelpon.” “Iya Mas, sebenarnya Dika juga sudah rencanakan untuk nelpon Mama setelah nelpon Papa. Kemarin-kemarin Dika juga sering telpon Mama. Tapi Mama nggak perah mau bahas soal Papa. Mama hanya banyak nanyain kuliah Dika. Dicoba dulu ya Mas. Semoga Mama mau.” “Iya Dik. Kabarin Mas ya setelah itu? Papa makin nggak tenang di sini.” “Iya Mas. Aku tutup ya. Assalamu'alaikum....” “Wa'alaikumsalam...” Baru saja aku menutup telpon Mas Reno dan mencari nama Mama di daftar handphoneku, nama Mama langsung tertera di layar. Mama menghubungiku lebih dulu. “Assalamu'alaikum...” “Wa'alaikumsalam Ma. Mama di mana?” “Di jalan. Kamu di mana Dik? Dari tadi Mama telpon nomor kamu sibuk terus. Nelpon Mas Reno ya?” “Iya Ma. Abis nelponin Mas Reno. Mama di jalan mana? Jam segini kok masih di luar aja Ma?” “Kamu di asrama kan Nak?” “Iya Ma. Dika nggak kemana-mana. Ya sudah, tungguin Mama. Mama sudah dekat. Mama jemput kamu ya. Kita pulang malam ini ke rumah. Masih keburu untuk penerbangan terakhir. Kamu siap-siap gih.” Tut...tut...tut... Telpon terputus. Segera aku bangkit dari tempat tidur. Ku masukan baju dan keperluanku ke dalam koper. Meskipun masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi dengan Mama. Tapi aku memilih menurut saja. Tidak lama berselang, petugas jaga malam datang untuk menjemputku. Mama sudah menunggu di kantor ternyata. Sampai di sana, tanpa banyak penejelasan. Kami langsung menuju bandara. Buru-buru mengejar cek in penerbangan terakhir malam ini. Setelah duduk tenang di pesawat, barulah aku mengamati baik-baik raut wajah Mama. samarsamar, masih ada bekas air mata di pinggir kelopak matanya. Belum pernah aku melihat ekspresi sedemikian sedih dan gamang di wajah Mama. “Ma, ada Dika sama-sama Mama di sini sekarang.” Aku menggenggam erat tangan Mama. Mencoba menenangkan perasaannya. Mama balas menggenggam erat tanganku. Entah takut,

khawatir, sedih, atau apa yang sebenarnya berkecamuk dalam batin Mama. Yang aku tahu, Mama bersandar di bahuku. Pelan-pelan air hangat merembes dari balik kemejaku. Ya Rabb, persatukan kami kembali di malam tahun baru ini. Seperti yang sudah-sudah. Satukan kami sebagai sebuah keluarga yang utuh. Betapa aku menyangi wanita yang tangannya telah keriput ini. Wanita yang tampak lemah dan ringkih bersandar di bahuku. Bahu anaknya. Sebelum pesawat lepas landas. Aku sempatkan mengsms Mas Reno untuk menjemput kami di bandara. Perjalananpun berjalan lancar. Aku dan Mama sama-sama memilih diam. Mama mungkin lebih memerlukan ketenangan daripada segudang pertanyaan yang berseliweran di dalam kepalaku. Ketika kami sampai. Mas Reno, Papa, dan Mbak Mira langsung menyambut kami. Nampak jelas Papa berusaha keras menahan sakitnya. Jeket berlapis-lapis ia kenakan. Mbak Mira di samping menggandeng lengan Papa. Mungkin untuk berdiri saja Papa sebenarnya memaksakannya. Mas Reno segera menjemput tas dan koper-koper kami. Lebih dahulu ia mencium tangan Mama. Mbak Mira dan Papa mengikuti Mas Reno di belakang dengan tergopoh-gopoh. Mama berjalan cepat ke arah Papa. Mencium kedua punggung tangan Papa. Aku dan Mas Reno hanya bisa menyaksikannya dari belakang. Papa memeluk erat Mama. Pipinya basah. Baru kali ini aku melihat air mata Papa tumpah. Hanya untuk Mama. Kami mendekat. Meninggalkan koper-koper dalam troli. “Papa minta maaf ya Ma?” Papa berkata lembut. Menatap wajah istrinya yang aku tahu pasti sangat ia rindukan. “Mama yang minta maaf, Pa. Sudah meninggalkan Papa begini. Seharusnya semua bisa kita bicarakan.” Mama menunduk. Air matanya sudah lama tumpah, saat melihat Papa tadi di pintu kedatangan. Lelaki yang teramat ia sayangi. Lelaki yang belum pernah berada jauh dari sampingnya selama ini. “Mama nggak salah apa-apa. Papa lah yang hilaf dan memulai semua ini.” Kembali Papa mendekap Mama. Aku dan Mas Reno menyusul memeluk kedua orang tua kami. Dua mansia yang sangat berharga dalam hidup kami. Mas Reno kemudian merangkul istrinya. Sebuah pelajaran berharga lagi bagi kami, sebagai anak yang kelak akan menjadi orang tua seperti mereka. Dimanapun, keluarga adalah hal terpenting yang tak boleh terpecahkan, terlupakan apalagi sengaja ditinggalkan.

*Penulis merupakan alumni FKIP, Bahasa Indonesia UNTAD


Edisi 67 Januari 2016

Tahun ke 4

Taduako Media Tadu ako Med ia Ta dulak o

Infotorial

inform, inspire, and educate

Pembaretan Anggota Baru Resimen Mahasiswa Satuan 251 Wiratama Universitas Tadulako

Foto dan Naskah : Akhamad Usmar & Taqyuddin Bakri Foto dan naskah : Zulkifli Foto bersama wakil rektor bidang kemahasiswaan Untad Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi, TNI AL, pembina, beserta anggota baru Menwa usai pembaretan.

Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi usai memberikan ucapan selamat kepada anggota baru Menwa.

Ucapan selamat dari Komandan Laut Baharuddin HT usai pembaretan

Kepala BAKP Rudy Gosal SE MSi saat memberikan ucapan selamat kepada anggota baru Menwa.

Foto bersama wakil rektor bidang kemahasiswaan Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi dengan Komandan Laut Baharuddin HT.

Foto bersama pembina dan anggota Menwa usai pembaretan.

Foto bersama Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi dan TNI AL yang sempat hadir pada acara pembaretan anggota baru Menwa.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.