Media Tadulako Edisi 113 November 2019

Page 1

113 NOVEMBER

2019

Tahun Ke 76

Visi

Universitas Tadulako

Pada tahun 2020, Unggul dalam Pengabdian kepada Masyarakat melalui pengembangan Pendidikan dan Penelitian.

Misi Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bermutu, modern, dan relevandengan kebutuhan pembangunan bangsa; Meningkatkan penyelenggaraan penelitian yang bermutu untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang diabdikan bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara secara berkesinambungan; Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat sebagai pemanfaatan hasil pendidikan dan hasil penelitian yang dibutuhkan dalam pembangunan masyarakat; dan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kerja sama dengan pihak lain yangsaling menguntungkan, tanpa adanya ikatan oleh haluan politik,kepercayaan, dan agama.

Bahas Bioteknologi, Lingkungan, Pertanian dan Sains Terapan Untad Hadirkan Peneliti-Peneliti Internasional


1

Suara Redaksi

Edisi Edisi113 108November Juni 2019 - Tahun 2019 - ke Tahun 7 ke 7

Editorial Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7 Desain & Layout : Andi Sarif / MT Foto Sampul : Ryan Muhammad, S.Ak/Humas Untad

https://issuu.com/mediatadulako

ko

dula

ia Ta

Med

Ruang Diskusi Bukan Lagi Solusi

Pengantar Redaksi

Assalamualauikum wr.wb Sidang pembaca, Syukur kami haturkan atas perjalanan Media Tadulako yang memiliki pembaca seper pembaca sekalian. Karenanya demi dewan pembaca, kami berusaha sebaik mungkin untuk mengkaver berbagai macam kegiatan-kegiatan di lingkup Universitas Tadulako tercinta, dalam ragam liputan, mentranskip dalam dokumen, lalu menghadirkan di hadapan pembaca. Edisi Nopember ini, kami merangkum agenda akbar di ballroom Hotel San ka, konferensi Internasional on Biotechnoloy, Environment, Agriculture and Applied Scince dalam liputan khusus (Lipsus). Kami juga menghadirkan Muhammad Sulaiman Zubair SSi MSi PhD Apt yang menemukan senyawa an kanker dari tanaman begonia. Reporter kami berkesempatan berbincang secara mendalam tentang tanaman tersebut, juga proses ekstraknya. Hadir pula Andriawan Marcelino dengan segudang prestasinya. Tulisan menarik dari seorang dosen Program Studi Ilmu Komunikasi mengenai cadar, memberi pemahaman lebih mendalam tentang pakaian penutup wajah itu. Kami menyuguhkan tulisan itu, untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan kita semua, dalam rubrik opini. Sementara rubrik-rubrik lain, kami menghadirkan LPPMP yang terus berusaha untuk akreditasi, di tengah-tengah Untad yang memperinga Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Selain itu, kami mengabarkan kabarkabar gembira dalam lingkaran ilmu. Demi mela h skill mahasiswa, workshop-workshop wirausaha digelar. Sidang pembaca, di akhir tahun ini LPPM memaperkan produk rotan. Tidak lupa, Untad rumuskan Visi Misi 25 tahun ke depan, juga Rektor

Visit Us

Untad yang memberikan hadiah kepada lulusan terbaik ngkat Universitas dengan beasiswa S2 Full di Untad. Menarik sekali. Pascasarjana juga bekali dosen dan mahasiswanya dengan pela han kepenulisan dengan menghadirkan instruktur dari Indonesia Menulis. Mahasiswa FISIP membludak ke ka menghadiri kuliah umum yang dihadiri pemateri dari Universitas Kebangsaan Malaysia. Salah seorang dosen FISIP memaparkan pemikirannya dalam dilaog kebangsaan. Tidak hanya FISIP, FKIP juga gencar menggelar kegiatan. Diantaranya PGPAUD dengan seminar nasional, dan Mahasiswa FKIP dengan ekspedisi burung maleo. FKM dak kalah semangat. Wadek Biduk FKM lancar mempresentasikan hasil peneli an di australia, juga fakultas yang lakukan pembinaan pada puskesmas-puskesmas yang ada di Kabupaten Tojo Una-una. Sidang pembaca, Mahasiswa memang agen of change. Tidak heran Media Tadulako selalu dipenuhi dengan ak vitas UKM-UKM di Untad. Edisi Nopember ini ada Himater yang mengadakan Seminar Nasional. Ada pentas seni mahasiswa Untad, Dies Natalis Sanggar Seni Bahana yang menghidupkan kembali seni teater, PSM yang berkesempatan tampil pada perhelatan di korea, Sherly Annavita beri mo vasi pada sejumlah mahasiswa, Racana Untad iku Pelatnas, dan SPOT yang belajar di Bali, serta Menwa yang menjuarai lomba lintas medan. Sidang pembaca, Demikianlah edisi Nopember ini menemani pembaca sekalian. Terima kasih untuk kese aan pembaca bersama kami. Selamat membaca Wassalam

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Tanggal 28 Oktober kita sama-sama tahu adalah Hari Sumpah Pemuda. Lalu 10 Nopember, hari pahlawan. Kedua tanggal itu memiliki hubungan yang dak dapat dipisahkan. Ada satu k yang bisa kita tarik benang merah yang menjadi poros kedua tanggal itu saling berhubungan. Pemuda. Ya, pemuda. Hari Sumpah Pemuda, tentu kita masih ingat bagaimana sejarah menjadi saksi sehingga dideklarasikan tanggal itu. Begitu juga peris wa 10 Nopember yang mengerikan. Pemuda kini wajib bersyukur, karena medan juang dak lagi seberat dan sesulit dahulu, meski tetap menantang. Jika dahulu, berjuang untuk tanah air, kita mengandalkan otot, angkat senjata, berperang, sekarang dak lagi. Perjuangan pemuda abad ini, lebih kepada tantangan bergerak untuk samasama mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika bicara soal kecerdasan kita dak kembali pada bangku sekolah, kali ini kita kembali kepada pemuda. Pemuda menjadi tonggak peradaban bangsa. Sehingga dewasa ini, s e b a ga i s e b a g i a n i n s a n ya n g d a k melupakan sejarah, kita memperinga harihari itu dengan upacara bendera, dialog, talkshow, seminar, bahkan yang paling sederhana diskusi. Kita duduk melingkar, membahas isu-isu terkini. Kondisi poli k, ekonomi, kampus, dan lainnya. Kita mencatat, masing-masing berpendapat kemudian adu argumen untuk menemukan solusi. Tidak hanya isu-isu terkait poli k, isu literasi juga demikian. Pegiat-pegiat literasi kini di se ap lapak baca, melingkar berdiskusi membahas permasalahan minat baca yang belum berkembang secara signiďŹ kan. Setelah lingkaran diskusi itu bubar, rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan menguap di udara. Begitu seterusnya. Tidak ada followup. Kita dak lebih dari seseorang yang sedang galau, menemukan teman untuk berbagi kegalauan (bercerita), maka kegalauan kita itu berkurang bahkan hilang.

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Dr. Lukman M.Hum., Dr. Muh. Nur Ali M.Si., Dr. Ir. Sagaf M.P., Dr. Amar S.T.,M.T Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Ikerniaty Sandili, S.Ikom. Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Editor : Ikerniaty Sandili, S.Ikom., Rani Astriani Redaktur Pelaksana: Rani Astriani, S.Pd. Layouter: Andi Sarif, S.Ak Reporter: Rani Astriani, Vivi Sasmita S.Si., Adrian Christianto Katili, Nabila, Rijal Rahim Distributor: Ahmad Fauzan Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako

Selesai. Begitu juga ligkaran-lingkaran diskusi itu. Kita terlalu cepat berpuas diri. Setelah diskusi itu selesai, keresahan kita selesai pula. Lalu apalah permasalahan terselesaikan? Masalah keresahan kita, sebenarnya adalah perihal pribadi. Buk nya ke ka selesai berdiskusi resah kita hilang, solusi kita dapatkan. Padahal permasalahan yang sesungguhnya, belum menemukan solusi. Ruang-ruang diskusi kini dak lebih dari ajang pamer antar individu dan lembaga. Se ap orang dan lembaga m e m a p a r ka n ke g i a t a n ya n g s u d a h lembaganya buat. Lalu menyarankan lembaga lainnya berbuat ini-itu. Lalu saransaran itu hanya tersimpan dalam catatan. Tidak ada ndakan. Maka ruang-ruang diskusi, bukan solusi, melainkan turun, ac on, evaluasi, bergerak lagi, lalu reeksi. Refeksi kita mes lah mendalam. Misalnya peran pemuda terhadap pembangunan daerah. Kita bisa mereeksikan dari karang taruna yang ada di se ap desa. Sudahkah programprogram karang taruna itu menyeluruh? Menjawab permasalahan di desa? Sudahkah program pengembangan SDM jalan? Kita lihat sejauh ini, program karang taruna dak jauh-jauh dari lomba olahraga, dan tour. Tidak lebih. Dari tahun ke tahun demikian. Wajar saja SDM kita dak bertambah. Lalu masihkah kita menjadikan r u a n g d i s ku s i s e b a ga i s o l u s i ? J i ka peruntukkan diskusi untuk menyusun strategi untuk ac on, maka kita bisa menerawang keberhasilannya. Jika hanya sekadar pemantapan isu, mohon maaf, sebagai pemuda, kita perlu lebih gagah dalam ber ndak untuk menemukan solusi. Karenanya, saat diskusi harus ada rencana yang dirancang. Setelah diskusi, followupnya lebih mudah. Sebab diskusidiskusi selanjutnya langsung membahas rencana ndakan, kemudian ac on.

inform, inspire, and educate


Profil

2

Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

Andriawan Marcelino

Peraih Berbagai Macam

Penghargaan

M

arcel, sapaan mahasiswa Fakultas

Pemenang pertama Duta Sanitasi

perfeksionis itu ingin Untad semakin terkenal

Alumni SMPN 9 Palu itu menemukan

Hukum Universitas Tadulako

N a s i o n a l ( 2 0 1 5 ) t e r s e b u t m e n c o b a

tidak hanya di tingkat Nasional tapi juga

banyak sekali kesulitan saat ingin menulis juga

(Fahum Untad), yang memulai

membuktikan bahwa Untad adalah salah satu

Internasional.

kuliahnya pada tahun 2016. Lahir di Bumi

PTN terbaik di Indonesia. Ia mengamati bahwa

“Ada kejadian lucu yang saya alami

mengikti lomba. Diantaranya mata kuliah. Terlebih pada lomba debat yang ia ikuti. Ia dan

Kaktus pada 4 Agustus 1998, dari pasangan

dewasa ini, ia melihat anak-anak tidak ingin

ketika di Malaysia. Orang-orang bertanya pada

tim latihan hingga jam 3 atau 4 subuh, itu sudah

Daju Abdullah (ayah) dan Minarti (Ibu).

bersekolah di daerahnya sendiri. “Saya ingin

saya what came form? Saya jawab Tadulako

termasuk menyusun skenario mosi, dan

M a h a s i s w a p e n e r i m a b e a s i s w a

membuktikan bukan dari fasilitas Untad, tapi

University. Hah? Dimana itu? Tanya mereka lagi.

mendiskusikannya. Kerap kali ia bolos kuliah,

Bidikmisi tersebut adalah bungsu dari Jefri dan

dari kampus-kampus lain, dengan lomba atau

Mereka bingung. Yang mereka kenal hanya

seminggu atau dua minggu tidak mengikuti perkuliahan.

Della, kedua kakaknya yang telah bekerja dan

kegiatan baik tingkat Provinsi maupun tingkat

Universitas Indonesia, ITB. Saya kemudian

bahu membahu bersamanya memenuhi

nasional bahkan tingkat international. Sampai

bilang, di Indonesia banyak sekali Perguruan

Dari sekian banyak kesempatan yang

kebutuhan keluarganya, terlebih setelah

disini, saya mempelajari satu hal. Bahwa tidak

Tinggi terbaik. Salah satunya di Universitas

membuatnya semakin percaya diri, Marcel

ayahnya tidak lagi bekerja sebagai buruh. Di Kampus Kaktus, nama Marcel tidak

ada satu manusia atau makhluk hidup pun yang

Tadulako. Saya tidak ragu untuk bilang kalau

pernah merasa dirinya berada di titik minder.

bisa menentukan kualitas bagus atau tidak,

Untad itu salah satu yang terbaik. Buktinya,

Kala itu ia mengikuti lomba pemilihan duta

lagi asing didengar. Mengikuti kompetisi

selain manusia itu yang menentukan kualitas

mahasiswa Untad sedang bersama mereka,”

GenRe Sulteng. Di benak kebanyakan orang,

menulis dan lomba serta berpartisipasi dalam

dirinya,” ujarnya sambil tersenyum.

katanya penuh semangat.

duta adalah representasi cantik, ganteng,

ragam event, alumni SDN 3 inpres Birobuli itu

D i ka m p u s U n t a d , M a rc e l m u l a i

Menulis ia pilih sebagai jalannya

langsing, tinggi. Bahkan ibunya sampai berkali-

kerap kali membawa pulang kemenangan.

mengikuti berbagai lomba, termasuk lomba

berkeliling bumi Tuhan ini, bermula ketika ia

kali memastikan keputusannya, meski akhirnya memberi dukungan penuh.

Termasuk baru-baru ini ia menjadi salah satu

debat dan pulang membawa kemenangan. Ia

menjadi salah satu mahasiswa yang menerima

pembicara dalam forum international, di Kuala

dan timnya merupakan lawan debatnya dari

beasiswa Bidikmisi. Ia memang bayar pajak,

“Saya pernah merasa minder dan tidak

tapi ia merasa perlu melakukan sesuatu untuk

percaya diri saat mengikuti pemilihan duta

Lumpur, Malaysia. Ia berbagi pengalaman

kampus yang berbeda ketika SMA. Pada 2017, ia

tentang bagaimana remaja memiliki peran

dan tim menyabet juara I Debat Konstitusi

negara sebagai bentuk rasa terima kasih. Karya

Genre 2017, karena tampilan isik saya yang

dalam negoiasi perserikatan bangsa-bangsa.

Mahkamah Konstitusi tingkat Provinsi Sulteng.

tulis membuka jalannya, menjadikan ia seorang

gemuk. Mama saya juga sempat tidak yakin,

Tidak hanya itu, sejak SMP, Marcel yang

Satu tahun selanjutnya ia mendapatkan juara 1

manusia keren yang terus mengemukakan ide-

sampai kemudian ia bilang, apapun yg kamu

tinggal di Jalan Anoa 1 Lorong Pemuda

debat MPR RI tingkat regional, dan juara 1 debat

idenya, dan pulang ke tanah Kaili dengan

d a p a tka n ja n ga n p e r n a h ke ce wa . S aya

Pancasila, Palu, memang sudah mulai terlibat

mahasiswa Indonesia tingkat regional kopertis

kemenangan.

berkegiatan. Tidak heran kemampuannya yang

IX, pendebat terbaik I debat mahasiswa

Hal mendasar lainnya, ungkap marcel,

kemudian menargetkan dapat juara 1. Tapi saat pengumuman saya juara 2. Saya kecewa. Disitu

terus terasah membawanya memenangkan

Indonesia tingkat regional kopertis IX, dan

a d a l a h m o t iva s i . Ya n g p e r t a m a s e l a l u

saya sadar, bahwa untuk ajang-ajang seperti ini

berbagai macam lomba.

juara III Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia

memotivasinya adalah orang tuanya. Ibunya

memang tampang nomor satu. Saya legowo

layaknya motivator unggul baginya, menjadi

ketika mama saya bilang, percayalah nak, rezeki

M a g i s te r d i N e ga ra E ro p a i t u , p e r n a h

Tidak hanya itu, laki-laki yang tanpa

tameng ketika ia kena marah bapak. Ibunya,

tidak akan tertukar.

mendirikan Headline Creative Communication

sengaja kata-katanya menyuntikkan motivasi

adalah sosok paling sabar yang ia temui. Yang

Pemuda yang bercita-cita kuliah

tingkat regional.

Beberapa waktu kemudian, saya lalu

dalam Ikatan Duta Sanitasi Sulteng – Periklanan

bagi orang lain, pernah menjadi juri LBDI

memberikan waktunya setiap hati 1 sampai 1,5

ditelepon pihak BKKBN untuk wakili juara

Majalah Sanitasi Remaja (2011-2012). Peraih

Provinsi Sulteng, Indonesia Delegated In

jam untuk mendengarkan si bungsu bercerita

pertama ke tingkat nasional. Orang-orang mulai

juara II Poster Pemilihan Duta Sanitasi Sulawesi

International Student Exchane Indonesia –

apa saja.

Tengah tahun 2011, juga pernah menjadi ketua

Malaysia. Tahun 2019, ia mendapatkan Silver

“Mama saya selalu bilang setiap kali

ngomongin saya. Kata mereka untuk ke tingkat nasional, saya bayar. Karena tidak mungkin

Historical Student Education Indonesia (2014-

m e d a l i , I n te r n a t i o n a l Yo u t h Re s e a rc h

saya ikut kompetisi, ketika kita punya peluang,

saya yang peringkat 2, dan tampang standar ini

2015), Ketua Ikatan Duta Sanitasi Sulteng

C h a m p i o n s h i p - M a l a y s i a , P a n e l i s i n

peluang itu harus kita buka dengan kunci kita.

terpilih. Tapi saya kembali bertekad, bahwa

(2015-2016), Penggagas Program #Friendsfor

International Youth Meeting for SDGs 2020 –

Ketika peluang itu terbuka, apa yang kita

menjadi duta bukan hanya perosalan ganteng

future (2015-2016), serta Sekretaris Umum

Hongkong, dan Best Paper in AYIMUN-Malaysia.

harapkan ada di dalamnya. Mama saya juga

dan cantik saja. Di tingkat nasional, berempat

“Pertama kali ikut lomba karya tulis,

bilang, kita hidup harus punya tujuan. Biasanya

dari Sulteng, nama saya yang masuk 10 besar.

Forum GenRe Sulteng (2016-2019). Perjalanannya menjadi mahasiswa di

tahun 2015, saat SMA. Saya hanya coba-coba

kan orang bilang, ah saya malas ikut lomba nanti

Saya cukupkan harapan saya sampai disitu. 9

Untad berawal dengan tidak ada rencananya ia

tapi akhirnya menang. Alhamdulillah, Juara 1

kalah, nanti capek, inilah itulah. Ibu saya selalu

orang lawan saya itu, keren-keren semua. Saya

kuliah Untad. Ia memang memilih Untad

Karya Ilmiah Remaja Museum Sulawesi Tengah.

menyemangati satu tujuan yang dia bilang

bilang ke diri saya, okeh sampai disini. Saya

sebagai pilihan ketika mendafar di SNMPTN.

Saya mulai semangat dan mematahkan stigma-

percaya saja Allah itu punya banyak pintu. Kamu

mundur. Wassalam. Tapi siapa sangka saat nama

Akan tetapi di waktu yang sama, ia diterima di

stigma yang ada. Kemudian saya sadari bahwa

cuma punya satu kuncinya. Tapi yakin kalau

yang masuk 5 besar dibacakan, saya tidak ada

salah satu Perguruan Tinggi di Pulau Jawa. Juara

sekadar menulis itu tidak cukup. Harus bisa

kamu masukkan kunci itu di pintu yang tepat,

pada urutan kelima. Saya pikir keempat, tapi

1 Lawatan Sejarah Daerah Regional Sulawesi

berbicara atau berkomentar di depan umum.

(2015) itu, menemukan beberapa kendala yang

Saya lalu ketemu dengan teman debat

pasti di dalamnya akan banyak sekali jalan

hasilnya adalah saya peringkat 3,” tutur alumni

keluar. Tapi jika kunci itu belum masuk di pintu

SMA Labschol untad palu panjang lebar, sambil mengenang moment itu.

saya dari SMA. Saat SMA kami sama-sama lawan

yang tepat, jangan paksakan ia terbuka. Karena

“Awalnya saya tidak berencana kuliah di

debat berbeda sekolah. Lucunya di Untad, kami

yang akan kamu dapatkan tidak sesuai dengan

Untad, meski kampus ini menjadi salah satu

bertiga di Fakultas Hukum menjadi satu tim.

keinginanmu.”

mengharuskannya memilih Untad.

Pemilik slogan hidup, ketika kamu berdiri di satu titik yakinlah Tuhan ada

pilihan saya di SNMPTN. Saya diterima di salah

Ada pelajaran hidup lagi yang saya dapatkan.

Sementara sosok bapak baginya cukup

belakangmu dan tidak akan meninggalkanmu,

satu PTN di Jawa, tapi karena beberapa

Bahwa sebenarnya lawan itu tidak ada. Karena

digambarkan dengan 3 kata, disiplin, tegas, dan

pada 2016 juga menjadi Indonesia Delegated In

halangan, saya memutuskan untuk kuliah di

semuanya belum tentu, bisa jadi hari ini lawan,

non kompromi. Cara bapaknya menegur juga

International Conference Of Law Of The City

Untad, Fakultas Hukum sebagai satu-satunya

tetapi besok malah jadi kawan dan sahabat

lumayan unik. “Kalau saya belum pulang ke

and Air Space, Netherland, Belanda, dan Asia

pilihan saya. Karena pilihan itulah, saya selalu

kita,” ungkap Marcel.

m e n d e n g a r s t i g m a o r a n g - o r a n g y a n g

M e n g e n a i k e s e m p a t a n m e n j a d i

menyayangkan mengapa saya memilih Untad,”

pembicara di Malaysia, yang juga merupakan

ujar pria berkaca mata itu.

capaian terbesarnya hingga saat ini, lelaki

rumah karena masih kerja tugas, bapak saya

Delegated International Youth Research For

akan bilang seperti ini Nak, masih tahu jalan

Socail and Economic Preneur, Turkey.

pulang kan?”


3

Liputan Khusus Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7 Ket. Foto: Rektor Untad, foto bersama pemateri, usai pembukaan konferensi internasional di Ballroom Hotel Santika Palu (Foto: Ryan Muhammad/Humas Untad)

Bahas Bioteknologi, Lingkungan, Pertanian dan Sains Terapan Untad Hadirkan Peneliti-Peneliti Internasional

S

enin (04/11) - Bersama Dewan Profesor Universitas Tadulako (Untad), International Publicaton And Collaborative Center (IPCC) melaksanakan International C o n f e r e n c e o n B i o t e c h n o l o y, Environment, Agriculture and Applied Scince. Kegiatan yang dibuka langsung oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir Mahfudz MP itu, berlangsung di Ballroom Hotel Santika Palu. Pada kegiatan tersebut, turut hadir Kepala Dinas Sumber Daya Manusia (SDM) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulteng dan Kepala SMP Labschool Untad. Kegiatan tersebut diikuti peserta dari Universitas Gadja Mada, Universitas Jakarta, Universitas Samratulangi, Universitas Sembilan Belas November Kolaka, STIP Tolitoli, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Palu, Universitas Alkhairat, Universitas Terbuka dan Univeritas Tadulako. Pada kegiatan itu, IPCC menghadirkan 7 pemateri dari berbagai negara, yaitu Tim Roberts, Nigel Stace dan Millanie ball dari Newcastle Universiy Australia, S a s t i a Pr a m a P u t r i d a r i O s a k a U n i v e r s i t y J a p a n , Pr o f S o m s a k Maneepong dari Walailak University Thailand, Prof Dr Muhammad Rizal Razman dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan sebagai tuan rumah, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS dari Untad. Dalam sambutannya membuka konferensi yang diikuti 25 tim peneliti itu, Rektor Untad menyampaikan apresiasinya atas kehadiran para pemateri. Ia pun menyampaikan rasa syukurnya terhadap pelaksanaan konferensi internasional tentang Bioteknologi, Lingkungan, Pertanian dan Sains Terapan tersebut. Ia mengatakan, bahwa dunia pertanian begitu dipengaruhi oleh perubahan iklim, suhu dan keadaan lingkungan. Sedangkan Pertanian bertanggung jawab atas perubahan genetik manusia. Bioteknologi juga

berfungsi untuk mengekspansi teknologi di bidang pertanian. Masih pada kesempatan yang sama, Prof Mahfudz menyampaikan bahwa Perguruan Tinggi memiliki peranan penting dalam penyelesaian masalah lingkungan, terutama melalui penelitian. Ia berharap, agar kerja sama antar universitas tersebut, akan memberikan dampak yang baik bagi lingkungan. Ia pun mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak, terutama peserta dan pemateri karena telah hadir dan mengikuti konferensi tersebut. “Univercity need to contributed and provide some solution sustinabily of right and to care to our environment. The rool of university becomes important to contact different research, see in the probability to create the solutions. I hope with Newcastle University of Australia, University of Thailand, Universitas Kebangsaan Malaysia and our future patnert Osaka University will bring togetherness and the speak of caring and sharing or togetherless for the goodness of life. Finally, i thank yuo very much to our entire again the all participant, for being with us today at Tadulako Univerity, and enjoying got time we are in palu. Once again, from the bottom in my heart i would like to welcome before and wish you can enjoy a successful conference and enjoy being in Palu,” harapnya. Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS selaku salah satu pemateri dalam konferensi tersebut, dalam materinya mengenai inisiatif dan kebijakan baru yang diarahkan pada pemulihan pertanian berkelanjutan di tanah yang terkena dampak longsor, akibat terjadinya bencana likuifaksi di beberapa daerah di Palu, produksi petani di kawasan tersebut menjadi terhenti. Ia memaparkan, terdapat 3 aspek utama yang perlu diperhatikan pasca bencana alam berupa gempa, tsunami dan likuifaksi yang melanda

kota Palu itu, yaitu teknis, sosial dan ekonomi. Dalam materinya ia menjelaskan bahwa masalah teknis menyangkut identifikasi profil tanah, sampel analisis tanah dan perawatan di green house. Masih dalam materinya, Prof Basir memaparkan bahwa jika dilihat dari sisi teknis dari masalah-masalah tersebut, maka akan lebih spesifik pada proporsi tanah. Jika penelitian dilakukan pada aspek-aspek tersebut, maka akan dihasilkan solusi untuk para petani, di kawasan terdampak bencana. “We can concluded that should the farmers want to continu working on this land, it will still suport on going agricultural, same as before the natural disaster. The land has possibility to develop as a plantation areas,” paparnya. Ia pun menyampaikan, untuk menghasilkan solusi bagi para petani, dibutuhkan kolaborasi dari pemerintah, NGO (Non Goverment Organization) dan saintis. Pemerintah akan bergerak pada kebijakan, pendanaan, dan agribisnis, saintis berkontribusi melalui penemuan baru d a n N G O y a n g a k a n mengaplikasikannya.

Sastia Prama Putri seorang Assistant Professor dari Department of Biotechnology Graduate School of Engineering Osaka University juga membawakan materi dalam konferensi tersebut. Dalam materinya yang berjudul “Recent Advances in Metabolomics Application for Microbial Strain Improvement and Quality Improvement of Important Indonesian Food Product”, memaparkan b a h w a I n d o n e s i a merupakan negara dengan sumber daya hayati yang kaya dan produksi pangan yang melimpah, tetapi sering terjadi gagal panen. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya penyakit pada tanaman atau produk akuakultur, manajemen pascapanen yang buruk dan kualitas yang rendah. Ia menuturkan, aplikasi dari metabolik (Bioteknologi) dapat menjadi solusi dari masalah tersebut. “Main issues resulting in major crop loss in indonesia, disease in plant or aquaculture product, poor postharvest management and low quality. How metabolomics can tackle these issues, investigate the cause of disease, aid systematic, effective postharvest management and quality improvement,” terangnya.Vv

Ket. Foto: Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP saat memberikan piagam penghargaan kepada Ketua Senat, Prof Dr Ir Muhammad Basir, SSE., MS sebagai salah satu pembicara (Foto: Ryan Muhammad/Humas Untad)


Opini

4

Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

“CADAR”; MAKNA SPIRITUAL SELEMBAR KAIN PENUTUP WAJAH Oleh: Dr Mahpuddin, S.S., M.Si*

A

terbatas. Simbol memiliki kandungan makna

kemiskinan radikal?

memperkenalkan konsep “I and Thou” (Aku

hirarkis, melipu ; fiqhi, syariat, ilmu (hikmah),

Dalil-dalil rasional akan sulit memahami cara

dan Engkau). Perjumpaan Aku dan Engkau

gama (Islam) adalah jagat simbolis

ha

m e n i n g ga l ka n ke l u a rga d a l a m s e ga l a

peleburan rasa. Pada momen ini peneli akan

sikap individualis k yang mes dikri si. Secara

yang kaya makna. Fungsinya sebagai

keterbatasannya? Bahkan Nabi Muhammad

m e m a h a m i ( ve rste h e n ) s u b j e k d a l a m

spiritual para eksentrikus menjalankan fungsi

medium penghubung antara pikiran &

mencampakkan kemewahan sebagai pedagang

kehangatan, cinta, kepedulian dan empa .

kemanusiaan melalui jalan sunyi yang

sukses, lalu memilih jalan dakwah dan

Dalam filsafat intersubjek vitas, Mar n Buber

dengan realitas transenden yang tak

cinta dan taqwa. Pada level terbawah, makna

dan laku hidup mereka. Nalar kri s akan

menciptakan sebuah pengalaman dialog,

dihubungan dengan fiqhi yang strukturnya

terguncang dalam kebingungan untuk

dimana dua subjek otonom saling membuka

berisi formula hukum yang bersifat; rigit, pas ,

menakarnya sebagai ekspresi kewajaran hidup.

diri membentuk iden tas “ke-kita-an atau

dan objek f. Formula konstruksinya didasarkan

Cinta ke-Ilahi-an yang memenuhi jagat ba n,

peleburan horizon. Peleburan itu

pada kaidah-kaidah syariat dengan sistem

telah mengubah keseluruhan cara pandangnya

dimaknai sebagai Aku mendeterminasi Engkau

dak

interpretasi berbasis penalaran deduk f

tentang ar agama dalam hidup. Agama lalu

dan begitu pun sebaliknya. Peleburan itu

(man q). Kesadaran beragama pada level ini

dipandang lebih dari sekadar kumpulan

adalah ruang pemahaman bersama, namun

selalu dipahami dalam kerangka hukum yang

perintah dan larangan, tetapi sebagai

dak bersifat total. Tetap tersisa ruang privat

dak

dikenali kebanyakan orang. Melalui intensi kedekatan dengan Yang Ilahi, boleh jadi itu alasan tertunda datangnya "bencana kubro"-semacam murka Sang Pencipta atas kelakuan manusia modern yang sudah melampaui batas kewajaran. Dengan zikir, munajab dan doa-doa yang keluar dari ha yang suci, mereka sedang memulihkan luka-luka dan mengembalikan sistem metabolisme alam semesta demi terciptanya keseimbangan kosmik---wallahu 'alam bissawab.

berisi perintah dan larangan. Beragama secara

instrumen musikal yang mengantarnya pada

otonom di antara keduanya yang

Ada baiknya kita lebih banyak melihat ke dalam

“fiqhi” berlaku mutlak, namun

momen ekstase penyatuan dengan Kekasih

memungkinkan kesepahaman dan keakraban--

guna refleksi diri. Suatu kisah, di atas sebuah

dak bisa

mentotalisasi keseluruhan jagat makna s i m b o l i s a ga m a . Pa d a u m u m nya k i ta mengalami stagnasi pada level ini.

sang Ilahi. Ajaran dan tarekat hidup para eksentrikus di a t a s m u n g k i n b u k a n u n t u k d i n a l a r,

Akhir-akhir ini muncul polemik mengenai

diperdebatkan, alih-alih dijadikan “role-model”

kedudukan hukum (fiqhi) cadar dalam Islam.

bagi masyarakat umum. Kemunculannya di

Muatan diskursusnya tampak melingkar-

ranah sosial bukan mencari panggung

lingkar diseputar kategori; halal-haram,

popularitas”—alih-alih menjadi manipulator

makruh, muba, sunnah dan wajib. Berbeda

agama seper umumnya kelakuan busuk para

-sekaligus tercipta ruang perbedaan dan

bukit sunyi yang letaknya di pinggiran pusat

“keasingan”. Peleburan horizon adalah medan

kota. Tinggallah seorang pertapa bersama

tegangan yang bersifat dinamis, dak pernah

seorang muridnya. Se ap malam selepas

selesai atau ke da-tuntasan. Dalam ke dak-

khalwat, sang sufi berdialog dengan muridnya;

tuntasan tersebut ada ruang misteri dimana

“perha kan baik2 kesibukan orang-orang kota

Aku membiarkan Engkau tetap menjadi Engkau

di lembah sana---sejak pagi hari hingga larut

dalam keberlainannya.

malam mereka sibuk mencari na ah,

Kata Rabiatul Adawiah---pencetus tarekat sufi

dengan itu, beragama pada level ilmu (hikmah)

poli si. Mereka selalu “menyembunyikan diri”

“Mahabbah” (cinta)--pengalaman cinta telah

yaitu tahapan refleksi atas kesadaran fiqhi

dan hanya butuh sedikit “ruang toleransi untuk

m e l e nya p ka n j a ra k- - - - s a at i t u l a h A ku

menuju ke level cinta (mahabbah). Tanpa ilmu

hidup” seadanya--- dak diusik atau diganggu

mengenali hakekat Iblis, namun sekaligus

(hikmah), kiranya sulit untuk dapat beranjak ke

agar bisa lebih intensif menyelam lebih dalam

membiarkannya tetap menjadi Iblis dalam

jenjang kerohanian berikutnya. Hal yang

makna ba n dalam agama. Para pemakai cadar,

keberlainannya.

boleh jadi termasuk dalam kategori ini. Mereka

Cadar, memang bukan ukuran ketakwaan

ahli fiqhi, prak si syariat yang taat sekaligus

adalah kaum “ghuroba” (kelompok minoritas

seseorang, tetapi bukan alasan untuk

terasing) yang hadir di sekitar kita dan sering

Sepanjang petualangan, mereka mencapai

menafikan pengenalan dengan mereka. Boleh

disalah-pahami.

jadi di lubuk ha

Ilahi. Kesadaran cinta melampaui formulaformula hukum (fiqhi). Formula fiqhi

dak lagi relevan menilai aksi

Mereka adalah para “pertapa” di abad modern

berlangsung gejolak cinta ke-ilahian, sehingga

yang sedang menempuh jalan “pengasingan”

dak tersisa ruang untuk memusuhi siapa pun--

diri sosial di tengah arus kerumunan massa

-bahkan termasuk kepada pihak-pihak yang

yang sejak lama kehilangan visi ke-Ilahi-an.

memfitnahnya sebagai penganut ideologi

Mengasingkan tubuh biologis dari tatapan

kekerasan. Secara pribadi banyak mengenal

e ksta s e s e l e ra re n d a h a n . M e l a m p a u i

mereka sebagai penghayat agama yang tulus.

mewaka an seluruh hartanya buat perjuangan

kesadaran ragawi, di mana urusan

Kalau pun ada aksi terorisme yang melibatkan

“fii sabilillah”. Bukankan ia memiliki kewajiban

fashionability telah terlampaui sehingga

pemakai cadar— dak lalu bisa digeneralisasi.

syari mena ahi anak dan istrinya? Apa

saatnya ditutup rapat dari lirikan mata jahil

Mereka umumnya masyarakat biasa yang jauh

pandangan fiqhi mengenai sikap Mansur Al-

kaum pria. Mereka ingin dikenali dalam tatapan

dari gemuruh poli k kekuasaan. Selembar kain

Hallaj yang memaa an orang-orang yang

mata ba n sebagai makhluk rohani yang

penutup di wajahnya merupakan simbolis

menyiksa dan memu lasi tubuhnya secara

sedang dalam proses “penyucian” jiwa.

yang kontroverisal tentang “Anaa Al-haq” (Aku sang kebenaran). Begitu pun Suhrawardi, Syekh Abul La f, Syekh Si Jenar yang rela dieksekusi ma demi sebuah keyakinan. Atau Socrates, filsuf besar Yunani yang menerima hukuman ma dengan meminum racun. B a ga im a n a p u la m en j ela s ka n p ra ktek

determinasi diri total kepada Yang Ilahi yang

Untuk memahami mereka, ada baiknya kita memakai pendekatan tertentu seper

cara

kerja studi fenomenologi. Suatu pendekatan riset alterna f yang kini menjadi primadona khususnya dalam studi komunikasi interak f kontemporer. Sekurang-kurangnya ada dua

pemaknaannya

dak lagi terbatas sebagai

perkara fiqhi belaka, tetapi sebuah penghayatan eksistensial yang menyiratkan pesan relasi cinta sakral antara hamba dan Tuhannya. Mereka sepenuhnya sadar---beragama seper

prinsip kekhasan studi ini; (1) “bracke ng”

itu

ya i t u t a h a p a n m e n a n g g u h ka n s e ga l a

lingkungan sosial yang cenderung menilainya

d a k l a h m u d a h d i te n ga h - te n ga h

pengasingan diri para pertapa di kaki

“prasangka” yang terkait pengetahuan di masa

sebagai praktek beragama yang

pegunungan Himalaya, atau petualangan tanpa

lalu mengenai subjek peneli an. Bersamaan

Memakai cadar adalah resiko dari sebuah

dak lazim.

tujuan para sufi dan pejalan spiritual. Hidup

dengan itu, peneli mes melakukan reduksi

komitmen eksistensial yang membawanya

sebagai pengembara, menggelandang di gua-

eide s—yaitu sikap

dak buru-buru menilai

pada tegangan psikologis. Demi sebuah

gua, di hutan belantara, di lembah-lembah

fragmen-fragmen

ndakan subjek yang

sunyi dan di alam liar padang pasir. Se ap hari,

cenderung berubah berdasarkan situasi aktual;

melakukan distansiasi dimana jarak sosial

siang dan malam menghabiskan waktu berzikir

(2) peneli

terbentuk sekaligus pesan permaafan.

dituntut melakukan pengenalan

ada hen

hingga

ba saat

menemui ajalnya. Coba renungkan dalamdalam, untuk tujuan itukah manusia lahir ke dunia ?

terdalam mereka tengah

voluntarisme Abu Bakar Assiddiq yang

pelahan-lahan sampai ma karena ucapannya

duka, canda-tawa maupun tangis dan samsara yang

sebagai petualang pencari kebijaksanaan.

menjadi seorang penghayat & pemabuk cinta

ru nitas. Lahir, tumbuh dewasa, tua, sakit dan ma . Dalam siklus itu mereka mengalami sukaderita—melingkar-lingkar dalam pusaran

lumrah bahwa para sufi master—adalah para

iluminasi (hidayah) yang kelak mengubahnya

mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya--terperangkap, melingkar-lingkar dalam siklus

ke y a k i n a n , s e c a r a t e r p a k s a h a r u s

d i s e p a n j a n g k h a l wat nya . M e l a ku ka n

dengan “intui on”. Suatu instrumen riset

Seolah2 hendak berkata “maaf, bukan

pengasingan diri total—menjauh dari bayang-

dalam fakultas kesadaran manusia---semacam

bermaksud mengecilkan ar pen ng

bayang manusia dan hiruk-pikuk kesibukan

daya kepekaan rasa yang muncul secara

“kehadiran kalian” namun dengan

dunia modern. Bagaimana memahami para

spontan melalui kedekatan dan keakraban

cara ini aku bisa lebih fokus dan terasa

pencinta sunnah rasul yang tetap se a

intersubjek vitas. Kalau rasio bekerja dalam

dekat dengan “Yang Ilahi”.

melaksanakan misi dakwah walau harus

distansiasi, maka intuisi beroperasi dalam

Mungkin kita menilainya sebagai

*) Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNTAD


5

Dialog Akademik Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

Muhammad Sulaiman Zubair SSi MSi PhD Apt

Temukan Senyawa Anti Kanker Dari Tanaman Endemik Morowali melakukan identikasi terhadap

obat kanker juga oleh masyarakat.

penelitian ini, kami menghasilkan 2 paper

tanaman ini, karena Benalu batu

Menurut pandangan ilmiah, apakah

yang masing-masing di publis di jurnal

sebenarnya bukan jenis benalu, tetapi

cara masyarakat mengkonsumsi tanaman ini sudah tepat?

meneliti senyawa kimianya. Dari

Apa yang menjadi alasan bagi tim bapak, melakukan penelitian terhadap tanaman ini? Begonia sp atau yang lebih dikenal dengan nama Benalu Batu ini, merupakan tumbuhan yang hanya ditemukan di kawasan gunung yang ada di kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng). Tumbuhan ini pun sudah empiris dikenal sebagai anti kanker,

Natural Product Research dan Scopus

tanaman ini masuk di kelompok Begonia

Q2. Hasil pengujian terhadap tanaman

atau bunga-bungaan. Namun, karena

Benalu Batu, kami menemukan senyawa

tumbuh di dekat batu, akhirnya

Secara tradisonal, masyarakat

baru yang belum pernah dilaporkan oleh

masyarakat sekitar menyebutnya Benalu

biasanya menggunakan tanaman ini

peneliti lain, senyawa itu termasuk

Batu. Untuk mengidentikasi tanaman ini,

dengan cara di rebus, lalu meminum

golongan glikosida steroid atau saponin,

kami bekerjasama dengan Pak Wisnu

airnya. Itu kalau dari segi saintik

yaitu beta sitostrol glukopironosida, yang

dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

memang sudah betul, karena air juga

berpotensi sekali menghambat sel kanker

Indonesia), beliau adalah salah 1 ahli

merupakan salah satu pelarut polar yang

payudara dan kami juga menemukan

tumbuhan Begonia di Indonesia.

mampu menarik senyawa glikosida.

senyawa glukosida triterpnoid. Selain

Dari hasil identikasi, menunjukkan

Semoga senyawa yang kami temukan

identikasi struktur senyawa barunya,

bahwa ternyata tanaman ini berbeda

ini, juga bisa tertarik dengan cara

kami juga melakukan penelitian

dengan Begonia yang lain dan

tradisional itu. Akan tetapi, cara tradisional ini memiliki efek samping yang

sebagian besar masyarakat di Sulteng

secara saintik juga bisa didukung,

maupun di luar, sudah menggunakan

karena glikosida itu menyebabkan diare,

dengan mengkonsumsi simplisia

akibat interaksi glikosida dengan usus.

herbalnya yang banyak dijual di toko-

Olehnya saya menyarankan, untuk

toko herbal, Benalu Batu ini mempunyai

masyarakat yang mengkonsumsi

kemampuan anti kanker. Selain itu,

tanaman ini dengan cara tradisional,

berdasarkan informasi dari masyarakat di

sebaiknya saat meminumnya juga

sana juga, ada seorang nenek yang

dibarengi dengan meminum obat anti

mengkonsumsi tanaman ini, ternyata

diare, yang tentunya dari herbal juga.

berkhasiat menyembuhkan kankernya dan pada akhirnya banyak masyarakat yang menggunakannya. Berdasarkan

Apa Yang Bapak Harapkan Dari Hasil

itu, makanya kami tertarik untuk meneliti

Penelitian Ini?

tanaman Benalu Batu ini.

Penelitian ini, sangat penting untuk

Tahapan apa saja yang tim bapak

pengembangan sebuah produk. Sejauh

lakukan dalam meneliti tanaman

ini, tanaman ini sudah terjual dalam

benalu batu ini?

bentuk kemasan herbal simplisia, ke

Penelitian tentang tanaman ini,

depannya kami ingin membuat produk

sudah kami mulai sejak tahun 2014.

yang terstandar, dengan menggunakan

Awalnya penelitian ini merupakan

penanda senyawa yang sudah kami

penelitian mahasiswa bimbingan saya

temukan untuk standardisasi tanaman ini

dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), dalam penelitian ini

kedepan. Nanti untuk produk ini, kami

kami mengekstrak tanaman ini

akan kembangkan dalam bentuk kapsul

menggunakan metanol yang

dan akan kami tentukan dosis amannya

merupakan salah 1 pelarut polar. Ekstrak metanol tanaman ini, kami uji

berapa. Kami juga akan kerjasama

aktivitasnya secara invitro di

d e n g a n

Laboratorium (Lab) terhadap 2 sel

i n d u s t r i

u n t u k

mendistribusikannya sebagai obat

kanker, yaitu sel kanker payudara dan sel kanker rahim, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa ekstrak metanol Benalu Batu mampu menghambat

terhadap mekanisme kerja dari senyawa

merupakan spesies baru dari tanaman

aktivitas ke-2 sel kanker tersebut. Ekstraksi

ini terhadap sel kanker, apakah apoktosis

Begonia. Pada Tahun ini, penemuan

tanaman ini kami lakukan di Lab Farmasi

atau mikrosis. Ternyata hasilnya apoktosis,

kami ini akan dipublikasikan bersama di

FMIPA Untad dan Uji invitro untuk anti

yaitu obat membunuh sel kanker secara

Jurnal Pitotaksa. Untuk meneliti

kankernya, kami lakukan di lab Parsitologi

terprogram, bukan karena nyeri. Pada

tumbuhan ini, saya juga bekerjasama

di Fakultas Kedokteran Universitas Gadja

tumbuhan ini, kami juga menemukan

dengan Walied M. Alarif, Mohamed Ali

Mada. Hasil penelitian ini, kami publis di

senyawa Cucurbitasin yang bisanya

Ghandourah dan Syariful Anam dari

jurnal nasional terakreditasi pada tahun

ditemukan di tanaman Cucurbitacea

Universitas King Abdul Aziz, serta Ibrahim

2016.

(suku tumbuhan labu).

Kami kemudian melanjutkan

Kami juga melakukan uji lanjutan,

penelitian ini di Insinas (Insentif Riset Sistem

untuk mengetahui dosis aman dari

Jantan dari Universitas Kebangsaan Malaysia.

Inovasi Nasional). Di Insinas kami

penggunaan senyawa obat dari

Kata bapak, tanaman ini sudah

mendapatkan pendanaan untuk

tumbuhan ini. Selanjutnya, kami juga

dikonsumsi dan digunakan sebagai

kanker yang berpotensi. Tumbuhan ini memiliki potensi yang besar dan memiliki nilai keunikan tersendiri, sebagai tanaman endemik yang hanya bisa tumbuh di Sulteng, khususnya Kabupaten Morowali. Olehnya itu, saya juga berharap agar masyarakat Morowali bisa bangga, karena punya tanaman spesial yaitu Benalu Batu. Saya harap, karena hanya tumbuh di sana dan spesiesnya baru, mudah-mudahan masyarakat bisa menjaga dan memeliharanya agar tetap ada. Kalau bisa kawasan itu tidak dieksploitasi untuk kegiatan yang lain.Vv


11 6

Kabar Tadulako Edisi Edisi 113 107 November Mei 2019 -2019 Tahun- Tahun ke 7 ke 7

P3K2 laksanakan Workshop Menuju PKM SKIM 2020 Kamis (07/11) – Pusat Pembinaan dan Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan (P3K2) Universitas Tadulako (Untad) laksanakan Workshop Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang menghadirkan Prof Dr rer net Sundani Nurono Suwandhi dari Belmawa Ristek Dikti sebagai pemateri. Bertempat di Aula Kedokteran, kegiatan tersebut mengusung tema “Kiat dan Strategi Menuju PKM SKIM Nasional Tahun 2020”. D a l a m s a m b u t a n n y a , R e k t o r Universitas Tadulako (Untad) Prof Dr Ir Mahfudz MP menyambut hangat kehadiran Prof Sundani sebagai narasumber dan berharap dengan kehadiran Prof Sundani dapat memotivasi mahasiswa PKM Untad untuk dapat menghasilkan proposal yang berkualitas dan berskala nasional.

“Saya berharap mahasiswa yang telah m e m a s u k k a n p r o p o s a l P K M d a p a t m e m p e r l u a s d e n g a n b a i k m a t e r i p r o p o s a l n y a , k a r e n a p a d a h a r i i n i narasumber kita, Prof Sundani adalah reviewer Nasional PKM yang tentu sudah mengetahui strategi dan cara penyusunan PKM yang benar dan berkualitas. Saat ini, telah masuk sekitar 200 judul proposal PKM Untad yang diharapkan 50% proposal tersebut dapat lolos di tingkat Nasional setelah mendapat ilmu dari Prof Sundani,” terang Prof Mahfudz, sebagaimana dilansir dari laman Untad.ac.id. H a l i a d i S S M H u m P h D s e l a k u sekretaris P3K2 mewakili Ketua P3K2, menuturkan bahwa kegiatan ini adalah Workshop PKM pertama di Untad yang merupakan rangkaian dari Roadshow yang sudah dilakukan di setiap fakultas. Ia mengungkapkan, dengan mendatangkan Prof Sundani sebagai pemateri yang juga merupakan Ketua Tim Reviewer PKM Nasional, bisa memberikan kiat dan strategi agar proposal bisa lolos ke PIMNAS. “Kegiatan Workshop PKM ini adalah pertama kalinya diadakan yang sebelumnya merupakan rangkaian dari Roadshow yang

sudah dilakukan di setiap fakultas. Dengan m e n d a t a n g k a n P r o f S u n d a n i y a n g merupakan Ketua Tim Reviewer PKM Nasional dapat memberi kiat dan strategi agar proposal bisa lolos ke PIMNAS,” jelasnya. Lebih lanjut, ia berharap dengan

diadakannya workshop tersebut bisa menambah jumlah mahasiswa agar lebih banyak lagi membuat proposal dan bisa lolos ke PIMNAS. Artinya, ia mengimbuhkan dengan harapan tersebut juga agar bisa meningkatkan grade Untad ke tingkat Nasional. NSD

Ket. Foto: Penyerahan cendera mata oleh Rektor Untad kepada Prof Dr rer net Sundani Nurono Suwandhi (Foto: Ryan Muhammad, SAk/Humas Untad)

Untad Peringati Hari Pahlawan dengan Upacara Bendera (Senin, 11/11) – Universitas Tadulako (Untad) peringati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 Nopember dengan upacara bendera yang hadiri para Wakil Rektor, para Dekan, Wakil-wakil Dekan, Dosen, Pegawai, dan Staf Untad. Upacara yang digelar di halaman depan gedung rektorat Untad tersebut, dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan (Warek Biduk) Dr Muhammad Nur Ali MSi. Hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar. Demikianlah pesan Bung Karno dalam amanat Menteri Sosial RI, Juliari P Patubara. Sambutan menteri sosial tersebut dibacakan pemimpin upacara, Dr Muhammad Nur Ali. Selain itu, Juliari P Patubara juga mengatakan b a h w a p e r i n g a t a n H a r i P a h l a w a n

Ket. Foto: Warek Biduk, Dr Muhammad Nur Ali MSi saat membacakan amant Menteri Sosial RI (Foto: Ryan Muhammad, S.Ak/Humas Untad)

dibangkitkan dengan semangat berinovasi bagi anak-anak bangsa untuk menjadi pahlawan masa kini, sebagaimana tema peringatan Hari Pahlawan tahun 2019, Aku Pahlawan Masa Kini. “Menjadi pahlawan masa kini dapat dilakukan oleh siapapun warga negara

Indonesia, dalam bentuk aksi-aksi nyata m e m p e rku a t ke u t u h a n N K R I , s e p e r t i menolong sesama yang terkena musibah, tidak melakukan provokasi yang dapat mengganggu ketertiban umum, tidak menyebarkan berita hoax, tidak melakukan perbuatan anarkis, atau merugikan orang lain

dan sebagainya,” ujar Juliari P Patubara. Masih dalam sambutan Menteri Sosial, Dr Muhammad Nur Ali memaparkan bahwa saat ini semangat hari pahlawan tidak hanya ditunjukkan dengan tenaga, harta, dan nyawa. Sekarang, untuk menjadi pahlawan bukan hanya mereka yang mengangkat senjata, tetapi kita juga bisa, dengan cara menorehkan prestasi di berbagai bidang kehidupan, memberikan kemaslahatan masyarakat, dan m e m b a w a h a r u m b a n g s a d i m a t a internasional,” papar Warek Biduk. Warek Biduk melanjutkan, bahwa Hari Pahlawan kiranya bukan hanya bersifat seremonial semata, tetapi dapat diisi dengan berbagai aktivitas yang dapat menyuburkan rasa nasionalisme dan meningkatkan rasa kepedulian untuk menolong sesama yang membutuhkan. “Dengan menjadikan diri kita pahlawan masa kini, maka permasalahan yang melanda bangsa dewasa ini dapat teratasi. Untuk itu marilah kita terus menerus berupaya memupuk nilai kepahlawanan agar tumbuh subur dalam hati sanubari segenap insan masyarakat indonesia,” imbuhnya. Sn

LPPMP Gelar Workshop Akreditasi Prodi Menuju Unggul Rabu s.d Kamis (13-14/11) – Lembaga Penjaminan dan Pengembangan Mutu Pendidikan Universitas Tadulako (LPPMP Untad) gelar Workshop Akreditasi Prodi Menuju Unggul. Kegiatan dipusatkan di lantai dasar gedung Media Center Untad. Workshop yang berlangsung selama dua hari tersebut menghadirkan Prof Dr M u r s a l i m , a s s e s o r BA N P T, s e b a g a i narasumber. Ketua pelaksana, I Wayan Sudarsana, dalam laporannya menyampaikan secara detail kegiatan ini memiliki 2 tujuan. “Tujuan kegiatan ini menyiapkan (Program Studi) P r o d i m e n c a p a i a k r e d i t a s i u n g g u l m e n g g u n a ka n I n s t ru m e n A k re d i t a s i Program Studi (IAPS) 4.0 berbasis Laporan Kegiatan Program Studi (LKPS); serta menyiapkan satu komitmen pemutuan Universitas Tadulako secara konfrehensif di semua unit,” terangnya. Pada kesempatan tersebut, hadir pula

Ket. Foto: Prof Mursalim saat membawakan materi (Foto: Rani/MT) Wakil Rektor Bidang Akademik (Wadek Bidak), Dr Lukman Najamudin Mhum, s e k a l i g u s m e m b u k a k e g i a t a n . I a menyampaikan urgensi dari kegiatan te r s e b u t . D r L u k m a n j u ga m e m b e r i gambaran dari efek ke depan terkait akreditasi. “Ini tentu menjadi sebuah perhelatan yang sangat penting karena menyangkut nasib, menyangkut masa depan mahasiswa kita ketika sudah alumni nanti. Akreditasi

menjadi sangat berarti sekali karena di banyak perusahaan ketika melamar selalu ditanya akreditasinya apa. Bahkan di beberapa instansi ketika menerima atau m e m b u k a l o w o n g a n p e k e r j a a n , dipersyaratkan hanya yang terakreditasi A. Olehnya itu workshop hari ini tentu bergerak untuk hal itu,” jelasnya. Dalam sambutannya, Dr Lukman juga menyampaikan harapannya kepada semua delegasi. Dr Lukman mengatakan bahwa

momen ini harus dimanfaatkan oleh semua untuk perbaikan ke depannya. “ S a y a b e r h a r a p y a n g h a r i i n i berkesempatan hadir, yang hari ini diberi mandat oleh masing-masing Prodi untuk mengikuti workshop, benar-benar kita m a n f a a t k a n s e b a i k- b a i k n y a h i n g g a kedatangan kita bermanfaat untuk kita, untuk Prodi dan untuk institusi,” ujarnya. Berdasarkan data yang masuk ke panitia jumlah peserta sebanyak 53 peserta. Kesemuanya bersumber 5 dari lingkup LPPMP, 5 dari kampus STAH, 3 dari Prodi Akuntansi (S1), 3 Antropologi (S1), 3 Administrasi Publik (S1), 1 PPKn (S1), 2 Ilmu Hukum (S1), 2 Peternakan (S1), 2 Ekonomi Pembangunan (S1), 2 Ilmu Komunikasi (S1), 3 Agroteknologi (S1), 2 Akuakultur (S1), 1 ekonomi manajemen (S1), 3 Teknik Sipil PKS DU Morowali (S1), 3 PJKR (S1), 2 Agribisnis (S2), 3 Pendidikan Sains (S2), 1 Teknik Geo isika (S1), 2 Sosiologi (S1), 2 Ilmu Pemerintahan (S1), 1 Pendidikan Bahasa Inggris (S1). Prioritas kepesertaan Prodi berdasarkan nilai akreditasi tinggi dan Prodi yang akan mengajukan akreditasi tahun 2020. RAM


11 7

Kabar Tadulako Edisi Edisi 113 107 November Mei 2019 -2019 Tahun- Tahun ke 7 ke 7

Wisuda Angkatan 99, Rektor Untad Beri Beasiswa S2 pada Wisudawan Terbaik Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof Dr Ir Mahfudz MP apresiasi berupa beasiswa S2 di Untad pada wisudawan terbaik tingkat universitas, Nunung Jumiati Paja dengan IPK 3,89 (Fakultas Ekonomi, 3 tahun 11 bulan 26 hari). Moment itu disampaikan Rektor Untad pada wisuda Untad angkatan 99, pada Kamis (31/10) di Aula Fakultas Kedokteran. Selain Nunung Jumiati Paja, wisuda yang diikuti 920 wisudawan tersebut, terdapat beberapa wisudawan berprestasi lainnya, diantaranya Nurlita Anggraini Muhtar dengan IPK 3,89 sebagai wisudawan terbaik tingkat profesi dokter, Ratman dengan IPK 3,97 sebagai wisudawan terbaik tingkat doktoral dan Syarifuddin dengan IPK 3,98 sebagai wisudawan terbaik tingkat magister. Dalam sambutannya, Rektor Untad berharap setelah prosesi wisuda, seluruh alumni dapat mendukung Tracer Study

Ket. Foto: Nunung Jumiati Paja saat diminta oleh Rektor berdiri di depan para wisudawan dan orang tua wisudawan (Foto: Ryan Muhamad, S.Ak / Humas Untad)

system melalui pengisian data, sebagai upaya memperoleh input kesesuaian proses pendidikan di Untad dengan realitas dunia kerja para alumni. Ia menyampaikan, guna memperluas jaringan kerja sama, terutama bagi alumni, Untad telah menjalin beberapa MoU melalui kontrak-kontrak kerjasama rekruitment bagi alumni UNTAD di sejumlah perusahaan terkemuka. Ia berharap para alumni dapat memberi sumbangsi dalam pembangunan bangsa. Olehnya ia meminta agar alumni Untad, tetap bersemangat belajar guna merespons perkembangan digitalisasi. Ia melanjutkan,

Rumuskan Visi Dan Misi 25 Tahun ke Depan, Untad Harapkan Gagasan dari Berbagai Stakeholder

Ket. Foto: Rektor Untad, Prof Dr Ir Mahfudz MP pada pembukaan Semiloka visi dan misi Untad 2020-2045 (Foto: Ryan Muhamad, S.Ak/Humas)

untuk mendukung hal tersebut, Untad telah menyiapkan berbagai program untuk meningkatkan kompetensi calon alumninya melalui salah satu Pusat Pengembangan di LPPMP, yaitu Pusat Bimbingan Karir, Kewirausahaan, Tracer Study, dan Bursa Kerja Khusus (BIMWITRA BKK). “Banggalah menjadi Tadulako-tadulako m u d a ya n g a k a n b e r k o n t r i b u s i d a n berpartisipasi aktif di dalam pembangunan bangsa. Teruslah belajar dan belajar, serta mengisi diri kalian, terutama dalam

Selasa (29/10) - Universitas Tadulako (Untad) kembali merumuskan Visi dan Misinya untuk 25 tahun mendatang. Kegiatan yang berlagsung di Hotel Best Western Plus Coco Palu itu, dihadiri berbagai stakeholder dari kalangan pemerintah daerah, pimpinan Untad, mitra Untad, tenaga kependidikan, mahasiswa dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Prof Dr Ir Mahfudz MP selaku Rektor Untad, dalam sambutannya membuka kegiatan seminar dan lokakarya (Semiloka) Visi dan Misi Untad 2020-2045, menyampaikan terima kasih atas kehadiran para Stakeholder (pemangku kepentingan) pada kegiatan tersebut. Pada kesempatan itu, ia meminta kerja sama dari berbagai pihak untuk memberikan ide dan gagasan yang diharapkan bermanfaat untuk perjalanan Untad selama 25 tahun mendatang. “Terima kasih atas kehadiran Bapak, Ibu dalam kegiatan ini. Jika hanya visi misi Rektor, saya bisa membuatnya sendiri, itu pun sudah saya sampaikan pada saat pemilihan kemarin, tapi karena ini visi misi Universitas, maka kita semua b e r t a n g g u n g j a w a b u n t u k m e r u m u s k a n n y a d a n menghasilkan suatu kesepakatan yang ke depan akan kita jadikan pedoman untuk semua kegiatan yang berkaitan dengan Untad,” ucapnya. Ketua Tim Penyusun visi dan misi Untad 2020-2045, Dr

merespons era digital. Kini tidak ada alasan bagi kalian untuk buta terhadap teknologi digital bila ingin tetap eksis,” tandasnya. Dr Ir B E Somba MSc, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sulawesi Tengah (Sulteng), mewakili Gubernur Sulteng Drs H. Longki Djanggola MSi selaku ketua Dewan kehormatan dan Dewan Penyantun Untad, menyampaikan bahwa untuk menyesuaikan diri dengan hadirnya revolusi industri 4.0, Untad diharapkan mampu menjadi media pendukung dalam pembangunan industri. Ia pun berharap agar alumni Untad dapat mempersiapkan diri, guna menghadapi berbagai tantangan di era digital ini. “Diharapkan Untad sebagai salah 1 Perguruan Tinggi di Indonesia mampu melakukan penyesuaian peran, strategi, orientasi dan tata kelola kampus, sebagai katalisator pembangunan industri digital m e l a l u i p e n d i d i k a n , p e n e l i t i a n d a n pengabdian. Saat ini, 3/4 profesi pekerjaan kaum milenial sangat menuntut pemahaman dan penguasaan teknologi, khususnya Internet of things, sehingga diharapkan juga wisudawan angkatan 99, siap menghadapi tantangan digital dan memiliki bakat digital,” harapnya. Vv

Amiruddin Kade MSi, melaporkan bahwa visi dan misi Untad saat ini akan berakhir 1 tahun lagi. Oleh karena itu, menurutnya semiloka kali ini adalah kesempatan bagi mereka yang hadir untuk tercatat dalam sejarah pembentukan visi dan misi Untad, serta kesempatan untuk menyampaikan ide dan gagasan yang akan menjadi pedoman Universitas dalam setiap kegiatannya. “Visi misi Untad yang dicetuskan pada tahun 1995 yang lalu, akan berakhir tahun depan. Olehnya itu, ini kesempatan kita untuk dicatat dalam sejarah, bahwa kita akan menyampaikan visi dan misi untad 25 tahun ke depan. Apa yang kita lakukan hari ini, insya Allah akan menjadi bagian dari perjalanan sejarah Untad yang tahun ini telah memasuki usia 35 tahun sejak 1981. Visi, misi dan tujuan bukan tidak boleh diubah, boleh diubah dalam perjalanannya. Tetapi perubahannya akan berdampak luas, karena harus mengalami perubahan statuta, perubahan renstra, perubahan oteka dan perubahan seluruh peraturan yang ada kata visi misi di dalamnya. Olehnya itu, kita merencanakan visi misi dalam 25 tahun ke depan agar tidak terjadi terlalu banyak perubahan,” lapornya. Ia melanjutkan, bahwa tahapan penyusunan visi dan misi tersebut, juga akan menjadi bahan yang ditanyakan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa semua gagasan yang disampaikan oleh seluruh stakeholder yang hadir, akan dijadikan bahan dalam penyusunan dokumen visi dan misi Untad, yang akan disampaikan dalam bentuk peraturan Rektor dan dipublikasikan pada Januari 2020. Vv

LPPM Pamerkan Produk Inovasi Unggulan Untad Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof Dr Mahfudz MP membuka secara resmi pameran produk hasil penelitian Unggulan Strategis Nasional Penelitian Pengembangan Universitas Tadulako yang digelar di halaman Gedung LPPM Untad, pada Selasa (5/11). Pameran tersebut merupakan hasil penelitian dari Prof Dr H Andi Tanra Tellu MS dan tim, terkait pengolahan rotan selama 3 tahun yakni sejak tahun 2017. D a l a m s a m b u t a n n y a R e k t o r mengapresiasi hasil penelitian tersebut sebagai hal yang patut dibanggakan “Tujuan utama pameran ini adalah mendeklarasikan kepada civitas akademika bahwa Universitas Tadulako memiliki produk inovasi unggulan yang dihasilkan. Hal ini tidaklah mudah dihasilkan, dan saya sangat berbangga dan berterima kasih kepada Prof

Andi Tanra dan tim. Dengan program pengembangan rotan ini tentunya memiliki manfaat yang luar biasa selain dari sisi akademik juga dari sisi kebermanfaatan k e p a d a m a s ya r a k a t k h u s u s nya p a r a pengrajin,” kata Prof Mahfudz. Rektor berharap penelitian ini tidaklah berhenti disini. Diharapkan kelak akan lahir inovasi-inovasi lain yang dapat diunggulkan dan dikomersilkan dari Untad. Prof Andi Tanra selaku ketua tim penelitian menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rotan non komersil menjadi produk yang ergonomis. Ergonomis berarti indah dipandang dan nyaman pula untuk digunakan. “Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa produk yang berasal dari rotan non komersil dan rotan komersil memiliki nilai ergonomis yang sama,” terang Prof Andi Tanra. L e b i h l a n j u t P r o f A n d i Ta n r a menjelaskan bahwa produk-produk yang dipamerkan ini dihasilkan oleh pengrajin rotan baik dari lokal maupun dari luar kota, seperti Cirebon. Selain itu, produk-produk tersebut sudah memiliki hak paten. P a m e r a n p r o d u k y a n g b e r t e m a “Pemanfaat Rotan Non Komersil dalam

Meningkatkan Kapasitas, Kualitas, Divestikasi dan Daya Saing Produk Rotan Melalui Penerapan Teknologi Pengolahan dan Pengembangan Desain” ini berlangsung selama 3 hari yakni dari tanggal 5 November sampai dengan 7 November 2019. Ditemui di ruangannya, Dr Muh Rusyidi H MSi mengatakan bahwa produksi rotan ini direncanakan akan menjadi salah satu produk unggulan. “Kami sudah melaksanakan salah satu kegiatan, yaitu penelitian dari Prof Tanra. Kami rencanakan produk ini akan menjadi salah satu produk unggulan yang sedang kami

usulkan untuk dibiayai Dikti. Jadi ada 3 yang kemarin kami usulkan, pertama peternakan, Kedua Rotan, dan yang ketiga yang sedang digarap oleh Pak Kennedy,” ujar Dr Rusyidi. Dr Rusyidi berharap dengan pameran ini dapat memberikan inspirasi bagi para peneliti di LPPM, dan hasil-hasil penelitian tersebut dapat dipamerkan di tahun-tahun selanjutnya. Oleh karena itu, kedepannya, LPPM akan terus memamerkan hasil-hasil karya dan hasil penelitian di tahun 2020. RFS/Sn

Ket. Foto: Foto bersama dengan produk rotan (Foto: Ryan Muhammad, S.Ak/Humas Untad)


11 8

Kabar Tadulako Edisi Edisi 113 107 November Mei 2019 -2019 Tahun- Tahun ke 7 ke 7

Peringati Hari Sumpah Pemuda, Rektor Untad Sampaikan Pesan Menpora Sumpah pemuda menjadi salah satu tonggak pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar sumpah pemuda menjadi simbol semangat untuk menegaskan citacita berdirinya bangsa Indonesia. Karenanya, dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-91, Universitas Tadulako (Untad) kibarkan merah putih, bertempat di halaman depan Gedung Rektorat Untad, pada Senin (28/10). Upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda tersebut dihadiri Rektor Untad, Prof Dr Ir Mahfudz MP, para Wakil Rektor, para Dekan, dan wakil-wakilnya, serta seluruh jajaran dosen, pegawai, dan staf Untad. Pada kesempatan tersebut, Prof Mahfudz selaku pembina upacara dalam sambutannya menyampaikan pesan Dr H Zainudin Amali SE MSi, Menteri Pemuda dan Olahraga RI. Amanat Dr Zainudin tersebut mengangkat tema “Bersatu Kita Maju”. “Tema ini diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahwa hanya dengan persatuan kita dapat mewujudkan cita-cita

bangsa,” papar Prof Mahfuz. Masih dalam amanat Menpora, Rektor Untad mengatakan bahwa Pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat dua mata pisau. Satu sisi memberikan jaminan kecepatan informasi, sehingga memungkinkan para pemuda Indonesia untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing. “Namun pada sisi yang lain perkembangan ini mempunyai dampak negatif. Informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornogra i, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dari terorisme juga masuk dengan mudahnya apabila pemuda tidak dapat membendung dengan ilter ilmu pengetahuan dan karakter positif dalam berbangsa dan bernegara,” tambahnya. Menpora juga menyampaikan bahwa tema Bersatu Kita Maju sesungguhnya diperuntukkan untuk seluruh elemen bangsa, tetapi bagi pemuda menjadi keharusan karena di tangan pemuda lah Indonesia bisa lebih maju. Pemuda untuk Indonesia maju adalah pemuda yang memiliki karakter, kapasitas, kemampuan inovasi, kreativitas yang tinggi, mandiri, inspiratif serta mampu bertahan dan unggul dalam menghadapi persaingan dunia.

akses terhadap sosial media, telah menjelma menjadi tempat favorit berkumpulnya anak-anak muda lintas negara, lintas budaya, lintas agama, dan interaksi mereka di sosial media berjalan real time 24 jam. Disinilah diharapkan peran pemuda dapat bersaing dalam bentuk apapun tentunya dalam hal yang posistif. Pemuda adalah masa depan bangsa dan negara, pemuda juga harapan bagi dunia, pemuda Indonesia harus maju dan berani menaklukan dunia, saya berharap kedepan akan banyak muncul tokoh-tokoh muda yang mendunia,” ujar Dr Zainuddin, yang disampaikan Prof Mahfudz. Sn

“Pada saat ini di belahan dunia telah lahir generasi muda yang memiliki pola pikir yang serba cepat, serba instan, lintas batas, cenderung individualistik dan gramatik. Canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta mudahnya

Workshop Penulisan buku dan Artikel

Pascasarjana Hadirkan Pembicara dari indonesia Menulis Demi meningkatkan keterampilan menulis Dosen dan mahasiswa, Pascasarjana Universitas Tadulako (Untad), laksanakan Workshop Penulisan Buku dan Artikel Ilmiah dengan menghadirkan penggagas Indonesia Menulis, Budi Sutedjo Dharma Oetomo SKom MM, dan Maria Herjani Sanusi ST, bertempat di Hotel Best Western Coco, Palu, pada Senin s.d Selasa (28-29/10). Pada kesempatan tersebut, workshop diikuti kurang lebih 100 dosen Pascasarjana, dan 50 lebih mahasiswa Pascasarjana yang tersebar di 18 Program Studi (Prodi). Ditemui di ruang kerjanya, Direktur Pascasarjana Untad, Prof Dr Ir Alam Anshary MSi mengatakan bahwa tujuan kegiatan s e c a r a u m u m a d a l a h m e n a m b a h keterampilan menulis para dosen, sehingga sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Secara umum tugas dosen ada tiga, sebagaimana dalam Tri Dharma, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

Ket. Foto: Direktur Pascasarjana Saat memberikan penghargaan pada pemateri (Foto: dok. Penyelenggara)

Pada penelitian itu, yang biasanya secara umum, keluarannya adalah buku atau artikel. Sehingga kegiatan ini melatih para dosen kita agar lebih terampil menulis, karena materi pada workshop itu meliputi kiat-kiat dalam menulis buku dan artikel,” ujar Prof Alam Anshary.

Tingkatkan Jumlah Proposal PKM yang akan dilombakan, P3K2 Untad Laksanakan Roadshow

Ket.Foto: Tim Roadshow P3K2 saat melakukan sosialisasi PKM kepada Mahasiswa (Foto:Dok. Penyelenggara)

Prof Alam menambahkan bahwa tidak hanya penulisan buku dan artikel ilmiah, peserta juga dilatih untuk menulis opini dan berita. Sehingga ia berharap kegiatan ini dapat memotivasi dan menambah percaya diri para dosen untuk menulis. Pada pelatihan tersebut, Budi Sutedjo

Dalam rangka Meningkatkan jumlah proposal Program Kreatitas Mahasiswa (PKM) yang dilombakan, Pusat Pembinaan Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan (P3K2) Universitas Tadulako (Untad) gelar Roadshow ke seluruh Fakultas, pada Minggu s.d Sabtu (17-23/10). Ditemui di ruanganya, Dr Vita Fattah SE MSi Selaku Koordinator P3K2 mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut adalah kegiatan perdana dalam rangka mensosialisasikan PKM ke setiap Fakultas yang ada di Untad guna meningkatkan jumlah proposal mahasiswa yang akan dilombakan. “Di tahun-tahun sebelumnya sosialisai mengenai PKM hanya dilakukan oleh Fakultas MIPA dan tidak menyeluruh, jadi di tahun ini kegiatan Roadshow perdana dilakukan P3K2 untuk mensosialisaikan kegiatan PKM ke tiap-tiap fakultas, agar supaya mahasiswa bisa lebih banyak memasukan proposalnya untuk dilombakan,” ujarnya. D r V i t a j u g a m e n u t u r k a n b a hwa d a l a m pelaksanaan kegiatan ada Tim roadshow yang dibagi untuk mensosialisasikan kegiatan PKM, serta menyampaikan pesan Wakil Rektor III kepada pimpinan fakultas untuk membentuk PKM di setiap Fakultas yang ada. “Kami membagi Tim dalam roadshow ini untuk mensosialisasikan kegiatan PKM kepada dosen dan Mahasiswa, serta kami juga mengadakan silaturahmi

dan Maria Herjani merangkum berbagai materi yakni (1) Penyamaan persepsi tentang penulisan, (2) Teknik Menulis Fakta dan Praktik, (3) Teknik Menulis Feature dan Praktik, (4) Teknik Menulis Opini, (5) Artikel Ilmiah dan Artikel Favorit, (6) Seluk Beluk Penulisan Buku; Buku Populer, Buku Ajar, dan Buku Referensi, dan (7) Seluk Beluk Penerbitan. Dalam pemaparan materinya tentang menulis opini, Budi Sutedjo memaparkan berbagai hal. Salah satunya yakni cara praktis menyusun opini. Menurut hematnya, ada 3 cara praktis tersebut. (1) Pilih salah satu persoalan aktual, (2) tuangkan tanggapan, dan (3) tidak bertele-tele. “Persoalan yang aktual dapat berupa hari-hari penting. Lalu tuangkan tanggapan, pendapat, ide, pemikiran berdasarkan pola atau logika berpikir yang sistematis dan logis, dengan mempertimbangkan dasar yang jelas (misal SOP, Etika, Budaya, Cara Berpikir, dll), sudut pandang yang berbeda dari penulis lainnya, sistematis (runtut), (sedapat mungkin) berisi alternatif solusi yang kreatif,” paparnya. Sn

kepada pimpinan fakultas untuk menyampaikan pesan Pak Warek III agar setiap fakultas mengadakan PKM nya masing-masing,” tuturnya. Lebih lanjut, ia berharap dengan dilakukannya kegiatan tersebut akan lebih banyak lagi proposal PKM yang masuk di tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya. “Saya Berharap dari kegiatan roadshow yang kami lakukan bisa meningkatkan jumlah proposal yang masuk ditahun ini tahun-tahun yang akan datang,” harapnya. Sementara itu, Haliadi SS MHum PhD selaku Sekretaris P3K2 mengatakan bahwa tujuan dari roadshow tersebut juga sebagai ajang untuk menumbuhkan minat mahasiswa dalam membuat proposal PKM. “Jadi dalam roadshow ini selain mengenalkan 9 bidang PKM yang ada, kegiatan ini juga bertujuan menumbukan minat Mahasiswa Untad untuk membuat proposal dari 9 bidang yang dilombakan,” pungkasnya. Diakhir wawancara, Sekretaris P3K2 tersebut berharap banyak proposal mahasiswa untad yang bisa lolos tingkat nasional. Ia juga berharap proposal PKM yang lolos nasional bisa menunjang percepatan penyelesaian mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir. “Harapan saya proposal mahasiswa untad bisa lebih banyak lagi yang tembus tingkat nasional, kemudian diharapkan setiap fakultas agar proposal yang bisa lolos tingkat nasional bisa dijadikan pengganti skripsi agar mempermudah penyelesaian mahasiswa Untad. Itu juga harapan Pak Wakil Rektor III. Agar PKM bisa menunjang percepatan penyelesaian mahasiswa Universitas Tadulako,” tandasnya. AW


9

Infotorial

Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

Wisuda Ke-99 Foto: Ryan Muhamad, S.Ak/Humas Untad Naskah: Ikerniaty Sandili/MT

Univesitas Tadulako

Dr. Ir. B E Somba, M.Sc saat menyalami salah seorang wisudawan terbaik

Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP saat memberikan sambutan

Ketua Senat Untad, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS

Ketua Senat dan Dr. Ir. B E Somba (berjas)

Nunung Jumiati, wisudawan terbaik tingkat Universitas Paja diminta oleh Rektor Untad berdiri di hadapan para wisudawan dan orang tua wisudawan

Rektor Untad, saat mewisuda wisudawan

para wisudawan menjalankan prosesi ikrar alumni


10

Infotorial

Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

Dr. Ir. B E Somba (Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sulteng) saat memberikan sambutan

Dr. Rudy Gosal saat membacakan data kelulusan

Drs. Amining Bannu, M.Ag saat memimpin doa

Penyampaian kesan dan pesan alumni

Ibu Rektor Untad, Dra. Harnaningsih (barisan kedua, berkaca mata)

Mitra dan undangan Untad yang sempat hadir

Salah satu wisudawan terbaik tingkat fakultas

Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Untad


Info Fakultas Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

11

Kuliah Umum FISIP, Guru Besar UKM Sambangi Untad Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tadulako (Untad) menggelar Kuliah Umum bertajuk “Public Participation in Local Plans at Local Authory, Malaysia”, dengan menghadirkan Guru Besar Universiti Kebangsaan Malaysia, Prof Madya Dr Kadir Arin, sebagai pemateri. Bertempat di Lt. 2 Gedung Media Center Untad, pada Selasa (05/11). Kegiatan dibuka langsung oleh Dekan FISIP, Dr Muhammad Khairil SAg MSi. Dalam sambutannya, ia menerangkan bahwa kuliah umum adalah kegiatan rutin Fakultas dan merupakan rangkaian dari International Conference. Ia juga menambahkan, mahasiswa tidak perlu khawatir perbedaan bahasa saat materi berlangsung. “Kegiatan ini merupakan agenda rutin Fa k u l t a s , y a n g j u g a r a n g k a i a n d a r i I n te r n a t i o n a l Co n fe re n ce ya n g s u d a h terlaksana. Pada kesempatan kali ini kita

Ket. Foto: Penyerahan plakat penghargaan dari Dekan FISIP kepada Prof Madya Dr Kadir Arifin (Foto: dok. Panitia Penyelanggara)

mendatangkan pakar bidang pembangunan dari Malaysia. Meskipun berbeda negara, Prof Kadir cukup fasih berbahasa Indonesia karena beliau lahir di Sinjai, Sulawesi Selatan,” ungkapnya. Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia, Dr Sitti Chaeriah Ahsan MSi m e n u t u r k a n h a r a p a n d i u n d a n g n y a pembicara dari luar negeri, agar mahasiswa mendalami ilmu secara global dan membuka pemikiran terkait pendidikan. “Adanya kegiatan ini, menjadi masukan

kepada mahasiswa bahwa memahami ilmu tidak hanya pada ranah lokal saja. Namun secara global dan membuka mindset terkait dunia pendidikan,” tutur Dr Sitti Chaeriah. Dalam materinya, Prof Madya Dr Kadir Ari in membahas keterlibatan masyarakat dalam rencana pembangunan pemerintah. Ia mengungkapkan konsep pembangunan Malaysia dan Indonesia tidak jauh berbeda dan memiliki permasalahan yang sama. “Malaysia dan Indonesia merupakan dua negara dengan budaya dan konsep

pembangunan yang hampir serupa. Konsep pembangunan di Malaysia disebut Public Participations, sedangkan di Indonesia disebut Good Governance. Kedua konsep ini punya makna yang sama, yaitu adanya ke t e r l i b a t a n ra k ya t p a d a ra n c a n g a n pembangunan negara. Namun, faktanya implementasi konsep tersebut kurang terlaksana, partisipasi rakyat rendah dan pemerintah kurang melibatkan rakyat dalam merumuskan rencana pembangunan, ” jelasnya. Lebih lanjut, ia mengatakan manfaat partisipasi rakyat yaitu, lahirnya keputusan bersifat lokal dan memberikan nilai positif kepada generasi selanjutnya. Ia juga menambahkan faktor penyumbang agar rakyat turut berpartisipasi. “Bene it rakyat ikut telibat penyusunan rencana pembangunan yaitu, terciptanya keputusan atau kebijakan bersifat lokal yang s e s u a i d e n ga n b u d aya s e te m p a t d a n memberikan tambahan nilai positif kepada generasi yang akan datang. Kemudian, faktor penyumbang agar rakyat turut berpartisipasi terdiri dari aspek pendidikan, politik, budaya, lingkungan, komunikasi dan pengalaman,” pungkas Guru Besar Universiti Kebangsaan Malasysia tersebut. FHA

Dialog Kebangsaan HMI Hadirkan Dosen FISIP Untad Senin (04/11) – Dr M Nur Alamsyah SIP MSi hadir sebagai salah seorang pembicara pada Dialog Kebangsaan dengan tajuk “Polemik Nasionalisme dalam Cengkraman Politik Identitas”, di The Coffee Nokilalaki. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh mahasiswa Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tadulako (Untad), yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat FISIP. Ditemui reporter Media Tadulako, Dr Nur Alamsyah menuturkan bahwa sebagai akademisi, tentunya ia turut mengapresiasi organisasi seperti HMI, mengingat HMI sebagai bagian dari perjuangan bangsa Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa bangsa ini harus penuh dengan dialog, karena dialog dapat mendewasakan setiap orang. Dalam sesi diskusi dialog kebangsaan tersebut, ia menyampaikan bahwa tradisi

sekarang agar bisa menjadi lebih besar, kita harus merangkul lebih besar juga. Bangsa yang besar dapat menyebabkan kita memiliki peluang dan harapan yang besar pula. Ia menambahkan, kultur demokrasi dibangun dari dialog. Pengkristalan politik identitas disebabkan karena ketidakadilan. Oleh karena itu, hanya satu yang dapat dilakukan dalam konteks bernegara dengan membuka keran komunikasi yaitu berdialog. Keterlibatan seluruh masyarakat menjadi sangat penting, agar bisa mencapai sebuah kesepahaman. “Kultur demokrasi itu dibangun dari dialog. Mengkristalnya politik identitas disebabkan karena ketidakadilan. Maka dari itu, membuka keran komunikasi melalui dialog bersama masyarakat guna untuk mencapai sebuah kesepahaman,” imbuh Dosen Ilmu Pemerintahan itu. Ia berharap, mahasiswa dapat menjadi duta peradaban bagi bangsa Indonesia. Sebab Negara ini harus dijaga dan dikembangkan kebangsaannya. Jangan sampai meninggalkan tradisi-tradisi akademik yang menyebabkan bangsa ini menjadi seperti sekarang, yaitu berdialog. Dengan dialog tersebut, semoga membuat kita tidak merasa kikuk dan tabu untuk membicarakan tujuan apa yang hendak dicapai.

K e t u a p a n i t i a , A h b i b F a r r i h , m e n g u n gka p ka n t u j u a n d i a d a ka n nya kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui peran nasionalisme dalam politik identitas. Ia berharap, dengan adanya dialog tersebut bisa memberi pemahaman tentang nasionalisme masyarakat Indonesia saat ini. “Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui seperti apa peran nasionalisme dalam politik identitas. Dengan adanya dialog tersebut juga, kiranya bisa memberi

pemahaman untuk kita semua tentang nasionalisme masyarakat Indonesia saat ini,” ungkapnya. Kegiatan tersebut dihadiri oleh empat pembicara yakni, Sigit Purnomo Said sebagai Wakil Walikota Palu, Brigien Pol Lukman Wahyu Wiranto MSi sebagai KAPOLDA Sulteng. Dr M Nur Alamsyah SIP MSi sebagai akademisi dari FISIP Untad, dan Muh Rezky Febriansyah sebagai Ketua Umum HMI Cabang Palu. NSD Ket. Foto: Dr Nur Alamsyah (tengah) saat diskusi dialog kebangsaan (Foto: Dok. Panitia)

PGPAUD FKIP Untad Laksanakan Seminar Nasional Kamis (14/11) - Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad), laksanakan Seminar Nasonal bertajuk, “Integrasi Pembelajaran 4C Sebagai Softskill di Era Industri 4.0”. Kegiatan dipusatkan di gedung Theater Room Untad. Dr Yuliana Nurani MPd hadir sebagai pembicara tunggal dalam seminar setelah sebelumnya terjadwal akan disandingkan dengan Anies Baswedan dan Hidayat Lamakarate. Doktor Yuliana merupakan penulis buku PAUD serta dosen di Universitas Negeri Jakatarta (UNJ). Hadir mewakili Rektor, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Dr H Anshari Syafar MSc, dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada penyelenggara. Menurutnya pelaksanaan ini merupakan aplikasi dari tema kegiatan itu sendiri. “Yang saya hormati, ketua panitia beserta jajarannya yang telah berusaha mengadakan kegiatan ini, seminar nasional. Terima kasih, applause buat mereka. Jadi kalau saya melihat, ini adalah salah satu aplikasi dari 4C. C yang mana? C yang pertama

Ket. Foto: Dr Yuliana saat memaparkan materi (Foto: Rani/MT)

dan kedua yaitu Communication and Colaboration, kan begitu,” ujarnya. Kegiatan yang salah satu tujuannya adalah pemerolehan ilmu dan wawasan mengenai integrasi pembelajaran 4C sebagai kompetensi softskill di era industri 4.0, termasuk aplikasi keterampilan 4C dalam 6 bidang pengembangan di PAUD, dihadiri lebih dari 400 peserta. Peserta tersebut merupakan Kepala-kepala Sekolah, Pengawas, Guru dari berbagai kabupaten di Sulawesi Tengah (Sulteng), Dosen dan Mahasiswa.

Sho iyanti Nur Zuama SPsi MSi selaku ketua pelaksana, berharap pembelajaran 4C benar-benar diaplikasikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain itu, materi yang didapatkan dalam seminar ini dapat diterapkan dalam 6 bidang pengembangan PAUD. “Harapan saya dalam kegiatan seminar ini adalah agar para alumni, Kepala Sekolah, Pengawas, Guru-guru, Dosen dan Mahasiswa dapat mengintegrasikan pembelajaran 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking, dan Creativity and Inovation) di dalam kelas maupun di luar kelas yang berpusat pada anak, dan sebagai strategi pengembangan softskill di era industri 4.0. selain itu, harapannya peserta menerapkannya dalam 6 bidang pengembangan PAUD, yaitu aspek isik motorik, kognitif, bahasa, emosi sosial, nilai agama dan moral, dan Seni,” harap Sho iyanti. S h o iya n t i m e n a m b a h ka n b a hwa s e m i n a r i n i mempersiapkan generasi guru yang siap bersaing, menguasai IT dan berbagai perangkat pembelajaran yang menarik, tangguh, dan dapat menjadi model penggerak bagi lingkungan sekitarnya. Seminar sehari ini turut dimeriahkan dengan berbagai penampilan para murid dari 2 Taman Kanak-kanak. Para penampil berasal dari TK Putra Kaili Permata Bangsa dan TK Negeri Pembina Palu Utara. RAM


Info Fakultas Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

12

Mahasiswa Agribisnis Didorong Geluti Wirausaha Mencetak entrepreneur muda dan kreatif, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian (Faperta) mengadakan pelatihan kewirausahaan dengan tema, “Mempersiapkan Millennial Creativpreneur Di Era Revolusi 4.0”, di Ruang Senat Faperta, pada Sabtu (02/11). Kegiatan pelatihan kewirausahaan tersebut menghadirkan Fatimah Iskandar SE (Owner IKM Rapoviaka), Prof Dr Ir Hj Marhawati M MT (Guru Besar Universitas Tadulako), dan Zabir SP (Owner Kebab Bang Jabir) sebagai narasumber. Ketiga narasumber itu, diharapkan mampu mengubah mindset mahasiswa Agribisnis untuk terjun ke dunia bisnis, Dihadiri 25 peserta hasil seleksi dari angkatan 2015 sampai 2018, yang mulai melakukan kegiatan bisnis walaupun nuansa bisnisnya masih start up kecil atau mikro. Dalam sambutannya, Dr Abdul Rahim STP MP, Wakil Dekan Bidang Akademik (Wadek Bidak) Faperta sangat mengapresiasi

Ket. Foto : Foto bersama narasumber, dosen dan pelaku usaha mahasiswa Agribisnis usai mempresentasikan usahanya (Foto: Dok. Penyelenggara)

mahasiswa Agribisnis yang sudah berani memulai atau menggeluti suatu bidang usaha. Menurutnya, meskipun bisnis skala kecil tapi sudah menjadi langkah awal bagi mahasiswa Agribisnis untuk menghadapi revolusi 4.0. “Tujuan pelatihan kewirausahaan ini adalah untuk mendalami apa yang anak-anakku dapatkan di dalam kelas. Dalam bidang pertanian itu sendiri, sesungguhnya banyak sekali yang bisa dijadikan sebuah bisnis mulai

dari hulu hingga hilir,” terangnya. Ketua panitia sekaligus narasumber, Prof Dr Ir Hj Marhawati M MT, menekankan kepada mahasiswa bahwasanya kita berada di revolusi 4.0, antara ancaman dan peluang sama besarnya. Sehingga sejak sekarang mahasiswa harus mampu mempersiapkan dirinya untuk menghadapi tantangan tersebut. “Tantangan jaman sekarang berat sekali, kalau tidak dipersiapkan dengan kuat akan

membuat kondisi bisnis Indonesia akan seperti ini saja adanya, tumbuh tetapi pertumbuhannya alami. Dilain pihak eksternal menghadapi pertumbuhan yang ekspotensial, sehingga kalau internal bidang studi tidak mempersiapkan generasinya untuk menjadi pebisnis maka kekuatan kompetitif di luar tidak mampu untuk kita menang dalam segi ekonomi,” jelasnya. Fitri Endriani, salah seorang peserta pelatihan kewirausahaan sangat berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut. Selain sebagai wadah bertukar pikiran antar dosen dan sesama start up dalam hal ini mahasiswa agribisnis itu sendiri, kegiatan ini juga diharapkan sebagai wadah untuk mencetak lebih banyak lagi pengusaha muda agribisnis. "Saya berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan mampu mencetak generasi yang sesuai dengan temanya yaitu "creativpreneur”. Selain itu saya juga berharap bidang studi Agribisnis memanfaatkan lahan kosong di Faperta sebagai peluang bisnis, seperti halnya program "Kantin Agripreneur". Dalam kegiatan tersebut, peserta pelatihan juga diberikan kesempatan untuk mempresentasikan setiap usahanya. Selain itu, ada reward bagi peserta yang usahanya dinilai sangat potensial untuk dikembangkan. NZN

Mahasiswa FKIP Eksplor Burung Maleo melalui Ekspedisi Ilmiah Minggu (03/11) – Sebagai bentuk kepedulian terhadap habitat burung Maleo, Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMABIO) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Tadulako (FKIP UNTAD) lakukan kegiatan Ekspedisi Ilmiah di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi. Abdul Risal selaku ketua panitia Ekspedisi Ilmiah, mengungkapkan bahwa Ekpedisi ilmiah adalah salah satu kegiatan dari HIMABIO FKIP UNTAD yang dilakukan dengan tujuan mengungkap sebuah konsep keilmuwan mahasiswa terhadap habitat burung Maleo di alam. Kegiatan tersebut berfokus pada habitat, morfologi, serta bahaya predator terhadap burung Maleo “Ekpedisi ilmiah yaitu salah satu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan mengungkapkan sebuah konsep keilmuwan.

Kegiatan ekpedisi kali ini yaitu berekspedisi ke penangkaran burung maleo Saluki, yang terletak di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi. Hal ini berkaitan dengan pendidikan biologi yang berkaitan tentang habitat burung maleo, aktivitasnya, dan morfologinya serta bahaya-bahaya terhadap ancaman predator,” ungkapnya Lebih lanjut, Abdul Risal mengatakan bahwa peserta kegiatan tersebut berasal dari Mahasiswa dan alumni Pendidikan Biologi, Panitia Ekspedisi Ilmiah, dan pengurus HIMABIO yang keseluruhan berjumlah 74 orang. “ Pe s e r t a , p a n i t i a d a n p e n g u r u s berjumlah 74 orang. Peserta kegiatan ekpedisi berasal dari Mahasiswa pendidikan Biologi FKIP UNTAD. Kami menemukan beberapa kendala, tetapi mampu diatasi karena kerja sama semua pihak. Sehingga kegiatan ini dapat dikordinir dan dikontrol dengan baik,” tambahnya. Sementara itu, Ekha Widyani, salah satu m a h a s i s wa Pe n d i d i k a n B i o l o g i ya n g mengikuti kegiatan tersebut, menuturkan bahwa kegiatan tersebut adalah kegiatan yang sangat bermanfaat. Karena dapat

Wadek Biduk FKM Presentasikan Hasil Penelitian di Griffith University

Ket. Foto: Dr Rosmala Nur saat memaparkan hasil penelitiannya (Foto: dok. Pribadi Narasumber)

melihat langsung Burung Maleo dan mengetahui istilah lubang tipuan atau trik Burung Maleo dalam bertelur. “Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali bagi saya. Terlebih ini kali pertama saya melihat langsung Burung maleo, termasuk juga teknik bertelur Burung Maleo dengan lubang tipuan. Sebelumnya saya hanya tahu

dari buku. Saat membaca, saya pikir itu lubang tipuan, ternyata Burung Maleo tidak mau bertelur di pasir karena suhu yang kurang baik untuk bertelur. Sehingga ia bertelur di lubang, dan orang-orang menyimpulkan itu lubang tipuan” tuturnya. Er

Ket. Foto: Foto bersama peserta, panitia, dan pengurus Himabio (Foto: dok. Panitia Penyelenggara)

Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan (Wadek Biduk) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako (FKM Untad), Dr Rosmala Nur paparkan hasil penelitiannya yang berjudul Determinants of Unmet Need and Impact on Women Reprodutive Health dalam International Conference di International Symposium of Public Health (ISOPH4), bertempat di Grifth University, Gold Coast di Queensland, Australia, pada Selasa s.d Kamis (29-31/10). Kegiatan yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran Universitas Grif ith berkolaborasi dengan FKM Universitas Airlangga, Surabaya dan Universitas Hasanuddin, Makassar tersebut dihadiri 11 negara dengan jumlah presenter kurang lebih 92 orang. 11 negara tersebut yakni Australia sebagai tuan rumah, Indonesia, Thailand, Republik Rakyat Cina (RRC), Singapura, Malaysia, Camerun, India, Banglasdesh, USA WHO, dan Colombia. ISOPH4 mengusung tema, “Optimizing Public Health For Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration”.

Ditemui usai kegiatan, Dr Rosmala mengatakan bahwa konferensi tersebut bertujuan untuk berbagi hasil penelitian dan transfer ilmu pengetahuan lintas negara. “Konferensi ini, tentu saja menambah pengalaman saya pribadi. Tapi secara umum adalah ruang-ruang untuk berbagi hasil penelitian melalui pemaparan peneliti, dan tentu saja transfer knowledge dari berbagai negara,” ucapnya. Selain itu, lebih lanjut, Dr Rosmala mengatakan bahwa tujuan dari ISOPH4 adalah terciptanya jaringan dan kerja sama antara Negara, misalnya kolaborasi riset dosen dan kolaborasi publikasi antar Universitas antar Negara. Senada dengan Dr Rosmala mengenai membangun jaringan dan kerja sama, Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu kesehatan Masyarakat FKM Unhas, Prof Dr Ridwan Amiruddin, menjelaskan bahwa kegiatan itu bertujuan sebagai ajang diseminasi ilmiah hasil riset mutakhir dari berbagai negara. “Bagi mahasiswa doktoral ini adalah pengalaman belajar yang sangat penting untuk mengantar mereka membangun jejaring scientist yang kuat sebagai ilmuwan bereputasi di masa depan. Selain itu, output dari conference ini adalah akan terbitnya artikel ilmiah bereputasi yang dapat dengan muda di akses oleh siapa saja,” jelas Prof Ridwan s e b a g a i m a n a d i l a n s i r d a r i fajarpendidikan.co.id/. Sn


Info Fakultas Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

13

Pelantikkan dan Pengambilan Sumpah Dokter Lulusan ke-XVIII

Dekan FK Harapkan Dokter Muda Tidak Berhenti Belajar Selasa, (22/10) - Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako (FK UNTAD) kembali melaksanakan Pelantikan dan pengambilan sumpah dokter. Berlangsung di gedung Auditorium FK, para dokter muda didampingi rohaniawan masing-masing agama, dilantik dan diambil sumpahnya. Ket. Foto: Pengambilan sumpah dokter lulusan ke-XVIII prodi profesi dokter, oleh Dekan FK

Dalam sambutannya pada kegiatan tersebut, Dekan FK, Dr dr M Sabir MSi mengungkapkan bahwa presentasi kelulusan profesi dokter pada angkatan kali ini, harus d a p a t m e n j a d i b a h a n eva l u a s i u n t u k melahirkan dokter-dokter muda ke depannya. Ia pun menghimbau agar mahasiswanya yang belum berhasil lulus ujian kompetensi dokter juga bisa mendapat perhatian. “Dinyatakan lulus ujian kompetensi, maka itulah rasa bahagia yang tak terhingga. Alhamdulillah di periode Agustus yang lalu dari jumlah peserta yang mengikuti ujian kompetensi, alhamdulillah kita bisa lulus 81%. Namun, ini artinya dengan kelulusan ini

didampingi rohaniawan masing-masing agama (Foto: Vivi/MT)

kita tidak perlu terus berbangga, karena masih ada anak-anak kita yang masuk k a te g o r i re t a ke r . N a h , ya n g m e n j a d i pertanyaan sekarang adalah bagaimana kita mempersiapkan anak-anak kita yang sudah retaker ini? Tentu dengan kontribusi besar dari kita, baik pembimbing klinik maupun pembimbing yang ada di FK, agar kiranya anak-anak kita yang sudah retaker bisa lulus ujian kompetensi juga. Menurut saya ini yang jauh lebih penting,” tuturnya. I a b e r h a ra p b a g i d o k t e r - d o k t e r b e r p r e s t a s i j u g a d a p a t m e m b e r i k a n

FKM Untad lakukan Pendampingan pada 16 Puskesmas di Tojo Una-una

dedikasinya kepada fakultas. Ia pun berharap, agar dokter yang telah diambil sumpahnya t i d a k b e r h e n t i b e l a j a r d a n t e t a p mengutamakan bakti kepada orang tua mereka. “Saya berharap bagi anak-anakku yang memiliki prestasi yang bagus, terbuka ruang yang luar biasa untuk bisa berkontribusi masuk menjadi pendidik di FK. Menurut saya paling utama adalah tidak boleh berhenti belajar, karena belajar itu harus sepanjang hayat. Saya berpesan kepada anak-anakku, bahwa kekuatan terbesar kita ada di orang

tua. Oleh karena itu, untuk anak-anakku sekalian jangan lupa berbakti,” harap dr Sabir. Wakil Rektor Bidang Akademik (Warek Bidak), Dr Lukman MHum, yang turut memberikan sambutannya pada sumpah dokter angkatan ke-XVIII itu, menyampaikan bahwa dokter bukanlah sebuah profesi yang mudah. Namun, profesi tersebut juga mendapatkan kedudukan istimewa di tengah masyarakat, sehingga ia berharap para dokter dapat menjaga amanahnya. “Saya kira pada hari ini kita sama-sama m e ra s a ka n b a h a g i a b e rc a m p u r h a r u , terutama bagi orang tua yang menyaksikan putra-putrinya disumpah menjadi dokter. Menjadi seorang dokter tentu bukan pekerjaan gampang. Tapi dokter pun punya 3 keistimewaan, yaitu selalu dibutuhkan oleh masyarakat, sangat dibanggakan dan dokter adalah salah satu profesi yang tingkat ke p i ku n a n nya l a m b a t , ka re n a s e r i n g berinteraksi dengan banyak orang dan selalu tertantang untuk belajar. Saya berharap agar profesi dokter ini benar-benar dijaga dengan baik, jangan sampai karena setitik nila lalu rusak susu sebelanga,” harapnya. Vv

Jurusan Kimia Dan HIMAKIM Kenalkan Hasil Penelitian Sebagai Bentuk Pengabdian Masyarakat Di Desa Bale

Ket. Foto: Foto bersama Ketua Tim Pendampingan Tata Kelola Program Kesehatan dan Ketua Tim Perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-Una (Foto: dok. Penyelenggara) Ket Foto: Foto bersama masyarakat (Foto: Vivi/MT)

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako (FKM Untad) bekerjasama dengan Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan RI, lakukan Pendampingan Tata Kelola Program Kesehatan di Kabupaten Tojo Una-Una. Pendampingan tersebut dilakukan di 16 Puskemas yang tersebar di daerah kepulauan dan daratan. Kegiatan berlangsung pada dua waktu yakni pada Selasa (22/10) di Hotel Lawaka Kab. Tojo UnaUna, dan dihadiri Perwakilan Bappeda Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas dan Staff, serta perwakilan BPJS daerah setempat. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan rapat koordinasi Dinas Kesehatan dan Puskesmas di Kabupaten Tojo Una-Una, pada Sabtu (30/10). Setelah dua agenda tersebut, kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan ke puskesmas dalam penyusunan anggaran kegiatan tingkat puskesmas Wakil Dekan Bidang Kemahasiswan (Wadek Bima) FKM UNTAD, Muhammad Jusman Rau SKM MKes, selaku Ketua tim mengatakan bahwa tujuan diadakannya kegiatan tersebut untuk memandu daerah agar mempunyai kompetensi yang baik dalam menyusun Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah (Renja OPD) dan/atau Rencana Bisnis Anggaran (RBA). “Tujuan diadakan kegiatan pendampingan ini untuk meningkatkan mutu pengelolaan pembangunan kesehatan di daerah, dimana dokumen Renja OPD dan/atau RBA disusun secara komprehensif, terintegrasi dan evidence based, dimana daerah mendapatkan beberapa hal,” ujar Wadek Bima. Lebih lanjut, Muhammad Jusman menjabarkan 5 hal yang diperoleh daerah. “Pertama, mengenali masalah kesehatan. Kedua, mampu menentukan prioritas kesehatan, ketiga, mampu menentukan kegiatan yang mempunyai daya ungkit

tinggi (prioritas) melalui penyusunan model “logical framework”, keempat, mampu menentukan peranan yang diharapkan dari lintas program, lintas sektor, swasta, perguran tinggi dan masyarakat, dan kelima, mampu menyusun kerangka acuan kegiatan dan rencana anggaran yang terintegrasi,” imbuhnya. Sementara itu, Bohari SGz MKes (anggota tim) menjelaskan bahwa sasaran pendampingan ditujukan pada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten To j o U n a - u n a , K e p a l a B i d a n g / K e p a l a Bagian/Pejabat/Staf bertanggung jawab pada perencanaan/program, dan Tim Perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-una. “Dari sasaran pendampingan tersebut, mereka akan melakukan pekerjaan dengan cakupan pekerjaan meliputi; (1) menyusun rencana kerja atau proposal teknis terkait pelaksanaan pendampingan tata kelola program kesehatan. (2) melakukan reviu atau analisis terhadap dokumen Renja OPD dan/atau RBA yang telah disusun tahun sebelumnya. Review atau analisis dilakukan untuk mengetahui apakah dokumen perencanaan yang telah disusun sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan daerah. (3) berperan aktif dan memberikan bantuan subtantif dan teknis yang dibutuhkan terkait dengan proses perencanaan yang saat ini sedang berjalan. (4) memberikan rekomendasi terhadap perencanaan kesehatan tahun selanjutnya kepada Dinas Kesehatan/Rumah Sakit yang didampingi. 95) Melakukan transfer of knowledge kepada Dinas Kesehatan/Rumah Sakit sehingga mampu menyusun dokumen Renja OPD dan/atau RBA secara komprehensif dan terintegrasi. Dan (6) melaporkan kemajuan pekerjaan kepada Kementerian Kesehatan,” jelas Bohari. Pendampingan dilakukan oleh tenaga ahli dari perguruan tinggi dalam bentuk tim yang selanjutmya disebut pendamping yang terdiri dari 1 orang pembina, 1 orang koordinator tim dan 4 orang anggota tim. Dalam pelaksanaannya, pendamping akan dibantu atau difasilitasi oleh 5 orang Tim Perencanaan Dinas Kesehatan. Pada kegiatan tersebut, selain Bohari, 3 anggota tim lainnya yakni Vidyanto SKM MPH, Nurhaya S Patui SKM MPH, Sendhy Krisnasari SKM MPH, dengan pembina Prof Dr Nurdin Rahman MSi MKes. Sn

Sabtu (26/10) - berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (HIMAKIM FMIPA) Untad, Jurusan Kimia FMIPA melaksanakan pelatihan pembuatan nugget ikan dan tahu, serta pembuatan sampo dari santan kelapa. Kegiatan yang diikuti 20 dosen kimia, pengurus HIMAKIM dan 30 warga perwakilan 5 dusun itu, berlangsung di Balai Desa Bale. Ketua Jurusan Kimia, Dr Ruslan SSi MSi, mengungkapkan selain sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, kegiatan t e r s e b u t j u g a b e r t u j u a n u n t u k m e m p e r k e n a l k a n h a s i l p e n e l i t i a n mahasiswanya. Ia menuturkan, Desa Bale dipilih untuk pelaksanaan kegiatan itu, karena desa tersebut merupakan desa binaan Jurusan dan HIMAKIM. “Ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dari Jurusan Kimia sebagai i m p l e m e n t a s i d a r i h a s i l p e n e l i t i a n mahasiswa. Kemudian, saya juga ingin mengetahui secara langsung apa efek yang diterima masyarakat dengan kegiatankegiatan yang dilaksanakan mahasiswa kami di sini. Karena sudah kurang lebih 5 tahun Desa Bale ini menjadi desa binaan, yang bukan saja binaan himpunan tetapi juga binaan jurusan Kimia. Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa kami memilih desa ini untuk kegiatan pengabdian. Dan

alhamdulillah dari pernyatan warga, mereka merasakan dampak positif,” ungkapnya. Salah seorang dosen yang memberikan pelatihan, Prisma Wiryanti SSi MSi, menuturkan bahwa kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan kepada masyarakat, bahwa nugget, sebagai salah 1 makanan moderen juga dapat diproduksi sendiri oleh masyarakat. Selain itu, nugget tersebut, justru lebih unggul dari segi gizi, dibanding nugget yang dijual di pasaran. “Kami melakukan versi ikasi pengolahan ikan di masyarakat dan memberi informasi kepada mereka, bahwa nugget itu juga bisa dibuat dari ikan. Selama ini masyarakat hanya tahunya membeli nugget, padahal membuat nugget itu sederhana sekali. Tapi, karena kurangnya informasi makanya banyak masyarakat yang belum tahu cara membuatnya. Selain itu, sebenarnya nugget ikan lebih bagus dari nugget ayam, karena ikan itu mengandung omega 3, omega 6 dan lemak ikan juga lebih sehat”, tuturnya Ia menyampaikan, dikegiatan tersebut juga dilakukan pelatihan pembuatan sampo berbahan dasar santan kelapa dengan penambahan natrium laurit sulfat sebagi penghasil busa. Lebih lanjut ia mengatakan, h a l t e r s e b u t d i t u j u k a n u n t u k mengaplikasikan slogan back to nature, dengan menggunakan bahan dari alam t a n p a b a h a n p e n g a w e t , g u n a menanggulangi keresahan penggunaan sampo kimia yang menyebabkan rambut r o n t o k d a n c e p a t b e r u b a n . I a menambahkan, produk tersebut sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet, a d a p u n n a t r i u m l a u r i t s u l f a t ya n g ditambahkan tidak bersifat korosif, sehingga aman digunakan. Vv


Mimbar Mahasiswa Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

14

Pentas Seni Mahasiswa Untad Tahun 2019, Kompetisikan 14 Cabang Lomba Seni Bertempat di Aula Fakultas Kedokteran, Pembukaan Pentas Seni (PenSi) Mahasiswa Untad di gelar pada Kamis (14/11) siang dengan mengangkat tema, “Silaturahmi dalam Seni Menuju Prestasi Nasional” yang akan dilaksanakan hingga tanggal 21 Nopember mendatang.

Ket. Foto: Foto bersama Warek Banjas, Warek Bima, panitia, dan mitra Untad (Foto: dok. Ryan Muhamad, S.Ak/Humas Untad)

Dies Natalis Ke-19, Sanggar Seni Bahana Hidupkan Pertunjukan Teater Sabtu (02/11) - Bertempat di Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Sanggar Seni (SS) Bahana tampilkan Lakon Zetan sebagai rangkaian dari Dies Natalis ke19. Dalam peringatan hari jadi Sanggar Seni Bahana ke-19 tahun, panitia pelaksana beserta pengurus memilih seni teater sebagai salah satu tangkai seni yang ditampilkan. Hal ini berkenan dengan semangat para anggota SS Bahana untuk terus menghidupkan teater di kota Palu. Alasan Lakon Zetan dipilih pada pementasan t e r s e b u t , k a r e n a l a k o n t e r s e b u t menggambarkan jati diri para anggota SS Bahana, yang notabene mahasiswa FKIP. Hal itu disampaikan Rian selaku sutradara ketika diwawancarai awak Media Tadulako. “Kami memilih lakon Zetan ini karena di dalam adegan-adegannya menceritakan tentang perjuangan seorang guru. Nah, Bahana itu sanggar yang ada di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP, otomatis semua anggotanya memang dididik untuk menjadi guru. Sudah menjadi identitas kita,” ungkapnya. Lebih lanjut, Rian menjelaskan tentang pesan moral dari teater tersebut. Ia mengatakan bahwa manusia disadarkan untuk terus belajar.

“Dari kon lik yang dihadirkan, itu terlihat b a ga i m a n a s e t a n b e r s i ke ra s s a m p a i berdarah-darah untuk belajar. Ia mendatangi seorang guru dan memaksa untuk diajari. Seharusnya manusialah yang melakukan itu, bukan setan. Manusia harusnya bisa mengungguli setan, bukan sebaliknya. Manusialah yang harusnya sadar bahwa salah satu tugas utamanya hidup adalah untuk terus menuntut ilmu,” jelasnya. Sementara itu, Nasir menjelaskan pesan moral yang disampaikan dalam lakon tersebut, bahwa manusia harus terus disadarkan untuk terus belajar. Selain itu, teater dewasa ini mulai mendapat urutan sekian ketika pagelaran seni. “Saya pribadi melihat bahwa seringnya ketika ada pagelaran-pagelaran, baik oleh Sanggar Seni atau Event-event Organizer manapun, yang ditampilkan adalah seni musik. Saya resah melihatnya, meski seniseni itu tidak ada yang salah. Olehnya itu kami di Bahana mencoba untuk mengisi ruang teater agar tetap lestari,” ujar Nasir. Nasir juga berharap di usia ke-19, SS Bahana terus eksis berkarya. Sehingga eksistensi Bahana tidak hanya di kampus atau pun di kota Palu, melainkan di kancah Nasional. “Di usia ini, saya berharap Bahana terus melahirkan berbagai karya. Semoga ke depannya Bahana mampu dikenal tidak hanya di kampus dan di kota Palu, tetapi sampai pada tingkat Nasional. Ini sebenarnya adalah harapan kami bersama,” harapnya. RAM

Ket. Foto: Salah satu adegan saat raja setan akan mengadili setan yang ketahuan berguru pada manusia (Foto: dok. Panitia)

Acara dibuka secara resmi oleh Rektor Untad yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan & Kerjasama (Warek Banjas), Prof Dr Amar ST MT. PenSi Mahasiswa Untad 2019 nantinya akan dilaksanakan di tiga lokasi yaitu Aula Baru Fakultas Kedokteran, Aula Fakultas Teknik, Ruang Rapat LPPM dan Lingkungan Kampus Untad. Selain Warek Banjas, scara pembukaan juga dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (Warek Bima), Dr Ir Sagaf MP , dan para mitra Untad. Dalam sambutannya, Dr Awaluddin SH SE MH selaku Ketua Panitia PenSi Mahasiswa Untad tahun 2019 menuturkan bahwa dalam PenSi

kali ini diikuti seluruh fakultas, dengan 14 cabang lomba. “PenSi kali ini diikuti 11 Fakultas dengan jumlah tim sebanyak 106 Tim yang akan berkompetisi dalam 14 cabang lomba seni, seperti Tari Kreasi, Vocal Group, Nyanyi Pop (Putra & Putri), Baca Puisi (Putra & Putri), Monolog, Nyanyi Dangdut (Putra & Putri), Penulisan Cerpen, Penulisan Puisi, Desain Poster, Komikstrip, Lukis, Fotogra i (HitamPutih & Warna), MC dan StandUp Comedy,” tutur Dr Awaluddin. Pada kesempatan yang sama, Dr Ir Sagaf MP mengatakan bahwa ajang ini jangan hanya menjadi ajang silaturahmi saja melainkan benarbenar mencetak prestasi di bidang seni di tingkat Nasional. “Meskipun tujuan kompetisi ini untuk menjalin silaturahmi antar mahasiswa tingkat nasional, saya berharap agar siapa pun yang nantinya akan mewakili Untad dalam proses berkompetisi nantinya, seniman–seniman berprestasi dari Universitas Tadulako dapat menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional,” ujar Wadek Bima. AA

Pentingnya Menjaga Ketahanan Pangan, Himater Gelar Seminar Nasional

Ket. Foto: Prof Burhanudin Sundu saat membuka kegiatan (Foto: Dok. Penyelenggara)

Sadar akan pentingnya peran pemuda dalam mewujudkan ketahanan pangan di era Revolusi Industri 4.0, Himpunan Mahasiswa Peternakan (Himater) Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan) Universitas Tadulako (Untad) gelar Seminar Nasional bertema “Pemberdayaan Pemuda Millenial dalam Kemajuan Pangan di Era Revolusi Industri 4.0”, pada Rabu (13/10) di Gedung Theater Room Untad. Kegiatan yang dihadiri Drh Tjahyani Widiastuti (Kasubdit Pengolahan, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Republik Indonesia) selaku pemateri dibuka langsung oleh Dekan FAPETKAN, Prof Ir Burhanuddin Sundu MSc Ag PhD IPM ASEAN E n g k . D a l a m S a m b u t a n nya , i a s a n ga t mengapresiasi panitia yang telah bekerja keras dalam mempersiapkan kegiatan tersebut. “Atas nama pimpinan fakultas, saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berterima kasih kepada panitia yang telah berusaha keras dimana telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran dalam mempersiapkan kegiatan ini untuk kita semua,” ungkapnya. Lebih lanjut, ia berpesan kepada para m a h a s i s w a b a h w a p e m a h a m a n d a n kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi adalah hal yang penting untuk menunjang kesuksesan di era revolusi industri 4.0.

“Satu hal yang saya pesankan kepada anak-anakku, jika ingin menjadi seorang yang sukses atau menjadi seorang pemenang maka kalian harus menguasai teknologi informasi, jika tidak maka kalian akan tertinggal,” pungkasnya. Sementara itu, Ketua Umum Himater, Ansaril menuturkan di Era Revolusi 4.0 ini mahasiswa memiliki peran penting untuk membantu seluruh pihak terkait dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia, khususnya wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng). “Dalam Era Revolusi Industri 4.0 ini mahasiswa yang menjadi generasi penerus seperti kita harus selalu berusaha dalam membantu seluruh pihak terkait dalam menjaga ketahanan pangan di Indonesia terkhusus di Sulawesi Tengah,” tuturnya Drh Tjahyani Widiastuti dalam materinya menyampaikan dalam era digital atau revolusi industri 4.0 sektor peternakan rakyat, harus mengikuti perkembangan zaman dalam penggunaan teknologi. “Industri 4.0 adalah wajah baru pada s e k t o r p e t e r n a k a n I n d o n e s i a , I n i mengharuskan peternak rakyat turut serta dalam perkembangan zaman jika tidak mau tertinggal oleh perusahaan yang terus berinovasi dengan teknologi,” ucap Tjahyani. Di akhir materi ia mengungkapkan bahwa generasi muda harus mempunyai skill personal dan inovasi yang baik, serta harus memiliki jiwa kepemimpinan, tanggung jawab, leksibel dan adaptif agar dapat menghadapi tingginya persaingan di era ini. “Di Era ini tantangan pada generasi muda adalah semakin tingginya persaingan. Maka dari itu para pemuda atau mahasiswa harus memiliki skill personal dan inovasi yang baik, serta kalian harus memiliki jiwa kepemimpinan, rasa tanggung jawab, fleksibel dan sikap adaptif,” tandasnya. AW


Mimbar Mahasiswa Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

15

Ukir Prestasi Tingkat Nasional, Tim Menwa Untad Juarai Lomba Lintas Medan Universitas Tadulako (Untad) kembali berbangga, setelah tim dari Resimen Mahasiswa (Menwa) Batalyon 251 Wirautama, menjadi juara dalam Lomba Lintas Medan Wisata Nasional, di Malino, Kabupaten Gowa, Makassar, pada JumatMinggu (25-27/10). Lomba lintas wisata merupakan agenda yang diselenggarakan oleh Komando Resimen Mahasiswa Indonesia Wolter Monginsidi, Provinsi Sulawesi Selatan (Satuan 701 Universitas Hasanuddin), dan diikuti berbagai universitas yang ada di Indonesia. “Lomba lintas wisata nasional adalah kompetisi trail running dengan setiap tim harus sampai pada pos dan tiba secara bersmaan, setelah melalui medan serta lintasan yang panjang dan ekstrim berjarak 31 kilometer, sehingga membutuhkan kerjasama tim yang solid,” jelas Rian salah satu perwakilan tim.

Ket. Foto: Tim Untad bersama Rektor Untad, Prof Mahfudz dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr Sagaf (Foto: dok. Humas Untad)

Dalam lomba yang diadakan seluruh peserta harus menempuh medan yang beragam, mulai dari lari cepat melintasi medan sungai, mendaki, perkampungan, tempat wisata dan lain-lain dengan empat pos pemeriksaan. Pada setiap pos satu tim yang

berjumlah tiga orang harus selalu lengkap hin g ga m en c a p a i a k hir den ga n wa k t u maksimal enam jam. “Ada banyak medan yang harus dilalui, dan setelah berhasil melewati medan yang ada kita akan dicek di empat pos pengecekan yang

ada. Jika setiap tim melewati batas waktu enam jam dalam perlombaan ini, maka secara otomatis akan dinyatakan gugur oleh panitia,” ungkap Rian. Dwiky Richard (Fakultas Pertanian), Rian (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), dan Sukmawati (Fakultas Ekonomi) sebagai tim delegasi Untad berhasil meraih posisi pertama dalam ajang tersebut. Selain itu, tim Untad juga membawa piala bergilir Rektor Universitas Hasanuddin. “Kami berhasil memenangkan kompetisi ini berdasarkan nilai kekompakan, kecepatan, kerapihan, keseragaman, dan tepat waktu. Tantangan yang kami hadapi cukup menantang dan kami bersyukur dapat melalui itu semua dan berhasil menjadi juara umum,” tutur Rian. Dilansir dari laman untad.ac.id Rektor Untad Prof Dr Ir Mahfudz MP, mengapresiasi pencapaian tim Untad yang semakin banyak mengukir prestasi hingga tingkat nasional. “Selain unggul dari sisi akademik, mahasiswa Untad juga harus unggul dalam berbagai bidang seperti olahraga dan bidang lainnya,” ucap Prof Mahfudz. Adr

Sherly Annavita, Milenial Influencer Sambangi Bumi Kaktus Sherly Annavita, Mahasiswa S2 Fakultas Hukum dan Bisnis, Swinburne University, Melbourne, Australia, sambangi Bumi Kaktus, pada Jumat s.d Minggu (31/10-03/11). Kedatangan alumni Universitas Paramadina tersebut dalam agenda menjadi pembicara di beberapa event yang diadakan pemuda milenial Palu, diantaranya Himpunan Mahasiswa Bidikmisi (Himadiksi) dan Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (LDK UPIM), Universitas Tadulako (Untad), Bersama Himadiksi yang bekerja sama dengan Indonesia young leaders, Sherly, yang juga seorang konten kreator berbagi melalui Seminar Nasional di Theater Room Untad (31/10), LDK UPIM Untad, melalui Tadulako Islamic Fair, di Islamic Center Untad. Pada Tadulako Islamic Fair, kegiatan dibuka resmi oleh Pembina LDK UPIM, Dr Muhammad Kairil SAg Msi. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi kerja dan usaha panitia. Dr Khairil juga mengatakan bahwa kegiatan ini, tentunya memberi motivasi bagi mahasiswa. “Seluruh kegiatan kemahasiswaan, termasuk kegiatanke g i a t a n ke a ga m a a n , p a d a d a s a r nya s aya s a n ga t mengapresiasi penuh. Kreasi adik-adik mahasiswa terhadap seluruh proses kegiatan itu sangat membahagiakan dan membanggakan bagi saya pribadi. Adanya kegiatan ini, dengan menghadirkan orang-orang yang menginspirasi bagi

kita semua, itu sangat berharga sekali. Tentunya, itu akan memberikan kontribusi yang besar, khususnya bagaimana memotivasi adik-adik mahasiswa untuk terus berkarya,” ujar Dr Khairil. Dr Khairil juga menyampaikan harapan kepada para pengurus LDK UPIM untuk terus berkarya dalam bentuk apa saja. Memberi manfaat dan berbagai kebaikan. Sehingga LDK UPIM bisa menjadi rahmat bagi siapa saja, dan terus berkarya dalam bentuk apapun. Sementara itu, Sherly menyampaikan bahwa Kota Palu memiliki banyak kekayaan alam, sehingga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sebab, itu adalah peluang bagi pemuda yang ada di Kota Palu. “Palu sudah tercatat jelas dalam sejarah sebagai kota yang memiliki 5 dimensi kekayaan alam. Ada lautan, lembah, pegunungan, sungai dan teluk. Itu adalah kekayaan dan keindahan alam yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Jika pemudanya tidak melakukan apa-apa, dengan kekayaan alam yang telah diturunkan langsung dalam bentuk keindahan ini, sangat disayangkan sekali,” ucap Sherly dalam agenda seminar nasional. Masih menurut Sherly, ia melanjutkan bahwa Kota Palu berada di 1tingkat lebih tinggi dari wilayah-wilayah lain. “Sebab 5 dimensi tersebut menunjukkan bahwa sebetulnya kalian yang ada di Kota Palu ini, sudah satu tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang wilayahnya biasa-biasa saja. Tapi karena pemudanya mau bergerak, jadilah ada nilai tambah di daerah itu. Olehnya, teman-teman harus menunjukkan ke luar sana tentang potensi-potensi yang kalian JN/NZN

Ket. Foto : Sherly Annavita dalam menyampaikan materi pada Tadulako Islamic Fair (Foto : dok. Panitia Penyelenggara)

Lebih dari 100 Peserta, COMICS Tadulako ke-4 Lebarkan Cakupan Wilayah (Sabtu, 2/11) – Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Alam (FMIPA), Universitas Tadulako (Untad) gelar Competition On Mathematical Scince (COMICS) yang ke-4 dengan tema “Improve Matematical Skill to Achive Integrity and Quality”. Bertempat di Gedung Media Center Untad, kegiatan pembukaan berlangsung sukses dihadiri oleh 22 tim inalis lomba dari berbagai daerah di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat, dan beberapa pejabat pemerintahan Sulawesi Tengah (Sulteng). Kegiatan dibuka langsung oleh Staf Ahli Gubernur Bidang SDM dan Pengembangan kawasan wilayah Sulawesi Tengah, Drs Ikhwan, mewakili Gubernur Sulteng. Dalam sambutannya ia mengungkapkan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan dengan kemampuan menganalisa dan menghitung potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk itu ia berterima kasih kepada HIMATIKA Untad, yang secara konsisten mengadakan lomba Matematika setiap tahun dalam rangka meningkatkan kecerdasan dan daya saing di bidang Matematika. “Melalui ilmu Matematika kita menghitung potensi SDA dan SDM untuk bisa berperan memajukan daerah. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih pada HIMATIKA yang secara konsisten mengadakan lomba matematika tiap tahun sebagai gebrakan dalam rangka meningkatkan kecerdasan

dan daya saing,” ungkapnya. C O M I C S m e r u p a k a n ke g i a t a n t a h u n a n ya n g diselenggarakan oleh HIMATIKA Untad di bawah naungan Prodi Matematika yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Matematika Siswa SMA/SMK/MA sederajat, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan disiplin ilmu berlandaskan ilmu matematika. Pe s e r t a ya n g m e n j a d i F i n a l i s d i t u n t u t a ga r mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya dan mempresentasikannya di hadapan juri. Sehingga peserta nantinya mempunyai kemampuan berbicara di depan umum. Hal inilah yang membedakan antara COMICS Tadulako dengan kompetisi lain yang serupa. Tahun ini, peserta COMICS Tadulako bukan hanya berasal dari wilayah Sulteng, namun sampai pada Sulawesi Barat (Sulbar). Dengan sistem penilaian Online, Peserta yang ikut dalam comics ke-4 berjumlah 112 peserta dari Sulteng dan Sulbar dan peserta yang lolos ke babak semi inal berjumlah 22 tim dari 13 sekolah. Hal ini diungkapkan Saldi selaku ketua panitia COMICS ke -4. “Pada COMICS ke 3 jumlah peserta yang berpartisipasi lebih meningkat, melihat eksistensi kegiatan ini di kalangan siswa/siswi SMA/SMK/MA se-Sulteng kami tertarik untuk melebarkan cakupan daerah yang terlibat pada kegiatan

COMICS ke-4 ini, yakni menjadi tingkat se-Sulawesi Tengah dan se-Sulawesi Barat,” ungkapnya. COMICS selalu menghadirkan juri tamu terbaik, pada tahun ke-4 ini, juri tamu yang hadir adalah Prof Syamsudin Toha MSc dari Universitas Hasanuddin, Makassar. Selama 2 hari mulai dari tanggal 2-3 November peserta mengikuti rangkaian lomba. Kegiatan diakhiri dengan pengumuman juara yang dimenangkan oleh MAN Insan Cendekia Kota Palu. NB

Ket. Foto: Penyerahan piala bergilir kepada Ketua Panitia COMICS ke-4 (Foto: Nabila MT)


Mimbar Mahasiswa Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

16

Lomba Paduan Suara Internasional PSM Untad Unggul dari 37 Tim di Negeri Ginseng Paduan Suara Mahasiswa (PSM), Universitas Tadulako (Untad), kembali mengikuti lomba paduan suara tahunan tingkat internasional ke 15 yang diadakan Busan Coral Institute, dan berhasil meraih peringkat ketujuh dari empat puluh empat tim yang bersaing, di Busan, Korea Selatan, pada Selasa s.d Sabtu (15-19/10). Ditemui reporter Media Tadulako, Yosadak Budianto Petuda (2015) selaku ketua PSM menjelaskan bahwa, sebelum tampil di tingkat internasional, ada beberapa tahapan dan seleksi yang harus dilalui. “Seluruh peserta yang ada di dunia harus mengikuti beberapa tahap, yaitu pemasukan berkas, seleksi berkas, dan seleksi audio secara daring melalui audio rekaman, dan PSM Untad lulus menjadi salah satu peserta yang mewakili

Ket. Foto: Penampilan PSM Untad pada lomba paduan suara internasional kategori Classical (Foto: Dok. Narasumber)

Indonesia,” jelas Budi. Ada empat puluh empat tim dari berbagai negara yang ikut bersaing, diantaranya Korea, Indonesia, Russia, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam dan Finlandia. Dengan persaingan yang ketat membuat PSM Untad

mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. “Ada beberapa persiapan yang kami lakukan, diantaranya membentuk tim yang akan ikut serta, latihan vocal selama kurang lebih enam bulan, pencarian dana baik melalui

Ket. Foto: Delegasi Spot FISIP Untad pada kegiatan JFMI-XII di Bedugul, Bali. (Foto: Dok. Spot FISIP Untad)

Tingkatkan Keterampilan Tanggap Bencana, Racana Untad ikuti LATSARNAS PERTI Ke-VI

Ket. Foto: Peserta LATSARNAS PERTI Ke- VI saat melakukan pelatihan Water Rescue (Foto: Dok. Penyelenggara)

Sadar akan pentingnya keterampilan tanggap bencana, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Racana Universitas Tadulako (Untad) ikuti Latihan Search and Rescue Nasional Perguruan Tinggi (LATSARNAS PERTI) ke-VI 2019 pada Jumat s.d Kamis (25-31/10) di Sumenep – Madura, Jawa Timur. Kegiatan LATSARNAS merupakan kegiatan sosial rutin tahunan kemanusiaan berupa pelatihan tanggap bencana sebagai bekal dalam menghadapi kejadian luar bisa (KLB) seperti bencana alam. Tujuan dari kegiatan ini adalah meciptakan kader-kader Gerakan Pramuka yang memiliki potensi dan keterampilan di bidang penanggulangan Bencana Alam. Isnainar SP Msi selaku Pembina Racana Untad mengungkapkan bahwa ilmu dasar mengenai SAR adalah hal yang penting untuk dimiliki angggota pramuka Racana Untad karena mengingat Sulawesi Tengah termasuk wilayah yang rawan mengalami bencana alam. “Ilmu mengenai dasar mengenai SAR ini adalah hal yang penting, karena ini adalah syarat seorang pramuka Racana Untad untuk berperan dalam membantu masyarakat saat bencana melanda seperti gempa yang melanda kita setahun yang lalu,” ungkapnya. Kemudian, ia juga menuturkan pada kegiatan ini Racana Untad mengirim 3 delegasi yang tercatat sebagai mahasiswa FKIP angkatan 2018 yakni Alfret Putra Widodo (Pendidikan

Sejarah), Ariana Yuni Syarofah (Pendidikan Fisika), dan nurha izah (Pendidikan Fisika). “Pada kegiatan LATSARNAS PERTI tahun i n i , R a c a n a U n t a d m e n g i r i m 3 o r a n g . Harapannya, tentu saja para peserta ini setelah pulang akan menjadi tutor bagi anggota Racana l a i n n y a u n t u k m e m b a g i k a n i l m u d a n pengalaman yang didapatkan di sana,” tuturnya. Lebih lanjut, ia berharap ilmu SAR yang diperoleh anggota Racana dapat diaplikasikan dan bermanfaat dimana pun dalam kegiatan kemasyarakatan yang ada. Ia juga berharap Untad bisa mendapatkan kesempatan untuk menjadi tuan rumah dari kegiatan-kegiatan nasional di masa mendatang. “Saya berharap Ilmu SAR yang mereka dapatkan bisa diaplikasikan dan bisa bermanfaat dalam kegiatan kemasyarakatan di manapun mereka berada atau berkiprah nantinya. Kemudian harapan saya sebagai pembina Racana, ke depannya Untad bisa mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah dari kegiatan tersebut. T entu saja semua itu atas izin dan suport dari pihak pimpinan dan civitas akademika Untad,” harap Pembina Racana Untad tersebut. Sementara itu, Senada dengan Pembina Racana Untad, Munira selaku Ketua Racana Putri j u g a b e r h a r a p k e g i a t a n t e r s e b u t b i s a meningkatkan skill anggota Racana dalam keterampilan tanggap bencana agar bisa bermanfaat dan membantu masyarakat. “Saya berharap ilmu yang kami dapatkan dari kegiatan tersebut bisa meningkatkan skill keterampilan tanggap bencana dan hal itu bisa membantu masyarakat di masa yang akan datang,” harapnya. AW

lelang suara, bazaar, serta pengajuan proposal ke beberapa instansi,” ungkap Budi. Pada ajang yang diadakan ada empat kategori lomba yaitu Pop, Equal & Mix, Youth Choir dan Ethnic/ Folklore. “Di sana kami mengikuti dua kategori yaitu kategori Classical Equal Mix dan Ethnic, dimana kita harus menyanyi lagu-lagu jenis seriosa dan menyanyikan lagu-lagu daerah berdasarkan negara asal,” lanjutnya. Muh. Nuzul Sanusi (2017) sebagai salah satu delegasi PSM Untad menuturkan bahwa suatu kebanggaan bisa menjadi bagian dari tim P S M U n t a d d a n b i s a m e m b a wa n a m a Universitas ke Korea. “Banyak sekali pengalaman berharga yang saya dapatkan, bisa bertemu temanteman paduan suara lain, menyaksikan secara langsung paduan suara hebat dari berbagai Negara, dan masih banyak lagi,” tutur Nuzul. Nuzul berharap agar ke depannya PSM Untad dapat terus berkarya dan berprestasi baik itu di tingkat local, nasioanl maupun internasional serta mengharumkan nama almamater tercinta. Adr

SPOT Fisip Untad kirim 5 Delegasi dalam Kegiatan JFMI-XII di Bali (29/10) – Sejumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tadulako (Untad) yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sarana Pecinta Fotogra (SPOT) baru saja mengikuti Jambore Fotogra Mahasiswa Indonesia ke-12 (JFMI-XII) di Bedugul, Bali. JFMI Merupakan acara tahunan organisasi atau komunitas fotogra i mahasiswa yang berada di bawah ruang lingkup perguruan tinggi yang ada di seluruh Indonesia. Tahun ini Bali di percaya sebagai tuan rumah ( JFMI-XII) yang dilaksanakan mulai 18-20 Oktober 2019. Ditemui Reporter Media Tadulako, Umrah selaku Ketua Umum SPOT Periode 2019 mengungkapkan bahwa tahun ini SPOT mengirim 5 anggotanya sebagai delegasi untuk mengikuti kegiatan tersebut. “A l h a m d u l i l l a h t a h u n i n i k i t a mengirim 5 anggota sebagai delegasi SPOT, yang mana 4 orang mahasiswa Ilmu Komunikasi dan 1 Orang mahasiswa Antropologi untuk mengikuti kegiatan JFMI ke-12 yang diadakan di Bali,” ungkapnya. Selain sebagai ajang silaturahmi antar Komunitas Fotogra i Mahasiswa seIndonesia, juga sebagai ruang dalam pengembangan referensi ilmu fotogra i antar mahasiswa serta sebagai ajang pembelajaran mahasiswa untuk lebih

mengenal kearifan budaya lokal yang ada di Bali. “ S e l a i n s e b a g a i a j a n g u n t u k silaturahmi antar mahasiswa yang bergelut di dalam bidang fotogra i, kegiatan ini juga sebagai sarana untuk berbagi ilmu dan pengalaman antar sesama mahasiswa serta tempat mahasiswa belajar dan mengenal Kearifan budaya yang ada di Bali,” tuturnya. L e b i h l a n j u t , U m ra h b e r h a ra p keikutsertaan mereka pada kegiatan b e r s k a l a n a s i o n a l t e r s e b u t d a p a t meningkatkan eksistensi UKM SPOT ke depannya. “Saya berharap dengan kita mengikuti kegiatan ini, UKM SPOT bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas terutama yang berada di luar daerah. Kemudian juga ilmu yang kami dapatkan di sana akan kami bagikan kepada anggota-anggota SPOT yang lain, agar ilmu tersebut bisa berguna bagi mereka di masa mendatang,” harap ketua umum SPOT periode 2019 tersebut. Sementara itu, Syahman N Marhum, salah satu mahasiswa yang mengikuti JFMIXII berharap ilmu dan pengalaman yang didapatkan dari kegiatan tersebut bisa meningkatkan skill fotogra i anggota SPOT dalam menghasilkan karya. Ia juga berharap UKM SPOT bisa mengikuti kembali kegiatan JFMI tahun depan. “ H a r a p a n s a y a d a r i i l m u d a n pengalaman yang kami dapatkan disana bisa meningkatkan lagi skill teman-teman anggota SPOT dalam menghasilkan karya fotogra i yang lebih baik ke depannya. Serta semoga tahun depan SPOT bisa mengikuti lagi kegiatan JFMI yang akan di adakan di Kota Semarang,” pungkasnya. AW


Cerpen Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

17

Amplop Jingga Oleh: Ikerniaty Sandili

Pada saatnya, semua yang hadir akan pergi Semenganga bagaimana pun luka, pun yang paling meranggas dada Apalagi hanya persoalan rasa yang memenuhi ha . wajah boleh saja tersenyum (A.)

A

ku membolak-balikkan lagi amplop jingga di tanganku. Mencari nama pengirimnya. Ini sudah kali ke ga aku mendapatkan amplop jingga itu. Pesan pendek, dengan tulisan tangan yang sama. Tentu saja aku menebak pengirimnya pas lah orang yang sama. Aku melipat kembali kertas coklat susu, memasukkan ke dalam amplop jingga itu lagi. Amplop jingga itu kuletakkan dalam kotak kecil, di samping komputerku. Aku meninggalkan rumah bersama bebep, motor ma c yang baru saja lunas cicilannya di dealer. Aku mengabiskan separuh gajiku sebagai kuli nta lepas di sebuah perusahaan media untuk memilikinya. Sebenarnya gaji para jurnalis cukup nggi. Tapi karena aku baru akan menulis, jika aku suka, jadi baru bisa menerima honor. Itu pun saat aku lagi jalan-jalan. Aku lebih suka melaporkan sebuah tempat wisata, ke mbang beritaberita kriminal yang sering diburu Aarunya, jurnalis senior di tempatku bekerja. Ia jarang sekali tersenyum, kecuali sedang membaca buku. Itu saja baru belakangan ini. biasanya ia membaca ragam tulisan kriminal, isu-isu poli k, pokoknya yang keras-keraslah. Seper pagi ini ke ka aku mendorong pintu kaca kantor redaksi, dan mendapa nya serius membaca sebuah buku, sejurus kemudian ia tersenyum. “Hei Bang. Tumben senyam senyum baca buku? Biasanya menggerutu. Mengutuk para bedebah yang berhasil membunuh sekian orang. Memaki para koruptor. Buku apa sih?” aku mendongak ke arahnya. “Lehermu aku lihat sekarang sudah berwujud jerapah. Biasanya juga kamu dak peduli,” ucapnya. Ia menutup buku di tangannya, matanya memeloto ku. Aku menarik leherku. “Hahahaha, bisa aja bang. Mana ada jerapah imut nan can k jelita seper ku?” “Cih. Can k, imut, kata-kata kotor.” “Hah! Sial sekali aku mengganggumu, Bang. Bang Aryo, ada?” “Kau ingin menggoda Bang Aryo? Pergilah ke ruangannya. Dia seper nya lebih butuh digoda daripada aku.” “Dasar tua bangka!” aku meninggalkan Aarunya. Kalian lihat kan betapa belagunya manusia itu? Pantas saja belum menikah sampai sekarang. Parahnya ia dak mau mengalah pada bocah seper ku. Aku mengetuk pintu ruang kerja Bang Aryo, Pemimpin Redaksi. Ia pemilik wajah teduh, yang kata-katanya aduhai, betapa lembutnya, primadona para jurnalis cewek yang dak lebih dari 3 orang, tambah aku genap 4. “Lama sekali kau dak menulis? Lama mengurung diri?” Bang Aryo menyapaku dengan teguran yang memang sudah

selayaknya menyadarkanku, bahwa aku bisa saja dipecat hari itu juga. “Tenang. Kali ini aku membawakanmu 3 draf tulisan sekaligus. Ini untuk menutupi beberapa edisi belakangan aku dak menulis. Aku jamin, Bang Aryo akan suka. Aku menulisnya dengan ha .” Kuserahkan drafdraf tulisanku. Matanya terbelalak. Berkali-kali pandangannya berpindah antara naskahku dengan wajahku yang imut ini. Saking imutnya, ibuku pengen muntah. Katanya ia mual melihatku yang suka keluyuran siang hari, dan menyebabkan kulit wajahku kusam. “Kamu yakin? Sudah memikirkan matang-matang?” Aku mengangguk mantap. “Memang untuk sekarang aku belum terlihat mahir. Tapi dengan kemampuan menulisku, lama kelamaan juga semua akan melihat buk nya.” “Kamu itu penulis travel blog. Tibaba beralih ke review kosme k, gak salah?” “Tapi tulisanku bagus, kan?” Bang Aryo mengangguk. Tapi matanya m a s i h m e m i nta p e n j e l a s a n . I a te r u s memeloto ku. Orang-orang di kantor ini memang hobi memeloto orang. “Aku tertekan. Ibuku se ap hari bicara soal skin care, dan kawan-kawannya itu. Yah, daripada aku menjadikan skin care itu beban, mending menjadikannya sumber uang, kan?” “Gak logis.” “Ah Bang Aryo. Bang Aryo orang pertama di jagat bumi Allah ini yang mendukung apa pun keputusanku. Kenapa begitu mencurigaiku? Sesekali mencernalah dengan perasaan. Tidak melulu jurnalis itu bicara soal logika, Bang.” Sebenarnya Bang Aryo ini lebih cocok kupanggil Om. Usianya dak jauh berbeda dengan almarhum bapak. Tapi sejak masuk di kantor ini, aku terbawa rekan-rekan kerjanya, memanggilnya Abang juga. Aku dengar dari ibu, Bang Aryo teman bapak, meski bukan kawan karib. Bang aryo membolak balikan naskahku. Ia akhirnya menggeleng mantap. Aku keluar dari ruangannya dengan wajah lesu. Bulan ini kilometer jalan-jalanku mes ditunda. Aku bergegas pulang. Aarunya kulihat sedang bersiap-siap. “Hei, kenapa?” tanya Aarunya. Aku menggeleng. Sedang dak punya nafsu berdebat dengannya. Aku hanya ingin pulang, menyeduh kopi, mengunci pintu kamar, memutar playlist musikku, lalu membaca buku. “Mau ikut liputan denganku?” aku meng geleng. Tapi gelengan kepalaku percuma. Telah sepersekian de k lebih dulu ia menarik tanganku, lalu membonceng di jok belakang bebep. “Kau yang bawa motor, ya.” Aku tak berdaya. Ia menunjukan alamat yang kami tuju. Selama ini, dak pernah ada laki-laki manapun yang duduk bersama bebep. Penumpangku semuanya perempuan. Ah bebep, jangan marah padaku, ya. “Bang, kamu liputan apa sih?” “Kasus penyuapan,” jawabnya anteng, sambil bersiul. Dipikirnya jalan raya ini hutan, d i m a n a b u r u n g - b u r u n g a ka n d a ta n g menyahu siulannya. “Seorang poli si yang menyogok pegawai administrasi Kampus

untuk memanipulasi dokumennya. Ia ingin beralih profesi menjadi dosen.” “Oh ya?” aku penasaran dengan kasus ini. kenapa poli si itu ingin menjadi dosen?” “Yap. Poli si ini seorang ibu yang masih can k. Punya seorang anak perempuan, yang dengar-dengar penulis lepas. Kita akan tahu nan jika sudah di lokasi.” Perasaanku mulai dak enak. Bebep diperintahkannya berbelok ke kiri setelah lampu merah Jalan Pandjaitan. Seingatku kantor ibu ada di jalan yang sama. Meski aku dak pernah berkunjung. “Bang, apakah nama poli si itu A ah Rahmi?” aku menatapnya dari kaca spion. Memas kan matanya ke ka menawab tanyaku. Aku yakin, mata lebih mampu menjawab. Itu kenapa orang-orang di kantor suka memeloto orang. “Tepat sekali! Kamu memikirkannya selama perjalanan? Bagaimana bisa kamu menebaknya?” Aku dak menjawabnya. Dadaku bergemuruh kencang. Aku tahu apa yang sedang aku lakukan. Mengantar Aarunya, seorang wartawan senior menemuiku ibuku. Aku juga sudah dapat menerawang apa yang akan terjadi. Tidak ada yang bisa lepas dari inves gasi Aarunya, si mata bela tajam. Kantor ibu sepi. Seper dak ada tanda-tanda kehidupan. Tapi mobilnya menempa lokasi parkir. Aku mengiku Aarunya di belakang. Ha ku semakin kacau. Aku yakin ibu dak bersalah. Mungkin ini hanya prank. Tapi dugaanku berbalik arah. Aarunya membawa buk . Ia menyodorkan buk -buk itu dengan sopan di depan ibu. Ibu akhirnya mengangguk, mengiyakan dirinya bersalah. Aarunya puas, ia merekam segala pengakuan ibu. Lalu mengajakku mengantarnya kembali ke kantor. “Poli si itu terbuk bersalah,” Aarunya tersenyum puas. Aku hanya mengangguk. Kurasa pilihanku tepat dak menampakkan wajahku di depan ibu. Bagaimana perasaannya jika tahu, putri semata wayangnya ini, yang membawa wartawan itu? Aku masih menemani Aarunya hingga ke ruang kerja Bang Aryo. Tapi di sana dak ada siapa pun. Beberapa dokumen sedikit berhamburan di meja kerjanya, termasuk naskah tulisanku dan sebuah amplop jingga. Kulirik alamat tujuannya, alamat rumahku. Pikiranku langsung tertuju pada amplop jingga yang sering kuterima. Cepat kuraih amplop jingga itu dan memasukkannya dalam saku jaketku. “Bang, kalau misalnya dalam kasuskasus yang kau liput, pelakunya adalah orang yang kau kenal baik dan dekat, apa yang kau lakukan?” aku menarik tangan Aarunya. Pria itu menghen kan langkahnya. “Langit, kebenaran tetaplah kebenaran. Sekalipun itu orang-orang terdekatmu.” Itu kali pertama Aarunya memanggil namaku, Langit. Ia melepaskan tanganku, lalu mengobrak-abrik isi ranselnya. Mencari telepon genggamnya. “Hendak menelpon siapa?” aku memburunya. Wajahku lesu. “Bang Aryo, kau kenapa? ” aku menggeleng. Setelah teleponnya ma ,

wajahnya kini yang lesu dan kusut. Ia mondarmandir seper setrikaan. “Ada apa? Bang Aryo bilang apa? Kenapa langsung ma sebelum kau bilang apapun?” buruku dengan wajah yang kini menegang. “Bang Aryo minta kasus ini ditutup tanpa alasan. Tidak boleh diberitakan. Aneh.” “Bang aku pulang dulu ya.” Aarunya hanya mengangguk. Aku tahu ia masih bertanya soal sikap bang Aryo yang dak seper biasanya. Aku menelpon ibu. Ia di rumah. Segera kupacu bebep menuju rumah. Ingin segera kutanya langsung pada ibu. Mungkin ia terpaksa, dijebak, atau ada sesuatu yang dak ia sampaikan pada Aarunya. Tapi langkahku terhen ke ka kudapa seorang laki-laki menenangkan ibu. “Aku jamin berita ini dak akan diekspos mediaku juga media lainnya. Kau dengar sendiri aku menelpon wartawan itu untuk berhen dengan kasus ini, kan?” lakilaki itu kembali menenangkan ibu. Aku mendekat dengan langkah pelan. “Kenapa kau baik sekali, Aryo?” suara ibu kudengar tenang. “Aku masih yang dulu, A ah. Masih menunggumu. Aku mengirimimu amplop Jingga, kau dak membacanya?” Ibu memilih diam. Bingung. Aku menyadari sesuatu. Amplop jingga yang ada dalam saku jaketku. Kubuka amplop itu. Tulisannya kukenali, tulisan tangan yang sama dengan surat dalam amlpop jingga yang kuterima. “Apakah amplop jingga itu seper ini? dengan tulisan begini?” aku memperlihatkan amplop di tanganku, dan mendekat pada pasangan itu. “Langit…” Aku dak merespons Bang Aryo yang kaget denganku dan amplop di tanganku. “Aku yang menerima amplop-amplop jingga itu. Se ap kali Pak Pos mengantar, ibu selalu dak di rumah. Tadi aku menemani Aarunya ke ruang kerja Bang aryo, kudapa amplop yang sama. Jangan bilang, Bang Aryo meminta Aarunya menutup kasus Ibu karena ibu kekasih ha mu?” “Kau sudah tahu, Senja?” Aku mengangguk. “Aku menemani Aarunya, wartawan itu, menemui ibu. Tapi dak ikut masuk.” Bang Aryo masih mematung. Tangannya masih menggengam tangan ibuku, si poli si itu. Aku menger mengapa ibu sering memintaku dengan halus untuk meninggalkan dunia pemberitaan. *** Aku, Langit Senja. Penulis lepas yang membaca seluruh syair-syair jurnalis ternama di kotaku dalam amplop jingga untuk ibuku. Aku tahu Aarunya sedang kebingungan akut. Dan aku masih belum selesai berpikir. Mana ada cinta seper ini? se a tapi membunuh kebenaran, juga dapat mengorbankan idealisme. Aku masih memang amplop jingga itu. Senja pun mengutuk cemburu Menawarkan warna di ujung tunggu (A.)


Suara Mahasiswa & Alumni Edisi 113 November 2019 - Tahun ke 7

SIAPA PAHLAWAN MASA KINIMU?

Picture

MENJADI PAHLAWAN TIDAK HARUS ANGKAT SENJATA, MENUMPAHKAN DARAH, AKAN TETAPI DAPAT DILAKUKAN OLEH KITA SEMUA, DENGAN MENOLONG SESAMA, BERPRESTASI DAN LAIN-LAIN. INI BEBERAPA KOMEN SOBAT IG @mediatadulako TENTANG SIAPA PAHLAWAN MEREKA.. ^^

18


INTERNATIONAL CONFERENCE

on biotechnology, environment, agriculture and applied science

Foto: Ryan Muhamad, S.Ak/Humas Untad Naskah: Ikerniaty Sandili/MT Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP saat memberikan piagam penghargaan kepada Ketua Senat, Prof Dr Ir Muhammad Basir, SE., MS sebagai salah satu pembicara

Rektor Untad saat memberi sambutan pada pembukaan kegiatan

Prof. Basir saat memaparkan materinya

Foto bersama (kiri - kanan) Prof. Dra. Mery Napitupulu, Prof. Tim Roberts, Prof. Basir, Prof Mahfudz, Dr. Sastia Prama Putri, Melanie Ball, dan A/Prof. Somsak Maneepoong

Foto bersama Rektor, beberapa Dekan, Wakil Rektor, Direktur Pascasarjana, pemateri, dan lainnya

Prof Merry (Ketua Panitia) saat memberikan cendea mata pada Prof. Muhammad Rizal Rahman (Malaysia) didampingi Dr. golar (tengah)

Warek Biduk, Dr. Muhammad Nur Ali saat memberikan piagam penghargaan pada Dr. Hero Marhaento


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.