Media Tadulako Edisi 99 September 2018

Page 1

99 September

Tahun Ke 6

Visi

Universitas Tadulako

Pada tahun 2020, Unggul dalam Pengabdian kepada Masyarakat melalui pengembangan Pendidikan dan Penelitian.

Misi Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bermutu, modern, dan relevandengan kebutuhan pembangunan bangsa; Meningkatkan penyelenggaraan penelitian yang bermutu untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang diabdikan bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara secara berkesinambungan; Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat sebagai pemanfaatan hasil pendidikan dan hasil penelitian yang dibutuhkan dalam pembangunan masyarakat; dan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kerja sama dengan pihak lain yangsaling menguntungkan, tanpa adanya ikatan oleh haluan politik,kepercayaan, dan agama.

Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitek Indonesia


1

Suara Redaksi Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

Edisi 99 Agustus 2018

Editorial

Tahun ke 6

Desain & Layout : Andi Sarif / MT Foto Sampul : Dokumentasi Panitia TKI-MAI

https://issuu.com/mediatadulako

Pelajaran dari Jack Ma hingga Bill Gates ko dula ia Ta Med

Pengantar Redaksi

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Di bulan ini, kurang lebih terhitung satu bulan sudah mahasiswa 2018 menjalani masa-masa perkuliahan di Kampus Taduako. Keluarga baru Universitas Tadulako itu mulai merasakan status menjadi mahasiswa. Situasi belajar yang tentunya berbeda dengan masa-masa belajar di bangku Sekolah Menengah Atas dulu. Bagi yang masih membara semangatnya menjadi mahasiswa pertahankanlah, rawatlah semangat itu baik-baik, jangan sampai ia berhenti di tengah jalan. Bagi mereka yang mulai merasa jenuh, cobalah mengingat kembali alasan mengapa kamu ada di sini. Sidang pembaca…. Di September yang masih terik ini dari Kantor Media Tadulako kami terus melihat, melaporkan tentang derap Universitas Tadulako yang terus bergerak. Kami menjadi saksi hidup, bahwa orang-orang di kampus ini senantiasa memelihara komitmen untuk terus maju bersama, melangkah bersama, dengan cita-cita yang sama.

Visit Us

Dari ujung sebelah utara Tadulako pada bulan ini kita mendapat kabar bahagia tentang Program Studi Statistika yang akhirnya meraih akreditasi B. Bergerak sedikit ke arah Selatan kita jumpai Dies Natalis Fakultas Hukum, Fakultas paling senior di Universitas Tadulako itu baru saja memperingati hari paling bersejarahnya yang ke-37 tahun. Dari sisi Selatan kampus, Fakultas FMIPA siap membuka Program Studi Apoteker. Semua itu sekilas gambaran betapa kampus ini juga terus berbenah ke depan. Dinamika kampus yang terus bergerak ini menyisakan dua pilihan bagi semua civitas akademika. Menjadi pelaku sejarah dari perubahan kampus ini, atau bersetia menjadi penonton yang sekedar menikmati hasil dari orang-orang yang telah berbuat. Pada akhirnya, September sebentar lagi pergi, dan kita akan terus memberikan kontribusi terbaik bagi kampus tercinta ini. Salam….

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Pelajaran dari Jack Ma hingga Bill Gates Awal September ini dunia usaha dikejutkan dengan kabar mundurnya Jack Ma sebagai CEO Alibaba, perusahaan ecommerce terbesar di China. Usaha yang dirintis Ma sejak tahun 1999 itu menempatkannya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Mesiki kabar tersebut kemudian diluruskan oleh juru bicara Alibaba bahwa Ma belum mundur sebagai Ceo. Namun demikian, Ma memang telah memiliki rencana untuk berhenti sembari melakukan regenerasi di tubuh perusahannya itu. Langkah Ma yang berencana mundur tersebut patut menjadi pelajaran, tentang keinginan bos Alibaba itu yang akan menyerahkan estafet kepemimpinan pada generasi berikutnya. Bila Ma kemudian mundur sebagai Ceo Alibaba, ia bukanlah orang pertama yang melakukan hal itu, berhenti dipuncak kesuksesan usahanya. Bill Gates, pemilik perusahan Microsoft juga sudah melakukannya lebih dulu. Bapak Microsoft itu mundur sebagai CEO di tahun 2006 silam. Bill Gates menyerahkan tampuk kepemimpinannya pada generasi berikutnya, hal itu sekaligus menandai era baru Microsoft. Baik Ma maupun Bill Gates, dua orang terkaya dari perusahaan ternama ini sadar betul tentang pentingnya regenerasi kepemimpinan. Mereka paham bahwa setiap masa punya orang-orangnya sendiri. Ada hal-hal yang mungkin saja tidak terjangkau dalam benak generasi lama, tapi tertanam baik dalam pikiran generasi baru yang sesuai dengan zamannya. Dalam titik tertentu perusahaan memang butuh penyegaran, dan pergantian kepemimpinan adalah bagian dari penyegaran sistem perusahaan.

Regenerasi yang direncanakan Ma juga yang telah dilakukan Bill Gates bukanlah hal yang sederhana. Dua orang ini telah merencanakannya jauh-jauh hari, mempersiapkannya dengan matang, mempertimbangkan dengan sangat hatihati. Pada akhirnya, jam terbanglah yang memperlihatkan seberapa cerdas dan taktisnya mereka memilih penggantinya. Setelah tidak lagi menjadi CEO Microsoft, Bill Gates memutuskan untuk fokus pada yayasan amalnya Bill & Melinda Gates. Seperti halnya Bill Gates, pria yang juga biasa disapa Teacher Ma ini pun melakukan hal yang sama, ia berencana akan fokus pada aktifitas sosial dan pendidikan di yayasan yang sudah disiapkannya sejak tahun 2014 lalu, Jack Ma Foundation. Cara mundur baik Jack Ma maupun Bill Gates menyisakan pelajaran, betapa kekayaan bukanlah segala-galanya. Padahal, dalam posisi itu, mereka masih memiliki peluang untuk terus menambah pundi-pundi kekayaannya. Ma berhenti kemudian beralih fokus pada dunia sosial dan pedidikan. Dunia yang menurutnya ia menemukan kebahagiaan dan kelapangan hati. “Ini (mengajar) adalah sesuatu yang saya pikir bisa saya lakukan dengan jauh lebih baik ketimbang menjadi CEO Alibaba.” Tutur Ma dalam sebuah kesempatan. Langkah Ma dan Bill Gates layak menjadi bahan renungan setiap pemimpin, bahwa harta bukanlah segala-galanya. Sebab tidak jarang itulah yang membuat kita hidup tak tentu arah. Pemimpin juga seharusnya mengerti, di setiap masa ada orangnya sendiri, ada tokohnya sendiri, seperti Valentino Rossi yang tidak selamanya menjajal sirkuit balapan.

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Editor : Ary Fahry S.Ikom Redaktur Pelaksana: Ikerniaty Sandili, S.Ikom. Layouter: Andi Sarif Reporter: Rafani Tuahuns, S.H, Raisa Alatas M.Ikom, Wandi Latoko, Vivi Sasmita, Nur Ramadhana, Sri Utami, Moh Uswang, Fauzannur Ramadhan, Ayu Agustin, Sitti Aisyah Nadianti, Sulistiawati, Ahmad Fauzan T. Distributor: Moh. Uswang Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. Fanpage FB: Media inform, inspire, and educate Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako


Liputan Khusus Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

2

Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitek Indonesia

Jadi Tuan Rumah, HIMA-ART'lie Suguhkan Berbagai Kegiatan Hingga Tojo Una-Una Dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, mahasiswa jurusan Arsitek laksanakan pengabdian di Kabupten Tojo Una-Una, sebagai rangkaian kegiatan dalam Temu Karya Ilmiah Mahasiswa Arsitek Indonesia (TKI-MAI), di Palu pada tanggal 26 Agustus hingga 03 September dengan menghadirkan seluruh mahasiswa arsitek se-Indonesia yakni 34 provinsi dan dari 150 institusi. TKI-MAI adalah kegiatan tahunan yang diadakan oleh seluruh mahasiswa arsitek di Indonesia. Sejak diputuskan di Jakarta tahun 2017 bahwa tahun 2018 Universitas Tadulako (Untad) yang memegang kendali, Himpunan Mahasiswa Arsitek (HIMA ART'lie) Untad telah melakukan persiapan sejak tahun 2017, mulai dari pembentukan panitia, penyusunan konsep hingga pendanaan. Dengan menyungsung tema, “Temu Arsitek Nusantara”, kegiatan ini dihadiri jajaran pemerintah Kota Palu, diantaranya Wali Kota Palu, Sigit Purnomo Said, perwakilan Dinas Perhubungan, Dinas Pariwisata, Civitas Untad, juga crew TVRI dan Media Tadulako sebagai media partner. Saat ditemui di Jurusan Arsitek, Reza, ketua panitia mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya event tahunan ini yaitu untuk memperkenalkan lebih jauh tentang dunia arsitek kepada masyarakat. “Arsitek ini termasuk jurusan yang masih banyak orang tidak paham, apalagi profesi Arsitek. Sehingga pada kesempatan ini, jadi ladang buat kami mempromosikan tentang arsitek pada masyarakat. Selain itu kami juga lebih mengakrabkan diri dengan pihak pemerintah dan para arsitek di Indonesia,” ucapnya. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa tahun ini panitia melakukan sedikit inovasi dengan menggelar

sayembara desain monumen budaya bangsa, yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Palu. Pemenang sayembara nanti, desain tersebut akan digunakan untuk membangun monumen di Kota Palu. “Kami melakukan inovasi tahun ini, tentang kegiatan sayembara monumen budaya bangsa, disitu ditampilkan berbagai gagasan desain tentang monumen-monumen yang akan di bangun di Kota Palu. Alhamdulillah pihak kota palu mau bekerjasama dengan kami, pihak Pemerintah Kota Palu juga mau melibatkan diri serta memberikan support yang sangat bagus, karena memang hasil dari sayembara itu akan dibangun di Kota Palu sendiri,” tuturnya. Kegiatan yang dilaksanakan selama 9 hari ini bukan hanya dilaksanakan di Kota Palu saja, namun di tiga kabupaten yakni Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Una-Una, dan Kabupaten Banggai. Keempat titik kegiatan tersebut dipilih karena Indonesia adalah negara maritim, juga negara yang kaya akan kebudayaan bangsa. Sehingga studi ekskursi terhadap peninggalan prasejarah, menjaga kelestarian terumbu karang, hingga beberapa workshop akan dapat membangun kreativitas masyarakat. “Bentuk kegiatannya melibatkan pesisir dan pegunungan, kami lakukan studi ekskursi di Desa Doda dengan mengobservasi rumah adat dan berbagai peninggalan megalitikum. Tak lupa pula kita memperkenalkan budaya lokal kepada seluruh peserta TKI-MAI bahwa di Sulawesi Tengah masih ada budaya lokal yang masih sangat kental,” jelas Reza. Reza menambahkan, bahwa pengabdian lainnya dilakukan dengan mengangkat tema suku Bajo yang ada di Desa Kabalutan Kabupaten Tojo Una-Una. “Di sana kami bangun perpustakaan terapung, penanaman kembali terumbu karang, serta workshop kerajinan tangan. Selain itu, kami juga mengadakan workshop mapping dan jurnalistik arsitek di Desa Jayabakti, Kabupaten Banggai,” imbuhnya. Sementara itu, Alam, Ketua Umum HIMA ART'lie sangat mengapresiasi kerja dari seluruh panitia TKI-MAI

yang telah sukses melaksanakan event besar ini. Ia mengaku sangat bangga karena telah menjadi tuan rumah dalam kegiatan yang sangat spektakuler bagi mahasiswa arsitek Indonesia. “Saya sangat mengapresiasi kerja keras panitia TKI-MAI 2018, yang telah mempersembahkan dan mensukseskan kegiatan ini. Saya rasa TKI-MAI merupakan kegiatan yang sangat spektakuler jika disandingkan ditataran mahasiswa,” ungkapnya. Lewat kegiatan ini, ia menyadari bahwa rasa kekeluargaan yang ada pada seluruh mahasiswa arsitek begitu erat, ia juga mengaku mendapat banyak teman dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Alam menilai banyak manfaat yang didapatkan melalui TKI-MAI 2018, baik itu kepada masyarakat maupun pada himpunan sendiri, salah satunya Universitas Tadulako akan lebih dikenal di Indonesia. “Sangat banyak manfaat lewat kegiatan ini, terlepas dari berbagai kegiatan pengabdian pada masyarakat, kami juga tentu mendapat banyak kawan baru dari penjuru nusantara sehingga diharapkan melalui kegiatan Universitas Tadulako lebih dikenal lagi di Indonesia,” harapnya. Dilain pihak, Muvida Alhasni, peserta TKI-MAI yang berasal dari Institut Teknologi Indonesia, sekaligus steering committee mengungkapkan bahwa dibanding tahun kemarin, TKI-MAI tahun ini sangat terorganisir dengan baik, ia mengaku konsep yang diterapkan di TKI-MAI 2018 ini sangat memberikan output yang besar kepada masyarakat di Sulawesi Tengah. “Jujur tahun ini kegiatannya sangat terorganisir dibanding dengan tahun kemarin di Jakarta. Mulai dari keberangkatan, list peserta serta pembagian name tag sangat teratur. Saya juga melihat kerjasama antara panitia dengan pihak pemerintah sangat bagus sehingga kegiatan ini terlaksana dengan baik dan tentunya memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat sulawesi tengah,” ucapnya. AFT


3

Profil Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

Zubair

Mahasiswa Farmasi Yang Doyan Berlembaga dan Menulis

B

ulan Oktober, kampus kaktus tercinta akan kembali melepas para sarjananya. Setiap kali moment wisuda, sederet mahasiswa yang tak kunjung menyelesaikan tugas akhirnya karena berbagai kendala dan kesibukan, tentu akan patah hati. Berbeda dengan lelaki tampan satu ini, mahasiswa Jurusan Farmasi angkatan 2013. Zubair namanya, lelaki asal Kabupaten Banggai Laut yang lebih akrab disapa Bhair. Putra pertama dari Ahma Sapaki, S.Pd M.Pd dan Susmida Said itu lahir di Luwuk 25 Juni, 23 tahun yang lalu. Ia yang awalnya mati-matian memilih jurusan arsitektur pada SMPTN di masanya, mengambil penelitian yang diberi judul, “Uji Aktivasi Antibakteri dari Ekstrak Melophlus Sasaainorum Asal Kepulauan To g e a n S u l a w e s i Te n g a h Te r h a d a p Salmonella Typhi dan Shigella Disenteriae”. Mantan ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Banggai Laut (IMPBL) itu mengaku awalnya begitu tergila-gila dengan jurusan Arsitektur. Namun kegilaannya itu disembuhkan dengan ia lulus jurusan Farmasi. “Awalnya saya tidak pernah berimingiming untuk kuliah di jurusan farmasi. Pada saat masih duduk di bangku SMA, saya percaya sekali bahwa saya akan lulus dan kuliah di jurusan Arsitek. Tapi setelah mendaftar melalui jalur SNMPTN, saya lulus di pilihan kedua saya. Jurusan Farmasi,” tutur lelaki memiliki tahi lalat di wajahnya. Kakak dari Zulkarnain A. Sapaki, Khalid, dan Athaillah, sangst dekat dengan keluarganya. Baginya keluarga tempatnya kembali meski telah bertualang jauh menemukan jati diri. Ia tak perlu mencari dukungan dari orang lain ketika tertimpa masalah, keluarganya tanpa aba-aba telah

menjadi tameng dirinya. Pada adik-adiknya pun, pria berkulit putih itu cukup dekat. Terlebih pada adik bungsunya, Athaillah, yang usianya baru masuk empat tahun. “Ketika moment mudik lebaran, saya betul-betul memaksimalkan waktu untuk bersama keluarga, khususnya adik kecil saya itu. Saya senang sekali mengajarkannya berbicara, menghafal nama benda-benda yang ada di sekitar rumah. Dan yang paling menantang adalah mengajarkannya mengucap kata R, itu cukup berat bagi saya selain menyelesaikan skiripsi,” kenang Bhair. Sedangkan pada adik-adiknya yang lain, pengagum Bj Habibi itu sering berkolaborasi dengan adiknya yang mahir di bidang IT. Meski tidak jarang ada pertengkaran-pertengkaran kecil di antara mereka, yang berujung tidak bertegur sapa selama beberapa waktu. “Meski sering bertengkar pada hal-hal sepele, kami seringkali tampil kompak. Kami sering menjadi mitra yang tidak terkalahkan. Karena adik pertama saya ahli di bidang IT, ia cukup kompetitif dalam desain grafis. Idenya terkadang datang dari saya, selanjutnya adik saya itu yang meramu menjadi visual lewat gambar,” ungkapnya. Penulis buku On The Way itu masih terus mengenang perjanalan panjang nan romantic bersama keluarganya, tidak hanya pada adik-adiknya, tetapi pada kedua orang tuanya. Semasa kecil, Ayahnya selalu mencari cara agar ia tidak pergi dari rumah diam-diam untuk bermain, karena harus belajar mengaji. Ibundanya, telaten menjadikannya si sulung mencuci dan menyetrika pakaian sendiri. Lebih-lebih ketika ibu dan ayahnya membangunkannya shalat shubuh dengan memrcikkan air ke wajahnya. B e rg e l u t d i d u n i a o rg a n i s a s i ,

menjadikannya pernah menjabat Menteri Pariwisata dan Kebijakan Publik BEM Untad pada 2015-2016. Selain itu ia juga menjabat sebagai ketua Umum pemuda LIRA Kabupaten Banggai Laut, Ketua Dewan Pertimbangan IPMBL Palu 20162017, Presidium BEM Untad 2017, Koordinator TPMSB 2015, Koordinator Banggai Laut FP2SULTIM 2015, dan lainlain. Ketika ditanya perihal menulis, pria yang menyelesaikan pendidikannya sejak Sekolah Dasar hingga jenjang menengah atas di ujung Timur pulau Sulawesi Tengah, Kabupaten Banggai Laut, mengatakan bahwa menulis adalah hobi yang tidak bisa ia larang. Setiap hal sangat berarti disetiap sesi kehidupan, dan menjadi penting untuk dituliskan. Di awal tahun 2016, salah satu founder Backpaker Literasi mulai giat menekuni dunia menulis. Ia menargetkan minimal satu opini atau esai dalam satu pekan, dan ia kirim ke media massa ataupun ia posting di blog pribadinya. “Saya tidak pernah bermimpi menulis buku. Namun ada beberapa orang yang sering membaca tulisan saya di wattpad, dan menyarankan agar tulisan saya itu diterbitkan menjadi buku. Saya piker-pikir, itu saran yang menarik dan mesti saya penuhi. Jadinya say abaca kembali tulisantulisan saya, saya edit lagi, lalu saya kirimkan ke penerbit. Dan jadilah buku pertama saya On The Way yang diterbitkan Ujwart media,” jelasnya dengan air muka berseri-seri. Saat ini beberapa tulisan yang di muat di media massa diantaranya (1)“Masyarakat Tak perlu Dipaksa Menilai Cawagub Sulteng” yang dimuat di tiga media online sekaligus, Kaili Post, beritapalu, dan babe. (2) Dinding Laboratorium sebagai Wadah

Aspirasi mahasiswa (?), dimuat di kumparan.com, (3) Hujan di Bulan JuniMedia Berkarya, (4) E-KTP sebagai gerbong baru koruptor kekinian (Koruptor Berjamaah), menghiasi halaman babe.com, dan Beritapalu, dan (5) Hidayat, Oscar, Siapa Representatif Politik Sultim? diabadikan dalam harian Sulteng Raya. Terkait kegemarannya menulis, ia berencana ketika sudah berkeluarga dan memiliki rumah sendiri, sebagian ruangan di rumahnya akan ia jadikan perpustakaan pribadi yang bisa dikunjungi semua orang tanpa terkecuali. Dibalik segala aktifitas dan optimisme yang ia jalani, Bhair sempat merasa dirinya berada dititik terendah. Ia pernah depresi selama 365 hari karena menjadi korban pencurian. Segala barang-barang berharganya mulai dari motor, laptop, handphone, KTM, dompet, KHS, KRS, dan berkas-berkas penting lainnya. “Pada saat itu saya sedang sibuk dengan urusan akademik. Saya sedang menyelesaikan laporan kerja pratikum di laboratorium. Di situ saya hamper putus asa. Syukurnya orang tua saya sangat bijak. Saya mengabari mereka, ayah saya tidak kaget, melainkan gelisah memikirkan keadaan s a y a d i t a n a h r a n t a u . Ay a h s a y a menyuntikkan sikap optimisme terus menerus, dan itu membuat saya kuat dan optimis lagi. Kata ayah saya, pemimpin yang besar harus diperhadapkan dengan berbagai cobaan yang besar,” jelasnya yang bercita-cita menjadi orang yang bermanfaat. Sembari berjuang menyelesaikan Tugas Akhirnya, Bhair juga sedang menyiapkan buku keduanya. Jika buku pertamanya, On The Way adalah kumpulan catatan, buku keduanya adalah novel. ikr


Opini Edisi Edisi9990September Desember2018 2017

Tahun Tahunkeke65

4

Images : Google.com

Anak Muda dan Gerakan Ekologi Oleh: Hanapi*) Empat hari yang lalu seluruh warga dunia memperingati Word CleanUp Day, yang selalu dirayakan setiap tanggal 15 September sebagai hari untuk melakukan gerakan bersih-bersih secara global dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat. Gerakan ini berawal dari negara Estonia dimana warga civil berusaha membuat gerakan untuk membersihkan sampah. Gerakan ini kemudian semakin berkembang dan meluas hingga seluruh negara di dunia memperingatinya, dalam rangka menyelamatkan planet bumi dari kehancuran, yang mana pencemaran lingkungan hidup telah berada pada level yang memperihatinkan. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa 75 % sungai di Indonesia tercemar oleh limbah domestik (Republika, 28/09/17). Ukuran 75 % itu bukan persoalan angka-angka saja melainkan betapa kompleksnya persoalan lingkungan hidup yang dihadapi oleh Indonesia. Ini hanya satu dari sekian banyak masalah ekologi, belum lagi masalah di sektor kapitalisme air, yang menguntungkan perusahaan raksasa air di Indonesia, yang menjadikan barang publik menjadi barang komersial. Perayaan hari WCD ini sebenarnya sebagai bagian untuk memperkuat komitmen peran semua bangsa dan anak muda untuk mencegah krisis lingkungan dan bencana lingkungan di masa yang akan datang, karena menurut Prof. Emil Salim ratusan bangsa telah berkontribusi dalam mempercebat kerusakan di muka bumi. Kalau hampir semua bangsa, yang dipimpin oleh generasi tua telah berkontribusi terhadap kehancuran planet ini, dengan kebijakan rezim mereka ketika memerintah, bagaimana generasi muda atau anak muda ini menjawabnya khususnya dalam konteks Indonesia saat ini. Kalau dilihat dari persoalan pencemaran dan pengelolaan sumber daya alam, yang belum dikelola secara baik maka anak muda sekaranglah, yang akan paling merasakan dampaknya di masa depan. Perjuangan Ekologi Kaum Muda di Indonesia Pasca reformasi gerakan ekologi kaum muda mengalami kebangkitan yang luar biasa. Dimana generasi millenial ini banyak dianggap sebagai generasi yang hidupnya hanya pada kesenangan dan lebih interaktif dalam dunia virtual ternyata tidaklah tepat. Malahan kaum muda ini mengambil peran dalam menyelamatkan hutan dari ekploitasi untuk kepentingan komersial. Meredian Alam dan Pamela Nilan (2018: 6-14), mengatakan gerakan anak muda di Bandung yang sebelumnya tidak dilibatkan oleh forum warga dalam pengambilan keputusan strategis dalam penyelamatan hutan kota Bandung dari rencana komersial pemerintah dan PT Esa Gemilang Indah. Ternyata malah melahirkan gerakan anak muda, yang memiliki kesadaran dan skill

perjuangan ekologis untuk melawan komersialisasi hutan kota ini, yang mana gerakan kaum muda ini berhasil dalam menarik perhatian publik dengan strategi gerakan yang kreatif. Misalnya mereka menggunakan seni pertunjukkan dengan menggunakan baju dance, sebagai upaya untuk menggambarkan bagaimana pertarungan individu terhadap ancaman perusakan lingkungan, dan juga anak muda ini menggunakan politik pengetahuan dengan cara membagikan hasil research, dan data bahwa pembangunan ini telah menyimpang. Gerakan ekologis kaum muda ini bukan hanya menguat di kota-kota saja tetapi advokasi lingkungan dalam model komunitas sedang mengalami penguatan di masyarakat pinggiran atau pesisir. Salah satunya di persisir pantai Surabaya, Kecamatan Sukolilo dimana kaum muda berusaha mengorganisir sumber daya organisasi mereka untuk melakukan aksi bersih-bersih pantai dan memberikan pendidikan lingkungan kepada anak, dalam corak yang menyenangkan dan membahagiakan. Komunitas anak muda surabaya dalam gerakan ekologis ini, tergabung dalam komunitas pelajar mengajar dan literasi ramah anak. Di komunitas pelajar mengajar advokasi lingkungan 100 % digerakkan oleh kaum muda, yang berlandaskan pada pemikiran teoritiknya Gramsci tentang intelektual organik. Artinya, seorang kaum terpelajar hendaklah mengakar dan berkontribusi secara aktif untuk mendorong perubahan dalam masyarakat. Gerakan komunitas pelajar mengajar dengan ikon gerakan pelajar organiknya menggunakan metode kreatif dalam memberikan pendidikan lingkungan, misalnya menggunakan metode puzzle, dengan menyusun gambar orang yang sedang merusak alam dan wayang untuk membuat pendidikan lingkungan semakin bersifat transformatif dan liberatif (Han dan Prakoso, 2018: 16). Menguatnya gerakan ekologis kaum muda ini setidaknya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: pertama, lemahnya peran negara dalam memberikan pendidikan lingkungan secara merata ke seluruh daerah di Indonesia, dimana kebijakan sekolah Adiwiyata masih banyak berpusat di kota-kota besar terutama Pulau Jawa. Gerakan Hijau berbasis sekolah ini belum merata di pelosok-pelosok. Kedua, peran organisasi lingkungan nasional dan global yang membentuk organisasi anak muda hijau dibawah naungan mereka, organisasi ini misalnya, Earth Our Indonesia yang berada dibawah naungan World Wildlife Fund, yang mana organisasi anak muda ini berusaha untuk melakukan gerakan kolektif untuk mematikan lampu selama satu jam dalam rangka pengurangan penggunaan energi listrik (Suharko dan dkk, 2014:53-60). Kalau gerakan ekologis anak muda yang berafiliasi dengan gerakan NGO nasional yakni, WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) yang membentuk banyak organisasi muda. Di Yogyakarta ada Sahabat Lingkungan yang diprakarsai oleh WALHI Yogyakarta untuk memperkuat kesadaran dan kampanye lingkungan kepada masyarakat (Ibid,. 2014: 71-77). Ketiga, munculnya gelombang gerakan literasi berbasis komunitas yang ikut mendorong kesadaran kaum muda bahwa pendidikan dan visi lingkungan untuk tidak terpisahkan. Contoh gerakan berbasis

komunitas ini Rumah Baca Komunitas di Yogyakarta, yang berusaha menyediakan buku 24 Jam dan memberikan pendidikan lingkungan kepada mahasiswa dan pemberian bibit tanaman di ruang publik, biasanya dilakukan setiap minggu di Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Keempat, persoalan lingkungan hidup yang semakin mendesak dan bencana lingkungan seperti krisis air dan sampah telah memenuhi lautan telah menyadarkan kaum muda bahwa mereka harus bergerak dalam mendorong perubahan sosial. Politik Sehari-hari Kaum Muda dan Masyarakat Ekologis Kehadiran gerakan ekologis yang diinisiasi kaum muda ini sebagai bentuk perlawanan terhadap wacana politik dominan selama ini, yang mana politik selalu identik dengan perebutan kekuasaan, kepentingan material dan penguatan jaringan oligarki. Kaum muda millenial di Indonesia banyak merasakan bahwa generasi aktivis banyak terjebak dalam politik berjangka pendek dari pada membangun masyarakat ekologis ataupun masyarakat civil yang kuat. Paradigma politik untut kepentingan pragmatis telah memperkeruh pembangunan pendidikan politik untuk warga negara. Gerakan ekologis kaum muda yang ada di setiap daerah Indonesia telah menghadirkan wacana baru dalam politik Indonesia dimana politik tidak hanya berkutat pada kaum elit tetapi kepada hal yang sehari-hari dihadapi oleh warga negara (everyday politics). Misalnya, soal cara mendapatkan makanan gratis, memperkuat ketahanan ekologis keluarga melalui sumber daya alam seperti air yang gratis untuk kebutuhan keluarga dan produksi makanan lokal untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Gerakan ini hadir untuk menghidupkan wacana politik lingkungan (green politics) agar pembangunan yang diselenggarakan negara, harus memikirkan kaum perempuan dan masa depan mereka. Visi gerakan kaum muda adalah untuk mewujudkan masyarakat ekologis, yang ditandai kesadaran lingkungan dan aksi yang kuat dari semua kalangan untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan memperkuat peran masyarakat dalam pembuatan keputusan publik dan dilibatkannya kaum muda dalam agenda-agenda pembangunan karena selama ini kebijakan pembangunan di Indonesia memiliki implikasi yang besar terhadap kerusakan lingkungan. Dengan adanya narasi gerakan ekologis kaum muda ingin menyampaikan kepada seluruh partai politik bahwa tawaran mereka dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan sangatlah minim. Protes sosial dan kemenangan gerakan kaum muda dalam menyelamatkan lingkungan seperti yang terjadi di Kota Bandung, hanya salah satu bentuk perwujudan idealisme kaum muda untuk mewujudkan tegaknya kedaulatan ekologis bangsa sebagaimana termaktub dalam green konstitusi bangsa, dimana pembangunan tidak boleh merusak lingkungan dan merugikan generasi masa yang akan datang.

*) Seorang Mahasiswa Magister Politik UGM dan Peneliti Gerakan Ekologi Kaum Muda


5

Akademisi Bicara

Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

Dr Amiruddin Kade Msi

MARI DUKUNG PENINGKATAN AKREDITASI UNTAD Akreditasi adalah penentuan standar mutu dan penilaian suatu lembaga pendidikan (pendidikan tinggi) oleh pihak di luar lembaga yang independen dan sebagai penjaminan mutu alumni perguruan tinggi sehingga kualitas lulusan antara perguruan tinggi tidak terlalu bervariasi dan dapat sesuai dengan kebutuhan kerja. Akreditas juga merupakan sebuah proses evaluasi dan penilaian oleh tim asesor yang terdiri atas pakar yang memahami hakikat pengelolaan perguruan tinggi secara komprehensif atas komitmen perguruan

Dr Amiruddin Kade MSi Ketua Tim Penyusun Borang Universitas Tadulako

tinggi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan Tridarma perguruan tinggi, untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan. Sejak Februari lalu, seluruh tim berjibaku melakukan bebrapa kali peninjanuan dan sinkronisasi terhadap seluruh data yang ada bersama para jajaran pimpinan baik ditingkat universitas maupun ditingkat fakultas, jurusan serta prodi dan akhirnya difinalkan pada 20 September baru-baru ini, borang Untad telah resmi dikirim ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), dan saat ini Untad tinggal menunggu untuk divisitasi. Borang ialah dokumen institusi perguruan tinggi secara komprehensif dan terintegrasi, menggambarkan hasil analisis dan evaluasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Paparannya dilengkapi dengan tabel-tabel, gambar, grafik, atau cara penyajian lain yang memberikan gambaran tentang kondisi institusi sampai saat ini serta prospek dan kecenderungankecenderungan yang dianggap perlu untuk menunjukkan kapasitas dan kinerja institusi selama rentang waktu tertentu. Sehingga, borang menggunakan pendekatan analisis, asesmen, dan evaluasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, mendalam (in-depth), komprehensif dan menyeluruh (holistik) seta dinamis. Sehingga tidak hanya merupakan potret sesaat tetapi juga didasarkan pada prinsip-prinsip kejujuran, etika, nilai-nilai dan norma akademik serta mengungkapkan kesesuaian antara rencana kerja dan atau penyelenggaraan program institusi dengan visi dan misi institusi. Borang juga memuat pengungkapan interaksi antara standar dan eleman penilaian dan keterkaitannya dengan misi dan tujuan institusi yang dicanangkan.

dan penjaminan mutu, standar akreditasi institusi perguruan tinggi, mahasiswa dan lulusan, sumber daya manusia (SDM), Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik, pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi serta Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Segala dokumen-dokumen itu telah coba dirapikan, ditinjau beberpa kali, dan juga kita sinkronkan antara data satu dengan data yang lainnya. Olehnya itu dalam sisi dokumen borang, mudah-mudahan kita sudah menyiapkannya secara maksimal. Namun, tidak hanya sebatas penyiapan dalam bentuk dokumen, akan tetapi upaya penyiapan dalam bentuk implementasi juga sangat diperlukan, dan hal tersebut yang sedang pula dilakukan secara bertahap sampai saaat ini. Dapat disaksikan bersama, penataan dan pembeanahan kampus terus diupayakan, mulai dari sistem hingga infrastruktur. Hal tersebut dilakukan tidak lain untuk membuat kampus ini bisa lebih baik dan layak memperoleh akreditas A. “Ketika siapapun masuk ke Untad, dia bisa merasakan suasana kondusif, indah, nyaman dan kental dengan nuansa akademik. Sebab akreditasi menggambarkan mutu dan kualitas dari suatu perguruan tinggi�. Fungsi perguruan tinggi saat ini, tidak hanya sekedar menghasilkan lulusan, namun juga mengantarkan lulusannya agar dapat bisa memperoleh peluang di dunia pekerjaan. Untuk itu, Pengajuan borang akreditasi ialah bentuk komitmen seluruh jajaran pimpinan untuk memberikan yang terbaik terhadap alumni sebagai produk dari institusi ini. Dengan kata lain, peningkatan akeditas dimaksudkan untuk kepentingan bersama utamanya mahasiswa. Mahasiswalah yang akan secara langsung merasakan manfaat atas meningkatnya akreditas. Sebab lulusan dari perguruan tinggi yang terakreditasi A mempunyai level yang lebih untuk diperhitungkan di dunia kerja nantinya. Jika kampus terakreditasi A, maka akan banyak pula kemudahan-kemudahan yang akan diberian oleh pemerintah melalui Kemenristekdikti yang sangat bermanfaat untuk pengembangan dan peningkatan kualitas universitas ini kedepannya. Universitas Tadulako merupakan kamus yang besar. Jumlah mahasiswa Untad mencapai 40.000, dan mempunyai kurang lebih 1000 dosen. Dalam versi Dikti kita berada diurutan 46 kampus besar di Indoensia dan

Spesifiknya, ada 7 (tujuh) aspek yang menjadi

versi wibometri kita berada di urutan ke 19 kampus besar

objek penilaian borang, antaralain visi,misi, tujuan dan

di Indoensia. Kesimpulannya Untad masuk pada 50 besar

sasaran, serta strategi pencapaian. Mengenai aspek ini,

dari seluruh kampus yang ada di Indoensia. Ini

kita telah melakukan sosialisasi untuk lebih

merupakan gambaran akan potensi yang dimiliki Untad

memahamkan kembali akan visi dan misi institusi kita.

untuk lebih berkembang seperti halnya kampus-kampus

Kita bisa melihat diberbagai media, khususnya media-

besar yang telah ada.

media internal seperti web, Koran dan sejumlah baliho

Kesemuanya itu ingin coba dibangun oleh

dan banner yang terpampang di tiap sudut-sudut strategis

jajaran pimpinan, secara khsusus melalui peningkatan

di kampus ini. Termasuk pada saat masa Pengenalan

akreditas ini. Dari kurang lebih 400 perguruan tinggi di

Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Untad,

Indonesia, baru 73 perguruan tinggi yang terakreditasi A.

ada satu sesi materi khusus yang membahas terkait

“Mudah-mudahan untad menjadi bagian dari kampus

visi,misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian

yang terakreditasi A itu. Tentunya hal ini memerlukan

Universitas Tadulako.

dukungan dari semua pihak, agar upaya-upaya yang

Aspek selanjutnya yang dinilai dalam borang ialah tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan,

telah kita sama maksimlkan dapat memperoleh hasil yang terbaik�. Wn


Kabar Tadulako Edisi 99 September

6

2018 Tahun ke 6

JELANG AKREDITASI, LINGKUNGAN UNTAD DITATA KEMBALI Senin (17/09)-Lingkungan Universitas Tadulako (Untad) kembali ditata. Semua sudut kampus dibenahi untuk menjadikan Untad lebih terlihat indah dan nyaman. Penataan lingkungan ini dilakukan dalam rangka menghadapi akreditasi Untad. Salah satu sarana yang menjadi objek penataan ialah Perpustakaan Universitas Tadulako. Kepala Perpustkaan Untad, Prof Dr Damri HB M Sc Ag PhD menuturkan, saat ini selain taman, penataan juga dilakukan pada bagian dalam perpustakaan serta fasilitas seperti meja baca hingga data-data pengunjung. “Data-data yang sudah ada kami siapkan untuk menghadapi akreditasi Untad ini,” terang Prof Damri. Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Pengawasan Universitas Tadulako, Prof Ir Andi Lagaligo Amar MSc Agr PhD menuturkan, tidak hanya perpustakaan, ada banyak sarana lain yang menjadi objek pembenahan, seperti laboratorium, hingga pengadaan food court sebagai pusat tempat

Perpustakaan Untad, salah satu sarana yang ditata jelang akreditasi Untad

makan bagi mahasiswa dan seluruh civitas akademika Untad. “Supaya kita tidak lagi minder saat kedatangan tamu dari luar, kita bisa percaya diri membawa mereka setidaknya untuk sekadar singgah di food court kita,” tukasnya. Begitupun dengan sejumlah sarana pengembangan kreasi mahasiswa yang sedang diwacanakan. terkait hal ini, Prof Andi Lagaligo

mengutarakan, Universitas tidak bisa mengadakannya sekaligus, akan tetapi secara bertahap. “Kami pun sangat menginginkan adanya sarana-sarana yang dapat menunjang mahasiswa untuk berkreasi. Hal itu sudah dipikirkan oleh pimpinan Universitas. Namun kita tidak bisa mewujudkannya sekaligus. Sebab hal itu membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit,

sehingga kita masih berfokus pada hal-hal yang sifatnya mendesak untuk dipebenahi, seperti halnya penataan lingkungan untuk akreditasi ini,” tuturnya. Prof Andi Lagaligo mengemukakan, upaya penataan lingkungan tersebut dilakukan untuk kepentingan bersama, khususnya bagi mahasiswa yang nantinya akan menjadi lulusan. Akreditasi institusi tentu sangat berpengaruh bagi lulusan. “Upaya penataan ini tujuannya untuk kepentingan bersama, khususnya kepentingan mahasiswa. Jika institusi kita baik, maka akan memberikan dampak yang baik bagi lulusan kita,” tegas Prof Andi. Lebih lanjut, Prof Andi menjelaskan, fungsi perguruan tinggi saat ini bukan hanya sekadar menghasilkan lulusan, namun juga mengantarkan, lulusan itu ke dunia kerja. Perbaikan akreditasi institusi ialah bagian dari upaya tersebut. Sebab, tambah Prof Andi, akreditasi institusi sangat dipertimbangkan oleh para stakeholder dalam proses rekrutmennya. Saat ini Untad terakreditasi B dan masa akreditas tersebut akan berakhir pada tahun 2019. Sehingga, Pimpinan universitas mengajukan akreditasi lebih awal sebelum masa akreditas itu berakhir. Rencananya, tim peniliai akreditasi akan mendatangi Untad pada Oktober mendatang. Wn

Gelar Regional Conference Ke-2,

FISIP UNTAD dan LESTARI UKM Publikasikan Hasil Riset Pada Jurnal International Fakultas Kedokteran, Muhammad Ardi Munir dan

Untad,” tutur Prof Madya.

Regional Conference on Environmental Management 2018, hasilkan artikel yang terpublikasi pada Asian Journal of Environment, History and Heritage, pada Kamis (30/8) di Hotel Puri Pujangga, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).

Pada kesempatan yang sama, Dekan FISIP,

Tri Setyawati, Wakil Dekan Bidang Akademik

Dr Muhammad Nur Ali MSi, mewakili Rektor

Fakultas Kehutanan, Imran Rachman, Ketua Senat

Untad juga mengungkapkan rasa terima kasih yang

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Moh. Irfan

begitu besar atas kerjasama yang telah terjalin

Mufti dan beberapa diantaranya juga adalah

selama ini.

mahasiswa program doktoral Ilmu Sosial

“Kami mewakili Rektor Universitas Tadulako menyampaikan penghargaan dan terima

Universitas Tadulako. Artikel yang lolos seleksi dan

Kegiatan yang kurang lebih 50 orang dengan

kasih atas terselenggaranya Regional Conference

dipresentasikan pada kegiatan konferensi

berbagai disiplin ilmu yang berbeda, merupakan

on Environmental Management 2018. Sungguh ini

selanjutnya dipublikasikan pada Asian Journal of

buah kerjasama dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

adalah wujud kerjasama yang telah terjalin selama

Environment, History and Heritage diantaranya (1)

Politik Universitas Tadulako, Environmental

ini dan kami menyambut baik dan Insya Allah di

E-Government Trust Model Towards Taxpayers

Management Society (EMS) Malaysia, dan

tahun 2019 mendatang International Conference

Compliance In South Sulawesi Province,

Research Centre For Sustainability Science and

akan kita selenggarakan di Universitas Tadulako,”

Indonesia, yang ditulis oleh Mohamad Thahir

Governance (SGK) Institute For Environment and

ungkap Dekan.

Haning dan Tim. (2 Public Perception Of Facilities

Development (LESTASI) Universiti Kebangsaan

Pelaksanaan Regional Conference

Andinfrastructure Quality At School As One

Malaysia (UKM), memfokuskan kajian pada

berlangsung dari pagi hingga sore hari yang dihadiri

Facilities On Sindue District, Donggala Regency,

permasalahan lingkungan, termasuk di dalamnya

dari berbagai institusi dan bidang keilmuan

oleh Rudy Gosal, juga berhasil dipublikasikan pada

adalah lingkungan sosial.

diantaranya dari Universitas Tadulako, Universitas

jurnal tersebut 33 artikel yang mayoritas berasal

Hasanuddin Makassar, university Putra Malaysia,

dari Universitas Tadulako.

dengan pihaknya dalam mensukseskan Regional

Dalam sambutan singkatnya, Prof Madya Dr

Conference on Environmental Management 2018.

Kadir Arifin, yang juga sebagai Presiden Persatuan

“Harapan saya, kegiatan serupa dapat pula

Pengurusan Persekitaran (EMS) Malaysia

dilaksanakan di Indonesia khususnya di Untad,

mengungkapkan apresiasi yang sangat besar atas komitmen FISIP UNTAD yang telah bekerjasama

sehingga kunjungan kerjasama ini juga dapat berbalas kunjungan dari pihak LESTASI UKM Ke

Universitas Kebangsaan Malaysia, University Teknologi Petronas dan beberapa kampus lainnya. Tampak hadir pada kegiatan ini adalah Wakil Dekan Bidang Akademik dan Bidang Keuangan

Di akhir acara, Prof Muhammad Rizal Razman, selaku Ketua Panitia Pelaksana mengucapkan permohonan maaf, apabila terdapat hal-hal yang tidak berkenan.Ikr

Pelatihan PEKERTI Angkatan II

Tingkatkan Kompetensi Dosen Menuju Dosen Profesional Pusat Pengembangan dan Peningkatan Mutu

yang dilakukan oleh dosen ketika melakukan proses

PEKERTI akan diarahkan

Proses Pembelajaran (Pusbang PMPP) LPPMP

belajar mengajar,” ujar Dosen Ilmu Komunikasi itu.

mengikuti pelatihan tingkat

Universitas Tadulako adakan Pelatihan Peningkatan

Masih dalam penuturannnya, pelatihan ini juga

lanjut yang disebut dengan

Keterampilan Dasar Teknik Instruksional

menuntut para dosen untuk lebih aktif dalam

AA (Applied Approach),”

(PEKERTI) Angkatan II yang bertempat di Gedung

melakukan proses mengajar dalam kelas

imbuhnya.

IT Center Lantai 1, pada Senin (03/09).

perkuliahan. “Pelatihan ini full materi mulai dari

Dr Achmad juga mengikutinya.

Dr Achmad Herman SSos MSi, selaku Ketua

pukul 8 sampai dengan pukul 4 sore. Selain itu pada

mengharapkan, pelatihan ini dapat memberikan

Panitia mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk

hari terakhir ada satu materi, yang mengharuskan

dampak yang lebih baik lagi bagi proses belajar

meningkatkan kompetensi para dosen untuk menjadi

peserta untuk melakukan praktek mengajar atau yang

mengajar dan interaksi dosen ke mahasiswa.

menerapkan apa yang telah diberikan oleh pematerti

“Semoga materi yang telah diberikan dapat

secara langsung kepada mahasiswa melalui interaksi

dosen profesional yang mampu melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi khususnya di Universitas Tadulako.

biasa disebut dengan Microteaching,” lanjutnya. Selain itu menurutnya, PEKERTI Angkatan I dan II ini memiliki kesamaan dari segi materi dan

“Harapan kami semoga para peserta dapat

menunjang proses belajar mengajar dan dapat

yang lebih aktif dalam proses belajar mengajar,”

ditularkan kepada mahasiswa,” tandasnya.

harapnya. Pelatihan ini berlangsung selama 5 hari (03-10/09),

“Dalam pelatihan ini diberikan beberapa

instrukturnya yang sudah ahli dibidang masing-

Hal senada pula disampaikan oleh, Dr

materi mengenai teori belajar dan pembelajaran,

masing. Akan tetapi, peserta yang mengikuti

Marungkil Pasaribu selaku Koordinator Pusbang

yang diikuti oleh 35 peserta dari seluruh fakultas

dasar-dasar komunikasi dan pembuatan rencana

pelatihan ini berbeda dari angkatan sebelumnya.

PMPP, bahwa kegiatan pelatihan

yang ada di Universitas Tadulako. Selain itu,

belajar, materi yang diberikan terkait dengan segala

“Nah, peserta yang sudah mengikuti pelatihan

memberikan dampak positif bagi para dosen setelah

ini dapat

adapula peserta dari Kampus Untad II Morowali dan Ampana masing-masing berjumlah 2 orang. Sr


7

Kabar Tadulako Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

RSU Universitas Tadulako Resmi Tandatangani MoU Kerjasama Dengan BPJS Setelah melewati beberapa tahapan, RSU Universitas Tadulako (Untad) terhitung mulai tanggal 1 September 2018 telah resmi bekerjasama dan menerima pasien (BPJS) pada momen Grand Launching yang digelar pada Jumat, (31/08) pagi di RSU Universitas Tadulako. Usai melakukan senam pagi, acara Grand Launching dibuka oleh dr Ketut Suarayasa M Kes selaku Direktur RSU Universitas Tadulako. Dalam sambutannya dr Ketut memaparkan fasilitas RS Untad yang telah resmi bekerjasama dengan BPJS tersebut. “RS Untad saat ini telah membuka layanan UGD 24 Jam, rawat inap, rawat jalan, laboraturium, radiologi serta farmasi. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada BPJS yang telah mempercayakan RS Untad untuk bermitra dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Saat ini pun kami sedang mempersiapkan akreditasi RS Untad sehingga ke depannya kami tetap membutuhkan dukungan untuk RS Untad yang terus berproses agar memenuhi standar secara lengkap,” paparnya.

Untad juga telah bekerjasama dengan RSU Undata melalui penandatanganan MoU untuk rujukan parsial yang sesuai dengan peraturan yang diberlakukan BPJS. Ke depan RSU Untad akan bekerjasama dengan berbagai RS untuk rujukan parsial dengan tujuan kebaikan pasien.

mengucapkan terima kasih banyak kepada Rektor Untad beserta jajarannya yang telah memberikan support terbaik selama ini,” ujar dr Ketut.

Pada kesempatan yang sama, Dr dr Muh Sabir MSi, Dekan Fakultas Kedokteran Untad berharap Grand Launching RSU Untad menjadi momentum “Kami juga telah bekerjasama dengan PMI RS agar semakin baik dalam memberikan pelayanan untuk ketersediaan stok darah dan laboratorium kesehatan. M a s i h d a l a m s a m b u t a n n y a , d r K e t u t swasta, BKKBN dan sebagainya. Tak lupa kami “Momen hari ini merupakan proses perjalanan menyampaikan bahwa selain dengan BPJS, RSU

panjang sejak tahun 2014 yang penuh kerja keras. Sehingga harapannya, RSU Untad ke depan semakin berkualitas dan profesional dalam memberikan pelayanan. SDM yang ada di FK masih cukup terbatas, sehingga kami terbuka dengan dukungan dan saran yang membangun untuk RSU Untad yang semakin optimal ke depannya,” ungkap Dr dr Sabir. Pada kesempatan lain, Hartati Rachim selaku Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palu mengapresiasi usaha Untad selama ini yang terus berusaha memperbaiki fasilitas kesehatannya sehingga di awal September tahun ini, RSU Untad telah memenuhi syarat untuk melayani Pasien BPJS. “Kami sangat mengapresiasi RSU Untad yang terus berbenah sehingga pada hari ini, setelah melewati beberapa tahap, RSU Untad akhirnya layak dan memenuhi kriteria untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien BPJS. Kami pun turut mengapresiasi pula RSU Untad yang telah mempersiapkan akreditasinya. Kami berharap RSU Untad ke depan dapat melayani pasien BPJS dengan maksimal dan prima,” tutup Hartati. AA

Tim Dosen Untad

Lakukan Konservasi Anggrek

Alam Sulteng

Konservasi anggrek alam SULTENG merupakan salah satu upaya penyelamatan tumbuhan anggrek dari kepunahan akibat pembukaan lahan secara besarbesaran. Tim yang diketuai Dr Zulkaidha SP MP itu, telah memulai konservasi tersebut sejak 2014 di kecamatan Palolo.

Umbi Bawang Merah Hantarkan Dosen Untad Raih The Best Paper Penelitian dengan judul “Efektitas Berbagai Metode Sterilisasi Umbi Bawang Merah Lembah Palu untuk Penelitian dan Praktikum Kultur jaringan”, berhasil membawa Ir Hawalina Kasim MSc mengharumkan Universitas Tadulako (Untad) dengan meraih paper terbaik pada Musyawarah Nasional (Munas) II Persatuan Pranata Laboratorium Pendidikan Indonesia (PPLPI) Tahun 2018, di Universitas Padjajaran, Bandung pada Senin s.d Rabu (27-29/09). Hawalina tidak mengira jika penelitiannya yang menghabiskan waktu kurang lebih 2 bulan, mengungguli penelitian-penelitian lainnya. “Ketika disebutkan nama saya disusul nama Universitas, saya kaget. Saya benar-benar tidak menyangka. Karena dari yang saya ikuti, penelitian bahkan pemaparan peserta lain sangat kece. Tapi Alhamdulillah. Dua dari Untad yang memasukkan paper, satu berhasil menang,” ungkapnya. Berdasarkan penelitian tersebut, Hawalina menjelaskan bahwa peningkatan konsentrasi fungisida mancozeb 80% dan bakterisida streptomisin sulfat 20%, dari 1 hingga 5 g/L tidak

efektif meningkatkan persentase eksplan hidup, bahkan setelah chilling dalam asam askorbat 100 mg/L. Upaya tersebut hanya memperlambat munculnya kontaminan dari minggu pertama menjadi akhir minggu ketiga. Akan tetapi, peningkatan konsentrasi natrium hipoklorit dari 10% menjadi 15% sangat efektif mematikan kontaminan. “Chilling dalam asam askorbat efektif meningkatkan persentase eksplan hidup dan menekan pertumbuhan bakteri dan jamur pada konsentrasi 300-400 mg/L. Kontaminasi yang terjadi lebih banyak disebabkan oleh jamur daripada bakteri,” jelasnya. Hawalina berharap dengan keberhasilan papernya itu semakin memantik semangat para akademisi untuk melakukan penelitian. Ia juga bersedia dilibatkan dalam penelitian-penelitian, sejak persiapan hingga menjadi tulisan. “Saya terus belajar, dari orang-orang di sekeliling saya. Tentunya penelitian saya tidak saya lakukan sendiri. Ada banyak pihak yang membantu termasuk mahasiswa. Sehingga saya siap membimbing mahasiswa dan semua pihak untuk sama-sama belajar, melakukan penelitian,” harapnya, menutup wawancara dengan awal

Bersama timnya, Dr Ir H Muslimin MP, Dr Bau Toknok SP MP, dan Dr Andi Sahri Alam SP MP, dosen yang akrab disapa Ibu Eda itu telah melaksanakan pengabdian melalui program DIKTI, yaitu IPTEK bagi inovasi kreativitas kampus (IBIKK). Saat ditemui di Green house, persemaian permanen UNTAD (20/09), ia mengatakan bahwa mereka memfokuskan upaya konservasi tersebut terhadap anggrek yang merupakan salah 1 hasil hutan non kayu itu, karena anggrek memiliki nilai estetika dan nilai jual yang tinggi, namun terancam keberadaaannya. “Ironis sekali, pembukaan lahan secara besarbesaran, menyebabkan anggrek alam terancam punah. Sementara kita di SULTENG itu punya beberapa jenis anggrek alam yang memang endemik dan keanekaragamannya terkenal sangat tinggi, jadi kami mencoba menyelamatkan dengan cara konservasi eksitu” ungkap Dr Eda. Dari berbagai jenis anggrek alam yang telah berhasil diselamatkan, terdapat 3 jenis anggrek endemik yang diambil dari hutan di wilayah kecamatan Palolo. “Anggrek endemik SULTENG yang sudah ada disini yaitu Paleonopsis celebencis,

Gramatopilum stapeliflorum dan ada juga jenis Bulbo pilum yang setiap ada lomba atau event selalu juara,” tandasnya. Upaya konservasi dilakukan dengan membudidayakan anggrek-anggrek secara vegetatif, baik secara alami maupun kultur jaringan di laboratorium. Dalam konsevasi tersebut juga dilakukan kerjasama dengan UPT Sumber Daya Hayati dan kelompok tani dari masyarakat Kecamatan Palolo. “Kami kerjasama dengan beberapa kelompok tani, yang salah satu tujuannya untuk membatasi pengambilan anggrek hutan oleh masyarakat lokal tanpa adanya upaya budidaya. Makanya kami pelihara di sini dan nantinya akan dikembalikan ke mereka, agar mereka tidak menggangtungkan diri lagi dengan anggrek di alam, sehingga yang di alam bisa survive dan mereka tidak kehilangan mata pencaharian,” ungkapnya. Tidak itu saja, mereka juga membawa beberapa kelompok tani untuk melihat dan memperkenalkan langsung mekanisme kultur jaringan di laboratorium dan memberikan bantuan pupuk hasil penelitian dosen, serta paranet (alat penyaring sinar matahari) bagi masyarakat yang juga telah melakukan budidaya anggrek. “Sekarang mereka juga sudah melakukan budidaya sendiri, misalnya di Desa Karuna, masyarakat sudah memiliki mini Green house sendiri, dan kalau ada buahnya mereka kumpulkan dan bawa ke kami untuk di kultur,” terangnya. Tetapi sebelum melakukan konservasi, mereka melakukan penyuluhan terlebih dahulu, karena menurutnya, mengubah pola pikir masyarakat terhadap alam merupakan langkah yang paling utama.Vv


Kabar Tadulako Edisi 99 September

Tahun ke 6

8

Debat Konstitusi MPR-RI 2018, Leli Tibaka Sayangkan Skema Debat Debat Konstitusi Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI), tingkat Nasioanal yang dilaksanakan di ibu kota Republik Indonesia pada Senin s.d Kamis (27-30/08), hadirkan atmosfir berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Debat MPR ini merupakan kali pertamanya diselenggarakan, setelah debat-debat mahkamah konstitusi menghiasai lomba debat sejak 10 tahun lalu. Pada perhelatan di kancah nasional itu, Sulawesi Tengah (Sulteng) mengirimkan satu tim dari Universitas Tadulako yang memenangkan debat pada tingkat Provinsi pada Oktober tahun lalu. Didampingi Leli Tibaka SH MH, tim tersebut yakni Rizaldy Alif Syahrial, Andriawan Marselino, dan Rizky Ramadhani, mahasiswa semester 5 Fakultas Hukum. “Kita bicara dengan tema debat konstitusi, sehingga dasar argumentasi kita berdebat itu hukum dan konstitusi. Tetapi yang mereka hadirkan sebagai juri debat itu para politisi-politisi yang di MPR.

“Jurinya semua dari MPR, para politisi. Sehingga atmosfirnya jadi seperti debat politik. Bagi saya, kalau begitu pesertanya jangan dari mahasiswa Hukum, tetapi mahasiswa sospol. Lebih pas berbicara politik,” lanjutnya. Tidak hanya Leli Tibaka sebagai akademisi Untad, beberapa Universitas lain juga ikut protes dengan skema yang ada. Meski demikian, tim Untad dapat mengambil pelajaran untuk mempersiapkan jika skema-skema seperti ini terjadi lagi. Persiapanpersiapan tersebut dilakukan tidak hanya Leli, tetapi juga tim debat melalui kelompok-kelompok kajian. “Dari ajang di nasional itu, kami belajar untuk menyiapkan segalanya. Kami belajar lagi, kembali mengkaji. Kajian-kajian itu untuk mempersiapkan adik-adik angkatan kami pada kompetisi debat Sehingga persfektif, cara berpikir, pandangan, dan penilaian mereka berbeda dengan debat di mahkamah konstitusi itu yang juri-jurinya ahli hukum tata negara. Karenanya pada penyampaian argumentasi tim yang kontra, langsung dilemahkan

oleh juri,” ungkap Leli. Masih menurut Leli, ia sempat protes pada panitia mengenai komposisi juri. Seharusnya ada juri yang dari mahkamah konstitusi, sehingga bisa seimbang.

tahun-tahun akan datang. Tentunya dengan mengkali berdasarkan mosi-mosi yang ada, tutup Risaldy, ketua tim debat. ikr

Pusdit EPMP Kembali Sosialisasikan Standar Layanan akan melakukan rapat peninjauan terhadap unit kerja

(29/08), dalam rangka mensosialisasikan standar layanan untuk sejumlah unit kerja di lingkungan Universitas Tadulako (Untad), Pusat Audit dan Evaluasi Penjaminan Mutu Pendidikan (Pusdit EPMP) sampaikan Standar Layanan dalam rapat khusus bersama Biro, UPT dan lembaga di lingkungan Untad.

yang bersangkutan,” ucap Dr Dwi. Meski begitu, Dr Dwi berharap, dengan adanya sosialisasi standar layanan yang digelar oleh Pusdit EPMP, dapat memacu unit kerja untuk lebih siap dan berpacu dalam meningkatkan kualitas layanan sesuai standar layan yang telah ditetapkan. Pusdit EPMP terus melakukan upaya-upaya dalam rangka perbaikan akreditasi institusi. Pada tahun 2017, Pusdit EPMP juga mengadakan rapat khusus terkait standarisasi layanan untuk jurusan-

Sejumlah unit kerja hadir dalam rapat tersebut,

jurusan yang ada dilingkungan Untad. Pada awal

antara lain Biro Umum dan Keuangan Untad (BUK)

Agustus lalu, Pusdit EPMP juga telah menetapkan

Untad, UPT Perpustakaan Untad, serta Lembaga

kode etik auditor agar proses akreditasi dapat

Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Untad. Standar layanan yang disusun dalam

Biro, UPT dan Lembaga di lingkungan Untad untuk

poin-poin standar layanan ini secara keseluruhan,”

terlaksana sesuai ketentuan standarisasi yang telah

menunjang proses akreditasi.

terangnya.

ditetapkan. Hal ini juga disampaikan oleh Ketua LPPMP

kesempatan itu meliputi sejumlah SOP serta

Ketua Panitia, Adnan Fajar ST MEng Sc

Senada dengan Adnan Fajar mengenai tugas

dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan oleh

menyampaikan, pemenuhan akan keseluruhan poin

unit kerja, Koordinator Pusdit EPMP, Dr Ir Dwi

Universitas Tadulako Dr Golar SHut MSi dalam kesempatan yang lain, bahwa pelaksanaan audit

asesor pada saat akreditasi pada unit kerja yang

tersebut sangat memberikan pengaruh pada

Sulistiawati MP menambahkan, akreditasi institusi

bersangkutan. Sehingga, dokumen tersebut harus

akreditasi institusi.

sangat bergantung pada kualitas unit kerja.

disiapkan oleh Biro, UPT, dan Lembaga. Kurang lebih terdapat 100 butir poin yang disepakati dalam rapat tersebut. Sejumlah poin-poin

mutu internal baik fakultas, pascasarjana maupun unit kerja yang ada di lingkungan Untad, akan

“Poin-poin dalam standar layanan ini sangat

“Jika unit kerjanya bagus, maka institusi pun

berpengaruh pada akreditasi institusi, olehnya itu

akan bagus. Dan apabila dalam prosesnya didapati

didasarkan pada Standar Penjaminan Mutu Internal

indikator yang belum terpenuhi, maka Pusdit EPMP

(SPMI) Untad yang telah ditetapkan. Wn

setiap unit kerja harus berupaya untuk memenuhi

itu merupakan poin-poin yang harus dipenuhi oleh

Rektor Untad Apresiasi Tim Debat Untad Yang Raih Juara III Di Kompetisi Debat Mahasiswa Se Indonesia

Mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) kembali menorehkan prestasi di tingkat nasional. Kali ini melalui tim debat bahasa Indonesia yang berhasil meraih juara III pada perhelatan Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) tingkat Nasional yang diselenggarakan di Malang pada Selasa s.d Jumat (28-31/08).

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta diikuti oleh 14 Perguruan Tinggi yang mewakili kopertisnya masing-masing. Ia bersama timnya berhasil masuk tiga besar bersama tim debat Universitas Indonesia (UI) yang meraih peringkat I serta tim debat Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berada di posisi ke II. “Keberhasilan ini merupakan kerja sama tim, serta kerja sama dari semua pihak termasuk pembimbing dan oficial, termasuk juga Rektor dan

Sebelum berlaga di tingkat nasional, Tim debat Wakil Rektor III atas dukungannnya sehingga kami Untad ini telah mengalahkan kurang lebih 60 tim pada berhasil meraih juara 3 dalam kompetisi ini,” ujar KDMI tingkat Kopertis Wilayah IX tahun 2018, Rizaldy. Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS selaku sehingga berhak mewakili Kopertis Wilayah IX pada Rektor Untad menyambut baik kedatangan para tim KDMI tingkat Nasional. Untad pada Rabu (11/08) pagi di Ruang Rektor Untad Tim debat Bahasa Indonesia Untad kali ini yang berhasil mendapatkan Juara III pada kompetisi terdiri dari Andriawan Marcellino, Rizaldy Alif tingkat Nasional tersebut. Prof Basir bersama Kabag Syahrial, Dion Yosafat,dan Triyono. Menurut Rizaldy Kemahasiswaan memaparkan rasa bangganya dan ALif Syahrial, KDMI ini merupakan kompetisi debat memberikan apresiasi kepada seluruh tim Debat Bahasa Indonesia tingkat nasional yang pertama Bahasa Indonesia Untad. AA dilaksanakan dan diinsiasi langsung oleh


9

Infotorial

Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

Kebersihan dan Penataan Kampus

NASKAH : AKHMAD USMAR / HUMASUNTAD FOTO : AKHMAD USMAR DAN DOKUMEN PRIBADI MASING-MASING FAKULTAS

Pembersihan dan penataan Lingkungan Kampus

Hasil Negosiasi dengan Wakil dekan dan Dosen Fak. Kehutanan Alhamdulillah setelah duduk bersama antara pengurus lembaga, akhirnya anak-anak kami ikhlas melakukan pembersihan sekber Fahutan

Kerja bakti Tim BAKP Bersama Kepala Biro, Rudy Gosal, SE.MS.i

Pengangkatan sampah dengan Menggunakan Dum Truck ke tempat TPS

Tim Kerbersihan UNTAD Menyisir dan Membersihkan Sampah Kantin

Pengangkatan Sampah Di TPS Fakultas-fakultas untuk dibuang kepusat pembuangan

Tim Kerbersihan Universitas Tadulako Menyisir dan membersihkan ranting-ranting kayu dari bagian selatan sampai ke utara dalam lingkungan kampus


10

Infotorial

Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

NASKAH : AKHMAD USMAR / HUMASUNTAD FOTO : AKHMAD USMAR DAN DOKUMEN PRIBADI MASING-MASING FAKULTAS

Rektor Prof.Dr.Ir.H. Muhammad Basir Cyio, SE.MS turut berpartisipasi dalam penataan dan kebersihan kampus

Salah satu hasil negosiasi yang dilakukan Dekan FKIP bersama Wakil Dekan dengan pengurus lembaga di sekret bersama fkip.

Pengangkatan sampah dengan Menggunakan Treeseda ke tempat TPS

Penataan dan pemangkasan Ranting Pohon di depan BAKP Universitas Tadulako

KKN Ikut dalam mengawal penataan dan kebersihan Universitas Tadulako dalam meraih Akreditasi A

Mahasiswa FMIPA dan pengurus lembaga bersama pegawai dalam Penataan dego-dego di sekretariat bersama

Pengangkatan Barang-barang yang tidak terpakai yang rusak yang tidak bisa digunakan lagi


11

Info Fakultas Edisi 99 September

2018 Tahun ke 6

Law Fair Ramaikan Dies Natalis FH Untad ke-37

Career Day FAPERTA

Buka Kesempatan Kerja Alumi Baru Carrer Day mengawali rangkaian kegiatan reuni akbar Fakultas Pertanian (FAPERTA) yang dilaksanakan di Gedung Auditorium Baru UNTAD Selasa (24/8). Acara ini diperuntukan bagi alumni-alumni Fakultas Pertanian yang baru saja menyelesaikan masa studinya. Hal ini sebagaimana disampaikan Ir Trie Iriany dalam sambutannya. “career day adalah kesempatan bagi alumni baru khususnya Fakultas Pertanian untuk berkenalan, mencari informasi seputar dunia kerja. Acara ini memang spesial buat mereka yang sedang mencari pekerjaan atau ingin meniti karir di tempat-tempat yang mereka inginkan.” Pada acara ini alumni-alumni baru Fakultas pertanian mendapatkan informasi-informasi penting seputar dunia kerja dari sumbernya langsung, bila tertarik mereka juga dapat segera ikut seleksi penerimaan tenaga kerja di tempat-temat yang mereka harapkan. Dalam kegiatan tersebut, selain presentasi yang disampaikan oleh para pemateri, juga dilakukan simulasi psikotes dan wawancara kerja. Selain Career Day, dihari berikutnya juga dilaksanakan beberapa kegitan lainnya seperti penghijauan di FAPERTA dan 2 fakultas hasil pemekaran FAPERTA yaitu Fakultas Kehutanan dan Fakultas Peternakan dan Perikanan, serta kegiatan bina desa di Watutela kelurahan Tondo. Tidak itu saja, jalan santai, temu kangen alumni, pemberian bantuan pengembangan sarana dan prasarana lapangan olahraga futsal dan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi tetapi kurang mampu juga ikut dalam rangkaian dari kegiatan tersebut. “Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian kami selaku alumni kepada institusi almamater FAPERTA,” tutur Ir Trie. Prof Dr Sutarman Yodo SH MH, selaku wakil rektor bidang akademik mengatakan bahwa alumni FAPERTA

UNTAD memiliki potensi untuk menghimpun kekuatan dari berbagai dimensi dalam mewujudkan visi pembangungan Indonesia. “Jika alumni FAPERTA menjadi mitra penyedia pasar kerja, maka alumni baru akan lebih mudah terserap, sehingga akan mengurangi tingkat pengangguran di negeri ini,” terang Prof Sutarman. Terlebih, UNTAD telah menjadi salah 1 dari 2 perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang tergabung dalam konsensum PT di Asia-Eropa. Gubernur SULTENG, Drs H Longki Djanggola MSi sangat mengapresiasi kegiatan reuni akbar dan career day tersebut. Ia berharap kegiatan itu dapat menjadi momentum untuk menumbuhkan budaya silaturahmi di lingkungan alumni, dalam mewujudkan rasa persatuan bangsa. “Kita tahu masih banyak tantangan-tantangan yang terjadi di negara-negara berkembang khususnya di bidang pertanian, oleh karena itu diharapkan lulusan-lulusan PT dapat memberikan kontribusi untuk mengatasi masalah itu”, harap Drs Longki. Ia pun berharap agar UNTAD dapat terus meningkatkan kerjasama dengan dunia industri, terutama dalam meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja, guna menghambat pertambahan pengangguran-pengagguran bergelar sarjana. “Perlu diingat bahwa pemerintah dan sektor swasta terus berfokus pada kualitas kompetensi alumni, bukan strata lulusan atau gelar,” imbuhnya. Kegiatan ini turut dihadiri gubernur Sulawesi Tengah, Deputi II staf kepresidenan Indonesia, Pimpinan PT. Karyamas Adinusantara Company, direktur inovasi dan kewirausahaan IPB, Alumni dan Career centre dari Ghent University dan beberapa tamu undangan lainnya. Vv

Berbagai macam kegiatan diantaranya kuliah umum, macam-macam lomba, hingga Tadulako Law Fair ramaikan perayaan Dies Natalis Fakultas Hukum (FH) Universitas Tadulako (Untad) yang ke-37, pada Senin (03/09). Pembukaan seluruh rangkaian Dies Natalis tersebut dihadiri Rektor Untad yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Prof Dr Djayani Nurdin SE, Dekan Fakultas Hukum, Dr H Sulbadana SH MH, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dr H Awaluddin SH SE MH, Ketua Senat Fakultas, Dr H Supriadi SH MH, serta mahasiswa FH, di Media Center Untad. Dr Awaluddin mengatakan bahwa kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun kemarin. Hanya saja tahun ini terus ditingkatkan pengemasan acaranya. Misalnya berbagai lomba-lomba yang bekerja sama dengan lembaga mahasiswa. “Tahun ini, Dies Natalis Fakultas Hukum dirangkaikan dengan lomba debat konstitusi, peradilan semu dan legal drafting. Ketiga lomba ini akan berlangsung di laboratorium FH. Oleh karenanya, kami bekerja sama dengan Unit Penalaran Mahasiswa (UPM), sebuah lembaga yang baru dibentuk,” ungkap Awaluddin. Awaluddin juga mengakatan bahwa kegiatan tersebut selain untuk meningkatkan intelektual, tiga cabang lomba itu penting dilakukan sebagai salah satu upaya peningkatan borang akreditasi Fakultas Hukum Untad, khususnya lomba peradilan semu. “Selama ini kita belum pernah mengenal lomba peradilan semu, padahal penting. Karena cikal bakal hakim, jaksa, pengacara dan panitera yang baik, bisa dilihat dan disimulasikan melalui peradilan semu,” ujarnya. Prof Djayani dalam sambutannya sekaligus membuka rangkaian acara, mengatakan sangat mendukung jalannya kegiataan tersebut dan kagum dengan semangat mahasiswa yang mengikuti acara. “Kegiatan yang luar biasa. Karena kegiatan-kegiatan seperti ini kita harus saling mendukung, antara mahasiswa, dosen, dan pihak birokrasi, agar dapat meningkatkan prestasi dan membawa nama kampus lebih tinggi,” tutur Prof Djayani. Pada kesempatan itu, hadir pula Dr H Supriadi SH MH menyampaikan materi bersama dekan FH, serta seorang guru besar dari Universitas Airlangga pada kuliah umum dengan tema, “Peran Hukum Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang”. ikr

BAN-PT Kunjungi Program Studi Pendidikan Sejarah (Senin, 3/08) – Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako (FKIP Untad) telah menerima kunjungan Visitasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Pembukaan yang berlangsung di gedung dekanat FKIP itu dimulai pada pukul 09.00 WITA dan dihadiri langsung oleh Dekan FKIP. Asesor yang mendapat tugas untuk visitasi tersebut adalah Prof Dr Yetty Rochwulaningsih M Si dari Universitas Diponegoro dan Dr Umasih M Hum dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Visitasi tersebut dibuka oleh Dekan FKIP, Dr Lukman M.Hum. dalam sambutanya ia menuturkan bahwa akan ada Reward bagi Prodi yang Akreditasnya naik dimasa kepemimpinanya. “Sebagai bentuk komitmen Fakultas terhadap Prodi, kami akan menambah anggaran sebagai Reward berupa penambahan dana sebesar 100 juta dalam bentuk fasilitas bagi prodi yang akreditasnya naik”, tuturnya. Proses visitasi tersebut berjalan dengan lancar dengan membagi tugas untuk masingmasing asesor. Dr Umasih, melakukan visitasi borang fakultas dan wawancara kepada perwakilan mahasiswa dan alumni sementara Prof Yetty melakukan visitasi borang Program Studi

Pendidikan Sejarah. Dalam proses visitasi, Prof Yetty dan Dr Umasih berkunjung ke Perpustakaan FKIP dan Ruang Prodi Pendidikan Sejarah. Lalu melanjutkanya kembali ke gedung dekanat untuk proses tanya jawab antar tim asesor kepada perwakilan mahasiswa dan alumni. Akreditasi program studi merupakan proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen program studi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program tridarma perguruan tinggi, untuk menentukan kelayakan program akademiknya. Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Tadulako menyiapkan dengan baik pengisian dokumentasi Borang Akreditasi dan Evaluasi diri Program Studi. “Untuk menyusun Borangnya saja kita menyiapkanya dalam waktu 1 tahun, setelah tahu bahwa Tim BAN-PT menanggapi, maka kita melakukan pembersihan selama 1 minggu” ungkap Haliadi, S.S, M.Hum Ph.D selaku Ketua Panitia persiapan visitasi. Kedatangan tim asesor disambut dengan baik oleh Dekan FKIP, Koordinator Program Studi Pendidikan Sejarah, Dosen-Dosen Pendidikan Sejarah, Mahasiswa dan Alumni. Visitasi akreditasi program studi pendidikan sejarah terlaksana dengan baik hingga akhir acara. “Tentunya saya berharap nilai yang diberikan adalah A, dan itu juga merupakan harapan Fakultas dan Universitas, tapi kita sudah berusaha semaksimal mungkin, nilai apapun yang keluar akan kita terima,” tutup Dr Haliadi. NB


12

Info Fakultas Edisi 99 September

2018 Tahun ke 6

FMIPA Siap buka Program Studi Apoteker Palu, senin (10/09)-Tim Komite Penilaian dan Rekomendasi Noffendri Roestam Ssi Apt bersama Prof Dr Daryono Hadi Tjahjono MSc Apt berkunjung ke Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dalam rangka melakukan persiapan pembukaan Program Studi (Prodi) Apoteker. Dalam kunjungan tersebut tim komite melakukan survei rumah sakit dan beberapa apotek yang ada di Kota Palu, sebagai bagian dari syarat membuka Program Studi Apoteker. Persyaratan rekomendasi dari Ikatan Apoteker Indonesia itu akhirnya terpenuhi dan FMIPA dianggap siap membuka Program Studi Apotker. Dekan FMIPA, Dr M Rusydi H Msi, mengatakan bahwa saat ini semakin banyak permintaan masyarakat akan kebutuhan profesi apoteker, hal itulah yang kemudian juga menjadi acuan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk mempersiapkan program studi apoteker. “Alasan yang melatarbelakangi pembukaan program studi apoteker ini ialah dengan melihat banyaknya tuntutan akan kebutuhan masyarakat akan perlunya pendidikan apoteker khususnya di Sulawesi Tengah, selain itu alumni farmasi kami juga ingin

melanjutkan sampai ke profesi apotker, namun belum ada prodinya jadi masih belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut,” ucapnya. Lebih lanjut, Rusyidi menjelaskan bahwa satusatunya perguruan tinggi negeri di Sulawesi yang ada Prodi Apoteker ialah Universitas Hasanuddin (Unhas) sehingga belum bisa menampung seluruh

Tim PUSN Tanam 1000 Pohon Produktif Tim Penelitian Unggulan Strategi Nasional (PUSN) Kemenristek Dikti tahun 2016-2018 oleh Dr Umrah MSi, Dr Sc Agr Yusran SP MP dan Dr Lif Sc I Nengah Swastika MSc Mlif Sc, menerapkan hasil penelitiannya berupa Biofertilizer dan Biopestisida di Desa Langaleso, kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi (16/09). Kegiatan ini bekerjasama dengan tim pengabdian masyarakat dari dosen Biologi yang diketua Dr Asri Pirade Paserang dan tim pengabdian masyarakat dari mahasiswa yang diketuai oleh Nisfaun Safitriana. Ia mengatakan bahwa selain sebagai upaya dalam mengaplikasikan hasil penelitian timnya, kegiatan tersebut juga untuk kepentingan masyarakat, karena dalam kegiatan tersebut juga dilakukan pembagian bibit-bibit tanaman produktif kepada masyarakat setempat. “Ini juga untuk kepentingan masyarakat disini, karena menanam itu merupakan suatu sumber rezeki dan salah 1 amal jariyah,” tuturnya. Dr Umrah selaku ketua peneliti sekaligus koordinator pelaksana kegiatan menjelaskan bahwa, kegiatan tersebut bertujuan membrikan pelatihan kepada masyarakat dalam penerapan Bioteknologi dalam hal ini Biofertilizer dan Biopestisida. “Kami berniat mempertemukan masyarakat dengan tim peneliti unggulan strategi nasional dengan tim pengabdian masyarakat dari dosen jurusan Biologi dan tim pengabdian masyarakat dari mahasiswa Biologi FMIPA UNTAD dalam rangka penerapan Biofertilizer dan Biopestisida pada gerakan menanam 1000 tanaman secara bersama-

sama,” jelas Dr Umrah. Menurutnya, masyarakat perlu dimotivasi untuk memanfaatkan semua lahan tidur untuk tanaman produktif dengan menggunaan nutrisi berupa Biopestilizer, serta Biopestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. “Masyarakat perlu mendapatkan motivasi dalam kegiatan gerakan menanam seperti ini, jangan sampai ada sejengkal tanah pun yang menganggur,” terangnya. Dalam kegiatan tersebut, selain pada lahan terbuka, penanaman juga dilakukan dalam pot dan polibet dengan penambahan biofestilizer dan biopestisida yang merupakan hasil pemanfaatan sumberdaya lokal. “Bahan dasar dalam formulasi biofestilizer dan biopestisida merupakan limbah peternakan dan limbah industri tempe yang banyak tersedia dilingkungan dengan menggunakan mikroorganisme lokal yang telah diisolasi dari tanah,” tandasnya. Dr Umrah menuturkan bahwa penggunaan pupuk biofertilizer dan biopestisida bersifat ramah lingkungan, berbeda dengan penggunaan pupuk dan pestisida kimiawi sintetik. “Masyarakat dapat menggunakan pupuk yang ramah lingkungan untuk meningkatkan tanamannya dan menghasikan produk pertanian yang bebas residu bahan-bahan kimiawi yang berdampak negatif terhadap kesehaan masyakat,” tuturnya. Bibit tanaman produktif yang disediakan dalam kegiatan itu meliputi singkong bibit unggul, ubi jalar ungu, ubi jalar merah, sirsak, anggur, markisa, buah naga, bawang merah, bawang daun, cabe, tomat, rosella, lavender, tebu dan kelor. Selain memberikan pembagian bibit dan pelatihan, kegiatan tersebut juga akan terus dilakukan secara berkala dengan pengawasan, hingga tanamantanaman tersebut menghasilkan buah dan akan ada penghargaan kepada petani yang memiliki hasil terbaik.Vv

lulusan farmasi baik dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta. “Beban Unhas seperti yang telah disampaikan oleh assesor bahwa untuk menampung alumnialumni farmasi baik dari PTN maupun PTS itu sangat banyak dan tidak efisien. Sehingga diharapkan PTN yang ada di Sulawesi itu bisa membuka Prodi

Apoteker juga,” lanjutnya. Forum Asosiasi Perguruan Tinggi indonesia mendorong kawasan Indonesia Timur untuk berlomba-lomba membuka Prodi Apoteker, Universitas Haluuleo dan Universitas Tadulako sedang mempersiapkan hal tersebut. Ia menyampaikan bahwa penerimaan mahasiswa untuk Prodi tersebut tidaklah banyak selain itu juga penerimaannya tidak dilakukan tiap tahun. “Untuk jumlah yang bisa kami terima di tahun pertama tidaklah banyak, ini disebabkan bebannya berat. Rencananya kami akan menerima sekitar 40 mahasiswa, nanti akan dievaluasi setelah 2 atau 3 tahun berjalan, sehingga kita bisa mengetahui apakah bisa dinaikan atau malah dikurangi tergantung dari pengelolaanya,” jelas Dosen Fisika tersebut. Rusydi pun berpesan kepada mahasiswa yang nantinya akan masuk pada Prodi Apoteker tersebut, bahwa penentuan apakah mahasiswa tersebut bisa mendapat gelar Apoteker melalui ujian kompentensi sehingga mahasiswa yang siaplah yang bisa mendapat gelar tersebut. “Informasi yang saya dapatkan dari tim assesor bahwa walaupun semua mata kuliah lulus namun tidak lulus dalam ujian kompentesi maka ia tidak bisa mendapat gelar Apoteker, sehingga mahasiswa yang masuk itu memang mahasisswa yang siap dan mampu untuk menjadi seorang Apoteker,” imbuhnya. AFT

Pekan Ilmiah Statistika Pekan Ilmiah Statistika yang dilaksanakan oleh program studi (prodi) Statistika FMIPA di Ruang Senat lama UNTAD dan Hotel Mercure (13-15/09), turut dihadiri anggota Forum Statistika (FORSTAT) Indonesia dan Gubernur SULTENG. Kegiatan tersebut diagendakan untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman mahasiswa mengenai bidang statistik. “di hari pertama kami laksanakan kuliah tamu oleh Sri Astuti Thamrin SSi MStat PhD, dosen UNHAS, untuk mengenalkan mahasiswa baru (maba) agar mereka tahu kalau harus pandai menggunakan software”, ungkap Nur'eni SSi MSi, ketua prodi Statistika. Ia mengatakan bahwa hal tersebut betujuan agar mahasiwanya, tidak berpikir harus menjadi dosen atau pegawai setelah lulus, tetapi harus memiliki usaha sendiri. Dalam pekan ilmiah tersebut juga dilaksanakan workshop PKM oleh Prof Akhmad Fauzy SSi MSi PhD dari UI, data workshop Statistika terkini mengenai ensamble learning in statistical modeling oleh Dr Bagus Surtono SSi MSi dari IPB, workshop pengjaran dan kurikulum oleh Santi Wulan Purnami SSi MSi PhD dari ITS. “Kami juga rangkaian dengan workshop PKM, karena selama ini proposal mahasiswa kami belum ada yang lolos, makanya kami hadirkan ahlinya agar kami tahu apa sih penyebabnya,” terangnya. Pada kesempatan itu pula, Prof Akhmad

Fauzy yang juga merupakan salah satu eksekutif B A N - P T, m e n g u m u m k a n b a h w a p r o d i Statististika FMIPA UNTAD telah terakreditasi B. “Alhamdulillah, itu merupakan hadiah terbesar bagi kami, walaupun Surat keputusannya (SK) belakangan yang penting kami sudah merasa bahagia,” tandasnya. Selain itu, juga dilaksanakan seminar nasional statistika mengenai peran statistika dalam mendukung kemajuan industri dan telekomunikasi nasional. Kegiatan yang dibuka oleh Gubernur SULTENG, Drs H Longki Djanggola MSi itu, menghadirkan Rudiantara S Stat MBA dari KEMENGKOMINFO RI dan Prof Dr Ir Khairil Anwar Notodiputro MS dari IPB sebagai narasumber. Kemudian materi-meteri tersebut kembali dijelaskan lebih mendalam oleh 4 narasumber lain yakni Prof Dr dr M Nadjib Bustan MPH dosen UNM, Dr Yusep Suparman SSi MSc dosen UNPAD, Dr Hasih Pratiwi dosen UNS, Dr Budi Warsito dosen UNDIP, dan Dr Drs H Ismail Djakaria dosen UNG. Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan prosiding oleh anggota-anggota FORSTAT dan mahasiswa dari beberapa universitas. “Untuk mahasiswa kami, kami seleksi dulu, mana yang terbaik akan dimasukkan di jurnalnya MIPA,” pungkas Nur'eni. Dalam materinya Sri Astuti Thamrin SSi Mstat PhD menyampaikan bahwa ilmu statistika dapat diterapkan diberbagai bidang kehidupan. “Misalnya Analisis survival berbicara tentang kelangsungan hidup, dapat digunakan untuk penelitian di rumah sakit, ataupun mata uang. Selain itu, orang statistika dapat menjadi seorang aktuaris yang penting menguasai ilmu ekonomi dan ilmu peluang,” terangnya.Vv


13

Info Fakultas Edisi 99 September

2018 Tahun ke 6

Ekspedisi Alam FMIPA

Belajar Geologi dan Sejarah Bencana Alam FMIPA kembali melaksanakan ekspedisi mengenal alam SULTENG (1416/09). Rombongan yang terdiri dari 70 mahasiswa dan 3 dosen Fisika tersebut menelusuri berbagai tempat wisata alam yang terbentuk akibat peristiwa geologi di sepanjang wilayah pantai barat Kabupaten Donggala. Drs Abdullah MT, yang membawa rombongan tersebut mengatakan, kegiatan itu dilakukan untuk mengenalkan lokasi-lokasi wisata alam Sulteng yang jarang terpublikasi namun memiliki nilai-nilai pembelajaran tersendiri. “Pengamatan saya selama ini, banyak mahasiswa yang belum tahu lokasi alam disekitar Palu. itulah yang menginspirasi saya, Pak Rusli dan Pak Rustan kemudian membuat kegiatan ekspedisi ringan seperti ini, yang disamping mengenal alam di Sulawesi Tengah kita juga mau mengajak mahasiswa belajar dari alam,” jelasnya. Ekspedisi kali ini merupakan ekspedisi kedua setelah sebelumnya dilaksanakan ke daerah lembah Napu. “Awal Maret kemarin, kami sudah mulai di Napu. Nah, kali ini sebelum mahasiswa sibuk paraktek kami mengambil kesempatan untuk kembali mengenal alam Sulteng, kali ini kami memilih melakukan ekspedisi ke wilayah Pantai Barat yang juga memiliki kekayaan alam yang dapat dijadikan tempat-tempat wisata, disamping ini juga menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa,” tutur Abdullah. Perjalanan mengenal alam Pantai Barat ini dilaksanakan di berbagai lokasi yang memiliki keunikan tersendiri, mulai dari sejarah terbentuknya hingga kearifan lokal masyarakat. Tim mengunjungi beberapa titik di seputaran daerah Balaesang Tanjung, diantaranya Tanjung Manimbaya dan Danau Rano,

Di ekspedisi tersebut mahasiswa diperkenalkan tentang beberapa tempat yang terbentuk akibat gempat yang terjadi pada 15 Agustus 1968. Tempat tersebut kini membentuk pemandangan alam yang indah. Selain mengunjungi Kecamatan Balaesang Tanjung mahasiswa juga diajak melihat Dermaga Mapaga, Kampung Tanah Runtuh, kolam air panas Desa Tambu Mapane, serta Kampung Lembu. “Di Dermaga Mapaga, kami memperkenalkan kepada mahasiswa bahwa di pantai itu, ketika terjadi tsunami, ada 4 pulau yang muncul, awalnya adalah dasar laut yang terangkat dan menjadi pulau hingga sekarang. Setelah itu, kampung Tanah Runtuh di desa Tambu yang sebenarnya adalah patahan tambuk Kasimbar. Kolam air panas di Desa Tambu Mapane yang tadinya hanya muncul dengan diameter sekitar baskom tempat cuci piring, sekarang membesar dengan diameter lebih dari 10 meter dengan kedalaman yang tidak bisa diduga. Lalu, kampung Lembu yang merupakan pusat desa Kambayang di jaman dulu tetapi sekarang telah menjadi dasar laut akibat mengalami down left ketika tsunami,” tambah Abdullah Rombongan tersebut, juga melanjutkan perjalannya ke Desa Siweli yang merupakan satu diantara wilayah Sulteng yang dilalui garis khatulistiwa. Setelah itu tim kemudian melanjutak pembelajaran Geologi di Danau Talaga dan Desa Bambarano. Di tempat itu tim juga sekaligus melakukan sosialisasi program studi Fisika serta memperkenalkan tentang ilmu Geologi di SMA N 1 Balaesang Tanjung. Drs Abdullah melanjutkan, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya mereka untuk berkontribusi membantu pemerintah dalam mempromosikan objek-objek wisata alam Sulteng. Vv

BAN-PT Tetapkan Akreditasi B Prodi Statistika Setelah 6 tahun berdiri, Program studi (Prodi) Statistika FMIPA UNTAD terakreditasi B. Hal tersebut disampaikan perwakilan BANPT, Prof Akhmad Fauzy pada pembukaan kegiatan Pekan Ilmiah Statistika (13/09) di ruang senat Rektorat lama UNTAD. Ketua Prodi Statistika (19/09), Nur'eni SSi MSi mengungkapkan prodi yang berdiri sejak tahun 2012 tersebut, akhirnya dapat terakreditasi B setelah mengusulkan banding ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). “Tahun 2012 pertama kali prodi ini terbentuk dengan hanya 9 mahasiswa, tahun 2014 terakreditasi C yang berlaku sampai dengan 2019, di tahun 2017 visistasi borang akreditasi, namun masih C dengan poin 293. Di tahun ini kami terus berjuang memperbaiki borang kami dan mengusulkan banding dan alhamdulillah inilah hasil yang didapatkan akreditasi B dengan poin 314,” ungkapnya. Nur'eni mengatakan bahwa, upaya mengajukan banding tersebut atas dasar temuan bahwa apa yang terjadi di lapangan lebih dari hasil visitasi yang dilakukan tim assesor. “Kami yakin bahwa realita di prodi lebih dari hasil yang diberikan acessor, jadi kami yakin poin kami bisa naik, maka kami adakan banding, sehingga nilai kami yang kurang bisa bertambah bahkan melebihi hasil yang

diharapkan yaitu naik 21 poin,” tuturnya. Ia mengatakan bahwa ke-7 standar penilain, memberikan poin yang berbeda dan saling menunjang. “Kurikulum kami sudah berbasis KKNI, tiap tahun kami melakukan kuliah tamu, workshop dan seminar, kami juga sudah terdaftar sebagai anggota FORSTAT, yaitu forum perguruan tinggi statistika Indonesia,” tandas kaprodi Statistika itu. Meski hanya dengan 9 dosen, prodi Statistika juga sudah beberapa kali meraih prestasi yang ditorehkan dosen dan mahasiswanya, baik bidang akademik maupun non akademik, serta hibah penelitian maupun pengabdian oleh DIKTI. Prodi yang kini memiliki 380 mahasiswa itu, diharapkan dapat menghasilkan alumni yang berkualitas dan dapat diterima diberbagai instansi baik negeri maupun swasta. Serta dapat menjadi jurusan Statistika pertama di Indonesia Timur. Senada dengan dosennya, Afrizal Sona, mahasiswa Statistika angkatan 2016, juga berharap prodinya dapat menjadi sebuah jurusan dengan banyak peminat, serta alumninya dapat terpakai di masyarakat, baik mendapatkan pekerjaan yang layak maupun membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Ia pun mengaku sangat bersyukur karena instansi tempatnya belajar itu, akhirnya bisa terakreditasi B. “Tentunya sangat senang dan bangga, karena saya sebagai mahasiswa yang sudah mendekati tingkat akhir, juga sangat membutuhkan akreditas ini, yang tentunya sangat berpengaruh pada saat terjun di dunia kerja,” ungkapnya.Vv

Live Streaming di PMPS Ilmu Komunikasi (Selasa, 28/08) – Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ( F I S I P ) U n i v e r s i t a s Ta d u l a k o b a r u s a j a mengadakan Penerimaan Mahasiswa Program Studi (PMPS), bertempat di Gedung Senat Lama F I S I P U n t a d d e n g a n m e n g a m b i l Te m a “Reskonstruksi Etika, Logika, dan Estetika” dengan peserta Mahasiswa baru yang ikut sebanyak 234 Orang. Kegiatan ini dibuka langsung oleh koordinator program studi ilmu komunikasi, Dr Ilyas M I Kom yang sekaligus memberikan materi awal mengenai prospek kerja komunikasi yang begitu besar dan produktif. “Salah satu ilmu yang paling cepat berkembang adalah ilmu komunikasi, contohnya teknologi komunikasi yang cepat sekali berinovasi, maka peluang untuk lulusan komunikasi dalam hal ini menjadi sangat luas,” tuturnya. Kemudian beliau memberikan motivasi bagi para Mahasiswa Baru Ilmu Komunikasi untuk mencintai dan mempercayai pilihan mereka di jurusan ini.

“Karena begitu pentingnya komunikasi di era sekarang, hanya Ilmu komunikasi yang bisa diterima disemua tempat kerja, ” tambahnya.

PMPS Ilmu Komunikasi memang selalu berbeda dengan PMPS dijurusan lain di Untad. Kali ini, ilmu komunikasi melakukan pengenalan mengenai ilmunya dengan memperlihatkan secara langsung praktek dari penerapan siaran, yakni melakukan siaran live di Gedung Senat Lama, oleh tim Broadcast yang dimiliki Komunitas Intelektual Mahasiswa Ilmu Komunikasi (KINESIK). “PMPS tahun ini memang berbeda dengan tahun sebelumnya, untuk teknis tahun ini, kami memasang live streaming dilokasi kegiatan,” ungkap ketua pantia PMPS Ilmu Komunikasi 2018, Muhammad Afif. Broadcasting yang terbilang baru di Ilmu Komunikasi sendiri merupakan salah satu

kosentrasi yang ada di Ilmu Komunikasi selain Jurnalistik dan Publik Relation. Dan merupakan salah satu Badan Semi Otonom (BSO) yang ada di KINESIK Tak hanya itu, berpakaian batik rapih dan harus berpenampilan menarik menjadi salah satu ciri khas PMPS Ilmu Komunikasi. Wanitanya harus menggunakan make up sampai sepatu pantofel, yang wajib digunakan oleh peserta Maba ilkom, menjadi salah satu pembeda yang cukup menonjol dari PMPS pada umumya. Kegiatan yang berlangsung selama satu hari itu, bertujuan untuk membawa mahasiswa baru lebih mengenal program studi mereka dan Himpunan Ilmu Komunikasi. “Agar teman-teman Maba mengetahui lebih jelas program studi mereka, serta membentuk karakter mereka menjadi mahasiswa yang kritis dan peka terhadap lingkungan dikarenakan mahasiswa khususnya FISIP, seharusnya menjadi mahasiswa yang lebih peka terhadap lingkungan masyarakat,” ucap Ilham Romadhona, Ketua KINESIK periode 2018-2019. NB


Mimbar Mahasiswa Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

14

Kolaborasi Kece, BEM Fapetkan dan Rubalang Hadirkan Ricky Elson Bersamaan dengan Leadership Forum, Rumah Bahari Gemilang (Rubalang) bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan dan Perikanan (BEM Fapetkan), hadirkan Ricky Elson, seorang teknorat yang ahli dalam teknologi motor penggerak listrik, dalam seminar dan Forum Kepemimpinan Nasional, pada Sabtu (15/09) di gedung Aisyiyah Palu. Tidak hanya Ricky Elson, kegiatan yang merupakan rangkaian dari Gemilang Youth Forum #5 itu juga menghadirkan Drs H Hidayat Lamakarate MSi, Sekretaris Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), sebagai pemateri. Dipandu moderator kece Dr Ir Muhammad Nur Sangadji DEA, Ricky Elson dengan materi “Semangat Berkarya untuk Negeri” dan Hidayat lamakarate, “Kepemimpinan Berkarakter” berhasil membius ribuan peserta yang tidak hanya mahasiswa dan pemuda kota Palu saja, melainkan turut hadir mahasiswa dari Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur, dan Universitas Sulawesi Barat, Majene. Tidak hanya BEM Fapekan dan Rubalang, seminar tersebut disuksekan dengan berbagai

(Berdiri) Ricky Elson Saat Membawakan Materi sponsor, supported, dan Media Partner yakni Telkomsel PT. Akar Daya mandiri, Bolunesia, Alpukatkoe, Lababa, Sofie Local Food, dan Mecca Printing, Komunitas TDA Palu, Bersamakami.com, Hi.Untad, Kampus Kaktus, Komunitas Palu, Info Tadulako, Soal Palu, Media Tadulako, dan Anakuntad.com.

KOPMA Untad Hadir di JAMKOPMANAS 2018

Ranti Sonda, mahasiswa program studi FKIP Untad, penanggung jawab kegiatan ini menyampaikan kebanggaannya menjadi bagian dari agenda besar tersebut kepada awak Media Tadulako. Ia juga berharap Indonesia semakin gemilang melalui ilmu yang didapatkan peserta dan diamalkan.

Tingkatkan Eksistensi, Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Universitas Tadulako (Untad) ikuti Jambore Koperasi Mahasiswa Nasional (JAMKOPMANAS) di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, pada Selasa s.d Minggu (11-16/09).

“Suatu kebanggaan bisa menjadi PJ Seminar dan Forum Kepemimpinan Nasional. Pembicara, moderatornya luar biasa. Apalagi peserta dan panitia yang sudah sama-sama menyiapkan segalanya. Semoga kita semua yang mendengar materi pagi ini, tidak hanya pulang membawa ceria, tetapi juga membawa pulang ilmu dan semangat untuk membangun negeri, Indonesia kita, agar lebih baik di masa yang akan datang,” pungkas Ranti. Sementara menurut Hamdi, Ketua BEM Fapetkan mengatakan pemimpin sejatinya tidak memandang latar belakang pendidikannya. Bangsa harus memiliki pemimpin yang berkompeten, sehingga pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. “Untuk menjawab tantangan bangsa mengenai kepemimpinan, kami menebar inspirasi dan berbagi ilmu bersama public figure yang sudah terbukti kompetensinya. Yang kemudian bisa kita contoh, untuk Indonesia lebih baik,” tuturnya. Kegiatan yang bertemakan, “Pemimpin Indonesia Masa Depan” dibuka resmi oleh Dekan Fapetkan Untad, Prof Ir Burhanudin Sundu MSc Ag PhD. Ikr KOPMA Untad dapat meningkatkan eksistensi koperasi mahasiswa Untad. Selain itu bertambahnya pemahaman anggota tentang koperasi serta menumbuhkan jiwa entrepreneurship,” ungkap Khofifah. Masih dalam penyampaian Khofifah, anggota KOPMA Untad yang mengikuti JAMKOPNAS yakni Abd Rahman Wakiden, prodi Ilmu Ekonomi

Dinaungi Forum Komunikasi Koperasi

Studi Pemerintahan (IESP), Faisal Taufik asal

Mahasiswa Indonesia (FKKMI) sebagai penunjang

Jurusan Teknik Informatika, dan Nur Latifah Simon,

perekonomian dalam kemajuan bangsa yang

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

berasaskan kekeluargaan, JAMKOPMANAS rutin

Ditemui di tempat dan waktu yang berbeda,

diikuti dan dilaksanakan setiap tahun oleh KOPMA

Nur Latifah Simon mengatakan bahwa dirinya

se-Indonesia, tak terkecuali KOPMA Untad. Sukma Khofifah selaku ketua umum KOPMA

sangat bangga menjadi salah satu perwakilan KOPMA Untad yang membawa nama almamater di

UNTAD mengatakan bahwa JAMKOPMANAS

antara 55 perguruan tinggi se-Indonesia.

bertujuan meningkatkan eksistensi koperasi

“JAMKOPMANAS ini sangat berkesan bagi saya.

mahasiswa dan menjaga silaturahmi serta

Senang sekali menjadi salah satu perwakilan,

menumbuhkan jiwa wirausaha mahasiswa.

sehingga saya bisa belajar dan berkenalan dengan

“Sejalan dengan tujuan JAMKOPMANAS, Untad berharap dengan mengikuti kegiatan ini,

teman-teman yang ada di sini dari 55 universitas yang ada di Indonesia,” Ujar Latifah. Md

3 Delegasi KOPMA Untad

BRM FMIPA Laksanakan Kunjungan Ilmiah Di Desa Tomado, Lindu Badan Riset Mahasiswa (BRM) Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Tadulako (UNTAD) laksanakan Kunjungan Ilmiah (KI) Di Desa Tomado Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi. Kegiatan yang dilaksanakan pada 7, 8, dan 9 September Itu Merupakan Terobosan Baru Untuk Meningkatkan Kreatifitas Mahasiswa. Rafik selaku ketua umum mengatakan bahwa KI adalah program kerja tahunan BRM. Pada tahun ini KI hadir berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. KI tidak dilaksanakan di instansi, agar lebih menambah wawasan keilmuan di bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang dapat dikembangkan

menjadi sebuah karya ilmiah. “Dengan melihat langsung permasalahan yang ada di daerah tempat kunjungan, kami sangat berharap KI bisa menjadi inspirasi penelitian yang dapat dituangkan dalam

bentuk karya ilmiah serta dapat diikutkan dalam lomba karya tulis ilmiah,” jelas Rafik. Senada dengan hal tersebut, Randi Rosihan selaku ketua panitia mengatakan bahwa ada 3 poin yang menjadi capaian dari pelaksanaan KI tahun ini. “Jadi ada 3 poin yang menjadi titik fokus KI tahun ini, pertama mahasiswa bisa terjun ke masyarakat, dan berinteraksi langsung dengan lingkungan. Kedua mencari permasalahan yang akan dikembangkan untuk penulisan karya

ilmiah. Dan yang ketiga melakukan refreshing seperti dan sebagainya,” ungkap Randi. Lebih lanjut Randi mengatakan BRM memberangkatkan 20 orang peserta dan panitia. Randi berharap peserta yang telah mengikuti KI dapat menuangkan ide kreatif dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah. Selain itu, program pelaksanaan KI diharapkan menjadi event penting yang rutin dilaksanakan setiap tahun di Fakultas MIPA. “KI kami laksanakan dengan jumlah peserta 20 orang termasuk panitia. Harapannya, ilmu dan pengalaman didapatkan bisa dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah. Juga besar harapan pada pelaksanaan KI selanjutnya bisa lebih baik dari sekarang, dimana KI harus menjadi kegiatan penting tahunan Fakultas MIPA,”tutup Randi. Md


Mimbar Mahasiswa Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

15

Anggota Himabris Latih Percaya Diri Melalui Kontes Dunia hiburan tidak hanya musik dan lainnya, termasuk pul di dalamnya Stand Up Comedy yang mulai banyak diminati. Salah satu peminat tersebut adalah Anirwana, mahasiswa angkatan 16 Prodi Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad). Nirwana yang juga tercatat aktif berlembaga di Himpunan Mahasiswa Bahasa Inggris (Himabris), dan menjabat sebagai anggota pada Divisi Akademik, menyalurkan minatnya itu dengan mengikuti dan lolos audisi Stand Up Comedy Academy 4 (SUCA 4) di Makasar pada bulan lalu. Ditemui awak Media Tadulako pada Senin (10/09), mengakatakan bahwa ia tak pernah menyangka akan lolos audisi SUCA 4 di Makassar dengan ribuan pesaing yang ikut berpartisipasi. “Saya tidak menyangka bisa lolos audisi SUCA 4, karena yang di bayangan saya, akan susah untuk bisa lolos karena ada ribuan peserta yang kemampuan Stand Up nya berbeda-beda,” ucap Anirwana. Proses yang dilalui untuk sampai di tahap sekarang tidaklah mudah, ia harus melalui berbagai hal, mulai belajar dari hal paling dasar tentang Stand Up Comedy, berlatih di depan umum, dan waktu yang dihabiskan untuk berlatih. “Lolos Stand Up Comedy itu salah satu mimpi saya. Sehingga sampai di tahap sekarang ini tidak mudah, banyak hal yang harus saya korbankan, korban waktu, korban tenaga maupun korban perasaan. Saya harus belajar tampil di depan umum, ini jelas melatih kepercayaan diri saya. Apalagi kalau krik-krik alias tidak lucu, ditambah menghadapi penonton yang mood-nya kurang bagus,” ujar Anirwana Hj Hastini S Pd MA selaku ketua prodi pendidikan Bahasa Inggris sangat mengapresiasi dan bangga dengan pencapaian yang berhasil diraih Anirwana, beliau berharap agar ke depannya tidak hanya Anirwana, tetapi mahasiswa lainnya dapat mengejar mimpi mereka dan dapat menjadi inspirasi dan motivasi untuk mahasiswa lainnya. “Tentunya ini prestasi. Dan Anirwana membuktikan untuk tidak takut bermimpi. Saya pikir mahasiswa yang lain juga demikian. Harus berani bermimpi dan mewujudkannya,” tutup Hastini. Adr

Hilangkan Perpeloncoan, Program Studi Agribisnis dan HIMASEP Perbanyak Nuansa Akademik Kegiatan penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh Jurusan bersama Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEP) tahun ini lebih mengutamakan nuansa akademik. Dengan menghilangkan kesan perpeloncoan, kegiatan yang diselenggarakan di Media Center tersebut diisi dengan talkshow kewirausahaan dan bedah buku, pada Kamis-Jumat (30-31/08). Ketua Jurusan, Dr Yulianti Kalaba SP MP menyusun konsep yang sesuai dengan arahan dari Rektor Universitas Tadulako. Ia mengatakan bahwa kegiatan penerimaan kali ini lebih memberikan suasana dan lingkungan yang akademis guna menghindari adanya perpeloncoan yang sering dilakukan. “Kegiatan ini memang bertujuan untuk mengenalkan segala lingkup yang ada di Program studi (Prodi). Namun suasana yang kami berikan tidak seperti biasanya, tahun ini kami mencoba menghilangkan nuansa perpeloncoan dengan mengisi lebih banyak kegiatan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti bedah buku dan talk show kewirausahaan,” ucap Yulianti. Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari ini bukan hanya perkenalan di lingkup Program Studi, namun juga mencakup Expo Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM). Hari pertama dilakukan pengenalan Jurusan, suasana perkuliahan, dan pengenalan organisasi yang dibawakan oleh HIMASEP. Hari kedua kami banyak mengagendakan kegiatan- kegiatan yang memberikan wawasan luas kepada maba, seperti bincang-bincang agribisnis bersama dua Profesor kami, bedah buku, dan terakhir talkshow kewirausahaan. Yu l i a n t i m e n a m b a h k a n b a h w a j u m l a h mahasiswa baru Prodi Agribisnis tiap tahunnya mengalami peningkatan. Sebanyak lebih dari 300 mahasiswa telah resmi diterima untuk periode ini. “Untuk program studi agribisnis untuk tiap tahunnya megalami peningkatan dari target yang telah ditetapkan. Rencananya tahun ini kami menargetkan 300 mahasiswa saja namun yang diterima lebih dari target,” lanjutnya. Sementara itu, Peri, Ketua Himasep mengungkapkan bahwa perpeloncoan yang dilakukan di tahun-tahun sebelumnya sudah tidak perlu dilakukan kepada mahasiswa baru. Ia juga mengatakan bahwa poin penting yang ditanamkan kepada maba ialah etika dan sopan santun. “Memang zaman milineal sekarang sudah tidak seharusnya lagi ada perpeloncoan seperti yang kemarin-kemarin. Dari Himpunan sendiri, nilai etika dan sopan santunlah yang kami tanamkan kepada mahasiswa baru, agar nilai-nilai tersebut bisa dipahami oleh maba maka ada beberapa tahapan yang harus dilewati bagi mereka,” tutup peri. AFT

Muslimah Festival 2018, Dibanjiri Peminat (Selasa, 11/09)–Universitas Tadulako (Untad) baru saja menggelar kegiatan kemuslimahan bertajuk “Muslimah Festival 2018” di Gedung Auditorium lama. Bekerja sama dengan Forum Muslimah Dakwah Kampus Daerah (FMDKD) Palu dan 5 lembaga Mahasiswa Pecinta Mushalah (MPM) dari berbagai Fakultas yang ada di Untad. Dengan mengangkat tema umum yakni “Semarak Kreasi dan Cita Muslimah Tadulako”, kegiatan tersebut diisi dengan seminar dan talkshow motivasi selama 4 hari berturut-turut.

berprestasi dan tidak lupa kepada Tuhan. Berturutturut tema seminar yakni, “Agar IPK 4 Tak Sekedar Mimpi”, “Muslimah Zaman Now, Prestasi makin Wow”, “Be Succes be a Muslimah preneur”, serta hari terakhir bertema “Hijrah is my choice”. Tak hanya seminar dan Talkshow inspiratif, Kegiatan Muslimah Festival 2018, yang didukung penuh Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (LDK UPIM) juga membuka macam-macam stand, yang menjual berbagai produk mulai dari makanan, minuman, pakaian muslimah, obat-obatan bahkan alat-alat laboratorium. Puan maharani, selaku ketua panitia dari kegiatan ini menuturkan bahwa Muslimah Festival 2018 diadakan untuk memotivasi para muslimah mengejar prestasi dan tak lupa dengan akhirat. “Kegiatan ini semoga menjadi langkah awal muslimah untuk meraih prestasi tak hanya di dunia, tapi untuk mempersiapkan prestasi akhirat. Selain itu, hasil donasi yang terkumpul selama kegiatan, kami berencana membangun rumah Qur'an,”tuturnya. Puan juga berharap melalui kegiatan ini, banyak muslimah yang termotivasi untuk berprestasi tidak hanya di dunia melainkan juga di akhirat.

Kegiatan dibuka langsung oleh koordinator pendidikan agama Islam Universitas Tadulako, Dr Hajar Anna Pantunrangi MAg, pada hari pertama seminar. Dalam sambutanya ia mengapresiasi kegiatan yang berbau keagamaan ini, karena banyak diminati oleh para pemudi, khususnya mahasiswa baru. “Tidak pernah saya melihat antusias para mahasiswa dalam hal kegiatan keagamaan sebanyak ini. Luar biasa sekali panitia bekerja dan “Harapan saya, ke depannya Muslimah sadar bahwa mempersiapkan muslimah festival 2018,” Prestasi dunia itu luar biasa tapi lebih luar biasa lagi ungkapnya. Setiap harinya, tema yang diangkat berbeda- prestasi akhirat,” harap Puan. NB beda untuk memotivasi muslimah Untad agar


Mimbar Mahasiswa Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

16

Pelita Anak Pesisir Jilid III

UKPM Sambangi Kabupaten Banggai Laut Unit Kegiatan Penalaran Mahasiswa (UKPM), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Tadulako (Untad) kembali menebarkan kebaikan di daerah pesisir melalui social project, Pelita Anak Pesisir (PAP) jilid III, yang bertempat di Desa Suit, Kecamatan Bulagi Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan (Bangkep). PAP merupakan kegiatan rutin UKPM sebagai ajang kolaborasi terbaik antar pengurus, yang dikemas dalam kegiatan pengabdian. PAP yang sudah berlangsung sejak 2 tahun lalu, pada tahun ketiga ini, PAP diikuti 19 anggota UKPM, dan 5 mahasiswa Fakultas Teknik sebagai relawan, dengan mengusung tema, “Istana Pasir dalam Membangun Negeri”, yang dilaksanakan selama 8 hari (25/08-02/09). Moh Ridho P Hasan selaku ketua panitia, menyampaikan bahwa ada beberapa agenda dalam PAP Jilid III, yakni Creative Teaching, Home Stay, Parenting Education, Quality Classes, dan

pembuatan Perpustakaan Mini. “Kami di sana mengajar di Sekolah dengan cara yang kreatif. Tidak hanya itu, kami mengemas proses belajar mengajar itu sehingga mampu membangunkan semangat bersekolah anak-anak di sana. Karena di Desa Suit adalah salah satu Desa yang kualitas pendidikannya masih rendah,” ungkap

Ridho. Ridho menambahkan bahwa di Desa Suit hanya ada satu Sekolah Dasar, dengan 25 Murid. Selain itu angka putus sekolah masih lumayan tinggi. “Kebanyakan siswa-siswi di sana semangat belajarnya rendah, bahkan banyak dari mereka yang

putus sekolah di tengah jalan, atau bahkan tidak melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang berikutnya. Semangat belajar rendah ini, ada 2 orang anak yang tidak mau sekolah lagi. Dua orang anak itu membuat kami sedikit haru. Ketika kami datang dan berinteraksi, 2 anak itu jadi kembali bersekolah,” imbuhnya. Untuk menekan angka putus sekolah, Hasna Hasanuddin, Ketua Umum UKPM menjelaskan mengenai usaha peserta PAP untuk memahamkan kepada masyarakat. Peserta PAP mencoba memahamkan pentingnya pendidikan yang diselipkan dalam agenda home stay. “Pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru. Orang tua juga bertanggung jawab. Agar anakanak mau sekolah, orang tua harus paham seberapa penting sekolah. Kami coba mendekati orang tua atau masyarakat lewat home stay. Ketika tinggal bersama keluarga piara kami, pelan-pelan kami memberikan parenting education pada mereka,” jelas Hasna. Untuk kemajuan pendidikan di Desa Suit, UKPM akan mem-follow up PAP jilid III dengan terus dengan membantu pendidikan anak-anak Desa Suit baik dukungan moril maupun materi. Karenanya, UKPM akan bekerja sama dengan pihak sekolah dan pemerintah desa setempat. Adr

PULUHAN SEKOLAH RAMAIKAN Palu Robot Contest 2018 Tingkatkan minat dan bakat pelajar pada robotika, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Robotech Tadulako rutin langsungkan Contest Robot di Kota Palu setiap tahun. Tahun ini, Robotech Tadulako diikuti 28 tim dari 25 sekolah yang terdiri dari SD, SMP, dan SMA, pada Jumat s.d Minggu (3031/08-01/09). Dengan tema “Nosarara Nosabatutu”, 28 tim tersebut dengan sebaran 12 tim kategori SD, dan 16 tim kategori SMP hingga SMA, merupakan sebuah peningkatan jumlah tim yang berpartisipasi dibandingkan PRC 2017. Hal itu disampaikan Fendy Pradana, Ketua Umum UKM Robotech Tadulako ketika ditemui awak Media Tadulako. “Peminat robotika di Palu memang masih kurang dibandingkan Makasar dan Manado. Tapi kami tetap bersyukur, karena tahun ini ada 28 tim yang ikut kontes, dan itu merupakan peningkaan dari tahun kemarin,” ungkap Fendy. Masih dalam penyampaiannya, Fendy mengatakan bahwa peningkatan itu menunjukan pelajar di kota Palu semakin antusias dengan robotika.

“Artinya, adik-adik SD hingga SMA ini semakin tertarik dengan robotika. Itu jelas membuat kami senang, karena rumusan tujuan PRC yang kami gagas dari tahun-tahun kemarin, semakin nampak ketercapaiannya, yakni meningkatkan minat pelajar terhadap robotika,” imbuhnya. PRC kali ini yang bertempat di MAN Insan Cendikia Palu, menyuguhkan hal berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hendra Syamsu, ketua panitia PRC 2018 mengatakan bahwa konsep kali ini dipadupadankan dengan pengetahuan geografi. “PRC tahun ini konsepnya berbeda dari tahun-tahun lalu. Peserta akan menuntun robot mereka untuk meletakkan benda disuatu titik provinsi dalam peta yang disiapkan. Jadi selain belajar robot, peserta juga belajar letak-letak provinsi Indonesia yang ada dalam peta,” tutur Hendra. Pada akhir perlombaan, kategori SD, Tim MIT An-nur Buuts membawa pulang peringkat pertama, disusul peringkat peringkat kedua, Tim SD Muhammadiyah 2 Palu, Tim SD Gamaliel Palu mendapatkan peringkat ketiga, dan peringkat keempat oleh Tim SD Islam Khalifah Palu. Sementara kategori SMP-SMA, juara 1 diraih oleh MAN Insan Cendikia Palu, Juara 2 oleh MAN Insan Cendikia Palu, dan Juara 3 SMPN 1 Palu. Md/ikr

Rogaining Rogaining Championship Championship Mahasiswa Mahasiswa Pecinta Pecinta Alam Alam (MPA) (MPA)

Mapala Lalimpala FKIP Untad Torehkan Prestasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Lalimpala, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Tadulako (Untad), berhasil menorehkan prestasi dengan meraih juara satu pada kompetisi Rogaining Championship Mahasiswa Pecinta Alam (MPA) Aesthetica FBS Universitas Manado (Unima), Sulawesi Utara. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis s.d Jumat (30-31/08), dikuti Mahasiswa Pecinta Alam (MPA)yang ada di wilayah regional Sulawesi, diantaranya Mapaskal STIMIK Palu, KPA Jarum Kompas Palu, Mapala Anemone Politeknik Sanger, Mapala Alaska Universitas Negri Gorontalo, dan Wapala Universitas Sam Ratulangi, Manado. Andi Syawal, salah seorang tim Mapala Lalimpala yang berhasil menyabet peringkat teratas, menjelaskan Rogaining adalah olahraga dari jarak jauh lintas negara navigasi, yang melibatkan perencanaan rute dan navigasi antara pos pemeriksaan menggunakan berbagai jenis peta. “Dalam sebuah Rogaine, tim yang terdiri dari 2-5 orang memilih pos pemeriksaan untuk mengunjungi dalam batas waktu tertentu, dengan maksud memaksimalkan nilai. Teamwork,

ketahanan, kompetisi dan penghargaan terhadap lingkungan alam adalah fitur dari olahraga Rogaines Championship,” jelas Syawal. Masih menurut Andi Syawal, meski kegiatan ini sangat baik dikelola mulai dari urusan teknis hingga perlombaan, tetap saja kurang diminati dibandingkan dengan perlombaan lainnya. “Saya pribadi dapat mendapatkan pengalaman dan yang terutama link dari temanteman Mapala yang ada di regional Sulawesi. Saya berencana dan berharap pada diri saya sendiri, semoga kemenangan yang saya dan tim raih, dapat menjadi motivasi bagi diri saya agar semakin bergiat dan belajar lebih dalam tentang Rogaining. Juga ilmu yang didapatkan dapat dibagikan pada banyak orang, agar lebih bermanfaat dan semakin banyak orang yang tertarik pada olahraga jenis ini,” imbuhnya. Senada dengan Andi Syawal mengenai kemenangan yang didapatkan, ketua Mapala Lalimpala FKIP Irwandi Sanggayu berharap semoga dengan pencapaian yang diraih bisa menjadi pertanda baik buat Lomba Total Orienteering Nasional ke-6. “Tanggal 15 September nanti, dilaksanakan lomba total orienteering. Saya berharap lalimpala semakin menunjukan kemajuan. Sehingga kemenangan yang diperoleh menjadi awal yang baik untuk orienteering ke depannya,” ungkap Irwandi. Adr


Dialog Akademik Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

18

Berawal dari PKM, Kolaborasi Mahasiswa Untad

Lahirkan Pemuda Milenial

S

ore menjelang magrib, kantor redaksi

Apa yang melatarbelakangi tim kalian

kota Palu dan Universitas Mulawarman

Media Tadulako kedatangan manusia-

melakukan aksi sosial ini?

(UNMUL) dan Institut Teknologi Kalimantan.

mahasiswa dan alumni kampus tercinta,

dan seterusnya pasti punya sesuatulah yang bisa dibanggakan pastinya, dengan begitu

manusia hebat yang memerangkapkan

diri dalam kegiatan sosial. Mereka adalah para

punya pengalaman berorganisasi di mana-mana,

Negara kita terdiri dari pulau-pulau dan sebagian

Sebagai mahasiswa dari luar Untad, mengapa

mendiami daerah pelosok, yang serba terbatas

memilih bergabung dengan gerakan ini?

sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas

eksplorasinya lebih keluar. Gerakan apa yang dilakukan untuk menarik

Universitas Tadulako. Tidak hanya dari

sehari-hari. Jadi ada beberapa permasalahan

Jujur, sebenarnya kami sudah beberapa kali ikut

almamater kampus Tondo, dua diantara mereka

sehingga kami memilih daerah pesisir menjadi

kegiatan dan event-event, termasuk di bidang

adalah mahasiswa asal tanah Borneo,

tujuan kami berbagi. Karena anak-anak pesisir

sosial dan pengabdian. Tapi baru kali ini kami

Kami telah melakukan roadshow ke seluruh

Kalimantan, Muhammad Rizky, Universitas

tidak memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu

menemukan hal yang berbeda. Baru beberapa

fakultas untuk memperkenalkan GYF 5. Dan luar

Mulawarman dan Hanin Alkahkam, Institut

dengan layak yang dikarenakan

perhatian para donatur?

sarana dan

hari saja sejak dari pelatihan, kami sudah merasa

biasa antusias dari teman-teman mahasiswa,

prasarana pendidikan yang minim, dan

seperti sebuah keluarga. AtmosďŹ r yang dibangun

sangat mendukung gerakan ini. Tentu saja

keterbatasan wawasan tentang pentingnya

luar biasa. Barangkali karenanya nama

peluang donator semakin terbuka, kami juga

pendidikan. Selain itu, di pulau-pulau terpencil

komunitas ini ada kata “rumah�, sebab kami

memberitahukan bahwa bukan hanya mahasiswa

bersama puluhan mahasiswa Untad

sangat kurang informasi yang mereka dapatkan

benar-benar seperti keluarga. Pun di kampus

Universitas Tadulako saja yang peduli akan

mengkampanyekan gerakan kebaikan dengan

mengenai ilmu pengetahuan yang lebih luas.

Teknologi Kalimantan. Kedua mahasiswa tersebut berkolaborasi

melakukan roadshow ke fakultas-fakultas, dan beberapa tempat-tempat keramaian, salah satunya di Palu Grand Mall (PGM). Mereka mengkampanyekan project-project sosial yang akan mereka ikuti melalui homestay di Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai. Tentunya gerakan-geakan positif tersebut bukan pertama kali. Bumi kaktus telah mencatat dan menjadi saksi revolusi-revolusi mahasiswanya dalam memenuhi fungsi sebagai agen perubahan.

Nah, berangkat latar belakang tersebut tim kami

Komunitas Rumah Bahari Gemilang (Rubalang), lalu tentang jeruk nipis alias lemon cui, yang juga banyak tumbuh di bagian timur pulau Sulawesi Tengah. Perbincangan itu tidak sengaja dilakukan antar Muh. Tofan Saputera Lasapa, lelaki sarjana Perikanan dan beberapa temannya di depan dekanat Fakultas Pertanian. Lalu lahirlah sebuah proposal Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian, yang tidak lain adalah Rubalang yang berangkat dari lemon cui tadi. Dalam perjalanannya, para akademisi Untad senantiasa membersamai hingga Rubalang berusia 4 tahun. Diantaranya Dr. Ir. Muhammad Nur Sangadji, DEA, dan Dr. Ir . Fadly Y Tantu, M.Si, yang hampir selalu terlihat dalam kegiatankegiatan Rubalang. Senja itu, wajah-wajah lelah mereka setelah seharian menghimpun dukungan dan donasi, mendorong pintu kantor redaksi. Meski lelah, mereka memberikan senyum terbaik mereka. Bersama awak Media Tadulako, mereka berbagi usaha kecil mereka, dari tanah Kaili ini.

ketertinggalan daerah pesisir di wilayah Sulawesi Tengah. Akan tetapi ada juga mahasiswa dari

seperti mahasiswa Untad juga, hehehehe.

Universitas Mulawarman dan Institut Teknologi Kalimantan yang turut andil. Ini menyadarkan

sangat konsen terhadap perkembangan pendidikan anak-anak dan masyarakat pesisir

Hal itu yang membuat kami bertahan pasca

mereka bahwa, mahasiswa luar saja peduli

yang ada di pulau-pulau terpencil. Rencananya

Leadership Forum, kami ingin bersama-sama

dengan anak-anak pesisir di Sulawesi Tengah,

kami akan membuat program yang sangat

mengukir dan melihat senyum anak-anak di

bagaimana dengan anak daerah. Apalagi jika

beragam sehingga dapat menarik perhatian

pesisir, di Kabupaten Banggai sana. Kami punya

yang menyampaikan di depan teman-teman

mereka untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

keinginan untuk sama-sama menuliskan mimpi

mahasiswa itu rekan kami yang dari Kalimantan.

selanjutnya. Karena rata-rata anak pesisir setelah

anak-anak di sana, menyebarkan motivasi,

Nilai jualnya lebih tinggi, hehehe.

lulus dari bangku sekolah hanya menjadi nelayan

berbagi ilmu pengetahuan, dan segalanya yang

atau pelaut.

bisa kami berikan untuk masyarakat dan generasi muda, serta anak-anak.

Pemuda-pemuda hebat tersebut tergabung dalam yang lahir dari sebuah perbincangan pada 4 tahun

Tadulako ini, baru dua hari bersama teman-teman dari Untad galang optimis, kami rasanya sudah

Tapi pada dasarnya, ini kerja kami bersama. Setelah leadership forum, kami berkumpul di Citra Land untuk mengatur skema, mencari

Dalam mewujudkan cita-cita komunitas, tentunya perlu direkrut para relawan.

Lagi pula, ini seperti sudah jodoh, heheheh.

donasi untuk anak-anak dan masyarakat di sana.

Mahasiswa dari mana saja yang bergabung

Intinya kami diberi kesempatan, lalu mengapa

Alhamdulillah dua hari kami roadshow

sebagai relawan?

kami tidak mengambil kesempatan itu?

terkumpul lebih dari 3 juta uang tunai, ditambah

Sementara persoalan dana, itu dapat dicari.

pakaian layak pakai, alat tulis, serta buku-buku

Sejak konsepnya dalam proposal pengabdian

Selain itu dengan mengikuti kegiatan, ketika

bacaan. Tidak hanya itu, kami juga meminta

yang diajukan melalui Program KreatiďŹ tas

kami kembali ke Kalimantan, daerah kami, kami

kesempatan pada beberapa toko, misalnya di

Mahasiswa, konsep volunteer mulai berlaku.

dapat mengambil spirit dan menyebarkannya

PGM, agar memberikan kami pekerjaan satu

Sampai 3 tahun terakhir, ratusan volunteer

lagi. Kami pun sedang belajar, jadi senang sekali

sampai dua jam. Pekerjaan apa saja, mencuci

berasal dari berbagai Perguruan Tinggi yang ada

tentunya saling belajar.

piring, menyapu, dan lain-lain. Gaji kami itu

di Kota Palu, karena memang kami

yang hanya beberapa jam, akan digunakan untuk

mengkhususkan para mahasiswa Sulawesi

Bagaimana kesiapan para relawan turun ke

donasi. Dengan begitu mereka juga turut

Tengah saja. Menariknya tahun ini kami

daerah pesisir ?

berdonasi.

pendaftaran sampai keluar daerah, melalui

Menurut pemantauan tim Rubalang, kami

Bagaimana antusiasme masyarakat pulau

komunitas-komunitas yang sejalan dengan kami.

melihat teman-teman GYF 5 sangat antusiasme

dengan kedatangan kalian?

memutuskan untuk menyebarkan formulir

dalam merancang program yang telah diberikan Alhamdulillah, di GYF (Gemilang Youth Forum)

oleh tim. Nantinya akan banyak program-

5 justru melebihi ekspetasi kami. Kami kemarin

program yang akan mereka lakukan di sana.

Mereka sudah menanti kehadiran kami, begitu

sedikit ragu, apakah mereka yang dari luar

Mereka akan ditempatkan di dua pulau yaitu

informasi yang kami dapatkan. Para pemerintah

Sulawesi Tengah benar-benar mau datang.

Pulau Tembang dan Pulau Bajo Poat, dengan

desa, sudah menunggu kami. Pemerintah Daerah

Karena pernah sebelumnya ada yang mendaftar,

jumlah yang berbeda setiap pulaunya sesuai

Kabupaten Banggai juga sangat mengapresiasi

tetapi karena keterbatasan dana, mereka belum

kebutuhan.

kedatangan kami. Dimudahkan karena kami

Di GYF 5 ini perdana kita menyebar di 5 titik dan

demikian, dan tentunya kami tidak sabar

Dari tahap demi tahap itu, seleksi berkas,

perdana juga menggunakan metode partisipasi.

berjumpa mereka. Sr

Interview, tersaringlah 50 mahasiswa terbaik

Kami yakin para relawan ini bukanlah orang

dengan sebaran beberapa Perguruan Tinggi di

yang tidak punya apa-apa sebelumnya. Mereka

Di sana, seantusias kami, lebih antusias mereka.

saling menanti. Para orang tua angkat juga

berjodoh untuk saling berjumpa.


Cerpen

Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

19

Images : Google.com

Oleh Cahya Ramadhan* Bahrul, lelaki berusia setengah abad dengan beberapa rambut di kepala yang telah memutih itu, melangkah ke teras depan sambil membawa secangkir kopi tubruk. Hanya kopi tubruk. Bukan karena ia orang yang pelit sehingga hanya mampu menyuguhkan kopi tersebut. Namun karena memang sudah seminggu di rumahnya kehabisan persediaan gula. Meskipun begitu, ia tetap membuatkannya, sekadar untuk menghargai tamunya yang datang berkunjung sore itu. *** Tujuh tahun sudah Bahrul dan tamunya itu tidak berjumpa. Selama ini, hampir tidak pernah terdengar kabar si tamu. Kabar terakhir yang ia terima, tamunya itu pindah ke luar kota dan kuliah di sana. Tepat dua tahun kemudian, Bahrul pensiun dari pekerjaannya sebagai guru Sekolah Dasar di sebuah desa terpencil, tempatnya dahulu bermukim selama 10 tahun. Sebabnya, sekolah dasar -satusatunya sekolah di desa itu- terpaksa ditutup karena dinyatakan tidak layak. Berbagai alasan muncul, mulai dari kekurangan murid, sarana belajar yang sudah lapuk dimakan usia, tanah yang menjadi sengketa –meskipun telah berusia puluhan tahun- dan alasan-alasan lain. Enam bulan lamanya Bahrul dan rekan-rekannya, serta beberapa warga desa mati-matian mempertahankan sekolah itu. Namun ternyata perjuangan mereka sia-sia. Sekolah itu tetap digusur, yang beberapa bulan kemudian berganti menjadi sebuah resort mewah milik seorang pengusaha. Karena itulah, meskipun dengan berat hati, Bahrul pulang ke kampung halamannya, meninggalkan desa dan juga sekolah yang telah ditanaminya sebuah mimpi -bibitbibit yang kelak diharapkannya dapat menjadi pembawa perubahan di negeri tercinta, tepat sehari setelah sekolah itu ditutup. Bahrul hanyalah seorang tamatan sekolah menengah tingkat pertama yang mempunyai cita-cita sederhana, ingin menjadi seorang guru. Meskipun gaji yang diterimanya sangat rendah yang hanya berasal dari sumbangan orang-orang desa. Karena baginya, tidak akan ada seorang dokter yang hebat, seorang ilmuwan yang diakui dunia, bahkan presiden tanpa hadirnya seorang guru. *** Satu-satunya lulusan dari sekolah dasar itu -dan juga orang pertama di desa tersebut- yang berhasil melanjutkan pendidikannya hingga ke bangku kuliah adalah Syam, mahasiswa semester 8 di sebuah Perguruan Tinggi Negeri yang cukup ternama di Indonesia. Pemuda berkulit sawo matang yang sekarang tepat berada di depan Bahrul, duduk di kursi tamu yang telah pudar warnanya, sembari menyeruput kopi tubruk itu. “Ahh sedapnya kopi ini, pak,” ujar Syam sambil tersenyum. “Kopi tubruk apa sedapnya? Tanpa gula ya pahit rasanya,” ucap Bahrul sambil terkekeh. Mereka berdua tertawa lepas. “Saya sangat bersyukur pak, dapat kuliah dengan beasiswa itu. Saya sadar, itu anugerah Tuhan yang luar biasa, tidak semua orang bisa seberuntung saya,” ujar Syam, matanya menerawang. Sedang Bahrul, mengeluarkan sebatang rokok dari saku bajunya, lalu dinyalakannya dengan sebatang korek api yang tinggal satu-satunya -layaknya menyalakan obor. Dihisapnya rokok itu dalamdalam, lalu dihembuskannya ke udara. Pandangannya teralih dari

lawan bicaranya ke kepulan asap yang bergumul di udara. Almarhum istrinya sudah melarangnya menghisap rokok, sudah lama pula ia berhenti. Namun akhir-akhir ini kembali ia melakukan kebiasaan buruk itu. “Kau memang sangat beruntung Syam. Tapi kenapa kau tampak murung?” tanya Bahrul sembari menghisap lagi rokoknya yang dengan cepat tinggal setengah. “Entahlah pak, saya risau terhadap kehidupan setelah lulus nanti, tentang apa yang mestinya saya lakukan.” Bahrul mengernyitkan keningnya, “Mengapa kau risaukan itu? Amati saja kehidupan orangorang. Setelah kuliah, hanya ada dua pilihan, kerja atau jadi pengangguran. Itu saja.” Syam menggelengkan kepala. “Bukan itu maksud saya, pak. Selama ini saya bertanya-tanya, apa sebenarnya yang dikejar orangorang dari selembar kertas bernama ijazah. Hanya selembar kertas, tapi orang-orang rela berjuang mendapatkannya. Setelah dapat, selembar kertas itu hanya akan jadi teman saat hendak melamar pekerjaan. Saya khawatir, akan jadi seperti itu,” kata Syam, pandangannya sedikit tertunduk ke arah lantai. “Hanya untuk itukah orang-orang menempuh pendidikan setinggi langit? bagaimana bangsa ini akan berubah?” Syam kembali menyeruput kopinya. “Selembar kertas itu, seakan jadi pembatas mimpi orangorang yang ingin membawa perubahan di tanah airnya. Mimpi yang akhirnya hanya jadi mimpi karena diburu oleh deadline gelar sarjana. Semuanya serba diukur dengan nilai akademis yang tinggi, tanpa sadar bahwa ada potensi besar yang bisa dilejitkan oleh setiap orang yang tak bisa diukur hanya dengan nilai akademis. Ujung-ujungnya jadi robot, jadi pesuruh orang-orang berduit atau jabatan tinggi, tanpa ada pikiran kritis apalagi kreatif,” Syam melanjutkan. Bahrul tertegun mendengar perkataan anak itu. Memang benar, batin Bahrul. Dulu, sewaktu ia masih kecil, pamannya yang seorang mantan pejuang pernah mengatakan, bahwa anak-anak muda sebelum kemerdekaan Indonesia, rela berjuang demi sebuah kemerdekaan. Secarik kertas proklamasi yang mereka perjuangkan, semuanya agar bangsa ini terbebas dari penjajahan, perbudakan. Mereka berjuang dengan api nasionalisme yang menyala-nyala. Namun, yang terjadi pada generasi setelah mereka, justru sebaliknya. Jadi budak asing, jadi jajahan asing, meski tidak secara terangterangan, tanpa mereka sadari. Meski orang asing yang dimaksud bukan hanya orang asing yang betul-betul asing, melainkan juga orang asing berwajah pribumi. “Bapak paham kekhawatiranmu. Orang-orang banyak yang sekadar mengejar gelar sarjana demi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Pada akhirnya hanya untuk mereka sendiri, tanpa berpikir apa yang bisa mereka lakukan dengan gelarnya itu bagi bangsa ini.” Bahrul menatap Syam lekat-lekat, ia melanjutkan. “Tapi setidaknya, dengan berpendidikan, orang-orang akan terbuka wawasannya. Terbuka pula cara berpikirnya. Dengan pendidikan, bangsa kita bisa terbebas dari penjajah. Walau pun pejuang dahulu juga jadi pesuruh, tapi mereka tidak mentah-mentah menuruti apapun yang diinginkan penjajah. Mereka berjuang diam-diam, dengan cerdas. Tidak peduli

kau siapa, nak. Yang penting kau belajar dengan tulus, dengan niat membawa perubahan di negeri ini. Agar bangsa kita tidak dipenuhi orang-orang bodoh.” Syam termenung mendengar kata-kata lelaki yang sudah dianggapnya sebagai ayah itu. Beberapa detik lamanya suasana menjadi hening, hanya terdengar suara kendaraan menderu dari jalan raya. “Ada yang perlu kau ketahui, nak” ujar Bahrul, memecah lamunan Syam. Bola matanya menerawang jauh menatap langit yang tadinya dipenuhi serabut putih, kini mulai menampakkan semburat jingganya. “Jika kita menginginkan kemenangan dalam perang, bukan berarti semua orang harus menjadi panglimanya. Pasukan jauh lebih banyak dari panglima. Pasukan inilah yang membantu panglima bertempur melawan musuh, meski tidak selalu di garis depan. Tanpa pasukan, panglima yang seorang diri tidak akan mampu menggempur lawan. Itu juga berlaku dalam kehidupan nyata, nak. Kau paham maksudku?” Syam mengangguk. “Jadi, apa yang harus saya lakukan, pak?” “Tentukan tujuanmu. Kau hanya akan jadi seperti yang lainnya jika kau tidak tahu tujuanmu. Kau harus tentukan arahmu, nak. Selebihnya kau hanya perlu belajar. Bukan untuk mengejar nilai tinggi, bukan untuk menjadi sarjana. Tapi untuk membawa perubahan. Kau punya peran penting, nak, dan juga orang-orang sepertimu. Tidak peduli kau adalah pasukan atau panglima. Bangsa ini butuh pembaharu.” Bahrul menepuk pundak anak itu. “Hanya dengan ilmu, kau dapat mulai bermimpi. Selesaikan kuliahmu dengan baik, lalu berusahalah wujudkan mimpimu.” Kata-kata Bahrul terhenti sejenak, mata tuanya berkaca-kaca. Teringat kembali kenangan saat masih menjadi guru di desa. “Satu hal lagi. Meskipun sekolah di desa kita itu sudah diratakan, tapi harapan kami, para guru, harus tetap terbangun. Kau adalah harapan itu, nak,” ucapnya mantap. Syam mengangguk. Ia berpikir sejenak. “Sekarang saya mengerti,” ujar pemuda itu dengan wajah sumringah. Tiba-tiba ia merasakan percikan semangat mengalir di dadanya, entah dari mana datangnya. Diambilnya secarik kertas dan pena dari ransel tebalnya. Ia menuliskan sesuatu, lalu digulungnya kertas itu dan diberikannya pada Bahrul. “Saya harap bapak menyimpannya, sebagai pengingat jika kita bertemu lagi. Saya akan pulang ke kota besok”. Iersenyum. Matanya berbinar. Hatinya serasa menggebu. Sebuah mimpi seakan tak sabar ingin ia wujudkan. “Pak, saya pamit dulu”. Syam menyalami Bahrul, lalu pergi hingga bayangannya menghilang di kejauhan. Bahrul tersenyum, “Kau adalah panglima, Syam.” Ia beranjak dari teras kecil rumahnya. Tangannya menggenggam secarik kertas dari Syam; sekolah itu akan berdiri kembali. 10 tahun lagi!

*) Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Untad


Infotorial

Edisi 99 September 2018

Tahun ke 6

Tim Akreditasi Borang September 2018

FOTO DAN NASKAH : AKHMAD USMAR

Foto : Ryan Mumamad/Humas Untad

Foto Bersama Tim Akreditasi dan Civitas Akademika Untad

Kunjungan Tim Akreditasi di Perpustakaan Universitas

Kunjungan di perpustakaan Pusat Untad Tim Borang Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi bersama rombongan

Rapat Tim Akreditasi bersama Civitas Akademika Untad

Ibu Rektor Untad, Hj. Fadhliah Basir, S.Sos M.Si (Berkacamata) Mendengarkan Khotbah sambil membaca naskah khotbah

Tim Borang Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi bersama rombongan terkejut melihat halaman depan perpustaakn Pusat UNTAD

Tim Borang Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi mengapresiasi Koran Media Tadulako


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.