Media Tadulako Edisi 96 Juni 2018

Page 1

96 Juni

Tahun Ke 6

Visi

Universitas Tadulako

Pada tahun 2020, Unggul dalam Pengabdian kepada Masyarakat melalui pengembangan Pendidikan dan Penelitian.

Misi Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bermutu, modern, dan relevandengan kebutuhan pembangunan bangsa; Meningkatkan penyelenggaraan penelitian yang bermutu untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang diabdikan bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara secara berkesinambungan; Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat sebagai pemanfaatan hasil pendidikan dan hasil penelitian yang dibutuhkan dalam pembangunan masyarakat; dan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kerja sama dengan pihak lain yangsaling menguntungkan, tanpa adanya ikatan oleh haluan politik,kepercayaan, dan agama.

1439 H


1

Suara Redaksi

Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

Edisi 96 Juni 2018

Desain & Layout : Joko Suparlan / MT Foto Sampul : Joko Suparlan / MT

https://issuu.com/mediatadulako

ko dula ia Ta Med

Pengantar Redaksi

Assalamu'alaikum wr.wb Usai sudah bulan suci Ramadan. Satu bulan lamanya kita digembleng menjadi pribadi-pribadi taat pada bulan nan mulia itu. Pada masa-masa itu kita menekuni ibadah, melewati malam dengan ibadah tarawih, menjalani puasa dengan segenap penghambaan. Semoga, kita menjadi bagian dari orang-orang yang sukses menjadi pribadi-pribadi yang baru selepas bulan penuh ampunan itu. Bertambah taqwanya, bertambah kebaikannya, bertambah santun interaksi dengan sesama. Masih dalam suasana Iedul Fitri yang berbahagia. Segenap redaksi media tadulako mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Bila selama ini ada salah-salah dalam interaksi kita. Ada kekeliruan dalam pemberitaan. Ada salah yang lupa diiringi maaf. Pada kesempatan ini kami memohon diberikan ruang maaf. Semoga kita bisa saling mengikhlaskan segala kesalahan yang pernah ada. Hari ini kita kembali memulai episode baru dalam cerita persaudaraan kita. Memulainya dengan kelapangan hati, tanpa perlu menoleh kebelakang tentang hal-hal yang mungkin menyayat

Visit Us

Editorial

Tahun ke 6

hati, sebab semuanya sudah kita ikhlaskan dan kita tinggalkan sebagai cerita yang akan menjadi pembelajaran bersama. Sidang pembaca‌. Kali ini kami coba mengangkat sosok Dr Nadjamuddin Ramli dalam kolom profil kita di edisi ini. Pria yang masih tercatat sebagai dosen FKIP itu saat ini sedang dihibahkan tenaganya untuk membantu pemerintah sebagai Direktur Warisan dan Diplomasi Kebudayaan Kemendikbud. Pulang kampung Dr Nadjamuddin kali ini tidak hanya menjenguk keluarga, tapi juga didaulat untuk menyampaikan pesan-pesan dalam khutbah Ied tahun ini. Di rubrik info fakultas kami juga mengangkat beberapa momen penting di Ramadan kemarin. Sejumlah aktifitas mahasiswa, dosen, juga pejabatpejabat kampus kami rekam dalam pemberitaan tersebut. Kegiatankegiatan yang didominasi oleh akasiaksi sosial dan kunjungan ke beberapa panti asuhan tersebut, merupakan penanda bahwa masyarakat kampus juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi dalam membantu sesama. Sidang pembaca‌.

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Nasionalisme Sepakbola

Tidak bisa dipungkiri, sepakbola telah menjadi olahraga paling popular di seantero dunia. Perhelatan akbar piala dunia yang tahun ini dihelat di Rusia, juga terasa hingga pelosok-pelosok desa di Indonesia. Masyarakat-masyarakat desa misalnya berupaya menempuh sejumlah cara agar televisi di rumahnya dapat menangkap siaran piala dunia. Ada yang terpaksa mengeluarkan rupiah, berlanggan siaran berbayar, ada pula yang bersusah payah putar balik antena parabola agar tidak ketinggalan pertandingan piala dunia. Begitulah, sepakbola telah menjadi milik warga dunia. Ada yang kurang rasanya bila melewatkan momen 4 tahunan ini. Bila anda perhatikan, dalam kurun beberapa pekan berjalannya piala dunia, media-madia mainstream juga tak ingin ketinggalan mengabarkan pertandingan demi pertandingan, lengkap dengan prediksi, ulasan tiap-tiap pemain, atau halhal unik yang terjadi selama pertandingan. Tidak jarang, pertandingan-pertandingan besar dalam pesta sepakbola ini tampil sebagai berita utama harian nasional kita. Sejumlah isu-isu penting nasional sejenak terlewatkan, saat ini, tak ada yang lebih penting dari menanti siapa yang akan keluar sebagai juara dunia. Semakin kemari kita juga akan melihat, tensi keterbelahan bangsa ini dalam sejumlah isu-isu politik perlahan menurun. Tiba-tiba kita semua seolah disatukan dalam isu yang sama. Hari ini kita seperti tidak melihat lagi friksi-friksi dalam masyarakat. Semuanya bersama-sama mendukung tim favoritnya. Tak peduli seperti apa pandangan politiknya, bila sama-sama pecinta Argentina, yakinlah mereka juga sama-sama kecewa saat Argentina dilumat 3 gol tanpa balas oleh Kroasia. Walau rasanya mustahil, mari kita coba berandai-andai, bila Indonesia ada dalam

daftar peserta Piala Dunia. Merah putih dibentangkan dalam beberapa pertandingan, Indonesia raya berkumandang sebelum pertandingan. Sejumlah supporter sayup-sayup meneriakan Indonesia dari dari tribun penonton. Suasana seperti itu, rasanya akan menyentuh rasa nasionalisme kita yang paling dalam. Tak usah jauh melihat piala dunia. Saat final Piala AFF di 2016 silam saja. Kita seolah padu meneriakan Indonesia. Samasama memberikan dukungan kecintaan pada tim garuda yang tengah berjuang. Benarlah kiranya apa yang disampaikan Jan Michael Kotoewski, pengajar departemen ilmu politik di Universitas New Hampshire (2014). Dalam artikelnya Jan Michael menuliskan ada tiga aspek keterkaitan sepakbola dan nasionalisme, yakni (1) sebagai ekspresi atau refleksi dari identitas nasional; (2) sebagai bagian dari praktik nasionalisme dan politik, (3) pembawa gagasan kebangsaan. Sepakbola memang menjadi ajang diplomasi kebangsaan dan kemanusiaan. Lihatlah bagaimana supporter salah satu klub Eropa yang membentangkan koreo bendera Palestina saat pertandingan berlangsung. Atau fenomena pemain Mesir Mohammed Salah yang berhasil mengangkat nama negara dan identitas agamanya. Semua itu menjadi penanda bahwa Sepakbola telah menjadi perekat yang bisa menyatukan sendi-sendi masyarakat, mengangkat eksistensi bangsa, memberikan posisi tawar dalam diplomasi antar negara. Memahami ini, kiranya pemerintah perlu memikirkan secara serius pengembangan sepakbola tanah air agar bisa berbicara dalam level yang lebih tinggi. Langkah ini jauh lebih strategis, dibanding sekedar teriak aku pancasila, kami bineka tunggal ika.

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Editor : Ary Fahry S.Ikom, Raisa Alatas M.Ikom. Redaktur Pelaksana: Wandi Latoko. Wakil Redaktur Pelaksana: Sri Utami. Layouter: Joko Suparlan. Reporter: Taqyuddin Bakri, Ari Fahry S.Ikom, Rafani Tuahuns, Raisa Alatas M.Ikom, Wardatul Nurjannah, Wandi Latoko, Andi Kadeko, Vivi Sasmita, Nur Ramadhana, Sri Utami, Moh Uswang, Fauzannur Ramadhan, Ayu Agustin, Sitti Aisyah Nadianti, Sulistiawati, Ahmad Fauzan T. Distributor: Moh. Uswang, Ahmad Fauzan T. Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Rafani Tuahuns, Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. email: inform, inspire, and educate media_tadulako@yahoo.com. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako


Liputan Khusus Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

2

Shalat Iedul Fitri Untad; Wasekjen MUI Sampaikan Khutbah Ied Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Untad menggelar Sholat Idul Fitri di Lapangan Islamic Center Area Kampus Untad, Jumat (15/06) pagi, yang diikuti oleh Civitas Akademika Untad dan masyarakat sekitar. Usai Sholat Idul Fitri, Dr H Nadjamuddin Ramly selaku Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia sekaligus Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI hadir sebagai pengisi khutbah dengan tema “Komitmen Umat Islam Wujudkan Peradaban Paripurna”. Dalam khutbahnya, Dr Najmuddin menyatakan bahwa peradaban sangat penting dalam menggapai sebuah kemajuan dan keadaban. “Peradaban ini masuk melalui kampus-kampus dan pusat-pusat pendidikan unggulan,” ujarnya. Mengutip pernyataan dalam buku terkenal karya Amir Syakib Arsalan yang ditulis pada abad ke-20, Dr Nadjamuddin menyebutkan bahwa dalam mewujudkan sebuah peradaban, saat ini kaum muslimin dihadapkan pada tantangan dari luar dan dalam. “Tantangan dari luar, yakni penindasan yang terjadi di negeri-negeri muslim. Hal ini saya kira menjadi tantangan bagi generasi ke depan,” Untuk itu, imbuhnya, dunia kampus yang menjadi wadah para mahasiswa sebagai agen perubahan tidak boleh takut mengungkapkan kebenaran. Ia menambahkan bahwa mahasiswa semestinya menjadi seorang yang radikalis. “Radikal disini artinya akar. Karena kalau mahasiswa belajar tidak sampai ke akarakarnya, bagaimana bisa menjadi ilmuwan,

bagaimana menjadi peneliti yang baik, handal, kalau tidak menelusuri ilmu itu sampai ke akar tunjangnya,” ujarnya. Kemudian, tantangan dari dalam yakni dekadensi akidah dan ukhuwah, terutama pada generasi muda saat ini. “Terlebih dengan hadirnya media sosial, yang mana teknologi yang berkembang dan informasi sangat mudah diakses. Kemudian lemahnya ukhuwah islamiyah. Banyak diantara kita karena perbedaan pendapat, akhirnya bercerai-berai,” ungkapnya prihatin. Dalam pesan khutbah tersebut ia menegaskan ada tiga kriteria yang harus dikuasai oleh seorang muslim dalam rangka mewujudkan peradaban Islam. “Pertama, tanamkan karakter moral dan karakter kinerja dalam diri kita. Karakter moral itu antara lain jujur, beriman, dan bertakwa. Sementara karakter kinerja yakni pekerja tangguh. Yang kita inginkan adalah gabungan dari karakterkarakter tersebut. Dia jujur, beriman dan bertakwa, tapi juga pekerja keras,” tuturnya. Selanjutnya kriteria yang kedua menurutnya ialah kompetensi. Kompetensi yang dimaksud adalah mengubah cara berpikir, bukan lagi menumpuk harta tapi membangun generasi berkualitas dan

berkarakter. Kemudian mengajarkan anakanak berkomunikasi yang baik. “Saya kira kompetensi komunikasi ini sangat diperlukan. Selanjutnya kolaborasi, karena kita akan kalah jika berkompetisi secara individu. Yang terakhir adalah literasi. Artinya kita harus menguasai literasi teknologi, literasi budaya, literasi politik. Tidak sekedar membaca, menulis, dan berhitung tetapi literasi ini menjadi pengembangan wawasan kita dalam rangka mewujudkan peradaban paripurna. Saya kira perlu kita hadirkan berbagai multi kompetensi ini pada diri anak-anak kita,” jelasnya. Seperti ditahun-tahun sebelumnya, acara kemudian dilanjutkan dengan Halal Bi Halal di Gedung Islamic Center Untad yang dihadiri oleh Civitas Akademika serta Dharma Wanita Universitas Tadulako. Rektor Universitas Tadulako, Prof Dr Moh Basyir dalam sambutannya pada acara tersebut mengungkapkan bahwa Idul Fitri menjadi momen yang tepat untuk semakin mempererat persaudaran dalam Keluarga Besar Universitas Tadulako yang telah terbangun selama ini. Pr o f B a s y i r j u g a m e n g u n g k a p k a n kebanggaannya atas proses pemilihan Rektor

tahun ini yang berjalan dengan aman dan damai. “Ini menunjukkan bahwa kedewasaan dalam suksesi kepemimpinan di Universitas Tadulako ini semakin matang. Empat bakal calon yang semuanya berasal dari Universitas Tadulako. Puluhan tahun mereka mengabdi di universitas tadulako. Pengabdian-pengabdian yang panjang ini mengisyaratkan kepada kita bahwa kita ini sudah satu hati, satu perjuangan, dan satu cita-cita,” ucapnya. Rektor menuturkan, waktu 8 tahun bukanlah waktu yang pendek. “Ketika masuk pada tahun ke 6, rasa jenuh itu mulai hadir. Bahkan kreativitas itu juga mulai datar. Berbeda di periode pertama. Tidak ada siang, tidak ada malam, wakil rektor, dekan, kami undang, hampir sekali dalam 2 hari dalam rangka proses-proses percepatan, peralihan dari suasana yang memerlukan langkahlangkah cepat,” tuturnya. Namun menurutnya, hingga saat ini masih banyak yang perlu dibenahi. Hal inilah yang akan dititipkan kepada generasi penerus kepemimpinan di Universitas Tadulako. Rektor berharap agar proses pemilihan ini bisa berlangsung dengan cepat, serta Universitas Tadulako akan semakin baik ke depan. Ditemui usai kegiatan, Ketua Panitia PHBI, H Dr Tutang Muhtar Kamaluddin ST MT, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk saling mempererat silaturahmi antar Civitas Akademika Universitas Tadulako. Menurutnya, persiapan sudah dilakukan sejak satu setengah bulan sebelumnya. “Kami juga bekerjasama dengan Fakultas Teknik, serta dibantu dengan rekan-rekan mahasiswa dari LDK Upim Untad,” ungkapnya. Ia berharap di masa mendatang, koordinasi dari semua pihak dapat berjalan baik sehingga perayaan Idul Fitri di Universitas Tadulako selanjutnya dapat berjalan lebih maksimal. Nr


3

Profil Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

Dr. Nadjamuddin Ramly, M.Si Sejak Kecil Menjadi Mubalig

Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si

Petang itu ketika adzan berkumandang, pertanda waktu berbuka puasa telah tiba __puasa terakhir Ramadhan 1439 H__ bapak dari tiga anak itu bergegas ke masjid yang hanya beberapa langkah dari rumahnya. Nadjamuddin namanya, lengkapnya Dr. H. Nadjamuddin Ramly, M.Si. Suami dari Dra. Hj. Silvia Estini Irma, MM itu dipercayakan menjadi khatib sholat Idul Fitri 1439 H di Lapangan Perumahan Dosen Universitas Tadulako, tempat biasa digelarnya Sholat Id bagi masyarakat kampus. Kedatangannya ke Kota Palu selain memenuhi undangan sebagai Khatib, juga untuk melakukan rutinitas mudik, berkumpul bersama keluarganya, terlebih ibundanya Hj. Masturah Hasan Tarmodo, di Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong. Ampibabo, tanah kelahirannya itu menyimpan berjuta kenangan. Ketika usaha ayahandanya bangkrut, ia sebagai anak pertama turut mengambil tanggung jawab atas perekonomian keluarga. Ia membiayai sekolahnya sendiri, juga mencari dana untuk biaya sekolah kelima adik-adiknya, yang sekarang telah berkeluarga dan memiliki profesi masing-masing. Anak dari Ramly Abdul Halim H. Tiwadjo itu sejak kecil sudah menjadi muballig cilik. Ia belajar agama secara autodidak, dan mengajar membaca Al-Qur'an anak-anak pejabat. Honor dari megajar mengaji itulah yang membiayai sekolahnya, dan menjadikan tiga adik perempuannya menjadi seorang guru, yakni Erni, Minarni dan Nur Aini. Juga mengantarkan adik laki-lakinya, Sirajudin Ramly sebagai Kapolres Parigi Moutong, serta adik terakhirnya Amiruddin Ramly menjadi pengusaha. “Dulu ayah saya seorang pedagang. Ketika usahanya bangkrut, saya yang bertanggung jawab. Saya dulu cari duit dengan mengajar mengaji anakanak pejabat. Alhamdulillah saya sedikit tahu ilmu agama dari autodidak sejak kecil. Sehingga gaji mengajar mengaji lebih dari cukup untuk membiayai saya dan adik-adik saya sekolah. Yah, suka dan duka dalam sekolah itu setiap orang memang memiliki frekuensi yang berbeda-beda. Alhamdulillah kami berenam sarjana semua dengan

berbagai macam kesulitan hidup yang kami alami semua,” tutur Nadjamuddin sambil memperbaiki peci hitamnya. Takbir berkumandang, ayah dari tiga anak yang hampir 25 tahun mendiami ibu kota, tepatnya Jakarta Pusat, melanjutkan kisahnya. Katanya, sejak bersekolah di SDN Teladan di Ampibabo, lalu melanjutkan di SMP Negeri di Wani, ia telah menjadi muballig kecil. Sekolahnya ia lanjutkan ke jenjang menengah atas di SMA Negeri 2 Palu. Saat SMP dan SMA itulah dirinya matang ditempa organisasi hingga usia 53 tahun tepat pada 22 Juli 2018 nanti. Katanya pula, organisasi itulah yang membuat profesinya tetap menjadi DAI dan muballig. Pria yang masih tercatat sebagai dosen aktif di Universitas Tadulako (Untad), Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) jurusan Biologi, pernah digembleng di Pelajar Islam Indonesia (PII) tahun 1980-1985, juga pernah menjadi Ketua PII Sulawesi Tengah (Suteng). Khatib sholat Idul Fitri itu aktif pula di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palu, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, hingga menjadi Dewan Pimpinan Kader Muhammadiyah Sulteng hingga pusat. Ayah dari Muhammad Reza Akbar Imanul Haq, SH, Mujahidah Kharunnisa, S. Ked, dan Nurul Izzah (pelajar), juga pernah memimpin KNPI Sulteng hingga pusat, dan tiga periode menjadi Dewan Pengurus pusat KNPI. Tiga periode pula alumni S1 Untad ini menjadi ketua pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. “Jadi memang, organisasi-organisasi itulah yang membuat kita matang dan bisa mandiri dalam menghadapi dan menjalani hidup,” ungkap Wakil Sekretaris Jendral (Sekjend) Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Nadjamuddin setelah lulus S1 mendapatkan tunjangan ikatan dinas. Sebulan sebelum ia wisuda, i a s u d a h m e n d a p a t ka n S u ra t Ke p u t u s a n Ke m e nt r i a n Pe n d i d i ka n d a n Ke b u d aya a n (Kemendikbu) sebagai dosen di Untad tahun 19891990. Lalu tahun 1998, ia melanjutkan studi Magisternya di Universitas Indonesia (UI), dan selesai tahun 2002. Kemudian tahun 2002-2007 ia menyelesaikan studi Doktornya di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Perihal Idul Fitri, Direktur Warisan dan Diplomasi Kebudayaan Kemendikbud ini bertutur, bahwa Idul Fitri adalah hari kemenangan dimana seseorang kembali pada kesucian atas ibadah-

ibadahnya. Maka yang berhak memproklamirkan kemenangan itu adalah manusia yang lulus dari proses latihan selama sebulan, pada bulan Ramadhan. “Sebulan kita melaksanakan amaliah bulan Ramadhan, segala perintah-perintah yang kita lakukan mulai dari sahur, shaum itu sendiri, kiyamullail, tadabur-tadarus Al-Qur an, sadaqah dan zakat, serta berbagai latihan-latihan lainnya. Ketika Idul Fitri, diharapkan tumbuh kesadaran dan pembaharuan, sehingga kita memproklamirkan kemenangan itu, dalam artian kita melaksanakan amaliah,” ujar Ketua Departemen Sarana, Hukum dan Wakaf PP DMI itu. Masih menurut Nadjamuddin, bahwa Idul Fitri tidak bisa dipisahkan dari rutinitas mudik seperti yang ia lakukan dengan berada di lembah Palu. Puluhan juta manusia dari Jakarta mudik ke seluruh nusantara. Tradisi mudik memberikan cerminan kemanapun anak manusia pergi, kemanapun ia merantau, momentum Ramadhan dimanfaatkan untuk kembali ke kampung halamannya. “Mudik itu menurut saya terletak pada ranah dunia. Mudik yang hakiki, yang sebenarnya adalah kembali ke pangkuan Allah SWT. Sehingga dalam hidup ini, Rasulullah memberi peringatan kepada kita, selain beriman dan bertakwa, yakni mudik yang bermakna kematian. Mudik duniawi adalah lahiriah di mana orang-orang menemui orang tuanya, meminta maaf dan saling memaafkan.” Putra daerah yang telah menuangkan pemikirannya dalam berbagai tulisan itu bertutur bahwa tidak ada perbedaan Ramadhan tahun ini dengan tahun kemarin, selain rasa syukur yang terus meningkat. Ia dan keluarga membiasakan diri qiyamul Ramadhan atau tarawih pada pukul tiga pagi, lalu berhenti sejenak untuk sahur. Gagasan-gagasannya tertuang dalam karya tulis yang diterbitkan beberapa media dan penerbit. Diantaranya (1) Ensiklopedi Tokoh Muhammadiyah : Pemikiran Dan Kiprah Dalam Panggung Sejarah Muhammadiyah, 2010, (2) Membangun L i n g k u n g a n H i d u p Ya n g H a r m o n i D a n Berperadaban, 2005, (3) Pesona Jakarta : Kota Wisata Ramah Lingkungan, 2007, (4) Pendidikan Pembangunan Karakter Bangsa : Strategi, Masalah, Dan Prospek Masa Depan, 2010, (5) Telaah Kritis Pendidikan Di Indonesia, 2010, (6) Pariwisata Berwawasan Lingkungan : Belajar Dari Kawasan Wisata Ancol, 2007, (7) Membangun Pendidikan

Yang Memberdayakan Dan Mencerahkan, 2005, (8) Pengetahuan Lingkungan : Buku Ajar, 2003, (9) Islam Ramah Lingkungan : Konsep Dan Strategi Islam Dalam Pengelolaan, Pemeliharaan, Dan Penyelamatan Lingkungan Hidup, 2007, dan (10) Elaborasi format baru KNPI ke depan, 2002. Pada kesempatannya menjadi khatib, ia membawakan khotbah sholat Idul Fitri dengan judul Komitmen Umat Islam Wujudkan Peradaban Paripurna. Nadjamuddin menguraikan khotbahnya dalam beberapa garis besar yakni Takwa dan Kejahiliyaan Manusia, Islam Kunci Utama Pembentuk Karakter Bangsa, Dinamika dan Kekuasaan, Memperjuangkan Reformasi Secara Total, dan Kelangsungan NKRI Tanggung Jawab Utama Ummat Islam. Takwa dan Kejahiliyaan Manusia, substansi dari perintah Allah SWT kepadaummat manusia untuk melaksanakan amaliyah Ramadhan sebulan lamanya, yang dilansir dalam surat Al-Baqarah ayat 183, tidak lain agar manusia sebagai hamba Allah pada muaranya nanti dapat menjadi orang yang bertakwa. Orang yang telah mencapai derajat takwa adalah orang yang telah kompeten secara sadar sesadar-sadarnya untuk menghindar dari kehancuran diri, dan sifat menganiaya dirinya sendiri seraya berupaya menjadi insan yang paripurna. Untuk membangun peradaban secara kolektif, tentunya disamping memiliki landasan iman dan takwa, umat islam dipacu dengan sungguh-sungguh belajar, belajar, dan belajar dalam berbagai bidang ilmu untuk masa depan. Tetapi yang terutama adalah belajar, dan memahami islam secara kaffah. Tahap demi tahap ini akan memperbaiki internal manusia, sehingga dapat mewujudkan peradaban. “Tanpa peradaban, tidak mungkin kita bisa tawadun. Sehingga kita perlu berlajar nilai-nilai islam yang sangat tinggi itu. Sebab tidak ada ilmu di dunia ini yang bisa mengalahkan islam. Dalam mewujudkan peradaban, kita menemukan banyak tantangan, dan yang paling berat itu adalah tantangan dari dalam. Oleh karenanya, untuk terus belajar kita sebagai dosen, agar selalu hadirkan kesabaran dalam memberikan transfer knowledge. Hadirkan ketakwaan dalam proses itu. Ketakwaan ini dapat mewujudkan peradaban paripurna sebagaimana dijelaskan dalam QS. Ali Imran ayat 130,” tandasnya. ikr


Opini

Edisi 90 Edisi Desember 96 Juni 2018 2017

Tahun Tahunke ke65

4

“Persatuan yang Religius”

“Persatuan yang Religius”

Oleh : Shofia Nurun Alanur S, S.Pd

Penulis adalah Alumni Program Studi PPKn FKIP Untad dan Mahasiswi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Sebagai bangsa yang lahir dan besar di Indonesia, kita patut bersyukur dan berbangga, atas kekayaan alam, suku, etnis, dan agama yang plural tetapi mampu menyatukan dari sabang sampai merauke. Tanah air yang subur dan makmur, hijau dan sejuk, membuat nyaman untuk tumbuh dan berkarya. Kita melihat Negara di seberang sana, Palestine, ghouta, rohingya, diserang oleh bom dan senjata tanpa kenal waktu, sehingga tidak merasakan tidur yang nyenyak, makan yang enak, ibadah yang tenang, pakaian yang nyaman bahkan berdarah-darah, luka-luka pun kehilangan orang tua, anak, dan sanak saudara. Negara kita sudah terlepas dari penjajahan itu sejak presiden kita bapak Soekarno, para cendekia, tokoh kebangsaan, pemuda, tokoh agama, dan para ulama berjuang untuk proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kita telah lahir dan berdiri diatas kaki sendiri, dengan teguh dan kuat di bumi Indonesia, atas rahmat dan Rahim Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, dalam konstitusi yaitu pembukaan UUD NRI 1945. Hal itu adalah sebuah pegangan yang kuat dasar hukumnya, sehingga persatuan dan kesatuan ini selalu melibatkan sang pencipta. Keteguhan itu telah ada. Ideologi pancasila, falsafah Negara, fundamental Negara, kekuatan hukum, kedaulatan, serta bhineka tunggal ika pegangan kita, maka saatnya kita mempertahankan dan melestarikan bahkan memajukan kemerdekaan ini. Jangan pernah mencoba untuk melangkah mundur. Bagi pemerintah agar bekerja dengan jujur, adil, sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Jadikan kekuasaan dan jabatan sebagai media dakwah dan beramal kebaikan. Sebab amanah akan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan, kekuasaan itu tidak akan langgeng karena diatas kekuasaan itu ada kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Bagi pendidik mengajarlah dengan ikhlas, sabar, dan berikan seluruh ilmu pengetahuan serta pengalaman terbaik kepada anak didik sebagai bentuk nation and character building. Bagi pelajar dan mahasiswa, belajarlah dengan tekun, ulet, serius, focus, dan berbakti pada orang tua serta guru. Setialah pada guru yang mengajarkanmu kebajikan dunia dan akhirat. Tempat sekolah dan kuliah memang penting, tapi lebih penting lagi adalah kesungguhan hatimu. Maka, inilah kunci kesuksesan dan bukti membalas jasa pahlawan. Persatuan dan kesatuan bangsa memang mudah untuk diraih tetapi sulit dalam mempertahankan. Sulit untuk istiqomah dan setia. Tidak menutup kemungkinan dalam perjalanan bangsa ini, banyak cobaan dan ujian yang merusak dan menggoncang pertahanan dan keamanan kita. Ancaman itu bisa berupa ancaman internal maupun eksternal. Gerakan separatisme, radikalisme, terorisme, komunisme, narkoba, minuman keras, korupsi, nepotisme, bahkan pembunuhan karakter serta paradigm berpikir. Ancaman itu bisa masuk dan menyerang kapan saja. Melalui media massa, media social, dan jejaring tekonologi informasi lainnya. Maka dari itu kita tidak boleh takut, lengah, bahkan menyerah. Kita memiliki satu kesatuan tekad dan ideology. Kita bangun optimisme, melakukan perbaikan dan kebajikan, dan percaya akan kekuatan system pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Percaya akan kalimat pada konstitusi bahwa Negara berdasar atas ketuhanan yang maha esa. Bahwa perbuatan yang menghancurkan akan kembali pada dirinya dan perbuatan kebajikan akan dibalas lebih dari kebajikan itu. Baru-baru ini, kita digegerkan dengan kalimat bahwa Indonesia akan bubar di tahun 2030. Kalimat ini kalau tidak diolah dengan baik, akan menjadi sumber hancurnya NKRI. Pun ini menjadi bahan introspeksi bagi pemerintah untuk mengedepankan politik pengabdian, kepada Negara. Negeri ini sudah dibangun dengan tiang yang kuat. Dengan kekuatan Rahmat Allah pada jum'at 9 ramadhan tahun 1945 silam. Dalam suasana kebatinan yang haru dan kuat, mempersatukan semua golongan umat beragama, tanpa ada perseteruan, saling menghormati dan menghargai satu sama lain, antara tokoh agama dan tokoh ulama serta kyai yang bersahaja. Tidak akan bubar dan hancur selama pembukaan UUD NRI 1945 masih utuh formil, materil dan filosofisnya. Selama masih ada kalimat tauhidan serta doa dan ibadah dari semua pemeluk agama, maka kedamaian, keharmonisan, dan salam akan menghiasi negeri ini. Baru-baru ini juga, kita dipertontonkan dengan sebuah video pembacaan puisi “Ibu Indonesia”. Pro kontra serta kemarahan terjadi atas pihak dan agama yang dilecehkan.

Sungguh, tidak sepadan dan tidak pantas membandingkan apa yang menjadi hak Tuhan. Pancasila mengajarkan untuk saling memeluk perbedaan, bukan saling mengolok perbedaan. Perempuan adalah tiang Negara. Perempuan Indonesia berpendidikan bahkan dimuliakan oleh agama. Sehingga Tidak pantas untuk kita, berbicara bebas hingga menyinggung isu SARA dan menyempitkan agama. Pancasila mengajarkan kesantunan dan kesopanan. Sebagaimana seorang Plato mengatakan bahwa elemen jiwa manusia mampu menggunakan bahasa dan akalnya untuk berfikir. Juga seorang aristoteles, yang meyakini jiwa dan tubuh ibarat bentuk dan materi. Jiwa adalah bentuk dan tubuh adalah materi.Jiwa merupakan asas hidup yang menjadikan tubuh memiliki kehidupan.Jiwa adalah penggerak tubuh,kehendak jiwa menentukan perbuatan dan tujuan yang akan dicapai Saya ingin mengajak kepada kita untuk mengingat bahwa sebuah kebebasan itu selalu punya batasan. Karena negeri ini adalah negara hukum. Pancasila sebagai ideologi negara mengingatkan kita akan esensi manusia adalah makhluk Tuhan. Makhluk yang mempunyai Tuhan, percaya kepada Tuhan dan menolak atheisme. Setiap umat beragama bangsa Indonesia menjalankan perintah agama dan kepercayaannya dengan cara berbudi pekerti yang luhur dan sikap saling menghormati. Terlepas dari itu, Pada juni 2018 mendatang, kita akan sama sama melihat dan menyaksikan pesta demokrasi serentak yaitu Pemilihan Kepala Daerah. Tentunya, kita harus menjaga dua hal yang kita miliki yakni bagaimana pilkada dapat merawat spirit dan prinsip demokrasi yang sehat dan tumbuh kembang secara berkelanjutan serta dijalani dengan politik yang santun. Yang Kedua, di tengah fragmentasi sosial-politik, baik di tingkat elite politik maupun di tingkat basis massa yang begitu cair, kita harus meyakini pilkada serentak dapat merekatkan kembali dan menjaga spirit kebhinekaan kita dalam wadah semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagaimana cerita para filsuf politik termashur pada zaman dahulu, ada kekuasaan yang dapat menimbulkan perpecahan dan permusuhan, tidak pandang bulu entah itu murid bahkan saudara sekandung, demi kekuasaan melakukan segala cara dengan membunuh, tanpa melihat halal dan haramnya. Maka kita sebagai bangsa Indonesia tidak ingin mengalami hal yang sama. Kekuasan bukan untuk direbut, tetapi diberikan pada ahlinya. Sebagaimana pemimpin tauladan Nabi Muhammad SAW mengatakan dalam sebuah hadist bukhari bahwa “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” Semoga kita menjadi manusia yang kuat menghadapi diri sendiri dan berani mengakui kelemahan. Kita harus meyakini bahwa Indonesia adalah tempat terbaik untuk tumbuh, maju dan berkembang. Tempat terbaik untuk merawat apa yang sudah kita miliki dan warisi dari pahlawan kita. Seperti pesan tokoh agama, KH Wahid Hasyim, bahwa Para pendahulu telah menanam sehingga kita memakan buahnya. Sekarang kita juga menanam agar generasi mendatang memakan hasilnya. Juga pesan presiden pertama kita bapak Soekarno, bahwa “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. Kita akan kehabisan stok pemimpin kalau tidak ada lagi orang yang berani bermimpi dan bercita-cita besar. Kalau untuk bermimpi saja tidak berani, bagaimana kita dapat berani memimpin ? karena menjadi pemimpin berarti menjadi orang yang cerdas. Yakni berani berpikir mendahului masanya, meski kadang orang lain belum bisa memahaminya. Memiliki pikiran dan gagasan yang besar diluar apa yang dipikirkan orang lain. Semoga Tuhan membantu kita menjadi manusia yang mampu mewujudkan cita-cita, mimpi dan harapan, dan tidak tenggelam dalam angan-angan, dalam ketersisihan pada sebuah perbedaan. Maka marilah sama sama kita berjuang, mengawal bangsa di era baru internasional, mengawal demokrasi di gerbang perhelatan akbar, menjauhi segala kebodohan dan keserakahan, agar persatuan atas dasar ketuhanan yang maha esa terus menggema, menjadikan Indonesia selalu dalam rahmat Allah Subhanahu wata'ala. Mari menyatukan asa, semangat, dan memenuhi hati dan kehidupan dengan cinta. Cinta kepada Tuhan, bangsa, tanah air, orang tua, guru, sesama, dan cinta akan perdamaian, karena cinta akan menjadikan mata dan pandangan kita adalah mata dan pandangan yang bercahaya.


5

Kabar Tadulako Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

Pembayaran UKT dilakukan Bergilir Mulai 2 Juli Berdasarkan jadwal yang dikeluarkan oleh Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Perencanaan (BAKP) Universitas Tadulako (Untad), pembayaran UKT akan berlangsung mulai tanggal 2 hingga 27 Juli 2018. Masing-masing fakultas akan mendapat giliran sesuai waktu yang ditentukan.

(Foto : Dokumen Metro Sulawesi)

Bulan Juni tercatat beberapa tanggal-tanggal penting sebagai hari perayaan, selain perayaan hari Besar Islam yakni Idul Fitri, pada 15 Juni. Lima Juni merupakan hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day (WED). WED adalah sebuah kampanye pelestarian lingkungan hidup paling besar di dunia yang dimulai Majelis Umum PBB tahun 1972, pada konferensi Stockholm. “Kendalikan Sampah Plastik” adalah tema WED 2018 di Indonesia, yang dilansir dari http://dlh.paserkab.go.id. Temanya tidak jauh-jauh dengan tema global yang sudah ditetapkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP). Selain WED, dunia juga memperingati hari Laut yang jatuh pada 8 Juni. World Oceans Day atau Hari Laut Sedunia merupakan perayaan tahunan yang diperingati di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Sebab Indonesia seperti yang diketahui merupakan negara yang dikelilingi lautan, dengan luas wilayah laut 96.079,15 km2. Luas wilayah itu menjadikan Indonesia sebagai wilayah kepulauan terbesar di dunia. Di Indonesia, peringatan hari laut ini mengusung tema senada dengan WED, “Menjaga Laut dari Polusi Sampah Plastik.” Dr Ir Dwi Sulistiawati MP, Koordinator Pusat

Jadwal pembayaran tersebut yakni Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik pada tanggal 2, 9, 16, dan 23 Juli. FKIP, Fakultas Kehutanan dan Fakultas Pertanian pada 3, 10, 17 dan 24 Juli. FISIP dan FMIPA pada 4, 11, 18, dan 25 Juli. Fakultas Hukum dan Fapetkan pada 5, 12, 19 dan 26 Juli. Sedangkan Untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Program Pascasarjana pada 6, 13, 20, dan 27 Juli. Jadwal tersebut berlaku untuk mahasiswa lama dan mereka yang dinyatakan lulus SBMPTN. Khusus untuk jalur lokal atau SMMPTN, jadwal akan diatur setelah pengumuman di tanggal 30 Juli 2018. Saat dimintai tanggapannya pada Rabu (20/06), Kepala BAKP Untad, Rudy Gosal SE MSi menyatakan bahwa sistem pembayaran UKT dilakukan berjadwal untuk menghindari penumpukan di kedua Bank yang menjadi sasaran untuk pembayaran UKT, yakni BNI dan Bank Syariah Mandiri. Rudy berharap kepada seluruh mahasiswa, baik mahasiswa lama maupun calon mahasiswa baru, dapat melakukan pembayaran UKT mengikuti jadwal yang sudah ditentukan. Sementara itu, bagi mahasiswa yang sekarang berada di tahun akhir perkuliahan, menurut Rudy, tidak ada kebijakan pengurangan

Audit dan Evaluasi Mutu Pendidikan LPPMP, saat ditemui di kediamannya, pada Kamis (14/06) mengatakan bahwa World Oceans Day diajukan oleh Kanada pada pertemuan Earth Summit di Rio de Janeiro, Brasil, pada tahun 1992. Tetapi baru disahkan PBB pada tahun 2008. “World Oceans Day atau Hari Laut Sedunia ini pertama kali diusulkan pada Earth Summit di Rio de Jenaeiro, Brasil tahun 1992. Tetapi baru disahkan 16 tahun kemudian pada 2008,” ucap Dwi Sulistiawati. Laut Indonesia tidak terlepas dari biota laut, salah satunya terumbu karang. Sama halnya dengan WED dan Hari Laut, Indonesia sudah 9 tahun memperingati Hari Terumbu Karang yang jatuh pada 8 Mei. Berkaitan dngan lingkungan, laut, dan terumbu karang, Universitas Tadulako telah beberapa kali melakukan pengamatan dan penelitian yang berkaitan dengan kelautan serta pemeliharaan ekositem laut, salah satunya terumbu karang. Hal ini adalah bentuk upaya turut serta menjaga laut Indonesia, khususnya laut di Sulawesi Tengah yang sebagian besar kondisinya telah rusak, yang sangat mengancam biotanya. Dwi Sulistiawati yang juga tercatat sebagai dosen Fakulas Peternakan dan Pertanian (Fapetkan) Untad, mengungkapkan bahwa salah satu laut yang telah rusak adalah teluk Palu. Hal ini berdasarkan

biaya UKT. “Sebenarnya untuk pengurangan biaya itu tidak dikenal oleh konteks kita di Perguruan Tinggi, karena UKT itu sudah ditentukan. Bagi mereka yang tidak membayar tepat waktu, itu akan membuat piutang bagi Perguruan Tinggi. Dan itu dicatat, dilaporkan ke BPK ataupun Inspektorat Jenderal. Sehingga, kalau ada kebijakan semisal ada pengurangan biaya maka harus jelas,” ungkapnya. Menanggapi isu yang beredar tentang kenaikan UKT, Rudy meluruskan, bahwa telah ada peraturan tertulis yang melarang Perguruan Tinggi menaikkan UKT. “Sesuai dengan Surat Keputusan Menristekdikti nomor 91/M/KPT/2018, tentang Biaya Kuliah Tunggal (BKT) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada Perguruan Tinggi Negeri di lingkungan Kemenristekdikti tahun angkatan 2018, UKT di Untad telah ditetapkan menjadi 5 kategori. Perpindahan kategori yang masih pada tataran kategori 1 sampai 5 diperkenankan, yang disebut dengan pergeseran UKT. Kecuali bagi mereka yang memang sesuai kategorinya, mereka kategori 1, kategori 2, itu sudah ditetapkan. Tapi tidak bisa kita ke kategori yang melebihi kategori 5. Yang dikatakan naik apabila kita menaikkan dari nilai tersebut. Jadi bukan menaikkan,” pungkas Rudy. Di lain kesempatan, Rama Putrafi, mahasiswa jurusan Matematika FMIPA, berharap agar biaya kuliah kedepan lebih diringankan. “Kalau bisa uang wisuda sekalian dengan UKT, agar tidak terlalu berat bagi kami para mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa yang sudah berada di semester akhir,” ujarnya. Nr

Dr Dwi Sulistiawati : Menjaga Laut Tugas Semua Pihak penelitian dilakukan oleh KLHK bekerja sama dengan PPKPMP LPPMP Untad, dan BLH Kota Palu, dimana ia termasuk salah satu dari tim tersebut. “Laut di teluk Palu ini sudah rusak. Kita liat sampah-sampah plastik di mana-mana. Teluk Palu ini kan luas, banyak sungai-sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Salah satunya adalah pantai Baiya. Berdasarkan UNEP 2009, 25 jenis sampah plastik ditemukan di situ. Oleh karenanya, menjaga laut adalah tugas semua orang dari berbagai lapisan. Karena kondisi laut kita benar-benar memprihatinkan,” ungkapnya.

Sebagai dosen yang fokus disiplin ilmunya pada pengelolaan pesisir, ia dan mahasiswanya, juga berbagai fakultas, terlibat banyak kegiatan pengelolaan pesisir. Di antaranya bersih pantai, rehabilitasi pantai kabonga, juga bina pesisir lewat PKM. Selain itu ia bersama tim, aktif melakukan rehabilitasi pantai dan terumbu karang di beberapa Kabupaten, di antaranya Kabupaten Morowali yang telah rutin dilakukan, dan Kabupaten Banggai Laut. ikr

UNTAD Hadirkan Native Speaker Dalam Sosialisasi Budaya, Pendidikan Tinggi dan Beasiswa Prancis IO Universitas Tadulako (Untad) kembali melaksanakan sosialisasi “Budaya, Pendidikan Tinggi Dan Beasiswa Prancis.” Berbeda dari sebelumnya, kegiatan yang berlangsung di teater room (16/05) tersebut dihadiri langsung Ambassade De Frace En Indonesie yang juga merupakan koordinator IFI, Ryan Renaldy dan koordinator kerjasama Universitas Prancis, Ines Schmitt. Dalam sosialisasi yang dibuka wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama, Prof Mery Napitupulu MSc PhD itu, turut hadir para Dekan, wakil Dekan, mahasiswa Untad dan siswa(i) peserta lomba artikel dan pidato bahasa Prancis. Prof Dr Ir Marsetyo MSc Ag PhD, selaku kepala IO UNTAD mengatakan bahwa tujuan kegiatan tersebut untuk memberikan informasi kepada mahasiswa, agar mereka memahami langsung tentang sistem dan proses belajar di Prancis. “Pihak IFI pusat menyampaikan, kelebihan Perguruan Tinggi di Prancis dibandingkan di tempat lain. Kita tahu bahwa Prancis adalah negara yang besar, baik dari sisi politik, budaya maupun sisi pendidikan. Prancis juga termasuk salah satu dari 5 negara

Ket foto : foto bersama Ambassade De Frace En Indonesie

yang merupakan Negara Dewan Keamanan,” jelasnya. Selain sebagai Negara Dewan Keamanan, Prancis juga memiliki Universitas terbesar di dunia dengan baiya pendidikan yang relatif lebih murah dibanding Indonesia dan beberapa negara lainnya. “Universitas besar di Indonesia selain masuknya susah, juga biaya SPPnya mahal

sampai 10 bahkan 15 juta per semester. Sedangkan di Prancis hanya di bawah 2 juta rupiah per semester dan itu berlaku untuk semua mahasiswa baik lokal maupun mahasiswa asing, karena 95% biayanya disubsidi pemerintah,” tutur Prof Marsetyo. Ia juga mengakui bahwa biaya hidup di Prancis memang tidak murah, namun dengan bermodalkan kartu mahasiswa, para

mahasiswa akan mendapatkan banyak fasilitas dengan biaya yang lebih murah dibanding masyarakat yang lain. Hanya saja seperti pada umumnya, seringkali bahasa menjadi kendala dan mengurangi minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke negara tersebut. Olehnya untuk mengatasi hal itu IFI menawarkan kesempatan bagi mahasiswa maupun dosen UNTAD untuk belajar bahasa Prancis gratis selama 6 bulan. “Kalau misalnya ada mahasiswa yang luar biasa semangatnya, warung Prancis Untad akan fasilitasi mereka untuk mendaftar karena ini adalah kesempatan besar dan tidak ada syarat khusus untuk mendaftar yang penting mahasiswa harus bisa menjaga komitmennya untuk kursus di sana,” ungkap Prof Marsetyo. Ia pun mengatakan bahwa berbeda dengan sebelumnya yang hanya menghadirkan para alumni Universitas Prancis, dalam sosialisasi tersebut mahasiswa bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak mengenai Prancis, karena mendapatkan penyampaian langsung dari Ines Schmitt yang merupakan seorang native speaker yang sejak lahirnya berada di Prancis.Vv


Kabar Tadulako Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

6

Ketua PKMK : Nilai Perkembangan Minat Mahasiswa Berwirausaha Meningkat Rizal contohnya, mahasiswa jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), tertarik dengan dunia usaha sejak semester 4. Ia mengaku termotivasi dari buku “Jangan Kuliah Kalau Tidak Sukses” dan buku “7 Keajaiban Rezeki.” “Saya memulai usaha dari semester 4, tetapi belum punya usaha sendiri. Saya menjadi reseller produk orang lain. Waktu itu saya jualan pulsa, stiker yang sekarang menjadi usaha souvenir dan percetakan. Usaha-usaha itu masih saya jalankan sampai sekarang. Selain itu saya juga mengembangakan usaha Tiketing Online dan Multi Payment, juga Halal Network International (HNI) HPAI,” ungkap Rizal. Berbisnis, apalagi bagi pemula yang memulai dari nol, ditambah dengan keuntungan tipis, memiliki banyak tantangan. Rizal mengaku tantangan yang ia hadapi sangat banyak, salah satunya mental block, melawan sikap mental yang tidak biasa, dan harus menjadi kebiasaan. Tetapi dari sekian banyak tantangan yang dihadapi, Rizal merasakan benefit yang luar biasa, tentunya selain materi yang sangat membantu keuangannya, yakni pengalaman. Ket. Foto : Ketua PKMK, Wahyuningsih SE MSc PhD Senada dengan Rizal tentang keuntungan bisnis yang membantu keuangan pribadi, Nur Hikmah Kamboni, Mahasiswa Jurusan Geografi FKIP, mengatakan bahwa Kamis, (21/06)-Berwirausaha, kini tidak lagi hanya dilakoni berbisnis sangat membantunya dalam keuangan. Keuntungan dari mahasiswa Ekonomi sebagai tuntutan materi kuliah. Semua orang dari berbagai kalangan, khususnya mahasiswa dari segala usahanya itu, tidak lagi membebankan orang tua untuk memenuhi kebutuhan materi selama kuliah dan hidup di rantau, seperti SPP, biaya jurusan, mulai melirik, memulai, dan mengembangkan bisnis kos-kosan, hingga jatah bulanan. atau usaha. Universitas Tadulako (Untad) salah satu kampus “Alhamdulillah, meski usaha saya baru dimulai bulan Oktober yang mahasiswanya kian hari kian tertarik pada dunia usaha, 2017, keuntungannya semakin meningkat. Dan itu sangat membantu mulai dari usaha property, travel, asesoris, dan lain-lain. saya. Saya yang awalnya tergantung dengan orang tua, yang jangankan biaya SPP, duit pulsa saja saya minta ke orang tua, sekarang tidak lagi.

SPP, biaya kos, dan segala kebutuhan saya sudah tercover dari usaha saya,” ucap Hikmah yang sedang mengembangkan bisnis HNI-nya. Menanggapi maraknya usaha dikalangan mahasiswa Untad, Wahyuningsih SE MSc PhD, Dosen jurusan Manajemen Fakutas Ekonomi, menilai aktivitas ini sangat baik, apalagi didukung dengan berbagai kecanggihan teknologi sehingga memudahkan pemasaran. Menurutnya, minat menjadi pengusaha haruslah dibarengi dengan ilmu-ilmu yang dibutuhkan dalam bisnis, seperti marketing. Agar tidak banyak para pengusaha yang tidak dapat mempertahankan usahanya, dan berujung tutup atau bangkrut. “Saya pikir minat mahasiswa ini sangat baik. Karena memang banyak peluang untuk berjualan, atau menjadi pengusaha. Usahausaha pun sebenarnya banyak yang bisa dimulai dan dikembangakan. Tetapi tentunya kita perlu belajar, dan memahami terkait bisnis. Agar ketika banyak sekali badai atau cobaan dalam dunia usaha, kita tidak cepat goyang. Kita tetep mempertahankan usaha kita, dan mencapai target-target penjualan. Karena itu, kita perlu mendalami ilmu-ilmu tersebut, salah satunya marketing,” jelas Wahyuni, yang juga dipercayakan sebagai ketua Pusat Kajian Manajemen dan Kewirausahaan (PKMK). Terkait mahasiswa yang lebih memilih fokus pada bisnis, dan menomor duakan studi, masih menurut Wahyuningsih, bahwa itu adalah pilihan masing-masing mahasiswa. Tetapi alangkah bagusnya, ketika kedua-duanya mampu dijalankan, yakni sebagai mahasiswa dan pengusaha. “Memang banyak yang akhirnya kuliahnya lama selesai. Tapi saya pikir, itu adalah pilihan masing-masing yang telah ditimbang risikonya. Tetapi sangat bagus, ketika mampu menjalankan dua-duanya, lulus tepat waktu juga usaha tetap jalan dan berkembang. Lagi pula, usaha itu usaha itu untuk mendukung pembiyaan studi?” tandas dosen yang juga memiliki beberapa usaha yakni child care, bimbel, dan travel.ikr

UPT Labdas siapkan pelaksanaan SII dan Mentoring untuk Maba 2018 (31/05), Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Dasar (UPT Labdas) Untad siapkan pelaksanaan Studi Islam Intensif (SII) dan Mentoring 2018 melalui rapat koordinasi bersama sejumlah dosen Mata Kuliah Agama Islam dan Lembaga Dakwah Fakultas di lingkungan Universitas Tadulako. Pertemuan tersebut mendiskusikan berbagai hal yang menyangkut pelaksanaan SII dan mentoring yang akan dilaksanakan untuk Maba Untad 2018. Diskusi berjalan cukup alot, khususnya pada pembahasan mekanisme pemberian nilai bagi peserta SII dan Mentoring. Dr Lufsy Mahmudin Ssi, Ketua UPT Labdas yang memipin jalannya rapat tersebut menuturkan, tujuan utama mentoring yang sebelumnya dimulai dengan pelaksanaan SII ialah pembinaan bacaan Qur'an. Selain itu, juga brtujuan untuk melakukan pembinaan akhlak pada mahasiswa “Pelaksanaan mentoring ialah untuk melakukan pembinaan baik dari aspek kognitif maupun afektif, khusunya hal-hal yang bersifat mendasar seperti pembinaan bacaan Qur'an dan juga akhlakul

karimah.” Tutunya. Menurut Dr Lufsy dengan pelaksanaan mentoring yang optimal, akan mampu memberikan manfaat tidak hanya bagi personal maupun bagi lingungan, utamanya lingkungan kampus. “beberapa konflik antar mahasiswa yang terjadi belakangan ini, bisa jadi disebabkan karena kurangnya silaturahim diantara sesama mahasiswa.” Ujarnya. Mentoring juga diharapkan dapat menjadi ajang membangun silaturahim antar mahasiswa. Olehnya itu, pada Mentoring 2018 ini, UPT Labdas merencanakan untuk mengadakan pertemuan mentoring akbar bagi seluruh mahasiswa baru 2018. SII dan Mentoring bernilai 1 SKS dari mata kuliah agama yang memiliki bobot total 3 SKS. Dengan kata lain, SII dan Mentoring merupakan praktikum mata kuliah agama, selain 2 SKS teori yang diberikan dalam bentuk perkuliahan di kelas. Bersama sejumlah mahasiswa yang terhimpun dalam kepengurusan Lembaga Dakwah Fakultas (Mahasiswa Pecinta Mushollah) dan Lembaga

Ket foto : Suasana rapat persiapan SII dan Mentoring di Ruang Senat Untad Dakwah Kampus UPIM Untad UPT Labdas merancang pelaksanaan SII dan Mentoring agar dapat terlaksana secara optimal sebagai sarana pembinaan keislaman bagi mahasiswa. Dr Lufsy juga menuturkan , pelaksanaan SII dan Mentoring 2018 dapat berjalan secara efektif, “Saya sangat berharap, agar pelaksanaan SII dan Mentoring ini nantinya akan berjalan efektif, sehingga dapat

memberikan manfaat kepada mahasiswa sebagaimana tujuan utama yang kita harapkan bersama dari sara pembinaan ini.” Ungkapnya. Rapat koordinasi tersebut masih membahas halhal yang umum. Olehnya itu, rencananya rapat tersebut akan dilanjutkan selama menjelang pelaksanaan SII dan Mentoring 2018 untuk membahas lebih detail hal-hal yang lebih detail. Wn

Penerimaan Mahasiswa Baru Untad 2018 Maba Langsung Dapat KTM dan Atribut Pendaftaran Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Ti n g g i N e g e r i ( S M M P T N ) U n t a d t e n g a h berlangsung sejak 18 Juni hingga 10 Juli 2018. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini mahasiswa baru (maba) akan menerima langsung KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dan atribut pada saat pendaftaran kembali. Hal ini seperti disampaikan oleh Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Perencanaan (BAKP) Untad, Rudy Gosal SE MSi, saat ditemui di ruangannya pada Kamis, (21/06). “Perbedaan sistem penerimaan tahun sebelumnya dengan sekarang, kami mengusahakan agar mahasiswa baru akan menerima langsung KTM dan atribut seperti baju pada saat yang bersangkutan memasukkan berkas. Selain itu mereka berhak mendapatkan alokasi peserta KKMB. Nanti ada jadwalnya,” jelasnya. Rudi menambahkan, jenis tes yang akan diujiankan pada seleksi mandiri Untad 2018 terdiri dari Tes Kemampuan Potensi Akademik (TKPA), serta tes bidang IPA dan IPS.” Untuk peserta SMMPTN, lanjut Rudy, jadwal pembayaran UKT akan diatur setelah pengumuman SBMPTN pada 3 Juli 2018. Sementara itu, untuk calon mahasiswa baru yang telah dinyatakan lulus SBMPTN, jadwal pendaftaran ulang dan

pembayaran UKT mengikuti jadwal pembayaran UKT yang telah dikeluarkan oleh BAKP sebelumnya. “Mekanisme pendaftarannya, setelah diumumkan, maka mereka akan melakukan pembayaran di bank dengan nomor ujian mereka. Setelah itu mengisi biodata di laman pendaftaran kembali melalui web untad.ac.id. Semuanya harus dilengkapi. Kemudian berkas pendaftaran dikembalikan ke BAAK disertai dengan foto copy ijazah, foto copy SKHUN dan pas foto,” terangnya. Rudy berpesan agar para calon mahasiswa baru dapat mengikuti jadwal pembayaran dan pemasukan administrasi yang telah ditentukan. “Jangan sampai melebihi waktu yang telah dilakukan. Karena bagi mahasiswa baru, setelah selesai pengumuman dan batas waktu pendaftaran, maka akan segera ditutup dan segera dilaporkan langsung ke Jakarta. Jadi tidak mungkin lagi kita akan melakukan penambahan waktu untuk mahasiswa baru,” tegasnya. Terkait kuota yang disiapkan, Rudy berharap bahwa tahun ini Untad bisa menerima 9 hingga 10 ribu orang mahasiswa baru. “Target penerimaan mestinya itu di kisaran 10 ribuan. Namun kan sekarang ada ketentuan yang membatasi, nah kita berharap bahwa nanti, untuk

mengejar APK Perguruan Tinggi khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah mudah-mudahan kita bisa terima sekitar 10 ribu meliputi Pascasarjana, S1 dan Diploma. Namun saya harap, dia masih pada kisaran 9 hingga 10 ribu. Mudah-mudahan kita upayakan untuk bisa memaksimalkan daya tampung kita,

untuk menampung adik-adik kita yang lulusan SMA yang sangat berkeinginan untuk masuk di Universitas Tadulako. Pimpinan pun sangat berharap bisa membantu agar mereka ini bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi,” pungkasnya. Nr


7

Media

Kabar Tadulako Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

Prodi D3 Keperawatan sediakan 120 kuota pada SMMPTN dibuka pada saat SNMPTN serta SBMPTN kemarin, baru dibuka pada SMMPTN ini (25/06/2018). “Sesuai aturannya, D3 Ket Foto : Dr Darsikin MSi, Humas Penemrinaan Maba Untad 2018 dan Rudy Gosal SE MSi, memang tidak dibuka pada saat Sekertaris Panitia SMMPTN Untad 2018 saat melakukan konferensi pers terkait pelaksanaan SMMPTN 2018 seleksi nasional dan seleksi bersama. Dia baru diikutkan pada seleksi mandiri ini”, jelasnya. Program Studi D3 Keperawatan Universitas Prodi D3 Keperawatan telah resmi bergabung dengan Universitas Tadulako menyediakan kuota 120 orang pada Tadulako yakni dibawah naungan Fakultas Kedokteran sejak 11 Mei Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2018 kemarin berdasarkan Surat Keputusan Menristekdikti No 303/KPT/I/2018. Sebelumnya bernama Akademi Keperawatan (SMMPTN) mendatang. Dengan dibukanya D3 Pemkab Donggala yang berada dibawah naungan Pemerintah Daerah Keperawatan ini, menjadi salah satu pilihan Kabupaten Donggala. Peresmian saat itui disaksikan langsung oleh program studi bagi para calon mahasiswa Ani Nurdiani Azizah SH MSi, Kepala Biro Hukum dan Organisasi yang ingin menimba ilmu di Untad. Kemenristekdikti. Selain Prodi D3 Keperawatan, seluruh prodi di Untad juga dibuka. termasuk pula prodi kedokteran. Menurut Rudy Gosal, selain Menurut Rudy Gosal SE MSi, Selaku Sekertaris Panitia Pelaksana tes tulis, para peserta SMMPTN yang akan masuk di prodi kedokteran Penerimaan Mahasiswa Baru Untad 2018, D3 Keperawatan tidak juga akan diberlakukan tes wawancara.

Dr Darsikin MSi, Humas Penemrinaan Maba Untad 2018 mengimbau, agar para siswa yang hendak mengikuti SMMPTN agar dapat memaksimalkan waktu pendaftaran yang ada. “Jangan nanti mendaftar pada ujung batas pendaftaran, karena kemugkinan besar akan mendapati masalah pada server. Proses pendaftaran SMMPTN yang mecakup D3, S1, S2 dan S3 telah dibuka oleh panitia SMMPTN Untad sejak 18 Juni kemarin, dan akan ditutup pada 10 Juni 2018 mendatang. Selanjutnya, Ujian Tulis SMMPTN akan dilaksanakan pada 17 Juli 2018 untuk S1, dan 21 Juli 2018 untuk Program Pascasarjana. Adapun pengumuman akan dilakukan serentak baik D3, S1 mapun Pascarasajana pada 30 Juli 2018 mendatang. Khusus untuk S1, batasan pendaftar untuk SMMPTN 2018 adalah lulusan sekolah menengah atas atau sederajat pada 3 tahun terakhir, yakni lulusan tahun 2018, 2017 dan 2016. Masih menurut Dr Darsikin, dari target total kuota 9835 orang, kuota yang akan diterima untuk Strata 1 (S1) pada SMMPTN 2018 ini ialah sekitar 2900 orang, 30 % persen dari terget total kuota mahasiswa baru Untad 2018. Karena pada SNMPTN sebelumnya adalah sekitar 2900 orang (30 %), dan pada SBMPTN adalah sekitar 3600 orang (40 %) dan akan ditambahkan pula dengan program Pascasarjana.

Penelitian Strategis Nasional

Tim Peneliti Untad Kembangkan Penelitian Pupuk Biokompos Tim Peneliti Universitas Tadulako (Untad) yang diketuai oleh Dr Ir Abdul Rahim Thaha MP bersama anggotanya Dr Asrul SP MP dan Dr Umrah MSi, mengembangkan penelitian pupuk biokompos sebagai upaya meningkatkan produksi kakao. Penelitian ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam Kegiatan Penelitian Strategis Nasional (PSN). Dr Rahim, sapaan akrabnya, ketika ditemui pada Rabu (06/06) mengatakan bahwa sudah saatnya dilakukan pengembangan terhadap pupuk organik yang efektif, efisien, serta praktis penggunaannya sebagai nutrisi tanaman yang ramah lingkungan. “Banyak pupuk organik yang digunakan oleh masyarakat baik yang bermerek maupun tanpa merek, terkadang tidak jelas formulasi dan kandungan haranya. Hal ini dapat membuat para pengguna tidak nyaman untuk penggunaan dalam jumlah besar, karena kekhawatiran akan manfaatnya yang tidak signifikan,” ujarnya. Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Untad tersebut, menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir permintaan kompos (pupuk organik) menunjukkan grafik yang terus meningkat. Bahkan, ekspor kompos Indonesia sudah sampai ke Ghana, Afrika, untuk perkebunan kapas, dan Singapura untuk lapangan golf. Demikian juga permintaan dari negara-negara yang berminat, seperti dari Jepang dan Korea. Sementara itu, berdasarkan peraturan Gubernur Sulawesi Tengah tahun 2013 tentang alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi sektor pertanian di Kabupaten/Kota diseluruh Sulawesi Tengah pada tahun 2014, sebanyak 3.800.000 ton.

“Hal ini menjadi tantangan ke depan bagaimana memberdayakan sumber daya hayati yang tersedia, dengan penerapan bioteknologi dalam proses produksi biokompos yang bermutu dan terstandarisasi,” ujarnya. Dr Rahim menuturkan, penelitian yang berjudul “Optimalisasi Peran Isolat Mikroba Lokal (Trichoderma sp) sebagai Dekomposer dalam Pengembangan Pupuk Biokompos Sediaan Pelet-Granul menjadi Pupukterstandar untuk Peningkatan Produksi Kakao” ini telah diterapkan di Desa Makmur, Kecamatan Palolo Kabuaten Sigi, sejak tiga tahun terakhir. “Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi solusi terhadap

semua permasalahan yang terjadi dalam produksi kakao sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kakao,” pungkasnya. Di lain kesempatan, Ketua Senat FMIPA Untad, Dr Umrah MSi menyatakan, Indonesia termasuk sepuluh besar negara megabiodiversitas di dunia. “Sumber keanekaragaman hayati yang melimpah menjadi aset nasional yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dan diberdayakan serta digali manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat,” jelasnya. Namun, lanjutnya, sumber daya hayati dalam tanah yang berperan sebagai mikroba penyubur tanah, dapat mengalami degenerasi akibat penggunaan pupuk kimia sintetik terus-menerus, seperti sistem pertanian konvensional saat ini. “Hal ini terjadi karena pupuk kimia sintetik menyebabkan tanah mengeras (penyemenan) dan mikroorganisme atau biota tanah dapat teracuni, tanah mudah kering, dan kesuburan tanah menurun,” ujar Dr Umrah. Untuk itu, imbuhnya, diperlukan peran Perguruan Tinggi dalam menerapkan teknologi tepat guna yang dapat diadopsi oleh para pengguna atau masyarakat pada umumnya. “Bidang pertanian saat ini masih perlu mendapatkan perhatian khusus menuju kepada swasembada pangan. Karena, betapa ironis, negara Indonesia yang kaya akan sumber daya hayati, tetapi masih mengimpor dan mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap beberapa hasil-hasil pertanian dari negara lain,” ujarnya, prihatin. Oleh karenanya, Dosen Jurusan Biologi FMIPA tersebut menyatakan, implementasi dari pemanfaatan potensi daya hayati yang cukup tersedia secara berkesinambungan adalah dengan mengembangkan teknologi industri pupuk organik biokompos. Nr

PEMIMPIN BARU HIMADIKSI UNTAD Moh. Ansar R Levasuro, berhasil terpilih sebagai ketua umum baru HIMADIKSI (Himpunan Mahasiswa Bidikmisi) UNTAD setelah mengalahkan Heri (FKIP) dan Krisman Dandi Putra (FISIP) dalam pemilihan yang berlangsung di sekret HIMADIKSI (30/5). Dengan membawa visi beretika, berkarakter, disiplin dan berkualitas guna mewujudkan HIMADIKSI yang unggul. Ansar berharap dapat meningkatkan eksistensi Himpunannya tersebut. Untuk mewujudkan visinya ia mengaku akan berusaha meningkatkan pelayanan terhadap mahasiswa Bidikmisi baik akademik maupun non akademik serta lebih mempererat hubungan silaturahmi antar mahasiswa Bidikmisi baik yang masih aktif diperkuliahan maupun alumni. “Agar teman-teman Bidikmisi bisa tahu dan mengenal siapa saja para pendiri himpunan ini dan siapa saja alumni-alumni terutama yang telah meraih kesuksesan sehingga juga bisa memperluas jaringan kita,” tutur mahasiswa fakultas HUKUM angkatan 2016 itu. Selain itu, dalam kepemimpinannya ia mengaku akan berusaha untuk membangun relasi

yang baik dengan organisasi kemahasiswaan baik Bidikmisi yang lain dan membantu adik-adik i n t e r n a l m a u p u n e k s t e r n a l k a m p u s g u n a mahasiswa baru Bidikmisi. Saya hanya ingin meningkatkan eksistensi HIMADIKSI di membalas budi kepada Bidikmis salah satunya dengan masuk dalam organisasi ini dan akan masyarakat. “Selama ini relasi kita hanya dengan melanjutkan beberapa program kerja (Proker) PERMADANI DIKSI Nasional dan pihak sebelumnya terutama Kampoeng Bidikmisi”, pengelolah saja, kita tidak sadar bahwa hubungan ungkapnya. Ia pun berharap bisa mendapat bantuan dan kita dengan organisasi-organisasi lain yang ada di eksternal maupun internal juga harus dibangun agar bimbingan dari senior-seniornya terutama yang kita membuat kegiatan lebih mudah dan kita makin pernah terlibat dalam kepengerusan HIMADIKSI guna mewujudkan tujuannya mengharumkan nama diakui oleh organisasi lain”, terangnya. Dalam periodenya ini pula, Ansar berusaha HIMADIKSI dan UNTAD tercintanya. Senada dengan juniornya, Moh. Haerul selaku untuk merangkul kembali berusaha membangun rasa kepedulian mahasiwa Bidikmisi lainnya yang ketua demisioner periode 2017-2018 berharap agar periode ini bisa lebih baik dari sebelumnya sangat jarang terlibat kegiatan Ket fotodalam : Foto saat penerimaan materi himpunan dari Elisa Sesa, S.Si,.pada M.Si., Ph.D. dengan tetap menjaga kekompakkan, kebersamaan mereka. “Kemudian misi saya yang terakhir yaitu untuk dan kekeluargaan serta kominikasi terutama antara mengadakan kajian-kajian keorganisasian guna mahasiswa dan alumni Bidikmisi. “Yang paling saya harapkan adalah mereka untuk meningkatkan kualitas kader, yang mungkin dengan itu teman-teman lain yang ratusan orang itu dapat meneruskan perjuangan yang telah kami lakukan, tetap menjalankan proker-proker yang juga bisa terangkul”, harapnya. Ia pun mengaku bahwa tekadnya untuk telah terlaksana di kepengurusan sebelumnya, membaranikan diri memimpin HIMADISKI khususnya program Kampoeng Bidikmisi dan didasari oleh kepedulian terhadap himpunan yang sosialisasi Bidikmisi ke sekolah-sekolah,” harap telah melayaninya dan membantunya sejak mahasiswa FAPERTA itu.Vv mahasiswa baru. “Saya juga ingin merangkul teman-teman


Info Fakultas Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

8

Pascasarjana UNTAD FKIP Tuan Rumah Bimtek Hybrid Learning Daring PPG Buka Peluang Beasiswa BUDI dan BPPDN

Menghadirkan dua narasumber dari Kemenristekdikti, bertujuan memberikan penguatan keterampilan dan pengayaan wawasan pembelajaran jaringan (daring) kepada tim work yang akan menangani pengelolaan PPG. Universitas Tadulako khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggara Bimtek Hybrid Learning Daring Pendidikan Profesi Guru (PPG) Palu (02-03/06). Kegiatan tersebut di ikuti 15 peserta yang terdiri 13 orang dosen, 1 orang helpdesk program studi, dan 1 orang admin LPTK. Dr. Lukman Nadjamuddin, M.Hum selaku Dekan FKIP Untad sekaligus membuka kegiatan tersebut menjelaskan PPG merupakan amanah Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, memiliki beberapa proses maupun metode model pembelajaran, yang antara lain mengatur jenjang dan penyetaraan, mulai pada level satu hingga level sembilan. Posisi PPG berada pada level tujuh, satu tingkat di atas lulusan diploma empat dan strata satu, yang tingkatannya di level enam. “Peserta PPG dalam Jabatan wajib merampungkan 24 SKS dengan durasi perkuliahan lima bulan. Proses pembelajarannya menggunakan hybrid learning dalam dua model: pembelajaran daring selama tiga bulan, yang materinya fokus pada pedagogik dan profesional serta pembelajaran tatap muka selama dua bulan yang dikemas dalam bentuk lokakarya

dan peerteaching, kemudian diakhiri dengan PPL di sekolah,”jelasnya. Ia pun melanjutkan bagi mereka yang telah mendapat sertifikat sebagai guru profesional, tidak secara otomatis diangkat menjadi PNS. Tetap mengikuti seleksi secara reguler, sertifikat menjadi salah satu syarat untuk ikut seleksi PNS, sedangkan yang tidak bersertifikat tidak boleh ikut seleksi. Pelibatan FKIP Untad tidak serta merta lolos dengan mudah, tetapi melalui proses seleksi yang ketat dan berkompetisi dengan sejumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. “Setelah proses perkuliahan berakhir, seluruh peserta akan mengikuti dua kali ujian, yakni ujian pengetahun untuk mengukur kemampuan profesional dan uji kinerja melalui aktfitas mengajar di sekolah. Jika lulus ujian, maka diberikan sertifikat sebagai guru profesional, bagi yang tidak lulus diberi kesempatan mengulang selama tiga kali dalam durasi dua tahun.”tuturnya. Beliau pun berharap kualitas pendidikan menjadi lebih baik dan berdaya saing ketika guru yang menjadi fasilitator memiliki predikat profesional. Karena itu, amanah mulia sekaligus tantangan besar yang diletakkan di pundak dosen FKIP, harus dikawal dan diemban dengan penuh integritas dan dedikasi yang tulus. ST

Semarakkan Bulan Ramadhan, Prodi Pendidikan Biologi Gelar MTQ

Palu, (31/05-02/06). Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Tadulako menggelar Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) 2018. Perdana dilaksanakan dengan menyongsong tema “Dengan AlQura'an kita Genggam Masa Depan Gemilang” kegiatan ini diikuti 15 peserta dari program studi biologi.

Dr. Mursito S Bialangi, M.Pd selaku koordinator program studi Pendidikan Biologi, saat ditemui reporter media tadulako menjelaskan bahwa kegiatan MTQ tersebut merupakan inisiatif dari seluruh dosen prodi pendidikan biologi dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan dengan kegiatan bermanfaat. “Sesuai rapat prodi dan inisiatif temanteman dosen tentang perencaan pelaksanaan kegiatan dilakukan ditingkat prodi dalam hal menyemarakkan bulan suci Ramadhan, jadi ini pertama kali diadakan di program studi pendidikan

Pascasarjana kembali menyelenggarakan seleksi penerimaan mahasiswa baru program Magister dan Doktoral, dengan Tes Potensi Akademik (TPA) gelombang 1 itu dilaksanakan di gedung Pascasarjana (09/06). Dr Nawawi Natsir SSi selaku Wakil Direktur bidang Akademik mengatakan, bahwa seleksi yang merupakan tahap awal untuk masuk Pascasarjana pada gelombang 1 tersebut, diikuti lebih dari 300 peserta yang terdiri dari peserta umum dan pelamar beasiswa. “Pasca sekarang jadi penyelenggara beasiswa BUDI (Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia) dan BPPDN (Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri). Jadi mereka yang dari luar seperti Gorontalo dan Halmahera bisa mendaftar,” terangnya. Namun, ia menuturkan bahwa beasiswa yang berlaku untuk program Magister dan Doktoral tersebut, tidak diperuntukkan bagi dosen Universitas Tadulako (Untad) melainkan mereka yang berasal dari institusi yang berbeda. “Tidak boleh dari UNTAD, karena sudah seperti itu aturannya dan semua tergantug dari persyaratan yang dimiliki. Persyaratan utamanya adalah harus memiliki NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional) dan tidak boleh pindah jurusan, selebihnya sama dengan persyaratan umum masuk Pasca,” tuturnya. Lebih lanjut Dr Nawawi menjelaskan setelah pelaksanaan TPA, akan ada tahap lanjutan yang harus diikuti peserta pada gelombang 1 itu, sebelum hasilnya diumumkan pada saat yang bersamaan dengan pengumuman SBMPTN untuk mahasiswa S-1 nantinya. “Akan ada tes teofl dengan skor minimal 450 untuk S-2 dan S-3 harus 500. Selanjutnya ada tes wawancara untuk mereka yang mengusulkan beasiswa BPPDN, sedangkan untuk mahasiswa yang tidak mendaftar beasiswa hanya sampai pada seleksi tahap 2,” jelasnya. Ia pun mengatakan jika di tahun sebelumnya program Doktoral yang menerima beasiswa BPPDN hanya prodi pertanian, maka tahun ini prodi Doktoral ekonomi juga telah membuka peluang untuk beasiswa yang sama. Ia juga menyampaikan bahwa tahun ini telah dibuka prodi Magister dan Doktoral Kesehatan Masyarakat yang bekerjasama dengan UNHAS dengan sistem pembelajaran e-learning (pembelajaran elektronik). Direktur Pascasarjana UNTAD, Prof Dr Ir Alam Anshary MSi, menambahkan bahwa untuk berapa jumlah mahasiswa yang akan diterima, pihak Pascasarjana tidak bisa memberi target karena TPA merupakan hak independen pihak pusat. “Kita tidak bisa menargetkan berapa jumlahnya, yang penting memenuhi standar nilai yang sudah ditetapkan,” tandas Prof Alam.Vv

biologi,” terangnya. B e l i a u j u g a menambahkan melalui kegiatan tersebut bisa dilihat ternyata ada mahasiswa yang memiliki bakat dan prestasi dalam membaca al-quran tetapi belum tersalurkan bakatnya di kalangan umum. “Alhamdullillah dengan adanya kegiatan MTQ ini kami dapat menemukan potensi mereka dengan penampilan-penampilan yang mereka lakukan seperti tartil, tilawah, dan kultum,”imbuhnya. Dr Mursito mengaku ia sangat mengharapkan kegiatan seperti ini bisa lebih ditingkatkan, menurutnya hal ini perlu diapresiasi dan diharapkan kedepannya lebih banyak orang yang ikut berpartisipasi di kegiatan seperti ini. “Harapan kami semua sebenarnya kedepan untuk kegiatan seperti ini mungkin pada tahun-tahun berikutnya lebih ditingkatkan dan dilaksanakan bukan hanya ditingkat prodi melainkan juga pada tingkat jurusan bahkan ke jenjang fakultas.

Namun, diharapkan juga calon-calon qori dan qoriah yang terbaik yang dihasilkan nantinya bisa dipersiapkan ke tingkat fakultas maupun ke nasional”tutupnya. Senada dengan itu, Dr Mohammad Jamhari, M.Pd selaku ketua panitia kegiatan MTQ juga berharap dengan terselenggarakannya kegiatan tersebut bisa menghasilkan potensi dan bakat yang mampu membawa nama Universitas Tadulako di lomba MTQ tingkat nasional. “Harapan saya tentu yang pertama bisa menghasilkan bakat-bakat terpendam qori qoriah yang terpendam, saya melihat fkip ini luar biasa sekali, hanya saja kita yang tidak tahu bagaimana memanfaatkannya, jadi melalui kegiatan ini bisa dilihat potensi potensi dari mahasiswa yang nantinya bisa didaftarkan untuk ikut lomba, paling tidak ditingkat universitas atau perlu ke tingkat nasional,”harapnya. Ia juga menambahkan, sebagai kegiatan pemula di prodi biologi nanti untuk tahun kedepannya bisa lebih baik lagi persiapannya, serta diupayakan bisa memfasilitasi calon peserta dengan menghadirkan pelatih dan mengharuskan tiap kelas atau tiap angkatan harus mengirim delegasi untuk mengikuti lomba. ST


9

Infotorial

Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

Sholat Idul Fitri dan Halal Bi Halal Universitas Tadulako

FOTO DAN NASKAH : JOKO SUPARLAN/ MEDIATADULAKO

Foto Seusai Sholat idul Fitri 1439 H di lapangan Islamic Centre Perumahan Dosen yang Di ikuti Civitas Akademika dan Warga Sekitar

Dr H Nadjamuddin Ramly Sebagai pengisi khutbah Idul Fitri

Imam Pada Sholat idul Fitri

Prof. Dr, Ir. H. Muhammad Basir Cyio Rektor Universitas Tadulako.

Jamaah saat Berdoa setelah khutbah

Suasana saat Khutbah idul Fitri berlangsung

Foto Bersama Civitas Akademika Universitas Tadulako


Infotorial

Edisi 96 Juni 2018

10

Tahun ke 6

Sholat Idul Fitri dan Halal Bi Halal Universitas Tadulako

Foto : Ryan Mumamad/Humas Untad

FOTO DAN NASKAH : JOKO SUPARLAN/ MEDIATADULAKO

Foto Bersama Rektor Beserta Jajaran Civitas Akademika dan Darma wanita Universitas Tadulako

Dr. IrPemberian H. Ramlan, MP Selaku PHBI Universitas Plakat oleh Rektor kepadaKetua Keynote Speaker, Prof. Rosalinda S.Tadulako Gibson

Ketua Panitia PHBI, H Dr Tutang Muhtar Kamaluddin ST MT

Prof. Dr, Ir. H. Muhammad Basir Cyio Rektor Universitas Tadulako.

Rektor

Ketua Darma Wanita Universutas Tadulako

Darma Wanita Universitas Tadulako

Suasana Kehangatan saat Jabat Tangan di Halal bi Halal


11

Info Fakultas Edisi 96 Juni 2018 Tahun ke 6

HIMSA FKIP Anjangsan Ke Pantiasuhan Himpunan Mahasisiwa Pendidikan Sejarah (HIMSA) bersama program studi pendidikan sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universtitas Tadulako (UNTAD) melaksanakan kegiatan pemberian donasi dan buka bersama anakanak panti dan pesantren Yayasan Sitti Chadijah Toana, pada Sabtu (09/06). Kegiatan donasi dan buka bersama HIMSA turut melibatkan prodi pendidikan sejarah dalam pelaksanaannya. Ditemui reporter Media Tadulako Laras Rezkyani selaku ketua HIMSA menjelaskan kalau prodi sangat terbuka dan mendukung kegiatan ini. “Dari prodi sangat mendukung kegiatan ini dengan memberikan kontribusi dalam bentuk donasi dan terus berkoordinasi dengan panitia kegiatan mengenai perkembangan kegiatannya” ungkap Laras Laras menambahkan kegiatan ini diadakan untuk meningkatkan amal di bulan suci ramadhan, mempererat silaturahmi dari HIMSA, prodi sejarah dan anak panti lainnya, serta menimbulkan kepeduliaan mahasisiwa terhadap anak-anak yatim piatu maupun anak-anak yang mebutuhkan. “Ini adalah ajang silaturahmi sekaligus membina rasa kepedulian sosial teman-teman mahasiswa pada anak-anak kurang mampu,” tuturnya.

Dalam kegiatan ini panitia kegiatan tidak hanya mengumpulkan donasi dalam bentuk uang tetapi juga dalam bentuk pakaian, alat tulis, sembako dan hal-hal lain yang dapat membantu kehidupan anak-anak di panti dan pesantren. Kegiatan ini dibuka oleh dosen Pembina HIMSA Dr. Mahfud M. Gamar, M. Pd dalam sambutannya Dr Mahfud memberikan dukungan pada mahasiswa sejarah yang sudah melakukan kegiatan sosial tersebut. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Karena melalui kegiatan ini kita dapat mengais pahala di bulan suci dan dapat membantu anak-anak yatim piatu maupun yang membutuhkan,” terang Dr Mahfud. Pembina HIMSA ini mengaku bangga pada panitia pelaksana yang dapat eksis berkegiatan pada saat sejumlah mahasiswa lainnya telah mudik ke kampung halaman. “Walaupun ini musim mudik tapi teman-teman dari HIMSA mampu melaksanakan kegiatan ini dengan baik.” tambahnya. Dr. Mafud berharap melalui kegiatan ini silaturahmi tidak putus begitu saja, ia meminta tetap ada kegiatan-kegiatan kedepannya yang lebih positif tidak hanya di bulan suci Ramadan “harapan saya kegiatan yang seperti ini tidak hanya nanti ada di bulan suci tetapi dapat di adakan pada kegiatan lain” tutupnya. Adr.

DIALOG DAN BUKA PUASA BERSAMA

UKPM Manfaatkan Momen Momentum Sinkronisasi Ramadan Dengan Berbagi Kelembagaan di FAPETKAN Unit Kegiatan Penalaran Mahasiswa (UKPM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Tadulako (UNTAD) bersama dengan Al- Isrotul Khoir mengadakan kegiatan berbagi berkah ramadhan melalui buka bersama anak yatim piatu di tiga panti asuhan berbeda. ( 4-6/06). Hasna Hasanuddin selaku ketua umum UKPM FKIP UNTAD mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan yang diagendakan tetapi tidak termasuk dalam program kerja UKPM. “Kegiatan ini memang sudah direncanakan sebelumnya tetapi hanya untuk UKPM, Alhamdulilah bisa ada kerjasama dengan Al-Isrotul Khoir sehingga lebih banyak lagi amal dan berkah yang bisa dibagi juga didapatkan” jelas Hasna. Al-Isrotul Khoir sendiri merupakan kumpulan pemuda pemudi yang berasal dari berbagai fakultas serta universitas yang berbeda. Dalam momen bulan suci Ramadan itu, UKPM dan Al-Isrotul Khair menyalurkan bantuan serta berbagi kebahagiaan di tiga panti asuhan, yaitu Panti Asuhan Al-Ikhlas, Panti Asuhan Ar- Rahman, dan Panti Asuhan Kasih Sayang. Hasna menjelaskan walau bukan termasuk dalam program kerja yang direncanakan dalam kepengurusannya, ia mengaku sangat bersyukur dan berharap kegiatan serupa

dapat diteruskan di tahun-tahun berikutnya. “Awalnya kami berencana kegiatan akan diadakan dengan mebagi-bagikan makanan pada saat waktu berbuka untuk kaum dhuafa di pinggir jalan, akan tetapi karena ada kendala maka dari UKPM dan teman-teman Isrotul Khoir memutuskan untuk melaksanakannya di Panti Asuhan. Semoga kegiatan seperti ini bisa dpertahankan dan terus dilaksanakan pada Ramadan berikutnya,” ungkap Hasna. Sementara itu, Nur Mila peserta kegiatan tersebut berharap dengan adanya kegiatan ini semakin banyak teman-teman diluar sana yang dapat berbagi kebaikan di bulan ramadhan ini. “Semoga dengan kegiatan ini banyak teman-teman muda yang termotivasi untuk membantu orang lain, karena hakikatnya hidup ini bukan hanya untuk memikirkan diri sendiri tapi hidup yang sebenarnya yaitu bagaimana bisa membantu orang lain,” terangnya. H a l s e n a d a j u g a d i u n g k a p k a n Awa l u d i n menurutnya, di bulan yang penuh berkah tersebut ada banyak pintu-pintu kebaikan yang terbuka dan salah satunya melalui sedekah. Menurutnya kegiatan semacam ini dapat menjadi ajang slaturahim dengan semua lapisan masyarakat. “Di bulan suci ini ada banyak sekali pintu-pintu kebaikan yang terbuka dan salah satunya melalui sedekah karena itu saya berharap kegiatan ini bisa menjadi ajang silaturahmi yang baik dengan siapapun dan kelompok manapun” ungkap Awaluddin yang juga salah satu panitia dari kegiatan ini. Adr.

“Meningkatkan Tali Silaturahmi di Lingkungan FAPETKAN pada Bulan Suci Ramadhan”, itulah tema yang diusung BEM FAPETKAN dalam pelaksanaan dialog inspiratifnya pada Kamis (07/06) di ruang Aula FAPETKAN. Hamdi selaku ketua BEM FAPETKAN mengatakan bahwa pelaksanaan dialog inspiratif tersebut melibatkan seluruh civitas akademik fakultas peternakan dan perikanan baik mahasiswa maupun birokrasi fakultas. “Tujuannya agar terjalin hubungan yang harmonis antar sesama mahasiswa dan pimpinan fakultas, demi mewujudkan FAPETKAN yang lebih maju, serta mengevaluasi dan memperjelas peranan mahasiswa dalam pelaksanaan akademik”, terang Hamdi. Menurutnya hubungan antar mahasiswa dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan dosen perlu terus dibina, sehingga perlu adanya wahana silaturahim bersama, dan momen bulan suci ramadhan adalah momen yang tepat untuk memperjumpakan semuanya. “Dalam pelaksanaan perkuliahan setidaknya ada tiga unsur yang terlibat yaitu mahasiswa, dosen, pegawai. Agar pelaksanaan akademik berjalan dengan baik maka ketiga unsur itu haruslah punya komunikasi yang baik pula”, tandasnya. Ia berharap dengan pelaksanaan dialog inspiratif tersebut dapat menjadi salah 1 upaya untuk mempererat silaturahmi antar seluruh komponen yang ada di fakultasnya itu, terlebih lagi kegiatan itu dirangkaian dengan buka puasa bersama. “Harapannya forum ini dapat berkontribusi demi kemajuan FAPETKAN”, harapnya. Menurut Mawada selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMATER), kegiatan tersebut dapat memberikan ruang atau wadah bagi para mahasiswa khususnya anggota kelembagaan untuk menyampaikan aspirasinya. “Pada kegiatan tersebut mahasiswa bisa lebih terbuka menyampaikan aspirasinya yang bisa dikatakan uneg-uneg yang selama ini kami simpan”, ungkapnya. Lebih lanjut Mawadah mengatakan bahwa dialog tersebut juga dapat menambah keakraban mereka selaku para organisator yang dapat dikatakan para penggerak baru pada masing-masing lembaga kemahasiswaan yang ada. Ia berharap agar aspirasi yang telah mereka sampaikan dapat segera terwujud, sehingga keberlangsungan kelembagaan di FAPETKAN semakin baik, begitu pula dengan proses perkuliahan dapat lebih efektif. “Dalam hal ini jangan lagi ada miskomunikasi antara pihak birokrasi dan lembagalembaga”, harapnya.Vv


Info Fakultas Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

12

MPM Al-iqra Optimalkan Program Sahara di Bulan Ramadhan

MPM Al-Iqra laksankan kegiatan dakwah di bulan suci dengan Sahara (Sejuta Hikmah Ramadhan). Kegiatan tersebut merupakan gabungan dari berbagai agenda kebaikan mulai dari Kajian menjelang ramadhan, Pesantren Kilat, Bakti Sosial, Setara ( Seribu Takjil Ramadhan), dan sampai Buka Bersama Lembaga lingkup Fakultas dan Universitas, Ahad (13/05). Fahrullah, selaku ketua panitia saat ditemui di Mushollah Aliqra mengatakan bahwa Sahara merupakan agenda rutin tiap tahun yang dilakukan di setiap bulan Ramadhan. Menurutnya kegiatan tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak metode dalam melakukan dakwah terkhususunya kepada masyarakat umum. “ Sahara merupakan singkatan dari Sejuta Hikmah Ramadhan, sesuai dengan namanya kami melakukan berbagai agenda kebaikan di bulan ramadhan. Kegiatan ini dimulai dari Kajian menjelang ramadhan, Pesantren Kilat, Bakti Sosial, Setara ( Seribu Takjil Ramadhan), dan Buka Bersama,” jelasnya Ia mengungkapkan bahwa kegiatan sahara ini bertujuan untuk menebar kebaikan kepada masyarakat umum dengan metode

dakwah yang beragam. “ karena Kita ini adalah lembaga dakwah, maka kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan dakwah tersebut dengan cara modern tentunya dengan berbagai metodemetode yang inovatif yaitu dengan kelima agenda tadi, salah satunya mencantumkan hadist di box-box takjil yang dibagikan. Ia melanjutkan bahwa khusus tahun ini, MPM Al-Iqra menambahkan beberapa agenda seperti Pesantren Kilat dan buka bersama anak yatim serta kegiatan Setara. “ Walaupun kegiatan sahara tiap tahun dilakukan, namun tahun ini kita menginovasi dengan menambahkan agenda baru yakni pembagian takjil ramadhan di jalan raya. Pesantren kilat juga untuk tahun ini kita lakukan di panti asuhan, sasarannya ialah anak yatim piatu yang tahun sebelumnya di lakukan di Sekolah Dasar,” ungkapnya Sementara itu, Muh. Yahya, anggota divisi dakwah MPM Al-Iqra menyebutkan bahwa pembagian Setara tersebut dibagikan di dua lokasi strategis yakni di Towua dan di Veteran. “ Sebenarnya ada beberapa lokasi yang menjadi titik pembagian Setara ini, namun kita foksukan di dua titik ini karena melihat banyaknya pengendara yang melewati dua jalur tersebut,” ucapnya. AFT

Kinesik Berbagi dalam Kinesik Tour Ramadhan

Ahad, (3/6) komunitas intelektual mahasiswa ilmu komunikasi (KINESIK) menggelar acara bakti social yang bertajuk Kinesik Tour Ramadhan (KTR). Acara ini digelar dipanti asuhan 'kasih sayang' dengan agenda penyerahan donasi berupa sumbangan bahanbahan sembako dan sejumlah uang untuk panti yang diwakili oleh fadli selaku ketua panitia KTR. Selain penyerahan donasi untuk panti asuhan, Kinesik Tour Ramadhan juga dirangkaikan dengan buka bersama di kediaman senior kinesik pada selasa (29/5) dan dikediaman dosen Ilmu Komunikasi Citra Antasari Pada Jumat (1/5). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi antar sesama anggota kinesik yang menjabat dengan alumni dan dosen-dosen diprodi ilmu komunikasi karena

mengundang semua alumni kinesik untuk turut hadir di KTR ini. “tujuan diadakanya acara ini, untuk menjalin tali silaturahmi antar angkatan dan pengurus selain itu juga ada bakti social yang tujuanya untuk meringankan beban saudara kita yang membutuhkan” jelas fadli selaku ketua panitia. KTR merupakan agenda rutin mahasiswa Ilmu Komunikasi yang sudah berjalan di setiap bulan Ramadan yang diinisiasi oleh pengurus Kinesik. Disetiap periode kepengurusan, Kinsesik kerap memulai agenda kerjanya kegiatan KTR. “Panitia KTR ini langsung dibentuk tak lama setelah musyawarah besar. Dan donasi yang disumbangkan merupakan hasil pencarian dana oleh panita dengan menjual beragam takjil untuk buka puasa. KTR juga menjalin kerjasama dengan dosen dan alumni untuk suksesnya acara ini,” terang Fadli. Sementara itu, Ilham selaku ketua Kinesik berharap KTR sebagai kegiatan yang telah mengakar di semua mahasiswa komunikasi tersebut dapat terus dipertahankan dan diteruskan.

Ronaldo Pong Samma Terpilih Sebagai Ketua BEM Teknik 2018 Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Teknik Universitas Tadulako (UNTAD) menyelenggarakan Pemilu Raya Fakultas Teknik pada Selasa, (05/06). Pemilu Raya tersebut diselenggarakan dalam rangka pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Tadulako Periode 2018. Dalam Pemilu Raya tersebut, kandidat nomor urut 2, Ronaldo Pong Samma dan wakilnya Arief Muharfiansyah terpilih pemenang dengan total perolehan suara sebanyak 405 suara, mengungguli kandidat nomor urut 1, Amar Afriansyah dan Amar Muhammad yang memperoleh 350 suara. Dari hasil tersebut Ronaldo Pong Samma, menyatakan siap mengemban amanah baru sebagai Ketua BEM Fakultas Teknik Periode 2018. “Karena ini merupakan suatu tanggung jawab, maka jika saya bisa menjalankannya dengan baik, itu akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi saya. Dalam artian bukan kebanggaan sebagai pemimpin, namun kebanggaan ketika kita mampu untuk menjalankan tanggung jawab dan amanah yang sudah teman-teman percayakan dengan baik, bagi saya itu suatu hal yang luar biasa, dan saya siap untuk mengemban amanah tersebut,” ujar mahasiswa Program Studi Teknik Elektro angkatan 2015 tersebut. Dalam masa kepemimpinannya ke depan, Ronaldo berharap agar lembaga-lembaga yang ada di Fakultas Teknik tetap menjunjung tinggi kesatuan, serta mengedepankan nilai-nilai solidaritas, loyalitas dan intelektualitas sebagaimana visi-misi yang telah ia paparkan saat pemilihan. Selanjutnya untuk program kerja kepengurusannya kedepan, Ronaldo mengatakan akan coba fokus pada pembinaan mahasiswa baru, serta menjalin komunikasi yang intens dengan semua BEM yang berada dilingkungan Universitas Tadulako. “Saya kira untuk program kerja akan didiskusikan dalam kepengurusan nantinya. Saat ini mungkin akan lebih fokus terhadap kegiatan-kegiatan untuk mahasiswa baru nanti, dan juga upaya untuk menjalin hubungan yang baik dengan fakultas lain,” imbuhnya. Senada dengan Ronaldo, Ketua DPM Fakultas Teknik Universitas Tadulako, M. Agussalim, berharap dengan terpilihnya Ronaldo Pong Samma akan mempererat rasa kesatuan dan solidaritas di Fakultas Teknik, terutama bagi mahasiswa. “Disamping itu, semoga beliau selalu peka terhadap isu-isu yang berkembang baik di dalam lingkungan fakultas maupun di lingkup eksternal fakultas,” harapnya. Heri Saputra, Ketua Panitia Pemilu Raya Teknik 2018 mengatakan dalam pemilihan kali ini tercatat sebanyak 827 mahasiswa Fakultas Teknik yang turut memberikan suara. Dari jumlah tersebut, terdapat 72 suara yang tidak sah. Sebelum menggunakan hak pilih mahasiswa disyaratkan harus tercatat sebagai mahasiswa aktif Fakultas Teknik UNTAD dengan menunjukkan slip pembayaran pada semester berjalan. Nr

Menurutnya, agenda seperti ini selain mengasah raa kepedulian sosial juga mampu mempererat jalinan silaturahim diantara mahasiswa, alumni, dan juga dosen. “Semoga kegiatan ini bisa terus dipertaankan oleh teman-teman Kinesik di periode-periode berikutnya. Bagi saya, KTR sudah mampu merekatkan persaudaraan antar maasiswa alumni dan dosen,” jelas Ilham. Mahasiswa angkatan 2016 ini mengatakan, dalam pengelolaannya ke depan pengurus Kinesik bisa melakukan inovasi untuk menambah semarak kegiatan-kegiatan Ramadan.-NB


13

Mimbar Mahasiswa Edisi 96 Juni 2018 Tahun ke 6

Bulan Ramadan, dimana seluruh kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Project-project sosial bertebaran, mulai dari yang dilaksanakan sejak Ramadan tahun-tahun kemarin, maupun yang baru lahir. Gerakan-gerakan kebaikan itu salah satunya Sister to Jannah. Social project ini diinisiatif oleh Auni Ade Putri, alumni mahasiswa Biologi Fakulatas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam (FMIPA). Sister to Jannah, lahir dari keresahan Auni yang menyadari bahwa mayoritas penghuni neraka adalah kaum hawa. Perempuan yang pernah menjadi ketua tim pada PKM dan berhasil menyabet juara favorit pada PIMNAS 29 dua tahun lalu itu berpikir untuk terus menjadi agen kebaikan, terlebih pada bulan penuh ampunan. demi mengikis keresahannya itu Auni mengajak teman-teman dekatnya untuk memulai project ini, beberapa bulan sebelum Ramadan. Kurang lebih enam orang tergabung dalam Sister to Jannah. Menurutnya, semakin hari semakin banyak yang bergabung hingga jumlahnya mencapai 20 orang dari berbagai jurusan, misalnya Matematika, Farmasi, Biologi, Kebidanan, dan Akuntansi. “Awalnya saya hanya ajak teman-teman dekat saya beberapan bulan sebelum masuk bulan puasa. Kami kumpul uang sekitar seratus ribu per orang. Ini sifatnya tidak harus, sesuai dengan kesanggupan masing-masing. Uang yang terkumpul, kami serahkan ke anak-anak yatim. Dari enam orang di awal, lalu bertambah menjadi kurang lebih 20. Dari 20 orang itu, hanya tigaorangyang sudah alumni, selebihnya masih menyesaikan urusan akademik,” tutur Auni. Setiap kebaikan akan menular pada kebaikan yang lain. Beberapa anggota Sister to Jannah melaksanakan kegiatan serupa di tempat yang berbeda. Kedua tim ini terus menggencarkan semangat menebar kebaikan meski berbeda tempat. Sehingga mendapat perhatian banyak orang untuk peduli. Kepedulian itu menjadi dasar Sister to Jannah menerima donasi dari berbagai pihak, berupa uang tunai, pakaian, sembako, dan Al-Qur'an. Dari donasi itu, telah disalurkan dengan diisi kegiatan-kegiatan edukati pada LKSA Putri Aisyiyah pada Sabtu (03/06) dan panti asuhan Karya Thayyibah di

Sister to Jannah; Resah Berbuah Gerakan Nyata Taweli pada jumat (08/06). “Kami bersyukur bisa bermanfaat lebih untuk orang lain. Khususnya anak-anak yatim, dan para dermawan yang dari berbagai daerah. Ada yang jauh-jauh dari Bogor mengirimkan mukena. Semoga Alah meridhoi kami, dan memberikan imbalan pahala pada donator, amin,” kata Auni. “Kami menyalurkan donasi juga melakukan kegiatan edukatif. Seperti pemutaran video bagaimana mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat di bulan Ramadan dan juga video tentang sholat dan puasa. Selain itu kami adakan sesi share to care bersama anakanak panti yang rata-rata sudah SMP dan SMA, zikir, sholat, dan

tarawih bersama, serta games edukatif lainnya,” tambah Auni. Ke depannya, Auni berharap kebaikan ini tidak hanya dilakukan pada bulan Ramadan. Rencanyanya, Sister to Jannah akan mengadakan kegiatan serupa di bulan-bulan lainnya. Sasarannya tidak hanya anak-anak yatim, tapi juga kepada anak-anak jalanan. Sesuai nama project-nya, NS, salah satu anggota Sister to Jannah berharap kegiatan ini menjadi sarana untuk saling mengingatkan dan mengajak berbuat kebaikan. “Semoga ukuhuwah kita sesame selalu terjaga dengan niat karena Allah. Juga kita saling mengingatkan dalam kebaikan yang insya Allah bisa menjadi sahabat sesurga,” ungkapnya. ikr

Mantan Teman; Alumni KKN Angkatan 75 Reuni di Aksi Sosial Berbeda dari biasanya, Mahasiswa KKN angkatan 75 (2016) posko desa Sibalaya, pererat silaturahmi dengan aksi sosial. Aksi sosial tersebut merupakan gerakan lanjutan pasca satu tim saat KKN. Pasca menuntaskan Kuliah Kerja Nyata (KKN), tidak dipungkiri mahasiswa disibukkan dengan rentetan syarat untuk menggapai sarjana, mulai laporan KKN, magang, penelitian, dan lain-lain. Sehingga waktu untuk bertemu dengan tim ketika KKN, menjadi sangat sedikit peluangnya. Sejauh ini, nostalgia saat KKN dikenang hanya dengan berkumpul sembari menikmati jajanan. Hal berbeda dilakukan Triyono dan teman-temannya. Ia dan tim memilih aksi sosial sebagai ajang bersilaturahmi satu sama lain,dengan nama “Mantan Teman.” Setelah melewati banyak pertimbangan, Triyono dan tim memutuskan sasaran aksi sosial mereka adalah orang-orang jalanan. “Banyak yang menjadi pertimbangan, makanya kami coba untuk beralih ke orang-orang jalanan, sebagai sasaran aksi sosial kami. Karena menurut kami mereka lebih layak, apalagi mereka masih sangat jarang tersentuh dengan bantuan-bantuan dari komunitas dan sejenisnya,” ungkap Triyono. Masih menurut Triyono, mengenai sasaran aksi mereka, banyak yang bertanya dan memberikan komentar. Pasalnya sasaran aksi mereka adalah orang-orang jalan yang tidak jelas domisilinya. Tapi dengan berbekal keyakinan dan keikhlasan mereka tetap berusaha menjalankan proyek kebaikan tersebut. “Sebelum bergerak, kami juga sudah melakukan survey. Saya sering lihat, ada bapak-bapak yang sering mendorong gerobak sampah, yang

dalam gerobak itu ada anaknya. Hal ini menggugah hati saya. Karena jelas ini bukan pura-pura. Si bapak masih mendorong gerobaknya sampai tengah malam. Dan kata bapak itu ketika saya tanya,di mana mereka tidur, ia jawab, dimana mereka capek, di situ mereka tidur,” tuturnya. Meski baru terbentuk beberapa waktu lalu, Mantan Teman telah dua kali merealisasikan aksi sosialnya, pada Kamis dan Sabtu (7 dan 9/06) di daerah palu Barat. Pada kali kedua, Mantan Teman bergerak bersama Komunitas Sedekah Harian Palu. Selain untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, Mantan Teman dibentuk dengan harapan dapat menjadi sebuah komunitas sosial, yang tujuan sederhananya tetap menjaga silaturahmi sesama mahasiswa yang pernah satu tim dalam program KKN. “Dulu kita pernah bersama-sama selama satu bulan, dan bisa menggerakan masyarakat satu desa tersebut. Jadi harapan kami sebagai tim KKN, gerakan-gerakan kami tidak hanya berhenti pada posko KKN saja, tapi bisa terus berlanjut, makanya kami bentuk tim ini,” ungkap Triyono. “Kami bentuk Mantan Teman ini dengan harapan bisa menjadi magnet untuk teman-teman lain yang juga pernah KKN, supaya bisa tetap menjaga silaturahmi. Karena kita pernah bersama dalam satu posko dan harusnya semua kebersamaan itu tidak hanya berhenti di situ saja. Makanya kita namakan Mantan Teman karena kita bukan teman lagi, tapi lebih dari sekedar teman,” lanjut Triyono. Aksi sosial Mantan Teman, tidak hanya bergerak pada saat bulan Ramadhan saja. Mereka terus berupaya agar Mantan Teman bisa mengambil peran pada setiap perayaan hari-hari besar lainnya.Vv

Mahasiswi UNTAD Dirikan OMMUS Ojek Online Khusus Perempuan OMMUS (Ojek Muslimah) merupakan inovasi ojek online yang dicetuskan oleh Ulfiana SandraYulianingtyas. Mahasiswa program studi Matematika FMIPA itu, memulai usahanya sejak akhir Mei yang lalu. Berawal dari kebutuhan uang jajan yang tidak ingin membebani orang tuanya, mahasiswa berdarah jawa itu berniat untuk mendapat penghasilan sendiri, hingga akhirnya terpikir untuk membuat usaha ojek online yang sekarang banyak diminati masyarakat. “Ide ini berawal dari kebutuhan saya, ceritanya saya mau ikut kegiatan di Makassar terus saya malas minta uang sama mama papa untuk biaya ke sana. Jadi saya tanya dengan teman-teman tentang pekerjaan dan entah kenapa unjung-ujungnya pembicaraannya berakhir ke ojek,” ungkapnya. Usaha yang didirikannya sendiri itu, kini telah memiliki 5 anggota yang ia sebut partner kece dengan jangkauan seluruh wilayah Kota Palu. OMMUS diharapkannya dapat mengisi waktu menganggurnya sebagai mahasiswa akhir serta dapat membantu teman-temannya yang juga membutuhan tambahan uang jajan.

“Semoga OMMUS bisa memudahkan teman-teman wanita yang kesusahan kendaraan dan bisa membantu teman-teman yang juga ikut ngojek sama saya, sehingga alhamdulillah sudah punya penghasilan sendiri walaupun tidak seberapa,” jelasnya. Mahasiswa yang juga pemilik Humairah Collection (perlengkapan Muslimah) itu mengaku, meski sekarang sistem kerja OMMUS masih sederhana dan terpaku dengannya. Kedepannya ia akan terus berusaha untuk mengembangkan usahanya tersebut. “Sekarang memang masih terpaku di saya dan setiap orang yang mau pesan OMMUS bisa langsung hubungi WA saya, saya akan teruskan ke teman-teman yang jangkauannya paling dekat. Tapi insyah Allah sekarang sementara berpikir untuk buat aplikasi dan ingin kembangkan usaha ini semoga nantinya bukan hanya untuk muslimah tapi semua muslim dan bukan di Palu saja tapi seluruh Indonesia,” harapnya. Ojek online yang didirikannya tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat, terutama para peminat ojek online. “Respon masyarakat masya Allah sekali, banyak yang puji gara-gara ini. Karena masyarakat sangat bersyukur dengan adanya OMMUS di Kota Palu yang kata mereka dapat menjawab keresahan teman-teman perempuan yang risau kalau dibonceng ojek cowok,” tutupnya.Vv


Resensi Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

14

Judul Buku : How to Master Your Habits Penulis : Felix Y. Siauw Penerbit : Alfatih Press Tahun terbit : 2016 Jumlah halaman : 169

How To Master Your Habits Resensor : Sasmitathomes

Setiap orang pasti menginginkan keberhasilan, namun tidak semua orang mampu berdiri di puncak keberhasilan. Setiap orang memiliki hak untuk berharap, namun tidak semua orang berkesempatan untuk mendapatkan apa yang diharapkannya. Untuk semua itu, pasti akan timbul pertanyaan “mengapa?”, padahal Tuhan memberi kita waktu yang sama, yaitu 24 jam dalam sehari. “Mengapa satu orang dapat menguasai suatu keahlian, sementara yang lain tidak?” lalu berkembang lagi menjadi pertanyaan “bagaimana seseorang mampu menguasai suatu keahlian?”. Bagi sebagian orang keahlian adalah perkara bakat. Namun bagi sebagian lain termasuk penulis, keahlian adalah masalah latihan dan pengulangan yang akan melahirkan kebiasaan. Kebiasaan atau lebih kerennya kita sebut dengan habits. Habits-lah yang akan membedakan satu individu dengan individu lainnya. Mungkin diantara kita ada yang bertanya, bila habits ibarat sebuah program di dalam tubuh kita, lalu untuk apa kita membangun sebuah habits? “saya tidak ingin kehilangan kreativitas dan spontanitas dalam berpikir dan berbicara layaknya sebuah komputer atau robot, saya manusia”. Kita telah terprogram dan perlu kita tahu, bahwa kreativitas dan spontanitas juga adalah habits. Itulah satu dari sekian jawaban yang menjadi alasan penulis pada salah satu halaman buku ini. Setiap hal adalah habits. Bagi orang yang tidak terbiasa bermain bola, akan sangat takjub dan menganggap luar biasa tendangan hebat dari seorang pemain sepak boleh. Namun, akan terasa biasa bagi seorang profesional, karena ia telah membiasakan diri dengan hal tersebut. Karena setiap hal adalah habits, maka hal buruk pun akan mejadi habits. Memilih atau tidak, kita pasti memiliki habits, jika bukan hal baik, maka hal buruk yang akan menjadi habits. Habits ibarat autopilot pada diri manusia yang akan menentukan bagaimana dia merespon terhadap satu kondisi

tertentu. Dalam 1 penelitian disampaikan bahwa dari 11.000 sinyal yang diterima oleh otak manusia, hanya 40 yang akan direspon secara sadar. Sisanya akan direspon secara otomatis. Respon secara otomatis tersebut merupakan hasil dari sebuah pembiasaan yang lahir dari latihan dan pengulangan yang kita lakukan terhadap suatu hal. Habits lahir dari latihan dan pengulangan, ini akan menghasilkan sebuah kesuksesan jika kita lakukan pada hal-hal yang baik. Namun, apa jadinya jika kita membiarkan habits buruk tumbuh dalam diri kita? Olehnya kita perlu untuk mengontrol halhal mana saja yang harusnya kita jadikan habits. Buku bersampul putih yang dilengkapi gambar pohon ini akan sangat membantu dan menggugah semangat pembaca dalam menumbuhkan habits barunya. Dalam bukunya yang ditulis sebagai salah satu kontribusi di jalan dakwah ini, Felix Y. Siauw menyajikan beberapa kisah yang menginspirasi dari orang-orang yang telah berhasil mengendalikan habits mereka, seperti Muhammad Al-Fathi, Imam Syafi'i, penulis-peulis hebat, pemain bulu tangkis dan banyak contoh lainnya, termasuk pengalaman pribadinya. Dalam buku ini, penulis juga memberikan penjelasan mengenai genealogy dari habits, cara memprogram habits dalam diri, bagaimana mempertahankan sebuah habits baru kita dan banyak hal menarik lainnya. Dengan desain-desain menarik di setiap lembarnya dan gaya bahasa yang ringan akan membuat pembaca semakin bersemangat untuk menyelami isi buku ini. Realita-realita yang disampaiakannya juga akan membuat pembaca berpikir 2 kali untuk melewatkan satu saja pembahasan disampaikan. Buku ini juga akan membuat anda tersenyum sendiri saat membacanya. Hati-hati membaca buku ini, karena anda akan termotivasi.

1439 H


15

Iklan

Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Dekan, Prof. Dr. Ir. Zainuddun Basri, PhD Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako, Dekan, Dr. Muhammad Nur Ali, M.Si. Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako,

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako,

Dekan, Dr. Ir. Adam Malik, M.Sc

Dekan, Dr. Nurdin Rahman, M.Si., M.Kes

Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako,

Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako,

Dekan, Dr. Muhammad Rusyidi H. M.Si.

Dekan, Dr. H. Lukman Nadjamuddin, M.Hum


Iklan

Edisi 96 Juni 2018

Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Tahun ke 6

Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako,

Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako,

Dekan, Dr. Harifuddin Thahir, SE, MP

Dekan, Prof. Ir Burhanudin Sundu, M.Sc Ag,. PhD

Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako,

Fakultas Hukum Universitas Tadulako,

Dekan, Dr. dr. M. Sabir, M.Si

Dekan, Dr. H. Sulbadana, S.H., M.H

Dekan dan Seluruh Jajaran

1439 H

Pimpinan dan Staf Unit Layanan Pengadaan Universitas Tadulako

Kepala dan Seluruh Jajaran

1439 H

UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Tadulako

Kepala Dr. Nurhayadi M.Si

16


17

Iklan

Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

Kepala dan Seluruh 1439 HJajaran International Office Universitas Tadulako, Kepala, Prof. Ir. Marsetyo, M.Sc., Ag., Ph.D

Direktur dan Seluruh Jajaran 1439 H

Pasca Sarjana Universitas Tadulako, Direktur, Prof. Dr. Ir. Alam Anshary, M.Si.

Ketua dan Seluruh Jajaran Ketua dan Seluruh Jajaran 1439 H

Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Tadulako Ketua,

Dr. Golar, S.Hut, M.Si

Kepala dan Seluruh 1439 HJajaran Media Center Universitas Tadulako, Kepala, Syahrul Ulum, S.Si, M.Si, Ph.D

1439 H dan Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat Universitas Tadulako

Ketua, Ir. Donny M. Mangitung, M.Sc. Ph.D.

Kepala dan Seluruh 1439 H Jajaran


Cerpen

Edisi 96 Juni 2018

Tahun ke 6

18

Persaudaraan Langit Oleh : Sasmitathomes

Cuaca subuh ini sangat sejuk, sepoi angin pantai berhembus melalui jendela kamarku, segera kuraba kaca mata disampingku, maklum mataku tak mampu melihat dengan jelas tanpa benda ini. Sejenak kusempatkan diri melihat keluar jendela dan menikmati hembusan angin serta pesona ombak yang menghantam pasir putih di tepi pantai. “Memang indah ciptaan-Nya,” ucapku dalam hati mengiringi rasa kagum dalam dada. Segala puji kuhaturkan pada sang Pemilik langit, karena masih mengizinkan aku terbangun dan memandang dunia. Hal itu pun membuatku tersadar kalau ternyata aku belum melaksanakan kewajiban shalat shubuh. Segera kufokuskan penglihatanku pada arloji Doraemon yang selalu menempel di lengan kananku, waktu menunjukkan pukul 05.10 WITA. “Astaga, dasar!” sontak aku berlari untuk berwudhu dan melaksanakan shalat. Kuhaturkan segala syukur akan nikmat yang selama ini kuterima. Kupanjatkan pinta yang selalu menjadi impian, memohon ampunan atas semua noda yang pernah kutorehkan dalam lembar putih kehidupan ini. Seusai shalat, aku teringat akan kebiasaanku menyambut sinar sang mentari yang memperjelas keindahan pantai, kupandang semua itu dari jendela kamar. “Tapi sepertinya ada yang kurang,” ucapku sambil melihat ke seluruh sudut pantai yang mampu tertangkap oleh penglihatanku. “Kemana pangeran bawel itu? Biasanya jam segini selalu menggerakkan seluruh organ tubuhnya dan berlari mengitari sudut pantai,” mataku masih berusaha mencarinya. “Au,” teriakku sambil memegang jidatku yang baru saja mendapat benturan dari sebuah benda yang ternyata tangan manusia yang sejak tadi kucari. “Bukannya udah sering dibilangin ya? Kalau mau melihat ke jendela jam segini pakai jilbab dulu,” suara itu mengejutkanku seiring dengan tangannya yang menempel di keningku. “I'm sorry to hear that, i'm forget it,” jawabku sambil berlari mengambil jilbab dari lemari biru yang terletak tepat di depanku. “Again?” sahut pria yang selalu membukakan jendela kamarku setiap subuh itu. “Ah baiklah, tapi jangan diulang lagi ya Princes. But, hehehhe.....” ia tersenyum hingga lusung pipinya begitu terlihat jelas, senyum nakal yang untuk pertama kalinya kulihat tergambar di wajahnya yang diiringi alis kanannya yang bergerak ke atas. Jutaan syaraf di kepalaku berusaha membaca maksud isyarat yang diberikannya, seperti terdengar bunyi tik tok tik tok. Semua sistem di otakku benar-benar belum mampu membaca data yang baru saja dikirimkan anak kesayangan Bunda itu. Aku menatapnya dengan berbekal teka teki yang tak mampu kujawab, hanya huruf “aaaaa” yang mampu kuucap, diiringi tangan yang menggaruk kepala tanda aku tidak mengerti dengan signal yang baru saja disampaikannya. Burung berkicau, mentari pun tersenyum sinis memandangku, seolah ada yang salah. Aku tak tahu apa maksud mereka yang menuntutku dengan satu pertanyaan “apa kabar rakyat kampung tengahmu?” ucapnya sambil tertawa menatapku. Sontak tawaku meledak mendengar ungkapannya, ternyata aku lupa memberi makan cacing-cacing dalam perutnya pagi ini. Ya, karena semenjak Bunda pergi bekerja di luar kota sejak tiga minggu yang lalu, aku yang harus menggantikan tugas Bunda untuk urusan dapur. “O ou, Key lupa kak. Wait a moment. 15 menit lagi semua bakal siap.” “Ngapain harus nunggu 15 menit kalau bisa makan sekarang?” ucapnya sambil menunjuk ke arah meja yang telah tersaji makanan. “Kakak yang masak?” tanyaku keheranan “Ya, iyalah memangnya siapa lagi, kesyah? Tapi sebelum sarapan, mandi gih sana, bau tau.” “Ih kakak,” protesku sambil menghembuskan nafasku ke arahnya. “Hahhhhh.” Setengah jam berlalu, kami sarapan bersama yang dibumbuhi berbagai canda. Hari ini kakakku benar-benar menunjukkan sikap yang berbeda. Membuatku sempat bingung ada apa dengan pangeran bawelku. Ia memang selalu memanjakanku sebagai adik satu-satunya yang dia punya. Tapi tidak seperti ini, banyak hal baru yang kulihat darinya hari ini. Kepalaku mulai menyimpan tanya atas perubahannya. “Ia agak lebay hari ini. Ke mana manusia bijaksana yang selama ini bersamaku?” kalimat itu terbesit dalam benatku. Tapi kucoba abaikan semua tanya itu. Lagi dan lagi, kebingungan itu timbul kembali seiring sikapnya yang juga tak biasa di tunjukkannya di kampus hari ini. Aku senang karena satu pintaku pada Ilahi telah terkabul, tapi kebingunganku masih lebih tinggi dibanding kebahagiaan itu. Betapa tidak, seisih kampus selama ini tidak pernah tahu kalau kami kakak beradik karena perbedaan yang sangat mencolok diantara kami. Yang kata teman-temanku, “tidak ada mirip-miripnya.” Seorang ketua salah satu organisasi, sosok karismatik dengan

kata-katanya yang penuh kebijaksanaan. Manusia yang selalu aktif dalam berbagai kegiatan sosial, bagaimana mungkin disamakan dengan gadis usil sepertiku yang begitu cuek dengan kegiatan seperti itu. Ya sudah, itu urusan mereka mau berpikir apa, tapi toh kenyataannya ia adalah kakakku, pangeran bawel kesayanganku. Orang yang selalu memberi ceramah gratis saat aku khilaf dan melalaikan kewajiban. Orang yang sejak satu tahun lalu bersama Bunda membujukku mengenakan jilbab, ya walaupun pinta itu baru ku turuti sejak satu bulan belakangan ini, tepat saat kepergiaan almarhum Ridwan yang mengajariku untuk patuh dan berhenti untuk melalaikan shalat. Hari ini, bukan aku saja, teman-temanku dan teman-temannya di kampus pun terperangah melihat ketidakbiasaan itu. Bagaimana tidak, seorang Hasan yang selama ini tidak pernah terlihat dekat dengan wanita, hari ini tidak pernah melepas genggamannya dari tanganku, wanita usil yang menurut mereka berbeda 360 derajat darinya. Ya wajar mereka tidak tahu persaudaraan kami, karena memang kami tidak pernah dekat saat di kampus. Ditambah lagi yang mereka tahu, ia seorang alumni dari salah satu pesantren di Surabaya, sedang aku hanya berasal dari SMA biasa di kota kecil ini. Waktu terus berlalu, detik berganti menit, menit pun berganti jam, hingga adzan Ashar pun dikumandangkan. Kami shalat di musholah fakultas. Seusai shalat banyak mata jamaah yang memandangku. Entah apa yang terbesit dalam benat mereka, mereka memandangku dengan pandangan yang aneh. “Hei, tumben banget Kesyah, jam segini masih nangkring dalam mushalah? Biasanya selesai shalat langsung cap cus,” ujar Dania memukul pundakku. “Astagfirullah, Daniaaaa ngagetin aja,” jawabku dengan nada sedikit tinggi hingga mencuri perhatian jamaah lainnya. “Key,” suara Kak Hasan terdengar dari balik hijab. “Gara-gara Dania nih, Kesyah kena tegor lagi kan,” ucapku dengan bibir yang manyun “Eh, itu suara Kak Hasan, kan? Kok bis? Sejak kapan dia bisa kenal Kesyah? Oh atau jangan-jangan Kesyahh masih di sini gara-gara dia?” pertanyaannya seakan tak ada habisnya dibarengi jari telunjukknya yang hampir saja kugigit dan ditambah tatapannya yang penuh curiga. “Eh, nggak usah dijawab, nonton basket yuk! Hari ni timnya Vino yang tanding,” ia berusaha membujukku dengan menyebut nama Vino, sahabat baikku itu. “Nggak ah, Key lagi mau ikut kajian. Lagian nanti kalau dicariin Kak Hasan bisa berabe,” tolakku. “Ya elah Kesyah, Kesyah, are you sure? Or, lagi caper sama Kak Hasan ya?” tuduhnya dengan tatapan picik. “Enak aja, he is my brother, you know.” “Really? It's imposible,” Dania tak percaya “Up to you, mau percaya atau nggak. But, it's fact,” ucapku untuk menghapus keraguannya. “Afwan ukh, kajiannya udah mau dimulai, tolong volume suaranya diperkecil” suara itu menyelah pembicaraan kami, yang ternyata adalah Sarah, wanita yang namanya sering disebut Kak Hasan, di rumah. “Baiklah,” aku tersenyum memandang wajahnya yang terlihat sangat ramah itu. “Dan, Kesyah lagi nggak mau, Dania pergi sendiri aja ya,” kurapatkan kedua tangannya sambil tersenyum membujuknya. “Alright,” kata terakhir darinya sebelum keluar dari mushalah dan menuju lapangan basket. Banyak pelajaran yang kudapat setelah kajian sore ini dan jujur hal itu mengingatkanku pada Almarhum Ridwan yang dulu sering mengisih kajian di tempat ini. Ia sahabat terbaik yang pernah aku punya. Tapi sudahlah, ia pasti telah tersenyum bahagia di sana. *** Sang surya kembali menyingsing, sikap kakakku masih sama. Teka teki di kepalaku semakin menjadi. Perhatiannya yang lebih dari biasanya membuat rasa penasaran dalam dadaku semakin berkecamuk. “Tuhan, ada apa dengan Key, perhatian kakak harusnya buat Key senang. Tapi kenapa Key malah takut? Key sayang sama kakak Key, Kak Hasan satu-satunya kakak yang Key punya. Key masih mau perhatian kakak Kesyah,” pintaku disetiap doaku yang selalu kuiringi dengan tangis. “Apa kakak tahu sesuatu?” tanyaku pada ka Hasan yang baru saja mengimami shalatku subuh ini. “Tahu apa?” tanyanya keheranan “Ah tidak, lupakan,” dengan wajah manja untuk menutupi ketakutanku. *** Satu minggu berlalu dan kakakku bersama Sarah terus membimbingku untuk memperbaiki diri. Aku sempat berpikir, mengapa harus Sarah? mungkinkah semua perhatian selama satu minggu belakangan ini, bukan karena Kak Hasan tahu rahasia yang selama ini kupendam? Mungkin saja karena ia ingin aku menjadi lebih baik seperti Sarah, dan membiasakan aku dengan kehadiran Sarah dalam kebersamaan kami. Sebenarnya aku tidak ingin ada orang ketiga diantara kami,

tapi Sarah berhasil mencuri perhatianku dan membuatku yakin, bahwa ia tidak akan merebut kakakku. Aku berharap, agar saat aku pergi nanti, Sarah bisa menggantikanku untuk membuat lesung pipi kakakku semakin terlihat jelas karena senyum bahagianya. “Tuhan, andai waktu Kesya masih lama, Kesya masih ingin melihat senyum dan tawa kaka Kesyahh. Izinkan Kesyah membuat kakak dan Bunda Kesyah bangga. Kesyah masih ingin di tengah-tengah mereka” harapku dalam hati ketika mendengar kajian yang dibawahkan oleh kakakku. Aku takut membuat wajah manis itu menangis saat aku pergi nanti. Dokter memfonis umurku tidak sampai sebulan lagi jika tetap bertahan dengan jantung ini. Tapi siapa yang relah mengorbankan jantungnya. Rasa sakit itu kembali menggerogoti jantungku, rasanya aku ingin menangis, aku tidak sanggup lagi menahan sakit ini. Tapi aku harus bertahan, aku harus kuat, aku tidak ingin siapa pun tahu tentang apa kualami. “Tuhan, beri Kesyah kekuatan,” wajahku pucat menahan sakit. “Kesyah, kenapa ? kok pucat?” tanya Sarah menghapus lamunanku “Kesyah nggak apa apa kok Sar, cuma lagi nggak enak badan aja,” jawabku agar ia tidak semakin bertanya. “O iya, tadi dipanggil sama Kak Hasan, katanya ditungguin Bunda di pantai belakang rumah Kesyah. Sarah boleh ikut nggak?” “Boleh, yuk!” ajakku dengan wajah yang penuh semangat agar ia tidak tahu sakit yang kurasa. Rinduku pada Bunda yang hampir sebulan tidak bersama, membuat tubuh ini segera ingin masuk dalam rangkulannya. Aku berlari menuju dermaga kecil tempat Bunda berdiri. Tapi sakitku semakin menjadi hingga membuat tubuh ini jatuh ke lantai dermaga dan membuatku terperosot ke laut. Aku hanya bisa mendengar saura mereka yang berteriak memanggilku. Namun, aku tak mampu menjawab panggilan itu. Satu hal yang aneh, mataku tanpa kaca mata mampu melihat senyum kakakku dengan jelas dalam air asin ini, perlahan kusodorkan tanganku untuk menggapai. Namun mataku tak mampu terbuka lagi. “Ya Rabb, mungkinkah waktuku telah berakhir?” Kekuasaan Tuhan, mataku mampu terbuka lagi, rasa sakit itu kini menghilang seakan tanpa bekas. Tapi ruangan ini sangat tidak asing, kalimat Hamdalah terucap dari bibir Bunda teman-temanku yang pipinya dibasahi butiran bening. Bunda merangkulku dalam peluknya, yang membuatku sedikit merasa kesakitan karena tak sengaja menyentuh dadaku yang ternyata baru saja dioprasi. Aku bingung, “apakah ini operasi transplantasi jantung? Kalau iya, jantung siapa?” jantungku semakin berdebar ketakutan, terlebih aku melihat satu wajah yang hilang dari pandanganku. Kulepas rangkulan Bunda “Bunda, mana kakakku? Mana Kak Hasan?” tanyaku yang tak mendapat satu jawaban pun dari mereka. AKU semakin takut melihat tingkah mereka yang tak ingin memberitahukan keberadaannya. Dadaku semakin sesak ditambah lagi aku tak tahu darimana sumber jantung baruku ini. Aku semakin takut, terlebih situasi ini mengingatkanku pada kejadian sebulan yang lalu. Tingkah mereka pun sama seperti saat kepergian Ridwan. “Mungkinkah lagi? tanya itu tiba-tiba saja muncul dalam kepalaku. Air mataku meluncur deras mengirigi rasa takut ini. “Tolong jawab Kesyah, Bunda, tolong. Kesyah nggak mau di sini, Kesyah mau ketemu kakak,” aku berusaha bangkit, namun dengan tangisnya Bunda berusaha mencegahku. “Kenapa Bunda nangis? Tolong jangan buat Key takut Bunda. Mana Kaka Kesyah? Tolong jawab,” teriakku meminta jawaban mereka. Sontak seisi ruangan menangis. Terdengar satu suara lirih dan gemetar keluar dari kerumunan tangis itu “Kak Hasan, kakak Kesyah udah menghadap Sang Pencipta,” itu suara Dania. “Dania bohong, kakak Kesyah masih di sini kan Bunda?” tangis ini membuatku seakan tak merasakan dunia, aku terhanyut dalam tangis yang tak bisa kubendung. “Sabar Key. Kesyah harus ikhlas, ini takdir dari Tuhan. jangan sia-siakan usaha kakak kamu untuk buat kamu dekat dengan Allah,” sahut Vino berusaha menenangkanku. “Afwan Key, Sarah tahu Kesyah sayang banget sama Kak Hasan. Tapi Kesyah harus sabar, Kesyah harus tegar. Kak Hasan juga pasti sayang banget sama Kesyah, ia rela meloncat ke laut buat nyelamatin Kesyah, meski dia tidak bisa berenang. Dia relah donorin jantung, biar adik kesayangannya tetap bisa terus belajar mendekat dan bersyukur pada Sang Pencipta,” ucapan Sarah berhasil melunakkan hati yang hampir saja kembali membatu ini. Ya Rabbi, pertemukan kembali Kesyah dengan kakak Kesyah di Surga-Mu kelak, bersama keluarga dan teman-teman yang sama-sama berjuang di jalan-Mu. *)


1439 H

, MP R a m la n Dr. Ir. H.i v e r s i t a s T a d u l a k o

Ketua PHBI Un

E., MS. ad Basidr,u S m m ko a l a Prof. Dr. Ir. H. Muh i v e r s i t a s T a Un Rektor

Foto : Ryan Mumamad/Humas Untad


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.