Media Tadulako Edisi 94 April 2018

Page 1

94 APRIL

Tahun Ke 6

Visi

Universitas Tadulako

Pada tahun 2020, Unggul dalam Pengabdian kepada Masyarakat melalui pengembangan Pendidikan dan Penelitian.

Misi Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bermutu, modern, dan relevandengan kebutuhan pembangunan bangsa; Meningkatkan penyelenggaraan penelitian yang bermutu untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang diabdikan bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara secara berkesinambungan; Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat sebagai pemanfaatan hasil pendidikan dan hasil penelitian yang dibutuhkan dalam pembangunan masyarakat; dan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kerja sama dengan pihak lain yangsaling menguntungkan, tanpa adanya ikatan oleh haluan politik,kepercayaan, dan agama.

Universitas Tadulako Gelar Evaluation Meeting SEAMEO


1

Suara Redaksi Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 5

Desain & Layout : Joko Suparlan / MT Foto Sampul : Akhmad Usmar / Humas

https://issuu.com/mediatadulako

Editorial

Mengajar Hingga Pelosok Kampung

FOTO ILUSTRASI : ANDI TENRI DIO/ Mahasiswi FISIP Untad

ko dula ia Ta Med

Pengantar Redaksi

Assalamu'alaikum wr.wb Diujung April ingatan kita selalu teringat pada sosok Kartini. Wanita asal Jepara itu menjadi simbol tonggak kebangkitan kaum wanita. Namanya pun abadi yang kemudian kerap diperingati pada setiap 21 April. Pada momen hari Kartini ini, Media Tadulako mengangkatnya dalam rubrik Dialog Akademik, mengenal Ibu Indonesia. Kartini merupakan perwakilan wajah Ibu Indonesia. Tema ini belakangan ramai diperbincangkan dalam laman media sosial. Seperti apa sejatinya Ibu Indonesia ? kami coba mengulasnya bersama Dr. Nuraedah. Ketua program studi sejarah FKIP itu mengulas dengan gamblang makna sosok Ibu Indonesia. Seperti apa ulasannya ? silakan disimak dalam kolom Dialog Akademik edisi ini. Lepas April nanti, di awal perjumpaan di bulan Mei, kita juga akan memperingati hari Pendidikan. Dalam kesempatan itu, kami coba berbincang lebih dekat bersama Prof Juraid, guru besar fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan tersebut berbicara panjang tentang problematikan pendidikan Indonesia hari ini. Kalimat-kalimat bernas

Visit Us

dari beliau adalah inspirasi bagi kita semua menata pendidikan Indonesia. Pada kolom editorial, kami juga mengulas tentang mahasiswa-mahasiswa Tadulako yang turun lapangan memberikan pencerahan pada anak-anak didik di pelosok-pelosok kampung di sekitaran Kota Palu. Mahasiswa-mahasiswa ini hadir bermodalkan semangat, dengan dana seadaannya mereka melawan takluk pada keadaan. Aksi mereka menjadi penyejuk ditengah gersangnya dunia kaula muda yang miskin kepedulian. Pada kolom Profil edisi kali ini kami mengajak kita semua menyerap saripati inspirasi dari Andi Tenri Dio. Mahasiswi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untad angkatan 2016 ini mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap dunia pendidkan, khususnya pendidikan anak. Ia bagai Kartini muda masa kini. Akhirnya, semoga April kali ini menjadi momen yang menerbangkan cita-cita sukses kita semua. Sampai jumpai di bulan Mei dengan segudang inspirasi di depannya. Salam‌

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Beberapa tahun belakangan, kami melihat geliat semangat dari sejumlah mahasiswa Untad untuk turun mengajar. Mereka datang ke pelosok-pelosok kampung, membina, juga mendidik anak-anak dusun pedalaman tentang sejumlah pengetahuan. Ada yang mengajar Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, hingga baca tulis Al-qur'an. Gerakan mahasiswa itu sebutlah seperti Rumah Bahari Gemilang, Banua Ceria Nusantara, atau Gerakan Iqra' Mengajar. Komunitas-komunitas tersebut datang dengan semangat kerelawanannya, menariknya, sebagian besar inisiatornya bukan berasal dari disiplin ilmu pendidikan. Mereka ada yang berlatar belakang ilmu sosial, ada yang dari fakultas peternakan. Benarlah, bahwa mendidik bukan hanya tugas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan saja, tapi tugas dari semua orang-orang yang terdidik. Apa yang membuat mahasiswamahasiswa ini terpanggil, berpayah-payah datang ke kampung-kampung pedalaman itu ? jawabannya mungkin ada pada semangat idealisme mahasiswa yang bersemayam dalam dada anak-anak muda ini. Berbekal modal idealisme mahasiswanya, kami melihat, gerakan itu berhasil menumbuhkan semangat kolektif dari sejumlah mahasiswa yang kemudian turut andil pada kegiatan sosial semacam ini. Kelebihan mahasiswa-mahasiswa ini, mereka bergerak tidak mengandalkan modal dana yang besar, mereka bahkan ada yang urunan untuk biaya perjalanannya. Persoalan pendidikan negeri ini termasuk persoalan pelik yang butuh kerja bersama semua elemen bangsa. Moralitas anak-anak kita tergerus oleh arus globalisasi yang masuk tanpa filter yang memadai. Budaya kesantunan kita nyaris punah oleh serangan budaya asing. Sementara sebagian besar kaum mudanya, masih hidup foya-foya tanpa pernah sadar

bangsanya sedang dalam ancaman yang nyata. Zaman ini, kita butuh copy paste lebih banyak mahasiswa model seperti ini. mahasiswa yang peduli sesama, mahasiswa-mahasiswa yang peka pada kebutuhan lingkungan sekitar, kemudian terpanggil bergerak, menjadi solusi pada situasi yang ada. Bila kita sejenak menengok kebelakang, kita akan jumpai bapak-bapak pendiri bangsa ini yang juga merupakan pengajar, merekalah pendidik sejati yang memiliki kepedulian pada nasib bangsanya. Siapa yang tak kenal Haji Oemar Said Tjokroaminoto, dari sentuhan pendidikannya lahir pemimpin sekaliber Soekarno. KH Ahmad Dahlan, darinya kita mengenal dan mendapat manfaat yang besar dari organisasi bernama Muhammadiyah, perguruan tingginya kini membentang dari ujung Papu hingga ujung Sumatera. KH Hasyim Asy'ari, yang darinya kita mengenal Nahdatul Ulama, pondokpondok pesantrennya juga membentang di seantero nusantara. Merekalah teladan yang karyanya tak mati ditelan zaman. Pada mahasiswa-mahasiswa tadi, kelak kita akan menitip bangsa ini. Gerakan mereka butuh apresiasi dari semua kalangan, khususnya dosen juga pejabat kampus. Membicarakan pendidikan tanpa pernah turun langsung melihat situasi pendidikan dipelosokpelosok kampung, ibarat belajar berenang tak pernah menyentuh air. Mahasiswamahasiswa yang kami sebutkan di atas tadi, mereka tidak saja belajar tentang makna pendidikan di ruang-ruang kuliah, mereka juga turun langsung memberikan sumbangsih dari sedikit yang mereka bisa. Semoga momen 2 mei nanti, menjadi pengingat, bahwa kita punya mahasiswa yang datang menemui langsung masyarakat di pedalaman desa sana. Pada mereka, kita akan ucapkan apresiasi dan terima kasih atas usahanya mengawal pendidikan negeri ini.

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Pelaksana: Rafani Tuahuns. Wakil Redaktur Pelaksana: Raisa Alatas M.Ikom Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Reporter: Taqyuddin Bakri, Rafani Tuahuns, Raisa Alatas M.Ikom, Wardatul Nurjannah, Ari Fahry, Wandi Latoko, Vivi Sasmita, Nur Ramadhana, Sri Utami, Moh. Uswang, Fauzannur Ramadhan, Ayu Agustin, Sitti Aisyah Nadianti, Sulis Setiawati, Ahmad Fauzan T, Layouter: Joko Suparlan. Distributor: Moh. Uswang, Sri Utami Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Rafani Tuahuns, Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. email: media_tadulako@yahoo.com. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: inform, inspire, and educate @mediatadulako Instagram : Mediatadulako


Liputan Khusus Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

2

Untad Gelar Evaluation Meeting SEAMEO Palu, (03-04/04) Universitas Tadulako (UNTAD) bersama South East Asia Minister of Education Organization (SEAMEO) menggelar 5th Evaluation Meeting – Pre Service Student Teacher Exchange in South East Asia – SEA Teacher Project bertempat di Hotel Mercure. Kegiatan ini melibatkan perguruan tinggi asal Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Singapura, dan Indonesia. Prof Dr Ir Muhammad Basir SE., MS selaku Rektor Untad menyambut hangat para perwakilan institusi kawasan Asia Tenggara serta Dr Gatot Hari Priowirjanto selaku kepala Sekertariat SEAMEO, dalam sambutannya ia juga menyertakan

tuturan rasa terima kasih terhadap semua elemen yang berperan penting dalam terlaksananya kegiatan tersebut. “Pada kesempatan yang baik ini, kami mengucapkan terima kasih kepada SEAMEO yang telah mempercayai Universitas Tadulako sebagai host untuk menyelenggarakan pertemuan tingkat Asia Tenggara ini.” Tuturnya. Menurut Dr Lukman Nadjamudin M.Hum, Dekan FKIP Untad, selama 2 tahun ini Untad telah ikut berpartisipasi dalam pertukaran mahasiswa calon guru di antara perguruan tinggi di Asia Tenggara untuk praktikum (pengalaman mengajar) yang populer dengan sebutan PPL atau PLP. “Universitas Tadulako bergabung dalam SEAMEO ini sejak 2017, melalui agenda seperti ini kami memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa dari 13 program studi di Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan untuk terlibat. Tahun 2018, enam orang mahasiswa yang berasal dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Fisika, Pendidikan Kimia, Pendidikan Matematika, Pendidikan Georafi, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

melakukan praktek mengajar di luar negeri selama satu bulan, sementara Universitas Tadulako menerima 5 orang mahasiswa luar negeri, yang aktivitas mengajarnya di pusatkan di SMP Labschool Universitas Tadulako”jelasnya. Sebagai dekan sangat bangga dan kagum melihat kemampuan mengajar dengan Bahasa Inggris yang merata di seluruh program studi Ia juga menambahkan bahwa kegiatan evaluation meeting ini dilaksanakan bertujuan mengevaluasi program yang sudah berjalan dan merumuskan program berikutnya serta penandatangan MoU antara perguruan tinggi yang akan berpartisipasi. “Tentunya setiap kegiatan memiliki tujuan, maka tujuan kegiatan evaluation meeting ini sebagai ajang mempromosikan kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan, dan setelah terlaksana maka kami adakan evaluasi apa saja yang harus diperhatikan serta hal apa saja yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki,”imbuh Dr Lukman. ST

International Symposium FKM, Hadirkan Pakar Gizi & Makanan Asal New Zealand Fakultas Kesehatan Masyarakat menggelar International Symposium On Food and Nutrition dengan tema Preventing Stunting Through Family Self Sufficiency On Food And Nutrition In The First 1000 Days Of Live. Simposium ini dilaksanakan, mengingat pentingnya edukasi nutrisi dan makanan untuk mencegah kelahiran dan pertumbuhan stunting pada bayi dan anak, Rabu (11/04). Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ir Muhammad Basir SE.,MS selaku Rektor Universitas Tadulako menyambut hangat kedatangan keynote speakers asal New Zealand, Prof. Rosalind S. Gibson selaku Professor in The Departement of Human Nutrition dari University of Otoga – New Zealand dan Ketua Organisasi Nutrisi dan Makanan Indonesia, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah MS. “Symposium kali ini adalah momen yang sangat baik untuk memperkenalkan dan berbagi ilmu mengenai nutrisi. Ilmu yang kita dapatkan dalam symposium ini akan sangat bermanfaat tak hanya untuk Untad saja, melainkan untuk pemerintah di Sulawesi Tengah untuk mengatasi masalah kekurangan gizi yang terjadi di Sulawesi Tengah.” Jelas Prof Basir. Prof. Rosalind asal New Zealand dalam materinya memaparkan, di Negara negara seperti Indonesia, Filipina dan Bangladesh banyak ditemukan bayi dan anak dengan pertumbuhan yang stunting (pendek). Sehingga penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk mengurangi kelahiran anak stunting dengan memprioritaskan Ibu dan anak dalam program 1000 hari pertumbuhan anak sejak awal kehamilan sampai usia 2 tahun. Terpenuhinya kalsium, zink, zat besi, vitamin, dan berbagai kandungan baik lainnya dapat menekan kelahiran anak stuning. Prof. Dr. Ir. Hardinsyah MS dalam paparannya juga menjelaskan bahwa ada beberapa negara yang

telah berhasil menekan jumlah kelahiran anak stunting seperti India yang berhasil menurunkan angka kelahiran stunting dari 48% tahun 2006 menjadi 38% pada tahun 2014, Vietnam di angka 4 % dan Brazil dari 37% tahun 1974 menjadi 7.1% pada tahun 2007. Indonesia pun berhasil menurunkan angka kelahiran

stunting dari 32.9% menjadi 27.5%. Penurunan angka kelahiran stunting di dukung oleh pelayanan kesehatan, sistem imunisasi, sanitasi serta kesejahteraan keluarga yang cenderung meningkat. Pada kesempatan yang sama, akademisi Untad bidang Food Technology, Dr Ir Gatot Siswo Hutomo

MP mengatakan, meningkatnya pengetahuan tentang Gold Periode 1000 days oleh setiap calon Ibu di Indonesia dapat memang harus digalakkan guna menekan kelahiran anak Stunting. Pengetahuan gizi dan nutrisi yang merata akan menurunkan kelahiran stunting di kabupaten yang rawan malnutrisi. AA


3

Dialog Akademik Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

bersama :

Dr. Nuraedah, M. Pd (Ketua Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP Untad) ?

Seperti apa sosok Ibu Indonesia? Ibu Indonesia adalah sosok yang memiliki karakter keindonesiaan. Karakter yang mengangkat derajat martabat wanita Indonesia, misalnya bekerja secara mandiri, profesional, inovatif, dan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda akan hal-hal positif seperti menginspirasi kaula muda dalam menjaga etika dan lain sebagainya. Ibu Indonesia adalah sosok dengan budi yang luhur, jujur, toleransi, dan bertanggung jawab sebagaimana karakter khas yang dimiliki oleh bangsa ini.

...

Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April, kembali mengingatkan kita akan betapa besarnya peran seorang wanita dalam sejarah berdirinya bangsa ini. Hari yang diperingati sebagai lahirnya R.A Kartini, sosok yang gigih memperjuangkan emansipasi wanita Indonesia ini memberikan makna mendalam terhadap bangkitnya perjuangan kaum wanita pribumi yang dahulu hanya dipandang sebelah mata. Kartini adalah satu dari sekian banyak wanita tangguh Indonesia yang telah berjasa mengangkat harkat dan martabat bangsa. Mereka adalah potret Ibu Indonesia. Oleh karena itu, di edisi kali ini Media Tadulako secara khusus mengangkat tentang sosok Ibu dalam kacamata keindonesiaan bersama Koordinator Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Dr. Nuraedah, M.Pd.

? Siapa saja tokoh yang layak dijuluki sebagai Ibu Indonesia? ... Jika kita melihat pada dokumen-dokumen sejarah, tokoh perempuan yang berjasa atas berdirinya bangsa ini, maka tokoh-tokoh yang layak kita sebut sebagai Ibu Indonesia itu antara lain, Fatmawati, Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika, Ibu Tien Soeharto. Mereka adalah para t o k o h y a n g s a n g a t i ns p i r a t i f d a n m em b er i k a n pencerahan bagi bangsa ini khususnya terhadap generasi muda Indonesia. Olehnya itu, titik tekan sosok Ibu Indonesia, tidak sebatas pada sari konde. Sebab sari konde hanyalah salah satu bagian dari simbolisasi budaya bangsa Indonesia. Lebih dari itu, perempuanperempuan Indonesia ayak dijuluki sebagai Ibu Indonesia, manakala dia telah memberikan pencerahan kepada generasi bangsa Indonesia, terutama kaum muda dan wanita indonesia secara keseluruhan. Namun pada umumnya menurut saya, semua ibu yang berkewarganegaraan Indonesia, hidup dalam budaya dan sosiokultural Indonesia, maka telah selayaknya disebut sebagai Ibu Indonesia. ? Menurut Ibu, apa makna keindonesiaan dan apa yang dapat dilakukan untuk menujukkan identitas keIndonesiaan kita dlam kehidupan sehari-hari? ... Keindonesiaan, disitu ada kata 'ke' dengan 'an'. Jadi anggaplah berasal dari kata nasional. Kalau kata nasional berarti bernegara. Jadi, dapat kita memaknai keindonesiaan itu ialah perasaan ber-Bhineka Tunggal Ika. Berbeda bahasa, berbeda budaya, tetapi kita tetap satu sebagai bangsa Indonesia, dalam satu tanah air, yaitu tanah air Indonesia serta kita pun berpegang teguh pada ideologi Pancasila sebagai ideologi negara kita. Itulah makna keindonesiaan.

Untuk menunjukkan jati diri sebagai bangsa Indonesia dapat melalui melalui budaya, seni, dan juga dalam aktivitas keagamaan. Semua itu menjadi bagian dari keindonesiaan kita.

?

Bagaiamana pandangan Ibu, terhadap sari konde dan ke-Indonesiaan. ... Sari konde adalah bagian dari budaya Indonesia dalam wujud kebendaan. Sari konde menjadi sebuah adagium dari budaya yang memang tetap wajar untuk dikembangkan sebagai bagian dari identitas bangsa ini. Sari konde merupakan bagian yang tak terpisahkan dari warisan budaya wanita Indonesia. Setiap daerah memiliki budaya khasnya masingmasing. Misalnya saja sari konde, yang secara kultur sangat kental dengan budaya Jawa. Namun secara nasional, konde itu sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan Ibu Fatmawati sebagai Ibu Negara sering tampil menggunakan sari konde sebagaiamana kita lihat dalam berbagai dokumen sejarah. Begitupun dengan RA Kartini yang kita kenal sebagai tokoh emansipasi wanita. Karena para tokoh atau pejuang seperti Ibu Fatmawati dan RA Kartini tersebut dengan penampilan khasnya menggunakan sari konde, maka sari konde pun dapat dinasionalisasikan sebagai bagian dari budaya Wanita Indonesia.

? Bagaimana model pakaian yang menurut Ibu mencerminkan ke-Indonesiaan? ... Pakaian itu menunjukkan suatu marwah. Pakaian juga dapat menunjukkan identitas. sehingga orang lain dengan mudah mengenal kita. Namun ketika kita berbicara tentang identitas Ke-Indonesiaan, maka ada banyak hal yang perlu kita telusuri secara saksama, sebab dalam identitas ke-Indonesiaan kita, ada banyak pula aspek yang menjadi rujukan bagi cara pandang kita. Misalnya kita ambil contoh, dari segi agama, di Indonesia ini ada beragam agama yang secara resmi diakui oleh negara. Katakanlah agama islam, dalam cara berpakaian wanita islam atau muslimah, kita akan dengan mudah mengetahuinya, dari hijab atau jilbab yang dikenakan sebagai penutup aurat perempuan. Olehnya itu, mengenai hal ini kita harus bisa memahami betul, agar cara pandang kita tidak keliru. Nr


Profil

EdisiEdisi 90 Desember 94 APRIL 2018 2017

i d n A i r n e T Dio

Tahun Tahunke ke65

4

Andi Tenri Dio kan

Mahasiswi Sosial Yang Peduli Pada Pendidi

Andi Tenri Dio, mahasiswa Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako. Dalam selasela aktivitas perkuliahannya mahasiswa yang kerap Endi ini mendedikasikan dirinya dalam yang bergerak di dunia pendidikan anak. Kepeduliannya terhadap dunia pendidikan anak membuatnya terdorong untuk membentuk komunitas Banua Ceria Nusantara atau dikenal dengan Sahabat Nuansa, salah satu komunitas yang berfokus pada pembinaan karakter anak. Komunitas Sahabat Nuansa yang didirikan oleh Endi bersama teman-temannya, saat ini telah mempunyai Desa Binaan tepatnya di Desa Wombo Kolongo Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala. Dalam Komunitas tersebut mereka menjalankan sistem Learning by game yang membuat anak-anak tidak merasa bosan menerima materi pembelajran yang diajarkan. Setiap dua minggu sekali mereka turun kedesa tersebut untuk mengajar anak-anak mulai dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP yang berjumlah 30 orang. Kepedulian anak ketiga dari lima bersaudara ini terhadap pendidikan tidak lahir begitu saja, melainkan ada peran dari kedua orang tua yang sejak kecil mengenalkan mereka dengan buku. Ayah yang berprofesi sebagai wiraswasta selalu membawakan majalah ketika pulang dari pekerjaannya. Begitupun dengan ibu yang selalu memberikan dorongan dan teladan kepada anak-anaknya untuk selalu mengisi waktu luangnya dengan membaca. Sejak saat itu Endi pun terbiasa dengan buku dan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. Ketika dibangku SMA Endi diutus ke Jakarta untuk mengikuti Forum Anak Indonesia yang diadakan oleh Kementrian Perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan. Sepulangnya dari kegiatan tersebut Ia kemudian mengagas Forum Anak Kota Palu. Diawal tahun 2016 lalu, Ia juga dipercayakan menjadi Fasilitator Forum Anak Kota Palu Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Semangat itu terus dibawa Endi hingga kebangku

kuliah. Berstatus sebagai mahasiswi Jurusan Administrasi Negara tidak menjadi penghambat baginya. Justru semangatnya semakin besar yang akhirnya menjadikannya sebagai Founder Banua Ceria Nusantara yang menghimpun mahasiswa dari berbagai fakultas di Untad diantaranya Fakultas Kehutanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, serta beberapa mahasiswa lintas kampus seperti IAIN Palu, Unismuh, STIMIK. Selain semangat dan kepeduliannya yang tinggi terhadap dunia pendidikan anak, mahasiswi angakatan 2015 ini mempunyai keinginan lain yang unik terkait dengan berbagai komunitas yang Ia geluti. Endi sejak kecil hidup di Kota Palu dengan segala keramaian dan hiruk pikuknya. Membuat Ia merasa jenuh dan berkeinginan untuk mempunyai desa. Itulah yang menjadi salah satu alasan terbesar bagi Endi membentuk komunitas dan terjun langsung ke pelosokpelosok untuk sekedar berbagi ilmu yang dimilikinya bersama anak-anak desa. Endi juga mempunyai tujuan yang sederhana, Ia ingin menyebarkan kebaikan kepada sesama layaknya mutiara yang memberikan kemilau cahayanya. Mahasiswi kelahiran 9 November 1997 ini, juga aktif dalam organisasi baik internal maupun eksternal kampus. Diinternal kampus Ia menjabat sebagai Sekertaris Umum BEM FISIP, Staf Kemuslimahan setelah sebelumnya Koordinator Kaderisasi MPM Al-Jihad FISIP. Adapun di organisasi eksternal kampus Ia juga aktif di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Aksi Sosial Bersama (ASB). Dengan berbagai aktivitasnya baik di organisasi internal maupun di eksternal kampus tidak melalaikannya dari akademik sebagai tugas utama mahasiswa. IPK 3.50 selalu dipertahankannya sejak awal kuliah disemester pertama hingga sekarang. Bahkan baru-baru ini Ia menjadi salah satu utusan Fakultas yang berkompetisi pada seleksi Mahasiswa Berprestasi tingkat Universitas Tadulako tahun 2018. Satu-satunya anak perempuan dari pasangan suami istri Andi Syahrir Rahim dan Hartina ini bercita-cita kelak moga-moga Ia dapat menjadi bisa mempunyai yayasan untuk pendidikan anak. Bahkan Ia pun bermimpi kelak bisa menjadi Menteri Sosial atau paling tidak menjadi seorang Kepala Desa yang pada intinya Ia ingin menjadi orang yang berpengaruh agar bisa lebih leluasa dalam menebar kebaikan kepada sesama. Sr


5

Opini Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

Sains dan Sikap Peduli Lingkungan Oleh : Muliati Supandi Mahasiswa Pendidikan Sains, Pasca Sarjana UNY Anggota Forum Lingkar Pena Sulawesi Tengah Data national geographic (2015) menunjukkan bahwa jumlah populasi manusia saat ini tercatat sebanyak 7,3 miliar jiwa. Dalam perkirakan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) populasi manusia pada tahun 2050 akan meningkat hingga 9,3 miliar jiwa dan tahun 2100 nanti manusia yang menempati bumi akan ada 11,2 miliar jiwa.

Muliati Supandi Mahasiswa Pendidikan Sains, Pasca Sarjana UNY Anggota Forum Lingkar Pena Sulawesi Tengah

Peningkatan populasi atau pertambahan jumlah penduduk mendorong lajunya pembangunan di setiap negara, tak terkecuali di Indonesia. Lahan yang dulunya hutan, saat ini telah beralih fungsi menjadi perumahan penduduk yang ditandai dengan lahirnya kampung dan kota baru. Tidak hanya itu saja, peningkatan populasi manusia menuntut potensi alam khususnya hutan dikelola secara terus menerus dalam jumlah yang banyak dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Akibatnya, banyak hutan yang rusak dan kehidupan ekosistem di dalam hutan maupun di sekitarnya menjadi terganggu. Kerusakan hutan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Indonesia pernah disebut sebagai peraih rekor dunia karena memiliki tingkat kehancuran hutan terbesar diantara negaranegara yang memiliki 90 persen dari sisa hutan di dunia. Berdasarkan berita yang dimuat dalam koran kompas 2015, tentang kondisi hutan Indonesia dikabarkan bahwa sejauh ini 72% hutan Indonesia telah musnah. Merubah luas hutan yang tadinya 162 juta hektar menjadi 98 juta hektar. Kerusakan hutan, tidak hanya mempengaruhi suhu di seluruh permukaan bumi, menipisnya lapisan ozon, yang menyebabkan global warming karena fungsi hutan yang menyerap dan menyimpan karbon. Lebih dari itu, keruskan alam berdampak buruk pada pemenuhan pokok manusia, seperti kayu untuk pembuatan kertas, bahan baku bangunan, baju dan juga obatobatan, serta makanan yang berdampak pada perekonomian dan kondisi sosial sebuah negara. Itu sebabnya, permasalahan kerusakan hutan menjadi perhatian negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selama ini, agar proses pembangunan dan pemenuhan kebutuhan manusia terus berlanjut pemerintah Indonesia membuat program pembangunan hutan dan lahan. Namun, dalam prakteknya program tersebut tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Tidak terlaksananya program pemerintah dengan baik disebabkan tidak adanya kesadaran dalam diri manusia dan kurangnya pengetahuan terhadap keberadaan lingkungan bagi kelangsungan hidup, untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Oleh karena itu, kesadaran cinta terhadap lingkungan harus dibangun dan ditanamkan sejak dini kepada generasi penerus bangsa. Generasi yang kelak akan mengolah potensi alam untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Sekolah adalah tempat yang tepat untuk membangun kesadaran manusia terhadap lingkungan di mana ia tinggal. Di sekolah, anak-anak dapat dididik untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bertanggungjawab, termasuk menjaga lingkungan demi pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yang termuat dalam UU No. 20 tahun 2003. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik serta membentuk keterampilan yang digunakan dalam menjalani hidup di masyarakat, bangsa dan negara. Melalui proses pengubahan sikap seseorang maupun kelompok dengan cara pelatihan dan pengajaran. Guru, sebagai pendidik memiliki tugas dan tanggungjawab untuk membuat setiap warga negara peduli dengan keberlangsungan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, dan kesadaran itu dapat dibangun melalui proses pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA saat ini harusnya dapat digunakan dalam menyelamatkan lingkungan sekitar kita yang sedang rusak akibat ulah tangan manusia sendiri. Untuk itu, pendidik dituntut terus melakukan pengembangan diri dalam hal kompetensi pedagogik. Menjadi pribadi yang berwawasan luas dan lebih kreatif dalam hal mendidik dan mengembangkan pembelajaran IPA sesuai dengan tuntutan zaman dan menjawab berbagai persoalan dalam kehidupan. Wawasan yang luas harus dimiliki seorang guru, agar ia mampu mengaitkan pembelajaran IPA dengan lingkungan sekitar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat berkaitan erat dengan alam, yang merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia. IPA merupakan cabang ilmu yang fokus kajiannya adalah alam meliputi benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang bersifat makroskopis dan mikroskopis serta proses-proses yang terjadi di dalamnya. Hal di atas menunjukkan bahwa IPA merupakan sebuah sarana dalam pembelajaran yang mendekatkan individu dengan perilaku alam dan lingkungan sekitarnya. Guru, sebagai fasilitator

ilmu pengetahuan dalam pembelajaran tidak boleh lagi hanya terfokus menggunakan textbook yang dibuat secara nasional oleh pemerintah, karena lingkungan tempat tinggal siswa berbeda-beda. Potensi serta persoalan dalam setiap daerah berbeda. Guru harus bisa menghadirkan konteks berupa fakta, isu, persoalan maupun potensi alam yang ada di lingkungan sekitar agar siswa dapat lebih memahami dan mengambil peranannya dalam kehidupan. Hal tersebut sejalan dengan harapan bahwa outcome dalam pembelajaran abad 21 harus melahirkan peserta didik yang memiliki keterampilan kecakapan hidup dan karir (life and career skills), yaitu kemampuan untuk mensintesis informasi, bekerja sebagai tim, untuk mengelola secara luas dan kompleks, dan bertanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan. Ini berarti, abad 21 membutuhkan generasi yang memiliki karakter pemikir kritis, sehingga mampu memecahkan masalah serta berpartisipasi aktif mengambil keputusan terhadap isu-isu lokal dan global yang dibentuk melalui proses berpikir. Science, Tecnologi, Engineering, and Mathematics (STEM) merupakan salah satu pendekatan dengan pembelajaran berbasis masalah yang dapat digunakan untuk pembelajaran IPA dalam menghadapi persoalan kehidupan dan juga tantangan abad 21. Pendidikan IPA berbasis STEM merupakan sebuah pendekatan yang tidak lagi berpusat pada pendidik (teacher centered) yang mengandalkan transfer pengetahuan ke arah pembelajaran yang menekankan pada keaktifan, hands-on, dan kolaborasi peserta didik. Pembelajaran sains berbasis STEM dalam pelaksanaannya, bisa metode inquiry (menemukan) atau berdasarkan masalah, yang bertujuan menantang peserta didik untuk kritis, kreatif, dan inovatif untuk memecahkan masalah nyata, yang melibatkan kegiatan kelompok (tim) secara kolaboratif. Pembelajaran sains berbasis STEM dalam kelas didesain untuk memberi peluang bagi peserta didik mengaplikasikan pengetahuan akademik dalam dunia nyata. Dalam penelitiannya yang berjudul pembelajaran sains masa depan berbasis STEM education, Nuryani mengungkapkan sebagai komponen dari STEM sains adalah kajian tentang fenomena alam yang melibatkan observasi dan pengukuran, sebagai wahana untuk menjelaskan secara obyektif alam yang selalu berubah. Teknologi adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghasilkan yang digunakan untuk memodifikasi alam agar ditemukan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sehingga membuat kehidupan lebih baik dan lebih aman. Engineering adalah pengetahuan dan keterampilan untuk memperoleh dan mengaplikasikan pengetahuan ilmiah, ekonomi, sosial, serta praktis dalam mendesain mengkonstruksi mesin, peralatan, sistem, material, dan proses yang bermanfaat bagi manusia secara ekonomis dan ramah lingkungan. Selanjutnya, matematika adalah ilmu tentang pola-pola dan hubunganhubungan, dan menyediakan bahasa bagi teknologi, sains dan engineering. STEM bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mengidentifikasi pertanyaan dan masalah dalam situasi kehidupannya, menjelaskan fenomena alam, mendesain, serta menarik kesimpulan berdasarkan bukti mengenai isu-isu terkait STEM (misalnya, efisiensi energi, kualitas lingkungan, keterbatasan sumberdaya alam). Melalui Pendekatan STEM diharapkan agar peserta didik dapat menjiwai apa yang ada dalam lingkungan sekitarnya, sehingga terwujudnya rasa memiliki dan kepedulian lingkungan. Pada akhirnya, pengetahuan dan sikap yang mereka miliki saat ini akan mereka bawa hingga dewasa nanti. Mereka tidak hanya akan mampu mengelola potensi alam, memelihara dan memperbaiki lingkungan sekitar mereka sebagai perilaku yang muncul karena penanaman sikap, nilai, dan karakter luhur di dalam diri mereka. Jadi, pada saat seseorang ingin menanam pohon bukan karena perintah dari presiden ataupun gubernur dan juga guru, tetapi karena kesadaran bahwa apa yang dilakukan untuk bumi ini adalah untuk kita sendiri, baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipastikan bahwa pembelajaran STEM tidak hanya sekedar dapat mengatasi persoalan hidup, tapi juga dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan interdisipliner dalam mempersiapkan bidang karir pekerjaan dalam rangka menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 dan sekaligus untuk mewujudkan proyeksi Indonesia sebagai negara perekonomian terbesar ketujuh di dunia pada 2030. Akhirnya, di masa depan negara Indonesia tidak ada lagi kemiskinan, kelaparan, gangguan kesehatan, dan kebutuhan air bersih dan energi dapat terpenuhi dengan baik.


Kabar Tadulako Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

6

Untad Perkuat Kerjasama dengan Kepolisian NKRI Universitas Tadulako bersama Kepolisian Negara Republik Indonesia pada Kamis (12/04) Pagi menggelar penandatangan nota kesepahaman atau MoU, dalam rangka memperkuat kerjasama pendidikan, pelatihan, pengkajian, penelitian dan pengembangan kelembagaan. Prof. Dr. Ir Muhammad Basir SE.,MSl, Rektor Untad, dalam sambutannya menuturkan rasa apresiasinya atas kerjasama Untad dan POLRI yang telah terjalin cukup lama. “Momentum hari ini merupakan sejarah yang penting bagi perjalanan Universitas Tadulako. Oleh k a r e n a i t u , k a m i ke l u a r g a b e s a r U n t a d mengucapkan terima kasih kepada POLRI yang t e t a p m e m p e r t a h a n k a n ke r j a s a m a y a n g berkelanjutan bersama Untad. Hubungan antara POLRI/Polda bersama Untad telah berlangsung cukup lama sejak tahun 2011 yang lalu. Pada tahun

2012, kami telah mengajukan untuk diberikan peningkatan SDM kepada Polda untuk mengawal semua aktivitas lelang yang ada di Untad. Mulai tahun 2018 ini, Kapolda telah menempatkan Polisi Sahabat Kampus (Polsaka) di kawasan Untad. Jika dilihat kebelakang sebelum adanya MoU ini, kerjasama antara Kampus Untad dengan Polda telah berlangsung dengan sangat baik. Sehingga

kedua belah pihak antara POLRI dan Universitas. “Sampai saat ini, POLRI telah bekerjasama dengan 28 Universitas di Indonesia, Universitas Tadulako adalah Universitas ke 29 yang telah melakukan penandatanganan MoU dengan POLRI. Semoga dengan adanya kerjasama ini, Untad dan POLRI dapat saling berbagi, berjaga dan berkeadilan sebagai tanggung jawab menjaga bangsa kita. Diharapkan pula dengan adanya MoU ini dapat mewujudkan kualitas SDM POLRI menuju pelayanan prima kepada masyarakat. Saya berkeyakinan bahwa kerjasama ini akan berjalan dengan baik dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang kita harapkan bersama.” Papar Brigjen Ket foto : Foto saat penerimaan materi dari Elisa Sesa, S.Si,. M.Si., Ph.D. Eky Hari Festyanto dalam sambutannya. Usai sambutan, acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan secara resmi MoU yang kami pun sangat mengapresiasi dengan kegiatan dilakukan oleh Rektor Universitas Tadulako dan penandatanganan MoU hari ini.” Ujar Prof. Basir. Perwakilan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pada kesempatan yang sama, Brigjen Pol. Drs. Eky Usai penandatanganan, acara yang dihadiri oleh Hari Festyanto M.M selaku Perwakilan POLRI Para Jendral Polri/Polda, Para anggota kepolisian, sekaligus Karowatpres SSDM POLRI menuturkan Para Wakil Rektor, Para Dekan & Wakil Dekan serta bahwa selama ini POLRI telah banyak melakukan Para Kepala UPT Untad ditutup dengan foto kerjasama dengan berbagai Universitas di Indonesia bersama. AA yang salah satunya Untad untuk meningkatkan SDM

Menteri Perindustrian RI Beri Kuliah Umum Revolusi Industri 4.0 di Untad Semakin pesat nya kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi secara global, memberikan pengaruh yang cukup besar kepada era perindustrian dunia termasuk di Indonesia. Revolusi Industri keempat menuntut para peminat wirausaha untuk dapat menguasai teknologi informasi sehingga mampu bersaing di tingkat internasional dan bertahan di era Revolusi Industri keempat. Dengan mengangkat tema “Revolusi Industri Indonesia 4.0 & Implikasinya Pada Pengembangan Ekonomi Kawasan dan Pengembangan Daerah”, Kuliah Tamu yang menghadirkan Menteri Perindustrian RI digelar pada Jumat (20/4) pagi bertempat di Theater Room Untad. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Tadulako yang di wakili oleh Prof. Dr. Jayani Nurdin M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan menuturkan rasa bahagianya

atas kehadiran Menteri Perindustrian Republik Indonesia pada kesempatan Kuliah Umum yang digelar di Universitas Tadulako. “Kuliah Umum hari ini terasa sangat istimewa karena Bapak Ir. Airlangga Hartarto selaku Menteri Perindustrian Republik Indonesia telah hadir di tengah tengah kita untuk menyampaikan Revolusi Perindustrian yang telah memasuki Revolusi yang keempat . Pe rke m b a n ga n te r s e b u t te n t u m e m i l i k i tantangan tersendiri mengingat revolusi tersebut erat kaitannya dengan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi yang sedang terjadi di zaman sekarang. Sehingga Mahasiswa yang hadir saat ini perlu untuk menyimak dengan baik agar anda semua dapat mengambil peluang industri di masa depan.” Ujar Prof. Jayani. Dikesempatan yang sama, Ir. Airlangga Hartarto selaku Menteri Perindustrian RI memaparkan dalam materinya mengenai sejarah terbentuknya revolusi perindustrian terdahulu

hingga saat ini. “Dimulai pada tahun 2011, Indonesia telah masuk kedalam Industri 4.0 yang erat kaitannya dengan semakin majunya perkembangan teknologi ,informasi & Komunikasi. Dalam perkembangan perindustrian global, revolusi pertama ditandai dengan terganntikannya tenaga manusia dan hewan dengan mesin uap, kemudian masuk pada generasi kedua yang lebih banyak menerapkan konsep produksi massal dengan menggunakan daya listrik. Disusul kemudian di generasi ketiga yang banyak menggunakan teknologi otomatis dalam aktivitas industri. Saat ini revolusi keempat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi secara maksimal dalam proses produksi sehingga menciptakan model bisnis berbasis digital untuk mencapai produk yang berkualitas.” Jelas Ir. Airlangga. B e l i a u t u r u t m e n a m b a h ka n b a hwa Indonesia telah berhasil membangun siklus ekonomi yang sehat, sehingga menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. “Pada tahun 2016, Indonesia berada di peringkat 16 pada PDB Global yang tentu telah b a nya k m e n g a l a m i p e n i n g k a t a n j i k a d i

bandingkan dengan tahun 2000 yang berada di posisi 27. Hal tersebut dikarenakan fondasi sosial seperti stabilitas politik, tingkat pendidikan dan keamanan yang kian meningkat serta perbaikan siklus ekonomi seperti pendapatan Naker, tenaga kerja ke empat terbesar di dunia yang bertumbuh sekitar 30 juta naker dalam 15 tahun/Upah tumbuh dua kali dalam 10 tahun, belanja konsumen, belanja konsumen berkontribusi 55% PDB, bertumbuh delapan kali dalam 15 tahun, investasi, pembentukan modal/bruto tumbuh 13 kali (dari 22% ke 34% PDB) dalam 15 tahun, dan aktivitas korporasi, Kapitalisasi pasar di BEI mencapai USD 500 Milyar, tumbuh 15 kali dalam 15 tahun. Dalam Kuliah umum yang turut dihadiri Para Anggota DRR RI, Gubernur Provinsi Gorontalo, Para Wakil Rektor, Para Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah/Kabupaten/Kota, Bupati Poso, Ketua DPRD Kab. Sigi, Kepala Dinas Perindustrian & Perdagangan Prov. Sulawesi Tengah, Tokoh Masyarakat dan seluruh civitas akademika Universitas Tadulako kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif bersama peserta yang kemudian ditutup dengan penyerahan cendramata dan foto bersama. AA

Tempo Goes To Campus Kunjungi Universitas Tadulako Maraknya kabar hoax yang beredar di tengah masyarakat Indonesia, edukasi serta pengetahuan dalam menyampaikan kabar serta berbagi informasi di sosial media menjadi penting untuk dimiliki agar dapat melawan isu yang belum jelas kebenarannya. Tempo Goes To Campus sebagai salah satu program dari Media Tempo hadir di 10 Kota di Indonesia untuk memberikan workshop mengenai jurnalistik, Workshop Internet Sehat, Strategi melawan Hoax, tips agar terhindar dari UU ITE serta cara menjadi pengguna Internet yang Produktif dan Cerdas. Kota Palu menjadi salah satu kota kunjungan program Tempo Goes To Campus yang dilaksanakan di Universitas Tadulako pada Jumat (20/04) Pagi bertempat di Lantai II Media Center Untad. Rektor Untad yang di wakili Dr. Rahmat Bakri SH MH selaku Ketua Pusat Pengembangan Deradikalisasi dan Penguatan Sosio – Akademik (Pusbang DePSA) Untad dalam sambutannya menuturkan apresiasi nya kepada Tempo Institute yang telah hadir dan membuka workshop Jurnalistik di Universitas Tadulako. Beliau menghimbau agar para peserta workshop dapat mengambil manfaat dari program Tempo Institute sehingga menjadi Generasi Muda yang Anti Hoax. “ Ketika kita menemukan informasi yang baru

kita dengar, hal yang patut kita lakukan adalah cek berita tersebut kemudian re cek (di kaji kembali) lalu kroscek. Ini penting untuk dilakukan mengingat jaman modern seperti saat ini, setiap orang memiliki sosial media yang berpotensi untuk melakukan aktivitas jurnalistik. Sehingga penting bagi setiap orang untuk memiliki pengetahuan dalam menyebarkan sesuatu untuk dapat diakses orang banyak. Tentu saja Kelas Jurnalistik yang dibawakan oleh tim 'Tempo Goes To Campus' sangat bermanfaat untuk seluruh peserta. Kami dari Universitas Tadulako sangat mengapresiasi kedatangan Tempo Institute di kampus Bumi Tadulako.” Ujar Dr. Rahmat Bakri Sherlina Eoudia, perwakilan Tempo Goes To Campus 2018 mengatakan, ilmu jurnalistik adalah salah satu cara untuk menangkal kabar yang tidak benar jika melihat fenomena hoax yang kian ramai di berbagai media sosial. Misalnya tentang isu toleransi dan dan berbagai informasi lain yang masih simpang siur yang kerap kali menjadi topik yang hangat di tengah masyarakat. “Apalagi ditahun politik seperti sekarang, hal tersebut tentu saja menjadi tidak sehat untuk dikonsumsi publik dari segi bacaan. Sehingga kami berupaya

mengurangi hal tersebut dengan mengedukasi para mahasiswa untuk menjadi penyampai kabar yang Anti Hoax.” Tutur Sherlina. Acara Tempo Goes To Campus 2018 telah dilaksanakan sebelumnya pada bulan Maret dan April di Universitas Sultan Ageng Tritayasa, UPI, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Pattimura,

dan Politeknik Padamara. Program Media Tempo ini akan berlanjut di tahun berikutnya guna membangun literasi digital yang positif di Indonesia. Untuk semakin memperkuat gerakan anti hoax, para peserta pun di ajak menggunakan hastag #lawankabarkibul di sosial media mereka masing masing. AA

Ket Foto : Suasana acara Tempo Goes To Campus di IT Center Untad


7

Media

Kabar Tadulako Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

SELEKSI MAPRES UNTAD 2018 DIGELAR Bertempat di Ruang Senat Lantai III Rektorat Untad, Seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) 2018 di gelar pada Selasa (10/04) pagi yang dihadiri segenap peserta Pilmapres dari 8 Fakultas serta para dewan juri dari akademisi Untad. Pelaksanaan Pilmapres merupakan salah satu upaya untuk mendorong tumbuh-kembangnya kegiatan akademik yang baik sebagai bagian dari upaya menegakkan dan mengembangkan budaya akademik di lingkungan perguruan tinggi khususnya pengembangan budaya berkompetisi dan berprestasi di kalangan mahasiswa. Dalam sambutannya, Ir. Pudji Astutiek F. M.Si. selaku Ketua Panitia memaparkan komponen penilaian serta para dewan juri yang akan menilai performa para peserta. “Pada seleksi Pilmapres hari ini, yang bertindak sebagai dewan juri untuk penilaian Karya Tulis akan dilakukan oleh Dr. Aminah S.Pd dan khusus untuk penilaian Prestasi Mahasiswa akan dilakukan oleh Dr. Jamaluddin dan Dr. Suyuti. Komponen Penilaian akan merujuk pada kinerja individu mahasiswa berdasarkan panduan

ristekdikti yang terdiri dari 5 unsur ; IPK, Kaya Tulis Ilmiah/Summary, Prestasi yang diunggulkan, bahasa asing dan kepribadian.” Jelas Ir. Pudji. Pada kesempatan yang sama, Kamelia Burhan, S.E., MM selaku Sekretari Kompetisi Pilmapres menjelaskan lebih rinci dari beberapa poin dan prasyarat mengikuti Pilmapres 2018. Beberapa persyaratan di antara nya adalah merupakan persyaratan khusus. “Dalam seleksi Pilmapres, Karya Tulis Ilmiah menjadi poin tertinggi dalam penilaian. Rinciannya, unsur-unsur yang dinilai pada seleksi Pilmapres tingkat Universitas Tadulako adalah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dengan bobot 20%, Karya tulis ilmiah yang terdiri atas nilai tulisan dan presentasi, dengan bobot 30%, Prestasi/capaian yang unggul dan membanggakan, dengan bobot 25%, dan Bahasa asing, dengan bobot 25%.” Tambah Ibu Kamelia Burhan. Khusus tahun ini, tema Pilmapres yang di angkat mengenai “Sustainable Development Goals (SDGs)”. Mahasiswa yang mendapatkan juara I, II dan III akan mendapatkan hadiah berupa Beasiswa PPA dan hanya akan ada satu orang mahasiswa yang terpilih sebagai perwakilan Universitas Tadulako di tingkat Regional dan Nasional di Dikti, Jakarta. AA

International Office Untad Dorong Dosen Ikut SAME

Sabtu (24/03), International Office (IO) Untad mendorong Dosen Untad yang telah bergelar Doktor untuk mengikuti program Scheme for Academic Mobility Exchange (SAME). Dengan tersebut, dosen berkesmpatan ke luar negeri secara gratis. Hal ini diungkapkan oleh ketua pentia workshop Scheme for Academic Mobility Exchange, Rachmania S Pd M Ed. “Dari tahun ke tahun minat terhadap SAME ini menurun. Oleh karna itu, kami dari IO ingin mendorong kepada teman-teman

untuk dapat mengikuti program ini.” Ungkapnya. Dalam kesempatan yang sama, Prof Ir Marsetyo MSc Ag PhD, ketua IO Universitas Tadulako menyampaikan, SAME merupakan program yang sengaja disediakan pemerintah untuk dosendosen lulusan S3 untuk memperluas jaringannya di kancah internasional. “Keuntungan untuk universitas sangat banyak, diantaranya kita bisa membuka jaringan kerjasama dengan adanya dosen kita di luar negeri, mereka bisa membawa efek-efek samping itu untuk pengembangan kerjasama yang lebih luas baik dalam riset maupun pendidikan, bahkan kerjasama juga dalam bentuk publikasi kerja ilmiah yang nanti juga mengarah pada percepatan proses kemajuan guru besar bagi teman-teman yang belum guru besar”, jelas Prof Marsetyo. Ia juga mengatakan, dari tahun ke tahun anggaran itu cukup besar, sehingga jika memenuhi syarat, maka dosen UNTAD akan berpeluang untuk di terima di program itu. Namun, ia melihat minat dari Tadulako beberapa tahun terakhir relatif rendah. “Kalau jaman saya waktu ikut SAME itu kami sampai 7 orang berangkat semua dari UNTAD, tapi beberapa tahun belakangan

ini jangankan kita berharap yang berangkat banyak, yang mendaftar saja kadangkadang hanya 1 atau 2 orang saja”, ungkapnya. Hal tersebut menjadi sebuah keprihatinan, sehingga IO berupaya memfasilitasi dan mendorong dosen-dosen untuk bersama-sama memasukkan proposalnya agar peluang yang bisa diterima dari UNTAD bisa lebih banyak. “Yang ikut workshop itu ada sekitar 60 orang, kalau ada dari mereka yang mau mendaftar walaupun hanya 15 orang saja itu sudah luar biasa, terlebih dari semua fakultas yang hadir, tadi saya melihat banyak alumni-alumni luar negeri yang hadir, saya berharap mereka bisa memanfaatkan peluang itu untuk program kemajuan SAME”, harapnya. Menurut Prof Marsetyo ada banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya minat pendaftar SAME diantara faktor mungkin banyak lulusan dalam negeri yang merasa kemampuan bahasanya kurang sehingga motivasinya juga Ket foto : Foto saat penerimaan materi dariinformasi Elisa Sesa, S.Si,.mengenai M.Si., Ph.D. berkurang dan kurangnya program tersebut. “LOA juga menjadi kendala, kalau teman-teman punya jaringan di luar, mereka yang akan mengeluarkan LOA yang nantinya akan kita lampirkan. Tapi, kalau tidak punya jaringan, ya tidak mudah, tetapi itu bisa kita atasi dengan membantu menghubungkan dosen yang bersangkutan dengan pihak-pihak terkait melalui IO ataupun teman-teman yang sudah punya jaringan”, terangnya. Tidak itu saja, ia juga akan memberikan contoh-contoh proposal maupun program kerja yang pernah dilakukan jika ada dosen yang berminat mengikuti program itu, karena ia melihat tidak terdapat banyak perbedaan dalam seleksi SAME dan yang terpenting adalah saat presentasi harus bisa meyakinkan bahwa sipelamar sudah memiliki persiapan-persiapan program yang akan dilakukannya.Dalam kesempatan itu, IO menghadirkan dua alumni SAME, Dr Ir Ramal Yusup MSc dan Elisa Sesa SSi Msi PhD.Vv

Internasionalisasi PT, Butuh Peran Aktif Mahasiswa Internasionalisasi Perguruan Tinggi menjadi salah satu program yang tengah dicanangkan oleh setiap Perguruan Tinggi di Indonesia, tak terkecuali Universitas Tadulako. Dalam hal ini, tidak cukup hanya dengan upaya birokrasi kampus, namun peran mahasiswa juga sangat dibutuhkan. Mendorong hal itu, International Office (IO) Untad menghadirkan 4 Volunteer IO ITS, Nur Latifah, Ahmad Syahid Abdullah, Maria Amelia Sandra dan Imanuel Berin dalam Workshop internasionalisasi Perguruan Tinggi, Sabtu (24/03). Rachmania S Pd M Ed selaku ketua panitia mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mendorong peningkatan kualitas pengembangan sumber daya manusia, peningkatan manajemen akademik dan kelembagaan, serta peningkatan kemanfaatan berbagai kerjasama nasional dan internasional yang telah ada di Untad. “Program ini merupakan peluang emas bagi Bapak Ibu dosen serta adik-adik mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri, dalam melakukan kerjasama luar negeri memperluas jejaring”, jelasnya. Ia berharap agar kegiatan yang berjudul “Workshop Internasionalisasi Perguruan Tinggi Dalam Rangka Penguatan Kantor Urusan Internasional” tersebut, dapat mendorong semangat masyarakat Untad untuk menginternasionalisasi Universitas Tadulako ke mata dunia menuju World Class University. Dalam kegiatan yang berlangsung di teater room tersebut, ketua IO Untad, Prof Ir Marsetyo MSc Ag PhD menuturkan, workshop

Ket foto: Foto bersama peserta dan narasumber setelah workshop internasioanlisasi perguruan tinggi ini merupakan kerjasama antara International Office Universitas Tadulako dengan ITS serta merupakan salah satu program hasil dari pertemuan Rektor seIndonesia Timur. Prof Marsetyo berharap, mahasiswa Untad dapat mengambil banyak pelajaran dan motivasi dari para narasumber guna mewujudkan misi internasionalisasi tersebut. Nur Latifah dalam materinya menjelaskan, salah satu tujuan dari pogram tersebut ialah untuk menyetarakan mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing, maka dari itu mahasiswa harus berperan aktif dalam

upaya internasionalisasi perguruan tingginya. Ia juga mengemukakan, keberadaan mahasiswa asing dalam suatu universitas akan membuat nilai universitas tersebut semakin tinggi akan sangat berperan dalam perkembangan universitas. Olehnya itu, mahasiswa dari universitas tersebut juga harus mampu mengambil manfaat dan mengambil peran dalam upaya tersebut. Lebih lanjut ia menuturkan bahwa seiring perkembangan MEA daya saing Indonesia justru semakin menurun sehingga perlunya peningkatan SDM, terutama bagi mahasiswa yang salah satunya dengan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan internasional. Vv


Kabar Tadulako Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

8

MASYARAKAT PERDOS UNTAD PERINGATI ISRA MI'RAJ

(19/04), Masyarakat Perumahan Dosen (Perdos) peringati momentum isra mir'raj Rasulullah Muhammad SAW di Masjid Baiturrahman Perdos Untad. Peringatan Isra Mi'raj itu, mengangkat tema “Tingkatkan IMTAQ dan IPTEK dalam menghadapi peradaban dunia”. Hikmah Isra Mir'aj pada kesempatan tersebut dibawakan oleh Dr H Ahmad Suheri MA, Pimpinan Pondok Pesantren AlJami'ah Tipo. Ia menyampaikan, dalam peristiwa Isra Mi'raj tersirat pesan yang dapat dimaknai sebagai petunjuk Ilmu Pengetahuan dari Allah Subhanahu wa Taala. “Sebagaiamana dalam firman-Nya,wahai jin dan manusia jika kmu sanggup melintasi penjuru langit dan bumi maka lintasilah, maka kamu tidak akan bisa menembusnya melainkan dengan kekuatan atau ilmu (sulthan).” Jelas Dr H Ahmad Suheri. Ia juga menerangkan, dalam membangun IMTAQ dan IPTEK, harus dibarengi dengan mujahadah (kesungguhan). Sebab, hanya dengan mujahadah, maka akan dicapai kemajuan baik IMTAQ maupun IPTEK tersebut. Isra Mi'raj menurut Dr H Ahmad Suheri, dapat menjadi bahasa simbol dari suatu kemajuan. Dalam persitiwa tersebut, Rasulullah Muhammad Sallalhu'alaihi wasallam diperjalankan oleh Allah Subhanahuwa Ta'ala ke Palestina. Hal itu menyiratkan hubungan horizontal. “salah satu hikmah yang bisa kita petik, ialah pentingnya kita menjunjung tinggi rasa persatuan dan persaudaraan antar

sesama” Ungkapnya. Selanjutnya, terang Dr H Ahmad Suheri, Rasulullah juga dinaikkan ke langit. Peristiwa tersebut menyiratkan hubungan vertikal. “Antara manusia dengan Sang Pencipta”Tandasnya. Hadir mewakili Rektor pada kesempatan itu, Prof Ir H Andi Lagaligo MSc Agr PhD, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Pengawasan (Canwas) Universitas Tadulako. Dalam sambutannya ia mengapresiasi keaktifan Masjid Baiturrahaman dalam peringatan hari-hari besar Islam, salah satunya Isra Mi'raj tersebut. Prof H Andi Lagaligo juga berpesan kepada para jamaa'ah perumahan dosen yang hadir, agar senantiasa menjaga hubungan kekeluargaan. “Baik kekeluargaan antar sesama masyarakat, maupun dengan pihak pimpinan di Universitas” Ucapnya. Dalam kesempatan yang sama, Prof Dr Ir Kaharudin Kasim selaku Pengurus Masjid Baiturrahman Perumahan Dosen Untad berharap, dengan diselenggarakannya peringatan Isra Mi'raj tersebut, dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat perdos serta dapat diamalkan dalam keseharian. Masjid Baiturrahman merupakan masjid yang terletak di blok C Perdos Untad yang saat ini masih dalam proses pembangunan. Pada Ramadhan mendatang, akan menjadi Ramadhan kali ke-2 digunakannya Masjid Baiturrahman sebagai pusat ibadah masyarakat Perumahan Dosen Untad. Pada Ramadhan tahun lalu, Masjid Baiturrahman juga menjadi tempat dilaksanakannya peringatan Lailatul Qadr Ramdhan 1438 H oleh PHBI Universitas Tadulako. Wn

MELAUI KKN,

MAHASISWA DIHARAP BELAJAR KERJASAMA TIM DAN INTERAKSI SOSIAL Kuliah Kerja Nyata (KKN) diharapkan menjadi ajang bagi mahasiswa untuk dapat belajar tentang kerjasama tim dan teknik interkasi sosial di masyarakat. Momentum KKN diharapkan mampu mengasah rasa empati mahasiswa terhadap problem yang ada dimasyarakat dan mencarikan solusi alternatif yang terbaik atas problem tersebut. Hal ini diutarakan oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untad, Ir H Donny M MSc PhD saat ditemui awak mediaTadulako disela-sela aktivitasnya. “Dalam satu posko KKN biasanya terdapat beberapa disiplin ilmu. Olehnya itu, Mahasiswa KKN harus mampu bekerjasa dalam timnya, saling berkolaborasi untuk

Mahasiswa Diimbau untuk mengikuti Pelatihan DePSA Pusat Pengembangan Deradikalisasi dan Penguatan Nilai-Nilai Sosio Akademik (Pusbang DePSA) UNTAD menggelar sosialisasi pada Selasa (3/4) di Aula Sekretariat Bersama Fakultas MIPA. Ketua Pusbang DePSA, Dr Rahmat Bakri SH MH mengimbau, mahasiswa yang belum ikut Pelatihan DePSA agar dapat mengikutinya. Dr Rahmat Bakri dalam sosialisasi yang dihadiri oleh seluruh ketua-ketua lembaga FMIPA itu juga menyampaikan, pembentukan Pusbang Depsa Untad bertujuan untuk menghadirkan integrasi serta kolaborasi nilai-nilai aktivis dan nilai-nilai Akademik, juga untuk mewujudkan kehidupan kampus bebas dari pengaruh radikal. “Berdasarkan data yang ada, bahwa kampus kita terindikasi adanya aliran radikal. Oleh karena itu, rektor kemudian membentuk DePSA.” Ia menambahkan, Pusbang DePSA berorientasi untuk mengkader calon ketua lembaga badan organisasi yang mempunyai Akademik yang baik, oleh karena itu setiap ketua lembaga dihimbau agar dapat mengikuti pelatihan DePSA. “Bagi ketua lembaga yang sudah terpilih dan belum mengikuti pelatihan depsa diharapkan untuk mengikuti pelatihan yang insyaallah akan diadakan bulan april ini.” Dr Rahmat Bakri SH MH berharap setelah mengikuti sosialisasi ini, pertanyaan-pertanyaan serta tanggapan tentang eksistensi Pusbang DePSA dapat dipahami dengan baik. Rizaldy Alif Syahrial, Ketua Pelatihan Depsa angkatan pertama mengatakan, DePSA memberikan ruang diskusi mahasiswa yang toleran, dapat bekerja sama, dan diharapkan mampu menyelesaikan berbagai masalah. “Depsa sebagai wadah forum diskusi bagi mahasiswa untuk membahas isuisu untuk bisa diselesaikan secara bersama-sama. Pusbang DePSA hadir untuk mengkolaborasikan seluruh elemen mahasiswa sebagai implementasi dari jargon kita, satu untad, satu nafas,satu keluarga” Tutur Rezaldy . AM

menghasilkan program yang kreatif dan bermaat.” Tuturnya. Dalam rangka percepatan studi mahasiswa, sejak KKN angkatan 74 di tahun 2016 lalu diberlakukan kebijkan KKN 1 bulan dari yang sebelumnya selama 2 bulan. Berkenaan dengan itu, Ir Donny mengatakan, program yang dibuat oleh mahasiswa peserta KKN tidak sekedar kreatif dan inovatif, tetapi program tersebut juga sifatnya berkelanjutan. “Tidak mesti harus selesai saat masa KKNnya, tapi program itu dapat dilanjutkan oleh angkatan selanjutnya.” Jelas Ir Donny. Ia juga mengharapkan, masa KKN yang cukup singkat itu dapat dimanfaatkan secara optimal oleh mahasiswa untuk belajar menyesuaikan diri dengan realitas lingkungan,“ karena pada saatnya nanti setelah selesai dari kampus, mahasiswa pasti akan menjadi bagian dari masyarakat.” Pungkasnya. Saat ini, Untad melalui LPPM tengah menurunkan mahasiswa

KKN angkatan ke-80 dengan peserta yang berjumlah 405 orang, terbagi kedalam 55 posko dan tersebar di tiga wilayah kabupaten antaralain Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi Moutong untuk KKN Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKNPPM) serta di wilayah Kampus Utama dan Kampus Bumi Nyiur Untad untuk KKN Bina Kampus. Universitas Tadulako juga telah memberlakukan sistem mata kuliah pengganti KKN. Dalam hal ini, mahasiswa diberikan pilihan untuk memprogram KKN dalam bentuk pembelajaran dikelas melalui Mata Kuliah Strategi Pengembangan Kepribadian dan Kemasyarakatan (SPKK) dengan bobot 4 SKS. Seperti halnya KKN secara langsung di lapangan, mata kuliah ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa terkait kepribadian dan kemasyarakatan (komunal). Namun, mata kuliah ini baru dapat diprogram pada semester di akhir studi. Wn


9

Infotorial

Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

INTERNATIONAL SYPOSIUM ON FOOD AND NUTRITION

FOTO DAN NASKAH : AKHMAD USMAR & RIYAN MUHAMAD / HUMAS UNTAD

Foto bersama usai pemberian plakat di International Syposium On Food And Nutrition

Rektor, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir SE MS saat meberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi

Dekan FKM Untad, Dr. Nurdin Rahman, MSi, M.Kes saat memberikan sambutan

Ketua Panitia, Nikmah Utami Dewi, SKM, M.Sc saat menyampaikan laporan tentang kegiatan Symposium Inertnational on Food & Nutrition

Pemberian Plakat oleh Rektor kepada Keynote Speaker, Prof. Rosalinda S. Gibson

Pemberian Plakat ke Keynote Speaker, Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS

sesi tanyajawab di International Syposium On Food And Nutrition

Speakers International Symposium, (dari kiri) Prof. Rosalinda S. Gibson bersama Prof.Dr.Ir.Hardiansyah., MS dan Dr.Ir. Gatoto Siswo Hutomo MP


Infotorial

Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

INTERNATIONAL SYPOSIUM ON FOOD AND NUTRITION

FOTO DAN NASKAH : AKHMAD USMAR & RIYAN MUHAMAD / HUMAS UNTAD

Rektor membuka secara resmi acara International Symposium on Food and Nutrition Pemberian Plakat oleh Rektor kepada Keynote Speaker, Prof. Rosalinda S. Gibson

Pemberian Plakat oleh Rektor kepada Keynote Speaker, Dr. Ir Gatot Siswo, MP

Suasana berlangsungnya International Symposium di Ball Room Media Center Untad

Presentasi Oral

Registrasi Peserta Symposium Inernational on Food and Nutrition

10


11

Kabar Tadulako Edisi 94 APRIL 2018 Tahun ke 6

Menteri PPN : MEA, Mahasiswa Harus Ambil Peran Menteri PPN, Prof Dr Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, mahasiswa harus mengambil peran dalam Era Pasar Bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN. Hal itu disampaikannya dalam General Lecture Series yang merupakan kerjasama antara Universitas Tadulako bersama One Asia Foudation. Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), menurut Ketua BAPPENAS tersebut, memiliki sisi positif dan negatif untuk Indonesia, baik dari sisi perdagangan, perekonomian, serta sisi ketenagakerjaan. Beberapa pengaruh yang telah dirasakan langsung dalam era MEA ini salah satunya pada bidang perdagangan, dengan berkurangnnya tarif dan non-tarif yang selama ini menjadi salah satu hambatan dalam aktivitas perdagangan. Selain itu, MEA berdampak pula pada peningkatan ekspor Indonesia, dengan luasnya jangkauan ekspor dan impor barang Indonesia ke berbagai negara anggota ASEAN, akan menstabilkan perekonomian nasional Indonesia. Namun disamping itu, menurut Prof Dr Bambang, dari sisi kompetisi MEA mengakibatkan banjirnya produk-produk impor yang dapat mengancam industri dalam negeri. Olehnya, kualitas industri

Ket Foto : Foto bersama Menteri PPN, Prof Dr Bambang PS Brodjonegoro bersama segenap Civitas Akademika Universitas Tadulako usai General Lecture Series

lokal harus ditingkatkan agar mampu bersaing dalam skala internasional. Selain itu, dari sisi ketenagakerjaan pun harus ditingkatkan. Sistem Pendidikan dan produktivitas tenaga kerja Indonesia yang masih cenderung lemah, mengakibatkan tenaga kerja Indonesia kalah saing di era pasar bebas ini. Sehingga memungkinkan banjirnya tenaga kerja asing di

Indonesia. Olehnya itu, Prof Bambang menegaskan, Mahasiswa sebagai iron stock yang memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi serta semangat dalam merealisasikan aspirasinya, diharapkan mampu menyelesaikan permasalahanpermasalahan sosial tersebut. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai generasi muda perlu membuat

berbagai kegiatan yang bisa menopang MEA, menciptakan inovasi dalam bentuk usaha, keaktifaan kemampuan keorganisasian, meningkatkan daya wirausaha sehingga usahausaha baru akan muncul dan bisa mempertahankan perekonomian negara. ST

Delegasi Untad Berkompetisi di NUDC Regional

KEMBALI, TIM PKM UNTAD LOLOS HIBAH DIKTI 2018 Tim Untad berhasil memperoleh hibah DIKTI dalam ajang program kreativitas mahasiswa pendanaan 2018. Dari 8 proposal PKM yang lolos, terdiri dari dua proposal PKMK, satu proposal PKMKC dan lima proposal PKPE. Dua proposal PKMK, berjudul “Pemanfaatan Es Wotrikrim Sebagai Solusi Sehat Untuk Pemenuhan Asupan Gizi Anak di Kota Palu” yang diketuai Sutrisno dan “Pembuatan Flake Dari Tepung Ampatic (Ampas Kelapa Dan Tepung Ikan Cakalang)” ketua Nanda Novita dan 1 proposal PKMKC yaitu “Perancangan Aplikasi Codi (Co-Drug Interactions) Berbasis Komputer Sebagai Sistem Analisis Peresepan Obat” oleh Mohammad Adhin Nugraha Adapun 5 PKPE yaitu “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Nilai Tukar Petani Dan Hubungannya dengan Angka Harapan Hidup di Sulawesi Tengah” oleh I Wayan Dikky Armayadi, “Efektivitas Biolarlarvasida Ekstrak Biji Jarak Kepyar (Ricinus comunis L.) Terhadap Larva Nyamuk Aedes Aegypti, Anopheles Sp. Dan Culex Sp.” Agung Muratno, “Studi Biologi Genus Hoya Spp. (Asclepia daceae) di Taman Nasional Lore Lindu” Roland Putra Pribadi Ahmad, “Optimalisasi Likopen Kasar Buah Tomat Afker Terhadap Masa Simpan Minyak Ikan Lele” Heince Andre Pua dan “Identifikasi Megalit Tertimbun Menggunakan Dekonvolusi Euler Data Magnetik di Taman Wisata Palindo Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso” oleh Ermawati Makmur. Ir Pudji Astutiek MSi selaku koordinator PKM Universitas Tadulako yang menangani proses pengusulan PKM di UNTAD mengatakan penurunan

penerima hibah tahun ini bukan karena penurunan kualitas proposal melainkan karena dibatasinya jumlah maksimal proposal yang dapat dikirim oleh universitas pengusul. “Tahun ini 8 proposal yang dapat hibah, sedangkan tahun lalu 11 proposal karena tahun lalu tidak terbatas dan kita kirim sampai 200 proposal. Sekarang RISTEK DIKTI membatasi jumlah proposal di setiap universitas dan UNTAD hanya bisa mengirim 112 proposal”, ungkapnya. Ia pun mengungkapkan bahwa Pengelolah PKM Universitas tidak terlibat dalam pemilihan program untuk sampai ke PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). “Makanya itu, peran pembimbing sangat dibutuhkan dari awal sampai penyusunan laporan, kalau mau ke PIMNAS tergantung bagus tidaknya hasil dan laporannya, karena sepenuhnya seleksi untuk ke PIMNAS ada di tim reviewer DIKTI. Oleh karena itu, pembimbing berperan penting”, ungkapnya. Terlepas dari hal itu, Ia mengaku tetap bersyukur d e n g a n p e n c a p a i a n U N TA D y a n g b e r h a s i l mengungguli Universitas Gorontalo yang hanya mendapatkan hibah 2 proposal, Universitas Haluoleo Kendari 6 proposal dan UNSRAT 5 proposal. Kedepannya, dosen Fakultas Teknik ini mengaku akan terus melakukan upaya-upaya pembinaan untuk meningkatkan pengetahuan dan skill mahasiswa k h u s u s n y a d a l a m b i d a n g - b i d a n g y a n g dikompetisikan pada ajang PKM. Vv

Setelah melalui tahap seleksi fakultas, universitas dan coaching Syarifah Aliyah (FEKON), Fakhruddin Zam Zam (FKIP), dan Diki Fahmi Aldi (FKIP), tiga mahasiswa delegasi Universitas Tadulako yang turut berkompetisi di National University Debate Championship (NUDC) tingkat regional yang akan di laksanakan di Makassar pada 24-26 April. Ketiganya merupakan tiga mahasiswa terbaik yang telah melalui tahapan seleksi yang cukup ketat. Hal ini disampaikan oleh Dr Aminah SPd MPd Med, Ketua Panitia Seleksi NUDC Untad saat ditemui awak Media Tadulako. “Seleksi tingkat universitas mengambil delapan peserta yang potensial dan di coaching secara intensive sehingga menghasilkan tiga terbaik untuk mewakili Universitas ke tingkat regional” jelas Dr. Aminah, S. Pd. M. Pd. M. Ed selaku panitia seleksi debat tingkat universitas. “Tahun ini rasanya lebih gugup dan rada-rada meneganggkan karena tahun lalu UNTAD bisa jadi runner up di tingkat regional” jelas Syarifah Aliyah yang menjadi delegasi Untad pada NUDC tahun lalu. Lain halnya dengan Fakhruddin Zam Zam, yang mengaku sangat bersyukur dapat terpilih untuk mewakili Universitas. “Saya tidak pernah menyangka bisa terpilih, karena awalnya saya memang tidak ada pengalaman dalam debat dan masih begitu banyak orang-orang yang lebih hebat dari saya. Mudah-mudahan Saya bisa memberikan yang terbaiki.”Ungkap Fakhruddin. Begitupuhn dengan Diki Fahmi Aldi.Ia mengaku harus menyiapkan diri secara ekstra, untuk bisa meberikan hail yang maksimal. “Mental, fisik harus prima. Begitu juga pengetahuan yang harus diupayakan agar selalu up to date. Semuanya diupayakan agar bisa memperoleh hasil yang maksimal” Tuturnya. Diki berharap, ia bisa memberikan yang terbaik saat seleksi tahap regional tersebut, sehingga dapat membawa nama harum universitas Tadulako. Senada dengan itu, Riana Dwi Pratiwi yang merupakan salah satu perwakilan Untad yang sampai pada tingkat Nasional pada NUDC tahun 2013 dan 2014 berpesan kepada tim yang terpilih tahun ini agar bisa mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh. “Semoga tidak cepat menyerah karena latihannya luar biasa, harus selalu mau tau, mau belajar, debat itu bukan lomba tapi debat itu tempat untuk cari ilmu” Ungkapnya. Adr


Info Fakultas Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

12

Rektor STISIP Muhammadiyah Rapang Beri Kuliah Tamu di FISIP Untad

Gelar kuliah tamu mengenai “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Optimalisasi Pelayanan Publik Dan Potensi Desa” program studi Administrasi Publik hadirkan anggota Indonesian Association For Public Administration (IAPA) pusat sekaligus Rektor STISIP Muhammadiyah Rapang, Dr H Jamaluddin Ahmad, S Sos MSi pada Kamis (29/03) di Aula FISIP UNTAD. Kuliah tamu yang di moderatori Andi Tenri Dio tersebut, dihadiri lebih dari 100 mahasiswa dalam kegiatan tersebut, turut hadir Wakil Dekan bidang Akademik FISIP, ketua Prodi Administrasi Publik, Dosen Jurusan Administrasi Publik serta kepala Desa Labuan Salumbone. Ketua panitia, Dr Syahruddin Hattab MSi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan itu merupakan tradisi tahunan Prodi tersebut. “Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam rangka pengembangan program studi terutama untuk membagi informasi terkini”, ungkapnya. Dr H Jamaluddin Ahmad S Sos MSi dalam materinya memaparkan bahwa ilmu administrasi Negara harus mampu menampakan diri di tengah-tengah masyarakat. “Kita sebagai orang administrasi harus lebih percaya diri terhadap ilmu kita. Karena kalau bukan kita yang menghargai ilmu itu, siapa lagi yang mau menghargainya”, paparnya.

Masih dalam materinya, Dr Jamaluddin menyampaikan amanah undang–undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa sangat menekankan bahwa Indonesia harus dibangun mulai dari desa. “Kepala desa tidak bisa bermain-main dalam memimpin desanya dan mengelola dana desa yang suda dianggarkan setiap tahun untuk desa”, ungkapnya. Lebih lanjut ia menyampaikan amanah IAPA, bahwa semua jurusan Administrasi Negara di seluruh Indonesia wajib menjalankan universitas membangun desa berdasarkan MoU antara Kemenristek Dikti, Kementrian Desa dan Kementrian Dalam Negeri. “Kita sebagai orang Administrasi Negara, khususnya Administrasi Publik harus bisa mengambil peran dan posisi dalam rangka membangun Indonesia dari desa” tandasnya. Dalam materinya pula ia mengatakan bahwa tugas membangun desa tersebut adalah bentuk pengabdian masyarakat yang merupakan bagian dari Tri Darma Perguruan Tinggi yang kadang dilupakan oleh sebagian akademisi. “Kita terlalu asyik dengan proses pembelajaran di kampus, tapi kita lupa penelitian dan mengabaikan pengabdian masyarakat karena kita terlalu fokus pada Darma pertama”,. Menutup materinya, Dr Jamaluddin berharap agar mahasiswa jangan berharap untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil, tetapi harus berusaha menciptakan lapangan kerja. “Kalau ada yang jadi PNS itu hanya dalam keadaan kepepet”, imbuhnya. Ir

Kemajuan IT dan Media Sosial, Tantantangan Baru Pendidikan Komunikasi

FMIPA Terus Pacu Skill Penulisan Artikel Ilmiah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Tadulako terus memacu skill mahasiswa dan dosen dalam penulisan artikel ilmiah. Hal tersebut diupayakan oleh FMIPA melalui kuliah tamu dan Pelatihan Teknik Penulisan Artikel Ilmiah Bereputasi Internasional, Senin (16/04). Dalam sambutannya, Dekan FMIPA, Dr M Rusydi MSi mengatakan, FMIPA telah banyak berkontribusi dalam penulisan artikel ilmiah, baik itu dosen maupun mahasiswa. Dengan pelatihan ini ia berharap, dapat membantu meningkatkan kemampuan penulisan atikel ilmiah mahasiswa. Pelatihan yang ini menghadirkan Dosen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Agus Muhammad Hatta ST MSi PhD. Dalam materinya, Agus Muhammad Hatta ST MSi PhD menjelaskan, tahapan penulisan dimulai dengan mood yang baik, draft awal, revisi, dan terakhir penyelesaian. “Ketika menulis yang dibutuhkan pertama kali yaitu mood yang baik, setelah itu muali membuat draft awal yang dilanjutkan dengan revisi berapa kali hingga sampai pada penyelesaian,” jelasnya. Masih dalam materinya, Agus Muhammad Hatta ST MSi PhD juga menerangkan, dalam menulis artikel, harus selalu memperhatikan inovasi. “Kita harus melihat apa yang baru dan punya kontribusi pada pekerjaan kita, dan yang paling penting adalah berorientasi pada pembaca. Usahakan pembaca mengikuti pemikiran kita bukan cara berfikir kita,” Tuturnya. Pada akhir materinya Agus Muhammad Hatta ST MSi PhD menyapaikan, keterbatasan dana untuk membeli alat dan bahan di laboratorium meupakan masalah yang klasik. Untuk itu, ia menekankan agar Institusi dapat memaksimalkan kerjasama. “Maksimalkan kerjasama dengan pihak-pihak yang mempunyai alat atau bahan yang kita butuhkan, baik itu dalam negeri maupun luar negeri.” tutupnya. AFT

komunikasi di indonesia tersebut dintaranya, penggunaaan satelit palapa milik Indonesia sejak tahun 1976, kemajuan teknologi televisi warna, setelah itu, jumlah rumah tangga yang memiliki televisi meningkat hingga 80%, diusul dengan perkembangan teknologi komputer, dan perkembangan Industri penyiaran televisi swasta sejak tahun 1980-an. Selain itu, juga dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan layanan publik di berbagai sektor antalain pajak, perbankan, lingkungan, pemerintah, dan pemasaran serta kemajuan demokrasi sejak tahun 1994. Perkembangan dunia digital semakin pesat. Perkembangan itu dapat dilihat pada data perkembangan dunia digital secara global per Januari 2017 dengan indikator pengguna internet, mobile, dan media sosial di dunia. Dari sekitar 7476 Miliar total populasi penduduk dunia, Pengguna telepon Seluler 4917 (66%), Pengguna Internet sebanyak 3773 Miliar atau sekitar 50%, dan Pengguna media sosial sebanyak 2789 miliar atau sekitar 30%. Beberapa aplikasi TIK yang dihasilkan dari perkembangan dunia digital tersebut antaralain, e-mail, e-book, e-marketing atau e-shopping, e-money, ebanking, e-learning, dan e-ticketing. Dunia pendidikan pun tidak terlepas dari perkembangan digital ini. Sebagai respon dari perkembangan TIK tersebut, kini kita telah mengenal kuliah jarak jauh, adanya power point yang menggantikan fungsi papan tulis manual, rumus-rumus materi pembelajaran secara digital menggantikan buku secara manual, hingga adanya laboratorium multimedia. Semua itu menunjukkan terjadinya kemjuanj IT dan Media sosial yang sangat pesat dan tidak bisa dielakkan dari kehidupan sehari-hari. Olehnya itu, ilmu komunikasi menjadi sangat penting dalam menjawab tantangan era digital ini. Ket Fot : Prof Hafied Cangara MSc PhD saat mensosialisasikan Program S3 Doktor Ilmu Komunikasi di Ruang Senat FISIP Untad Prof Hafied Cangara MSc PhD hadir bersama Dr Muh Farid Msi, Ketua Prodi S2 Ilmu Komunikasi Pascasarjana Unhas. Keduanya masing-masing mensosialisasikan Program S3 Doktor Ilmu Komunikasi dan S2 Ilmu Kemajuan IT dan Media Sosial menjadi tantangan P r o f H a f i e d y a n g s e c a r a k h u s u s Komunikasi Universitas Hasanudin. baru bagi pendidikan komunikasi. Seiring dengan Kedatangan kedua pejabat tinggi Pascasarjana Ilmu Komunikasi Unhas itu disambut kemajuan tersebut, memberikan perubahan yang sangat mengunjungi Prodi Ilmu komunikasi FISIP hangat oleh Civitas Akademika Ilmu Komunikasi FISIP Untad. Mewakili Dekan FISIP Untad, Untad mengatakan, tantangan itulah yang drastis dalam dalam pola dan metode komunikasi. Hal ini Dr Muhammad Khairil, Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP Untad, mengaku sangat disampaikan Prof Hafied Cangara MSc PhD, Ketua Prodi memacu perkembangan dan kemajuan berbagaia atas kunjungan tersebut. Ia berharap, kunjungan tersebut dapat membuka peluangpendidikan ilmu komunikasi di Indonesia. S3 Ilmu Komunikasi Universitas Hasanudin dalam Dalam sejarahnya, faktor-faktor yang peluang kerjasama yang lebih masif antara Ilkom FISIP Untad dengan Ilkom Pascasarjana paparannya saat melakukan kunjugan ke Untad, Senin mempengaruhi peningkatan pendidikan Unhas dalam rangka pengembangan Ilmu Komunikasi kedepannya. Wn

(09/04).


13

Info Fakultas Edisi 94 APRIL 2018 Tahun ke 6

Jurusan Kimia FMIPA berupaya peningkatkan akreditas jurnal kimia kovalen melalui Workshop Penggunaan Aplikasi Mendeley, plagiarisme serta koreksi secara langsung pada skripsi dan jurnal. Workshop yang diadakan di Ruang Senat FMIPA itu dihadiri oleh seluruh Dosen serta Laboran Kimia, Sabtu (21/04). Dr. Ruslan, S.Si, M.Si, menjelaskan bahwa demi meningkatkan akreditasi jurnal kimia kovalen, maka dilakukannya Workshop untuk Dosen di Jurusan Kimia. “ Kita berencana meningkatkan akreditas jurnal kimia kovalen, sehingga sangat penting untuk melatih dosen kami sendiri agar dapat menggunakan aplikasi Mendeley, mensitasi jurnal mahasiswa, serta bagaimana cara melihat plagiarisme yang dibuat oleh mahasiswa,” tutur ketua Jurusan Kimia tersebut. Ia juga mengatakan bahwa dengan diadakannya workshop ini juga akan meningkatkan kualitas dosen di Jurusan Kimia. “ selain itu, tujuan dari diadakannya workshop ini juga agar kedepannya lebih meningkat lagi kualitas Dosen dalam proses belajar mengajar, seperti dapat mengoreksi skripsi mahasiswa dengan cepat, mendeteksi berapa persen plagiat yang dibuat oleh mahasiswa karena dalam membuat tulisan sudah ada sekian persen batas dalam menulis,” tegas Dosen Kimia Analitik tersebut. Ruslan mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat penting juga bagi mahasiswa dalam melakukan proses belajar. “ Karena memang kegiatan ini sangat penting bagi mahasiswa sehingga kedepannya kami juga akan mengadakan workshop seperti ini kepada mahasiswa,” ungkapnya. Dalam materinya, Hardi, Ys, S.Si, M.Si, selaku pemateri pertama

Jurusan Kimia FMIPA Tingkatkan Akreditas Jurnal Kimia Kovalen

yang membawakan auto correction skripsi dan jurnal ini menyebutkan bahwa yang paling penting dalam mengoreksi skripsi zaman sekarang ialah dengan mengubah pola dari paper base ke paper less. “ Saya selama ini memang tidak menerima skripsi dari mahasiswa dalam bentuk paper base, dengan sistem paper less ini dapat lebih efisien, ekonomis dan tidak terlalu merepotkan. Sekarang memang zamannya paper less sehingga saya dari kuliah sudah menggunakan metode paper less ini,” ucap Dosen yang

menggeluti bidang Biomaterial tersebut. Jaya Hardi, salah satu pemateri menuturkan bahwa banyak tipetipe plagiarisme, seperti word switch plagiarism dan Spread Plagiarism, salah satu yang paling banyak ditemui yaitu jenis self plagiarism. “Plagiat disini mempunyai banyak tipe, contohnya self plagiarism, jenis ini merupakan plagiat yang dilakukan oleh penulis yang sama dengan menggunakan beberapa kalimat yang sama pada jurnal sebelumnya.” Tuturnya. AFT

Seminar POPMASEPI Wilayah V, Faperta Kirim 5 Delegasi di universitasnya masing-masing. Alasan lain pemilihan tema tersebut adalah cerminan bahwa lahan dan ketahanan pangan merupakan 2 aspek yang tidak dapat di pisahkan. Keduanya saling merefleksi satu sama lain. Lahan yang layak akan menghasilkan pangan yang unggul sebaliknya lahan yang bobrok akan menghasilkan pangan yang bobrok pula. Fokus kajian pada kegiatan tersebut adalah segala materi yang tentunya dapat melatih kepemimpinan organisasi pada diri mahasiswa seperti metode persidangan, kepemimpinan dan manajemen organisasi, manajemen advokasi serta focus group discussion. Nur Afni sebagai salah satu delegasi menyampaikan kesannya selama mengikuti kegiatan seminar regional tersebut. Kegiatan tersebut diikuti oleh berbagai provinsi yang “Pengetahuan yang semakin bertambah tergabung dalam wilayah V Perhimpunan Organisasi merupakan nikmat terbesar bagi saya selama mengikuti Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian kegiatan ini, mengenal banyak teman baru lintas Indonesia (POPMASEPI), meliputi Sulawesi Tengah, almamater juga merupakan kebahagiaan tersendiri yang Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, belum tentu bisa saya rasakan di tempat lain”, ujarnya. Sulawesi Barat, Gorontalo, Papua dan Maluku, yang Kemudian ia menambahkan, dengan keikutFoto bersama bupati buton, moderator seminar dan ketua jurusan agribisnis universitas haluoleo terdiri atas 15 universitas dan mahasiswa yang sertaannya dalam kegiatan tersebut diharapkan berjumlah 87 orang. semangat berorganisasi semakin tertanam dalam jiwa Seminar regional tersebut merupakan tersebut merupakan kegiatan pengkaderan yang diwajibkan bagi mahasiswa di himpunannya. “saya berharap semangat berorganisasi kegiatan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) mahasiswa Jurusan Agribisnis yang ingin menjadi pengurus selalu tertanam dalam jiwa mahasiswa HIMASEP, bukan sebagai tingkat wilayah bagi mahasiswa Jurusan Agribisnis yang telah POPMASEPI nasional. organisatoris tapi sebagai aktivis. Budaya hedonisme bisa terkikis dinyatakan lulus pada tahap sebelumnya, yaitu Latihan Dengan mengusung tema “Problematika Lahan Merefleksi dari kebiasaan sehingga kesenjangan dalam organisasi dapat di Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa tingkat himpunan di Ketahanan Pangan”, mahasiswa di harapkan mampu minimalisir”, harapnya. NFS universitasnya masing-masing. Kegiatan LKMM tingkat wilayah mengimplementasikan segala teori yang di dapatkan selama kegiatan

Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEP) Fakultas Pertanian, mengirimkan 5 mahasiswanya sebagai delegasi untuk mengikuti kegiatan ”Seminar Regional Dewan Pengurus Wilayah V POPMASEPI di Universitas Haluoleo, Kendari pada hari Kamis-Sabtu (29-31/03/18). Kelima mahasiswa tersebut atas nama Nur Afni, Asep Nur Rohman, Krisdayanti, Ramli Saharuddin dan Made Cahya Wiguna.

UNIKOF Pererat Silaturahim Antar Mahasiswa Fapetkan Setelah 2 tahun vakum, UNIKOF (Unit Kegiatan Olahraga Fakultas) Fapetkan kembali memunculkan namanya melalui Liga Futsal. Kegiatan yang dibuka pada Jum'at (06/04) di FAPETKAN tersebut, dilaksanakan selama 1 minggu (09-15/04) di Lapangan Dispora. Dr Ir Yudi Mujayin MP, selaku dosen pembina UNIKOF dalam sambutannya yang sekaligus membuka kegiatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan momentum yang menjadi awal untuk mulai mengaktifkan kembali kegiatan dari komunitas-komunitas olahraga yang ada di FAPETKAN. “UNIKOF harus bisa mnjadi wadah untuk mengasah minat dan bakat kalian dalam olahraga. Kalau UNIKOF bisa mewadahi itu, maka kita tidak akan bingung lagi kalau ada kegiatan olahraga di tingkat universitas,” tuturnya. Menurutnya kegiatan tersebut sangat bermanfaat, karena bukan hanya untuk mengukir prestasi di bidang olahraga, tetapi juga akan berpengaruh pada prestasi akademik. “Olahraga berfungsi untuk membangun kekuatan jiwa dan raga kita, kalau jiwa dan raga kita sehat, maka akan lebih mudah untuk menerima pelajaran”, ungkapnya. Ia berharap agar UNIKOF dapat bertindak sebagai fasilitator untuk semua kegiatan olahraga di Fakultas Peternakan dan Perikanan, agar nantinya mereka mampu bersaing baik di tingkat universitas, daerah maupun nasional. “Sekarang kita belum mempunyai centra pembinaan untuk

olahraga, jadi ini perlu dipikirkan oleh UNIKOF bersama-sama dengan komunitas olahraga lain yang ada di FAPETKAN ini, bagaimana bisa dibuatkan fasilitas dan sarana untuk pembinaan olahraga di fakultas Peternakan dan Perikanan”, terangnya. Masih dalam sambutannya, Ir Yudi menyampaikan bahwa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pekan olahraga mahasiswa yang akan dilaksanakan setelah penerimaan mahasiswa baru (maba) nantinya tidak hanya melibatkan maba, tetapi semua angkatan, olehnya UNIKOF harus mampu mewadahi bakat olahraga mahasiswa FAPETKAN. Ia pun berharap agar UNIKOF bisa lebih menata diri dengan melibatkan seluruh komunitas olahraga yang ada di fakultas tersebut dan agar kegiatan selanjutnya tidak hanya terbatas pada futsalsaja, tetapi juga pada bidang olahraga lainnya. “Oleh karena itu, saya berharap mudah-mudahan event ini bisa menjadi wadah bagi kalian semuanya untuk meneruskan bakat dan prestasi kalian dan di saat yang bersamaan juga seluruh komunitas olahraga itu bisa terwadahi untuk menyeleksi bakat dan minat dari anggotanya”, harap Ir Yudi. Ketua UNIKOF, Moh. Dermawan Putra mengatakan bahwa selain untuk memunculkan kembali nama

UNIKOF, kegiatan tersebut juga dijadikan ajang untuk mempererat silaturahmi antar mahasiswa di fakultasnya itu. “Mahasiswa setiap harinya sering disibukkan dengan kegiatan akademik, adapun cengkrama-cengkrama biasa hanya nongkrong di tempat siomai, makanya kita mau jalin itu semua lewat olahraga salah satunya ini, futsal”, tutur Wawan. Kegiatan yang merupakan program perdana UNIKOF tersebut diharapkan dapat menemukan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki bakat di bidang futsal, terutama angkatan 2016 dan 2017.Vv

*foto bersama dalam pembukaan liga futsal


Akademisi Bicara Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

14

MELIHAT KEMBALI TRILOGI KI HAJAR DEWANTARA yang berlaku saat ini. Namun, bisa kita ambil hikmah, bahwa disana ada kewibawaan. Bagaiamanapun, guru adalah orang tua disekolah. Sehingga sebagai orang tua, guru (Dosen Pendidikan IPS, FKIP Universitas Tadulako) h a r u s t e t a p d i b e r i k a n penghormatan dari para anak didik. Ada semacam dilema yang kita rasakan atas kondisi ini. Sementara humanisme dan Konsep pendidkan yang disertai dengan liberalisme sudah menguasai kehidupan kita, serta moralitas peraturan-peraturan pendidikan di Indonesia generasi muda kita yang semakin menurunan. Pembentukan saat ini sudah sangat bagus. Namun pada moralitas, sedianya harus dimulai dari penegasan nilai-nilai kenyataannya pendidikan kita masih kedisiplinan. Mari kita kita lihat dalam kontkes UNBK (Ujian Nasional dipersimpangan jalan. Jika kita bandingkan Berbasis Komputer) misalnya. Pada UNBK tahun 2017 lalu, dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Integritas yang diperoleh dari cukup tinggi, namun disisi lain, nilai kita sudah ketinggalan. Padahal dalam rendah. Jika dibandingkan dengan UN yang berbasis kertas, sejarah, dulu Malaysia mengundang guru- nilainya tinggi namun integritasnya rendah. Menyamakan anatara integritas dan nilai ini memang hal yang cukup sulit, dan ini adalah guru dari Indonesia untuk meningkatkan SDM tantangan bagi dunia pendidikan kita. Malaysia. Sekarang, pendidikan di Malaysia Sudah seharusnya, sekolah, baik tingkat Sekolah Mengah telah jauh berada diatas kita. Oleh karena itu Pertama (SMP) maupun Sekolah Menegah Atas (SMA) atau sederajat, memberlakukan jam sekolah hingga sore hari. Agar kita harus belajar banyak dari negara Jiran dalam waktu itu, sekolah memaksimalkan pembinaan terhadap tersebut. Disana, pembangunan pendidikan para siswa dengan memberikan berbagai kegiatan pembelajaran, sudah sangat luar biasa. baik dikelas maupun kegiatan-kegiatan yang bersifat ekstrakulikuler. Sehingga dapat mengasah kognitif(kecerdasann) serta psikomotorik (sikap) para anak didik dan bisa menghasilkan Pembangunan pendidikan sangatlah penting. Sebab, pembangunan disektor pendidikan berkaitan langsung dengan para generasi muda yang cerdas dan berintegritas. Dalam hal ini, ada konsekuensi yang harus diterima oleh kualitas SDM, dan hal ini sangat menentukan bagi pembangunan orang tua, karena banyak waktu anak yang tersita disekolah. pada sektor-sektor yang lain. .Tingkat korupsi yang relatif kurang Sehingga kita sebagai orang tua harus bersabar. Perlu disadari di Malaysia adalah juga merupakan salah satu faktor yang bersama, masa depan anak berawal dari sekolah, di masa-masa membuat majunya pembangunan pendidikan di negara tetangga kita, Malaysia. Karena dalam mengembangkan dan memajukan mereka sakarang, adalah momentum mereka untuk menimba pendidikan, selain adanya kemauan yang kuat, juga mesti sebanyak-banyaknya ilmu dan keterampilan. Pembinaan moral atau pendidkian karakter, adalah hal yang dibarengi dengan pemerintahan yang bersih. selanjutnya juga sangat penting dalam pembangunan pendidikan Kita patut prihatin dengan berbagai ujian yang melanda dunia pendidikan hingga sekarang. Kasus baru-baru ini, guru Indonesia. Salah satu pendidikan karakter tersebut ialah melalui memukuli siswanya karena terlambat, langsung menjadi pendidikan keagamaan. Kondisi lingkungan mempunyai tersangka. Padahal sebaiknya tidak langsung ditersangkakan. pengaruh yang luar biasa, khusunya terhadap generasi muda kita HAM seakan berbenturan dengan penegakkan disiplin diesekolah. saat ini. Darah muda sangat rentan dipengaruhi oleh faktor Guru-guru seakan tidak lagi punya ruang untuk membina lingkungan, termasuk pengaruh dari media sosial. Maka dari itu, Mahasiswa sebagai kaum intelektual sedianya kedisiplinan para anak didiknya. Ini jsuatu problem. Disatu sisi harus dapat memposisikan diri. Mahasiswa seharusnya berada pemerintah menegakkan HAM, disisi lain guru juga sedang pada posisi dan perannya untuk mempengaruhi lingkungan luar menjalankan amanah negara melalui pembinaan kedisiplinan. Penegakkan hukum memang penting, namun guru pun dengan nilai-nilai akademik yang dimiliki. Jangan sampai terjadi sedianya dapat ditanya secara baik-baik. Jika memang pada sebaliknya, mahasiswa yang justru terpengaruhi oleh lingkungan tindakannya itu terdapat unsur emosional, maka boleh-boleh saja. luar.Untuk itu, upaya yang dapat ditempuh dalam mengatasi hal Namun, jika ternyata guru sedang mengajarkan kedisiplinan ini ialah dengan memperkuat pendidikan keagaamaan pada kepada siswa yang telah melalampaui batas kewajaran, setiap institusi pendidikan. Pendidikan keagaaman dapat menjadi khususnya dalam segi etika yang ada, maka barangkali dalam hal dasar dan pengendali internal dari setiap pengaruh-pengaruh lingkungan luar. ini guru bisa benar. Apalagi saat ini, pemerintah sedang gencarLagi-lagi jika kita merujuk kepada Malaysia. Disana ada gencarnya menegakkan pendidikan karakter. Olehnya itu, setiap kasus, seharusnya tidak disamaratakan. Harus ditelusuri secara namanya Tuan Agung, yaitu sosok raja yang menjadi figur panutan. Sekalipun perdana menteri, wajib menghormati sosok saksama sebelum mengambil tindakan. yang diper-Tuan Agung-kan tersebut. Dalam hal ini, kita bisa Saya ingat pada masa Orde Baru, tidak ada siswa yang berani mengambil pelajaran, dibalik perkembangan pesat suatu negara, menatap wajah guru, memang hal ini tidak sepenuhnya sesuai dengan jiwa pendidikan yang humanis-demokratis sebagaiamana disana ada sosok pemimpin yang dapat dijadikan sebagai sumber

Prof. Dr. Juraid M.Hum

keteladanan. . Sehingga, masyarakat dapat sepenuhnya percaya kepada negara. Durkheim, seorang Sosiolog Besar dalam sejarah mengatakan, dari sekian banyak teori yang menjadikan social order, unsur paling pentinghya adalah kepercayaan (trust). Jauh sebelum itu, Nabi Muhammad yang oleh sejarawan dunia ditempatkan pada urutan pertama pemimpin paling berpengaruh didunia, pada jamannya dan sampai sekarang, dikenal sebagai AlAmin yang tidak lain maknanya adalah kepercayaan. Tetapi disisi lain, penduduk Malaysia memang tidak sebanyak Indonesia, jumlahnya sekitar 30 juta jiwa dengan pemerintahannya yang minim dari tindak korupsi. Berbeda dengan Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta dan masih banyak ditemui praktik korupsi pada tubuh pemerintah kita. Hal inilah yang menjadi evaluasi bagi kita untuk melihat sejauh mana pembangunan pendidikan Indonesia. Jangan sampai kita membuat Ki Hajar Dewantara menangis atas kondisi ini. Baik Lemabaga Pendidikan, Pemerintah dan seluruh komponen masyarakat sudah selayaknya harus berpacu membangun pendidikan di negeri ini. Porsi anggaran untuk pendidkan harus dinaikkan. Sebab, jika kita berkeinginan membangun pendidikan yang bermutu, maka itu memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Begitulah konsekuensinya jika kita memang bersungguh-sungguh, menginginkan yang terbaik bagi pendidikan di negeri ini. Sebagai refleksi, mari kita melihat kembali trilogi Pendidikan dari Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara. Ing ngarso sung tulodo (yang di depan memberi teladan), pendidik (Guru, Dosen) harus menjadi rol model bagi anak didik. Ing madyo mangun karso (yang ditengah membangun keinginan), pendidik harus hadir memberi motivasi dan menjadi pendamping bagi anak didik untuk menciptakan ruang bagi cita-citanya. Tut wuri handayani (yang dibelakang memberi dorongan), pendidik sedianya memberikan dorongan bagi peserta didik yang telah menyadari cita-citanya agar melaju penuh optimisme dalam meraih cita-citanya itu. Para pemimpin, Guru dan Dosen harus betul-betul menjalankan fungsinya. Begitupun dengan anak-anak didik, para generasi muda, harus betul-betul sadar. Pemilik masa depan adalah Para Generasi Muda. Gunakan waktu sebaik-baiknya dengan memperkaya ilmu, wawasan, dan hal-hal yang bemanfaat.. Pekuat nilai-nilai keargamaan sebagai benteng diri. Jadilah generasi muda yang cerdas dan berintegritas, sebab dengan begitu, pembangunan masa depan bangsa ini dapat dititip pada pundak-pundak para generasi muda Indonesia . Wn

“Tujuan Pendidikan ialah kesempurnaan hidup manusia sehingga dapat memenuhi segala keperluan lahir dan batin yang kita peroleh dari kodrat alam� (Ki Hajar Dewantara)


15

Mimbar Mahasiswa Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

KOLABORASIKAN PENDIDIKAN DAN PERTANIAN DALAM WUJUD EKSPLORASI

dan di Salove, di sana sudah menjadi tergetnya kita untuk petani bawang dan kita memang biasa ke sana”, tutur ketua prodi Agroteknologi itu. Ir Maemunah sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, karena telah memfasilitasi mereka dalam program pengadian masyarakat, khususnya pada

Eksplorasi pendidikan dan pertanian dengan tema “Masa Depan Negeri, Semangat Energi Kami” merupakan program pengabdian masyarakat guna mengeksplorasi potensi pertanian dan membantu mempromosikan komunitas yang bergerak di bidang pendidikan terutama bagi masyarakat terpencil.

Kegiatan yang dipelopori salah seorang karyawan PT. PERTAMINA EP Tarakan tersebut, melibatkan gabungan beberapa komunitas di kota Palu, himpunan mahasiswa Elektro, Mahasiswa Pecinta Alam, mahasiswa Kehutanan, mahasiswa MIPA, Mahasiswa Peternakan, mahasiswa Agroteknologi dan Ketua Prodi Agroteknologi Untad, Dr Ir Maemunah MP serta beberapa mahasiswa IAIN Palu. Untuk bidang pendidikan dilaksanakan di desa Dongidongi (30/03) tepatnya sekolah Alam Dongi-dongi yang didirikan oleh Stenli, seorang mahasiswa Pascasarjana UNTAD dan untuk bidang pertanian dilaksanakan di desa Salove (31/03). Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Pelopor kegiatan tersebut, M Abrar Putra Sirega mengatakan kegiatan tersebut dilakukannya untuk mewujudkan keinginannya yang sejak lama ingin mengabdikan dan turun langsung ke masyarakat dengan menggunakan uang pribadi yang telah di kumpulkannya. Ia pun mengungkapkan pemilihan Palu sebagai tempat tujuannya adalah selain merupakan daerah terdekat dari Kalimantan khususnya wilayah perbatasan yang memiliki rute pesawat, kota Palu juga

petani.

merupakan kota yang memiliki potensi besar dalam hal pertanian dan pendidikan. Dr Ir Maemunah MP mengaku tertarik melibatkan diri, karena di kegiatan tersebut ia dapat membagikan pengetahuannya kepada masyarakat, dengan membawa misi perbenihan yang selama ini ditekuninya. “Memang kalau permasalahan perbenihan Ibu memang konsen ke situ, kalau benihnya bagus pasti hasilnya 60% sudah di tangan

“Saya merasa senang dengan adanya pihak yang bisa menjembatani antara mahasiswa, peneliti dan petaninya. Saya sangat senang dengan adanya kegiatan itu, apalagi memang mahasiswa kami yang konsen dengan kegiatan di lapangan bisa langsung bertatap muka dengan petani,” terangnya. Menurutnya kegiatan tersebut akan memberikan pengetahuan yang lebih kepada mahasiswanya yang terlibat, karena dapat melihat langsung kondisi yang terjadi di lapangan. “Terkadang apa yang mereka dapatkan di kelas, teorinya tidak akan sama dengan yang ada di lapangan, bahkan sangat jauh. Kalau mahasiswanya melihat langsung, itu akan membuka wawasan mahasiswa kita”, ungkapnya. Ia pun berharap agar kegiatan tersebut dapat terus beranjut dan akan ada pihak-pihak lain yang bisa mewadahi kegiatan-kegiatan semacamnya. Senada dengan dosennya, Muh. Rifai L, mengaku bahwa baginya kegiatan tersebut sangat bernilai positif dan memberikannya pengalaman yang bermanfaat, tidak hanya untuknya dan temantemannya, tetapi juga untuk masyarakat. “Saya berharap kegiatan tersebut bisa berkelanjutan dan lebih memberikan inovasi-inovasi terbaru untuk bangsa dan negara”, harap ketua FORMADIKSI Faperta Untad itu. Vv

Budayakan Penulisan Ilmiah di Kalangan Mahasiswa Badan Riset Mahasiswa (BRM) Menyelenggarakan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Sabtu (15/04) di Ruangan FM31 Fakultas MIPA Universitas Tadulako. Kegiatan ini diikiuti 45 Mahasiswa dari berbagai jurusan. Pelatihan tersebut bertujuan untuk membudayakan penulisan ilmiah dikalangan Mahasiswa. Rafik Selaku Ketua Badan Riset Mahasiswa mengatakan, latihan menulis karya tulis ilmiah tersebut merupakan terobosan baru dari Badan Riset Mahasiswa untuk membekali mahasiswa agar memiliki kualitas menulis lebih baik serta mampu lolos di ajang Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) maupun Lomba Karya Tulis Nasional. “Kegiatan ini adalah pelatihan perdana yang di selenggarakan oleh Badan Riset Mahasiswa dan mudah-mudahan dari pelatihan ini bisa menambah pemahaman serta meningkatkan budaya ilmiah mahasiswa untuk bersaing di PKM hingga ajang nasional lainnya” ujarnya Tina selaku Ketua Pelaksana pelatihan menulis karya tulis ilmiah mengatakan, Konsep kegiatan tersebut dibuat lebih mudah dimengerti dengan menghadirkan mentor yang berpengalaman dibidang menulis karya ilmiah. Mahasiswa akan di buat tim untuk mengikuti lomba karya tulis sebagai simulasi dari pelatihan tersebut.

“Kegiatan ini kami konsep dengan memasukkan empat materi tentang kepenulisan diantaranya kerangka karya tulis ilmiah, bedah jurnal, bagaimana mengembangkan ide serta teknik dasar publikasi ilmiah. Selain materi tersebut mereka dibuatkan dalam tim yang akan mengikuti loma karya tulis nasional” ujarnya Ia menambahkan, “terlepas dari itu, harapan saya, semoga mereka yang mengikuti pelatihan ini benar-benar mencerna dan memahami apa yang disampaikan pemateri agar mereka tidak sia-sia mengikuti pelatihan ini, dan yang pasti semoga mereka bisa memberikan

dobrakan baru bagi Universitas Tadulako”Sambungnya. Kegiatan tersebut di isi langsung oleh Ryan Hankey Ranoto Ssi yang merupakan Juara 1 OSN Pertamina Project Science Regional ASEAN, juga memiliki segudang prestasi dibidang menulis karya ilmiah. Dalam pelatihan tersebut ia mendapatkan antusias yang baik oleh peserta. AM

Mentor Ryan Hankey Ranoto sedang membawakan materinya saat mengikuti kegiatan Pelatihan Menulis Ilmiah FOTO : ANDI MONANDAR/MT

FORMADIKSI FAPERTA LAKUKAN PENGHIJAUAN Forum Mahasiswa Bidikmisi (FORMADIKSI) Faperta melaksanakn kegiatan penanaman pohon di wilayah Fakultas Pertanian. Kegiatan tersebut dibuka oleh Prof Ir Zainuddin Basri P hD selaku Dekan Fakultas Pertanian dengan menanam pohon pertama (31/03). Pembukaan FORMADIKSI tersebut mendapat sambutan baik dari pihak fakultas, karena selain mahasiswa penerima Bidikmisi, semua dosen Fakultas Pertanian juga turut hadir dalam kegiatan tersebut. Ketua FORMADIKSI, Muh. Rifai L mnyampaikan bahwa kegiatan penanaman pohon tersebut mereka lakukan, selain untuk menyatukan penerima beasiswa Bidikmisi fakultas pertanian, juga lingkungan yang nyaman dan hijau di area fakultasnya.

“Tujuan dari kegiatan tersebut untuk lebih mempererat silaturahmi antar mahasiswa Bidikmisi FAPERTA UNTAD dan menciptakan Taman Bidikmisi FAPERTA UNTAD guna meningkatkan kualitas mahasiswa dalam bidang akademik sebagai tempat belajar”, jelas mahasiswa jurusan Agroteknologi itu. Ia pun berharap agar program tersebut dapat terus dilanjutkan oleh mahasiswa Bidikmisi FAPERTA angakatanangakatan selanjutnya. “Luarannya agar mahasiswa Bidikmisi bisa peduli dengan kondisi lingkungan dan bisa tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan penghijauan sehingga bisa menyuplai oksigen yang banyak”, harapnya. Moh. Khaerul selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Bidikmisi

(HIMADIKSI) yang juga merupakan mantan pengurus FORMADIKSI berharap agar kegiatan yang dilakukan oleh perkumpulan seluruh mahasiswa Bidikmisi FAPERTA itu, dapat terus dikembangkan forum tersbut merupakan perkumpulan mahasiswamahasiswa berprestasi yang di fakultasnya. Lebih lanjut ia berharap FORMADIKSI dapat terus meningkatkan kegiatan-kegiatan bermanfaat semacamnya. “Semoga bisa menjadikan kawasan pertanian ini lebih sejuk dan nyaman untuk dipakai dalam kegiatan-kegiatan komunikasi seluruh mahasiswa Bidikimisi fakultas pertanian dan dapat menjadi taman mahasiswa Bidikmisi”, harapnya.Vv


Flash News

Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

16

UBAH SAMPAH JADI BERKAH Unit Kegiatan Penalaran Mahasiswa (UKPM), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) bekerja sama dengan komunitas baju kertasku mengumpulkan limbah kertas yang ada di sekitar FKIP melalui program Paper Point (05/04). Paper point adalah salah satu program di baju kertasku, dimana mereka menempatkan beberapa tempat sampah di titik-titik yang dipercaya memiliki volume sampah kertas yang besar “tujuan kami adalah untuk mengumpulkan limbah kertas di titik-titik yang dipercaya salah satunya di sekertariat UKPM FKIP UNTAD, yang kemudian sampah-sampah kertas tidak dibuang di sembarang tempat yang menyebabkan sampah kertas menjadi tidak bernilai” ungkap Reny Septiani salah satu member baju kertasku “sampah-sampah kertas yang ada di paper point nanti akan dijual ke pengepul barang bekas dan hasil penjualannya akan di donasikan ke saudarasaudara yang membutuhkan berupa pakaian serta seragam sekolah” tambahnya Ketua umum UKPM FKIP UNTAD Hasna Hasanuddin merasa senang UKPM dapat bekerja sama dengan pihak baju kertasku dan membuat sesuatu yang lebih bermanfaat dengan limbah kertas

“saya merasa senang bisa bekerjasama dengan pihak baju kertasku, karena selama ini UKPM telah banyak melakukan kegiatan yang menghasilkan begitu banyak limbah kertas, sebelum bekerja sama dengan baju kertasku semua limbah kertas dari kegiatan kami hanya dibuang dan tidak menghasilkan sesuatu yang bermanfaat” ungkap Hasna “Dengan adanya paper point ini UKPM tak lagi membuang limbah kertas begitu saja dan juga limbah kertas yang ada di sekitar paper point dapat dikumpulkan di paper point dan bermanfaat bagi orang lain” sambungnya Pihak baju kertasku berharap dengan adanya paper point sampah-sampah kertas di lingkungan FKIP khususnya area sekertariat UKPM bisa dimanfaatkan untuk membantu sesama dan mengurangi pencemaran lingkungan Seorang mahasiswa FKIP menanggapi kalau adanya paper point ini sangat baik karena dari mahasiswa maupun dari lembaga kampus dapat menyumbangkan limbah kertas dengan berbagai manfaat yang dapat dihasilkan “Harapan saya kedepannya paper point tidak hanya ada di sekertariat UKPM saja tetapi bisa ada di beberapa titik-titik di FKIP sendiri maupun di UNTAD agar kedepannya tak ada lagi limbah kertas yang terbuang begitu saja, dan dengan adanya paper point ini saya berharap kedepannya mahasiswa FKIP dapat lebih aware dengan limbah kertas yang ada di sekitar mereka” tutup ketua umum UKPM FKIP UNTAD. Adr

Ketua umum UKPM FKIP UNTAD, anggota UKPM dan pihak baju kertasku

Raih 1.216 suara, Halil-Rofiu Pimpin BEM FKIP Pelaksanaan pemilihan ketua dan wakil ketua BEM FKIP periode 20182019 telah usai. Pemilihan ketua dan wakil ketua BEM tersebut digelar pada Selasa (27/02).

Pasangan Halil Rou, Ketua Dpm Dan Ketua Panitia Pemira

Halil-Rofiu dinyatakan menang pada perhitungan suara yang digelar pada Selasa (03/03), pasangan Halil-Rofiu menang setelah unggul di suara TPS Bahasa dan Seni. Pemilihan ketua dan wakil ketua BEM diikuti oleh tiga pasangan calon yakni nomor urut satu Hendra-Faisal, nomor urut dua Iki-Ikra dan nomor urut tiga Halil-Rofiu. berikut rincian total pemilih dari masing-masing tps: tps bahasa dan seni 781 suara, tps ilmu pendidikan 813 suara, tps IPS 517 suara dan tps MIPA 849 suara Moh. Akram selaku ketua panitia pemira

mengaku lega karena kegiatan pemira telah selesai “Alhamdulilah kegiatan pemira dapat berjalan dengan baik dan pasangan Halil Rofiu terpilih menjadi ketua dan wakil ketua BEM FKIP UNTAD periode 2018, semoga dapat menjadi pemimpin yang istiqomah untuk kedepannya” jelas Akram “Awalnya saya tidak berkeinginan untuk naik menjadi ketua BEM namun karena adanya dorongan dan dukungan dari teman-teman saya maka saya berani mengambil keputusan untuk naik menjadi ketua BEM, selain itu saya dan wakil saya siap mengabdikan diri untuk masyarakat fakultas keguruan dan ilmu pendidikan” ungkap Halil Ditemui reporter media tadulako Halil mengungkapkan bahwa hal yang akan menjadi ciri dalam periode kepengurusan tahun ini adalah kebersamaan yang akan lebih di ciptakan di lingkungan himpunan maupun lembaga-lembaga dibawah naungan BEM FKIP UNTAD. Adr

PACU MAHASISWA TINGKATKAN KUALITAS PROPOSAL PKM Unit Kegiatan Penalaran Mahasiswa (UKPM) FKIP Untad kembali melaksanakan Training of PKM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Sabtu-Ahad (24-25/03). Pembina UKPM, Dr Mustamin Idris Msi yang membuka kegiatan menekankan, agar mahasiswa FKIP dapat ikut berkarya serta aktif dalam menghasilkan ide-ide kreatif. “Mahasiswa merupakan kaum intelektual. maka karya dan kreatifitas merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari dunia akademiknya.” Ungkap Dosen

Pendidikan Matematika tersebut. Pada kesempatan yang sama, Moh Akram, Ketua Panitia training tersebut menjelaskan, kegiatan tersebut dilakukan untuk mewadahi mahasiswa FKIP agar dapat turut serta dalam kompetisi PKM. Sementara itu, Ketua UKPM FKIP Untad, Hasna Hasanuddin berharap, dengan diselenggarakannya kegiatan Training of PKM dapat memotivasi mahasiswa FKIP untuk membuat proposal PKM yang menarik agar bisa tembus ke tingkat nasional. Selain itu, ia juga berharap, Training of PKM menjadi salah satu penunjang bagi terciptanya lingkungan ilmiah dilingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untad. ST

IP Toreh Kemenangan DALAM AJANG FISIP CHAMPION LEAGUE KE 13

Ahad (1/4), Perhelatan tahunan Futsal bertajuk '”FISIP Champion League 2018” bertempat di stadion futsal lembu, berlangsung sukses. Kompetisi tersebut mengantarkan Tim WALET FC dari ilmu pemerintahan sebagai juara tahun ini. Kemenangan tim WALEF FC diraih setelah di partai final berhasil mengalahkan Kinesik dari Prodi Ilmu Komunikasi. Di tahun sebelumnya Kinesik 16 dan Wallet 14 juga pernah sama-sama bertemu memperebutkan posisi pertama. Pertandingan final hari itu berlangsung seru, di awal-awal pertandingan Kinesik sebenarnya sempat memimpin pertandingan, namun di jelang akhir pertandingan Walet 14 tak mau putus asa terus

menggempur pertahanan Kinesik hingga unggul dengan skor akhir 9-4 untuk kemenangan Walet FC Pertandingan FISIP Champion League ke 13 yang diadakan UKOF dalam rangka program tahunannya ini, bertujuan untuk meningkatkan persatuan antar himpunan dan lembaga di lingkungan FISIP. “kegiatan ini kami buat untuk menjalin tali silahturahim yang lebih baik antar lembaga himpunan-himpunan yang ada di FISIP ini” jelas Nasriadin, selaku ketua UKOF. Kompetisi FISIP Champion League 2018 tahun ini diikuti oleh 15 tim dari masing-masing lembaga dan himpunan. Selain memperebutkan gelar juara kompetisi ini juga memberikan penghargaan kepada pemain terbaik dan top score selama kompetisi berjalan. Pemain terbaik diraih oleh tim DABORIBO FC dari Ilmu Pemerintahan sedang top score jatuh pada tim WALET FC juga dari Ilmu Pemerintahan. NB


17

Cerpen

Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

“Makan Malam” By : Aisyah Jam baru saja berdentang sembilan kali saat Arisa memasuki rumah. Tidak ada tanda-tanda presensi sang kakak, maka dia memutuskan untuk langsung naik ke kamar, berhubung hari itu cukup melelahkan−ya, bolak-balik kampus-kantor magang-kampus yang menghabiskan waktu 45 menit sekali jalan tentu menguras tenaga tidak sedikit. Biasa saja sebenarnya, semua itu rutinitas yang sudah dia jalankan lebih kurang tiga bulan terakhir dan tidak pernah ada keluhan berarti. Masa magangnya pun sebentar lagi usai. Tapi tetap saja, mengambil waktu istirahat sebentar sebelum mengurus makan malam adalah perkara bagus meski tidak dianjurkan. Sebenarnya, yang membuat hari ini berat bukan karena Arisa kelelahan secara fisik, tapi kabar kematian salah satu senior dekatnyalah yang membuat jadwal monotonnya tiba-tiba saja menghadapi koma. Tunggu sebentar, bukankah ada yang salah? Adalah kalimat pertama yang menghantam sesaat setelah kabar itu menyapa rungunya. Dan satu tanya yang juga mampir dikepala semua orang yang mengenal mendiang Alfa, ada apa? Bukankah semua terlihat baik-baik saja? Arisa memijat pelipisnya yang mulai kram. Mencoba menutup mata sebagai upaya negosiasi dengan nyeri yang menyerang. Sayangnya, belum ada 5 menit memejam, masuk satu pesan di handphone-nya. Arisa segera melompat dari kasurnya, lalu berlari kesetanan menuruni tangga demi mendapati si sulung tengah dipapah salah satu karibnya dengan lengan kemeja putih yang telah berubah memerah dan kaki kanan tanpa alas yang juga berkondisi sama. Alih-alih berkomentar, Arisa hanya mendesah berat. Tidak punya kata-kata yang cocok untuk dilontarkan, lebih-lebih dia belum tahu duduk persoalan. Jadi, sama saja. Buang-buang waktu untuk sekedar mencecar. Arisa langsung menggeser tubuhnya kekanan, memberi spasi yang cukup untuk dua pria itu masuk. “Mau langsung ke kamar? Atau ...” tanyanya mengudara dari belakang. “Tidak perlu. Ke ruang tengah saja.” Pemuda yang tadi memapah Si Sulung sudah bersiap pamit setelah mendudukkannya di sofa, sama sekali tidak berniat membantu menjelaskan apa-apa. Paham benar bagaimana dua bersaudara ini punya cara sendiri menyelesaikan masalah dan lebih baik memberi mereka ruang privasi. Lagipula gelagat gelisahnya agak sulit ditutupi. Sementara Arisa mulai mebasuh luka kakaknya. “Terima Kasih, Kak Jun sudah repot-repot membawa pulang kakakku dengan keadaan seperti ini. Kurasa kau sedang buru-buru. Maaf, tidak bermaksud kasar, sepertinya aku masih sanggup menangani lukanya,” Arisa berkata sopan lengkap dengan kepala yang sedikit ditundukkan. “Gelagatku terbaca sejelas itu? Haha. Ada sesuatu yang perlu kuselesaikan di Rumah Sakit. Yuda bersikeras tidak mau kubawa kesana. Katanya, dia punya adik yang cukup terlatih untuk menangani keadaannya.” Jun tersenyum ramah. “Baiklah. Aku tahu kalian bisa menyelesaikannya sendiri. Dan, oh, ayolah, Arisa, tidak ada masalah dengan bantuan sekecil ini. Kakakmu biasa melakukan hal yang lebih besar untuk kami. Aku pamit kalau begitu.” Si Dokter Muda beranjak sembari menepuk pundak sang karib yang tengah meringis menahan sakit. Arisa dengan lincah membersihkan dan membebat luka sang kakak dengan tenang. Hening melingkupi keduanya. Tiba-tiba Si Sulung angkat bicara. “Dengan kemampuan sebaik ini, kenapa kau menolak masuk kedokteran waktu itu?” Yuda menatap langit-langit ruangan, membayangkan wajah lucu sang adik saat menolak tawarannya masuk Fakultas Kedokteran dan malah memilih menjadi mahasiswa sosial. “Tidak berniat menjelaskan apapun padaku?” Masih berkonsenstrasi dengan antiseptik, obat merah, dan kasa, Arisa membalik pertanyaan. “Well, kondisi keuangan sekarang belum sebaik 3 tahun lalu.” Si Sulung masih bersikukuh dengan lamunannya. “Apa kepalamu juga terbentur sesuatu? Keras sekalikah? Aku menyesal tidak menyuruh Kak Jun membawamu ke Rumah Sakit saja tadi.” Arisa menekan kata menyesal sembari mengetatkan bebat di lengan kanan sang kakak yang kontan membuat si tertua mengaduh kesakitan dan sejurus kemudian malah menderai tawa. Setelah derainya memudar, Si Sulung berusaha menjajarkan kepalanya dengan sang adik meski tidak berhasil membuat kontak mata. “Penjelasan itu yang kupikirkan sejak di perjalanan pulang tadi. Tapi, belum menemukan cara yang cukup keren untuk menceritakannya padamu.” Deret gigi rapinya kembali ia pamerkan dengan menyebalkan. “Berpikir seperti itu seolah aku orang asing dan bukannya satusatunya saudaramu. Bagus sekali.” KetusArisa menimpali. Si Sulung mengedikkan bahu santai, “Aku hanya melakukan

kecerobohan kecil tadi. Maaf.” Arisa menghela napas pendek setelah selesai dengan pekerjaannya. “Ya sudah kalau kejadiannya memang sememalukan itu. Aku tidak akan bertanya lagi. Sudah kupastikan tidak ada bau alkohol yang menempelimu. Jadi, kemungkinan satu itu bisa kutendang jauhjauh. Hanya suara perutmu yang jadi masalah kita selanjutnya.” Ujar Arisa, meninggalkan si Sulung sendirian. Tidak sampai lima menit berselang, makan malam sudah siap disantap. Hanya satu-dua denting sendok yang menandakan presensi keduanya. Biasanya meja makan tidak sesepi ini. Entah siapa yang gagal mencairkan atmosfer beku yang mengungkung seisi rumah sejak tadi. Barangkali kealfaan Yuda dari meja makan yang sekaligus membuat intensitas pertemuan keduanya merosot nyaris ke angka nol lantaran kesibukannya keluar kota dan jam terbang domestik setinggi burung elang, atau Arisa yang merasa baru melewati hari-harinya yang berat. Satu sendok kuah lodeh dicecap Si Sulung, sesungging senyum tulus terukir sampai obsidiannya mengerut saking lebarnya. “Tidak ada yang salah jika aku menunda menikah sampai tiga, empat tahun lagi.” Arisa enggan menanggapi. Makan dengan tenang adalah prioritasnya saat ini. Meski terlihat lahap menyantap makan malam, nyatanya pikirannya tidak disana. “Hari yang berat, Darling Sister?” Pernah terpisah selama 7 tahun lamanya tidak pernah cukup membuat dua bersaudara kehilangan kepekaan membaca satu sama lain. Terlebih dalam kondisi setenang ini. Perlu jeda semenit sebelum Arisa merasa punya alasan menanggapi dengan berbagi cerita dari pada menyesakkan pikirannya sendiri. Toh jarang-jarang juga mereka bisa punya waktu seperti ini sejak kesibukan sang kakak menjadi setara Gubernur−atau lebih dari itu−setahun terakhir. “Masih ingat Alfa? Senior 2 tingkat di atasku yang beberapa kali pernah mampir saat kau ada di rumah? Aku akan menghadiri pemakamannya besok.” Yuda akhirnya paham kenapa sulit sekali menemukan senyuman sang adik sejak tadi. Alasan yang lebih dari cukup. Semenjak masuk kuliah, Arisa terlihat mulai bisa membuka diri, bahkan secara mengejutkan pelan-pelan menyentuh ranah publik yang sebenarnya dia tidak punya pengalaman sama sekali dan memang dia hindariya. Namun, hanya ada beberapa orang yang berhasil masuk lingkaran pertemanan dekatnya, Alfa ini salah satunya. Meski begitu, seberapa keraspun Arisa berusaha menyamarkan, tembok tak kasat matanya dengan lingkungan sekitar yang konsisten dia pertahankan, sepekat sambal terasi yang ada pada meja makan di depan Yuda. “Mau kutemani menghadiri pemakaman besok?” Tawar Yuda. “Dengan kondisi tangan dan kaki seperti itu? Tidak, terima kasih. Aku sudah punya lisensi mengemudi kalau kau lupa.” senyum asimetris tercetak diparas Arisa. Yuda mengamati lamat-lamat wajah sang adik, rasanya sudah lama sekali tidak berada dalam jarak sedekat ini. Lingkaran hitam di sepasang mata, pipi tirus yang membuatnya sadar, adiknya banyak kehilangan berat badan, tersisa hidung mancungnya yang tidak berubah sekaligus mengentalkan kesan kontras perubahan yang ada. Gurat-gurat kedewasaan sedang mengambil bentuk juga. Adik kecilnya yang manis telah bertransformasi menjadi gadis dewasa nan menawan dengan kemandirian sekaligus kekeraskepalaan di level yang sukar ditawar. O, ya, bekas luka yang membelah dagunya memang mulai menghalus dimakan waktu, tapi tetap bisa membawa memori 10 tahun silam, hari terakhir keluarga kecil mereka berkumpul lengkap tanpa kurang suatu apa. “Kau banyak melewatkan makan malam selama aku tidak di rumah?” Arisa mendorong piringnya yang tidak lagi berisi beberapa senti kedepan, lalu menenggak beberapa teguk air sebelum menjawab, “Tidak menyenangkan duduk sendirian di meja makan, kau tahu. Beberapa minggu terakhir, aku juga punya banyak deadline pekerjaan. Kurasa besok-besok aku akan membuat dapur tambahan saja di kamar”. “Aku yang akan mengurus makan malam mulai besok, kalau begitu. Jadi, jangan pulang terlalu malam. Ada banyak kasus pembegalan akhir-akhir ini. potong Yuda. Ah, jangan menyela dulu.” Timpal Arisa sambil mengangkat kepalan tangan kanannya. Yuda membuat gestur penolakan saat di bungsu bersiap melancarkan protes. “Ya, aku tahu, kau punya kemampuan bela diri yang baik, tapi, tidak ada jaminan keselamatan hanya dengan modal itu. Ah, aku bisa menjemputmu jika pulang setelah maghrib, omong-omong”. Arisa menurunkan tangan, tetiba menegakkan posisi duduk

demi mendengar basa-basi-busuk sang kakak. “Manis sekali. Aku hampir melompat kegirangan mendengarnya. Sayang, aku tidak bisa berharap lebih atas itu.” Arisa memutar bola mata setelah berucap. “Omong-omong, soal Alfa, masih ada sesuatu yang menggangguku sampai saat ini.” Yuda yang baru saja selesai dengan makan malam segera memusatkan atensi pada gadis di depannya. “Meski miskin pengalaman soal bagaimana caranya berteman yang baik, tapi kurasa aku belajar banyak hal darinya. Alfa adalah pribadi menyenangkan, cuek tanpa beban, dan peduli pada sesama. “Aku baru ingat, dua minggu lalu, saat meminta bantuannya mengerjakan tugas literatur, aku bercerita soal bagaimana belakangan pernapasanku bermasalah sementara aku tidak punya riwayat apapun yang berhubungan dengan asma.” Arisa menunduk dua, tiga detik. “Ada yang belakangan terasa begitu mengganggu. Banyak ruang kosong yang tidak aku tahu harus diisi dengan apa. Kurasa aku mulai memasuki fase dimana kepercayaan yang mulai berani kunego pada orang-orang harus kutarik kembali sebelum menjadi perkara yang semakin sulit diatasi. Juga kecemasanku pada hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dipedulikan. Yuda masih berkonsentrasi mendengar dan berusaha menekan setiap desakan penyesalan yang membuatnya merasa menjadi kakak yang tidak berguna. Tenggelam dalam siklus fluktuasi saham demi materi telah membekukan waktunya di sudut asing yang dia sendiri tidak nikmati. Padahal seharusnya bisa dia bagikan bersama si bungsu. Toh, tanpa perlu bekerja sekeras itu, kebutuhan mereka sudah bisa terpenuhi. “Alfa lalu menyarankanku untuk mencoba bernapas dengan lebih bebas, lebih rileks. Keluarkan sebanyak yang aku bisa, sampai tidak ada yang tersisa. Arisa menggigit bibir bawahnya−gestur alamiah yang selalu dia buat saat ragu menyampaikan maksud, “Setelah menjawab keluhanku, Alfa lalu bercerita tentang sesuatu yang tidak pernah kusangka akan keluar dari mulutnya. Dia bilang, belakangan insomnianya semakin parah dan dia terganggu dengan apa-apa yang biasanya bisa dia lakukan dengan benar. Tipikal perfectionist yang terganggu dengan imperfectionst. “Sayang sekali, hari itu ternyata menjadi pertemuan terakhir kami. Aku yang semakin sibuk dengan urusan akhir magang dan rutinitas lain, serta dia yang tidak pernah lagi muncul di Universitas. Hanya beberapa kali bertukar kabar lewat chat dan masih tidak ada tanda-tanda perubahan berarti. Normal. Dia hanya mengulangi pesannya agar aku bisa terus menjaga sirkulasi udaraku sendiri. Arisa menyurukkan kepala ke meja makan. Sekaligus memberi spasi bagi Si Sulung untuk melontar beberapa kalimat. “Jangan terlalu merasa terbebani. Aku yakin, Alfa tidak akan suka melihatmu seperti ini. Ada banyak hal yang biasanya sudah jelas, sejelas aku melihatmu detik ini, tapi seringkali kita selalu gagal mengerti maksud dan tujuannya”. Arisa langsung buru-buru berdiri, membereskan meja dan membawa semua benda yang perlu dicuci menuju westafel. Alasan paling efektif untuk menyembunyikan bulir-bulir likuid bening yang lolos dari ujung matanya yang mendadak perih. Usaha yang tidak sepenuhnya berhasil, karena Si Sulung sempat menangkap pemandangan langka itu sebelum dirinya berbalik dengan setumpuk piring kotor ditangan. Jam menunjukkan pukul sebelas lebih dua puluh tujuh menit saat dua bersaudara ini dengan posisi si bungsu memapah sang kakak menaiki satu persatu undakan menuju kamar tidur. Si bungsu tetiba berkata pelan, “Satu hal yang selalu aku syukuri setiap hari, bahwa aku dianugerahi kakak laki-laki yang bersedia merangkap orang tua di usia mudanya, bahkan mengorbankan banyak waktu dan kesempatan demi menghidupi diri dan adik perempuannya yang masih tidak bisa membantu apa-apa”. Suasana hening mengiringi berakhirnya kalimat pelan itu. Tiba-tiba sambil setengah tersenyum, “Kau tahu, aku berusaha mencederai kaki dan tanganku agar bisa punya alasan mengambil cuti sakit sebulan dari kantor dan punya waktu lebih banyak di rumah. Sirkuit dan motor gede keluaran terbaru milik adik Jun menjadi ide paling cemerlang yang terpikirkan di kepalaku begitu saja, sore tadi.” Arisa nyaris menghempaskan lengan kakaknya yang terlihat dengan ekspresinya yang menyebalkan. Suara besar itu pun menyambung kalimatnya, “Beruntung aku tidak perlu mendekam di Rumah Sakit, karena punya adik yang bisa merawat dengan baik dirumahku sendiri,” Yuda tertawa puas setelah berhasil membuat pengakuan. - End -


Resensi Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

18

Pendidikan dan Peran Kita Resensor : Muliati Supandi, Mahasiswa Pendidikan Sains Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Masalah pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan beragam. Mulai dari akses yang terbatas, rendahnya kualitas dan kesenjangan yang terjadi di berbagai daerah karena letak geografis yang sangat luas membuat kita dalam lingkaran saling menyalahkan. Fenomena ini diangkat oleh seorang penggiat pendidikan, Najelaa Shihab dalam bukunya Semua Murid Semua Guru. Sebagai seorang penggiat pendidikan selama dua dasawarsa, Najelaa berkesempatan menyelami berbagai problematika pendidikan di Indonesia untuk kemudian mencari solusi dan menciptakan gagasangagasan inovatif dalam rangka perbaikan pendidikan Indonesia. Solusi atas permasalahan tersebut, Najelaa sebagai penulis mencoba menuangkan dalam tiap bab bukunya dengan sederhana dan singkat agar mudah dipahami oleh pembaca. Di dalamnya, terdapat himbauan dalam melakukan perubahan-perubahan yang perlu dilakukan dalam lingkup sekolah, keluarga dan juga masyarakat agar pendidikan tidak terasa memberatkan sebelah pihak.

pendidikan yang ada, bagi penulis dilihat sebagai kesempatan untuk setiap individu mengambil peran. Setiap individu, memiliki peran yang sama untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Melalui bukunya, penulis memberi pemahaman bahwa kita semua murid dan kita semua guru. Dengan maksud, bahwa meskipun dengan berbagai latar belakang pendidikan yang berbeda kepedulian dalam menciptakan generasi penerus bangsa harus kita tumbuhkan. Penulis percaya betul bahwa pendidikan tak semata tanggungjawab sekolah dan guru. Baginya, pendidikan adalah sebuah proses berkelanjutan yang melibatkan berbagai pihak. Kolaborasi adalah kunci perubahan pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Semua Murid Semua Guru merupakan bacaan sederhana, yang mampu menggugah pembaca melihat berbagai persoalan pendidikan secara menyeluruh. Menggerakkan pembaca untuk melakukan perubahan-perubahan kecil yang berdampak besar bagi pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang. Seperti yang terdapat dalam bagian bukunya, Kata-kata yang dipilih oleh penulis, bukan kata- ''Bahwa kemerdekaan di setiap halaman buku adalah kata seperti biasa digunakan oleh penulis biasanya. kesempatan melakukan perubahan sepanjang hayat'' Menunjukkan kecerdasan penulis dalam memilih kata (39). yang tepat untuk mengkritisi tanpa harus menyindir pihak-pihak tertentu. Pada setiap akhir bahasan, dilengkapi quotes yang sengaja dibuat penulis untuk memudahkan pembaca mengingat inti dari tiap persoalan yang menjadi pokok bahasan dari awal hingga akhir. Keresahan akan kondisi pendidikan Indonesia, membuat penulis mengajak pembaca untuk melihat persolan pendidikan dari sisi yang berbeda. Melihat masalah sebagai peluang dan kesempatan setiap individu untuk turut melakukan perubahan. Bagi penulis, meratapi masalah dan saling menyalahkan antara pemerintah, guru, siswa, orangtua dan juga masyarakat bukanlah solusi. Permasalahan

Perempuan, Cinta, dan Para Pahlawan di Jalan Sunyi Resensor : Sulis Setiawati, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP Untad

Dalam buku ini, banyak bercerita tentang sosok Keydo. Dimulai sejak Keydo kecil hingga akhirnya ia memulai menjalankan fitrahnya sebagai seorang wanita, menikah. Keydo adalah gadis manis kidal, jahil, ulet, keras hati, dan teramat sangat mandiri. Ia selalu berjuang untuk mendapatkan cita-citanya, selalu memegang teguh ajaran agamanya, memiliki cita-cita membuka taman baca, walaupun anak piatu tapi ia banyak mendapatkan kasih sayang dari sekitarnya. Pada buku ini, penulis lebih fokus menceritakan sosok Keydo sebagai seorang tangguh, perempuan yang tak akan pernah luput akan takdirnya sebagai wanita. Kisah barunya dimulai sejak Keydo mulai mengenal Kinang, si kribo gondrong bertubuh atletis dengan motto hidup Ridendo Dicere Verum, yang berjuang tanpa lelah demi memperjuangkan cinta sejatinya, Keydo. Keydo yang megubah cara berfikir Kinang, nyaris seluruh isi buku berkisah tentang Keydo, yang sayangnya tentang Kinang belum digali secara luas oleh si penulis. Pada buku ini kisah hidup Keydo berjalan dengan datar, penulis sangat berupaya memperkenalkan lebih dalam tentang perempuan tangguh diabad 21. Lebih banyak menjelaskan tentang kepandaian serta semangat hidup yang mengutamakan akhlak. Yang menarik pada buku ini, ada bait-bait yang mengisahkan kenakalan Keydo saat masih kecil yang banyak mencuri perhatian pembaca, kisahnya menghibur. Semasa kecil Keydo banyak membuat ulah usih seperti aksi nekatnya membubarkan satu sekolah hanya gara-gara tidak mau ikut ulangan, yang pada akhirnya ia mendapatkan hukuman sebuah serudukan kerbau. Banyak hal yang menarik dari buku ini yang

penulis belum deskripsikan, seperti kisah para pahlawan dijalan sunyi yang ada tertera dicover. Hanya sedikit saja penulis ceritakan tentang pahlawan dijalan sunyi. Selain itu kisah tentang Keydo yang pernah menjadi aktifis, kisahnya bersama Kinang masih terbilang sedikit dijelaskan dalam buku ini. Melalui buku ini juga kita dapat mengetahui adat istiadat beberapa suku yang ada dilibatkan dalam buku ini, tentang kehidupan masyarakat. Ada salah satu adat yang tertuang dalam buku ini yaitu walau agama sama, namun bagi masyarakat dikampungnya menikah dengan suku berbeda dianggap pendurhakaan adat dan agama. Pada kepercayaan dimasyarakatnya bahwa seseorang menggunakan tangan kiri(kidal) sering dianggap kutukan, hingga apapun yang Keydo lakukan sering dianggap membawa petaka(sial). Hal yang paling mengesankan dan paling menyedihkan pada buku ini adalah saat Kinang berhasil mempersunting Keydo sebagai istrinya. Namun saat Keydo tiada(meninggal) Kinang yang penuh keteguhan hati, dengan berjanji hanya menikah sekali saja, hingga pada saat Keydo tiada ia tetap pada kesendiriannya. Kinang menjadi sosok yang tabah dan sabar setelah kepergian Keydo. Pada ending buku ini penulis membuat akhir cerita yang haru.

Judul Buku : Keydo Penulis : Tatty Elmier Penerbit : Qanita Jumlah Halaman : 400 halaman

Judul Buku : Semua Murid Semua Guru Penulis : Najelaa Shihab Penerbit : Literati Cetakan : Pertama, 2017 Halaman : 159 ISBN : 978-602-874-061-6


i Infotorial Edisi 94 APRIL 2018

Tahun ke 6

FOTO DAN NASKAH : AKHMAD USMAR/HUMAS UNTAD

Foto bersama Rektor, Dekan FKIP Untad, Jajaran SEA Teacher Projeck dan sejumlah peserta Evaluation Meeting SEA Teacher Projeck

Sambutan Rektor, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir SE MS saat Pembuakan Evaluation Meeting SEMEO

Sambutan Ketua SEAMEO, Gatot Hari Priowijanto saat Pembukaan Evaluation Meeting SEAMEO

Salah satu peserta dari negara Thailand saat persentase di acara Evaluation SEAMEO

Foto bersama Rektor, Dekan FKIP dan Ketua Panitia Pelaksana bersama Ketua SEAMEO

Pemberian pin kepada Ketua Senat Untad, Prof. H. Hasan Basri M.A Ph.D

Penampilan Taraian di Acara Pembukaan Evaluation Meeting SEAMEO

Suasana pelaksanaan Evaluation Meeting SEAMEO di Hotel Mercure, Palu


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.