Media Tadulako Edisi 93 Maret 2018

Page 1

93 Maret

Tahun Ke 6

Visi

Universitas Tadulako

Pada tahun 2020, Unggul dalam Pengabdian kepada Masyarakat melalui pengembangan Pendidikan dan Penelitian.

Misi Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bermutu, modern, dan relevandengan kebutuhan pembangunan bangsa; Meningkatkan penyelenggaraan penelitian yang bermutu untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang diabdikan bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara secara berkesinambungan; Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat sebagai pemanfaatan hasil pendidikan dan hasil penelitian yang dibutuhkan dalam pembangunan masyarakat; dan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kerja sama dengan pihak lain yangsaling menguntungkan, tanpa adanya ikatan oleh haluan politik,kepercayaan, dan agama.

JANGAN MERASA BESAR DAN GAGAL MEMBACA PERUBAHAN ORASI ILMIAH REKTOR IPB DI WISUDA LULUSAN 91 UNIVERSITAS TADULAKO


2

Suara Redaksi Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

Edisi 93 Maret 2017

Tahun ke 5

Editorial

Desain & Layout : Joko Suparlan / MT Foto Sampul : Joko Suparlan / MT

https://issuu.com/mediatadulako

ko dula ia Ta Med

Pengantar Redaksi

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Bulan ini tentu akan menjadi bulan paling dikenang oleh 1260 wisudawan yang baru saja menandai berakhirnya proses belajar di universitas Tadulako. Raut wajah ceria nan berseri nampak dari satu persatu wisudawan yang hadir. Luapan suka cita semuanya menyatu dalam rasa yang sama. Bahagia. Alumni Untad angkatan ke 91 itu selanjutnya akan mengemban amanah yang tidak ringan di pundaknya, gelar kesarjanaan yang disandang itu selanjutnya akan ditagih dalam tataran implementasi di masyarakat. Dalam kerja-kerja mereka ke depan, kita semua menitip nama baik almamater bernama Tadulako ini. Di sela-sela rasa bahagia yang dirasakan wisudawan tadulako 22 Maret yang lalu. Kampus ini juga tengah berproses memasuki fase-fase yang menegangkan. Peralihan kepemimpinan yang sebentar lagi berlangsung kita do'akan bersama berjalan dalam suasana yang penuh kekeluargaan dan kedamaian. Kita sama-sama berharap, situasi ini tidak memecah belah kita ke dalam kubu-kubu yang berseteru sepanjang masa. Seperti

Visit Us

parade pergantian kekuasaan di banyak tempat di negeri ini yang pada akhirnya menghadirkan jurang pemisah yang kian kentara. Sebagai upaya menghadirkan pemimpina harapan bersama, media tadulako meminta pendapat dan masukan dari dosen-dosen senior juga orang-orang yang turut mengikuti gerak kampus ini. Dari mereka kita mendapatkan kata kunci yang sama, harapan yang sama, agar kampus ini mendapat pemimpin yang bisa membawa tadulako terbang semakin tinggi dari saat ini. Edisi kali ini, kami juga mengangkat sebuah ikhtiar mulia dalam peningkatan publikasi jurnal ilmiah. Sebuah upaya agar penelitianpenelitian dosen Universitas Tadulako juga dapat tembus ke jurnal Internastional. Pada akhirnya kami mengucapkan selamat menikmati hidangan informasi kami di edisi kali ini. Terima kasih, dan semoga kita senantiasa dikaruniai rasa cinta sepenuh hati pada kampus kebanggan kita bersama ini. Salam

Edisi 93 Maret 2018 Tahun ke 6 Desain & Layout : Joko Suparlan / MT Foto Sampul : Joko Suparlan / MT

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Aku Ingin Untad Hidup 1000 tahun lagi Judul di atas sengaja dibuat mirip dengan Puisi gubahan Chairil Anwar yang berjudul Aku. Puisi yang pertama kali dibacakan pada tahun 1943 itu terbukti berhasil mengabadikan nama penulisnya. Puisi itu bahkan mungkin bisa membuat Chairil Anwar hidup 1000 tahun lagi, seperti penggalan kalimat pada bait puisinya. Seperti Chairil Anwar yang ingin hidup 1000 tahun lagi. Terlintas dalam benak kami betapa kami ingin kampus ini juga tetap eksis hingga seribu tahun lagi. Melampaui usia pendirinya, pengajar, juga orang-orang yang pernah memimpin Universitas beralmamater biru ini. Bila nama Chairil Anwar abadi bersama karya puisinya yang fenomenal itu. Maka kampus ini akan abadi bersama alumninya yang akan dikenal oleh jutaan masyarakat. Kampus ini akan abadi bersama torehan karya yang dipersembahkan pemimpinpemiminnya untuk kita kenang di masa mendatang. Kampus ini akan abadi lewat catatan sejarah-sejarah indah yang kita ciptakan bersama-sama. Pada proses wisuda angkatan ke-91 22 maret yang lalu, kampus ini baru saja menamatkan 1260 alumninya. Merekalah yang akan menjadi bagian dari organ penting untuk memperpanjang nafas kampus ini. Kerja-kerja mereka di masyarakat, kelak akan dicatat sebagai bagian dari sumbangsih Tadulako pada Indonesia bahkan juga dunia. Seperti layaknya kampus-kampus tertua di dunia, yang karya-karya alumninya turut mengharumkan nama kampusnya. Bila ditanya mengapa Kampus Al-Azhar Mesir, salah satu kampus tertua di dunia itu

abadi dalam telinga masyarakat. Jawabannya, sebab alumninya mampu memoderasi percakapan dalam pergulatan wacana dunia. Di Indonesia, tidak sedikit dari keluaran kampus itu yang menjadi rujukan orang untuk bertanya. Tidak hanya soal agama, bahkan juga tentang masalah mengelola negara. Lalu, bagaimana alumni Tadulako mengharumkan nama kampusnya ? jawabannya tersirat dalam orasi ilmiah Rektor IPB pada 22 Maret yang lalu. Luaran Ta d u l a k o j a n g a n g a g a l m e m b a c a perubahan. Dr Arif Satria menggambarkan bahwa kebutuhan dasar saat ini telah bergeser, bukan lagi sandang, pangan dan papan, tapi ditambah lagi dengan wifi dan colokan. Era digitalisasi saat ini telah mengubah banyak hal. Membuka persaingan seluas-luasnya. Tak ada lagi sekat yang membatasi manusia, semua memiliki peluang yang sama dalam kompetisi era digital ini. Selanjutnya, sebentar lagi kampus ini akan mencari pemimpin baru yang akan membawa gerbong besar bernama Tadulako. Kita berharap, masa-masa penjajakan ini kita dapat disuguhi percakapan-percakapan yang sehat dalam mencari pemimpin perguruan tinggi. Tidak latah mengikuti budaya perebutan kekuasan yang kerap kali menghalalkan segala cara. Siapapun yang nantinya ditakdirkan memimpin Universitas Tadulako ke depan. Ia mesti bisa memastikan, bahwa kampus ini akan tetap hidup, 1000 tahun lagi.

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Pelaksana: Rafani Tuahuns. Wakil Redaktur Pelaksana: Raisa Alatas M.Ikom Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Reporter: Taqyuddin Bakri, Rafani Tuahuns, Raisa Alatas M.Ikom, Wardatul Nurjannah, Ari Fahry, Wandi Latoko, Vivi Sasmita, Nur Ramadhana, Sri Utami, Moh. Uswang, Fauzannur Ramadhan, Ayu Agustin, Sitti Aisyah Nadianti, Layouter: Joko Suparlan. Distributor: Moh. Uswang, Sri Utami Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Rafani Tuahuns, Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. email: media_tadulako@yahoo.com. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako

inform, inspire, and educate


Liputan Khusus Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

3

MENUJU 01 UNTAD

BAKAL CALON MASIH MALU-MALU Pendaftaran bakal calon Rektor Universitas Tadulako telah dibuka sejak 19 Maret lalu. Namun, nampaknya para bakal calon masih malu-malu. Hal ini disampaikan oleh Ketua Panitia Pemilihan Rektor Untad Prof Sutarman Yodo SH MH saat dikonfirmasi mengenai nama-nama bakal calon 01 Untad tersebut. “Ada kemungkinnya, mereka masih saling melihat siuasi satu sama lain, atau para bakal calon ini masih sedang melengkapi berkas-berkasnya. Karena mereka yang mau mendaftar sebagai bakal calon ini, tentunya harus melengkapi persyaratan yang telah ditentukan.”. Jelas Prof Sutarman. Wakil Rektor Bidang Akademik Untad ini mengatakan, meski diluar telah simpangsiur mengenai nama-nama yang akan maju sebagai bakal calon Rektor, namun itu masih sebatas isu. “Bakal calon baru bisa dipastikan, ketika Ia telah menyerahkan berkas secara resmi kepada panitia”. Tandasnya. Sesuai Permenristekdikti No 19 Tahun 2017, mekanisme pemilihan Rektor ini telah disosialisasikan secara terbuka baik melalui media online, maupun media cetak. Olehnya itu, Prof Sutarman mengatakan, Dosen Perguruan Tinggi Negeri dari luar Untad pun bisa mengajukan diri untuk menjadi bakal calon Rektor Untad. “Kami menerima dengan senang hati. Makin ramai pemilihannya, itu lebih bagus lagi.” Ujar Prof Sutarman. Asalkan, lanjut Prof Sutarman, Dosen yang mengajukan diri sebagai bakal calon harus memenuhi persyaratan dan melalui prosedur yang ada.

D i t e m u i terpisah, Sekertaris Panitia Pemilihan Rektor Untad, Dr Amirudin Kade Msi m e n u t u r k a n , beberapa syarat bakal calon rekor diantaranya Dosen, P N S , t e l a h menempuh jenjang pendidikan S3, pangkat fungsional minimal Lektor Kepala, pangkat manajerial minimal Ketua Jurusan dan memenuhi beberapa syarat administratif Ket : Prof Dr Sutarman Yodo SH MH, Ketua Panitia Pemilihan Rektor Untad lainnya seperti Keterangan dokter di lingkungan Untad yang dianggap memenuhi syarat hingga laopran harta kekayaan secara online. sesuai data kepegawaian. Ia meyakini, dari 68 orang Dr Amir, begitu sapaannya juga menyampaikan, dosen yang memenuhi syarat itu, akan ada yang masa pejaringan bakal calon rekor berakhir pada 5 April mengajukan diri dalam batas waktu yang sudah mendatang. Sebagaiamana ketentuannya, bakal calon ditentukan. rektor harus berjumlah minimal 4 orang. Namun, jika “Kami dari panitia akan menunggu sampai batas sampai batas waktu yang ada bakal calon belum akhir pendaftaran pada 5 April ini” Ujar Dr Amir. mencukupi standar minimal tersebut, akan Sesuai dengan penjadwalannya, usai tahap penjaringan diperpanjangn selama 1 minggu. Dan jika masih belum bakal calon ini, akan dilakukan penyaringan oleh Senat mencukupi, maka Senat mempunyai kewenangan untuk Untad pada bulan Mei mendatang. Dari penyaringan penunjukan secara langsung kepada yang memenuhi tersebut, akan keluar tiga nama sebagai calon rektor. syarat,untuk menjadi bakal calon. Ketiga calon itulah yang akan maju ke tahap Pemilihahan Dr Amirudin juga mengemukakan, panitia elah pada bulan september mendatang oleh Kemenristekdikti menyurat secara resmi kepada 68 orang Dosen khususnya dan Senat Universitas Tadulako. Wn

Persiapan Reakreditasi Universitas Tadulako Capai 95 %

Ket : Dr Golar Shut., M.Si, Tim Penanggungjawab Penyusun Borang APT Untad

Setelah bebarapa kali melakukan perbaikan berkas dan mendapat bimbingan teknis secara resmi oleh Dikti beberapa waktu lalu, persiapan reakreditasi Universitas Tadulako kini telah mencapai 95 %. Sekertaris Tim Penyusun Borang APT Untad, Dr Syaiful Bahri Msi mengatakan, selanjutnya tinggal melakukan finalisasi terhadap berkas Borang tersebut. Meski telah terbit aturan baru dengan sistem 9 standar, karena dijukan lebih cepat dari jangka waktu yang ada, reakreditasi Untad ini masih menggunakan sistem 7 standar. Ketujuh standar tersebut antaralain standar 1 tentang visi misi, standar 2 tata pamong, standar 3 kemahasiswaan, standar 4 SDM, standar 5 kurikulum, , standar 6 keuangan, standar 7 penelitian pengabdian, kerjasama dan sarana prasarana. “Ketujuh standar ini memiliki bobot yang

sangat penting dalam penilaian. Karena antara satu dengan yang lainnya saling menunjang dan mewakili kualitas sistem penyelenggaraan pendidikan di Universitas Tadulako. Sehingga semua standar diupayakan bisa optimal”. Tutur Dr Syaiful. Dr Golar Shut Msi, salah satu Tim Penanggungjawab Penyusun Borang APT Untad mengatakan, seluruh Civitas Akademika Untad terlibat secara aktif dalam proses penyusunan Borang APT ini. Tidak hanya tim penyusun, Rektor dan Para Warek serta segenap Dekan Fakultas ikut terlibat aktif secara bersama-sama melakukan penelaahan untuk memastikan kesesuaian bagian demi bagian yang ada didalam Borang. “Meski yang diamanahkan untuk bertanggungjawab dalam hal ini adalah Tim Borang, namun pada praktik penyususnannya, bersifat kolaboratif. Semua unsur pimpinan ikut terlibat secara aktif dalam menelaah bagian demi bagiannya.” Ungkap Dr Golar. Persiapan reakreditasi Universitas Tadulako telah berlangsung sejak 2 tahun lalu, dengan diterbitkannya SK Rektor No 3474/UN28/KP/2015 tentang percepatan nilai re-akreditasi program studi. “Melihat inti penilaian dari BAN-PT ada pada P ro g ra m S t u d i s e b a g a i m o t o r u t a m a d a l a m menghasilkan kualitas luaran suatu institusi perguruan

tinggi. Dengan kebijakan itu, tiap-tiap prodi diimbau untuk melakukan reakreditasi, dengan didampingi oleh LPPMP.” Jelasnya. Dr Golar juga menambahkan, dalam rangka menunjang akreditasi universitas, proses reakreditasi pada tingkat prodi pun terus diupayakan. “Seperti yang tengah berlangsung saat ini di Fakultas Ekonomi dan Fakultas MIPA yang kita targetkan bisa memperoleh akreditasi A.” Tandasnya. Melalui SK Rektor No 3166/UN28/KP/2017, diangkat Tim Panitia Penyusunan Borang Akreditasi Perguruan Tinggi Universitas Tadulako. Hal ini dilakukan dengan melihat perkembangan Untad yang dirasa telah mampu mengajukan diri untuk mendapat penilaian eksternal. Ia juga mengungkapkan, dukungan seluruh elemen dilingkungan Universitas Tadulako khusunya mahasiswa dalam proses reakreditasi ini sangat diharapkan. “Dengan menunjukkan prestasi, selesai cepat, serta senantiasa menjaga situasi lingkungan kampus agar senantiasa kondusif, inilah yang sekiranya menjadi peran mahasiswa ”. Tutur Dr Golar. Ditemui awak Media Tadulako diruang kerjanya, Wakil Rektor Bidang Akademik Untad, Prof Dr Sutarman Sutarman Yodo SH MH berharap, reakreditasi Untad dapat membuahkan hasil maksimal. “Dengan usaha-usaha yang telah diupayakan, Saya optimis. Mudah-mudahan tahun ini kita bisa meraih akreditasi A.” Ucapnya. Wn


4

Opini Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

Opini Publik

Oleh : Muhammad Khairil Penulis adalah Koordinator Wilayah Assosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi Sulawsei Tengah danStaf Pengajar Pada Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNTAD.

Dialektika Retoris Dalam Konstruk Opini Publik Oleh : Muhammad Khairil If you can't explain it simply, you don't understand it well enough (Albert Einstein) Hitler awalnya hanya seorang kopral kecil, bahkan ia adalah veteran perang dunia II yang berhasil naik menjadi kaisar Jerman. Dalam bukunya Main Kampf, yang berarti perjuanganku dan ia tulis ketika ia di penjara atas kasus rencana kudeta di Munich yang dikenal dengan peristiwa Beer Hall Putsch. Dalam bukunya, dengan tegas Hitler mengatakan bahwa Ich Konnte redden, keberhasilannya menjadi kaisar jerman disebabkan oleh kemampuannya berbicara. Adolf Hitler atau lebih dikenal dengan nama Hitler adalah satu dari sekian pemimpin dunia yang berhasil menjadi the special one dalam catatan sejarah kekaisaran Jerman dengan modal retorika politik. Walaupun catatan kritis dalam kepemimpinannya diwarnai dengan tangan dingin dan penuh otoritas bahkan kebijakannya melalui supremasis dan termotivasi oleh ras telah mengakibatkan kematian sekitar 50 juta orang selama perang dunia II termasuk kurang lebih 6 juta kaum Yahudi namun ia telah berhasil menjadi orang nomor satu dan memimpin jerman selama kurang lebih sebelas tahun yaitu diantara tahun 1934-1945. The art of persuation menjadi kalimat kunci dari pemaknaan tentang retorika. Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengungkapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Rhetoric atau dalam bahasa latin rhetorica dimaknai sebagai ilmu bicara. Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya Modern Rhetoric, mendefenisikan retorika sebagain the art of using language effectively atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Hampir senada dengan Cleanth dan Robert, Aristoteles mengartikan retorika sebagai the art of persuasion. Retorika mempunyai sejarah yang panjang. Para ahli berpendapat bahwa retorika sudah ada sejak manusia ada. Hal ini ditandai dengan kelahiran embrio kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu. Akan tetapi sejarah retorika sebagai seni bicara yang dipelajari, dimulai pada abad ke lima sebelum masehi ketika kaum Sofis di Yunani mengembara dari tempat satu ke tempat lain untuk mengajarkan pengetahuan mengenai politik dan pemerintahan dengan penekanan pada kemampuan berpidato. Pemerintah, menurut kaum Sofis, harus berdasarkan suara terbanyak atau melalui proses demokrasi sehingga perlu adanya usaha membujuk rakyat demi kemenangan dalam pemilihan umum. Proses pengajaran mengenai politik pemerintahan tersebut melalui seni pidato akhirnya dalam banyak kasus membenarkan pemutarbalikan kenyataan demi tercapainya tujuan. Prinsipnya yang penting khalayak bisa tertarik perhatiannya, terbujuk dan akhirnya memilih sebagai feed back dari hasil pidato persuasif. Memahami dan memaknai retorika bahkan secara teknis bersentuhan langsung dengan kemampuan retoris adalah modal dasar dalam meraih simpati publik. Kesan pertama yang seringkali ditangkap oleh publik adalah kemampuan figur dalam public speaking. Ketika para calon anggota legislatif dan eksekutif membangun kontruksi citra di hadapan publik maka pilihan dasarnya adalah tuntutan untuk meyakinkan publik bahwa memang mereka layak untuk dipilih. Sebaliknya, kegagalan para politisi dalam meraih simpati publik juga sangat ditentukan dari indikator keterbatasan dalam mengungkapkan ide dibalik pesan yang ia sampaikan. Olehnya, hampir semua politisi dibekali dengan modal dasar skill dalam berkomunikasi khsususnya kemampuan mereka tampil dihadapan publik. Tidak terbatas itu saja, setelah terpilih menjadi anggota dewan misalnya atau

menjadi Bupati, Walikota, Gubernur atau bahkan Presiden maka tuntutan untuk mampu berbicara dihadapan publik termasuk dalam forum legislatif adalah menjadi keharusan. Dalam konteks politik di tahun politik saat ini, konstruksi pencitraan diri sangat ditentukan dari kemampuan retorika politik yang dibangun. Keberhasilan retorika sangat ditentukan oleh nilai ethos, pathos dan logos yang dimiliki oleh seorang orator. Nilai ethos akan terbangun apabila orang percaya dengan kredibilitas dan kemampuan kita. Pembuktian ethos terletak dari pengetahuan kita yang luas dan mendalam, inilah yang disebut logos. Pada akhirnya, kita mampu membangun kedekatan emosional dengan publik sebagai bentuk empati dan simpati kita melalui kemampuan yang disebut pathos. Melalui kemampuan retoris, akan menjadi cikal dalam membangun opini publik. Proses opini publik tercipta setidaknya melalui tiga tahapan yaitu proses kontruksi personal, kontruksi sosial dan kontruksi politik. Pada tahap kontruksi personal, citra diri dibangun sesuai dengan harapan perseptual publik. Sebagai contoh, kesan ramah dan tidak sombong hanya bisa dilakukan ketika secara personal diawali dengan sikap murah senyum, sapa juga santun. Pada tahap kontrusi sosial, proses pembentukan opini diawali dari komunitas atau kelompok, lalu berkembangan ditengah masyarakat secara terbatas dan akhirnya menjadi konsumsi publik secara masif. Opini tentang kontruksi diri yang mulai dibentuk dalam kelompok menjadi modal dasar untuk menjadi “iklan� buah bibir yang dapat dikembangkan secara masif ditengah masyarakat. Umumnya kita dikenal dan terkenal itu karena pencitraan diri yang positif. Kharisma diri yang positif inilah yang berkembang dalam interkasi kelompok dan sosial hingga menghasilkan konstruksi sosial. Bagai air yang mengalir, maka muara opini publik adalah kontruksi politik. Membangun kontruksi politik tentu tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Menjadi politisi dan public figur membutuhkan waktu dan pembuktian. Banyak faktor yang menjadi indikator kesuksesan seseorang dalam panggung politik. Salah satunya adalah kesuksesannya dalam membangun opini publik melalui kemampuan dialektika retoris dalam konteks politik. Dalam bahasa yang lebih bijak, Mahatma Gandhi mengingatkan kita bahwa the future depends on what we do in the present. Masa depan kita akan sangat tergantung dengan apa yang kita bisa lakukan hari ini. Siapa yang menanam maka ia yang akan menuai. Menjaga nama baik dan intergritas diri adalah modal utama untuk meraih masa depan politik yang lebih baik. Kuncinya ada pada keteladanan. Sesungguhnya menjadi politisi untuk target dan tujuan kekuasaan membutuhkan modal sosial yang tidak kecil. Modal sosial setiap orang adalah investasi budi dan kebaikan. Budi baik tidak seperti invesitasi uang yang kita depositkan dan bisa kita terima bunganya setiap bulan. Investasi kebaikan kita diawali dengan nama baik dan nama baik tidak diperoleh dalam waktu singkat. Proses dan waktu juga kinerja dan tutur yang santun menjadi pembuktian budi baik kita di mata buplik. Komitmen antara kata dan perbuatan akan menyelaraskan antara retorika politik dan bangunan citra opini kita di hadapan publik. Akhirnya, seperti kata Albert Einstein if you can't explain it simply, you don't understand it well enough. Bicara menunjukkan bangsa, bicara juga mengungkapkan apakah anda orang terpelajar atau kurang ajar. Orang yang berbicara banyak tidak selalu berarti seorang yang pandai bicara seperti halnya orang yang menebak banyak belum tentu penebak yang baik dan benar.


Profil

Edisi Edisi 90 Desember 93 Maret 2018 2017

Tahun Tahunke ke65

5

Belajar Produktif dari Prof Burhanudin Sundu “Bagi Seorang Dosen, Menulis Jurnal Itu Fardu 'ain”

Menulis dan meneliti, keduanya merupakan dunia yang identik dengan karakter seorang dosen. Berkenaan dengan itu, dosen yang satu ini bisa menjadi salah satu inspirasi sekaligus memotivasi kita semua. Prof Ir Burhanudin Sundu MSc Ag PhD, Dekan sekaligus dosen di Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako yang memiliki segenap semangat terhadap dunia kepenulisan dan penelitian. Usianya yang sudah tidak lagi muda, tak menghentikkan langkahnya untuk terus berkarya, melahirkan tulisantulisan bermanfaat demi kemajuan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan peradaban manusia. Bagi Prof Bur, sapaan akrabnya, seorang penulis dan peneliti itu memiliki banyak tantangan yang acapkali ditemui pada pertengahan jalan. Mulai dari penelitian yang tidak maksimal maupun cara penulisan yang tidak sesuai dengan selera pembaca bahkan sampai ada yang tidak dimengerti sama sekali. Tantangan tersebut meberikannya banyak pelajaran. Perjuangan Prof Bur untuk menerbitkan artikelnya di Jurnal internasional buka perjuangan yang mudah. Banyak tantangan yang dihadapinya, mulai dari penolakan secara halus sampai dengan penolakan secara langsung. Ia bahkan tidak ingat secara pasti jumlah tulisannya yang dikirim dan jumlah yang akhirnya ditolak oleh penerbit. Akan tetapi, hal tersebut tak menyurutkan semangatnya untuk selalu menulis dan menulis. “Seorang penulis besar sekalipun pasti mendapatkan penolakan diawal-awal merintis sebuah tulisannya dan itu semua dikembalikan kepada pribadi masingmasing, bagaimana ia menghadapinya.” Katanya dengan optimis. Semua level kepenulisan sudah pernah Ia coba, mulai dari jurnal yang berkualitas Q1 sampai Q4, baik media lokal maupun media nasional. Pernah dalam suatu seminar Internasional yang Ia hadiri, banyak peneliti yang tertarik dengan tulisannya dan yang meminta untuk berdiskusi terkait penelitian tersebut. Hal itu menjadi pengalaman berkesan dan juga menjadi kebanggan tersendiri baginya sebab tulisannya dapat dikenal pada kancah Internasional. “Suatu kebanggaan tersendiri dapat berdiskusi dengan orang-orang dari dalam maupun luar negeri dari berbagai instansi yang berbeda untuk mendiskusikan penelitian yang kita lakukan.” Ujarnya. Suami dari Herlina Tongko SH Msi ini memiliki beberapa judul tulisan yang terpublish di penerbit Internasional antara lain, “Palm Kernel Meal in Broiler Diets: Effect on Chicken Performance and Health” di World's Poultry Science Journal 62 (2), 316-325 yang terbit pada tahun 2006, “Use of Enzymes to Improve the Nutritional Value of Palm Kernel Meal and Copra Meal” di Queensland Puoltry Science Symposium 2003 11, 1-15;

“Response of Broiler Chicks Fed Increasing Levels of Copra Meal and Enzymes” di Int. J. Sci 5, 13-18 tahun 2006; “Growth Pattern of Broiler Fed a Physically or Enzymatically Treated Copra Meal Diet” di Australian Poultry Science Symposium 17, 291-294 tahun 2005. Jurnal lainnya, “Palm Kernel Polysaccharides as a Fed Additive For Broiler Chickens” di Internasional Journal Pultry Sciense 14 (7), 394 tahun 2015; “Effect of Palm Polysacchride om Growth Performance Feed Digestibility and Carcas Percentage of Broiler” di Internasional Journal Pultry Sciense 17 (2), 57-62 tahun 2018; dan Jurnal “Palm Polysaccharides in the Diet of Broiler Challenged Againts Escherichia coli: A Preliminary Study” yang terbit di Proceedings of Internasional Seminar on Livestrick Production and Veterinary tahun 2017. Prof Bur juga sering diminta untuk menjadi reviewer oleh penulis dari berbagai negara seperti Australia, Columbia, Afrika, dan Pakistan. Selain itu juga menjadi editor tetap di Media Peternakan Jurnal Internasional Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor, Agripet di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, dan Buletin Peternakan di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Menurutnya seorang penulis harus memiliki data yang relevan dengan hasil penelitian, sebab dengan data lengkap dan valid dari hasil penelitian akan memudahkan dalam menyusunnya ke dalam bentuk tulisan ilmiah. Prof Bur mengakui di era globalisas ini kemampuan menulis dikalangan civitas akademik masih rendah, hal ini berdampak pada kemajuan ilmu pengetahuan. Ia sangat menyayangkan, jika ada penelitian yang sebatas dilaksankan, namun tidak dituangkan ke dalam tulisan apalagi hanya sekedar menjadi laporan akhir tanpa dipublikasi dijurnal manapun, baik di publisher jurnal lokal maupun jurnal nasional. “Jika kita melakukan penelitian maka kita harus menulis laporan hasil penelitian tersebut dalam bentuk rangkaian kata-kata untuk menggugah para pembaca, sehingga kita sebagai peneliti dan penulis harus lebih kreatif dan teliti dalam pemilihan bahasa agar pesan atau hasil penelitian yang ditulis tersampaikan dengan jelas oleh pembaca.” Tuturnya. Ayah dari Muhammag Gifari dan Nanda Prabaswara Pradantya ini mengatakan, kebiasan menulis harus ditumbuhkan sejak dini. “Menulis memang bukanlah hal yang mudah, semudah mengucapkannya. Akan tetapi, jika terus berlatih, mencoba dan berani menerima tantangan. Maka bukan menjadi hal tidak mungkin untuk kita bisa dan nantinya terbiasa dengan sendirinya. Begitu halnya dengan publikasi internasional, patut untuk dicoba dan terus dicoba”. Ungkapnya. Menurut Prof Bur, jika melakukannya dengan sepenuh hati pasti akan terlaksana sebagaimana mestinya. Tugas seorang dosen bukan hanya mencerdaskan anak didik akan tetapi memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan yang lebih luas.


6

Dialog Akademik Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

Cef-InAP Siap Tingkatkan Publikasi Jurnal Dosen Untad

“

UNTAD terus berupaya meningkatkan jumlah publikasi jurnal internasional, salah satunya melaui Center For International Article Publication (Cef-InAP) yang dibentuk sebagai wadah khusus dalam memaksimalkan publikasi jurnal international dari hasil penelitian dosen.

Bersama :

Bohari S.Gz., M.Kes

Koordinatir Center For International Article Publication (Cef-InAP) ? Bagaimana peran Cef-InAP dalam mewujudkan visi meningkatkan publikasi jurnal internasional di UNTAD? ... Pembentukan Cef-InAP ini diinisiasi oleh Pak Rektor, visinya adalah meningkatkan publikasi artikel internasional untuk dosen di UNTAD. Jadi kami membantu dalam menyusun artikel itu, sehingga bisa sesuai dengan jurnal yang akan dituju. Karena biasanya dosen-dosen itu memasukkan artikel yang masih perlu pengolahan lagi, perlu direvisi dan itu tugas dari tim kami. Dosen memasukkan artikel yang sudah dia buat dari pendahuluan sampai kesimpulan dan tim Cef-InAp memperbaiki tanpa mengubah hasil. Kami hanya memperbaiki struktur penulisan sehingga bisa sesuai dengan standar penulisan yang dapat diterima di jurnal internasional misalnya yang terindeks SCOPUS. ? Apakah anggota tim Cef-InAP berasal dari semua fakultas? ... Berdasarkan hasil seleksi ada 15 orang yang berhasil terpilih bergabung di Cef-InAP dan untuk sementara tidak semua fakultas punya perwakilannya. Nah untuk mengantisipasi adanya jurnal dari fakultas yang tidak ada perwakilannya, kami bentuk tim yang akan berkoordinasi dengan penulis dari fakultasfakultas tersebut. ? Bagaimana mekanisme kewajiban jurnal bagi dosen dan mengapa harus melakukan publikasi internasional? ... Untuk mekanisme kewajiban jurnal, sudah ada peraturan dari KEMENRISTEK DIKTI bahwa semua lektor kepala dan professor itu diwajibkan memiliki jurnal terpublikasi minimal terindeks SCOPUS. Karena aturannya kalau dalam 3 tahun tidak melakukan publikasi maka konsekuensinyan tunjangan jabatannya akan ditahan sehingga publikasi jurnal merupakan sebuah kewajiban. Lagi pula kalau kita lihat Tri Darma Perguruan Tinggi salah satunya adalah penelitian. Selain itu, kalau hasil penelitian dosen itu dipublikasi maka akan meningkatkan great universitas, karena sekarang ada SINTA (Science and Technology Index) yang akan mengurutkan peringkat universitas dengan jumlah publikasinya yang paling banyak. ? Berbicara tentang peringkat, saat ini UNTAD berada pada peringkat berapa? ... Saat ini UNTAD ada di peringkat ke-50 dan peringkat itu sangat rendah bagi sebuah universitas negeri. Untuk itu pak Rektor meminta Cef-InAP

berupaya untuk membantu dosen-dosen UNTAD supaya artikelnya bisa terpublikasi sehingga publikasi jurnal internasional di UNTAD bisa ditingatkan.

? Bagaimana upaya yang dilakukan Cef-InAP untuk meningkat publikasi jurnal internasional di UNTAD? ... Ada 4 kategori jurnal, yaitu jurnal nasional, jurnal nasional terakreditasi, jurnal internasional dan jurnal internasional berputasi. Jurnal yang kita kirim memang belum pasti diterima, sehingga kalau pengusulan pertama gagal, kita akan alihkan ke jurnal yang lain. Jadi bukan hanya 1 jurnal saja yang kita tuju. Memang etikanya kita tidak boleh memasukkan 1 artikel ke dalam jurnal yang berbeda secara bersamaan, makanya kita akan menunggu sampai ada keputusan diterima atau ditolak. Kalau misalnya ditolak, kami akan merevisi kembali artikel tersebut untuk disesuaikan dengan jurnal yang akan kita tuju selanjutnya. ? Untuk saat ini sudah berapa banyak artikel yang direvisi oleh Cef-InAP? ... Saat ini Cef-InAP baru bekerja maksimal selama 1 bulan dan artikel yang sudah kami selesaikan baru 3 artikel yang sudah siap dikirim ke jurnal untuk dipulikasikan. Tapi sebenarnya cikal bakal Cef-InAP ini sudah ada sejak tahun 2017, ketika itu Rektor membentuk tim kecil yang hanya terdiri dari beberapa orang dan sudah berhasil mempublikasikan 5 artikel, sehingga dengan tim yang sekarang berjumlah 15 orang ini, harapannya bisa lebih banyak artikel yang bisa diselesaikan. Kami berharap dalam 3 sampai 4 bulan ke depan bisa menyelesaikan 15-20 artikel yang siap untuk dipublikasi. ? Berapa banyak artikel/jurnal dari dosen UNTAD yang sudah terpublikasi internasional? ... Untuk dosen yang sudah melakukan publikasi ada 300-an dari sekitar 1000 dosen yang sudah berafiliasi di SINTA. Tapi masalahnya masih banyak dosen UNTAD yang belum berafiliasi di SINTA, jadi otomatis publikasinya tidak teridentifikasi. Padahal seandainya semua dosen sudah registrasi di SINTA dan mencantumkan daftar publikasinya, saya kira kita bisa tahu berapa jumlah pasti artikel yang sudah terpublikasi nasional maupun internasional di UNTAD.

? Apakah selain merevisi artikel, Cef-InAP juga melakukan pendampingan ataupun pelatihan kepada para dosen tentang bagaimana membuat artikel yang sesuai standar internasional? ... Kami baru berencana melakukan pelatihan untuk dosen-dosen senior terkait dengan penulisan artikel internasional, sedangkan untuk dosen-dosen lain saya belum tahu bagaimana kebijakan ke depan. Tapi intinya kalau ada yang mau konsultasi, bisa datang ke sini untuk kita bertukar informasi tentang bagaimana membuat artikel sesuai standar internasional. ? Apa harapan Bapak terkait upaya peningkatan publikasi jurnal internasional ini? ... Saya berharap agar semua dosen aktif untuk melakukan penelitian, sehingga bisa lebih banyak artikel yang terpublikasi, karena yang mau kita publikasi adalah hasil penelitian dan sangat diharapkan hasil penelitian dosen itu bisa terpublikasi. Sayang sekali kalau artikel hasil penelitian hanya menumpuk dalam lemari perpustakaan, padahal Cef-InAP bisa membantu proses penerbitannya. ?

Apakah rana kerja Cef-InAP hanya mewadahi artikel dosen saja, ataukah juga termasuk artikel hasil penelitian mahasiswa? ... Fokus kami untuk sementara ini adalah untuk dosen, sedangkan untuk mahasiswa saya kira setiap fakultas dan prodi punya jurnalnya masing-masing. Jadi, mahasiswa bisa terbitkan di situ dulu. Tapi kalau misalnya kualitas tulisannya memiliki peluang untuk diterbitkan di jurnal internasional, saya kira juga tidak masalah masuk ke Cef-InAP, karena dosen pembimbing mereka juga bisa mereka masukkan dalam tim penulis jika ingin dipublikasikan. ? Bagaimana standar untuk penelitian mahasiswa agar bisa dianggap berkualitas sehingga bisa mendapat rekomendasi untuk diajukan ke jurnal internasional? ... Pertama kita lihat hasil penelitiannya, apakah hasil penelitian mahasiswa itu mengandung kebaharuan, maksudnya kebaharuan disini yaitu ada novelty dan ada unsur saintifiknya. Selain itu, setiap jurnal itu kan punya bidang masing-masing, kalau itu sesuai, berarti layak untuk kita olah kembali. Jadi untuk kualitasnya kita lihat hasil penelitiannya apakah punya nilai jual atau tidak. Nilai jual disini artinya mampu bersaing atau tidak, sehingga akan kita pertimbangkan untuk kita ajukan ke jurnal internasional. Vv


Kabar Tadulako Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

7

JANGAN MERASA BESAR DAN GAGAL MEMBACA PERUBAHAN ORASI ILMIAH REKTOR IPB DI WISUDA LULUSAN 91 UNIVERSITAS TADULAKO

Wisuda lulusan 91 Universitas Tadulako menjadi lebih istimewa. Sebab, wisuda kali ini dihadiri oleh Rektor IPB Dr Arif Satria SP MSi yang juga menyampaikan orasi ilmiahnya dihadapan para wisudawan. Jangan merasa besar, dan terjebak pada perasaan besar itu. Perasaan semacam ini sangat berbahaya. Karena dapat menyebabkan kegagalan dalam membaca perubahan. “Kita banyak belajar dari kisah-kisah mereka yang telah sukses dan besar, karena mereka tidak bisa membaca perubahan, akhirnya tidak bisa survive dalam perubahan itu sendiri.” Ungkapnya. Insting membaca perubahan kata Dr Arif Satria, sangat penting untuk dimiliki agar bisa menyesuaikan diri dalam perkembangan dunia saat ini yang telah

memasuki era disrupsi. Alumni Marine Policy Kagoshima University, Jepang itu menjelaskan, era dsirupsi adalah era yang ditandai dengan perubahan yang fundamental. Satu di antara yang membuat terjadi perubahan yang mendasar itu adalah evolusi teknologi yang menyasar sebuah celah kehidupan manusia. Digitalisasi adalah akibat dari evolusi teknologi, utamanya informasi yang mengubah hampir semua tatanan kehidupan, termasuk tatanan dalam berusaha manusia. “Kita bisa melihat, saat ini kebutuhan dasar manusia sudah bergeser. Bukan lagi sebatas sandang, pangan, dan papan, tapi juga telah ditambah dengan colokan dan wifi”. Tandas Dr Arif Satria. Ia menyebutkan, ciri era disirupsi anataralain ialah Robotik development, dimana saat ini aktivitas manusia telah banyak menggunaka jasa robot. Ciri

selanjutnya ialah Backup Data. “Kalau dulu, yang menguasai dunia adalah mereka yang menguasai energi. Namun saat ini telah bergeser, yang menguasai dunia ialah mereka yang menguasai data”. Tegas Pria kelahiran Pekalongan, 17 September 1971 itu. Lebih lanjut, Dr Arif Satria dalam orasi ilmiahnya itu juga menyampaikan, Era disirupsi adalah era ketidakpastian. Sehingga, ketidaksiapan dalam menghadapi era ini, akan membuat yang bersangkutan terjebak dalam kebingungan. Dikarenakan persaingan pada era ini bukan lagi antara sesama hal sejenis. Namun antara hal-hal yang secara logika tidak sejenis pun bisa saling menjadi penyaing. Rektor termuda PTN se-Indonesia ini juga menegaskan, agar tidak meremehkan hal-hal kecil dalam kehidupan. Sebab, dari situlah peluang dan tantangan bisa muncul. Dan secara tidak disadari, suatu ketika hal kecil itu telah menjadi ancaman yang besar. “Olehnya itu, kita jangan sampai gagal membaca perubahan. Ucap Dr Staria. Dalam kesempatan yang sama, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS, Rektor Universitas Tadulako dalam pesan almamaternya menyampaikan kepada para wisudawan sebagai alumni Untad, harus menanamkan jati diri sebagai Tadulako Muda. “Jati diri ini harus anak-anakku tanamkan dalam perjuangan menuju pengabdian yang nyata dan masa depan yang lebih menjanjikan di Masyarakat.” Ujar Prof Basir. Dalam kehidupan bermasyarakat, Ia mengharapkan, agar para wisudawan senantiasa berupaya memahami apa yang tidak dipahami (Understanding the Unintelligible). Rektor berpesan kepada wisudawan, agar bisa selalu meluangkan waktu untuk membaca. “Membaca apa saja, termasuk membaca paragraf demi paragraf dalam kehidupan.” Terangnya. Ia juga menghimbau, agar para alumni bisa berani

Berkolaborasi Bersama One Asia Foundation, Untad Hadirkan Sekretaris Jendral One Asia Foundation

Kamis (15/03) untuk kesekian kalinya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) bersama One Asia Foundation kembali menggelar Kuliah Umum (General Lecture Series) dengan mengangkat tema “Education of Asian Community Development” bertempat di Conference Room Media Center yang dihadiri oleh para mahasiswa FKIP yang sedang mengambil mata kuliah Pendidikan Komunitas Asia. Prof Dr Ir H Muhammad Basir SE MS selaku Rektor Untad yang berkesempatan membawakan materi tentang The Needs of Asian Community pada kuliah umum tersebut mengharapkan mahasiswanya agar terus termotivasi andil dalam dunia pendidikan. “Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Saya harapkan kepada adik mahasiswa tingkatkan kemauan untuk terus belajar, menggerakan pemikiran dengan pendidikan, dengan itu kalian bisa meraih dunia paling tidak dikawasan Asia,” ungkapnya. Sementara itu, Ibu Purnama Ningsih SPd MSi PhD selaku Akademisi FKIP dan Sekretaris Projek One Asia Foundation FKIP Untad saat ditemui oleh reporter Media Tadulako diakhir acara menjelaskan tentang

tujuan diselengarakan kuliah umum One Asia Foundation. ”Tujuan kegiatan ini sama seperti tahun sebelumnya tetapi kali ini kita lebih fokus kepada pendidikan, sejalan dengan tujuan One Asia Foundation, dalam hal ini lebih mengutamakan mahasiswa karena mereka merupakan leader terbaik di masa yang akan datang, melalui kegiatan ini juga mahasiswa bisa menambah wawasan tentang pentingnya ikut serta dalam masyarakat komunitas Asia”jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan ini harapanya mampu membentuk komunitas masyarakat Asia yang lebih baik. “Jadi kali ini kita sudah merancang untuk membentuk komunitas Asia yang mana memiliki kehidupan yang lebih baik, sejahtera, kebutuhan terpenuhi, sekaligus menjadi bagian dari masyarakat ya n g b e r p e ra n p e n t i n g t e r h a d a p ke a m a n a n global,”tutupnya. Pada kuliah umum kali ini terasa istimewa karena menghadirkan Mr Hidekazu Nishizuka secara langsung dari Jepang, beliau selaku Sekretaris Jendral One Asia Foundation akan turut memberikan beasiswa kepada 20 peserta terbaik dengan beberapa penilaian dimulai sejak awal perkuliahan hingga tugas resume yang dikumpulkan. ST

dalam menghadapi dan memecahkan setiap persoalan yang senatiasa menhadang. Sebab persoalan merupakan stimulan bagi matangnya kepribadian. Rektor pun menasihatkan, agar alumni menjadi pelayan yang membanggakan bagi masyarakat. “Sebagai alumni, almamater akan selalu merindukan alumninya dimanapun dan apapun profesinya. Buktikan, bahwa kalian adalah Tadulako Muda yang patut dibanggakan oleh bangsa dan negara.” Tutur Rektor. Wisudawan Untiversitas Tadulako Lulusan 91 berjumlah 1260 orang. Terdiri atas 2 orang lulusan pendidikan Doktor, 155 orang lulusan Pascasarjana, dan 1103 orang sarjana Strata Satu dan Diploma Tiga yang berasal dari Fakultas sejumlah 16 orang dari Fakultas Kedokteran, FISIP 95 orang, Fakultas Ekonomi 132 orang, Fakultas Hukum 74 orang, Fakultas Pertanian 81 orang, FMIPA 83 orang, FKIP 455 orang, Fakultas Kesehatan Masyarakat 14 orang, Fakultas Teknik 80 orang, Fapetkan 41 orang dan 32 orang dari Fakultas Kehutanan . Dengan lulusan 91 ini, total keseluruhan alumni Untad berjumlah 62334 orang. Lulusan terbaik Program Pendidikan Doktor ialah Dr Lukman Spi Msi dari Bidang Ilmu Pertanian dengan lama studi 4 tahun 3 bulam 22 hari dan IPK 3,98. Lulusan terbaik jenjang S2 diraih oleh Subhan Haris dari Program Magister Administrasi Publik dengan lama studi 1 tahun 6 bulan 2 hari dan IPK 4,00. Sementara itu, wisudawan terbaik jenjang S1 ialah Faris Muhammad Gazali dari Program Studi Biologi FMIPA, dengan lama studi 3 tahun 5 bulan 20 hari dan IPK 3,97 yang sekaligus sebagai wisudawan tercepat tingkat Universitas dan wisudawan terbaik tingkat Fakultas. Adapun dari jenjang D3, wisudawan terbaik ialah Meri Suliyana Sy Kunene Amd M dari Program Studi D3 Manajemen Pemasaran, dengan lama studi 3 tahun 4 bulan dan IPK 3,37. Wn

Sambut Penerapan SAPTO UNTAD Latih Tim Penyusun Borang

Menyambut penerapan Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO), LPPMP UNTAD menyelenggarakan pelatihan Asesor Borang Internal Perguruan Tinggi (PT) se Sulawesi Tengah dengan narasumber Sugiyono PhD dan Dr PTh Basuki Hadiprajitno MBA Macc, di Media Center UNTAD (8-9/03). SAPTO merupakan sistem yang dikembangkan BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) guna meningkatkan efisiensi dan kualitas proses akreditasi yang dapat meningkatkan produktivitas, menghemat biaya dan meningkatkan akuntabilitas dan akurasi asesmen saat akreditasi. Drs Syaiful Bahri M Si selaku sekretaris Pusat Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu, Pendidikan, Pengembangan Karier dan Tracer study yang juga bertindak sebagai moderator dalam kegiatan itu, mengatakan bahwa pelatihan yang dihadiri perwakilan 9 perguruan Tinggi se Sulteng tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tim penyusun borang. “Kita sadar selama ini penyusunan borang baik prodi maupun PT itu selalu terkendala karena minimnya pengetahuan dari tim penyususn borang sehingga apa yang di tanyakan di dalam instrumen-instrumen tidak bisa terjawab dengan baik, untuk itu UNTAD melalui LPPMP bekerjasama dengan BAN-PT untuk memberikan pengetahuan”, terangnya. Sugiyono PhD dari BAN-PT dalam materinya menyampaikan bahwa suatu institusi jangan sampai terjebak dalam memperbaiki dokumen akreditasi. “Dalam upaya peningkatan akreditasi, bketika Bapak/Ibu berusaha untuk memperbaiki borang, itu adalah sistem yang salah, karena sebenarnya yang harus kita perbaiki adalah mutu dari suatu institusi”, ungkapnya. Ia melanjutkan selain itu sebuah institusi jangan terlalu percaya pada konsultan, agar PT yang lain, tidak mengalami hal seperti yang di alami sebuah PT di Jawa Barat yang mendapatkan sanksi dari BAN-PT karena kesalahan konsultan. “Sekali lagi yang dipersiapkan adalah mutu yang dipotret dalam bentuk instrumen akreditasi”, tuturnya. Ia menambahkan bahwa akreditasi merupakan sebuah evaluasi eksternal, maka hasilnya adalah rekomendasi dan sifat dari visitasi adalah konfirmasi. “Kalau datanya valid, Bapak/Ibu tidak akan ditanya, kalau asesor banyak bertanya maka berarti data Bapak semakin amburadur,” ungkapnya. Sugiyono menyampaikan bahwa instrumen baru masih berlaku untuk perguruan tinggi dan belum berlaku untuk prodi dan untuk mengatasi peralihan instrumen, maka BAN-PT akan diberikan transisi waktu selama 6 bulan setelah ditetapkannya instrumen tersebut. “Tidak ada ketentuan di BAN-PT sekian persen prodi yang terakreditasi A, maka institusi akan terakreditasi A juga dan juga tidak ada aturan jika sebuah institusi belum memiliki lulusan maka institusi itu tidak boleh terakreditasi A atau B,” tutupnya.Vv


8

Media

Kabar Tadulako Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

UNTAD DORONG PENINGKATAN PUBLIKASI JURNAL INTERNASIONAL Upaya peningkatan publikasi international terus diDORONG oleh Universitas Tadulako. Salah satu upaya dalam hal ini ditunjukkan dengan diadakannya workshop publikasi international oleh Center for Article Publication (Cef-InAp) Untad. Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS, Rektor Untad mengatakan, publikasi Jurnal Internasional menjadi salah satu hal yang penting bagi suatu institusi perguruan tinggi. Sebab, publikasi international adalah cerminan reputasi kualitas penelitian dan daya saing bagi institusi serta berperan dalam menjalin kerjasama serta funding institusi pada skala internasional. Rektor juga sangat terinspirasi dari kampuskampus besar di Indonesia yang memilki banyak publikasi jurnal international dari para dosendosennya. Ia mengemukakan, kenginannya agar Untad bisa mengikuti jejak kampus-kampus yang telah maju tersebut. Center for Article Publication (Cef-InAp) yang telah dibentuk, diharapkan dapat menjadi fasilitas penunjang untuk maksimalnya publikasi-publikasi jurnal internasional Untad kedepannya. Pusat Jurnal ini menjadi wadah bagi dosen-dosen untuk bisa difasilitasi dalam mempublikasikan hasil karya ilmiahnya.

Economics & Rural Development, Ryukoku University, Kyoto, Jepang ini tekah seringkali menjadi Speaker dalam Training Publikasi Internasional Bereputasi. Lebih dari 40 universitas dan sekolah tinggi tercatat pernah ditraining. Diantaranya beberapa kampus besar seperti Universitas Negeri Surabaya, UIN Jakarta, UIN Alauddin Makassar, Universitas Negeri Lampung, Universitas Negeri Lampung, dan Universitas Airlangga Surabaya serta berbagai lembaga pemerintah maupun perhimpunan para ahli dan profesional lainnya. Dalam workhsop yang berlangsung selama dua hari itu, peserta dilatih secara detail terkait hal-hal teknis dalam melakukan submit karya ilmiah ke Website pengidex dan publisher terkemuka. Beberapa Website pengidex dan publisher international yang dilatih penggunaannya kepada dalam woorkshop tersebut antaralain ORCID, SINTA dan Thomson. Foto Bersama Rektor dan Peserta Dengan Pemateri Muhammad Arsyad Phd Sejumlah pejabat tinggi Universitas Tadulako, mulai dari Ketua Prodi, Ketua Jurusan, Olehnya itu, dosen-dosen yang belum terpublish sekaligus menjadi motivasi bagi kita untuk meningkatkan Dekan dan Wakil Dekan, Ketua-Ketua Lembaga di karya ilmiahnya, didorong untuk memasukkannya publikasi internasional” Ujar Prof Basir. lingkungan Universitas Tadulako, para Warek termasuk melalui Cef-InAp. Agar bisa difasilitasi publikasinya Workshop tersebut dipandu oleh pakar pulikasi pula Guru Besar hadir dan mengikuti workshop yang pada publisher international. jurnal Internasional, Muhammad Arsyad PhD, dosen berlangsung di Best Western Plus Coco Palu tersebut. Wn “Semoga kita bisa memperoleh pengetahuan- Universitas Hasanuddin yang juga aktif di Publication pengetahuan baru, sehingga dapat mempermudah kita Management Center, Unhas. Alumni Agricultural

DOSEN DIIMBAU MANFAATKAN STAF SITE

Ket Foto : Pelatihan pemanfaatan Staf Site di Clas Room IT Center Universitas Tadulako. Era digital seperti sekarang ini memungkinkan kemudahan untuk segala aktivitas. Tanpa terkecuali dalam hal proses pembelajaran. Melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sumber Belajar (Pubang KSB) LPPMP Untad, dosen diimabu untuk memanfaatkan Staf Site sebagai sistem digital berbasis online yang telah disediakan oleh institusi. Staf Site adalah website resmi internal institusi berbasis ac.id yang telah terdaftar pada server DIKTI. Sistem Staf Site memiliki kapasitas dalam memuat sejumlah dokumen digital civitas akademik Universitas Tadulako. Staf Site dapat dimanfaatkan oleh dosen sebagai fasilitas sumber belajar, seperti menyimpan file-file bahan ajar, SK, maupun dokemen-dokumen penting lainnya. “Sistem Staf Site menungkinkan mahasiswa bisa lebih mudah dalam mengakses bahan ajar dari para dosen” Kata Dr Mustamin idris Msi, sekertaris Pusbang KSB saat ditemui awak Media Tadulako. Dr Mustamin menuturkan, sistem ini juga bisa dimanfaatkan untuk kenaikan pangkat, akreditasi, atau pun melakukan link ke Sistem Informasi Sumberdaya Terintegrasi (SISTER) DIKTI. Rencananya, pada bulan Juni nanti sudah bisa dimanfaatkan untuk kenaikan pangkat. “Dalam hal ini akan dikontrol secara langsung oleh bagian kepegawaian Untad”. Diharapkan sistem staff site dapat

tersosialisasikan kepada semua dosen di seluruh prodi agar bisa semakin memberi kemudahan dalam urusan kepegawaian. “Tidak mesti lagi berhubungan langsung dengan kepegawaian, namun bisa diakses melalui online.” Ucap Dr Mustamin. Namun, Amir Makmur SKom MMSi, Kabag Kepegawaian Untad yang menjadi pemateri dalam pelatihan tersebut mengemukakan, Dosen-dosen yang tersimpan data-datanya pada Staf Site baru dosen yang telah memiliki Nomor Induk Pegawai. Sehingga, data-data untuk dosen yang masih menggunakan Nomor Induk Kepegawaian (NIK) dan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) atau Nomor Urut Pengajar Nasional (NUPN) belum termuat pada sistem Staf Site. Selain itu, sistem Staf Site juga memuat peraturan-pertauran kepegawaian secara lengkap dan terhubung secara otomatis dengan sistem BKN (Badan Kepegawaian Negara). “Sistem kepegawaian masih semnetara kami bangun, dan akan dilengkapi secara perlahan bagian-bagian yang masih kurang”. Fungsi Staf Site sebagai pusat pengelolaan personil kepegawaian kependidikan dan dosen secara spesifik anataralain, memfasilitasi beban kerja dosen, sasaran kerja pegawai, Update daftar urut kepangkatan (DUK) pegawai, pendataan dan pelaporan perkembangan studi, tugas dan izin belajar bagi dosen dan pegawai serta beberapa layanan kepegawaian yang meliputi pelacakan status pegawai dan rekrutmen dosen dan pegawai. Wn

28 dosen muda dari berbagai fakultas di Universitas Tadulako mengikuti Peningkatan Keterampilan Dasar dan Teknik Instruksional (PEKERTI) angkatan pertama tahun 2018 (12-19/03). PEKERTI merupaka pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dosen tentang pengembangan kurikulum, perencanaan pembelajaran baik RPS, Tugas, maupun RPP, serta pelaksanaaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis melalui penerapan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. “Melalui PEKERTI, diharapkan pula kemampuan dosen-dosen semakin meningkat dalam memanfaatkan sumber belajar dan teknologi pembelajaran serta memiliki kecakapan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.” Jelas Dr Achmad Herman Ssos Msi, Ketua Panitia PEKERTI. Perguruan Tinggi harus mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sesuai dengan standar nasional pendidikan dan standar internasional pendidikan. Olehnya itu, pengembangan kompetensi dosen harus terus menerus dibina dan dikembangkan sehingga dosen mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan menindaklanjuti hasil evaluasi pembelajaran. “Upaya-upaya peningkatan kapasitas dosen menjadi upaya yang penting dan strategis terlebih dalam era kompetensi yang semakin ketat saat ini. PEKERTI angkatan pertama ini dilselenggarakan oleh Pusat

UPT Bahasa Universitas Tadulako Resmi Buka IELTS Test

Sebagai salah satu syarat penting untuk melanjutkan studi keluar negeri, International English Language Testing System atau IELTS test menjadi sarana penunjang bagi mahasiswa yang akan melanjutkan studinya ke tahap S2 maupun S3. Di kawasan Timur Indonesia, IELTS test sebelumnya hanya dapat di laksanakan di beberapa Kota saja salah satu nya di kota Makassar. Hal tersebut tentu saja memakan lebih banyak biaya karena pendaftar test IELTS harus mengeluarkan budget ekstra seperti transportasi, biaya hidup selama di kota tersebut dsb. Kini test IELTS dapat di lakukan di Universitas Tadulako tanpa perlu mengunjungi kota Makassar, Surabaya atau Jakarta. Ditemui di ruangannya pada Senin (12/03) siang, Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D selaku Kepala UPT Bahasa Untad menuturkan bahwa saat ini Universitas Tadulako telah resmi membuka test IELTS sehingga para mahasiswa maupun masyarakat umum dapat mengikuti test IELTS tanpa perlu harus keluar kota lagi. “ Saat ini Universitas Tadulako telah bekerjasama dengan dengan IALF (Indonesia Australia Language Foundation) Surabaya yang berada di bawah naungan IELTS Cambridge Australia untuk menyelenggarakan test IELTS di UPT Bahasa Untad. Kerjasama ini telah resmi ada dengan di sahkan nya

MoU antara kedua belah pihak pada Desember tahun 2017. Sehingga bagi siapa saja yang ingin mengikuti test IELTS, silahkan datang ke UPT Bahasa Untad untuk mendaftarkan diri.” Jelas Pak Abdul Kamaruddin. Beliau turut menambahkan bahwa untuk mengikuti test IELTS, para pendaftar dapat mempersiapkan budget berkisar Rp. 2.800.000/tes (budget tes IELTS mengikuti grafik kurs dollar). Jika ingin mempermantap bahasa Inggrisnya sebelum mengikuti IELTS test, peserta dapat mengikuti preparation test yang berkisar Rp.750.000 dengan 14-16 kali pertemuan. “ Untuk proses pendaftaran test IELTS tidak jauh berbeda dengan test TOEFL. Pendaftar bisa langsung datang ke UPT Bahasa Untad dan mendaftarkan diri sebagai peserta test IELTS. Tes akan di gelar jika peserta telah mencapai 15 orang atau lebih.” Tambah Pak Abdul Kamaruddin. Test IELTS Universitas Tadulako juga telah terjamin legalitas nya sehingga para pendaftar tidak perlu ragu dengan sertifikat IELTS yang dikeluarkan UPT Bahasa Untad karena sertifikat IELTS tersebut telah di akui dan dapat di gunakan secara Internasional. UPT. Bahasa Untad berlokasi di Jl. Soekarno Hatta Km.9 Universitas Tadulako Depan Bank BNI dengan website http://lc.untad.ac.id/ AA

28 DOSEN MUDA IKUTI PEKERTI ANGKATAN PERTAMA

Pengembangan dan Peningkatan Mutu (PMPP) Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP Universitas Tadulako. Ketua LPPMP, Dr Golar SHut MSi mengatakan, PEKERTI merupakan program nasional dan setiap menjadi pelatihan wajib yang diikuti oleh tiap dosen, khususnya bagi dosen muda. “PEKERTI memiliki arti penting dosen. Dalam pelatihan ini dosen akan dibekali sejumlah materi yang berkaitan dengan teknis pembelajaran agar menunjang kapasitas dosen dalam proses mengajar kepada mahasiswa dikelas.” Tuturnya. Rencannya, PEKERTI menjadi salah satu kegiatan yang diagendakan secara berkala dalam rangka memfasilitasi tenaga pengajar muda yang ada di Universitas Tadulako. Olehnya itu, dosen-dosen lainnya yang belum sempat mengikuti PEKERTI, akan diikutkan pada PEKERTI angkatan selanjutnya. Kepada sejumlah dosen muda yang menjadi peserta PEKERTI, Prof Ir Andi Lagaligo Amar MSc Agr PhD, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Pengawasan (Canwas) Universitas Tadulako mengemukakan dalam materinya, dosen harus bisa memposisikan dirinya saat melakukan proses

belajar mengajar terhadap mahasiswa. “Dosen adalah fasilitator bagi mahasiswa. Tidak selamanya dosen hadir sebagi orang yang paling tahu, sebab bisa jadi ada hal-hal yang lebih dulu diketahui oleh mahasiswa dari kita sebagai dosen”. Ucapnya. Olehnya itu, Prof Andi menekankan, dosen sedianya bisa memposisikan diri sebagai teman diskusi bagi mahasiswa. Dosen-dosen muda yang menjadi peserta pekerti antaralain berasal dari Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas MIPA, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Kesmas, Fakultas Teknik, Laboratorium Dasar (Labdas), dan adapula dari kampus II Morowali. Wn


Kabar Tadulako Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

9

TINGKATKAN KUALITAS KEAMANAN KAMPUS,

94 SECURITY IKUTI KEGIATAN PENYEGARAN

Unit Pelayanan Terpadu Security (UPT Security) Universitas Tadulako (untad) berikan penyegaran terhadap 94 anggota personilnya, pada minggu (24/2). Kegiatan yang berlangsung di depan gedung Rektorat ini, merupakan upaya yang dilakukan agar personil UPT Securty UNTAD dapat mengingat kembali materi-materi yang pernah diberikan sejak sebelumnya. Kegiatan yang dilangsungkan dari pagi hingga siang tersebut, meliputi materi penggunaan alat-alat pemadam kebakaran yang diberikan oleh anggota Polisi Sahabat Kampus (POLSAKA) AIPTU Sopian Sair, materi peraturan baris berbaris (PBB) POLSAKA Roni Wibowo bersama Nur Alamsyah dan materi sistem penjagaan dan bimbingan teknis (BIMTEK) yang dipaparkan oleh Kepala Bagian Perencanaan Sistem Informasi Dan Kehumasan Drs. Samsumarlin. Imran, Koordinator UPT Security yang sempat hadir mengawali kegiatan tersebut, berharap agar kegiatan penyegaran ini dapat menunjang peningkatan kualitas tenaga keamanan demi terwujudnya kampus yang aman

dam damai. “Usai penyegaran ini saya berharap agar kepada anggota semoga berkerja dengan baik sebagaimana mestinya supaya untad ini kondusif sehingga tidak ada halhal yang menonjol didalam dan diluar maupun diluar kampus.” Ungkapnya. Salah satu anggota UPT security I Putu Atnyana ditemui awak media tadulako usai penyegaran ini mengungkapkann bahwa, ia sangat mendukung kegiatan penyegaran yang di usung UPT security. Sebab, kegiatan penyegaran seperti ini dapat menigkatkan kerjasama antara sesama anggota security. Ia juga sangat mendukung apabila kegiatan ini agar bisa menjadi rutinitas. “kalau dilaksanakan tiap bulan sangat bagus supaya kerjasama dengan teman-teman security lain bisa lebih kompak. Kegiatan penyegaran seperti itu tidak akan memberatkan juga kalau dilaksanakan.” jelasnya. Hal serupa juga disampaikan oleh AIPTU Sofyan Sair bahwa kegiatan ini menurutnya sangat berdampak baik. Oleh karena itu ia bersama dengan anggota POLSAKA lainnya maupun anggota UPT security berencana akan melaksanan kegiatan penyegaran ini secara intesif. “kita akan berencana buat lagi kegiatan seperti ini lagi. Kita sudah susun acaranya kedepan.selanjutnya akan kita adakan BIMSIK (bimbingan fisik) tinggal kita menunggu respon dari pimpinan, kalau disetujui kami adakan.'' Ujarnya. (MU)

Motivasi Siswa Taklukkan Beasiswa LN

IO UNTAD Gelar Sosialisasi di MAN 2 Model Palu.

Dalam upaya meningkatkan motivasi belajar ke luar negeri, Internasional office (IO) UNTAD menggelar sosialisasi

pendidikan tinggi, budaya dan beasiswa Prancis di MAN 2 Model Palu (20/03).

Regenerasi Reporter, Media Tadulako Kembali Rekrut Jurnalis Muda Media Tadulako kembali melakukan pelatihan jurnalistik bagi calon jurnalis muda pada sabtu (24/2). Kegiatan yang digelar di ruang kerja Media Tadulako tersebut diikuti oleh19 mahasiswa dari berbagai fakultas dalam lingkungan Universitas Tadulako. Sebelumnya, perserta yang ikut dalam kegiatan tersebut terlebih dahulu diseleksi berkas, terutama seleksi tulisan. Setelah lolos seleksi tulisan, peserta dilakukan wawancara sebagai syarat mengikuti pelatihan jurnalistik media tadulako. Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari itu, menyajikan materi manajemen redaksi Media Tadulako yang dipaparkan oleh Dr. Muhammad khairil selaku Pimpinan Redaksi Media Tadulako, teknik penulisan feature oleh Dr. Ilyas, nilainilai berita oleh Andi Akifa dan fotografi jurnalistik yang disajikan oleh fotografer Media Tadulako, Joko Suparlan. Di hari kedua pelatihan para peserta diikutkan dalam kunjungan media ke Radar Sulteng pada minggu (25/2), sekaligus menerima materi tambahan, teknik peliputan dan penulisan berita yang dijelaskan redaktur pelaksana, Abdul Hanif. Vivi, salah satu reporter media tadulako sekaligus ketua panitia dalam kegiatan itu menyebutkan bahwa pelaksanaan pelatihan jurnalistik tersebut merupakan bagian dari rekruitmen reporter baru media tadulako dalam upaya regenerasi reporter produktif. ''Disini kita kekurangan reporter, karena itu kita coba cari dengan cara membuka rekrutmen melalui seleksi supaya mendapat reporter yang kompeten dan bertanggung jawab.'' Jelasnya. Dr. Muhammad khairil, pimpinan redaksi Media tadulako mengharapkan, setelah kegiatan ini para calon jurnalis muda media tadulako bisa menghasilkan karya jurnalistik.

Dalam sosialisasi hasil kerjasama antara warung Prancis UNTAD dan SMA 2 Model Palu tersebut turut hadir Happy Puspitasari SS (koordinator warung Prancis UNTAD), Prof Syukur Umar Dess (Alumni Penerima beasiswa Prancis), siswa(i) MAN 2 Model Palu dan SMK 2 Palu. “Kita memilih MAN 2 karena mereka memang sudah mulai mengenalkan bahasa Prancis kepada siswa(i)nya dan pengembangan bahasa Prancis mereka lebih maju dibanding sekolah-sekolah lain,” tutur ketua IO, Prof Ir Marsetyo MSc Ag PhD. Ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan penyerahan hadiah telling story, pidato bahasa Prancis dan film pendek bernuansa dan berkarakter Prancis serta pemutaran 3 film yang memenangkan lomba tersebut. “Pesertanya bukan hanya dari MAN saja tapi juga dari SMK 2. Karena sebetulnya kegiatan tersebut kita laksanakan untuk menumbuhkan motivasi bagi adik-adik SMA dan untuk penguatan kelembagaan warung Prancis kita,” terangnya. Ia menambahkan meski tidak hadir secara langsung dalam kegiatan tersebut, pimpinan Institut Francais Indonesia (IFI) Surabaya yang membawahi warung Prancis UNTAD, turut memberikan sambutan secara online saat kegiatan berlangsung. “Kegiatan kemarin itu, bukan semata-mata kerjasama antara MAN 2 dengan warung Prancis UNTAD, tapi juga dengan pihak IFI Surabaya dan warung Prancis Surabaya,” ungkapnya. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sekarang kita berada di era kompetisi dan model beasiswa yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga donor termasuk Prancis juga bersifat kompetisi, sedangkan kendala utama yang dihadapi ketika ingin kuliah di Luar negeri dan mencari beasiswa adalah bahasa. “Kita mengajak sejak dini anak-anak kita di SMA sederajat, karena saya yakin jika mereka mau belajar dan bekerja keras, insyah Allah peluang untuk mendapatkan beasiswa luar negeri itu sangat terbuka,” imbuhnya. Dalam sosialisasi itu, Prof Syukur Umar Dess dalam materinya membagikan pengalamannya tentang bagaimana suka duka, cara bergaul dengan masyarakat di Prancis dan trik-trik bisa sukses sekolah serta mendapatkan beasiswa Prancis.Vv


10

i Infotorial

Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

WISUDA LULUSAN 91 (XCI) UNIVERSITAS TADULAKO

FOTO DAN NASKAH : AKHMAD USMAR/HUMAS

Rektor, Prof. Dr. Ir Muhammad Basir SE M.Si saat memberikan pesan almamater kepada Para Wisudawan Lulusan 91 Universitas Tadulako

Rektor, Prof. Dr. Ir Muhammad Basir SE M.Si saat memberikan pesan almamater kepada Para Wisudawan Lulusan 91 Universitas Tadulako

Penyerahan cenderamata oleh Rektor, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir SE., MS kepada Rektor IPB, Dr. Arif Satria SP. M.Si

Salah satu wisudawati diantar oleh keluarga menggunakan kursi roda saat pemindahan tali toga

Prosesi pemindahan tali toga oleh Rektor, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir SE M.Si

1260 Wisudawan Lulusan 91 Untiversitas Tadulako


Infotorial

Edisi 93 Maret 2018

11

Tahun ke 6

Pendampingan Penyusunan Borang APT Universitas Tadulako

FOTO DAN NASKAH : AKHMAD USMAR /HUMAS Foto bersama Rektor dan Tim Pendamping Kemenristekdikti beserta seluruh Tim Penyusun Borang APT Untad

Penyerahan cenderamata kepada Prof. Dr. Ir. Mursalim oleh Rektor, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir SE MS

Rektor bersama Tim Pendamping, Prof Dr. Ir. Mursalim (ujung kanan) (Unhas), Dra Nining Setyawati (Subdirektorat Penilaian Kinerja PT) dan Prof Ir Moses L. Singgih M.Sc., M.Reg.Sc., Ph.D (ITS)

Rektor membuka secara resmi kegiatan Pendampingan Penyusunan Borang APT Universitas Tadulako

Prof Ir Moses L. Singgih M.Sc., M.Reg.Sc., Ph.D saat memberikan pengarahan terkait penyusunan Borang APT Untad

Rektor, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir SE MS memberikan penjelasan seputar Borang APT Universitas Tadulako

Tim penyusun Borang APT Untad saat mendengarkan pengarahan dari Tim Pendamping


12

Info Fakultas Edisi 93 Maret 2018 Tahun ke 6

Prodi Akuakultur Raih Akreditasi B Program Studi Akuakultur, Fakultas Peternakan dan Perikanan sukses meraih akreditasi B berdasarkan SK No 416/SK/BAN-PT/Akred/S/II/2018 Badan Asesor Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

akuakultur mencapai 340, meningkat hingga 53 poin dari nilai akreditasi Prodi Akuakultur pada tahun sebelumnya. Rusaini PhD menambahkan, dengan

capaian akreditasi B ini, kedepannya Prodi A k u a k u l t u r a k a n b e r u p aya u n t u k t e r u s peningkatan dalam hal ini meningkatan mutu akademik baik oleh dosen maupun mahasiswa.

Ketua Program Studi Akuakukltur, Rusaini Spi MSi PhD mengungkapkan, capaian tersebut meruapakan hasil dari perjuangan panjang Prodi Akuakultur. “Kami mendapatkan semua ini setelah melalui proses yang panjang dan melewati beberapa tahap persiapan yang dilakukan”. Terangnya. R u s a i n i P h D m e n g u n g k a p k a n , kesuksesan ini juga tidak lepas dari keterlibatan seluruh civitas akademika di Fapetkan, khususnya Tim Borang Prodi Akuakultur. Lebih lanjut, ia menjelaskan, nilai akreditasi di tahun 2018 ini memiliki kenaikan yang signifikan dari akreditasi-akreditasi sebelumnya. Pasalnya, nilai yang peroleh Prodi

D e k a n Fa ku l t a s Pe t e r n a k a n D a n Perikanan, Prof Ir Burhanudin Sundu MSc PhD yang ditemui di ruang kerjanya mengaku turut puas dan mengapresiasi capaian akreditas B Prodi Akuakultur. M e n u r u t nya , h a s i l ya n g d i c a p a i merupakan bukti kerja keras yang dilakukan oleh Prodi Akuakultur. Dengan adanya peningkatan akreditasi ini, Prof Burhanudin Sundu berharap, dapat memberikan dampak positif kepada mahasiswa maupun alumni Akuakultur. Ia juga berharap, capaian ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan hingga nantinya Prodi Akuakultur bisa mencapai akreditasi A. “Jika capaian ini bisa dipertahankan atau bahkan bisa ditingkatkan menjadi Akreditas A, maka kedepan Program Studi akan bisa mekar dari jurusan peternakan dan menjadi jurusan Akuakultur”. Ujar Prof Burhanudin Sundu. Dengan menjadi sebuah jurusan, kata Prof Burhanudin Sundu, Akuakultur dapat lebih memacu peningkatan tata kelolanya serta bisa memacu berkembangnya beberapa program studi baru dalam bidang ilmu perikanan dan kelautan”. fY

Junjung Tinggi Profesionalitas, FISIP Untad Adakan Kontrak Kerja Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas tadulako semakin giat berbenah. Hal tersebut ditandai dengan diadakannya kontrak kerja pegawai badan layanan umum (BLU) pada Sabtu (24/02/2018). Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Senat Gedung Dekanat baru FISIP Untad ini dihadiri oleh seluruh unsur pimpinan fakultas dan pegawai BLU.

kebaikan bersama dan kemajuan FISIP ke depannya. Ia juga menegaskan bahwa kontrak ini jangan dijadikan beban namun tantangan dan tanggung jawab bersama. Tidak hanya pegawai BLU, namun seluruh civitas akademik di lingkungan FISIP Untad. “Kita ini semuanya keluarga. Saling mengingatkan satu sama lain untuk bisa jadi lebih baik. Intinya komunikasi harus dijaga. Saya juga berharap semoga apa yang sudah disepakati ini bisa kita

jalankan dengan baik”, tambahnya. Menariknya, program ini tidak hanya sekadar akan mengevaluasi kinerja pegawai namun juga aka nada reward atau penghargaan bagi pegawai yang pencapaian kerjanya dinilai sangat baik. Dan tentu saja bagi pegawai yang kinerjanya dinilai kurang maksimal juga akan memperoleh sanksi, baik secara lisan maupun tertulis. MU

Adapun tujuan diadakannya kontrak kerja ini tidak lain merupakan program dari para unsur pimpinan yang sangat menginginkan terciptanya pelayanan prima. Hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan selama ini, di mana unsur pimpinan masih mendapati adanya kinerja yang belum maksimal. Oleh karenanya, kontrak kerja ini dijadikan momentum awal untuk memulai peningkatan kualitas pelayanan. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Dr. Muh. Nur Ali selaku Dekan. “Intinya kita ingin membangun layanan prima. Langkah awalnya dengan kontrak kerja ini”, tegas Dekan. Oleh karena itu, penilaian ini dilakukan dengan sangat terperinci. Poin-poin yang menjadi penilaian pun dibuat dalam beberapa kategori di antaranya; Integritas yang meliputi kejujuran, ketulusan, tanggung jawab; Komitmen yang meliputi kesetiaan, melaksanakan, konsekuen; Disiplin yang meliputi kehadiran, keteparan kerja, kepulangan; dan Kerja Sama yang meliputi peduli/solidaritas, inisiatif, dan kreatif/inovatif. Wakil dekan bidang umum dan keuangan, Dr. Andi Mascunra Amir, M.Si yang sekaligus merupakan penanggung jawab kegiatan ini menekankan bahwa kontrak kerja ini dilaksanakan demi

Tingkatkan Sumber Daya, Jurusan Fisika MIPA Buka Prodi Baru Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Tadulako (UNTAD) resmi membuka Program studi S1 geofisika pada tahun ini. Program studi ini dimaksudkan untuk dapat memenuhi permintaan pasar dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di Sulawesi Tengah. Saat ditemui di ruang kerjanya Selasa (27/02/18) , Dr. M. Rusyidi S.Si.,M.Si selaku Dekan mengatakan bahwa program studi ini dimaksudkan untuk dapat mengatasi masalahmasalah yang berkaitan dengan kebumian dengan pengelolaan sumber daya yang ada khususnya di Sulawesi Tengah. “Program studi geofisika ini adalah salah satu prodi yang berkaitan dengan tambang dan kebencanaan. Sulawesi tengah dengan kondisi daerah yang kaya sumber tambang sangat membutuhkan suatu bidang yang bergerak dalam bidang tersebut, baik dari sisi eksplorasi, eksploitasi dan pengelolaan hasil tambang. Selain sumber tambang, juga banyak permasalahan bencana alam. Sehingga program studi ini menjawab dari banyaknya sumber daya dan mengatasi permasalahan bencana alam yang ada disulawesi tengah”

ujarnya. Lebih lanjut, Dr Rasyidi menjelaskan bahwa uang kuliah tunggal (UKT) untuk program studi ini sebesar 3 juta. “Uktnya 3 juta, karena prodi geofisika ini sebenarnya tidak beda jauh dengan teknik geologi, dua duanya bergerak di kebumian. Sehingga kami berfikir bahwa besar UKT untuk prodi geofisika ini memang sesuai yaitu 3 juta.” Terangnya Sementara itu, Darmawati Darwis, S.Si.,M.Si.,Ph.D selaku ketua jurusan fisika mengatakan bahwa prodi ini telah memenuhi syarat untuk dibuka. “ Syarat yang paling utama u n t u k p r o g r a m s t u d i i n i a d a l a h p e r a l a t a n , d a n laboratoriumnya. Laboratoriumnya sudah ada, peralatannya cukup memadai, sumber daya manusianya ada, ruang perkuliahannya pun sudah kita atur. Jadi insyaallah program studi geofisika ini memang sudah siap tahun ini.” Jelasnya Ia berharap program studi ini diminati banyak orang dan dapat memenuhi permintaan pasar dengan memanfaatkan peluang-peluang kerja yang ada. “ Kami berharap nantinya prodi ini akan banyak diminati mengingat peluang kerja yang berhubungan dengan kebumian ini lebih diutamakan dibandingkan dengan lulusan dari ilmu fisika. Sehingga dengan hal tersebut, prodi geofisika ini diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar”. Tutupnya

Dr. Muhammad Rusydi H. M.Si Dekan FMIPA - Untad


Info Fakultas Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

13

Kuliah Umum Ilmu Komunikasi Bahas Pergeseran Tradisi Riset Komunikasi Program studi ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik universitas tadulako mengadakan kuliah umum bertempat di Conference Room Gedung IT Center Universitas Tadulako pada Selasa, (6/3). Kuliah umum tersebut diikuti oleh hampir seluruh mahasiswa ilmu komunikasi dan sebagian dosen komunikasi serta beberapa mahasiswa dari program studi lain. Pada kesempatan kali ini fakultas ilmu social dan ilmu politik, khususnya prodi ilmu k o m u n i k a s i u n i v e r s i t a s t a d u l a k o mendatangkan Dr. Atwar bajari M.Si. yang merupakan ketua program doktor ilmu komunikasi universitas padjajaran bandung sebagai pembicara. Di hadiri juga Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., S.H. M.Si. selaku Dekan f a k u l t a s I l m u K o m u n i k a s i ( F I KO M ) Universitas padjajaran Bandung yang datang untuk memberi sambutan di kuliah umum tersebut. Tema yang diangkat pada kuliah umum kali ini adalah ”Tradisi Riset dan Orientasi pengembangan ilmu komunikasi”. Kuliah umum yang dimulai pukul 09.00 WITA ini, di awali

dengan sambutan ketua pelaksana kegiatan kuliah umum Dr. mahpuddin, S.S., M,Si. dalam sambutanya berharap kajian komunikasi dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman, menurutnya kajian komunikasi di era ini sudah harus lebih maju. Dalam penjelasanya, Atwar bajari menyampaikan bahwa

k e r a n g k a k u a l i f i k a s i t i d a k b o l e h d i s t a n d a r i s a s i , ka re n a s e t i a p d a e ra h mempunyai kultur yang berbeda. setiap elemen dalam mata kuliah pengembangan program studi harus berbasis kultural. “lulusan jurnalis dari sini, harus bisa menguasai nilai-nilai kultural, karena jangan sampai salah tulis. Jangan sampai Bahasa daerah diterjemahkan ke Bahasa indonesia kemudian di standarisasi dan salah”. Kemudian ia menambahkan tentang adanya pergeseran tradisi riset komunikasi yang awalnya berdasar teori-teori pengaruh ke t e o r i - t e o r i i n t e r a k t i f ( o n t o l o g i komunikasi),dari yang kuantitatif bergeser ke kualitatif. “Ciri riset sekarang jarang menggunakan statistik tetapi banyak menggunakan kalimat kalimat yang panjang. Makanya skripsi sekarang tebal-tebal, karena menjelaskan secara detil dan mikro” jelasnya. Dalam kuliah umum ini, Atwar Bajari menyampaikan pesan tentang riset yang baik dan bermanfaat adalah riset yang memiliki kemampuan untuk berfikir tentang kebutuhan masyarakat. “membuat riset atau skripsi harus bisa bermanfaat bagi masyarakat, sangat egois orang yang membuat riset atau skripsi hanya untuk sekedar syarat untuk lulus,” Ujarnya menutup kuliah umum ini.

Tim Asesor BAN-PT Lakukan Visitasi Prodi Ilmu Komunikasi Program Studi (PRODI) Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) mendapat kunjungan dari Asesor BAN-PT dalam rangka Akreditasi Program Studi Ilmu Komunikasi , Kamis (15/3). Assesmen lapangan yang dilakukan oleh tim Asesor ini merupakan tahap lanjut dari desk Evaluation terhadap borang akreditasi Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah dikirim sebelumnya. Tim Asesor yang terdiri dari dua orang yaitu Dr.Catur Suratnoaji, M.Si (UPN Veteran) dan Dr. Mite Setiansah, M.Si (Universitas Soedirman) disambut oleh pimpinan fakultas, Program studi, dosen dan tenaga kependidikan Program Studi Ilmu Komunikasi yang dilanjutkan dengan ramah tamah. Bertempat di gedung Program Studi Ilmu Komunikasi, asesmen dilakukan selama dua hari (15-16/2). hari pertama, tim Asesor melakukan observasi terhadap fasilitas dan sarana prasarana penunjan proses belajar mengajar p ro d i i l m u ko m u n i ka s i . S e m e n t a ra i t u , wawancara terhadap dosen, alumni dan stakeholders Prodi Ilmu Komunikasi digelar pada hari berikutnya. Diskusi borang program studi berpusat di

ruang dosen Program Studi Ilmu Komunikasi ini, sebanyak 100 item penilaian borang program studi dipaparkan oleh Dr. Ilyas, M.Si selaku koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi. Sementara itu, pembahasan 44 item penilaian pada borang fakultas dibawakan oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu poltik (FISIP) Dr. Muh Nur dan Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Muhammad Khairil Koordinator program studi Dr. Ilyas, M.Si, berharap pada visitasi tahun ini bisa m e n d a p a t ka n h a s i l ya n g te rb a i k d a n maksimal. Mengingat jika dibandingkan visitasi 4 tahun terakhir, visitasi prodi ilmu komunikasi tahun ini memiliki banyak pencapaian. ''Kita punya banyak keuggulan pada visitasi tahun ini. Kita punya berbagai laboratium praktikum, 6 dosen bergelar doctor dan publikasi jurnal innternasional yang cukup untuk program studi ilmu komunikasi mendapat hasil yang baik.'' jelasnya. Hal serupa juga disampaikan, Dr. Muh Nur Ali, M.Si Dekan Fakultas ilmu sosia dan ilmu p o l i t i k s a a t a w a k m e d i a t a d u l a k o menghampiri ruanganya menyatakan sangat optimis bila prodi ilmu komunikasi bisa mendapat hasil seperti yang diharapkan.

''Insyaallah saya optimis bahwa ilmu komunikasi bisa memperoleh nilai A'' ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa jika prodi ilmu komunikasi terakreditasi nilai A. hal itu sangat berdampak positif bagi civitas akademik maupun alumni prodi ilmu komunikasi dari segi kualitas. ''Harapan jika mendapat nilai banyak sekali.

Dia antaranya alumni kita sebagai sarjana ilmu komunikasi bisa bersaing dengan universitas lain. Bagi dosen, terbuka peluang untuk bisa ikut menjadi asesor ban-PT. bagi institusi baik fakultas maupun prodi, Itu sangat mumpuni untuk bisa melakukan pengembangan program studi yang lebih baik.''imbuhnya.MU

Fakultas Kesehatan Masyarakat Bentuk Forum OHS dalam Seminar Nasional S a l a h s a t u p r o g r a m f o r u m i n i k e d e p a n n y a mengembangkan kapasitas mahasiswa yang telatih dalam kegiatan water rescue, fire fighter, dan first aid. Hal ini disesuaikan dengan tema seminar nasional yang ingin meningkatkan produktivitas di era MEA dimana mahasiswa lokal dituntut untuk bersaing dengan tenaga kerja dari luar negri. Dekan FKM Undip yang didaulat selaku pembicara dalam pemaparannya mengatakan kampus merupakan salah Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dekan FKM bersama Wadek Bidang Akademik dan Wadek Bidang Kemahasiswa, satu tempat kerja, oleh karena itu, budaya K3 di kampus juga serta Ketua Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas perlu diperhatikan. Hal ini menurutnya bahkan telah Kesehatan Masyarakat yang terkhusus dalam konsentrasi K3 memberikan dampak di kampus-kampus lain seperti mengundang Ibu Hanifa Maher Denny, S.KM., M.PH., PH.D Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas selaku dekan FKM Universitas Diponegoro dan juga Bapak Diponegoro dalam membentuk UPT K3 di kampus. Pada kesempatan itu, diadakan pula MoU antara FKM Joko Pranowo, S.H., M.Si selaku Kepala Seksi Pengawasan Universitas Tadulako dan FKM Universitas Diponegoro. Dinas Ketenagakerjaan Prov. Sulteng. Seminar Nasional yang bertema “Implementasi Budaya “MoU yang kita adakan lebih mengarah kepada tri dharma Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Untuk Meningkatkan perguruan tinggi, tentang penelitian, pengajaran, dan Produktivitas di Era MEA ini sekaligus membentuk forum pengabdian demi meningkatkan SDM”, tutur Wakil Dekan OHS (Occupational Health and Safety) yang bertugas Akademik sekaligus ketua Departement K3 di FKM UNTAD. mewadahi mahasiswa agar dapat belajar dan memiliki lebih “Harapan kedepannya, dengan pembentukan Forum OHS. banyak pengalaman di bidangnya sebelum terjun ke dunia FKM bisa menjadi fakultas pertama yang menerapkan K3 dikampus, agar bisa menjadi contoh bagi fakuktas lain,” kerja yang sebenarnya. tambahnya. Khasya

Dalam rangka memperingati bulan K3 Nasional 2018 di Sulawesi Tengah, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Tadulako mengadakan Seminar Nasional bertempat di Auditorium Lama Universitas Tadulako pada Selasa (06/03).


14

Info Fakultas Edisi 93 Maret 2018 Tahun ke 6

Expo dan Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Dana DIPA FKIP Tahun Anggaran 2017

Kamis (01/03) Unit Pengembangan Sumber Daya Pembelajaran (UPSP) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Fkip) Untad menyeleggarakan kegiatan expo dan seminar hasil penelitian dan pengabdian dana DIPA tahun anggaran 2017. Kegiatan yang terselenggara di Dekanat Fkip ini melibatkan 81 tim penelitian dan 56 tim pengabdian. Ir. Donny Marga Mangitung, M.Sc Ph.D selaku ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Tadulako yang sempat hadir membuka kegiatan expo menyampaikan bahwa setiap hasil penelitian dan pengabdian perlu dipublikasikan. “Dunia akademisi memberikan teladan, mewujudkan gagasan dan memberikan dorongan pemanfaatan hasil penelitian ilmiah dan pengabdian masyarakat, kampus merupakan lembaga yang menyediakan ruang untuk melakukan berbagai kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat maka dari itu hasil penelitian dan pengabdian harus disebarluaskan kepada masyarakat umum melalui publikasi ilmiah,”jelasnya. Selain itu, ia juga menekankan agar kiranya setiap hasil penelitian ilmiah dan pengabdian masyarakat yang dilakukan

setiap dosen terhindar dari plagiarisme. “Plagiarisme dapat terjadi karena tak disengaja, misalnya karena kurang memahami tatakrama pengutipan atau perujukan gagasan atau pendapat orang lain, atau bisa juga karena keterbatasan pelacakan sumber-sumber informasi dari literatur-literatur ilmiah. Oleh sebab itu, setiap penulis harus berusaha maksimal untuk memastikan bahwa setiap hasil penelitian ilmiah dan pengabdian masyarakat bukan buah karya orang lain”imbuhnya. Juniati, S.Pd, M.Pd selaku ketua panitia kegiatan juga menyampaikan harapannya terhadap kegiatan yang terselenggara selama dua hari tersebut. “Saya selaku ketua panitia tentunya mengharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini bukan menjadi kegiatan pertama dan terakhir, melainkan langkah awal untuk kegiatan selanjutnya agar terciptanya nuansa akademik yang harmonis baik dikalangan dosen maupun mahasiswa yang ikut terlibat dalam kegiatan ini,”ujarnya. .Pada penghujung pameran yang terlaksana selama dua hari tersebut akan dilanjutkan kegiatan presentasi penelitian pada hari Sabtu, 3 Maret 2018. ST

FAPERTA TINGKATAN KAPASITAS TENAGA PLP

Fakultas Pertanian (Faperta) Untad Workshop Sistem Pengelolaan Laboratorium bagi Tenaga Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) yang dilaksanakan di Ruang Senat Faperta (07/03). Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tenaga PLP dalam mengelola sistem laboratorium dengan baik. Dalam workshop tersebut, tenaga PLP diberikan pemahaman terkait status, kedudukan, fungsi dan posisi strategis laboratorium dalam tata kelola penyelenggaraan sistem laboratorium. Hasriyanti SP MSi, Ketua Panitia Peenyelanggara worksoh itu mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu rutinitas Fakultas setiap tahunnya guna meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan laboratorium. “Peningkatan kompetensi para laboran sangat penting dalam produktivitas Fakultas maupun Universitas pada umumnya.” Ujarnya. Lebih lanjut Hasriyanti mengatakan workshop ini juga bertujuan untuk mendukung kegiatan di perguruan tinggi yang meliputi kegiatan perkuliahan dan praktik dilaboratorium.

“Penggunaan fasilitas laboratorium juga harus dibarengi dengan peningkatan kompetensi. Sebab dengan kompetensi yang baik, maka penggelolaannya pun akan baik.” Ujarnya. Ia juga menjelaskan, tugas tenaga PLP dalam pengelolaan l a b o ra t o r i u m d i a n t a ra nya , p e ra n c a n g a n ke g i a t a n laboratorium, pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan, pemeliharaan, perawatan peralatan dan bahan, p e n g e v a l u a s i a n s i s t e m k e r j a l a b o r a t o r i u m s e r t a pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan, penelitian maupun untuk pengabdian masyarakat. Ia berharap, dengan pelaksanaan workshop itu dapat menjadi penunjang dalam meningkatakan kualitas pelayanan laboratorium Faperta kedepannya. “Semoga materi yang telah diberikan, dapat diaplikasikan ke laboratorium dan dapat diterapkan oleh laboran maupun mahasiswa,” Ucapnya. Narasumber pada workshop itu ialah Dr Irwan Lakani Msi Kepala Laboratorium Unit Hama dan Penyakit Tumbuhan dan diikuti oleh 60 peserta, terdiri dari 30 laboran serta 30 mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Sr

FKIP WUJUDKAN LINGKUNGAN BEBAS ASAP ROKOK Sesuai dengan SK Rektor UNTAD No 1353/UN28/KP/2012, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untad sejak awal Februari 2018 lalu mulai memberlakukan area bebas rokok. Meski kebijakan ini masih berlaku khusus di kawasan Dekanat FKIP. Bentuk peringatan yang di tandai dengan banyaknya banner larangan merokok disetiap sudut dedung Dekanat. Saat ditemui awak Media Tadulako, Dr Lukman Nadjamudin M Hum Dekan FKIP menjelaskan, tindakan pembatasan kebiasaan merokok di area kampus khusunya Dekanat FKIP merupakan salah satu bentuk pelaksanaan kewajiban. “Sesuai SK Rektor yang ada, hal seperti ini kami rasa merupakan kewajiban fakultas. maka dari itu kami berupaya untuk menerapkannya di FKIP”. Jelasnya. Menurutnya, tindakan pihak kampus memberlakukan aturan ini merupakan langkah awal yang positif untuk mewujudkan kesadaran akan menjaga kebersihan lingkungan sekitar kampus. Terlebih, Dr Lukman melanjutkan, FKIP sebagai fakultas yang akan menghalikan luaran para calon-calon pendidik. Tentunya harus lebih bisa memberikan contoh khusunya pemahaman terkait dampak yang ditimbulkan jika merokok di ruang publik. “Setiap orang memiliki hak untuk merokok, hanya saja kita perlu menimbulkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak seenaknya. Sebab, merokok di ruang public akan mengganggu kenyaman orang-orang disekitarnya kita. Ia mengatakan akan terus berupaya meningkatkan penerapan kebijakan ini, agar dapat memberikan hasil yang maksimal. Dr Lukman berharap, kebijakan kawasan bebas asap rokok dapat diperhatikan dan ditaati oleh seluruh Civitas Akadeika FKIP, baik dosen, pegawai dan mahasiswa. Rencanya, kebibajakan ini akan disosialisaikan pula setiap program studi yang ada di FKIP, agar tidak hanya berlaku di Dekanat, namun diberlakukan pula pada setiap prodi. Sulis


Akademisi Bicara Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

15

Mencari Tadulako Berikutnya

Prof. Dr. H. Sulaiman Mamar MA

Masa bakti pemimpin Universitas Tadulako sebentar lagi akan berakhir. Kampus ini akan memasuki fase baru yang akan menentukan arah sejarah Untad ke depan. Menyambut salah satu babak terpenting dalam sejarah kampus biru ini, Media Tadulako secara khusus berbincang dengan tiga narasumber yang telah cukup lama membersamai perjalanan kepemimpinan kampus ini di kampus tercinta ini Menyoal kriteria calon pemimpin Untad ke depan, Guru Besar Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako, Prof Dr Sulaiman Mamar MA, mengungkapkan bahwa kriteria pemimpin ideal untuk memimpin Untad selanjutnya mestinya sosok yang kinerjanya lebih baik dari Rektor saat ini. “Prof Basir sudah memimpin selama 2 periode dan membawa Untad menjadi lebih baik, secara fisik. Juga sudah aman dari gangguan eksternal. Itu Karena Prof Basir menggunakan pendekatan budaya sehingga kampus ini aman. Pembangunan di fakultas-fakultas juga, seperti masjid dan lain-lain. Itu bisa disebut kemajuan. Jadi, minimal harus menyamai kinerja Prof Basir. Paling tidak menyamai atau lebih baik,” Ungkap Prof Sulaiman. Selanjutnya Prof Sulaiman beraharap, pemimpin Untad ke depan merupakan sosok yang bisa diteladani dalam segala aspek, termasuk dari sisi keshalehan pada Tuhan. “Kalau pemimpin sebuah perguruan tinggi memiliki iman dan taqwa yang bagus, maka ia insya Allah bisa menjadi teladan bagi seluruh elemen yang ada di kampus,” tutur Dosen Sospol tersebut. Perihal pekerjaan rumah yang menjadi tugas kepemimpinan ke depan, Prof Sulaiman menitikberatkan pada sarana dan prasaran penunjang proses belajar mengajar. “Secara fisik, bangunan yang ada di Untad sudah baik. Namun fasilitasnya perlu diperbaiki lagi, contohnya kursi, infocus, dan fasilitas belajar lainnya. Kemudian, fasilitas lainnya misalnya WC untuk mahasiswa itu perlu ditambah lagi di beberapa titik. Intinya, layanan kepada mahasiswa itu perlu diperbaiki,” ungkapnya. Sementara itu, ditemui terpisah, Prof Ir Andi Lagaligo Amar MSc Agr PhD, memberikan masukannya terkait kepemimpinan kampus ke depan, baginya, Untad memerlukan pemimpin yang mampu memahami visi dan misi kampus. “paling tidak, pemimpin kita nantinya, mesti memahami, dalam rangka menuju visi itu. Dia harus bias mengetahui Untad itu sudah di posisi mana sekarang,” ujar Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Pengawasan tersebut. Prof Andi menambahkan, ia berharap siapapun yang nantinya memimpin Untad ke depan, orangnya bias memahami langkah apa saja yang sudah dilakukan rektor terdahulu dan mampu meneruskan

Prof. Ir. HAndi Lagaligo Amar MSc Agr PhD,

langkah itu. “Tidak harus sama caranya dengan yang dulu, tapi mampu menerjemahkan langkah-langkah apa yang sudah diambil pendahulunya dan bagaimana dia berbuat sehingga Untad ini berkesinambungan, bukan mulai dari nol lagi. Jangan seperti di tempat lain, pimpinannya berganti, arah pembangunan berganti. Untad tidak boleh begitu. Harus berkesinambungan,” tegasnya. Prof Andi menyatakan, semaju apapun dan sebanyak apapun prestasi yang telah dicapai oleh sebuah institusi, pasti masih terdapat banyak hal yang perlu dibenahi, termasuk Untad saat ini. “Sehingga dalam waktu ke depan yang menjadi prioritas, selain sarana dan prasarana yang masing sangat kurang, kalau menurut saya bagaimana mutu universitas ini yang antara lain dilihat dari akreditasinya. Sekarang kita berusaha untuk menuju akreditasi universitas dan instusinya. Program studi terutama, beberapa masih C. Walaupun kebanyakan B, bagaimana B itu menjadi A. Kita mau bukan hanya institusinya, tetapi program studinya juga. Nah untuk menuju kesitu tidak boleh dikatakan institusi sudah A lantas pekerjaan berkurang. Jadi masih banyak dalam hal pemutuan, dan salah satu yang mendukung hal tersebut adalah aspek penelitian dan publikasi,” ungkapnya. Selain itu, menurutnya minat masyakarat terhadap Untad juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. “Apa benar selain akreditasi terbukti bahwa memang kita diminati orang? Sekarang kita masih berpikir, sudahkah kita menangkan kompetisi calon mahasiswa yang berkualitas dari SMA menyerbu kita? kan belum. Bahkan cenderung dari SMA kita menyerbu tempat lain. Jadi kalaupun akreditasi kita sudah A, masih ada parameter lain,” kata Prof Andi. Selain bagaiman kampus menyerap mahasiswa dari sekolah-sekolah terbaik, Prof Andi juga mengingatkan, tantangan ke depan ialah sejauh mana tingkat kepuasan pengguna alumni-alumni Untad. “Bila pengguna alumni Tadulako puas, kita juga perlu bertanya, jangan-jangan mereka puas atau mereka mempekerjakan alumni kita karena memang kapasitas alumni kita secara pribadi. Nah berarti bukan hanya pemakai yang kita harus tanya, alumni kita juga. Apakah alumni kita mampu berbuat karena terdidik di universitas ini atau tidak. Apakah alumni kita mampu berbuat karena kemampuan pribadi atau karena terdidik di Untad, nah diukur disitu. Jadi lihat dua langkah, pertama akreditasi, lalu pengakuan publik. Ini yang perlu kita perbaiki,” ujar Dosen Fakultas Peternakan dan Perikanan tersebut. Berkaitan dengan sistem pemilihan rektor yang diselenggarakan secara terbuka, Prof Andi menyambut positif hal ini. “Disinilah kita melihat bahwa kita terbuka, dan mau mencari bibit

Prof H Hasan Basri MA PhD,

terbaik. Jadi saya kira itu positif. Tidak selamanya bahwa yang terbaik itu dari sini,” imbuhnya. Ia yakin, siapapun yang terpilih nanti adalah yang terbaik. Sementara itu, Ketua Senat Universitas Tadulako, Prof H Hasan Basri MA PhD, berharap, seorang pemimpin Untad yang tepat adalah seseorang yang jeli melihat kondisi Untad sekarang sehingga bisa membawa universitas ini ke arah yang lebih baik lagi. “Tentu kita tidak bisa menutup mata bahwa sekarang ini, kondisi Untad dibanding dengan yang dulu sudah lebih baik. Walau tentu saja masih banyak yang perlu diperbaiki disana-sini. Calon yang akan datang itu harus orang yang mampu membaca keadaan sekarang ini, yang sudah bagus dipertahankan, yang nampaknya masih bisa diperbaiki, dikembangkan lagi,” katanya. Menurut Prof Hasan, salah satu hal yang perlu diberi perhatian adalah peningkatan IT di segala bidang, baik di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian, kemahasiswaan, dan sebagainya. “Sebab bisa kita rasakan sendiri, contohnya pengelolaan administrasi akademik masih terhalang karena kapasitas bandwidth yang mungkin belum memadai. Jadi saya kira, tidak ada jalan lagi, IT kita dalam artian seluas-luasnya harus ditingkatkan, dan mahasiswa juga pasti itulah yang mereka harapkan. Sehingga ke arah itu nampaknya pengembangan ini. Tentu saja dengan tidak melupakan yang lainnya, tapi maksud saya, semua harus dikembangkan sesuai dengan sistem IT kita yang sekarang ini,” ujarnya. Prof Hasan menambahkan, sistem pemilihan yang terbuka, dimana memperbolehkan dosen dari universitas lain untuk mendaftar merupakan salah satu bentuk demokrasi dalam mencari pemimpin Untad yang diharapkan. “Kita tidak berapriori bahwa yang terbaik ada di Untad. Jadi dari universitas lain silahkan saja tidak ada masalah, sepanjang memenuhi syarat, bisa mendaftar. Itu artinya disitulah demokrasi kita bahwa kita membuka peluang kepada siapa saja yang berminat, tidak dibatasi,” ungkap Dosen Jurusan Bahasa dan Seni tersebut. Sebagai ketua senat, Prof Hasan mengharapkan agar pergantian kepemimpinan di Untad berjalan aman dan damai tanpa gesekan, serta berhasil memilih pemimpin yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan, “Semoga kita mendapat sosok yang visioner, futuristis, yang mampu melihat apa yang diperlukan Untad ini kedepan. Tentu saja yang bisa mengayomi semua civitas akademika, yang merangkul semua komponen yang ada di Untad, sehingga kita tetap bisa menjalankan motto yang selalu didengung-dengungkan selama ini yaitu satu Untad, satu nafas, satu keluarga,” tutupnya. Nr/Ndh


16

Mimbar Mahasiswa Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

Faris, Wisudawan Terbaik Lulusan 91 Untad

Ket : Faris didampingi Kedua Orang Tua di Wisuda Lulusan 91 Untad Faris, menjadi sejarah baru bagi Universitas Tadulako. Dalam Wisuda lulusan 91 baru-baru ini, mahasiswa bernama lengkap Faris Muhammad Gazali diumumkan sebagai mahasiswa terbaik jenjang S1 se-Universitas. Faris yang ditemui oleh reporter Media Tadulako mengaku sangat bersyukur dan tidak menyangka dengan predikat tersebut. Ketika dikonfirmasi soal capaiannya tersebut, Ia mengatakan kedua orang tua menjadi motivasi terbesarnya untuk selalu tekun dan bersungguh-sungguh dalam segala aktivitas, utamnya dalam belajar. “Dorongan dari kedua orang tua, menjadi semngat bagi Saya untuk berbuat yang terbaik”. Ucapnya. Pada saat proses penyelesaian studinya, Ais sapaan akrabnya mengatakan, semua pros itu tidak diperolehnya dengan mudah. Semuanya butuh kerja keras dan ketekunan dalam mencapainya. “saya selalu memasang target untuk mencapai apa yang diinginkan, ini juga menjadi dorongan dan semangat buat saya dimasa kuliah” lanjutnya. Mahasiswa yang lulus dengan predikat cum laude ini juga memiliki segudang prestasi akademik yang sangat membanggakan. Selain itu,

Ia juga aktif dibeberapa organisasi di Fakultas. Beberapa diantaranya, TP Al-Ishlah dan Badan Riset Mahasiswa FMIPA. Mengenai pengalamannya, Ais menuturkan, mahasiswa harus pandai dalam mengatur waktu, antara kuliah sebagai aktivitas utama dengan beragam aktivitas lain yang juga penting untuk menunjang kapasitas. “Berlembaga juga penting tetapi jangan sampai menyita waktu lebih banyak daripada kuliah kita, dan yang penting juga untuk dikurangi adalah waktu santai kita” Jelasnya. Wisudawan terbaik dengan IPK 3,97 ini berharap mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang S2 dan S3 agar dapat kembali ke Universitas tadulako bukan sebagai mahasiswa akan tetapi sebagai seorang dosen. “Saya berharap bisa lanjut sampai S3 dengan beasiswa dan menjadi seorang dosen dan peneliti muda yang dapat mengembang Untad menjadi Universitas yang lebih hebat” harapnya. Selain dinobatkan sebagai wisudawan tercepat tingkat Universitas, Faris juga mendapatkan predikat sebagai wisudawan terbaik tingkat fakultas dengan lama studi 3 tahun 5 bulan 20 hari. (Sr)

Fauzan dan Sundari, Wakili Untad pada Indofood & Give2asia Leadership Camp 2018

Fauzannur Ramadhan, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP dan Sri Sundari, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP angkatan 2015, dua mahasiswa penerima beasiswa Karya Salemba Empat (KSE) ini terpilih wakili Untad dalam kegiatan pelatihan kepemimpinan dan bela negara di Akademi Militer, Magelang (6-12/02). Kegiatan tersebut merupakan salah satu dari 4 program unggulan Yayasan Beasiswa KSE yang bekerjasama dengan perusahaan donatur BISMA (Beasiswa Indofood Sukses Makmur) dan Give 2 Asia yang di ikuti oleh 141 Peserta dari 27 Universitas di indonesia. Fauzan, begitu sapaan akrabnya mengatakan, kegiatan yang berlangsung selama satu minggu tersebut memberikan pelatihan dasar kepemimpinan kepada para mahasiswa yang menjadi peserta, agar mampu meningkatan kualitas, kapasitas dan keterampilan diri secara profesional. Para peserta juga diberikan pembekalan dan pembinaan

dengan materi-materi yang bertujuan untuk membentuk karakter mahasiswa yang memiliki jiwa kepemimpinan dan integritas yang tinggi. Selain itu, peserta juga didorong untuk memberikan energi positif pada lingkungannya, menjadi figur individu yang mencintai bangsa dan negara serta disiplin terhadap diri sendiri. Diberikan pula materi spesifik seputar kemiliteran, seperti pengetahuan senjata, proxy war, ilmu medan, kompas, dan survival. “Dalam kegiatan tersebut mental dan fisik kita dilatih serta karakter kita dibentuk, bagaimana menjadi seorang pemimpin yang cinta terhadap tanah air”. Ujar Fauzan. Sementara itu, Sri Sundari, yang juga menjadi wakil Untad dalam kegiatan itu mengungkapkan, banyak pelajaran yang Ia dapatkan dari kegiatan itu. Ia juga juga berharap, ilmu yang didapatkannya dalam kegiatan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam hal managerial. Ia juga mengaku bersyukur, bisa bersilaturrahim dengan mahasiswa dari berbagai Universitas di Indonesia. Fzn

PAGUYUBAN KSE AKAN SELENGGARAKAN TOKSEN

Aulia, Mahasiswi FKIP Untad Yang Mengajar di Thailand Ket Foto : Aulia (kanan), Mahasiswi Prodi Bahasa Inggris FKIP yang lolos dalam Program SEA Techer dan berkesempatan mengajar di Filiphina, Thailand.

Aulia Rachmania Oryza atau yang sering di sapa Aulia, mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untad yang berkesempatan mengajar di Filipina dan Thailand (22/01-17/02). Kesempatan mengajar di negeri Gajah Putih itu hadir setelah Ia bersama lima mahasiswa FKIP lainnya berhasil lolos program SEA Teacher, Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). Aulia mengaku, tidak pernah menyangka bisa pergi ke Thailand sekaligus mengajar disana. “Saya memang berniat suatu hari nanti bisa keluar negeri dengan kemampuan sendiri.” Ujarnya. Aulia juga mengatakan, niatnya tidak berhenti sebatas dalam hati, ia berusaha dan berjuang keras untuk mewujudkan keinginannya itu. “Saya berusaha sebaik mungkin meningkatkan kemampuan saya khususnya di bidang bahasa Inggris dengan mengikuti berbagai kegiatan dan perlombaan debat bahasa Inggris” jelas Aulia. Ada beberapa proses seleksi yang harus dilalui Aulia, diantaranya seleksi berkas, wawancara dan juga praktek mengajar. “Using your own money to go abroad itu gampang selagi kita bisa dan mampu, tapi using our country's money to go abroad itu susah, hal inilah yang sangat memotivasi saya untuk lolos dalam program SEA Teacher.” Tandanya. Aulia bertekad, “akan terus memacu langkahnya untuk meraih kesempatan-kesempatan berharga lainnya. “Jangan cepat menyerah karena rezeki itu sudah diatur, berpikirlah out of the box jangan terus menerus berada di zona nyaman kalian” Tegas Auli. Moh. Rizchald Walidain, alumni SEA Teacher tahun lalu yang ditemui awak MT mengaku bersyukur program SEA Teacher dapat diadakan kembali khususnya di FKIP. “Melalui program ini mahasiswa dan mahasiswi FKIP dapat lebih termotivasi dan terlatih untuk mengajar, apalagi dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional.” Ungkapnya. Hastini SPd MA, Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris menerangkan, SEAMEO merupakan sebuah lembaga antar pemerintah negara-negara Asia Tenggara dalam rangka mempromosikan kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan yang salah satu programnya adalah SEA Teacher. Sementara itu, SEA Teacher, lanjut Hastini, adalah program kerjasama antara tiga negara yaitu Indonesia, Filipina dan Thailand, yang bertujuan untuk menambah pengalaman mahasiswa fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan menempatkan mahasiswa yang lolos untuk mengajar selama 1 bulan di Negara-Negara yang telah ditetapkan. “untuk Prodi Bahasa Inggris, kali ini sudah menjadi angkatan kedua mahasiswa kami diutus dalam program ini. Jelasnya. Adr

“Ini semacam simulasi awal untuk mereka. Dari sini mereka bisa mengetahui Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) akan menggelar kemampuannya dan lebih mempersiapkan diri lagi untuk ujian SBMPTN nanti.” ujarnya. TOKSEN (Try Out KSE Se-Nusantara). Pendaftaran pesertanya, Demi mensukseskan kegiatan ini, Miqsal menyatakan pihaknya telah mengadakan akan dibuka mulai tanggal 3 hingga 13 AprilKet Foto : Miqsal, Ketua Panitia 2018. sosialisasi ke masing-masing SMA maupun SMK serta bekerjasama dengan kelompokTOKSEN 2018

TOKSEN Merupakan salah satu program yang dilaksanakan serentak oleh Paguyuban KSE seluruh Indonesia pada 21 April mendatang. Pelaksanaan TOKSEN ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa kelas XII menghadapi ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Hal ini disampaikan oleh Miqsal, Ketua Panitia TOKSEN Paguyuban KSE Untad saat ditemui awak Media Tadulako. “Dengan kegiatan ini kami ingin membantu adik-adik mahasiswa, meningkatkan rasa percaya diri dan jiwa berkompetisi mereka, khususnya dalam menghadapi SBMPTN nanti. Jelas Miqsal. Selain itu, Ia menyampaikan, hasil dari TOKSEN tersebut nantinya dapat membantu para siswa untuk mengetahui kemampuannya dalam mengerjakan soal-soal SBMPTN.

kelompok Bimbel yang ada di Kota Palu. “Saya berharap agar kegiatan tersebut dapat memberikan gambaran bagi para peserta tentang bagaimana mempersiapkan diri dalam mengerjakan soal-soal ujian di SBMPTN 2018 nanti,” lanjutnya. Miqsal juga menambahkan, peserta yang masuk 3 besar akan diberikan hadiah berupa trophy dan sertifikat. “Sertifikat tersebut dapat pula digunakan untuk mendaftar beasiswa KSE nantinya” ungkap mahasiswa Prodi Kimia FMIPA itu. Rencananya, Paguyuban KSE Untad akan memusatkan penylenggaraan TOKSEN tersebut di gedung Auditorium Universitas Tadulako. Selain try out SBMPTN, kegiatan tersebut juga akan dirangkaikan dengan sosialisasi beasiswa Karya Salemba Empat serta pengenalan kampus Universitas Tadulako kepada para siswa. Nr


Mimbar Mahasiswa Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

17

MAHASISWA UNTAD RAIH JUARA III DALAM AJANG BNN CHALLENGE TAEKWONDO OPEN TOURNAMENT 2018 Ardiansyah, Mahasiswa Teknik Informatika Fakultas Teknik Untad Angkatan 2015 kembali berhasil meraih juara III dalam ajang Kejuaraan BNN Challenge Taekwondo Open Tournament 2018 itu di gelar pada 16 - 18 Februari 2018 di GOR Purna Krida Badung, Bali. Kejuaraan BNN Challenge Taekwondo Open Tournament 2018 bertemakan “Generasi Bebas Narkoba, Taekwondo Untuk Indonesia” ini merupakan langkah inisiatif untuk mendukung program pemerintah dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba & prestasi taekwondo Indonesia.

Dalam Turnamen itu, terdapat dua kategori yaitu Kyorugi & Poomsae yang terdiri dari beberapa tingkat di antaranya Kelas Senior, Junior, Kadet dan Pra Kadet. Ardiansyah sendiri berkompetisi pada Kelas Senior, kelas 58 Kg. Atas peringkat yang diraihnya, Ardiansyah diberi gelar Bronze Medalist Of U 58 Kg Senior Male Kyorugi. Ardiansyah, saat ditemui awak Media Tadulako mengungkapkan rasa senangnya telah menjadi perwakilan Sulawesi Tengah sekaligus juga mengharumkan nama Universitas Tadulako di Ajang Kejuaraan Taekwondo Internasional tersebut. Ardiansyah memperoleh peringkat ke-3, setelah

peringkat 1 disabet oleh Sonny Firmansyah dari Tasikmalaya dan peringkat ke-2 oleh Rafael Renaldi Avin. Ajang BNN Challenge Taekwondo Open Tournament 2018 yang di selenggarakan di Bali telah mengumpulkan atlet Taekwondo dari berbagai daerah di tanah air. Peserta yang berkompetisi dalam ajang tersebut tidak hanya dari berbagai daerah di Indonesia saja, melainkan juga negara serumpun Malaysia. AA

Bincang Etnofotografi, Hadirkan Fotografer Legenda Foto bersama pengurus SPOT dengan Don Hasman usai kegiatan Bincang Entnofografi di Ruang Senat FISIP Untad (02/03), Sarana Pecinta Fotografi (SPOT) Fakulltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untad menggelar Workshop bincang fotografi. Bincang Fotografi itu menghadirkan Etno Fotografer indonesia, Don Hasman. Saat memaparkan materinya, Don Hasman menjelaskan, menggeluti dunia Etnofotografi diperlukan konsistensi dan kesabaran yang lebih. “Untuk menekuni etnofotografi tidaklah mudah, butuh pengorbanan, dan tenaga yang lebih dalam menekuninya.”ungkapnya. Dalam kesempatan itu, Don juga memamerkan foto-foto etnofotografi yang ia peroleh dalam perjalannya sejak berkiprah didunia etnofotografi. Khususnya foto-foto yang diabadikannya saat menjajal suku badui pedalaman yang terkenal sebagai suku yang sangat tertutup dan sama sekali belum tersentuh pengaruh modernisasi.

Dalam Bincang yang berlangsung kurang lebih 2 jam itu Don mengatakan, ia harus menghabiskan 45 tahun untuk membingkai budaya suku badui tersebut kedalam karya-karya fotografinya. Don Hasman, sosok panutan fotografer Indonesia ini dikenal dengan semangat jiwa petualangnya dengan kamera yang selalu bertengger ditangannya menghasilkan foto-foto yang bernilai seni tinggi. Tidak heran, Ia menggait penghargaan 100 Famous Photographers In The World pada tahun 2000 oleh pemerintah Perancis serta Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya dari Presiden Republik Indonesia pada tahun 2009. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswan, Dr Intam Kurnia Msi dalam sambutanya merasa bersyukur, atas kehadiran salah satu fotografer dunia tersebut, membagikan pengalaman dan ilmunya kepada mahasiswa FISIP. “Saya berharap agar seluruh peserta yang datang bisa memperhatikan baik- baik materi-materi yang dibawakan Om Don Hasman. Sehingga, kedepanya bisa dijadikan sebagai pengetahuan yang baru, bahkan dikembangkan.” Ucap Dr Intam. Mu

LDK UPIM Untad, Ajak Mahasiswa Peduli Ghouta

Ket : Kajian Islam Anak Tadulako (KIAT) di Masjid Al-Muhtadin Jl Sam Ratulangi, Palu

Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (LDK UPIM) Untad mengajak mahasiswa Untad untuk peduli pada Ghouta dalam kegiatannya Kajian Islam Anak Tadulako (KIAT) yang diselenggarakan di Masjid Al-Muhtadin, Jl Sam Ratulangi, Palu (25/03). Ustad Citrawan K. Djiho LC MPdi, pemateri dalam kajian bertemakan “Andai pemuda Ghouta adalah Kita” tersebut menerangkan, Ghouta bukanlah persoalan sederhana, melainkansuatu bagian kecil dari kondisi yang terjadi di Suriah. Ada banyak kepentingan yang menjadi pemicu atas

k o n d i s i y a n g memprihatinkan di Ghouta Timur tersebut. Namun, Ustad Citrawan mengatakan, hal yang jelas terjadi di Ghouta saat ini, merupakan suatu bentuk krisis kemanusiaan. Menurut Ustad Citrawan, selain menewaskan anakanak dan ribuan warga lainnya, konflik di Suriah itu juga mengakibatkan krisis ekonomi bagi masyarakat setempat. Berbagai harga kebutuhan pokok mengalami lonjakan harga yang sangat tinggi. Sehingga, selain kondisi yang penuh tekanan, penduduk Ghouta juga menghadapi sulitnya memperoleh bahan makanan. “Yang mereka butuhkan saat ini, tidak lain adalah bantuan dari orang-orang yang tergerak hatinya untuk peduli terhadap apa yang mereka

alami”. Tuturnya. Kepada para mahasiswa yang mengikuti kajian itu Ustad Citrawan menyampaikan, selain upayaupaya penggalangan dana, mahasiswa juga berperan dalam kegiatan-kegiatan yang memberikan pemahaman akan kondisi riil yang terjadi di Ghouta kepada khalayak. Sebab, lanjut Ustad Citrawan, mahasiswa memiliki kemampuan dalam mengedukasi masyarakat. “Dengan begitu, mudah-mudahan masyarakat bisa tergerak hatinya untuk peduli dan membantu penduduk Ghouta.” Ucap Ustad Citrawan. Sementara itu, Ketua LDK UPIM Untad, Rifki Zulfahmi mengatakan, pemuda-pemuda Ghouta merupakan pemuda-pemuda yang tangguh, karena terdidik dengan lingkungan yang penuh tekanan. “Andai pemuda Ghouta adalah saya, barangkali saya tidak akan mampu bertahan seperti mereka”.

Ia juga menambahkan, sebagai insan intelektual, sebagai bagian dari masyarakat dunia, terlebih sebagai anak bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan dalam falsafahnya, sudah seharusnya mahasiswa dan seluruh masyarakat Indonesia tidak boleh menutup mata atas penderitaan yang dialami penduduk Ghouta, Sruiah. “Untuk itu, kita perlu mengeluarkan segala daya dan upaya semampu kita untuk bisa membantu mereka. Baik dengan menyiisihkan sedikit materi yang kita punya, atau minimal mengirim do'a terbaik untuk mereka disana. ” Tutur Rifki. Mahasiswa Pendidikan Geografi ini berharap, melalui program KIAT yang diinisiasi oleh LDK UPIM, kedepannya dapat menjadi sarana dalam menambah pemahaman mahasiswa, menumbuhkan sikap kepedulian terhadap sesama, dan juga meningkatkan rasa syukur dalam kehidupan seharihari. Sr

PENYISIHAN COMIC'S TADULAKO SEGERA DIMULAI Competition on Mathematical Science (CoMic'S) Tadulako 2018 akan memasuki babak penyisihan pada 16 April mendatang.Mengusung tema “Actualize Fabulous Math in Passion Integrity”, kompetisi matematika tingkat SMA sederajat seProvinsi Sulteng yang merupakan agenda tahunan Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) FMIPA Untad ini diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Menurut Eddy Iswardy, Ketua Panitia, sistem penyisihan akan dilakukan secara online. Peserta yang lolos penyisihan akan lanjut ke babak semifinal pada 4 Mei dan yang lolos semifinal akan mengikuti final pada 5 Mei 2018. Berbeda dengan dua kompetisi sebelumnya, lanjut Eddy, di tahun ini para peserta murni merupakan siswa SMA dan sederajatnya, “Kami tidak lagi membolehkan masuknya tingkatan lain dalam

kompetisi SMA seperti tahun sebelumnya,” ujar Eddy. Sementara itu, Ketua Prodi Matematika FMIPA Untad, Dra Rina Ratianingsih MSi saat ditemui di ruangannya menuturkan, CoMic'S menjadi tolak ukur terhadap perkembangan Prodi Matematika. “Kalau CoMic'S nya bagus insya Allah kualitas proses yang ada di Prodi pasti akan bagus,” Ungkap Dra Rina. Dra Rina juga mewacanakan, para pemenang CoMic'S nantinya bisa mendapatkan keringanan untuk Ket Foto : Suasana Semi Final CoMic's 2017 melanjutkan pendidikan di Prodi Matematika FMIPA Untad. Dra Rina berharap, CoMic'S dapat berkembang ke tingkat yang lebih “Paling tidak bisa bebas masuk. Karena selama ini kebanyakan para luas agar Prodi Matematika dapat pula dikenal secara luas. pemenang kompetisi setelah lulus SMA memilih kuliah diluar, dan kami Senada dengan itu, Wandi, Ketua Himatika FMIPA Untad berharap, ingin memberikan penawaran bahwa proses yang ada disinipun bisa output dari CoMic'S tidak hanya berhenti saat final namun dapat menghasilkan alumni yang berkualitas.” tuturnya. berlanjut pula ke kompetisi-kompetisi serupa dengan skala nasional. Nr


18

Mimbar Mahasiswa

Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

Millenials Anti Mainstream Manfaatkan Teknologi Informasi untuk Hal Positif

Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HMTI) bekerjasama dengan Forum Indonesia Muda (FIM) Kota Palu menggelar Talkshow Inspiratif bertema 'Millenials Anti Mainstream), pada Sabtu (03/03) di Theater Room Untad. Menurut Ketua Panitia, Muhammad Zein, kegiatan ini bertujuan untuk membuka wawasan generasi muda khususnya di Kota Palu akan pentingnya memanfaatkan perkembangan teknologi informasi secara

maksimal dan bisa berdampak baik terhadap masyarakat. Muhammad Fikri, (Head Of C o m m u n i t y M a n a g e m e n t B u k a l a p a k ) , s a l a h s a t u narasumber dalam kegiatan ini menuturkan bahwa generasi m i l l e n i a l s s u d a h s a n g a t bergantung dengan teknologi, sehingga ingin serba instan serta tidak menghargai proses. “Karena begitu lahir tibatiba langsung ditopang sama Ipad, dikasih sama orang tuanya. Kalau berita, bukan lagi nonton tv tapi lihatnya di internet. Ini bicara dalam skala besar, kota besar. Intinya semuanya dicari di internet. Yang paling besar pengaruhnya adalah sosial media. Karena sosial media itu ibarat dua mata uang, bisa negatif bisa positif,” ujar lulusan University of Amsterdam ini. Lanjutnya, kecanggihan teknologi saat ini semestinya dimanfaatkan generasi muda untuk belajar semaksimal mungkin. “Jadi kalau misalnya diantara kita masih ada yang suka malasmalasan, tidak tahu apa-apa, itu suatu hal yang memalukan,

dibandingkan orang-orang zaman dulu yang tidak ada internet. Mereka sampai di posisi pejabat dan sebagainya, sukses jadi pengusaha, tanpa bantuan teknologi. Sukses itu dengan ilmu pengetahuan. Kita sudah difasilitasi dengan internet, bisa belajar di youtube dan sebagainya. Intinya hanya satu, kemauan” tegasnya. Sementara itu, Ketut Yoga Yudistira (Founder channel Youtube 'Kok-Bisa?') dalam pemaparannya menyatakan bahwa saat ini sudah terlalu banyak konten-konten yang tidak bermutu baik di televisi maupun internet, sehingga akan berdampak negatif terhadap generasi muda. “Solusinya tidak cukup hanya dengan menyensor konten-konten tersebut, tapi juga harus dibarengi dengan mengembangkan konten-konten positif yang bisa bersaing. Setidaknya orang harus punya pilihan, harus punya alternatif,” ujarnya. Untuk itulah, lanjut alumni Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia ini, sekitar 3 tahun lalu pihaknya bekerjasama dengan orang-orang yang berkompeten di bidangnya, baik di dalam maupun di luar negeri untuk mengangkat prestasi-prestasi orangorang Indonesia serta membuat konten-konten bertema edukasi di chanel youtubenya. “Tapi percuma kalau hal ini kita pelajari semuanya tapi tidak kita share itu ke orang lain,” tandasnya. Talkshow yang dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik, Dr Zefitni MT ini dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari Komunitas Bukalapak Kota Palu serta para mahasiswa dari berbagai fakultas di Untad. NR

HIMASTIKA FMIPA, PERINGATI MILAD KE-2 Himpunan Mahasiswa Statika (HIMASTIKA) FMIPA Untad menggelar peringatan Miladnya yang ke 2. Acara ini berlangsung di Hotel Paramasu, yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa Program Studi Statistika dari berbagai angkatan(25/02). Agum Fath Datulemba, Ketua Panitia Milad saat ditemui wartawan mediat tadulako mengatakan, Milad ke 2 himastika merupakan awal bagi himastika untuk menorehkan berbagai prestasi laiannya. Menjadi himpunan baru merupakan tantangan yang harus dihadapi. “Bisa dikatakan himpunan kami baru berdiri, namun hal tersebut tidak membuat semagat kami redup dalam menyukseskan berbagai kegiatan himastika. Keseriusan dalam menggagas beberapa kegiatan merupakan langkah awal kami dalam menghadapi persaingan.” Ujar mahasiswa semester 4 tersebut. Perayaan Milad ke 2 ini bertujuan untuk memupuk tali persaudaraan diantara mahasiswa Statistika. Peringatan Milad itu dimemeriahkan dengan sejumlah penampilan seperti tarik suara, Stand Up Comedy dan Dance. Adapula berbagai lomba seperti, lomba tarik tambang dan lomba bola dangdut yang diikuti oleh mahasiswa statistika. Selain itu, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan beberapa penghargaan yang diberikan oleh panitia, diantaranya Dosen terfavorit, Mahasiswa terfavorit, serta Asisten Dosen Terfavorit. Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) kota Palu dan provinsi Sulawesi Tengah. Dalam sambutannya, Kepala Badan Pusat Statistik kota palu mengapresiasi semangat mahasiswa Himpunan Statistika dalam membuat acara yang mewah tanpa bantuan dana dari pihak kampus. Nureni Msi, Ketua program studi statistika menyambut baik diadakannya kegiatan ini. Ia berharap, Himastika dapat terus menyuguhkan inovasi dalam mengembangkan mahasiswanya lewat kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan yang mengangkat tema “Togetherness Is Our Breath” ini, juga dihadiri oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu dan Provinsi Sulawesi Tengah. AM

Hadapi Maraknya Pencurian LDF Perkuat Koordinasi Dengan Birokrasi Kasus pencurian di wilayah kampus UNTAD semakin marak, pelaku menjalankan aksinya dengan kedok meminta tumpangan dan berpura-pura menjadi jama'ah shalat. Kasus tersebut sering terjadi terutama saat shalat berjama'ah berlangsung.

Wahyu Wiranto (Ketua MPM Al-Jihad FSISP Untad)

Menanggapi hal tersebut, beberapa Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) berupaya melakukan antisipasi dan meningkatkan keamanan. TP. Al-Ishlah dan MPM AlJihad kerap beberapa kali menjadi target pencurian, mulai barang-barang jama'ah hingga barang-barang milik lembaga. Ketua MPM Al-Jihad, Wahyu Wiranto mengatakan, Sekretariat MPM Al-Jihad kerap kali dibobol pencuri hingga beberapa perlengkapan milik lembaga dan barang milik beberapa kadernya menjadi sasaran pencurian. Untuk mengantisipasi agar kejadian tersebut tidak terulang, mereka berupaya melakukan kerjasama dengan pihak birokrasi fakultas. Senada dengan Wahyu, ketua TP. Al-Ishlah, Afrizal Sona mengemukakan, mereka

juga sering mengalami kasus pencurian terutama di wilayah jama'ah wanita yang selama periodenya telah 3 kali terjadi pencurian terhadap barang jama'ah. “Kami sudah berupaya khususnya di tempat akhwat (perempuan) agar selalu dipanta.” Tuturnya. Berbeda dengan LDF lain, Fahmi Yusuf selaku MPM AnNahl menyampaikan hingga saat ini meraka tidak pernah mengalami pengaduan hilangnya barang-barang jama'ah maupun barang milik lembaga. Fahmi menambahkan meski pun tidak pernah mengalami kasus pencurian, mengingat beberapa UKM di lingkup FAPETKAN sering mengalami kehilangan, mereka tetap berupaya melakukan tindakan antisipasi terutama tetap melakukan kegiatan bermanfaat walaupun hari libur dan selalu memastikan sekret dalam keadaan terkunci. Ia pun berharap jika para pelaku merupakan mahasiswa, seharusnya mereka sadar dengan tugas dan tanggung jawabnya yang dititipkan orang tua dan bangsa kepada mereka dengan tidak melakukan tindakan tercelah tersebut.Vv


Resensi Edisi 93 Maret 2018

Tahun ke 6

19

Bulan Terbelah di Langit Amerika Oleh : Khaulah Syahidah*

Judul Buku Penulis Penerbit Cetakan Jumlah Halaman

: Bulan Terbelah di Langit Amerika : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra : Gramedia Pustaka Utama : kesepuluh, Mei 2016 : 344 halaman

Sebuah buku lanjutan dari novel “99 Cahaya di Langit Eropa”. Di awal buku, mengisahkan serentetan kejadian sebelum kehancuran WTC 9/11 tahun 2001 di Amerika. Tragedi yang meluluhlantakkan keberagaman agama di Amerika. Pada akhirnya membuat negara adidaya itu membenci keberadaan islam. Di sisi lain, kesibukan Hanum sebagai jurnalis di Heute ist Wunderbar, sebuah koran di Wina yang berformat setengah gratis selalu menggiringnya untuk terus menulis artikel yang aneh dan luar biasa. Hingga tiba ke tema “Would the world will be better without islam?”. Sementara sang suami Rangga yang disibukkan dengan banyak paper untuk kelangsungan karier S-3nya. Rangga kemudian mengenal Philipus Brown, seorang miliuner Amerika yang menjelma sebagai filantropi dengan membantu segenap beasiswa untuk ratusan anak korban perang di timur tengah. Bahkan mengasuh salah seorang anak muslim yang berbeda keyakinan dengan dirinya. Hal ini memberikannya inspirasi untuk paper selanjutnya. Tema artikel yang mencekik Hanum pun harus ia bereskan, demi memyelamatkan Heute is Wunderbar dari ancaman kebangkrutan. Juga menjawab dengan penuh yakin, bahwa dunia tidak akan lebih baik tanpa islam. Kedua kejadian itu lalu mengantarkan mereka terbang ke New York, yang juga bertepatan dengan sewindu kejadian 9/11. Hari-hari pertama yang kurang beruntung, membuat Hanum dan Rangga sedikit mengalami pertengkaran hingga mengucap kata-kata yang disesali namun juga disyukurinya di akhir jalan. Hanum meminta Rangga untuk bepisah, ia akan tetap di New York mencari narasumber yang tepat. Sedang Rangga harus menjalani konferensi nya di Washington DC demi menemui Philipus Brown yang harus dibujuknya mengisi kuliah tamu di Wina sekaligus untuk menjawab papernya tentang “the power of giving“.Harapan terakhir ketika mereka datang ke demonstrasi besar-besaran akibat rencana pembangunan masjid di dekat Ground Zero. Hanum terjebak dalam kekacauan setelah mewawancarai pria bernama Michael Jones, yang istrinya meninggal saat tragedi 9/11. Hanum pun diselamatkan oleh salah satu kurator di museum 9/11 bernama Julia Collins yang sesungguhnya seorang wanita muslim. Pertemuan itu lalu membawa berbagai kejaiban untuk menjawab tema “would the world will be better without islam?” Di akhir cerita, meskipun Rangga dan Hanum

berada di kota berbeda dan menjalani petualangan berbeda. Rangga kemudian berhasil menyatukan kepingan-kepingan petunjuk untuk menjawab mengapa bulan membelah kembali dirinya di langit Amerika juga jawaban tentang nasib dunia bersama islam. Kelemahan: Kurangnya gambar yang memvisualisasikan keadaan yang ada di Amerika. Hal ini akan menyulitkan orang awam untuk memahami alur cerita yang terjadi. Packing buku yang lemah sehingga membuat buku mudah rusak tidak adanya daftar isi yang memudahkan untuk mencari bagian yang disukai tidak terdapat pembatas buku Kelebihan: penuturan cerita yang berteka-teki membuat pembaca semakin bersemangat untuk menyelesaikan bacaannya penggambaran suasana yang cukup jelas sehingga pembaca bisa mengimajinasikan dengan baik pula perpindahan sudut pandang antara Rangga dan Hanum semakin membujuk intuisi pembaca untuk mengetahui akhir dari cerita banyak pesan tersirat namun tidak pula menginterpretasikan pendapat penulis dalam cerita Buku ini menjadi buku national best seller yang dapat mengutak-atik intuisi pembacanya mengenai keadaan sebuah keyakinan didunia. Buku ini juga membongkar sejarah-sejarah islam yang terjadi di amerika, meski tidak serunut yang ada di eropa namun cukup jelas untuk membuat pembaca menarik kesimpulan dari berbagai persepsi tentang keadaan islam di tanah big apple. Buku ini pantas dibaca siapapun dan dari keyakinan manapun, karena buku ini tidak pernah memihak suatu agama pun, melainkan hanya untuk memberitahukan secara tidak langsung bahwa tanpa islam, dunia akan haus kedamaian. *Resensor adalah Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tadulako

Belajar Merawat Indonesia : Kepemimpinan Alternatif Oleh : Vivi Sasmita* Indonesia adalah negeri yang memiliki jutaan warna dikalangan penduduknya. Negara yang tak pernah kekurangan tunas bangsanya. Indonesia adalah negeri yang menyimpan banyak keindahan dan berjuta mimpi di dalamnya. Negeri ini tidak pernah kehabisan pemimpinnya, berbagai sistem kepemimpinan telah menorehkan kisahnya dalam lembar sejarah bangsa ini. Pemimpin tidak boleh kita maknai dengan lingkup yang sempit, bukan hanya sebatas pemimpinpemimpin Negara, melainkan pada semua entitas kehidupan. Jiwa kepemimpinan yang luar biasa dapat kita temukan dalam diri sang pembawa risalah kenabian, rasulullah Muhammad salallallahu alaihi wa salam. Empat sifat nabi yaitu siddiq, amanah, tabligh dan fathanah adalah kriteria dasar yang harus dimiliki seorang pemimpin. Siddiq merupakan inti dari sebuah kredibilitas dan integritas yang baik, yang tidak akan membuat seorang pemimpin tergoda untuk melakukan penyimpangan. Sikap amanah merupakan sikap seorang pemimp[in yang professional yang akan mnjalankan code of conduct dengan sepenuh hatinya. Seorang pemimpin juga harus memiliki sifat tabligh yaitu kemampuan untuk berkomunikasi untuk menarik simpati dari yang dipimpinnya. Seorang pemimpin juga harus mampu membaca masa depan untuk menuntunnya dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang tepat untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan bagi orang-orang yang dipimpinnya dan sifat inilah yang disebut sifat fathanah. Indonesia membutukan pemimpin-pemimpin yang selalu mengingat

rakyatnya. Namun, realitas yang dihadapi bangsa ini, ternyata belum selaras dengan mimpi untuk mendapatkan yang memiliki sifat-sifat tersebut. Kondisi masyarakat yang mulai jenuh dengan mainstream kepemimpinan saat ini, menggugah para pemimpin muda untuk menuangkan gagasannya tentang kepemimpinan alternatif. Buku ini menyajikan sebuah potret kusam realitas kepemimpinan,. Realitas yang menunjukkan bahwa kepemimpinan yang seolah mati olehdominasi kepentingan kelompok di atas kepentingan rakyat. Selain itu, rakyat telah mengalami kejenuhan dengan janji-janji dan segala permasalahan kepemimpinan sehingga rakyatpun mendambakan hadirnya kepemimpinan alternative yang mampu membawa sang pertiwi menggapai cita-cita luhurnya. Hadirnya pemimpin aternatif bukanlah representatif kesempurnaan, melainkan kpemimpinan manusia biasa yang lebih beriorentasi pada proses dan hasil secara seimbang dalam perwujudan kesejahtraan rakyat yang dapat diemukan pada kepemimpinan dikalangan mahasiswa. Keberadaan kampus menjadi sarana aktualisasi dan ajang implementasi geliat kepemimpinan alternatif. Karen kampus adalah instansi independen tempat berprosesnya gagasan, wadah aspiratif berbagai nilai dan sarana efektif menggembleng karakter, maka tidak salah bila kampus disebut “industri pemikiran”. Kepemimpinan alternatif tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi terbeentuk oleh tangan-tangan penderma, yaitu penderma integritas dalam upaya belajar merewat Indonesia. Karya “Dompet Dhuafa” ini mengungkap bahwa mahasiswa lah pemimpin alternatif itu. Mahasiswa lah sharusnya pemilik karakter kepemimpinan alternatif itu. Buku yang penuh inspirasi ini menyajikan berbagai macam contoh kepimpinan, dimuai dari sifat

kepemimpinan Muhammad bin Abdullah yang dengan sifat kepemimpinannya yang karismatik dengan pengikut terbanyak sejak kenabiannya hingga berabad-abad setelah wafatnya, sampai cara pengkaderan yang dilakukan Tjokroaminoto kepada Soekarno dan kawankawannya yang mampu membebaskan Indonsia dari tangan para penjajah dan masih banyak contoh kepemimpinan yang selama ini dirindukan negeri ini. Buku ini juga dilengkapi dengan profil penulisnya, yaitu 44 aktivis mahasiswa berprestasi dari berbagai kampus di Indonesia. Bukan itu saja, buku penuh motivasi ini juga dileengkapi dengan profil beasiswa aktivis nusantara (BAKTI NUSA) Dompet Dhuafa. Sehingga, buku ini sangat recommended untuk dibaca oleh semua kalangan, terutama para pemuda dan khususnya mahasiswa yang menginginkan perubahan bagi negeri ini, perubahan ke arah perbaikan, serta untuk menggali petensi kepemimpinan dalam diri mahasiswa yang mengakui dirinya sebagai agent of change. *Resensor adalah Mahasiswi Kimia FMIPA Universitas Tadulako

Judul Buku

: Belajar Merawat Indonesia, Kepemimpinan Alternatif Penulis : Greget K. Buana dkk Penerbit : Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa Tahun Terbit : 2013 Jumlah Halaman : 314


Universitas Tadulako


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.