Media tadulako edisi 78 desember 2016

Page 1

78

Desember

2016

Tahun Ke 4

at Hari Raya m a l Se

Prof Dr Ir H Muhammad Basir Cyio SE MS Rektor Universitas Tadulako


Suara Redaksi

Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

Pengantar Redaksi

Med ia Ta dula ko

2

Editorial

Inna Lillahi Wa inna Ilaihi Rojiun Rektor dan Civitas Akademika Turut Berduka Cita Mendalam Atas Meningalnya Dr. Muhammad Alamry, S.H., M.Hum. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Tadulako

Tentang Tahun yang Baru

Semoga Segala Amal Ibadahnya Diterima di Sisi Allah S.W.T

Assalamu'alaikum wr.wb Tidak terasa, tahun sudah akan beralu lagi, berganti dengan angka yang baru. 2016 telah memberikan banyak kenangan pada kita semua. Di kampus ini, selama kurun tahun 2016, tidak terhitung sudah tokoh-tokoh penting yang datang menyembangi kampus tadulako. Pemerintah daerah, rombongan DPD RI, jug DPR RI, telah hadir melihat langsung kampus Tadulako kurun waktu 2016 ini. Kita tinggal menanti, semoga Presiden RI juga berkesmpatan bertandang melihat “rumah” kita ini di tahun 2017 nanti. Dalam catatan kami, mahasiswa tadulako juga terus menorehkan prestasi, mengharumkan nama Tadulako selama 2016 ini. Semoga trend baik itu, terus berlanjut hingga 2017 nanti. Di penghujung tahun ini, keluarga besar Universitas Tadulako kembali dirundung duka atas wafatnya Wakil Dekan III Fakultas Hukum Dr Muhammad Alamri, SH MH. Almarhum meninggalkan banyak kenangan yang tak terlupakan, baik pada mahasiswa, pun juga kawan sesama dosen. Reporter media tadulako beberapa kali bertamu ke ruangan beliau untuk keperluan wawancara. Pak Memed, begitu beliau akrab disapa, selalu menyambut kehadiran kami dengan senyum ramahnya. Beliau termasuk dosen juga narasumber yang mudah ditemui. Selamat jalan Pak Memed, semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah. Sidang pembaca… U n i v e r s i t a s Ta d u l a k o b a r u s a j a melaunching aplikasi pelayanan prima. Aplikasi yang merupakan wujud keterbukaan

kampus ini nantinya akan menampung segala kiritik, saran, juga harapan dari stake holder kampus yang mayoritasnya adalah mahasiswa. Aplikasi ini akan dipantau Rektor Untad melalui mobile celuller. Semoga saja, aplikasi ini menjadi kado akhir tahun untuk segenap civitas tadulako. Desember yang juga dikenal sebagai bulan anti korupsi turut menjadi perhatian media tadulako. Di edisi ini kami mengundang akademisi Fakultas Hukum Untad, Dr Ridwan Tahir memberikan pandangannya tentang masalah yang telah menggurita di negeri ini. Pandangan beliau tentang gurita korupsi dapat anda simak di rubrik akademisi bicara media ini. Menutup tahun 2016, 3 orang mahasiswa Untad memberikan kado akhir tahun yang indah buat kampus tercinta. Adalah Riyan, Faris, dan Yogi berhasil menyabet juara 1 Olimpiade Sains Nasional, kategori sains project. Ketiga mahasiswa ini sekaligus menjadi pelopor gelar di Olimpiade Sains tingkat Nasional. Ulasa tentang ketiga mahasiswa ini, dapat and abaca pada rubrik Profil dan Bincang Akademik. Ta k l u p a m e d i a t a d u l a k o j u g a mengucapkan selamat kepada Wandi Latoko, reporter MT yang baru saja terpilih sebagai ketua LDK UPIM. Terpilihnya Wandi sebagai ketua lembaga universitas kembali menegaskan selain sebagai wahana belajar jurnalistik, media tadulako juga menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa yang kaya dengan prestasi. Selamat bertugas Wandi… Selamat menikmati sajian informasi kami edisi ini. Selamat menyambut Tahun Baru…

Dan akhirnya, tahun 2016 sebentar lagi akan berlalu. Tanpa pernah peduli pada sejumlah tugas kita yang mungkin belum juga berakhir, atau harapan yang belum tercapai. Sebab demikianlah, waktu tak pernah menanti dan menunggu kita menyelesaikan banyak hal yang belum selesai. Ia terus saja berjalan, setia pada aturan berputarnya. Setiap kita, baik lembaga, individu, bahkan negara sekalipun pada tahun-tahun tertentu memiliki nilai dan sejarahnya sendiri. Tahun 1945 misalnya, akan lekang diingat sebagai tahun kemerdekaan, atau Tahun 1998 yang akan dikenang sebagai tahun runtuhnya rezim orde baru. Maka tahun-tahun tadi memiliki artinya sendiri. Anda mungkin yang menikah di tahun 2000 misalnya, akan mengingat tentang peristiwa pernikahan di tahun itu. Biasanya symbol angka dari tahun itu, akan diabadikan baik dalam pencantuman sandi akun sosial media, nama email, bahkan plat nomor kendaraan. Pertanda tentang betapa berartinya tahun 2000. Tahun-tahun yang berjalan sejatinya akan berlalu begitu saja, siang menuju malam, pagi ke sore, Senin bertemu minggu, dan begitu seterusnya, ia akan hampa bila kita tak memasukan makna di dalamnya. Tahun, akan memiliki makna bila kita memasukan arti di dalamnya. Mengisinya dengan catatan prestasi, karya, atau sesuatu yang mempunya nilai tersendiri bagi kita. Tahun 2017 sudah di depan mata. Kita pun telah bersiap dengan catatan masing-masing, tentang apa saja yang akan kita isi di tahun depan nanti. Kita telah bersiap memberi arti tentang tahun 2017. Sehingga nanti, ketika ada yang bertanya tentang angka 2017, ingatan kita akan segera merespon bahwa di tahun itu, kita telah melakukan ini dan itu, meraih yang begini dan begitu. Ada catatan dan makna sendiri yang akan masuk di angka 2017. 2017 sudah akan menjelang, jangan sampai tahun itu berlalu tanpa ada arti. Siang hingga malamnya, pagi dan sorenya, Senin hingga minggunya, adalah lembaran-lembaran yang siap diisi dengan catatan yang bernilai, dengan karya, juga sumbangsing yang berarti. Sebelum kita benar-benar mengakhiri tahun ini, mari sejenak kita menengok lembaran 2016 yang catatannya sebentar lagi akan berakhir di hari Sabtu 31 Desember nanti. Apa saja yang telah tertulis pada lembar-lembar hari di tahun 2016 ini. Catatan apa saja yang akan menjadi makna tentang 2016 bagi kita. Bisa jadi di sana ada wisuda yang melegakan hati, pernikahan yang mengharu biru, atau piala yang menambah deretan prestasti. Apapun itu, semoga 2016, tidak hanya soal timnas Indonesia yang gagal di Piala AFF tahun ini. Tahun 2016 akan berlalu dengan sejumlah peristiwa yang akan dinggat nanti, yang paling fenomenal mungkin tentang gerahan matahari yang sempat menggelapkan bumi. Peristiwa yang jarang terjadi, dan kita akan bercerita pada anak cucuk nanti, bahwa kita menyaksikan langsung kejadian langka itu.

Selamat menjelang 2017, mengisinya dengan arti

Visit Us

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Pelaksana: Rafani Tuahuns. Wakil Redaktur Pelaksana: Ikerniaty Sandili. Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Reporter: Taqyuddin Bakri, Rafani Tuahuns, Wardatul Nurjannah, Ari Fahry, Hisdamayanti Djupanda, Ikerniaty Sandili, Shofia Nurun Alanur, Andi Siti Hajar, Adi Nur Alim, Andi Syaifullah Kadekoh, Eka Yunita Rahayu, Zulkifli, Nur Asma, Wandi Latoko, Moh. Zain Saputra, Willy inform, inspire, and educate Christian Lui. Layouter:Joko Suparlan. Distributor: Zulkifli Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Rafani Tuahuns, Andi Siti Hajar, Zulkifli Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. email: media_tadulako@yahoo.com. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako

Edisi 78 Desember 2016 Tahun ke 4 Desain & Layout : Joko Suparlan Foto : Dok. Pribadi


Liputan Khusus Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

3

Konferensi Internasional Prodi Antropology Hadirkan Sejumlah Pakar Keilmuan PRODI Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tadulako (Untad) selenggarakan Konferensi Internasional dengan menghadirkan sejumlah pembicara baik lokal maupun internasional dengan mengusung tema “Navigation Global Flows Of Capital, Policy, And Values : Conceptualizing Trajectories Toward Altenative Modernities In Indonesia”. Konferensi ini di hadiri Michael M. J. Fischer “andrew w. Mellon professor of anthropology and sciences an technology studies, massachussets institute of technology (MIT) dan Keith Hart “Kontinental Profesor Of Economy Anthropology At The Department Of International Development London School Of Economics (Lse) Sebagai Honorary Speakers. Konferensi berlangsung selama empat hari, sejak 19-22 Desember 2016 di gedung IT Center Untad. Konferensi dengan berbagai rangkaian kegiatan. Di antaranya workshop dengan berbagai tema utama dengan para pakar keilmuan sebagai pembicara, di antaranya (1) Tracing and agency : capital information in the nation's historical trajectories (David Henley, Albert Scharauwers, Jost coote, Natsuke Akagawa, dan Haliadi sadi), (2) Recycling Values : Ideological And Power Metaphors On Contemporary Capital Expansions (Tania

Hari Ketiga Konfrensi Internasional Bersama Greg Acciaioli, University of Western Australia, Australia Suraya Afiff, Universitas Indonesia, IndonesiaMukrimin, University of Western Australia, Australia Juraid Abdul Latief (Chair/Moderator), Tadulako University,

Murray Li, Laksmi A. Savitri, fadjar Ibnu Thufail, Hasriadi Masalam), (3) Interlocking Magined Values : Encounters And Asymmetries In The Agye Of Cultural Capitalism (Greg Acciaioli,Suraa Afiff,Judith schelehe,Tony Rudjansyah, Juraid Abdul Latief), (4) The Naked Face Of The Classh Of Values : Conflicts And Insecurity In The Age Of Capital Hybrid ( David McRae,Sana Jaffrey, Ihsan Ali Fauzi, Samsu Rizal Panggabean, Sulaiman Mamar), dan (5) “Traditional” And “”Modern”

Hari Ketiga Konfrensi Internasional In Memoriam George Junus Aditjondro: Works and Lives Andreas Harsono (KOMNAS HAM), Arianto Sangadji (YTM), Lian Gogali (Sekolah Mosintuwu), Stevano Sumampow (Moderator)

Medicine : Colonial And Postcolonial Legacies Of Healthcare In Indonesia (Jennifer Williams Nourse, Masanori Yoshida, Semiarto Aji Purwanto, M. Munir Salhan). Muh. Nasrum selaku ketua panitia Koordinator Program dalam kegiatan Conferensi Internasional menyampaikan adanya berbagai macam latar belakang situasi di Indonesia terkhususnya di Sulawesi Tengah maka dengan itu kami mengadakan kegiatan ini, “ kami melihat bahwa situasi dan kondisi

yang ada di negara kita ini berdasarkan alur sejarah kolonial dan pasca kolonial, budaya, politik, arus global serta kepentingan nasional terus berkembang dengan demikian kami punya inisiatif untuk membuat kegiatan ini,” tuturnya. Masih dalam penyampaiannya beliau mengatakan, kegiatan ini dihadiri dari berbagai universitas negara-negara luar dan universitas-universitas ternama di Indonesia, datang dengan berbagai disiplin ilmu yang mereka miliki, “ kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari negera-negara luar yakni Autralia,Canada, dan Amerika sedangkan dari universitas-universitas Indonesia yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian bogor(IPB), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Samratulangi, Universitas Panjajaran, dan Universitas Palembang, hadir dengan berbagai disiplin ilmu mereka masingmasing untuk disampaikan dalam kegiatan Conferensi tersebut,” Jelasnya. Lanjut dari pada itu, Pak Nasrum mengharapkan bahwa output dari kegiatan ini akan memberikan dampak untuk perbaikan daerah khususnya Sulawesi Tengah, “ kami sangat mengharapakan hasil dari kegiatan ini bisa memberikan hasil yang baik terkhusus pada pembicaraan utama kegiatan ini yakni tentang : Kapital, Kebijakan, dan nilai-nilai,” Tegasnya. Ysn/ikr

Hari pertama Diskusi Buku Book Discussions 1Title: Land's End: Capitalist Relations on An Indigenous Frontier. Author: Tania Murray Li (University of Toronto, Canada) Moderator: Albert Schrauwers, York University, Canada Discussants: Tania Murray Li (University of Toronto, Canada), Jennifer Williams Nourse (University of Richmond, USA) Sulaiman Mamar (Tadulako University, Indonesia), Greg Acciaioli (University of Western Australia).

Workshop International Antropologi Kembangkan Politik Ekonomi Indonesia Tengah

J U M ' AT ( 1 6 - 1 8 / 1 2 ) , d e n g a n mengusung tema “Mengubah Akses ke Sumber Daya Di Sulawesi Tengah”, Program studi (Prodi) Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tadulako (Untad) Gelar Workshop Internasional Political Economy di Gedung IT Center Untad. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari tersebut, merupakan agenda pembuka d a r i s e l u r u h r a n g k a i a n Ko n f e r e n s i Internasional yang menghadirkan Tania Li Ph dan Gerry Van Klinken, dari Cambrige

University. Selain dua tamu asal Cambrige University, kegiatan ini juga dihadiri seluruh dosen Prodi Antropoligi Untad dan tim Celebes Institute, serta Yayasan Tanah Merdeka. Kegiatan yang di ikuti oleh 25 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ini, bertujuan untuk membangun pemahaman bersama tentang konsep teoritik. Melihat situasi kongkrit yang terjadi di Sulawesi Tengah hari ini yang membutuhkan kerangka berfikir untuk sedikit memahami realita agar

kesalahan-kesalahan yang terjadi bisa di minimalisir dan dapat terealisasikan secara mudah dan cepat. Ferry Rangi, salah satu panitia pelaksana juga tergabung dalam tim Celebes institute, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian Konferensi Internasional Prodi Antropologi Fisip Untad. “Workshop ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Kon fe re n si I n te rn a si on a l. S e me n ta ra konferensi internasional ini adalah suatu kegiatan dalam menghadapi navigasi arus

global modal kebijakan, dan nilai-nilai konseptualisasi lintasan menuju modernitas alternatif di Indonesia,” ungkap Ferry. Masih dalam penyampainnya, Ferry berharap dengan adanya workshop ini peserta dapat meningkatkan kemampuan dalam memahami arus kebijakan menuju modernitas politik ekonomi. “Saya berharap, dari kegiatan ini meningkatkan kemampuan dalam memahami arus kebijakan menuju modernitas politik ekonomi. Sebab dari kegiatan ini pula, lahir para aktivis aktivis muda yang dibekali oleh teori. Teori itu nantinya sangat bermanfaat ketika mereka praktek di lapangan karena sudah mempunyai pengetahuan yang cukup,” paparnya. Kehadiran Tania sebagai salah seorang nara sumber, memberi pencerahan mengenai politik ekonomi. Sehingga pemaparan dosen asal Cambrige University itu membuka wacana mengenai arus lahan di Sulawesi Tengah. Hal tersebut dikemukakannya dalam padat karya bukunya yang menjadi pusat penelitian lembaga diskusi dosen praktek lapangan. “Ada beberapa poin untuk memfasilitasi para dosen yang mengembangkan penelitiannya untuk memperbaharui materi dan metode pembelajaran sesuai bidang masing-masing sehingga tidak menggunakan metode yang tidak cocok di era globalisasi ini,” jelas Tania. Ay/ikr


4

Opini Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

Kebebasan Yang Terbatas oleh : Shofia Nurun Alanur.S.,S.Pd “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang maha penyayang”. Dari sebuah kitab Suci, kita diberikan perintah untuk membaca agar mudah kita menjalankan kehidupan di alam fana ini. Menurut sabda-Nya dalam Qur'an Surah Al-Hajj, kitalah manusia yang asalnya dari tanah, dari setetes air mani. Kemudian kita ditakdirkan untuk lahir dari rahim seorang ibu di atas tanah sebuah negeri. Pernahkah kita bertanya, mengapa saya lahir di Indonesia? Mengapa bukan di Malaysia, China, Inggris, maupun tanah Arab. Ya, kita tidak bisa memilih. Sebab takdir masing-masing manusia sudah ditentukan dalam Lauhul Mahfudz. Manusia adalah wayang kehidupan ini, untuk beribadah kepada Tuhannya. Sampai suatu ketika pada lini masa yang kita tak tahu kapan datangnya, kita benar-benar akan kembali ke sisi pencipta. Siapapun yang baik amal perbuatannya, maka Ia akan mendapatkan bahagia dan kesenangan. Sementara mereka yang berpaling dan berbuat tidak adil, akan mendapatkan ganjaran sesuai perbuatannya. Saya, anda, dan kalian adalah orang-orang yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Apakah itu karena kelahiran dari sepasang ayah ibu warga negara Indonesia atau bisa jadi karena secara sadar memiliih Indonesia sebagai kewarganegaraan. Siapa yang tidak kagum dengan nusantara ini. Kemajemukan suku, agama, ras, budaya, bahkan adat istiadat yang menjadi ketertarikan bangsa asing untuk berkunjung ke Indonesia. Saya pun bangga menjadi bangsa ini. Apalagi atas berkat rahmat Allah yang Maha kuasa, dalam pembukaan konstitusi negara, Indonesia bebas dan merdeka dari penjajahan. Tidak ada lagi gerakan angkat senjata. Tidak harus ada lagi korban yang berguguran, sejak masa orde lama hingga reformasi saat ini. Namun, apakah kita benar sudah merdeka? Saat ini, ibu pertiwi sedang menghadapi masa kritisnya. Masa yang ditakuti ketika bangsa ini terpecah belah. Sebuah masa ketika “Keadilan” dipermainkan takaran dan timbangannya. Baiklah. Saya tidak akan membahas tentang peristiwa yang mengancam kita saat ini. Saya hanya ingin berbagi ingatan yang masih utuh dalam lini pandangan saya. Saya percaya bahwa Indonesia dibangun atas dasar kemajemukan. Kita disatukan dengan prinsip Ketuhanan. Sebangsa yang percaya akan adanya Tuhan. Dieratkan dengan rasa kekeluargaan. Kita boleh hidup bersama tetapi ingat untuk saling

menghargai satu sama lain. Oleh sebab itu pemerintah Indonesia menetapkan bahwa kemerdekaan ini adalah hak segala bangsa. Artinya pengakuan kemerdekaan dan HAM sebagai hak universal segala bangsa. Ideologi negara Indonesia, Pancasila, menetapkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ya. Hak Asasi Manusia memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk menggunakan haknya. Hak untuk berpendapat, berorganisasi, hidup, berpolitik, berkomunikasi, berpendidikan, dan untuk membentuk keluarga serta hak-hak lainnya. HAM memberikan pandangan bahwa kita benar sudah merdeka. Tidak ada penindasan maupun pelarangan. Karena itu diberikan sebuah panduan bahwa dalam Pasal 28 J UUD NRI 1945 mengatakan “setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Tetapi, kebebasann itu disalah artikan dan lupa dengan sebuah peringatan dalam konstitusi negara “dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-semata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. Setiap orang boleh menggunakan haknya sebagai warga negara Indonesia. Tapi satu hal yang harus kita ingat bahwa kita beragam. suatu hari kita lihat adat mereka berbeda dengan kita. Hargai. Suatu hari kita lihat warna kulitnya berbeda dengan kita. Hargai. Suatu hari ia menjalankan perintah agamanya. Hargai. Karena perbedaan bukan sesuatu yang harus kita perdebatkan. Dan masinngmasing dari manusia sudah seharusnya menjunjung sikap “keadilan. Allah swt dalam kitabnya Al-Qur'an Surah Al-Hadid ayat 25 mengatakan “Sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan)..”. Peristiwa saat ini adalah peringatan bagi diri kita masing-masing. Sebagai umat beragama, sudahkah kita pernah berbuat adil bagi diri kita dan orang lain? Sebagai warga negara, sudahkah pula kita bersikap adil buat diri sendiri dan orang lain? Padahal Tuhan sudah mengisyaratkan itu bahkan negara pun mengikutinya sebagaimana yang tertuang dalam

pancasila. Lalu, mengapa masih ada orang susah yang disusahkan? Orang tak bersalah disalahkan? Dan orang tanpa dosa dianiaya? Lihatlah bangsa di negeri seberang. Anak-anak kecil dibunuh tanpa salah, kehilangan tangan dan kaki, kehilangan orang tua dan sanak saudara. Perempuan diperkosa dan dibunuh. Dan negeri mereka hancur berantakan. “sayangilah yang ada di bumi, maka yang dilangit akan menyayangimu”. Pernah dengar kalimat bijak nan teduh ini kan? Coba lihat bencana alam yang terjadi di tahah nusantara ini. Gempa bumi, banjir, dan kebakaran. Bukankah itu tanda dan peringatan karena neraca keadilan menjadi tidak seimbang karena perbuatan penghuninya? Mari kita saling introspeksi diri. Penguasa jagad raya sudah menetapkan pluralisme Indonesia. Maka buatllah ia menjadi hal yang luar biasa, menjadi ladang amal kita untuk menjadi manusia yang baik di sisi Allah. Masih ingat peristiwa ketika presiden pertama Indonesia dalam menyusun ideologi negeri ini. “Ketuhanan dengan menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” dalam piagam Jakarta. Saat itu ada seorang non muslim yang tidak menyetujui. Sehingga dengan sangat bijaksana, Soekarno mengganti kalimat itu dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Saat ini yang kita butuhkan adalah kembali meembuat seimbang neraca keadilan. Jika memang itu adalah sebuah kesalahan, maka biarkan hukum yang berbicara. Bukankah dalam konstitusi pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945 menyatakan “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Negara hukum adalah negara yang menegakkan supremasi hukum dan tidak ada perbuatan yang tidak d i p e r ta n g g u n g j awa b ka n ata u a ku nta b e l . Sebagaimana peringatan Tuhan akan amal baikdan buruk yang sebesar biji jagung pun akan mendapatkan ganjaran, maka demikian seharusnya hukum di Indonesia. Dalam salah satu kitab Tuhan, Al-Qur'an, dalam surah Al-Jumu'ah ayat 9-10, Allah mengatakan”apabila tekah diseru untuk melaksanakan sholat jumat maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Apabila sholat telah selesai dilaksanakan maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah

dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”. Tuhan semesta alam memberikan kita kesempatan untuk berjalanan di belahan bumi manapun, asal kita selalu ingat setiap aturan yang berlaku. Dalam tulisan saya ini, saya ingin mengajak kepada kita bahwa sebuah kebebasan itu selalu punya batasan. Karena negeri ini adalah negara hukum. Pancasila sebagai ideologi negara mengingatkan kita akan esensi manusia adalah makhluk Tuhan. Makhluk yang mempunyai Tuhan, percaya kepada Tuhan dan menolak atheisme. Setiap umat beragama bangsa Indonesia menjalankan perintah agama dan kepercayaannya dengan cara berbudi pekerti yang luhur dan sikap saling menghormati. Bangsa Indonesia tidak mengenal sistem diktator mayoritas dan titrani minoritas. Dan pada akhirnya, negara ini didirikan untuk bersungguh-sungguh memajukan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia baik lahir maupun batin. Semoga dengan banyaknya peristiwa saat ini, kita menjadi manusia dan bangsa yang selalu mengintrospeksi diri untuk menjadi manusia yang lebih baik dan memberi manfaat untuk orang lain. *Alumni Mahasiswa Program Studi PPKn P.IPS FKIP Untad Angkatan 2012 dan Guru Mata Pelajaran PKn di SMA Al-Azhar Mandiri Palu

International Office Universitas Tadulako,

Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Tadulako

Media Center Universitas Tadulako,

Kepala, Prof. Ir. Marsetyo, M.Sc. Agr. Ph.D

Ketua, Dr. Muhammad Nur Ali, M.Si.

Kepala, Syahrul Ulum, S.Si, M.Si, Ph.D


Profil

Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

5

“3 Sosok Peraih Juara OSN Pertamina 2016” Faris Muhammad Gazali, Ryan Hankey Ranonto, dan Yogi Adam P. Ladjatang KEMENANGAN Tim Untad dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina kategori Project baru-baru ini, tidak terlepas dari ketiga sosok anak muda menginspirasi yang berhasil membawa harum nama almamater biru ini hingga ke tingkat regional Asean. Mereka tak lain adalah Faris Muhammad Gazali, Ryan Hankey Ranonto, dan Yogi Adam P. Ladjatang.

Gazali d a m m a h u Faris M Mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang akrab disapa Ais ini memiliki dedikasi tinggi terhadap ilmu biologi. Kecintaannya pada dunia biologi bermula sejak SMP hingga menduduki bangku kuliah. Wajar saja jika kecintaannya ini mengejewantah dalam prestasi dan karya-karyanya sejak SMA baik itu tingkat kota, provinsi, hingga nasional. Alumni SMP dan SMA Al-Azhar Mandiri Palu ini pernah bercita-cita menjadi dokter. Cita-cita inilah yang mengundang ketertarikannya belajar biologi. Ia pun mendaftarkan dirinya dan dinyatakan lulus seleksi berkas jurusan kedokteran UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). Namun karena biaya yang sangat mahal, pria kelahiran Palu, 30 Maret 1996 akhirnya tidak memilih untuk melanjutkan di UMY. Putra pasangan dari Drs. gazali Dahlan, Apt dan Sitti Khadidjah Ali, SH., mengaku sempat down saat dirinya tidak lulus SBMPTN setelah tidak mengambil peluang di UMY. Padahal ia telah mempersiapkannya dengan baik selama dua bulan. Saat itu ia merasakan kecewa yang luar biasa dan kehilangan semangat untuk berkuliah. Adik satu-satunya Ahmad Mirza Fauzan Gazali ini, sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi ada hikmahnya. Setelah masuk di jurusan biologi, Faris mengaku tidak menyesal sama sekali. “Allah itu memberikan kita bukan apa yang kita inginkan tapi yang kita butuhkan. Dan akhirnya setelah saya masuk Biologi saya tidak menyesal sama sekali. Saya bayangkan ketika saya kemarin jadi dokter saya hanya akan berpikir untuk masalah pasien, dan ilmu saya hanya akan sampai disitu. Tapi kalau jadi ilmuwan, ilmu itu seperti tidak terbatas. Jadi kita belajar terus, dan itu sebenarnya passion saya, saya suka sekali mencari sesuatu yang baru, menemukan sesuatu yang baru. Ternyata passion saya itu ada di ilmuwan dan Allah tahu itu,” ucap Faris yang bercita-cita menjadi peneliti murni, ilmuwan hebat, pemenang nobel, dan mendirikan instansi penelitian di bidang Biologi.

onto n a R y e k n a djatang H a L n . P Rya m a d A i g Yo Jika Faris begitu mencintai biologi dan menjadikan buku-buku biologi sebagai bahan bacaan utamanya, lain lagi dengan Ryan Hankey Ranonto yang akrab disapa Ryan. Pria kelahiran Pendolo 24 Januari 1996 ini sangat suka merakit alat yang berhubungan dengan disiplin ilmunya, Fisika di fakultas yang sama dengan Faris. Anggota Komunitas Rumah Bahari Gemilang (Rubalang) ini sejak kecil sudah terbiasa hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang tuanya. Sejak kelas satu di SMP Negeri 1 Pamona Utara, ia bekerja sebagai petani dengan menggarap sendiri kebun milik orang tuanya. Saat itu ia mulai bertanam cengkeh juga menggembala sapi. “Banyak teman-teman saya yang menertawakan saya. Apalagi ketika saya naik gerobak sapi, Tapi saya tidak malu. Bagi saya, Usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Salah seorang peserta ekspedisi tapal batas Indonesia-Malaysia tahun 2014 juga alumni SMA Negeri 1 Pamona Utara mengaku sempat bercita-cita ingin menjadi tentara. Untuk itulah anggota Badan Riset Mahasiswa (BRM) FMIPA ini mulai berusaha keras agar bisa lulus di akademi militer, mengikuti jejak saudaranya sejak SMA. Namun tekadnya yang kuat untuk masuk di akademi militer mendapat tantangan dari orang tuanya. Akunya, karena restu yang belum ia kantongi itulah, ia belum dinyatakan lolos sebagai tentara. Mahasiswa yang pernah menjadi Duta Pemuda Sulteng pada Jambore Pemuda Indonesia di Palangkaraya ini mengaku terinspirasi dengan senior-seniornya seperti Satrio Amrullah dan Pujiati Sari. Pemilik hobi meneliti dan berwirausaha juga terinspirasi oleh sebuah video yang ia tonton di Youtube. Video mahasiswa asal IPB yang menjejaki kakinya untuk menggapai mimpi-mimpinya. Satu persatu, ia mencatat mimpinya di karton dengan tulisan besar-besar dan ia pajang di tembok kamarnya. Sejak saat itu, beragam prestasi ia torehkan. Bagi Ryan, ketakutan terbesarnya adalah ketika suatu saat ia belum sempat membahagiakan kedua orang tuanya. “Karena setiap kali saya bertemu dengan orang tua saya, sudah terlalu banyak janji saya untuk mereka. Saya takut tidak bisa merealisasi janji saya sama orang tua, bahwa saya harus mengangkat derajat dan martabat keluarga saya yang dari kampung,” ungkap putra dari Christian Ranonto dan Yuliatowe Toloke'e itu yang hoby meneliti.

Penelitian yang mengundang awak media menyoroti tiga jawara dari Untad, atas karyanya tidak lepas dari peran Yogi, sebagai mahasiswa agroteknologi. Pemilik nama lengkap Yogi Adam P. Ladjatang, adalah putra sulung pasangan Sofyan Ladjatang, yang berprofesi sebagai imam Masjid, dan Endang Sataral. Kakak dari Fikram dan Faradillah ini lahir di Desa Lomba, Kecamatan Lamala, Kabupaten Banggai. Di awal perkuliahan sebagai mahasiswa Agroteknologi juga tercatat sebagai mahasiswa bidik misi 2014, ia sempat tidak percaya diri karena disiplin Ilmunya. “Awal menjadi mahasiswa, saya sempat tidak percaya diri. Karena berpikir sarjana pertanian itu endingendingnya menjadi petani. Dimana ayah saya juga seorang petani. Tetapi perlahan-lahan setelah menjalani perkuliahan semester satu dan dua, kepercayaan diri saya mulai bangkit. Saya bertemu dengan orang-orang luar biasa, di antaranya dosen saya, Pak Nur Sangadji,” ungkap alumni SDN Inpres Lomba tersebut. Tentang kehidupannya semasa kecilnya, Yogi mengaku suka sekali bertani. Sejak Kelas 3 SD ia sudah ikut membantu tetangganya mengolah kebun dan ladang. Selain itu, ia juga berjualan roti yang dibuat ibunya hingga kelas 3 SMP di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lamala. Mahasiswa yang pernah menjadi juara 2 dalam cabang tilawah MTQ tingkat Kabupaten Banggai ini bertutur selain Dr. Nur Sangadji, sosok lain yang menginspirasinya adalah Dr. Nur Edy, juga ia kagumi. Mahasiswa sekaligus ketua Bidik Misi Faperta ini berharap suatu saat dirinya bisa menjadi Dekan Fakultas Pertanian di Universitas Tompotika (Untika) Luwuk. “Karena kemarin kan ada isu bahwa Sulawesi Timur itu akan terealisasi, jadi saya berharap di sana nanti ada peluang, akan jadi negeri. Saya ingin jadi dekan disana, insya Allah,” harapnya yang hoby dengan olahraga futsal. Soal prestasi, ketika ia dan tim dinobatkan sebagai pemenang pertama, dan menjadi objek liputan media massa, ibunya sempat tak sadarkan diri. “Waktu itu, tante saya yang menonton langsung di TV. Ia capture gambar saya dan tim, lalu diperlihatkan pada ibu saya. Ibu saya langsung pingsan, tak sadarkan diri. Mungkin karena kaget,” kenangnya dengan segaris senyum.Nr/Ikr


6

Dialog Akademik Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

Harumkan Almamater Untad, Raih Juara 1 OSN-Pertamina 2016 Regional ASEAN

3 mahasiswa Untad, berhasil unjuk prestasi dalam ajang bergengsi OSN-Pertamina 2016 dengan menyandang gelar project terbaik tingkat regional ASEAN. Tim yang merupakan satu-satunya wakil Untad ini terdiri dari 3 disiplin ilmu yang berbeda, yang masing-masing berperan dalam menghasilkan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Mengawali dialog, Faris menceritakan bahwa ide ini didapatkan kurang lebih 6 hingga 8 bulan setelah membuka berbagai literature. Setelah mendapatkan informasi dibukanya seleksi OSN-Pertamina di tahun ini, ia dan tim ajukan proposal. Kompetisi ini tingkat ASEAN, semua negara ASEAN boleh ikut, tim mereka satu-satunya tim yang mendaftar. setelah seleksi proposal yang diikuti 287 tim se-ASEAN itu, diumumkan 45 tim yang akan lanjut katahap seleksi wawancara. “Dan alhamdulillah kita bisa lolos 45 besar, kemudian lanjut seleksi wawancara lagi. Untuk seleksi wawancara ini, kalau yang di daerah jabodetabek, seleksi wawancaranya di Universitas Indonesia (UI), dan yang diluar jabodetabek seleksi wawancaranya melalui video converence. Jadi kemarin kita minta izin ke Rektor untuk pakai ruang coverence di rektorat lama, dan saat itu kita dihadapkan beberapa kendala teknis, tapi Alhamdulillah bisa teratasi,” ungkapnya. “Setelah itu, diumumkan lagi 18 tim yang lolos ke Jakarta dan Alhamdulillah kita lolos lagi. Dan ternyata dari 18 tim itu, semua yang lolos dari Indonesia, ke-18 tim yang lolos diberikan tunjangan dana 7.500.000/tim. Tapi kemarin dananya lambat sekitar seminggu, sebelum berangkat baru cair. Sampai di UI ada jenis 2 penilaian, yang pertama ada pameran yang di buka secara umum dan pengunjung ada anakanak SMA, instansi-instansi perusahaan, dan wartawan. Terus ada juga peniaian yang lebih tinggi lagi yaitu presentasi,” terang mahasiswa yang banyak

mendulang prestasi ini. Mendalami ide dan gagasan yang dituangkan dalam projek ini, Faris menerangkan bahwa projeck ini merupakan penggabungan dari 3 disiplin ilmu. Setelah didiskusikan ternyata ada organisme penghasil energy, yang menghasilkan energy baru dan terbarukan, yaitu organisme generasi ke-3 atau juga dikenel generasi terakhir, yang menghasilkan energi yang besar dan ramah lingkungan. Energi ini yaitu biohidrogen yang energinya 7,2 kali lipat lebih besar dibanding energi lainnya. Menurutnya, Energi hidrogen ini telah banyak digunakan di Jepang dan Amerika, tetapi masih menggunakan cara yang mahal, yaitu cara elektrokimia mengunakan energi listrik yang tinggi, dan cara termokimia yang masih menggunakan bahan bakar minyak. Seperti yang kita tahu, semakin hari bumi kita semakin tipis persediaan minyak buminya. Jadi, sangat tidak efektif jika kita masih menggunakan minyak bumi. Setelah studi literatur, ternyata ada cara lain yaitu dengan menggunakan mikroorganisme untuk menghasilkan hydrogen yang besar. Mikroorganisme ini, bisa alga, jamur, ataupun bakteri. 3 Mahasiswa cerdas yang tergabung dalam satu tim ini, memiliki peran masing-masing, Fariz dari biologi berperan pada sisi bakteri yang bisa menghasilkan hydrogen, Rian dari fisika berperan dalam pembuatan alat, dan Yogi mengidentifikasi substrat yang akan digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu, project mereka juga berperan dalam penanggulangan limbah dalam hal ini limbah tahu, karena mereka menggunakan ampas tahu sebagai substrat. Dalam dialog yang berlangsung menarik itu, Rian mengaku bahwa sebelumnya mereka sedikit khawatir dalam mengikuti evant ini, sebab universitas di jawa itu hebat. “Ketika kita sampai disana, kita lihat saat pameran alat-alat mereka, kita sangat kagum dengan

alat mereka, tapi kita coba untuk tetap optimis. disana orang-orang sudah buat stand, sedangkan alat yang saya buat harus dipasang lagi, karena harus dibongkar saat di bandara, karena disangka yang kita bawa itu, bom,” ujar Rian dengan nada sedikit tertawa. Riyan juga menerangkan saat masuk pada tahap presentasi. Presentasi waktunya sangat singkat, dalam waktu 10 menit dengan mempresentasikan 30 slide, dan menggunakan bahasa Inggris. “Dari tim lain, mereka hanya satu orang yang menjelaskan. Tapi, kita yang persentasi memang Fariz, tapi saat ditanya, kita menjelaskan dari bidang ilmu kita masing-masing. Dan untuk persiapan presentasi, Fariz selalu latihan, dimananapun dia selalu latihan,” kata Riyan yang juga Aktivis di BRM FMIPA Untad ini. Sementara itu, Rian mengungkapkan bahwa hanya tim merekalah, satu-satunya tim yang menyalami juri satu persatu, selain itu, mereka juga membawa salam khas Sulawesi tengah dan setelah kegiatan mereka banyak mendapat tawaran kerjasama dari banyak. “Selesai kegiatan hanya kita yang cium tangan, kita juga bawa salam dari sini, Nosarara Nosabatutu. banyak juri yang kasih kartu nama, dan tawarkan kerjasama ke kita,” ungkap mahasiswa Fisika itu. Melanjutkan penjelasan substansi projek, Fariz kembali mengutarakan bahwa projek yang mereka buat memiliki batasan penelitian. menurutnya ini masih tahap produksi, bukan menyediakannya. Mereka gunakan bakteri, tapi selain bakteri juga bisa pakai mikroorganisme lain, seperti mikroalga dan jamur. Awalnya mereka ingin menggunakan mikroalga, namun karena alat terbatas dan mikroalga butuh matahari, dan prosesnya juga cenderung ribet, maka diganti ke bakteri termofilik yang ternyata ada di Sulteng, yaitu di mata air panas Bora. Kalau terkait bakteri Fariz ahlinya, maka dibagian alat-alat fisika Rian jagoannya, menurut Rian, setelah studi literatur baru kemudian disusun ko n s e p a l at nya , ta p i s e d i k i t dimodifikasi, sehingga secara otomatis alatnya dapat terkontrol dengan sendirinya, dan kita pakai 2 bakteri yg telah lulus uji amilum. Karena disini banyak pabrik tahu, maka kita manfaatkan limbah tahu untuk medium pertumbuhan bakteri termofilik yang kita pakai. Bakterinya menghasilkan hydrogen dalam lingkungan yang terkontrol yaitu dalam reactor buatan Rian. Alat ini dibuat skala produksi, tapi dalam ukuran mini, yang sudah diprogram untuk mengatur sendiri kondisinya, bisa menjaga bakterinya. Alat ini masuk dalam tipe UASB-Bioreaktor Modification. Alatnya bukan hanya otomatis menjaga bakteri, tapi juga pada sampai proses menghasilkan gas hydrogen. Pada literatur yang didapat, alatnya hanya bisa menjaga bakteri, tapi tidak sampai pada pemisahan gas. Dalam perjalannya, tim hebat ini juga mengalami banyak kendala, diantaranya soal dananya yang keluar 1 minggu 4 hari sebelum berangkat. Sehingga, mereka harus kembali mengajukan proposal ke fakultas untuk didanai awal. Menurut keterangan mereka, dana yang dikeluarkan fakultas sejumlah Rp.3.300.000. Dana ini dimanfaatkan untuk buat alat. “Tapi dana ini, setelah dana keluar saya baru pesan alat, dan saya sangat

ingat sekali satu hari sebelum berangkat ada alat yang masih diperjalanan. makanya alatnya baru bisa dibuat kurang lebih 3 hari sebelum berangkat. Terus satu hari sebelum berangkat alatnya saya antar ketempat las, ada 5 tempat las yang saya datangi dan semuanya menolak kalau harus diambil satu hari. Dan akhirnya, saya kembali ketempat las yang pertama dan saya mohon agar bisa, sampai orangnya bilang bisa kalau kamu mau potong sendri dan kita alas sama-sama. Tidak sampai disitu saja, sensor alat itu baru datang juga dan subuh baru semua alat saya packing, jadi untuk kedepannya saya ingin buat alatnya lebih baik lagi,” cerita Rian dengan penuh haru mengingat proses yang dilaluinya. Selain Fariz dan Rian, Yogi juga mengaku sebelum berangkat ia mengalami sedikit kendala dengan listrik. “yang pertama masalah listrik, karena saya dari bidang pertanian yang mengurus limbah, limbah itu harus disaring, terus habis disaring harus disterilkan, kendalanya saat saya mau sterilkan limbahnya saya terkendala dilistrik, listrik mati, jadi tidak bisa untuk sterilkan limbahnya, jadi kita harus tunggu lagi sampai listriknya nyala. Yang kedua saat seharusnya kita uji selulosa, tapi tidak sempat karena waktu yang sudah deadline, jadi kita cuman uji amilum dan uji biokimia,” terangnya. Terlepas dari itu, mereka semua saling melengkapi dan bisa mengatasi semua kendala yang mereka hadapi. Terlebih lagi, bakteri termofilik yang disediakan fariz, dapat hidup pada substrat yang disediakan oleh Yogi, dan mampu mengahsilkan banyak hydrogen dalam reactor buatan Rian. Dari proses panjang yang dilalui, Fariz mengungkapkan ada hal yang hingga kini masih membekas dan kesan khsusus baginya. Yakni saat ia melakukan penelitian di laboratorium hingga lupa waktu. “Yang paling berkesan buat saya adalah saat saya di lab sampai lupa waktu, masuk sore di lab dan keluar sudah tengah malam, setengah 12 malam, tapi kalau sholat saya tidak ketinggalan, sampai tugas laporan saya tertunda, bahkan saya ambil bundle saya jam 6 pagi ditempat foto copy,” jelasnya. “bukan hanya itu, sempat juga dijanjikan dekan kalau menang akan diusahakan bebas skripsi,” sambungnya penuh semangat. Berbeda dengan Fariz, Rian mengaku bahwa hal yang membuatnya terkesan adalah saat ia membuat alat dengan waktu yang sangat singkat.dan ketika mereka naik ke podium dan bisa menyampaikan kebanggaannya terhadap almamater Untad. “Yang buat saya terkesan adalah saat saya bisa buat alat dalam waktu yang sangat singkat dan keadaan terdesak. Terus bisa ketemu dengan teman-teman dari universitas dari luar kota, dan yang tidak akan perna saya lupa, yaitu ketiak saya berkata, di atas podium bahwa universitas dari Indonesia Timur, universitas yang jauh disana bisa bersaing, dan bisa naik di podium ini, dan saya katakana inilah kita almamater biru. Dan yang naik di panggung, cuman kita yang pakai almamater,” ungkap Rian dengan bola mata berkaca terkenang kembali moment diatas panggung penghargaan. Selain Rian dan Fariz yang merasakan kesan tersendiri setelah mengikuti olimpiade yang dilaksanakan pihak pertamina itu, Yogi juga mengungkapkan perasaannya yang mendapatkan banyak motivasi pada kegiatan tersebut. “Saya baru pertama kali ke Jakarta, pengalaman pertama saya bisa lihat hasil kreasi dari teman-teman universitas lain, dan ide-ide mereka yang sangat cemerlang. Dan yang paling mengesankan untuk saya, yaitu saat presentasi, saya sangat termotivasi, dan saya berpikir saat kembali saya harus belajar bahasa Inggris”, ungkap mahasiswa pertanian itu.Vv/Rf


Kabar Tadulako Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

7

PERINGATI HARI IBU

DWP Untad Adakan Talk Show dan Lomba Menulis Surat untuk Ibu Berbagai cara dapat dilakukan untuk memperingati hari ibu, salah satunya dengan menuliskan surat tanda cinta kita kepada Ibu. Darma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Tadulako (Untad) menyambutnya dengan menyelenggarakan Talk Show dan lomba Menulis Surat untuk Ibu. Kegiatan yang digelar pada (13/12) tersebut mengangkat tema “Ibu Cerdas Anak Berkualitas” di gedung IT Center Untad. Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir turut mengisi materi tentang bagaimana menjadi Ibu Cerdas dan Hebat. Selian Prof

Basir, dua narasumber lainnya yakni Zalzulmida Aladin Djanggola SH CN, dan Dr Sumarni SP CK MKes. Keduanya secara keseluruhan membahas tentang peranan Ibu dalam mendidik anak dan menjaga keutuhan rumah tangga, serta bagaimana menjadi Ibu cerdas sadar gizi. Zalzulmida Djanggola dalam pemaparannya menjelaskan, bahwa untuk menjadi Ibu cerdas seseorang sepatutnya memiliki tiga jenis kecerdasan yaitu kecerdasan emosional, spiritual, dan intelektual. Selain itu seorang Ibu bukan hanya cerdas untuk anak dan

suaminya tapi juga untuk orang lain. “Hal tersebut perlu dimiliki sebab seorang anak adalah peniru ulung. Anak merekam apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat. Kemudian akan mengingat apa yang telah kita lupakan. Ibu haruslah terampil dalam membawa diri. Jika sedang bersama anak pikirkan terlebih dahulu apa yang mau diucapkan,” paparnya. Sementara itu, ketua panitia Samsidar Zainuddin Basri, menyampaikan, bahwa tiap tahun DWP Untad mengangkat tema dan lomba berbeda dalam memperingati Hari Ibu.

Tahun 2015 kemarin, DWP Untad mengadakan lomba menghias tumpeng yang diikuti oleh Ibu-Ibu DWP tingkat Fakultas. “Tahun ini kami buat berbeda. Kali ini giliran anak-anak yang berlomba menulis surat untuk Ibu mereka. Selain melatih kemampuan anak dalam menulis, lomba ini juga dapat mempererat kasih sayang antar ibu dan anak. Lomba tersebut diikuti oleh siswa-siswi SD dan SMP sebanyak 20 orang. Dan setelah melewati penjurian terpilih 3 pemenang dari tingkat SD, dan 3 dari tingkat SMP,” jelasnya. Ash

Launching Buku, Dr Lukman dkk Dokumentasikan Sejarah Donggala

“Menulis sejarah bukan perkara mudah. Apalagi, jika tulisan itu memiliki jarak yang amat jauh dari aspek temporal dengan penulis” Demikian disampaikan oleh Dr H Lukman Nadjamuddin MHum, penulis buku “Satu Kota Empat Zaman: Donggala pada Masa Tradisional hingga Terbentuknya Kabupaten”, dalam konferensi pers launching sekaligus bedah buku tersebut pada Jumat (16/12), di Ruang Rapat Rektorat, Lantai IV Gedung Rektorat Untad. Sejarawan Universitas Tadulako (Untad) itu menyampaikan bahwa buku yang baru saja diterbitkan itu telah melalui proses panjang dengan mengumpulkan berbagai dokumen untuk

diramu menjadi sebuah buku. Penulisan sejarah Kabupaten Donggala itu, lanjut Dr Lukman, dimaksudkan agar sejarah panjang Donggala dapat terdokumentasikan secara tertulis. “Leopold van Ronke, Sejarawan Kritis Modern mengemukakan bahwa dokumen tertulis merupakan satusatunya sumber terpercaya bagi penelitian sejarah. Hal ini melahirkan asumsi no written document no history,” ujar Dr Lukman yang juga merupakan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untad ini. Namun, ujar Dr Lukman, dalam proses pengumpulan dokumen, Ia bersama tim memadukan sumber dari dua aspek yaitu merujuk pada dokumen tertulis dan ingatan informan. Hal ini karena tradisi menyimpan peristiwa secara tertulis belum menjadi kebiasaan setiap orang. Sebagian orang lebih tertarik mengarsipkan melalui ingatan. “Jadi dua metode itu kami lakukan. Melalui dokumen tertulis maupun ingatan. Dua metode itu kami ramu dan menjadi bagian dari proses penyusunan buku ini,” ujar Dr Lukman. Lebih lanjut, berkenaan dengan judul, Dr Lukman menyampaikan bahwa judul itu merepresentasikan substansi isi buku. Secara spasial, buku itu bercerita tentang Donggala,

meskipun tidak melepaskan kaitan dengan wilayah lainnya. “Jadi tetap memiliki keterkaitan dengan wilayah lain, tetapi fokus substansi tetap pada Donggala. Hal ini agar dapat diketahui bahwa Donggala pernah mengalami masa kejayaan dalam dinamika pelayaran dan perdagangan sejak abad ke-13 sampai pertengahan abad ke-20,” ungkap Dr Lukman. Sementara itu, lanjut Dr Lukman, empat zaman merupakan representasi dari isi buku yang bercerita mengenai empat periodisasi, yaitu masa tradisional, Hindia Belanda, Pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan. Dalam kaitan ini, kami memaparkan mengenai Donggala dalam mengarungi empat periodisasi itu. Lebih lanjut, Dr Lukman juga menyampaikan bahwa penyusunan buku yang ditulis bersama dengan Idrus MPd, Dr Iskandar, Dr Nuraedah, dan Wilman itu mendapatkan dukungan penuh dari Bupati Donggala, Drs Kasman Lassa SH. Dalam kaitan ini, Bupati Donggala merespon langsung secara tulus saat Dr Lukman dan tim menyampaikan gagasan terkait penyusunan buku itu. Dalam acara itu, Prof Dr H Hanafie Sulaiman MA, menjadi narasumber dalam bedah buku. Selain itu, turut hadir pula sejumlah pejabat dari Kabupaten Donggala, yaitu Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan Staf Ahli Bupati. Hadir pula sejumlah akademisi dari Universitas Tadulako. (tq)

WORKSHOP PENGUATAN KELAS INTERNATIONAL

Drs Sudarkam R Mertosono MA PhD : “Pastikan kita memiliki Pengetahuan Berbahasa Inggris” Selasa (13/12) bertempat di gedung media centre Universitas Tadulako (Untad), International Office (IO) Untad selenggarakan Workshop Penguatan Kelas International. Kegiatan yang dihadiri kurang lebih 100 perwakilan mahasiswa kelas international, dari berbagai fakultas di Untad ini dibuka langsung oleh sekretaris IO Untad, Erniwati SPd MSEd yang juga selaku ketua panitia. Kegiatan yang berlangsung kurang lebih 3 jam ini menghadirkan 2 narasumber, yaitu Prof Ir Marsetyo MSc Ag PhD dan Drs Sudarkam R Mertosono MA PhD. Dalam kesempatan tersebut, Prof Marsetyo memberikan materi mengenai persiapan dini bersaing merebut beasiswa study lanjut. Dalam

pemaparannya, Kepala IO Untad ini menjelaskan beberapa hal-hal yang harus dimiliki dan dipersiapakan untuk mendaftar beasiswa. Diantaranya mengetahui kemampuan bahasa inggris diri, mempunyai pengalaman organisasi, menentukan pilihan kampus, menyiapkan CV dengan format yang sistematis, dan menyiapkan statement of purpose (SOP) yang matang. “Dalam hal pemilihan kampus, sebelum memutuskan untuk mencari beasiswa, kita perlu menentukan universitas tujuan. Pastikan kampus pilihan kita sesuai dengan jurusan. Selain itu, harus yakin dan siap dengan pertanyaan mengapa kita layak menerima beasiswa tersebut. Pastikan

pernyataan tersebut fokus dan jelas, itu yang terpenting,” jelasnya. Selain itu, Drs Sudarkam yang juga merupakan kepala UPT Bahasa Untad, dalam hal ini memberikan materi tentang bagaimana mempersiapkan diri mengikuti test TOEFL atau IELTS. Hal ini menjadi penting, sebab TOEFL dan IELTS menjadi salah satu prasyarat dalam kelulusan.

“ Sebelum melakukan tes, pastikan kita memiliki pengetahuan bahasa inggris yang cukup. Coba untuk menyelami bahasa inggris lebih dalam dengan menonton TV berbahasa Inggris, film, mendengarkan radio bahasa inggris, dan membaca teks bahasa inggris. Salah satu manfaatnya untuk meningkatkan pemahaman membaca dan mendengarkan,” tuturnya. Ash


8

Kabar Tadulako

Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

WORKSHOP PUSBANG PMPP

Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan PTK

*FOTO : TAQYUDIN BAKRI

JUMAT (2/12), Pusat Pengembangan dan Peningkatan Mutu Proses Pembelajaran (Pusbang PMPP) gelar Workshop Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan PTK Tahun 2016 di Media Centre. Workshop kali ini menghadirkan Rektor Universitas Tadulako, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS, sebagai pemateri pembuka serta dua pemateri inti dari

Universitas Hasanudin, Prof Dr Ir Sutinah Made MSi serta Dr Ir Ganding Sitepu Dipl-Ing. Menurut Dr Rosmala Nur MSi, selaku ketua panitia pelaksana, kegiatan ini bertujuan agar setiap dosen mampu membuat perangkat pembelajaran dan bahan ajar yang bervariatif di kelas sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan

prestasi mahasiswa. “Ini akan meningkatkan tingkat akreditasi kita, baik pada perangkat pembelajaran atau paling tidak menjadi penilaian dalam satu butir akreditasi itu sendiri,” ungkapnya. Rektor Universitas Tadulako Prof Dr Ir H Muhammad Basir SE MS, dalam pemaparannya mengenai penelitian menekankan bahwa peneliti harus membedakan antara hambatan dan masalah dalam penelitian. “Dalam menyusun proposal harus bisa membedakan hambatan, hanya untuk kita atasi, masalah untuk dicarikan solusi. Itu beda untuk konteks penelitian. Karena itu harus start dari sini,” tegasnya. Di lain kesempatan, Koordinator Pusbang PMPP, Dr Marungkil Pasaribu MSc, mengatakan bahwa PTK yang selama ini hanya akrab di kalangan dosen dan mahasiswa FKIP ternyata juga bisa dilakukan di fakultas-fakultas lain. “Hasil dari studi banding saya ke UNHAS ternyata disana PTK itu bisa dilakukan oleh fakultas-fakultas lain disamping FKIP. Dan bahkan untuk tahun ini UNHAS meloloskan sekitar 60 judul PTK untuk seluruh fakultas. Jadi kita mencoba bagaimana nanti supaya ada komitmen

daripada pihak universitas kita sendiri membantu proses, supaya dosen juga bisa melakukan penelitian tindakan kelas di prodi masing-masing,” tuturnya. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya akan memfasilitasi kegiatan penelitian, meski dalam bentuk penelitian tindakan kelas, agar bisa terlaksana dengan baik. “Penelitian itu untuk setiap semester sepertinya harus wajib, terutama dengan adanya regenerasi sekarang. Jadi dengan adanya penelitian, walaupun dalam bentuk penelitian tindakan kelas, nanti kami akan memfasilitasi bagaimana caranya supaya penelitian tersebut bisa terlaksana dan bisa diakui,” ujarnya. Selain menerima materi tentang penelitian dan penelitian tindakan kelas, peserta juga dibekali dengan pengetahuan tentang pengembangan perangkat pembelajaran, dimana terdapat perubahan pembelajaran dari yang sebelumnya terpusat pada dosen menjadi terpusat pada mahasiswa. Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 83 orang dosen yang merupakan delegasi dari masing-masing fakultas yang ada di Universitas Tadulako. Nr

Pelatihan Pembuatan Buku Ajar 2016

Tingginya Minat Menulis, Peserta Membludak SABTU, (3/12), Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) serta Pusat Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pe m b e l a j a ra n ( P u s b a n g P M P P ) ke m b a l i menyelenggarakan Pelatihan Pembuatan Buku Ajar Tahun 2016 di Media Center. Tingginya animo dosen dalam menulis buku ajar ini terlihat pada jumlah peserta yang mencapai 85 orang dari ketetapan awal yakni 60 peserta yang berasal dari 10 fakultas yang ada di Untad serta Kampus II Morowali Universitas Tadulako Hal ini seperti yang disampaikan oleh Dr Ir Dwi Sulistiawati MP selaku ketua panitia. “Pesertanya membludak hingga 85, sebenarnya 60 saja. Ternyata minat untuk mengikuti kegiatan buku ajar ini sangat tinggi, melebihi dari yang kita inginkan,” terangnya. Lanjutnya, ia mengatakan bahwa tindak lanjut dari kegiatan ini yakni menerbitkan 10 buku ajar dari peserta kegiatan. “Kalau kegiatan ini sendiri kita menerbitkan 10 buku dari dosen-dosen peserta. Misalnya yang masuk melebihi 10, itu kita akan evaluasi. Tahun lalu kita sudah menghasilkan 10 buku. Kita sudah kasih ke perpustakaan Untad, perpustakaan daerah, perpustakaan nasional, tahun ini kita harapkan akan menghasilkan 10 buku,” jelasnya. Sementara itu, menurut Koordinator Pusbang PMPP, Dr Marungkil Pasaribu MSc, kegiatan yang

telah kali kedua dilaksanakan ini bertujuan agar dosen-dosen Untad bisa terlibat dalam hibah penulisan buku ajar nasional serta memanfaatkan hasil penelitiannya dalam proses pembelajaran. “Salah satu tujuan kita adalah bagaimana caranya supaya dosen bisa terlibat dalam hibah penulisan buku ajar yang sifatnya nasional, kemudian menulis buku ajar di lingkungan Universitas Tadulako , dan juga memanfaatkan hasil penelitiannya selama ini dalam proses pembelajaran,” ungkapnya. Masih menurutnya, kegiatan ini erat kaitannya dengan workshop penelitian tindakan kelas yang diselenggarakan sehari sebelumnya, dimana hasil penelitian yang ada diharapkan dapat di manfaatkan oleh mahasiswa melalui buku ajar yang dibuat. “Jadi ada hubungan antara PTK dan penulisan buku ajar. Jadi penelitian dosen yang selama ini tidak tersimpan sebagai dokumen saja, tapi bisa dimanfaatkan hasilnya oleh mahasiswa sendiri melalui buku ajar yang dibuat oleh dosen,” ujarnya. Pihaknya juga berharap agar setiap dosen mempunyai buku ajar sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar “Jadi harapan kita itu setiap dosen harus mempunyai buku ajar. Itu harapan kami dari Pusbang PMPP. Nanti setelah ada buku ajar, ini mau dibuat pembelajaran secara online bagi dosen,

sehingga bisa mempermudah proses perkuliahan. Karena mahasiswa juga akan mengetahui arah daripada perkuliahan, arah dari materi, dan apa nanti yang akan dipertanggungjawabkan pada saat selesai perkuliahan. Sehingga bisa membantu kualitas pembelajaran dan kualitas hasil belajar,” pungkasnya.

Pelatihan ini dibimbing langsung oleh 2 dosen asal Unhas, Prof Dr Ir Sutinah Made MSi serta Dr Ir Ganding Sitepu Dipl-Ing. Selain cara penulisan buku ajar, peserta juga diberi kiat-kiat dalam penulisan hibah buku ajar nasional. Nr

Peringatan International Day 2016, Tunjukan Keberagaman Budaya KEHADIRAN mahasiswa asing di Universitas Tadulako terus Dimana terdapat seluruh bendera Negara asing yang mahasiswanya bertambah setiap tahunnya. Hal ini semakin mewarnai keberagaman menuntut ilmu di Untad. Penampilan lainnya adalah tari-tarian budaya yang ada di Untad, tidak hanya budaya Indonesia, tetapi juga tradisional asal Sulawesi Tengah hingga vocal group. Kieu Ba Nguyen dan Nguyen Van Minh, mahasiswa 2016 asal keragaman budaya international. Sejak 2015, International Office (IO) peringati hari Internasional. Vietnam yang ditemui usai kegiatan, mengaku sangat senang dan Tahun ini, di penghujung 2016, IO kembali selenggarakan hari menikmati festival budaya ini. Meskipun dengan pemahaman bahasa internasional pada kamis (02/12), di auditorium Untad. Peringataan Indonesia yang masih kurang, keduanya menunjukkan antusiasme international day kali ini dikemas dalam Festival Budaya Internasional yang tinggi terhadap festival Budaya Internasional. “Saya sangat senang melihat penampilan dari teman-teman yang dengan mengusung tema, “Untad dalam Bingkai Kebersamaan”. Rektor Universitas Tadulako, Prof Dr Ir H Muhammad Basir SE MS sangat bagus. Teman-teman juga sangat ramah,” ungkapnya dengan dalam sambutannya sekaligus membuka acara memberikan apresiasi Bahasa Indonesia yang masih patah-patah. Prof Ir Marsetyo MAgr PhD Kepala International Office yang ditemui kepada seluruh pelaksana kegiatan. Ungkapnya, tujuan pelaksanaan Internasional Day yakni untuk mempererat tali Mahasiswa kelas internasional prodi Ilmu Komunikasi saat parade bendera. persaudaraan serta memperkenalkan budaya dari tiap-tiap Negara yang dibingkai sesuai dengan tema kegiatan. Moment ini menjadi ajang bersilaturrahim antar mahasiswa berbeda Negara. Atmosfer auditorium berubah riuh ramai akibat sorakan penonton disusul tepuk tangan, saat masingmasing mahasiswa asing naik ke panggung menampilkan pertunjukkan khas negara asalnya, dengan berkolaborasi bersama mahasiswa lokal. Pertunjukan ditampilkan fakultas per fakultas yang memiliki kelas Internasional. Kolaborasi dimulai dengan penampilan drama singkat mahasiswa kelas Internasional Fakultas Ekonomi. Pertunjukan bertambah sempurna ketika mahasiswa kelas Internasional Prodi Ilmu Komunikasi menampilkan parade bendera.

pasca kegiatan pada Jumat 1 6 Desember kemarin, menjelaskan tujuan diselenggarakannya International Day ini untuk menjadi wadah memperkenalkan budaya sesuai dengan tema kegiatan, Untad Dalam Bingkai Kebersamaan. “Tujuannya, menjadi wadah memperkenalkan budaya sesuai dengan tema, Untad Dalam Bingkai Kebersamaan. Kita tahu bahwa mahasiswa asing ini memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda, mahasiswa lokal pun bervariasi. Juga menjadi ajang memperkenalkan budaya dan identitas. Selanjutnya, menggali bakatbakat seni yang tersimpan. Kita tidak pernah tahu mahasiswa asing dan mahasiswa lokal memiliki bakat seni. Tetapi melalui kegiatan tersebut, kita dapat melihat bibit-bibit unggul, termasuk mahasiswa asing. Yang terakhir, kami juga merencanakan sebuah kegiatan yang disebut Dunia untuk Untad dan Untad untuk Dunia,” Ungkapnya. Lebih lanjut, Prof Marsetyo berharap dengan terselenggaranya International Day yang kedua ini, dapat meningkatkan rasa persaudaraan dan persatuan. Sehingga perbedaan latar belakang budaya tidak menjadi penghalang untuk membangun suasana yang bersahabat. “Harapan kita adalah meningkatkan rasa persaudaraan dan persatuan. Kita tahu bahwa mahasiswa asing di Universitas Tadulako sangat kritis dalam interaksi sosial. Kita bisa melihat dampak dari kegiatan ini. Kegiatan ini tidak hanya berakhir di dalam ruangan auditorium. Terbukti di media sosial, mereka juga memperlihatkan kepada saudara-saudaranya di negara asalnya. Jika kita tidak memberikan wadah atau ruang, mereka akan merasa terisolir. Dengan kegiatan ini juga, suasana belajar akademik jadi lebih ramah,” Tutup Prof Marsetyo. NDA/IKR


Kabar Tadulako Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

9

Masyarakat Non-Muslim Bisa Rasakan Bantuan Baznas REKTOR Universitas Tadulako (Untad), Prof Dr Ir H Muhammad Basir Cyio SE MS menyampaikan bahwa zakat yang ada ini dari masyarakat Islam, oleh masyarakat islam, dan untuk kebaikan. Rektor sengaja tidak menyebutkan hanya untuk masyarakat Islam. Sebab boleh jadi, bukan hanya masyarakat Islam yang bisa memperoleh dan merasakan efek dari zakat. “Jika kita memiliki rumah sakit dari Baznas (Badan Amil Zakat) atau lembaga-lembaga lainnya. Lalu terjadi tabrakan di sekitar rumah sakit tersebut, ketika masuk di ruang gawat darurat dokter tidak bertanya korban tabrakan itu agama apa. Jadi, ketika sudah berbicara kebaikan tidak lagi membahas apa

sukunya, agamanya dan dari mana seseorang terbut berasal,” jelas Prof. Basir saat membuka sambutan kegiatan Penguatan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) se-Sulawesi Tengah (Sulteng) di Media Center Untad, Kamis (24/11). Ia menambahkan dengan mengatakan contoh tersebut dapat menjadi referensi untuk reformasi pemikiran dan pertimbangan profesional para pengelola zakat yang harus dibangun. “Akidah adalah sesuatu yang penting dan tidak dapat digantikan oleh apapun. Akidah harus jalan terus dengan baik. Tetapi untuk masalah kemanusiaan, seperti korban bencana alam atau

korban tabrakan sekalipun mau agama apapun dia atau suku apapun, kebaikan harus segera terealisasikan,” tambahnya. Dengan adanya pelatihan tersebut, Prof Basir berharap pengelola zakat di seluruh wilayah Sulteng bisa jauh lebih baik. Pelatihan pengelola zakat yang dilaksanakan hampir tiga bulan di kampus bumi kaktus tersebut, dapat melahirkan pengelolapengelola zakat terbaik di masa yang akan datang. “Saya ingin penyalurannya tidak hanya di pesantren yang juga selaku pengelola baznas atau masjid saja. Ini yang harus diubah. Umat Islam kalau mau kokoh maka perlu inovasi. Kalau tidak kita akan diremehkan,” tandas Rektor Untad. Ana

Prof Dr Ir H Muhammad Basir Cyio SE MS Rektor Universitas Tadulako *FOTO : DOK. HUMAS UNTAD

Aplikasi Pengaduan Pelayanan Prima Resmi Diluncurkan

*GAMBAR : KRISAN.UNTAD.AC.ID

Tampilan beranda pada Krisan.untad.ac.id

UPAYA penerapan pelayanan prima menjadi perhatian serius pimpinan Universitas Tadulako (Untad). Pada 30 November lalu, aplikasi layanan pengaduan pelayanan prima resmi di-launching. Aplikasi yang beralamat di laman krisan.untad.ac.id itu diluncurkan langsung oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir H Muh Basir SE MS. Prof Basir mengharapkan, adanya aplikasi ini dapat dimanfaatkan oleh stakeholder atau pengguna

layanan, khususnya mahasiswa untuk memberikan kritik, saran, dan harapan demi kemajuan pelayanan prima di Untad. “Mahasiswa dapat masuk ke laman atau website tersebut dan memanfaatkan fitur yang ada. Dalam laman itu, akan diarahkan untuk membuat testimoni, baik itu berupa kritik, saran, maupun harapan. Testimoni yang diberikan akan dikelola oleh tim dari UPT TIK dan TIH Untad, untuk selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh pimpinan Untad. Jadi, ini merupakan bentuk keterbukaan kami yang semuanya demi kemajuan Untad,” ujar Prof Basir. Sebelumnya, pada Selasa (22/11) lalu sebagaimana dilansir di untad.ac.id, Rektor Untad, Prof Dr Ir H Muh Basir SE MS, dalam keterangannya kepada TIH Untad menyampaikan bahwa website anyar itu akan berjalan seperti website pengaduan

Bank Indonesia Resmikan BI Corner Universitas Tadulako KANTOR Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah gelar Launching BI (Bank Indonesia) Corner dan Edukasi Kebanksentralan pada Kamis (24/11), di ruang Sirkulasi UPT Perpustakaan Untad. Kegiatan ini juga sekaligus dirangkaikan dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara rektor yang diwakili oleh Kepala Dewan Pertimbangan Untad, Prof Dr Ir Hj Alam Anshari MSi dengan Kepala Perwakilan BI Cabang Sulawesi Tengah, Miyono. Menurut Miyono dalam sambutannya yang sekaligus membuka kegiatan ini, tujuan dari didirikannya BI Corner adalah untuk mendekatkan diri dengan dunia kampus, khususnya kepada mahasiswa. “Kami ingin memberikan sesuatu yang lebih dekat kepada dunia kampus khususnya kepada adik-adik mahasiswa agar pengetahuan mengenai bank sentral serta perkembangan-perkembangan ekonomi bisa ditransfer dengan baik di kalangan dunia akademisi melalui program BI Corner,“ Ungkapnya. Masih menurutnya, bahwa saat ini di BI Corner

Untad telah tersedia sekitar 108 judul buku dalam bentuk hardcopy serta 1.012 judul buku dalam bentuk softcopy yang nantinya akan terus ditambah dan diperbaiki. Sementara itu, Prof Alam Anshari dalam sambutannya, berharap bahwa BI Corner dapat menambah daya tarik bagi mahasiswa. “Dengan hadirnya BI Corner, kita harapkan akan menambah daya tarik mahasiswa yang jumlahnya saat ini kurang lebih 35 ribu mahasiswa yang terdaftar untuk berkunjung ke perpustakaan,” harapnya. Ditemui pada kesempatan lain, Prof Damry HB MSc Ag PhD selaku Kepala Perpustakaan Untad, juga menyatakan harapannya agar BI Corner dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh pengguna perpustakaan. “Mudah-mudahan nanti BI Corner bisa dimanfaatkan dengan sebesar-besarnya oleh pengguna perpustakaan, apakah itu dosen maupun mahasiswa,” Ujarnya. Selain meresmikan BI Corner, Miyono beserta tim Bank Indonesia Sulteng juga memberikan edukasi seputar bank sentral serta tips aman dalam bertransaksi. Nr

pungli yang dikelola oleh Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopulhukam). “Pembedanya, aplikasi web Sistem Pengaduan Pelayanan Prima ini akan menerima saran, masukan, dan keluhan terkait pemberian pelayanan oleh pegawai di lingkungan Untad. Jadi, seluruh pegawai wajib memberikan pelayanan prima kepada mahasiswa yang di antaranya berupa pelayanan yang cepat, tepat, ramah, dan santun,” jelas Prof Basir. Prof Basir juga mengemukakan bahwa selama ini, Rektor dan jajaran pimpinan Untad banyak menerima keluhan dari mahasiswa terkait pelayanan dari pegawai. Hal ini tentu merupakan fakta menyedihkan karena justru oknum pelaku pegawai yang tidak memberikan pelayanan prima itu merupakan tenaga honorer yang justru digaji dari uang SPP/UKT mahasiswa. Dari berbagai laporan yang masuk, oknum-oknum pegawai honorer itu terkadang sampai membentak dan memarahi mahasiswa. Hal ini tentu tidak boleh terjadi karena mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan prima dari pegawai. Untuk itulah, tegas Rektor, pimpinan Untad menindaklanjuti instruksi

Presiden dan Menristekdikti dengan mengadakan aplikasi Sistem Pengaduan Pelayanan Prima. “Nantinya, mahasiswa dapat melaporkan dengan menuliskan nama mahasiswa, jenis urusan, dan dari bagian/subbagian/unit tempat mahasiswa itu mendapatkan pelayanan yang kurang baik. Olehnya, untuk mendukung itu, seluruh staf pegawai juga harus menggunakan papan nama seperti yang telah digunakan oleh jajaran pegawai BAKP sehingga jika mahasiswa mendapatkan pelayanan yang kurang baik, nama oknum pegawai yang memberikan layanan yang kurang baik itu dapat dilaporkan melalui aplikasi yang tersedia,” kata Rektor. Tujuan utama aplikasi tersebut agar stakeholder dapat menerima pelayanan prima dari garda terdepan pelayanan, yaitu pegawai. Pemberian pelayanan prima itu wajib dilakukan dan diimplementasikan dalam memberikan pelayanan kepada stakeholder. “Dalam kerjanya, aplikasi itu nantinya dapat dipantau dan dibuka langsung oleh pimpinan Untad secara online 1 x 24 jam melalui mobilephone Rektor Untad,” kata Prof Basir. (tq)

Perdana, 3 Mahasiswa Untad Magang di Kementerian Luar Negeri RI Senin (28/11/2016) Tiga Mahasiswa Universitas Tadulako secara resmi diterima sebagai peserta magang di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (KEMLU RI). Ketiga mahasiswa tersebut adalah Andi Iramayanti, Andi Syaifullah Kadekoh, dan Nuraenni Andi Ilham yang merupakan mahasiswa semester 7 (tujuh) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako (FISIP Untad). “Awalnya memang dapat info pas kuliah umum sama KEMLU di IT Center waktu itu. Setelah itu coba buka web resminya dan ternyata memang ada lowongan untuk magang. Pas coba daftar eh ternyata diterima. Alhamdulillah bersyukur sekali,” ungkap Andi. Program magang tersebut merupakan Mata Kuliah Wajib pada Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Untad. Andi Iramayanti salah seorang mahasiswa magang mengungkapkan “Magang di KEMLU itu adalah sebuah tantangan yang luar biasa. Karena segalanya pasti akan berbeda. Mulai dari gaya hidup, waktu kerja, jenis kerja, porsi kerja, dan lain sebagainya,” ucap Andira. Sambutan hangat juga diberikan oleh para staf Direktorat Informasi dan Media KEMLU RI kepada ketiga mahasiswa Untad tersebut. Mayoritas karyawan bahkan merasa kagum ada mahasiswa dari daerah yang menurut mereka cukup jauh namun menyempatkan untuk magang di kantor mereka. Salah satunya diungkapkan oleh Nevi Nurwardhani yang juga merupakan penanggung jawab bagi para mahasiswa magang. “Senang aja bisa menerima mahasiswa magang dari

luar Jakarta apalagi luar Jawa. Soalnya selama ini yang magang di sini kebanyakan dari dalam kota aja. Jadi lebih beragam. Bukan Cuma mereka yang dapat pengalaman baru, kita di sini juga bisa dapat kenalan baru,” ujar Nevi. Kementerian Luar Negeri setiap tahunnya membuka kesempatan bagi mahasiswa tingkat akhir yang bermaksud untuk melaksanakan program magang di Kemlu. Dari seluruh unit kerja yang ada di Kemlu, Direktorat Diplomasi Publik, Direktorat Informasi dan Media serta Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Deplu (BPPK) merupakan unit kerja yang sering menerima mahasiswa dalam program magang Kemlu. Secara umum syarat mengajukan lamaran program magang di Kemlu adalah Surat lamaran program magang yang ditujukan kepada pimpinan eselon II yang terkait berupa maksud dan tujuan magang. Selanjutnya persyaratan pelengkap seperti, Curriculum Vitae (CV), Transkrip nilai resmi, dan Surat Keterangan dari pihak kampus. Diutamakan mahasiswa yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris serta minimal kuliah semester ke-5. Kdk


10

Infotorial Edisi 78 Desember

2016 Tahun ke 4

INTERNATIONAL CONFERENCE NAVIGATING GLOBAL FLOWS OF CAPITAL, POLICY AND VALUES: CONCEPTUALIZING TRAJECTORIES TOWARD ALTERNATIVE MODERNITIRS IN INDONESIA CO-ORGANIZED BY ANTHROPOLOGY STUDY PROGRAM FACULTY OF POLITICAL AND SOSIAL SCIENCES TADULAKO UNIVERSITY THE CELEBES INSTITUTE OF CENTRAL SULAWESI INDONESIA THE FREELAND FOUNDATION OF CENTRAL SULAWESI INDONESIA

#KITA_ANTHRO Foto dan Naskah : Hendra

Albert Schrauwers, York University, Canada. I Joost Coté, Monash University, Australia. Fadjar Ibnu Thufail, Indonesian Institute of Sciences. Natsuko Akagawa, University of Queensland, Australia. Greg Acciaioli (Chair/Moderator), University of Western Australia,

PALU, 19-22 DESEMBER 2016

Albert Schrauwers, York University, Canada. I Joost Coté, Monash University, Australia. Fadjar Ibnu Thufail, Indonesian Institute of Sciences. Natsuko Akagawa, University of Queensland, Australia. Greg Acciaioli (Chair/Moderator), University of Western Australia,

Hari Kedua Pelaksanaan Konfrensi Masanori Yoshida, Nihon University, Japan Semiarto Aji Purwanto, Universitas Indonesia, Indonesia M.Munir Salham, Tadulako University, Indonesia Jennifer Williams Nourse (Chair), University of Richmond, USA

Hari kedua Sulaiman Mamar, Tadulako University, Indonesia. Sana Jaffrey, University of Chicago, USA. Nurul Ilmi Idrus, Hasanuddin University, Indonesia. Haslinda B. Andriani, Tadulako University. Slamet Riadi (Chair), Tadulako University, Indonesia Hari Ketiga Book Launching & Discussions 3 Moderator: Adriany Badrah (The Celebes Instiitute Indonesia) Title: A Few Poorly Organized Men (Translated in Bahasa Indonesia Published by Marjin Kiri). Author: Dave McRae (Melbourne University, Australia).

Discussants: Dave McRae (University of Melbourne, Australia), Rusdi Mastura, Indonesia Sana Jaffrey University of Chicago, USA), Ihsan Ali---Fauzi, (PUSAD Paramadina, Indonesia), Samsu Rizal Panggabean (Universitas Gadjah Mada)


Infotorial Edisi 78 Desember

2016 Tahun ke 4

11

INTERNATIONAL CONFERENCE

Hari Ketiga Konfrensi Internasional Bersama Greg Acciaioli, University of Western Australia, Australia Suraya Afiff, Universitas Indonesia, IndonesiaMukrimin, University of Western Australia, Australia Juraid Abdul Latief (Chair/Moderator), Tadulako University,

Hari Ketiga Konfrensi Internasional In Memoriam George Junus Aditjondro: Works and Lives Andreas Harsono (KOMNAS HAM), Arianto Sangadji (YTM), Lian Gogali (Sekolah Mosintuwu), Stevano Sumampow (Moderator)

Hari Ketiga Konfrensi Internasional. Juraid Abdul Latief, Tadulako University, (Indonesia) Ian Pollock, Australian National University, AustraliaJudith Schlehe, University of Freiburg, Germany Ikhtiar Hatta, Universitas Indonesia, Greg Acciaioli (Chair/Moderator), University of Western Australia,

Hari pertama Diskusi Buku Book Discussions 1Title: Land's End: Capitalist Relations on An Indigenous Frontier. Author: Tania Murray Li (University of Toronto, Canada) Moderator: Albert Schrauwers, York University, Canada Discussants: Tania Murray Li (University of Toronto, Canada), Jennifer Williams Nourse (University of Richmond, USA) Sulaiman Mamar (Tadulako University, Indonesia), Greg Acciaioli (University of Western Australia).

Lishapsari Prihatini & Sumarni Bayu Anita,Candradimuka Palembang, (Indonesia) Haliadi-- Sadi, Tadulako University, Indonesia Jonathan Zilberg, University of Illinois at Urbana Champaign, USA Mochtar Marhum (Chair/Moderator),Tadulako University,Indonesia

Tania Murray Li, University of Toronto, Canada Muhammad Basir Said dan Muhammad Yamin Sani, Hasanuddin University, Indonesia Bakti Utama, Ministry of Education & Culture Republic of Indonesia Greg Acciaioli (Chair/Moderator),University of Western Australia,

Civitas Akademika di Welcome Reception & Gala Dinner International Conference

Penutupan hari keempat Diskusi Umum

#KITA_ANTHRO Penutupan hari keempat Diskusi Umum

Foto bersama panitia dan beberapa panelis


12

Info Fakultas Edisi 78 Desember

2016 Tahun ke 4

Terpilih Menjadi Dekan FISIP Untad Periode 2017-2021

Dr. Muh Nur Ali M.Si Gaungkan Semangat Kebersamaan dalam Membangun. Periodesasi kepemimpinan Dekan Fisip Untad bergulir setiap empat tahun. Tepat pada Selasa (13/12), kembali digelar pemilihan dekan sebagai pimpinan di Fakultas tersebut. Dalam Rapat Senat yang dilaksanakan di Ruang Senat FISIP tersebut terpilih Dr Nur Ali M.Si menjadi Dekan Fisip Untad dengan meraih 24 suara dari total 29 suara. Raihan ini unggul dari rivalnya, Dr Syahruddin Hattab MSi, yang mendapatkan empat suara. Satu suara lainnya dinyatakan abstain. Dalam emilihan itu, selain dihadiri oleh 19 orang anggota senat, juga dihadiri oleh Wakil Rektor (Warek) Bidang Akademik (Bidak), Prof Dr Sutarman Yodo SH MH. Prof Sutarman mewakili Rektor Untad untuk memberikan hak

*FOTO : AKHMAD USMAR

suara. Rektor Untad, sesuai Statuta Untad Nomor 8 Tahun 2015, memiliki hak suara 35 persen dalam pemilihan dekan. Berkenaan dengan itu, dalam pemilihan Dekan FISIP, hak suara 35 persen itu setara dengan 10 suara. Dr. Muh Nur Ali, dalam sambutannya usai terpilih, menyampaikan ungkapan terima kasih atas seluruh kesertaan dan partisipasi seluruh anggota senat sehingga mengamanatkan kepadanya kepemimpinan Dekan Fisip Untad empat tahun kedepan. Masih dalam sambutannya, ia juga mengutarakan bahwa saat ini tenaga dosen dan tenaga kependidikan Fisip Untad sudah mumpuni untuk berlari kencang, setara dengan fakultas-fakultas lain. Ia meyakini

bahwa dekan tidak memliki kemapuan yang cukup tanpa kebersamaan dari seluruh keluarga besar Fisip Untad. “Saya meyakini kebersamaan dari kita semua untuk mengusung program-program kerja yang nanti akan kami derivasi menjhadi item item kegiatan, akan menjadikan Fisip semakin baik kedepa,” ungkapnya. Semangat kebersamaan itulah menurutnya menjadi modal utama dalam upaya bahumembahu membangun kemajuan Fisip kedepan. Setelah terpilih, Dr Nur Ali rencananya akan dilantik awal 2017 mendatang, sesuai tanggal berakhirnya masa jabatan Dekan FISIP periode 2013-2017. Rf

Kuliah Umum Kimia FMIPA

Penerapan Bioteknologi dan KBA di Bidang Industri Kembangkan Minat dan Bakat Mahasiswa,

Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Gelar Kompetisi Surveyor dengan Metode Double Stand.

Jurusan Kimia FMIPA kembali melaksanakan kuliah umum yang kedua untuk tahun ini. Kegiatan yang mengusung tema “The Strategic Role of Chemistry In The Industrial Field” itu dilaksankan untuk memperdalam pengetahuan mahasiswa kimia di bidang industri, utamanya penerapan bioteknologi dan Kimia Bahan Alam (KBA), pada Minggu (27/11) di FM 31 FMIPA. Dr Ruslan MSi, selaku ketua jurusan Kimia FMIPA, dalam sambutannya menjelaskan kuliah umum tersebut merupakan program kerja jurusan Kimia yang bertjuan menambah wawasan mahasiswa tentang bioteknologi, utamanya pada bidang industri. “ kuliah umum ini merupakan rangkaian program kerja dari jurusan kimia, dimana apa yang kita lakukan ini paling tidak dapat menambah wawasan kita terutama dalam bidang bioteknologi,” jelasnya. Masih dalam sambutannya, Ruslan berharap semoga dengan pelaksanaan kuliah umum itu dapat membantu jurusan Kimia untuk meningkatkan akreditasi jurusan menjadi agreditasi A. “sekaligus juga dengan kegiatan kuliah umum ini, paling tidak ada tambahan dokumen untuk kegiatan akreditasi jurusan kita. Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini, kedepannya agreditasi jurusan kita bisa lebih baik lagi. Meskipun sekarang sudah B, kita targetkan kedepannya bisa menjadi A,” tambah dosen Kimia itu. Ketua panitia, Dr Dwi Juli Puspitasari SSi Mchem, menerangkan bahwa kegiatan kuliah umum yang diadakan jurusan kali ini, bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMAKIM). “Panitia bukan dari Dosen saja, tapi juga melibatkan mahasiswa, karena juga melibatkan himpunan, jadi kita ambil beberapa mahasiswa sebagai wakil dari angkatan 2013 sampai 2015 untuk menjadi panitia,” terangnya. Dwi juga menambahkan bahwa kuliah umum kali ini membahas tentang pengaplikasian bioteknologi dan kimia bahan alam dalam bidang industri, karena banyak mahasiswa kimia yang fokus pada dua bidang ini. “Dihubungkan dengan era industri, dan mahasiswa kimia juga banyak yang fokus dengan penelitian KBA dan

Bioteknologi, jadi kita ambil materi ini,” imbuhnya. Prof Dr Natsir Djide MS Apt dalam materinya menjelaskan bahwa bioteknologi mencakup semua aspek sains baik Biologi, Kimia maupun Mikrobiologi. “Bioteknologi merupakan pemanfaatan organisme hidup untuk menghasilkan barang ataupun jasa, selain itu, untuk dapat menguasai bioteknologi kita perlu punya pengetahuan tentang Biologi, Kimia, dan Mikrobiologi,” jelas Guru besar UNHAS itu. Masih dalam materinya, Natsir menambahkan bahwa Bioteknologi bisa diterapkan dalam bidang apa saja, baik dari pangan hingga DNA. “Penerapan Bioteknologi sangat luas, contohnya pembuatan golden rise yang merupakan hasil rekayasa genetika, tomat yang disimpan bisa tahan sampai 3 atau 4 bulan dan tidak rusak. Pembuatan tempe yang bersih dan bisa langsung dikonsumsi tanpa harus dimasak. Selain itu, bioteknologi juga dapat diterapkan dalam pembuatan DNA rekombinan,” pungkasnya. Sementara itu, pemateri kedua Prof Dr Ibrahim Jantan memaparkan dalam materinya, bahwa Indonesia memiliki banyak tumbhunan yang sangat potensial untuk menghasilkan minyak atsiri, diantaranya patchouli (minyak nilam), gaharu oli dan linalol yang memiliki bauh yang sangat harum. “Bahkan minyak termahal di dunia yang sering digunakan pada parfum bermerek ternyata berasal dari tanaman yang hanya dapat tumbuh di Indonesia dan Malaysia. Hanya saja, negara ini mengekspornya dalam bentuk minyak mentah dan dijual dengan harga murah, dan kalupun dibuat dalam bentuk produk siap pakai, produk dari negara kita akan kalah saing. Hal ini karena teknologi yang kita miliki sangat terbatas, sehingga produk yang dihasilkan pun mutunya rendah, selain itu, mindset masyarakat pun juga berpengaruh, yang menganggap produk luar negeri pasti yang terbaik. Guru besar dari The National University of Malaysia itu juga menambahkan, bahwa Indonesia dan Malaysia, seharusnya bisa seperti negara lain, misalnya China yang lebih cinta pada produk negaranya.Vv

Rabu (14/12), Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik (Fatek) Universitas Tadulako (Untad) mengadakan kompetisi surveyor dengan metode double stand. Pembukaan yang digelar di Ruang Senat Lama Fatek UNTAD ini sebagai rangkaian dari kegiatan Dies Natalis Teknik Sipil Untad ke-33. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 15 sampai 17 desember 2016. Dalam kegiatan itu diantara cabang yang diperlobakan, yakni lomba cepat tepat mengukur tanah dengan metode double stand dan penulisan karya ilmiah. Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari Universitas di Sulawesi Te n g a h s a l a h s a t u n y a U n i v e r s i t a s Muhamadiyah Palu. Peserta dalam kegiatan ini ada 11 tim yang terbagi dalam dua lomba, 8 tim untuk lomba double stand dan 3 tim untuk penulisan karya ilmiah. Kegiatan yang diadakan pertama kali oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil ini bertujuan untuk memotivasi teman-teman mahasiswa lain dalam mengembangkan minat

dan bakat yang mereka miliki. Ketua panitia, Arif mengatakan bahwa kegiatan ini pertamakali diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan akan berkelanjutan. “kegiatan ini dapat memotivasi para mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat teman-teman, saya juga berharap kegiatan ini lebih baik lagi kedepannya dan lomba-lomba pada tahun berikutnya semakin bertambah,” ucapnya. Hal senada pula disampaikan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil, Abdul Rahman mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat membuka wawasan bagi para mahasiswa Teknik Sipil. “Saya berharap teman-teman yang lain bukan hanya peserta tapi panitia juga dapat termotivasi mengikuti lomba seperti ini karna mereka mempunyai bakat tersendiri dan pada kegiatan inilah bakat yang mereka miliki ditunjukkan,” tutup mahasiswa angkatan 2013 ini. Dalam kegiatan ini turut hadir Ketua Jurusan Teknik Sipil, Sekretaris Jurusan Teknik Sipil, dosen-dosen dan para peserta lomba. (SR)


Info Fakultas

Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

13

Kuliah Umum Prodi Ilmu Komunikasi Hadirkan Ketua Umum ASPIKOM RABU (30/11), Program Studi Ilmu Komunikasi selenggarakan Kuliah Umum dengan menghadirkan Dr. Heri Budianto, M.Si, Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) sebaga narasumber. Dalam kuliah umum yang dilaksanakan di Ruang Senat Baru Universitas Tadulako ini, Dr. Heri Budi membawakan materi dengan topik “Identitas Etnik dan Agama dalam Kampanye Politik”. Diawal penyampaian materinya, Dr. Heri Budi menyinggung tentang kasus penistaan agama yang tengah menjadi topik hangat karena PILKADA saat ini. Yang ternyata aromanya sampai ke Palu meskipun peristiwanya jauh di Jakarta. Karena pada dasarnya, berbicara tentang politik identitas pastinya berkaitan dengan SARA. “Di dalam politik adalah sebuah hal yang tidak mungkin yang terkait dengan etnisitas, suku, agama, dan ras itu tidak dibawa. Relasi antara agama dengan politik itu akan terus ada. Sehingga yang perlu kita waspadai kalau kita berbicara tentang politik identitas dalam kerangka NKRI adalah bagaimana kebhinekaan itu menjadi harga mati bagi kita,” Ujar Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta ini. Dr. Heri Budi juga menjelaskan, orang komunikasi

harus melihat realitas yang ada ini melalui kacamata komunikasi, bukan melihat realitas politik dengan kacamata ilmu politik murni. Menurutnya, ini juga yang kadang-kadang harus dipahami, terkait bagaimana melihat soal politik identitas dari kacamata disiplin ilmu yang ditekuni. “Kalau kita orang komunikasi melihat realitas itu harus dari kacamata komunikasi, bukan melihat realitas politik itu dari kacamata ilmu politik murni. Ini juga yang kadang-kadang harus kita pahami. Bagaimana kemudian kita melihat soal politik identitas ini dari kacamata ilmu kita. Ini yang penting,” Tidak lupa, Dr. Heri Budi mengimbau kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk lebih cerdas melihat pertarungan yang ada di media sosial saat ini. Berbicara tentang etnisitas dan agama tidak lepas dari politik identitas. Lebih jauh, Dr. Heri Budi menyampaikan, saat kita berbicara mengenai politik identitas ada dua hal saja yang penting untuk dilihat, yaitu Political Difference dan Political Marketing. Sebelumnya, Dr. Muhammad Khairil, S.Ag, M.Si, Ketua Prodi Ilmu Komunikasi yang pada kesempatan ini mewakili Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam sambutannya mengucapkan terima

*FOTO : DOK. UNTADTV

ka s i h ke p a d a D r. H e r i B u d i ya n g te l a h menyempatkan waktu diantara kesibukannya untuk dapat membawakan kuliah umum Prodi Ilmu Komunikasi. “Semoga kegiatan ini dapat memberikan efek pembelajaran berharga bagi kita, khususnya dalam konteks politik identitas. Semoga ini bisa memberikan banyak makna bagi kita yang hadir disini,” Tutur Dr. Khairil. Selain diikuti oleh para dosen dan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, dalam kesempatan itu, turut hadir Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Palu, Dr. Syamsuri, S.Ag, M.Ag, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIPOL Palu, Drs. Ruslan, M.Si. Kuliah umum ini dirangkaikan dengan pelantikan pengurus wilayah ASPIKOM Sulawesi

Tengah dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Wilayah. ndh “Semoga kegiatan ini dapat memberikan efek pembelajaran berharga bagi kita, khususnya dalam konteks politik identitas. Semoga ini bisa memberikan banyak makna bagi kita yang hadir disini,” Tutur Dr. Khairil. Selain diikuti oleh para dosen dan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, dalam kesempatan itu, turut hadir Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Palu, Dr. Syamsuri, S.Ag, M.Ag, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIPOL Palu, Drs. Ruslan, M.Si. Kuliah umum ini dirangkaikan dengan pelantikan pengurus wilayah ASPIKOM Sulawesi Tengah dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Wilayah. ndh

RAPAT KERJA PERDANA FMIPA UNTAD

Dekan: Akreditasi Menjadi Target Kita SABTU (3/12), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menyelenggarakan Rapat Kerja Pemantapan Penyusunan Program Kerja Tahun 2017 dan Rencana Kerja Tahun 2018. Dalam rapat yang berlangsung di Ruang Aula Taipa Beach Palu membahas antara lain rencana pembukaan beberapa program studi baru, pemanfaatan Website Fmipa, kegiatan akademik dan kemahasiswaan, serta sarana dan prasarana fakultas. Dalam laporannya, ketua panitia, Rosmiaty SE mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menyamakan persepsi dalam penyusunan program kerja tahun 2017 serta rencana kerja tahun 2018 di Fakultas Mipa. “Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang program kerja 2017 dan rencana kerja 2018,” jelasnya. Sementara itu, Dekan Fakultas Mipa, Dr Muh Rusydi H MSi dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan demi perbaikan fakultas ke arah yang lebih baik. “Kegiatan ini kita laksanakan karena ada keinginan besar dari kita di

fakultas untuk memperbaiki setiap langkah kita ke depan. Apa yang telah kita lakukan yang lalu tentu perlu kita perbaiki, ada hal-hal yang tentu kurang disana-sini. Dalam kaitan itulah sehingga kita perlu melakukan rencana ke depan, memperbaiki hal-hal yang masih kita anggap kurang,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa akreditasi menjadi target, sebab tujuan akreditasi adalah memperbaiki manajemen, peningkatan mutu sekaligus pada akhirnya akan mencapai visi yang dicita-citakan. “Mengapa harus akreditasi? Saya pikir ini

menjadi target kita karena kalau kita perbaiki akreditasi maka yang lain akan ikut. Kita berharap dengan akreditasi yang kita jadikan target maka yang lain-lain jadi ikut, semua perbaikan berdasarkan akreditasi. Jadi ukuran kita adalah apa yang ada di dalam standar-standar yang sudah kita buat di dalam akreditasi,” terangnya. “Tujuannya adalah tentu untuk memperbaiki manajemen. Kalau manajemennya sudah kita perbaiki maka akan meningkat menjadi peningkatan mutu. Kalau terjadi peningkatan mutu maka visi kita akan tercapai. Jadi tujuan daripada akreditasi memperbaiki manajemen, peningkatan mutu sekaligus pada akhirnya akan kita mencapai visi yang kita cita-citakan, ” tegasnya. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pimpinan, staf dan tenaga kependidikan di FMIPA, serta Tim Perumus yang terdiri atas 5 orang mewakili seluruh jurusan yakni Prof Dr Ramadhanil MSi, Yutdam Mudin SSi MSi, Junaidi PhD, Dr Ahmad Ridhay SSi MSi, serta Akhmad Kumaidi SSi. Nr

Kuliah Tamu Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Character Building Sebagai Basis Pengembangan Soft Skill DALAM rangka menambah wawasan mahasiswa dan dosen, tentang pentingnya soft skill dan pengembangan ka ra k te r, P ro g ra m S t u d i ( P ro d i ) Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universits Tadulako (Untad), gelar kuliah tamu dengan menghadirkan, Prof. Dr. H. Zainal Abidin, M.Ag. sebagai pemateri. Kuliah tamu yang diadakan pada 8 desember 2016 di Teater room Media Centre ini dihadiri sekitar 450 orang peserta. Diantaranya mahasiswa dan dosen dalam lingkup prodi bahasa Inggris. Tema yang diangkat pun cukup menarik bagi peserta, “Soft Skill & Character Building Entered The Asean Economic Community.” Dalam bahasannya, Prof Zain, begitu sapaan akrabnya, menjelaskan, bahwa Character Building pada dasarnya merupakan pondasi utama dalam membangun softskill. Oleh karena itu,

lembaga pendidikan seyogyanya tidak hanya mentrasnfer Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan keterampilan (hardskill), tetapi juga membangun karakter (character building) yang mengarah kepada pembentukan softskill. “Character Building akan menghasilakn pribadi yang berkarakter positif. Hal tersebut tidak bias dibangun secara instan, tetapi membutuhkan proses yang panjang dan continue. Keterkibatan keluarga, lembaga pendidikan dan lingkungan social sangat menentukan dalam proses pembentukannya”, ujar Rektor IAIN tersebut. Kegiatan yang berlangsung kurang lebih 3 jam tersebut dibuka langsung oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan (Wadek Biduk), Dr. Jusman, M.Si. Ia mengapresisasi langkah kordinator Prodi Bhs. Inggris selaku ketua pelaksana kegiatan ini. “Semoga kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan, sebagai

b e nt u k p e r h at i a n k i ta te r h a d a p mahasiswa maupun dosen. Dan juga suatu kehormatan bagi Untad atas kehadiran dan kesediaan Prof Zain, untuk membagikan ilmunya sehingga menjadi pemicu bagi kita semua agar lebih memperhatikan tentang pentingnya pembangunan karakter dan skill”, tanggap salah satu dosen prodi Fisika ini. Selain itu, Hj. Hastini, S.Pd., M.A selaku ketua pelaksana, berharap mahasiswa maupun dosen yang telah mengikuti kuliah tamu ini dapat menerapkan ilmu maupun pengalaman yang telah disampaikan oleh pemateri. “Khususnya ke p a d a m a h a s i swa , S aya s e l a ku Kordinator Prodi Pendidikan Bahasa Inggris melalui kegiatan ini, berharap agar mahasiswa bisa lebih siap menghadapi dunia luar setelah selesai di kampus. Kemudian karakter dan soft skil sudah tertanam dalam diri mereka”, jelasnya. Ash


14

Info Fakultas

Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

KULIAH TAMU PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

Prof Asfah Rahman : Sekarang Adalah Zaman Digital PROGRAM studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) menghadirkan guru besar Bahasa Inggris dari Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof H M.Asfah Rahman Med PhD, dalam kuliah tamu yang dilaksanakan pada Rabu (30/11). Kuliah tamu bertajuk “The Role of Social Media to Develop Students' Social and Academic Skills” itu dilaksanakan di Theater Room Media Center Untad. Di hadapan mahasiswa dan dosen, kuliah tamu bagi 600-an mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untad. Dekan FKIP, Dr Lukman Najamuddin M Hum, dalam sambutannya sekaligus membuka acara mengemukakan bahwa media sosial memiliki banyak kegunaan. Hal itu dikatakan karena media memegang peranan penting dalam membangun komunikasi antar sesama manusia lebih efektif dan efisien dibanding komunikasi konvensional. Untuk itu, setiap mahasiswa dan dosen harus siap dalam mengikuti perkembangan komunikasi yang akan selalu berubah tiap zaman. “Perlu juga diingat untuk selalu mengedepankan literasi media sosial, sehingga setiap dari kita yang memanfaatkan media sosial tidak hanya diisi dengan hal-hal yang tidak berguna, tapi harus diisi dengan hal-hal yang edukatif, sehingga orang-orang bisa mengambil sesuatu yang bermanfaat dari yang kita produksi atau yang kita posting di sosmed,” katanya. Guru Besar Bahasa Inggris UNM, Prof Asfah Rahman membawakan materi peran media sosial dalam lingkungan sosial dan akademik yang

dimoderatori oleh Nadrun SPd MPd Med, yang juga merupakan dosen pendidikan Bahasa Inggris Untad. Prof Asfah menerangkan bahwa berdasarkan perkembangan komunikasi digital, manusia dibagi dalam tiga kelompok zaman, yaitu manusia yang lahir di zaman Primitive, Transitional, dan Digital. “Kelompok Primitive adalah kelompok yang dimana komunikasi masih sangat konvensional dan yang berada di kelompok ini adalah orang-orang yang lahir di tahun 1950-an sampai 1970-an, untuk kelompok Transitional adalah kelompok zaman yang sudah mulai mengenal komunikasi digital tapi masih sangat sederhana, yaitu kelompok manusia yang lahir tahun 1980-an, terakhir kelompok Digital yaitu kelompok dimana komunikasi sudah sangat modern yaitu kelompok orang-orang yang lahir 1995-1997 ke-atas,” terangnya. Dia juga menjelaskan bahwa situs terkenal dunia yaitu Web 2.0. membagi komunitas pembelajaran bahasa atau language learning communities menjadi 3 tipe komunitas, yaitu Structured Language Communities atau komunitas yang mempelajari bahasa dengan metode terstrukturisasi secara mendalam. Kedua Marketplaces Communities dan yang ketiga Language Exchange Communities. Selama kuliah umum berlangsung, mahasiswa dan para dosen pendidikan bahasa Inggris amat antusias mengikuti hingga akhir kegiatan. Bahkan, bukan hanya mahasiswa pendidikan bahasa Inggris, tapi ada juga sebagian mahasiswa dari prodi lain yang turut hadir yaitu dari prodi Pendidikan Biologi dan lainnya. Ana

*FOTO :ADI NUR ALIM / MT Prof H M.Asfah Rahman Med PhD (kiri) saat membawakan materi yang dimoderatori oleh Nadrun SPd MPd Med (kanan) yang juga dosen pendidikan Bahasa Inggris.

*FOTO : DOK. MT

Hadapi Program Nasional Dana Desa Himap Laksanakan Seminar Regional Kamis(7/12) lebih dari 250 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tadulako mengikuti seminar regional. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh himpunan mahasiswa administrasi publik (HIMAP) itu mengusung tema “Membangun Desa yang Mandiri dan Kreaktif Melalui Program Nasional Dana Desa” Moh Rezky selaku penitia menjelaskan kegiatan yang berlangsung sehari tersebut diartikan sebagai pengkajian program kebijakan pemerintah yang telah di implementasikan tersebut dengan program yang telah berjalan saat ini. Kegiatan yang berlangsung di gedung Senat baru FISIP tersebut dibuka langsung oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FISIP Dr. Hj Mustainah M Si. Agenda ilmiah tersebut juga dihadiri pembina himpunan, Dr. Intam Kurnia M.Si, ketua program studi administrasi publik, Dr. Daswati M.Si ,dan pengamat perkembangan pembangunan Drs. Rizali Djaelangkara M.Si. Selaku Ketua Program Studi Administrasi Publik, Daswati mengatakan kegiatan ini merupakan bagian program yang sudah direncanakan dan sangat bermanfaat khusunya mahasiswa prodi administrasi publik untuk mempertahankan akreditasi yang telah di capai

saat ini. “ini merupakan momentum yang penting untuk jurusan administrasi publik berhubung mata kulia konsentrasi kebijakan yang berkaitan anggaran dana desa (ADD) juga manajeman berkaitan dengan bagaimana pengelokasian dana desa tersebut dapat m e n i n g kat ka n d a n m e m p e r ta h a n ka n akreditasi prodi dan kampus,” tuturnya. Lebih lanjut Moh Rezky selaku panitia tentunya menegaskan bahwa sala satu tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah pentingnya membangun paradigma sebagai agen perubahan dalam pandangannya terkait tema yang diangkat tersebut. “Dalam seminar ini sangat penting m e ny i ka p i p e r ke m b a n ga n ke b i j a ka n pemerintah saat ini dan dapat memberikan gambaran bagaimana mengolah dan mengimplementasikan anggaran dana desa tersebut,” ungkapnya. Harapan senada juga di sampaikan Rifki selaku peserta mahasiswa pada kegiatan ini dapat mengetahui tata kelola anggaran dana desa yang telah diberikan oleh pemerintah untuk membentuk desa agar menjadi desa yang lebih berkembang lagi,” tutupnya.Ay

Workshop Biologi “Aplikasi DNA Barcoding dalam Taksonomi” *FOTO : DOK FAKULTAS FMIPA

HIMPUNAN Mahasiswa Biologi (HMB) FMIPA, gelar workshop pengaplikasian DNA-Barcoding. Kegiatan yang dibuka langsung oleh Dekan FMIPA ini, dihadiri 70 peserta dari Jurusan. Workshop yang mengahadirkan Dr. Ir. Achmad Farajallah. M.Si Dosen Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor itu, mengusung tema “Aplikasi DNA Barcoding dalam Taksonomi”, pada Kamis (24/11) di ruang Senat Rektorat Lama Untad. Aswandi selaku ketua panitia, mengungkapkan bahwa workshop ini merupakan hasil kerjasama HMB dengan Jurusan Biologi. Sedangkan temanya sendiri merupakan hasil usulan dari Dosen pembina HMB. “ Kegiatan Workshop ini, merupakan program dari Jurusan bekerjasama dengan himpunan, semua panitianya dari mahasiswa angkatan 2015 dan pengurus himpunan juga ikut serta membantu. Awalnya ini usulan dari Ibu Anawati dan diserahkan kehimpunan,” ungkapnya. Ketua Jurusan Biologi, Dr LifSc I Nengah Suwastika LifSc menjelaskan bahwa kegiatan workshop itu dilaksanakan untuk memperkenalkan teknologi DNA-Barcoding kepada mahasiswa Biologi FMIPA Untad.

“Kami ingin memperkenalkan lebih jauh teknologi DNA-Barcoding ini kepada mahasiswa khususnya mahasiswa kami dari Jurusan Biologi, maka Jurusan Biologi bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Biologi berinisiatif untuk melaksanakan workshop Aplikasi DNA Barcoding dalam Taksonomiini,” jelasnya. Dosen Biologi itu menambahkan bahwa teknologi DNA-Barcoding memberikan sangat banyak manfaat, sehingga mereka terdorong untuk mengenalkannya kepada mahasiswa Jurusan Biologi. “Kami berinisiatif melaksanakan workshop tentang aplikasi DNA-Barcoding ini karena teknologi DNA-Barcoding merupakan teknik identifikasi spesies yang menggunakan gen penandagen sitokromoksidase sub unit 1 (CO1) dalam genom mitokondria (mtDNA) dapat mengidentifikasi hampir semua spesies hewan. Selain itu, Barcode DNA menjanjikan banyak manfaat, antara lain mengenali spesies, memastikan keamanan pangan, memastikan keberadaan spesies larva, mengontrol hama pertanian, dan melacak asal-usul vector penyakit dan serangan hama pada suatu area, sehingga sangat penting

untuk mahasiswa kami mengetahuinya,” tambahnya. Dr Ir Achmad Farajallah MSi dalam materinya menyampaikan, walaupun suatu hewan terlihat sama, tapi dengan perbedaan sedikit saja misalnya jari-jari, sudah dapat menunjukkan hewan tersebut memiliki spesies yang berbeda. “Permasalahannya ternyata bukan hanya warna, tapi jari-jarinya juga,dan ternyata jari-jari itu bisa menjadi penentu spesies,” tuturnya. Masih dalam materinya, Dr.Farajallah juga menambahkan DNABarcoding dapat digunakan untuk membedakan hal-hal yang rumit untuk dibedakan. “ Pada tahun 2007 semua ekspor katak kita dibalikin ke Indonesia karena ketahuan katak kita dicampur antara katak hutan dan katak sawah. Kok bisa tahu? Ya karena DNA. Misalnya juga antara susu kambing harga Rp.12.000, sususapi Rp.3.000, karena penjual mau untung banyak makanya dicampur, tapi kita bisa bedakan dengan aplikasi DNA-barcoding,” pungkas dosen ITB itu. Vv


Akademisi Bicara Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

15

Dr. Ridwan Tahir, SH, MH. Dosen Fakultas Hukum Universitas Tadulako.

“Korupsi Itu Kejahatan Luar Biasa, Maka Penanganannya Juga Harus Luar Biasa.� Hari anti korupsi sedunia jatuh pada 9 Desember kemarin, evaluasi atas penanganan korupsi di masing-masing negara tentu dilihat dari ranking negara terkorup. Indonesia masih tebilang rawan, masuk pada kategori negara terkorup di beberapa tahun terakhir. Maka, perlu hadir penelaahan kembali dalam ruang akademik dan diskursus untuk melahirkan gagasan dan narasi baru. Berikut hasil wawancara khusus Media Tadulako bersama Dr. Ridwan Tahir SH, MH, Dosen Fakultas Hukum, Universitas Tadulako. terkait problem korupsi di negeri ini.

? Bagaimana Tanggapan Bapak tentang Maraknya Korupsi di Indonesia?

... Extra Ordinary Crime, itulah istilah yang tepat disematkan pada kasus korupsi. Korupsi bukan sekedar kejahatan biasa saja, tapi ia menjadi kejahatan luar biasa yang harus diperangi bersama. Kalau muncul pertanyaan kenapa korupsi menjadi kejahatan luar biasa ? Maka mari kita telaah secara bersama. Pertama, korupsi sudah tentu membuat kerugian negara yang sangat besar. Uang negara yang semestinya diperuntukan untuk pembangunan bangsa, mulai dari pembangunan infrastuktur hingga kesejahteraan rakyat. Itu kemudian lenyap sebab dikorupsi oleh para koruptor.Deretan kasus yang kita lihat sejauh ini telah menjadi bukti jelas. Milyaran dan bahkan triliyunan kerugian negara dialami. Kedua, sebab kerugian negara yang sangat besar. Korupsi menjadikan penghabatan proses pembangunan. Angaran yang telah dialokasikan untuk pembangun tertentu, bisa jadi mengkrak karena dananya diselewengkan. Anggaran yang sudah tepat perhitungannya dalam proyek tertentu, tapi dikorupsi, akhirnya kualitas proyeknya serampangan. Ketiga, sebab banyak proyek pembangunan yang terhambat, maka berdampak pada kehidupan sosial masyarakat. Misal angaran pendidikan yang dikorupsi, maka tentu proses pendidikan terhambat. Jika pembangunan rumah sakit yang dirampas dananya oleh koruptor maka pasti berdampak pada terganggunya pelayanan kesehatan. Hal ini sangat berbahaya jika yang dikorupsi pada sektor utama penunjang kesejahteraan rakyat, anggaran pendidikan, anggaran kesehatan, dan sektor utama lainnya yang teramat sentral dalam kehidupan sosial masyarakat.

?

Menurut Bapak, apa akar masalah dari korupsi ini ?

... Jika kita menelisik lebih dalam lagi. Apa sebenarnya akar masalah dari kejahatan Korupsi yang terus menjamur ini. Setidaknya ada beberapa poin utama yang perlu kita perhatikan. Pertama, soal sistem. Sistem birokrasi kita yang cenderung membuka peluang bagi orang untuk korupsi. Misal sistem keuangan kita pada laporan pertanggung jawaban keuangan. Sistem keuangan itu seakan mengaharuskan untuk kita menghabiskan anggaran sebelum waktu tertentu. Sehingga tatkala pelaksanaan program belum maksimal namun tuntutan LPJ harus masuk sebelum jatuh tempo, maka LPJ fiktif menjadi pintunya. Dan disitulah muara korupsi bermain. Dalam ruang sistem, juga menjadi sorotan utama pada pelaksanaan demokrasi yang mahal. Yakni pada pelaksanaan pemilu yang mendorong para kandidat mengularkan dana kampanye dalam jumlah besar. Meskipun jika dihitung secara matematis. Dana kampanye yang bermilyar-milyaran itu tidak seimbang dengan gaji dan tunjangan yang ia dapatkan nanti selama periode menjabat. Nah, sistem yang seperti ini membuka satu pintu lagi bagi para tikus berdasi itu, setelah meduduki kursi empuk jabatan, pasti ia mengeruk uang rakyat dengan manipulasi proyek, semata tujuannya untuk mengebalikan dana kampanyenya dan keuntungan pribadinya. Kedua, integritas para pejabat publil yang masih sangat rendah. Serakah, itu kata yang tepat menjuluki integritas pejabat publik yang masih sangat rendah. Saat ini, banyak orang yang berteriak jangan

korup dan hentikan korupsi, tapi ia masih berada dari luar sistem. Namun, setelah ia masuk dalam sistem, diberi jabatan dan kewenangan, iapun tergelincir menyalahgunakan kewenangannya. Ini soal integritas. Ia belum teruji integritasnya, kalau belum melewati jabatan atau kewenangan. Maka, yang hebat itu, jika ia telah melewati jabatan yang diberikan kewenangan padanya untuk berkuasa. Tapi ia tetap teguh dan tidak pernah terpengaruh untuk melakukan korupsi dengan kewenangannya yang ada. poin ketiga yang juga berkaitan erat dengan integritas yakni budaya korup yang seakan telah mengakar ke seluruh dimensi kehidupan. Contoh sederhna tatkala ada kepala dinas yang selesai menjabat selama 5 tahun. dan ternyata kehidupannya sederhana saja. Malah justru orang disekitarnya mencemoh, kenapa kepala dinas itu lima tahun menjabat tapi tidak bisa membeli rumah mewah atau mobil mewah ? miris bukan ? itu salah satu budaya yang menjamur di lingkungan sosial kita. Budaya tidak sehat ini telah menjamur. Perkara korupsi dianggap hal yang biasa-biasa saja. Apalagi jika kekuasaan dan uang telah menjadi raja. Saat terlilit perkara korupsi, perkara itupun bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan. Hal kelima yang penting pula disoroti adalah penegakkan hukum terhadap kasus korupsi. Kalau kita lihat secara substansi, saya melihat substansi hukum yang mengatur tentang penanggunalngan korupsi telah memadai. Namun, yang menjadi masalah utama ialah para penegak hukum yang bermasalah. Banyak putusan-putusan hakim yang memutus perkara korupsi dengan hukuman ringan. Ini mengakibatkan tidak adanya efek jerah kepada pelaku korupsi. Sehingga budaya korupsi seakan menjadi hal yang lumrah. Belum lagi hakim yang mudah menerima sogokan. Yang pada akhirnya, meski pelaku bersalah, tapi putusan hakim membebaskan para tersangka. Hal ini harus menjadi perhatian khusus. Begitu juga para penegak hukum yang diberi kewenangan khusus menangani korupsi. Sejatinya, harapan rakyat itu bertumpu pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tapi sepertinya harapan rakyat itu meredup saat melihat realitas kinerja KPK yang tebang pilih. Misal kasus dugaan korupsi Sumber Waras. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, yang merupakn lemabaga negara yang memliki kewenangan memeriksa keuangandan dijamin dalam Konstitusi, telah membuktikan bahwa dalam kasus sumber waras telah terjadi kerugian negara yang sangat besar. Tapi KPK sampai saat ini tidak pernah mengusut tuntas kasus sumber waras tersebut. Bahkan KPK menyatakan tidak terjadi pelanggaran apapun dalam kasus sumber waras. Padahal, selama ini hasil temuan BPK menjadi rujukan KPK. Tapi, dalam kasus sumber waras yang melibatkan Gubernur saat itu tidak jelas keberadaannya. Kalau ditanya lagi apakah pejabat

tersebut yang terlalu besar power kekuasaanya, atau KPK yang seakan tumpul taringnya ? maka jawaban saya, adalah keduanya tepat. Power pejabat yang berkuasa terlalu besar dengan segala kepentingannya dan taring KPK yang masih tumpul. Sungguh memprihatinkan, dari penyelenggra negara, hingga penengak hukum masih tidak berdaya tatkala berhadapan dengan persoalan korupsi.

? Apa Upaya yang Dapat Dialakukan Dalam Mengatasi Korupsi ? ? Apakah Masih ada Harapan Memberantaas Korupsi di Indonsia ?

... Meskipun kondisi dan keadaannya sangat memprihatinkan seperti yang telah kita diskusikan Sebelumnya. bahwa korupsi telah masuk seluruh segmen. Mulai dari kultur, hingga strktur. Namun, kita tidak perlu pesimis. Yang harus dibangun adalah optimisme bahwa upaya memberantas korups masih ada harapan. Maka, solusi yang harus menjadi upaya pembenahan kita adalah soal integritas. Negara harus komitmen membangun sumber daya manusia yang tidak hanya cerdas intelektual, tapi juga matang secara integritas. Pola pendidikan dan pembinaan masyakat harus konsisten. Selain konsisten dibidang proses pendidikan formal, teramat penting pula pada pendidikan teladan. Para pejabat negara bahkan pemimpin negara ini harus menjadi teladan yang baik. Tegas dalam memberantas korupsi dan tegas dalam menampilkan dirinya sebagai pemimpin yang berintegritas. Kalau integrtas anak bangsa telah mengalami perbaikan, maka budaya bangsa juga pasti kembali pada porosnya, yakni budaya Indonesia yang jauh dari korupsi. Budaya anti korupsi inilah yang tentunya menjadikan lingkungan birokrasi semakin kondusif dan bersih. Solusi selanjutnya yang juga harus dibenahi secara beriringan ialah perbaikan sistem. Sistem birokrasi tidak boleh memberi peluang korupsi tapi harus menutup lubang lubang tikus yang menggiring para pejabat menyalahgunakan kewenangannya. Terakhir,upaya utama yang menjadi sentral pembenahan, pada wilayah penegakkan hukum. Terutma lembaga KPK. Dalam Undang-Undang No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, KPK diberi kewenangan lebih untuk melakukan penindakan terhadap kasus korupsi. Kewenangan lebih itu harusnya dikawal oleh komisiner yang handal dan berintegritas. Jika para komisioner KPK bisa terjaga integritasnya, maka kewenangan lebih yang dimiliki KPK itu tidak akan tebang pilih dan pastinya bisa menjalankan tugasnya dengan baik, hingga dapat menekan angka korupsi yang terbilang tinggi di negara ini. Rf


16

Flash News

Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

Ubah Konsep LKI, BRM FMIPA Tingkatkan Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Solidaritas Antar Anggota Kinesik Usung Tema Pererat Ukhuwah Badan Riset Mahasiswa (BRM) FMIPA kembali melaksanakan Latihan Kader Ilmuan (LKI) yang merupakan ajang open recruitmen anggota barunya. LKI kali ini dibuat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan rasa solidaritas antar anggota, baik anggota baru maupun pengurusnya. Kegiatan ini dilaksankan mulai Jumat sampai Minggu (18-20/11) di gedung BKKBN. Retno Budiasih, selaku ketua umum BRM menjelaskan bahwa konsep LKI dilaksanakan dengan menginap dan meteri yang disajikan juga dibuat lebih baik lagi. “Pertama di tahun-tahun sebelumnya LKI hanya diadakan dikampus dan hanya pelatihan biasa selama 2 hari dari pagi sampai sore. Dan jujur, satu tahun kemarin cuman sekedar pelatihan setelah itu selesai. Tapi konsepnya tahun ini dibuat menginap dan materimaterinya dibuat lebih baik lagi, karena ada yang coba dibentuk, dari menginap dan tim buildingnya, diharapkan bisa terbentuk solidaritas,” jelas mahasiswa Farmasi itu. Retno juga menambahkan bahwa materi yang diberikan dalam LKI kali ini, bukan saja fokus pada bidang kepenulisan, tetapi juga pada bidang lainnya. “Kalau tahun-tahun sebelumnya hanya seputar pelatihan kepenulisan, tapi tahun ini ada tambahan motivasi berkarya, motivasi berlembaga, karena kita tahu, selain teori, teman-teman juga butuh rool model untuk mereka berkarya, makanya kita hadirkan orang-orang yang sudah berbuat dan tidak hanya sekedar teori,”imbuhnya.Vv INTERNATIONAL CONFERENCE AND WORKSHOP ON PHARMACY AND STATISTIC (ICWPS) 2016

Sulteng Berpotensi Miliki Tanaman Obat Dalam rangka mengembangkan tanaman obat dan biostatistik, program studi farmasi dan statistik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Tadulako (Untad) adakan International Conference and Workshop on Pharmacy and Statistic (ICWPS) yang dilaksanakan selama dua hari yaitu Sabtu (26/11) dan Minggu (27/11) di Theater Room, Media Center, Untad. Dalam agenda yang dihadiri para peneliti, pendidik dan profesional dalam lingkup farmasi, ilmu farmasi dan teknologi, klinik dan apotek komunitas, biostatistik, data klinis dan statistik terapan. Hadir Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama (Warek Bangjas) Universitas Tadulako, Prof Mery Napitupulu MSc PhD. Dalam sambutannya, ia menyampaikan tentang perlunya workshop ini untuk memperkenalkan wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) kepada masyarakat luar bahwa wilayah ini mempunyai potensi sumber daya alam (SDA) yang dapat dikembangkan sebagai tanaman obat. Pemateri pertama, akademisi yang berasal dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) Prof Dr Ibrahim Jantan, membawakan materi tentang Integrated Approach in Natural Products Research and Development of Herbal Medicines. Kemudian guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Daryono Tjahyono Apt dengan materinya The Role of Indonesian Natural Resources in Supporting Lead Compounds. Pemateri berikutnya Wakil Dekan Bidang Akademik (Wadek Bidak) Fakultas MIPA Untad, Prof Dr Ramadanil Pitopang dengan materinya Plant Biodiversity of Central Sulawesi and Its Potency for Future Drugs. Dari Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Farit Mochammad Afendi dengan materinya Jamu Informatics: A New Perspective in Jamu Research. Pemateri terakhir dari pemerintah provinsi Sulawesi Tengah terkait kebijakan mereka dalam pengembangan tanaman obat di Bumi Maleo ini. Ana

PORSENI FKIP, Ajang Silaturrahim antar Pendidikan MIPA FKIP dan FMIPA Sabtu (10/12), Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam mngadakan Pekan Olaharaga dan Seni (Porseni). kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 10-25 Desember 2016 itu mengusung tema “Wujudkan Kebersamaan dengan Semangat,Kreativitas dan Sportivitas”. Pada kegiatan porseni ini ada beberapa cabang lomba yang dipertandingkan yaitu futsal, takraw, gaple, catur, voly, stand up comedy, dan menyanyi solo. Dalam sambutannya ketua panitia, Zaman mengatakan kegiatan ini adalah ajang untuk menjalin tali silaturrahmi antar FKIP dan FMIPA UNTAD. “Semoga dalam kegiatan ini tidak ada hambatan dan dapat mempererat tali silaturahmi antara FKIP dan FMIPA UNTAD” ujarnya. Hal senada pula disampaikan oleh Ketua Himpuna Mahasiswa Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Moh. Iksan R.H pertandingan sebagai ajang persahabatan bukan ajang saling menjatuhkan atau bahkan saling bermusuhan. “saya berharap pertandingan ini bukan ajang saling menjatuhkan atau saling bermusuhan tapi ini adalah ajang persahabatan dimana kita dapat menjunjung tinggi sportivitas” ucap mahasiswa prodi matematika ini. Dalam kegiatan ini pesertanya dari prodi yang ada di FKIP dan jurusan yang ada di FMIPA UNTAD. Dalam pembukaan yang berlangsung di ruang Senat FKIP itu dihadiri oleh ketua-ketua lembaga FKIP UNTAD, manager dari masing-masing jurusan dan prodi baik FMIPA maupun FKIP. (SR)

Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Tadulako, Ketua, Prof. Dr. Anhulaila M. P, SE. MS

Komunitas Intelektual Mahasiswa Ilmu Komunikasi menggelar perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin, (12/12). Kegiatan yang bertema “Menjalin erat ukhuwah dengan wujud kepedulian sosial” itu dilaksana dengan tujuan membangun hubungan erat antara sesama civitas akademik maupun dengan masyarakat. Kegiatan ini di gelar di ruang BTF 5, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Tadulako ini, dan dihadiri oleh civitas akademik fakultas ilmu sosial dan ilmu politik. Tidak hanya itu, pengurus Kinesik turut mengundang pihak yayasan panti asuhan Darut Taqwa. Hal ini selain merupakan perwujudan dari tema yang diusung, juga merupakan ciri khas dari Kenesik karena hampir di setiap kegiatan perayaann yang dilaksanakan, kinesik selalu mengundang pihak dari luar kampus sebagai wujud dari kepedulian sosial Dalam kegiatan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini, kinesik menyelenggarakan lombalomba dan penyaluran sumbangan kepada panti asuhan Darut Taqwa. Adapun Lomba - lomba yang gelar dalam rangkaian acara tersebut di antaranya lomba kreasi pohon telur, lomba azan, dan lomba membaca Al-quran. lomba-lomba tersebut diikuti oleh mahasiswa ilmu komunikasi dan anak-anak Panti Asuhan Darut Taqwa. Acara ini ditutup dengan penyerahan hadiah secara simbolik kepada para pemenang lomba oleh dewan juri di antaranya Ketua MPM Al-Jihad fisip, ketua umum kinesik, dan Ustad Basri Daly yang merupakan perwakilan dari yayasan panti asuhan Darut Taqwa. MU

MPM Darussalam Gelar Seminar Islam dan Peradaban Sabtu (03/12), MPM Darussalam Fakultas Hukum, Universitas Tadulako, menyelenggarakan Seminar Agama dan Peradaban. Kegiatan yang bertempat di Media Centre Untad ini mengusung tema “NKRI Harga Mati, Bagaimana Dalam Pandangan Islam.” Muhammad Al Amri SH. M.Hum Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Tadulako menyampaikan dalam sambutannya ucapan terima kasih kepada semua peserta seminar yang hadir dan terkhusus untuk pemateri seminar tersebut. “Kami sangat bangga dan mengucapkan terima kasih dengan diadakannya kegiatan seminar ini yang mana kebanyakan pesertanya dari fakultas hukum dan sebagiannya dari fakultas lain. Juga terkhusus kepada para pemateri seminar ini, kami ucapkan banyakbanyak terima kasih atas kehadirannya,” tuturnya. Masih dalam penyampaiaannya, beliau mengatakan NKRI sekarang sedang sakit, jadi dibutuhkan sosok pemuda dan pemudi yang militan yang mempunyai daya saing yang tinggi untuk memperbaik keterpurukan ini menuju kemajuan NKRI yang lebih baik. “Penglihatan kita saat ini terkait dengan NKRI itu sedang dalam keadaan tidak baik, dengan adanya gerekan Aksi Super Damai 2 desember kemarin mengisyaratkan bahwa akan lahir pemuda dan pemudi militan yang mempunyai idealism tinggi, kuat dalam mempertahankan negara ini seutuhnya,”jelasnya. Abdul Malik selaku ketua BEM Fakultas Hukum, meyampaikan dalam sambutannya bahwa selama ini masalah-masalah yang timbul di NKRI hanya dipandang dari sisi hukum saja, dari sudut pandang islam itu jarang dilakukan. “Kami mengamati bahwa keadaan di NKRI saat ini setiap ada permasalahan hanya disoroti dari sudut pandang hukum saja dari sudut pandang islam ini jarang dilakukan, seminar ini adalah salah satu cara terbaik melihat permasalahn dari sudut pandang islam disamping masih ada cara-cara yang lain dilakukan untuk melihat permasalahan di NKRI dari pandangan islam,”tandasnya. (Ysn)

Al-Jihad Camp 2016 “Menggapai Ketakwaan dalam Lingkaran Ukhuwah” Mahasiswa Pecinta Musholah (MPM) Al-Jihad FISIP Universitas Tadulako selenggarakan camp di Desa Lanta, Kec. Labuan, Kab. Donggala, Sabtu-Minggu (17-18/12). Kegiatan yang merupakan salah satu program kerja Devisi Kaderisasi MPM Al-Jihad ini mengusung tema “Lintas Alam Raih Ridho Allah (LENTERA)” Setelah sukses dengan dua kali Training Kader, MPM Al-Jihad mengajak kader barunya untuk menikmati keindahan alam Desa Lanta. Satu jam lebih melawan medan yang cukup ekstrim, terbayar dengan suguhan keindahan alam yang masih asri. Zulkifli Atmanegara, Ketua Panitia Al-Jihad Camp mengatakan bahwa kegiatan yang diselenggarakan pertama kalinya ini bertujuan untuk memupuk keakraban sesama kader, khususnya kader baru MPM Al-Jihad. “Kegiatan ini dilaksanakan agar kader-kader MPM Al-Jihad khususnya kader baru bisa menjadi lebih akrab,” terangnya. Ndh

UPT. Teknologi Informasi dan Komunikasi, Universitas Tadulako

UPT. Komisi Disiplin Universitas Tadulako

Kepala, Dr. Nurhayadi, M.Si

Kepala, Drs. Abdul Kadir Patta, M.Si


Ucapan Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

17

Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako,

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako,

Program Pascasarjana Universitas Tadulako,

Dekan, Prof. Dr. Muslimin, SE, MM.

Dekan, Prof. Ir. Zainuddin Basri, Ph.D

Direktur, Prof. Dr. Ir. H. Faturahman, MP.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako

Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako,

Fakultas Teknik Universitas Tadulako,

Dekan, Dr. Muhammad Rusydi H. M.Si

Dekan, Prof. Dr. Ir. Kaharuddin Kasim, MS

Dekan, Dr. Amar, ST. MT.

Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako,

Dekan, Dr. Ir. Hamzari, M.Sc.

Dekan, Dr. Lukman Nadjamuddin, M.Hum

Dekan, Dr. Slamet Riyadi, M.Si.


18

Tentang Natal Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

Dr. Marungkil Pasaribu, M.Sc Koordinator Pusbang PMPP Tema natal tahun ini mengingatkan kebali bahwa, ada suatu kabar suka cita yang sangat besar bagi orang yang percaya, khsusnya ummat kristiani bahwa 2000 tahun yang lalu telah lahir seorang juru selamat. Pada tahun ini, makna natal sangat mendasar buat saya karena betul-betul menggugah hati saya, bahwa apa yang saya lakukan sebenarnya tidak mencerminkan sikap saya sebagai seorang pengikut yang seharusnya meneladani kehidupan dia. Pada tanggal 25 Desember nanti, yang terpenting disana bagaimana kita merefleksikan diri kita terhadap apa yang diajarkan, apa yang dikhotbahkan pada saat natal dilaksanakan. Dan rencana kita pada tanggal 25 ini akan bersama-sama dengan keluarga mengikuti ibadah natal di gereja dan biasanya usai dari gereja kita kumpul dirumah, merefleksi kembali apa yang sudah kita kerjakan selama ini, kemudia saya akan memberikan arahan kepada istri dan anak-anak supaya lebih memberikan waktu untuk merenungkan kembali hal hal yang diajarkan dalam al kitab. Harapan saya untuk tahun kedepan ini, kebersamaan yang dilandasi dengan kesadaran dari masing masing individu untuk meningkatkan kualitas dalam hal proses ataupun produk. Demi peningkatan kualiatas kampus kita tercinta dan kualitas individu. kita masing masing pada khususnya.

Alprin Kristina Bahasa Inggris 2013 FKIP Hari raya natal adalah hari dimana umat kristiani memperingati hari kelahiran tuhan yesus ke dalam dunia ini. yesus lahir sebagai juru selamat bagi semua orang yang percaya kepadanya. Dia datang untuk menebus dosa-dosa kita. Kelahiran yesus kristus menghadirkan kuasa Allah yang menyapa umatnya. Maka natal sendiri bukan karena harus menyiapkan kue atau hidangan yang lezat, pakaian atau pernak-pernik yang indah. Maka natal sesungguhnya adalah kasih dan suka cita. Allah adalah kasih, oleh sebab itu, Allah mengutus anak tunggal-nya kedalam dunia untuk menyelamatkan kita. Sekalipun kita manusia yang penuh dosa. Allah pun menginginkan kita sebagai manusia untuk saling mengasihi sesama, kita karena Allah lebih dulu mengasihi kita. Dengan sukacitapun kita merasakan kedatangannya, kita patut bersuka cita karenanya, itulah yang kita rasakan di hari natal ini. Bukan di hari natal saja, tetapi kasih dan suka cita itu harus terus mengalir dalam kehidupan kita , membagikannya dengan sesama kita.

mat Hari Raya a l e S

Drs. Sammen Kasubag Humas Untad Hari natal itu maknanya bahwa tuhan itu datang kedunia menebus dosa manusia di seluruh dunia dan sebagai sarana memperbaiki diri dari kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya Aktivitas natal tahun ini beribadah ke gereja dan berkumpul bersama keluarga. semoga pada natal tahun ini , menjadikan kita semua damai, aman, dan tentram”

Edward Baginda Fakultas Hukum, Ketua Permahkota Untad. Natal adalah Allah memberi instruksi. Instuksi kepada manusia untuk mengikuti perintahnya, tetapi manusia melanggar. Kemudian allah bukan hanya tidak menghukum. Tetapi Allah malah memberikan bonus dengan putra natal yang hidup yesus kristus tuhan. Natal berbicara tentang bukan hanya pengampunan, tetapi lebih dari itu “kasih karunia” dengan lahirnya juru selamat dikota daud. Selamat hari natal 25 desember 2016. Dan selamat menyonsong tahun baru 2017 bagi seluruh civitas akademika, dosen-dosen serta mahasiswa Kristen untad. Biarlah damai dihati. Suka cita surge dan berkat tuhan yesus selalu menyertai kita sekalian sepanjang masa.

Orriyani Lambui S.si, M.Sc Dosen jurusan Biologi FMIPA Natal tahun ini disambut dengan penuh sukacita dan damai. Bagi saya natal tahun ini merupakan kelahiran yesus kristus yang harus kita maknai dengan penuh sukacita dan penuh damai dengan orang-orang disekeliling kita” ucapnya. Biasanya natal itu puncaknya pada tanggal 24 desember akan tetapi ibadah perayaannya itu dimulai dari awal desember sampai akhir desember” lanjut dosen mikrobiologi ini. Harapan saya dinatal tahun ini semoga menjadi lebih baik lagi, baik itu pribadi maupun pekerjaan saya dan semoga bermanfaat bagi institusi khususnya Universitas Tadulako.

Meicanandya Andini Ralampi Ilmu Komunikasi 2014 Natal berarti kelahiran yesus kristus, sang juru selamat ke dunia. Ia datang dengan tujuan menyelamatkan ummat manusia dengan keselamatannya di kayu salib. Ia datang untuk menggenapi nubuat yang telah dinubuatkan beratus tahun sebelum kelahiran. Kelahirannya suatu bentuk nyata dari kasihnya. Kepada umat manusia. Oleh karena itu, orang-orang menyambut dan merakayakan dengan suka cita. Secara pribadi, saya merasa bersuka cita saat natal. Kami sekeluarga berkumpul dan bersuka cita bersama. Dalam keluarga kami, ada tradisi untuk tukar kado dan berdoa bersama saat malam natal Ketika natal, secara pribadi juga diajak untuk mengintropeksi diri dan lebih mempererat hubungan pribadi dengan tuhan yesus kristus yang lahir kedunia yang kembali diingatkan untuk terus mengasihi sesame manusia dan menjadi berkat. Karena ia sudah lebih melakukannya untuk kita.

Anita Natalia Lourdez Da Silva, Mahasiswa Asing Dari Timor Leste

untuk saya sendiri bukan hanya meneriman juru selamat kami tapi bagaimana suatu keluarga semuanya dapat saling melengkapi, saling memaafkan, dan memperbaiki kesalahan serta mempermatang diri baik dari segi jasmani dan rohani” aktivitas dinegara saya sangat berbeda dengan negara Indonesia. Khususnya Palu ini dapat terlihat dari pernak pernik natal yang tidak terpajang di setiap sudut Kota Palu tapi di Timor Leste ketika mulai masuk awal desember sudah banyak terpasang pernak-pernik natal. sudah 5 tahun saya natal di indonesia tapi belum pernah saya rasakan natal yang sesungguhnya seperti di negara saya Harapan natal tahun ini semoga keluarga saya diberi umur panjang dan kesehatan serta dimanapun kami berada selalu dalam lindungan Tuhan.

Indra apresman Mahasiswa Biologi FMIPA Natal lebih pada kesederhanaan. “Makna natal tahun ini lebih kepada ksederhanaan, cukup berkumpul dengan semua keluarga dan beribadah bersama itu sudah cukup untuk saya” “Ditahun ini sebagai mahasiswa ya pastinya mudik ke kampung halaman untuk kumpul bersama keluarga dan silaturrahmi dengan para sanak saudara dan saya berharap di natal tahun ini semoga bisa lebih baik dan lebih banyak orang yang peduli terhadap sesama.”


Mimbar Mahasiswa Edisi 78 Desember 2016

Tahun ke 4

19

Wandi A Latoko, Nakhoda Baru LDK UPIM Untad, Siap Membangun Narasi Dakwah Kampus. LEMBAGA Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (LDK UPIM) Universitas Tadulako (Untad), kembali menggelar Musyawarah Besar (Mubes), Jumat-Senin (16-19/12). Mubes yang ke XI itu diikuti oleh 10 Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Se-Untad dan satu Lembaga Dakwah Program Studi (LDPS) Ulil Absar Fisika FKIP. Hasil penting dari Mubes tersebut mengamanatkan kepada Wandi A Latoko sebagai Ketua LDK UPIM Untad Periode 2017/2018. Usai terpilih, Wandi menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh keluarga besar LDK, mulai dari LDPS, LDF, UPIM hingga para alumni, yang telah terlibat aktif dalam mubes, memberikan gagasangagasan konstruktif untuk kemajuan dakwah kampus. Ia juga mengakui bahwa amanah yang dipikulnya saat ini bukanlah hal mudah, sehingga tugas yang diembannya selama satu periode butuh kolaborasi dari semua elemen, terkhusus tim juang yang nantinya akan bersama dalam kepengurusan. “Amanah bukanlah perkara mudah, pertanggung jawaban kita bukan sekedar dihadapan manusia, tapi lebih dari itu, kita akan mempertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT. Untuk itu, amanah baru

akan menjadi perhatian khusus kita. Kalau gelombang perang pemikiran itu teramat deras mereka hembuskan, maka kita harus juga menampilkan narasi kita, narasi perjuangan kita, yakni narasi perjuangan dakwah kampus,” tuturnya. “Kampus tidak boleh sekuler, cita-cita negara ini dibangun bukan untuk menjadikan negara ini sekuler. Maka itu, periode ini, LDK UPIM tetap dan terus melanjutkan visi juangnya mewujud Tadulako Madani, dengan kultur intelektual-religi, bukan intelektual-sekuler,” imbuhnya. Dalam satu sidang pada forum mubes tersebut, juga mengeluarkan beberapa point rekomendasi atas kerja LDK UPIM kedepan. Salah satunya memperkuat kerja-kerja eksternal, diantaranya silaturahim birokrasi, tokoh kampus, tokoh eksternal kampus, lembaga kemahasiswaan, ormas islam eksternal kampus yang teramat penting untuk menunjang keberlangsungan periode kepengurusan. Dengan tetap memantapkan sinergi dengan tiga elemen penting internalnya, Alumni, PHBI dan Dosen-Dosen mata kuliah pendidikan agama Islam di MKDU. Rf

menjalankan roda kepengurusan LDK UPIM periode ini sangat membutuhkan kerja tim yang solid nantinya,” ungkapnya. `Mahasiswa Fapetkan yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua BEM Fapetkan tersebut, juga menyampaikan bahwa pekerjaan rumah LDK UPIM masih menumpuk dan perlu totalitas dan militansi yang tinggi dalam perjuangnnya. Ia menyebutkan misal beberapa persoalan eksternal lembaga yang penting menjadi fokus kerja. Misal pembinaan mahasiswa baru, yang setiap tahunnya data tes mengaji sangat memprihatinkan. Begitu juga soal advokasi mahasiswa muslim yang banyak mendapatkan problem dalam kampus. Masih menurutnya, pekerjaan rumah yang penting lainnya, adalah mengawal dan membentengi mahasiswa Untad dari gangguan pemikiran sekuler, liberal, komunis dan lain sebagainya. Hal ini hasil buruk dari perang pemikiran yang saat ini tengah menderas di tengah kampus. “Perang pemikiran dalam dunia kampus sangatlah deras, pengaruh pemikiran sekuler, liberal, komunis dan lain sebagainya yang merusak pola mahasiswa,

Seminar Kepenulisan Nasional UKPM FKIP Hadirkan Tere Liye Penghujung tahun 2016, Unit Kegiatan Penalaran Mahasiswa (UKPM) FKIP Universitas Tadulako selenggarakan Seminar Kepenulisan Nasional dengan menghadirkan salah satu penulis novel best seller, Darwis Tere Liye pada Senin (12/12). Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Universitas Tadulako ini mengangkat tema “Menggugah Jiwa Kepenulisan Dari Kisah Inspiratif.” Siapa tidak mengenal Darwis Tere Liye? Puluhan bukunya telah menjadi best seller. Meskipun terkesan sosok misterius, suguhan karya-karyanya selalu menarik untuk dinikmati. Pria berperawakan kurus asal Sumatera Selatan ini hadir dengan kaos lengan pendek bergambar novel terbarunya, Tentang Kamu. Tere Liye, begitu nama penanya, mengawali pemaparan materinya dengan menceritakan pengalaman diawal menulisnya. “Menulis itu membutuhkan rasa suka, sekali kalian tidak suka, kalian tidak akan menjadi penulis yang baik dan produktif. Semakin lama kalian akan mengerti bagaimana maunya pembaca kalian. Bukan berarti kalah dengan maunya pembaca, kalian tetap idealis. Tapi, menyesuaikan diri. Saya suka melibatkan pembaca dalam produksi karyakarya terbaru saya,” ujar penulis yang lebih senang di kenal sebagai akuntan ini. Selanjutnya, masuk pada bagian terpenting dari seminar, Tere Liye memberikan kiat-kiat megenai proses

kreatif untuk menjadi seorang penulis. Ada epat hal utama yang disampaikan Tere Liye, menentukan topik atau tema tulisan, memperbanyak amunisi, yang ketiga, kalimat pertama adalah mudah, gaya bahasa adalah kebiasaan, dan menutup lebih gampang lagi, dan yang terakhir, menuliskan. “Tentukan topik, tema dari tulisan. Topik tulisan bisa apa saja, tapi penulis yang baik selalu menemukan sudut pandang yang spesial. Penulis yang baik membutuhkan amunisi, yang pertama bisa dengan banyak-banyak baca buku, kemudian melakukan perjalanan, traveling. Kelilingi dunia. Dan yang terakhir, bertemu dengan orang-orang bijak, menyerap banyak kejadian. Bisa jad bapak, ibu, kakek, nenek kita. Saat mulai menuliskan, ingat kalimat pertama adalah mudah, gaya bahasa adalah kebiasaan, dan menutup lebih gampang lagi. Bagian terakhir yang paling penting, Tuliskan, tuliskan, tuliskan,” terangnya. Sementara itu, Magfirah, Ketua Panitia seminar menyampaikan harapannya mewakili panitia pelaksana. Dimana, peserta diharapkan dapat membawa pulang feedback setelah mengikuti seminar ini. “Harapan saya dan teman-teman panitia, kepada peserta bukan hanya sekedar datang tetapi hadir. Hadir dalam arti ikut serta mewarisi dan mendapatkan feed back dari kegiatan ini. Sehingga dapat mengetahui, apa yang

harus dibuat sesuai dengan kreativitas kita masingmasing,” ungkap Magfirah. Selanjutnya, Mahfudz Mahdang, ketua UKPM FKIP turut memberikan sambutan pada kesempatan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya dipersembahkan oleh UKPM, tetapi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ikut terlibat memberi bantuan secara moril. “Secara pelaksanaan teknis, secara struktur kepanitiaan, ini dibuat di UKPM FKIP UNTAD. Tapi, secara bentuk persembahan ini dari FKIP untuk kita semua yang hadir di ruangan ini. Alhamdulillah kita bisa mendatangkan seorang penulis nasional, dengan jumlah karya yang sangat banyak dan isi yang menyentuh dan lantunan kata yang begitu

menyentuh, serta menggugah di hati dan perasaan. selalu menjadi best seller,” tutur Mahfudz. Disamping itu, Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP, Dr. H Anshari Syafar, MSc, juga memberikan sambutan sekaligus membuka seminar nasional tersebut. “Korelasi antara membaca dan menulis itu sangat tinggi. Oleh karena itu, semakin tinggi minat baca, kemungkinannya semakin mampu untuk menulis. Karena tulisan itu adalah imajinasi atau informasi, yang sudah kita serap kemudian kita tuangkan kembali dalam bentuk tulisan. Jenis tulisan itu tergantung pada tema, dan alur cerita, yang diramu oleh penulis itu sendiri dalam berbagai bentuk,” ungkap Dr. Anshari. Usai seminar, kegiatan dilanjutkan dengan acara Booksigning dan pembagian doorprize kepada peserta.

Unit Layanan Pengadaan Universitas Tadulako

UPT. Laboratorium Dasar Universitas Tadulako

Dewan Guru Besar Universitas Tadulako

Kepala, H. Muhammad Kamal, SE.

Kepala, Prof. Dr. Mappiratu, MS.

Kepala, Prof. Dr. Sutarman Yodo,SH.,MH


Infotorial Edisi 78 Desember

2016 Tahun ke 4

Wisuda Lulusan ke 84 Universitas Tadulako

Darma Wanita Persatuan Unviersitas Tadulako Menggelar Talk Show dan Lomba Peringati Hari Ibu

Foto dan Naskah : Akhmad Usmar

Foto bersama segenap Panitia Kegiatan Hari Ibu, DWP Untad bersama Narasumber

Rektor Untad saat membuka kegiatan sekaligus memberikan Materi

Ketua DWP Untad memberikan Cendramata kepada Zalzulmida Aladin Djanggola, SH.CN selaku Narasumber pada kegiatan Hari Ibu

Ketua Darmawanita Persatuan (DWP) Fakultas Pertanian (Faperta) sekaligus Ketua Panitia Hari Ibu.

Foto bersama Ketua Panitia, Ketua DWP Untad, Narasumber, dan Sesepuh DWP Untad

Ketua DWP Faperta memberikan Potongan tumpeng kepada Dekan Faperta

Foto bersama Narasumber, Ketua DWP Untad, dan Peserta Lomba Menulis Surat Untuk Ibu

Foto bersama Panitia Kegiatan Hari Ibu seusai kegiatan


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.