Media Tadulako Edisi 74 Agustus 2016

Page 1

74 Agustus

2016

Tahun Ke 4

SN ATAL

I S

D

IE

INDONESIA KERJA NYATA

35

D A T N U U T A S S A F A N SATU A G R A U L E K SATU


Suara Redaksi Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

Pengantar Redaksi

Media

Med ia Ta dula ko

2

Tadulako

Editorial

a t i K a y Sepertin a k e d r e M Perlu i g a L i l a Sek Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Di penghujung bulan Juli kemarin, ruang Redaksi Media Tadulako diliputi kesedihan yang mendalam. Reporter hingga jajaran redaksi turut berduka serta merasakan kehilangan atas wafatnya Bendahara Media ini Fatmawati R Pontoh. Perempuan yang juga staff Hukum Tata Laksana Untad ini oleh kami, dikenal sebagai pribadi yang baik. Pada beliaulah di setiap bulannya reporter Media Tadulako menerima honorarium berita. Di setiap interaksi dengan beliau, dapat dipastikan kami akan menjupainya dengan senyuman serta cara menyapanya yang ramah. Almarhumah meninggalkan banyak kesan yang akan selalu kami kenang, dan akan kami simpan baik-baik dalam bilikbilik memori kami masing-masing. Sidang pembaca‌ Media Tadulako merupakan ruang transit mahasiswa-mahasiswa hebat yang pernah menjadi kampiun memenangkan perjalanan kampus mereka. Sebagai tempat bersinggah, media ini telah melepas sejumlah reporternya untuk melanjutkan pengembaraan, berkelana mencari pengalaman, mengasah ketrampilan di tempat-tempat tertentu. Seperti pula ketika media ini melepas pimpinan redaksi yang 3 tahun menggawangi Media Tadulako. Kami sejatinya sedang melepas seorang kawan untuk melanjutkan pengembaraannya. Ada celotehan ringgan yang sempat keluar saat perjamuan perpisahan malam itu.

Visit Us

"Suatu saat Media Tadulako juga akan ditinggal oleh orang-orang yang sekarang ada di tempat ini. Mereka juga nantinya akan melanjutkan pengembaraannya. Tapi satu impian yang terus saya rawat sampai saat ini. Ketika semua nanti telah kembali dari pengembaraannya, kita akan akan bertim seperti ini, duduk bersama lagi, membentuk media sendiri dengan tetap mengusung tagline literasi yang menginformasikan harapan dan inspirasi," terang Ari Fahry yang akan melanjutkan studi S2 nya. Gagasan itu diamini oleh semua yang hadir, disambut oleh kalimat bahwa bila nanti itu terjadi, kami akan tetap mendaulat pimpinan umum yang sama. Kekeluargaan di Media Tadulako dibina oleh kebersamaan yang lekat. Di media ini tak ada bos dan bawahan, yang ada adalah hubungan pertemanan, selayaknya saudara antara kakak dan adik. Itulah yang membuat setiap reporter sulit meninggalkan Media Tadulako, dan bila pergi aktivitas serta dinamika di media ini, akan sangat dirindukan. Media Tadulako baru saja menerima sejumlah calon reporter baru yang akan mengasah ketrampilan jurnalistiknya di sini. Pada jurnalis-jurnalis muda ini, kami ucapkan selamat datang, selamat bergabung menjadi keluarga. Sidang pembaca‌ edisi kali ini kami hadir dalam euphoria kemerdekaan. Seperti seluruh tempat yang berbalut merah dan putih, kami juga ingin hadir dalam suasana dan semangat yang sama, suasana merdeka.

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Indonesia baru saja memperingati 71 tahun kemerdekaannya, semua masyarakat larut dalam pesta, perayaan dijumpai dimana-mana. 17 Agustus kita menjumpai euphoria yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebagaimana halnya pesta, semua rakyat turut bergembira dan bahagia. 71 tahun yang lalu, jiwa-jiwa merdeka bergelora dalam dada anak-anak muda Indonesia, mereka menghendaki bebas dari cengkraman penjajah. Segala usaha dilakukan untuk mencapai tujuan kemerdekaan. 1928 para pemuda mengikrarkan persatuan, bersepakat untuk bersamasama melawan. Cita-cita itu tercapai 17 tahun kemudian, saat Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan. 71 tahun yang lalu, para pemuda telah mementaskan karya mereka di panggung sejarah. Mereka tercatat sebagai putra-putri kusuma bangsa, yang gugur mengusir penjajah. Kecintaan pada tanah pertiwi membuat mereka menggadaikan segenap tenaga, keringat, air mata, bahkan darah. Penjara dan pengasingan jadi tempat biasa sebagai konsekuensi perjuangan. Jangankan terbuang, bahkan mati sekalipun sudah mereka gadaikan untuk negara. 71 tahun kemudian, kita mengenang mereka sebagai pahlawan. Berjuang untuk Indonesia merdeka. Melarat dalam pembuangan untuk Indonesia merdeka. Berkeringat dan berdarahdarah untuk Indonesia merdeka. Berkutat dalam intimidasi dan ancaman untuk Indonesia merdeka. Hidup dengan segala keterbatasan untuk Indonesia merdeka. Dan kemudian mati sebelum mencicipi seutuhnya buah kemerdekaan. Simaklah puisi Chairil Anwar berikut, agar anak-anak muda paham, betapa berat beban kemerdekaan yang harus dipikul saat ini. Mereka yang kini terbaring antara Kerawang-Bekasi. Kenang, kenanglah kami. Teruskan, teruskan jiwa kami. Menjaga Bung Karno, menjaga Bung Hatta, menjaga Bung Sjahrir. Kami sekarang mayat, berikan kami arti. Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian. Kenang, kenanglah kami. Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu. Beribu kami terbaring antara Kerawang-Bekasi. 71 tahun kemudian estafet itu sampai pada anak-anak muda sekarang, yang akan menentukan arah sejarah Indonesia. Kaum muda dahulu, di zamannya telah melakukan hal yang istimewa. Buah karya mereka adalah kata merdeka. semoga anak-anak muda Indonesia tidak melupakan, bahwa di pundak mereka ada beban kemerdekan, di bawah tanah mereka berdiri kini, terkubur jutaan nyawa para pahlawan. 71 tahun merdeka, kita melihat korupsi merajalela, para pemimpin minim integritas, kemiskinan masih menjadi PR besar yang belum terselesaikan, sementara narkoba menjadi ancaman yang siap membunuh masa depan generasi Indonesia. Situasi ini boleh jadi, sebab kita belum banyak mengetahui dan menghayatai, sejarah perjuangan bangsa. 71 tahun merdeka, duhai anak muda, kita masih berjuang. Cita-cita bernegara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar pada kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, masih membutuhkan perjuangan panjang. Bila cita-cita itu belum juga terwujud sampai berpuluh-puluh tahun merdeka, jangan-jangan kita perlu merdeka sekali lagi.

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Pelaksana: Ari Fahry, S.I.Kom. Wakil Redaktur Pelaksana: Fatmawati R. Pontoh, S.Sos Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Fatmawati R. Pontoh, S.Sos, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Muliati Supandi S.Pd Reporter: Taqyuddin Bakri, Rafani Tuahuns, Wardatul Nurjannah, Ari Fahry, Hisdamayanti Djupanda, Ikerniaty Sandili, Shofia Nurun Alanur, inform, inspire, and educate Andi Siti Hajar, Adi Nur Alim, Andi Syaifullah Kadekoh, Eka Yunita Rahayu, Zulkifli, Nur Asma, Wandi Latoko, Moh. Zain Saputra, Willy Christian Lui. Layouter:Joko Suparlan. Distributor: Zulkifli Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Rafani Tuahuns, Andi Siti Hajar, Zulkifli Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. email: media_tadulako@yahoo.com. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako

Media Tadulako

Edisi 74 Juli 2016 Tahun ke 4 Desain : Joko Suparlan Foto : Akhmad Usmar


Media

Tadulako

Liputan Khusus Edisi 74 Agustus 2016 Tahun ke 4

3

“Penguatan Trust Insti tusi melalui Supporting Devices” Universitas Tadulako kembali memperingati Dies Natalisnya yang ke 35. Peringatan tersebut diawali dengan Rapat Senat Luar Biasa di gedung Auditorium Universitas Tadulako, Kamis (18/8). Di usianya yang terbilang masa produktif, peringatan kali ini mengusung tema “Penguatan Trust Institusi melalui Supporting Devices.” Prof. Burhanuddin Sundu, selaku ketua panitia pelaksana, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa usia 35 tahun, bagi sebuah intitusi pendidikan tinggi dapat disebut sebagai usia akhil balik. Usia dimana sebuah institusi sudah menampakkan produkfititas, kiprah dan jati dirinya. “Di usia 35 tahun ini bunga Universitas Tadulako mulai mekar bersemi, aromanya mulai tercium semerbak

wangi baik di arena internasional maupun nasional,” ujarnya. S e m e n t a ra , Re k t o r U n ive r s i t a s Tadulako, dalam pidatonya menyampaikan bahwa, di usia 35 tahun, jika diibaratkan umur manusia, itu sama dengan fase-fase yang siap dan kokoh dalam menghadapi tantangan. Juga menurutnya, usia ini menjadi etape yang senantiasa mengedepankan keteladanan, kemuliaan, kesantunan, saling menghargai dan tidak saling mengurusi area di luar tugas dan tanggung jawab masing masing. “Oleh karena itu., Universitas Tadulako terus membuktikan kediriannya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang konsen mengurusi nilai dan dimensi akademik,” tutur Guru Besar Fakultas Pertanian ini. Masih dalam sambutannya, Prof Basir menuturkan bahwa, espektasi harapan masyarakat terhadap Universitas Tadulako semakin meningkat. Untuk itu, setidaknya ada tiga harapan institusi dalam menjawab espektasi

masarakat tersebut. pertama, raihan trust atau kepercayaan. “Raihan kepercayaan tinggi harus dijaga, memanfaatkan kepercayaan itu sebagai investasi, dan kembalikan itu dalam bentuk karya nyata yang berdimensikan integritas, hirstorikal, cultural dan juga nilai,” ungkapnya di hadapan hadirin. “Integrasi dari historis, kultur, dan nilai akan melahirkan satu perspektif, yakni persepktif sustainability, atau keberlanjutan,” imbuhnya. Menurutnya, hal tersebut bukan hanya penting, tapi juga esensial, sebab kampus saat ini, bukan sekedar sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Tetapi sudah menjadi arena pencurahan kapasitas, kapabilitas dan performa, sekaligus ruang untuk melihat, menelaah serta mengukur ketulusan. Kedua, membangun kebersamaan. Di usia 35 tahun ini menurutnya, adalah saat yang paling indah untuk terus mengokohkan kebersamaan dalam menerima amanah. “Universitas

Tadulako harus dipandang sebagai benteng kokoh yang semua orang dapat bersandar, sehingga kmapus ini terhindar dari julukan menera gading,” kata Rektor. “Universitas Tadulako harus dipandang sebagai payung raksasa yang semua orang dapat bernaung dibawahnya, sebagai pelindung terik panas dan derasnya kenistaan,” imbuh Prof Basir. Ketiga, penguatan sarana penunjang. Menurutnya Universitas Tadulako tidak harus sempurna, namun melengkapi secara bertahap elemen penunjang atau sesuatu yang bersifat supporting devices adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar. Diakhir pidatonya, Rektor kembali mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas semua pihak yang telah mengabdikan diri untuk kemajuan U n i v e r s i t a s Ta d u l a k o d a l a m b i n g k a i kebersamaan. Rf

Bangun Kebersamaan di Momen Dies Natalis

Rektor Gelorakan Spirit Satu Untad Satu Nafas Satu Keluarga

Momen Dies Natalis Universitas Tadulako ke 35 juga dirangaki dalam beberapa agenda keakraban. Jalan santai bersama keluarga besar Untad menjadi salah satu agenda merawat kebersamaan di moment special tahunan tersebut. Jalan santai yang dimulai pukul 06.00 Wita itu dihadiri kurang lebih 2000 orang. Prof Dr Muhammad Basir SE MS, selaku Rektor Universitas Tadulako, saat melepas peserta Jalan Santai menyampaikan bahwa Jalan Santai itu selain menjadi olahraga juga merupakan sarana silaturahim antar civitas

akademika. Pada momen ini, ungkap rektor, diharapkan harmonisasi kebersamaan dapat terus terjaga. “Kita harus terus memupuk kebersamaan untuk membangun dan membesarkan Untad ini. Kebersamaan ini penting agar kita selalu dalam satu arah dan tujuan, dan dalam semangat satu Untad, satu napas, satu keluarga,” ujar Prof Basir. Arizky S.Pt, salah satu peserta jalan santai merasa sangat bangga menjadi bagian dari ke l u a r g a b e s a r U n ive r s i t a s Ta d u l a ko . Menurutnya momen-momen kebersamaan seperti ini akan sangat mendukung keakraban antar sesama civitas akademika, hingga kinerja

senantiasa terwujud dan kedisiplinan kerja menjadi spirit kerjanya. Jalan santai itu dimulai dan diakhiri di Lapangan Upacara Untad, dengan jarak tempuh kurang lebih 7 Km. Seluruh peserta terlihat sangat antusias mengikuti jalan santai hingga garis finish. Di hari yang sama, selain Jalan santai panitia pelaksana juga menggelar berbagai lomba, antara lain Lomba Tarik Tambang, dan Lomba Menyanyi Antar pejabat. Selain itu, dilakukan juga penarikan nomor undian yang hadiahnya disumbangkan dari pihak sponsor yaitu BNI 46, Bank Syariah Mandiri, dan Asuransi

Bumi Putera. Antusias seluruh fakultas sangat terlihat. Masing-masing fakultas ikut berpartisipasi dalam lomba yang digelar di hari itu. Tampak meriah saat performa menyanyi antar pejabat dan tarik tambang. Suporter masing-masing menyemangati timnya. Hasan, S.Pt, pegawai UPT Herbarium yang ikut dalam agenda tersebut, juga ikut memberi komentarnya. “Semoga kegiatan-kegiatan seperti ini terus dilaksanakan., sebagai upaya membina keakraban antar keluarga besar Untad,” harapnya. Rf


4

Opini Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

Media

Tadulako

Oleh: Nasrullah Muhammadong Pengajar Hukum Tata Negara pada Fakultas Hukum Universitas Tadulako, Palu. *GAMBAR ILUSTRASI : JOKO SUPARLAN / MT

Kegiatan Ormik, khususnya di lingkungan Univeristas Tadulako, baru saja usai. Mahasiswa baru kini bersiap memulai langkahnya untuk mengarungi bahtera pembelajaran yang baru. Dari “siswa” kini berubah menjadi “mahasiswa”. Yang terakhir ini, adalah sebuah predikat yang begitu mulia untuk disematkan kepada seseorang yang sedang menempuh studi di sebuah perguruan tinggi. Mahasiswa tentu bukan bagian dari masyarakat politik apalagi ekonomi. Mereka masuk dalam lingkaran masyarakat sipil. Namun mengkategorikan mereka dalam kelompok yang disebut terakhir tadi, juga perlu kehati-hatian. Soalnya, mahasiswa adalah kelompok masyarakat sipil yang memiliki keunikan tersendiri. Keunikan mahasiswa tak lain adalah, berpikiran kritis dan idealis. Dalam bersikap pun cenderung independen. Ini dikarenakan, mereka belum diwarnai oleh kepentingan golongan, ormas, parpol, dan sebagainya. Berbagai istilah keren pun banyak diberikan. Seperti: Guardian Value ( penjaga nilai), Agent of Change (pembawa perubahan). Bahkan, dengan sedikit guyon, mahasiswa dituntut bersikap “RAKUS”. R= rasional dalam berargumentasi; A= analisis dalam membedah persoalan; K= kritis dalam melihat penyimpangan di masyarakat; U= ulet dalam menimba ilmu; dan S= sistematis dalam menyusun gagasan. Model Mahasiswa Apa yang diungkapkan di atas, tentu dalam tataran ideal. Namun faktanya dilapangan, tentu tidak sepenuhnya demikian. Mahasiswa yang apatis, pragmatis dan hedonis, tetap saja ada. Beberapa istilah pun bermunculan, seperti, KPK, singkatan dari “kuliah pulang keluyuran”. Ada “kupu-kupu”, yaitu “kuliah pulang-kuliah pulang”. Ada juga yang dicap “kunang-kunang, artinya “kuliah nangkring-kuliah nangkring”. Yang sering rapat diberi nama “kura-kura”, yaitu “kuliah rapatkuliah rapat”. Yang selalu kehabisan stok, biasa dipanggil si “capung”, artinya, cari pinjaman utang. Dan seterusnya. Itu sekadar istilah-humoris. Tapi, sedikit akademik, kita dapat membagi mahasiswa itu ke dalam tiga model. Yaitu, pertama, golongan study oriented. Kelompok ini lebih fokus pada perkuliahan, ketimbang berorganisasi. Apalagi

peka terhadap persolan sosial, mereka tenangtenang saja. Kedua, kaum hedonis. Ini umumnya adalah anak-anak bangsawan yang masuk kampus. Di kampus, pamer status sosial. Dan di luar, mereka lebih banyak berhura-hura. Dan ketiga, kelompok aktivis tulen. Mereka ini lebih mementingkan berorganisasi. Tapi selalu kritis, bahkan langsung bereaksi bila terjadi penyimpangan sosial di lingkungannya. Tentu yang kedua dan yang ketiga tadi, umumnya lebih lama kuliah, ketimbang yang pertama. Belajar dari Bung Karno Dari tiga karakteristik mahasiswa sebagaimana yang digambarkan tadi, di manakah anda bila ingin memosisikan diri sebagai mahasiswa yang ideal? Tidak perlu kita mendiskusikan jawabannya. Namun melalui tulisan ini, saya hanya ingin mengetengahkan (sedikit) gambaran kehidupan dari salah seorang founding father yang bernama Bung Karno. Seperti diketahui, Bung Karno ketika melanjutkan kuliahnya, ia masuk ke Technische Hoogeschool (THS) jurusan teknik sipil. THS adalah lembaga perguruan tinggi yang kelak berubah menjadi Institut Teknologi Bandung atau ITB. Ia lulus pada 25 Mei 1926 dengan gelar Insinyur. Mari kita cermati kehidupan Bung Karno ketika menyandang status sebagai mahasiswa tersebut. Pertama, sebagai mahasiswa, Bung Karno serius dalam menempuh studi formalnya. Kuliahnya di ITB dijalani dengan tekun hingga selesai pada waktunya dan menggondol gelar insinyur sesuai bidangnya. Keahlian dan intuisinya sebagai seorang arsitek terus menjiwainya. Kedua, selain studi formal, Bung Karno juga giat membaca buku-buku di luar bidang kuliahnya. Ia membaca literatur sejarah , filsafat, politik, dan lain-lain, yang merupakan hasil karya pemikir besar, seperti Jefferson, Russeau, Marx, Engels, dan voltaire. Termasuk ia pelajari kitab suci berbagai agama. Ketiga, Bung Karno suka bertemu langsung dengan masyarakat, khususnya masyarakat bawah. Dalam kaitan ini, misalnya, ia menjumpai petani, seperti petani Marhaein yang kelak mendasari teorinya tentang Marhaenisme. Ia sadar, apa yang ia pelajari dalam studinya kelak bukan dimaksudkan untuk menumpuk harta bagi diri sendiri, tatapi turut untuk memperbaiki perikehidupan masyarakatnya. Keempat, ia berorganisasi. Di tengah

kesibukan intelektual maupun pergaulannya dengan masyarakat bawah, Bung Karno berlatih, berorganisasi. Di bandung ia membentuk kelompok studi untuk bertukar pikiran sekaligus menggalang semangat nasionalisme di antara kaum muda. Kelak pada usia 26 tahun ia akan mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai wadah perjuangan politik bersama. Bahkan pada usia ini pula (pada tahun 1927) ia telah menciptakan sebuah teori sosial, politik, dan ekonomi, yang bernama Marhenisme. Sebuah penemuan jenius, kata Dr. Alfian. Ke l i m a , i a m e m i l i k i ko m i t m e n mendalam bagi rakyat Indonesia. Tidak dapat diragukan, Bung Karno amat mencintai bangsanya dan rela berkorban sampai kapanpun demi cintanya itu. Cinta dan komitmen inilah yang membuatnya tak gentar dikejar-kejar, tak jera dipenjara, tak merinding dibuang ke tempat asing (Baskara T Wardaya, 2007). Iron Stock dan Agent Of Change Nah, sekarang kita ulas sebuah sebuah istilah keren (khususnya) “iron stock”. Para pemuda, khususnya mahasiswa, sering dilekatkan dengan istilah Iron Stock, atau cadangan besi. Mengapa demikian? Ini dilihat dari keberadaan benda tersebut. Yang namanya besi, suatu saat akan berkarat, rapuh dan hancur. Ini merupakan perumpaan buat manusia yang tadinya muda akhirnya menjadi tua. Dan terakhir meninggal dunia. Mahasiswa adalah besi yang masih kuat. Laksana Gatot Kaca yang berotot kawat, dan dimandikan di kawah candradimuka yang bernama perguruan tinggi, mereka kelak diharapkan menjadi pemimpin. Mereka adalah aset, cadangan, dan harapan buat perjalanan bangsa ke depan. Adapun perguruan tinggi, adalah wadah untuk melakukan p ro s e s ka d e r i s a s i . Dengan kata l a i n , perguru a n ting g i

adalah tempat untuk menjaga keberlangsungan estafet kepemimpinan dari golongan tua ke golongan yang muda. Dan untuk menjadi iron stock, seorang mahasiswa, tentu tidak hanya membekali diri dengan ilmu pengetahuan semata, alias menjadikan otaknya sebagai gudang perpustakaan. Namun, wajib pula m e n g e m b a n g k a n s i f a t ke p e m i m p i n a n , kecerdasan spiritual-emosional, maupun kreatif dalam berkarya. Dari manusia yang bermental besi nan kokoh itulah, ke depan diharapkan lahirnya lagi para pemuda yang berintelektual dan kritis untuk melakukan perubahan (agent of change). Sebagai agen perubahan, ini juga merupakan perintah Tuhan: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Ali Imran : 104). Dan mahasiswa atau pemuda yang memiliki predikat iron stock plus agent of change, ini juga merupakan harapan Bung Karno, sebagaimana yang beliau gambarkan: “ B e r i k a n kepadaku seribu orang tua, akan aku c a b u t Semeru dari uratnya. Beri aku satu orang p e m u d a , niscaya akan ku g u n ca n g ka n dunia”. *** Penulis: Pengajar Hukum Tata Negara pada Fakultas Hukum Universitas Tadulako, Palu.

Nasrullah Muhammadong


Media

Tadulako

Profil

Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

5

W W Dibalik kesuksesan tim Untad pada PIMNAS 29, hadir sosok penuh dedikasi, lincah, dan berjiwa muda. Dr. Annawaty, dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Matematika (FMIPA). Bagi perempuan berdarah Bugis ini, kesuksesan pada kompetesi bergengsi tersebut, patut syukuri meski belum mendapatkan medali. Kesuksesan ia sandingkan dengan kemerdekaan yang baginya bermakna bisa melakukan segala yang kita inginkan. “Kita bisa, karena merdeka”. Begitulah ia menganalogikan kemerdekaan. Semangat kemerdekaan ini ia bisikkan dengan penuh optimisme pada anak bimbingannya yang mengikuti kompetisi PIMNAS di Institut Pertanian Bogor (IPB) beberapa pekan lalu, meski ia mengakui tidak begitu intensif membimbing. Pada seluruh mahasiswanyapun demikian. Anak pertama dari tiga bersaudara ini selalu membakar motivasi mahasiswanya yang telah ia anggap sebagai anakanaknya sendiri. Menurut kakak dari Akhdian Reppawali, Ak., M. Buss ini, setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan mampu bersaing dengan orang lain. “Kita ibarat gelas yang sama. Ketika diisi dengan air, ia akan penuh. Hanya yang berbeda adalah jumlah air ketika mengisi gelas itu. Ada yang terisi full dan ada yang setengah. Mahasiswa kita tak diisi secara full. Sejak SD, hingga SMA hanya diisi sedikitsedikit karena banyaknya keterbatasan di ranah pendidikan. Sehingga ketika kita bersaing dengan mahasiswa IPB, ITB, atau UGM dan kampus-kampus lain, kita merasa minder. Mahasiswa di luar sana terisi penuh sejak sekolah Dasar. Jika diibaratkan gelas, maka kita harus terus belajar untuk bersaing dengan mahasiswa-mahasiswa di luar sana. Dan sudah banyak yang menempati posisi-posisi keren juga mampu bersaing. Artinya, kita bisa,” tutur Putri tunggal dari pasangan H. A. Muh. Idris Nur B.A. dan Hj. A. Sitti Sulaeha Nur (almh). Istri dari Zulpan Syarif Hasibuan M.Pd (Pegawai Kementrian Agama RI), yang akrab disapa Ibu Ana

i n i menyelesaikan Sekolah Dasarnya (SD) di SDN 2 Terang-Terang Bulukumba tahun 1984. Sementara jenjang Menengahnya di SMPN 2 Bulukumba tahun 1987, dan menamatkan SMAnya di SMAN Bulukumba Jurusan Fisika tahun 1990. Sementara S1, lulus tahun 1997 (jurusan Zoologi) dan S2 lulus tahun 2001 (minat Taksonomi Hewan), di Universitas Gajah Madah (UGM), Yogyakarta. Penikmat novel detektif ini, kembali melanjutkan studinya di Sekolah Pasca Sarjana IPB, jurusan Mayor Biosains Hewan (lulus 2014) program Doktoral setelah mengabdi di Universitas Tadulako, pertama kalinya pada 2002. Mengenai studinya, dosen yang begitu spesial di mata dan hati para peserta PIMNAS 29 ini mengaku pernah pindah jurusan saat S1. Kala itu, Annawaty bebas tes jurusan Teknik Kimia UGM. Saat mengetahui bahwa ia bebas tes, perempuan kelahiran Bantaeng, 20 Februari 1972 ini langsung bertolak dari tanah kelahirannya menuju Yogyakarta. Namun status sebagai mahasiswa jurusan Teknik Kimia hanya berlangsung selama 2 tahun atau semester 4. Memasuki semester 5, ia memutuskan pindah jurusan Zoologi dengan mendaftar menjadi mahasiswa baru. “Saya suka Biologi, dan waktu itu saya pikir jurusan Teknik Kimia itu belajar Biologi. Ternyata belajar matematika dan fisika. Saya menjalani status mahasiswa jurusan Teknik Kimia 1 tahun pertama. Pada Semerter 3 memasuki tahun kedua, saya sudah jarang kuliah. Barangkali karena tak sesuai di hati. Di semester 4, full saya tidak lagi kuliah. Lalu semester 5, tahun ajaran baru saya memutuskan untuk pindah jurusan, kuliah sebagai mahasiswa baru lagi. Padahal kalau dihitung-hitung, sangat rugi. Karena sudah 2 tahun berlalu. Tapi apa hendak dikata, kalau hati tak disitu. Waktu itu juga, tidak sama dengan saat ini. Kita bisa pindah jurusan tanpa harus mengulang dari awal. Cukup melanjutkan semester,” kenang Annawaty yang hobi jelajah alam. Dengan penampilan casualnya siang itu, Annawaty tersenyum sembari melanjutkan ceritanya. “Mengenai pindah jurusan, saya memutuskan sendiri. Orang tua saya tidak tahu.

Bagi mereka, yang penting saya baik-baik saja, mereka selalu mendukung saya juga kedua adik saya yang saat ini sedang melanjutkan studi di Australia dan satunya lagi telah bekerja di Makassar. Alhamdulillah, saya termasuk salah satu mahasiswa yang terhitung cepat menyelesaikan studi,” tutur peraih penghargaan dari DIKTI berupa “Insentif Artikel Internasional” pada 2015. Annawaty, yang turut memberi andil besar dalam penelitian mahasiswa FMIPA dan selanjutnya berlaga di PIMNAS 29 bercita-cita ingin membuat peta penyebaran udang di Sulawesi. Cita-citanya ini seirama dengan salah satu mimpi besarnya, ingin menemukan speasis baru. Mimpinya ini ia tanamkan kuat sejak S1 dan berhasil diraihnya saat S3, lalu mendapat penghargaan dari DIKTI. 2015 lalu pada penelitiannya, Annawaty yang saat ini tergabung dalam organisasi Masyarakat Taksonomi Kelautan Indonesia (MATAKI) menemukan dua spesies baru udang air tawar di Danau Lindu yang ia beri nama Caridina Kaili dan Caridina Dali. Penemuannya dimuat dalam Jurnal Internasional dengan judul “The atyid shrimps from Lake Lindu, Central Sulawesi, Indonesia with description of two new species (Crustacea: Decapoda: Caridea)”. Karya tulis lainnya berjudul Habitat preferences and distribution of the freshwater shrimps of the genus Caridina (Crustacea: Decapoda: Atyidae) in Lake Lindu, Central Sulawesi, Indonesia, dimuat di Jurnal Internasional Hayati Journal of Biosciences. Pemilik motto “Sebaik-baik manusia yaitu bermanfaat bagi orang lain,” juga aktif dalam berbagai kurusus dan pelatihan. Diantaranya Program Sandwich-Like Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Program Peningkatan Publikasi Internasional di Laboratory of Evolution (National University of Singapore) selama 4 bulan, Pelatihan Penulisan Artikel Internasional di Denpasar (22-24 Oktober 2015), dan Pelatihan Taksonomi Crustacea 2015 di Kepulauan Seribu dan Pusat Penelitian Oceanografi LIPI Ancol (23-28 November 2015).

Selain itu, Annawaty pernah menjabat Sekretaris Umum OSIS SMPN 2 Bulukumba (1985-1986), Sekretaris Umum OSIS SMAN 198 Bulukumba (1988-1989), dan Sekretaris Umum Keluarga Mahasiswa Asrama Putri Ratnaningsih UGM Yogyakarta1(995-1996). Kini ia kembali menjadi menjabat sebagai Sekretaris Dekan FMIPA. Dosen yang menyukai alam ini mengaku jatuh cinta pada Lembah Bada. Alam yang menyuguhkan peradaban sejarah yang tak bisa ia lupakan sedikitpun. Karena alam pun, ia mencintai pekerjaannya yang tidak sekedar mengajar. Menurutnya, menjadi dosen sama halnya menjadi guru. Berkaca pada profesi kedua orang tua sebagai guru, Annawaty selalu mempraktekkan bahwa menjadi dosen tidak sekedar mengajar tetapi juga mendidik. Sebab, attitude mahasiswa adalah terpenting dari yang lain. Sehingga kata-kata motivasi pembangun semangat selalu ia berikan pada mahasiswanya. Ia juga memberlakukan reward dan punishment bagi mahasiswanya. Jika ada mahasiswanya yang terlambat misalnya, ia tetap memberikan izin mengikuti kelas tetapi harus menjalani hukuman tertentu. Menjadi pengajar, bagi pecinta katombo bakar di warung Darisa ini, telah menjadikan dirinya pribadi yang membaur dengan mahasiswanya. Saat mengajarpun, ada kebahagiaan tersendiri saat ilmunya diterima dan dipahami. Ia juga selalu memandang seseorang berdasarkan kinerjanya, bukan secara fisik dimanapun ia berada. Pandangannya ini, ia sampaikan juga pada orangorang disekelilingnya. Saat ditanya kenangan bersama almarhumah ibunya, istri dari pria asal Sumatera itu berubah air mukanya. Ada kisah yang tersimpan meski sudah 5 tahun berlalu. Ia hanya mengingat pesan ibunya. “Saya suka sedih kalau bicara soal ibu. Saya selalu ingat pesannya : jika memanggil seseorang, panggillah dengan yang ia sukai. Misalnya, suku Bugis kental dengan panggilan Andi di depan nama mereka. Ibu saya bilang, kalau seseorang suka dipanggil dengan sebutan Andi, panggillah begitu.” ikr


6

Media

Dialog Akademik Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

Tadulako

*FOTO : RAFANI TUAHUNS/MT

Tujuh Puluh Satu tahun merdeka, tapi kita belum banyak tahu tentang seluk beluk sejarah negara juga daerah ini. Kisah heroik perjuangan para pahlawan terkubur, ditinggal oleh zaman yang terus bergerak maju. Pada akhirnya, sejarah tinggallah prasasti-prasasti yang miskin arti. Di bulan nan bersejarah ini, Media Tadulako kedatangan tamu spesial, diundang untuk menyoal pergerakan masyarakat Sulawesi Tengah di masamasa pra dan pasca kemerdekaan. Sekretaris Pusat Penelitian Sejarah Universitas Tadulako, Haliyadi, SS MHum PhD, Jum'at (19/8) berkesempatan hadir di kantor Media Tadulako. Pada awak media ini, Pak Haliyadi Bercerita dengan lugas tentang letupan-letupan perlawan yang juga lahir dari putra-putri Sulawesi Tengah. "Salah kalau ada yang mengatakan misalnya, kita di Sulawesi Tengah ini, tidak punya andil dalam kemerdekaan, padahal ada jaringan-jaringan perjuangan yang masuk ke Sulawesi Tengah. Sarekat Islam misalnya, PNI, Muhammadiyah, itu ada jejaknya di sini," tutur Pak Haliyadi, membuka bincang-bincang sore itu. Dosen Sejarah ini menyampaikan, bahwa seperti halnya provinsi lain di Indonesia, Sulawesi Te n

gah (Sulteng) juga memiliki pejuang kemerdekaan. Menurutnya, sebagaimana pejuang nasional lainnya, pejuang-pejuang Sulawesi Tengah juga ada yang dibuang, diasingkan, bahkan dibunuh sebab melakukan gerakan perlawanan untuk kemerdekaan. "Di Poso misalnya, ada Raja Tanimbulu yang dipancung karena menetang penjajah. Di Tatanga, raja di sana juga melakukan perlawanan mengusir penjajah. Di Toli-toli, Tombolotutu memobilisasi masyarakat lewat gerakan merah putih." jelasnya. Dalam salah satu buku yang ditulisnya, sedikitnya terdapat 14 nama tokoh bersejarah yang ada di Sulteng. Sayangnya, hingga saat ini belum satu pun nama-nama tersebut dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Hal itu pula membuat masgul Dosen yang telah banyak melahirkan buku-buku tentang S u l a wesi Tengah ini. “Kita juga memiliki banyak tokoh berpengaruh dalam melawan kolonial di Sulteng ini, namun ironisnya tak ada s at u p u n ya n g j a d i pahlawan nasional. Kami telah menulis buku-buku, berbagai p en elit i a n s ej a ra h tetapi nampaknya belum mendapat perhatian serius dari pemerinta h

Haliyadi, S.S M.Hum P.hD Sekretaris Pusat Penelitian Sejarah Universitas Tadulako

daerah,� jelas dosen FKIP ini. Dr Haliyadi melanjutkan, pergerakan kolonial Belanda mulai menguasai Sulteng pada tahun 1980. Sebelum mereka masuk, provinsi ini memiliki kerajaan-kerajaan yang mengusai daerah-daerah tertentu dengan memperlakukan hukum adatnya masing-masing. Beberapa kerajaan yang kita kenal di antaranya ialah Kerajaan Banawa, Kerajaan Sigi, Kerajaan Tolitolo, Kerajaan Buol, Kerajaan Sojol, Kerajaan Poso, Kerajaan Tojo, Kerajaan Mori dll. “Kerajaan yang ada tersebut memiliki kedaulatan sendiri karena mereka memiliki sistem pemerintahan, struktur kerajaan, memiliki wilayah dan rakyat pendukungnya. Kerajaan itu juga memiliki peradaban dan kebudayaan yang masih tersisa hingga saat ini,� lanjutnya. Meskipun demikian Belanda berhasil menguasai dan menaklukkan seluruh kerajaan tersebut, hingga akhirnya pada tahun 1905-1918 daerah ini diarahkan menjadi tiga pusat pemerintahan, yakni bahagian Barat Sulteng mulai Donggala hingga Buol Tolitoli menjadi bagian dari Gubernur Sulawesi yang pusat pemerintahannya berkedudukan di Makassar. Bahagian Timur yakni wilayah Parigi Moutong sampai Poso menjadi keresidenan Sulawesi Utara dengan pusat pemerintahan di Manado, sementara Poso bagian timur tenggara dan Baggai pusat pemerintahannya berada di Buton. Keberadaan Tokoh-tokoh lokal memiliki peranan strategi dalam mengupayakan kemerdakaan pada masa itu. Pengaruh mereka pada masyarakat sangat membantu dalam memobilisai perjuangan. Untuk itulah, gerakan nasional kemudian juga melebarkan sayap organisasinya hingga ke tanah Sulawesi. Di Sulawesi Tengah, pergerakan Sarekat Islam yang dibawah H.O.S Tjokroaminoto disambut hangat masayarakat Palu, dengan menobatkan H Yoto Daeng Pawindu sebagai pimpinan daerahnya. Ideologi Sarekat Islam yang masuk ke Palu, menjadi ancaman tersendiri bagi penjajah. H Yoto Daeng Pawindu yang tinggal di Pewuni mengajak pengikutnya menolak kerja paksa dan bayar pajak yang diterapkan oleh penjajah. Akibat tindakannya tersebut H Yoto Daeng Pawindu dan Abd Rahim Pakamundi yang menjabat sekretaris Sarekat Islam ditangkap dan dibuang ke Bandung serta mendekam di penjara Sukamiskin Bandung Jawa Barat. Di tempat pengasingan itulah ia bertemu Bung Karno sehingga sekembalinya dari Bandung H Yoto Daeng Pawindu membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI).

Masih menurut Dr Haliyadi, di Sulawesi Tengah sendiri, dikenal pula gerakan merah putih yang sebenarnya juga masih dekat dengan Sarekat Islam. Organisasi ini menjadikan Kaleke sebagai basis perjuangannya. Gerakan Merah Putih banyak mengadakan rapat umum dan rapat rahasia guna menggembleng kekuatan massa mneghadapi dan menggagalkan pemerintahan NICA, melakukan kontak dengan gerakan-gerakan kemerdekaan di Gorontalo dan Poso, mengupayakan koordinasi dengan Laskar Keris Muda Mandar, serta mengirim delegasi untuk memperoleh senjata dan informasi dari Jawa. Jejak-jejak perlawanan masyarakat Sulawesi Tengah, menurut Dr Haliyadi dapat dilacak hingga hari ini. Di Kaleke, ada bendera merah putih yang dikibarkan pertama kali saat itu, begitu juga di Parigi. Di Ampana, ada pesawat tempur milik jepang yang jatuh ke dasar laut, oleh tembakan masyarakat una-una ketika itu. "jejak-jejak itu masih dapat kita telusuri sampai sekarang, bekas-bekas bom, senjata, samurai tentara Jepang, hingga bekas-bekas bom di beberapa tempat yang menjadi pusat pergolakan saat itu," tuturnya. Dalam goresan pena Haliyadi dan Jamrin Abubakar dalam seri ulang tahun Sulteng ke 50, terdapat 14 tokoh berpengaruh diantaranya Wongko Lemba Tallasa, TS Bullah, Theo Tumakkaka, Datu Pamusu, Tanjumbulu, Idrul Al Habsyi, Nontji H Ali, Tjaco Idjazah, Dg. Maraja Lamakkarate, Yoto Daeng Pawindu, Nicolas Pelima, Ny. N. Nggeawu,Panhus Marhum dan Mosialo Tonigi. Ke14 nama tersebut adalah pejuang lokal Sulteng yang memliki banyak peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia khususnya di Sulteng. Dosen yang aktif melakukan penelitian sejarah ini berharap, buku-buku yang telah ditulisnya, dapat digunakan pemda untuk mengajukan pahlawan nasional dari Sulawesi Tengah. Ia mengaku, Pusat Penelitian Sejarah Universitas Tadulako, terbuka untuk melakukan penelitian dengan pemerintah daerah. "Kami misalnya telah menulis sejarah Parigi Moutong, buku itu mestinya bisa ditindaklanjuti oleh dinas Sosial untuk mengajukan pahlawan nasional. Saat ini, kami juga tengah melakukan kerjasama untuk meneliti sejarah di Donggala dan Sigi, dan Dinas Sosial terlah berkomitmen untuk membackup ini nantinya," tutup Dr Haliyadi. Zl/Af


Tadulako

Media

Kabar Tadulako Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

7

BERI KULIAH UMUM DI UNTAD

Menteri Ketenagakerjaan Pacu Inovasi Baru Mahasiswa Jumat (19/8), Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag, M.Si kunjungi Universitas Tadulako. Dalam kunjungan yang bertempat di Teather Room tersebut dirangkai dalam agenda Kuliah Umum. Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ketenagakerjaan, menjadi tema pada kegiatan tersebut. Mengawali materi kuliah umumnya, Hanif Dhakiri menyampaikan kondisi dunia ketenagakerjaan di Indonesia. Angka pengangguran tahun ini menurun dari 6,8 persen menjadi 5,5 persen dari total penduduk Indonesia. Menurutnya, angka ini terus menurun. Sehingga harus terus memerlukan peran Perguruan Tinggi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang siap kerja. “olehnya itu, kurikulum harus dirancang dan

direlevansikan dengan kebutuhan pasar,” terangnya. Masih dalam pemaparannya, Hanif Dhakiri juga menyampaikan kondisi Indonesia yang telah tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Asean. Mau tidak mau Indonesia harus ikut tampil di era kompetitif *FOTO ini. “Agar Indonesia dapat memenangkan persaingan di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN ini, maka kuncinya hanya satu, meningkatkan daya saing,” ujar alumni Ponpes Al Muayyad Solo ini. Kepada seluruh mahasiswa, Hanif Dhakiri menyampaikan bahwa oleh karena era persaingan ini bukanlah sesuatu yang akan terjadi, melainkan yang tengah terjadi ditengah kita. Untuk itu menurutnya, semangat, etos kerja dan kedisiplinan menjadi syarat utama peningkatan daya saing. “teman-teman mahasiswa harus punya semangat,

: AKHMAD USMAR

harus punya etos, harus punya disiplin untuk meningkatkan daya saing,” ujarnya penuh semangat. “Dalam dunia ketenagakerjaan, ada tiga kualifikasi dasar agar kita memiliki daya saing yang baik, karakter, kompetensi dan inovasi,” ungkap anggota kabinet kerja itu. Diakhir kuliah umumnya, Menteri Ketenagakerjaan ini kembali menyemangati mahasiswa Untad. “saya yakin mahasiswa Untad, memiliki talents yang luar biasa. Itulah yang harus

dipacu dalam kedisiplinan dan kreaativitas, sehingga dapat mendorong daya saing bangsa” tuturnya. Sementara, Rektor Universitas Tadulako dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Menteri Ketenagakerjaan di Untad. Kunjungan ini, menurut Prof Basir, sangat bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa Untad, terutama inspirasi baru yang disajikan dalam kuliah umum untuk menumbuhkan inovasi baru mahasiswa. Rf

UNTAD GELAR UPACARA KEMERDEKAAN RI KE 71

Menristek Dikti Dorong Pembangunan Teknologi dan Inovasi Rabu (17/8), Universitas Tadulako menggelar upacara bendera memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia. Upacara yang dilaksanakan di lapangan kampus itu dihadiri mahasiswa, dosen dan seluruh civitas akademika. Rektor Universitas Tadulako, Prof. Dr. Muhammad Basir SE MS, bertindak langsung sebagai Pembina upacara kemerdekaan yang ke 71 tersebut. Dalam sambutan Meteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, yang dibacakan oleh Rektor Universitas Tadulako, bahwa kini Indonesia telah menapaki jalan yang telah dibangun oleh Founding Fathers bangsa kita untuk mewujudkan negara yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Untuk itu Menristek Dikti mengajak kepada seluruh elemen, bekerja sama untuk meneruskan jalan panjang yang ditapaki sebagai perwujudan kemerdekaan. “Marilah kita ayunkan langkah bersama untuk bekerja sama secara nyata meneruskan pembangunan.,” tegasnya. “Hanya melalui kerja nyata cita-cita bangsa kita sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan UUD 1945 dapat diwujudkan. Yakni dapat berdiri kokoh sebagai bangsa yang berdaulat. Kesadaran akan inilah yang mendasari pencanangan Indonesia kerja

nyata dan memperingati ulang tahun Negara Republik Indonesia yang ke 71,” imbuhnya. Lebih lanjut, Menristek Dikti, menyampaikan bahwa teknologi dan inovasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita dan telah

menjadi motor penggerak pembangunan. Untuk itu menurutnya, kita tidak dapat lagi bertumpuk pada sumber daya alam yang akan habis jika dikonsumsi secara terus menerus. Tetapi harus dapat melakukan terobosan dimana teknologi dan inovasi sebagai

*FOTO : AKHMAD USMAR / MT

motor penggerak pembangunan. Pembanguna di Indonesia memerlukan inovasi sebagai tulang punggung industri dan untuk terciptanya ekonomi berbasis pengetahuan. “Oleh karenanya, teknologi dan inovasi harus menjadi bagian hidup kita sehingga kita dapat memperoleh nilai tambah dari keseharian kita. Dan dari situlah ekonomi bangsa akan berkembang,” Ungkap rektor yang menyampaikan sambutan menteri tersebut. Masih dalam sambutannya, disampaikan, Inovasi merupakan sebauh proses yang antara lain ditentukan oleh tingkat keberhasilan RISTEK DIKTI. Menurutnya, Perguruan tinggi memikili peran penting menyiapkan putra-putri penerus bangsa menjadi inovator. Sementara itu, institusi riset memberikan peranan penting untuk memberikan kesempatan kepada putra-putri bangsa melakukan karya cipta inovasi. Diakhir sambutannya, ditegaskan kembali, tentang komitmen dalam upaya meningkatkan kinerja penelitain dan inovasi akan terus ditingkatkan terutama dalam peraturan dan regulasi, pendanaan dan peningkatan investasi, Peningkatan kualitas dan peremajaan dalam bentuk beasiswa bagi peneliti. Rf/Af

Untad Raih Juara Favorit pada PIMNAS 29 Penelitian amfibi yang berjudul, “Eksplorasi Jenis-Jenis Amfibi di Kawasan Danau Tambing Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah”, hantarkan mahasiswa Untad lolos Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-29 yang diselenggarakan di Institut Pertanian Bogor (IPB), pada Senin s/d Kamis (08-12/08). Tim peneliti yang diketuai oleh Auni Ade Putri (Biologi, 2013), dan anggota : Fajra, Fitriana (Biologi, 2013), Kartiko Bimo R (Biologi, 2015), dan Muhammad Mus'af AK (Kehutanan, 2014), berhasil menarik perhatian juri pada presentasi hasil penelitian dan meraih juara favorit bidang PKM-P.

*FOTO : IKERNIATY SANDILI / MT

Ajang bergengsi yang dihadiri kurang lebih 143 Perguruan Tinggi (PT) ini, menyimpan kebahagiaan tersendiri bagi Auni dan tim. Pasalnya, dari 6 tim PKM yang lolos didanai DIKTI, hanya satu yang berhasil maju dan bersaing di PIMNAS 29. Hal ini diungkapkan Auni setelah malam penutupan PIMNAS 29. “Bahagia pastinya. Sebab, dari 6 tim yang didanai DIKTI hanya satu yang dinyatakan lolos PIMNAS 29. Hal ini menjadikan kami begitu was-was jika tak membawa kabar bahagia untuk Universitas. Karena kami satu-satunya tim yang membawa nama kampus. Ditambah ini adalah pengalaman pertama kami, dengan persaingan yang cukup ketat. Kami bahkan minder dengan tim-tim dari PT lain yang

hebat-hebat dan penelitian mereka jauh lebih baik. Apalagi timnya lebih dari satu,” ungkap Auni. Auni mengungkapkan sempat tidak sadar dan tidak percaya saat namanya disebut menyusul nama kampus kaktus ini. Sebab, ia dan tim tidak memiliki harapan memperoleh penghargaan. “Saya tidak sadar kalau nama saya disebut MC dari panggung menyusul nama universitas, sementara para pemenang lain telah berdiri di sana. Temanteman tim saya juga tidak menyadari kecuali Fitriani. Saat itu kami duduk terpisah. Setiap ketuaketua tim menempati kursi dekat panggung. Beberapa saat kemudian, baru saya sadar. Syukur Alhamdulillah, meski hanya juara favorit, ini patut

kita syukuri. Utamanya saya dan tim,” tuturnya yang saat ini sedang menyelesaikan praktek magangnya di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Cibinong, Bogor. Pembahasan katak dan kodok berhasil menarik perhatian para juri dan peserta PKM-P lainnya, yang serta merta mengubah kesan tegang dalam ruangan menjadi santai dan bersahabat. Hal ini menyimpan kesan tersendiri bagi, Dr. Annawaty dosen pembimbing penelitian amfibi ini. Baginya, presentasi dan tampilan power point anak bimbingannya sangat sederhana. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan tim lainnya. “Saya sangat salut atas pencapaian mereka. Presentasi mereka sangat sederhana, tapi menyimpan kesan bagi juri. Barangkali karena pembahasan soal katak dan kodok yang sontak membuat seisi ruangan tertawa disusul tepuk tangan mengapresiasi. Selama proses penelitian pun, saya salut dengan mereka. Mereka harus bergelut dengan udara dingin dan ketiadaan akses komunikasi. Mereka juga kompak bekerja sama meski berasal dari fakultas yang berbeda,” ucap Annawaty, yang juga tercatat sebagai alumni IPB program Doktoral. Annawaty juga berharap prestasi yang diraih saat ini mampu menginspirasi mahasiswa Fakultas MIPA khususnya dan Mahasiswa Untad umumnya. Agar PKM tahun depan semakin banyak peminatnya, yang bermuara di PIMNAS 30 dan mendulang kesuksesan yang lebih baik lagi. Bagi para anak bimbingannya, Annawaty menyimpan harapan besar agar meneruskan semangat PIMNAS 29, terlebih tim yang lebih muda. ikr


8

Media

Kabar Tadulako

Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Untad, Unesa Dan Pemda Sulteng Sepakati MoU Dalam Bidang Pendidikan Khusus Senin (21/8), Universitas Tadulako, Universitas Negeri Surabaya dan Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah sepakati Memorandum Of Understending (MOU) dalam bidang pendidikan layanan khusus. Kegiatan yang berlangsung di Confrence Room Media Centre itu dihadiri langsung Rektor Universitas Tadulako dan Rektor Universitas Negeri Surabya serta Wakil Gubernur Sulawesi Tengah. Dalam sambutan Gubernur Sulawesi Tengah yang dibacakan oleh Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, H. Sudarto, menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah sangat mengapresiasi kesepakatan yang dibangun dalam nota kesepahaman tersebut dalam membangun peningkatan kompetensi guru untuk bisa melaksanakan tugasnya dengan baik di setiap sekolah luar biasa yang ada di Sulteng.

Menurutnya, dengan dituangkannya kerja sama ini dalam bentuk nota kesepahaman membangun pendidikan khususnya untuk pendidikan SLB adalah perhatian yang sangat besar bagi pendidikan inklusi di Sulawesi Tengah. “Kerjasama ini menjadi penting sebagai upaya mendukung pembangunan pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus serta pendidikan vokasi di daerah kita melalui kegiatan tri dharma perguruan tinggi,” ujarnya. Masih dalam sambutannya, atas nama pemerintah tentunya berharap agar nota kesepahaman ini dapat dijalankan dengan sebaikbaiknya, dan segera terwujud sesuai bunyi nota kesepahaman tersebut. Agar tidak saling diuntungkan atau dirugikan. “Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah melalui nota kesepahaman ini sangat berharap kerjasama dari perguruan tinggi Universitas Negeri Surabaya

*FOTO : AKHMAD USMAR

dan Universitas Tadulako secara bersama-sama atau berkolaborasi memberikan pendidikan, pelatihan, pengkajian, penelitian, pemberdayaan, pengembangan manajemen, pendampingan dan pengembangan melalui fasilitas sumber daya yang dimilikinya, untuk pembangunan pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus di Sulawesi Tengah” tutur mantan Bupati Banggai tersebut.

Acara yang berlangsung sehari tersebut, disiarkan langsung oleh RRI Sulawesi Tengah. Menurut Kabid PKLBK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tengah, Dr. Minarni Nontji, bahwa kegiatan hari ini sengaja disirakan langsung oleh RRI Agar masyarakat secara luas mengetahui, tidak ada perbedaan antara sekolah reguker dan sekolah PLB. Rf

PUSBANG KSB LPPMP GELAR WORKSOP

Pengembangan Kurikulum Berorientasi KKNI/LO *FOTO : AKHMAD USMAR

Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sumber Belajar (Pusbang KSB) LPPMP Universitas Tadulako menggelar kegiatan Worksop Pengembangan Kurikulum Strata Satu (Teknis dan Substansi) Berorientasi KKNI/LO (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia / Learning Outcomes), pada Jumat hingga sabtu (19-20/8). Kegiatan yang berlangsung di gedung Media Centre tersebut menghadirkan pakar kurikulum nasional, Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc. Kegiatan yang diikuti oleh 49 orang dosen perwakilan masing-masing prodi tersebut menyuguhkan muatan materi utama berkaitan pengembangan kurikulum strata satu yang berorientasi KKNI/LO.

Menurut Dr. Muastamin, M.Si, selaku panitia pelaksana mengatakan bahwa, beberapa materi utama yang disajikan kepada para peserta, mulai dari bagaimana merumuskan LO, profil lulusan dan capaian pembelajaran, hingga sampai pada accessment. Masih menurutnya, bahwa salah satu tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah agar para dosen memahami kurikulum berbasis KKNI/LO tersebut hingga dapat menjadi tim perumus kurikulum di prodinya masing-masing. “Tentunya, salah satu tujuan Pusbang KSB melaksanakan worksop ini agar para dosen yang ikut dapat memahami betul apa pentingnya

Anggota Baru UPT Natalita Diterima Langsung Secara Resmi oleh Rektor Untad

kurikulum berbasis KKNI/LO ini,” ungkapnya. “juga pastinya menjadi tujuan penting, bagi para dosen yang mengikuti worksop ini memiliki kompetensi dalam menyusun kurikulum berbasis KKNI/LO ini. Hingga setelahnya, ia diharapkan dapat menjadi tim perumus kurikulum di prodinya,”imbuh Dr. Mustamin. Sementara itu, Koordinator Pusbang KSB, Dr. Ir. H. H u s a i n U m a r, M P, m e nye b u t ka n b a hwa pengembangan kurikulum berorientasi KKNI/LO ini sangatlah penting. Sebab menurutnya, salah satu keunggulan dalam kurikulum ini dapat merumuskan ciri khas dan karakter alumni masing-masing prodi. “Kurikulum ini menjadi sangat penting, sebab salah satu subsatansinya ialah merumuskan ciri khas dan karakter alumni. Sehingga dalam prosesnya, kompetensi unggulan mahasiswa di masing-masing prodi menjadi proses yang utama,” ujarnya. Maka menurutnya, itulah yang tertuang dalam LO nya masing-masing. Masih menurut Dr. Husain Umar, bahwa hal

“Kalian semua adalah bagian dari keluarga besar Universitas Tadulako (Untad, red). Di antara kita semua tidak ada sekat apa pun, apalagi kalian semua adalah garda terdepan Untad dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan kampus tercinta ini” Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir Muh Basir Cyio SE MS, saat menerima langsung 20 orang anggota baru UPT Natalita yang akan bekerja di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Senin (1/8) sore, di Ruang Rapat Rektor, Lantai IV Rektorat Untad. Anggota baru UPT Natalita yang diterima langsung oleh Rektor itu merupakan tenaga handal hasil seleksi terbuka yang dilakukan oleh UPT Natalita pada pagi harinya. Kepada 20 orang anggota baru itu, Rektor mengharapkan agar dapat bersungguh-sungguh membaktikan diri untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan Untad. “Dan saya amat yakin, saudara-saudaraku ini dapat menjadi garda terdepan bagi kampus tercinta ini. Pembenahan kampus ini harus dilakukan dengan kerjasama yang baik. Selama ini, saudara-saudara dari UPT Natalita telah membuktikan bakti dan kinerjanya. Atas keyakinan itu pula, saudara-saudara yang anggota baru dapat melengkapi bakti dan kinerja itu,” jelas Prof Basir Cyio. “Saya juga menyarankan kepada Kepala UPT Natalita

*FOTO : RAFANI TUAHUNS/MT

selanjutnya yang menjadi penting bagi kurikulum ini telah menjadi standar nasional dan bahkan acuan internasional. Hematnya juga, sangat penting Universitas Tadulako agar bisa mengikuti perkembangan kurikulum tersebut, agar alumni yang dilahirkan menjadi alumni bertaraf nasional dan internasional dengan keunggulan kompentensi dan karakternya masing-masing dengan mendapatkan SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah). Juga menurutnya, hal urgen dari kurikulum ini merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan akreditasi prodi dan akreditasi kampus. Maka harapannya, dengan begitu pentingnya kurikulum berbasis KKNI/LO ini, semua pihak, terutama bagi para dosen, koordinator prodi, jurusan dan pimpinan fakultas dapat bekerja sama dalam mewujudkan kurikulum di seluruh prodi yang berorientasi KKNI/LO. Rf

dalam kesempatan ini, supaya kalian tidak jenuh dalam melaksanakan tugas, mungkin secara berkala dilakukan rolling tugas sehingga setiap orang tidak terus-menerus bertugas di satu tempat,” pesan Rektor. Akhirnya, secara resmi, Rektor menyampaikan bahwa dengan lulusnya para anggota baru berarti telah menandai diterimanya 20 orang anggota itu dalam keluarga besar Untad. “Mari sama-sama menjaga dan mengawal kampus tercinta ini. Ini adalah kampus kebanggaan kita semua. Kebanggaan civitas akademika Untad, kebanggaan masyarakat Kota Palu, bahkan kebanggaan Sulawesi Tengah,” ujar Rektor. Sementara itu, Kepala UPT Natalita, Dr Ir H Ramlan MP, menyampaikan bahwa ke-20 anggota baru itu merupakan hasil seleksi berkas dan wawancara dari 53 pelamar. Para anggota baru yang lulus itu, sebagaimana arahan Rektor, ujar Dr Ramlan, akan ditempatkan di FKIK dengan tiga subunit kerja, yaitu petugas kebersihan ruangan, petugas penataan taman, dan petugas perparkiran. “Mereka akan berada di bawah koordinasi langsung UPT Natalita, dan bertanggungjawab menjaga dan mengawal kebersihan dan kenyamanan FKIK. Saya akan berikan arahan langsung dan membagi mereka sesuai tugas masing-masing. Jadi intinya, mereka akan bekerja secara profesional, kami akan atur itu semua. Sebagai contoh, perparkiran akan kami buat satu pintu masuk dan satu pintu keluar, sehingga semua kendaraan dapat terkontrol dengan baik,” jelas Dr Ramlan. (tq)


Media

Tadulako

Kabar Tadulako Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

9

Rektor Lantik Kabag Perencanaan BAKP Untad

*FOTO : TAQYUDIN BAKRI / MT

Dinamika organisasi di Universitas Tadulako (Untad) kembali bergulir. Pada Kamis (4/8), bertempat di Lantai III Gedung IT Center, Rektor melantik dan mengambil sumpah satu pejabat eselon IIIa, dan empat pejabat eselon IVa dalam lingkungan Untad. Dalam naskah surat keputusan rektor yang dibacakan oleh Kepala Biro Umum dan Keuangan (BUK), Drs H Sukran MSi, Drs Samsumarlin MSi mendapatkan promosi jabatan menjadi Kepala Bagian (Kabag) Perencanaan BAKP. Sebelumnya, Drs Samsumarlin MSi menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Perencanaan. Selain Kabag Perencanaan, juga turut dilantik Imam Syafi'i Chusaeri SKom sebagai Kepala Sub Bagian Perencanaan, Ridwan SH sebagai Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan Fakultas Hukum, Usman SE MM sebagai Kepala Sub Bagian Pendidikan Fakultas Hukum, dan Arief Budiman Amd Kom sebagai Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan BUK. Rektor Untad, Prof Dr Ir Muh Basir Cyio SE MS menyampaikan bahwa rotasi jabatan itu merupakan dinamika biasa dalam sebuah organisasi. Tujuan dari rotasi ini semata-mata agar setiap pejabat struktural dapat merasakan tantangan di berbagai ranah penugasan sehingga keterampilan dan pengalaman kerja juga dapat semakin lengkap. “Insya Allah kegiatan ini dapat membawa perubahan. Baik bagi mahasiswa, orang tua mahasiswa, dan stakeholder. Patut diingat, setiap pejabat yang mengemban amanah harus menunjukkan kinerja maksimal dan mengedepankan pelayanan prima kepada yang membutuhkan,” ujar

Prof Basir Cyio. Rektor juga menyampaikan agar program yang sudah dirintis oleh pejabat sebelumnya harus diteruskan oleh pejabat yang baru dilantik. Ini dilakukan agar terjadi kesinambungan kerja sehingga roda organisasi dapat terus berputar tanpa hambatan. “Kami menitipkan amanah ini semata-mata demi Universitas Tadulako. Jadi, setiap pejabat, bahkan setiap pegawai harus selalu menyadari bahwa apa pun itu yang dikerjakan semua demi kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan universitas,” pesan Rektor. Tidak lupa, Prof Basir Cyio mengungkapkan terima kasihnya kepada mantan Kepala Bagian Perencanaan, Baco SE yang telah memasuki masa purnabakti. Torehan kinerja dan prestasi yang telah dirintis harus dijadikan teladan bagi pejabat lain dalam lingkungan Untad. “Kita tidak perlu lagi meragukan kinerja yang ditorehkan oleh Pak Baco. Berbagai ranah jabatan dalam berbagai jenjang telah dilalui oleh Pak Baco. Semoga dedikasi yang telah ditorehkan ini menjadi ladang amal bagi Pak Baco. Akhirnya, secara pribadi dan selaku Rektor, saya mewakili segenap civitas akademika mengucapkan terima kasih atas semua pengabdian Pak Baco di Untad,” kata Prof Basir Cyio. Dalam kegiatan itu, juga turut dikukuhkan Kepala Sub Bagian Akademik pada Program Pascasarjana Untad. Turut hadir Ketua Senat Untad, Ketua Dewan Pertimbangan, Ketua SPI, para wakil rektor, para dekan dan wakil dekan fakultas, Direktur dan Wakil Direktur Program Pascasarjana, para kepala biro dan lembaga, serta pejabat Untad lainnya. (tq)

Orientasi Mahasiswa Akademik 2016

Untad Hentikan Trend Perpeloncoan

*FOTO : DOKUMENTASI PANITIA Para mahasiswa baru saat mengikuti ormik universitas hari pertama di lapangan upacara Untad

Rektor Universitas Tadulako (Untad) Prof Dr Ir Muh Basir Cyio SE MS, menyambut ribuan mahasiswa baru (maba) angkatan 2016, pada pelaksanaan upacara 17 Agustus. Di hari itu sekaligus pembukaan pelaksanaan masa Orientasi Mahasiswa Akademik (Ormik) tahun ajaran 2016-2017. Maba kali ini yang menjadi peserta Ormik Untad mencapai angka 8.400 lebih mahasiswa. Jumlah maba tersebut disebut-sebut sebagai maba terbanyak sepanjang perjalanan Ormik di kampus terbesar se-Sulawesi Tengah itu. “Kelihatannya ini yang terbanyak, penyebabnya adalah faktor pemilihnya, sehingga kapasitasnya seperti ini,” terangnya. Dalam isi sambutannya, rektor mengatakan bahwa ada beberapa mahasiswa yang tidak ikut ormik tahun lalu, yang diperkirakan jumlahnya juga ratusan orang. Dan mereka harus karena kebijakan dari kampus. Banyaknya anggapan miring soal pelaksanaan Ormik yang selalu identik dengan kekerasan, perpeloncoan dan lain sebagainya, maka pelaksanaan ormik tahun ini, diminta tidak akan ada lagi kegiatan yang tidak mendidik. Karena Ormik saat ini bernuansa untuk perkenalan lingkungan kampus. “Di Ormik kalin panitia telah menyepakatai bersama dengan UKM-UKM

lain, bahwa Ormik ini tidak ada kekerasan. Tindakan kontak fisik, perpeloncoan, dan hal lain-lain yang tidak ada manfaatnya,” jelas mantan dekan fakultas pertanian ini. Ketua panitia Ormik Untad, Dr Rustan Effendi SSi MT mengatakan bahwa menurutnya panitia sudah berkoordinasi dengan UPT Komisi Disiplin Untad, untuk mengeluarkan sanksi tegas bilamana dikemudian hari ditemukan panitia maupun senior melakukan tindakan kekerasan kepada mahasiswa baru. “Komisi disiplin yang melihat sejauh mana pelanggaran yang dilakukan di Ormik dari tanggal 17 sampai 20 Agustus ini, untuk dievaluasi pelanggaran sebelum jatuh sanksi,” pungkasnya. Ormik kali ini diorientasikan mengarah pada pengenalan lingkungan kampus. Mulai dari dosen, mahasiswa serta kelengkapan kampus lainnya. Panitia juga telah menyiapkan materi seputar perbedaan sistem pembelajaran di kampus dengan sekolah. “Semua yang berkaitan dengan akademik kita perkenalkan kepada mahasiswa baru, termasuk masalah KRS online,” tambah Dr Rustan. Ana

*FOTO : TAQYUDIN BAKRI / MT

Kapolda Sulteng Kunjungi Untad, Diskusi Dinamika Sulteng dengan Rektor Sinergitas antara Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Polda Sulteng) dengan Universitas Tadulako (Untad) terus terjaga dengan baik. Pada Selasa (16/8), Kapolda Sulteng, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Rudy Sufahriadi berkunjung ke Kampus Untad. Kunjungan itu diterima langsung oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir Muh Basir Cyio SE MS, di Ruang Rektor, Lantai IV Rektorat Untad. Kapolda Sulteng dalam pertemuan itu menyampaikan bahwa kunjungannya ke Untad merupakan bentuk silaturrahim antara Polda Sulteng dengan pihak Untad. Silaturrahim itu dilakukan agar antara Polda Sulteng dengan pihak Untad dapat saling bertukar pendapat terkait berbagai dinamika di Provinsi Sulteng, khususnya di bidang keamanan dan pendidikan. Dalam diskusi yang berlangsung penuh keakraban itu, Kapolda Sulteng berbagi pengalamannya dalam menangani berbagai dinamika di daerah ini. Tidak lupa, Penanggungjawab Operasi Tinombala itu juga mengaku terkesan dengan masyarakat Sulteng yang sudah dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam tugas dan perjalanan karirnya. “Saya amat terkesan dengan masyarakat Sulteng yang ramah. Sulteng bagi saya adalah bagian dari perjalanan hidup dan karir saya. Apalagi, saya pernah bertugas juga di Poso sebagai Kapolres. Untuk itu, kedatangan saya ke Untad ini juga agar dapat menggali pengetahuan dan pengalaman dengan kalangan pendidik,” jelas mantan Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT itu. Berkenaan dengan itu, Rektor Untad menyambut baik kunjungan Kapolda Sulteng ke kampus Untad. Prof Basir Cyio mengakui bahwa sebenarnya sejak pertama kali Brigjen Rudy Sufahriadi diberikan amanah sebagai Kapolda Sulteng, dirinya sudah berniat untuk berkunjung dan bersilaturrahim ke Mapolda Sulteng. “Namun, kesibukan Pak Kapolda yang langsung menangani dinamika di Poso membuat kunjungan itu belum terlaksana. Secara jujur, kami berterima kasih atas kesempatan dan kunjungan Bapak Kapolda ke kampus ini,” ujar Prof Basir Cyio. Rektor juga menambahkan bahwa sebagai Penanggungjawab Operasi Tinombala, Brigjen Rudy Sufahriadi tentu lebih banyak berinteraksi langsung dengan pasukannya di lapangan. Untuk itu, dukungan dan doa dari segenap civitas akademika dihaturkan agar amanah yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik. “Ini harapan kita semua agar dinamika yang terjadi dapat diselesaikan dengan baik. Kami yakin dengan itu karena kapasitas dan kemampuan Pak Kapolda sudah tidak diragukan lagi,” ujar Prof Basir Cyio. (tq)


10

Media

Infotorial Edisi 74 Agustus

2016 Tahun ke 4

Tadulako

Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke 29 Institut Pertanian Bogor (IPB), senin s/d jum'at (08-13/08).

Foto dan Naskah : Ikerniaty sandili

Tim berfoto bersama pembimbing Dr. Annawaty

Tim PKM-P saat presentasi hasil penelitian (berdiri, Auni Ade Putri saat memaparkan hasil temuan tim)

Usai presentasi (kiri-kanan, Kartiko Bimo, Fajra, Fitriani, Auni Ade Putri, Mus'af)

Usai penyerahan cendera mata juara favorit (kiri-kanan, Kartiko Bimo, Fitriani, Auni Ade Putri, Fajra, dan Mus'af)

sarasehan kemahasiswaan Universitas di Auditorium Toyib Hadwijaya. Prof. Dr. H. Djayani Nurdin, SE, M.Si (kedua dari kiri)

Rombongan Untad saat berpose di foto booth usai presentasii

Tim berfoto bersama juri

Peserta dan pembimbing saat berfoto bersama Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Faperta Fadly, Y. Tantu dan istri


Tadulako

Media

Infotorial Edisi 74 Agustus

2016 Tahun ke 4

Talkshow Dalam Rangka Dies Natalis Fakultas Pertanian

Foto & Naskah : Zulkifli / MT

Laporan ketua panitia Dies Natalies Fakultas Pertanian Dr Asrul SP MP

Mewakili rektor, wakil rektor bidang umum dan keuangan Prof Dr Mahpuz MP saat membuka kegiatan

Dekan Fakultas Pertanian saat memberikan sekapur sirih dalam acara talkshow

Suasana kegiatan pembukaan talkshow

Civitas akademika Fakultas Pertanian ikuti talkshow

Dekan Faperta saat menyimak sambutan Warek Biduk

Suasana sesaat sebelum pelaksanaan talkshow

11


12

Info Fakultas Edisi 74 Agustus

2016 Tahun ke 4

Media

Tadulako

Kenalkan Sulteng Lewat Munas XVI ISMAFARSI Musyawarah Nasional (Munas) Ikatan Senat Farmasi Seluruh Indonesia( ISMAFARSI) kembali digelar. Pada Munas ke -16 ISMAFARSI ini, Universitas Tadulako (Untad) bertindak sebagai tuan rumah. Munas kali ini merupakan munas pertama dengan delegasi terbanyak, dimana sebanyak 63 Universitas se-Indonesia mengirimkan wakilnya pada ajang musyawarah yang berlangsung dari 5 hingga 11 Agustus 2016 ini. Kegiatan yang bertempat di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) ini sekaligus menjadi ajang untuk dapat memperkenalkan keindahan alam Sulawesi Tengah (Sulteng) kepada peserta munas yang notabene berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam rangkaian kegiatan Munas ke-16 ini, panitia sengaja mengajak para peserta ke beberapa tempat rekreasi di kota Palu, seperti di Taipa Beach pada kegiatan malam penutupan Munas tanggal 10 Agustus dan Donggala Kodi pada kegiatan ISMAFARSI Care . Beberapa tempat yang dijadikan sebagai tempat kegiatan ini memang sengaja dipilih agar peserta Munas berkesempatan untuk dapat mengeksplorasi tempat- tempat wisata di Sulawesi Tengah. Dalam sambutannya Gubernur Sulawesi Tengah Drs. H. Longki Djanggola, M.Si yang di wakili oleh

Asisten I Gubernur menyampaikan harapan besarnya bahwa kegiatan Munas ini dapat menjadi ajang memperkenalkan Sulteng lewat mahasiswamahasiswa yang didelegasikan oleh Universitas-nya masing masing. “Dengan kegiatan Munas ke-16 ISMAFARSI ini di harapkan dapat lebih memperkenalkan Sulteng lewat mahasiswa-mahasiswa dari berbagai Universitas di seluruh Indonesia yang di delegasikan untuk mengikuti kegiatan ini” ungkapnya. Hal senada pula di sampaikan oleh Rektor Universitas Tadulako, Prof. Muhammad Basir. “Dengan hadirnya mahasiswa-mahasiswa dari berbagai Universitas di seluruh Indonesia pada kegiatan ini, diharapkan dapat menjadi ajang memperkenalkan Untad dan Sulawesi tengah secara umum. Dan yang terpenting adalah kegiatan ini dapat menjadi sebuah pembelajaran bagaimana cara mengelola sebuah kegiatan besar dan dapat menambah relasi di berbagai tempat. Selagi menjadi mahasiswa jangan pernah takut untuk salah, sebab lewat salah itulah kita dapat lebih belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Pesan saya kepada adik-adik mahasiswa kalau masih mahasiswa salah itu bukan masalah namun jika sudah keluar dan tidak lagi menjadi mahasiswa maka salah itu sudah menjadi masalah” tandasnya. (Wrd)

*FOTO : PANITIA PELAKSANA

Asisten 1 Gubernur Sul-Teng saat meresmikan Munas ISMAFARSI dengan memukul Gong yang di damping oleh coordinator jurusan Farmasi (sebelah kiri) dan para panitia pelaksana Munas ke-16 ISMAFARSI, Rektor Untad, Sekjen periode 2013-2015, Dekan FMIPA Untad dan para pejabat (sebelah kanan)

Prodi Pendidikan Olahraga Siap Tempati Kampus Bumi Bahari

*FOTO : ZULKIFLI / MT dekan fakultas pertanian Prof. Ir. Zainuddin Ph.D saat Memberikan sambutan di kegiatan talkshow pertanian di conference room IT center lantai 2

DIES NATALIS UNTAD

Dibutuhkan Sarjana Pertanian yang Tangguh Fakultas Pertanian Universitas Tadulako (Untad) menyambut Dies Natalis ke-35 dengan menggelar talkshow bertemakan “Peran Pertanian dalam Membangun Peradaban Bangsa”. Talkshow kali ini menghadirkan narasumber dari kalangan alumni fakultas yang lahir pada tanggal 14 Agustus 1982 tersebut. Kegiatan dipusatkan di IT Center Untad pada Ahad (14/8). Ketua panitia, Dr Asrul SP MP mengatakan bahwa alumni yang diundang menjadi narasumber adalah Wakil Ketua DPRD Sulteng Dr Alimuddin Pa'ada dan Kepala Bappeda Kabupaten Donggala, Ir Ibrahim Drakel MM. “Sebenarnya, kita mengundang Wakil Bupati Buol, Dr Ir Samsuddin Koloi MS. Tapi karena masih ada urusan di Jakarta, sehingga tidak bisa hadir,” jelasnya. Lanjutnya, ia menerangkan bahwa talkshow tersebut digelar guna memupuk semangat kebersamaan di kalangan insan akademik, alumni, dan masyarakat luas dalam mempertahankan dan meningkatkan peran Fakultas Pertanian Untad dalam membangun peradaban bangsa, serta memenuhi rasa cinta kepada almamater. “Sengaja menghadirkan narasumber dari kalangan alumni Fakultas Pertanian, yang telah terlibat di berbagai kalangan. Seperti politisi dan birokrat untuk mendorong mahasiswa dan alumni lain, agar terlibat dalam menumbuhkan peran pertanian untuk

membangun bangsa,” terangnya. Dekan Fakultas Pertanian, Prof Ir Zainuddin Basri PhD mewakili Rektor Untad Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyio SE MS mengucapkan terima kasih kepada para alumni Untad, yang tetap setia dengan almamater, baik alumni Untad secara keseluruhan maupun alumni Fakultas Pertanian secara khusus yang tahun ini genap berusia 35 tahun. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Untad memiliki banyak alumni yang tersebar di berbagai sektor, terlebih khusus alumni Fakultas Pertanian. Sehingga memiliki peran terhadap pembangunan bangsa Indonesia. Prof Zainuddin Basri juga menerangkan bahwa kegiatan talkshow tersebut untuk memotivasi secara internal agar dunia pertanian maju dan para sarjana pertanian dari Untad, terus berprestasi di berbagai bidang yang digeluti, baik itu birokrasi, politisi, wirausaha, maupun akademisi. “Para alumni Fakultas Pertanian Untad diharapkan mengambil peran penting dalam mengantisipasi masalah pertanian nasional saat ini, termasuk menyukseskan ketahanan pangan nasional. Apalagi hampir semua lini jabatan di pemerintahan daerah baik Provinsi Sulawesi Tengah maupun kabupaten/kota se Sulteng, diisi oleh alumni pertanian Untad,” jelas Dekan yang juga alumni Fakultas Pertanian Untad ini. Ana

Program Studi Pendidikan Olahraga dalam waktu dekat ini direncanakan akan menempati Kampus Universitas Tadulako (Untad) yang berlokasi di Kompleks Bumi Bahari. Hal ini karena selain agar Kampus Bumi Bahari dapat dijaga dan dirawat, juga agar sarana olahraga yang ada di kampus itu dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa Pendidikan Olahraga. Berkenaan dengan itu, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Untad, Dr H Lukman Nadjamuddin MHum, telah berdiskusi langsung dengan Koordinator dan seluruh dosen Program Studi Pendidikan Olahraga. Diskusi terkait persiapan p e m i n d a h a n l o ka s i p e r ku l i a h a n i n i dilaksanakan di Ruang Dekan FKIP, pada Kamis (11/8). Dr Lukman, mengawali diskusi itu menyampaikan bahwa Rektor Untad, Prof Dr Ir Muh Basir Cyio SE MS, memiliki niat agar Kampus Bumi Bahari itu dapat dijaga dan dikelola dengan baik dan intensif. Berkenaan dengan itu, Rektor mewacanakan agar Program Studi Pendidikan Olahraga dapat memanfaatkan lokasi kampus itu sebagai sarana perkuliahan karena selain memiliki jumlah ruangan yang banyak, juga tersedia berbagai sarana olahraga pendukung praktik. “Niat Pak Rektor juga ini sesuai dengan rencana pengembangan fakultas. Ke depan, Program Studi Pendidikan Olahraga ini, jika sudah memenuhi syarat formal, akan disiapkan menjadi satu fakultas tersendiri.

Untuk itu, sebagai tindaklanjut dari arahan Rektor, saya mengajak semua dosen Pendidikan Olahraga berdiskusi di ruangan ini untuk menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan pemindahan lokasi perkuliahan itu,” ujar Dr Lukman. Lebih lanjut, mendengar pemaparan dari Dekan FKIP, seluruh dosen Pendidikan Olahraga menyatakan setuju dengan rencana pemindahan itu. Bahkan, jika akan dipindahkan semester saat ini pun, mereka akan langsung menyiapkan proses itu. “Kami bersedia jika memang dipercayakan memanfaatkan Kampus Bumi Bahari. Namun, sebelum pemindahan ini dilakukan, kami mohon agar sarana perkuliahan maupun sarana praktik dapat disiapkan terlebih dahulu dalam arti baik kelas, kursi, hingga ruang dosen dapat disiapkan,” ujar Drs Hendrik MPd mewakili dosen Pendidikan Olahraga. Berkenaan dengan itu, Dekan FKIP menyampaikan bahwa hal-hal terkait penyiapan sarana perkuliahan dan praktik akan menjadi tanggungjawab fakultas, dan akan dikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan pihak universitas. “Insya Allah, kesediaan ini akan segera saya sampaikan kepada Bapak Rektor. Beliau yang akan memutuskan waktu pemindahan ini. Dalam waktu dekat juga, kami dari pihak fakultas akan meminta kesediaan Bapak Rektor agar kita dapat beraudiens dan berdiskusi langsung terkait persiapan pemanfaatan Kampus Bumi Bahari itu,” jelas Dr Lukman. (tq)


Media

Tadulako

Info Fakultas

Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

13

Hadapi Tantangan Globalisasi, Jurusan P.IPS Laksanakan Seminar Senin (21/08) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) melaksanakan seminar nasional dalam rangka menyikapi berbagai tantangan globalisasi saat ini. Kegiatan yang dilaksanakan di gedung IT Center tersebut dihadiri oleh dekan FKIP Dr H Lukman MHum, para waakil dekan, ketua jurusan P.IPS Dr Charles Kapile MHum, ketua program studi dalam lingkup FKIP, mahasiswa pascasarjana dan guru-guru IPS yang ada di kota Palu.

Ketua panitia pelaksana kegiatan, Abdul Hamid SAg, MPdI, mengatakan bahwa tujuan seminar ini ialah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam seusuai tema yang diangkat. “Ini merupakan momentum penting untuk jurusan pendidikan IPS, sesuai dengan bidang ilmu pembicara kita berharap akan memperoleh gambaran yang menarik sesuai tema yang ada,” ujarnya. Sementara itu, Dr Charles Kapile MHum selaku Ketua Juruan P.IPS memberikan pandangannya

terkait tema yang diangkat dalam seminar ini, menurutnya topik ini sangat penting menyikapi perkembangan zaman. “Globalisasi masih menjadi topik hangat yang diperbincangkan saat ini, ditandai dengan perubahan dalam berbagai bidang, teknologi informasi yang kian maju. Oleh karena itu, guru-guru pendidikan IPS harus mampu membendung dampak negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi tersebut,” jelas dosen prodi Pendidikan Sejarah ini. Lebih lanjut, Dekan FKIP, Dr H Lukman Mhum,

menegaskan pentingya membangun paradigma globalisasi. Selain itu, ia juga turut mengapresiasi terlaksananya kegiatan tersebut. “Semoga dalam seminar ini kita dapat memahami lebih jauh tentang IPS dan peranan guru pendidikan IPS itu sendiri,” ungkapnya. Pada seminar itu menghadirkan pembicara utama, Prof Dr Warsono MS, ketua Himpunan Sarjana Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI) juga menjabat sebagai rektor Univeritas Negeri Surabaya (Unesa). Zl

Gali Informasi Permasalahan SDA, Fakultas Hukum Laksanakan Seminar

Mapala Santigi Kibarkan Merah Putih di Tebing Likunggavali Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Santigi FISIP, bersama Forum Pencinta Alam Pantai Timur (FKPAPT), Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), dan KNPI Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), peringati HUT RI ke 71 dengan mengibarkan Merah Putih di tebing alam Likunggavali desa Uevolo Kecamatan Siniu, pada selasa (17/08). Selain dihadiri ratusan pecinta alam di Kabupaten Parimo dan kota Palu, juga dihadiri Mapala Kabupaten Banggai serta anggota pramuka Saka Wana Bakti Parigi. Idrus, Anggota Dewan Senior Mapala Santigi, yang saat ini menjabat Ketua FKPAPT Kabupaten Parimo, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menambah semangat nasionalisme, dan sebagai ajang silaturahmi dikalangan para pecinta alam seSulawesi Tengah. “Pengibaran bendera ini tidak lain untuk menambah semangat nasionalisme. Juga sebagai ajang silaturahmi bagi kami para pecinta alam dan juga pemuda se-Sulawesi Tengah,” ucap Idrus. Idrus menambahkan, bahwa kegiatan ini akan

dijadikan agenda tahunan dengan ukuran bendera yang akan ditambahkan. “Ukuran bendera yang kami bentangkan di tebing Likunggavali tersebut memiliki panjang 8 meter dan lebar 3 meter lebih”. Pada peringatan HUT RI tahun depan, kami merencanakan menambah ukuran bendera,” imbuhnya. Alumni Pascasarjana Untad ini, mengatakan peringatan momen kemerdekaan tersebut, juga dijadikan sebagai ajang promosi wisata alam. Pasalnya lokasi objek wisata alam Likunggavali yang berpotensi di bidang pariwisata telah dikenal hingga tingkat Asia Timur, namun belum dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda) secara maksimal. “Pemda belum mengelola objek wisata ini dengan baik. Padahal telah disiarkan oleh 3 stasiun TV Nasional.Ya, mungkin saja pihak pemerintah tidak pernah menyaksikan kalau lokasi objek wisata tersebut telah diekspose TV Nasional. Saya berharap potensi-potensi seperti ini dapat dikelola oleh pemerintah. Mungkin dengan melakukan sedikit perawatan,” harap Idrus. era/ikr

mendapatkan fasilitas khusus dari negara sehingga terkadang mengambil hak-hak rakyat. “Kita dapat melihat, seringkali perusahaan BUMN ini medapat fasilitas khusus dari negara, ini seperti pada orba praktik ketidak adilan dalam sumber daya alam,” ungkapnya. Sementara itu, salah satu dosen asal Faultas Dalam kesempatan ini turut hadir dekan Fakultas Hukum Dr Jhony Salam, pemateri Hukum Dr Asmadi Weri SH MH yang juga turut Laurance Bakker PhD dari University if membawakan materi tentang masalah Amsterdam, Dr Muh Nasir SH MH, Dr Muh pertanahan di Indonesia . Menurutnya masih banyak terjadi sengketa pertanahan. Muhdar SH MH. “Masih banyak terjadi sengketa pertanahan, Dekan Fakultas Hukum Dr Jhony Salam dalam sambutannya mengatakan, seminar ini dalam salah satunya sengketa pertanahan karena rangka menjawab kerisauan masyrakat tentang faktor hukum. Dalam hal ini terjadi tumpang tindih peraturan dan regulasi kurang memadai pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA). “Kita patut mengapresiasi terlaksananya menyebankan konflik terjadi,” jelasnya. Selai itu, faktor non hukum juga turut kegiatan ini, yang mana membahas beberapa hal yang menyangkut pengelolaan sumber daya mempengaruhi diantaraanya tumpang tindih alam. Ini merupakan sebuah kepekaan kita penggunaan tanah, nilai ekonomi meningkat sebagai akademisi dalam memberikan solusi serta pertumbuhan penduduk dan kesadaran masyarakat meningkat. bagi masyarakat,” ujarnya. Seminar ini live dengan beberapa universitas Dalam materinya, Dr Muh Nasir SH MH mengkritisi perusahaan BUMN yang sering di Indonesia via telkomferece. ZL Fakultas Hukum Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan seminar nasional dengan mengangkat tema peranan hukum atas problematika dalam pemanfaatan sumber daya alam.


14

Tadulako

Media

Info Fakultas Edisi 74 Agustus 2016 Tahun ke 4

Peringati HMM, Kinesik Adakan Diskusi Publik

Seluruh peserta diskusi publik berfoto bersama pemateri selesai kegiatan

*FOTO : PANITIA PELAKSANA

Dalam rangka memperingati Hari Melek Media (HMM), Komunitas Intelektual Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kinesik) FISIP Untad mengadakan Diskusi Publik pada Kamis (28/07/2016). Diskusi yang mengusung tema “Upgrade Penerapan Media Di Era Digital” ini diselenggarakan di Ruang Senat Gedung Rektorat Lama Universitas Tadulako. Adapun para narasumber yang turut serta dalam Diskusi ini adalah mereka – mereka yang mumpuni dalam pembahasan mengenai perkembangan media saat ini. Di antaranya hadir Indra Yosvidar (Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sulawesi Tengah), Dr. Muhammad Khairil, S.Ag, M.Si

(Koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi), Gerakan Peduli Media, dan Info Kota Palu. Hari Melek Media sendiri merupakan Hari yang diperingati setiap tahunnya oleh Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) pada tanggal 23 Juli. Hari Melek Media ini diperingati dengan harapan bahwa masyarakat dapat memahami media ya n g s e l a m a i n i m e re ka g u n a ka n s e r ta menggunakannya secara bijak dalam kehidupan sehari – hari. Diskusi Publik yang diselenggarakan KINESIK ini lebih khusus membahas mengenai bagaimana kita menggunakan media di era yang serba digital saat ini. Seperti yang diungkapkan oleh Komisioner KPID

BEM FKIP Himbau MABA Tidak Jadi Mahasiswa Kupu-Kupu

Sulteng dalam materinya bahwa fungsi media sebenarnya hanya ada dua yakni informasi dan provokasi. Media merupakan informasi ketika yang dimuat adalah sesuatu yang belum diketahui oleh orang dan bernilai berita. Sementara media merupakan provokator ketika yang diberitakan itu tidak berimbang dan cenderung menonjolkan pihak lain dan merugikan pihak lainnya. “Oleh karenanya, kita harus cerdas memilih media. Pilihlah media seperti memilih makanan. Yang sehat diambil, hindari yang tidak sehat,” terang Indra. Materi lainnya yang tidak kalah menarik dibawakan oleh Dr. Muhammad Khairil, S.Ag, M.Si.

Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi ini menyinggung beberapa hal terkait literasi media dan perubahan sosial. Dalam materinya, beliau mengungkapkan terkait bagaimana media dapat merubah pola hidup manusia dan cara mereka bermasyarakat satu sama lain. Dengan kecanggihan yang ditawarkan teknologi, segala sesuatu menjadi dekat. Segala sesuatu menjadi instan dan lebih mudah. “Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa secanggih apapun sosial media yang kita gunakan tetap saja berinteraksi secara face to face itu lebih menyenangkan dan memuaskan,” tutup Khairil. (kdk)

SEMINAR NASIONAL

Himafar Beri Pemahaman Tentang Kanker Safarudin,S.Si.,M.Farm.,M.Epid.,Apt saat menyampaikan materinya

Gambar kanker (Sumber : health.liputan6.com)

*FOTO : Andi Sitti Hajar / MT

Mengususng tema “Cerdas Akademik, Aktif Berlembaga” Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakalutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP ) Universitas Taduako (Untad) adakan Expo. Kegiatan yang bertujuan mensosialisasikan lembaga-lembaga yang berada di bawah naungan fakultas, maupun program studi (prodi) ini dilaksanakan, pada Kamis hingga Sabtu (4-6/8) di halman depan Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan (Wadek Bidak), Dr. Iskandar.M.Hum, pada saat membuka kegiatan menjelaskan, bahwa melaui kegiatan ini seluruh mahasiswa baru FKIP dapat mengenal lebih jauh tentang lembaga-lembaga yang ada di FKIP berikut program kerjanya masing-masing.”Saya berharap kepada mahasiswa senior agar mengarahkan adik-adiknya dengan baik dan sama-sama menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,”jelasnya. Sementara itu, Faizal Afandi M menjelaskan, bahwa pengenalan terhadap lembaga menurutnya perlu untuk panitia sosialisasikan kepada mahasiswa baru (Maba), agar

nantinya mereka tidak hanya focus pada akademik saja. Tidak menjadi mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang) tapi juga mampu bersosialisasi dan mengembangkan minat dan bakat mereka melalui organisasi. “Banyaknya jumlah lembaga yang ada di FKIP yakni 27 lembaga maka kami panitia merasa perlu untuk melakukan sosialisai pengenalan lembaga melalui Expo tingkat Fakultas. 27 lembaga tersebut masing-masing memaparkan visi misi lembaga, program kerja serta prestasi yang telah mereka raih,” pungkas mahasiswa prodi penddidikan sejarah ini. Selain itu, Faizal juga mengatakan bahwa salah satu dari stand lembaga pada Expo tingkat fakultas kemarin ada yang unik. Diantara banyaknya stand prodi dan lembaga, stand milik Himpunan Mahasiswa Kimia (Himakasi) memamerkan hal berbeda d a r i s t a n d l a i n nya . “ M e r e ka melakukan penelitian langsung di depan Maba tentang Uji efektifitas labu kuning untuk menurunkan kadar asam pada minyak jelantah. Selain itu, panitia bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan donor darah di lingkungan FKIP. Ash

*FOTO : WARDATUL NURJANNAH / MT

Pada sabtu (6/8) Himpunan Mahasiswa Farmasi (Himafar) Untad mengadakan seminar Nasional membahas tentang kanker bertempat di gedung Auditorium Universitas Tadulako (Untad) dengan 889 orang peserta. Kegiatan yang mengangkat tema 'Protect Ourselves From Dangerous cancer' ini merupakan rangkaian kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) ke16 ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) Pembahasan tentang kanker seakan tidak ada habisnya bahkan untuk Sulawesi Tengah sendiri terjadi peningkatan di setiap tahunnya. Dalam p e m a p a r a n n y a Safarudin,S.Si.,M.Farm.,M.Epid.,Apt selaku pemateri pertama memaparkan dari hasil research di RS (Rumah Sakit) Umum Daerah Undata sebagai salah satu RS rujukan di Sulawesi Tengah, pada tahun 2014 terdapat 56 total penderita kanker secara keseluruhan, jumlah ini meningkat pada tahun 2015 yakni terdapat 79 total penderita kanker secara keseluruhan, dan pada tahun 2016 bulan januari hingga Juni

telah terdapat 40 total penderita kanker secara keseluruhan. “Disetiap tahunnya selalu mengalami kenaikan pada penderita kanker, bahkan untuk tahun 2016 sendiri pada bulan Januari hingga Juni telah terdapat 40 total pasien penderita kanker, ini m e ru p a ka n a n gka ya n g sa n ga t menghawatirkan dan kemungkinan angka ini akan terus bertambah. Olehnya itu seyogyanya kita perlu mengetahui apa-apa saja penyebab terjadinya kanker agar kita dapat lebih waspada dan terhindar dari penyakit berbahaya tersebut” pungkas master Epidemiologi itu. Materi kedua di sampaikan oleh kepala instalasi Farmasi dan Praktisi Farmasi Klinis Pediatri Rumah Sakit Cito Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Dra.Rina Mutiara,M.Pharm.,Apt Dalam pemaparannya Rina menyampaikan beberapa cara melakukan pengobatan kanker diantaranya yakni Kemoterapi, Imunoterapi, Radiasi, Pembedahan dan beberapa cara pengobatan lainnya. “Ada dua jenis kanker yakni kanker yang bersifat cair seperti Leukemia dan ada pula kanker yang bersifat padat seperti kanker payudara dan kanker

hati. Ada beberapa cara pengobatan yang biasa dilakukan untuk mengobati kanker diantaranya bisa dengan cara Pembedahan, Radiasi, Kemoterapi, Terapi Biologi, Terapi sel target, Imunoterapi, Terapi hormonal, dan terapi kombinasi. Selanjutnya ada yang namanya evaluasi keberjasilan terapi kanker diantaranya yang biasa di lakukan adalah pemeriksaaan pertanda kanker dalam darah, Rontgen, Mamografi, Ultrasonografi, Endoskopi, Laparoskopi, CT Scan, dan MRI” jelasnya. Di Materi terakhir Guru besar Fakultas Farmasi Unhas (Universitas Hasanuddin) Prof.Dr.rer-nat. Maharani A.Manggau menyoal tentang Potensi Senyawa Aktif Anti Kanker dari Tumbuhan terhadap Tingkat Keberhasilan Penyakit Kanker. Dalam p e m a p a ra n nya P r o f . M a h a ra n i menuturkan bahwa ada beberapa jenis makanan yang dapat di gunakan sebagai anti kanker diantaranya adalah makanan-makanan yang mengandung anti inflamasi, antioksidan, dan dapat j u ga m e n c e ga h ka n ke r d e n ga n melakukan diet ketat. (Wrd)


Media

Tadulako

Akademisi Bicara Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

15

Prof. Ir. Burhanudin Sundu, M.Sc.Ag, Ph.D Ketua Panitia Dies Natalis-35 Untad

M E N J A G A T R U S T U N I V E R S I TA S Tepat 18 Agustus yang lalu, Universitas Tadulako genap berusia 35 tahun. Dalam perjalanannya, kampus ini melewati sejumlah episode sejarahnya. Pada jejak-jejak waktu itu, kita menemukan potongan-potongan kisah yang menjadi bahan berkaca masyarakat yang sekarang mendiami kampus ini. memperingati momen Dies Natalis Untad tahun ini, Media Tadulako mewawancara Prof Burhanudin Sundu, tenaga pengajar yang juga pernah menjadi bagian dari kampus ini berdiri. Saat itu, Dosen Fakultas Pertanian ini tengah menjalani masa-masa sebagai mahasiswa. Berikut petikan wawancara Reporter Media Tadulako, Wandy Latoko bersama Prof Burhanudin Sundu

? Untad Genap berusia 35 tahun, apa arti angka ini menurut bapak ?

...

Jika kita kembali melihat ke belakang, 35 tahun silam, akan terlihat jelas bagaiamana perkembangan Universitas Tadulako. Baik dari aspek fisik, sumber daya manusia, maupun fasilitas sarana dan parsarananya. Mari kita tengok yang paling jelas terlihat secara kasat mata, yakni dari segi fisik. Pada puluhan tahun sebelumnya, bangunanbangunan dikampus ini masih sangat sederhana. Jumlahnya yang masih minim, sangat mudah dihitung dengan jari dan jaraknya pun saling berjauh-jauhan. Namun kini seperti yang kita saksikan, gedung-gedung sudah banyak dan bertingkat-tingkat. Begitupun jika kita melirik dari sisi kebersihan, kampus kita semakin tampak cantik dan rapi. indah dipandang mata. Begitupun dengan persediaan air yang telah cukup melimpah. Tidak susah lagi memperoleh air seperti puluhan tahun silam. Tidak hanya fisik, dari aspek SDM kita juga sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kita bisa berkaca pada jumlah dosen yang bergelar Profesor, mencapai 40 %, begitupun dengan yang bergelar Doktor telah mencapai sekitar 50 % dari total keseluruhan dosen yang ada di Kampus ini. Dari sistem pembelajaran, kita pun saat ini sudah menggunakan sistem elektronik. Dalam pencarian informasi seluruh civitas akademika dan mahasiswa dapat mengaksesnya dengan mudah. Hampir pada semua spot di kampus ini sudah dijangkau oleh jaringan internet. Dan itu sangat menunjang pengembangan kapasitas kampus ini. Belum lagi bila kita menengok prestasi-prestasi yang telah diraih dan telah membawa harum nama intitusi ini baik di level lokal, nasional

hingga ke level internasional. Demikian kerjasama yang dilakukan antara Universitas Tadulako dengan universitas dalam negeri, maupun universitas luar negeri. Bahkan telah 2 tahun berturut-turut belakangan ini, kampus kita menerima mahasiswa asing. Ini suatu kebanggaan untuk kita semua tentunya.

? Dies Natalis tahun ini mengangkat tema “Penguatan trust institusi melalui supporting devices�, apa targetnya ?

diluar kelas. Ketika ada mahasiswa yang mengkiuti debat, ikut pertandingan olahraga, pentas seni dan lain sebagaianya. Tidak usahlah harus juara,minimal ikut, setidaknya itu juga merupakan bagian dari peran mahasiswa, syukur bila mendapat juara. Adapun peran dalam bentuk-bentuk penyampaian aspirasi melalui demo misalnya, sesungghnya tidak ada masalah. Namun mari melihat efektivitasnya. Terlepas dari status legal atau tidaknya tindakan tersebut. Tidak ada yang menjamin cara yang demikian akan efektif dalam memberikan solusi pemecahan terhadap masalah yang dihadapi.

... Peringkat

Untad yang berada pada peringkat ke 43 sebagaiamana yang dilaporkan oleh 4ICU, juga adanya mahasiswa asing yang datang untuk belajar menimba ilmu dikampus ini mengindikasikan bahwa kita dipercaya hingga ke masyarakat internasional. Kita menjadi salah satu institusi yang dipercaya diantara sekitar 3000-an institusi perguruan tinggi yang ada di seluruh Indonesia. Meningkatkan trust bukanlah hal yang mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Mencapai tahap ini merupakan suatu perjalan panjang. Untuk itu, Trust ini harus sedianya kita jaga. Sebaliknya, jika ingin menghancurkan trust ini, waktu yang dibutuhkan hanya dalam hitungan beberpa menit saja. Pada intinya, bagaiamana kita semua sebagai bagian dari institusi ini berusaha untuk menjaga dan mengokohkan kepercayaan. Tentunya, hal ini membutuhkan kerjasama yang baik untuk kemajuan kampus yang tercinta ini.

?

Bagaiamana cara menjaga Trust ini?

... Memaksimalkan peran dari setiap kita melalui peran masingmasing. Setiap elemen yang ada di institusi ini harus bekerjasama. Tidak boleh hanya seorang atau segelintir orang saja. Siapapun dia, seyogyanya harus bekerja sebagaiamana tugas dan fungsinya secara maksimal. Ketika ada yang tidak mengambil atau memainkan peran sebagaimana fungsinya, maka sesungguhnya yang bersangkutan sedang tidak berusaha untuk menjaga trust ini. Misalnya, sebagai dosen mempunyai tugas mengajar, meneliti, menulis, dan kemudian mempublikasikan tulisan tersebut, itu peran yang bisa dimainkan oleh dosen misalnya. ? Apa yang bisa dilakukan mahasiswa untuk juga menjaga Trust yang bapak maksud ?

... Kegiatan

mahasiswa dapat kita pilah menjadi dua, yaitu kegiatan intra dan kegiatan ekstra. Mahasiswa harus mengebangkan kedua bagi ini. Selain aktif dikelas, mahasiswa juga sebaiknya aktif

? ini?

Apa catatan bapak di usia kampus yang minginjak 35 tahun

...

Kita tentu harus terus melakukan evaluasi. Kegiatan tanpa evaluasi akan kehilangan substansi. Dengan adanya evaluasi kita dapat mengetahui titik lemah. kita tahu bahwa masih ada persoalan, kita tahu bahwa kita bisa maju lebih cepat dari sebelumnya. Berbicara evaluasi maka yang dimaksud adalah koreksi secara menyeluruh oleh semua pihak yang merupakan bagian dari institusi ini. Seperti halnya dosen. Yang menjadi pertanyaan ialah, apakah Dosen sudah memainkan peran yang sesungguhnya? Sebagaianama dosen dituntut untuk mengajar, meneliti, menulis. Apakah ketiga ranah ini sudah dilakukan? atau masih ada yang belum. Jika memang belum, maka perlu ada koreksi secara internal agar berbut yang lebih lagi kedepnnya. Jika ini dilakukan secara kolektif oleh semua dosen ataupun oleh semua stakeholder yang ada di institusi ini. Bila itu terjadi, dapatlah diibaratkan bahwa kita sedang mendorong sebuah mobil secara bersama-sama. Apatah lagi yang mendorong ini SDM sebanyak 2000-an staf universitas, 30000-an mahasiswa. Maka hampir bisa dipastikan, institusi ini akan bergerak dengan kecepatan yang tinggi.

?

Apa harapan Bapak selaku ketua Panitia Dies Natalis Untad ke-35 ini? ... Tentunya, di usia yang ke 35 harapan saya dan sekiranya juga menjadi harapan kita semua, Untad akan menjadi lebih baik, lebih jaya, semakin maju. Dan hal ini akan data terwujud hanya jika semua bagian dari institusi ini saling bekerjasama. Saya mengutip syair dari Syeh Muhammad Abdi, Ia mengatakan “Kita tidak bisa sukses jika tidak ada kekuatan. Dan kita tidak bisa punya kekuatan jika tidak ada kebersamaan.� Olehnya itu, mari kita bangun kebersamaan. Sebab, menggenggam dengan lima jari lebih kuat daripada dua jari. Ayo kita libatkan diri tanpa perlu diminta, siapa saja dan siapapun dia, yang merasa bagian dari keluarga besar Universitas Tadulako dengan memainkan secara maksimal peran kita masing-masing.� (Wn/af)


16

Media

Flash News

Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

Tadulako

*FOTO : DOKUMENTASI PANITIA Para panitia Lomba Cepat Tepat Biologi (LCTB) saat berfoto bersama kepala sekolah MTs. Negeri Palu Selatan dalam pelaksanaan LCTB tingkat Kota Palu.

Himabio Gelar LCTB Antar SMP/MTs Se-Kota Palu Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) FKIP Untad bekerja sama dengan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Palu Selatan gelar Lomba Cepat Tepat Biologi tingkat SMP/MTs Se-Kota Palu. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara dari HUT Kemerdekaan RI dan HAUL MTs Negeri Palu selatan yang ke 19 dengan jumlah tim sebanyak 17 tim, dan juara diraih oleh SMP AlAzhar Palu dan MTs Palu Selatan, pada Senin s/d Rabu (1-3/08), di Gedung Islamic Center. Dwi Setyo Rini, Panitia LCTB mengatakan bahwa para mahasiswa yang menjadi panitia merasakan suasana yang sangat berbeda dari sebelumnya, dikarenakan sebelumnya Himabio sering

melaksanakan kegiatan di dalam kampus. Tapi kali ini mulai keluar dan bekerja sama dengan masyarakat dalam hal ini sekolahsekolah. Ini membuktikan pencapaian semua poin dalam Tri Darma Perguruan Tinggi teah berhasil mereka kerjakan “Saya merasakan atmosfer yang berbeda ketika melaksanakan kegiatan ini, karena yang sebelum-sebelumnya hanya seputar lingkungan kampus. Namun kali ini di lingkungan sekolah, sehingga kami merasakan bahwa pencapaian poin ke-3 dari Tri Darma Perguruan Tinggi telah benar-benar terealisasi dengan baik. Dan juga harapan kami kedepannya ingin menaikkan level LCTB ketingkat Provinsi Sulawesi tengah,” terang mahasiswi angkatan 2013 tersebut. Ana

Pelatihan Jurnalistik,

Dekan Gaungkan Fakultas Hukum Tanpa Narkoba.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di tahun ini Fakultas Hukum melaksanakan tes urin bagi mahasiswa baru, Senin (15/8). Tes Urin tersebut bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Tengah. Kegiatan yang di gelar di Dekanat Fakultas Hukum tersebut dihadiri langsung Dekan Hukum, Dr. Johnny Salam, SH, MH.

Menurut Dr. Johnny Salam, kegiatan tes urin tersebut merupakan bentuk komitmen pimpinan Fakultas Hukum dalam ikut mendukung program pemerintah Republik Indonesia, yakni Indonesia Tanpa Narkoba. Sehingga komitmen itu diwujudkan dengan menggaungkan Fakultas Hukum Tanpa Narkoba. Wnd

SII AKBAR 2016, SUARAKAN INDONESIA TANPA PACARAN

Selasa (23/08), Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Mahasiswa Universitas Tadulako (LDK UPIM Untad) kembali menggelar Event besar tahunannya, yakni SII Akbar 2016. Secara khusus, di SII Akbar ke-2 ini LDK UPIM menyuarakan gerakan indonesia tanpa pacaran. Tidak tanggung-tanggung, narasumber yang didatangkan ialah Laode Munafar, penulis buku “Indonesia Tanpa Pacaran”. Dalam materinya Laode menyampaikan, “pacaran” hanya akan kunjungan media di Radar Sulteng, Selasa membuat pelakunya membuang-buang waktu secara percuma (16/8), sekaligus menerima materi untuk hal yang tidak menghasilkan manfaat. Bahkan akan tambahan, teknik penulisan feature. menimbulkan masalah sosial, ekonomi, dan yang lebih pasti Wandi, salah satu reporter Media Ta d u l a k o , m e n y e b u t k a n b a h w a Pelaksanaan pelatihan jurnalistik tersebut bagian dari rekruitmen reporter baru Media Tadulako. Setelah mengikuti pelatihan,menurut Wandi, para peserta akan menjalani magang di Media Tadulako selama 3 bulan. Selama itu, akan dilakukan proses seleksi internal untuk menentukan reportet tetap yang akan mengukir karya jurnalistiknya di kampus Universitas Tadulako. Ikr

Media Tadulako Bekali Calon Jurnalis Muda Tadulako Media Tadulako kembali melakukan Pelatihan Jurnalistik bagi calon jurnalis muda tadulako, pada sabtu (13/8). Kegiatan yang digelar di Ruang Kerja Media Tadulako tersebut diikuti 15 mahasiswa dari berbagai Fakultas dalam lingkungan Universitas Tadulako. Peserta yang ikut dalam kegiatan tersebut terlebih dahulu melewati seleksi berkas, terutama seleksi tulisan. Dalam kegiatan yang berlangsung selama sehari itu, menyajikan materi utama jurnalistik, Manajemen Redaksi Media Tadulako, Fotografi Jurnalistik dan teknik penulisan berita. Para peserta juga diikutkan dalam

Tes Urin Mahasiswa Baru,

dan parahnya hanya menghasilkan dosa besar. Kegiatan yang pesertanya sebagian besar mahasiswa baru tersebut, Laode juga memberikan motivasi dan tips untuk meraih mimpi dan menjadi pemuda yang sukses. “langkah yang dapat kita lakukan yaitu kenali diri, membiasakan diri, menikmati proses, dan yang terpenting ialah berusaha untuk senantiasa mendekatkan diri pada Allah SWT,” tuturnya. Acara yang dihadiri ribuan peserta itu, dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Untad, Prof Dr Hj Djayani Nurdin SE MSi. Dan kegiatan tersebut ditutup dengan agenda shalat ashar secara berjamaah. Wn

TES KESEHATAN KKN

Kedepankan Budaya Antri Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Tadulako (Untad) dan Tim Bantuan Medis (TBM) Axis Untad bekerjasama dengan LPPM dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Untad. Peran RSP Untad dan TBM Axis antara lain melakukan pemeriksaan kesehatan peserta KKN secara umum yang meliputi anamnesa (anamnesis) riwayat penyakit, tekanan darah, tanda-tanda vital serta tes buta warna. Direktur Rumah Sakit Pendidikan Untad, Dr. dr. Sabir mengatakan bahwa dalam tes kesehatan ini mahasiswa haruslah bersabar dikarenakan banyaknya mahasiswa yang mendaftar bahkan sampai ribuan dibanding dengan jumlah tim medis yang berjumlah puluhan orang saja. “Kami menghimbau kepada para mahasiswa yang akan melakukan

tes kesehatan agar lebih Tes kesehatan mahasiswa KKN oleh Tim Bantuan Medis (TBM) Axis Untad bersabar dan yang dilaksanakan selama 5 Hari di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Untad menanamkan budaya antri. Budaya antri ini. “Sebagai orang yang berpendidikan seharusnya para adik-adik sangat penting, jika setiap orang dapat memahami pentingnya mahasiswa lebih bersabar dalam mengantri. Dikarenakan masih mengantri, tentu tidak perlu berdesak-desakan, dan pastinya akan banyak kegaduhan dalam mengantri dites kesehatan kemarin, olehnya lebih tertib dalam melakukan kesehatan,” himbaunya. itu, belajar dari hal tersebut, kami dari pihak rumah sakit telah Kegaduhan yang terjadi saat calon peserta KKN angkatan 74 tengah membuat daftar nomor antrian yang dibantu oleh pihak security mengantri, dosen kedokteran ini sangat menyayangkan akan kejadian Untad, agar mahasiswa lebih tertib lagi pada saat pengantrian. Agar itu. Menurutnya mahasiswa sebagai seorang yang memiliki pendidikan kegaduhan tidak terulang kembali,” pungkasnya. Ana yang tinggi seharusnya dapat mengutamakan norma atau budaya antri


Media

Tadulako

Mimbar Mahasiswa Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

17

Pertukaran Pemuda Antar Negara

Launching Sahabat Beasiswa Palu hadirkan 3 pemuda Inspiratif Sulteng Now everyone can get scholarship, merupakan tagline yang menjadi tema acara Talkshow Beasiswa dan Grand Launching Sahabat Beasiswa (SB) Palu, sabtu, 13 Agustus kemarin. Kegiatan yang dibuka langsung oleh Pembina SB Palu, Dr. Ir. Muh. Nursangadji, DEA ini bertempat di ruang senat lama Universitas Tadulako (Untad). Ketua SB Palu, Yulizar Pramudika menjelaskan, bahwa Komunitas Sahabat Beasiswa pertama kali dibentuk pada 15 desember 2013 oleh Radyum Ikono, B.Eng, M.Eng. Ikono sepulang menempuh pendidikan di luar negeri, hampir setiap minggu menerima permintaan untuk memeriksa aplikasi beasiswa seperti, CV, Motivation letter, dan lain sebagainya. Animo yang cukup besar tersebutlah yang membuat Ikono dan beberapa teman penerima beasiswa asal Indonesia lainnya kemudian bersepakat membentuk komunitas yang mereka beri nama Sahabat Beasiswa.”Alhamdulillah komunitas SB kini memiliki 21 chapter di berbagai kota di Indonesia, dan Palu menjadi chapter ke 21. Hal ini membuktikan, bahwa Palu juga memiliki banyak pemuda-pemudi yang sudah mendapatkan berbagai jenis beasiswa dan siap berbagi ilmu dalam komunitas ini,” jelas salah satu dosen di prodi Ilmu Adminitrasi, Fisip Untad ini. Acara yang terlaksana atas kerja sama antara volunteer SB Palu dengan beberapa pihak seperti Banua Mentor, Media Tadulako, Baju ketasku, AnakUntad.com ini disambut dengan antusiasme peserta yang sangat tinggi. Hal tersebut terlihat dari jumlah peserta yang melebihi target dari jumlah peserta yang diperkirakan. Peserta yang hadir sekitar 150 orang mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas yang ada di tanah kaili ini. Seperti Untad, Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Datokarama Akbid Graha Ananda, dan STIE. Acara yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam

tersebut, menghadirkan pembicara-pembicara inspiratif asal Sulteng yang telah mendapat berbagai beasiswa. Seperti Gunawan Primasatya, Pemuda asal Poso merupakan alumni YSEALI (Young Southeast Asian Leaders Initiative). YSEALI merupakan program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat dengan tujuan untuk menjaring pemimpin-pemimpin muda dari negara ASEAN, dan salah satunya adalah Indonesia. Program ini diluncurkan oleh Presiden Barack Obama pada tahun 2013. Selanjutnya, Rahmat Aris Pratomo. Pria yang menyelesaikan pendidikan TK hingga SMA di Palu ini merupakan penerima beasiswa Kemendiknas di Universitas Diponegoro (S2), Stuned Belanda (S2) dan akan melanjutkan S3 dengan beasiswa LPDP di Utrecht University, Belanda. Aris juga merupakan salah satu dosen di Fakultas Teknik Untad. Dan pembicara terakhir, Riady Ibnu Khaldun pemuda asal Palu yang merupakan penerima beasiswa Pemda (S1), kemudian menerima beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk S2 dan merupakan kandidat doctor di Untad. Ketiga pembicara tersebut memberikan materi mengenai banyak hal yang berkaitan dengan beasiswa dan studi abroad. Selain itu, mereka juga berbagi tips dan trik mendapatkan beasiswa dan berbagi pengalaman selama berkuliah di Luar Negeri. Ketua SB Palu, saat ditemua di akhir acara, berharap dengan diresmikannya SB chapter Palu ini bisa menjadi sarana dalam menyebarkan informasi beasiswa kepada mahasiswa yang berada di kota Palu serta sebagai wadah untuk meningkatkan kapabilitas masyarakat Palu yang memiliki niat dan rencana untuk study abroad maupun dalam negeri dengan bantuan beasiswa. Hal ini sesuai dengan visi SB yaitu menjadi organisasi penyedia informasi beasiswa nomor 1 di Indonesia. Ash

n a k k u j n u T s a Tiga Fakult Kreatifitas 6 1 0 2 k i m r O m a l Da

4 Mahasiswa Untad Wakili Sulawesi tengah Sebanyak empat mahasiswa program studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahun (FKIP), Universitas Tadulako (Untad) akan mengikuti program Pertukaran Pelajar Antar Negara (PPAN). Kegiatan tersebut merupakan program tahunan dari Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia. Dan pada tingkat provinsi, pengelolaan administrasi PPAN ditangani langsung oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) masing-masing provinsi, bekerjasama dengan Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) sebagai organisasi perhimpunan alumni PPAN. Keempat mahasiswa tersebut adalah Aidila Putri Utami dan Muh. Arasy Khairul (2012) mengikuti program Indonesia-China Youth Exchange Program (ICHYEP), Magfirah Rais M Lagela (2012) : program Asia Student Visit India (ASVI), serta Moh. Rivaldi (2013) : program Indonesia-Korea Youth Exchange Program (IKYEP) Mereka telah mengikuti beberapa proses seleksi. Diantaranya seleksi berkas, wawancara hingga karantina. Selain itu, para peserta harus memiliki kemampuan seni dan budaya Indonesia atau keterampilan yang dapat dikontribusikan untuk program ini. Misalnya, fotografi, film making, menulis, public speaking, membatik atau keterampilan lainnya. Salah satu peserta, Muh. Arasy Khairul saat ditemui pada selasa (16/8), mengaku sangat bersyukur karena telah menjadi salah satu peserta PPAN asal Sulawesi Tengah (Sulteng), setelah sebelumnya mengikuti seleksi PPAN sebanyak tiga kali. “Pada saat seleksi tingkat Provinsi oleh Dispora dan PCMI, saya sempat ikut dan lolos

Mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) menunjukkan kreativitas mereka dalam Orientasi Akademik (Ormik) tahun ini. Tiga fakultas itu yakni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Teknik. Dengan jumlah mahasiswa baru dua ribu orang lebih, mereka berhasil membentuk tulisan “FKIP UNTAD JAYA” dengan latar merah putih. Sedangkan Fekultas Ekonomi dan Bisnis membentuk tulisan “FEKON 16” dengan background putih dan Fakultas Teknik sukses membentuk formasi “FATEK 16” dengan warna dominan ungu. Dengan adanya formasi-formasi di fakultas, hal tersebut merupakan bentuk mulai meningkatnya kreatifitas mahasiswa Untad.

hingga proses karantina. Namun, hasilnya belum sejalan dengan harapan saya. Padahal saya sudah berusaha yang terbaik,” jelas mahasiswa yang baru saja yudisium ini. Lebih lanjut, Mahasiswa yang aktif di berbagai organisasi seperti Forum Indonesia Muda ini kembali berkisah, bahwa 2 bulan setelah seleksi tingkat provinsi, yaitu pada bulan Juli, Kemenpora bekerjasama dengan Anakmuda.net kembali membuka seleksi PPAN via online dengan program ICHYEP. Mendengar informasi tersebut, Arasy kembali bersemangat dan merasa tertantang untuk ikut, dengan harapan kali ini harus lolos. “Waktu itu saya tengah sibuk dengan tugas akhir untuk ujian skripsi. Tapi waktu itu tekad saya sangat kuat. Jadi saya fokus pada keduanya. Sambil mempersiapkan ujian akhir, saya segera melengkapi segala persyaratan tes, salah satunya sertifikat TOEFL/IELTS. Seleksi online via Anakmuda.net hampir sama dengan seleksi di tingkat provinsi. Bedanya, saat wawancara via skype dan beberapa tambahan tes lainnya,” ungkap Arasy. Menurut Arasy, dari 5700 pendaftar di seluruh Indonesia tersaring 211 peserta di tahap administrasi termasuk dirinya dan lima orang lainnya dari Sulteng. Kemudian di tahap kedua, peserta harus mengirim post activity kepada panitia dengan batasan 5 slide, yang di dalamnya dijelaskan tentang hal-hal apa saja yang akan peserta lakukan untuk daerahnya setelah mengikuti program ini. Pada tahap kedua tersaring 50 orang, termasuk Arasy dan 3 orang lainnya dari. Kemudian, di tahap ketiga tersaring menjadi 27 orang, dan mengikuti tahap wawancara, dan ditentukan 20 orang peserta resmi mengkuti program ICHYEP dan salah satu dari orang yang beruntung itu adalah Arasy. Ash

Dekan FKIP Dr Lukman MHum juga turut menaggapi formasi tersebut dalam akun Facebook miliknya. “Saling memahami peran dan komunikasi yang dialogis dengan adik-adik mahasiswa membuat sukses pelaksanaan ormik di FKIP,” tulis Dr Lukman. Sejak di posting dalam akun sosial media Instagram Soal Palu beberapa hari yang lalu, Beragam respon dan tanggapan masyarakat dengan formasi ini mereka menyatakan kebangganya dengan kreatifitas mahasiswa. “Terharu ketika puncak pengambilan gambar, jempol yang tak terhingga buat panitia-panitia ormik di FKIP,” tulis akun Yuni_Puspita menaggapi postingan yang telah memiliki 3000 lebih like tersebut.Zl


18

Tadulako

Media

Resensi Edisi 74 Agustus

2016 Tahun ke 4

Sejarah Pahlawan Daerah Sulawesi Tengah Penulis : Syakir Mahid – Yufni Bungkundapu – Kristian Tinjabate – Haliadi Sadi Resensor : ZULKIFLI (Mahasiswa PPKn FKIP Untad) Judul buku ini ialah Sejarah Pahlawan Daerah Sulawesi Tengah, jika melihat sepintas dari desain covernya buku ini menggugah semangat para pembacanya dengan background merah-putih. Secara samar-samar terlihat ada beberapa pucuk senjata api tempo doeloe membuat kita serasa berada dalam perjuangan dengan semangat yang berkobar-kobar. Buku yang dicetak atas kerjasama Pusat Penelitian Sejarah Lemlit Untad dan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah Provinsi Sulawesi Tengah ini, dengan sangat jelas menggambarkan bagaimana kondisi pergerakan para pejuang lokal yang ada di daerah. Buku ini memuat tokoh-tokoh pejuang Sulawesi Tengah sejak masa Hindia Belanda, Pendudukan Jepang masa revolusi hingga orde lama. Buku ini juga menegaskan meskipun hingga saat ini belum ada pejuang lokal Sulteng yang diangkat menjadi pahlawan nasional akan tetapi mereka sebenarnya berjuang u n t u k ke m e rd e ka a n I n d o n e s i a . Beberapa diantaranya seperti Umana Soli dari Pekurehua, Marunduh Datu Ritana dari mori, Laginda dari Banggai, Tombolotutu dari Moutong dll. Selain perkembangan politik di Midden Celebes (Sulawesi Tengah), buku ini juga mendeskripsikan komunitaskomunitas kerajaan yang ada di Sulteng sebagai dasar perkembangan komunitas gerakan perlawanan masyarakat di

daerah ini. Buku yang ditulis pada tahun 2013 tersebut juga meyampaikan kepada khalayak bahwa ideologi pahlawan daerah Sulawesi Tengah sama dengan ideologi yang dimiliki oleh para pejuang yang ada di daerah lain. Pada BAB II buku ini, meceritakan awal mula pendudukan kolonial di bumi tadulako tepatnya pada tahun 1880. Awal mula belanda masuk di Sulteng mereka belum mampu menguasai secara utuh dikarenakan kerajaankerajaan yang ada masih mempertahankan aturan-aturan adat yang mereka jalankan. Meskipun demikin Belanda juga menguasai dan menaklukkan seluruh kerajaan hingga akhirnya pada tahun 1905-1918 daerah ini diarahkan menjadi tiga pusat pemerintahan yakni bahagian Barat Sulteng mulai Donggala hingga Buol Tolitoli menjadi bagian dari Gubernur Sulawesi yang pusat pemerintahannya berkedudukan di Makassar. Bagian Timur yakni wilayah Parigi Moutong sampai Poso menjadi keresidenan Sulawesi Utara dengan pusat pemerintahan di Manado, sementara Poso bagian timur tenggara dan Banggai pusat pemerintahannya berada di Buton. Pada masa pendudukan Jepang, juga diterapkan sistem pemerintahan ala J e p a n g . D e n ga n d i ke l u a r ka n nya Undang-Undang nomor 27 dan 28 tanggal 5 Agustus 1942 yang mengatur sistem pemerintahan untuk menggantikan sistem yang telah dibentuk Hindia Belanda. Dalam pergerakan pejuang lokal salah

satu organisasi yang memiliki peran penting ialah Saarekat Islam. Organisasi ini didirikan di Kerajaan Palu pada tahun 1917 dan pengurus wilayahnya dilantik langsung oleh H.O.S Tjokroaminoto sedangkan pimpinan Sarekat Islam di Palu masa itu ialah H Yoto Daeng Pawindu. Hadirnya Sarekat Islam di Palu mendapat sambutan hangat masyarakat Palu, melihat kondisi tersebut pmerintah kolonial menganggap kehadiran Sarekat Islam sebagai ancaman bagi mereka. H Yoto Daeng Pawindu yang tinggal di Pewuni mengajak pengikutnya menolak kerja paksa dan bayar pajak yang diterapkan oleh penjajah. Akibat tindakannya tersebut H Yoto Daeng Pawindu dan Abd Rahim Pakamundi yang menjabat sekretaris Sarekat Islam ditangkap dan dibuang ke Bandung serta mendekam di penjara Sukamiskin Bandung Jawa Barat. Di tempat pengasingan itulah ia bertemu Bung Karno sehingga sekembalinya dari Bandung H Yoto Daeng Pawindu membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI). Singkatnya sebagai peresensi, buku ini sangat saya rekomendasikan untuk kita baca. Selain menceritakan keadaan Sulteng masa lalu juga menambah rasa nasionalisme kita. Sebagai warga negara yang merdeka, kita akan menyadari betapa sulitnya perjuangan para pendahulu kita yang tidak hanya melawan penjajah tetapi juga orang kita yang berkhianat kepada bangsa sendiri.

14 PEJUANG SULTENG YANG BERSEJARAH DALAM PERJUANGAN BANGSA. Judul Buku : 14 Tokoh Bersejarah Provinsi Sulawesi Tengah Penulis : Haliadi sadi & Jamrin Abu Bakar Editor : Handoko Penerbit : Pusat Penelitian Sejarah Lemlit Untad Bekerja sama dengan : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah Dekstop Publiser : Pena Persada Yogyakarta Halaman : 138 Halaman Resensor : Muh Yasin *Mahasiswa Fakultas Kehutanan Untad Satu lagi buku yang menjadi khazanah ilmu pengetahuan sejarah kita. “14 Tokoh Bersejarah Provinsi Sulawesi Tengah,” menjadi satu buku penting yang bercerita tentang pejuang lokal Sulawesi Tengah, baik perannya dalam merebut kemerdekaan, mengusir penjajah hingga mempertahankan kemerdekaan. 14 tokoh perjuangan itu ialah, Wongko Lemba Talasa, T.S Bullah, Theo Tumakaka, Datu Pamusu, Tanjumbulu, Idrus Al Habsyi, Tjatjo Idjazah, Dg. Maraja Lamakarate, Joto.Dg. Pawindu, Nicholas Pelima, Ny. N. Ngeawu dan Masialo Tonigi. Ke e m p at b e l a s to ko h tersebut merupakan pejuang hebat Sulawesi Tengah yang hampir-hampir tidak diketahui oleh generasi muda saat ini. Kehadiran buku ini di tengah –tengah kita sangatlah tepat, untuk menggugah kembali semangat kebangsaan kita dan semangat kedaerahan kita, bahwa ternyata

Sulawesi Tengah punya banyak tokoh, punya banyak pejuang, punya banyak pahlawan yang wajib diteladani semangat juangnya. Saat kita mulai membaca buku ini, pasti kita akan merinding, seakan terbawa pada suasana perjuangan saat itu. Atmosfer merebut kemerdekaan, artmosfer m e n g u s i r p e n j a j a h , at m o sfe r mempertahankan kemerdekaan, menjadi kekhasan buku ini. Buku yang ditulis oleh dua penulis sejarah terkemuka di Sulawesi Te n ga h i n i , m e r u p a ka n h a s i l penelitian mendalam mengenai sebagian tokoh pejuang merah putih yang terbentuk semasa revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan dan tokoh pejuang yang tergabung dalam GPPPST Donggala dan GPST Poso. Kedua organisasi ini merupakan cikal bakal tempat berkumpulnya para to ko h p e j u a n g u s a h a - u s a h a pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah baik secara fisik maupun secara diplomatis kenegaraan. Buku inipun mendapat

respon positif pemerintah daerah. Sebagaimana kutipan sambutan Gubernur Sulawesi Tengah, H Longki Djanggola, “Penerbitan buku yang membahas profil dan perjuangan 14 tokoh bersejarah Sulawesi Tengah ini akan menambah bahan sumber dan bahan bacaan masyarakat, terutama dikalangan generasi muda untuk mengingat kembali kekayaan sejarah Sulawesi Tengah di masa lalu. Olehnya itu, adanya buku ini merupakan sebuah tanggung jawab untuk m e l i h at ke m b a l i p e r j u a n ga n perjuangan tokoh-tokoh terkemuka Sulawesi Tengah masa yang lalu.” Akhirnya, buku yang kaya akan inspirasi kehidupan para pejuang lokal ini, sangat recommended untuk dibaca oleh semua kalangan. Terkhusus kalangan muda di provinsi ini. Semangat juang para pejuang kita dahulu harus juga mengalir di darah anak anak muda daerah ini, agar generasi muda kita menjadi generasi muda hebat, yang kelak juga menjadi pejuang daerah selanjutnya.


Media

Tadulako

Cerpen Edisi 74 Agustus 2016

Tahun ke 4

19

Puisi UNTUK NEGERIKU . . . Karya : Dwi Setyorini

Kala itu Langit hitam kelam Air berwarna merah Tanah-tanah kering layaknya gurun pasir Teng-tengasing lalu lalang di jalan-jalan Tangis-tangis terdengar bagaikan lagu di telinga Banyak kelaparan hingga diantaranya tergeletak tak berdaya Almamater ini yang berlumuran darah Para lelaki berjuang hidup dan mati Berjuang hingga darah tidaklah berharga Para pekerja yang dipaksa tanpa imbalan Untuk menghidupi mereka yang berseragamkan Negara itu Mereka yang datang silih berganti membawa kesengsaraan di negeri ini Dan sekarang langit telah membiru Air menjadi jernih Almamater ini bukti cendikiwan kami Perjuangan belumlah usai ketika mereka pergi Karena kita masilah terjajah dinegeri sendiri Perjuangan mengatasi kemiskinan, kebodohan, narkoba Dan perjuangan membasmi paratikus-tikus berdasi yang berkeliaran Ini untuk negeriku, INDONESIA. *penulis adalah mahasiswi pend. biologi FKIP Angkatan 2013/ Pengurus himpunan mahasiswa pend. Biologi FKIP

Media Tadulako

04 April 2006

Karya : Fatmawati R. Pontoh (Almarhumah)

Sabtu pagi yang dingin…. Rasanya malas untuk bangkit dari pembaringanku, kututup telingaku rapat-rapat saat jam weker di meja kecil dekat pintu masuk itu berbunyi keras. “Akh…ngantuk,” ucapku sambil menguap. Semalam aku begadangnya sampe jam 3. Bukan untuk menyaksikan pertandingan benda bundar itu, bukan juga untuk menyelesaikan tugas rutin aku seperti biasanya di depan benda ajaib ini. Bukan! Hmm, sebuah perasaan yang sulit untuk kuungkapkan. Semalaman aku disibukkan nomor baru yang masuk tanpa sengaja dan tanpa salam pula di handphone kecil milikku. Penasaran! sudah 5 kali terkirim sebuah sms dengan kata-kata yang sama. Dil.. Ini aku!. Orang yang pernah menjadikanmu peri kecil itu. “Akhh nih siapa lagi!,” Gumamku kesal. Setelah sebelumnya aku selalu mendapat sms yang sama tetapi dari nomor yang berbeda. “Nich orang ngapain sich?. Tapi….siapa ???.” Kuturuti rasa penasaran itu sampai akhirnya mataku pun sulit rasanya untuk dipejamkan. Jadi ngga ngantuk, padahal seharian aktifitasku non-stop! 00.28 menit, aku masih duduk di ruang tengah. Tak ada siapapun selain suara manisnya Avril yang mengalun dari radio kecil milik ayah. Semua penghuni rumah ini sudah pada terlelap. Sesekali ku dengar suara ibu yang menyuruhku segera tidur. “Dilla ayo tidur, nih sudah jam berapa. Ntar bangunnya telat lagi” ayo gih!,” ucap mama. “Iya ma,” teriakku dari balik dinding pembatas antara ruang tengah dengan kamar tidur ibuku. Aku segera berdiri. Menaiki tangga papan di ruang dapur yang menuju kamar tidurku. Pelan-pelan kulangkahkan kakiku agar suara sandal yang kupakai tak mengganggu seisi rumah yang sedang terbuai mimpi. Haaaahhhh….belum sempat aku memejamkan mata, deringan handphone lagi-lagi menggangguku, kali ini bukan berbentuk katakata sms tetapi dering getaran yang menyuruhku segera menjawabnya. Tepat dideringan ke 3. “Halo, Assalamualaikum, ini siapa? Ada urusan apa nelpon aku malemmalem?. Terdengar suara bising dari seberang sana seperti riuhnya suara kendaraan. Emm, halo apakah ada orang??. Aku mengulangi kata-kataku dengan nada sedikit kesal. Kalo nggak mau jawab ya udah. Aku tutup sekarang!,” ancamku. “Iya halo?. Terdengar suara yang begitu tenang menjawab kegelisahanku. Emm benar ini Nadila?,” tanyanya. “Iya,” jawabku dengan sejuta rasa penasaran yang kian menggunung. “Kamu dimana?. Aku merindukamu!. Tunggu, aku pasti menjemputmu pulang!,” lanjutnya lagi. “Tapi ini siapa?? Emmm……” lagi-lagi aku dibuat penasaran olehnya. “Dira.” “Haaa dira?, Dira siapa?. Tit..tit..tit. Handphonenya tiba-tiba dimatikan. Ahhh bete-

bete, bete, nih orang mau ngapain sih, terus perlunya apa?. Terus kenapa dimatiin handphonenya, dia Dira siapa??. Mau jemput kemana?, akhh begitu cepatkah aku melupakan nama orang yang jelas-jelas mengenal diriku? Tunggu…Dira..Dira..Dira. Aku kembali duduk sambil mengingat-ingat siapa sebenarnya orang yang katanya bernama Dira itu. Tapi kenapa aku seperti merasakan benda aneh menyentuh hatiku, hingga aku tak mampu lagi membedakan rasa kesal, ngantuk dan marah dengan rasa itu. Ohh siapakah Dira itu??. Kusiasati pikiranku dengan melupakan kejadian aneh itu hanya untuk semata-mata agar aku bisa tertidur. Gawat udah sepertiga malam, udah waktunya tidur. 04 Mei 2006… Untuk keselian kalinya bulan berganti, mengganti sisa-sisa kenangan dengan seuntai harapan baru. Yah sebulan terlewati tanpa terasa dan setelah malam itu aku tak pernah lagi mendapat kabar darinya. Dari orang nyasar bernama Dira. Bahkan sempat terlupakan olehku. Dia datang, cowok itu datang!. Oh my God, dia hadir lagi. Bukan hanya untuk kampus ini melainkan untukku juga. Hatiku yang menantinya. Menanti kehampaan. Kulihat beberapa orang berkumpul di dekatnya, menanyakan kabarnya setelah 2 tahun meninggalkan kampus ini untuk mengikuti pendidikan kepolisian, tidak terkecuali cewekcewek gaul yang gayanya kayak primadona kampus. Semuanya seperti merindukannya. Tapi ada satu yang beda, seorang gadis muncul dari balik tiang besar penyangga dinding ruangan yang terlihat sudah mulai lapuk. Semua mata tertuju padanya tidak terkecuali cowok itu. Selang beberapa saat kemudian cowok itu mendekatinya, menarik tangannya dan tanpa suara mereka meninggalkan tempat itu dan pergi jauh entah kemana. Siapa gadis itu? Apa yang menarik padanya. Gadis berjilbab yang terlihat amat biasa bahkan tak ada apaapanya dengan gadis-gadis yang tengah mengerumuninya tadi, tapi ada yang aneh. Kenapa wajahku dan penampilanku sangat menyerupai gadis itu. Dia mirip denganku…iya sangat mirip…ada apa ini ? Aku dimana ? Dan cowok itu membawanya kemana?. 08 Mei 2006 Seperti itu lagi kejadian yang ku lihat hari ini. Aku seperti memasuki mesin waktu. Aku terus menyaksikan semua kejadian itu dari awal. Saat ku menerima telpon dari orang bernama Dira, saat cowok impianku dibawa pergi oleh gadis berjilbab yang amat mirip dengan wajahku itu!. Semuanya terulang kembali hampir tidak ada bedanya dengan memutar sebuah rekaman film. Apa sebenarnya yang ku alami? Aku bertanya dalam hatiku, mencari jawaban atas tanya dan rasa penasaran yang telah menggunung. Upsss….aku kembali menyaksikan sebuah keanehan. Saat itu aku menemukan mereka, duduk di atas sebuah batu besar tepat di depan sebuah bukit. Tak terdengar jelas apa yang mereka

perbincangkan saat itu. Hanya rintihan daundaun yang tertiup angin terdengar jelas memecah kesunyian di antara mereka. Beberapa saat kemudian barulah ada sepotong suara yang kudengar terucap dari bibir sang pemuda, “aku menyayangimu, jangan tinggalkan aku. Jangan pergi meski separah apapun luka batinmu, aku kan menemanimu selamanya. Tapi kumohon jangan tinggalkan aku karena aku membutuhkanmu.” Gadis itu nampak tak bergeming. Mulutnya terus terkunci. Hanya langkahnya yang selalu berbicara mengisyaratkan ucapan selamat tinggal seperti ingin berpisah untuk selamalamanya. Tinggal setengah langkah lagi gadis itu akan segera menenggelamkan dirinya dalam jurang yang amat curam di depannya. Pemuda itu berdiri, menarik tangannya sambil berteriak “kaulah peri kecilku, tanpamu untuk apa aku hidup. Ingatlah bukan hanya aku. Disana masih banyak yang menyayangimu!.” Gadis itu menghentikan langkahnya, dia berbalik dan menangis. “Nadillllaaaaaaa!”. Pemuda itu memeluknya penuh kasih. Kumohon jangan pergi adikku sayang, peri kecilku, tempat hilangnya rasa lelahku. Kakak takkan membiarkanmu pergi jauh. “Kak Dira?.” Seketika itu juga terdengar ucapan lembut dari bibir sang gadis. Iya, Dilla sayang sama kakak dan sama semuanya. Dilla takkan meninggalkan kakak dalam kesepian.” Aku seperti sedang menyaksikan sebuah tayangan telenovela. Pandanganku terbuka lebar. Aku dimana?. “Alhamdulillah kamu sudah sadar nak?,” ucap kedua orang tuaku berpandangan. Aku semakin heran. Semua pada berkumpul mengerumuni aku sambil tersenyum dan berulang-ulang bertanya keadaanku!. “Ma, Dilla dimana sekarang?.” “Dill, kamu sekarang berada di Rumah Sakit. Kamu menderita koma selama satu bulan delapan hari karena kecelakaan yang terjadi sebulan yang lalu”. “Emm, saat itu Dilla dengan siapa ma?”. “Hmm, malam itu Dilla boncengan dengan Kak Dira. Katanya mau ada acara perpisahan tahunan di sekolahmu”. “Terus Kak Dira bagaimana?. Dimana Kak Dira ma?,” tanyaku berulang-ulang membuat mama bingung. “Ooo Dira. Dia nggak kenapa-napa. Ia hanya dirawat selama seminggu karena tulang belakangnya mengalami keretakan.” “Alhamdulillah. Tapi mana Kak Dira sekarang?. Dilla pengen ketemu ma. Tolong Dilla. Panggilin Kak Dira.” Belum sempat ibu melangkah keluar, Kak Dira tiba-tiba masuk dengan setangkai mawar putih dan sekantong coklat kesukaannku. “Peri kecilku, kakak sayang kamu,” ucap Kak Dira. Alhamdulillah. Aku tersenyum lega. Dia kakakku yang menjemput aku lewat mimpi. Sampai akhirnya Allah menyadarkanku bahwa disini masih banyak yang menanti dan menyayangiku.


Tadulako

Infotorial

Edisi 74 Agustus 2016

S N ATAL

Tahun ke 4

I

S

Rangkaian Agenda Dies Natalis Ke 35 Univesitas Tadulako

IE D

Media

35

Foto : Akhmad Usmar Naskah : Rafani Tuahuns

(Kiri ke Kanan) Ketua Senat Universitas Tadulako, Rektor Universitas Tadulako, Perwakilan Gubernur Sulawesi Tengah dan Direktur Pasca Sarjana Untad saat Rapat Senat Luar Biasa Dies Natalis ke 35 Universitas Tadulako.

Prof. Burhanuddin Sundu, Ketua Panitia Dies Natalis saat menyampaikan sambutannya.

Rektor Untad, Prof. Dr. Muhammad Basir, SE, MS, saat melepas peserta jalan santai.

Rektor dan civitas akademika Untad menyusuri rute jalan santai.

Prof. Sutarman Yodo saat menyerahkan hadiah pada salah satu pemenang lomba tarik tambang.

kemeriahan supporter lomba nyanyi antar pejabat.

Dr. Nur Sangaji, saat memandu jalannya lomba nyanyi antar pejabat.

Salah satu tim peserta tarik tambang saat lomba tengah berlangsung.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.