Media tadulako edisi 71 mei 2016

Page 1

Edisi

71

Taduako Media Tadu ako M e d i a K a m p u s U n i v e r s i t a s T a d u l a k o

Mei 2016 Tahun #04

Med ia Ta dula ko

inform, inspire, and educate

Peduli Palolo KSR Untad Bantu Korban Bencana


Media

Suara Redaksi

2

Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

ko ula Tad dia Me

Pengantar Redaksi

Tadulako

Editorial

Menjelang Ramadhan Ramadhan sebentar lagi menyapa kita yang masih saja asik berkalang noda. Ramadhan yang datang di setiap tahun, seolah bagai alarm yang mengingatkan kita bahwa masih terbuka lebar kesempatan berbenah, mengoreksi dan mengevaluasi tentang peran kehambaan kita selama ini. Bulan nan penuh berkah itu menawarkan segudang pahala di dalamnya, bertumpuk kebaikan dapat kita peroleh di sana. Hanya saja, tak semua kita mampu melihat semua ganjaran itu dengan nurani keimanan. Ya‌sebab kita masih silau dengan materi, masih sering tertipu dengan apa yang terlihat mata, ketimbang janji Allah yang lebih sering tak nampak. Inilah madrasah keimanan, menguji sesiapa hamba yang mampu percaya, yakin akan janji pahala yang bisa didapat. Mereka yang kuat tekadnya, besar harapannya pada kehidupan akhiraat, niscaya akan bersungguh-sungguh mengejar pahala yang tak kasa mata. Duhai, Beruntunglah mereka. Lalu bagaimana dengan kita yang

Assalamu'alaikum wr.wb Ramadhan sebentar lagi hadir, menyapa kembali kita yang mungkin saja masih terlalai pada khilaf dan salah. Jelang ramadhan yang bertabur berkah itu, entah sebuah kebetulan atau memang telah direncanakan, dua crew media tadulako merayakan hari bahagianya. Mengakhiri masa sendiri di detik-detik jelang ramadhan. Hisdamayanti, crew media tadulako melangsungkan hari bahagianya di tanggal 15 Mei kemarin, disusul kemudian Wakil Pimpinan Redaksi Taqyuddin Bakri yang melangsungkan pernikahan pada Senin 23 Mei yang lalu. Entah mengapa, kedua alumni FKIP ini memilih merayakan cintanya di bulan Mei, bulan yang lebih sering dikenang sebagai bulan pendidikan. Selamat berbahagian Hisdamayanti dan Ta q w a y a n g m a s i n g - m a s i n g t e l a h menemukan tambatan hati. Semoga langgeng, hingga berkalang tanah nanti. Dari dapur redaksi kami menitip do'a pada kedua rekan yang sedang diliputi perasaan bahagia ini. Sidang pembaca Kita tinggalkan sejenak Hisdamayanti dan Taqwa yang sedang memaduh kasih. Jelang ramadhan tahun ini, liputan khusus media tadulako mengangkat silaturahim jelang ramadhan masyarakat kampus beserta warga dusun Vatutela. Kegiatan semarak ramadhan yang difasilitasi pesantren mahasiswa

Visit Us

tersebut menjadi ajang bertemu dan menyambung rasa antara masyarakat kampus. Ajang silaturahim tersebut juga menjadi semacam reuni sederhana dosen untad dengan beberapa warga tondo yang telah pernah bertugas di kampus tadulako. Tak pelak, momen mengharu biru serta semakin mempererat persaudaraan yang telah lama tak berjumpa. Pa d a h a l a m a n c o v e r k a m i c o b a menampilkan mahasiswa untad yang turun tangan meringankan beban korban bencana banjir bandang di Desa Sintuwu, Palolo. Tim Kesatuan Relawan Kesehatan Untad sigap melihat bencana yang menimpa warga Desa Sintuwu, mereka turun turut serta merasakan nestapa warga yang terkena bencana. Teriring do'a semoga warga Palolo yang tertimpa bencana mendapat keringanan atas segala musibah yang menimpanya. Pembaca‌kami ingin menutup pengantar redaksi edisi kali dengan kabar bahagia dari robotek Universitas Tadulako. Kembali, robotek tadulako mensejajarkan namanya dengan kampus-kampus ternama yang telah lebih dahulu meraja di Kontes Robot Indonesia. Ya‌anak-anak muda Tadulako itu, berhasil menyabet dua penghargaan yang mengantarkan mereka lolos ke kancah nasional Kontes Robot Indonesia. Selamat !!! Terakhir ucapkan selamat menikmati menu informasi kami di edisi kali ini. Tabe‌.

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

masih berkalang noda ? Ramadhan adalah sekolah, menempa kita untuk terbiasa percaya. Sadarkah kita, bahwa kita mampu taat pada perintah untuk tak makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Padahal kita bisa saja bersembunyi di balik tirai yang tak terlihat manusia, kemudian makan apa saja yang kita inginkan. Tapi begitulah, pelajaraan taat berpuasa sudah mengakar sejak kita masih duduk di taman kanakkanak. Kita tak kunjung melakukan makan sembunyi-sembunyi kemudian berbuka bersama saat magrhib tiba. Kita telah lulus pelajaraan taat berpuasa, bahkan sebagian besar kita memegang nilai tertinggi untuk mata pelajaran itu. Di tengah keinginan besar memperbaiki wajah negeri ini, kita berharap ramadhan sebagai madrasah, mampu mencetak manusia-manusia yang yakin akan pengaawasan Allah. Kita butuh banyak orang yang lulus pelajaraan yakin, bahwa sepeser rupiah misalnya yang masuk ke kantong kita, akan dimintai pertanggungjawabannya di yaumil akhir nanti. Sebentar lagi kita sudah akan memasuki madrasah ramadhan. Bergegas kita menyiapkan segala keperluan menghadapi sekolah yang bertabur kebaikan ini. Menjejaki kembali lembaran demi lembaran Al-qur'anul karim. Melazimkan diri pada munajat sendiri di keheningan malam nan sepi. Sembari menyiapkan mental menjadi mahasiswa di perguruan tinggi ramadhan. Di ujung ramadhan nanti, masing-masing kita akan mengevaluasi diri, sejauh mana dampak puasa pada aktivitas harian kita. Kita akan bercermin, seperti apa ibadah tarawih menngjawentah pada kepribadian diri, atau sejauh mana semua amalan ramadhan itu bertahan hingga lepas ramadhan. Selamat menempuh ibadah nan berlimpah berkah. Merugilah kita, bila bulan ini berlalu tanpa membawa perubahan berarti pada kwalitas penghambaan kita pada Allah. Kita akan mengejar ketertinggalan pada sejumlah pelajaran yang masih sering terlupakan, pelajaran shalat yang mungkin sering abai, pelajaran amanah yang mungkin masih sering lalai, juga pelajaran lain yang masih kerap kita sepelakan. Bersiap-siagalah ramadhan segera tiba !!!

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Pelaksana: Ari Fahry, S.I.Kom. Wakil Redaktur Pelaksana: Fatmawati R. Pontoh, S.Sos Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Fatmawati R. Pontoh, S.Sos, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Muliati Supandi S.Pd Reporter: Taqyuddin Bakri, Rafani Tuahuns, Wardatul Nurjannah, Ari Fahry, Hisdamayanti Djupanda, Ikerniaty Sandili, Shofia Nurun Alanur, inform, inspire, and educate Andi Siti Hajar, Adi Nur Alim, Andi Syaifullah Kadekoh, Eka Yunita Rahayu, Zulkifli, Nur Asma, Wandi Latoko, Moh. Zain Saputra, Willy Christian Lui. Layouter:Joko Suparlan. Distributor: Zulkifli Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Rafani Tuahuns, Andi Siti Hajar, Zulkifli Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. email: media_tadulako@yahoo.com. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako

Media Tadulako

Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4 Desain : Joko Suparlan Foto : KSR Untad


Media

Tadulako

Liputan Khusus Edisi 71 Mei 2016 Tahun ke 4

3

Semarak Ramadhan di Kampus (RDK), LDK UPIM dan LDF Se-Untad Siapkan Sejumlah Agenda Edukasi Ramadhan Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (LDK UPIM) Universitas Tadulako sebagai UKM yang konsen pada kegiatan-kegiatan keagamaan, kembali mempersiapkan sejumlah Agenda di Bulan Ramadhan tahun ini. sejumlah agenda Ramadhan tersebut dirangkai dalam kegiatan yang bertajuk Ramadhan Di Kampus (RDK) 1437 H. “Ramadhan Jingga, Ramadhan Peduli,” menjadi tema utama agenda RDK tahun ini. Peduli, adalah kata kunci goal yang ingin dicapai UPIM kali ini. hal itu akan dijewantahkan dalam beberapa item kagiatan, diantaranya yakni Peduli anak Yatim dan Dhuafa di Panti Asuhan, serta sahur on the road.

Wandi, selaku salah satu inisiator kegiatan tersebut menuturkan bahwa Ramadhan tahun ni sengaja dirangkai dengan tema kepedulian agar mahasiswa semakin peduli sesama. “Ramadhan adalah bulan kemuliaan, maka ramadhan berbagi dan ramadhan peduli menjadi ladang meraih kemuliaan, untuk itu kegiatan Ramadhan di Kampus kali ini mendorong kepekaan sosial dan kepedulian kita terhadap sesama,” ungkapnya. Masih menurutnya, bahwa bulan Ramadhan ialah bulan edukasi, bulan yang mendidik kita untuk semakin peduli terhadap orang-orang di sekitar kita. Salah satunya kepedulian terhadap anak yatim dan kaum dhuafa. Selaku Koordinator Syiar dan Dakwah UPIM U n t a d , Wa n d i j u ga m e n u t u rka n b a hwa pelaksanaan agenda Ramadhan dari tahun ke

tahun yang dialaksanakan oleh UPIM tidak bergerak sendirian, utamanya dalam bekerja sama dengan PHBI Untad. Dalam kerja bersama PHBI, menurut mahasiswa Fakultas Peternakan dan Perikanan ini, adalah rutinitas tahunan yang tidak boleh terlewatkan. Sejumlah agenda rutin PHBI siap di kawal oleh UPIM. Mulai dari pelaksanaan Safari Ramadhan Untad, Peringaatan Nuzulul Qur'an, pawai takbiran hingga pelaksanaan Shalat Idul Fitri di lapangan Islamic Centre nantinya. Semarak Ramadhan tahun ini juga sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, berkolaborasi bersama Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Se Untad. Masing masing LDF juga menjalankan program Ramadhan dan di Sienergikan bersama LDF lainnya dan UPIM sebagai lembaga payung

dakwah kampus. Herlangga Adi Putra, selaku ketua LDK UPIM, mengungkap sejumlah persiapan tim kerjanya dalam menyambut semarak Ramadhan tahun ini dengan agenda-agenda edukatif untuk mendulang amal dan ibadah. Persiapan itu terlihat dari koordinasi yang terus dilakukan kepada semua pihak termasuk pada birokrasi dan LDF Se Untad. Hal yang senada juga disamapaikan oleh Moh Yasin, ketua LDF LPIMK Arrahmaan Kehuatan, bahwa ia dan pengurusnya tengah melakukan persiapan agenda Ramadhan. Bahkan agenda pra Ramadhan juga tengah dipersiapkan. Seperti Tabligh Akbar tentang pentingnya bulan Ramadhan dan strategi meraih keberkahan di bulan Ramadhan ini. Rf

TABLIGH AKBAR SEMARAK SAMBUT RAMADHAN.

Warek Canwas : Ini menjadi Ajang Silaturrahim Antar Untad dan Warga Vatutela. Sejumlah Mahasiswa Untad yang tergabung tutur guru besar Fakultas Peternakan dan dalam tim penggerak Pesantren Mahasiswa Perikanan ini. Senada dengan hal itu, Ustad Hartono M Yasin Liwaul Haq kembali melaksanakan kegiatan penting, yakni Tabligh Akbar Semarak Sambut Anda, selaku pengasuh Pondok Pesantren Ramadhan. Dalam agenda yang digelar di Mahasiswa tersebut juga menyampaikan dalam halaman Masjid Nurul Khairaat, Dusun sambutannya bahwa kehadiran kita di tengah Vatutela itu dihadiri langsung oleh Wakil ummat adalah menjadi tali penyambung Rektor Bidang Perencanaan dan pengawasan silaturahim antar sesama. “Selama ini kita melihat Unviersitas Tadulako, Prof. Andi Lagaligo bahwa warga Dusun Vatutela dengan pihak Untad Amar, M.Sc, Ph.D. terlihat masih kurang terajut silaturahim yang baik. Mungkin belum ada momentnya. Maka, hadirnya Dalam sambutanya, Prof Andi Lagaligo, Liwaul Haq menjadi bagian penting menyambung menyampaikan kebanggaan dan apresiasi yang harmonisnya silaturahim itu,” tandasnya. Kegiatan yang dihadiri warga vatutela dan dosen tinggi kepada sejumlah mahasiswa yang menjadi penggerak hadirnya Pesantren Mahsiswa yang kini Universitas Tadulako serta sejumlah ormas Islam t e r u s m e n a m p i l k a n k e g i a t a n k e g i a t a n tersebut mengahadirkan narasumber utama, Habib Ali Bin Muhammad Al Djufrie, Ketua Majelis Ulama produktifnya. “Kita sangat berbangga Liwaul Haq hadir di Inedonesia (MUI) Sulawesi Tengah. Dalam tausiahnya Habib Ali mengingatkan tengah-tengah kita dan digerakkan oleh sejumlah mahasiswa Untad yang produktif,” ungkapnya. keutamaan bulan Ramadhan yang sangat “Hari ini kita hadir dalam kegiatan yang begitu dimuliakan oleh Allah SWT. Untuk itu, ia mendorong penting, Selain menjadi tambahan ilmu untuk kepada kaum muslimin untuk mempersiapkan diri persiapan Ramadhan, kegiatan kali ini menjadi agar Ramadhan kali ini menjadi Ramadhan utama sebagai ajang silaturahim antara keluarga terbaiknya, hingga saat Ramadhan usai, kita besar Untad dan keluarga Besar Dusun Vatutela,” tegolong orang orang yang muttaqiin.

Disela tausiahnya Ketua MUI Sulteng ini juga mengapresiasi kehadiran Pesantren Mahasiswa. Mengingat kehidupan pemuda yang kian serba bebas dan tak terkontrol lagi, aksi kemasiatan meraja lela, maka butuh wadah untuk pemuda, khsususnya mahasiswa sebagai kaum terdidik untuk selalu menempa diri dalam pembinaan agama. Ulama Sulteng yang juga sebagai Ketua Umum PB Al Khairaat ini menyebutkan bahwa nama Liwaul Haq bisa ditafsirkan sebagai bendera kebenaran atau panji kebenaran. Menurutnya sangat tepat bendera kebenaran itu dibawa oleh anak anak muda yang tangguh dan memiliki nilai nilai keislaman yang kuat. Ismail, salah satu tokoh masyarakat Vatutela juga mengakui manfaat dan pentingnya kehadiran pesantren mahasiswa di lingkungan dusun Vatutula. Apalagi menurutnya yang terlibat dalam pesantren mahasiswa ini ialah mereka yang aktif di kampus. Dengan itu program program di masyarakat selama ini sangat terasa dan sangat bermanfaat bagi warga Vatutela. “Dengan Tabligh Akbar yang kita laksanakan ini, selain menambah persiapan dan bekal untuk ibadah

di bulan Ramadhan, acara ini kami sangat syukuri sebab bisa bertemu dan bersilaturahim dengan para dosen di Untad dan warga sekitar Vatutela,” ungkap tokoh masyarakat yang juga sering aktif dalam kegiatan masjid ini. Ditemui sesaat usai Tabligh Akbar, Hartono M Yasin Anda, kembali menuturkan sejumlah program lainnya yang akan dilakukan oleh Pesantren Mahasiswa, diantaranya program penbinaan di Bulan Ramadhan dan program kelanjutan pembangunan pesantren Mahasiswa. Menurut Ustad yang aktif mengajar di Hidayatullah ini bahwa prioritas pembangunan pesantren mahasiswa saat ini adalah pembebasan lahan dan pembangunan asrama putra dan putri. “Warga telah mendukung, para donator juga sudah banyak yang bertanya, maka ruang sinergi dukungan baik moril maupun materil segera kami buka,” ujarnya. Dukungan pesantren mahasiswa kini terus mengalir, terkhusus pihak Untad yang tidak berjarak jauh dari Vatutela. Prof. Andi Lagaligo dalam kesempatan yang berbeda telah menyatakan komitmennya untuk ikut bersinergi dalam mendukung pembangunan pesantren mahasiswa. Rf


4

Media

Opini Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Liberalisasi Migas Secara Legal – Sistematis dan Solusinya Bambang Sardi, ST., MT. Dosen Tetap BLU Prodi Teknik Geologi Universitas Tadulako

Suatu hal yang lazim di bangsa ini setiap pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) akan selalu muncul protes, baik sebelum maupun sesudah pengambilan kebijakan menaikkan harga BBM. Bahkan, akhir – akhir ini ketika pemerintah menurunkan harga BBM jenis premium dan solar sejak 1 Januari 2016 karena harga BBM dunia turun, juga memunculkan protes dari masyarakat. Protes ini muncul disebabkan karena ketika harga BBM mengalami kenaikan, maka harga – harga kebutuhan pokok akan mengalami kenaikan pula. Kenaikan harga kebutuhan pokok di masyarakat dapat memunculkan inflasi yang secara tidak langsung menimbulkan kemiskinan massal. Sedangkan, munculnya protes ketika harga BBM jenis premium turun dari Rp 7.300 per liter menjadi Rp 6.950 per liter dan solar dari Rp 6.700 per liter menjadi Rp 5.650 per liter sejak 5 Januari 2016 karena sebenarnya harga BBM (premium dan solar) masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara lain. Ini pun setelah harga BBM diturunkan pada tahun ini. Tak perlu jauh-jauh, bila dibandingkan dengan harga di Malaysia misalnya. Di negeri jiran itu, harga premium (RON 95) ini sama dengan pertamax plus sejak 1 Januari 2016 sebesar Rp 5.916 per liter, sudah termasuk pajak dan solar dengan kadar sulfur 0,25 persen hanya sekitar Rp 5.117 per liter. Bisa dibayangkan, mutu yang lebih rendah di Indonesia karena RON di Indonesia hanya 88 dan kadar sulfur solar 0,35 persen tapi harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan di Malaysia. Demikian pula jika dibandingkan dengan harga di Amerika Serikat. Di negara tersebut, harga bensin RON 92 (setara pertamax di Indonesia) per 4 Januari 2016 tanpa pajak adalah 5.524 per liter (kurs Rp 13.967 per dolar AS), sudah termasuk pajak. Sementara harga pertamax di Indonesia saat ini mencapai Rp 8.450. Munculnya protes tersebut mengindikasikan adanya permasalahan besar yang tersembunyi dalam pengelolaan dan regulasi BBM, utamanya yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri. Dimana kebutuhan BBM dalam negeri yang mengalami kenaikan, sedangkan produksi BBM mengalami penurunan. Dalam

menghadapi permasalahan yang tersembunyi tersebut, solusi yang ditawarkan pemerintah selama ini terkesan sifatnya parsial atau tidak pernah menyentuh akar permasalahan di balik kenaikan kebutuhan BBM dan menurunnya produksi BBM dalam negeri. Salah satu akar masalahnya adalah privatisasi kekayaan minyak dan gas alam (migas) oleh negara kepada swasta atau asing secara legal dan sistematis. Privatisasi migas dilakukan bukan hanya kegiatan usaha hulu berupa eksplorasi dan eksploitasi, tetapi juga kegiatan usaha hilir berupa pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan niaga. Penguasaan swasta atau asing pada kegiatan usaha hulu dan kegiatan usaha hilir migas dilakukan secara legal dan sitematis karena pelaksanaannya didukung sepunuhnya oleh Undang – Undang (UU). Meskipun UUD 1945 Pasal 33 ayat 1, 2, dan 3 seharusnya menjadi dasar penyusunan UU tentang migas, dimana mengamanahkan kepada negara untuk menguasai ladang minyak yang terkandung di bumi Indonesia. Tetapi, justru UU No. 22 Tahun 2001 tentang migas yang merupakan penjabaran UUD 1945 Pasal 33 ayat 1, 2, dan 3 sangat kontradiktif. Undang - Undang No. 22 Tahun 2001 Pasal 9 angka 1 tentang migas justru membuka peluang lebar-lebar bagi badan usaha swasta (perusahaan asing) untuk menguasai kegiatan usaha hulu dan kegiatan usaha hilir secara besar – besaran. Liberalisasi migas juga disempurkan melalui UU No. 22 Tahun 2001 Pasal 28 angka 2 tentang migas, dimana harga BBM dan harga gas bumi diserahkan pada mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wajar. Pengurasan migas tersebut juga dikuatkan dengan terbitnya UU No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal, yang menyebutkan bahwa sektor migas dan pertambangan boleh dikuasai oleh perusahaan asing hingga 95%. Berlakunya kedua UU tersebut telah mendorong dominasi perusahaan asing dalam pengolalaan migas dari kegiatan usaha hulu sampai kegiatan usaha hilir. Data badan pengatur (BP) migas 2012 menunjukkan bahwa 88% ladang migas dikuasai oleh perusahaan asing, 8% badan usaha milik swasta (BUMS) nasional dan badan usaha milik negara (BUMN), 4% konsorsium yang melibatkan oleh perusahaan asing. Selain data itu, rasa kebangsaan kita akan sangat terusik manakala membaca peta penguasaan perusahaan asing atas wilayah eksplorasi migas dan batubara, yang dibuat BP migas. Betapa tidak, peta itu menggambarkan bendera asal negara perusahaan asing yang menancap dan berkibar di hampir di seluruh peta wilayah Indonesia. Asal bendera tersebut, yaitu AS, UK, Belanda, Inggris, Perancis, Islandia, Italia, Australia, China, Korea Selatan, dan Malaysia. Ironisnya, tidak ada satu pun bendera Merah Putih yang menancap dan berkibar di peta wilayah itu. Dengan dominasi perusahaan asing atas ladang migas di Indonesia dari kegiatan usaha hulu sampai kegiatan usaha hilir, tidak diragukan lagi negara kehilangan kontrol dalam pengelolaan migas. Pemerintah tidak mampu lagi melakukan kontrol terhadap volume produksi minyak yang

dihasilkan, harga pokok produksi yang ditetapkan, dan cost of recorvery yang diajukan. Tidak mengherankan kalau muncul anomali yang berkaitan dengan besaran cost of recovery dengan volume produksi. Data menunjukan bahwa besaran cost of recovery yang dianggaran di APBN cenderung meningkat setiap tahunnya, tetapi besaran volume produksi justru semakin turun. Ancaman penguasaan sektor hilir memang hingga kini, Pertamina masih menguasai di sektor hilir dalam penjualan BBM melalui SPBU Pertamina. Namun, tidak mustahil pada saatnya potensi pasar BBM yang menggiurkan akan direbut oleh SPBU asing. Pasalnya, perusahaan asing sudah lama mengincar untuk bisa menguasai di sektor hilir. Selama harga BBM masih disubsidi, SPBU asing memang masih terbatas ruang geraknya, hanya dengan menjual BBM jenis pertamax. Meskipun demikian, perusahaan asing seolah tanpa putus asa untuk bisa menguasai pasar BBM eceran dengan berbagai upaya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menekan pemerintah untuk mencabut subsidi BBM dan melakukan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi dengan harapan akan terjadi migrasi dari premium ke pertamax. Dengan modus yang hampir serupa dalam penguasaan di sektor hulu, penguasaan hilir pun juga dilakukan secara sistemis dan legal. Melalui peraturan BPH migas No. 07 Tahun 2005 badan usaha pemegang izin usaha pengolahan dan usaha niaga dapat masuk ke usaha penyediaan dan pendistribusian BBM. Sejak diberlakukannya peraturan itu, perusahaan asing berusaha keras untuk masuk ke sektor retail BBM. Beberapa perusahaan asing yang sudah membangun SPBU di Indonesia, di antaranya Shell, Total Oil, dan Petronas. Shell, perusahaan distributor asal Belanda, mulai ekspansi di Indonesia sejak 2005, dengan membangun 45 SPBU. Pada 2010 hingga 2012, Shell sudah membangun sebanyak 500 SPBU, yang terpusat di kota-kota besar pulau Jawa. Total Oil, distributor asal Prancis, pada 2006 baru membuka tiga SPBU di Jabodetabek. Pada 2011, Total sudah memiliki di 8 SPBU di seputar Jabodetabek dan merencanakan menambah SPBU lebih banyak lagi di Bogor, Bandung, Surabaya dan kota lainnya. Total saat ini baru menguasai 1% dari market share distribusi BBM di Indonesia. Total memperkirakan untuk merebut market share 5% - 6%, jika subsidi BBM dicabut. Perusahaan asing lain yang sangat ekspansif adalah Petronas. Perusahaan asal Malaysia tersebut saat ini memiliki 18 SPBU, 13 SPBU di antaranya berada di Jabodetabek, 1 terdapat di Bandung dan empat berada di Medan. Ironisnya, melalui peraturan BPH migas No. 07 Tahun 2005, perusahaan asing tidak diwajibkan membangun kilang minyak dan depo serta stok penyimpanan BBM. Selama ini perusahaan asing yang dijual BBM di Indonesia sebagian besar berasal dari impor. Padahal, Pertamina sudah membangun infrastruktur yang dibutuhkan, diantaranya 7 kilang minyak, ratusan depo dan puluhan tempat stok penyimpanan. Tidak mengherankan kalau harga pertamax di SPBU asing sering kali lebih murah dibanding harga jual pertamax di SPBU Pertamina. Hal ini disebabkan SPBU asing tidak membebankan biaya investasi infrastruktur, kecuali untuk pembangunan SPBU. Dalam kondisi tersebut, pada saat subsidi untuk premium dan solar dicabut hingga keduanya mencapai harga keekonomian sejak 17 November

2014, dimana harga premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 8.500 per liter dari sebelumnya Rp 6.500 per liter. Sementara harga solar naik Rp 2.000 dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter. SPBU Pertamina akan kalah dalam bersaing dengan SPBU asing. Dengan struktur biaya yang lebih rendah dan pelayanan yang lebih baik, SPBU asing diperkirakan dengan mudah akan memenangkan persaingan yang berpotensi menggusur SPBU Pertamina di seantero wilayah nusantara. Jika penggusuran SPBU Pertamina oleh SPBU asing benar-benar terjadi, tidak bisa dihindari minyak Indonesia di sektor hulu dan hilir sepenuhnya akan dikuasai perusahaan asing. Bangsa ini harus rela sekedar menjadi konsumen bagi perusahaan asing, yang menguasai minyak Indonesia. Sebagai bangsa yang berdaulat, penguasaan minyak Indonesia oleh perusahaan asing mamang sungguh sangat ironis. Liberalisasi migas secara legal dan sistematis di Indonesia dari kegiatan usaha hulu sampai kegiatan usaha hilir dapat diselesaikan secara umum melalui beberapa tahapan, berupa penyelesaian secara parsial dan penyelesaian secara totalitas. Penyelesaian liberasasi migas secara parsial dapat dilakukan dengan merevisi beberapa regulasi yang berhubungan langsung dengan pengelolaan migas. Revisi UU No. 22 Tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi menuju lahirnya UU tentang migas yang konstitusional dan revisi peraturan BPH migas No. 07 Tahun 2005 tentang izin usaha pengolahan dan usaha niaga menuju lahirnya UU yang menjadikan BUMN dalam hal ini Pertamina menjadi single player. Revisi UU No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal menjadi UU penanaman modal yang penguasaan sektor migas dan pertambangan dikuasai oleh BUMN melalui Pertamina hingga 100%. Revisi semua regulasi tentang migas dan penanaman modal tersebut harus merupakan penjabaran UUD 1945 Pasal 33 ayat 1, 2, dan 3. Penyelesaian liberalisasi migas secara totalitas adalah membuat sistem regulasi tentang migas yang menganut prinsip bahwa energi merupakan hak umum (public ownership), sehingga tidak boleh diprivatisasi. Sebaliknya, negara harus bisa menjamin kebutuhan rakyat akan energi dan menjadikannya sebagai sumber kekuatan negara. Ka re n a i t u , p e n g e l o l a a n e n e rg i h a r u s diintegrasikan dengan kebijakan negara di bidang industri dan bahan baku sehingga masing - masing tidak berjalan sendiri – sendiri. Untuk memenuhi konsumsi kebutuhan domestik rakyatnya. Negara bisa menempuh kebijakan berupa pendistribusian minyak, gas, dan energi lainnya kepada rakyat dengan harga murah. Kebijakan lain, mengambil keuntungan dari pengelolaan energi untuk menjamin kebutuhan rakyat yang lainnya, seperti pendidikanm, kesehatan, keamanan termasuk sandang, papan, dan pangan. Dengan begitu, negara benar – benar akan bisa mengelola energinya secara mandiri dan tidak diintervensi oleh negara manapun. Jika itu terjadi, maka hasil dari pengelolaan energi itu bukan hanya membawa kemakmuran bagi rakyatnya tetapi juga menjadi kekuatan bagi negara. Negara bukan saja mengalami swasembada energi tetapi juga bisa menjadikan energinya sebagai kekuatan diplomasi, sebagaimana yang dilakukan oleh Rusia terhadap Uni Eropa dan AS. Tentu ini semua bisa dijalankan pada negara yang menganut sistem yang benar.


Media

Tadulako

Sore itu, secara khusus Media Tadulako mengundang Moh. Yusuf ke ruangan Media Tadulako. Mahasiswa jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang akrab disapa Yusuf, memiliki segudang semangat dalam memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan anak negeri yang patut diacungi jempol. Perhatian khusus tersebut ia wujudkan dalam kegiatan belajar mengajar di Dusun Sisere Desa Labuan Toposo, Kec. Labuan. Kegiatan belajar mengajar itu dibingkai dengan nama Gerakan Iqra yang ia bentuk pada Februari 2014, dan rutin mengajar setiap pekan selama 5 bulan pertama dengan tim yang lengkap. Pria yang hobi olahraga dan membaca mengajak beberapa mahasiswa prodi Fisika FKIP dalam memulai misi mencerdaskan anak bangsa ini. Yusuf mengaku bahwa ide mengajar di Sisere berawal dari tugas yang diberikan dosen padanya sebagai peneliti kelengkapan alat-alat Lab di SD sampai SMA seDonggala. “Ide ke Sisere itu berawal dari saya ditugaskan meneliti di Sekolah Dasar (SD) sampai SMA Satap se Donggala pada akhir 2013 sampai awal 2014. Saat itu, SD di Sisere termasuk salah satu sekolah yang saya temukan dengan kondisi benar-benar memprihatinkan. Bahkan ada yang jauh lebih parah dari itu, tetapi saat ini, bangunan sekolahnya sudah direnovasi. Saat itu saya berpikir, saya harus berbuat sesuatu untuk negeri ini utamanya dalam bidang pendidikan. Setelah saya turun lapangan, saya berpikir kalau hanya sekedar penelitian dan observasi, itu tidak bisa mengubah keadaaan. Akhirnya saya menggagas kegiatan belajar mengajar di Sisere,” tutur mahasiswa yang menyukai kalimat man jadda wa jada itu. Sisere yang terletak 50 kilometer dari kampus Tadulako ditempuh dengan kurang lebih 1 jam 30 menit jika kondisi jalan tidak becek. Pada musim penghujan, dibutuhkan lebih dari satu jam dari jalan Trans menuju lokasi mengajar. “Saya ingat kesan pertama kali ketika mengajar di Sisere. Kami mulai mengajar di sekolah dan kami kenalan dengan adik-adik, semuanya lari. Ada yang bersembunyi di pohon coklat, pohon pisang, dan belakang sekolah. Setelah 3 minggu mengajar, baru ada beberapa orang yang bersahabat,” kenang Yusuf dengan senyumnya. Tim pengajar Gerakan Iqro adalah mahasiswa jurusan Fisika sekaligus teman-teman dekatnya yang direkrut langsung secara sukarela tanpa ada imbalan bagi pengajar dan proses perekrutan. “Saat itu saya berpikir kita cepat berbuat. Jadi saya tidak membuka perekrutan secara besarbesaran karena saya khawatir tidak mampu mewadahi potensi teman-teman yang ada. Ditambah dengan potensi mahasiswa Fisika itu sangat besar, sementara HIMAFI belum mampu mewadahi SDM yang ada,” paparnya. Dari Sekolah Ke Masjid

Profil

Edisi 71 Mei 2016

f u s u Y . h o M

Ketika ditanya mengenai tempat mengajar, Yusuf yang pernah menjadi ketua OSIS SMP (2004) dan SMA (2007), melanjutkan kisahnya. Tim Gerakan Iqra awalnya mengajar di sekolah, karena belum tahu jika ada kampung yang berkilo-kilo dan dilewati para siswa-siswa. Ketika mengetahui lokasi tersebut, juga terdapat Masjid dan akhirnya pindah dari sekolah ke Masjid. “kami memilih mesjid karen ingin melakukan pendekatan pada masyarakat. Sebab, masyarakat masih banyak yang tak peduli dengan pendidikan. Bagi mereka, yang penting kerja dan dapat uang. Terbukti dengan banyaknya anak-anak yang absen ke sekolah hanya karena ada hajatan pernikahan yang tidak ada kepentingannya dengan anak-anak,” tukasnya yang pernah tercatat sebagai kader Pelajar Islam Indonesia (PII) Kabupaten Tolitoli. Masjid kemudian menjadi pusat Gerakan Iqro, dengan memfokuskan mengajar membaca, menulis, dan menghitung. “Meski berkumpul di Masjid, kami mengajar menyesuaikan tempat yang kondusif. Kadang di tepi sungai, ada juga yang mengajar di kolong rumah warga, dan bawah pohon. Ketika berpindah dari sekolah, kami menemukan hal yang lucu sekaligus memprihatinkan. Anak-anak ketika diminta untuk menghitung, mereka menggunakan jari. Bayangkan kalau hitungannya di atas 20, dan jari mereka tidak cukup. Ada saat kami acak huruf abjad, dan meminta mereka menunjuk huruf tertentu, masih banyak yang keliru,” ucap Yusuf. Yusuf dan Sisere, seperti dua partikel yang menyatu. Baginya, Sisere adalah dusun yang unik, tempatnya belajar menyelesaikan masalah. Anak bungsu dari tujuh bersaudara ini berharap minimal ada 10 anak-anak yang melanjutkan pendidikan hingga SMA, dan menjadi motor penggerak serta membawa perubahan di Sisere. Karenanya, Yusuf mengorbankan waktunya setiap kamis malam hingga minggu rutin setiap pekan, untuk mengawal mimpinya. Sebab, menurut sekretaris Himpunan Mahasiswa FKIP Untad (2010) ini, anak-anak jika hujan mengguyur dusun Sisere dengan derasnya, jarang ada yang berangkat sekolah. Sikap malas juga hinggap pada mereka yang tidak tinggal di seberang sungai karena jalan berbatu nan berkelok lagi licin dan dipenuhi genangan air. Melihat fenomena ini, Yusuf menggagas ide untuk membuka kesempatan belajar bagi para orang tua. Ide ini baru ia konsepkan, dan akan mencari satu atau dua orang sebagai tim. Para orang tua menyambut dengan antusias rencana Yusuf, dan siap belajar meski malam hari. “Sisere ini saya rencanakan ke depannya agar ada aktivitas mengajar baca tulis untuk para orang tua. Banyak orang tua yang tidak tahu tulisan namanya. Bahkan tidak tahu tanda tangan. Ini harapan mulia,” jelasnya. Berkat kerja keras Yusuf, mendedikasikan akhir pekannya di pelosok negeri bernama Sisere, beberapa lembaga kemanusiaan dan sosial mulai melirik dan mengagendakan kegiatan berbagi dengan masyarakat. Bantuan-bantuan sembako dan pendidikan mengalir sederas sungai di bumi damai

Sisere, meski tidak dalam jumlah yang sangat besar. Impian Yusuf dan Sisere Beberapa lembaga yang turut berbagi perhatian pada Sisere seolah jawaban dari doadoa Yusuf atas impiannya terhadap tanah ini. Impian agar anak-anak dusun ini terus melanjutkan sekolah, juga mimpi-mimpi lainnya termasuk keinginan untuk memberi perhatian khusus pada masyarakat disini, terjawab ketika salah satu lembaga membutuhkan relawan yang ditempatkan di dusun Sisere sebagai guru mengaji. Yusuf mengambil kesempatan yang sejalan dengan mimpi-mimpinya, yang tidak hanya mengajar baca, tulis, dan hitung, tetapi juga mengajarkan Al-qur'an. “Ini cara Allah, ada campur tangan-Nya. Allah mengirimkan orang-orang yang memiliki perasaan peduli sama dengan saya.” ungkap Yusuf. Mengenai kerja sebagai relawan, Yusuf mengakatan memilih untuk stay di Sisere sejak malam jum'at dan setelah sholat jum'at ia berkhotbah. Hal itu untuk menebus kelalaiannya meninggalkan Sisere hampir 1 tahun. Sehingga ketika dikatakan ada masalah dan butuh relawan disana, ia mengajukan diri. Kurun waktu menjadi relawan, 1 tahun sampai ada pengganti. Yusuf juga menuangkan idenya melalui penelitian dosen untuk membuat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Selain itu, ia juga merencakan membangun sekolah malam, sebagai impian besarnya. Sekolah malam yang ia maksud tidak seperti sekolah formal pada umumnya, melainkan menggunakakan waktu pada malam hari untuk belajar dari pukul 19.00 sampai 21.00 ketimbang menonton acara TV yang tidak berbobot. Selain di Sisere, Yusuf juga mengajar mengaji dibantu 8 orang temannya di rumah belajar Gerakan Iqra. Ia diminta para orang tua untuk mengajar anak-anak mereka. Kesempatan untuk bermanfaat bagi orang lain tersebut diterimanya dengan tujuan agar anak-anak yang sudah bisa membaca Al-qur'an tidak lupa dengan bacaan Al-qur'an dan yang belum bisa membaca, dapat belajar. Juga menyelamatkan anak-anak dari acara TV. Mengenai impian seorang Yusuf, orang tua dan keluarganya memberi kepercayaan penuh padanya. “Orang tua saya tidak menuntut apaapa, juga terkait studi saya. Mereka hanya meminta saya untuk menjadi orang yang baik. Orang tua saya sangat mendukung dengan memberikan kebebasan pada saya. Yang penting apa yang saya lakukan itu baik dan positif. Bahkan saya sudah pamit untuk tidak menjadi PNS juga ngantor, dan mereka mengiyakan. Meski tidak ada yang salah dengan PNS. Hanya saya tidak mau terikat dengan aturan-aturan baku,” terangnya.

Tahun ke 4

5

Yusuf yang mudah sekali menghafal nama anakanak, menegaskan bahwa tidak ada hubungannya antara akademik dan organisasinya. Terbukti dengan aktifnya ia diberbagai lembaga pada awal-awal kuliah dengan IPK tidak di bawah 3,50. Lembaga yang pernah ia geluti dengan posisi penting adalah sekretaris UKOKIP (2011), Sekretaris BPM FKIP (2012), Founder Gerakan Iqra mengajar, Inisiator Komuniatas Tolitoli Belajar, Inisiator Gerakan 2016 Buku di Tahun 2016, Pengurus Wilayah FLP Sulteng, serta Sekretaris dan Volunteer TBM Rumah Cahaya, relawan LP2U, serta Santri Ponpesma Liwa'ul Haq. Selain itu, Yusuf juga terlibat beberapa kegiatan yaitu Konsolidasi Nasional FL2MI di Jakarta (2012) dan Munas FL2MI di Palembang (2012), Relawan kelas Inspirasi Mamuju Di Sulawesi Barat (2014), Delegasi Sulteng Di Festival Forum Indonesia Membaca (Karawang, 2015). Yusuf juga menjadi Asisten Pratikum di Lab. Fisika (2012-2013), Staf Prodi Fisika (2013-2014), dan Staf Keuangan di FKIP (2014-2015). “Kegiatan ini sebenarnya tidak mengganggu akademik. Tetapi saya tidak tahu kenapa saya tidak dapat menyelesaikan akademik saya. Saya pisahkan antara akademik dan organisasi. Selama saya berorganisasi, IPK saya dari semester 1-7 selalu diatas 3,50. Saya berpikir, terlambatnya studi saya itu karena hukuman. Saya diberi kesempatan untuk menjalani hukuman dengan tidak di penjara dan hanya untuk melaksanakan karya-karya kecil. Termasuk mendedikasikan diri saya di Sisere. Bagi saya, saya lebih khawatir meninggalkan anak-anak Sisere selama 2 minggu daripada meninggalkan skripsi saya. Ada kondisi yang harus saya selamatkan lebih dulu ketimbang kondisi saya dengan tugas akhir. Tapi Alhamdulillah, mohon doanya, Insya Allah juni saya ujian. Jadi studi saya tetap saya perhatikan,” ungkap Yusuf. Ia percaya, bahwa ketika peduli dengan orang lain, akan banyak pertolongan yang datang. Khususnya terkait tugas akhirnya. Dosennya, baik pembimbing ataupun bukan siap membantu dan menawarkan bantuan. Pesan semangat terus mengalir, dari dosen hingga orang tua. Meski pernah ia berada diposisi paling sedih, saat orang tuanya yang sudah berumur menelpon untuk memberi dukungan namun tak terdengar suara lagi. “Ada perasaan sedih yang sangat, ketika suatu saat orang tua saya menelpon namun tak ada lagi suaranya karena sudah tua. Mereka meminta saya untuk menyelesaikan studi secepatnya. Jangan pikirkan uang dan lain-lain, hanya saja saya belum merealisasikan keinginan orang tua saya. Tetapi mereka tidak menekan saya, yang penting saya baikbaik,” ucap Yusuf sembari menarik nafas panjang. Pasca selesai studi, banyak hal yang dipikirkan Yusuf. Salah satunya ia ingin mengembangkan kegiatan sejenis ini. Motivasi terbesarnya adalah bermanfaat bagi orang lain, meski urusan-urusan pribadinya terabaikan. Tetapi ia senang, sebab ada bahagia disana, bahagia membuat orang lain tersenyum. Dan Yusuf berpesan pada adik-adik angkatannya jangan takut miskin dan jangan takut nilai rendah. ikr


6

Dialog Akademik Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

Media

Tadulako

a m a s r e B g o l a i D d a t n U n a a k a t Kepala Perpus

Selain sebagai bulan pendidikan, Mei juga akan dikenang sebagai bulan buku. 17 Mei, kemarin dipilih sebagai momentum memperingati hari buku nasional yang sekaligus bertepatan dengan peresmian perpustakaan nasional 36 tahun silam. Masih dalam semarak Hari Buku Nasional, Kamis (19/5) Media Tadulako mencoba memanfaatkan momen tersebut untuk berkunjung dan bersilaturahim ke UPT Perpustakaan Universitas Tadulako. Dalam suasana bersahabat tersebut, Tim Media Tadulako disambut dengan senyum khas Prof. Dr. Damry HB,M.Sc.Ag.,Ph.D selaku kepala perpustakaan Untad. Diskusi ini membahas tentang sejauh mana eksistensi perpustakaan dalam menyediakan bahan bacaan dan fasilitas penunjang lainnya untuk keberlangsungan pendidikan di Untad. Agenda yang dihadiri oleh beberapa staf Media Tadulako tersebut merupakan kegiatan silaturrahim yang bertujuan untuk mengurai beberapa strategi yang akan dilakukan oleh pihak perpustakaan, khususnya dalam hal peningkatan mutu pelayanan demi terwujudnya masyarakat kampus yang memiliki wawasan luas. Selain itu, juga dipaparkan rencana program Perpustakaan kedepan oleh Kepala Perpustakaa. Diskusi yang dikemas dengan suasana kekeluargaan itu berjalan dengan hangat sesekali diselingi tawa ringan. Dalam pemaparannya, Prof Damri menyampaikan bahwa tahun ini Perpustakaan memiliki 1 program yang sedang diusahakan untuk diterapkan, yakni Repository. “Untuk program Perpustakaan yang sementara

sedang diusahan adalah Repository atau men-data basekan karya-karya local dari mahasiswa seperti skripsi, tesis dan disertasi. Hal ini bertujuan untuk lebih memudahkan mahasiswa dalam mencari referensi. selain itu dengan adanya data base ini diharapkan kedepannya karya-karya mahasiswa Untad tidak hanya dapat di baca oleh mahasiswa Untad itu sendiri, namun dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh mahasiswa-mahasiswa di Universitas-universitas lainnya,” ujar dosen peternakan itu. Prof Damri berharap, perpustakaan dapat menjadi tempat yang nyaman bagi mahasiswa. Dimana menurutnya, perpustakaan terus berupaya meningkatkan kecepatan kapasitas internet, juga kenyamanan ruangan untuk memanjakan pengunjung. “Mohon do'anya, kami terus berupaya berbenah, memberikan yang terbaik bagi pengunjung perpustakaan,” tuturnya. Staf perpustakaan Rusdin yang ditemui awak Media Tadulako dilain kesempatan juga menambahkan, bahwa Perpustakaan Untad kini telah memiliki website sendiri yang telah dikelola selama kurang lebih 5 tahun lamanya, website ini merupakan pusat informasi perpustakaan. Mulai dari informasi mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan, hingga buku-buku yang ingin digunakan dapat dengan cepat diakses menggunakan website tersebut. “Sejak kurang lebih 5 tahun kebelakang ini, Perpustakaan Untad telah memiliki websitenya sendiri dengan alamat perpusuntad.ac.id, dari website ini mahasiswa dapat dengan mudah mengakses segala keperluannya terkait pinjam meminjam buku, mencari referensi tambahan, dan segala macam informasi terkait perpustakaan, mulai dari jumlah mahasiswa yang terdaftar hingga berapa buku yang terpinjam,” jelasnya. Rusdi juga menyampaikan, bahwa sesungguhnya

masih banyak kekurangan yang didapatkan dari perpustakaan Untad. Namun demikian, menurutnya perpustakaan Untad bukan tanpa kemajuan. Ia menuturkan bahwa sejauh ini, dengan anggaran yang ada, Perpustakaan terus melakukan inovasi-inovasi yang dapat memudahkan khususnya bagi mahasiswa dan dosen sebagai user. “Sekarang mahasiswa bisa mengecek ketersediaan referensi yang mereka butuhkan, cukup masuk di website perpustakaan,” terangnya. Menurut Prof Damri, Perpustakaan Untad saat ini tengah fokus pada pelayanan berbasis on-line. Selain akses referensi yang dapat dicek lewat laman resmi Perpustakaan, peningkatan pengunjung juga dapat dipantau lewat tanda tangan on-line yang disediakan bagi pengunjung yang membutuhkan jasa perpustakaan. UPT yang juga banyak membantu mahasiswa akhir ini, juga telah berlangganan dengan beberapa jurnal internasional yang dapat diakses secara gratis. “Kita sudah bekerjasama dengan beberapa jurnal internasioal yang bisa dimanfaatkan baik untuk kepentingan studi akhir, maupun penelitian dosen, dan semua itu dapat diakses secara gratis,” ungkapnya. Sebagai penyedia bahan bacaan di tengahtengah kaum akademisi, Prof Damri membuka diri melakukan kerjasama dengan pihak manapun termasuk mahasiswa yang ingin berkegiatan. Menurutnya, perpustakaan dapat dijadikan tempat sebagai wahana bertukar wawasan bagi kalangan akademisi. “Kami terbuka bagi siapapun termasuk mahasiswa yang ingin melakukan bedah buku, meresensi tulisan tokoh-tokoh penting, atau apapun itu yang berkaitan dengan buku. Ini untuk membuat perpustakaan menjadi semakin dinamis,” tuturnya. Di hari Buku Nasional yang juga merupakan hari lahir perpustakaan ini, sejuta harapan kami titipkan

pada perpustakaan untuk terus berbenah diri, melakukan perbaikan untuk peningkatan budaya baca kaum intelektual. Sebab kita yakin, masyarakat yang maju, lahir dari masyarakat yang memiliki kegemaran membaca. Selamat hari buku nasional, selamat bekerja perpustakaan Universitas Tadulako (Wrd/Af)


Media

Tadulako

Kabar Tadulako Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

7

Kini UKT Dapat Dibayarkan di Kantor Pos PT Pos Indonesia (Persero) melakukan kerjasama dengan Universitas Tadulako (Untad), hal ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa dalam pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) Selasa (10/5). Kepala PT Pos Indonesia (Persero) Regional X Sulawesi dan Maluku Rahmat Eka Haryanto mengatakan, pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) yang dilakukan mahasiswa tidak sepenuhnya melalui BANK. Kebijakan PT Pos I n d o n e s i a m e m b e r i ke m u d a h a n b a g i mahasiswa yang berada di luar daerah untuk membayar UKT melewati kantor pos terdekat. “Colecting UKT akan terbantu karena mahasiswa dan orang tua lebih mudah m e m b a y a r U K T. L e b i h b a n y a k y a n g

tercollecting, Untad tinggal minta laporan ke pos berapa yang sudah tercollecting per harinya. Masyarakat di pedesaan bisa langsung ke kantor pos terdekat,” ujarnya. Ia menambahkan, kemudahan yang d i ta wa r ka n ka nto r p o s s a n gat menunjang terlaksananya kegiatan pendidikan di Untad. PT Pos Indonesia berharap hal tersebut dapat tersosialisasikan agar mahasiswa dan calon mahasiswa bisa mengetahuinya. “Untuk peningkatan pelayanan kantor pos akan mengembangkan ke agen-agen pos, agar masyarakat bisa berpartisipasi menjadi agen pos. Hal ini juga diharapkan kepada pihak untad agar kerjasamanya disosialisasikan ke mahasiswa untuk manfaat bersama dalam menunjang pendidikan,”DOK : AHMAD USMAR/HUMAS UNTAD ujarnya. “Kegiatan ini bukan hanya sekadar Sementara itu, Rektor Untad Prof Dr Ir membentuk kerjasama semata, hal ini juga Muhammad Basir SE MS menyampaikan, d a p a t m e m b e r i p e m a h a m a n ke p a d a kemudahan yang ditawarkan kantor Pos mahasiswa yang sekaligus mengikuti kuliah Indonesia dapat memberi kontribusi penting umum yang dibawakan langsung kepala bagi kemajuan Untad.

regional X Sulawesi dan Maluku PT Pos Indonesia (Persero). Dengan adanya kerjasama ini sekiranya untad dapat menjadi universitas yang lebih baik lagi ke depannya.” tandas rektor. Zl

Untad Kembali Raih Penghargaan di KRI Regional 2

PELATIHAN AUDITOR TINGKAT LANJUT

UNTAD Boyong 2 Piala dan Lolos Ke Nasional Kontes Robot Indonesia (KRI) tingkat regional 2. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan terselenggara dengan baik. Kegiatan KRI yang merupakan agenda tahunan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) sejak tahun 2004 ini sekarang berada dibawah kordinasi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kementrian Ristek dan Pendidikan Tinggi. Kegiatan yang dimulai tanggal (28-30/4) ini dibuka oleh Rektor UPI Bandung, Prof. Furqon, M.A., Ph.D dan diacara penutupan dihadiri oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemhasiswaan, Ditjen Belmawa sekaligus menutup salah satu perhelatan akbar tahunan Dirjen Dikti tersebut. KRI yang di tahun sebelumnya terdiri dari 5 Regional berubah menjadi 4 Regional. Sulawesi Tengah yang tadinya tergabung dalam Regional 5 tahun ini dilebur masuk bersama Regional 2, bersama-sama Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, serta kampus Indonesia Timur. Pembina Tim Robotik Tadulako, Ir. Pudji Astutiek Fachruddin, M.S.i mengatakan, bahwa tahun ini ditingkat

regional Untad tidak hanya melawan perguruan tinggi dibagian Indonesia Timur seperti tahun kemarin di regional 5, namun perguruan tinggi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten yang nota bene merupakan langganan juara, “Selaku Pembina saya hanya bisa memberikan support dan motivasi kepada anak-anak kami di Tim Robotik Tadulako agar lebih maksimal lagi dalam merakit robot. Dan Kurang lebih 3 bulan persiapan alhamdulillah Robotik Tadulako membawa pulang 2 piala,” jelasnya. KRI 2016 regional II yang digelar di Kota Kembang ini diikuti oleh 31 perguruan tinggi. 26 tim yang terdiri dari Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI) dari18 perguruan tinggi , Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) Beroda sebanyak 32 tim dari 32 perguruan tinggi, Kontes Robot Pemadam API Indonesia (KRPAI) Berkaki sejumlah 26 tim dari 26 perguruan tinggi, Kontes Robot Sepak Bola (KRSBI) 7 tim dari 7 perguruan tinggi, dan terakhir Kontes Seni Tari Indonesia (KRSTI) terdiri dari 12 tim dari 12 perguruan tinggi. Total 95 tim yang mengikuti lomba dengan 193 peserta, 95 dosen pembimbing. Berdasarkan keputusan Dewan juri nomor: 002/SKPT/KRI/UPI/2016 tanggal 30 2016. Untad berhasil menyabet dua gelar masing-masing Kategori KRSBI untuk Inovasi Terbaik serta terbaik ke-dua kategori KRPAI berkaki. Ash

Warek Canwas : First Quality Harus Menjadi Hal Utama Dalam Kebijakan Mutu Internal Ahad (09/05), Pusat Audit dan Evaluasi Penjaminan Mutu Pendidikan LPPMP Untad kembali menggelar Pelatihan Auditor. Kegiatan yang berlangsung selam 4 hari ini dilaksanakan di Gedung IT Centre Untad. Pada pembukaan yang dimulai pukul 09.00 wita ini hadir Wakil Rektor Bidang Pengawasan dan Perencanaan Universitas Tadulako, Prof. Andi Lagaligo Amar, M.Sc. Dalam sambutannya, Prof Andi Lagaligo, begitu sapaan akrabnya, menyampaikan apresiasi kepada Pusat Audit LPPMP yang telah menyelenggarakan kegiatan yang sangat penting ini. menurutnya, pelatihan auditor ini memiliki peran strategis dalam upaya memenuhi kapasitas auditor yang nantinya akan menjalankan tugas audit internal. Lanjut Guru Besar Fakultas Peternakan dan Perikanan ini, dalam sajian materinya tentang Arahan Kebijakan mutu Untad, bahwa yang menjadi hal utama dalam kebiajakan mutu Untad adalah First Quality . “Kualitas menjadi point utama dalam kebiajakan mutu internal untad,” ungkapnya. Masih menurutnya, bahwa arah kebijakan mutu

internal Untad telah mengarah pada standar kebijakan mutu yang ditetapkan oleh Dikti secara nasional. Untuk itu, standar mutu Internal Untad yang menjadi kebijakan internal, harus mampu diaudit secara seimbang oleh auditor yang mengikuti pelatihan saat ini. Senada dengan itu, Dra. Hj. Mestawaty, AS.A, MP, selaku koordinator Pusdit EPMP LPPMP, juga menuturkan bahwa pelatihan ini diharapkan menjadikan peserta memiliki pengetahuan yang baik dalam rangka proses audit internal. Selain itu menurtnya, hal utama yang ingin dicapai dalam pelatihan ini adalah tanggung jawab auditor. “Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjalankan tugas tugas auditor nantinya,” ujarnya. Kegiatan yang berlangsung selama 4 hari ini diikuti oleh 55 orang peserta, utusan dari seluruh fakultas. Kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa mantan pejabat kampus, seperti mantan Dekan, wakil-wakil dekan yang pernah menjabat, serta ketua dan sekertaris jurusan serta program studi yang pernah menjabat. Rf


8

Edisi 71 Mei 2016

Tadulako

Media

Kabar Tadulako Tahun ke 4

10 Orang Dosen Perguruan Tinggi Swasta Ikuti Pekerti di Untad

Tim Debat Bahasa Inggris Untad Kembali Lolos Ke Nasional Setelah terpilih untuk mewakili Universitas Tadulako ke tingkat Regional dalam ajang National University Debating Championship (NUDC) 2016 , Tim Debat Bahasa Inggris Untad yang diwakili oleh Frilly Andrelia Utami (Ekonomi Pembangunan 2014), Dewi Nur Qamariah (Akuntansi 2014), dan Danish Luthfi (Pend. Bahasa Inggris 2013) kembali membawa nama Untad ke tingkat nasional. Tim Debat Bahasa Inggris Untad dinyatakan lolos ke tingkat nasional setelah terpilih sebagai 8 besar di seleksi tingkat regional Kopertis IX di Makassar, pada 26-29 April 2016. Seleksi Regional yang di adakan di Gedung Growth Center Makassar ini diikuti sebanyak 71 Universitas se-Sulawesi yang merupakan bagian dari Kopertis IX. Sebelum akhirnya ditetapkan lolos ke tingkat nasional, Tim Debat Untad telah melewati beberapa tahapan dengan pencapaian yang luar biasa. Pada babak pra eliminasi, Untad meraih peringkat ke-4 di bawah Universitas Hasanudin, Universitas Sam Ratulangi, dan Universitas Muhammadiyah Pare-pare. Setelah itu, Untad dinyatakan lolos hingga semi final (8 besar) di peringkat ke-6 yang secara otomatis meloloskan Untad ke tingkat Nasional. Selain peniaian tim, juga ada penilaian individu. Frilly Andrelia Utami meraih penghargaan sebagai

Best Speaker ke-8 dari total debaters sebanyak 140 debaters. Di susul Dewi Nur Qamariah yang berada di posisi Best Speaker ke-34. Sementara Danish Lutfi meraih peringkat 4 N1 Adjudicator dari seluruh N1 Adjudicator yang dibawa oleh Universitas peserta seleksi di Kopertis IX. N1 Adjudicator sendiri merupakan perlombaan Juri debat dari seluruh universitas yang juga merupakan mahasiswa. Jadi tidak hanya tim debat saja yang diperlombakan dalam ajang ini, namun juga lomba menjadi juri debat. Seperti yang dituturkan oleh Danish Luthfi, mahasiswa Pend. Bahasa Inggris yang sudah ke dua kalinya mewakili Untad baik ke ajang regional maupun nasional, tahun ini merupakan pencapaian tertinggi Untad dalam Tim Debat Bahasa Inggris di tingkat Regional makassar. (Dari kiri ke kanan) Frilly Andrelia Utami, Dewi Nur Qamariah, Danish Lutfi lomba debat tingkat Regional. Hal ini yang kemudian semakin memberikan semangat kepada tim debat Untad maupun dirinya dapat menjadi tolak ukur kemampuan pribadinya dapat memberikan lebih dari apa yang sudah sebagai peserta lomba juri debat. Ia berharap, dan juga merupakan motivasi untuk lebih dicapai di tingkat regional”, lanjut Danish. supaya Debat Bahasa Inggris semakin mendapat berprestasi di ajang lain kedepannya. Tidak ketinggalan Frilly, yang di kali pertamanya perhatian oleh mahasiswa dan akademis kampus “Terima kasih untuk dukungan Untad kepada mewakili Untad ke tingkat regional langsung dapat sehingga sumber daya dan peminat semakin kami. Teman-teman semua juga bisa menjadi menorehkan prestasi yang sangat gemilang. Peraih banyak. Dengan begitu, Debat Bahasa Inggris untad Best Speaker ke-8 di tingkat regional ini mengaku seperti kami. Dalam kompetisi apapun, debat atau kedepannya dapat semakin berprestasi. bukan, latihan adalah kunci keberhasilan. Practice sangat bersyukur dan bangga dengan apa yang “Semoga di tingkat nasional tahun ini Untad makes perfect.” Tutup Frilly. (kdk) telah ia capai. Menurutnya, apa yang ia peroleh

WORKSHOP PUSBANG LPPMP

Tingkatkan Kualitas Pendidikan Melalui E-book di Smartphone dan Tablet. Pertama kalinya, workshop pembuatan e-book untuk smartphone dan tablet kepada dosen dan mahasiswa, digelar di ruang Conference Room, gedung IT Center lantai II, Universitas Tadulako (Untad), Senin (02/05). Dalam agenda yang dihadiri 65 orang perwakilan dari setiap fakultas, juga hadir Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Pengawasan (Warek Canwas atau Warek 5) Untad, Prof Andi Lagaligo Amar MSc Ph.D. Ketua panitia Dr H Mustamin MSi mengatakan bahwa kegiatan ini akan diaplikasikan pada sistem belajar setiap hari kuliah. Dosen hingga mahasiswa akan berperan di dalamnya. Sehingga tidak ada waktu untuk menunda-nunda waktu belajar untuk menyelesaikan studi. “E-book ini sangat membantu mahasiswa dan dosen. Dengan adanya e-book ini siapa saja bisa belajar, tanpa harus membaca buku teks, dan akhirnya bisa menyelesaikan studi dengan mudah,” ujarnya. Dalam sambutannya, ia menyampaikan kegiatan workshop yang diselenggarakan Pusat Pengembangan (Pusbang) Lembaga Penilaian dan Penjamin Mutu Pendidikan (LPPMP) ini dapat menyokong naiknya nilai pendidikan, dengan mengembangkan teknologi digital yang sering digunakan sehari-hari sebagai media

pembelajaran. Hal ini juga dapat meningkatkan pelayanan belajar mengajar pada setiap fakultas. “Melalui event ini, bisa menghasilkan output bukan hanya skill atau keterampilan. Tapi output yang dihasilkan berupa buku online yang tersaji. Jika hal ini terlaksana tentu saja kita ingin terpelihara. Jika ini dikembngkan maka mahasiswa kita juga tidak terikat pada buku teks, tetapi dimana saja mereka bisa melihat pelajaran, dengan mempelajari tanpa harus membawa buku karena sudah memiliki smartphone yang juga mempermudah para mahasiswa nantinya,” terangnya. Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Pengawasan Untad, Prof Andi Lagaligo Amar MSc Ph.D mengatakan, pengelolaan e-book ini ditujukan untuk mampu memberi warna lebih pada Untad sebagai salah satu institut terbaik di Provinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah mahasiswa sebanyak 38.986 orang, terbanyak di provinsi khas Burung Maleo ini. selain itu, memperkenalkan kepada orang banyak bahwa kampus biru ini mampu bersaing dalam setiap bidang pendidikan dalam menyukseskan daerah. “Output ini juga merupakan peluang mengangkat nilai akreditasi universitas. Dan juga kita tidak bisa pungkiri media online ini sangat memengaruhi dalam

penilaian tentang salah satu perguruan tinggi. Dalam makna-makan pelayanan pendidikannya, pelayanan penelitiannya, dan pelayanan pengabdiannya. Pengembangana kurikulum disini yaitu dalam tahap

pembelajaran yang bisa terkontrol dengan baik pula,” kata Guru Besar Fakultas Peternakan dan Perikanan ini. (ana)


Media

Tadulako

Kabar Tadulako Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

9

Peduli Palolo KSR Untad Bantu Korban Bencana Banjir bandang yang menghantam beberapa desa di kawasan Palolo beberapa waktu lalu mengetuk rasa kepedulian sejumlah mahasiswa Untad yang tergabung dalam Kesatuan Relawan Kesehatan Universitas Tadulako, bekerjasama dengan paguyuban mahasiswa ParigiMoutong mereka pun menggalang dana yang selanjutnya disalurkan ke lokasi bencana. Koordinator lapangan penyaluran bantuan KSR Irma, kepada Media Tadulako menuturkan, kehadiran mereka merupakan wujud kepedulian m a h a s i s w a t e r h a d a p ko n d i s i masyarakat sekitar. Penggalangan dana yang dilakukan di beberapa titik jalanan Kota Palu tersebut berhasil menghimpun dana sebesar Rp. 4.300.000,Masih menurut Irma, dana yang terkumpul tersebut kemudian dibelikan sejumlah kebutuhan korban bencana Palolo. “Uang terkumpul kami belikan bahan-bahan logistik, seperti beras, gula, sabun, sama air mineral, serta keperluan dapur lainnya,” jelasnya Bantuan yang terkumpul tersebut diterima langsung oleh Sekretaris Desa Sintuwu pada Sabtu (21/5). Desa Sintuwu merupakan salah satu Desa terparah dari bencana banjir bandang yang meluluhlantakan sejumlah rumah dan fasiltas umum

di kawasan Palolo. Kehadiran mahasiswa Untad juga ikut membantu masyarakat korban bencana membersihkan rumahrumah warga yang masih bertumpuk lumpur. “Sesampai di sana kami turut membantu membersihkan rumah-rumah warga yang masih tergenang lumpur. Kami seolah merasakan bagaiman

penderitaan korban banjir Palolo itu,” tutur mahasiswi Administrasi Negara itu. Irma menambahkan kondisi Desa Sintuwu yang terendam air akibat derasnya curah hujan beberapa waktu lalu, kini benar-benar sangat memprihatinkan. Ia menggambarkan bahwa warga yang tertimpa bencana kini kesulitan mendapatkan air bersih.

Sejumlah rumah bahkan telah rata dengan tanah. “Kami insya Allah masih akan menggalang dana dan kembali membantu korban bencana Palolo. Semoga rekan-rekan mahasiswa, bapak ibu, dosen juga bisa turut serta menyalurkan bantuannya,” harap Irma (af)

Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Tadulako adakan seminar nasional Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Tadulako (Untad) adakan seminar nasional. Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan final lomba busana kartini dan lomba pesan berantai pada perayaan Hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional. Kegiatan yang dibuka oleh Rektor Untad, Prof. Dr. Muhammad Basir ini mengangkat tema “Melalui Peringatan Hari Kartini kita tingkatkan intelektualitas dan Kreativitas Perempuan”, Rabu (18/5) bertempat di gedung media centre Untad. Seminar nasional kali ini menghadirkan Nurmawati Dewi Bantilan, SE MH salah seorang perempuan inspiratif yang merupakan anggota MPR RI dan DPR RI. Sementara itu Prof Basir yang didaulat memeberi sambutan dalam kesempatan itu juga membawakan materi dengan judul “Hakikat Persahabatan Cintas dan Benci”. Ketua DWP Untad, Fadhlia Basir dalam sambutannya mengatakan, bahwa pelaksanaan seminar ini merupakan lanjutan dari kegiatan

peringatan Hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional yang telah digelar beberapa waktu lalu. “Makna hari kartini bukan hanya menjadi upacara perayaan semata. Namun perjuangan sosok Kartini menjadi motivasi untuk kita semua, perempuan Indonesia yang berusaha untuk meningkatkan derajat perempuan, khususnya di bidang pendidikan,” jelasnya. Lebih lanjut, lulusan S2 Unpad ini menambahkan, bahwa dampak dari perjuangan tersebut hingga kini masih terasa dan begitu bermanfaat bagi kaum perempuan, dalam hak sama dalam memperoleh pendidikan serta membebaskan kaum perempuan dari

pembodohan. Adapun peserta lomba Busana Kartini yang berhasil meraih juara satu yakni dari fakultas Hukum, juara dua Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Fmipa), juara 3 Kantor Pusat dan juara 4 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK). Sedangkan juara satu dari lomba Pesan Berantai yakni Fakultas Pertanian, juara 2 dari Fakultas Ekonomi, juara 3 diraih oleh Fmipa, dan juara keempat diraih oleh FKIK. Ash

LOKAKARYA UKM UNIVERSITAS

Datangkan Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Untuk memahami mekanisme lembaga kemahasiswaan, Universitas Tadulako (Untad) mengadakan workshop Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat universitas, yang dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu (14-15/05) bertempat di Conference Room, IT Center Lantai II. Workshop kali ini mengundang Direktur Kemahasiswaan Universitas Gajah Mada (UGM), Dr Drs Senawi SNHB, MP.

Kegiatan yang dibuka oleh Rektor Universitas Tadulako, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS, dihadiri kurang lebih 100 peserta yang berasal dari setiap UKM tingkat universitas, BEM /DPM dan wakil dekan bidang kemahasiswaan dari tiap fakultas. Dalam sambutannya, Prof Basir menyampaikan bahwa lokakarya ini sangat penting untuk membuka cakrawala berpikir mahasiswa,

Dr. Drs. Senawi SNHB, MP. (memakai kopiah) beserta Warek Bima Prof Djayani saat berfoto bersama dengan ketua-ketua lembaga universitas.

khususnya di Universitas Tadulako. “Workshop ini sangat berguna bagi adikadik mahasiswa, khususnya ketua-ketua lembaga kemahasiswaan universitas, karena mereka adalah orang-orang terpilih yang akan mengemban amanah dalam menjalankan roda kemahasiswaan di kampus tercinta kita ini, sehingga nantinya mereka akan menjadi output yang berguna bagi masyarakat,” pungkasnya. Dr. Senawi, yang hadir sebagai pembicara tamu menjelaskan tentang pola pembinaan lembaga kemahasiswaan yang ada di Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai bahan acuan dalam pengembangan kemahasiswaan di Untad nantinya. Ia mengawali penjelasannya dengan menjelaskan jati diri dari UGM, sebab menurutnya, untuk menjalankan roda kemahasiswaan harus melihat jati diri universitasnya. “Jati diri adalah sudut pandang awal sebelum menjalankan kinerja kemahasiswaan dari universitas itu, sebagai contoh jati diri UGM terdiri atas lima jenis yaitu, sebagai Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan dan Universitas Pusat

Kebudayaan. Dengan jati diri tersebut dapat diambil kesimpulan yaitu UGM bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk generasi emas kader pemimpin bangsa, dan mendorong Indonesia memimpin dunia,” jelasnya. Ia kemudian melanjutkan tentang strategi d i re ko rat ke m a h a s i swa a n U G M d a l a m mengembangkan skill mahasiswa, yaitu dengan penanaman nilai pancasila dan ke-UGM-an kepada mahasiswa sebagai kader pemimpin bangsa untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI serta peningkatan semangat multi etnis/agama/kultur mahasiswa untuk menjadi ilmuwan, intelektual, praktisi dan/atau profesional yang berbudaya, berkualitas dan unggul. “O rga n i s a s i ke m a h a s i s wa a n ( O r m a wa ) m e r u p a ka n b a g i a n d a r i s ke n a r i o u nt u k menghasilkan SDM yang berkualitas dan unggul, sehingga semua mahasiswa wajib berorganisasi untuk mengembangkan softskills melalui kegiatan ko- dan ekstra-kurikuler sesuai potensi, bakat dan minatnya, dengan menjadi amggota unit kegiatan mahasiswa,” terang dosen di fakultas kehutanan UGM ini. (ana)


10

Media

Infotorial Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Workshop Lembaga Kemahasiswaan Universitas Tadulako

Foto & Naskah: Adi Nur Alim

Conference Room, Media Center Universitas Tadulako

Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Drs Senawi SNHB, MP saat memberikan materi di kegiatan Workshop Lembaga Kemahasiswaan Universitas Tadulako.

Rektor Universitas Tadulako, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Workshop Lembaga Kemahasiswaan Universitas Tadulako.

Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Drs Senawi SNHB, MP beserta Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Prof Djayani Nurdin berfoto bersama Ketua-Ketua Lembaga

Ketua Panitia, Muzakir Tombolotutu SE MM selaku ketua panitia saat menyampaikan laporan di kegiatan Workshop Lembaga Kemahasiswaan Universitas Tadulako.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi saat memberikan sambutan di kegiatan Workshop Lembaga Kemahasiswaan Universitas Tadulako.

Ketua Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam Mahasiswa, Herlangga Adiputra saat membacakan doa di kegiatan Workshop Lembaga Kemahasiswaan Universitas Tadulako.

Para Panitia Workshop Lembaga Kemahasiswaan Universitas Tadulako berfoto bersama.


Media

Tadulako

Infotorial

Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

11

Foto bersama Tim Robotek Tadulako Untad setelah menerima piala

Robotech Tadulako Kembali Harumkan Almamater

Foto & Naskah : Andi Sitti Hajar

Universitas Pendidikan Indonesia - Bandung

Foto Bersama Tim Robotek Tadulako dengan Official Untad

Tim Robotek Tadulako bersama Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belwama)

Robot Sepak Bola Untad yang menyabet penghargaan Inovasi Terbaik Foto Bersama Pembina dan Tim Robot Tadulako yang meraih juara 2 di Kontes RobotPemadam API Indonesia (KRPAI) Berkaki

Foto Bersama Tim Robotek Tadulako dan Tim Robotek Politeknik Negeri Ujung Pandang

Foto Rombongan Tim Robotek Tadulako setelah penerimaan Piala

Foto Bersama rombongan tim Robotech, Pembina Robotech Untad Ir. Pudji Astutiek, M.Si dan Official Seusai Menjuarai Kontes Robot Indonesia regional 2


12

Media

Info Fakultas Edisi 71 Mei 2016 Tahun ke 4

Tadulako

DIES NATALIS FISIP UNTAD YANG KE-53 Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik genap berusia 53 tahun, angka yang cukup matang dalam pencapainnya sebagai fakultas yang ada di Universitas tadulako. Untuk memperingati HUT fisip tersebut, dirangkaikan lah kegiatan seminar nasional. Yang mengundang praktisi ahli seperti Dr. M.R Khairul muluk, yang datang langsung dari Universitas Brawijaya , Rahmat guru besar Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hassanudin. Fisip yang juga menggelar Reuni akbar turut mengundang alumni nya yaitu Dr. Hidayat M.Si selaku wali kota Palu untuk memaparkan Visi dan misinya dalam membangun Kota Palu. Seminar nasional yang diadakan pada (04/05) itu mengangkat tema “Reformasi Birokrasi Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean” bertempat di ruang Media Centre, Universitas Tadulako. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Hidayat memaparkan Visi-Misi untuk mejadikan kota Palu sebagai kota jasa berbudaya dan beradat dilandasi iman dan taqwa. “ Aspek berbudaya artinya saya memandang ada tiga konteks, yang pertama budaya dalam konteks seni. Maka semua sanggarsanggar seni yang ada di Kota Palu kita akan coba bangun kembali, yang menggunakan alat-alat kesenian musik tradisonal seperti lalove, gimba, dan kakula. Kemudian yang kedua budaya dalam konteks ritual. Di Palu ini banyak sekali kegiatan-kegiatan ritual seperti pesta adat, dan harus dilestarikan karna merupakan kekayaan budaya bangsa kita, selanjutnya yang ketiga budaya dalam konteks nilai yang mesti dibangun kembali adalah nilai toleransi, nilai kekeluargaan, dan nilai kegotong-royongan. Kenapa pentingnya adanya nilai toleransi, karena seperti yang kita ketahui daerah kita ini sering terjadi konflik antar kelurahan, padahal antar keluarga. Jadi, tiga nilai itu kita harapkan adalah kebijakan dari lembaga adat sehingga lembaga adat tersebut harus diperkuat kembaliuntuk menjaga tiga nilai itu” Tutur Hidayat. Kegiatan seminar yang dimulai pada pukul 09.00 itu menjadi rangkaian acara disnatalis Fisip yang 53, sekaligus juga rangkaian acara pada reuni akbar fisip yang ramah tamahnya akan diadkan pada (08/05). Pencapain Fisip yang sudah didapatkan dalam bidang akademik dan non akademik yaitu semua program yang ada difakultas ini, program studinya sudah terakreditasi utamanya salah satu program studi yang sudah terakreditasi A yaitu prodi administrasi publik. Selaku Dekan Fisip, Dr.H.Slamet Riadi,M.Si ini cukup membangkan bagi kami karena baru kali ini di fisip ada yang mendapatkan A bahkan akreditasi A itu adalah yang pertama yang ada dikawasan timur belum ada prodi dikawasan indonesia timur yang terakreditasi A . sedangkan di Untad ini baru prodi Administrasi Publik lah yang terakreditasi A ini adalah sebuah kebanggan bagi kita semua karena semenjak diamant kan jadi dekan semua akreditasi- akreditasi dari program studi itu menapatkna nilai sanagt signifikan. Dies Natalis Fisip tahun ini cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, perayaan Dies Natalis Fisip tahun ini turut dirangkaikan dengan Reuni Akbar yang melibatkan hampir sebagian besar alumni Fisip Untad. Adapun rangkaian acara Reuni Akbar meliputi Musyawarah Ikatan Alumni Universitas Tadulako (IKA Untad) Komisariat Fisip, jalan santai, dan temu kangen alumni. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari berturutturut (6-7/05/2016) mendapat apresiasi yang tinggi dari Dekan Fisip Untad saat ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi wadah untuk lebih meningkatkan tali persaudaraan antar alumni. “Ini adalah suatau wadah silaturahmi terutama untuk lebih memperkuat tali persaudaraan dan untuk lebih memperkuat jalinann informasi dan komunikasi diantara alumni, tentunya saya selaku pimpinan fakultas banyak memberi apresiasi terhadap semua rangkain yg dilakukan oleh kegiatan panitia pelaksana dan mudah-mudahan dengan momentum kegiatan-kegiatan yang

telah dilakukan inni silaturahim antara keluarga besar fisip an alumni itu lebih kuat. dan sennatiasa alumni itu dapat memberikan bebeberappa kontribusi pemikiran terhadap kemajuan fisip”Ungkapnya. Ia pun berharap dengan acara reuni dan disnalis ini tidak hanya berhenti sampai ini saja tetapi juga, secara kuantitas selalu jalin hubungan dan kekrabatan hubungan komunikasi antara semua stekholder antara semua alumni yang ada mudah-mudahan kedepan lebih maju dan berkembang dalam kegaiatan yang akan datang. Apa yang diungkapkan Dekan Fisip tersebut memang terlihat adanya dalam rangkaian Reuni Akbar tersebut. Momentum silaturahmi begitu kental kelihatan. Terlebih saat momen jalan santai pada Sabtu (07/05/2016). Acara yang turut dimeriahkan dengan perlombaan tradisional seperti Tarik Tambang dan Lari Karung terlihat begitu menyatukan para alumni. Baik mereka yang berada di angkatan yang sama maupun mereka dengan angkatan yang berbeda. Turut hadir memeriahkan acara Reuni Akbar Fisip para alumni yang sekarang telah menjadi kepala-kepala daerah di Sulawesi Tengah. Di antaranya Drs. Kasman Lassa, S.H (Bupati Donggala), Moh. Irwan Lapata (Bupati Sigi), dan Drs. Hidayat, M.Si (Walikota Palu). meski sudah memangku jabatan sebagai kepala daerah, namun para petinggi-petinggi daerah yang juga merupakan alumni Fisip Untad tersebut tetap membaur dan berinteraksi dengan kapasitas mereka sebagai alumni Fisip Untad, bukan sebagai kepala daerah. Hal inlah yang kemudian menambah keharmonisan suasana Reuni Akbar Perdana Fisip Untad. Menurut irwan karim, ketua panitia Reuni akbar sekaligus Ketua IKA Untad Komisariat Fisip terpilih 2016, Kegiatan reuni itu memberikan penguatan secara kelembagaan terhadap fakultas, terhadap prodi-prodi yang ada difakultas karena peran alumni didalam kelmbagaan itu sangat diperlukan ketika fakultas atau prodi itu untuk penigkatan akreditasi prodi yang paling substasnsial saya sebagai ketua panitia kita menseeting kegiatan reuni akbar itu bertepatandengan disnatalis oleh karena itu kegiatan ini didesign bersama panitia disnatalis namun kegiatan dikemassecara integrasi seperti ini memang acaara nya diintegrasikan jadi ini tidak hanya menghadirkan alumni tetapi juga menghadirkan dosen dosen yang dalam pandangan alumni itu mereka adalah orang - orang yang berjasa karena mereka itu sebabi orang tua sebagai pendidiik hadir-hadir bersama sama dan melebur jadi satu dalam emosi kerinduan seperti itu sehingga reuni akbar selain melaksanakan ramah tamah kemarin kita melakukan jalan santai dan jalan santai musyawarah. Dengan mengangkat tema “Kembali Kekampus Untuk Memberi Kabar Almamter” memiliki filosofi yaan sebenarnya sangat mampu dilakuan untuk siapa saja sebab alumni yang sudah dilepas oleh fakultas berpuluh-puluh tahun yang lalu mereka diajak untuk kembali mengingat dan menengok kenangan-kenangan mereka yang ada dikampus. Kembali kekampus ini juga memberi suatu batasan terhadap penyelanggaraan reuni yang kebanyakan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan lain yang menepati tempat seprti hotel, tapi karema mengambil tema kembali kekampus untuk memberi kabar untuk almamater maka semua kegiatan reuni di laksanakan dikampus. Adapun harapan dari Irwan Karim agar mengembangkan disiplin ilmu yang ada pada alumni untuk mengsejeterahkan daerah. “memanfaatkan alumni didalam pengembangan untuk memajukan daerah ini sangat sangat perlu, sebab alumni fisip dengan berbagai disiplin ilmu yang ada ini merupakan salah satu potensi yang harus dimafaatkan bukan hanya lembaga fakultas , sebab memlaui lembaga IKA (Ikatan Keluarga Alumni) bisa menjembatani antara pemerintah atau masyarakat dengan kampus, sebab alumni itu berada dimasyarakat dan kampus sebuah lembaga pendidikan yang harus dijembatani terkait dengan penegembangan keilmuan yang ada. (kdk/era)


Media

Tadulako

Info Fakultas Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

13

Peletakan Batu Pertama oleh Rektor, Pembangunan Masjid Fakultas Teknik Resmi Dimulai Jum'at (20/05) lalu, Pembangunan Masjid Fakultas Teknik resmi dimulai dengan peletakan batu pertama Oleh Rektor Universitas Tadulako. Rektor, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS dalam sambutannya mengungkapkan apresiasinya terhadap pembangunan Masjid Fakultas Teknik yang tidak terlepas dari peran alumni-alumni Fakultas Teknik. “Saya sangat mengapresiasi terlaksananya pembangunan masjid ini yang tidak terlepas dari peran para alumni Fakultas Teknik. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan alumni dengan alamamater belum putus meskipun berada ditempat yang jauh” ungkapnya. Prof Basir juga mengatakan, bahwa keberadaan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat pengkajian nilai-nilai keislaman sangat penting dalam pembentukan karakter pemuda dalam hal ini adalah mahasiswa. “Jika kempamuan keteknikan dibalut dengan nialai-nilai berdimensi kebajikan, maka mudahmudahan Fakultas Teknik akan menelorkan generasi muda yang mengambil alih kepemimpinan dimasa-masa yang akan datang” sambung Guru Besar Fakultas Pertanian ini.

Dekan Fakultas Teknik, Dr Amar ST MT dalam sambutannya mengungkapkan, pembangunan m a s j i d Fa k u l t a s Te k n i k i n i m e r u p a k a n pengejewantahan dari keprihatinan akan kondisi yang ada, dimana masjid fakultas Teknik yang lama tidak lagi cukup untuk menampung jema'ah, khususnya pada saat shalat Dzuhur dan Ashar. “Sebagai langkah antisipasi kondisi akan tersebut, maka sebelumnya kami memberlakukan sistem sift pada waktu Shalat. Namun hal ini tidak terlalu efektif, dikarenakan waktu jeda untuk shalat itu maksimal hanya satu jam. Sehingga membuat mahasiswa seringkali terlambat masuk dalam perkuliahan,” Jelas Dr Amar. Adapun dengan desainnya yang bersifat semi minimalis serta bentuknya yang unik karena tidak berkubah seperti masjid pada umunya melainkan berbentuk segitiga datar. Dr Amar menjelaskan, hal tersebut merupakan upaya penyeragaman antara masjid Fakultas Teknik dengan lingkungan dimana masjid ini berada yaitu dilingkungan institusi. “Yang menjadi penanda suatu masjid tidak semata-mata dari segi bentuknya, akan tetapi aktivitas yang ada didalamnya, bagaiamana masjid tersebut dimakmurkan,” ujar Dr Amar.

Sementara itu, Ketua Panitia pembangunan masjid Dr Ir H M Ghalib Ishak MS mengatakan, masjid Fakultas teknik ini nantinya akan berdiri dengan luas 18 x 18 meter atau memiliki luas total 648 m persegi. Terdiri atas dua lantai dengan rincian lantai 1 diperuntukkan Rektor saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Fakultas Teknik (20/05) sebagai ruang DOK : AHMAD USMAR/HUMAS UNTAD s e k reta r i at , perpustakaan, serta Teknik ini telah mengalir dari para donatur yang tempat wudhu. Sementara lantai 2 diperuntukan terdiri atas dosen-dosen, alumni, dan masyarakat. sebagai ruang utama untuk shalat, selasar, ruang Adapun dana yang terkumpul telah mencapai 40 sound system serta ruang operasinal masjid. juta termasuk dengan bantuan alat berat. Namun Masjid yang mempunyai konstruksi beton begtiu, bagi pihak yang ingin berkontribusi dalam bertulang ini mempunyai kiblat yang mengarah amal jari'ah ini panitia pembangunan masjid masih 2900 ke arah utara. membuka kesempatan yang selebar-lebanrnya. Wn Meskipun baru saja dimulai, namun dana yang terkumpul untuk pembangunan mesjid Fakultas

MIPA Expo, Ajang Promosi FMIPA ke Masyarakat

Dekan FKIP saat memberikan sambutannya sebelum membuka Workshop Pengelolaan Jurnal secara resmi

UPM FKIP Optimalkan Pengelolaan Jurnal

FOTO : WARDATUL NURJANNAH/MT

pengunjung yang sedang mengunjungi stand-stand di kegiatan MIPA Ekspo 2016

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Tadulako kembali menggelar MIPA Expo 2016. Kegiatan ini merupakan agenda rutin FMIPA Untad setiap tahun Pada tahun 2016 ini, MIPA Expo kembali hadir dengan tujuan memperkenalkan FMIPA kepada masyarakat luas. Kegiatan yang bertempat di depan lapangan TVRI itu dilaksanakan mulai tanggal 1415 Mei 2016. Dalam sambutannya, Prof.Ramadhanil selaku wakil dekan bidang akademik FMIPA, menyampaikan bahwa tujuan Utama MIPA Ekspo ini yakni dapat memperkenalkan FMIPA ke kalangan masyarakat umum sehingga dapat mengubah persepsi masyarakat tentang program studi MIPA yang kerap masih dianggap sulit. “Kegiatan MIPA Expo ini diharapkan dapat

lebih memperkenalkan MIPA ke tengah masyarakat, dan itulah yang menjadi tujuan utamanya. Sehingga diharapkan MIPA Expo ini dapat terus terlaksana setiap tahun” ungkapnya pada saat membawakan sambutan di acara pembukaan MIPA Expo. MIPA Expo kali ini memiliki 3 macam kegiatan, yakni pembukaan pada tanggal 9 Mei, lomba kebersihan sekretariat pada 1112 Mei, dan tanggal 14-15 Mei pagelaran kegiatan MIPA Expo dimulai Dalam pemaparannya, Asmar selaku ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FMIPA memaparkan tujuan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan pada satu rangkaian MIPA Expo kali ini. “Lomba kebersihan sekretariat ini bertujuan untuk, mengajarkan kepada setiap lembaga bahwa, kebersihan itu merupakan hal yang penting bagi kehidupan. Dan kegiatan puncak MIPA Expo itu selain bertujuan untuk memperkenalkan MIPA kepada Masyarakat, kegiatan ini juga bertujuan untuk lebih m e m p e r e ra t t a l i s i l a t u ra h m i a n t a r mahasiswa” pungkasnya. (Wrd)

Jum'at (29/04/2016) Unit Penjaminan Mutu (UPM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako menyelenggarakan Workshop Pengelolaan Jurnal. Workshop ini diselenggarakan dalam rangka pengoptimalisasian pengelolaan jurnal sebagai wahana publikasi ilmiah yang berkualitas, baik jurnal cetak maupun jurnal elektronik. Hal ini diungkapkan Nadrun SPd MPd selaku ketua pelaksana workshop pengelolaan jurnal tersebut dalam sambutannya. “Kegiatan ini salah satu upaya mengoptimalisasikan pengelolaan jurnal baik jurnal cetak maupun jurnal elektronik,” jelasnya. Ia juga menghimbau, agar ketua-ketua program studi, ketua-ketua jurusan dan semua unsur pimpinan serta pengelola jurnal agar berkomitmen dan bersinergi mengupayakan hal tersebut. “Melalui kesempatan ini, saya juga menghimbau kepada kita semua yang hadir pada kesempatan ini, khususnya kepada unsur-unsur pimpnan, ketua-ketua prodi, ketua-ketua jurusan, serta staff pengelola jurnal untuk dapat membangun komitmen dan bersinergi. Karena tanpa komitmen dan sinergi kita semua, maka hal ini akan sukar untuk kita wujudkan,” jelasnya Wo r k s h o p p e n g e l o l a a n j u r n a l ya n g diselenggarakan di Ruang Senat Gedung Rektorat lama ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas

Keguruan dan Pendidikan Universitas Tadulako, Dr Lukman M.Hum. Dekan FKIP Dr Lukman M.Hum dalam sambutannya mengatakan, bahwa khusunya di FKIP masih tertinggal dalam pengelolaan jurnal khususnya di kawasan asia tenggara. Salah satu bentuk ketertinggalan tersebut dapat dilihat dar segi penulisannya. “Saya kira kegaitan ini sangatlah penting dalam rangka peningkatan kualitas jurnal. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini kita memang masih sangat tertinggal dalam pengelolaan jurnal baik dalam bentuk jurnal cetak maupun jurnal tertulis khusunya trend jurnal dalam lingkup kawasan Asia Tenggara. Hal ini dapat kita lihat dari segi penulisannya maupun dari segi publikasinya serta hal-hal lain yang menyangkut sistem pengelolaannya.” Ujar Dr Lukman. Lanjut dari itu, Dr Lukman berharap melalui workshop tersebut dapat ditetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai landasan dalam rangka peningkatan tata kelola jurnal di FKIP. “Kami berharap, melalui workshop ini akan melahirkan SOP yang kemudian dipatenkan sebagai standarisasi dalam rangka meningkatkan tata kelola jurnal di FKIP,” tuturnya Hingga kegiatan ditutup, workshop pengelolaan jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako ini berjalan khidmat dan lancar. Wn


14

Info Fakultas Edisi 71 Mei 2016 Tahun ke 4

Media

Tadulako

Menyalurkan Aspirasi Lewat Dialog Interaktif Keterangan FOTO : Kondisi dialog akademik Bem FMIPA UNTAD

FOTO : WAHYUNI MUS/LPM DIDAKTIKAL

menyampaikan harapannya agar semua mahasiswa dapat Kamis (12/05), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas menyalurkan aspirasinya dengan cara diskusi seperti ini. “ Jika Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) jaman saya dulu, turun aksi dalam menyampaikan aspirasi itu mengadakan dialog interaktif tahun 2016 dalam rangka sering terjadi, hal ini dikarenakan dulu ruang untuk diskusi memberikan fasilitas untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa seperti ini kurang. Namun sekarang saya kira, ruang diskusi mengenai segala hal yang sering menjadi buah bibir di terbuka lebar, oleh karena itu diharapkan kepada semua kalangan mereka. mahasiswa jika ada mahasiswa yang ingin menyuarakan Kegiatan yang bertempat di ruang senat Rektorat lama ini di aspirasinya maka dapat langsung mengeluarkannya dalam hadiri oleh 84 peserta mahasiswa dari segala jurusan dan diskusi seperti ini” tandas mantan ketua jurusan Fisika FMIPA dihadiri pula oleh jajaran pimpinan fakultas, serta ketuaitu. Hal senada turut pula disampaikan oleh Prof.Jayani ketua jurusan di lingkup Fakultas MIPA. selaku Wakil Rektor bidang kemahasiswaan Untad bahwa Dalam penyampaiannya, Asmar menerangkan bahwa diharapkan mahasiswa dapat mengeluarkan aspirasinya kegiatan ini bertujuan untuk mewadahi suara-suara sumbang lewat dialog-dialog semacam ini. yang sering terdengar di kalangan mahasiswa, sehingga miss Lewat kegiatan dialog interaktif yang mengusung tema communication yang sering terjadi dapat diluruskan. 'Satukan Visi untuk membangun sinergitas civitas akademika “Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan segala aspirasi fakultas MIPA' ini diharapkan setelah dialog interaktif ini yang sempat tersimpan di kalangan mahasiswa, karena dilaksanakan, diperoleh visi yang sama dari mahasiswa, selama ini begitu banyak suara sumbang yang sering saya lembaga dan pihak fakultas itu sendiri. (Wrd) d e n g a r, n a m u n t e r n y a t a m e r e k a t a k u t u n t u k menyampaikannya, lewat kegiatan inilah diharapkan aspirasi itu dapat disalurkan dan dapat didiskusikan bersama” ungkapnya. Dekan FMIPA, Dr. Rusydi, dalam sambutannya LOKAKARYA LEMBAGA KEMAHASISWAAN FAKULTAS KEHUTANAN

Wadek Bima Harapkan Singkronisasi Antar Lembaga

Suasana Lokakarya Lembaga Kemahasiswaan di Aula Fakultas Kehutanan Artinya, program-program tersebut merupakan program yang (18/05) Dalam rangka membangun kerjasama antar menjadi priorotas utama dan tentunya program ini lembaga kemahasiswaan, Fakultas Kehutanan menggelar mencirikan bidang dari UKMF itu sendiri. Lokakarya Lembaga Kemahasiswaan bertempat di Aula Ditemui usai acara lokakarya, Ketua BEM Fakultas Fakultas Kehutanan. Kehutanan Kurnia Sandi juga mengutarakan harapannya, agar Kegiatan Lokakarya ini dibuka secara resmi oleh Wakil melalui penyelenggaraan lokakarya tersebut dapat semakin Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kehutanan, Dr Ir memperkuat persatuan diantara lembaga-lembaga Adam Malik MSc. Dalam sambutannya, Dr Adam Malik kemahasiswaan yakni BEM dengan seluruh UKMF yang ada di mengharapkan adanya singkronisasi antar lembaga baik BEM Fakultas Kehutanan, sehingga bisa berjalan bersama dalam maupun UKMF. memajukan fakultas kehutanan. “Kami berharap, output dari lokakarya ini adalah berupa “Saya berharap, melalui lokakarya ini dapat meningkatkan singkronisasi antar lembaga, Baik BEM maupun UKMF yang persatuan, harmonisasi dan kerjasama antara lembaga ada di Fakultas ini. Sehingga kelembagan kita tidak berjalan kemahasiswaan, baik antarsesama UKMF maupun antara masing-masing, tetapi ada keterkaitan diantara lembaga yang BEM dengan UKMF. Sehingga nantinya, kita bisa sama-sama satu dengan lembaga lainnya,” tutur Dr Adam berbuat untuk fakults kehutanan yang maju dan lebih baik lagi Menurutnya, lokakarya memiliki arti yang sangat penting kedepannya. Tegas Sandi. demi jalannya roda kepengurusan suatu lembaga Berlangsung selama satu hari, lokakarya tersebut kemahasiswaan, khususnya dalam hal program-program kerja diisi pula dengan beberapa materi yang berkaitan dengan yang hendak dicanangkan. Sebab, eksistensi dari suatu kelembagaan diantaranya yaitu “Hubungan Akademik dan lembaga dapat dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang Organisasi” serta “Transparansi Anggaran”. dilaksanakan dari program-program tersebut. Lanjut dari itu, melalui lokakarya ini BEM Fakultas Lebih lanjut, Dr Adam Malik menghimbau agar programKehutanan bersama dengan seluruh UKMF yang ada program yang dijalankan oleh lembaga kemahasiswaan dilingkungan Fakultas Kehutanan bersepakat meminta hendaknya bukan sekedar dirasakan manfaatnya oleh adanya transparansi anggaran yang dialokasikan bagi pengurus, akan tetapi dirasakan pula oleh mahasiswa lain lembaga kemahasiswaan. Olehnya itu, mereka berharap pada umumnya. Sehingga, keberadaan suatu lembaga itu pihak birokrasi Fakultas Kehutanan agar dalam waktu dekat dapat memiliki arti untuk masyarakat kampus secara dapat mengadakan rapat koordinasi terkait hal tersebut. Wn keseluruhan dilingkungan sekitarnya. “Saya menghimbau kepada anak-anakku yang berada di UKMF agar dapat membuat program-program unggulan.

Dalam Rangka Menyambut HUT PERMAHKOTA Suasana pemotongan pita yang dilakukan oleh pembina permahkota Dra. Vanny M.A Tiwow, MSc PH.D untuk memulai lomba

ketua Permahkota, Edward Alfred. Harapan diusia Permahkota yang ke-11 meskipun bukan usia yang b i s a d i k a t a k a n t u a ibandingkandengan UKM-UKM yang lain tetapi kita berharap kredibilitas dari permahkota itu sendiri bisa dipertnggung jawabkan untuk tugasnnya sebagai lembaga payung yang mewadahi dari 10 PMK maupun pertanggung jawabkan dihadapan tuhan nantinnya. Adapun harapan dari pembina permahkota Dra. Vanny M.A Tiwow, M S c P H . D ya i t u ke s a t u a n , kebersamaan dari mahasiswa universitas tadulako lewat organisasi PMK ini akan terus dijalin dengan erat dan dirasakan bersama akan terus dirasakan. S e p e r t i y a n g d i k e t a h u i Tidak hanya itu, kemampuanp e r m a h k o t a a d a l a h s u a t u kemampuan yang paling utama organisasi yang ada diuniversitas adalah pembentukan karakter tadulako, yang berjumlah sekitar khususnya soal tanggung jawab 10% dari seluruh jumlah civitas bersama ,bisa sharing, mennjukan yang ada di untad. kemampuan mereka, karena Lomba-lomba seperti Motor kemmpuan yang ada pada mereka lambat, tarik tambang, lomba membawa suasana akademik lebih memasak khusus putra, pesona baik dan bisa bekerja sama. alkitab, musik kreasi lomba renang Selain itu harapan juga terlontar khusus putri, dan lomba futsal. dari ketua panitia lomba, Cristopan. Kegiatan yang diawali dengan Ia berharap dengan hari jadi l o m b a m o t o r l a m b a t i t u Permahkota yang ke 11 bisa m e n g a n g k a t t e m a “ U N I T E D menjadi wadah untuk menjalin IMPACT “ , yang tercantum dalam keakraban antara PMK serta terus ayat Daniel 2:16-19 berarmakna menjaga tali silaturahmi dan bisa kebersamaan PMK , kesatuan visi saling mengenal satu dengan yang dan satu tubuh dari seluruh PMK lain dan yang terpenting harus yang ada di Untad. selalu kompak agar Peramahkota Serta bertujuan agar semua jauh lebih dikenal lagi tidak hanya mahasiswa kristen merasa bahwa diseputaran Universitas taddulako mereka adalah keluarga bukan tetapi juga yang ada diluar kampus. m u s u h , m e re k a s a t u u n r u k Era mencapai kesatuan visi misi yang tidak lain adalah mencapai kebersamaan itu. Untaian harapan terucap dari

PERMAHKOTA (Persekutuan Mahasiswa Kristen Oikumene Universitas Tadulako) tidak lama lagi akan berulang tahun yang ke 11, untuk itu dalam rangka menyambut HUT, mereka melakukan rangkai acara dengan lomba-lomba antar PMK yang ada diseluruh fakultas Universitas Tadulako yang resmi dibuka pada tanggal (04/05) .


Media

Tadulako

Akademisi Bicara Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

15

Indonesia Darurat Pelecehan Seksual, “Sudah Saatnya Kita Serius Melakukan Solusi Perbaikan� Hj. Shofiyanti Nur Zuama, S.Psi, M.Si

?

Apa Sebenarnya Akar Masalah dari Pelecehan Seksual ?

... Jika ingin menelaah lebih dalam untuk mencari akar masalah

Beberapa pekan terakhir, kekerasan seksual menjadi tema hangat yang mengemuka di hadapan publik. Setelah nestapa yang menimpa gadis malang, Yuyun, berdereret kasus serupa muncul seolah menjadi trend di tengah masyarakat. Istana bahkan merespon dengan cepat menetapkan bahwa kekerasan seksual khususnya pada anak termasuk dari kejehatan luar biasa, seperti halnya korupsi, narkotika, dan terorisme. Pekan ini, Media Tadulako mencoba menggali, tema ini bersama Hj. Shofiyanti Nur Zuama, dosen yang juga pemerhati dunia anak.

?

Bagaimana menyoal kasus pelecehan seksual dewasa ini ?

... Indonesia darurat pelecehan seksual. Itulah kata yang tepat tatkala kembali kita melihat kasus pelecehan seksual yang terjadi dewasa ini. Sebab bukan hal yang baru lagi, masalah ini terjadi sudah sejak lama dan semakin akut. Hingga beberapa kasus terakhir ini sangat menyita perhatian publik. Apalagi berbagai mediapun ikut mnyeorot lewat siarannya yang mennyentuh hati nurani. Setahun lalu, maraknya pemeberitaan tentang kasus pedofil, sangat membuat miris bangsa ini. Banyak anak-anak di bawah umur yang menjadi korban pelecehan seksual. Bahkan yang menjadi pelaku bukan hanya orang tidak dikenal, tapi orang tua kepada anaknya serta guru sendiri yang melakukan aksi keji itu kepada muridanya. Misal kasus Yuyun yang serasa menyayat hati. Jika kita memposisikan diri sebagai keluarga Yuyun, ayah atau ibu Yuyun, pasti kita akan geram dan mendendam kepada 14 kakak kelas Yuyun yang memperkosanya secara bergiliran dan akhirnya berujung pada pembunuhan. Kasus selanjutnya yang mejadi hangat di berbagai media juga adalah kasus Eno. Eno remaja putri yang diperkosa 3 orang anak muda. Salah satu dari 3 orang itu adalah pacarnya sendiri. Bukan hanya diperkosa, setelah 3 orang remaja itu menikmati tubuh Eno, cangkul yang ada di sekitar mereka, ditusukkan kedalam kemaluan Eno hingga menembus paru-paru. Sungguh mengerikan. kasus Eno ini yang kemudian seakan membuat hati anak bangsa geram, dan mendendam pada aksi kejahatan itu. Belum usai keperihatian kita pada Eno, kembali terdengar kasus pemerkosaan 40 anak gadis oleh seorang pengusaha. Tentu persoalan yang mencuat ke permukaan media, hanya segelintir kasus. Masih banyak maslaah pelecehan seksual yang pasti tidak terekspos oleh media. Laksana fenomena gunung es, yang terlihat di permukaan hanya sebagian, namun sebagian besarnya lebih banyak yang tidak tampak ke permukaan. Sederet kasus pelecehan seksual ini menjadi tamparan keras bagi wajah pendidikan Indonesia. Pelajar, guru, tokoh masyarakat juga terseret kasus yang jauh dari nilai-nilai kebangsaan ini.

sebenarnya dari persoalan pelecehan seksual ini, tentu perlu duduk bersama untuk melakukan pembedahan. Namun setidaknya ada satu penyebab utama maraknya pelecehan seksual yang seakan tak terbendung. Yakni lajunya akses internet yang menawarkan efek negatif. Salah satnya banyaknya situs porno yang beredar di internet dan sangat mudah diakses oleh banyak orang. Tak pandang usia, dari orang tua hingga anak anak bisa dengan mudah mendapatkannya. Apakah orang tua dirumah melarang ? apakah guru di sekolah melakukan penangkalan bahwa anak harus menjauhi situs porno ? apakah pemerintah tegas menghapus situs situs pornografi itu ? tentu belum ada upaya serius dalam menangani. Inilah salah satu akar masalah sebenarnya. Kurang serius dalam penangannya. Belum lagi ketika kita melihat tayangan di televisi, siaran intertaimen dan sinetron yang sangat tidak mendidik dan berbau pornografi juga merajalela di berbagai stasiun. Sinetron remaja pacaran seakana biasa, bahkan adegan ciuman seolah menjadi lumrah. Padahal adegan-adegan itu sangat terlarang dan itulah aksi yang memicu terjadinya pelecehan seksual. Dari situs porno dan pergaulan yang serba bebas itulah meracuni fikiran dan karakter anak bangsa kita. Gaya kebarat-baratan menjadi trend, pergaulan bebas terus menjadi tabiat, hingga kebiasaan hidupnya tidak lagi mencerminkan etika keindonesiaan.

?

Dari manakah memulai langkah perbaikan ?

... Sekelumit

persoalan ini adalah penyakit yang menyerang dunia pendidikan. Maka upaya perbaikan di wilayah pendidikanlah solusi utamanya dalam upaya dan langkah perbaikan. Pertama, perbaikan pendidikan di wilayah keluarga. Orang tua semestinya berperan penting untuk menjaga dan mendidik anak. Pola asuh kedua orang tua harus selaras. Arah komunikasi antara orang tua dan anak harus terbangun harmonis. Jangan sampai ada ayah yang sama sekali tidak mengetahui apa saja yang dilakukan anak seharian. Jangan sampai ada ibu yang tidak mengetahui dengan siapa anak berteman. Jangan sampai orang tua tidak pernah tahu sejauh mana anak mengakses internet. Jika komunikasi orang tua tidak terarah, maka yakin saja kontrol terhadap anakpun tidak terjaga. Tatkalah anak sudah merasa tidak mendapat perhatian orang tua, maka ia akan mencari perhatian di luar rumah. Akses di luar rumah yang sangat berbahaya dan mudah saja didapatkan tentu membuat anak kehilangan kendali, apalagi virus negatif yang banyak menyerang. Maka tunggu saja waktunya anak melakukan hal-hal menyimpang. Harus sedari usia dini, orang tua mengatur pola asuhnya terhadap anak. Anak harus nyaman dengan keluarga dan keluarga harus menjadi teladan bagi anaknya. Sehingga kepercayaan antar anak dan orang tua terbangun harmonis dan disitulah anak akan mampu menjaga diri ketika berada di luar rumah nantinya. Kedua, pendidikan di lingkungan sekolah. Guru tidak hanya mengajarkan mata pelajaran, tapi mampu mampu memberikan pendidikan karakter kepada setiap anak didiknya. Baik dalam bentuk nasihat, sikap

hingga keteladanan yang ditunjukan di sekolah. Di sekolah, antar guru dan murid juga idealnya terjalin pola komunikasi yang sehat. Guru semestinya dapat menjadi pengarah yang baik dalam melakukan komunikasi pendidikan kepada siswa. Hingga siswa dapat menaruh kepercayaan untuk mampu berkomunikasi dengan guru dengan baik. Baik dalam bertingkah laku maupun tatkala siswa mendapati problem. Intinya komunikasi guru dan siswa tidak boleh rusak. Jika rusak, inilah yang menjadi bibit peserta didik melakukan pembangkangan dan keluar dari ruang yang semestinya terdidik. Selain pola komunikasi antar guru dan murid. Guru juga selayaknya membangun komunikasi yang intens dengan orang tua. sekolah dan keluarga harus menjadi ruang yang saling kompak dalam mejaga pendidikan anak. Maka komunikasi dan kerjasama antar guru dan orang tua murid harus selalu terjaga. Ketiga, peran pemerintah dalam membangun pendidikan. Pemerin tah harus menjadi bagian terdepan dalam mengeluarkan segala kebijakan untuk mendorong pendidikan yang lebih baik. P e n d i d i k a n y a n g t i d a k s e ke d a r menuntaskan formalitas studi, tapi lebih kepada pendidikan berbasis karakter. Peran penting pemerintah dalam mebangun pendidikan juga sudah sepantasnya terwujud pada kebiajakan dalam memfilter lajunya arus negative globalisasi. Salah satunya internet yang kini masih banyak situs-situs negatif beredar. Saat ini, anak anak kita dan para pelajar sangat mudah mengakses film-film negative itu. Maka disinilah tugas pemerintah mengeluarkan regulasi yang bernilai etika d a n m e n c e ga h s e ga l a bentuk akses negative internet dari arus globalisasi yang semakin deras. Akhirnya, masalah pelecehan seksual yang tengah berada pada stadium darurat ini tidak boleh disepelehkan. Levelnya sudah pada stadium darurat maka p e n a n ga n nya j u ga sudah seharusnya serius dan ekstra maksimal. Pastinya tidak boleh serampangan dan sendiri-sendiri. Mulai dari pihak keluarga, sekolah dan pemerintah harus berkolaborasi dan bekerja sama dalam melakukan perbaikan demi membangun pendidikan Indonesia yang lebih beradab. Rf/Af


Open t n e m t i u r Rec Calon Reporter

Batas Pema s

a uk

nF

lir d

a

nT

Pe

s

Terb a t a a t er ormu s ulisan

Tanggal 30 Juni 2016

Untuk Anda Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Tadulako Ikuti Recruitment Calon Reporter dengan persyaratan : - Mahasiswa Angkatan 2014 & 2015 - Menyertakan Formulir Pendaftaran - Memiliki minat di bidang jurnalistik dengan melampirkan contoh tulisan Orisinil Pengambilan formulir di : Ruang Media Tadulako, Lt. 1 Gedung Rektorat Untad


Media

Tadulako

Flash News

Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

17

International Office kembali gelar Workshop “Pengenalan Pendidikan Tinggi dan Budaya Prancis” International Office (IO) Universitas Tadulako (Untad) kembali gelar Workshop dengan tema “Pengenalan Pendidikan Tinggi dan Budaya Prancis” dengan menghadirkan pembicara tamu, Mazayananisa Suyuthi, kordinator Warung Prancis Pusat. Kegiatan yang dihadiri oleh puluhan mahasiswa untad siswasiswi perwakilan Sekolah Menegah Atas (SMA) di kota Palu ini dibuka langsung oleh Kepala IO, Prof. Ir. Marsetyo, M.Sc., Agr., Ph.D. Dalam sambutannya, Prof. Marsetyo mengatakan, bahwa workshop Pengenalan Pendidikan Tinggi dan Budaya Prancis ini diharapkan mampu memberi i nfo r m a s i l e b i h d a l a m ke p a d a m a h a s i swa Untad.”Melalui kegiatan yang dikemas dengan Sharing and Discussion ini diharapkan agar peserta bisa lebih mudah dalam menerima informasi. Selain itu, kami berharap kedepannya, mahasiswa Untad juga dapat bersaing dengan mahasiswa di universitas lain dalam mendapat kesempatan kuliah di luar negeri”,jelasnya. Kegiatan yang digelar pada Selasa (24/5) di ruang Senat rektorat Untad ini juga dihadiri beberapa alumni universitas di Prancis, diantaranya, Prof. Konder

Manurung, DEA., Ph.D dan Prof. Dr. Ir. Syukur Amar, DESS. Dalam kesempatan tersebut, Prof Konder yang merupakan lulusan Universitie De Tours Prancis ini berkenan berbagi pengalaman dan tips dan trik agar bisa berhasil kuliah di Prancis. Disesi kedua Sharing Session and Discussion bersama Mazayana. Dipandu langsung oleh sekertaris IO, Erniwati, S.Pd., M.S.Ed. Dalam pemaparannya, alumni Institut Prancis ini menjelaskan, bahwa ada banyak benefit yang bisa mahasiswa dapatkan ketika memilih Prancis sebagai negara tujuan untuk melanjutkan study. “Perlu kalian ketahui, bahwa mahasiswa yang berkuliah di Prancis akan mendapat bantuan biaya study dari pemerintah sebesar 1400 Euro pertahun. Selain itu ada banyak manfaat lainnya, seperti kualitas kademik yang baik, pengutamaan dalam kesempatan kerja, program riset canggih, dan budget yang direkomendasikan untuk mahasiswa di Prancis”, papar pemilik nama panggilan Maya ini. Ash

FORUM INDONESIA MUDA

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dan Farmasi Wakili Untad di FIM 18 Seluruh Peserta Forum Indonesia Muda berfoto bersama dengan mengenakan baju adat daerah masing-masing

Setelah mengikuti proses seleksi yang diikuti oleh 9800 pendaftar, akhirnya 2 mahasiswa Universitas Tadulako (Untad), Adi Nur Alim (Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris) dan Retno Budiasih (Mahasiswi Farmasi), berhasil lolos dan mengikuti FIM 18 (Forum Indonesia Muda) yang kembali digelar di Ibu Kota, Jakarta. Kegiatan tersebut, berlangsung selama 4 hari, terhitung mulai tanggal 17 Mei s.d. 20 Mei 2016 yang berlokasi di PP Pon Cibubur. Ajang bergengsi tingkat nasional ini memang ajang

yang dinanti-nanti dan diburu oleh pemuda-pemudi dari berbagai daerah di Indonesia. Keduanya mengaku senang bisa lolos bersama 165 peserta berprestasi lainnya yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka yang hadir dalam acara ini adalah mahasiswa yang telah mengikuti proses seleksi yang sangat ketat. (ana)

Kunjungan Rektor Untad Disambangi Ganesha Operation.

Mindset English Center (MEC) Cafe Cabang Palu Akhirnya Diresmikan. Lembaga study pengembangan Bahasa Inggris berbasis wirausaha, kini resmi beroperasi di Palu, dengan konsep cafe yang dipadukan dengan sistem pembelajaran berbahasa Inggris yang lebih mudah. Setelah sukses di beberapa provinsi lainnya di Indonesia, Mindset English Center (MEC) Cafe yang berpusat di Makassar akhirnya punya cabang di Bumi Tadulako ini.MEC Palu, beralamat di Jalan Diponegoro Kecamatan Palu Barat, telah dilaunching Hari Sabtu (30/04) Dengan menghadirkan seluruh member yang

sebagian besar adalah mahasiswa Untad serta masyarakat umum, peluncuran lembaga kreatif tersebut, menyajikan menu makanan dan minuman yang berbeda dari cafe yang ada sebelumnya di Kota Palu. Direktur MEC Indonesia Naharuddin Hamzah, mengatakan MEC Indonesia, awalnya didirikan tahun 2011 di Kota Makassar, dengan konsep privat sederhana, namun peresmian MEC Indonesia, sejatinya dilakukan pada tanggal 22 Februari 2012 dengan konsep English Cafe. (ana)

Study Tour Faperta kunjungi 7 Kota di Pulau Jawa Dalam rangka memberikan pengetahuan yang komprehensif serta untuk meningkatkan skill mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tadulako (Untad), enam dosen yang telah dibentuk sebagai dosen pendamping Study Tour, akan berangkat bersama 45 mahasiswanya ketujuh kota di Pulau Jawa. 45 mahasiswa yang tergabung dalam angkatan Rop Soil 2013 akan berangkat pada tanggal 2228/mei. Adapaun ketujuh kota tersebut diantaranya Surabaya, Jember, Malang, Blitar, Kediri, Solo dan Yogyakarta. Ketua rombongan Study Tour, Dr Ir Rostiati, MP mengatakan, bahwa kegiatan study tour ini merupakan bagian dari

metode pembelajaran di luar kelas yang bertujuan mempelajari proses yang sebenarnya, orang maupun objek. “Study Tour kami adakan karena kebutuhan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dari tangan pertama. Dan juga memebrikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berhubungan langsung dengan obyek, tempat, situasi yang tidak dapat disediakan di kelas. Selain itu untuk mempertajam kesadaran mahasiswa terhadap lingkungan dan mengenalkan keada mereka tentang kemungkinan bidang kerja yang bisa mereka dapati sesuai dengan cita-cita mereka,” jelasnya. Ash

Jadi Juara, SMA Model Terpadu Madani Rebut Piala Bergilir Dekan FKIP Lomba Cerdas Cermat mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarga Negaraan (PPKn) yang diselenggarakan oleh Hima PPKn Morality FKIP Untad SMA Model Terpadu Madani berhasil meraih juara 1. SMA Madani berhasil menjadi juara setelah mengantarkan dua timnya ke babak final usai menyisihkan 20 tim dari SMA lainnya. Pada babak final, SMA Madani juga berhadapan dengan SMA Al-Azhar pada regu A. Dengan memperoleh nilai tertinggi, secara resmi SMA Madani juga memegang Piala Bergilir Dekan FKIP. Guru pembimbing tim SMA Madani Shofi Nurul Fath SPd mengatakan, keberhasilan siswanya meraih juara tak terlepas dari usaha peserta untuk giat belajar. “Alhamdulillah bisa meraih juara pada ajang ini, meskipun persiapan kami sangat singkat tetapi mereka dapat membuktikan kemampuannya,” ujar alumni PPKn FKIP ini. Sementara itu, koordinator program studi PPKn Hasdin SPd MPd saat menutup kegiatan berharap ajang LCC PPKn tidak hanya sebatas ajang mencari juara semata akan tetapi sebagai wadah pembentuk karakter siswa terutama karakter kewarganegaraan yang semakin memudar pada generasi muda Indonesia saat ini. “Selain sebagai ajang pengembangan prestasi, LCC PPKn juga diharapkan sebagai sarana pembentukan

Memanfaatkan momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) lembaga bimbingan belajar Ganesha Operation Cabang Palu menyambangi Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS di ruang kerjanya sekaligus membangun tali silaturrahim dengan orang nomor satu di kampus biru tersebut, Senin (02/05).

Kepala Cabang Ganesha Operation Palu, Saut Aritonang menerangkan bahwa ada beberapa yang harus dilakukan calon mahasiswa saat ingin mendaftar di perguruan tinggi. “Seperti persiapan, cara menjawab soal, kesehatan juga menjadi bagian yang terpenting,” tuturnya. (ana)

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN IPS

Adakan Pelatihan Advokasi Sebagai Wujud Kepedulian Terhadap Persoalan Kampus. Menjadi basis gerakan moral dan intelektual yang kontributif terhadap para mahasiswa jurusan pendidikan IPS merupakan prinsip dan arah pergerakan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan IPS. Gagasan ini diwujudkan dengan menyusun serta melaksanakan sejumlah program kerja, baik berupa kajian maupun aksi-aksi tertentu, yang diniatkan sebagai bentuk dedikasi untuk para civitas akademika di Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad). Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan yang baru saja dilantik beberapa waktu yang lalu, Dr. Iskandar, meberikan sambutan sekaligus membuka pelatihan

tersebut. Ia mengatakan bahwa Mahasiswa sebagai salah satu kekuatan civil society harus kembali mampu membuktikan bahwa kediktatoran maupun abuse of power dari para pemegang kekuasaan dapat diruntuhkan dengan kekuatan advokasi mahasiswa. Untuk itu Dr. Iskandar mengharapkan, pasca pelatihan ini HMJ P.IPS harus lebih kritis terhadap kebijakankebijakan kampus dan pemerintah yang tidak berpihak kepada mahasiswa dan masyarakat. “Mudahmudahan pelatihan ini dapat membawa dampak positif bagi lingkungan kampus khususnya di HMJ P.IPS maupun masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (ana)

SERAH TERIMA SK RUMAH SAKIT UNTAD

Rektor Dorong Komitmen Bergerak Bersama Senin (23/5), Serah terima Surat Keputusan Wali Kota Palu dan Surat Izin Operasional Rumah Sakit Universitas Tadulako berlangsung di Lt IV Gedung Rektorat Untad. Dalam acara tersbut, Rektor Universitas Tadulako, Prof. Muhammad Basir, SE, MS, menyerahkan SK Wali Kota dan surat izin operasional Rumah Sakit Untad kepada Direktur Rumah Sakit Untad dan jajarannya. Menurut Prof. Basir, begitu sapaan akrabnya, ada sejumlah tahapan yang perlu dipersiapkan bersama, diantaranya penataan sarana dan prasarana, seleksi

Sumber Daya Manusia, dilanjutkan dengan pencerahan bagi yang lulus seleksi dan tidak kalah penting penataan sistem dalam bentuk IT, baik untuk layanan maupun administrasi dan keuangan. Prof Basir juga menuturkan bahwa Status Rumah Sakit juga mengikut status Kampus Untad yang kini telah berstatus Badan Layanan Umum (BLU). Namun yang terpenting menurut Rektor bahwa Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri tidak menjadi Profit Centre. “Ini yang penting untuk terus kita gelorakan,” tandasnya. Rf

karakter kewarganegaraan seperti saling menghargai, mengakui kemampuan orang dan lain sebagainya,” ungkapnya. Penyelenggaraan Sukses, LCC PPKn Akan Menjadi Event Tingkat Provinsi Lomba Cerdas Cermat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) se-kota Palu yang diselenggarakan oleh Hima PPKn Morality FKIP Untad berjalan dengan baik. Melihat animo yang semakin besar, rencananya kegiatan LCC PPKn akan menjadi event tingkat provinsi. Sementara itu, koordinator Prodi PPKn Hasdin SPd MPd juga turut memberikan dukungan penuh agar himpunan dapat menjadikan pelaksanaan LCC PPKn kedepannya menjadi lebih baik lagi. “Kita akan dorong setiap kepengurusan untuk melaksanakan ini, jika kedepan akan menjadi tigkat provinsi maka program studi akan mendukung penuh,” ujarya. Lebih lanjut menurutnya, ajang LCC menjadi penting dikarenakan tidak hanya sekedar pertandingan untuk menjadi juara akan tetapi juga menjadi kagiatan pembentukan karakter kewarganegaraan pada siswa. (zl)


18

Tadulako

Media

Mimbar Mahasiswa

Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

Kinesik Ajak Anak-anak Paham Media Media massa dianggap telah megabaikan fungsi mendidik, sebagia besar isinya hanya berfokus pada hiburan semata. Hal tersebut yang mendorong KINESIK (Komunitas Intelektual Mahasiswa Ilmu Komunikasi) FISIP Universitas Tadulako untuk melakukan litersi media dengan tema “ Mediaku pretasiku” di Desa Siweli, Pantai barat. Tepatnya di SDN 4 Balaesang. Literasi media sendiri merupakan sarana edukasi kepada masyarakat. Mengajarkan agar bijak dalam melihat isi media yang telah menjadi tontonan setiap harinya. Kegiatan yang dilangsungkan pada (30/4/2016) itu mencoba memberikan pemahaman dalam memilih secara bijak media media atau siaran Tv apa yang patut ditonton dan mana yang tak patut ditonton. Salah satu guru agama di SDN 4 balaesang mengungkapkan rasa terima kasih nya karena telah dikunjugi oleh anak Kinesik dan memberikan pelajaran baru seputar literasi media. “Saya sangat berterima kasih kepada adik-adik komunikasi yang sudah memberikan kami pelajaran baru tentang literasi media, dan

menurut saya kegiatan semacam ini sangat bagus karena bisa membantu peserta didik untuk mengetahui lebih luas lagi tentang apaapa yang mereka butuhkan disebuah media khususnya Tv” ujar muhammad taslim. Tidak hanya itu ia pun menambahkan dengan memberikan harapannya tentang kegiatan literasi media. Harapan saya selaku guru, dengan adanya kegiatan sosialisasi semacam ini peserta didik kami dapat membedakan mana hal-hal yang baik untuk mereka tonton serta serta mana yang tidak baik untuk mereka. Ketua Kinesik menuturkan, kegiatan yang dilaksanakan lembaganya tersebut merupakan cara mahasiswa komunikas mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki untuk kepentingan masyarakat. Menurutnya, apa yang dilakukan Kinesik tersebut merupakan bagian dari pengabdian masyarakat. “Saya sangat bangga karena itu menunjukan bahwa mahasiswa bisa memberikan pengabdian masyarakat kepada anak-anak yang ada dimasyarakat Siweli, seperti yang ada di Tri Dharma perguruan tinggi, karena literasi media adalah salah satu bentuk pengabdian masyarakat untuk bidang komunikasi.

Ketua Kinesik juga berharap, kegiatan literasi media yang merupakan program kerja Himpunan mahasiswa komunikasi ini dapat dipertahankan, serta dikembangkan pelaksanaannya. “Semoga Literasi Media bisa jauh lebih baik lagi, dan kedepannya targetnya tidak hanya untuk anak-anak saja, untuk orang tua, bahkan mungkin struktur pemerintahan yang ada di Desa,” tutupnya. Agenda literasi media yang dikemas dengan metode Fun Learning ini, berhasil menarik perhatian siswa-siswi yang turut hadir dalam kegiatan tersebut. Mereka senang, ceria tanpa kehilangan poin-poin penting yang disampaikan setiap pemateri. Salah satu murid Sdn 4 balaesang, Farid mengatakan bahwa ia sangat senang karena bisa belajar dan bermain bersama dengan anak-anak kinesik serta memberikan pemahaman baru yang ia belum ketahui. Suasana belajar pun cukup menyenangkan diawali dengan berdoa bersama, pemberian materi berupa cuplikan-cuplikan siaran Tv mendidik seperti dunia binatang, laptop siunyil dan si bolang. diakhiri dengan lomba-lomba serta foto bersama pihak sekolah dan seluruh panitia literasi media. (era/af)

Foto bersama antara panitia Kinesik beserta staf guru dan anak-anak SDN 4 Balaesang

Tunjukan Eksistensi, SPOT Adakan Pameran Foto Perdana

LDK UPIM ADAKAN SEKOLAH LDK JILID 2

Mengokohkan Gerak Lembaga Dakwah kampus dalam Barisan yang Teratur Suasana Pameran SPOT di BTF 5 Fisip Untad Sabtu (30/04), Dalam rangka meningkatkan skill dalam berlembaga. Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (LDK UPIM) mengadakan Sekolah LDK Jilid 2, lanjutan sekolah LDK periode 2015 kemarin. Kegiatan sekolah LDK yang bertemakan “Mengokohkan Gerak Lembaga Dakwah Kampus Dalam Barisan Yang Teratur” ini merupakan bagian dalam program Lingkar Sinergi yang merupakan program kerja Departemen Pembimbingan dan Pengembangan (Pimpeng) Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) yang tersebar di 10 Fakultas di Universitas Tadulako (Untad). Kegiatan yang diadakan di Aula Kehutanan ini menghadirkan pemateri dari alumni LDK UPIM juga para da'i Kota Palu. Dalam laporannya, Ketua Panitia Sekolah LDK Jilid 2, Asgiarto mengatakan bahwa kegiatan Sekolah LDK ini diadakan mengingat banyak pengurus-pengurus LDF di seluruh fakultas yang masih baru dengan peran dan kerja Lembaga Dakwah. “Kami ingin menyatukan persepsi dalam mengelola lembaga ini kedepannya. Harapannya, bila kesamaan pandangan itu bisa terbangun, teman-teman pengurus MPM maupun UPIM bisa bersinergi melakukan kerja-kerja keummatan. Memberikan solusi terbaiknya bagi setiap problematika kampus,” terang mantan Ketua MPM AlJihad ini. Sementara itu, Ketua umum LDK UPIM, Herlangga, mengatakan bahwa tujuan kegiatan sekolah LDK ini adalah mensinergikan kerja dan hubungan seluruh elemen dakwah kampus agar bersama membangun karakter Tadulako Madani. “Sekolah LDK ini kami buat sebagai representasi dari

Program Lingkar Sinergi yang telah dibangun pada periode sebelumnya, untuk menggagas Tadulako Madani yang memang isunya telah ada oleh ketua-ketua LDK UPIM sebelumnya. Kegiatan ini terbagi menjadi beberapa forum, yaitu forum ketua, sekretaris, bendahara dan lain-lain. Forum ini merupakan media untuk mengsinergikan seluruh elemen kampus dalam membangun Tadulako yang berkarakter, mandiri dan berprestasi via group discussion. Sehingga mahasiswa Untad, khususnya pengurus LDF tidak hanya sekedar menjadi mahasiswa yang berintelektual tapi juga mahasiswa yang berkarakter dan berdaya saing tinggi,” tutur mantan ketua LPIMK Ar-Rahman Fakultas Kehutanan periode 2014 ini. Herlangga menambahkan, bahwa untuk mengsinergikan seluruh elemen kampus, dimulai dengan seluruh elemen Lembaga Dakwah, antara LDF dan UPIM. Dalam menyampaikan materinya di forum ketua-ketua LDF, Rafani Tuahuns yang juga mantan Ketua UPIM Periode 2014 mengatakan, bahwa soal menjadi ketua bukanlah hal yang mudah, apalagi menjadi ketua lembaga dakwah di fakultas-fakultas yang tantangannya lebih berat dari lembaga-lembaga lain yang ada. “Leadership atau kepemimpinan adalah soal yang penting dalam diri seorang ketua, bagaimana ia menjadi teladan, bersikap bijak, mengambil keputusan, menghargai tim, mengakomodir rekan kerja, berkomunikasi secara efektif, dan menjadi inspirasi. soal menjadi ketua bukanlah hal mudah, tapi akan menjadi indah jika dijalani dengan tenang dan penuh damai. Selamat berkarya, dipundak kalian komando dakwah kampus terus bergerak,” Pungkas Rafani. (ana)

Di usianya yang masih sangat belia, Sarana Pecinta Fotografi (SPOT) Fisip Untad sudah memulai langkah untuk menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Fisip Untad. Senin (25/04/2016), SPOT yang berdiri sejak 17 Februari 2015 silam mengadakan Pameran Fotografinya yang pertama. Pameran yang bertemakan DOF (Draw on Your Frame) ini dilaksanakan di BTF 5 Fisip Untad. Tema Draw on Your Frame sendiri selain diambil dari salah satu nama teknik mengambil gambar, juga memiliki makna te rs e n d i r i b a g i S P OT. S e l a i n u nt u k menunjukkan eksistensi bahwa mereka ada, p a m e ra n i n i j u ga b e r t u j u a n u nt u k meningkatkan produktivitas dan kreativitas para pecinta fotografi di Fisip Untad untuk menghasilkan karya mereka berupa foto-foto. Pameran ini disambut dengan penuh antusias oleh para pengunjung yang notabene merupakan civitas akademika Fisip Untad. Adapun foto-foto yang mereka pamerkan merupakan hasil seleksi dari Kak Budi, kurator fotografi yang juga mahasiswa arsitektur Untad. Sehingga, kualitas foto yang dipamerkan oleh SPOT tidak bisa diragukan lagi kualitasnya. Foto yang mereka pamerkan pun sangat beraneka ragam. Mulai dari foto Landscape, Macro, Human Interest, Night

Shot, dan lain sebagainya. Muh. Ismail, Ketua Panitia yang sempat dijumpai kru Media Tadulako menerangkan beberapa poin penting mengenai pameran fo to g ra f i ya n g m e re ka l a ks a n a ka n . Menurutnya, semua fotografer baik yang sudah andal maupun yang masih pemula memiliki tujuan atau pencapaian yang sama, yakni mengadakan pameran. Sebab disitulah ajang mereka untuk memperlihatkan hasil karya mereka sebagai seorang fotografer yang dalam beberapa kasus bisa menjadi sumber penghasilan juga bagi mereka. “Sebenarnya kita juga punya sosial media untuk memamerkan hasil karya. Namun kami sadar bahwa sosmed saja tidak cukup. Tidak semua orang punya sosmed. Makanya pameran ini menjadi sangat penting bagi kami”, tegas Ismail. Hal ini juga diungkapkan oleh pembina SPOT, Muh. Isa Yusaputra S.Sos, M.Si. Pembina yang juga merupakan dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi ini mengaku sangat bangga dengan SPOT. Pasalnya hasil karya yang mereka pamerkan terbilang cukup bagus, melihat dari usia SPOT yang masih sangat belia. “Sebagai salah satu dosen pengampu mata kuliah fotografi, saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada SPOT” seru Isa. (kdk)


Media

Tadulako

Cerpen Edisi 71 Mei 2016

Tahun ke 4

19

Sesiapa Terusir oleh : Ferdiansyah JD

Para jiwa abstrak berkumpul bertemu dalam sebuah sidang penentuan takdir kehidupan. Merekalah para tuan guru pendidik kehidupan. Membimbingi kehidupan, mendidiki kehidupan. Sejak bayang senja hingga hilang temaram malam. Dari sunyi embun hingga matahari tenggelam. Mereka para tuan guru mengajarkan, memberi bimbingan. Mereka kini senyap duduk dalam temu, namun segera terbuka kata dari hakim yang ada di depan para hadirin. Salah seorang hakim dari tiga hakim berdiri dalam tenang, “Hadirin, terimakasih sudah tiba disini. Kami selaku yang ditunjuk sebagai hakim mengundang, sebab adalah hal penting yang perlu diputuskan. Seorang guru pendidik kehidupan mengajukan usulan, dimana ia merasa perlu mengadakan perubahan, kembali setelah sebelumnya juga telah dilakukan. Barangkali usulan ini menanggung kebaikan bersama. Untuk itu saya mempersilahkan bagi yang mengusulkan.” Sang hakim mempersilahkan seorang yang kemudian berdiri diantara para hadirin. Sang tuan guru Tahu yang tadi dipersilahkan, memperhatikan hadirin yang lain dan kemudian memulai ucap, “Telahlah sampai usia zaman kita merangkak mengejarnya sementara seenaknya ia pergi meninggalkan. Telahlah sampai seusianya kita perlu mengadakan perubahan. Telahlah lewat perubahan sebelumnya dan kini kita menuju perubahan barunya." “Hadirin sekalian. Saya mengajukan tawaran baru, usulan baru, kehendak baik baru yang semoga direstui bersama sebagaimana usulan yang dahulu. Bahwasanya agar meningkatkan kemampuan kehidupan mengejar zaman, kehidupan perlu mengurangi beban belajarnya. Sudahlah terlalu banyak kehidupan menanggung beban dalam memahami dunia. Dari ia belajar untuk tahu, untuk memahami, untuk menganalisa, untuk menjadi bijak, untuk menjadi sadar, untuk menjadi sabar, dan untuk apapun itu guna mengejar zaman. Adapun beban-beban pelajaran yang diemban sang kehidupan adalah baik untuknya. Namun, agar mengurangi beban, sudahlah sering kita mengambil putusan bahwa ada di antara beban-beban itu sudah tak diperlukan baginya atau menghambat baginya. Salah satu yang kami usulkan kini adalah, menjadikan pelajaran kesadaran menjadi pelajaran yang tidak diperlukan.” Para hadirin nampak kaget. Tuan guru Tahu kembali melanjutkan. “Apa-apa yang diajarkan oleh tuan guru Sadar, menurut kami perlu ikut dikurangi dalam mendidik kehidupan. Kehidupan cukuplah perlu dididik dari tahu hingga paham tanpa melibatkan sadar yang adalah ini sangatlah sulit dan multitafsir. Sebab ilmu sadar hanya akan menyebab kehidupan banyak merenung. Akibatnya ia terlambat mengejar zaman, dan menurut saya, hal ini akan menghambat keingintahuan-nya.” “Tiga jalur utama yang selama ini dituntut dalam mendidik kehidupan yaitu tahu-pahamsadar, saya usulkan menjadi dari tahu cukup ke paham. Dari paham, kehidupan akan lebih mengutamakan aspek analisannya, interpretasinya, dan sifat paham lainnya yang menyangkut akal budi. Adapun Dari paham ke sadar merupakan rintangan yang besar dan kehidupan akan terbebani menginterpretasikannya. Untuk itulah kami menganggap cukuplah kehidupan dididik hingga sampai pada taraf akaliah. Adapun tahap selanjutnya yang katanya melibatkan komposisi akal dan hati seperti sifat sadar, bukanlah sebagai didikan yang baik bagi kehidupan. Namun kalaupun diperlukan--yang menurut saya tidak perlu—biarkan itu sebagai pilihan. Biarkan kehidupan mencarinya jika kehidupan memilih mencarinya, mencari kesadaran dari pengetahuannya, dari apa yang telah dididikkan padanya.” “Sekian untuk sementara, yang menjadi usulan baik kami. Adapun perbedaan tanggapan

nantinya, kami kembalikan kepada yang mulia hakim.” Para hadirin mulai berbisik-bisik, saling berdiskusi dalam gemuruh keriuhan. Meskipun tak ada suara keras dan membahana, keriuhan itu nyata terdengarnya. Mereka sudahlah tahu bahwa maksud dari tidak ingin diwajibkannya lagi kehidupan dalam mempelajari kesadaran dari sang tuan guru Sadar, berarti tuan guru sadar akan diasingkan. Seperti pendahulunya yang juga telah terusir dari para pendidik kehidupan. Tuan guru Sadar yang hadir sedang diam. Matamata tertuju padanya, mungkin itu penyebabnya diam entah mungkin sementara. Ia sedang diperhatikan dan ditunggu gestur maupun kata. *** Sementara itu, dalam diam, tuan guru Sadar mengingat-ngingat pertemuan sebelumsebelumnya. Adalah tuan guru Sabar, dan tuan guru Amanah yang juga terusir sebagai pendidik kehidupan yang diputuskan pada pertemuan sebelum-sebelumnya secara berturut-turut. Belum lagi riwayat yang menyatakan, konon sesepuh para tuan guru pendidik kehidupan, yaitu tuan guru Ikhlas juga terusir saat dimintai kesepakatan pada suatu pertemuan yang sama dahulu. Yang diikuti mundurnya tuan guru Adil sebagai hakim karena tidak terima dengan pengusiran itu. Entah mengapa bisa, sesepuh dan tuan guru-tuan guru terbaik dalam memahami rasa sang kehidupan bisa diusir sekenanya oleh pertemuan seperti ini. Tentu, nyatalah bahwa kesepakatan terusir dan tidaknya tuan guru sesiapapun itu tergantung pada sebanyak apa suara yang menyatakan ia layak terusir atau mengasingkan diri. Semuanya berdasarkan suara terbanyak. Bukan berdasarkan sabda siapa, pun sabda Tuhan semesta. Betapa kejamnya suara mayoritas itu, batin tuan guru Sadar. Tuan guru Sadar dalam diam itu, juga mengingat pertemuannya dengan guru Tahu sejak lama sebelum sidang ini. Pada saat itu, ia menanyakan secara serius, perihal mengapa beberapa tuan guru tidak terpakai dan kemudian terusir dengan sendirinya sebagai pendidik kehidupan. Dengan spontannya, tua guru Tahu berkata, “Sebab saya lebih baik dari mereka.” “Apa maksud Anda dengan jawaban seperti itu tuan guru Tahu? Bukankah tidak ada hubungan antara ke-lebih baik-kan dan pengusiran?” tanya, tuan guru Sadar. “Ya… bisa dikata iya, tergantung sudut pandang. Yang jelas, saya mengetahui, apa yang tidak kamu ketahui tuan guru Sadar. Anda perlu mengetahui bahwa saya mengetahui apa yang dibutuhkan kehidupan dan saya juga mengetahui apa yang dibutuhkan tuan guru lainnya. Dan salah satu hal lagi yang perlu Anda ketahui tuan guru Sadar, bahwa beberapa yang terusir adalah mereka yang menanyakan hal yang sama seperti Anda. Mereka terlalu berlebihan. Seharusnya, kehidupan cukup mengetahui, dengan banyak pengetahuan, kehidupan akan pandai segala. Lalu pabila dia pandai segala, untuk apa bagian lainnya?” Tuan guru Sadar tersentak dengan kalimatkalimat tuan guru Tahu. “Coba renungkan dan dimengerti dengan baik tuan guru Sadar, atas apa yang saya sampaikan. Anda kan katanya pandai merenung, dan mengintrospeksi.” *** Ingatan tuan guru Sadar yang membayang hilang oleh kejut suara tuan guru Arif, salah satu dari tiga hakim yang mulai mengambil alih gemuruh keriuhan. Ia meminta hadirin untuk tenang. "Hadirin, silahkan memberikan tanggapantanggapan pun komentar sebelum kita mengambil keputusan dalam musyawarah ini.” Salah seorang hadirin mengangkat tangan. “Ya, silahkan tanggapannya tuan guru Derma.” “Terimakasih yang mulia,” tuan guru Derma yang dipersilahkan berdiri, “Seperti yang kita sama tahu, bahwa memang kehidupan perlu dididik

banyak hal. Dan juga kita ketahui tidaklah serta merta kita dapat menjadikannya pandai mengejar zaman. Sebab, semakin meningkat zaman, semakin banyak pelajaran dan didikan yang diperlukan kehidupan.” “Hemat saya, kehidupan harus terus diberi bekal ajaran. Sebab pemberian akan sangat berarti. Untuk itu, tak apalah jika sang kehidupan, yang menurut tuan guru Tahu terbebani oleh pelajaran kesadaran. Bahkan saya rasa ditambahpun pendidikan untuknya lagi, tak mengapa. Sebab apa yang kita beri itu pasti akan sangat berarti…” “Yang mulia yang saya hormati!” teriak tuan guru Tahu dengan raut wajah tak nyaman mengangkat tangan sambil berdiri. Padahal tuan guru Derma belumlah habis ucapnya. “Sebentar tuan guru Tahu” sela salah satu hakim, “Tuan guru Derma silahkan lanjutkan dulu.” “Tak perlu yang mulia. Saya beri saja kesempatan saya kepada tuan guru Tahu atau tuan guru lainnya.” Tuan guru Derma kembali duduk. “Tuan guru Tahu, dengan segala hormat silahkan duduk kembali. Anda sudah diberi kesempatan dan memberi cukup banyak keterangan sebelumnya tadi. Mohon beri kesempatan kepada tuan guru lainnya.” Tanggap tuan guru Arif sang hakim. Tuan guru Tahu akhirnya duduk kembali, dengan raut wajah berubah kesal. Hakim kembali menanti tanggapan lainnya. Nampak tuan guru Raga mengangkat tangan. Ia disambut dengan ucap silahkan para hakim. “Yang mulia para hakim, serta hadirin para tuan guru yang saya hormati, saya ingin menyatakan kecemasan saya yang berhubungan dengan sidang kita.” “Yang mulia dan para hadirin, saya mendengar bahwa zaman akan semakin gila. Ya, semakin gila. Lebih gila dari sekarang ini. Zaman juga akan semakin cepat langkahnya. Semakin cepat hingga tertatih kehidupan mengejarnya. Saya mendengar itu semua, dan saya mulai merasakannya.” “Jika dari kegilaanya, kegilaan zaman yang akan menimpa dan menerus bertambah, maka saya berpendapat bahwa keputusan tidak diwajibkannya bahkan tidak akan ada-nya kehidupan dididik tuan guru Sadar adalah SALAH. Sebab kehidupan akan mudah dikalahkan kegilaan zaman tanpa didikan kesadaran. Namun jika dari kecepatannya, kecepatan berkembangnya zaman dan langkahnya, maka saya berpendapat bahwa keputusan tidak diwajibkan-nya bahkan tidak akan ada-nya kehidupan dididik tuan guru Sadar adalah BENAR. Sebab kehidupan akan semakin dibebani dan akan melambat langkah geraknya dengan didikan kesadaran.” “Barangkali sekian tanggapan saya.” Ucap tuan guru Raga mengakhiri kata. Riuh hadirin, kembali terdengar samar meski tak kencang. Ada yang membenarkan komentar tuan guru Raga, ada pula yang meragukannya. Namun lebih banyak yang mengajak yang lainnya untuk menunggu tanggapan selanjutnya. Tiga hakim nampak membiarkan keriuhan, mungkin agar ada tanggapan lanjutan. Salah satu sepuh dari tuan guru yang tersisa, Tuan guru Bijak mengangkat tangannya. “Silahkan tuan guru Bijak.”, sapa hakim yang memecah keriuhan. Kini rata pandang menuju tuan guru Bijak. “Sejak tadi, kita belum mendengar seuntai ucap pun dari tuan guru Sadar. Barangkali alangkah baiknya kita dengarkan bersama apa tanggapan tuan guru Sadar akan persoalan ini.” Tuan guru Bijak mengarahkan pandangnya dari hakim menuju tuan guru Sadar. Tuan guru sadar yang kini menjadi pusat perhatian sejak awal sidang lebih banyak diam. Ia menyadari pandang-pandang yang mengarah padanya, dengan menengok satu-persatu pandangan tuan guru lainnya. Saat matanya mengarah kepada ketiga hakim yang juga memandangya, dia akhirnya mulai membuka kata.

“Yang mulia para hakim dan tuan guru para hadirin. Saya merenugkan dan kini mengerti akhir semua ini, seperti halnya apa yang terjadi sebelum-sebelumnya. Tak perlulah saya panjang lebar soal sejarah pengasingan tuan guru lainnya,” para tuan guru peserta sidang saling pandang sebab singgungan itu, namun tuan guru Sadar kembali melanjutkan, “Saya hanya ingin meminta izin yang mulia para hakim, untuk melakukan tanya jawab sederhana kepada tuan guru Tahu. Agar saya dapat pergi dengan tenang. Apakah ada izin untuk saya yang mulia?” Para tuan guru nampak terkejut dengan permintaan itu. Sementara, ketiga hakim saling berbisik. Cukup lama jeda, sudah beberapa tuan guru mengangkat tangan—termasuk tuan guru Tahu—mungkin ingin beri tanggap atas permintaan tuan guru Sadar. Akhirnya, salah satu hakim angkat bicara, “Sesuai kesepakatan kami bertiga para hakim, yang mengacu pada peraturan sidang kita, permintaan tuan guru Sadar kami penuhi. Silahkan bertanya langsung tuan guru Sadar. Dengan tetap memenuhi kode etik sidang.” Tuan guru sadar yang berdiri kini berjalan keluar dari kerumunan peserta sidang. Dia kini berdiri diantara tiga hakim dan para peserta. “Yang mulia para hakim, para tuan guru peserta sidang, terkhusus tuan guru Tahu yang saya hormati. Adalah tanggungjawab saya mendidik kehidupan agar mengerti siapa ia dan untuk apa ia diciptakan. Lalu jika saya tak disini lagi, siapa yang akan mencakupi tugas ini wahai tuan guru Tahu?” “Biar itu menjadi urusan saya mendidiknya. Cukup kehidupan akan tahu dengan itu. bukankah sederhana mengetahui siapa ia dan untuk apa ia diciptakan?” Jawab lugas tuan guru Tahu. “Apakah anda akan membuatnya merenungkannya?” “Cukup dia tahu. Sehingga banyak waktu untuk mempelajari pengetahuan yang lain. Bukan hanya sekedar merenung, atau bisa dibilang, dia tidak perlu menghayal.” “Apa Anda bisa merenungkan ungkapan Anda itu tuan guru Tahu?” “Untuk apa direnungkan?” “Apa tidak bisa sama sekali dimengerti?” “Cukup! saya lebih mengetahui kebutuhan kehidupan daripada Anda!” “Oh, kalau begitu, cukuplah tuan guru yang lain merenungkan dampak kepogahan. Sebab, suatu saat salah satu atau semua mereka akan meninggalkan kehidupan yang hanya punya pengetahuan, Yang berdampak pada kehidupan yang mengejar zaman, bukan zaman yang mengejar kehidupan. Sampai kehidupan benarbenar mengerti dan termenung dengan itu, dan tak ada yang mendidikinya.” Tak berapa lama setelah tanya-jawab itu, tuan guru Sadar pamit. Dia meninggalkan sidang yang artinya juga meninggalkan kehidupan. Hakim masih menahan tuan guru Sadar begitu pula beberapa tuan guru yang lain. termasuk tuan guru Bijak, yang sempat bertanya. “Kenapa ditinggalkan sidang ini tuan guru? Bukankah masih akan berlanjut setelah musyawarah ini mungkin kita akan mengambil putusan dengan perhitungan suara?” “Tuan guru Tahu sangat mengetahui kebutuhan lain tuan guru lainnya. Sy mengerti tuan guru lain ketika ditawarkan kebutuhan pasti akan menerima sebab pemenuhan kebutuhan lebih menggerakan daripada kepedulian. Dan tuan guru Tahu, sangat tahu soal itu.” “Mohon maaf jika menyinggung tuan guru Bijak. Tak apalah saya terusir kini, yang penting apa yang terjadi, tercatat dalam sejarah nanti.” “Satu lagi, tolong ingatkan kepada tuan guru lainnya, bahwa massa mereka, juga akan tiba, termasuk Anda duhai tuan guru.” Sapa itu adalah sapa terakhir tuan guru Sadar terhadap tuan guru lainnya, dan diapun tak muncul lagi bertemu kehidupan.


Media

Infotorial

Tadulako

Sambutan Dekan Fisip Untad Dr. H. Slamet Riyadi M.Si

Kembali Ke Kampus Membawa Kabar Untuk Almamater

Foto : Hendra

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Universitas Tadulako

Foto Bersama Walikota Palu Bupati Donggala dan Di dampingi Oleh dosen FISIP

Foto Bersama Narasumber pada pelaksanaan seminar nasional

Foto Bersama Wali Kota Palu, Alumni, dan Dosen FISIP

Suasana Musyawarah Ikatan alumni FISIP yang di hadiri oleh pengurus IKA Untad

Suasana Kebersamaan Bupati Sigi Sebagai Alumni FISIP bersama para alumni lainnya

Suasana Pengumpulan dana Untuk pembangunan mesjid FISIP

Foto bersama setelah pelaksanaan senam jantung bersama wakil dekan bidang akademik dan bidang keuangan


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.