Media Tadulako edisi 70 april 2016

Page 1

Edisi

70

Taduako Media Tadu ako M e d i a K a m p u s U n i v e r s i t a s T a d u l a k o Med ia Ta dula ko

inform, inspire, and educate

Bimbingan Teknis Diplomasi Budaya Damai Pada Generasi Muda

April 2016 Tahun #04


Suara Redaksi

2

Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Media Editorial

dia Me lako

u Tad

Kartini dan Kita

Pengantar Redaksi

Assalamu'alaikum wr.wb Sidang pembaca, bahagia kembali kami dapat menyapa di Bulan April nan bahagia ini. Bulan ini masing-masing kita, komunitas, juga individu yang memiliki perhatian pada isu-isu seperti perempuan, buku, dan perawatan lingkungan, “merayakan” harinya. Dimulai pada tanggal 21 April, kaum perempuan memperingati hari yang abadi dikenang sebagai hari perjuangan kaum wanita. Disusul kemudian Hari Bumi pada tanggal 22 April, dan Hari Buku Sedunia pada 23 April yang lalu. Wanita, Buku, dan Lingkungan, menyatu di Bulan April ini, mencari sisinya sendiri, tapi kami yakin, wanita, Buku, dan Lingkunan adalah kesatuan yang juga tak bisa dipisahkan. Wanita adalah tonggak gagahnya sebuah bangsa, ia harus berdampingan bersama buku untuk merawat kelestarian generasi yang baik, demikian pula, wanita yang berdampingan bersamanya kumpulan buku-buku, eloklah kiranya bila juga ikut melestarikan bumi yang asri, yang nyaman di huni mahluk hidup, termasuk kita manusia. Begitulah kita-kira kami menyimpulkan Bulan April ini. Pembaca… menemani anda mengisi hari-hari ini ruang-ruang kerja, kami menyajikan beberapa informasi penting pada edisi kali ini. Penanggungjawab Media Tadulako yang baru saja pulang dari negeri jiran Malaysia, menyuguhkan ole-ole dari negeri Upim-Ipin itu. Lawatan ke Malaysia menghasilkan beberapa kesepakatan kerjasama yang akan membantu Ta d u l a k o m e n j a d i k a m p u s b e r t a r a f

Internasional. Di tengah-tengah situasi ini, kami berbahagia mendapat berita tentnag pemuda-pemuda Sulawesi Tengah yang telah berkoalisi menjadi agen-agen perdamaian. Kegiatan yang dihelat atas kerjasama Untad dan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementiran Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia itu, berhasil mengumpulkan anak-anak muda dari ujung Banggai Kepulauan sampai ke ujung Kabupaten Buol. Dari lokasi kegiatan pelatihan itu, Rektor Untad juga Direktorat Warisan dan Diplomasi B u d aya ya n g h a d i r s e b a ga i p e m a te r i menyampaikan pesan-pesan perdamaian yang nantinya akan diteruskan oleh kumpulan anakanak muda yang telah bersepakat berkoalisi tadi. Ya…April juga menjadi harinya Sulawesi Tengah. Tahun ini Sulawesi Tengah genap berusia 52 tahun. Ada segenap harapan yang terkumpul menjadi satu pada propinsi ini. Tentang ekonomi, politik, sosial, juga pendidikan masyarakatnya. Sebagai bagian partisipasi kampus membersamai propinsi ini, kami coba sajikan wawancara eksklusif bersama Dr. Asep Mahfudz yang juga merupakan pengamat serta praktisi pendidikan yang pikiran-pikirannya banyak diambil dalam pengembangan pendidikan daerah. Akhirnya, kami mengucapkan selamat menikmati sajian kami di edisi kali ini. Teruslah mengabdi dengan setulus hati, dan jangan berhenti untuk terus belajar sembari memperkaya diri. Tabe…

Kartini, namanya dikenal sebagai tonggak bangkitnya kaum perrempuan. Ia mendobrak kejumudan zamannya, menentang adat istiadat yang mengekang kebeasannya belajar. Terlahir dari kaum bangsawan, tak lantas membuatnya pongah dan jumawa, apalagi bergaya hidup borjuis layaknya anak-anak orang berpunya, tidak !!! Dengan segala yang dimilikinya, Kartini justru hadir memberikan secercah cahaya, mengangkat kaum wanita pada tempat yang selayaknya. Wanita kelahiran Jepara ini adalah inspirasi kaum muda, ya…sebab hidupnya memang hanya bertahan di usia 25 tahun saja, usia yang masih sangat sangat muda, tapi pada usia yang sekilas itu, karyanya menembus batas-batas benua. Kartini muda tak habiskan waktu dengan berfoyafoya, ia menulis dan membaca. Kakinya berpijak di Bumi Jepara, tapi wawasannya telah menjangkau eropa. Maka, terlalu naif melihat Kartini hanya sekedar kebaya. Usia 12 Tahun, ia tak boleh lagi bersekolah, oleh orang tuanya, Kartini disuruh tinggal di dalam rumah. Selesaikah usahanya mengangkat kaum wanita ? tidak, situasi itu tak mematikan semangatnya yang telah membaja. Di dalam rumah ia mulai membaca, melahap segala koran dan majalah, menulis dan berkirim surat pada sahabatnya di Belanda. Surat-surat Kartini menjadi cerminan masyarakat Belanda kala itu, tentang seorang wanita pribumi Jawa yang berpikiran maju dan ke depan. Surat Kartini menjadi duta wanita Indonesia, pada kaum wanita Belanda. Jelang tutup usia, atas titah orang tua, Kartini di suruh menikah dengan Bupati Rembang. Ia tak menolak, menerima kodratnya sebagai wanita tanah jawa. Tapi satu permintaannya, setelah menikah ia ingin mendirikan sekolah, duhai mulia jiwanya. Kartini muda itu, mendikiran sekolah di 24 tahun usianya, ah bagaimana dengan kita ??? Kartini kini telah tiada, ia telah meninggalkan sejuta inspirasi buat kita. Tentang semangat membela, juga kegigihan mendapat hak bersekolah. Mestinya terselip malu, bila di usia muda kita juga belum berbuat apa-apa, padahal di zaman kita semua telah tersedia. Sayangnya, kita wanita Indonesia hanya mengenangnya di 21 April saja, setelah itu kembali lupa. Kita asik wara-wiri mengucapkan selamat di sosial media tanpa tahu siapa dia, sosok wanita yang telah menginspirasi jutaan manusia. Di setiap hari-hari peringatannya, kita disuruh mengenakan kebaya, tapi lupa menulis dan membaca. Aduhai kita…. 21 April adalah tanda bangkitnya kaum wanita yang berhasil move on dari situasi yang berbeda. Maka, 21 April adalah harinya wanita-wanita yang berkarya, wanita yang mampu memberikan sumbangsing nyata pada masyarakat sekitarnya. Bila toh hari ini juga kita belum lakukan apa-apa, mulailah membaca, memperkaya diri dengan wawasan dan pengetahuan, sebab wanita juga harus cerdas dan berawawasan luas, agar bisa dipandang oleh zaman. Kartini ajarkan kita semua bahwa wanita dihargai bukan sebab parasnya yang jelita. Tidak pula karena orang tuanya yang serba ada. Tapi wanita Indonesia itu, dihargai oleh sebab pikirannya yang terbuka, wawasannya mendunia, juga karyanya terasa. Kartini bukan sekedar kebaya, Kartini juga tentang membaca dan berkarya. Selamat Hari Kartini duhai kaum wanita….

Visit Us

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Pelaksana: Ari Fahry, S.I.Kom. Wakil Redaktur Pelaksana: Fatmawati R. Pontoh, S.Sos Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Fatmawati R. Pontoh, S.Sos, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Muliati Supandi S.Pd Reporter: Taqyuddin Bakri, Rafani Tuahuns, Wardatul Nurjannah, Ari Fahry, Hisdamayanti Djupanda, Ikerniaty Sandili, Shofia Nurun Alanur, Andi Siti Hajar, Adi Nur inform, inspire, and educate Alim, Andi Syaifullah Kadekoh, Eka Yunita Rahayu, Zulkifli, Nur Asma, Wandi Latoko, Moh. Zain Saputra, Willy Christian Lui. L a y o u t e r : J o k o Suparlan. Distributor: Zulkifli Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Rafani Tuahuns, Andi Siti Hajar, Zulkifli Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. email: media_tadulako@yahoo.com. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako

Media Tadulako

Edisi 70 April 2016

Tahun ke 4 Desain : Joko Suparlan Foto : Akhmad Usmar


Media

Tadulako

Liputan Khusus Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

3

FISIP Gagas Kerjasama Untad dan UKM Usaha, H. Mustang, SE., M.Si bahwa “Secara teknis kita berharap penandatanganan MoU ini akan dilakukan bersama antara Rektor Untad dan Rektor UKM. Apakah akan ditandatangani di Untad atau di UKM itulah yang nanti akan dilaporkan oleh Dekan ke Rektor. Pertemuan ini menggagas kerjasama itu. Tandas Kepala KTU yang juga ramah canda ini. Ditemui di ruang kerjanya pada Selasa (20/4), Dekan Fisip juga menjelaskan bahwa “Hasil kunjungan kerja kami ke UKM sudah kami laporkan ke Bapak Rektor dan Alhamdulillah Pa Rektor sangat Senada dengan penyampaian Dr. Slamet, Prof. Rizal, mengapresiasi gagasan kerjasama ini. Kami sangat mewakili Rektor UKM, menyambut baik adanya berharap semoga penandatagan MoU ini dapat segera gagasan kerjasama yang diinisiasi oleh pihak terealisasi, mudah-mudahan di bulan Mei atau Dalam pertemuan awal tersebut, Dekan FISIP yang Universitas Tadulako. “Tentu saja kerjasama antar selambat-lambatnya pada Juli tahun ini”. “Adapun butir atau poin tawaran kerjasama kita didampingi oleh Kepala Tata Usaha, H. Mustang Universitas dan antar Negara ini akan sangat dengan UKM itu tidak hanya publikasi ilmiah, ada Mursalim, SE.,MM dan Pimpinan Umum Media menguntungkan kedua belah pihak, tuturnya. Bahkan lebih lanjut “Para Pihak hendaklah pertukaran antar mahasiswa, ada juga pertukaran Tadulako, Dr. Muhammad Khairil, S.Ag., M.Si menggagas upaya kerjasama antara Untad dan UKM. memastikan bahwa nantinya output aktiviti antar dosen, kolaborasi pendidikan dan pengajaran Salah satu poin mendasar dalam bangunan penelitian kerjasama ini merupakan penerbitan juga pertukaran bahan ajar sampai pada publikasi kerjasama ini adalah upaya kolaborasi riset dan Jurnal terindeks Scopus sepanjang tempoh masa bersama. Ini akan sangat menguntungkan dan stategik. Secara lebih detail semua akan tertua dalam berkuatkuasanya. Ungkap Prof. Rizal. publikasi Ilmiah dalam skala International. Dalam diskusi yang terbatas itu, secara spesifik dan MoU dan MoA”, tandas Dekan Fisip. Dalam sambutannya, Dekan Fsip memaparkan tentang visi misi Universitas Tadulako dan juga t e k n i s j u g a t e l a h d i b i c a r a k a n t e n t a n g gambaran kondisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu penandatanganan MoU. Diungkap oleh Kepala Tata Kunjungan Kerja Dekan FISIP Universitas Tadulako, Dr. H. Slamet Riadi, M.Si ke Universitas Kebangsaan Malaisya (UKM) pada (6-8/04) buakan hasil yang signifikan khususnya dalam menyelaraskan visi Untad untuk menjadi World University. Dalam lawatannya ke salah satu Univeristas terkemuka di Malaysia ini, Dekan Fisip disambut hangat oleh Prof. Madya Dr. Muhammad Rizal Razman, Chairman Research Center For Sustainability Science and Governance (SGK) Institute For Environment and Development (LESTARI) UKM (9/4).

Politik. Lebih lanjut, “Kita ketahui bersama bahwa saat ini di Indonesia mengalami krisis Guru Besar. Salah satu penyebab utamanya adalah minimnya publikasi international kita khususnya yang terindeks Scopus. Ini terjadi karena dua hal, pertama tentu saja kemampuan bahasa dan kedua jaringan dan kerjasama international kita yang masih harus terus ditingkatkan, ungkap Dr. Slamet, sapaan akrab dekan Fisip ini.

Dekan FISIP Tegaskan Sharing Pendanaan Terkait Kolaborasi Riset dan Publikasi Jurnal International Krisis Guru Besar di Indonesia termasuk di Universitas Tadulako khususnya lagi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang saat ini hanya menyisakan 3 orang Professor menjadi fakta yang tidak dapat dipungkiri. Namun tidak hanya di FISIP, di Fakultas lain pun krisis Guru Besar juga menjadi keprihatinan. Hal inilah yang menjadi perhatian khusus oleh Rektor Universitas Tadulako, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS. Dalam berbagai kesempatan, Rektor selalu mengingatkan bahwa bagi para dosen yang telah menyelesaikan studi doktoralnya, terlebih ketika pangkat akademik itu sudah Lektor Kepala, apalagi sudah golongan IV/c, untuk sesegera mungkin fokus pada publikasi jurnal international. Dorongan dan arahan Rektor juga dibuktikan dengan komitmen Universitas untuk memberikan keringanan pendanaan bagi siapa saja dosen yang telah berhasil mempublikasikan artikelnya pada Jurnal yang terindeks scopus. Bagai gayung bersambut, arahan Rektor juga senada dengan penegasan Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako. Dalam laporannya setelah kunjungan kerja ke Universitas Kebangsaan Malaisya (UKM) pada Jumat (15/04), Dekan secara tegas menyampaikan bahwa “Mengingat pembiayaan untuk publikasi ilmiah pada jurnal international yang terindeks scopus melalui kerjasama dengan UKM ini cukup besar, maka Fakultas dalam hal ini m e m i l i k i ko m i t m e n u n t u k m e n d o ro n g percepatan Guru Besar melalui publikasi international dengan alokasi pembiayaan yaitu sharing biaya dengan peneliti atau dosen yang akan mempublikasikan artikelnya”, tegas Dekan yang ramah senyum ini. “Sebagai contoh, misalnya biaya publikasi jurnal itu lima belas juta rupiah atau mungkin tiga puluh juta rupiah, maka mungkin teknis pembagiannya bisa saja 50-50 atau mungkin 7030. Prinsipnya Fakultas punya komitmen yang besar dalam mendorong percepatan Guru Besar, pungkas Dekan alumnus UNM ini. Wa l a u p u n p e n a n d a t a n ga n a n M O U (Memorandum Of Understanding) dan juga MOA (Memorandum Of Aggremen) masih dalam tahap

rancangan namun draf yang telah dibuat oleh UKM dan telah dilaporkan ke Rektor tersebut mendapat apresiasi yang sangat baik oleh Rektor. Ditemui secara terpisah oleh awak Media Tadulako pada selasa (19/04), Rektor menyambut sangat baik gagasan kerjasama tersebut. “Prinsipnya segala sesuatu yang mendorong percepatan Guru Besar, diantaranya publikasi international apalagi sifatnya kerjasama antar Universitas dan antar Negara, pasti kita dukung. Ini sudah menjadi komitmen pimpinan Univeristas”, Ungkap Rektor. Lebih lanjut, Rektor mengatakan bahwa “tentang teknis penandatanganan MoU, itu akan dibicarakan lebih lanjut. Mungkin saja, kita yang mengundang UKM yang ke Untad, biar mereka juga bisa melihat kampus kita, tapi bisa juga kita yang ke Malaysia. Ini kan hanya teknis. Intinya MoU itu dapat membantu para dosen untuk publikasi international”, tutur mantan Dekan Pertanian ini.

Dr. H. Slamet Riadi, M.Si Dekan FISIP Universitas Tadulako,

Prof. Dr. H. Ari Purbayanto, M.Sc, Atase Pendidikan KBRI Malaysia Ternyata Alumni SD Sioyong Pantai Barat. Dalam lawatan kerja Dekan FISIP Universitas Tadulako bersama rombongan ke negeri Jiran, Malaysia pada 6 s/d 8 April yang mengusung misi kerjasama dengan pihak Universitas Kebangsaan Malaisya (UKM) ternyata menyisahkan cerita inspiratif ketika berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), Kuala Lumpur Malaysia. Ditemui langsung oleh Prof. Dr. H. Ari Purbayanto, M.Sc, Atase Pendidikan KBRI Malaysia di ruang kerjanya pada jumat (8/04), dengan senyum ramah dan jabatan hangat Prof. Ari, sapaan akrabnya, lalu mempersilahkan Dekan dan rombongan untuk masuk di ruang kerjanya. Dalam pertemuan yang berdurasi kurang lebih 2 jam tersebut, Dekan FISIP menyampaikan maksud dan kunjungannya dalam rangka menjalin kerjasama dengan UKM khususnya di bidang publikasi Jurnal International. Dalam penyampaiannya, Dekan menceritakan tentang kondisi FISIP yang jumlah doktonya sudah cukup banyak dengan kepangkatan Lektor Kepala namun sayang masih sulit untuk ke Guru Besar karena publikasi International. Menanggapi hal tersebut, Prof. Ari menyambut baik keinginan Universitas Tadulako untuk menjalin kerjasama dengan UKM. “Salah satu strategi untuk dapat mempublikasikan artikel kita pada jurnal international, yah harusnya memang melalui kerjasama. UKM punya reputasi

dan mereka berpengalaman dalam publikasi Ilmiah international”, ungkap alumnus Fakultas Perikanan IPB ini. Lebih lanjut Prof. Ary mengungkapkan, “Pada prinsipnya KBRI termasuk saya yang diberi amanah sebagai atase Pendidikan siap membantu dan memfasilitasi jalinan kerjasama tersebut. Kami siap dan pasiti bantulah, ini untuk kemajuan kita bersama”, tandas Alumnus Pascasarjana di Tokyo University of Fisheries Jepang ini. Selain tentang kerjasama antar Universitas dan antar Negara, dibicarakan pula tentang Program Study Tour yang digagas oleh Komunitas Intelektual Mahasiswa Ilmu Komunikasi (KINESIK) Program Studi Ilmu Komunikasi untuk dapat diterima dan berkunjung ke KBRI Malaysia pada akhir mei mendatang. Menanggapi adanya keinginan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Untad untuk berkunjung ke KBRI, Prof. Ari dengan bahasa ketulusan menyambut hangat keinginan tersebut dan memberikan ruang yang sebesar-besarnya bagi mahasiswa untuk datang dan berkunjung. “Kami sering didatangi mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Kehormatan dan kebanggaan bagi kami kalau anak negeri kita yang ingin berkunjung, berbagi cerita dan pengalaman, tentu kami sangat senang, silahkan”, Ungkap Prof. Ari dengan senyum. Selain cerita yang terkesan formal itu, dibalik

canda dan bahasa keakraban, yang mengejutkan Dekan dan rombongan adalah ternyata Guru Besar Teknologi Penangkapan Ikan sejak Juni 2007 IPB ini adalah alumni salah satu sekolah negeri yang terletak di Wilayah Sulawesi Tengah, tepatnya SD Sioyong, Kecamatan Balaesang, Pantai Barat. Tidak hanya itu, penerima penghargaan Best Presenter Awards, Masyarakat Sains Kelautan dan Perikanan Indonesia (2007) ini juga ternyata menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Palu. Bahkan Ia pun menamatkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Palu. Melalui via seluler, awak media tadulako lalu menelusuri teman sejawat dan sepermainan Prof. Ari semasa kecil dan remaja yaitu Dr. Muzakkir Tawil, M.Si. Dalam cerita singkatnya, Dr. Muzakkir lalu mengiyakan bahwa Prof. Ari memang teman semasa kecil bahkan satu sekolahan di bangku SMP. Nostalgia masa lalu ia pun ceritakan tentang siapa dan bagaimana seorang Prof. Ari yang supel, cerdas dan selalu bercita-cita memberikan yang terbaik untuk negeri ini. Cerita Prof. Ari Purbayanto, menjadi inspirasi bagi siapa saja bahwa untuk menjadi sukses terkadang tidak harus dari sekolah yang mewah, megah dan mahal namun boleh jadi itu lahir dari sekolah di pelosok desa. Siapapun bisa meraih mimpi, selama ada kemauan dan tekad yang besar untuk meraih sukses.


4

Media

Opini Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Optimisme Dana Desa di Tengah Debat Polemik Eco-Friendly Oleh : Moh. Andika Lawasi, S.Hut, M.Sc

Gagasan pemberdayaan masyarakat desa merupakan ide yang selalu populis dalam kacamata publik. Usaha memberdayakan masyarakat selalu menemukan momentumnya tatkala isu terkait tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di pedesaan bertemu dalam satu titik tolak yang sama, yaitu masih lemahnya kondisi fisik maupun non-fisik masyarakat pedesaan untuk berdiri sendiri sehingga tidak mampu berkompetisi secara kolektif untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Hal ini terutama dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti masih rendahnya kualitas dan kuantitas pendidikan kolektif masyarakat, belum cukupnya sarana dan prasarana penunjang desa yang layak, serta masih lemahnya kapasitas institusi lokal dalam mendorong ataupun mengelola aspirasi komunitas, sumberdaya lokal, dan insentif eksternal dalam membangun desa. Program Dana Desa tahun 2016 akhirnya menemukan momentum yang pas ketika negara tengah berhadapan dengan kenyataan faktual bahwa setelah sekian lama negara ini berdaulat dan sudah berganti-ganti rezim sejak runtuhnya ORBA sampai era SBY, kantong-kantong kemiskinan di pedesaan justru semakin sporadis dan angkanya tidak bertambah kecil meskipun program-program pembangunan desa dan manusia telah banyak bergulir sekian lama seperti program PNPM yang pernah trend di era SBY. Program Dana Desa merupakan salah satu cara pemerintah dalam rangka memberdayakan masyarakat pedesaan agar mampu membangun desanya sendiri melalui pengelolaan Dana Desa. Pemberian bantuan kepada masyarakat berupa dana segar untuk pembangunan sarana fisik desa dan infrastruktur penunjangnya diharapkan dapat membantu mempercepat kemajuan daerah di seluruh Indonesia. Program ini berangkat dari asumsi final bahwa masyarakat desa sendirilah yang lebih memahami sektor apa saja yang masih lemah dan butuh konstruksi yang lebih baik sehingga ruang otoritas pengelolaan Dana Desa dipastikan akan menjadi kewenangan kolektif masyarakat desa sepenuhnya. Tentu ini merupakan terobosan revolusioner dalam konteks pemberdayaan masyarakat sebab selama ini negara cenderung memonopoli semua usaha pembangunan dan selalu dianggap sebagai pihak yang lebih tahu dan paham apapun persoalan yang dihadapi oleh masyarakat pedesaan. Dengan hadirnya program Dana Desa, maka dapat diharapkan bahwa pembangunan daerah yang dimulai dari kantong-kantong kemiskinan di pedesaan akan mengalami kemajuan pesat dan bisa meminimalisir tingginya angka kemiskinan dan menekan laju ketertinggalan daerah. N a m u n d i t e n ga h e u fo r i a D a n a D e s a , sesungguhnya masih menyimpan beberapa masalah yang menurut penulis akan berpotensi menjadi sumber kegagalan program apabila masalah-masalah tersebut tidak di waspadai sejak awal dan akhirnya tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah dan pendamping program Dana Desa ini. Beberapa masalah tersebut kemungkinan akan menjadi anti-klimaks dalam pembangunan desa. Bahkan, jika tidak diantisipasi sejak awal, maka pembangunan desa yang dilaksanakan dengan dukungan dana yang tidak sedikit itu justru akan merubah wajah asli pedesaan itu sendiri dan pada akhirnya akan memunculkan masalah baru yang

lebih pelik dari sebelumnya dan bisa-bisa justru akan kontraproduktif dengan tujuan awal. Makna Sejahtera Dalam Konteks Eco-Friendly S a l a h s at u m a s a l a h ya n g diprediksi akan menjadi tantangan berat dalam pembangunan desa adalah masih menguatnya miskonsepsi alias salah kaprah tentang bagaimana sesungguhnya kesejahteraan itu dalam konteks pedesaan (remote area) dan b a ga i m a n a s e h a r u s nya k i ta m e m b a n g u n d e s a . I n i j u ga berkaitan dengan bagaimana masyarakat desa memandang desa itu sendiri dalam bingkai kesejahteraan yang berhubungan dengan konteks kelingkungan dan keterkaitannya dengan alam sekitar. Ini penting dipahami dan diluruskan terlebih dahulu sebelum memulai membangun desa agar tidak terjebak dengan perangkap over-eksploitasi yang muncul tanpa disadari oleh komunitas. Membangun desa dengan wawasan ecofriendly penting dilakukan agar tidak merusak lingkungan dan ekosistem yang berada di sekitar desa. Sayangnya, secara turun-temurun negara kita masih mengadopsi konsep kesejahteraan masyarakat dan metode pembangunan pedesaan dari warisan penjajah eropa dan negara-negara kapitalis yang cenderung melihat kesejahteraan dalam kacamata materi dan pertimbangan untungrugi. Inilah yang kemudian penulis maksudkan sebagai sesuatu yang salah kaprah dalam pembangunan kawasan terpencil yang terbukti selama puluhan tahun hanya merusak dan mengeksploitasi Bumi sampai habis dan rentan bencana. Ini adalah persoalan mindset building . Tentang bagaimana kita berpikir terhadap sesuatu dan bagaimana kita meraihnya. Salah kaprah dalam mindset, maka akan salah pula dalam tujuan dan tindakannya. Ini mungkin terdengar klise namun mau atau tidak mau, hal ini penting dikemukakan. Mengingat banyak pihak terutama masyarakat desa penerima manfaat sudah terlanjur beranggapan bahwa yang dimaksud dengan pembangunan desa berarti akan ada tambahan infrastruktur penunjang yang akan menyamai infrastruktur kota. Hal ini bisa saja terjadi ketika kontrol negara lepas begitu saja dengan mengandalkan asumsi bahwa masyarakat desa sudah tahu akan membangun apa dan bagaimana mereka memanfaatkannya. Yang mengejutkan bahwa dari hasil penelitian yang penulis lakukan secara mandiri pada sebuah desa calon penerima Dana Desa, penulis menemukan bahwa ada sebagian masyarakat desa berpandangan jika pembangunan desa melalui bantuan Dana Desa akan membuat mereka menjadi orang yang sejahtera (baca: kaya), dimana semua kebutuhan primer akan tercukupi dan mereka bisa memiliki kendaraan baik roda dua maupun roda empat dan punya property yang cukup untuk

simpanan hari tua dan warisan anak cucu. Keyakinan tersebut cukup kuat ketika kesadaran kolektif masyarakat menganggap bahwa membangun desa melalui program Dana Desa dianggap sama dengan mengerjakan proyek besar yang tentunya ada sharing profit yang mereka yakini sangat banyak secara finansial. Membangun Desa Dengan Kearifan Lokal Ketika sebuah desa dikerjakan dengan logika bisnis, maka yang muncul adalah eksploitasi. Warisan budaya yang dianggap tidak penting seperti kearifan lokal akan tergusur. Pengetahuan lokal dalam mengelola desa pun akan terganti dengan pengetahuan modern. Dan pada akhirnya, akan merubah wajah asli pedesaan yang seharusnya sejahtera dalam bingkai kesederhanaan, keselarasan, keseimbangan, dan keserasian dengan harmoni alam, justru malah mengikuti model kesejahteraan dengan gambaran kehidupan yang serba mapan dan modern layaknya masyarakat yang tinggal di perkotaan. Sebuah desa yang tumbuh dengan ambisi konsumtif, dimana semua kelemahan desa dipandang akan dengan cepat ditanggulangi dengan dana segar, akan terus berkembang menjadi desa konsumtif dan akan terus membutuhkan suntikan dana, meskipun infrastrukturnya akan bertambah lengkap sebagai hasil bantuan dari dana segar tersebut. Sebaliknya, apabila desa berkembang dengan semangat produktif berbasis kearifan lokal berwawasan lingkungan, maka ia akan terus tumbuh menjadi desa produktif yang tidak hanya menghasilkan produk-produk desa unggulan, tetapi juga berperan dalam mengkonservasi nilai-nilai yang masih dibutuhkan oleh desa agar tetap berjalan pada on the track. Apabila pembangunan desa berorientasi modern, maka over-eksploitasi akan terjadi, sebab mustahil membangun desa dan memperluas jangkauan w i l aya h u nt u k ke b u t u h a n p e m b a n g u n a n infrastruktur serta peruntukan lainnya jika tidak

membuka kawasan hutan baru. Sementara jika pembangunan desa berorientasi pada eco-friendly di mana kearifan lokal menjadi pondasinya, maka sebuah smart-village yang berwawasan lingkungan akan menjadi sebuah keniscayaan. Memberdayakan masyarakat desa seharusnya dimulai dengan capacity building secara kolektif dengan membimbing institusi lokal agar terlebih dulu mahir mengelola inisiatif komunitas, leadership, common pool resources, sumber daya lokal, dan insentif eksternal. Sejalan dengan itu, diberikan juga bimbingan orientasi kemana desa ini akan tumbuh dengan melibatkan masyarakat dalam diskursus tentang visi masa depan desanya sendiri. Ini penting dilakukan agar masyarakat desa mampu belajar membuat keputusan sendiri, mahir mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan vitalnya, dan terbiasa mengelola kebijakan. Peran pendamping desa sangat penting dalam fase ini. Memberikan uang (dalam bentuk Dana Desa) untuk sumber tenaga kemajuan desa seharusnya berada pada fase terakhir ketika semua pondasinya sudah cukup kokoh untuk menopang pembangunan desa, sebab keberhasilan pemberdayaan desa bukanlah ditentukan oleh berapa banyak dan lengkapnya infrastruktur yang bisa dimiliki, dibangun dan dikelola oleh sebuah desa, tetapi seberapa jauh kedewasaan kolektif sebuah desa mengelola sumberdaya lokal dan men-drive dirinya sendiri dalam menghadapi tantangan pembangunan di era kompetisi saat ini. Semoga pembangunan desa yang tengah digagas oleh pemerintah mampu berjalan dengan produktif, bukan malah berkembang menjadi desa full infrastruktur tapi tak punya visi masa depan akibat terlalu banyak mengorbankan sumber daya (Futureless Growth). *Ketua Kajian Lingkar Kehutanan Masyarakat Untuk Keadilan, Sulawesi Tengah


Media

Tadulako

Profil

Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

5

i S . M , n a r k u S . H . s r D “Mari terus menjaga loyalitas kerja kita, sebagai bentuk pengabdian terbaik di kampus tercinta ini,”

Ditemui di ruangannya, Kepala Biro Umum dan Keuangan Universitas Tadulako ini masih berkutat dengan setumpuk pekerjaannya. Senyum khasnya menyambut kami yang saat itu telah membuat janji untuk keperluan wawancara. “sabar sedikit ya… saya selesaikan beberapa pekerjaan dulu,” tutur Pak Sukran meminta kami menunggu sebentar. “Apa yang bisa saya bantu ?” sapanya memulai sesi wawancara siang itu. Ngobrol sebentar tentang situasi kampus terkini. Pria asal Ampana itupun mulai berkisah tentang perjalanan karir, juga episode yang sempat dilewatinya di Kampus Tadulako. Tahun ini genap 25 tahun Drs. H. Sukran, M.Si bekerja di Universitas Tadulako. Karirnya di kampus diawali sebagai Staf Sub Bagian tenaga akademik kepegawaian Untad. Enam tahun pertama membuat ia belajar tentang atmosfir kerja serta disiplin birokrasi. Dalam proses perjalanan karirnya, ia bertahap menaiki beberapa posisi penting mulai dari kepala sub bagian, kepala bagian hingga kepala biro. Menurut Pak Sukran, ada hal yang menarik dalam catatan perjalanan pengabdiannya selama di Universitas Tadulako. Ya, dalam kurun waktu 25 tahun pengabdian, ia kebanyakan mendapat kepercayaan di bidang keuangan, walau latar belakang keilmuannya justru di bidang sosial. “Inilah mungkin yang disebut garis tangan, saya yang menghabiskan waktu, tenaga, juga finansial, belajar di ilmu sosial, eh malah mendapat amanah bekerja dengan aktivitas yang kerap bersentuhan dengan keuangan. Tidak ada yang salah, sebab skill tersebut bisa dipelajari,” terangnya. Kepada awak Media Tadulako Pak Sukran menyampaikan, bahwa semua pekerjaan sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja,

sebab semua pekerjaan hanya membutuhkan ketekunan. “Kalau anda tekun, pasti akan ahli dan professional,” paparnya. Pak Sukran menambahkan, bahwa ketekunan kerja akan melahirkan kecintaan pada pekerjaan, dan bila pekerjaan telah dicintai, maka akan bersahabat dengannya, “bila sudah begitu, kita akan bekerja dengan hati.” Prinsip selanjutnya yang juga dipegang tegugnya adalah kerja tuntas, ia bukan tipe pekerja yang suka menunda nunda, dan pekerjaan menunda sangat dibenci olehnya. Dalam tekadnya, segra mengerjakan tugas yang ada hingga tuntas adalah prioritas utama. Jika ada kerjaan yang disodorkan harus segra dilaksnakan dan dikerjakan hingga finish. “Tidak boleh ada kata tunggu, tidak boleh ada kata tunda, sebab itulah yang membuat pekerjaan terbengkalai dan tidak beres,” ungkapnya. “Tentu juga kita tidak boleh memaksakan pekerjaan diluar kemampuan kita, kalau ada kondisi tertentu maka pekerjaan boleh disesuaikan kembali,” Imbuhnya. Itulah dua prinsip utamanya dalam menjalani kerja. Meneurutnya kerja apapun yang dilakoni, saat kita mampu menjalaninya dengan dua prinspi ini pasti setiap kerjaan kita akan termenej rapi hingga terselesaikan dengan baik. Ada hal lainnya yang juga teramat penting untuk diperhatikan dalam kerja. Yakni kekompakan dalam tim kerja. Posisinya sebagai kepala biro, tidak menjadikannya angkuh dengan jabatan, justru menurutnya jabatan kepala biro tidak ada apa-apanya tanpa memiliki staf dan tim kerja yang loyal dan rajin. “Sebab saya tidak ada artinya kepala biro kalau tanpa staf dan tim kerja yang hebat,” tuturnya. Untuk itu ia selalu menjadikan seluruh stafnya bukan sebagai bahwahan, tapi sebagai

rekan kerja. Tatkala staf sudah merasa dilibatkan dan dipercaya hingga merasa nyaman dalam ruang kerja dan diposisikan sebagai rekan kerja, maka yakinlah tugas kerja dalam tim akan mudah tertunaikan. Dalam posisi jabatan sebagai keapal biro pun, ia memiliki stukrur kerja tiga bidang dibawahnya. Tentu ini bukanlah sesuai yang mudah, maka seringkali ia menggunakan tehnik komunikasi terbuka kepada semua rekan kerja dibawah jajaran bironya. Dengan komunikasi terbuka kita bisa membedah segala persoalan dan masalah yang yang terjadi. Dengan komunkasi terbuka pula, kita dapat menemukan titik solusinya. Jika ada trouble, jika ada problem dalam sistem kerja, bisa diselesaikan dengan komunkasi terbuka semua pihak. “Intinya komunikasi yang baik ke segala arah,” terangnya. Dalam dirinya yang memeliki etos kerja yang tinggi itu, ada seorang perempuan istimewa yang selalu mendukungnya di rumah. Dra. Hj. Nuraeni, Istri yang selalu setia mendapinginya. Ia selalu menempatkan istri dalam posisi yang sangat terhormat dan istimewa. Teman diskusi dalam menemukan solusi atas problem kerja juga adalah istri, hingga istrilah yang membuat ia memeiliki energi yang besar dalam menjalani kehidupan. Kisah tentang istrinya, ia pun teringat masa mereka bertemu pertama kalinya. Kisah jatuh cinta pada seorang perempuan yang kini menjadi istri setianya. Ketika itu moment yang indah saat di lokasi KKN, ia sebagai ketua posko dan selalu menampilkan performa tebaik dalam kerja-kerja KKN, hingga perempuan yang kini menjadi bidadarinya, saat itu simpati atas etosnya. “Karena sudah sering bersama maka munculah benih-benih cinta,” ungkapnya tersenyum saat mengingat kembali moment bahagia itu.

Uniknya, tak berselang lama mereka mengenal satu sama lain, langsung menikah. Sukran menikah masih saat kuliah. Ia tak khawtair jika masih kuliah dan nikah akan susah makan. Justru dalam keyakinannya rezki itu ditangan tuhan, dan nikah adalah satu pintu rezki yang paling besar. Ternyata itu terbukti, setelah menikah ia juga langsung kerja dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga barunya. Sukran juga mengingat masa-masa sulit dalam menjalani keluarga yang awal-awal dialaminya, tapi dengan kekompakan bersama istri ia mampu melewati kehidupan hingga mencapai karir terbaik saat ini. diakhir ceritanya ia menitip pesan kepada semua rekan kerja yang tengah mengabdi di Universitas Tadulako agar selalu meningkatkan etos kerja, tentunya dengan tekun dan tuntas serta tetap disiplin waktu dalam kerja. Ia menuturkan ada program remonerasi dari pemerintah untuk peningkatan pelayanan dalam peningkatan kesejahteraan. Jika telah diberikan peningkatan kesejateraan bagi pegawai negeri maka harus juga meningkatkan pelayanan kerja dalam tugas kerjanya. Salah satu penerapan remonerasi itu adalah insentif berbasis kinerja. Jika kinerja baik maka insentif remonerasi akan meningkt didapatinya. Untuk itu kembali ia mendorong semua rekan kerja yang tengah mengabdi di Universitas Tadulako, untuk terus memberikan kinerja terbaik dalam tugas dan amanah yang diberikan. “Mari terus menjaga loyalitas kerja kita, sebagai bentuk pengabdian terbaik di kampus tercinta ini,” tutupnya. Ash/af


6

Dialog Akademik

Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

Media

Tadulako

n i l p i s i D i s i Kom n i l p i s i D a r Bica

“Komisi Disiplin (Komdis) Universitas Tadulako adalah Garda paling depan dalam mempertahankan kewibawaan Universitas,” itulah kalimat yang dilontarkan Drs. Abdul Kadir Pattah, M.Si, Kepala UPT Komdis Untad yang baru pada Crew Media Tadulako saat bertandang ke ruang kerja Komdis, Senin (4/04). Komdis yang menjadi garda terdepan dalam mempertahankan kewibawaan kampus, memiliki tugas dan fungsi berdasarkan Keputusan Rektor No : 68/N28/KL/2014 yang terdiri dari tugas umum dan tugas khusus. Tugas umum meliputi (1) membantu pimpinan Untad dalam mewujudkan suasana kampus yang akademis, tertib, aman, dan damai. (2) Membantu pimpinan Untad dalam menegakkan dan mengawasi pelaksanaan tata tertib mahasiswa bersama Tiga Pilar Pelangi yaitu UPT. Komdis, UPT. Security, dan UPT. Natalita. (3) Menyampaikan rekomendasi kepada Rektor tentang jenis sanksi atas pelanggaran yang telah dilakukan. Sementara tugas Pokok Komdis meliputi (1) tugas Ko m i s i I n fo r m a s i d a n Ko m u n i ka s i : ( a ) menginformasikan tentang aktifitas Komdis melalui media cetak maupun media elektronik, (b) menginformasikan kepada seluruh mahasiswa Tata Tertib Mahasiswa melalui lembaga kemahasiswaan di lingkungan Untad, (c) bertanggung jawab terhadap media yang dipublikasikan oleh Komdis, (d) membuat dan menyebarkan pamflet, spanduk, dan himbauan. Tugas khusus Komdis yang kedua yaitu tugas Komisi Pencegahan : (a) melakukan sosialisasi, (b) melakukan workshop dan pelatihan pencegahan pelanggaran disiplin, (c) memonitoring dan melakukan supervisi kegiatan lembaga kemahasiswaan di lingkungan Untad, dan (d) membuat pemetaan potensi konflik dalam lingkungan Untad. Ketiga, tugas Komisi Penindakan : (a) meregistrasi laporan pelanggaran disiplin mahasiswa, (b) menelaah laporan pelanggaran disiplin, (c) mengkoordinasikan proses penindakan dengan Warek Bima, UPT. Security, dan UPT. Natalita, (d) melakukan pemanggilan terhadap mahasiswa yang

terduga melanggar tata tertib, maupun sanksisanksinya, (e) menginvestigasi dugaan kasus pelanggaran disiplin, (f) memeriksa terlapor dan saksi-saksi, dan (g) mengkomplikasikan data hasil invesitgasi. Harus berdasarkan Pelaporan Berkaitan dengan tugas dan fungsi Komdis tersebut, cara kerja Komdis berawal dari pelaporan, sebagaimana dengan tugas komisi yang paling urgent yaitu komisi penindakan. Tugas-tugas Komdis ini sering disalahartikan oleh mahasiswa dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dalam kampus. Oleh karena itu, Sekretaris Komdis, Drs. Jamaluddin, M.Hum., menegaskan tugas Komdis ini dengan analogi bahwa komisi Disiplin bukan pemadam kebaran. “Komdis ini bukan pemadam kebarakan, artinya langsung menyelesaikan tuntas masalahmasalah dengan satu kali gerakkan. Tetapi berdasarkan pelaporan dari berbagai pihak, baru kami proses. Komdis juga tidak menangani kasuskasus kriminal, sebab komdis memberikan solusisolusi yang bersifat preventif dengan mengikuti alur kerja penindakan. Jadi tidak semua masalah yang dituntut mahasiswa kami selesaikan, sekali lagi harus berdasarkan pelaporan,” tutur Jamaluddin. Alur kerja komisi displin, seperti yang dipaparkan oleh Kepala Komdis, dimulai dengan pelaporan. Pelaporan lalu diregistrasi kemudian ditelaah dan diproses melalui tim investigasi. Setelah itu, dilakukan pemanggilan dan terlapor diinvestigasi, dan dilakukan rapat pleno untuk menemukan hasil

akhir agar memperoleh keputusan. Keputusan yang ditetapkan dijadikan draf-rekomendasi yang ditujukan pada Rektor. Abdul Kadir bertutur mengenai sanksi-sanksi yang akan dijatuhkan terlapor yang dinyatakan bersalah tergantung jenis pelanggaran tatib yang dilakukan dan kepatuhan pada proses yang Komdis jalankan. “Sanksi tergantung jenis pelanggaran, untuk mahasiswa sejauh ini belum ada yang sampai dikeluarkan dari kampus, paling berat baru sampai pada tahap skorsing hingga 2 semester. Sanksi juga dapat bertambah jika terlapor tidak mengindahkan panggilan dari komdis, begitupun sebaliknya. Sanksi dapat berkurang jika pada pemanggilan tahap satu sampai pemanggilan ketiga, yang bersangkutan dinilai akomodatif.” Komdis Siap Jadi Pendamping Mahasiswa Komdis yang dinakhodai kapten baru saat ini siap menjadi pendamping bagi mahasiswa dalam memberikan solusi-solusi atas masalah akademis. Namun, penyelesaian masalah-masalah tersebut harus berdasarkan pelaporan valid, yang kemudia akan diproses oleh Komdis. Terkait dengan kesiapan Komdis dalam mendampingi Mahasiswa, seluruh jajajran Komdis menghimbau kepada seluruh mahasiswa agar melibatkan komdis pertama kali, jika terjadi masalah, dengan catatan ada pelaporan, sehingga dapat diproses sesuai alur kerja. Abdul Kadir mengatakan bahwa tidak semua masalah-masalah dapat ditangani oleh Komdis.

Karena beberapa masalah telah menjadi pembagian UPT lainnya. “Misalnya masalah mahasiswa yang melanggar lalu lintas kampus, itu menjadi bagian UPT. Security bukan UPT. Komdis, kecuali satpam menyerahkan mahasiswa tersebut pada Komdis, baru Komdis bisa ambil alih,” ucap Abdul kadir. “Jika pelanggaran yang dilakukan dosen, atau selain mahasiswa, mahasiswa boleh melaporkan pada Komdis untuk di proses. Namun, Komdis lebih berfokus pada masalah-masalah yang dilakukan mahasiswa, ” lanjut Abdul Kadir. Jika Komdis tidak Bekerja, maka kinerja Komdis semakin baik Mengenai kinerja Komdis, kedepannya Komdis akan melakukan sosialisasi pada tiap-tiap fakultas mengenai tugas-tugas Komdis, agar mahasiswa, dosen dan pegawai tidak menyalahartikan tugastugas Komdis. Kesuksesan UPT. Komdis dapat diukur dengan masalah-masalah yang ditangani. Jika Komdis tidak bekerja, maka kinerja Komdis semakin baik. Begitupun sebaliknya. Karena jika taka da masalah yang ditangani, artinya mahasiswa tidak melanggar tata tertib, sama artinya semakin disiplin mahasiswa Untad. Sebaliknya, jika Komdis banyak disibukkan dengan menangani masalah-masalah pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa, maka kinerja Komdis dapat dinilai menurun karena banyaknya pelanggaran yang lakukan mahasiswa. ikr


Media

Tadulako

Kabar Tadulako Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

7

Kunjungi Untad, Walikota Diminta Tuntaskan Krisis Listrik Kamis (31/03) Walikota Palu Drs Hidayat MSi mengunjungi Universitas Tadulako (Untad) yang disambut langsung oleh Rektor Untad Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS serta beberapa pejabat kampus lainnya. Saat berdialog, walikota yang saat itu hadir diminta untuk bertindak bijak dalam menyelesaikan permasalahan yang selama ini dirasakan oleh masyarakat Kota Palu, hal itu disampaikan oleh Ketua Senat Untad Prof Hasan Basri PhD. Menurutnya, maskipun banyak kendala namun itu tetap menjadi prorioritas. “Palu ini dihantui dengan dua masalah yang harus diselesaikan secepatnya yakni krisis Listrik dan krisis Air. Dua hal ini adalah kebutuhan utama masyarakat bagaimana mungkin masyrakat hidup ditengah majunya teknologi tetapi listriknya sering bermasalah,” ungkapnya. Listrik di Kota Palu memang menjadi masalah serius dikarenakan selalu padam sehingga semua masyarakat merasa gerah. Bahkan juga berimbas dunia pendidikan yang membuuhkan listrik dalam proses belajar-mengajar. Menanggapi permintaan tentang problem kelistrikan kota, Hidayat mengaku akan berupaya keras menyelesaikan masalah klasik kota ini. “Ini PR besar pemerintah Kota Palu, saya sudah sampaikan kepada Direktur PLN untuk menyelesaikan krisis listrik ini secepat mungkin,” tuturnya. Selain itu, walikota juga membeberkan rancana kerjanya selama beberapa tahun kedepan. Menurutnya, untuk mencapai keberhasilan program diperlukan visi misi serta komitmen yang kuat untuk

“Saya sangat membutuhkan dukungan dari semua kalangan, termasuk perguruan tinggi dalam bersama-sama membangun Kota Palu sebagai kota jasa denga ekonomi makro sebagai titik tumpuan,” -Drs Hidayat MsiWalikota Palu dapat mewujudkannya. Hidayat dalam diskusi tersebut memberikan gambarannya untuk menjadikan kota Palu sebagai Kota Jasa, Kota Berbudaya serta Kota Beriman dan Bertaqwa. Untuk mewujudkan hal tersebut, ia meminta dukungan penuh dari perguruan tinggi. “Saya sangat membutuhkan dukungan dari semua kalangan, termasuk perguruan tinggi dalam bersama-sama membangun Kota Palu sebagai kota jasa denga ekonomi makro sebagai titik tumpuan,”

Perdana, Untad Tuan Rumah Penyelenggara Meeting ALFABET

ujarnya. Untuk mewujudkan Kota Palu sebagai Kota Jasa, walikota berkomitmen mendorong setiap kelurahan untuk dapat membentuk kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan produk unggulan masingmasing. “Tahun 2016 Dinas Perindustrian menganggarkan untuk pembentukan UKM di masing-masing kelurahan. Namun tidak hanya sebatas diberikan alat tetapi akan di adakan pendampingan sehingga

Pendaftaran SBMPTN Resmi Dibuka Penerimaan mahasiswa baru program sarjana dan diploma pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun 2016 melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) akan segera dibuka. Seleksi ini merupakan seleksi yang dilakukan oleh PTN di bawah koordinasi panitia pusat.

FOTO : ZULKIFLI /MT

Universitas Tadulako (Untad) mendapat kehormatan tersendiri menjadi tuan rumah penyelenggara meeting dan workshop “Co-degrees : Internationalization of Agriculture Study”.

Projet ini dinamakan ALFABET (Asia-life-food-agriculture-biology-economic-tecnologi) yang merupakan projet ke empat yang sebelumnya bernama Asialink, Urasia I, Urasia II dan ALFABET yang bergerak dalam bidang beasiswa.

Pada kegiatan pembukaan Senin (04/04) yang bertempat di Swiss Bell Hotel tersebut turut hadir direktur program pasca sarjana Untad Prof Dr Ir Faturrahman MP, dekan Fakultas Pertanian Prof Dr Zainuddin Basri PhD dan dekan Fakultas Kehutanan Dr Hamzari. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang digelar untuk seleksi proposal bagi yang akan mendapatkan beasiswa pada program ALFABET tahun 2016 yang saat ini telah masuk 700an proposal. Projet ini dinamakan ALFABET (Asia-lifefood-agriculture-biology-economic-tecnologi) yang merupakan projet ke empat yang sebelumnya bernama Asialink, Urasia I, Urasia II dan ALFABET yang bergerak dalam bidang beasiswa. kegiatan yang diseleggarakan selama tiga hari tersebut dihadiri oleh 23 orang anggota dari berbagai universitas di Asia dan Eropa. Delegasi yang sempat hadir yakni Paraguay, Vietnam, Belanda, Laos, Ceko, Austria, Portugal, Polandia,

Kamboja, Thailand, Jerman, Cina, Malaysia, Philipina dan Indonesia. Dr. sc. Agr. Aiyen Tjoa selaku koordinator penyelenggara saat ditemu Senin (04/04) mengatakan, proses seleksi proposal dalam program ini sangat ketat sehingga tidak semuanya mampu lolos dan mendapatkan beasiswa ini. “Tim harus bekerja memproses seleksi proposal untuk mndapatkan beasiswa setiap periode hanya sekitar 50an proposal yang lolos untuk 2016 dan sejauh ini sudah masuk 700 lebih proposal,” terangnya. Selain itu ia menambahkan, penyelenggaraan meeting tahunan ini merupakan sebuah kehormatan tersendiri karena dapat dilaksanakan oleh Untad. “Ini perdana Untad menjadi tuan rumah pada kegiatan seperti ini,” lanjutnya. Tahun 2015 lalu Untad berhasil meloloskan lima orang, empat diantarnya adalah mahasiswa Fakultas Pertanian S1 dan satu program Magister dari Fakultas Peternakan dan Perikanan. zl

UKM tersebut dapat terus berjalan,” tandasnya. Selain itu, Hidayat mengatakan jika kunjungannya itu bukan sekedar kunjungan kerja melainkan karena rindu dengan almamaternya. “Beberapa waktu lalu saya menerima informasi jika Rektor Untad akan berkunjung, tetapi saya menyampaikan jika saya yang akan berkunjung ke Untad hal itu karena saya amat rindu dengan almamater di tempat ini juga saya dididik,” ungkapnya. zl

Peserta dalam SBMPTN merupakan mahasiswa lulusan tahun 2014 dan 2015 serta telah memiliki Ijazah sedangkan lulusan tahun 2016 telah memiliki surat keterangan lulus pendidikan menengah sekurang-kurangnya memuat informasi jati diri, foto terbaru yang bersangkutan dan dibubuhi cap yang sah. Sesuai yang dikutip dari laman resmi SBMPTN, pendaftara dibuka pada 25 Aril 2016. “Pendaftaran online Paper Based Testing (PBT) maupun Computer Based Testing (CBT) dibuka 25 April 2016 pukul 08.00 WIB sampai dengan 20 Mei 2016 pukul 22.00 WIB,” tulisnya. Pendaftaran dilakukan secara online pada laman r e s m i S B M P T N y a k n i

http://pendaftaran.sbmptn.ac.id sedangkan tata cara pengisian borang pendaftaran ujian tertulis dan keterampilan dapat diunduh melalui laman http://download.sbmptn.ac.id mulai 18 April 2016. Sementara program studi yang ada di PTN dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok Saintek dan Soshum. Semua peserta dapat memilih sebanyak tiga program studi dengan ketentuan jika peserta memilih program studi semuanya Saitek maka peserta mengikuti kelompok ujian Saintek, jika peserta memilih program studi semua dalam kelompok Soshum maka peserta mengikuti kelompok ujian Soshum, sedangkan peserta yang memilih perpaduan keduanya dapat mengikuti kelompok ujian campuran. Biaya SBMPTN 2016 adalah Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) dapat dibayarkan melalui Bank Mandiri dan BNI. Peserta ujian yang hanya memilih satu program studi dapat memilih PTN dimanapun sementara yang memilih dua ataupun tiga program studi harus memilih salah satu program studi di wilayah tempatnya mengikuti ujian, semua informasi terkait SBMPTN 2016 dapat dilihat pada http://www.sbmptn.ac.id. (Ash)


8

Media

Kabar Tadulako

Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Bimtek Budaya Damai, Rektor Sampaikan Materi tentang Komunikasi Budaya “Seorang komunikator yang bijak adalah komunikator yang dapat memanfaatkan kompetensi dalam diri untuk mengomunikasikan ide atau informasi kepada orang lain dengan cara, waktu, isi, dan metode yang tepat” Demikian disampaikan oleh Rektor Universitas Tadulako (Untad), Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyio SE MS, dalam paparan materi pada Bimbingan Teknis Budaya Damai pada Generasi Muda yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI), di Ballroom Hotel Mercure, Minggu (17/4) malam. Prof Basir Cyio yang dalam kesempatan itu menyampaikan materi mengenai Kompetensi Ko m u n i ka t o r d a l a m Ko m u n i ka s i B u d aya mengemukakan integrasi antara komunikasi budaya dengan budaya komunikasi. Komunikasi budaya memiliki makna bahwa melalui komunikasi, suatu kebudayaan akan terbentuk. Sementara itu, budaya komunikasi merupakan kebudayaan yang menentukan arah dan pola komunikasi. Untuk itu, sebagai agen perdamaian, para pemuda harus memiliki kompetensi untuk menyinergikan keduanya. Hal itu dilakukan agar apa pun masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan santun dan bermartabat.

“Perbedaan yang ada harus dipahami sebagai dinamika kehidupan. Tidak boleh kita terus-terusan memikirkan perbedaan itu. Begitu pun dengan pendapat kita, tidak boleh kita memaksakan pendapat karena ada pendapat orang lain yang harus kita dengarkan,” jelas Prof Basir Cyio. Rektor juga menyampaikan bahwa dalam kehidupan, ada orang yang selalu bahagia dan diliputi kedamaian. Ini karena orang itu mampu menanggalkan perbedaan yang ada dan mendamaikan dirinya dengan situasi dan keadaan di lingkungannya. Sebaliknya, ada pula sosok yang hidup dengan penuh kerisauan, tetapi berusaha tampak bahagia di depan orang lain. “Orang yang seperti ini risau karena ulahnya sendiri. Jika dikelompokkan, mereka ini adalah sosok yang egois, ambisius, gila aktualisasi diri, ingin disebut heroes, dan megalomania. Salah satu saja dari lima hal ini ada dalam diri, maka bukan bahagia yang didapatkan, namun hanya kerisauan. Akhirnya, dengan diri sendiri pun Ia tidak dapat berdamai,” jelas Prof Basir Cyio. Ditambah lagi, lanjut Prof Basir Cyio, orang tambah tidak bahagia jika ada tidak hal tidak positif yang masih melingkupi kehidupannya, yaitu sifat iri, dengki, dan dendam. “Orang iri dan dengki ini selalu tidak senang dengan hal yang dilakukan oleh orang lain. Apa pun itu pasti dianggap salah, bahkan jika yang dilakukan itu kebaikan, pasti akan diplintir menuju kesalahan. Demikian pula dendam karena mungkin ada hal yang tidak dapat diterimanya akibat kebahagiaan orang lain. Tiga sifat ini harus dihindari dalam setiap aspek kehidupan,” ujar Rektor yang merupakan pengampu

mata kuliah Ilmu Filsafat ini. Untuk itu, dalam mengarungi kehidupan, apalagi sebagai agen perdamaian, para pemuda harus mampu meramu cara berkomunikasi. Empat aspek penting patut dilakukan agar ide atau informasi yang disampaikan tidak saja diterima, tetapi dapat menyejukkan hati orang lain itu. “Empat yang dimaksud itu adalah penyampaian pesan harus tepat orang, tepat isi, tepat metode, dan tepat instrumen. Empat itu harus terus

beriringan, tidak boleh ada satu yang tertinggal karena jika ada yang tertinggal, orang itu akan gagal sebagai komunikator,” pesan Prof Basir Cyio. Dalam memaparkan materi itu, Prof Basir Cyio didampingi oleh Dekan FKIP Untad, Dr H Lukman Nadjamuddin MHum. Usai memaparkan materi kurang lebih 50 menit, ada empat peserta yang mengajukan pertanyaan tentang materi yang disampaikan oleh Prof Basir Cyio. (Tq)

Rakernas Forum Wakil/Pembantu Rektor II Resmi Ditutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Forum Wakil/Pembantu Rektor II resmi ditutup. Penutupan rakernas itu dilaksanakan pada Jumat (8/4) malam. Penutupan rakernas itu dilakukan langsung oleh Ketua Forum, Eduart Wolok ST MT. Ketua Forum mengemukakan bahwa selama kegiatan, peserta rakernas telah membahas berbagai hal terkait tata kelola perguruan tinggi, terutama dalam pengelolaan bidang administrasi dan keuangan. Hasil pembahasan itu akan segera disusun dalam bentuk laporan, dan selanjutnya akan diserahkan kepada Menristek Dikti untuk ditindaklanjuti. Wakil Rektor II Universitas Negeri Gorontalo itu juga menyampaikan bahwa hal yang dibahas dalam rakernas itu antara lain sinkronisasi dengan BPK RI, dan tata cara pengadaan barang dan jasa yang disampaikan langsung pihak LKPP. Dengan begitu, persepsi para wakil rektor akan sama dalam pengelolaan keuangan di perguruan tinggi. “Setahun kami melaksanakan kegiatan ini dua

Kasubag Tenaga Pendidik:

sampai tiga kali. Intensitas ini dilakukan agar kami dapat terus saling memberikan informasi demi peningkatan pengelolaan perguruan tinggi dengan benar dan tepat. Rakernas berikutnya kami rencanakan dilaksanakan pada September tahun ini di Sumatera Utara,” jelas Eduart Wolok. Sementara itu, selaku tuan rumah kegiatan, Wakil Rektor (Warek) Bidang Umum dan Keuangan (Biduk) Universitas Tadulako (Untad), Prof Dr Ir Mahfudz MP, mengungkapkan kesyukurannya karena kegiatan itu dapat berlangsung dengan lancar. Dalam rakernas kali ini, selain menghadirkan beberapa pemateri, para warek juga melaksanakan rapat internal secara intens untuk membahas poin-poin yang akan direkomendasikan sebagai hasil rakernas. Prof Mahfudz juga menyatakan bahwa para warek PTN se-Indonesia juga pada Jumat pagi melakukan anjangsana ke Kampus Untad. Selain itu, pada Sabtu (9/3) atau setelah penutupan kegiatan, peserta rakernas juga akan melakukan kegiatan wisata di Kawasan Tanjung Karang, Kabupaten Donggala. (Tq)

Situs Kepegawaian Belum Dimanfaatkan dengan Maksimal

Kepala sub bagian tenaga pendidik Biro Umum dan Keuangan (BUK) Universitas Tadulako (Untad) mengeluhkan masih belum dimanfaatkannya layanan website kepegawaian oleh kebanyakan dosen. Hal itu disampaikan Amir Makmur Skom MMSI selaku Kasubag BUK saat dijumpai di ruangan kerjanya Jumat (22/04). Menurutnya, layanan yang tersebut masih belum dimanfaatkan secara maksimal oleh tenaga pendidik. “Sistem ini kami sudah rancang dengan baik, dikarenakan layanan yang sifatnya hard copy menemui banyak kendala misalnya penyimpanan dan ruang, rusaknya dokumen bahkan dokumen bisa tercecer. Olehnya itu kami buat sistem layanan tetapi nampaknya ini tidak dimanfaatkan oleh dosen,” keluhnya. Menurutnya kebanyakan dosen lebih menyukai face to face dalam pengurusan tentang kepegawaian. Padahal layanan website telah disediakan dengan maksud dapat memudahkan mereka dalam hal pengurusan. Pihaknya juga telah melakukan sosialisasi ke semua fakultas yang ada, namun penggunaan layanan website tersebut masih

belum diminati. “Dalam sistem yang telah kami sediakan semuanya memberikan layanan sesuai kebutuhan, kebanyakan lebih senang face to face padahal yang mereka mau sudah tersedia di website,” lanjutnya. Website tersebut disediakan dalam rangka melakukan revolusi layanan, kedpannya semua urusan kepegawaian akan melalui sistem internet. Semua dokumen discan kemudian diinput ke dalam website tersebut. Dalam layanan tersebut juga dapat dilihat data dosen dan kepangkatannya. Statistik kepangkatan dan pendidikan staf juga dapat dicek melalui website tersebut. Lebih lanjut ia berharap, agar layanan yang telah disediakan melalui website tersebit dapat dimanfaatkan dengan maksimal sehingga masalah yang dijumpai dalam data hard copy sudah dapat diatasi. Layanan ini lebih memudahkan para dosen dan staf dalam berbagai hal salah satunya mengifisienkan waktu dan mengurangi biaya print out. Layanan ini bahkan dapat diakses melalui smart phone. Seperti yang telah kita ketahui, layanan umum kepegawaian dapat diakses melalui stafsite.untad.ac.id dan kepegawaian.untad.ac.id (Zl)


Media

Tadulako

Kabar Tadulako Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

9

Ketua BPK RI Beri Kuliah Umum di Untad Kamis (07/4), Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), Dr. Harry Azhari, menyambangi Untad dalam agenda Kuliah Umum. Agenda yang dilaksanakan di Teater Room, Reaseach Centre itu di hadiri oleh 350 peserta, terdiri dari Mahasiswa stata satu, mahasiswa pasca sarjana dan dosen Universitas Tadulako. Dalam Kuliah Umum yang dimulai puul 09.30 tersebut, langsung dipandu oleh Prof. Fathurrahman, MP sebagai modarator. Dr. Harry, begitu sapaan akrbanya menyampaikan muatan kulaih terkait fungsi dan peran BPK. Menurutnya BPK sebagai salah satu lembaga negara mempunyai tugas dan tanggaung jawab besar dalam upaya kemajuan kesejahteraan bangsa. Tugas dan amanah yang cukup besar tersebut, maka menurutnya setiap pejabat yang bekerja dalam ruang kerja BPK harus penuh tanggung jawab dan konsekuen dengan nilai-nilai kebangsaan. Sebab jika tidak, akan sulit untuk menjalankan tugas secara objektif. Dalam sajian kuliah umum yang berdurasi kurang lebih dua jam, Dr. Harry menekankan tugas dan fungsi yang kini dijalankan BPK tidak hanya pada pemeriksaan keuangan negara dalam hal ini lembaga negara atau instansi terkait saja, tidak hanya berujung pada opini WTP atau tidak. Tapi BPK juga harus bertugas pada

pemeriksaan, apakah uang negara yang telah teraloksikan anggaranya tersebut benar-benar tepat peruntukannya pada sasaran kesejahteraan rakyat. “Semakin banyaknya intansi yang memperoleh opini WTP, tetapi secara langsung ada korelasi dengan peingkatan kesejehteraan rakyat. Oleh karena itu, BPK juga mengawasi program-program yang ada,” ujar mantan ketua badan anggaran DPR RI ini. “hal ini menjadi penting untuk terus dikawal oleh BPK. Sebab, BPK menjadi salah satu lembaga negara yang juga mengawal keberlangsungan pembangunan demi keberlangsungan kesejahteraan rakyat,” imbuhnya. Selain itu, ia menyebutkan perhatian seriusnya pada kampus yang cukup tinggi. Salah satu bukti keseriusannya saat mengawal dana beasiswa dari negara yang harus diberikan kepada anak-anak Indonesia yang cerdas namun belum mampu secara ekonomi. Menurutnyaa negara bertanggung jawab atas pendidikan anak bangsa. Untuk itu program-program beasiswa senantiasa terus menjadi agenda prioritas pendidikan dalam upaya mencerdasakan kehiduapan bangsa. “Anggaran untuk beasiswa hendaknya dinaikkan, karena pendidkan adalah suatu yang mutlak. Jika pendidikan baik maka kualitas pemerintahan Indonesia juga akan semakin baik,” tutupnya. Rf

FOTO : AKHMAD USMAR/MT

Dosen dan Mahasiswa Untad Kunjungi Dusun Sisere Prihatin Kondisi Masyarakat Terpencil

FOTO : DOKUMEN PRIBADI

PDD Untad Jadi Motivator di PDD Unair “Dosennya juga menggunakan dosen induk dan lokal, masalahnya hanya keterbatasan dosen staff dan pengajar akuntansi karena setelah S1 sudah diterima dahulu di perusahaan,” -Muhammad Yunus Kasim-

Program Studi di luar Universitas Airlangga ( PDD Unair) mengundang Program studi di luar domisili Universitas Tadulako ( PDD Untad) untuk berdiskusi tentang kekurangan dan kebutuhan di masing-masing daerah demi pengembangannya. Bertempat di kampus Unair, pertemuan tersebut berlangsung pada (05/04). Pertemuan tersebut membahas beberapa aspek, yakni a s p e k a k a d e m i k , u m u m d a n ke u a n g a n , s e r t a kemahasiswaan. Menurut Koordinator PDD Untad Morowali, Muhammad Yunus Kasim, dalam bidang akademik, Unair tidak jauh berbeda dengan Untad. “Dosennya juga menggunakan dosen induk dan lokal, masalahnya hanya keterbatasan dosen staff dan pengajar akuntansi karena setelah S1 sudah diterima dahulu di perusahaan,” ujarnya. Seperti diketahui bahwa PDD Unair tergolong baru, sehingga Untad menjadi sasarannya untuk belajar dan pengembangan. Jika di Untad memiliki 3 program studi dan 16 dosen, maka di Unair memiliki 4 program studi dengan 26 jumlah dosen. 4 program studi tersebut adalah Akuntansi, Kesehatan Masyarakat, Kedokteran Hewan, dan Perikanan. Berkaitan dengan keuangan, dana hibah pada PDD Unair sebesar 19 milyar rupiah pada tahun 2014. Sedangkan tahun 2015 dan 2016 berturut-turut sebesar 13 dan 8 milyar rupiah. “Dananya jauh lebih besar daripada Untad. Tetapi itu karena

penggunaan dananya juga pada kebutuhan yang cukup besar seperti penyediaan laboratorium dan alat praktek,” tambahnya. Dalam hal bangunan, Unair telah memiliki tempat yang cukup bagus namun belum sebagai milik pribadi. Sedangkan Untad sudah mempunyai bangunan sendiri, karena telah memiliki lahan yang khusus untuk itu. Di samping itu kelengkapan koordinator dan wakil koordinator, serta dana mengajar dan operasional dosen itu tidak sebanding dengan dana yang diberikan oleh Pemda sebesar 1,5 milyar. “Pihak Unair cukup kaget karena tidak menyangka uang sejumlah demikian bisa membiayai semua kebutuhan,” kata Yunus. Setelah pertemuan tersebut, dalam waktu yang akan datang akan dilaksanakan diskusi dengan beberapa daerah yang menerapkan PDD seperti Aceh, Padang, Banyuwangi, dan Palu untuk menemukan format pelaksanaan PDD secara formal dan berlaku umum yang berasal langsung dari Dikti untuk digunakan bersama. Lebih lanjut, Yunus menyampaikan bahwa ada hal yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan agar PDD Untad Morowali bisa berkembang seperti di Unair. “Di sana sebelum mereka menyetujui kerjasama, pembangunan PDD harus sama dengan pembangunan yang ada di kampus induk,” tuturnya. Harapannya setelah ini, jika telah ada bangunan kampus baru di Morowali, maka dapat dilakukan kerjasama lagi yaitu menyediakan fasilitas ruang. Menurut Yunus, Satu hal yang kedepannya dapat dicontoh dari PDD Unair adalah tentang pengembangan PDD yang memiliki lembaga di dalam senat yang khusus untuk mengkajinya PDD itu sendiri, yang diketuai oleh orang lain selain koordinator, (sna)

Ahad (17/4), sejumlah mahasiswa dan dosen Untad mengunjungi Dusun Sisere, Desa Labuan Toposo, Kab Donggala. Dalam kunjungan tersebut turut hadir beberapa da'i Kota Palu. Agenda yang berlangsung sehari itu dalam rangka kunjungan sosial dan pemetaan program peduli masyarakat pelosok. Kegiatan ini d i m o to r i o l e h m a h a s i s wa ya n g tergabung dalam Pesantren Mahasiswa Liwaul Haq. Harun Nyak Itam Abu SH MH, dosen Fa ku l ta s H u ku m , j u ga p e m b i n a pesantren mahasiswa yang turut serta dalam kunjungan tersebut kepada awak Media Tadulako mengatakan, bahwa kunjungan itu dilaksanakan sebagai bentuk silaturahim awal kepada warga Dusun Sisere dan bagian dari pemetaan kondisi masyarakat pelosok. Masih menurutnya, pemetaan awal ini dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan sosial apa saja yang sangat memprihatinkan dan perlu mendapat bantuan dan perhatian serius. Ia menyebutkan beberapa persoalan sosial yang terjadi di Dusun Sisere tersebut, diataranya, minat pendidikan anak-anak yang sangat kurang, akses bersekolah yang sangat memprihatinkan, akses kesehatan, pengelolaan perkebunan yang masih butuh bimbingan, serta paling penting menurutnya peningkatan

FOTO : DOKUMEN PRIBADI

kualitas SDM warga Sisere dalam hal keagamaan. “Kedepan bersama tim, mahasiswa, dosen dan da'i Kota Palu, kami akan menetapkan Dusun Sisere sebagai daerah binaan,” tuturnya. Yusuf mahasiswa fisika yang telah terlebih dahulu meluangkan waktu mengajar anak-anak Sisere juga menuturkan bahwa banyak persoalan di pelosok yang sangat membuat miris, khsusunya di Sisere. Menurutnya para orang tua dan anak muda putus sekolah itu masih punya niatan untuk belajar, namun mereka terkendala di akses belajar. “Mereka ini baik orang dewasa maupun remaja yang telah putus sekolah, masih ingin belajar dan mendapatkan Ijazah, hanya saja mereka terkendala akses belajar,” jelas mahasiswa yang juga tengah belajar di Pesantren Mahasiswa ini. Kunjungan hari itu mendapat respon dari Kepala Dusun Sisere yang secara positif menyambut baik dan siap bekerjasama dengan program yang akan dilaksanakan. “Kami ini kalau dibantu seperti ini jelas mau, apa lagi kalau dibantu untuk semakin pintar,” paparnya. Rf/Af


10

Infotorial

Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

Media

Tadulako

WISUDA LULUSAN 82 Universitas Tadulako

Foto dan Naskah : Akhmad Usmar

Penyerahan Sertifikat Bagi Mahasiswa Berprestasi Oleh Wakil Gubernur SULTE H. Sudarto. SH. M.Hum Pada Wisuda Ke 82 Lulusan Universitas Tadulako Auditorium - Universitas Tadulako

Rektor Prof Dr. Ir. Muhammad Basir Cyio, SE.MS Mengukuhkan Wisudawan yang di dampingi Dekan FKIP Dr. Lukman Nadjamuddin Wisuda ke 82

Photo Bersama dengan Rektor Untad dan Wakil Gubernur Seusai Dikukuhkan Professor Prof. Dr. Hj. Sitti Nuryanti, M.Si dalam bidang Kimia Organik

Pembacaan Surat Keputusan Mahasiswa Berprestasi Oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.MH Wisuda ke 82 Lulusan UNTAD

Photo Bersama Mahasiswa Kampus II Untad Morowali Bersama Direktur dan Pengelolaa di Depan Gedung Rektorat UNTAD Palu

Photo Bersama Panitia Wisuda ke 82 Lulusan Universitas Tadulako BAKP

Photo Bersama Kepala BAKP Rudy Gosal, SE.M.Si didampingi Koordinator Sic. Acara Dr. Syachdin, SH.MH Pada Acara Wisuda ke 82 Lulusan UNTAD


Media

Tadulako

Infotorial

Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

11

Workshop Pengembangan Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia di Fakultas Pertanian

Foto dan Naskah : Adi Nur Alim

Ruang Senat Fakultas Pertanian, 02 April 2016

Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Sutarman Yodo SH MH saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Workshop Pengembangan Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

Dekan Fakultas Pertanian Prof Ir Zainuddin PhD saat memberikan sambutan dalam kegiatan Workshop Pengembangan Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Fakultas Pertanian.

Laporan ketua panitia pelaksana kegiatan Workshop Pengembangan Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Fakultas Pertanianoleh Dr Ir Abd. Rahim Thaha MP.

Dr Ir Baharuddin MP saat membacakan doa dalam kegiatan Workshop Pengembangan Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Fakultas Pertanian

Pemateri, Dr Ir Sakka Samudin MP yang juga koordinator program studi Agroteknologi saat membawakan materi tentang “Pengembangan Kurikulum Agroteknologi Berbasis KKNI�.

Suasana kegiatan pada saat penerimaan materi workshop, para dosen pertanian yang juga peserta kegiatan serius dalam menerima materi.


12

Media

Info Fakultas

Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Seminar Nasional Pendidikan Sejarah Prof. Hamdan Ajak Mahasiswa “Melawan Takdir” “Justru, kemisikinanlah yang membuat kebanyakan orang tersadar, bahwa ia harus bisa lebih baik dari sebelumnya, dan itu jadi bahan berharga untuk meraih mimpi dan cita-cita,” terangnya. -Hamdan Juhanis PhDKamis (14/04) Program Studi Pendidikan Sejarah melaksanakan seminar nasional dengan tema “Membangun karakter di balik kisah dan motivasi : harus berani bermimpi dan mewujudkannya”. Kegiatan yang bertempat di gedung IT Center tersebut dihadiri oleh wakil dekan bidang akademik Dr Samsulrizal M Sleman MSi dan ketua Jurusan P IPS Drs Charles Kapile Mhum. Ketua panitian Dr Nuraedah MPd mengatakan, kegiatan ini bertujuan membangun karakter mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Seminar tersebut juga bisa diikuti oleh siapa saja termasuk masyarakat luar.

Dr Nuraedah berharap, kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat memotivasi mahasiswanya untuk mulai menulis auto biografinya sendiri. “Bidang ilmu kita ini kan sejarah, setiap kita juga pasti punya kisa sejarahnya sendiri, sayang rasanya bila rangkaian kisah kita itu terlewat begitu saja. Kita ingin mengabadikan sejarah kita dengan menulis biografi sendiri,” paparnya. Wakil rektor bidang kerjasama UIN Makassar Prof Hamdan Juhanis PhD yang hadir sebagai pembicara berhasil “menghiptonits” peserta dengan kalimatkalimatnya yang memotivasi. Peserta yang hadir terlihat khusuk mendengarkan pemaparan guru besar Sosiologi tersebut.

FOTO : ZULKIFLI /MT

Dalam materinya Prof Hamdan mengatakan, bahwa kemiskinan juga kondisi yang serba kekurangan tidak boleh menjadi alasan yang menghalangi orang meraih mimpi. Menurutnya, situasi tersebut mestinya bisa menjadi amunisi, serta pelejit untuk bangkit. Prof Hamdan juga secara panjang lebar mengulas tentang analogi “melawan takdir”, ia menjelaskan, bahwa apa yang diberikan tuhan pada kita, tidak mutlak menjadi sesuatu yang permanen dan tak bisa diubah. Menurutnya, ada hal yang masih dalam

otoritas manusia. “Apakah burung dapat terbang? Pasti ya, tetapi apakah manusia bisar terbang? Jelas tidak. Tapi sadarkah kita, kalau pesawat terbang telah berhasil membuat manusia yang tak bisa terbang menjadi melayang di udara,” paparnya. Di akhir materi ia berpesan bahwa kunci sukses dalam berbagai hal adalah dengan menghargai proses, termasuk mencatatkan sejarah diri sendiri. zl/af

Penguatan Kompetensi Lulusan Faperta Dalam Menghadapi Era Global Workshop Pengembangan Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) “Lulusan kita tidak hanya di tuntut cerdas n a m u n ya n g ta k ka l a h p e nt i n g ya adalahharus siap dalam dunia kerja. Sehingga kita harus mampu meningkatkan layanan yang ada di Program Studi,” Prof Zainuddin Basri PhD Dekan Faperta Kurikulum merupakan aspek sentral dalam proses pembelajaran. Untuk itu, diperlukan upaya simultan secara berkala agar kurikulum dapat didesain sesuai perkembangan zaman. Atas dasar itu, Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan Workshop Kurikulum dengan tema “Pengembangan Kurikulum Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)”, pada Sabtu (02/04) di Ruang Rapat Senat Faperta. Ketua panitia workshop Dr Ir Abd. Rahim Thaha MP mengatakan, salah satu tujuan diadakannya worksop ini untuk mengevaluasi dan mengembangkan kurikulum yang ada di fakultas Pertanian. “kita akan membahas beberapa hal, termasuk perampingan jumlah SKS sehingga

FOTO : ADI NUR ALIM/MT

mahasiswa S1 dapat selesai tepat waktu yakni 5 tahun bahkan kurang dari itu. kita juga akan mengevaluasi beberapa hal terkait kurikulum dan menyesuaikannya dengan KKNI,” jelasnya. Lebih lanjut, Dekan Faperta Prof Zainuddin Basri

PhD berharap agar layanan dalam penyelenggaraan akademik di Faperta khususnya, dapat ditingkatkan lebih baik dari sebelumnya, ungkap guru besar Fakultas Pertanian tersebut. Wakil Rektor Bidang Akademik (Warek Bidak)

Untad, Prof Dr Sutarman Yodo SH MHum yang berkesempatan hadir menyampaikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh Faperta merupakan s e b u a h l a n g ka h te p at d a l a m m e ny i ka p i perkembangan zaman. Kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah saat ini harus disikapi dengan baik dan bijak, serta harus segera diselaraskan dengan kurikulum pembelajaran di Untad. Salah satu pemateri, Dr Saharia MSi yang juga koordinator program studi Agribisnis mengatakan bahwa workshop kurikulum ini adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Faperta sekali dalam 4 tahun. Pelaksanaan Lokarya Kurikulum ini, mengacu pada PP No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI); dengan tujuan untuk penyelarasan kurikulum yang berbasis kompetensi yang masih dijadikan rujukan kurikulum pembelajaran di Faperta sampai saat ini. “Pentingnya penyelarasan yang dimaksud adalah untuk mengantisipasi tuntutan dunia kerja yang tentunya mendorong pula Faperta melakukan penyesuaian kurikulum yang akan menghasilkan alumni yang profesional atau ready to use,” terangnya. (ana)

Ujian Kompetensi Profesi Perawat Dilaksanakan di FKIK Untad “Ujian kompetensi ini diikuti oleh 91 orang, terbagi atas dua sesi. Sesi pertama 50 orang dan sesi kedua 41 orang, nantinya akan diawasi oleh kedua institusi masing-masing yang telah ditunjuk”

-dr. Puspita SariUjian kompetensi untuk profesi Ners dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Tadulako (Untad) pada Sabtu (02/04). Ujian kompetensi merupakan syarat mutlak yang harus dilalui tenaga kesehatan, diikuti oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya (STIK-IJ) dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu. Ujian kompetensi merupakan langkah untuk mendapatkan pengakuan kompetensi yang didasarkan pada penguasaan lulusan. Ujian ini juga menjadi acuan kompetensi perawatan dalam penangan pasien. Selain hal tersebut, uji kompetensi nasional dapat dijadikan sebagai bagian dari penjaminan mutu pendidikan. Peserta yang mengikuti ujian kompetensi ini berjumlah 91 peserta yang dibagi atas dua sesi yakni sesi satu dan dua seperti yang diungkapkan

FOTO : ZULKIFLI /MT

oleh koordinator ujian kompetensi dr. Puspita Sari saat dijumpai sesaat sebelum ujian dilaksanakan. “Ujian kompetensi ini diikuti oleh 91 orang, terbagi atas dua sesi. Sesi pertama 50 orang dan sesi kedua 41 orang, nantinya akan diawasi oleh kedua institusi masing-masing yang telah

ditunjuk,” ujarnya. Saat dikonfirmasi mengenai kesiapan p e l a k s a n a a n u j i a n i n i , d r. P u s p i t a mengungkapkan jika kesediaan panitia dalam berbagai bidang telah matang. “Semua sudah siap, mulai dari yang besar hingga yang terkecil

kami sudah persiapkan karena ini tidak boleh sembarangan,” tegasnya. Untad merupakan satu-satunya tempat ujian kompetensi di Sulteng yang telah divisitasi oleh Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi beberapa waktu lalu. Zl


Media

Tadulako

Info Fakultas Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

13

ECC Dibentuk, Fakultas Ekonomi Perluas Kerjasama “tujuan utamanya adalah mempertemukan antara pencari kerja dan instansi yang membutuhkan tenaga kerja, kami memiliki tiga bidang yakni pendataan, pelatihan dan kerjasama,” -Dr Maskuri Sutomo SE MSiFakultas Ekonomi Universitas Tadulako (Untad) membentuk Economy Career Center (ECC) yang bertujuan menjadi pusat informasi bagi para alumni yang akan menuju pasar kerja. Lembaga ini nantinya akan memfasilitasi para pencari kerja dan instansi yang membutuhkan tenaga kerja. Hal itu disampaikan ketua ECC Dr Maskuri Sutomo SE MSi saat dijumpai diruangannya Selasa (12/04). ECC memiliki tiga bidang yakni pendataan, pelatihan dan kerjasama. Dalam hal pendataan, lembaga ini akan mmenyimpan semua data lulusan termasuk kompetensi yang mereka miliki sehingga dapat memudahkan dalam mempertemukan antara tenaga kerja dan instansi “Jadi tujuan utamanya adalah mempertemukan a nta ra p e n ca r i ke r j a d a n i n sta n s i ya n g membutuhkan tenaga kerja, kami memiliki tiga

bidang yakni pendataan, pelatihan dan kerjasama,” ungkapnya. ECC juga mempunyai tugas untuk memantapkan skill para alumni yang nantinya akan diserap dalam dunia kerja. Dr Maskuri juga mengatakan, pelatihan yang akan dilaksanakan oleh ECC tidak hanya pelatihan-pelatihan biasa namun akan lebih spesifik s e s u a i s t a n d a r ya n g d i b u t u h ka n d a l a m intitusi/perusahaan tersebut. Lebih jauh menurutnya, lembaga yang ia pimpin akan membuka kerjasama yang luas baik instansi pemerintah maupun swasta sehingga ECC dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para alumni. “ECC nantinya akan membuka jaringan seluasluasnya dengan intansi sehingga dapat terserap informasi yang lebih banyak yang akan kita teruskan kepada para alumni yang berminat baik melalui sosial media ataupun datang langsung ke gedung ECC,” tambahnya. Selasa (12/04) juga diadakan sosialisasi tentang ECC kepada mahasiswa, alumni dan dosen sehingga informasi tentang lembaga ini dapat tersebar dengan luas. Usai sosialisasi dilanjutkan dengan peresmian sekretariat oleh dekan Fakultas Ekonomi Prof Dr Muslimin SE MM. Prof Muslimin dalam sambutannya saat

FOTO : ZULKIFLI /MT

Dekan Fakultas Ekonomi Prof Dr Muslimin SE MM didampingi oleh wakil dekan bidang akademik Dr Basri Hasanudin SE MSi, wakil dekan bidang kemahasiswaan Muzakir Tombolotutu SE MSi dan ketua ECC Dr Maskuri Sutomo SE MSi saat meresmikan sekretariat ECC Selasa (12/4).

pembukaan sosialisasi mengatakan, kehardiran ECC selain melakukan pendataan juga akan melakukan

pelatihan secara khusus kepada alumni yang nantinya akan memasuki dunia kerja. (zl)

Lantik 12 Ketua, Dekan Fekon Juga Berikan Reward Kepada Mahasiswa Berprestasi

“Laksanakan program kerja, fakultas akan selalu mendukung, sebab lembaga adalah wadah untuk berprestasi,” tutupnya.

Dekan Fakultas Ekonomi Prof Dr Muslimin SE MM melantik 12 ketua lemabaga kemahasiswaan sefakultas pada Jumat (01/04). Kegiatan pelantikan dilaksanakan di BTE 1 fakultas Ekonomi. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ekonomi Prof Dr Muslimin SE MM, Wakil Dekan Bidang Akademik Dr Basri Hasanudin SE MSi, Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan Muzakir Tombolotutu SE MSi dosen-dosen, staf dan mahasiswa. Ketua panitia mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan ini ialah untuk mempererat tali silaturrahmi baik sesama mahasiswa maupun dosen-dosen. “Selain pelantikan, kegiatan ini merupakan sebuah tolak ukur regenersi kelembagaan dan juga

ajang silaturrahmi antara lembaga kemahasiswaan maupun birokrasi kampus,” ujar Sukardi. Sementara itu, dekan Fekon Prof Dr Muslimin SE MM dalam sambutannya berpesan kepada seluruh ketua lembaga yang telah dilantik agar merancang program kerja yang terukur dan dapat dilaksanakan. Lebih lanjut Prof Muslimin menjelaskan, peran

FOTO : ZULKIFLI /MT

Dekan Fakultas Ekonomi Prof Mulimin SE MM, wakil dekan bidang akademik, wakil dekan bidang kemahasiswaan Muzakir Tombolotutu SE MSi bersama mahasiswa berprestasi usai menerima penghargaan.

lembaga bagi mahasiswa sangatlah besar untuk mengembangkan skill dan juga memotifasi untuk berkarya. Dekan Fakultas Ekonomi ini berharap, lembaga kemahasiswaan yang ada di Fakultasnya dapat menjadi wadah bagi semua mahasiswa untuk berkreasi dan berprestasi. “Laksanakan program kerja, fakultas akan selalu mendukung, sebab lembaga adalah wadah untuk berprestasi,” tutupnya. Ke 12 ketua lembaga lembaga itu yakni Sekjen BPM FE, Ketua Bem FE, Ketua Himiespa, Ketua HMM, Ketua Himaksi, Ketua Mapala Galara, Ketua LPM Produktif, Ketua MPM Al-iqra, Ketua sanggar seni Kakula, Ketua Welcome, Ketua Porsomi, Ketua Sport of Economy. Agenda pelantikan itu juga dirangkaikan dengan pemberian reward kepada sejumlah mahasiswa yang berprestasi dalam berbagai ajang kegiatan. Penyerahan ini merupakan rangkaian dari kegiatan pelantikan ketua lemabaga se-fakultas. Reward berupa sertifikat dan uang tunai langsung diserahkan oleh dekan fakultas Ekonomi Prof Dr Muslimin SE MM. Ia berharap dengan pemberian reward ini kedepannya makin banyak mahasiswa yang menorehkan prestasi di berbagai event baik regional, nasional maupun internasional. “Semoga kedepan makin banyak yang berprestasi,” singkatnya. zl

Lingkar Kreativitas Tawari Kemudahan Pembuatan PKM kami merasa perlu untuk mengadakan suatu forum yang bisa terfokus untuk mengajak serta membantu rekan-rekan mahasiswa dalam pembuatan proposal PKM,” -Andi ApriyaldiMenghadapi Ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2016, mahasiswa fakultas kehutanan berinisiatif membentuk suatu forum sebagai sarana membantu dan memfasilitasi mahasiswa dalam pembuatan proposal PKM. Forum ini dinamai “LINGKAR KREATIVITAS”. Andi Alpriyadi selaku Leader Project Lingkar Kreativitas mengatakan, dibentuknya forum tersebut karena melihat masih minimnya intensitas keikutsertaan mahasiswa fakultas kehutanan dalam ajang PKM di tahun-tahun sebelumnya. “PKM merupakan kompetisi nasional tahunan yang setiap tahunnya diadakan oleh DIKTI, namun kami melihat, intensitas keikutsertaan teman-teman mahasiswa dalam PKM ini khusunya difakultas kehutanan sendiri masih sangat minim. Bukn karena tidak tahu, ataupun tidak mau, hanya saja mungkin belum ada tempat untuk mereka bisa bertanya ataupun sharing tentang ide ataupun cara membuat proposalnya. Untuk itulah kami merasa perlu untuk mengadakan suatu forum yang bisa terfokus untuk mengajak serta membantu rekan-rekan mahasiswa dalam pembuatan proposal PKM,” jelas mahasiswa

yang akrab disapa Api terebut. Khusus PKM Karya Tulis yang batas akhir pengunggahan proposalnya paling lambat tanggal 29 April ini, Lingkar Kreativitas mengadakan Pelatihan Penulisan PKM GT (Gagasan Tertulis) dan PKM AI (Artikel Ilmiah). Bertempat di Ruang KHT 1 Fakultas Kehutanan. Turut hadir mengisi acara ini Andi Rizki Hardiyansyah mahasiswa Prodi Matematika FKIP yang ide PKM-nya telah pernah bertanding di PIMNAS,,,,, . Dalam paparannya, pencetus aplikasi game “Adventure of Yojo” ini memberikan pemahaman tentang PKM dan jenis-jenisnya serta memotivasi para peserta untuk membuat dan mengajukan proposal PKM. Mahasiswa yang juga sukses dibidang jasa online ini mengatkan hal penting dalam membuat proposal PKM adalah ide. “Ide PKM sebaiknya sesuai dengan passion yang dimiliki. Agar kita bisa senang dan nyaman dalam melaksanakannya. Selain itu, ide tersebut adalah suatu hal yang tidak biasa, atau bisa juga berasal dari ide yang sudah ada, namun diberikan sentuhan inovasi didalamnya. Khususn untuk PKM GT dan AI ini, idenya

FOTO : WANDI LATOKO/MT

Andi Rizki Hardiansyah sedang memberikan motivasi dan penjelasan tentang PKM kepada peserta Pelatihan.

itu harus gila. Yang penting ada teori penunjangnya dan masih masuk akal untuk dibuat dan memiliki manfaat. Itulah yang membuat ide kita akan semakin menarik dan lebih besar peluangnya untuk lolos,” paparnya. Masih menurut Andi Rizki, hal lain yang harus diperhatikan adalah pemilihan tim yang tepat dan terdiri dari lintas angkatan, mentor (dosen pembimbing), peluangan waktu, dan mengikuti pedoman penulisan proposal PKM yang telah

ditetapkan oleh DIKTI. Pelatihan PKM AI dan GT yang berlangsung selama sehari ini diikuti oleh 30 mahasiswa fakultas kehutanan dari berbagai angkatan. Di akhir kegiatan, peserta dibagi menjadi 10 kelompok PKM, Kedepannya, kelompok ini akan terus diikuti perkembangannya, mulai dari pembuatan proposal, pengunggahan, hingga pada tahap pengiriman. (Ash)


14

Edisi 70 - April 2016

Tadulako

Media

Info Fakultas Tahun ke 4

Himarin Hadirkan Tokopedia Bahas Pemasaran Produk Perikanan Fekon Day, Bukti Cinta Lingkungan Tadulako Fekon day adalah Program bakti lingkungan Fakultas Ekonomi yang dilaksanakan setiap hari Sabtu. Kegiatan yang merupakan bagian dari cinta terhadap lingkungan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa yang duduk pada semester genap angkatan 2015. Fekon Day yang dilaksanakan pada lingkungan gedung dan ruang fakultas itu diawali dengan bakti lingkungan pada pagi hari dengan membersihkan dan menata lingkungan sekitar. Setelah selesai, para mahasiswa akan bergelut di lembaga dan UKM yang mereka minati masing-masing. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi, Muzakir Tombolotutu SE Msi, menyatakan saat ditemui pada sabtu (14/04), agenda yang dilaksanakan setiap hari Sabtu tersebut bertujuan membangun kepedulian mahasiswa

terhadap lingkungan sekitar. “Melalui Fekon Day ini kita mencoba membangun kecintaan mahasiswa terhadap lingkungannya, sejak program ini diinstruksikan setiap minggu berjalan dengan efektif,” imbuhnya. Lebih lanjut Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan menuturkan, bahwa kedepan Fakultas Ekonomi tetap konsisten dalam program ini agar dapat membangun kecintaan mahasiswa tehadap almamater dibuktikan dengan kecintaan kepada lingkungan.“Meskipun cukup luas lingkungan Fakultas Ekonomi, tetapi jika dikerja bersama itu pasti bisa. Kecintaan kepada lingkungan yang kita tanamkan sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan nyaman untuk belajar,” tambahnya.(sna)

PENGURUS BEM FAHUTAN PERIODE 2016-2017 RESMI DILANTIK

Kurnia Sandi : Fokus Tingkatkan Rasa Kekeluargaan di Kalangan Mahasiswa Kehutanan FOTO : WANDI LATOKO/MT

Penyerahan berkas secara simbolis kepada Kurnia Sandi selaku Ketua BEM periode 2016-2017. Jum'at (15/04) lalu, Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kehutanan Periode 2016-2017 resmi dilantik. Bertempat di Ruang Senat gedung Rektorat Baru Lantai 3 mengusung tema “Membentuk Kerjasama pengurus BEM untuk Fakultas Kehutanan yang lebih Baik,” Pengurus BEM Fahutan 2016-2017 yang berjumlah 62 orang ini dilantik oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kehutanan Dr Ir Adam Malik MSc. Dalam sambutannya sebelum melantik, Dr Adam selaku Wadek Bima memberikan wejangan dan motivasi serta nasihat-nasihat agar BEM fahutan bisa lebih maju dalam bermitra dengan pihak birkorat fakultas untuk saling bekerjasama dalam mengembangkan Fakultas Kehutanan. Ketua BEM Fahutan, Kurnia Sandi saat ditemui usai pelantikan tersebut mengatakan, ia bersama jajarannya di periode ini akan lebih memfokuskan memfokuskan programprogram yang mengarah pada peningkatan rasa kekeluargaan dikalangan mahasiswa Fakultas Kehutanan. “Di periode ini rencananya yang kami akan fokuskan adalah bagaimana goal dari program-program kerja yang akan dirancang nanti lebih mengarah pada peningkatan rasa kekeluargaan dikalangan mahasiswa kehutanan. Bagaiamana

melalui program-program tersebut, bisa menjadi salah satu sarana bagi mahasiswa kehutanan untuk lebih terjalin silaturrahim. Dengan demikian, maka mudah-mudahan akan bisa terbina rasa kekeluargaan di anatara sesama mahasiswa Fahutan. Dengan begitu, maka kita akan lebih mudah berkoordinasi dan berkolaborasi untuk sama-sama mengembangkan diri, mengembangkan fakultas dan mengukir kebanggan pada almamater” Jelasnya. Mahasiswa angkatan 2012 yang akrab disapa Sandi ini menambahkan, hal tersebut tentunya harus dimulai dari internal BEM sendiri terlebih dahulu. Olehnya itu Ia berharap agar kerjasama diantara pengurus bisa terjalin dengan baik sehingga segala agenda yang direncanakan berjalan lancar. “Harapan saya, semoga kedepannya dikepengurusan BEM Fahutan saat ini dapat terjalin kerjasama secara baik. Sehingga dalam menjalankan program kerja hadir nuansa kebersamaan ”. Tuturnya. Acara pelantikan yang selesai pada pukul 15.30 WITA ini dilanjutkan dengan Up Grading kepada pengurus-pengurus BEM Fahutan. Adapun Up-Grading ini berlagsung selama dua hari, yaitu disambung pada Sabtu (16/04) keesokan harinya. Wn

FOTO : WANDI LATOKO /MT

Salah satu pembicara, Dr Ir Suandi Sti MSi Kepala Seksi Bidang Penjaminan Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan DKP Sulteng, saat memberkan materi tentang kebijakan DKP Sulteng terhadap pengembangan produk Perikanan dan kelautan.

Sektor Perikanan merupakan sektor yang dapat mejadi salah satu andalan Sulawesi Tengah untuk dikembangkan sebagai aset pendapatan daerah. Bagaiamana tidak, Sulawesi Tengah memiliki tiga wilayah perairan besar sekaligus, yaitu Teluk Tomini, Teluk Tolo, dan Selat Makasar. Hal ini merupakan suatu keungulan tersendiri bagi Sulteng, karena dengan keberadaan tiga wilayah perairan besar tersebut, akan tersedianya sumber daya perikanan yang cukup melimpah. Namun saat ini, keunggulan tersebut belum sepenuhnya dapat termaksimalkan. Baik oleh pemerintah, maupun masyarakat s e ca ra u m u m . S a l a h s at u fa k to r penyebabnya yaitu masih minimnya j a n g ka u a n p u b lika s i d a n st rateg i pemasaran dari produk-produk perikanan tersebut. Berangkat dari keprihatinan akan kondisi tersebut, pada Sabtu (16/04) Himpunan Mahasiswa Perikanan menyelenggarakan Seminar Nasional Pemasaran Perikanan yang bertempat di Teater Room Media Center Universitas Tadulako. Ketua Umum Himarin, Tri Wahyudi mengatakan seminar ini bertujuan untuk menyadarkan khalayak akan potensi sektor perikananyang dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Tengah baik dalam bentuk bahan baku mentah maupun olahan. “Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Provinsi Sulteng memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar dalam bidang perikanan baik dalam bentuk mentah maupun yang telah menjadi produk olahan. Namun, menurut pengamatan kami hal ini belum bisa dimaksimalkan dengan baik. Maka tidak mengherankan, jika tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat perikanan sendiri masih berada pada titik yang bisa dibilang cukup rendah”.

Tuturnya. Sementara itu, menurutnya saat ini zaman telah semakin maju dengan hadirnya berbagai teknologi digital. “Kami melihat ini sebagai suatu potensi untuk dimanfaatkan sebagai peluang bagi bidang perikanan. Dengan tersedianya fasilitas-fasilitas digital ini, tentunya akan lebih memudahkan masyarakat perikanan dalam memasarkan produk-produk perikanan, agar jangkauan pemasarannya bisa lebih luas lagi”. Tandas Yudi. Tokopedia, perusahaan internet yang mengusung model bisnis marketplace pertama di Indonesia dan bahkan di tingkat Asia Tenggara pun di gandeng oleh Himarin dalam Seminar ini. Tokopedia merupakan mall online yang yang berhasil mendapatkan kepercayaan pendanaan sebesar 100 juta Dollar dari SoftBank (investor Alibaba) dan Sequoia Capital (investor Apple & Google). Adapun pembicara dalam seminar ini antaralain William Tanuwijaya (CEO Tokopedia), Fachrudin (Inspiring Seler Tokopedia), Dr Ir Suandi Sti MSi (Kepala Seksi Penjaminan Mutu dan Pengolahan Hasil Perikanan DKP Sulteng), dan Subhan Ba'asir (Kepala Seksi Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng). Selain mahasiswa Univesritas Tadulako, peserta seminar bertajuk “Era of Digital and Global Marketing” ini dihadiri juga oleh mahasiswa yang berasal dari beberapa kampus yang ada di Sulawesi tengah antaralai Universitas Madako Toli Toli, Universitas Alkhairat (Unisa) Palu, Politeknik Palu, serta turut hadir pula mahasiswa yang berasal dari Universitas Haluoleo (Unhalu) Kendari Sulawesi Tenggara. Wn

FORESTER LEADERSHIP TRAINING Kuatkan Kepengurusan Silva PC Untad Periode 2016-2017 Sabtu (02/04), himpunan mahasiswa fakultas kehutanan Silva Pengurus Cabang Universitas Tadulako (Silva PC Untad) mengadakan Training Leadership Forester bertempat di Aula Fakultas Kehutanan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatakan SDM pegurus dalam menjalankan roda organisasi Silva. Training Leadership Forster berlangsung selama satu hari. Adapun materi yang diberikan dalam agenda penguatan kepengurusan Silva PC Untad Periode 2016-2017 ini antaralain kepemimpinan dan organisasi, sejarah dan perkembangan silva, manajemen konfilk, manajemen organisasi serta teknik persidangan yang dibawakan langsung oleh Wadek Bima Fakultas Kehutanan, Dr Ir Adam Malik MSc.

Berbeda dengan himpunan mahasiswa pada umumnya yang ada di Universitas Tadulako, Silva PC Untad merupakan himpunan yang memunyai sejarah tersendiri. Dimana Pada tahun 2010 samapi 2013 lalu, Silva belum berdiri sendiri, melainkan masih tergabung dalam tubuh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan dan saat itu bernama BEM Silva PC Untad. Baru setelah tahun 2014 kemarin, akhirnya berdasarkan berita acara dari Dekan Fakultas Kehutanan Silva PC Untad memisahkan diri dari BEM dan berdiri sendiri sebagai himpunan mahasiswa fakultas Kehutanan yang berfokus untuk melakukan pembinaan-pembinaan guna meningkatkan kapasitas dan skill mahasiswa kehutanan sebagai rimbawan.

Ketua Umum Silva PC Untad Rusli Hanan Landeka berharap setelah menerima materi-materi penguatan keorganisasian dalam Forester Leadership Training tersebut, pengurus Silva PC Untad yang merupakan mahasiswa fakultas kehutanan angkatan 2013 dan 2014, menjadi pengurus yang berjiwa inteketual, berkarakter spiritual yang tinggi dan terbangun rasa tanggung jawab dalam dalam menjalankan tugas dalam kepengurusan. “Melalui Forester Leadership Training ] ini berharap, saya berharap agar rekan-rekan pengurus menjadi semakin terbentuk jiwa berjiwa inteketualnya, mejadi pengurus yang berkarakter spiritual sehingga terbangun rasa tanggung jawab dalam dalam menjalankan amanah dalam

kepengurusan Silva PC Untad,” tturnya. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kehutanan, Dr Ir Adam Malik MSc. Di akhir sambutannya sebelum membuka kegiatan, Dr Adam malik juga menitip harapan melalui Training Leadership Forester tersebut, pengurus Silva dapat menyimak secara baik materi-materi yang diberikan agar bisa memiliki pengetahuan secara utuh dan lebih luas sehingga bisa turut andil untuk bersama-sama mengembangkan fakultas. “Saya sangat berharap, setelah Training Leadership Forester ini, terbentuk penguruspengurus Silva yang kreatif dan bisa meningkatkan akreditasi fakultas ini”. Tandas Dr Adama Malik. Wn


Media

Tadulako

Akademisi Bicara Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

15

POTRET PENDIDIKAN SULAWESI TENGAH Dr. H. Asep Mahfudz, M.Si ; Butuh Sinergitas dan Kepedulian Bersama

? Bagaimana Perkembangan Pendidikan Sulawesi Tengah ?

... Jika ingin melihat perkembangan pendidikan Sulawesi Tengah teramat sangatlah luas. Perlu penelaahan komperhensif. Namun, paling tidak sacara sederhana untuk melihat catatan evaluasinya, dapat dilihat dalam pembagian level secara khusus, diantaranya perkembangan pendidikan dari level kebijakan pemerintah daerah, level petengahan hingga level mikro dalam hal ini implementasi pemebelajaran pendidikan. Mari kita telaah secara seksama potret pendidikan di Sulawesi Tengah, Pertama, dari kebijakan pemerintah. Mulai dari pemerintah provinsi hingga pemerintah daerah, di Sulawesi Tengah, instrument kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan pendidikan telah terpenuhi. Mula pertanyaan yang harus diajukan adalah apakah kebijakan pendidikan pemerintah propinsi Sulawesi Tengah telah merujuk dan sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat ? jawabanya ya, sudah. Sekarang kebijakanya sudah on the track. contoh kongkritnya, anggaran 20% untuk pendidikan. Kemudian bisa dilihat juga dengan adanya perda di daerah-daerah terkait sistem penyelenggraan kebudayaan dan pendidikan di daerah. Begitu juga anggota DPRD yang mendukung kebijakan-kebijakan tersebut dengan baik. Masalahnya baru pada tahap sosialisasi, dan tantangannya ada pada implementasi kebijakan. Peratuan gubernur juga sudah ada yakni tentang pendidikkan berwawasan multikultural. Hasil instrument kebijakan itu kemudian dapat terbukti dengan hadirnya apresisasi di MDGs Awards pada tahun 2012 dalam kategori inovasi pendidikan, kita mengembangan pendidikan berbasis harmoni. Secara menyeluruh pada level kebijakan ini sudah ada payung hukum yang memadai. Kedua pada level pertengahan. Diatara potret pendidikan pada level pertengahan ini adalah soal mutu pendidikan. Di Sulawesi Tengah mutu pendidikan masih cenderung berat, kita istilahkan masih menempuh jalan terjal. Kongkritnya mutu pendidikan kita hanya berproses pada beberapa area saja, missal 02SN, OSN, mahasiswa berprestasi, dan prestasi lainnya yang terlihat mutunya bersifat masih individual. Implementasinya masih belum sistemik. Ditambah dengan kelemahan pada alokasi-alokasi anggaran daerah yang belum mensuport. Di level pertengahan ini juga dapat dilihat dari aspek asksesbilitas. Sekarang di Sulawesi Tengah banyak anak-anak yang putus sekolah mulai kembali kesekolah. Sebab ruang beasiswa mulai terbuka. Namun kendalanya terletak pada aspek kewilayahan. Di daerah terpencil, terluar, mulai daerah pegunungan hingga daerah

kepulauan akses pendidikan sangatlah memprihatinkan. Missal di kecamatan Bokan Kepulauan Kabupaten Banggai Laut yang gampir dekat dengan Maluku Utara haru menempuh 9 jam melawan ombak untuk sampai di Kota Banggai. Bukan keran tidak mau bersekolah, tapi aksesnya susah. Dan masih banyak lagi daerah kita di Sulawesi Tengah yang masyarakatnya mau sekolah namun tantangnya adalah akses. Aspek selanjutnya adalah akuntabilitas. Kini pertanggung jawaban pendidikan mulai tertata, dana BOS dan Bosda mulai seimbang. Ketersediaan buku juga mulai lancar baik, para guru pun sudah mau melanjutkan sekolah lagi, sertifikasi juga telah berproses baik. Dalam level pertengah sudah bagus, tinggal bagaimana kita menjalankan mutu agar bisa sejalan dengan akuntabilitas dan akses. Ketiga, dilevel mikro, pembangunan pendidikan kita di Sulteng ini masih keteteran, terutama pada sisi peningkatan layanan pendidikan di satuan pendidikan. Kita dapat melihat, mulai dari level pendidikan anak usia dini hingga level perguruan tinggi. Sekarang pendidikan paud memang sudah mulai bergerak baik. Perlu kita apresiasi ada program satu paud satu desa. Akan tetapi guru paud masih sangat kurang dan bahkan hanya l u l u s a n S M A s e h i n g g a p e m b e l a j a ra n pedagogiknya tidak maksimal. Di level Sekolah Dasar (SD) secara mikro pemebelajaran guru-guru juga terdapat perbedaan yang nyata antara kawasan pinggiran dengan kawasan kota. Kalau di kota sudah mulai orientasinya sudah pada peningkatan mutu, guru-gurnya sudah bagus. Tapi kalau di daerah khsusnya di wilayah pedesaan dan pinggiran, masih butuh perhatian seirus. anak anak SD banyak yang mau sekolah, namun masalahnya ada pada tuntutan ekonomi masyarakat mebuat anak jadi pragmatis. Di beberapa daerah yang berpenghasilan cengkeh, anak lebih memilih ikut bekeja memetik cengkeh dari pada ikut bersekolah. Sebab uang yang didapatkan lumayan banyak. Begitu juga di daerah laut. Anak-anak lebih suka ikut melaut karena dapat pengahasilan ratusan ribu ketimbang harus bersekolah. Pada level SMP SMA siswanya sudah bagus tapi fasilitasnya masih memprihatinkan. Begitu juga di Level SMK, sarana dan prasaranya belum mendukung. banyak sekolah-sekolah SMK yang produktifitas guru-gurunya masih kurang. Akbiatnya juga berdampak pada level perguran tinggi. Input yang bagus pada Perguruan tinggi menumpuk. Bahkan banyak yang memilih kulahnya ke luar Sulawesi Tengah.

? Bagaimana dengan masalah kesenjangan pendidikan di kota dan di desa ?

... Sebagaiman telah kita singgung sebelumnya

Dr. H. Asep Mahfudz, M.Si Dosen FKIP Universitas Tadulako masalah krusial dalam pendidikan di Sulteng adalah aksesbilitas. Maka kala ditanya soal kesenjangan pendidikan kota dan desa maka jawaban saya, ya, masih terlihat jauh kesenjangannya. Diantaranya terkait mutu pembelajaran di kelas. Ternyata guru-guru itu secara personal tau bagaimana meningkatkan mutu pemebelajaran pada anak. Namun dukungan diupgrednya mutu tersebut masih belum didukung dengan alokasi dana dari dinas. Hingga kesenjangannya bisa dilihat dari kualitas dan mutu guru di kota dan desa dangat berbeda jauh. Dinas punya intrukstur guru-guru di daerah, tapi tidak digunakan secara maksimal. Jika kualitas guru tidak diupgrade dengan metode pemebelajara baru maka pelaksanaannya pun tidak maksimal. Kelemahannya dari sisi pendekatan yang tidak konsisten. Saya juga melihat di daerah, khusus daerah pedesaan itu, guru-gurunya masih cenderung bekerja rutinitas, masih terjebak urusan administasi, kejar-kejaran dengan jam belajar, hingga kualitas pembelajarannya menjadi nomor dua. Maka semestinya harus fokus pada peningkatan kualitas dan kapasistas guru. Apalagi tantangnya akses. Luasnya wilayah masih sangat. Sebaran guru, jika ditinjau dari rasio sudah memadai, tapi sebarannya hanya menumpuk di wilayah kota, tapi di pelosok masih sangat minim. Demikian kesenjangan yang perlu perhatian khusus.

? Apa solusi untuk Pendidikan di Sulawesi Tengah ?

... Karena bedah persoalan pendidikan Sulawesi Tengah begitu kompleks masalahnya, maka perlu dilihat prioritas masalah yang butuh perhatian serius. Sehingga solusi prioritas juga bisa dilaksanakan, mulai dari level kebijakan hingga implimentasi. Maka, menurut saya masalah utama pendidikan Sulawesi Tengah adalah pertama Aksesbilitas yang belum memadai akibat ruang kewilayahan yang cukup luas mulai daerah pegunungan hingga daerah kepulauan. Kedua menyangkut soal mutu dan kualitas guru dan yang ketiga soal fasilitas pemebelajaran yang belum memadai dari kota hingga ke desa. Tiga soal utama yang harus dijawab oleh pemerintah. Untuk itu, mulai dari level kebijakan harus fokus pada prioritas ini. Pastinya tidak melupakan proses pembangunan pendidkikan di level lainnya. Namun, sekali lagi soal aksesbilitas, mutu, dan fasilitas harus menjadi proritas utama. Tentunya hal itu bisa terwujud dngan dua kunci utama yang kadang masih bermasalah yakni kepedulian bersama dan sinergitas dalam proses pembangunan pendidikan. Jika pemerintah, masyaakat dan pihak industri serta semua pihak terkait bisa bekerja sama dengan baik untuk pembangunan pendidikan di Sulawesi Tengah, saya yakin kemjuan pendidikan di daerah ini akan meningkat. Dengan catatan bahwa proses pembangaun pendidikan bukan hal yang instan, tapi butuh proses panjang. Rf


16

Media

Resensi

Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Pendapat Tokoh Tentang Gus Dur: Manusia Multidimensional Editor: Maswan dan Aida F.L. Penerbit : Deepublish, Yogyakarta Tahun Terbit : 2015 Halaman : i-xx: 254 halaman Peresensi: Rafani Tuahuns GUS DUR MANUSIA MULTIDIMENSIONAL

K.H. Abdurrahaman Wahid, panggilan populernya Gus Dur semasa hidupnya adalah sosok orang yang sangat unik, nyeleneh dan humoris. Gus Dur menjadi buah bibir dan menghiasi halaman surat dan media elektronik di negeri ini bukan tanpa sebab. Beliau tidak normal layaknya manusia, Karena beliau mampu menjadi orang “super gila” menurut kebanyakan orang. Ketidaknormalan Gus Dur kita anggap sebagai orang gila. Singkatan gila kita panjangkan menjadi genius, intuitif, lurus dan apresiatif. Gus Dur gila, tidak diartikan sebagai kehilangan dan terputusnya sel syaraf otaknya, tetapi justru kelebihan dan tersambungnya sel syaraf otak beliau secara kuat, sehingga mampu berpikir lebih. Memori otak beliau sangat kuat dan luar biasa. Selain sel syaraf otak yang berlebih, ditunjang dengan potensi indrawinya yang tajam, kegilaan Gus Dur karena beliau kita pandang sebagai orang aneh, nyleneh, dan kontroversi tidak selaknya orang normal. Beliau genius, kemampuan berpikirnya di atas rata-rata orang normal (halaman 2). Memang banyak orang yang tidak mampu memahami jalan pikiran maupun gagasan Gus Dur yang kadang lahir secara spontan hingga simultan. Karena memang Gus Dur adalah sosok manusia yang mampu mewujudkan dirinya dalam kehidupan secara multidimensional. Kisah, cerita dan berbagai pendapat tentang Gus Dur, kini dimuat dalam satu buku terlaris, berjudul: “Pendapat Tokoh tentang Gus Dur: Manusia Multidimensional”. Buku ini sangat recomedid untuk dibaca oleh rakyat Indonesia. Buku yang disusun dalam bentuk bunga rampai tersebut, menampilkan pemikiran dari para tokoh keilmuan, budayawan, wartawan, aktivis, yang mana pandangan mereka pernah dimuat dalam bentuk opini maupun berita. Sebut saja, di antaranya: M. Dawan Suhardjo, Garin Nugroho, Jaya Suparna, dan Aswendo Atmowiloto. Dan salah satu dosen Universitas Tadulako, Nasrullah Muhammadong, pemikirannya juga mendapat tempat dalam buku ini. Bahkan, dosen pada fakultas hukum Untad ini, menghidangkan dua tulisannya (yang masing-masing berjudul): “Gus Dur Si Pendobrak Hukum yang Menindas” (hal. 114), dan “Gus Dur dalam Pergumulan Politik dan Hukum Ketatanegaraan”(hal.119)

Menjelajahi alam pemikiran maupun tingkah laku Gus Dur, dapat juga dikatakan sebagai sebuah kerja ilmiah tersendiri, khususnya bagi para musafir keilmuan. Betapa tidak! Sang ulama yang berhasil mereformasi NU menjadi Islam yang lebih moderat ini, selain melintas dan melingkari berbagai segmen masyarakat, ia juga terlibat langsung dalam berbagai diskursus politik dan hukum ketatanegaraan. Masih ingatkah kita ketika beliau menjabat presiden, sempat mengeluarkan Maklumat (yang lebih dikenal sebagai Dekrit Presiden), untuk membubarkan MPR/DPR? Salah satu pertimbangan beliau ketika itu, yaitu negara sudah dalam kondisi darurat. Pertanyaannya, apakah dekrit itu melanggar konstitusi? Jawabannya jelas melanggar. Tapi, dalam konsep sosiologis, semuanya bisa terbalik. Seandainya kekuatan politik masyarakat, dan juga kekuatan TNI dan Polri mendukung Gus Dur saat itu, maka secara sosiologis Dekrit itu menjadi Konstitusional. Sama halnya Bung Karno ketika mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, di antaranya, membubarkan parlemen (lembaga Konstituante), dan menetapkan suatu konstitusi (yakni UUDS 1950) tidak berlaku lagi. Ini jelas in-konstitusional. Tapi karena ABRI dan kekuatan politik rakyat ketika itu mendukungnya, maka tindakan pembubaran parlemen dimaksud m e n j a d i l e ga l , d a n m a sya ra ka t p u n t i d a k mempersoalkan ketidak-absahan dekrit itu sendiri. Inilah sepenggal analisis yang disajikan oleh Nasrullah Muhammadong dalam salah satu tulisannya dalam buku tersebut. Kekurangan dari buku ini adalah, menyangkut teknis pengelompokan tulisan yang tidak sistematis. Seharusnya, tulisan para tokoh dikelompokkan dalam sebuah bab tersendiri, sementara yang berbentuk news/berita, ditempatkan dalam sebuah bagian tersendiri pula. Terlepas dari berbagai kelemahan teknis dimaksud, buku ini tetap mejadi sumber inspiratif bagi siapa saja yang ingin membacanya. Gus Dur yang dikenal sebagai cendikiawan, negarawan, kiai, hingga pemimpin ormas, tetap menjadi guru bangsa. Sekali lagi, semoga ia banyak memberikan inspirasi pada anak negeri ini.

Madilog : Materialisme, Dialektika dan Logika Penulis : Tan Malaka

Penerbit : Narasi, Yoyakarta Terbit : Pertama, 2010 “Pengetahuan tidak akan bisa habis dan tidak boleh habis. Pengetahuan akan menimbulkan persoalan baru, secara terus-menerus. Dan persoalan baru itu akan terus-menerus pula bisa diselesaikan. Tidak ada batas pengetahuan dan tiada pula batas-batasnya persoalan. Inilah bahagian dari kehidupan manusia dan bagian dari dunia pikiran. Barang siapa mengaku, bahwa ada batas pengetahuan atau batas persoalan, maka dia jatuh kelembah mistika terperangkap dogmatisme. Dia tiada lagi akan mengeluarkan kritik atas pengetahuan yang sudah diperoleh dan tiada akan mencari pengetahuan yang lebih sempurna. Dia mati dengan pengetahuannya, karena pengetahuannya mati pula. Semua barang yang hidup mesti berubah, karena semua perubahan itu menandakan hidup. Tidak ada yang tetap, semuanya berubah. Yang tetap cuma ketetapan perubahan, atau perubahan ketetapan”. Inilah yang menjadi pikiran dasar dan ditulis oleh Tan Malaka dalam buku berjudul “Madilog” yang masuk dalam daftar “100 Buku yang Berpengaruh dan Berkontribusi terhadap Gagasan Kebangsaan di Dunia”. “Indonesia belum bertang gal berumur sendiri”, Indonesia tulen belum juga timbul dari tenggelamnya berabad-abad”. Begitulah kondisi iklim politik Indonesia saat Tan Malaka memulai tulisannya yang kemudian terlahir sebagai buku Madilog ini. Indonesia menjadi mainan yang dikendalikan penuh oleh pemerintah kolonial Belanda selama kurang lebih telah 350 tahun lamanya kala itu. Di bagian awal buku ini, pembaca

Tebal : 568 Halaman

Peresensi: Wandi Latoko

akan menjajaki “Logika Mistica” yaitu logika yang berdasarkan rohani. Disini Tan malaka banyak mencurahkan pikirannya tentang hakikat roh dan hakikat benda, serta bagaimana hukum kodrat berlaku pada keduanya. Lanjut kebagian kedua, pembaca akan diajak beripikir agak keras tentang filsafat, bagaimana memisahkan antara dua hal yang secara nampak sebenarnya satu. Dengan sudut pandang yang sangat berbeda, sehingga perlu daya analisa dan konsentrasi yang tinggi agar pembaca mampu mencerna maksud yang disampaikan oleh Tan malaka dalam setiap paragrafnya. Setelah pembaca diajak berpikir keras pada bagian 2, maka pada bagian ketiga, Tan malaka lebih menurunkan tensi analisa pembaca, dengan menyuguhkan pembahasan tentang sains dan hubungannya dengan politik ekonomi dimana Tan Malaka menekankan bahwa kedua hal tersebut adalah kesatupaduan yang tidak boleh dipecah-pecahkan. Banyaknya kalimat pembakar semangat yang menjadi buah pikiran dari Tan Malaka sendiri akan membuat pembaca bisa merasakan bagaiamana kobaran semangat seorang Tan Malaka kal itu untuk memnyampaikan gagasannya tentang Indonesia Merdeka, jauh bsebelum para the founding Father merumuskannya. Tan Malaka juga mencantumkan seruannya kepada para Ilmuan Indonesia yang masih menjadi boneka dalam sistem kapitalis Belanda kala itu dan kiranya kalimat ini masih sangat relevan untuk masa kini, khususnya para kaum terpelajar atau kaum intelektual

Indonesia. Berikut sedikit kutipannya “Saintis (ilmuwan) Indonesia, janganlah bermimpi akan bisa leluasa berkembang selama pemerintah Indonesia dikemudikan, dipengaruhi, atau diawasi oleh negara lain berdasarkan kapitalisme, negara apapun juga di bawah kolong langit ini. Kemerdekaan sains itu sehidup dan semati dengan kemerdekaan negara, Walaupun Indonesia terkaya di dunia, tetapi selama sains tiada merdeka, seperti politik negaranya, maka kekayaan Indonesia tidak akan menjadikan penduduk Indonesia senang, melainkan semata-mata akan menyusahkannya. Politik dan kecerdasan bangsa asing akan memakai kekuatan Indonesia untuk memastikan belenggu Indonesia seperti ular kobra memeluk mangsanya”. Selain membahas tentang materialsme atau kebendaan sebagaiamana telah digambarkan pada bagian-bagian sebelumnya dari buku ini, Tan Malaka juga membahas tentang Dialektika dan Logika yang dibahas pada bab khusus saat pembaca terus mengikuti alur dari buku ini. Sebagaimana namanya “Madilog, yaitu singkatan dari Materialisme, Dialektika dan Logika”. Pada akhirnya, buku ini dapat menjadi asupan baru, bagi anda yang senang akan bahan bacaan yang mengasah daya analisa. Khususnya kepada anda sebagai kaum intelektual, buku ini menjadi tantangan dalam mengembangkan daya nalar yang sangat saya rekomdasikan untuk anda baca.


Media

Tadulako

Flash News

Edisi 70 - April 2016

Pimpinan BNI Wilayah Manado Kunjungi Untad

17

Kunjungi FISIP, Bupati Morowali Didaulat Berikan Kuliah Umum

Pimpinan Bank Negara Indonesia (BNI) Wilayah Manado, Afien Yuni Yahya mengunjungi Universitas Tadulako (Untad). Dalam kunjungan yang dilaksanakan pada Rabu (13/4) ini, Pimpinan BNI Wilayah Manado diterima langsung oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyio SE MS, di Ruang Kerja Rektor, Lantai IV Rektorat Untad. Prof Basir Cyio dalam kesempatan itu menyambut baik kedatangan Pimpinan BNI Wilayah Manado. Untad dengan BNI, ujar Prof Basir Cyio, merupakan dua institusi yang selama ini telah bekerjasama dengan baik. Utamanya dalam pelayanan kepada mahasiswa, pegawai, dan dosen Untad. (Tq)

Bupati Morowali, Drs. H. Anwar Hafid, M.Si, memberikan Kuliah Tamu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako pada Selasa (29/03/2016). Kuliah Tamu yang bertemakan “Membangun Daerah Sesuai Dengan Potensi yang Ada” ini diselenggarakan di Ruang Senat Baru Fisip Untad. Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan oleh Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisip Untad, guna memberikan pemahaman praktis kepada mahasiswanya terkait bagaimana menjadi seorang pemimpin daerah yang baik. (kdk)

Membangun Pola Pikir Kreatif Ala Elizabeth T Santosa Kamis, (21/04) Seminar nasional dengan tema “POLA PIKIR KREATIF DAN INOVATIF MERAIH SUKSES” seminar nasional yang diadakan di teatre room Universitas Tadulako tersebut dibawakan langsung oleh psikolog handal, Elizabeth T Santosa,M,Psi. Seminar yang bertepatan dengan hari kartini tersebut membahas tentang bagaimana caranya berpikir kreatif, dengan cara membangun pola pikir yang kritis. Miss lizzie sebutan hangatnya, memaparkan, Berpbkir kritis sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan, sejak masih kanak-kanak kita sudah dihadapkan dengan sebuah pilihan. (era)

Tahun ke 4

Seminar nasional Prof. Djayani : “Penting!, Pahami Ilmunya”

S e m a k i n ke t a t n y a p e r s a i n g a n u n t u k memperoleh lapangan pekerjaan di Era globalisasi, Lembaga Riset Mahasiswa (SETMA) Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako (Untad) gelar Seminar Nasional dengan tema, “Riset Kewirausahaan Mandiri : Forex Go To Campus” pada Senin (18/04) di Research Room Untad yang bertujuan untuk melatih soft skill dan merangsang mahasiswa dalam berwirausaha. Prof. Djayani meminta kepada tim pemateri untuk menyampaikan secara tuntas, baik itu PELATIHAN PENULISAN JURNAL NASIONAL/INTERNASIONAL PROGRAM STUDI AGRIBISNIS keuntungan dan kerugian pada peserta, dan meminta peserta untuk bertanya jika tak paham. “Memang, bisnis ini sedikit rawan. Tetapi saya yakin ananda pasti bisa. Yang penting adalah pahami ilmunya. Sekali lagi, saya peringatkan, pahami ilmunya. Sebab telah banyak bisnis online yang telah berkembang, sehingga kita harus tahu betul seluk-beluk suatu usaha. Apalagi sekarang kita sedang memasuki era Pelatihan Penulisan Jurnal Nasional/Internasional Masyarakat Ekonomi Asena (MEA). Jadi pahami ilmunya,” jelas Prof. Djayani. ikr digelar di Ruang Senat, Rektorat Lama Universitas Tadulako (Untad). Agenda ini dilaksanakan oleh Program Studi (Prodi) Agribisnis. “Workshop Kita Menembus Jurnal Internasional Terindeks Scopus” adalah tema dari kegiatan ini. Dalam agenda yang Pusat Pengembangan dan dihadiri seluruh dosen prodi agribisnis tersebut, juga hadir Dekan Fakultas Pertanian Universitas Penjaminan Mutu Proses Pe m b e l a j a ra n ( P u s b a n g Tadulako, Prof Ir Zainuddin PhD. P M P P ) L e m b a g a Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan yang dibuat oleh prodi agribisnis P e n g e m b a n g a n d a n yang selalu berinisiatif mengembangkan dunia Penjaminan Mutu Pendidikan pendidikan khususnya di wilayah riset. Beliau (LPPMP) Universitas Tadulako berharap dengan hadirnya workshop ini, dapat (Untad) menyelenggarakan menjadi awal sekaligus panutan bagi seluruh dosen Pelatihan Keterampilan Dasar agar lebih produktif dalam menciptakan inovasi dan Teknik Instruksional (Pekerti). gagasan yang cermelang sehingga mampu dijadikan Pembukaan kegiatan yang akan berlangsung sampai 23 pedoman bagi seluruh civitas akademika. (Ana) April ini, dibuka oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyio SE MS, di Gedung IT Center. Dalam sambutannya, Prof Basir Cyio menyampaikan bahwa kegiatan Pekerti amat penting bagi dosen sebagai tenaga pendidik. Ini karena melalui kegiatan itu, kompetensi dan keterampilan dosen dapat ditingkatkan. Peningkatan itu, ujar Rektor, akan berimplikasi dalam pemutuan kualitas mahasiswa. (Tq)

Muhammad Arsyad Ph.D: Bukan Dosen Jika Belum Publikasi Jurnal Internasional

Pusbang PMPP Laksanakan Pekerti untuk Poles Kompetensi Dosen

Bumida Serahkan Klaim Kepada Orang Tua Mahasiswa Untad

Pimpinan Asuransi Bumida yang bekerjasama dengan Universitas Tadulako (Untad) menyerahkan klaim kepada orang tua mahasiswa yang mengalami musibah 28 Februari lalu di Donggala. Penyerahan tersebut langsung diterima oleh wakil rektor bidang kemahasiswaan Untad Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi dan diteruskan kepada orang tua korban pada Senin (18/04). Pimpinan asuransi Bumida mengatakan, jika terjadi sesuatu kepada mahasiswa Untad sesuai ketentuan asuransi untuk segera melaporkan. “Jika ada sesuatu sesuai ketentuan asuransi, silahkan laporkan ke kami,” ujar Erna saat

MPA Pawana FMIPA Laksanakan Seminar Peringati Hari Bumi Sabtu (23/04) Mahasiswa Pecinta Alama (MPA) Pawana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) melaksanakan seminar dalam rangka memperingati hari bumi. Kegiatan ini dihadiri oleh

dekan FMIPA Dr Muh Rusyidi MSi, wakil dekan bidang kemahasiswaan Dr Rustam Efendi. Ketua umum MPA Pawana menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud para peserta dapat mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai pelestarian lingkungan hidup. “Tujuan kegiatan ini dilaksanakan agar para peserta dapat mensosialisasikan kepada masyarakat luas tentang lingkungan dan cara mencegah kerusakan hutan,” ujarnya. (zl)

berbincang dengan wakil rektor bidang kemahasiwaan. (zl)

Peringati Hari Bumi, Mapala Galara Fekon Gelar Penanaman Pohon Mahasiswa Pencinta Alama (Mapala) Galara Fakultas Ekonomi menggelar penanaman pohon dalam lingkungan fakultas. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (23/04) dirangkaikan dengan bakti ligkungan atau Fekon Day. Dalam kesempatan ini, turut hadir wakil dekan bidang akademik Dr Basri Hasanudin SE MSi, wakil dekan bidang kemahasiswaan Muzakir Tombolotutu SE MSi serta beberapa dosen yang ada di Fakultas Ekonomi. (zl)

Pusbang SPMP-PK-TS LPPMP Laksanakan Pelatihan Kewirausahaan dan Softskill Bagi Mahasiswa T ingkat Akhir dan Alumni Pusat Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Pengembangan Karir dan Tracer Study ( Pusbang SPMP-PK-TS) Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Tadulako (Untad) laksanakan pelatihan Kewirausahaan dan Softskill kepada alumni dan mahasiswa tingkat akhir. Ketua panitia pelaksana M Asril Adjis Spt MP mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan kesempatan menambah ilmu kepada alumni dan mahasiswa tingkat akhir yang akan masuk dalam dunia kerja. zl


18

Edisi 70 - April 2016

Tadulako

Media

Mimbar Mahasiswa Tahun ke 4

PELANTIKAN KETUA LEMBAGA KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

Rektor: Kalian Adalah Orang-Orang Pilihan

“Mahasiswa yang tidak berorganisasi itu tidak memiliki skill dalam pengembangan dirinya, lembaga kemahasiswaan juga dapat memberikan semangat dan motivasi,” -Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS-

Rektor Universitas Tadulako (Untad) Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyio SE MS melantik 18 ketua lembaga kemahasiswaan se-universitas pada Jumat (15/04). Kegiatan pelantikan ini dilaksanakan di Ruang Senat, Rektorat Baru Lantai 3. Kegiatan ini dihadiri oleh wakil dekan se-fakultas, dosen-dosen pembina lembaga, staf kemahasiswaan dan mahasiswa. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Prof Dr H Djayani Nurdin SE MSi mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan ini ialah untuk mempererat tali silaturrahmi baik sesama mahasiswa maupun dosen-dosen. “Selain pelantikan, kegiatan ini merupakan sebuah tolak ukur regenersi kelembagaan dan juga ajang silaturrahmi antara lembaga kemahasiswaan maupun birokrasi kampus,” ujarnya. Dia juga berpesan kepada seluruh ketua lembaga yang telah dilantik agar merancang program kerja yang terukur dan dapat dilaksanakan. Guru Besar Fakultas Ekonomi ini juga menambahkan bahwa banyak perubahan dalam hal keorganisasian di tahun ini dibanding sebelumnya. Jika tahun lalu SK Rektor berisi ketua lembaga dan pengurus atau jajarannya, maka tahun ini SK tersebut hanya meresmikan ketua

FOTO : AKHMAD USMAR

Keterangan Foto: Rektor Universitas Tadulako saat membacakan Surat Keputusan (SK) pengangkatan ketua-ketua lembaga kemahasiswaan di depan para ketua-ketua baru yang terpilih pada Jum'at (15/4)

lembaga saja, tidak lagi dengan pengurusnya. “Perubahan ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerepotan bila ada pergantian atau pengangkatan anggota atau pengurus baru dalam lembaga tersebut. Setelah dilantik nantinya ketua lembaga tersebut berhak menunjuk siapa saja yang jadi pengurusnya. Bila ada masalah dalam pergantian pengurus di lain waktu maka dari pihak ketua saja yang mengurusnya, tidak perlu lagi mengganti SK di bagian rektorat karena akan memakan banyak waktu,” jelasnya.

Sementara itu dalam sambutannya Rektor Untad Prof Dr Ir Muhammad Basir SE MS menjelaskan, peran lembaga bagi mahasiswa sangatlah besar untuk mengembangkan skill dan juga memotivasi untuk berkarya Prof Basir Cyio juga berharap, ketua lembaga kemahasiswaan yang ada di Universitas Tadulako dapat menjadi wadah bagi semua mahasiswa untuk menjadi teladan bagi yang lainnya. “Kalian adalah 18 orang-orang pilihan dari 27.373 mahasiswa di Universitas Tadulako, untuk itu jagalah nama baik lembaga kalian, terkhusus

Ikuti Masing-masing Lomba

Robotek dan Tim Debat Untad Resmi Dilepas

Jum'at (22/4) Universitas Tadulako resmi melepas tim Kontss Robot Indonesia (KRI) yang akan bertanding di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung sejak tanggal 27 hingga 1 Mei mendatang. Serta tim Debat Bahasa Inggris yang akan beradu cerdas sejak tanggal 25 sampai 29 April di Kota Makassar. Pelepasan dua kontingen yang akan bertanding pada perlombaannya masing-masing itu dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (Warek Bima) Prof. Dr. Djayani Nurdin, S.E.,M.Si, Kepala Bagian Kemahasiswaan, Drs. I Gede Surata, M.Si, dan Kordinator Pusat Kreatifitas Mahasiswa dan Pengembangan Karir sekaligus Pembina Tim Robot Untad, Ir. Pudji Astutiek Fachruddin, M.Si. Dalam sambutannya saat melepas Tim Robot dan Tim Debat Bahasa Inggris, Warek Bima berharap agar masingmasing tim mempersiapkan diri serta segala perlengkapan yang dibutuhkan dalam perlombaan. “Untuk Tim Robot, hal-hal yang kecil jika tidak diperhatikan akan berdampak fatal. Misalnya baterei, hal sepele semacam itu akan mengganggu jalannya kegiatan jika tiba-tiba dibutuhkan lalu tidak ada. Dan kepada Tim Debat Bahasa Inggris agar dikawal dengan baik. Tim yang

berangkat agar diberikan wawasan terutama isu-isu terkini agar bahan debatnya semakin luas,” jelasnya. Kepada Tim Robotek Tadulako Warek Bima mengingatkan, bahwa kompetitor untuk kompetisi kali ini jelas lebih berat dari tahun kemarin. “Tahun ini kompetitor kita dari Jawa Barat dan Jakarta. Saya berharap agar seluruh peserta dan pembimbing akan memperhatikan segala hal yang harus disediakan lebih awal termasuk kesiapan robot dan pengoprasiannya,” tegasnya. Tim Robotek Untad akan mengikuti lima kontes perlombaan masing-masing terdiri dari tim Kontes Robot Abu Robocon Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia divisi Beroda dan divisi Berkaki (KRPAI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSPI), dan Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI). Selain itu, Tim Debat Bahasa Inggris yang akan yang akan berkompetisi di Kopertis IX Makassar terdiri dari Dansih Lutfi dengan kategori N-1 Adju (FKIP-Bahasa Inggris), dan Tim Debat Frilly Adrelia (Ekonomi), dan Dewi Nur Qomariah (Ekonomi). Af/Ash

universitas kita yang tercinta ini. di tangan kalianlah universitas akan mendapatkan nama baik maupun buruk,” tutupnya. Ke 18 ketua-ketua lembaga yang dilantik yakni Ketua LDK UPIM, Ketua BEMUT, Ketua LP3IM, Ketua Menwa, Ketua Pramuka Untad, Ketua UPHDM, Ketua PERMAHKOTA, Ketua PERKUSI, Ketua Hadroh Marawis, Ketua PSM, Ketua Marching Band, Ketua MAPATALA, Ketua UKOM, Ketua KOPMA, Ketua ROBOTEK, Ketua eLSAM, Ketua LPM, dan Ketua KSR-K. (Ana)

Usia 12 Tahun, Kinesik Pererat Silaturahim Komunitas Intelektual Mahasiswa Ilmu Komunikasi (KINESIK) merayakan hari jadinya yang ke-12 pada Sabtu (16/04). Program studi yang lahir dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik itu merayakan diesnatalis di Winners, Silae Palu Barat dengan tema HITAM PUTIH (Hidupkan silaturahmi dan persaudaraan untuk lebih harmonis) Sejumlah agenda turut meramaikan acara 12 tahun usia himpunan mahasiswa komunikasi ini. Dalam acara tersebut m a h a s i s w a ko m u n i ka s i j u ga t u r u t memberikan bantuan berupa pakaian bekas pada anak-anak panti asuhan Darut Taqwa. Sontak agenda hari jadi tersebut turut menjadi hari bahagia bagi anak-anak panti. Setelah melakukan pemotongan tumpeng, bersama santri Panti Asuhan Darut Taqwa, peserta yang hadir memanjatkan do'a bersama untuk kesuksesan masingmasing. “Saya berharap ini bukan hanya sekedar tema. Kita bisa menjalin silaturahmi tidak dilihat dari strata sosialnnya, dilihat dari angkatannya muda ataupun tua. Saya juga harap teman-teman bisa terjalin terus rasa persaudaraannya. Dan jangan memunculkan batas-batas perbedaan tersebut, jadikan hal tersebut sebagai anugrah didalam himpunan kita. Dan saya berharap juga kinesik kedepannya bisa lebih dewasa dan bisa memberikan inovasi-inovasi yang lebih baik

lagi dari pada sebelumnnya dan tentunya kalian harus menunjukan karya kalian” ujar Fitri, Ketua KINESIK. Dr.Muhammad Khairil,S.Ag.,M.Si, selaku koordinator program studi ilmu komunikasi di sela-sela acara juga mengungkapkan harapannnya, pada lembaga berhimpun mahasiswanya tersebut. “Saya sangat meingimpi-impikan ulang tahun kinesik ada sesuatu yang baru, dan malam ini sangat luar biasa, terima kasih untuk para panitia yang sudah mewujudkannya. Dan juga kita mempunyai agenda ditahun 2017 ilmu komunikasi sudah mendapat akreditas A. Sekali lagi selamat ulang tahun KINESIK, Semoga kinesik semakin jaya semakin sukses dan sinergitas antara organisasi dan akademik bisa terjalin” Ungkapnya. Sementara itu, Muh Marzuki selaku wadek bidang kemahasiswaan dalam sambutan pembukaannya nengatakan, bahwa 12 tahun merupakan masa kanak kanak, tapi perilakunya dan tindakannya menujukan bukan kanak-kanak tapi sudah beranjak seperti orang dewasa. “Semoga di usia yang ke-12 tahun ini lebih matang makin sukses dan terus berkarya, dikehidupan ini memang ada 2 warna yaitu hitam dan putih, tetapi saya berpikir KINESIK lebih memilih yang putih dari pada yang hitam,” jelasnya. (era)


Tadulako

Media

Cerpen

Edisi 70 - April 2016

Tahun ke 4

19

Kembung Oleh : Ikerniaty Sandili Belum aku buka mataku dari lelap di kamar kosku, tanganku telah meraih Handphone dan meletakannya di telinga. “Halo…,kak aku jemput sekarang ya. Kita langsung ke Lero, kumpul disana,” ucap Reret dari seberang. “Ya..” Aku bergegas dan bersiap-siap. Sudah lengkap dengan senjata eh kamera maksudnya, kami berangkat. Rasa kantukku belum memudar, meski untuk berjaga-jaga sebab dibonceng Reret dengan laju sepeda motor dengan kecepatan 100 km/jam. Bagaimana tidak, kemarin seharian mataku ini tak aku istirahatkan. Ditambah dengan tidur larut malam, karena harus ikut persidangan salah satu lembaga eksternal kampus, yang disitu aku berharap pahala. Seperti biasa, kami mengajar di Rumah Bintang. Sebuah rumah baca untuk anakanak pesisir di Desa Lero. Awal-awal sejak diresmikan rumah bintang dengan sebuah spanduk ukuran 2 x 2 m yang ditempelkan di tembok Madrasah Diniyah yang telah dihibahkan untuk kami menebar semangat, anak-anak sangat ramai berkunjung. Mengikuti kelas dengan instruktur yang sudah kami siapkan 2 hari sebelum turun berperang, eh mengajar. Instruktur tak lain kami sendiri sesuai dengan panduan yang telah dibuat oleh bagian kurikulum Rumah Bintang. 30 menit, 60 menit, akhirnya siswa satu persatu keluar dari rumah masing-masing. Tetapi tak sebanyak diawal atau pada minggu kemarin. Siswa hanya berjumlah 6 orang, tak lebih.

Kami menunggu yang lain, tapi tak jua kunjung nongol. Akhirnya kami memulai kelas pagi itu dengan 6 siswa dan 1 instruktur. Sementara 4 instruktur yang lain menganggur. Kami duduk dibelakang adikadik yang sedang belajar bahasa inggris bersama Rini. Sambil sesekali mengabadikan moment di depanku, aku mengikuti proses yang rini bawa dalam kelasnya pagi itu. “Kali ini kita akan belajar Bahasa Inggris,” ucap Rini sembari menulis kata “Greetings” di papan tulis. “Greeting artinya ucapan salam. Tetapi Kita akan mulai dengan memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris. Ada yang tahu?,” lanjut Rini. Kami tak menggugat metode yang ia praktekan. Seorang anak bernama Abdi mengacungkan tangan, “Saya tahu kak,” ucapnya. Rini antusias. “Oh ya?.” “My name is Rini,” kata Rini. Lalu meminta adik-adik mengulang kalimatnya dengan menyebut nama mereka. “My name is…..” Metode ini berhasil mengumpulkan semangat adik-adik. Sambil bermain mereka antusias mengikuti arahan Rini. Ada yang sambil mendendangkan lagu goyang 25di sela-sela proses belajar mereka. Ada pula yang langsung memasang wajah bingung + kesusahan mendengar satu dua kalimat yang Rini ucapkan. “Kak, kalau bahasa Inggrisnya shubuh a p a ? ,” s e o r a n g a n a k k e m b a l i mengacungkan tangan. “Early Morning,” jawab Rini setelah berpikir sejenak. Dari Greetings hingga memperkenalkan

profesi dalam bahasa Inggris disertai gambar yang sudah Rini siapkan selaku koordinator tim instrukture, sampai pada materi bagian-bagian tubuh lengkap dengan gambar jua. Adik-adik kemudian diminta untuk menulis dan mempraktekannya. Meski hanya 6 orang, siswa pada pekan ini lumayan aktif. Pembelajaran juga efektif meski dengan property sederhana,juga tenaga pengajar yang sama sekali bukan background FKIP. Jelas sudah bahwa latar belakang disiplin ilmu yang kami pelajari di Universitas tidak dapat menjamin. Pun jelas sudah, bahwa jumlah yang sedikit tidak mempengaruhi benih-benih semangat yang kami tabur. Toh ini melatih kita untuk tetap bertahan, juga akan membuktikan sejauh mana kita mampu mempertahankan komitmen yang telah kita simpulkan di awal, bak tali temali yang tak akan putus. “Kak, kalau bahasa Ingggrisnya rumah apa?,” Tanya Nisa. “Rumah?, House,” jawab rini lagi. Anak-anak yang lain langsung mengulang kata yang baru saja rini ucapkan. “Haaauuusss….,” ucap mereka kompak. Rini tak peduli, ia kembali melanjutkan kosa kata selanjutnya. Tetapi anak-anak kembali berteriak, “Haaauuusss.” Rini tersenyum simpul, sembari mengarahkan pandangannya padaku dan Reret. Memang hari ini kami lupa membeli snack sebab berangkat pagi-pagi sekali. 10 menit kemudian, aku dan Reret membawa sekantong air mineral dingin dan snack. Sambil mengucah snack dengan lahap, mereka kembali melanjutkan

pelajaran. “Pinggang, bahasa inggrisnya waist. Apa?.” “Waist,” jawab mereka. “Perut = Stomach,” lanjut Rini. “Kak, kalau bahasa Inggrisnya Kembung apa?,” Tanya Abdi. Aku tersentak. Menahan tawa, Reret pun demikian. Nampak Rini berpikir keras,lalu mengarahkan tatapannya pada kami. Kami menggeleng, pertanda tidak tahu. “Kenapa?, perutmu kembung?,” Tanya Rini. Abdi menggeleng. Dia siswa yang paling aktif dan cepat menyerap pelajaran hari ini dari 5 teman-temannya. “Tidak kak. Kalau Kembung apa bahasa Inggrisnya?,”Abdi mengulang pertanyaan yang Rini masih terus berpikir mencari jawaban. Guru bahasa Inggris mereka yang tercatat sebagai mahasiswa fakultas MIPA berdiri meraih kamus kecil bahasa Inggris. Mencari kata yang ditanyakan muridnya. Kembung. “Hmm.., minggu depan kita bermain di pantai ya. Kumpul di dermaga dan ajak teman-temannya yang lain,” ucap Rini sambil menutup kamusnya. Mungkin tak temukan kata “Kembung” didalamnya. “Mandi laut?,” Abdi menyahut. Lagi. Rini berhasil mengajar dengan caranya sendiri. Abdi lupa dengan pertanyaan tentang kembung. ***


Segenap Civitas Akademika Universitas Tadulako Mengucapkan Selamat

Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir Cyio, S.E., M.S Rektor Universitas Tadulako

Image by Google


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.