Media Tadulako Edisi 101 November 2018

Page 1

101 November

Tahun Ke 6

Visi

Universitas Tadulako

Pada tahun 2020, Unggul dalam Pengabdian kepada Masyarakat melalui pengembangan Pendidikan dan Penelitian.

Misi Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bermutu, modern, dan relevandengan kebutuhan pembangunan bangsa; Meningkatkan penyelenggaraan penelitian yang bermutu untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang diabdikan bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara secara berkesinambungan; Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat sebagai pemanfaatan hasil pendidikan dan hasil penelitian yang dibutuhkan dalam pembangunan masyarakat; dan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kerja sama dengan pihak lain yangsaling menguntungkan, tanpa adanya ikatan oleh haluan politik,kepercayaan, dan agama.

Menristekdikti Hadiri Wisuda Ke-94 Lulusan Universitas Tadulako


1

Suara Redaksi Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

Edisi 101 November

Editorial

2018 - Tahun ke 6

Desain & Layout : Andi Sarif / MT Foto Sampul : Akhmad Usmar. S.Sos /HUMAS UNTAD

https://issuu.com/mediatadulako

Bangkit Bersama Anak-anak Muda

Kota Palu

o ulak ia Tad Med

Pengantar Redaksi

Assalamu'alaikum wr.wb Pasca bencana mayoritas masyarakat Palu perlahan mulai berbenah. Mengais kembali harapan-harapan yang pernah rubuh oleh gempa 7.4 SR dua bulan silam. Hari ini, situasi sudah lebih baik dari masa-masa awal saat gempa terjadi. Masyarakat yang mengungsi ke luar kota juga berbondong-bondong mulai kembali ke Palu. Bencana ini sedikit banyak telah membelokan haluan hidup kita. Ada yang harus kembali dari awal, ada yang sedikit memperbaiki tujuan-tujuan, merubah target dan capaian yang pernah dibuat dulu, ada pula yang hanya perlu membenahi keberaniannya untuk datang dan kembali di Palu. Bencana ini datang tak pernah diduga, kitapun tak pernah berharap ia datang menghantam Palu, Sigi dan Donggala, tapi kita tak boleh terus meratapi keadaan, di depan sana ada harapan-harapan yang mesti kita raih kembali, bangkit dan bekerja lagi. Sidang Pembaca‌. Sejak bencana kami terus berupaya tetap hadir dalam segala keterbatasan, bila sebelum bencana kami rutin melakukan rapat redaksi ditiap pekan, situasi saat ini memaksa kami untuk melakukan rapat redaksi setiap saat melalui grup-grup whatsap. Alhasil, hampir setiap saat handphone kami selalu diisi oleh list berita dari rekan-rekan reporter. Seperti pada edisi sebelumnya, tema-tema tentang kebencanaan masih mendominasi

Visit Us

liputan kami kali ini. Kegiatan-kegiatan pasca bencana kami coba angkat untuk jadi pengetahuan sebuah pihak, bahwa Untad terus memberi andil pada situasi yang tengah terjadi. Disela-sela musibah yang menimpa, Untad tetap menyelenggarakan prosesi wisuda angkatan 94 yang juga dihadiri oleh Menristek Dikti. Wisuda yang diikuti 902 mahasiswa Untad itu menjadi wisuda paling bersejarah sebab dihadiri menteri, dilaksanakan dalam kondisi yang tidak biasa. Para wisudawan, tamu undangan, rektor dan menteri sama-sama hadir duduk dibawah tenda sederhana. Dalam prosesi wisuda itu, Menristek Dikti juga memberikan bantuan beasiswa bidikmisi pada mahasiswa yang ikut menjadi korban bencana, sebanyak 896 mahasiswa Untad ikut menerima bantuan tersebut. Di tengah-tengah suasana berduka saat ini, kabar gembira datang dari Pogram Studi Antropologi Untad yang berhasil meraih akreditasi A. Kabar tersebut sekaligus menjadi kadopelipur lara bagi segenap masyarakat kampus yang tengah dirundung duka. Atas raihan tersebut, Redaksi Media Tadulako turut menyampaikan ucapan selamat, kepada civitas Antropologi atas usaha dan kerja kerasnya yang membuahkan hasil maksimal. Selamat menyambut Desember, sebulan lagi kita sudah akan menutup lembaran di tahun 2018 ini. Selamat menikmati sajian informasi kami di bulan ini. Salam‌.

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Kota Palu dikenal sebagai kota dengan komunitas paling aktif di Indonesia. Komunitas-komunitas yang diinisiasi anak-anak muda tumbuh subur di Kota Palu. Masing-masing komunitas itu memiliki ciri khas dan fokus gerak sendirisendiri, ada komunitas yang bergerak di bidang pendidikan, literasi, ada pula yang konsen pada pemberdayaan masyarakat. Pasca bencana, komunitas anak-anak muda inilah yang kemudian tampil paling depan bersama lembaga-lembaga formal kemasyarakat lainnya membantu korban terdampak bencana. Mereka datang ke tempat-tempat yang sulit di akses kendaraan, menyalurkan bantuan ke tenda-tenda pengungsian, tinggal berhari-hari bersama pengungsi, mendampingi korban melewati masamasa sulit. Anak-anak muda ini juga memiliki relasi yang tak bisa dianggap remeh, pasca bencana mereka aktif tersambung dengan jejaring pertemanan yang menembus batas-batas negara. Lewat j a r in g a n y a n g d im ilik i m er eka mengabarkan dan menggalang bantuan untuk korban bencana di Kota Palu dan sekitar. Diantara komunitas-komunitas ini, tidak sedikit yang menyalurkan bantuan yang dihimpun dari masyarakat dari negara-negara luar. Kami membayangkan, betapa daerah ini akan kesulitan tanpa peran-peran strategis anak-anak muda itu. Gerakannya cepat, mereka mampu memetakan situasi dan penyaluran bantuan dengan sigap, dalam situasi darurat mereka sudah berfikir taktis agar kamp-kamp pengungsian juga berdiri beriringan bersama sekolah-sekolah darurat. Hasilnya, pasca bencana banyak sekolah yang rubuh, pendidikan lumpuh, tapi berkat kerja anak-anak muda ini belajar mengajar tetap berjalan di bawah

tenda-tenda darurat yang disulap jadi ruang kelas. Kota Palu patut bersyukur memiliki sederet anak-anak muda cerdas dan berjiwa sosial tinggi. Dalam perjalan liputan, kami menjumpai pemudapemuda yang rumahnya rubuh akibat gempa tapi tetap besedia turun membantu korban bencana. Ada yang ibunya meninggal, tak lama ia larut dalam duka, sepekan kemudian ia sudah bersama teman-temannya menghimpun bantuan. Betapa, potensi yang besar ini bila dikelola dengan baik oleh pemeritah daerah, ini akan jadi kekuatan besar yang dimiliki Palu ke depan. Kota ini memilik stok pemimpin yang sangat banyak, saat ini usia mereka rerata berada dikisaran 20 hingga 35 tahun, 5 hingga 10 tahun ke depan, anak-anak muda ini layak maju dipentas kepemimpinan daerah. Mereka akan memberikan warna baru dalam pentas kepemimpinan, lahir dari rahim komunitas yang pernah terlibat dan merasakan langsung gejolak suasana di tataran masyarakat. Anak-anak muda Palu ini adalah asset besar Palu ke depan dalam membangun tatanan kota yang lebih baik. Kita samasama berharap mereka tetap lurus di garis idealisme mereka, tidak tercemar polusi pragmatisme ketika memegang jabatan. Dan yang terpenting, pemerintah daerah memberikan ruang pada mereka untuk tumbuh dan berkegiatan di kota tempat di i n g i n m e n g a b d i ka n d i r i . S e b a b , bagaimanapun, tanpa peran pemuda, kota ini nyaris mengalami mimpi buruk yang tidak berakhir. Terus bergerak anak-anak muda. Kami percaya kota ini akan segera bangkit bersama ide dan karya-karya anda. Palu akan bangkit bersama anak-anak muda yang memiliki semangat mengabdi.

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Editor : Ary Fahry S.Ikom Redaktur Pelaksana: Ikerniaty Sandili, S.Ikom. Layouter: Andi Sarif Reporter: Rafani Tuahuns, S.H, Raisa Alatas M.Ikom, Wandi Latoko, Vivi Sasmita, Nur Ramadhana, Sri Utami, Moh Uswang, Fauzannur Ramadhan, Ayu Agustin, Sitti Aisyah Nadianti, Sulistiawati, Ahmad Fauzan T. Distributor: Moh. Uswang Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako

inform, inspire, and educate


Liputan Khusus Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

2

Foto : Akhmad Usmar, S.Sos

Menristekdikti Hadiri Wisuda Untad Ke-94 Lulusan Universitas Tadulako dan Umum Kemristek Dikti Moch Wiwin Darwina SE MSi,

derita yang kalian alami, pada saatnya akan Allah

Kamis (08/11) tepat hari ke-42 pasca Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuifaksi, yang memporakporandakan Kota Palu, Sigi, dan Donggala, Universitas Tadulako (Untad) langsungkan wisuda di tenda, dengan jumlah wisudawan sebanyak 902 orang lulusan.

MS dalam sambutannya bahwa “ Universitas Tadulako itu

bersemangat dalam menghadapi sesuatu. “Di antara

Terdiri dari 39 orang lulusan pascasarjana S2, dan

ada, selalu ada dalam hati masyarakat. Gedung boleh

kalian memang ada yang terpaksa ujian Karya Tulis di bekas

Staf khusus Menteri Ristek Dikti, Menteri Desa dan

tampakkan sebuah hikmah yang mendalam. Kita semua

Transmigrasi.

tidak dilarang untuk bersedih, bahkan boleh saja menangis

Kehadiran Menristekdikti dan rombongan memberi

dan terisak. Namun kita tidak boleh larut berkepanjangan

energi yang luar biasa bagi Untad untuk terus berjuang dan

dalam duka. Mari kita jadikan duka ini sebagai awal

berikhtiar membangkitkan semangat dan kembali

kebangkitan,” tukasnya.

menumbuhkan trust atau kepercayaan masyarakat. Hal itu

M a s i h d a l a m s a m b u t a n Re k t o r U n t a d , i a

disampaikan Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir SE

menyampaikan pesan khusus pada wisudawan, untuk terus

863 lulusan Sarjana strata satu (S1), serta ahli Madya

hancur berkeping, namun cinta terhadap Untad, sekeping

tempat parkir, di samping dinding mushallah, bahkan ada

Diploma Tiga (D3) dengan rincian fakultas kedokteran

pun tak boleh hilang dalam ingatan.”

yang ujian di lorong-lorong antar gedung yang sudah tak

untuk jenjang S1 dan Profesi 32 orang, Fakultas Peternakan

Masih dalam sambutannya, Prof Basir mengatakan

beratap. Namun semangat yang membara mampu

dan Perikanan 32 orang, Fakultas Ekonomi 102 orang,

bahwa warna warni tenda wisuda bukan karena seni dan

mengalahkan semuanya. Terus semangat anak-anakku,

Fakultas Kesehatan Masyarakat 27 orang, Fakultas

variasi. Tapi karena kondisi saat ini, sangat sulit

jadilah permata-permata Tadulako yang pantas untuk

pertanian 57 orang, F-MIPA 44 orang, Fakultas Kehutanan

mendapatkan tenda berkelas dengan warna seragam. Dari

dibanggakan. Jadilah lulusan Untad yang selalu rendah

29 orang, FKIP 314 orang, Fakultas Hukum 53 orang,

keseluruhan tenda yang terpasang, hanya ada tiga yang

hati. Bila kelak kalian menjadi pribadi-pribadi yang sukses,

Fakultas Teknik 66 orang, dan FISIP 107 orang. Di antara para wisudawan tersebut, beberapa

diperoleh dari kota palu, selebihnya dari kabupaten Parigi

berharkat tinggi secara sosial dan ekonomi di tengah

Moutong, dan sebagian dari kabupaten Donggala.

masyarakat, segera bertafakur sembari mengenang

lulusan di antaranya menunjukkan prestasi akademik.

“Namun demikian, anak-anakku wisudawan jangan

kembali tanggal 28 bulan 09 tahun 2018. Dengan

Untuk lulusan pascasarjana adalah I Putu Radititiya Eka

ditanya, hakekat apa yang ada di dalam tenda sederhana

mengiangkan kembali tanggal tersebut dalam setiap derap

Permana MPd (Prodi S2 Pendidikan IPS. Sementara lulusan

ini. Sebab selain tidak bisa ditakar dengan rupiah, juga

langkah, maka rasa takabur dapat tersingkirkan jauh dari

sarjana strata 1 masing-masing; Arini Milatul hanifah SPd

akan menajadi kisah nyata dalam perjalanan, hidup kalian

relung hati,” ungkap guru besar pertanian tersebut.

(Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia), Nianda Cahya Zuliani

di masa yang akan datang. Karena sejak Untad berdiri

Pada panggung yang sama, Prof H Mohamad Nasir

SSos (Prodi Sosilogi), Diah Angraeni Mahid SM (Prodi

sebagai PTN 37 tahun silam, dari wisuda pertama sampai

PhD Ak, di awal orasi ilmiahnya mengajak wisudawan dan

Manajemen), Anisa SH (Ilmu Hukum), Zainuddin SP (Prodi

wisuda ke-93, baru wisuda ke-94 yang dihadiri langsung

seluruh yang hadirin membaca Al-Fatihah dan berdoa

Agroteknologi), I Made Era Jumiarta ST (Prodi Teknik Sipil),

bapak Menteri,” tutur Rektor sembari tersenyum.

untuk para korban yang meninggal dunia.

Cicilia Putri Giri Mulya SFarm (Prodi Farmasi), merry

Rektor Untad juga mengungkapkan rasa haru dan

“Mari sama-sama kita membaca Al fatihah, agar

Pricilia Karepowa SHut (Prodi Kehutanan), dr Ni Komang Sri

bangga atas kedatangan Menristekdikti dan Dirjen serta

para korban bencana, mudah-mudahan diterima di sisi

Selvia Ningsi (Profesi Dokter), Nuni Marhamah SPt (Prodi

seluruh rombongan, atas perhatian yang luar biasa kepada

Allah,” ujar Prof Nasir.

Peternakan), Ni Made Pina Antari SKM (Prodi Kesehatan

keluarga besar Untad dan masayarakat Sulawesi Tengah

Masyarakat).

pada umumnya.

Wisudawan yang berada dalam tenda yang sangat

“Di saat kita semua berduka, di saat itulah Bapak

sederhana, bentuknya pun tidak lebih baik dari tenda

Menteri hadir memberi semangat untuk bangkit,” ungkap

hajatan pernikahan yang sering dijumpai di pinggir-pinggir jalan, menobatkan Arini Milatul hanifah SPd sebagai wisudawan terbaik tingkat Universitas dengan IPK 3,88.

Prof Basir.

Prof Nasir juga mendoakan para wisudawan, semoga mendapatkan pekerjaan sesuai yang mereka inginkan. “Anda akan menjadi orang yang terbaik di dunia ini. Aamiin. Dan saya doakan, semoga anda mendapatkan

Selain itu Prof Basir menghimbau kepada para

pekerjaan sesuai yang anda inginkan. Berkaca dari saya,

wisudawan agar menjadikan momentum ini sebagai

kalau anda yang IPKnya 4 anda pantas menjadi peneliti. IPK

Dalam keadaan ini, moment bahagia bercampur

kebangkitan untuk melangkah. “Kami percaya, duka

3 ke atas akan menjadi dosen dan tenaga pendidik.

duka dihadiri Menteri Ristek Dikti, Prof H Mohamad Nasir

mendalam di antara kalian yang mungkin telah kehilangan

Sementara IPK di bawah 3 akan menjadi pengusaha.

PhD Ak, Dirjen SDIDD Kemristek Dikti, Prof dr Ali Gufron

orang-orang yang dicintai. Rumah dan pondokan yang

Ternyata pengusaha tidak memperhatikan IPK. Karena itu,

Mukti PhD, Plt Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan

selama ini dijadikan tempat berteduh dan mengerjakan

semoga anda mendapatkan yang terbaik, aamiin,” tutup

Kemristek Dikti, Prof Dr Intan Achmad MSc, Karo Keuangan

tugas-tugas mata kuliah, mungkin telah roboh. Derita demi

Prof Nasir. ikr


Profil

3

Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

Relawan Berhati Baja Rumahnya Hilang, Keluarganya Meninggal, Tak Surutkan Niat Turun Membantu Saudara yang Membutuhkan Gempa 7.4 SR yang mengguncang Kota Palu dan beberapa daerah

dibungkusnya itu kembali pada dirinya

penghalang biar air tidak naik,”

sendiri.

terangnya.

“jadi saya pernah packing

disekitar mungkin telah memporak-

Meski dalam keadaan sulit, Dedi

porandakan kota, merobohkan

bingkisan bantuan dan bingkisan itu

tetap berusaha menyempatkan diri

bangunan, meruntuhkan gedung-

ternyata bingkisan untuk saya,”

terlibat membantu pengungsi yang juga

gedung, banyak sudah air mata yang

terangnya. Mahasiswa angkatan 2015 ini tak

tumpah bersamaan musibah ini. Tapi

membutuhkan bantuan. Baginya, tekad menjadi relawan semakin kuat saat ia

dibalik bencana dahsyat tersebut,

ingin berlama-lama larut dalam duka,

bertemu dengan para pengungsi di

peristiwa ini juga telah merekatkan

setelah tugas-tugas kerelawanannya

tenda-tenda pengungsian.

jalinan solidaritas sesama warga. Ia

mulai berkurang. Ia segera kembali ke

“Di Gimpu saya bertemu ibu-ibu,

menumbuhkan empati, melahirkan

kampus, mendaftar dan sekarang

saat kami datang kami bilang, maaf bu

jiwa-jiwa yang gagah, yang terpanggil

mengikuti program KKN bersama

kami tidak bawa banyak, hanya ini yang

untuk sama-sama menanggung beban

teman-temannya. Rizki yang saat ini tinggal

bencana.

bisa kami berikan sama saudara-saudara di sini. Itu ibu jawab, nak, jangankan

Tidak sedikit pelajaran yang

bersama neneknya, tidak ingin

dibawakan bantuan, dijenguk saja kami

dapat kita ambil dari peristiwa bencana

menjadikan keterbatasannya saat ini

sudah senang,” jelasnya.

alam yang menimpa Palu, Sigi dan

sebagai alasan untuk menunda-nunda

Kalimat ibu itu tertanam kuat

Donggala. Di lapangan kami melihat

studi. Situasi ini menurutnya justru

dalam benaknya. Ia membayangkan

sekumpulan anak-anak muda berpeluh

menjadi pemicu baginya untuk segera

betapa bahagianya masyarakat yang

keringat, bahu membahu mengantar

menyelesaikan studi.

tinggal di tenda-tenda pengungsian itu

bantuan hingga ke daeah-daerah

“Setelah bencana ini saya

walau hanya dijenguk saja, apatah lagi

pelosok yang sulit dijangkau kendaraan.

terpacu untuk segera selesai, semoga

bila mereka datang dengan membawa

Mereka inilah ujung tombak penataan

nanti setelah selesai kuliah bisa sedikit-

bantuan.

dan perbaikan daerah. Diantara mereka

sedikit bantu keluarga,” tuturnya. Ayah dan Ibu Rizki sebenarnya

bahkan sejatinya juga adalah korban yang seharusnya mendapatkan bantuan.

berasal dari Parigi, sebenarnya ia bisa

Rizki, Mahasiswa Semester 7

saja pindah dan memulai kehidupan

“Itu sepertinya kita sudah melakukan hal sangat berarti, bahagia sekali saya rasa ketika itu” ucapnya. Pasca bencana Dedi dan teman-

Fakultas Teknik Universitas Tadulako ini

baru di tempat kelahiran kedua orang

temannya mengantarkan bantuan dari

merupakan korban terdampak bencana

tuanya. Namun begitu, pemuda yang

Sigi hingga Pantai Barat. Salah satu

yang turun tangan menjadi relawan.

lahir dan besar di Palu ini mengaku

hikmah bencana menurutnya ia bisa

Ibunya turut menjadi korban dalam

masih sangat berat meninggalkan Kota

menyusuri tempat-tempat yang dalam

peristiwa memilukan itu. Rumahnya di

Palu.

situasi normal belum pernah ia datangi.

jl. Merpati roboh akibat jalur patahan

“Walau dipanggil mungkin saya

Sekarang, bahkan Balaesang Tanjung di

tanah yang melewati area disekitar

tidak mau, masih ingin tetap di Palu,”

pelosok Pantai Barat sana sudah

kasawan tempat tinggalnya. Tapi

ungkapnya.

dikunjunginya.

musibah berat yang dialaminya itu tak

Ia juga mengajak teman-

Bungsu dari empat bersaudara

jadi alasan bagi Riski untuk turun

temannya yang masih berada di luar

ini juga mengaku ingin menjadi pribadi

membantu orang lain yang juga

daerah untuk kembali bersama-sama

yang lebih bermanfaat setelah apa yang

mengalami nasib serupa.

membangun Kota Palu.

terjadi di Kota Palu. Ia banyak belajar

“Ini sebenarnya sepertinya

Kisah inspiratif juga datang dari

dari tempat-tempat yang pernah

sederhana, kita itu turut bahagia

Dedi Rahman, Mahasiswa Informatika

dikunjunginya, dari teman-temannya,

Dedy Rahman Mahasiswa Fakultas Tenik Infomatika

melihat orang lain bahagia,” tutur Rizki

Universitas Tadulako ini juga kehilangan

juga dari peristiwa yang menimpa

yang dihubungi awak Media Tadulako.

rumahnya di BTN Kawatuna. Kediaman

dirinya.

Menurut bungsu dari tiga

yang menyimpan banyak kenangannya

“Saya ini dulu anak muda yang

bersaudara ini ada orang-orang yang

itu rubuh akibat guncangan dahsyat di

suka keluyuran, jalan-jalan dengan

lebih kasihan dari apa yang dialaminya.

Jum'at 28 September itu. Kini ia tinggal

teman-teman. Alhamdulillah sekarang

Itulah mengapa ia ikut serta menjadi

ala kadarnya, mengumpulkan kembali

saya sadar, ada yang lebih penting dari

relawan. Dikatakannya, ia ingin

puing-puing reruntuhan untuk dibangun

semua yang pernah saya buat dulu,

memberi dampak kebaikan pada orang-

kembali bangunan seadanya.

menjadi berarti,” terangnya.

orang yang membutuhkan walaupun sedikit. Ibunda Rizky turut menjadi

“Sekarang kami tinggal di rumah

Saat ini Dedi ingin fokus

petak persegi. Bahan-bahannya diambil

berbenah, ia mulai merutinkan ibadah

dari bekas-bekas seng yang masih bisa

lima waktu yang dulu sering diabaikan.

korban saat sore hari sebelum gempa itu

digunakan,” tutur Dedi saat dihubungi

masih berada di kantornya. Ibunya

tim Media Tadulako.

“Insya Allah saya bisa berubah menjadi lebih baik, saya terus berdo'a

tertimpa lemari, sempat dilarikan ke

Mahasiswa Semester tujuh ini

semoga saya bisa begini bukan hanya

rumah sakit, namun tak bisa tertolong

mengatakan saat ini berusaha bertahan

karena bencana saja,” harap Dedi. Pada teman-teman mahasiswa Dedi berpesan untuk mengambil bekal dan pelajaran yang banyak dari musibah yang menimpa. Ia juga berharap, bersama teman-temannya bisa bangkit dan memberikan yang terbaik bagi Kota Palu. (af)

ketika Selasa 2 Oktober ibunya

di tempat sederhana itu bersama ayah

mengembuskan nafas terakhir.

dan ibunya. Ayahnya kini bahkan

Meski mengalami duka, selama

mengalami sakit pasca gempa.

menjadi relawan selalu ada kisah unik

“kalau hujan ya, kami tetap

yang menurut Rizki menggelitik dirinya.

disini walau kedinginan. Kemarin air

Ia pernah membungkus barang-barang

masuk ke dalam, besoknya ibu sudah

bantuan yang ternyata bantuan yang

beli semen kiloan untuk buat sedikit

Images : Google.com


Opini Edisi90 101Desember November2017 2018 - Tahun Edisi Tahunke ke65

4

MANIFESTO

PANCASILAIS DI ERA MILENIAL Oleh Bhair Samatan (Mahasiswa Jurusan Farmasi Untad dan Penulis Buku On The Way)

D

ewasa ini, Indonesia diperhadapkan dengan pelbagai masalah mulai dari degradasi moral, intoleransi, terorisme, ekstrimisme, radikalisme dan anarkisme yang terbukti telah mewabah di setiap sendi kelompok masyarakat di bumi nusantara. Sebagai bangsa yang memiliki prinsip: tidak menolak keberagaman—ini perlu diperhatikan kembali, sebab pada kondisi bangsa hari ini tidak lagi selaras dengan ekspektasi para pendiri bangsa. Negara telah dipertontonkan dengan aksi-aksi yang tidak mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Dasar Negara yang kita kenal sebagai Pancasila.

Dalam teori kausalitas yang diperkenalkan oleh Notonagoro (kausa materialis, kausa formalis, kuasa efisien, kausa finalis), merupakan sebab dari lahirnya negara kebangsaan Republik Indonesia. Hadirnya problematika sosial yang mendera bangsa, memperlihatkan bukti nyata tergerusnya nilai-nilai Pancasila yang telah ada. Masalahmasalah tersebut antara lain: Masalah kesadaran perpajakan, korupsi, lingkungan, disintegrasi bangsa, dekadensi moral, narkoba dan tindakan terorisme yang berujung pada keresahan masyarakat di seluruh penjuru nusantara.

Sebagai generasi yang sadar akan tanggung jawab atas amanah para pendahulu (pejuang kemerdekaan), seyogyanya nilai-nilai Pancasila perlu ditunaikan kembali dengan harapan menjadikan Indonesia sebagai rumah bersama dengan menumpah-ruahkan gagasan perdamaian dan sikap toleran terhadap orang lain yang berbeda agama, suku, etnis dan kelompok atau golongan. Keistimewaan Indonesia dimata dunia: selain sumber daya alam yang melimpah; budaya yang kaya; juga dasar negaranya yang tak dimiliki oleh negara-negara besar lainnya. Indonesia menjadi pusat perhatian dunia dan juga sebagai patron perdamaian dunia atas sistem yang diwarisi oleh leluhurnya.

Berbagai macam indikator yang menyebabkan keadaan bangsa saat ini mengalami degradasi moral. Antara lain: kesadaran akan pentingnya memahami hakikat bernegara; kesadaran memahami hakikat sebagai seorang warga negara yang meliputi hak dan kewajiban; hal-hal yang tidak diperbolehkan (melanggar hukum); pentingnya menjaga lingkungan; disintegrasi bangsa; dekadensi moral; dan juga terkait dengan tindakan kekerasan yang kerap terjadi di lingkungan masyarakat (baca: terorisme).

Indonesia adalah rumah kita bersama. Namun kali ini, kita tidak sedang merenovasi rumah yang telah dibangun. Kita hanya memperbaiki dan memperkokoh ruang-ruang yang terbilang kumuh akibat dari hadirnya beberapa hal yang tidak relevan dengan alasan mendirikan rumah tersebut (baca: Indonesia). Secara filosofis, rumah yang dibangun tentunya memiliki fungsi tertentu. Setiap hal yang difungsikan, tentunya memiliki maksud dan tujuan. Sekarang timbul pertanyaan: Apa maksud dan tujuan para pendiri bangsa membangun rumah yang selanjutnya disebut Pancasila? Apakah hanya sekadar satu kata yang memuat lima pesan (lima sila)? Ini adalah pertanyaan yang harus dijawab oleh generasi berikutnya setelah mereka (pejuang kemerdekaan). Sebagai putera-puteri bangsa yang notabenenya cinta Tanah Air, perlunya kita untuk kembali menelusuri kembali konsepsi dan urgensi dari ideologi bangsa yang disebut Pancasila. Dalam sejarah peradaban bangsa, nilainilai Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa telah diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat jauh sebelum Pancasila itu dirumuskan dalam satu sistem nilai. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di Nusantara ini mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya, seperti: Percaya kepada Tuhan, toleransi, gotong-royong, musyawarah dan solidaritas atau kesetiakawanan sosial.

Dengan kehadiran Pancasila sebagai dasar Negara, tentunya memuat cita-cita yang positif untuk kemudian digaungkan bersama kemandirian membangun bangsa. Keadaan saat ini berbeda dengan keadaan di zaman penjajahan. Tantangan demi tantangan selalu berdatangan dengan pelbagai jenis dan tingkat kesulitan yang kian meningkat. Hadirnya Pancasila diharapkan dapat menumbuhkan spirit kemandirian demi tercapainya masyarakat adil dan makmur. Akan tetapi, begitu pentingnya sebagai masyarakat, kita perlu untuk kemudian memerhatikan hal-hal yang dianggap sepeleh—namun berdampak pada kondisi bangsa yang tidak diharapkan. Penulis akan coba menguraikan beberapa masalah yang kini telah menggerogoti tubuh bangsa, sehingga kondisi bangsa hari ini masih berada pada kondisi stagnasi.

Masalah Perpajakan Kesadaran perpajakan menjadi permasalahan utama bangsa ini. Perpajakan bukanlah hal yang baru di negara ini. Karena uang pajak menjadi tulang punggung pembiayaan pembangunan dari pelbagai sektor. APBN 2016, sebesar 74, 6% penerimaan negara yang cukup besar berasal dari pajak. Masalah yang muncul adalah masih banyak masyarakat wajib pajak perorangan maupun badan (lembaga/instansi/perusahaan/dan lain-lain) yang masih belum sadar dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Laporan yang disampaikan masih belum sesuai dengan harta dan penghasilan yang sebenarnya dimiliki, bahkan, banyak kekayaannya yang disembunyikan. Masih banyak warga negara yang belum terdaftar sebagai wajib pajak, tidak membayar pajak tetapi ikut menikmati fasilitas yang disediakan.

Masalah Tindak Pidana Korupsi Masalah korupsi sampai sekarang ini masih banyak terjadi, baik di pusat maupun di daerah. Transparency International (TI) merilis situasi korupsi di 188 (seratus delapan puluh delapan) negara untuk tahun 2015. Berdasarkan data dari TI tersebut, Indonesia masih menduduki peringkat ke-88 dalam ratusan negara paling terkorup di dunia. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih ditemukan adanya perilaku pejabat publik yang kurang sesuai dengan standar nilai/moral Pancasila. Agar perilaku koruptif tersebut ke depan dapat makin direduksi melalui penerapan nilai-nilai Pancasila secara komprehensif. Sebenarnya, perilaku koruptif ini hanya dilakukan oleh segelintir orang saja. Tetapi seperti kata peribahasa, “karena nila setitik, dapat merusak susu sebelanga�. Hal inilah yang menjadi perlu untuk direspon bersama agar prinsip good governance dapat terwujud dengan lebih baik di negara Indonesia.

Masalah Lingkungan Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia. Negara yang kaya akan sumber daya alamnya tentu menjadi pusat perhatian dunia. Namun dewasa ini, citra tersebut perlahan mulai tergerus seiring dengan banyaknya kasus-kasus pembakaran hutan, perambahan hutan menjadi lahan pertanian, dan yang paling santer dibicarakan ditataran masyarakat adalah beralihnya hutan Indonesia menjadi perkebunan milik perseorangan. Selain masalah hutan, masalah keseharian yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini adalah sampah, pembangunan yang tidak memperhatikan ANDAL dan AMDAL, polusi yang diakibatkan oleh pabrik dan jumlah kendaraan yang semakin meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan masih perlu ditingkatkan. Pancasila hadir tidak semata-mata hanya untuk menyatukan berbagai suku, agama dan golongan-golongan masyarakat yang ada di seluruh penjuru Nusantara. Pancasila tak sesempit itu jika harus dikaji kembali. Sebagaimana kita ketahui bersama, lima sila yang memuat pesan yang luar biasa. Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia*)

*) Bersambung pada Edisi 102, Desember


Dialog Akademik

5

Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

Akreditasi A Prodi Antropologi, Butuh Persiapan Bertahun-Tahun

D

alam suasana yang masih menimbulkan was-was masyarakat kota Palu, Program Studi (Prodi) Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Tadulako mendapatkan Akreditasi A. Pengumuman penilaian itu diperoleh Kordinator Prodi Antropologi, Muhammad Junaidi, S.Sos, MA, Beberapa hari pasca Gempa, tsunami dan likuifaksi. Dekan FISIP, Dr. Muhammad Nur Ali, MSi Bagaimana tanggapan Anda atas capaian Prodi Antropologi ini? Tentu saja saya sangat bangga, apalagi nilainya keluar ketika kita sedang berduka kemarin. Jadi semacam berita gembira waktu itu. Bagaimana potensi Akreditasi untuk Program Studi lainnya? Sebenarnya, bagi 5 program studi di FISIP bisa melakukan percepatan, dengan ketersediaan sumber daya manusia yang mumpuni. Sehingga semua berpotensi mendapatkan akreditasi A. Apa harapan Anda atas capaian tersebut? Harapan saya pasca memperoleh Akreditasi ini, yang pertama, mahasiswa dan alumni kita diperhitungkan dalam pasar kerja. Kedua, bersamaan dengan itu, supremasi predikat akreditasi memang masih menjadi tolok ukur kinerja. Jadi terus dipelihara dan ditingkatkan dan dipertahankan. Karena A itu baru A dalam sistem penilaian kualitas Perguruan Tinggi Indonesia. Ketiga, Prodi Antropologi ini akan dipersiapkan di Regional Asean. Untuk ke standar regional. Ada juga langkah-langkahnya, ada 11 standar, 99 indikator dan item. Sementara prodi lain digenjot dulu untuk dapat akreditasi A. Prodi lain kami sudah ancang-ancang untuk melakukan persiapan dan percepatan. Karena memang potensinya sudah sangat mumpuni. Koordinator Prodi Antropologi, Muhammad Junaidi, S.Sos, MA Seberapa lama persiapan untuk akreditasi ini? Kami mempersiapkan selama 4 tahun. Sejak Prodi Administrasi mendapatkan akreditasi A, apa yang mereka lakukan, kami juga melakukannya sebagai persiapan. Apa yang kurang, kami benahi bersama tim. Semua kegiatan kami, kami arahkan ke borang. Kami membuat banyak kegiatan, semua itu semata-mata utk memaksimalkan potensi dan nilai-nilai yang ada. Berangkat dari itu, kemudian kami bekerja. Rambu-rambu jelas. Makanya di Prodi kami, jauh sebelum orang menyusun visi misi, kami sudah punya visi misi. Kami menyusun perencanaan kegiatan sampai 2020. Kalau kita jalan ke ruangan sebelah, ada baliho besar terpasang, yang memuat log frame program studi. Semua kegiatan prodi sesuai dengan itu, dan diarahkan untuk borang. Kami sangat hati-hati. Kami tidak mau hanya sekadar mengirim, tapi kami tidak perhatikan hal-hal

yang lain. Kami melihat dulu peluang-peluang yang ada. Kalau kami mendapatkan akreditasi A, itu wajar, karena bukan hanya satu tahun kami persiapan, tapi empat tahun. Apa-apa saja yang dipersiapkan dalam kurun waktu 4 tahun itu? Ada banyak hal yang kami lalukan. Diantaranya kami mengadakan konferensi Internasional, dan setiap semester kami kuliah umum dua kali, itu tujuannya untuk borang juga. Nilainya sampai full. Semua penelitian dosen-dosen kami tabulasi, dan kalau kami bisa mengikat terutama yang di luar, kami buat kerja sama. Ada MoU yang membuktikan keterlibatan dosen dengan sejumlah penelitian-penelitian. Segala yang kami lakukan, kami selalu mendokumentasikan dengan baik sebagai bukti. Untuk melakukan verifikasi, orang-orang akan bertanya, mana buktinya. Ketika masih berkantor di Prodi Ilmu Komunikasi, kami sudah mengarsipkan data-data kami. Minimal ada soft filenya, di scan dan diarsipkan. Itu membuat kami mudah menulisnya, dan kami tidak sekadar membuat-membuat kegiatan untuk memanipulasi. Apa yang kami tulis, itu sudah fix yang kami lakukan. Sehingga data kami lengkap. Pas gempa, data-data itu selamat, kami berusaha mencari di antara puing-puing. Selain itu kami membangun tim. Tim inti saya luar biasa. Saya memaksimalkan kemampuan temanteman. Saya meminta mereka melakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka, ketika teman-teman sudah enjoy bekerja, itulah nilainya. Tim kami memiliki kekuatan berjejaring dengan modal sosial untuk mengerjakan segalanya. Kami tidak bisa hanya mengaharapkan dana, karena dana Prodi Antropologi paling sedikit dari prodi-prodi lain. Tim kami, berdasarkan penilaian asesor, adalah tim yang paling kompak. Mulai dari guru besar, hingga dosen BLU semua mendukung. Serapih-rapihnya kami melakukan pekerjaan, kami juga kecolongan. Dan itu ketika dikejar mereka semua pro aktif. Staf saya dan pengelola saya juga, Pak Supriadi. Saya mengapresiasi staf pengelola, karena telah memahami ritme keja kami. Saya bersyukur teman-teman LPPMP selalu membantu dan mendampingi kami, dan banyak memberikan masukan-masukan. Saya sangat berterima kasih sekali pada Ibu Dwi, yang sudah membimbing pengisian borang. Pada pimpinan fakultas juga, yang sudah mensupport kami. Ketika datang asesor, banyak perubahan dasar kami lakukan, dan itu tidak terlepas dari pembiayaan oleh fakultas. Pasca mendapatkan akreditasi A, apa rencana Anda ke depan? Saya begini, waktu studi banding untuk borang di UGM, saya sempat mengeluh dengan teman-teman di sana. Mereka hanya bilang, bahwa kondisi Prodi Antropologi Untad saat ini sama dengan kondisi Antropologi di UGM dulu. Karena itu, saya tidak muluk-

muluk, saya akan mempertahankan nilai ini, dengan cara misalnya, saya memilih dosen-dosen, untuk kualifikasi. Termasuk saya sendiri, karena belum Doktor, saya akan mengundurkan diri untuk sekolah tahun depan. Saya satu-satunya Koordinator Prodi yang belum Doktor. Kami juga terus melakukan kegiatan-kegiatan, yang sudah kami mulai sejak H+ berapa dari kejadian. Saya memberi pengumuman, di mata kuliah saya, mahasiswa harus membuat artikel mengenai pengalaman mengalami bencana. Jadi etnografi. Lalu muncul ide teman dosen, mata kuliah Antropologi Partisipatif, Metodologi Penelitian, Antropologi Pembangunan, dicoba dikaitkan. Akhirnya, dibuat grand design. Kami hanya menyediakan tenaga untuk mensupport, posko-posko yang menyalurkan bantuan. Kurang lebih 9 posko relawan yang memiliki afiliasi dengan Prodi Antropologi. Mereka bekerja di luar, dan mahasiswa antropologi kan orang lapangan. Ini kesempatan melakukan observasi, bagaimana membangun simpati dan empati dengan orang. Itu yang kemudian mereka lakukan. Apa yang melatarbelakangi digerakkannya mahasiswa Antropologi dalam tanggap bencana, sebagai bagian dari mempertahankan nilai? Kami berusaha juga untuk membangun jaringan, kami tidak ingin Prodi ini tenggelam. Ketika keluar nilainya itu, kami baca, dan saya berikan kabar kepada semua teman-teman, sudah diputuskan bahwa prodi ini harus mengambil bagian, dalam merespon situasi bencana ini. Nah bagaimana kami mengintegrasikan mata kuliah, kecuali MKU. Para mahasiswa, mereka dikasih pembekalan. Di sana, di posko relawan mereka belajar selama 2 minggu, kemudian dilakukan evaluasi. Dua minggu bekerja di lapangan itu adalah stress, jadi kami menggunakan sistem roling. Tapi saya sampaikan kalau mereka meresa enjoy, lanjutkan saja. Jangan berhenti karena tidak ada kata putus jadi relawan. Kami membuat batas waktu, 2 minggu karena mata kuliah ada 14 kali pertemuan. 12 hari di lapangan, satu kali pembukaan termasuk pembekalan, dan satu kali penutupan yang dirangkaikan dengan evaluasi. Jadi sistem roling itu sengaja dibuat pola demikian. Apa yang membuat Anda termotivasi berjuang untuk Prodi, padahal, mohon maaf, anda belum Doktor? Sebab jabatan itu amanah, sehingga dilaksanakan dengan baik. Sejelek-jeleknya kepemimpinan saya, saya sudah berhasil mengantarkan Prodi Antropologi hingga saat ini. Karena itu, saya dulu berniat, saya akan melanjutkan studi, mengambil Doktor, ketika Prodi saya sudah mampu bertanggung jawab dengan jabatan saya. Dan dari niat saya itu, mengantarkan Prodi Antropologi sampai sekarang. ikr


REKTOR UNIVERSITAS TADULAKO

SELAMAT KEPADA : PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI FISIP UNTAD ATAS CAPAIAN

Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Basir, S.E., M.S


7

Kabar Tadulako Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

Menristekdikti Beri Beasiswa Bidikmisi Pada 896 Mahasiswa Satu bulan lebih 12 hari kejadian mengerikan itu terjadi, yakni pada 28 September 2018. Dari banyaknya korban, sejumlah mahasiswa Untad juga terhitung cukup banyak yang menjadi korban. Karenanya, pada moment wisuda ke-94 Universitas Tadulako (Untad), Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi, Prof H Mohamad Nasir PhD Ak memberikan beasiswa Bidikmisi pada 896 mahasiswa Untad korban gempa, tsunami, dan likuifaksi, yang diwakili secara simbolis kepada 5 mahasiswa Untad, pada Kamis (08/11) di lapangan Untad. “Untuk membantu Untad, termasuk mahasiswa, pada awal kejadian, kami telah mengirimkan tenda untuk kelas darurat. Kami juga nanti akan memberikan infokus demi kelancaran belajar mengajar. Selain itu kami akan memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang kena dampak, sejumlah 896 orang. Jika nanti masih ada yang terkena dampak, dan belum mendapatkan beasiswa, tolong dicatat Bapak Rektor,” pungkas Prof Nasir. Dalam kesempatan yang sama, Prof Nasir mengajak kepada seluruh civitas academika Untad untuk melakukan perbaikan di semua lini. Dilansir

Untad.

Prof Nasir saat memberikan beasiswa secara simbolis (Foto: Ikerniaty Sandili) dari https:ristekdikti.go.id, Prof Nasir menyampaikan jangan sampai kampus yang rusak menghalangi Untad untuk bangkit. Selain itu Prof nasir juga mengatakan bahwa ia telah mengajak Kementrian PUPR untuk merevitalisasi bangunan kampus. “Perbaikan bangunan kampus harus kita selesaikan pada 2019. Saya telah berkoordinasi dengan menteri PUPR. Oleh pak Menteri PUPR rencananya dianggarkan pada tahun 2019, dengan

dana sebesar 283 miliar rupiah,” tukasnya. Prof Nasir menambahkan, agar para wisudawan tidak berkecil hati atas bencana yang telah menimpa. “Bagi para wisudawan, jangan berkecil hati. Mudah-mudahan cobaan ini memberikan hikmat kepada ananda sekalian juga pada kita semua,” imbuhnya. Rektor Untad, Prof Dr Ir H Muhammad Basir SE MS, mengatakan kehadiran Menristekdikti dan rombongan adalah sumber energi dan spirit bagi

“Mewakili keluarga besar Untad, wisudawan, dan keluarganya, saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada bapak Menteri, bapak Dirjen, dan rombongan yang berkenan hadir di tengah-tengah kebangkitan kami. Kehadiran bapak menteri memberikan kami semangat dalam melakukan Tridharma perguruan Tinggi. Hanya doa yang dapat kami balaskan atas perhatian luar biasa kepada Untad,” ungkap Prof Basir. Dalam wisuda kali ini, masih dalam penyampaian Prof Basir, dilakukan beberapa penyesuaian agar lebih singkat tanpa mengurangi makna yang dikandungnya. “Di samping itu, kami juga tidak mengundang unsur pemerintahan daerah mengingat mereka saat ini sedang melakukan pembenahan di sana-sini. termasuk membersihkan gedung-gedung perkantoran, serta masih memoles duka dan kesedihan sejak bencana hingga saat ini. Karena itu kita tidak saling membebani, tetapi cukup dengan saling mendoakan,” tutup Rektor Untad. ikr

Warek Bidak Himbau MahasiswaSit-in Sit-inSegera SegeraKembali Kembali Imbau Mahasiswa Senin, (9/11) Warek Bidak Prof Sutarman Yodo mengimbau mahasiswa Sit-in yang saat ini sedang melakukan perkuliahan di sejumlah kampus agar segera kembali jelang ujian semester. “Mereka memang sementara kuliah di sana, tapi penilaiannya tetap di sini, itu sebabnya sebelum ujian akhir semester mereka harus pulang,” terang Prof Sutarman. Seyogyanya menurut Prof Sutarman, mahasiswa Untad yang melakukan Sit-in disejumlah universitas di Indonesia sudah harus kembali sebulan pasca gempa, namun demikian terang Prof sutarman, Rektor Untad masih memberikan kebijakan kepada mahasiswa untuk melanjutkan perkuliahan sampai menjelang ujian semester. “Harusnya sekarang sudah kembali, tapi masih ada kebijakan dari rektor sampai paling tidak menjelang ujian akhir semester,” terangnya. Ana Maria mahasiswa Biologi angkatan 2016 yang mengikuti Sit-in di Universitas Gajah

Mada (UGM) Jogja, mengatakan ia telah berencana untuk segera balik ke Palu dan mengikuti ujian akhir semester bersama temantemannya yang lain. “Saya dan teman-teman di sini rencana kembali ke Palu awal-awal Desember, mungkin tanggal 1 Desember nanti untuk mengikuti ujian akhir di Untad,” tuturnya.

Ana mengaku disambut baik dan menikmati perkuliahan di UGM. “Alhamdulillah dosen dan mahasiswa di sini menyambut kami dengan baik bahkan diberi fasilitas tinggal di apartemen kampus,” tutup Ana yang dihubungi via telpon. Sebelumnya, Pasca Gempa yang mengguncang Kota Palu dan sekitar, mahasiswa

Untad dipersilahkan untuk mengikuti perkuliahan di beberapa kampus. Dari data yang dimiliki Wadek Bima, mahasiswa Untad yang mengikuti Sit-in mayoritas mengikuti perkuliahan di Universitas Hasanuddin dan Universitas Negeri Makassar. “Ada sekitar 1500 mahasiswa kita di Unhas, kurang lebih 200 di UNM dan sebagian lagi terpencar di beberapa kampus, seperti UHO Kendari, UNG Gorontalo, dan beberapa di kampus di Pulau Jawa,” ungkap Prof Sutarman. Sampai saat ini perkuliahan di Untad perlahan mulai kembali membaik. Prof Sutarman menegaskan tidak ada yang berubah dari sistem akademik. ia mengatakan yang ada hanya teknis pelaksanaan yang berubah pasca bencana ini. “Pada prinsipnya tidak ada yang berubah dari sistem akademik kita, yang berubah mungkin teknis pelaksanaannya. KKN, wisuda, serta proses belajar mengajar semuanya berjalan seperti biasa. Hanya sekarang memang ada kelaskelas yang dilaksanakan di tenda karena gedung banyak yang rusak,” terang Prof Sutarman. Af

Enggar Dwi Prihastomo, Taklukan Beasiswa Pemerintah Polandia Enggar Dwi Prihastomo, alumni Teknik Informatika angkatan 2012 berhasil lolos sebagai mahasiswa program magister dengan beasiswa ignacy Lukasiewicz program beasiswa Pemerintah Polandia, jurusan Computer Science, Politechnika Wrocławska. Diwawancarai melalu whatsapp, pada Minggu (18/11), Enggar, sapaan akrabnya, menuturkan bahwa belajar ke luar negeri merupakan impiannya sejak kuliah S1 di Untad. Motivasi terbesar alumni pertama Teknik Informatika ini adalah ingin belajar dan memperluas pengetahuan di di bidang Teknologi Informasi di Negara maju. Oleh karenanya, pasca menyelesaikan studi S1-nya selama 3 tahun 9 bulan, Enggar terus menyiapkan diri. “Sejak masih duduk di bangku kuliah S1, saya memang bercita-cita untuk melanjutkan studi sayake Luar Negeri. Jadi sejak saat itu saya mulai mencari informasi beasiswa luar negeri dan kampus-kampus yang hendak saya tuju. Saya juga mempersiapkan diri saya untuk siap menghadapi seleksi beasiswa. Mulai dari belajar menulis essay, dan juga belajar

bahasa Inggris, karena bahasa Inggris saya masih sangat kurang. Saya juga memperbanyak kegiatan yang bisa meningkatkan poin CV saya,” ungkap Enggar. Enggar menambahkan bahwa sebelum mendapatkan beasiswa saat ini, ia beberapa kali gagal dalam apply beasiswa Luar Negeri, Fulbright, Chevening, MEXT, AAS, Erasmus. Namun, Enggar yang saat ini sedang berkuliah bahasa Polandia selama satu semester sebagai syarat wajib sebelum kuliah magister, terus berusaha dan berdoa. “Sebelum lolos pada beasiswa ini, 5 kali saya gagal dalam apply beasiswa. Bahkan beasiswa Ignacy Łukasiewicz ini, saya gagal sebelumnya pada tahun 2017. Tapi saya terus mencoba. Makanya ketika beasiswa Ignacy Łukasiewicz buka lagi pada tahun 2018, saya kembali mendaftar. Pada saat saya mendaftar beasiswa ini, semua serba terburu-buru. Karena pada saat itu saya lagi membimbing anak didik saya ikut kompetisi Web Development tingkat nasional di Lombok. Beruntungnya, saya sudah punya persiapan berkas dari aplly beasiswa yang lain. Sedikit saja yang dirubah,” tuturnya.

Dalam melalui proses belajar dan mempersiapkan diri, Enggar mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarga dan orang-orang terdekatnya. Di antaranya Alif Fajrin, kawan dekat Enggar yang juga alumni Teknik Informatika Untad. “Enggar itu teman terbaik saya. Kami samasama sejak maba hingga akhirnya kami lulus. Mendengar Enggar lulus beasiswa, saya sangat bangga. Saya mendukung. Saat proses persiapannya, saya meminta dia untuk tidak terlalu banyak mengambil kegiatan yang lain. Karena dia orang yang cerdas, saya tahu kemampuannya, sayang kalau ia hanya melanjutkan studinya di Indonesia. Saya berharap, setelah kuliahnya selesai, ia dapat kembali ke Palu. Biar kami bisa sama-sama lagi,” ucap ketua Info Tadulako tersebut. Beasiswa Ignacy Łukasiewicz hanya satu tahapan seleksi, yakni seleksi administrasi yang meliputi proposal tesis, motivation letter, ijazah dan transkrip S1, surat keterangan sehat dri RS, dan beberapa berkas penting lainnya. ikr


8

Kabar Tadulako Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

Wisudawan Disabilitas; Kekurangan tak menjadi pantangan Kekurangan yang dimiliki tak menyurutkan pencapaiannya untuk meraih gelar sarjana. Muhammad Takdir atau yang akrab disapa Takdir, salah satu wisudawan Universitas Tadulako (Untad) yang berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi (SE) dan diwisuda pada wisuda ke-94, pada Kamis (8/11). Anak kelima dari tujuh bersaudara itu berhasil lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi, setelah berhasil menyelesaikan studinya selama empat tahun. Ia mengaku bukan hal mudah agar bisa sampai ke tahap ini, butuh proses yang lebih besar dan lebih ekstra. “Saya sangat bersyukur dan bahagia sekali, bisa sampai ditahap ini, karena salah satu jalan menuju mimpi saya semakin dekat. Tentu ini bukan hal yang mudah memang, tetapi dengan niat dan semangat, saya buktikan kalau saya bisa,” ungkap Takdir. Putera dari Khaeruddin dan Nurjanah ini juga mennuturkan kalau kekurangan yang ia miliki tak pernah menjadi penghambatnya dalam meraih sesuatu, “Kekurangan yang saya miliki ini tidak menjadi penghalang sama sekali. Malah menjadi motivasi dan dorongan kuat agar saya harus sukses ke depannya dan mengejar impian. Saya buktikan pada hari ini bahwa saya bisa

meraih apa yang saya inginkan, meskipun orang-orang sebelumnya berpikir kalau saya tidak mampu,” jelasnya. Pria kelahiran 23 Juli 1995 juga menuturkan keberhasilan yang ia raih tak lepas dari dukungan dan dorongan dari orang-orang terdekatnya. Orang tua yang selalu mendukungnya juga teman-teman yang selalu menolongnya, “Saya bersyukur karena dapat menjumpai teman-teman yang yang terus mendorong, mendukung juga membantu saya dalam keterbatasan saya. Mereka sangat membantu saya selama saya berkuliah di Untad, khsususnya pada mobilitas saya,” tuturnya. Pria lulusan SMK Bina potensi Palu itu juga berharap agar orang-orang di luar sana yang memiliki kekurangan agar jangan cepat menyerah dan putus asa karena memiliki kekurangan. “Tidak memiliki kaki bukan berarti saya tidak bisa melangkah. Saya mampu buktikan kalau seorang yang terbatas seperti saya dapat kuliah dan bisa menjadi sarjana. Saya berharap agar teman-teman di luar sana yang memiliki keterbatasan apapun agar terus melangkah dan tidak cepat menyerah,” tutup Takdir.Salah satu kawan Takdir, Ikal, Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris, mengatakan bahwa Takdir adalah orang yang mudah bergaul dengan orang lain. Ia selalu menunjukkan semangatnyta. “Dia orangnya tak ingin dikasihani dan terlihat susah di mata orang lain karena kekurangannya. Ia berbaur seperti mahasiswa pada umumnya, begitu juga dengan bercanda. Saya sendiri sangat termotivasi dengan semangat pantang menyerahnya,” ujar Ikal. Adr

Muhammad Takdir (kiri) berjejer bersama rekan-rekannya saat prosesi wisuda ke-94 Untad (Foto: Ikerniaty Sandili)

Alumni dan Mahasiswa Untad Ikuti Camp Enterpreneur

Ketiga Peserta Camp Enterpreneur (kiri-kanan); Nurhidayah, Anggita Rezkia, dan Najmi, berfoto di Bandar Udara Mutiara Sis Al-Djufri, Palu (Foto: Dok KSE Untad)

Dua alumni mahasiswa Untad, Nurhidayah (Alumni Prodi Administrasi Publik) dan Najmi (Alumni Prodi Pendidikan Fisika), serta 1 mahasiswa Fakultas Pertanian, Anggita Rezkia, wakili Universitas Tadulako (Untad) melalui Yayasan Karya Salemba Empat (KSE) Untad, dalam Entrepreneur Academy Camp 3 Bacth 2 dan Technopreneur Camp di Bandung, pada Jumat s.d Selasa (16-20/11). Kegiatan ini merupakan kegiatan berkelanjutan, yang tahap awalnya pada 2017 kemarin. Peserta yang ikut dalam agenda tersebut adalah tim terpilih yang sebelumnya memasukkan proposal usaha mereka. “Ini sebenarnya camp berkelanjutan. Jadi tahun 2017 kami masukkan proposal usaha, lalu diseleksi dari yayasan KSE. Proposal yang lolos, termasuk proposal kami, ikut camp dari camp 1 sampai camp 3, dengan pembiayaan sepenuhnya oleh KSE,” tutur Nurhidayah, yang akrab disapa Susan. Selain bertemu dengan rekan-rekan pengurus dan alumni KSE se-Indonesia, lanjut Susan, camp ini memberikan banyak ilmu melalui materi-materi yang dikemas dengan sangat menarik. selain itu, peserta camp juga melakukan

kunjungan ke beberapa perusahaan yang ada di bandung. “Kegiatannya materi tentang entrepreneur, diisi oleh pemateri-pemateri kece, dan di hari ke-4 ada kunjungan ke beberapa perusahaan yang ada di Bandung, seperti perusahaan kuliner dan percetakan Al-qur'an,” lanjutnya. Fauzanur ramadhan, selaku ketua KSE Untad, mengatakan bahwa sebelumnya, yayasan KSE selalu memberikan pelatihan softskill dan hardskill kepada penerima beasiswanya, diantaranya leadership, entrepreneur, tecnologi dan profesional career. “Memang KSE selalu memberikan pelatihan-pelatihan. Tujuannya adalah agar ilmu yg didapatkan dapat disebarkan ke masyarakat dan paguyuban itu sendiri. Jadi harapan saya dilaksanakannya pelatihan tersebut semoga dapat melatih dan mengembangkan potensi diri beswan itu sendiri. Selain itu juga sesuai dengan motto KSE yaitu sharing, networking dan developing, ilmu dan pengalaman yang di dapatkan dapat diterapkan dan dikembangkan lagi di masyarakat dan paguyuban KSE Untad itu sndiri sebagai bentuk kontribusi beswan KSE terhadap bangsa dan negara,” ujar Fauzan. Materi dan pemateri dalam camp tersebut yakni, Revolusi Industri (Satriadi Indarnawan), Business Road Map (Ferry Permadi), Creative innovation dan Leadership (Riza Zacharias), Building Health and wealth business (Yusdi Ghozali), Modal utama pengusaha dan marketing exposure and conversion (Eli Kurniadi), Social media marketting (Ilham Taufik), The 4 Disciplines of Execution (Eri Dian K), dan Aliansi Strategis (Setia Furqon Kholid). ikr

Untad Belum Melayani Permohonan Pindah Universitas Tadulako belum akan memproses berkas permohonan pindah baik dosen maupun mahasiswa. Hal itu diungkapkan Wakil Rektor Bidang Pendidikan Prof Sutarman Yodo ditemui di sela-sela aktitasnya, Senin (19/11). “Saat ini kami belum melayani permohonan pindah baik dari mahasiswa maupun dosen,” tegas Prof Sutarman. Menurutnya, di tengah situasi seperti ini permohonan pindah belum akan diproses. Ia mengatakan masih banyak hal-hal mendesak yang menjadi prioritas untuk segera diselesaiakan saat ini. “Kami tetap akan melayani itu, tapi belum sekarang,” terangnya. Pengajar Fakultas Hukum ini mengatakan, permohonan pindah baik dosen

maupun mahasiswa bukan sesuatu yang mudah. “Disituasi normal saja proses pindah itu berbelit-belit, apalagi di tengah situasi sulit seperi ini,” ungkapnya. Sejauh ini Warek Bidang Akademik tidak menampik banyaknya permintaan pindah yang datang padanya. Pada semua yang datang ia

menjelaskan situasi yang tengah dihadapi kampus saat ini. “kalau mahasiswa, masih ada kebijakan sit-in yang diberikan oleh kampus, dan mereka harus kembali sebelum ujian semester dimulai.” Ia berharap fasilitas semacam sit-in, kuliah jarak jauh yang saat ini tengah diberikan

kampus diharapkan bisa dimanfaatkan mahasiswa dengan sebaik-baiknya. Ia menghimbau agar mahasiswa tidak terburu-buru untuk berpikir pindah. “Untad ini akan membangun kembali, kita ini akan bangkit lagi, nanti anda pindah ke depan pasti menyesal,” tuturnya. Menurut Prof Sutarman, tingginya permintaan pindah baik mahasiswa maupun dosen disebabkan bencana yang menimpa Palu dua bulan yang lalu. Namun demikian, Warek Bidak meyakinkan bahwa situasi akan kembali berjalan seperti biasa. “Setelah gempa sebenarnya tidak ada yang berubah dengan sistem pendidikan kita, semuanya berjalan seperti biasa. Hanya teknisnya yang berubah,” ujarnya Prof Sutarman memberi contoh seperti pelaksanaan wisuda, KKN, belajar-mengajar, semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Hanya menurutnya, pelaksanaannya di lapangan saja yang sedikit berbeda. Pasca bencana fokus utama Warek Bidak ialah mengajak kembalai mahasiswa-mahasiswa Untad yang sedang melaksanakan sit-in di beberapa kampus di Indonesia. Ia menghimbau semuanya segera kembali dan menjalankan aktifitas kampus seperti biasa. af


Kabar Tadulako Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

9

Dua Mahasiswa Untad Buktikan Eksistensi di CEPTION 2018 Terlepas dari Bencana 28 September Silam, Moh Ricky Arisandi dan Frischa Sari Kencana, mahasiswa jurusan kimia FMIPA Untad berhasil menjadi Finalis Best Presentation On Chemical Engineering Paper Competition (CEPTION) 2018. Lomba yang digelar di Semarang itu bertujuan untuk mengembangkan teknologi inovatif di kalangan mahasiswa Indonesia, pada jumat s.d minggu (09-11/11). CEPTION 2018 merupakan bagian dari rangkaian acara Chemical Engineering Fair (Chemeng Fair) UNNES untuk seluruh mahasiswa S1 atau D3 di Indonesia. CEPTION yang dilaksankan tiap tahun oleh Himpunan Mahasiswa Profesi Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang ini, menyongsong tema, “Kreasi Teknologi Inovatif Mahasiswa Sebagai Akselerator Dalam Mewujudkan Indonesia Berbasis SDGS 2030” dengan sub tema energi, lingkungan, pangan, kesehatan, pertanian, kemaritiman, dan industri. Moh Ricky Arisandi mengatakan bahwa persiapan untuk mengikuti lomba tersebut dilakukan sebulan sebelum pendaftaran. Dengan minimnya informasi, pendaftaran dilakukannya pada gelombang kedua. Iky, begitu sapaan akrabnya, mengaku ia sangat berminat untuk mengikuti lomba tersebut dan ia tidak menyangka proposal yang ia kirim masuk dalam finalis CEPTION 2018. “Walaupun kami mendapat informasinya pada pendaftaran gelombang kedua, kami masih bisa menyiapkan proposalnya sebulan sebelum pendaftaran,” ucap Ricky. Proposal yang ia ajukan itu merujuk pada sub tema lingkungan dengan mengambil judul optimalisasi penyerapan limbah cair batik bomba, Sulawesi Tengah dengan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai adsorben.

“Yang menarik dari proposal kami yaitu topik pembuatan batik bomba, yang merupakan batik khas Palu. Tetapi perlu penanganan khusus untuk limbah cair yang dihasilkan karena merusak lingkungan. Sehingga kami buat riset tentang upaya penyerapan limbah cair batik bomba tersebut agar tidak lagi merusak lingkungan. Dari situ kami mengambil judul optimalisasi penyerapan limbah cair batik bomba, Sulawesi tengah dengan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit sebagai adsorben,” sambung Iky. Sementara, Frischa Sari Kencana mengatakan bahwa lomba yang diikuti mereka itu menghadirkan 9 finalis dari Universitas yang berbeda-beda yang ada di Indonesia. Ia juga menyampaikan, pada kesempatan itu ia dan Ricky dinobatkan sebagai best presentation. “Finalis pada lomba ini ada 10 dari kampus yang berbeda, tetapi pada saat presentasinya hanya di hadiri 9 kampus. Untuk kejuaraan, juara 1 diraih oleh Universitas Ahmad Dahlan, juara 2 oleh Institut Sepuluh November, ketiga Institut Teknologi Bandung, dan kami Alhamdulillah menjadi finalis best presentation,” ujar Frischa. Md

Wisudawan Terbaik Tingkat Universitas, Sempat terancam tidak dapat Kuliah Selasa (20/11)-Arini Milatul Hanifah SPd, mahasiswa terbaik tingkat Univeristas yang dinobatkan pada wisuda ke-94 Universitas Tadulako pada 8 November, sempat terancam tidak kuliah pasca lulus SMA, karena terkendala biaya.

TIM Medis Untad Tangani Korban Gempa dengan Peralatan Seadanya Bencana 28 September 2018 di kota Palu sangat membawa dampak bagi semua masyarakat di kota Palu, tak luput pula mahasiswa. Pasca kejadian gempa, begitu banyak orang-orang yang tergerak untuk membantu korban bencana, salah satunya Tim Bantuan Medis (TBM) Fakultas Kedokteran (Untad) Universitas Tadulako (Untad). “Waktu kejadian kebetulan ada kegiatan olahraga yang diadakan FK jadi banyak mahasiswa kedokteran yang saat itu berada di Kampus. Beberapa menit setelah kejadian kita langsung membangun posko kesehatan sementara di parkiran FK Untad,” ungkap Fikri Akbar, salah satu anggota TBM yang ditemui pada Sabtu (10/11). Akbar mengungkapkan setelah kejadian

TBM tak hanya membuka posko kesehatan sementara di FK, tetapi juga di Rumah Sakit Untad yang ditangani oleh mahasiswa FK yang sementara co-ass. “Setelah kejadian banyak korban yang berdatangan, baik itu dari area kampus maupun dari area sekitar Tondo dan Perumahan Dosen. Karena waktu kejadian banyak mahasiswa yang masih stay di kampus dan membangun beberapa posko di beberapa Fakultas,” Jelas Akbar. Pasca kejadian kebanyakan pasien datang dengan luka ringan, shock maupun asma, belum ada yang perlu penanganan berat, “Beberapa jam pasca kejadian kebanyakan pasien yang datang dengan luka ringan, shock dan sesak napas. Alhamdulilah masih bisa kita tangani, hanya saja satu hari setelah kejadian begitu banyak pasien yang berdatangan, baik dari mahasiswa maupun korban bencana lainnya,” ungkapnya. Hari pertama posko sementara difokuskan di FK, karena begitu banyak korban yang berdatangan, di hari kedua dipindah di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Untad dikarenakan banyaknya korban serta kekurangan alat medis.

“Cuma ada alat bedah minor dan oksigen. Saat itu ada sekitar 100-200 pasien yang kami tangani, kebanyakan pasien dengan luka-luka, ibu hamil, patah tulang. Untuk pasien yang sudah tidak bisa ditangani kami rujuk ke Rumah Sakit Undata,” tutur Akbar. Dinda Dewi salah satu anggota TBM menuturkan tidak hanya kekurangan alat medis, hari kedua TBM juga harus kehabisan obat-obatan dan menjaga keselamatan korban saat hujan turun. “Malamnya itu begitu perjuangan karena hujan, dan tenda medis hanya tenda darurat jadi kita harus mengamankan pasien dari terpaan hujan, memindahkan pasien ke tempat teduh, serta menyelamatkan alat-alat medis yang ada,” jelas Dewi. Tidak hanya merawat pasien maupun korban selama menjaga posko medis, tak jarang TBM kekurangan makanan, kekurangan air dan bahan bakar. “Memang sulit awalnya, karena kita juga yang merawat kita juga butuh di rawat, tapi saya sangat bersyukur karena bisa membantu banyak orang dan ikut menolong banyak nyawa, sehingga semua letih lelah dapat terbayarkan,” tutup Dewi. Adr

Menyabet penghargaan sebagai mahasiswa terbaik, Arini, sapaan akrabnya mengaku sempat sedikit kesulitan saat hendak mendaftar kuliah. Ia tidak mendapat persetujuan kakaknya sebagai orang tua baginya, karena telah ditinggal ibu pada saat SD, dan ayah pada saat SMA. Namun, niat dan tekadnya membuat ia nekat, mendaftarkan diri di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) prodi Pendidikan Bahasa Indonesia. “Orang tua saya sudah meninggal. Awalnya kakak saya tidak setuju saya kuliah, karena tidak punya uang. Tapi saya nekat, dan akhirnya kakak saya membantu saya membiayai kuliah saya selama 2 semester. Saya juga bekerja, jaga toko, untuk membayar uang kuliah,” tutur Arini. Arini yang mendapatkan gelar sarjana dengan menyelesaikan tugas akhirnya yang berjudul, “Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Iklan Luar Ruang di Kota Palu”, mengaku beberapa kali sering jatuh bangun selama studi. “Kakak saya hanya membantu membiayai sampai tahun pertama saja, karena memang terkendala dana. Alhamdulillah di semester 3, saya mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Pada saat semester 3 itu saya sudah tidak punya uang buat bayar SPP. Saya di panggil via telepon, untuk menghadap Wadek Bima FKIP. Saya pikir, saya buat salah apa, begitu. Ternyata saya di-interview untuk dapat beasiswa bidikmisi. Saat itu saya ditanya banyak hal, mulai dari keluarga, dan kenapa saya tidak urus beasiswa. Saya yakin waktu itu, masih banyak yang lebih membutuhkan dari saya. Tapi Pak Wadek spontan minta saya masukkan berkas, dan saya dapat beasiswa bidikmisi,” kenangnya. Nofiyana, alumni prodi yang sama dengan Arini, juga rekan seperjuangan Arini, menjelaskan perjuangan kawannya itu. Baginya, Arini adalah sosok yang luar biasa. Tak ayal ia mendapatkan prestasi sebagai mahasiswa terbaik. “Perjuangan Arini sewaktu kuliah jelas sangat luar biasa. Berjuang tanpa ayah dan ibu itu tidaklah mudah. Tidak seperti mahasiswa lain yang masih memiliki kedua orang tua, minta ini-itu, ada. Tetapi dia tidak. Dia menjadi sosok wanita yang sangat kuat, baik, pendiam dan penyabar. Ia juga sosok seorang kakak sekaligus ibu untuk adiknya,” ujarnya. ikr


10

Infotorial

Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

Wisuda ke-94 Universitas Tadulako

NASKAH : AKHMAD USMAR / HUMASUNTAD FOTO : Akhmad Usmar, S.Sos., dan

Riyan Muhamad L Djalalembah, S.Ak

Penyerahan LCD Pembelajaran Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Prof. H. Moh Nasir, PhD., Ak, kepada Rektor Universitas Tadulako Prof. Dr. Ir. Muh Basir Cyio, SE., MS, di sela-sela prosesi Wisuda ke-94 Lulusan Universitas Tadulako

Inspiratif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dengan keterbatasan ď€ sik Raih gelar Sarjana Ekonomi, Muhammad Takdir, SE., yang dilantik langsung oleh Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Basir Cyio, SE., MS., didampingi Dekan Fekon, Dr. H. Harifuddin Thahir, SE, MP

Penyerahan sertiď€ kat mahasiswa terbaik, tercepat, dan termuda, diserahkan langsung oleh Menristekdikti, Prof. H. Mohamad Nasir, PhD., Ak didampingi Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Basir Cyio, SE., MS.

Orasi Ilmiah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Prof. H. Mohamad Nasir, PhD., Ak

penyerahan bantuan dana bagi mahasiswa korban bencana Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi (Palu-Donggala, dan Kab. Sigi), diserahkan langsung oleh Prof. H. Mohamad Nasir, PhD., Ak

salah satu korban selamat dari musibah Gempa, Tsunasi dan Likuifaksi tanggal 28 September kemarin, yang dikukuhkan Rektor Untad dengan tangan terbungkus perban, dari FKIP

foto bersama anggota senat Untad sebelum pelaksanaan Wisuda ke-94


11

Infotorial

Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

Selamat datang Menristekdikti Prof. H. Moh Nasir, PhD., Ak., di Universitas Tadulako didampingi langsung Rektor Prof. Dr. Ir. Muh Basir Cyio, SE., MS., bersama Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan (BAKP), Rudy Gosal, SE., M.Si.

Foto bersama dekan Kedokteran, Wakil Dekan, Direktur Rumah Sakit, dan para wisudawan

Foto bersama panitia sec. acara wisuda usai pelaksanaan wisuda ke-94 lulusan Untad

Suasana tampak dari udara prosesi wisuda ke-94 Lulusan Untad

Pembacaan Ikrar wisudawan

Undangan Mitra Untad dan rombongan Menristekdikti menghadiri acara wisuda ke-94 Lulusan Untad

Proses glady wisuda ke-94 Lulusan Universitas Tadulako


12

Info Fakultas Edisi 101 November

2018 - Tahun ke 6

Aliansi Mahasiswa Fisip Galang Donasi Pendidikan Senin (19/11)-Aliansi Mahasiswa FISIP yang tergabung dari sejumlah UKM di lingkungan FISIP melakukan pengalangan donasi bantuan pendidikan bagi anak-anak Palu, Sigi dan Donggala yang terkena dampak bencana. aksi yang dinamai Gerakan Fisip Peduli ini mengimpun bantuan dari sejumlah elemen masyarakat yang terpanggil untuk sama-sama konsen pada nasib pendidikan anak-anak korban bencana. Joko Suparlan, salah satu inisiator gerakan ini mengatakan penggalangan dana ini awalnya bermula dari bantuan dosen yang dipercayakan padanya. “Awalnya kami dipercayakan untuk menyalurkan bantuan dari salah satu dosen Untad, kemudian lama kelamaan kami melihat kepercayaan orang-orang terutama civitas akademika terus bertambah, akhirnya kami sepakat untuk membentuk aliansi agar gaung dan

gerakannya bisa lebih besar lagi,” terang Joko. Sejauh ini Joko mengatakan gerakan Fisip peduli sudah melakukan pendampingan pada anak-anak di Dusun Sivilia, Kecamatan Balaesang Tanjung. Di daerah tersebut meraka menetap selama satu pekan untuk mendampingi dan membantu masyarakat setempat.

“Kami pilih Dusun Sivilia karena itu merupakan tempat terjauh dan sulit diakses bantuan. Di sana masyarakat sudah ketakutan untuk kembali ke tempat mereka di perkampungan yang memang berdekatan dengan pantai,” tutur Joko. Joko menuturkan kondisi pendidikan anakanak di daerah itu juga sangat memprihatinkan. Sekolah Dasar yang merupakan satu-satunya sekolah di tempat itu ambruk di goncang gempa. “Nyaris anak-anak sudah tidak sekolah lagi, sekolah darurat ada, tapi sudah tidak efektif lagi dengan situasi saat ini,” tuturnya.

Joko berharap bantuan pendidikan yang terkumpul nantinya dapat memberi suntikan motivasi bagi anak-anak untuk kembali belajar. Menurut Joko situasi pasca bencana seperti ini merupakan momen bagi civitas pendidikan untuk menjalankan misi Tri Darma Perguruan Tinggi, pengabdian pada masyarakat. Direncanakan bantuan pendidikan yang terkumpul nantinya akan dibelanjakan peralatan sekolah bagi anak-anak korban bencana. “Kami berencana paket pendidikan itu nantinya bisa mencangkup seragam sekolah, sepatu, tas, juga buku-buku,” jelas Zaenab Syifa Alkaf, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi. Sampai saat ini, Gerakan Fisip Peduli terus melakkan kampanye kepedulian serta menghimpun dana dari sejumlah donator. Mereka juga berencana akan mendatangi sejumlah dosen untuk diajak bersama-sama membantu anak-anak korban bencana. af

Jurusan Kimia Kunjungi Daerah Terdampak Gempa, Tsunami dan Likuifaksi

Pengabdian Mahasiswa Arsitekur (PMA) 2018

Mahasiswa Jurusan Arsitek Sambangi Desa Lende Tovea Desa Lende Tovea, tepatnya di Dusun II RT IV Kec. Sirenja, Kab. Donggala, menjadi lokasi bagi mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HIMA ART'lie) Untad, dalam melakukan pengabdian masyarakat. Desa yang cukup parah akibat bencana gempa dan tsunami itu sebelumnya telah dilaksanakan Gerakan MAI Peduli oleh Seluruh Mahasiswa Arsitek Indonesia. PMA 2018 kali ini memberikan nuansa yang berbeda dengan melakukan berbagai sosialisasi dan bakti sosial, pada Jumat-Minggu (16-18/11). Alamsyah, Ketua HIMA ART'lie, menjelaskan bahwa PMA ini merupakan program kerja yang dilakukan oleh HIMA ART'lie tiap tahunnya. Walau begitu PMA 2018 tahun ini memiliki beberapa latar belakang. “Ada tiga hal yang melatar belakangi dilaksankannya PMA 2018 ini yaitu isu tanggap bencana, pengimplementasian Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan kepedulian terhadap sesama,” jelasnya.

Ia mengaku bahwa persiapan PMA 2018 ini hanya berlangsung selama dua minggu, dengan berbekal persiapan dan support dari pihak fakultas, kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. “Selama dua minggu kami siapkan segala kebutuhan kegiatan seperti kamera, spanduk, serta dana. Fakultas memberikan dana sebesar 3 juta, dan dengan beberapa uang himpunan akhirnya kami bisa melaksakan PMA 2018 ini dengan baik,” tuturnya. Lebih lanjut, Alamsyah mengatakan bahwa masyarakat di desa Lende Tovea sudah cukup akrab dengan mereka. Karena sebelumnya Gerakan MAI Peduli telah dilaksanan di sana. “Kami bukan orang baru di sana, Masyarakat di sana sudah mengenal kami karena kemarin ada Gerakan MAI Peduli di sana, kami memberikan bantuan logistik dan beberapa hunian sementara,” ucapnya Sementara itu, Indrastika Dwi Wulandari, Salah satu panitia PMA 2018 menuturkan bahwa konsep yang dibawakan oleh PMA tahun ini, berdasarkan atas kondisi warga korban gempa dan tsunami saat ini. “Kami berinisiatif untuk membawa kondisi korban gempa kedalam konsep PMA. Sehingga di sana kami banyak melakukan sosialisasi, seperi bibit pertanian, rumah sehat, dan sampah. Kami juga membuat papan penanda RT yang sempat rusak, pembuatan lemari buku hingga penggadaan buku, selain itu kami turut serta dalam melakukan bakti desa di sana,” tutur Indrastika. AFT

Sabtu, (10/11)-Pasca Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi yang menimpa Kota Palu dan sekitarnya pada 28 September silam, Jurusan Kimia FMIPA Untad melakukan kunjungan ke berbagai daerah yang memiliki kerusakan parah, seperti Balaroa, Petobo, hingga berbagai Desa di Kecamatan Sirenja sembari memberikan bantuan sembako. Selain itu bantuan juga diberikan kepada mahasiswa Jurusan Kimia yang kehilangan rumahnya. Ketua Jurusan Kimia, Dr Ruslan Msi menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan oleh pihak jurusan kepada mahasiswa korban bencana yang kehilangan rumahnya, berupa uang tunai. Sedangkan untuk warga Sirenja diberikan berbagai sembako seperti kebutuhan sehari-hari bagi para korban gempa. “Bentuk perhatian kepada mahasiswa kami yakni dengan memberikan bantuan berupa uang tunai kepada mereka yang telah kehilangan tempat tinggal. Selanjutnya kami menyusuri lokasi yang terkena dampak yang cukup parah seperti di Balaroa dan Petobo. Kami mengunjungi beberapa desa di Kecamatan Sirenja. Di sana kami melakukan bakti sosial serta memberikan bantuan kepada

korban gempa berupa sembako untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan salah satu dosen kami memberikan 1500 nasi dos untuk korban gempa di posko-posko pengungsian,” ucapnya. Lebih lanjut, Dr Ruslan mengatakan bahwa berbagai donasi yang telah terkumpul berasal berbagai Universitas di seluruh Indonesia hingga Malaysia. “Kami menghubungi rekan kami yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia agar bisa berdonasi melalui kami. Bahkan teman kami yang berada di Malaysia ikut membantu,” lanjut Dr Ruslan. Sementara itu, Aksar, mahasiswa tingkat pertama, mengaku baru pertama kali mengunjungi korban Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi. Ia pun sangat senang ketika bisa berbagi kepada masyarakat. “Saya baru pertama kali berkunjung dan melihat langsung bagaimana kondisi korban gempa. saya sangat senang karena bisa memberikan bantuan kepada saudara-sauadara saya di sana,” ungkap Aksar. Aksar berharap semoga para korban Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi yang telah kehilangan keluarga ataupun tempat tinggal bisa sedikit terhibur dengan kedatangan mereka. “Walaupun tidak begitu banyak, namun saya harap apa yang telah kami bagi ke mereka bisa membuat mereka senang sehingga bisa terhibur dari kesedihan yang mereka alami,” tutupnya. AFT


12 13

Info Fakultas Edisi 101 November

2018 - Tahun ke 6

Kesmas Upayakan Donasi Buat Mahasiswa Korban Bencana Fakultas Kesehatan Masyarakat (Kesmas) berupaya melakukan penggalan dana buat mahasiswa Kesmas yang turut menjadi korban saat bencana di Palu dan sekitarnya, melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Zikra, Ketua BEM Kesmas mengatakan hingga saat ini ia dan teman-temannya sedang melakukan validasi data korban bencana dari Fakultas Kesmas. “Kami sudah koordinasi dengan Wadek kemahasiswaan, insya Allah kita upayakan ada santunan buat teman-teman, bagaimanapun mereka adalah keluarga kita,” tutur Zikra. Dari Data BEM Fakultas Kesmas tentang korban bencana menyebutkan, ada sebanyak 21 mahasiswa Kesmas yang ikut menjadi korban saat Gempa 7.4 SR Jum'at 28 September lalu. Dari data tersebut masing-masing mahasiswa angkatan 2013, 2016 dan 2018. “Mayoritas korban dari Kesmas adalah angkatan 2018, sebab saat itu memang mereka ada kegiatan penggalan dana di sana,” terang Zikra yang dihubungi Media Tadulako pada Senin, (19/11) Saat itu mahasiswa angkatan 2018 sedang

melakukan penggalan dana untuk kegiatan pengenalan angkatan yang memang rutin dilakukan masing-masing angkatan setiap tahunnya. Sampai saat ini masih ada 11 korban mahasiswa Kesmas yang belum ditemukan.

Pihak BEM Kesmas terus berupaya agar sebelas korban yang belum ditemukan segera diketahui kabarnya. Menurut Zikra, pihaknya telah menyerahkan data-data korban hilang kepada PMI untuk ditindaklanjuti dan dibantu pencariannya.

“Kami terus berkoordinasi dengan PMI untuk dibantu pencarian teman-teman yang hilang. Selanjutnya kami masih menunggu informasi berikutnya,” tuturnya. Zikra juga menuturkan, sebagai ungkapan rasa solidaritas ia dari pihak BEM beberapa kali mengkuti tahlilan dan melakukan silaturahmi dengan keluarga korban. Dwi, salah satu mahasiswa Kesmas yang selamat berharap segera mendapatkan informasi tentang teman-temannya yang masih belum ditemukan. “Kami saat itu ada 40 orang di sana, Alhamdulillah sekitar 30 orang kami selamat, saya berharap ada kejelasan informasi dari teman-teman yang belum ditemukan,” ungkapnya. Mahasiswa angkatan 2018 ini juga mengatakan, hingga saat ini ia fokus berupaya mengajak teman-temannya yang masih takut untuk kembali datang ke kampus. “Masih ada beberapa teman-teman yang trauma, takut kembali ke Palu, saya berusaha terus membujuk mereka untuk bisa sama-sama kembali kuliah,” tuturnya. af

Mahasiswa FISIP Asal Sojol, Raih IPK 3.98 Aktif diberbagai organisasi, Mohammad Akshyar, buktikan, bahwa berorganisasi tidak menghambat akademik. Alumni Pengurus Mahasiswa Pecinta Mushallah Al-Jihad Universitas Tadulako (MPM AL-Jihad Untad), lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3.98, yang dikukuhkan pada yudisium Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), pada Rabu (07/11). Aksyar, sapaan akrabnya merupakan alumni Jurusan Sosiologi Fisip Untad yang juga pernah menjadi ketua Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE). Dengan masa studi 4 tahun 1 bulan, Aksyar berhasil lulus dengan judul Skripsi “Persepsi Mahasiswa terhadap Radikalisme di Universitas Tadulako”. Sebelumnya Aksyar mengaku pada awak Media Tadulako, selain berlembaga, kesehariaannya, ia rajin untuk mencari tahu apa saja materi-materi perkuliahan. “Sebenarnya dalam memperjuangkan mendapatkan IPK tersebut, jelas butuh perjuangan. Di semester awal, saya pernah memperoleh IPK 4.0. Itu saya peroleh dengan saya selalu mencari mencari tahu materi-materi tentang mata kuliah itu sendiri,” jelasnya.

Untuk bisa mencapai prestasi ini, Aksyar yang berasal dari Sojol, mengatakan punya semangat tersendiri. Ia memegang teguh semangat Man Jadda Wajada, bahwa dengan bersungguh-sungguh dalam mencapai cita pasti akan mendapatkannya. “Berawal dari semangat Man Jadda Wa Jadda, bahwa dengan bersungguh-sungguh dalam mencapai cita pasti akan mendapatkannya. Saya hanya berusaha melakukan dengang sungguh-sungguh apa yang saya cita-citakan, dan Alhamdulillah bisa terwujud juga, bisa selesai tepat waktu,” ungkap Aksyar. Selain itu, menurut Aksyar ada beberapa tips untuk bisa mendapatkan IPK tinggi, diantaranya aktif diskusi dalam kelas, manajemen waktu sebaik-baik mungkin, dan terakhir aktif dalam organisasi Mahasisswa. “Saya mendapatkan rahasianya, aktif diskusi dikelas, itu pasti menambah nilai kita. Hal lainnya adalah Manajemen waktu sebaik-baik mungkin, dan berorganisasilah. Karena dari situ, kita bisa belajar banyak hal. Alhamdulillah saya bisa aktif di 5 Organisasi tanpa mengorbankan semua perkuliahan saya,” ujar Aksyar.

Selain aktif berorganisasi dan berprestasi di bidang akademik, Aksyar juga beberapa kali meraih prestasi di bidang non akademik. Tahun ini, Aksyar terpilih sebagai Ambassador dari BPJS Ketenanagakerjaan Batch 5, juga menjadi Juru Bicara Pancasila Provinsi Sulawesi Tengah. Senada dengan Aksyar, perihal mencari sendiri materi kuliah, Dr Andi Mascundra MSi, selaku dosen wali Aksyar, mengatakan bahwa ia cukup menguasai materi, karena terbiasa belajar mandiri, dan berusaha menambah pengetahuannya dari yang disampaikan dosen, dengan mencari literatur tambahan. “Aksyar adalah tipe mahasiswa yang aktif mencari informasi dari berbagai literatur. Selain itu penguasaan materinya juga bagus. Terlebih ia ringan tangan membantu orang lain, termasuk dosen. Tidak heran jika ia mendapatkan prestasi tersebut,” tutur Andi Mascundra. Ikr/khl

Bangkit dari Musibah, Mahasiswa Untad Magang di PT. PAL Indonesia Dua mahasiswa Universitas Tadulako (Untad), Fakultas Teknik (Fatek), memilih fokus kembali dengan studi dengan magang atau Kuliah Praktik di PT. PAL Indonesia, selama 30 hari di Surabaya. Keduanya yakni Muh Jusriadi dan Moh Syahril, yang juga tercatat sebagai relawan kemanusiaan atas bencana pada September kemarin, meninggalkan Palu pada Rabu (14/11). Palu bangkit, Palu berbenah. Kalimat itu tidak hanya slogan semata bagi masyarakat Palu, termasuk Jusriadi dan Syahril. Bagi keduanya, untuk Palu bangkit, termasuk juga masing-masing individu untuk kembali berjuang di lembah Palu ini. Sebagai mahasiswa, mereka tidak ingin berleha-leha atau memilih menjadi relawan saja, melainkan studi tetap nomor satu. Karenanya, Jusriadi dan Syahril memutuskan untuk magang atau kuliah praktik di PT. PAL Indonesia, yang menguasai pembangunan produk-produk berkualitas yakni Produk Kapal Niaga, Produk Kapal Cepat dan Kapal Khusus. Produk Jasa Harian, dan Rekayasa Umum. "Saya memilih magang di luar kota karena selain untuk menambah wawasan di bidang keteknikan, magang di luar kota atau di perusahaan besar bisa membuka kesempatan

bekerja bersama kalangan professional, dan membuka jaringan di perusahaan tersebut. Siapa tahu kan nanti kalau sudah selesai ada panggilan kerja. Tapi, yg paling penting belajar hidup mandiri di kota besar tanpa ada keluarga di

daerah tersebut. Lagi pula. Sudah sepatutnya kita masyarakat palu bangkit, termasuk mahasiswa untuk kembali menata fokus belajarnya," tutur Jusriadi. Jusriadi menambahkan bahwa proses

administrasi selama mengurus perizinan magang, mereka banyak mendapatkan kemudahan, misalnya di lingkungan fakultas, dan keluarga. “Alhamdulillah pihak Falkultas mempermudah mengurus ini-itu. Dari keluarga pun demikian, kami mendapat izin, termasuk membantu pembiyaan kami selama di Surabaya. Meski kami sedikit berat meninggalkan Palu, karena sedang tahap pemulihan, dan sedang banyak-banyak agenda dalam kerelawanan,” imbuhnya. Selain keluarga dan pihak Fakultas, menurut Syahril, mereka berdua juga mendapat dukungan penuh dan semangat dari rekan-rekan mereka sesame relawan local. Hal itu membuat mereka semakin yakin, slogan Palu bangkit, tidak sebatas slogan. "Walaupun kondisi palu lagi terkena musibah, kita harus tetap kuat dan bangkit untuk meraih cita-cita dan impian kita. Jadi harus move on. Teman-teman sesama relawan sangat mendukung kami, bahkan sampai riuh saat mengantar kami di bandara. Itu merupakan kekuatan bagi kami, karena meninggalkan mereka yang sedang bekerja untuk kemanusiaan,” ujar Syahril. Ikr/Ev


13 14

Info Fakultas Edisi 101 Edisi 100November Oktober

2018 -- Tahun 2018 Tahunkeke6 6

Prodi Antropologi Integrasikan Mata Kuliah dan Kerja Relawan Melihat situasi dan kebutuhan tenaga relawan pasca bencana, Program Studi Antropologi integrasikan mata kaliah dengan kerja-keja kerelawanan. Menurut Nasrum, M.Sc program ini merupakan bagian dari tanggungjawab sosial antropologi terhadap situasi yang ada. Program yang diinisiasi oleh dosen-dosen antropologi ini didesain dengan memadukan mata kuliah dengan aktifitas mahasiswa sebagai relawan. Mahasiswa yang mengikuti program ini akan menuliskan catatan harian yang semuanya dikaitkan dengan mata kuliah yang diambil dalam semester ini. Selanjutnya, hasil resume tersebut akan diperiksa dan diberi nilai oleh masingmasing dosen pengampuh mata kuliah. Nasrum, M.Sc selaku penanggungjawab mengatakan, sejauh ini sudah ada sekitar 200 mahasiswa yang ikut mendaftar dalam program tersebut. “Awalnya hanya 20 orang mahasiswa yang ikut, sekarang sudah sampai sekitar 200 mahasiswa yang mendaftar, mereka kemudian

kita ganti setiap dua peken sekali,” tuturnya. Dihubungi pada Kamis, (22/11) Dosen Antropologi ini mengaku apa yang dilakukan prodinya dapat membantu kekosongan relawan dibeberapa lembaga kemanusiaan yang hadir di Kota Palu. Pasalnya, di masa-masa saat ini sudah banyak relawan luar yang kembali ke tempat asalnya.

“Beberapa lembaga kemanusiaan memang kami liat sudah mulai kewalahan soal tenang, nah program ini sangat membantu mereka mengisi kekosongan SDM tersebut,” terangnya. Sejauh ini sudah ada 7 hingga 8 lembaga yang ikut bekerjasama dengan antropologi. Dalam teknisnya, program Studi Antropologi kemudian mengalokasikan mahasiswanya untuk

ditempatkan di beberapa lembaga kemanusiaan yang sudah menjalain kemitraan. Nasrum berharap mahasiswanya yang ditempatkan di lembaga-lemabaga kemanusiaan tersebut dapat mengambil pengalaman dan pelajaran yang sebanyak-banyaknya. Menurutnya, ini merupakan kesempatan langka bagi mahasiswa untuk bekerja langsung bersama lembaga-lemabag kemanusiaan. “Dari sini paling tidak mereka sudah dapat kredit poin positif, mereka dapat pengalaman, sekaligus bisa merasakan langsung dinamika bekerja organisasi di lembaga-lemabag tersebut,” ujarnya. Rifka, salah satu mahasiswa Antropologi yang mengikuti program ini mengaku sangat merasakan manfaat mengikuti program ini. Ia kini menjadi relawan di salah satu lembaga kemanusiaan dimana ia ditempatkan sebelumnya. Ditempatnya itu, Rifka dipercaya menangani trauma healing di posko-posko pengungsian. “Alhamdulillah di sini saya dapat banyak pengalaman, teman baru, saya juga berkesempatan melihat dan merasakan apa yang dirasakan oleh para pengungsi yang kehilangan tempat tinggalnya. Pokooknya bagi saya, ini adalah pelajaran yang mungkin tidak saya dapatkan di ruang-ruang kelas,” jelasnya.

Pasca Bencana HIMAKIM Kembali Kunjungi Desa Binaannya

A Night to Give:

HIMABRIS Membantu dan Menghibur Palu melalui pertunjukkan seni Sebulan pasca bencana yang melanda Kota Palu dan sekitarnya, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (HIMABRIS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) mengadakan HIMABRIS Charity Night dengan tema “ A Night to Give” di Lapangan Vatulemo pada Sabtu, (17/11). Ditemui reporter Media Tadulako Diki Cahyadi selaku wakil ketua umum HIMABRIS mengaku sangat bersyukur karena kegiatan yang mereka laksanakan bisa diapresiasi oleh masyarakat Kota Palu dan membawa dampak positif. “Kegiatan ini kami adakan dengan harapan bisa membantu menghilangkan trauma psikologi pasca gempa, semoga bisa sedikit meringankan beban materi saudara kami dari program studi pendidikan bahasa Inggris,” ungkap Diki. Kegiatan amal ini diisi dengan penampilan seni dari mahasiswa bahasa Inggris serta pekerja seni lainnya yang ada di Kota Palu, masing-masing mereka menampilkan

musikalisasi puisi, akuistik, solo, juga dance. “Saya sangat mengapresiasi adanya kegiatan ini, karena selain membantu saudarasaudara kita yang menjadi korban, kita juga bisa menghibur teman-teman diluar sana yang masih trauma.” Tutur salah satu anggota Diggity. Immanuel Nico Setyono selaku ketua umum HIMABRIS berpesan walau sama-sama menjadi korban kita harus tetap mensyukuri keadaan kita hari ini. “penggalangan dana kami lakukan karena selagi kita masih sehat dan kuat, harus disyukuri dengan bentuk apapun, termasuk membantu orang yang lebih membutuhkan. Karena saya percaya Palu akan segera pulih dan pertunjukkan seni yang kami adakan menjadi salah satu tanda kalau Palu mulai pulih,” ungkap Nico. Nico menuturkan kalau kedepannya HIMABRIS akan terus berbuat apa yang bisa dilakukan untuk kembali bangkit. Donasi yang terkumpul dalam penggalan dana malam itu, diberikan pada mahasiswamahasiswa Bahasa Inggris yang turut menjadi korban terdampak saat bencana 28 September yang lalu. “Dana yang terkumpul dari penggalangan dana ini akan kami santunkan kepada saudarasaudara kami dari pendidikan bahasa Inggris yang menjadi korban. Semoga kegiatan yang bertujuan kemanusiaan tidak hanya berhenti sampai disini tetapi akan muncul lebih banyak ide-ide dan kebaikan-kebaikan yang ada untuk Palu bangkit,” tutup Nico. Adr

Sebagai upaya menjaga silaturahmi dengan desa binaannya, Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMAKIM) FMIPA kembali mengunjungi Dusun V Desa Bale Kecamatan Tanantovea pada Sabtu, (17/11). Kunjungan yang dilakukan pasca bencana itu juga merupakan kunjungan solidaritas mahasiswa dengan masyarakatsekitar. Ramdani Cakrawaldi selaku ketua himpunan mengatakan bahwa selain untuk membantu sesama korban, kunjungan itu dilaksanakan untuk memperat tali silatuhrahim HIMAKIM dan masyarakat desa binaannya. “Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga tali silatuhrahim antara kami, HIMAKIM dengan warga Desa Bale sekaligus untuk membantu sesama korban yang ada di sana yang tentunya sangat membutuhkan bantuan dari kita,” ujar Ramdani. Dani begitu sapaan akrabnya, sangat berharap agar kunjugan singkat itu dapat membangkitkan semangat masyarakat Desa Bale khususnya pada anak-anak sehingga tidak berlarut-larut dalam keterpurukan. “Harapannya melalui kegiatan ini anakanak dan masyarakat Desa Bale bersemangat

kembali, tahu bahwa kami peduli kepada mereka meskipun yang kami berikan tidak banyak tetapi kami yakin melalui pemberian motivasi-motivasi dan penguatan-pengutan ke masyarakat inshaAllah bisa lebih membantu,” lanjut Dani. Selain efek kepada masyarakat, Dani juga berharap agar kegiatan itu menjadi kegiatan yang dapat menumbuhkan rasa kepedulian mahasiswamahasiswa sehingga peka akan keadaan, peduli akan lingkungan sekitarnya. “Saya juga berharap untuk teman-teman mahasiswa agar kita sebagai mahasiswa terkhusus mahasiswa HIMAKIM dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap orang lain dan menumbuhkan kepekaan terhadap sekitar, serta membantu orang-orang yang membutuhkan. Dan tak lupa tetap menjaga silatuhrahim dengan masyarakat Desa Bale yang sejatinya memang desa binaan HIMAKIM,” harap Dani. Sementara Kartina S. Hadati selaku penanggungjawab kegiatan mengatakan apresiasi masyarakat Desa Bale sangat tinggi. Meskipun sederhana, kunjugan singkat itu sedikit memberi keceriaan kepada masyarakat yang ada di sana. Kartina berharap kegiatan-kegiatan kemanusiaan seperti itu menjadi fokus mahasiswa sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan sekitarnya. “Masyarakat Desa Bale menyambut kami dengan baik. Meskipun tidak banyak, tapi setidaknya kami membantu mengembalikan keceriaan mereka hari itu. Harapannya himpunan selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti ini agar kepedulian mahasiswa kepada masyarakat sekitar semakin meningkat,” tutup Kartina. Md


Mimbar Mahasiswa Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

15

EduChild Initiative Community

Bantu Anak-anak

Korban Bencana PASIGALA lewat Program 1000 Ransel Harapan

Melihat kondisi pasca bencana kemarin, beberapa mahasiswa dan alumni Untad membentuk sebuah komunitas yakni EduChild Initiative Community dengan program “Untukmu Generasi Sulawesi Tengah: 1000 Ransel Harapan”, yang bertujuan untuk membantu anak-anak yang terdampak bencana alam di Sulawesi Tengah agar tetap semangat bersekolah. “Sebagai orang-orang yang sadar dengan kondisi tersebut, kami membentuk komunitas peduli pendidikan yang lahir dari inisiatif-inisiatif beberapa mahasiswa di kota Palu pasca gempa yang mengguncang Sulawesi Tengah, untuk membantu anak-anak yang terdampak bencana. Kami mencoba mengambil bagian dalam tugas membangun kerangka pendidikan melalui program penyediaan paket sekolah yang kami sebut 1000 Ransel Harapan,” ungkap Auni Ade Putri (Alumni Biologi FMIPA), salah satu founder EduChild Initiative Community yang ditemui pada Senin (19/11). Bagi banyak siswa, tutur Auni, ransel dan

perlengkapan sekolah lainnya adalah hal yang biasa. Namun, bagi siswa korban bencana dengan sumber daya yang terbatas, perlengkapan sekolah menjadi sangat berarti bagi mereka. “Ransel dan perlengkapan sekolah memiliki arti baru, harapan baru bagi kelanjutan pendidikan mereka. Program Ransel Harapan menyediakan peralatan sekolah seperti ransel, pensil, pulpen, buku catatan, buku gambar, pensil warna, mistar, penghapus, sepasang topi dan dasi, serta beberapa seragam sekolah bagi siswa yang membutuhkan,”

terangnya. Selain itu, lanjut Auni, anak-anak yang menjadi target program 1000 Ransel Harapan juga akan menerima paket makanan hangat dan bergizi. Setiap anak juga akan menerima buku kumpulan doa (untuk anak-anak) yang membantu mereka untuk selalu bersyukur dan terus berharap hanya pada Tuhan Yang Maha Esa. “Hal ini akan menjadi bantuan besar bagi para orang tua dalam mengembangkan karakter dan integritas anak-anak mereka. Kami ingin

memastikan bahwa kami membantu mereka tumbuh, tidak hanya secara fisik, tapi juga mental dan rohani.” Ketua EduChild Initiative Community, Dwiky Dwiyanto, mengatakan bahwa sampai saat ini, program 100 Ransel Harapan masih dalam tahap pengumpulan dana. “Selain fokus pada target donasi, EduChild juga mencoba menyalurkan bantuan berupa pakaian layak pakai yang diperoleh dari donatur, dan telah disalurkan di salah satu titik, di Buluri. Mungkin ke depannya masih akan tetap menyalurkan bantuan selagi kita dapat donasi berupa baju layak pakai,” pungkas Dwiky. Dwiky juga berharap EduChild dapat menjadi bagian dari semangat anak-anak untuk kembali menuntut ilmu, serta dapat menjadi wadah para pemuda untuk terus memberikan kontribusi. Bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Biologi FMIPA Untad, Sisters To Jannah serta Anakuntad.com, penyaluran donasi dari program 1000 Ransel Harapan ini akan dilakukan pada 21 Januari 2019. Sementara itu, batas waktu pengumpulan donasi pada 13 Januari 2019, dengan target donasi yang terkumpul sebesar Rp 236.000.000,00. Nr

MUSWIL IKAHIMKI 2018 Dipindahkan ke UNG Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKA) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menjadi tuan rumah pada Musyawarah Wilayah ( Muswil) Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia Indonesia (Ikahimki) 2018, yang diagendakan pada Rabu (28/11). Sebelumnya, Muswil Ikahimki 2018 ini akan dilaksanakan oleh Himakim FMIPA Untad, namun musibah bencana alam menjadi pertimbangan dilaksanakannya Muswil di Kota Palu.

Taklim Perdana Pasca Bencana

LDK UPIM Angkat Tema

“Mencurigakan Sekali”

Ramdani Cakrawaldi, Ketua Himakim FMIPA Untad menyampaikan bahwa persiapan dalam menyambut muswil di Kota Palu sudah dilakukan pada bulan Mei, setelah ditunjuk sebagai tuan rumah. “saya sudah membentuk Tim Panitia dengan bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Kimia (Himaski), dalam memegang tender tahun ini, segala pembahasan mulai dari konsep hingga dekorasi sudah kami pikirkan matang-matang sebelumnya,” ucapnya. Dani, sapaan akrabnya, mengaku sangat ingin menjadi tuan rumah Muswil pada tahun ini. Namun dengan melihat kondisi Kota Palu yang belum kondusif, ia dengan lapang dada melepaskan Muswil ke Gorontalo. “Saya sebenarnya ingin menjadi memegang tender tersebut agar membawa nama Universitas Tadulako lebih dikenal. Dilain sisi, saya juga tidak bisa egois, melihat keadaan Kota Palu yang masih sering gempa, akhirnya kami sepakat Muswil ini dipindahkan ke Gorontalo,” tutur Dani. Sementara itu, Alwi S. Hasan, Ketua Himka

Ramdani Cakrawaldi, Ketua Himakim FMIPA Untad UNG, mengatakan bahwa persiapan yang telah dilakukan telah betul-betul matang dalam menyambut Muswil 2018 pada 28 November. “Walaupun kami hanya diberikan waktu dua bulan, akhirnya persiapan sudah selesai hanya tinggal menunggu pendaftaran peserta dari masing-masing Universitas yang ada di wilayah IV,” ujar Alwi. Alwi menambahkan bahwa kesiapan tersebut demi membantu saudara mereka yang ada di Universitas Tadulako dalam memegang tanggung jawab unutk memegang pada Muswil 2018. “Sebagai sesama anak kimia, kami semangat dalam mempersiapkan Muswil ini juga demi membantu kawan-kawan kami yang ada di Untad, semoga dengan dilimpahkannya Muswil pada kami, beban kawan kami disana bisa sedikit ringan,” tutupnya. AFT

Pasca Bencana, sistem perkuliahan, organisasi dan lembaga yang ada di Universitas Tadulako (Untad) mulai membaik. Begitupula dengan Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (LDK UPIM), kembali melakukan Kajian Bulanan dengan tema, “Mencurigakan Sekali #mncrgkskl” di Taman Untad, pada Jumat (16/10). Sri Sundari selaku koordinator Departemen Kemuslimahan LDK UPIM, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari Departemen Kemuslimahan yang rutin setiap bulannya. Tujuannya, sebagai upaya untuk mengajak mahasiswi Tadulako bermuhasabah diri mengenai musibah yang terjadi di Palu, Sigi, dan Donggala. “Jadi sasaran kami adalah semua m u s l i m a h - m u s l i m a h Ta d u l a k o u n t u k bermuhasabah diri terhadap musibah yang telah terjadi dengan menyibukkan ke hal-hal positif,” ujar mahasiswi Jurusan Bahasa Inggris tersebut. Selain itu, Sundari sapaan akrabnya berharap kegiatan ini akan terus berlanjut setiap bulannya “Saya berharap kajian bulanan ini akan

terus berlanjut dan pesertanya semakin banyak mengikuti majelis ilmu ini,” harapnya. Pada kesempatan yang sama, hadir pula Wardatul Nurjannah SFarm, alumni pengurus LDK UPIM, sebagai pemateri. Dalam materinya mengajak muslimah Tadulako untuk selalu menyibukkan diri dalam hal kebaikan dan meninggalkan kebiasaan yang kurang baik. Masih dalam materinya, Ia menjelaskan bagaimana dampak yang terjadi bila seseorang terlalu sibuk menyalahkan orang lain dalam setiap permasalahan yang dihadapi setiap muslimah yaitu timbulnya penyakit hati seperti sikap hasad (dengki), berburuk sangka. “Hati kita wajib curigai, niat kita wajib curigai karena semua aktivitas kita boleh jadi karena keburukan, berlatihlah jujur terhadap diri sendiri bukan untuk diakui orang lain,” ujarnya. Lanjutnya, di era sosial media (sosmed) ini kita semua perlu memahami bagaimana cara menggunakan sosmed dengan baik tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain. Memposting hal-hal yang positif dapat pula dijadikan ladang berdakwah bagi para muslimah. “Sebagai seorang muslimah kita patut mewaspadai diri kita terhadap keburukan diri. Ilmu, iman, dan ibadah kita masih mencurigakan maka jangan pernah berhenti belajar, berhenti mengaji dan memperbaiki niat” tandasnya. Kajian tersebut dihadiri kurang lebih 80 mahasiswi Universitas Tadulako dari berbagai Fakultas dan Program Studi. Sr


Mimbar Mahasiswa Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

16

KKN angkatan 83, Bantu Pasigala dengan Aksi Donor Darah “Kami saat ini, karena sedamg KKN, tidak

Ada banyak cara membantu para korban gempa, tsunami, dan likuifaksi di palu, Sigi, dan

dapat berbuat banyak untuk membantu para korban

Donggala (Pasigala). Agenda kerelawanan mulai

seperti relawan lainnya. Sehingga kami

dari distribusi sembako, pendampingan

menginisiasi untuk membuat aksi sosial donor

psikososial, bantuan medis, dan beragam bantuan

darah. Selain itu, kita ketahui bersama, stok darah di

lainnya. Tidak sedikit mahasiswa Universitas

PMI masih kurang,” ungkap Ricky.

Tadulako (Untad) yang terlibat dalam kegiatan

Iswan, salah seorang pendonor, begitu

relawan kemanusiaan. Di antara sekian banyak

bersemangat dalam aksi sosial ini. Ia yang juga

mahasiswa tersebut, mahasiswa KKN angkatan 83

tercatat sebagai mahasiswa KKN di posko yang

Posko Fakultas Ilmu Matematika dan Pengetahuan

sama di FMIPA, menyampaikan bahwa aksi ini

Alam, turut ambil peran, melalui aksi sosial donor

tentunya akan sangat membantu PMI dalam

darah.

menyediakan darah. Aksi donor darah mereka sepakati dalam

“Kami tahu, stok darah di PMI semakin

rapat program kerja, sebagai usaha terus memberi

berkurang. Sehingga dengan aksi donor darah, dapat membantu masyarakat Pasigala yang

bantuan pada Masyarakat Pasigala yang terdampak bencana. Dengan total anggota Posko FMIPA

sejak pukul Sembilan pagi hingga pukul 12 siang,

Ricky Setiawan, mahasiswa Fakultas Ilmu

sebanyak kurang lebih 39 orang, langsungkan Aksi

berhasil mendapatkan 35 kantung darah. Ada 50

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) selaku Ketua Posko,

semangat

sosial tersebut di halaman FMIPA pada Kamis

orang yang mendaftar menjadi pendonor, tetapi

mengatakan latar belakang dilakukan aksi tersebut,

lebih ketika saya turut mendonorkan darah. Darah

(15/11).

karena terbatasnya waktu, tidak seluruhnya

karena banyaknya keluhan yang mereka dengar

kita bermqanafaat bagi yang membutuhkan, tubuh

pendonor, mendonorkan darahnya.

mengenai stok pasokan darah yang sangat kurang.

kita pun sehat,” tutur Iswan. ikr

Kegiatan yang berlangung selama 3 jam

terdampak bencana. Tentu saja saya dan tim sekali mengurus kegiatan ini. Lebih-

HIMABRIS Luncurkan English Study Club lain yang capable dalam mengajar untuk membantu

Sebulan pasca gempa, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (HIMABRIS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad), langsungkan program English Study Club (ESC), pada Sabtu (10/11).

mahasiswa pendidikan bahasa Inggris saja. Namun

ESC merupakan program dari divisi

ternyata respon untuk ESC tidak hanya dari

teman-teman yang ingin belajar,” ungkap Adrian. Adrian menambahkan bahwa ESC tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa pendidikan bahasa Inggris, tetapi terbuka untuk semua mahasiswa FKIP yang ingin belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris. “Awalnya ESC hanya akan ditujukkan untuk

Akademik di HIMABRIS yang bertujuan

mahasiswa bahasa Inggris tapi muncul juga dari

membantu mahasiswa pendidikan bahasa Inggris

prodi lain. Yang menjadi pembeda ESC dengan

untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris.

kegiatan ini HIMABRIS dapat ikut membantu

FKIP yang mau belajar bahasa Inggris agar bias join

membangkitkan pendidikan mahasiswa di

ESC di HIMABRIS,” harap Nico.

“ESC dilaksanakan karena di prodi bahasa

lingkungan FKIP Untad di bidang bahasa Inggris,

Koordinator Divisi Akademik, Adrian

Inggris kemampuan setiap mahasiswa berbeda-

karena masih banyak orang diluar sana yang

Christianto Katili menjelaskan English Study Club

beda. Ada yang bisa speaking tetapi kurang di

berkeinginan belajar bahasa Inggris namun

memang sudah sering sekali dicanangkan, namun

writing, ada yang pintar grammar tetapi kurang di

terhalang dana maupun kesempatan.

untuk pelaksanaan baru kali ini berhasil terlaksana.

pronunciation. Sehingga dengan adanya ESC,

“Banyak yang ingin tahu, tapi sedikit yang

“Konsep English Study Club ini sebenarnya

semoga kemampuan mahasiswa Prodi Bahasa

mau belajar. Melalui ESC kami dari HIMABRIS

sama seperti belajar bahasa Inggris pada umumnya.

Inggris semakin baik,” ungkap Immanuel Nico

berharap agar dapat menjadi wadah untuk belajar

Hanya saja kita mengambil waktu di luar waktu

Setyono, selaku ketua Umum HIMABRIS.

bahasa Inggris. Kami juga mengajak teman-teman

kuliah, dan melibatkan mahasiswa bahasa Inggris

Immanuel Nico berharap agar melalui

program study club sebelumnya, tahun ini selain pertemuannya dibuat rutin,” imbuh Adrian. Lily salah seorang mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) mengaku sangat bersyukur karena ada wadah bagi mahasiswa FKIP yang ingin belajar bahasa Inggris. “Saya sangat senang karena bisa ikut belajar di ESC. Selain menambah pengetahuan saya dalam bahasa Inggris, ESC juga membuat saya mendapatkan lebih banyak teman dari prodi lain,” jelas Lily. Adr

TP Al Ishlah Hadirkan Luky B Rouf dalam Kajian Pranikah Bekerja sama dengan Yayasan Islam Selamatkan Negeri (ISN), Taman Pengajian (TP) Al-Ishlah langsungkan kajian Pranikah dengan tema, “Yuk Nikah Mulia: Antara Cinta dan Cita untuk menjadi Keluarga Pejuang Membangun Peradaban Muslim” di mushallah Al-Ishlah Fakulas Ilmu Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Tadulako (Untad), pada Kamis (15/11).

“Ustaz Luky kebetulan sedang di Palu untuk

pernikahan dapat dilakukan sesuai syariat Islam,”

menjadi relawan melalui Yayasan Islam Selamatkan

tutur Mahasiswa Jurusan Matematika Prodi Statistika

Negeri. Nah kami ambil peluang, juga untuk mengisi

angkatan 2016 tersebut.

waktu dan jadwalnya di Palu, di sela-sela aktivitasnya

Dalam penyampaian materinya, ustaz Luky

sebagai relawan. Karena latar belakang beliau juga

menjelaskan bahwa jika ingin menikah mulia, ada 4

yang selalu menjadi pembicara-pembicara pranikah,

langkah yang harus dilakukan; Goal Right, Guidance

membuat kami melangsungkan kajian dengan tema

Right, Relation Right, dan Jobdis Right.

pranikah,” ungkap Afrizal Sona, Ketua TP AL-Ishlah.

“Goal Right, yakni memiliki tujuan pernikahan

Afrizal juga mengatakan bahwa output dari

untuk beribadah kepada Allah. Yang kedua, Guidance

kajian ini, mahasiswa mengerti perihal Pernikahan,

Right, adalah Al-Qur'an dan Hadist menjadi pedoman

dan mampu melakukannya sesuai syariat. Hal itu

dalam setiap aspek ketika menyelesaikan setiap

berkaca dari kondisi saat ini, di mana para pemuda

permasalahan dan keluarga. Ketiga, Relation

banyak yang keliru menggunakan cara berfikir,

Right, yaitu hubungan persahabatan antar

mengenai apa yang dilakukan dalam menyiapkan

suami istri. Dan keempat, Jobdis Right,

pernikahan, sehingga setelah menikah menimbulkan

yakni hak dan kewajiban harus

banyak dampak negatif.

ditempatkan dengan benar,” jelas

Dihadiri kurang lebih 100 peserta, kajian

“Dari kajian ini, kami harapkan para anak muda

tersebut diisi oleh Ustaz Luky B Rouf, Owner

mengerti mengenai pernikahan. Melakukan segala

Ustaz Luky. Ustaz Luky menambahkan

D`Walimah Wedding Syar'i sekaligus relawan ISN

sesuatu itu butuh ilmu kan, termasuk menikah.

bahwa 4 langkah tersebut tentu

dan penulis buku best seller. Diantara bukunya yaitu;

Sehingga kajian-kajian pranikah menjadi salah satu

saja tidak cukup. Melainkan harus

Rapor Merah Valentine`s Day, Kecil-Kecil Nikah,

tempat menimbah ilmu. Nah, dari kajian-kajian

menjadi keluarga pejuang dakwah.

Muslimah Semesta, dan Light Up Your Life, serta 18

pranikah, semoga mahasiswa yang merencanakan

ikr

buku saku lainnya.

Gambar : google.com

Luky B Rouf.


Mimbar Mahasiswa Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

17

Pengumuman PIMUT 2018

Kegiatan Sempat Tertunda, PIMUT Akan Diumumkan pada November Pekan Ilmiah Mahasiswa Universitas Tadulako (PIMUT) yang dilaksanakan

lolos ke tahap Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional

seraya terus berharap. “PIMUT ini akan menjadi wadah untuk

(PIMNAS) pada tahun 2017. “Prestasi dalam bidang PKM kita kurang

Badan Riset Mahasiswa (BRM) Fakultas

mengembangkan potensi saya belum tertuangkan.

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

teraplikasikan. Oleh karena itu kami berpikir bahwa

Saya sangat senang, pasca bencana, kegiatan ini

(FMIPA), bekerja sama dengan Pengelola

perlunya wadah dan ajakan serta motivasi menulis

masih berlanjut. Harapan saya jika lolos, ini akan

bagi mahasiswa Tadulako,” ungkap Husen.

menjadi modal motivasi untuk terus berkarya

Pusat Kreativitas Mahasiswa dan Pengembangan Karir (PKM-PK) serta

Pengumuman yang akan berlangsung pada

utamanya mengembang kegiatan yang bermanfaat

UKPM FKIP Universitas Tadulako (Untad),

akhir November tersebut, masih menurut Husen,

bagi banyak orang,” pungkas Waldin, mahasiswa

yang pembukaannya pada 22

pada awalnya dijadwalkan pada 29 September

Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan)

September 2018, akan diumumkan pada

2018, dengan segala persiapan mulai dari rentetan

prodi Akukultur, yang juga peserta bidang

perlengkapan hingga narasumber, yang sudah tiba

Pengabdian Masyarakat (M).

Sabtu (24/11), di Teater Room Untad.

lain,” tutur Siti Muniarsi, peserta PIMUT bidang Karsa Cipta (KC). RR

Tidak hanya Waldin, peserta lain juga harap-

di Kota Palu. PIMUT yang bertujuan sebagai upaya

“Persiapan kami sudah matang 95%, termasuk

harap cemas. Diantaranya Siti Muniarsi, mahasiswa

menumbuhkan ide kreatif dari Mahasiswa, juga

ruangan Teater Room sudah didekorasi, pemateri

FMIPA jurusan Fisika. Ia sudah mempersiapkan

merupakan simulasi dalam bersaing di Program

kami dari Unhas sudah datang di Palu sore itu, dan

mental terhadap pengumuman nantinya, termasuk

kreativitas Mahasiswa (PKM) Nasional. Selain itu,

siap untuk kegiatan esok hari pada 29 September.

jika ia belum berhasil.

disampaikan Muhammad Husen, Ketua Panitia

Namun tidak diduga, datang ujian dari Allah berupa

“Pengalaman ikut PIMUT merupakan

PIMUT 2018, bahwa kreativitas mahasiswa Untad

bencana gempa,” sehingga kami menundanya,

pengalaman pertama saya, dan juga pembelajaran

yang ditorehkan dalam bentuk proposal sangat

hingga 24 November 2018,” lanjutnya.

awal. Semisal lolos saya, akan memperbaiki

Pasca bencana, seluruh panitia kembali

kembali proposal yang telah diloloskan di PIMUT

Hal ini dibuktikan setiap tahunnya di mana

menghimpun kekuatan untuk melanjutkan kegiatan

untuk di ajukan di PKM. Jika saya belum berhasil,

Untad hanya mampu membawa satu tim PKM yang

yang sempat tertunda. Tidak hanya panitia, peserta

tentu saja ini menajdi pembelajaran, dan saya kan

juga cukup antusias dan menanti pengumuman,

memperbaiki proposal saya. Jika memungkinkan,

kurang.

saya akan mengikuti lomba kepenulisan ilmiah yang

Muhammad Husen, Ketua Panitia PIMUT 2018

Pasca Gempa, BEM FK Bangun Sekolah sementara hancur dan tak lagi layak pakai.

Minggu (4/11)-Dalam rangka membantu pendidikan anakanak Sekolah Dasar (SD) di Desa Omu, Kabupaten Sigi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tadulako (Untad) membangun sekolah sementara pasca gempa.

pembagian logistic, trauma healing dan pemberian

Ditemui reporter Media Tadulako, Fikri

simbolis bahan-bahan pembangunan sekolah

“Sebenarnya untuk bantuan pendidikan sementara sudah ada, seperti bantuan tenda dari UNICEF, hanya saja jumlah siswa yang ada melebihi daya tampung tenda, karena itu kami memutuskan untuk membangunnya di Desa Omu. Pembangunan sekolah sudah dimulai pada tanggal 4 November, dan diikuti dengan kegiatan

sementara,” jelas Fikri.

Akbar, selaku ketua umum BEM FK Untad

Ofel Mazmur sebagai salah satu pengurus

mengaku program pembangunan sekolah sementara merupakan salah satu program bantuan

BEM FK Untad berharap melalui pembangunan

dari Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

sekolah sementara, anak-anak SD di Desa Omu dapat lebih bersemangat lagi dalam belajar dan

(ISMKI), dalam rangka membantu Palu, Sigi dan

BEM FK berfoto bersama di depan bangunan Sekolah Sementara yang sementara pembangunan (Foto: Doc BEM FK)

Donggala (Pasigal) pasca bencana Gempa, Tsunami dan Likuifaksi. “Program ini merupakan program bantuan dari ISMKI. BEM FK Untad dan BEM FK

sebagai anggota dari ISMKI,” ungkap Fikri. Fikri menjelaskan, sumbangan yang terkumpul dari ISMKI kurang lebih 200 juta dan

juga dipakai dalam pembangunan toilet umum dan

terjadi.

Untad juga akan terus melakukan follow Up dengan selalu melakukan pemantauan pada sekolah yang sudah terbangun.

“Kenapa ditujukan pada pembangunan

juga musholah di Desa Pompe Kecamatan Sirenja

“Saya berharap dengan adanya

karena dari segi kesehatan sudah banyak bantuan

Kabupaten Donggala, yang akan terus dipantau

pembangunan sekolah sementara anak-anak di

Universitas Islam Alkhairat (UNISA) diamanahkan untuk melaksanakan program ini,

Selain pembangunan sekolah, dana bantuan

ditujukan untuk pembangunan pasca bencana yang

melanjutkan pendidikannya. Pengurus BEM FK

yang disalurkan dari ISMKI maupun instansi-

hingga pembangunannya rampung dan siap pakai.

Desa Omu dapat melanjutkan pendidikannya dan

instansi yang bergerak di bidang kesehatan, oleh

Sementara pembangunan sekolah sementara

dapat lebih bersemangat dalam menempuh

karena itu dana bantuan ini kami salurkan untuk

ditujukkan di Desa Omu Kabupaten Sigi,

pendidikan dan meraih mimpi mereka walaupun

pendidikan,” sambungnya.

dikarenakan bangunan sekolah dasarnya yang

sudah tertimpa bencana,” tutup Ofel. Adr

Permata Al-Jihad 2018, Lakukan Pendaftaran Online dan Offline Wahyu Wiranto selaku Ketua MPM Al-Jihad yang ditemui oleh Reporter Media Tadulako diselasela kesibukannya, mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mencari regenerasi yang dapat meneruskan estafet perjuangan dakwah di MPM Al-Jihad. Mengingat MPM Al-Jihad adalah salah satu lembaga dakwah yang membutuhkan regenerasi, maka dari itu setiap tahunnya MPM AlJihad memberikan kesempatan bagi mahasiswa baru untuk turut serta mengikuti kegiatan Penerimaan Anggota Baru (Permata). “Di MPM Al Jihad kami berusaha membuat

bisa istiqomah dalam mengikuti Permata sampai ke

tahun sebelumnya, dikarenakan banyak geduung

tahap pengkaderan selanjutnya” harap Wahyu.

yang tidak layak pakai pasca bencana, terutama di

Sementara itu pada kesempatan yang sama,

ruang lingkup Untad.

Raehani selaku panitia penyelenggara mengatakan

“Persiapan yang kami lakukan ialah,

bahwa tim panitia memberikan kemudahan pada

menyebarkan luaskan beberapa poster di media

saat pendaftaran Permata, dengan membuka

sosial dan mading-mading yang ada di Fakultas.

pendaftaran dengan sistem online dan offline,

Hanya saja kami masih kesusahan mencari gedung

dengan target peserta 150 orang.

yang masih layak pakai pasca bencana,” lanjutnya.

“Tim panitia berusaha memudahkan calon

Haerani juga mengatakan bahwa kegiatan ini

mereka nyaman dan senang dengan agenda-agenda

peserta untuk mendaftarkan diri baik secara online

mengusung tema, “Lets Hijrah”, yang akan

yang disuguhkan oleh MPM,” ujar Wahyu,

dan offline agar mencapai target peserta. Saat ini

dibawakan oleh para alumni MPM Al-Jihad, pada

kami sudah menerima calon peserta sekitar 90

30 November-02 Desember 2018.

mahasiswa Jurusan Sosiologi. Dalam kesempatan ini, Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi wadah meningkatkan pengetahuan dan keimanan calon peserta. “Saya berharap semoga semua calon peserta

orang, dari beberapa jurusan di FISIP,” ungkap Haerani.

“Kami mengangkat tema ini karena yang kita lihat calon peserta sangat membutuhkan materi-

Haerani melanjutkan, bahwa tahun ini panitia

materi seperti itu untuk selalu menjaga semangat

pelaksana sedikit terkendala, dibanding tahun-

mereka dalam menuntut ilmu agama,” tandasnya.


Cerpen

Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

18

Images : google.com

Benih “Assalamu'alaikum. Mah, kau di mana?” “Wa'alaikumussalam. Di rumah, Tul. Ada apa?” “Boleh mintol?” “Boleh. Mau mintol apakah?” “Ajak Alya liqo.” 28 Agustus 2019. Masih tersimpan rapi pesan WA Fatul ke sahabatnya di Kota Palu. Tepat sebulan sebelum bencana menghampiri kota kelor yang meluluhlantakkan teluk dan daratannya. Memporak-porandakan kota kaledo yang kaya akan budaya dan masyarakat yang pecinta pedas namun ramah pada tetamu. Bencana yang merubah 360 derajat sifat Rohma kepada Fatul yang dulu sebagai sahabat. Dan seharusnya tetap sebagai sahabat. Musibah yang juga hampir membuat Fatul Khoir tak lagi melihat wajah wanitanya untuk selama-lamanya. *** Aisyah berusaha meyakinkan diri atas pilihannya. Sudah lebih tiga hari dari tenggat waktu yang diberikan kepadanya, tetapi ia belum juga memberi keputusan. Enam hari lamanya ia megurung diri di kamar, hanya keluar untuk makan. Seolah bertapa atau tepatnya bercengkrama dengan Tuhannya. Menanyakan perihal yang membuat gadis pemilik kulit sawo matang itu sulit untuk melangkah ke depan tetapi tak bisa mundur ke belakang. Sajadah hitam yang di sisinya dirajut dengan benang warna emas, sudah enam hari juga tepekur di lantai, seolah paham bahwa gadis yang sedang duduk di atasnya dilanda kebimbangan. Besok ia harus segera memberi keputusan. Tak baik menahannya terlalu lama. “Jika saya harus menolak, maka sudah seharusnya lebih cepat agar dia bisa mencari orang lain yang lebih siap,” Batinnya. Jemari lentik menyeka bulir di sudut matanya. Tak mudah memang memantapkan hati apalagi itu menyangkut perkara masa depan yang berhubungan dengan generasi dan keturunan. Seorang yang memiliki misi suci untuk agama pasti akan sangat teliti memilih calon pasangan. Karena harus memilih benih yang suci juga ladang yang subur. “Pa,” si pemilik mata manik itu memakai jilbab maron sepanjang paha, dan gamis abu. Hidung yang mancung dan lesung pipit di wajahnya, menembah elok rupa gadis kelahiran tahun 1993 tersebut. “Iya, Nak.” Ayah Aisyah tak kalah lembut dengan putri bungsunya. Mereka berdua duduk di atas kursi sudut desain klasik buatan anak bangsa. Ayahnya menggenggam tangan Aisyah. Sebuah televisi modern merek sharp menampilkan serial anak Upin dan Ipin yang menjadi tontonan andalan di rumah itu, karena cucu semata wayang yang menjadi satus-satunya raja di keluarganya. “Saya sudah istihkoroh,” mulai Aisyah dengan wajah tertunduk karena malu. “Yah, kau sudah seharusnya memberi tahu Papa keputusanmu, karena ini sudah hampir sepekan dari waktu tiga hari yang kau minta.” Lelaki beruban itu memalingkan wajahnya dari memandang Aisyah ke sorak sorai Upin dan Ipin yang mengundang senandung girang dari cucunya, Athirah. “Pa, Saya…” Tabuhan gendang, rabbana, meramaikan kampung halaman Aisyah. Waktu yang ditunggu-tunggu sudah tiba. Tinggal beberapa menit, Aisyah akan melepas masa lajangnya. Dipersunting oleh sahabatnya sendiri membuat gadis 25 tahun itu hampir menolak tanpa istikhorah. Hingga akhirnya ia sadar bahwa alasannya untuk menolak sangat tidak syar'i. Aisyah melihat ponselnya, membaca kembali pesan Fatur dua pekan yang lalu. “Ajak Alya liqo.” Permintaan Fatul pada Aisyah yang membelok 360 derajat. Padahal baru dua pekan lalu mereka saling berdebat tentang Alya yang juga sahabat Aisyah. Kekasih Fatur. “Lamar dia, saya ajak dia liqo. Putuskan dia, saya ajak dia liqo.” Aisyah memberi ketegasan pada permintaan Fatur yang

baginya tidak tepat menyuruh Aisyah mengajak Alya untuk liqo sementara mereka berdua masih terikat hubungan haram. “Mah…” panggilan akrab Fatur pada Aisyah. “Niat melamar Ayla itu ada. Tetapi menerima Ayla yang sekarang sama saja saya sedang membuat PR untuk rumah tanggaku. Saya tidak bisa jamin setelah menikah dia akan menegakkan sholat dan memakai jlbab yang sesuai tuntunan syariat. Kalau memang setelah liqo pilihan Ayla tidak lagi ke saya. Nda masalah asal dia paham agama.” “Naif. Kau egois, Tur. Kau hanya mementingkan dirimu sendiri.” Bukannya luluh dengan pesan Fatur. Aisyah semakin geram dengan sahabatnya itu. Tidak tega jika Alya harus berubah sesuai keinginan Fatur. Seharusnya jika dia mencintai Alya dan memilih membangun rumah tangga yang sakinah dengannya. Fatur harus menerima Alya apa adanya bukan malah menyuruh orang lain mengerjakan PRnya. Dan jika Fatur tidak siap menerima Alya yang sekarang, dia harus melepasnya, terlepas apakah Alya berhijrah setelah itu atau tidak. “Mah, jangan bicara seperti itu. Saya tidak seburuk yang kau pikirkan.” “Jujur, Tur. Apa yang ada di hatimu sekarang!” “Saya ingin madrasah pertama untuk anak-anakku adalah mengenal Allah dan Rasulullah. Dan ini tidak bisa hanya dari saya sebagai Ayah tetapi juga dari Ibunya. Seorang Ibu adalah sosok yang paling dekat dengan anak. Apalagi pendidikan tauhid tidak diajarkan hanya ketika mereka telah pandai berbicara, tetapi sejak mereka berada dalam kandungan. Meninggalkan Alya tanpa memberi dia kesempatan untuk berbenah, saya rasa itu tidak adil. Apalagi kami sudah delapan tahun menjalin hubungan. Tidak mudah untuk berpisah, Mah. Alya pasti sakit. Beri dia kesempatan. Dan hanya kau yang bisa membantuku keluar dari masalah ini.” Tanpa sadar, Aisyah membasahi make up nya dengan air mata. Azzam yang menghujam ke dasar hati, membuat Aisyah luluh dan menerima permintaan Fatul untuk mengenalkan islam lebih jauh kepada Alya. Tiit… tiit…tiit… Sebuah pesan. Dari Alya sahabat Asiyah dan Fatul. “Saya terima nikahnya Aisyah Rohmah binti Qoyim Aljauziyah dengan mahar seperangkat alat sholat dibayar tunai.” Sah. Resmi sudah. Telah runtuh hijab itu, telah hilang penghalang, telah bergetar arsy-Nya. Cinta yang dibangun di atas sajadah-Nya, maka adakah yang lebih indah dari itu? 25 Oktober 2018. Aisya Rohma binti Qoim Aljauziyah dan Fatul Khoir bin Sulaiman resmi membangun bahtera rumah tangga. Rohmah berubah, bahkan dua hari setelah pernikahan. Ia menjadi sangat dingin pada Fatul. Meski tidak melepas kewajibannya sebagai istri tetapi sifatnya sangat berubah, jauh berbeda seperti saat mereka masih bersahabat. Fatul selalu ingin bertanya ada apa. Tetapi ia memilih untuk menahan semua rasa penasarannya. Toh, mereka baru menikah dua hari. “Besok saya akan ke Malang. Untuk ikut tes S2,” Rohmah mengutarkan keinginannya kepada sang suami. “Ujiannya kan hari senin kenapa harus berangkat besok? Saya kan mau ke Surabaya hari ahad, kita berangkat sama-sama saja,” pinta Fatur kepada Istrinya. “Saya harus mempersiapkan diri sebelum ujian. Kalau berangkat hari ahad, terlalu mepet.” Fatur diam tidak bisa berkata apa-apa lagi kepada istrinya. Melihat itu seperti bukan permintaan izin, tetapi pemberitahuan bahwa Aisyah akan berangkat ke Malang dengan atau tanpa izin darinya. Aisyah meninggalkan Fatur yang mematung di kursi sudut. Dia meneteskan air mata. Tiba-tiba ia merasa begitu rindu pada suaminya. Wajah Fatur yang tetap tenang menghadapi sikap dingannya sejak menikah. Juga kesabarannya yang tidak pernah bertanya mengapa Aisyah berubah.

Selamat, Romah atas pernikahanmu dengan Fatur. Aku bangga bisa mengenalmu. Jika tidak, aku tidak akan pernah tahu betapa busuknya hati wanita berhijab panjang sepertimu. Aku paham sekarang mengapa kau memakai jilbab sepanjang itu karena jika kau tidak tutupi kebusukan hatimu dengan kain maka orang-orang akan tahu betapa naifnya gadis sepertimu. Sayangnya aku tak bisa menyadarkan Fatur dan membiarkan dia hancur ditangan iblis seperti kau. Aku juga paham, mengapa kau begitu kekeuh mengajakku berhibab, alih-alih untuk menutup aurat. Faktanya kau ingin mengkaderku dan menjadi pengikut iblis. Aku benci kau Aisyah Rohmah. Aisyah hampir pingsan membaca pesan teman kuliahnya itu. Ia bertemu dengan Fatur dan Alya sejak dibangku kuliah. Ia tak menyangka kemarahan Alya begitu besar hingga membuat hijab yang dikenakannya tampak buruk di mata Alya. Aisyah mencoba mengajak Alya untuk tarbiah, mengenal Islam secara kaffah melalui seorang murobbiah tetapi Alya menolak. Katanya dia tidak siap didoktrin dan harus menggunakan jilbab sepanjang jilbab Aisyah. Selain kepanasan, dia juga tidak siap kehilangan kebebasan dan pekerjaannya. Keputusan Alya membuat Fatur membelok. Memilih Aisyah untuk menjadi ladang dari benih rumah tangga yang dipikulnya. Pemuda gagah itupun menemui calon mertuanya. 28 september 2018, Aisyah dan Fatur berada di rumah minimalis yang telah lama disediakan pemilik mata elang itu untuk keluarga kecilnya. Hingga sebuah getaran kencang dari perut bumi menggetarkan dinding-dindingnya, juga dinding-dinding rumah orang lain. Membuat mereka kesulitan berdiri. Aisyah yang sedang bersiap mengambil wudhu terbentur ke dinding kamar mandi. Fatul berada di luar rumah hendak ke mesjid untuk sholat magrib berjamaah tersungkur ke tanah. “Rohmah.” Fatur bergumam, teringat istrinya yang masih berada di dalam rumah. “Rohmaaaaaaaahh.” Ia berteriak. Aisyah berusaha keluar, tetapi sebanyak ia berusaha keluar sebanyak itu ia jatuh. Lalu dinding sebelah barat kamar mandi rubuh, menindih Aisyah yang mesih berlutut di lantai. Hingga gempa berhenti sesaat, Fatur langsung menyelamatkan istrinya, mengangkat reruntuhan tembok yang mengubur tubuh Aisyah. Beberapa detik kemudian bumi kembali berguncang kali ini disusul dengan tanah yang terbelah dan semburan lumpur. Kepala Aisyah mengeluarkan darah segar. Suara takbir menggema, tahlil, tahmid, istighfar, memuja keagungan Allah SWT. Tiada tempat berlari selain kepada Allah. Tiada lagi harganya harta, tiada lagi pentingnya uang, tiada lagi gunanya jabatan. Semua yang dibangun bertahun-tahun runtuh hanya dalam waktu tiga menit. Ketika Aisyah dan Fatul berhasil berdiri diatas tanah lapang, tepat di atas pijakan mereka tanah terbelah dan menelan tubuh Fatul. Aisyah berusaha meraih tangan suaminya dan menariknya ke atas, tiba-tiba bumi memuntahkan lumpur. Mereka berdua terpisah. Aisyah, seperti hendak mati menyaksikan Fatul yang ditelan tanah lalu ditutup oleh lumpur. Ia terus merapal nama Fatul dan memohon pada Allah agar suaminya selamat. Seperti direnggut sebagian dari hidupnya dan rasanya ia ingin mati detik itu juga. Tetapi Allah berkehendak lain, seseorang menarik lengan Aisyah, mengajaknya terus berlari. Berusaha keluar dari lumpur yang menggulung seperti air bah. Lima jam lamanya mereka berusaha mencari jalan keluar. Hingga akhirnya… “Fatul…” Aisyah terjaga. Memandang baju pengantin yang menggantung di lemari. Pukul 03:00 dini hari. Aisyah meraih undangan pernikahan dimeja riasnya. 28 september 2018, hari ini ia akan menikah dengan Fatul.


Infotorial

19

Edisi 101 November 2018 - Tahun ke 6

Universitas Tadulako Mewujudkan Misi Pengabdian

FOTO

: Akhmad

Usmar, S.Sos., dan Riyan Muhamad L Djalalembah, S.Ak

Tim Medis MRPTNI-Peduli (Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Se-Indonesia) Dokter Muhammad Asep Dwitama, S.Ked. Memberikan Resep Obat Kepada Korban Bencana

Pemeriksaan Kesehatan Ibu Lansia yang Menderita Sesak Nafas Akibat Trauma Gempa

Dokter Fitra Kemalasari Badrun, S.Ked Memberikan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Sigi

Pemberian Obat Bagi Pasien yang Sudah Melakukan Pemeriksaan Kesehatan

Dokter Muhammad Asep Dwitama, S.Ked Sedang Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Kepada Masyarakat Baluase Kab. Sigi

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Untad dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes., Sp.OT., FICS., MH, Turun Langsung Memberikan Bantuan Medis Kepada Korban Yang Tertimpa Bangunan


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.