Media Tadulako Edisi 68 februari 2016

Page 1

Edisi

68

Media Tadu Taduako ako M e d i a K a m p u s U n i v e r s i t a s T a d u l a k o Med

ia Ta

dula

ko

inform, inspire, and educate

Angkatan 2009 diujung Tanduk

Februari 2016 Tahun #04


Media

Suara Redaksi

2

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Pengantar Peran Keluarga, Redaksi Menghalau Laju LGBT Editorial

dia Me lako

u Tad

Isu LGBT belakangan ramai dibicarakan banyak orang. Wabah penyakit sosial ini kini tengah mengancam moralitas anak-anak muda Indonesia. Berlindung dibalik Hak Asasi Manusia, para pendukung LGBT terus mengkampanyekan hak-hak kaum berpenyakit itu. Bukan mencoba mencari solusi, pelaku penyimpangan sex itu malah mendapat legitimasi pembenaran akan sikap yang dipilihnya. Indonesia mendadak darurat LGBT. Legitimasi ini bukan sekedar isapan jempol, hal itu dibuktikan dengan sokongan dana jor-joran yang dikeluarkan lembaga juga perusahan yang mendukung paham ini. Sejumlah perusahan yang menjadi donor, menyediakan dana fantastis untuk keberlangsungan LGBT terutama di Indonesia. Facebook bahkan secara terang-terangan memblokir akun yang melakukan kontra opini tentang LGBT. Pada akhirnya kita dikepung dengan isu besar bertema Lesbian, Guy, Bissexual, dan Transgender. Di depan sana, ada kekuatan besar yang secara masif dan terstruktur, didukung oleh kekuatan dana yang besar ingin mencoba menawarkan alternative budaya baru bagi masyarakat Indonesia bertemakan kebebasan dan modernisme. Bila tata nilai Indonesia yang diwariskan leluhur kita, sudah tak lagi mampu membendung segala budaya yang menyimpang yang masuk ke tanah air, tidak menutup Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Sidang pembaca, bahagia rasanya kami dapat kembali bersua di edisi Februari kali ini. Sejumlah berita juga informasi tentang kampus telah kami sediakan sebagi menu b a c a a n s e g e n a p c iv i t a s a k a d e m i k a Universitas. Mengisi rubrik bincang akademik di edisi kali ini, tim media tadulako berkesempatan berkunjung ke “markas” lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Dari kantor Dr. Muh Nur Ali, kami melihat langsung bagaimana pengurus LPPMP berjibaku mengangkat martabat tadulako, seperti yang tertuang dalam Visi LPPMP Tahun 2020 Universitas Tadulako Kokoh dalam Mutu Akademik Menuju Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang Bermartabat. Bincang-bincang hangat di sore hari itu, bisa disimak langsung dalam ulasan berita yang kami sajikan di kolom bincang akademik. Untuk kolom liputan khusus kali ini, kami memutuskan mengangkat masa kuliah angkatan 2009 yang tinggal menghitung bulan. Jelang tujuh tahun di kampus, mahasiswa 2009 sudah mesti bersiap-siaga, mengencangkan tekad untuk mengakhiri masa-masa kampus di panggung wisuda.

Yap…tidak ada yang lebih indah dari seorang mahasiswa selain mengenakan toga dan seragam wisuda, membayangkannya saja, sudah tergambar bagaimana bahagianya, apatah pula merasakannya langsung. Bagi mahasiswa 2009, jangan menyerah, kami tetap yakin, tak ada yang mustahil sebelum peluit akhir pertandingan dibunyikan. Sebagaimana layaknya sepakbola, masa injury time adalah masamasa yang menetukan, selalu ada kejutan yang bisa terjadi di masa-masa itu. Pada mereka yang tengah berjuang di penghujung waktu, dari dapur redaksi Media Tadulako kami ucapkan, Semangatttt !!! Pembaca… Di edisi kali ini tim media tadulako menyembut akhir pekan menikmati alam dan hidangan the lesung di daerah sigi. Rapat redaksi yang dibungkus rekreasi itu adalah cara kami mengikat soliditas tim. Kami ingin menjaga kebersamaan, bahkan kala mungkin tak lagi bersama. Yaps… itulah mengapa, kebersamaan di Media Tadulako selalu dirindukan oleh orang-orang yang pernah mampir di keredaksian media ini. Akhirnya, atas nama redaksi, kami mengucapkan selamat menikmati menu berita dan informasi kami di edisi kali ini. Salam !!!

kemungkinan, perlahan namun pasti, kita akan melihat pergaulan yang jauh lebih mengerikan dari hari ini. Dan, benteng pertama menghalau laju penyakit-penyakit sosial sekarang, semacam LGBT dan kawan-kawannya itu. Berada pada peran pendidikan keluarga. Ya…keluarga adalah benteng pertama dalam memberikan pendidikan, pemahaman, serta memproteksi generasi dari segala hal yang menyimpang. Kurikulum keluarga menentukan pola pikir anak bangsa ini kedepan. Sayangnya, pendidikan keluarga pun, nyaris jebol oleh kekuatan televisi yang setiap hari menyuguhkan informasi-informasi baru bagi anak-anak kita, dan akan sangat berbahaya, bila semua informasi itu masuk tanpa ada control orang tua. BIla pendukung LGBT telah menyiapkan dana miliyaran rupiah untuk program kampanyenya, maka sudah seharusnya hari ini, keluarga Indonesia mempersiapkan kekuatannya pula. Ancaman virus LGBT mestinya bisa membuka mata kita semua, bahwa di depan sana, ada bahaya yang tengah mengancam anak-anak kita. Orang tua Indonesia yang pernah mendapatkan pendidikan moral dan akhlak di eranya dahulu, dituntut untuk menerapkannya kembali pada anak-anak saat ini. Aduhai, teringat kita, betapa dahulu, negeri ini pernah dengan bangga memiliki Kartini, Cuk Nyak Dien, Cut Meutia, mewakili perempuan memperjuangkan hak-hak kaumnya. Zaman berganti, kini kita punya sejumlah “pahlawan”, yang memperjuangkan virus LGBT. Ini mengingatkan kita, bahwa arus zaman memang terus bergerak.

Visit Us

mediatadulako @media_tadulako Media Tadulako

Pembina: Rektor Universitas Tadulako. Pengarah: Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH.,MH., Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP., Prof. Dr.H. Jayani Nurdin, SE.,M.Si Prof. Dra. Mery Napitupulu, M.Sc., Ph.D., Prof. Ir.H. Andi Lagaligo Amar, M.sc.Agr.,Ph.D Pimpinan Umum/Penanggungjawab: Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si. Dewan Redaksi: Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS., Dr. Muhammad Khairil, S.Ag.,M.Si., Dr. Arianto, M.Si., Dr. Ridwan Tahir, SH., MH., Takbir Launtina, S.Sos., Pemimpin Redaksi: Andi Akifah, S.Sos., M.ICT., Wakil Pemimpin Redaksi: Taqyuddin Bakri S.Pd., M.Pd Redaktur Pelaksana: Ari Fahry, S.I.Kom. Wakil Redaktur Pelaksana: Fatmawati R. Pontoh, S.Sos Redaktur Rubrik: Drs. Samsumarlin, M.Si, Fatmawati R. Pontoh, S.Sos, Isrun, SP., MP., Akhmad Usmar, S.Sos, Muliati Supandi S.Pd Reporter: Taqyuddin Bakri, Rafani inform, inspire, and educate Tuahuns, Wardatul Nurjannah, Ari Fahry, Hisdamayanti Djupanda, Ikerniaty Sandili, Shofia Nurun Alanur, Andi Siti Hajar, Adi Nur Alim, Andi Syaifullah Kadekoh, Eka Yunita Rahayu, Zulkifli, Nur Asma, Wandi Latoko, Moh. Zain Saputra, Willy Christian Lui. Layouter:Joko Suparlan. Distributor: Zulkifli Kesekretariatan: Drs. Sammen, M.Pd., Rafani Tuahuns, Andi Siti Hajar, Zulkifli Alamat Redaksi: Jl. Soekarno-Hatta Km. 9 Lt. 1 Nomor 112 Gedung Rektorat Universitas Tadulako. email: media_tadulako@yahoo.com. Fanpage FB: Media Tadulako Twitter: @mediatadulako Instagram : Mediatadulako

Media Tadulako

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4 Desain & Foto : Joko Suparlan


Media

Tadulako

Liputan Khusus Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

3

MOU anatara Baznas, Pemerintah Daerah, dan Untad Untad Akan Kelola Zakat Pegawai dan Dosen

Universitas Tadulako (Untad) jalin kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Sulawesi Tengah, sebagai pihak ketiga dibuktikan dengan penandatanganan MOU pada, Selasa (10/02) di Ruang Untad. Hadir pula Gubernur Sulawesi Tengah, Drs. H. Longki Djanggola, M. Si., sebagai pihak kedua atas nama pemerintah Daerah Dalam penandatangan MOU tentang “Pengumpulan dan Pendayagunaan, Zakat, Infaq, Shadaqah, dan pendidikan Vokasi”. Dalam kesempatan ini, selain Gubernur Sulawesi Tengah, turut hadir wakil Baznas pusat, Dr. Zainulbahar Noor, SE, MEc, dan Ketua Baznas Provinsi Sulawesi Tengah, Prof. Dr. Dahlia Syuaib, SH., MH, serta perwakilan pemerintah dinas-dinas terkait. Kesepahaman ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memanfaatkan sumber daya yang terdapat pada Untad, Baznas, dan Pemerintah Daerah (para pihak) yang didasarkan azas saling membantu, saling mendukung, dan menguntungkan dalam mengumpulkan dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah. MoU ini juga mensinergikan program dan kegiatan para pihak dalam rangka peningkatan pengetahun, wawasan, dan keterampilan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam sambutannya, Dr. Zainulbahar Noor, SE, MEc mengatakan kerja sama ini akan melahirkan program pendidikan vokasi sebagaimana maksud kesepahaman ini. “Untad nantinya akan membuka vokasi diploma 1 untuk pengelolaan Zakat. Nantinya, mahasiswa ini dipersiapkan untuk mengelola zakat. Di samping kami juga akan membangun tenaga kesehatan untuk pengelolaan zakat,” tutur Dr. Zainulbahar. Senada dengan Dr. Zainulbahar mengenai pendidikan vokasi 1 tahun, Rektor Universitas Tadulako, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE,MS mengatakan bahwa Untad akan membuka pendidikan vokasi 1 tahun, setara D1 pengelolaan Zakat. “Dari kesepahaman ini, Untad akan membuka jurusan pengelolaan Zakat, D1, yang nantinya lulusan-lulusan ini akan langsung diterjunkan untuk mengelola zakat. Biar zakat, infaq,dan Shadaqoh dapat terkelola dengan lebih baik lagi,” ungkap Prof.

FOTO : Ikerniaty Sandili

Basir. Prof Basir juga menegaskan bahwa kerja sama bertujuan agar pegawai Untad menyisihkan penghasilannya untuk membayar Zakat. “Kesepahaman ini menunjukan pentingya zakat bagi kita. Kita semua harus membayar zakat yang langsung dipotong dari gaji kita. Tetapi ini dikhususkan bagi pegawai muslim yang berpenghasilan minimal 5 juta 200 ribu. Sementara jika gajinya dibawah dari itu, hanya dikenakan Infaq dan Shadaqah,” tegas Prof Basir. Gubernur Sulteng juga menegaskan akan pentingnya membayar Zakat dalam sambutannya. Longki Djanggola mengatakan bahwa salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkn masyarakat Sulteng yang sejahtera

adalah dengan cara optimalisasi pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqoh sebagaimana yang diamanatkan dalam UU. No 23 Tahun 2011, tentang pengelolaan Zakat. “Pentingnya zakat ini, kami tak hentihentinya menghimbau pada seluruh SKPD dan unit kerja dilingkungan pemerintah Sulteng untuk melakukan pengumpulan zakat yang selanjutnya menyetor ke Baznas provinsi setiap bulan berjalan,” tandas Longki. Atas nama pemerintah daerah, Longki juga mengapresiasi program Baznas provinsi S u l t e n g k h u s u s nya p e nye l e n g g a ra a n pendidikan vokasi pengelolaan Zakat dengan melibatkan Untad selaku perguruan tinggi di Provinsi Sulteng. “ kami mendukung program pendidikan vokasi ini. sebagai bentuk

dukungan kami, pemerintah daerah memberikan bantuan dana sebanyak lima ratus juta,” ucap Longki. Longki juga berharap pendidikan vokasi pengelolaan zakat ini dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan memiliki keahlian dalam pengelolaan zakat. “Harapan saya melalui pendidikan vokasi ini, dapat menghasilkan SDM-SDM yang berkompeten serta qualified dengan bercirikan memiliki landasan kepribadian yang kuat, penguasaan ilmu dan keterampilan dalam mengelola zakat. SDM-SDM ini, harapan saya lebih lanjut, dapat diikuti oleh mahasiswa yang berasal dari seluruh kabupaten/kota untuk ditempatkan pada Bazna kabupaten/kota sebagai tenaga professional,” tutup Longki. ikr

Angakatan 2009 diujung Tanduk Berdasarkan hasil Rapat Pimpinan (Rapim) Universitas Tadulako pada, Rabu (10/02), yang dihadiri oleh Rektor, Wakil-wakil Rektor, Ketua Senat , ketua Dewan Pertimbangan, dan Ketua Satuan Internal (SPI). Masa studi Mahasiswa angkatan 2009 ditetapkan berakhir pada 30 Juni 2016 mendatang. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Tadulako, Prof. Dr. Sutarman Yodo, SH., MH dalam konferensi pers pada, Jum'at (13/02) di Press Room Untad lantai I Rektorat. FOTO : Ikerniaty Sandili

Prof. Sutarman menyampaikan, bahwa mahasiswa angkatan 2009 akan terhapus secara otomatis dari sistem akademik Untad. Keputusan ini merupakan keputusan yang telah dikaji dengan berbagai pertimbangan. Wadek Bidak juga menegaskan, bahwa tidak ada perpanjangan waktu dari pimpinan Universitas kecuali untuk beberapa pertimbangan. “Tidak ada perpanjangan waktu dari pimpinan Universitas, kecuali untuk 2 hal. Pertama, perpanjangan waktu 1 atau 2 minggu untuk penyelenggaraan

penyelesaian Skripsinya. Kedua, penyelesaian skripsi tersebut dalam 1 atau 2 minggu harus memiliki surat keterangan dari pimpinan Fakultas. Dua hal ini, akan mendapat kebijaksanaan rektor,” jelas Prof. Sutarman. Mantan wakil direktur Akademik itu menambahkan, mahasiswa angkatan 2009 yang tidak terdaftar di tahun 2015/2016 dan tidak pernah cuti, juga akan berakhir status mahasiswanya secara otomatis. “Kecuali mahasiswa yang pernah cuti akademik. Masa cutinya itu, akan

diperpanjang 1 semester,” imbuh Prof. Sutarman Kebiajakan tersebut memaksa mahasiswa angkatan 2009 yang akan menginjak usia 7 tahun di kampus, untuk segera merampungkan studi akhirnya. Sikap menunda pekerjaan yang kerap menjangkiti mahasiswa akhir bisa berakibat Drop Out (DO) dari kampus. Hal itu tentu sangat disayangkan, mengingat usaha untuk masuk ke bangku universitas tidaklah muda. Mereka telah berjibaku melalui sejumlah ujian baik formal

maupun non formal. Di akhir penyampaiannya, Prof. Sutarman mengatakan bahwa bagi mahasiswa angkatan 2009 yang belum menyelesaikan studinya pada Juni, disarankan untuk pindah perguruan tinggi lain. “Hal ini sama dengan angkatan 2008 yang belum selesai pada 2015. Jadi bagi mahasiswa yang belum juga menyelesaikan studinya, disarankan untuk pindah Perguruan Tinggi,” ujar Prof. Sutarman. ikr


4

Edisi 68 Februari 2016

Tadulako

Media

Opini Tahun ke 4

DARI MITOS HINGGA NYATA-NYA

TOTAL SOLAR ECLIPSE Oleh : Sulfitri Husain Mudrieq

Bermula dari dendam Kala Haru atau yang biasa disebut Batara Kala terhadap dewa matahari dan dewa bulan. Ketika seluruh dewa dan dewi di undang ke surga untuk meminum air suci keabadian yakni Tirta Amertasari. Air yang dianggap akan menjadikan siapapun yang meminumnya akan hidup kekal selamanya. Hal ini terdengar oleh Kala Haru, sang raksasa jahat yang ditakuti karena sering memangsa manusia khususnya anak-anak. Sehingga pada waktu itu Kala Haru yang tdak mendapat undangan, diamdiam datang ke surga dan meminun air suci tersebut. Kedatangannya pun diketahui oleh Batara Surya yang dianggap sebagai Dewa Matahari dan Batara Candra (Dewa Bulan). Oleh kedua dewa tersebut perihal kedatangan Kala Haru disampaikanlah ke Batara Guru yang kemudian memerintahkan Batara Wisnu. Batara Wisnupun akhirnya menebas leher Kala Haru. Menjadilah Kala Haru yang tidak berbadan sementara kepalanya terus melayang di angkasa, terbang mencari dewa bulan dan dewa matahari dengan tujuan ingin balas dendam dengan cara menelannya. Akan tetapi untuk menyelamatkan kedua dewa dari incaran Kala Haru, diperintahkanlah masyarakat untuk menumbuk lesung agar dewa bulan dan dewa matahari mengetahui kadatangan Kala Haru sehingga dapat terhindar dari incaran raksasa jahat tersebut. Cerita Kala Haru ini merupakan salah satu mitos yang di yakini oleh masyarakat Bali akan kemunculan gerhana matahari. Sementara mitos menumbuk lesung ketika gerhana bulan dan matahari juga dilakukan di beberapa daerah termasuk daerah Bugis. Mappadendang sebutannya. Konon ceritanya ketika terjadi gerhana, masyarakat suku bugis membuat pukulan-pukulan baik yang menggunakan panci atau alat seadanya asalkan dapat mengelurkan suara. Ini diyakini, suara yang dikeluarkan dari mappadendang/memukul lesung atau alat seadanya tadi dipercaya dapat mengusir hal-hal yang jahat. Sementara di daerah Jawa, ketika terjadi gerhana matahari, anak-anak kecil dan ibu-ibu hamil dilarang keluar rumah agar terhindar dari marabahaya. Kisah Kala Haru yang kini menjadi cerita rakyat, atau sesuatu yang telah menjadi mitos di kalangan masyarakat akan terjadinya gerhana matahari. Mengingatkan kita bahwa fenomena alam yang jarang ditemui di suatu daerah benar adanya. Bukan karena cerita atau mitos ini benar atau tidaknya. Boleh jadi cerita ini hanya menjadi legenda dan tidak berulang, tetapi kejadian GMT tetap

akan terulang selama kehidupan di dunia ini tetap berlangsung. Maka berutunglah Palu merupakan salah satu daerah yang ada di kawasan Indonesia Timur yang akan dilintasi gerhana matahari total (GMT) tepatnya pada tanggal 9 Maret 2016 nanti. Pada hari itu fenomena alam yang menakjubkan dan mendebarkan akan terjadi. Siang hari yang identik dengan terangnya sinar matahari akan tergantikan sesaat dengan keadaan yang menyerupai malam hari. Perilaku hewan yang biasanya beraktifitas pada siang hari akan bertingkah tidak seperti biasanya (menjadikannya siang nampak seperti malam hari). Menurut Prof. Bambang Hidayat salah satu anggota AIPI (Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia) bahwa “matahari akan hilang sesaat dari pandangan mata di daerah yang dilalui GMT, GMT ini akan terlihat secara utuh di Samudera Hindia tempat yang tak berpenghuni. Selebihnya dapat terlihat di beberapa daerah di Indonesia termasuk kota Palu.” Lanjutnya lagi, bahwa “berlangsungnya GMT, piringan matahari yang bercahaya sedikit demi sedikit terhalang oleh bulan. Saat itulah pinggiran gelap bulan menampilkan keindahan yang disebut ”mutiara Bailey” (Bailey beads) yangg dibentuk oleh terobosan cahaya Matahari melalui lembah dan ngarai permukaan Bulan.” Ungkapnya pada acara sosialisasi gerhana matahari total yang berlangsung di gedung IT Center-Untad. Peristiwa GMT ini bukan kali pertamanya terjadi di Indonesia. Di tahun 1983, fenomena ini pernah ada. Kala itu, fenomena alam ini bukannya menggembirakan warga, melainkan menjadi fenomena menakutkan. Bahkan pemerintah setempat melarang warganya untuk melihat kejadian alam ini. Masyarakat dihimbau untuk menutup semua lubang yang sekiranya dapat dimasuki cahaya. Tidak sampai disitu saja. Masyarakat tidak diperbolehkan keluar rumah. Jauh hari sebelum akan terjadinya GMT, pemerintah juga membuat papan pengumuman agar masyarakat tidak melakukan aktifitas di luar rumah pada saat berlangsungnya GMT. Dengan anggapan, gerhana matahari total ini membahayakan sebab akan merusak mata bahkan membutakannya. Cara pandang pemerintah terhadap GMT yang terjadi di kota Cepu-Yogyakarta pada waktu itu dianggap keliru oleh para ilmuan dan astronom. Termasuk Bambang yang juga merupakan salah satu ilmuan dan Guru Besar Institut Teknologi Bandung. Menurutnya, Fenomena GMT ini akan merusak mata ketika pada fase 1, piringan bulan

mulai menutupi piringan matahari, dan pada fase ke 3, ketika piringan bulan bergeser meninggalkan piringan matahahari. Pada fase inilah masyarakat tidak boleh terpukau melihat ke arah matahari dengan mata telanjang. Pada saat itu kemilau tajam tata surya tersebut akan merusak mata. Keindahan GMT terihat pada fase ke 2, ketika gerhana matahari memasuki fase total Pada saat itu, bulan akan menutupi permukaan matahari secara sempurna. Disaat-saat inilah keindahan lapisan angkasa terluar atau korona matahari dapat disaksikan dengan mata telanjang. Disaat itupula, sesaat, jutaan mata akan terfokus pada 1 titik yakni GMT. Setelah 33 tahun terjadinya, total solar eclipse akan kembali berlangsung namun di daerah yang berbeda. Selain daerah Palu, GMT akan melalui Palembang, Bangka, Belitung, Palangkaraya, Balik papan, Sampit, Luwuk, Ternate, Tidore, Poso dan Halmahera. Seiring berjalannya waktu, wawasan dan ilmu pengetahuan yang kian berkembang dan dapat menjelaskan sebab akibat GMT. Menjadikannya fenomena yang tidak perlu ditakuti, melainkan fenomena yang istimewa. Betapa tidak, GMT ini akan terjadi dan berulang di satu daerah yang sama sekitar 360 tahun yang akan datang. Kita tidak perlu menunggu ratusan tahun melainkan sebulan lagi, GMT akan menghipnotis jutaan manusia. Tidak hanya dari dalam negeri, melainkan dari manca negara berbondong-bondong bermuara di Palu. Bukan hanya turis yang akan datang menyaksikan keindahan alam ini, tetapi para astronom, bahkan peneliti akan berlomba melakukan riset apa yang akan

terjadi sebelum dan sesudah terjadinya GMT. Sehingga nantiya akan menghasilkan temuantemuan yang semakin memperkaya ilmu pengetahuan. Sebagai tuan rumah tentunya kita bangga. Dari segi nama daerah kita menjadi brand topic. Bahkan dikoran-koran nantinya akan menjadi head line news, bukan hanya di koran lokal, ataupun nasional, melainkan koran mancanegara akan menyebut kota ini. Akan tetapi banggakah kita jika riset atau temuantemuan nantinya hanya didaptakan oleh orang asing tersebut? Orang yang hanya datang sekejap di daerah kita lalu membawa pulang temuan mereka dan menjadikannya hasil penelitian yang mengharumkan nama mereka sepanjang masa, dan bukan kita sebagai tuan rumah, sebagai peneliti bahkan ilmuan yang kelak mengharumkan nama bangsa. Sepatutnya ini yang harus membuat kita takut dari fenomena GMT, bukan ketakutan seperti kejadian 1983 silam, tetapi takut kelak kita tidak berdaya!.

Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Tadulako Mengucapkan Selamat Kepada ;

Dr. Nurdin Rahman, M. Si atas perolehan gelar akademik Magister Kesehatan (M.Kes) bidang gizi di Program Pascasarajana Universitas Indonesia Timur Makassar pada Januari 2016

Sekretaris Naharuddin, ST, MT

*Penulis adalah dosen pada prodi pemerintahan Fisipol-UNTAD


Media

Tadulako

Profil

Edisi 68 Februari 2016

P M , z d u f h a of. M

Pr

“Perubahan Untad tak Hanya Fisik, Lihat Juga Sisi Akademik”

Senin (22/2) Media Tadulako bertamu diruang Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Prof Mahfudz, MP. Diruang kerjanya, Prof Mahfudz yang masih serius dengan setumpuk kerjanya, menerima kami dengan senyum khasnya. Ada beberapa berkas yang mesti ditandatanginya sebelum melayani permintaan wawancara kami. Setelah menyelesaikan semuanya, kami dipersilahkan duduk sembari meminta untuk mengajukan pertanyaan. “apa yang mau ditanya ini,” sapanya membuka percakapan. Pada Media Tadulako, alumni S3 IPB ini berkisah tentang perjalanan saat ia pertama kali memutuskan pindah, dan menginjakan kaki di Universitas Tadulako. Setelah dinyatakan diterima sebagai dosen di Universitas Tadulako. Tenaga pengajar di Fakultas Pertanian ini tak menimbang lama. Keputusannya untuk hijrah ke bumi Tadulako telah mantap. Mengabdi jauh dari tanah kelahiran, Palopo. Ya… Prof Dr Mahfudz MP mantan ketua dewan pertimbangan ini berkisah saat pertama kali tiba di Kota Palu. Belum banyak kawan yang dikenalnya. Bermodal uang yang ada, ia menyewa sepetak kos untuk tempat tinggal saat itu. “Pak Saiful jadi saksi waktu itu, saat saya pertama kali datang ke Palu. Waktu itu kan memang cita-cita mau jadi dosen. Saya mendaftar di Makassar, saat itu Untad mencari tenaga pengajar ke Makassar. Bisa dibilang saat itu saya sudah berangkat dengan sebuah lagu…” terang Prof Ma'afudz. Menginjakkan kaki di Tanah Kaili sejak tahun 1987, Prof Mahfudz ketika itu masih tercatat sebagai dosen muda. Ia mulai merintis cita-cita sebagai dosen, dengan situasi kampus yang serba terbatas. Alumni S1 Universitas Hasanudin ini berusaha sabar dengan kondisi saat itu. Ketika itu, sebagai dosen muda, ia termudahkan untuk fokus mengajar. Belum ada beban dan tangunggjawab lain. “Ya…saat itu saya memang belum menikah, mash fokus mengajar,”

tuturnya. Keuletan serta kesungguhannya belajar dan mengajar. Di tahun 1990 Warek Bidang Umum dan Keuangan Untad ini kemudian melanjutkan studi magisternya di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Kurang lebih dua tahun kuliah magister di kota pelajar itu, Prof Mahfudz kembali melanjutkan pengabdiannya di Kampus Tadulako. Sejak mengajar 25 tahun yang lalu di Universitas Tadulako. Mantan Pembantu Dekan I Fakultas Pertanian ini mengaku merasakan banyak perubahan signifikan pada Untad saat ini. Menurutnya, kondisi saat ini tentu atas kerja semua pihak yang terus bahu membahu menata kampus yang lebih baik. Untad yang dulu menurutnya bagi hutan belantara, kini telah berubah seperti kota metropolitan yang megah. Walau demikian, Prof Mahfudz membantah bila dikatakan kemajuan Untad hari ini cendrung mengarah pada keindahan fisik semata. “Menurut saya tidak, buktinya versi Kemenristek Dikti kita masuk urutan ke-35 perguruan tinggi terbaik se-Indonesia, yang sekaligus menempatkan kita sebagai perguruan tinggi terbaik ke-3 di kawasan Indonesia Timur. Kita juga masuk urutan 50 dari 401 perguruan tinggi yang disurvey 4ICU (4 Internasional Collages & Universities),” jelasnya. Prof Mahfudz menambahkan, peringkat yang dirilis tersebut merupakan bukti bahwa Untad tidak hanya maju dalam tampilan fisik, tapi juga berkembang dari aspek non fisiknya. “Peringakat tersebut tentu tidak hanya menilai tampilannya, tapi pasti juga menilai kualitas di dalamnya,” terang Prof Mahfudz. Telah lama mengajar di Untad, Guru Besar Pertanian ini juga melihat banyak perubahan pada mahasiswa yang diajarnya dari tahun ke tahun. Menurutnya, ada pergesaran baik mental juga pola belajar mahasiswa yang dihadapinya sekarang dengan dahulu. “Setiap zaman memang memiliki situasinya sendiri. Mahasiswa hari ini tentu tidak sama denan mahasiswa era

80 atau 90 an. Saya melihat mahasiswa sekarang cendrung termanjakan dengan teknologi, sebab semua serba mudah. Berbeda dengan mahasiswa dahulu yang harus berusaha keras dengan keterbatasan.” Menurut Prof Mahfudz, situasi sebelum revolusi teknologi hari ini, mahasiswa dahulu cendrung menghargai kerja keras. Membaca berjam-jam di kampus menjadi pemandangan biasa saat itu. “tentu berbeda dengan sekarang yang semuanya bisa di copy paste,” tuturnya. Sebagai pendidik, tenaga pengajar Fakultas Pertanian ini berharap anak didiknya dapat menyikapi arif perkembangan yang kian pesat saat ini. “saya ini juga orang tua, kadang takut melihat pergaulan anak muda saat ini. Saya berharap mereka masih bisa menjaga keimanan di masamasa ini,” Prof Mahfudz menambahkan, mengantisipasi segela dampak buruk perkembangan zaman sekarang, anak-anak mesti dibekali dengan modal agama yang kuat. “Ini juga yang saya bekali pada anak-anak saya, agama harus prioritas,” cetusnya. Pesan Prof Ma'fudz untuk memprioritaskan agama dan menghargai kerja keras, kami simpan baik-baik sebagai bekal melintasi jalan yang masih membentang panjang di depan. Saat jam menunjukan tepat pukul 2 lebih 30 menit, kami mohon diri, mengakhiri wawancara yang sarat nilai siang itu. Selamat bekerja Prof Mahfudz. af

PUSLITBANG BIOTEKNOLOGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Mengucapkan Selamat Atas Promosi Dorktor

Dr. Yohanis Panggeso, MP

Tahun ke 4

5


6

Dialog Akademik

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Media

Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Tadulako

Sebuah Misi Mengejar Mutu Otentik Sadar Mutu, Peduli Mutu, Budaya Mutu

Sore itu, Senin (22/2), kami berkesempatan berkunjung ke kantor Lembaga Pengembanagn dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Tadulako. Dalam suasana keakraban yang sangat kental, tim media tadulako (MT) yang diwakili langsung pimpinan dan redaktur MT di terima Dr. Nur Ali beserta sekretaris LPPMP Dr. Golar di ruang kerjanya. Bincang-bincang yang berjalan santai di penghujung jam kerja itu, dibuka oleh Dr. Nur Ali dengan satu kalimat filosofis “Disini, kami mengenal tidak slogan yang sekaligus menjadi rute LPPMP, sadar mutu, peduli mutu dan budaya mutu,” terang dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini. Menurut Dr. Nur, slogan tersebut merupakan sebuah garis evolusi menuju pemutuan. “Sadar mutu itu sebuah proses pra orientasi katakanlah, agar semua pihak mulai tertanam komitmennya tentang mutu akademik. Dari sadar mutu itu, kita berharap pada saatnya akan beranjak pada peduli mutu,” tuturnya. Peduli mutu sendiri sebagai tahap kedua, menurutnya adalah lahirnya respon juga tindakan-tindakan menuju pada penjaminan mutu. “itu teraplikasikan dilingkungan masingmasing. Baik dosen sebagai tenaga pengajar, atau juga dosen yang memiliki tugas tambahan dilingkungannya,” ujar Dr. Nur menerangkan. Genderang penjaminan mutu menurut Dr. Nur Ali sejatinya telah ditabuh oleh rektor yang mencanangkan gerakan akademik sedunia. “Hampir tidak ada perguruan tinggi sekarang yang tidak orientasi ke mutu. Hanya kita di Indonesia ini saja yang masih ketinggalan memang,” tuturnya. Di tahap berikutnya Ketua LPPMP ini menambahkan bahwa budaya mutu merupakan sebuah gambaran tentang kondisi perguruan tinggi yang sudah stabil. Sudah set, dengan mekanisme yang ada. “Stabil bukan berarti tidak dinamis, tidak berarti statis, tetap dinamis, karena ada continues improvement. Continues improvement ini adalah sebuah respon yang selalu diupdate atas tuntutan stake holders.

Baik orang tua, maupun dunia kerja,” jelasnya. Sebagai orang yang dipercayakan mengawal pemutuan kampus, Dr. Nur Ali telah mencanangkan di tahun ke empat Untad sudah masuk pada jenjang peduli mutu. “Pada tataran implementasinya ini memang tampak tidak terlalu sistematis. Ada indikator dimana kita sudah sampai kesitu, ada juga yang belum. Kita hanya tidak mau disibukan dengan programprogram kecil, apa yang sudah bisa jalan, kita kawal. Kita saat ini tengah mengejar perguruan tinggi yang sudah lebih dulu bergerak,” paparnya. Terkait dengan penjaminan mutu eksternal, Dr Nur sadar, bahwa Untad saat ini tengah di pantau oleh dan dinilai oleh banyak pihak “lihatlah misalnya webometric yang selalu memantau kita, kementrian yang terus menilai kita, image masyarakat sebagai pengguna terus memperhatikan kita, orang tua mahasiswa terus melihat kita, dunia kerja juga terus memperhatikan kita,” ucapnya. Bagi Dr Nur, LPPMP ingin memperlihatkan pada dunia luar tentang Untad yang bukan sekedar memenuhi ekspektasi orang. “Kita tidak ingin sekedar memenuhi ekpektasi pihak lain, bahwa kita sudah begini, dan begitu. Tetapi yang kita kejar adalah mutu yang otientik,” Menurut Dr. Nur, mutu otentik yang dimaksudnya ialah, bahwa apa yang dinilai sesuai dengan kondisi sebenarnya. “Artinya apa yang dinilai oleh mereka, kemudian dikonfirmasi secara internal itu ketemu. Jadi kalau A, A betul. Nanti orang lain datang mana prodi yang akreditasinya A kita bisa memperlihatkan. Jadi yang kita kejar mutu yang sesungguhnya, bukan karena mau dibilang. Tetapi adanya kesadaran sendiri, nah, itu yang mau dibudayakan,” imbuhnya. Sekretaris LPPMP Dr. Golar M Si yang turut mendampingi, memberikan evaluasinya di tahun 2015 kemarin. Dikatakannya, sesuai dengan komitmen rektor pada tahun 2015 LPPMP fokus pada percepatan, reakreditasi program studi. “kita terus melakukan upaya-upaya percepatan. Melakukan pendampingan, melakukan evaluasi

terhadap kesiapan-kesiapan prodi dalam menjelang reakreditasi. Kita juga membuat tim khusus atas instruksi rektor untuk melakukan percepatan reakreditasi,” Hingga saat ini tersisa 8 prodi yang masih berakreditasi “Sampai saat ini, untuk kecuali prodi yang baru, masih tersisa 8 prodi lagi yang masih berakreditas C, dan kami upayakan di tahun 2016 ini bisa meningkat menjadi B,” cetusya. Dr. Nur Ali menambahkan, bila disandingkan level akreditasi dengan prodi secara keseluruhan, ketersediaan sarana dan prasarana termasuk SDM yang ada seperti yang dituntut dalam standar borang. Ia berkeyakinan bahwa Prodi di Universitas Tadulako paling tidak secara keseluruhan harusnya sudah berakreditasi B “sebetulnya kita ini sudah mau B semualah paling kurang, bahkan ada yang seharusnya sudah A. kalau kita coba bandingkan itu. Karena tidak sejelek-jelek itu jugalah tadulako itu. Makanya kemarin kita berjuang betul, SDM kita itu besar. Cuma keseriusan dan kesadaran saja,” tuturnya. Di tahun 2016 LPPMP berencana akan mencoba melakukan evaluasi layanan mengajar untuk seluruh dosen. Ide itu tercetus saat tak senagaja Rektor Untad menyampaikan candaan pada satu pertemuan bersama pengurus LPPMP. “Motivasinya sederhana, pak rektor dalam suatu ketika pernah bercanda. Kita ini setiap saat menilai mahaisswa, bahkan nilai yang kita berikan pada mahasiswa itu, berdampak pada masa depannya. Tapi kita ini tidak pernah mau dinilai oleh mahasiswa. Jadi evaluasi layanan pembelajaran pada mahasiswa itu sebenarnya bukan sesuatu yang mengada-ada, tapi realistis saja, seperti itu tadi. Kita memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menilai dosennya,” paparnya. Dari evaluasi layanan mengajar diharapkan adanya semacam best line bagi kinerja dosen dalam pembelajaran yang nantinya akan diolah oleh tim LPPMP, “kita nanti akan melihat, aspekaspek mana dari sekian variable yang kita telusuri itu yang bisa disegarkan. Dan kita semua

harus siap mental, jangan dibawa ini pada ranah destruktif. Tetapi lebih menjadi bahan introspeksi pada kita, bahwa kita sebenarnya belum optimal dalam memberikan layanan pada mahasiswa. Dr Nur meminta, evaluasi layanan mengajar tersebut bisa disikapi dengan arif oleh semua pihak. “ saya berharap ini nantinya tidak diperdebatkan seperti sesuatu seakan-akan sudah mau kiamat. Kalau sudah keluar hasilnya.” Terkait mekanisme penilaian tersebut, Dr Nur mengaku sedang mempersiapkan alur serta instrumennya. Rencananya, rancangan instrument tersebut nantinya akan diolah sesuai tahap-tahap pembelajaran yang banyak dikemukakan pada teori-teori akademik. “Jadi nanti kira-kira, mulai urusan explain behavior, sampai bagaimana menilai, itu nanti menjadi variable, serta beberapa indikator yang akan diisi. Bagimana kegiatan lecturingnya, bagaiaman impowermennya, bagaiaman penilaiannya, dan seterusnya. Jadi secara teoritik dukungannya dari situ, tapi secara aplikasi nanti akan diuji coba juga, untuk mengukur sampai sejauh mana keterhandalan instrument ini. artinya kaidahkaidah akademik terkait instrument akan kami penuhi semua,” tegasnya. Di tahun 2016 LPPMP juga terus melakukan pengembangan auditor internal. Pelaksanaan Pekerti AA serta menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi luar untuk menyelenggarakan pekerti AA dengan SDM yang tentunya terstandar. Tak terasa, perbincangan sore itu berlangsung sebelum magrhib menjelang. Kami mengakhir obrolan santai nan sarat informasi itu, sembari menitip harapan pada LPPMP yang mengemban amanah pemutuan kampus. Kamipun beranjak, meninggalkan Dr. Nur Ali bersama Dr Golar bersama setumpuk tugas di meja kerjanya. Dalam perjalanan pulang, kami berharap, setelah rehat malam nanti, besok akan kembali ke kampus ini menatap pagi yang lebih baik di Tadulako yang akan selalu kita cintai. af


Media

Tadulako

Kabar Tadulako Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

7

Gubernur : Untad Turut Andil dalam Kemajuan Sulteng “Universitas Tadulako (Untad, red) turut andil dalam pencapaian dan kemajuan Provinsi Sulawesi Tengah. Untad sudah membuktikan dapat sejajar, bahkan lebih maju dengan perguruan tinggi yang lebih tua lainnya” Pernyataan itu disampaikan oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah, Drs H Longki Djanggola MSi, saat memberikan sambutan usai p e n a n d a t a n g a n a n n o t a ke s e p a h a m a n Pengelolaan Zakat antara Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Sulawesi Tengah dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dan Universitas Tadulako. Gubernur Sulteng mengemukakan bahwa bukti kemajuan Untad itu ditunjukkan langsung dengan prestasi pada awal 2016 ini. Penasbihan dari lembaga pemeringkat 4icu.org dan webometrics.info serta dari Kemenristekdikti yang menempatkan Untad dalam 50 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia merupakan bukti nyata. Hal itu juga, ujar Gubernur, merupakan bukti dari kerja keras dan kebersamaan yang

Rektor Untad Prof Muhammad Basir dan Rektor Universitas Madako Toli-toli Dr H Muhammad Ma'ruf Bantilan saat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) lantai 4 rektorat untad, Kamis (18/02/2016).FOTO:HUMAS UNTAD

ditunjukkan oleh pimpinan Untad serta dukungan dari segenap civitas akademika Untad. “Dalam peringkat itu, Untad bahkan merupakan PTN yang berada di urutan ketiga terbaik untuk kawasan timur Indonesia. Bahkan, raihan Untad berada di atas perguruan tinggi yang lebih tua, misalnya di atas Universitas Udayana, Universitas Sumatera

Utara, dan Universitas Syiah Kuala yang notabene sudah ada jauh sebelum Untad berdiri. Ini adalah bukti nyata dari kerja keras yang ditunjukkan Untad,” jelas Gubernur Longki Djanggola. Lebih lanjut, Gubernur Longki juga secara khusus berpesan kepada Rektor Untad saat silaturrahim di Ruang Rektor usai kegiatan

mengharapkan agar raihan yang telah diraih itu dapat terus dipertahankan, dan bahkan ditingkatkan. “Secara langsung, hasil-hasil prestasi yang diraih Untad ini turut andil dalam kemajuan Provinsi Sulawesi Tengah. Ini bukti kinerja maksimal Pak Rektor, jajarannya, serta segenap civitas akademika Untad,” jelas Longki Djanggola. Sementara itu, Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyio SE MS, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Gubernur Sulteng dalam kegiatan tersebut. Kehadiran Gubernur Longki, ujar Prof Basir Cyio merupakan bukti nyata bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah terus mendukung semua upaya untuk kemajuan daerah ini. Tidak lupa, Prof Basir Cyio juga menyampaikan bahwa dengan bukti yang telah ditunjukkan, Provinsi Sulawesi Tengah ke depan tidak hanya sebatas mengejar kemajuan daerah lain, tetapi juga sudah dapat sejajar, bahkan lebih maju dibandingkan dengan daerah lainnya. “Kami yakin, di periode kedua nanti, Pak Gubernur dapat membawa daerah ini semakin maju,” jelas Prof Basir Cyio. Tq

Lokakarya Penyamaan Persepsi : Tingkatkan Profesionalisme Dosen Pembimbing KKN

Rektor Untad Prof Muhammad Basir dan Rektor Universitas Madako Toli-toli Dr H Muhammad Ma'ruf Bantilan saat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) lantai 4 rektorat untad, Kamis (18/02/2016)

Dokumentasi Media Tadulako

FOTO : ADI NUR ALIM/MT

Selasa (16/08) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Tadulako (Untad) menggelar Lokakarya dan penyamaan persepsi kepada dosen-dosen yang akan menjadi pembimbing pada program Kulian Kerja Nyata (KKN) mahasiswa. Kegiatan yang bertempat di ruangan senat lama Untad ini dihadiri oleh wakil rektor bidang akademik Prof Dr Sutarman Yodo SH MH dan wakil ketua LPPM Dr H Sulbadana MH serta dosendosen yang akan menjadi pembimbing program KKN nantinya. Wakil ketua LPPM Untad Dr H Sulbadana MH dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan workshop ini didasari oleh perlunya penyamaan persepsi serta peningkatan profesionalisme dosen pembimbing program KKN agar berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan. “Untuk mencapai penyelesaian studi sesuai kurikulum khususnya program KKN maka diperlukan kompetensi dosen pembimbing yang profesional sehingga program ini berjalan sebagaimana yang kita harapkan,” ujarnya. Lebih lanjut Dr Sulbadana mengatakan workshop ini juga diharapkan menambah ketersediaan dosen pembimbing KKN yang saat ini masih kurang. “Worksop ini juga diharapkan menambah ketersidiaan dosen pembimbing KKN sehingga lembaga tidak kekurangan dosen pembimbing,” ujar dosen fakultas Hukum tersebut. Sementara itu wakil rektor bidang akademik Prof Dr Sutarman Yodo SH MH menuturkan

pelaksaan worksop ini harus benar-benar diperhatikan oleh dosen yang nantinya akan membimbing pelaksanaan KKN diberbagai daerah. “Kompetensi seorang dosen dalam membimbing mahasiswa KKN harus benar-benar diasah disini. Ini semata-mata agar pelaksanaan KKN kedepannya tidak menjadi momok yang menakutkan bagi mahasiswa dan kehadiran mahasiswa kita selalu dinantikan oleh masyarakat,” jelasnya. Lebih lanjut Prof Sutarman mengimbau agar pelaksanaan KKN harus berjalan sesuai dengan rule yang telah ada sehingga berjalan sesuai yang diharapkan dan dapat menuai manfaat baik mahasiswa maupun masyarakat sasaran pelaksanaan KKN. “Dosen pembimbing itu adalah ujung tombak dari pelaksanaan KKN karena dialah yang mendampingi dan mengarahkan mahasiswa dilapangan sehingga aturan yang telah ada dapat dijalankan dan bermanfaat,” ungkap guru besar fakultas Hukum ini. Pria kelahiran Donggala 58 silam ini juga menuturkan apa yangdikerjakan mahasiswa KKN dilapangan tidak harus dinilai dari segi fisik saja tapi dimilai dari beberapa aspek. “Jangan selalu menilai kesuksesan mahasiswa KKN dilapangan dengan adanya bangunan yang mereka buat atau hanya dari segi fisik saja tetapi jika mereka bisa merubah pola perilaku masyarakat dari yang tidak baik menjadi baik itu juga sebuah kesuksesan mereka,” tutup Prof Sutarman. zl

Guna Peningkatan SDM Universitas Madako Gandeng Universitas Tadulako Kamis (18/02/2016) Universitas Madako Toli-toli mengandeng Universitas Tadulako (Untad) Palu dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM), penelitian serta budi pekerti. Kerjasama ini diwujudkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di lantai 4 rektorat Untad. Rektor Untad, Prof Basir Ciyo mengatakan, bahwa Universitas Madako merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki kedekatan tersendiri dengan Untad. Untuk itu, Untad dengan SDM yang dimiliki siap menjadi partner Universitas Madako untuk pengembangan perguruan tinggi di wilayah Sulawesi tengah. “Mari kita bahu membahu dalam mencerdaskan anak bangsa, kita tidak perlu melihat dimana mereka kuliah, tidak usah dilihat perguruan tingginya namun bagaimana kita sebagaia perguruan tinggi mampu menghasilkan generasi muda yang cerdas dan berprestasi,”jelasnya. Sementara itu, Rektor Univeristas Madako Tolitoli Dr H Muhammad Ma'ruf Bantilan mengatakan, kerjasama tersebut telah lama

dicanangkan, namun tahun 2016 baru bisa terelalisasikan. Kerjasama tersebut diharapkan tidak hanya sebatas tandatangan, namun ada program yang real baik dari kerjasama dosen, budi pekerti dan penelitian. “Pendidikan penting, tidak akan pernah berhenti, dia akan berakhir ketika nafas kita sudah habis, kerjasama ini semoga bisa terjalin dengan baik, dan tentunya tidak keluar dari tri dharma perguruan tinggi Untad seperti kerjasama dibidang penelitian,”ungkapnya. Universitas Madako telah berdiri sejak tahun 2001, dengan tenaga pengajar sebanyak 154, dengan total jumlah mahasiswa 3.200 dengan delapan Fakultas dan 12 program studi. Mantan bupati Toli-toli tersebut berharap kerjasama tersebut akan dikembangkan, dan terus berlanjut apalagi berangkat dari pendidikan. Dalam kesempatan itu, Rektor didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan dan Kerjasama, Prof Dra Mery Napitupulu MSc PhD; Dekan FKIP terpilih, Dr Lukman Nadjamuddin MHum; Sekretaris LPPMP, Dr Golar MSi, para koordinator pusat di LPPMP, dan beberapa dosen Untad. Sementara itu, dari Universitas Madako, turut hadir Ketua Yayasan, Hj Nursidah Kasim, serta beberapa orang dosen Universitas Madako Tolitoli. Ash


8

Edisi 68 Februari 2016

Tadulako

Media

Kabar Tadulako Tahun ke 4

SEMINAR NASIONAL KOMPETENSI KETENAGAKERJAAN

Pacu Kesiapan Berkompetisi di Era MEA Rabu (03/02), bertempat di Ball Room Media Center Universitas Tadulako, Lembaga Pers Mahasiswa Indara (LPM Indara) dan BEM Fapetkan menggelar Seminar Nasional yang bertema “Tantangan Kompetensi Ketenagakerjaan di Bidang Perikanan-Kelautan dan Peternakan”. Semianar ini merupakan salah satu langkah persiapkan menghadapi kompetisi di era Masyarakat Ekonomi Asean. Hal ini dikemukakan oleh Ketua Panitia, Siti Nurjannah Ismail dalam sambutannya. “Dengan telah masuknya kita pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN mengharuskan kita untuk mempersiapkan diri untuk berkompetisi, baik dalam kawasan regional, nasional, hingga ke internasional. Seminar ini dapat menjadi salah satu bagian dari langkah kita dalam tahap persiapan tersebut”. Jelas Nurjannah. Sebagai Narasumber, seminar nasional yang masih merupakan rangkaian Dies Natalis Fapetkan ke 3 itu menghadirkan Utami Widyasi yang merupakan Master Asesor Badan Nasional Serifikasi Profesi (BNSP) dan Ir Herry Maryuto sebagai Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Kelautan dan Perikanan (LSP-KP), Kadis Kelautan

Suasana Seminar Nasional Kompetensi Ketenagakerjaan di Ball Room Media Center

dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, serta Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provisi Sulawesi Tengah. Keriuhan peserta seminar memecah saat Utami Widyasi membawakan materi secara stand-up sambil memberikan games serta mengajukan bebrapa pertanyaan langsung kepada peserta. Dalam paparannya Ia menekankan pentingnya

suatu daya inisiatif dalam mewujudkan segala impian ataupun cita-cita. Menurutnya, impian bukanlah sesuatu yang tidak mungkin jika selau dibarengi dengan adanya inisiatif. Dari adanya inisiatif, seseorang akan terdorong untuk melakukan suatu upaya untuk mewujudkan impiannya. Utami Widyasi menegaskan bahwa untuk

mengahadapi era MEA, ada beberpa hal yang sangat perlu untuk disiapkan dalam diri antaralai semangat, komitmen, sikap disiplin, kreatif, inovatif, dan penikatan kompetensi dalam hal ini diantaranya yaitu kemampuan berbahasa, dan kemampuan membangun bekerjasama. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Prof Dr Ir H Djayani Nurdin SE MS dalam sambutannya sebelum membuka secara resmi acara seminar mengatakan bahwa adanya kompetensi khusus pada bidang tetentu sangat penting, sebabt sistem jenjang pendidikan di Indonesia yang cenderung bersifat umum. Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan, Prof Dr Ir Kaharudin Kasim MS berharap, dengan seminar itu, dapat menambah wawasan pengetahuan tentang MEA dan khususnya bagi mahaiswa, dapat memperoleh gambaran sehingga mengetahui pada bagian mana akan mengambil peran. Selain mahasiswa dan dosen dilingkungan universitas Tadulako, dalam seminar itu hadir pula instansi pemerintahan, akademisi, serta siswasiswi dari Sekolah Menengah Atas (SMA) dan juga Sekolah Menengah Kejuruan yang ada di sekitar kota Palu. Wn

Jalanan Kampus Kembali Memakan Korban Selasa (02/02), sekitar pukul 13.30 WITA motor Vixon putih yang dikendarai oleh mahasiswa menghantam trotoar tak jauh dari Sekber Bemut Untad. Ridwan, saksi yang melihat langsung kej ad ian ters eb u t men j elas kan , kronologis kejadian itu bermula saat Ia bersama korban beriringan dari arah yang sama, dan akhirnya peristiwa yang berlangsung cepat itu berujung di trotoar. Menurutnya, kejadian itu dipicu o l e h ko r b a n ya n g n ge b u t s a at mengendarai motornya. “Tadinya kami beriringan dari arah yang sama, dia (korban-red) ngebut dan tiba-tiba membelok. Akhirnya menabrak trotoar”. Ungkap Ridwan. Setelah menabrak trotoar, korban terlempar dan jatuh sekitar 1 meter dari tempat tabrakannya. Beruntung, tidak terjadi luka yang berarti pada korban dan tidak pula menimbulakn adanya korban lainnya. Namun, korban sempat tak sadarkan diri selama kurang lebih 10 menit, sebelum akhirnya oleh rekanrekan mahasiswa yang datang ke TKP dibawa ke rumah sakit terdekat. Sementara itu, motor milik korban yang belakangan diketahui merupakan mahasiswa jurusan Agroteknologi itu tidak terjadi kerusakan parah. Menanggapi hal ini, Kepala UPT Security Untad, Natsir Karim SH MH mengatakan, faktor penyebab terjadinya kecelakaan khususnya di dalam kampus adalah masih kurangnya kesadaran dan kepatuhan terhadap rambu-rambu lalu

lintas. Berkenaan dengan hal ini, pihaknya telah melakuan upaya-upaya pencegahan seperti memasang ramburambu ataupun pion-pion tanda larangan, mensosialisasikan aturan yang telah ditetapkan tentang batas maksimum kecepatan berkendara didalam areal kampus yaitu 30 Km/Jam, hingga mengadakan piket jaga pada pagi hari di titik-titik jalan kampus yang dianggap rawan. “Kami dari UPT Securty selaku petugas ke a m a n a n d i k a m p u s i n i t e l a h mengupayakan agar tidak terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan bersama, contohnya seperti kecelakaan dan sebagainya. Untuk itulah, diakannya ke te n t u a n m a s k i m a l ke c e p ata n berkendara di dalam kampus yaitu 30 Km/Jam”. Tandasnya. Lebih Lanjut, Natsir Karim SH MH mengatakan peristiwa kecelakaan yang terjadi sebagian besar merupakan ulah dari oknum-oknum yang tidak mengindahkan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Olehnya itu, Dosen Fakultas Hukum tersebut menghimbau agar seluruh civitas akademika mematuhi tata tertib berlalu lintas yang berlaku. “Kami menghimbau kepada seluruh civitas akademika Universitas Tadulako, baik mahasiswa, pegawai, maupun dosen-dosen agar kiranya dapat mematuhi segala ketentuan tata tertib berlalulintas yang telah ditetapkan di Universitas ini”. Tutupnya. Wn

Korban saat tak sadarkan diri beberapa menit setelah menabrak trotoar

Sambut Imlek, Mahasiswa Internasional Untad Adakan Makan Siang Bersama mahasiswa vietnam, kru media tadulako, dan beberapa mahasiswa lokal untad berfoto bersama sebelum santap siang

“Ini bukan Tahun Baru China, ini Tahun Baru Vietnam”. Demikian candaan yang tercetus dari mulut Cong, Mahasiswa Internasional asal Vietnam saat dijumpai kru Media Tadulako di International Student Dormitory Universitas Tadulako. Senin (08/02/15) bertepatan dengan Tahun Baru China (Imlek), Mahasiswa International Untad yang dipelopori oleh mahasiswa asal Vietnam turut merayakannya dengan mengadakan acara makan siang bersama di International Student Dormitory Untad. Acara ini lebih kepada acara nonformal yang sangat kekeluargaan. Selain kru Media Tadulako, para mahasiswa internasional juga turut mengundang teman-teman mereka dari fakultas tempat mereka belajar. Ada mahasiswa dari Fisip, Fkip, dan lain sebagainya. Turut hadir dalam acara tersebut, Muhammad Khairil, yang tak lain merupakan pimpinan umum Media Tadulako. Beliau mengaku sangat senang dengan adanya acara seperti ini. Meskipun sederhana, namun menurut Khairil acara ini mengandung makna kekeluargaan dan kekerabatan yang sangat kental. Mahasiswa internasional kemudian bisa lebih terbuka dan akrab dengan civitas akademika Universitas Tadulako. “Acara makan siang bersama ini sesungguhnya menandakan bahwa mahasiswa internasional sudah mulai terbuka dengan orang-orang di sekitar mereka tinggal. Merupakan kemajuan yang luar biasa ketika kita sebagai tuan rumah Untad bisa membuat mereka merasakan kenyamanan dan kehangatan kekeluargaan”, ujar Khairil. Lee Anh Thu atau yang lebih akrab disapa Juni, satusatunya mahasiswi asal Vietnam juga merasakan hal yang sama. Juni yang juga merupakan “Koki” utama di acara makan siang tersebut menerangkan bahwa dirinya sangat senang bisa memasak untuk tamu yang ia undang untuk

makan siang bersama. Meski ia sedih tidak bisa merayakan Imlek tahun ini bersama keluarganya di Vietnam, namun rasa sedihnya itu digantikan oleh kehadiran keluarga barunya di Universitas Tadulako. “Saya sangat senang. Semua orang di sini (Untad) ramah dan baik. Terima kasih sudah mau datang”, seru Juni. Makanan yang dihidangkan kala itu merupakan makanan khas dari Vietnam, meski bahan-bahan utamanya sangat mudah ditemukan di Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia pun juga bisa saja sering mengolah makanan-makanan ini. Ada “Nem”, makanan hasil olahan daging sapi, udang, jamur, dan sayur yang digulung dan dibungkus mirip seperti lumpia atau risoles di Indonesia. Nem sendiri di makan dengan saus khusus yang bernama “Nuoc Cham” yang kurang lebih mirip seperti kecap. Ada juga makanan bernama “Mien Ga”, yang terdiri atas bihun ayam, jamur, dan ayam rebus. Makanan lainnya yakni “Nom Hoa Chuoi”, makanan berbahan dasar jantung pisang yang ditumis bersama campuran beberapa bumbu, dan pada saat penyajiannya ditaburi kacang goreng yang sudah agak dihancurkan. Momen ini memang tidak terlalu luar biasa seperti event-event perayaan hari besar lainnya. Namun nilai penting dari acara makan siang bersama ini adalah bagaimana mahasiswa internasional Untad menjalin kekerabatan dengan civitas Untad sehingga masingmasing bisa merasakan hangatnya keluarga baru. Hal ini juga membuktikan bahwa mahasiswa internasional sangat diperlakukan dengan baik oleh civitas Untad sehingga mereka bisa merasakan bahwa civitas Untad adalah keluarga mereka ke dua yang bisa diajak untuk menghabiskan waktu luang bersama. Kdk


Media

Tadulako

Kabar Tadulako Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

9

Pemilu Raya Presiden Mahasiswa Jadi Ajang Pembelajaran Demokrasi R a b u ( 0 3 / 0 2 ) , Wa k i l Re kto r B i d a n g Kemahasiswaan (Warek Bima), Prof Djayani Nurdin, bersama Ketua Majelis Mahasiswa Universitas Tadulako (Untad), Abdul Aan Achbar. Menggelar rapat persiapan Pemilu Raya Presiden Mahasiswa dengan perwakilan dari tiap-tiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Untad, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas beserta para Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dari 10 Fakultas di Ruang Senat, Lantai 2 Rektorat Lama. Warek Bima, Prof Djayani mengatakan, pemilu raya diselenggarakan layaknya pesta demokrasi pemilihan presiden di Indonesia. Dengan adanya agenda pemilu raya ini diharapkan menjadi ruang untuk menggali potensi mahasiswa dengan mengadakan kegiatan mini-demokrasi yang ada di tingkat universitas. “kita berharap mahasiswa bisa belajar cara berdemokrasi, sehingga nantinya ketika turun di masyarakat tidak lagi merasa asing,” ungkapnya. Ia juga berharap agar sebagian panitia kegiatan ini merupakan representase tiap-tiap fakultas, terutama perwakilan BEM dan DPM tiap fakultas dan perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) se-Universitas Tadulako. Hal itu dimaksudkannya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, ada lembaga yang beranggapan bahwa UPGRADING PENGURUS LDK UPIM 1437 H

Warek Bima, Prof Jayani Nurdin bersama Ketua Majelis Mahasiswa, Abdul Aan Achbar menggelar rapat persiapan panitia pemilu raya bersama perwakilan dari tiap UKM Universitas, BEM Fakultas dan DPM.

kegiatan ini hanya milik Majelis Mahasiswa atau lembaga lain, yang menyebabkan mereka iri dan membuat kekacauan pada saat pemilu raya nanti nanti. “Karena ini adalah kegiatan universitas, saya ingin agar sebagian panitia kegiatan pemilu raya ini adalah Perwakilan BEM tiap Fakultas dan juga ketua dari beberapa lembaga di universitas, jangan sampai mereka berpikiran bahwa ini adalah kegiatan dari lembaga tertentu, yang menyebabkan mereka iri dan mengacau di

kegiatan nanti. jika sampai hal itu terjadi, akan membuat nama Universitas Tadulako buruk di ranah pendidikan tinggi,” tutur dosen Fakultas Ekonomi itu. Ia juga menambahkan bahwa pemilu raya yang akan diadakan antara akhir Februari atau awal Maret ini harus lebih fleksibel. Dikarenakan pemilu raya periode tahun lalu memakan waktu tiga sampai empat hari yang mengorbankan waktu kuliah sebagian mahasiswa. Bahkan ada yang tidak masuk kuliah beberapa hari karena

menjadi panitia dalam pemilu raya tersebut. “Saya berharap pemilu raya tahun ini diselenggarakan dalam waktu sehari saja. Jadi, pada hari pemilu raya tersebut kuliah diliburkan sehingga dari pagi sampai sore para panitia hanya fokus di agenda itu saja dan sehari penuh diberikan kepada peserta pemilih yang berjumlah puluhan ribu itu untuk bisa berpartisipasi dan tidak usah khawatir dengan perkuliahan mereka. Sehingga dengan adanya penetapan hari khusus untuk pemilu raya ini, maka perkuliahan mahasiswa tidak terganggu dan tidak membuat pemilu raya kacau-balau,” harapnya. Ketua Majelis Mahasiswa, Abdul Aan Achbar menerangkan kepada peserta rapat untuk bersama-sama dalam mempersiapkan acara tersebut. karena kegiatan ini juga sebagai sarana berdemokrasi Universitas Tadulako. “Saya ingin agar semua panitia bekerja sama dalam menyukseskan acara ini. karena kegiatan ini juga sebagai media dalam belajar demokrasi di tingkat universitas. Sehingga dengan berhasilnya kegiatan ini. menandakan kita siap berdemokrasi di tingkat yang sesungguhnya,” terangnya. Ana

Satukan Jama'ah, Kuatkan Ruhiyah

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Unit Pengkajian Islam Mahasiswa (UPIM) mengadakan upgrading awal tahun periode 2016. Kegiatan tersebut diadakan selama dua hari yakni pada (56/2/2016) di Ruang Senat, Rektorat Lama. Sebanyak 43 orang mengikuti upgrading ini yang mengusung tema Satukan Jama'ah, Kuatkan Ruhiyah. Menurut ketua Panitia, Husain bin Umar, tema tersebut sesuai dengan visi LDK UPIM sebagai lembaga dakwah kampus yang mencetak generasi rabbani dan penggerak syiar Islam di kampus dan masyarakat. Visi tersebut merupakan buah pemikiran Herlangga Adiputra selaku Mas'ul atau ketua LDK UPIM 2015. “Tujuan dari up grading ini untuk menyatukan jama'ah, menguatkan ruhiyah, dan mempererat hubungan antar pengurus LDK UPIM,” papar Husain. Husain menambahkan, dengan upgrading ia berharap pengurus baru LDK UPIM dapat menutupi kekurangan-kekurangan pengurus sebelumnya. “Kita dalam dakwah ini, tidak harus menoton. Tidak harus melanjutkan program-program pengurus sebelumnya, tapi bagaimana menciptakan kreasi-kreasi baru, ide-ide cemerlang yang kira-kira mudah diserap dan diterima oleh semua kalangan

mahasiswa,” pungkasnya. Upgrading ini diisi pemateri Dr Ir Nursangadji tentang Personal Introduction dalam Islam. Ia menyampaikan bahwa Islam sebagai ideologi dan sistem hidup yang bersumber dari Al-Qur'an dan AsSunnah. “Oleh karena itu kita harus membangun diri kita menjadi karakter-karakter yang benar dan selalu membasmi keburukan yang ada,” jelasnya. Di sesi yang lain, Ustad Hartono Yasin yang menyampaikan materi tentang Pemimpin dan Prajurit mengatakan, dalam sebuah tim dibutuhkan pemimpin yang kuat dalam menahkodai pasukannya. “Kita sebagai pemimpin adalah pelayan prajurit atau anggota, pemimpinlah yang selalu duluan untuk menghadapi masalah sebelum anggotanya, untuk itu dibutuhkan kuat batin dan kuat fisik“ tutur da'i Hidayatullah ini. Habil Zakiyurrajul, selaku ketua LDK UPIM periode sebelumnya mengaku akan terus memantau dan membina kepengurusan saat ini. “Kita sebagai pengurus lama, siap untuk berbagi dengan pengurus baru, yang bedanya dari kepengurusan ini dengan periode kemarin adalah Upgrading periode ini dilakukan sebelum pelantikan,” ujarnya. Ana

Dr. Ir. Nursangadji DEA, saat memberikan materi di kegiatan Upgrading Pengurus yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Kampus Unit Pengkajian Islam (LDK UPIM) Universitas Tadulako, Jum'at - Sabtu (5-6/2)

Tes Kesehatan Mahasiswa KKN : Penerapan Budaya Antri Harus Lebih Ditingkatkan Tes kesehatan merupakan salah satu persyaratan wajib yang harus diikuti oleh calon peserta KKN (Kuliah Kerja Nyata) secara keseluruhan. Ratusan hingga ribuan calon peserta KKN rela berdesak-desakan untuk dapat mengikutinya, bahkan tak jarang terjadi kerisuhan dikarenakan calon peserta KKN yang tidak sabar menunggu. Saat ditemui oleh awak Media Tadulako beberapa saat lalu, Wakil Dekan bidang akademik FKIK Untad Dr.dr.Sabir menghimbau kepada mahasiswa yang akan melakukan tes kesehatan

agar lebih bersabar dan menanamkan budaya antri. “Jika berbicara soal budaya antri, maka hal itulah yang seharusnya terjadi saat melakukan tes kesehatan ini. Jika setiap orang dapat memahami pentingnya mengantri, tentu tidak perlu berdesak-desakan, dan pastinya akan lebih tertib dalam melakukan tes kesehatan” pungkasnya. Saat ditanya soal kerusuhan yang sempat terjadi beberapa waktu lalu saat calon peserta KKN angkatan 73 tengah mengantri, dosen kedokteran ini sangat menyayangkan akan

kejadian itu. Menurutnya mahasiswa sebagai seorang yang memiliki pendidikan yang tinggi seharusnya dapat lebih mengedepakan budaya mengantri. “Kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu, sungguh sangat disayangkan. Hal ini mengingat sebagai orang yang berpendidikan seharusnya kita lebih sabar menanti dan mengantri. Namun sedikit kerusuhan kemarin sangat-sangat di sayangkan. Olehnya itu, belajar dari hal tersebut, kami dari pihak Rumah sakit telah membuat daftar nomor antrian, agar mahasiswa dapat lebih

kondisi antrian tes kesehatan pada puluk 07.56 WITA

te r t i b l a g i d a l a m m e n ga nt r i . N a m u n , sesungguhnya kejadian ini tidak bisa lantas kita langsung menyalahkan mahasiswa, mungkin kami juga memiliki kontribusi dalam hal ini, maka dari itu kami langsung membuat nomor antrian, agar hal itu tidak kembali terulang” jelasnya. Budaya antri memang harus terus ditumbuhkan, bukan hanya saat mengantri untuk melakukan tes kesehatan saja, namun mengantri dalam segala hal, agar masyarakat Indonesia dapat belajar menjadi lebih tertib. Wrd

FOTO : WARDATUL NURJANNAH/MT


10

Media

Infotorial

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

Tadulako

Sosialisasi Gerhana Matahari Total

Foto dan Naskah : Wardatul Nujannah

Foto bersama pemateri dan panitia sosialisasi GMT Conference Room Media Centre - Universitas Tadulako

penyerahan cendramata kepada prof Hendra Gunawan (AIPI) oleh Rektor Untad prof basir

pemateri sosialisai GMT

Moderator dan Notulen saat Kegiatan Sosialisasi GMT

penyerahan cendramata kepada Prof.Bambang Hidayat selaku pemateri dari AIPI oleh dekan mipa Dr.Muhammad Rusidy di dampingi oleh kajur Fisika FMIPA Darmawati Darwis,P.hD

Tampak suasana peserta saat sosialisasi berlangsung

Siaran langsung dalam rangka Sosialisasi GMT di TVRI oleh Prof.Bambang Hidayat


International Study Tour Terbuka untuk umum

Malaysia

Singapura

Batam

Free t r o p s a P Mahasiswa Ilmu Komunikasi

5

juta /orang

Ikuti Studi tour Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP - Universitas Tadulako dengan biaya 5 juta rupiah dapat berkunjung ke 2 international destination yaitu malaysia dan singapura serta kunjungan domestik ke batam

Batas Pendaftaran 30 maret 2016 Keberangkatan Mei 2016 Contact Person : Andi Syaifullah : 082240653060 Andi Tenri : 085256519705


12

Info Fakultas

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

Media

Tadulako

Telah Ada TUK Kelautan-Perikanan dan Peternakan di Untad Sejak 04 Februari lalu, telah resmi berdiri Tempat Uji Kompetensi Kelautan Perikanan dan Peternakan (TUK KP-P) di Universitas Tadulako. TUK yang bertempat di Fakultas Peternakan dan Perikanan ini telah memperoleh lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). BNSP merupakan badan nasional yang bergerak dibidang sertifikasi profesi dan dari segi srtukturalnya badan ini berada langsung dibawah Presiden. BNSP juga membawahi beberpa lembaga sertifikasi profesi lain, diantaranya yaitu Lembaga Sertifikasi Profesi Kelautan Perikanan (LSP-KP) dan Lembaga Sertifikasi Profesi Peternakan Indonesia (LSP-PI). Sesuai dengan namanya, TUK tersebut mencakup 2 bidang, yaitu TUK bidang Kelautan dan Perikanan yang di ketuai oleh Dr Ir Jusri Nilawati MSc. TUK ke-44 di Indonesia ini bererada dibawah naungan langsung dari LSP-KP. TUK Kelautan dan perikanan lain yang ada di Sulawesi, baru dibuka di beberapa Institusi pendidikan Tinggi seperti Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan Bitung, Universitas Samratulangi Manado, Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan Maros, serta Universitas Hasanudin Makassar. Sementara itu, TUK Peternakan yang diketuai oleh Dr Ir Rusdin MP, berada dibawah naungan LSP-PI dan merupakan TUK Peternakan pertama di kawasan Indonesia Timur. Adapun jenis kompetensi yang diuji yaitu, pada bidang Kelautan dan Perikanan antaralain Budidaya Perikanan, Penangkapan Ikan, Mesin Perikanan, Pengolahan Perikanan, Penyuluhan Perikanan, dan Konservasi Perairan.

Sementara pada bidang Peternakan jenis keahlian yang diuji antaralain Reproduksi Ternak Ruminansia, Pemotongan Daging (Butcher), Pakan dan Bahan Pakan Ternak, Fasilitator Ternak, Inspektor Ternak serta Pengawasan Bibit Ternak. Dr Fadly Y Tantu selaku salah satu Asesor TUK KP-P mengungkapkan, uji kompetensi dapat diikuti baik oleh kalangan akademisi, maupun masyarakat umum. “Uji kompetensi merupakan suatu uji kecakapan kerja, sehingga tidak ada pembatasan mengenai jenjang pendidikan untuk bisa mengikutinya. Artinya, semua orang yang memiliki keahlian di bidang-bidang itu punya kesempatan untuk mengikuti uji kompetensi ini. Tandas Dr Fadly. Seritifikat Kompetensi dan SKPI Menurut Dr Rusdin MP selaku Wadek bidang Akademik Fapetkan, sertifikat kometensi dan SKPI adalah dua hal yang berbeda, dengan merujuk pada Permendikbud No 44 tahun 2015 Pasal 25 ayat 5 poin c tentang sertifikat kompetensi dan poin e tentang Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). “SKPI merupakan surat pendamping ijazah dan merupakan kewajiban bagi universitas untuk mengeluarkannya sebagai institusi penyelenggara kegiatan akademik. SKPI bersifat menerangkan kompetensi yang dimiliki mahasiswa secara umum pada jurusan keilmuannya dengan berdasar pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Sementara itu, sertifikat kompetensi bersifat menerangkan secara lebih khusus tentang keahlian pada bidang tertentu

dari pribadi yang bersangkutan dan dikeluarkan langsung oleh BNSP “, Terangnya. “Dengan masuknya kita di era MEA, maka setelah selesai dari perguruan tinggi tentunya yang dibutukan tidak hanya sekedar ijazah, melainkan juga kehlian khusus apa yang kita miliki. Disinilah peran dari uji kompetensi, yaitu agar memeroleh bukti resmi terhadap kualitas kompetensi yang kita miliki melalui sertifikat kompetensi”. Jelasnya. Lebih lanjut, Dr Rusdin menambahkan, antara kegiatan akademik yang menghasilkan ijazah dan SKPI dengan uji kompetensi yang menghasilkan sertifikat kompetensi, keduanya saling menunjang satu sama lain. “Suatu perusahaan ataupun instansi-instansi tertentu yang membuka lowongan pekerjaan, akan ada dua kemungkinan yang diberlaku. Yaitu

mepersyaratkan srata pendidkan dan mungkin juga tidak mempersyaratkannya sehingga tenaga otodidak pun bisa saja masuk. Akan tetapi, apabila mencantumkan persyaratan tentang jenjang pendidakan tertentu misalnya sarjana dan sebagainya, maka itu artinya ada keterkaitan dengan proses akademik”, Tukasnya. Dr Rudin berharap, dengan adanya TUK ini dapat menjadi salah satu sarana bagi alumnialumuni khususnya alumni Fapetkan, maupun masyarkat secara umum, agar bisa masuk ke dunia kerja sesuai jenis keahliannya. Sertifikat kompetensi berlaku disemua negara anggota ASEAN. Adapun masa berlakunya adalah 4 tahun, dan setelah jangka waktu tersebut dapat dilakukan pembaharuan dengan mengikuti ujian kompetensi kembali. Wn

Hadapi GMT 9 Maret, FMIPA adakan Sosialisasi GMT. Selasa (09/02), bertempat di Gedung Media Center Universitas Tadulako(Untad), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) Untad menyelenggarakan sosialisasi Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan berlangsung 9 Maret nanti.

Darmawati Darwis, Ph.D, selaku ketua jurusan Fisika FMIPA,dalam sambutannya menyampaikan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang GMT sebagai kejadian alam yang seharusnya tidak perlu dikhawatirkan. Menurutnya,selama ini masih ada ketakutan dalam masyarakat tentang fenomena GMT ini. ”Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa GMT merupakan fenomena alam biasa yang tidak perlu ditakutkan, sebaliknya, kejadian langka ini perlu untuk disaksikan keberlangsungannya” ujarnya. R e k t o r U n t a d P r o f. D r. I r. M u h a m m a d Basir,SE.,MS dalam sambutannya mengatakan, fenomena alam langka GMT yang nantinya akan terjadi di Sulawesi Tengah khususnya kota Palu ini akan menjadikan daerah ini dikenal banyak orang. “Gerhana matahari total yang akan berlangsung 9 maret nanti akan memperkenalkan daerah ini lebih luas lagi bahkan setelah fenomena ini Palu masih akan disebut-sebut,” ujar rektor. Sementara itu, Gunawan S.STP perwakilan Dinas Pariwisata Palu mengatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan berbagai macam hal untuk menyambut fenomena langka ini yang disinyalir akan terjadi kembali setelah 375 tahun

mendatang. “Dinas Pariwisata telah mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut Gerhana Matahari Total, nantinya akan diadakan kegiatankegiatan pada 9 maret tersebut kita akan menyambut hangat wisatawan yang datang ke Palu.” ungkapnya. Sebagaimana yang telah diketahui sebelumnya, GMT akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016 tepatnya pukul 08:58:19 WIB. Fenomena alam yang tak biasa ini diprediksi hanya akan dapat disaksikan di 10 provinsi di tanah air, termasuk Sulawesi Tengah. Selain Poso dan Luwuk, Palu merupakan salah satu wilayah yang menjadi jalur GMT 2016 ini dan memiliki durasi yang cukup lama, yakni 2 menit 4 detik. Hal inilah yang membuat Palu menjadi salah satu kota yang diburu oleh biro-biro perjalanan dari berbagai negara. Diharapkan,melalui event ini, Palu akan dapat dikenal secara meluas di seluruh dunia. Sosialisasi ini pula dihadiri oleh Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir SE. MS, dekan FMIPA, Dr Rusyidi MSi, Prof Hendra Gunawan, Prof Dr Bambang Hidayat, Dr.Jatna Supriatna, Prof Dr Daniel Murdiyarso, dan Gunawan S.STP. Wrd

Agrotek Pertanian Siap Tingkatkan Kurikulum Prodi Workshop KKNI Sabtu (20/02) Fakultas Pertanian (Faperta) Program studi Agroteknologi Universitas Tadulako (Untad) melaksanakan worksop dalam rangka mengembangkan kurikulum program studi. Kegiatan yang mengangkat tema pengembangan kurikulum berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dihadiri oleh Dekan Faperta Prof Zainuddin Basri PhD, ketua Prodi Agroteknologi Dr Ir Baharuddin MP, wakil ketua DPRD Sulteng kepala dinas Pertanian Sulawesi Tengah Ir Tri Ariani Lamakkampali MSi, Wakil Bupati Buol dan ketua Bapedda Kabupaten Donggala. Ketua panitia workshop Dr Ir Gatot Siswo Hutomo MP mengatakan, salah satu tujuan diadakannya worksop ini adalah untuk mengevaluasi dan mengembangkan kurikulum yang ada di prgram studi Agroteknologi. “Dalam kesempatan ini akan kita bahas beberapa hal, termasuk perampingan jumlah SKS sehingga mahasiswa S1 dapat selesai tepat waktu

yakni 5 tahun bahkan kurang dari itu. kita juga akan mengevaluasi beberapa hal terkait kurikulum dan menyesuaikannya dengan KKNI,” jelasnya. Selain itu ia berharap dengan adanya evaluasi ini dapat mengkatkan kualitas lulusan sehingga dapat bersaing dimanapun. “Diharapkan alumni kita dapat bekerja dan bersaing ditingkat nasional maupun internasional,” singkatnya. Sementara itu, ketua program studi Agroteknologi Ir Baharuddin MP menyampaikan prestasi mahasiswa sudah makin baik dari hari ke hari. Namun tentunya masih membtuhkan evaluasi dan masukan dari berbagai pihak. “Saya menganggap pertemuan ini dapat memberikan masukan yang baik dan tentunya d a p at m e n ge m b a n g ka n p ro g ra m st u d i kedepanya,” ungkapnya. Lebih lanjut, Dekan Faperta Prof Zainuddin Basri PhD berharap agar layanan dalam penyelenggaraan akademik di Faperta khususnya

Prodi Agroteknologi dapat ditingkatkan. “Lulusan kita tidak hanya di tuntut cerdas namun yang tak kalah pentingya adalahharus siap dalam dunia kerja. Sehingga kita harus mampu meningkatkan layanan yang ada di Program Studi,” ungkap guru besar fakultas Pertanian tersebut. Dalam pemaparan materinya, kepala dinas pertanian Sulawesi Tengah mengutarakan agar fakultas pertanian Untad harus lebih aktif lagi

berkontribusi dalam menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi para petani yang ada di Sulteng. “Saat ini masih banyak yang perlu dibenahi pada petani-petani kita dan masih banyak masalah yang tentunya harus mendapatkan jalan keluar. Misalnya saja kekurangan benih padi pada petani sawah kita ini kita harus mencari solusi saya kira bantuan dan kontribusi Faperta Untad sangat kita harapkan,” ujarnya. zl


Media

Tadulako

Info Fakultas

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

13

FMIPA tingkatkan Akreditasi lewat Optimalisasi layanan Pada Senin (15/02) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mengadakan sebuah kegiatan optimasi pelayanan yang bertujuan untuk dapat meningkatkan akreditasi semua program studi (prodi) di lingkungan FMIPA yang bertempat di Aula Dekanat FMIPA Untad. Dalam perjalanannya sejak tahun 2007, FMIPA kini telah memiliki 5 Jurusan dan 6 Prodi serta telah melepaskan 2 Prodi yang kini telah membentuk Fakultas sendiri yakni jurusan Pendidikan Dokter dan Kesehatan masyarakat (Kesmas). Kini FMIPA telah memiliki 5 Prodi dengan akreditasi B dan 1 prodi yang masih akreditasi C. Dalam pemaparannya, Dr.Rusydi menyampaikan bahwa di tahun 2017 mendatang diharapkan FMIPA dapat memiliki 5 Prodi dengan akreditasi A dan 1 Prodi dengan akreditasi B. “Untuk sekarang FMIPA telah memiliki 5 Prodi dengan akreditasi B dan 1 Prodi dengan akreditasi C, tentunya kami dari pihak fakultas berharap di tahun 2017 mendatang, FMIPA telah memiliki 5 Prodi dengan akreditasi A dan 1 Prodi dengan

akreditasi B. Tentunya ini bukanlah sekedar harapan semata, harapan ini juga memerlukan kerja keras dan ketekunan baik dari civitas akademika sendiri maupun dari mahasiswanya. Langkah-langkah yang kami ambil untuk meningkatkan nilai akreditasi itu sendiri yakni dengan cara mempersiapkan tim Borang dan memperbaiki data yang ada, dengan begitu kami berharap ke-6 prodi itu dapat segera meningkat akreditasinya” jelasnya. FMIPA merupakan salah satu Fakultas yang senang memberikan reward kepada mahasiswa, dosen ataupun pegawainya. Terbukti di setiap tahunnya saat mengadakan kuliah umum, FMIPA tidak lupa untuk memberikan reward tersebut. Menurut dekan FMIPA Dr.Rusydi hal ini dilakukan oleh pihak fakultas untuk memberikan semangat kepada mahasiswa, dosen maupun pegawai untuk dapat meningkatkan kinerjanya, agar harapan untuk dapat meningkatkan akreditasi tersebut segera terwujud. Kegiatan ini diawali pula dengan penyerahan reward kepada dosen-dosen yang paling cepat memasukkan nilai mata kuliah. Rektor Untad Prof.Basir merasa begitu bangga dengan fakultas

Pemberian Reward kepada dosen tercepat memasukkan nilai yang berdiri pada tahun 2007 itu, dengan kemajuan yang terus di lakukannya, terlebih soal kebersihannya. Pada kesempatan itu pula, mantan dekan Faperta itu menyempatkan untuk memberikan reward kecil kepada 3 orang dengan kategori terbaik, yakni kepada ketua jurusan terbaik, kepada dosen terbaik, dan kepada pegawai terbaik.

FOTO : DOK.RADAR SULTENG

“Saya sepakat dengan pemberian reward seperti ini, maka di harapkan para mahasiswa, dosen juga pegawai dapat lebih memaksimalkan kerjanya, agar FMIPA dapat lebih baik lagi. Dan semoga capaian-capaian yang telah di lakukan oleh FMIPA dapat terus di pertahankan dan jika pertu di tinggatkan” pungkasnya. Wrd

Dua Prodi Baru S3 dibuka, Pascasarjana Konsen pada Kualitas Mahasiswa Semester baru ini, Pasca Sarjana Untad siap membuka dua Prodi baru pada program Doktor. Diantaranya program studi pendidikan sains dan program studi ilmu sosial. Dua program ini telah disiapkan dengan berbagai pemenuhan. Hingga kini, kesiapan pengelola, tenaga pengajar serta infrastruktur telah terpenuhi. Berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan rektor Untad, mengangkat dua ketua pada masing masing prodi. Prof Daud sebagai Ketua Prodi Pendidikan Sains dan Dr Nawawi sebagai ketua Prodi ilmu sosial. Direktur Pasca Sarjana, Prof. Dr. Fathurrahman, MP mengungkapkan bahwa Pasca Sarjana terus melakukan tugas pelayanan pendidikan, dan salah satu upaya tersebut dengan memaksimalkan kehadiran program studi baru. Terdapat hal menarik dalam program prioritas Pasca Sarjana, bahwa program yang dicanagkan akan tetap konsen pada

maksimalisasi kualitas. Pada pembukaan program studi baru ini salah satu pencapaian yang nantinya dimaksimalkan adalah menjaga kualitas mahasiswa. Untuk itu menurutnya proses yang dilakukan dalam penerimaan mahasiswa baru akan lebih selektif. Setiap mahasiswa yang akan masuk harus melewati Tes Potensi Akademik (TPA), Toefl minimal 550 dan tes wawancara. Setelah melalui prose situ akan dilakukan pengumuman. Hal yang selektif lainnya terlihat dari quota mahasiswa yang akan diterima. Maksimal 15 orang per kelas dalam satu prodi. Batasan quota ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas pembelajaran. Hingga mahasiswa yang ikut dalam perkuliahan program S3 ini menghasilkan lulusan yang purna dalam bidangnya dan bisa berkontribusi untuk kemanfaatan setelahnya. Rf

Rumah Sakit pendidikan Untad dapatkan Izin mendirikan bangungan dari BP2T Tepat pada 29 Januari kemarin, Rumah Sakit pendidikan Universitas Tadulako (Untad) resmi memperoleh izin untuk mendirikan bangunan. Hal itu ditandai dengan surat izin yang dikeluarkan langsung oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) dengan nomor : 06/23.5.6/BP2T/1/2016 ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap instansi yang ingin membangun Rumah Sakit. Dalam pemaparannya, wakil Dekan Bidang Akademik FKIK Untad Dr.dr.Sabir menyampaikan bahwa untuk mendapatkan surat izin mendirikan bangunan maka banyak poin yang harus dipenuhi, hal itulah yang harus di persiapkan dengan matang. “Alhamdulilah sekarang kami telah mengantongi surat izin mendirikan bangunan. Surat izin ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan surat izin operasional. Dan kami berharap setelah keluarnya surat izin ini, kami dapat segera melengkapi persyaratannya yang lain, agar surat izin

operasional segera kami dapat kantongi” ungkapnya. Ketika ditanya soal persyaratan yang dibutuhkan untuk dapat megantongi surat izin operasional, maka dengan detail Dr.dr.Sabir menerangkan bahwa banyak hal yang perlu di persiapkan untuk dapat dibukanya Rumah Sakit Pendidikan Untad itu. “Banyak hal yang menjadi pernyaratan. Untuk dapat mendapatkan surat izin mendirikan bangunan sendiri, terdapat 11 Persyaratan yang harus di penuhi, antara lain yaitu memiliki rekomendasi izin mendirikan, master plan, dan lain sebagainya. Selanjutnya surat izin mendirikan bangunan ini akan digunakan untuk mendapatkan surat izin operasional, karena untuk mendapatkan surat izin ini maka suatu instansi perlu untuk memenuhi 9 persyaratan, diantaranya memiliki surat izin mendirikan, memiliki sumber daya manusia, sarana prasarana dan lain sebagainya” jelasnya. Selanjutnya ia juga mengatakan bahwa karena ini merupakan rumah sakit pendidikan maka diharapkan tenaga-tenaga medis yang ada di dalamnya juga merupakan tenaga pengajar atau alumni dari Untad sendiri. Wrd

Rumah sakit Pendidikan

(Foto : Wardatul NJ/MT)


14

Info Fakultas

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

Media

Tadulako

Pelatihan Lanjutan Jurnalistik

Memanfaatkan Tantangan Menjadi Peluang

Dalam rangka pengkaderan pengurus Lembaga Pers Mahasiswa Intelektual Muda Bersuara (LPM INDARA) Fakultas Peternakan dan Perikanan (Fapetkan) Universitas Tadulako suguhkan pelatihan Lanjutan Jurnalistik pada calon pengurus baru pada, Sabtu-minggu (13-14/02) di ruang Senat Fapetkan. Kegiatan yang mengusung tema “Memanfaatkan Tantangan Menjadi Peluang Melalui Tulisan Dalam Dunia Jurnalistik” dimaksudkan agar peserta mendapat bekal untuk menjawab tantangan dan ancaman di Era Kompetisi saat ini. “Sekarang sudah era kompetisi, yang menjadi tantangn dan ancaman. Banyak cara untuk mengatasi tantangn itu yaitu dengan menulis. Jadi tema ini semacam mengajak pada peserta bahwa menulis tidak sekedar menulis tetapi proses mengabadikan moment agar terekam,” tutur Nurjannah Ismail, Ketua LPM INDARA. Dalam kegiatan ini, turut hadir hadir pemateri : Andi Akifah (dosen Ilmu Komunikasi Untad dan Editor Media Tadulako) dengan materi Berita dan penulisan. Selain itu, LPM INDARA juga menghairkan Intan Arif, S. Kom (Wartawan Harian Mercusuar) dengan materi Peliputan, Temu Sutrisno (Pimpinan Harian Mercusuar) dengan materi Manajemen Penerbitan, dan Drs. H. Andi Maddukelleng., S.Sos., M. Si (Kepala Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Sulawesi Tengah) dengan materi Aspek Hukum Etika dan Kode Etik Jurnalistik. Panitia Pelaksana juga menyajikan materi Artistik : Proses Visualisasi Media Cetak dan Foto Jurnalistik yang

dipaparkan oleh Ikerniaty Sandili (Reporter Media Tadulako). “Materi-materi yang kami sajikan untuk peserta adalah materi untuk momoles tulisan teman-teman. Karena itu kami mengambil materi-materi lanjutan, salah satunya soal artistik. Bagaimana foto jurnal sangat mendukung berita yang ditulis,” ujar Nurjannah. Nurjannah berharap, peserta yang mengikuti pelatihan ini tidak sekedar datang, duduk dan diam, tetapi benarbenar mengikuti pelatihan agar mudah diaplikasikan. “Karena pelatihan ini merupakan syarat untuk menjadi anggota biasa dengan status biasa selama 1 tahun,” tutur Nurjannah. Lebih lanjut mahasiswa Perikanan angkatan 2014 itu menjelaskan mengenai status peserta pelatihan yang menjadi anggota biasa karena peserta pelatihan akan melewati proses selanjutnya. “Setelah pelatihan ini, peserta menjadi anggota biasa. Karena nantinya mereka harus melakukan proses peliputan dan mengirimkan berita ke redaksi LPM INDARA, untuk menjadi anggota aktif LPM INDARA,” jelas Nurjannah. Senada dengan Nurjannah tentang kesungguhan peserta pelatihan, Alimudin Dj Ambololo, salah satu panitia pelaksana berharap peserta dapat serius mengikuti materi. “Karena pelatihan ini sebenarnya adalah pengkaderan untuk pengurus LPM INDARA, saya berharap teman-teman peserta dapat maksimal karena nantinya mereka akan menjadi regenerasi dari kami mengurus LPM ini,” pungkas Alimudin. ikr

Figuran14 Juarai Kinesik Cup 2016

Figuran 2014 Berfoto Bersama Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Usai Menerima Hadiah Setelah melewati sekian babak pertandingan, akhirnya FIGURAN, tim futsal angkatan 2014 Prodi Ilmu Komunikasi FISIP berhasil keluar sebagai juara 1 Kinesik Cup 2016. FIGURAN dinobatkan menjadi juara setelah mengalahkan juara bertahan 2 tahun berturut-turut, yakni AVENGERS FC dengan skor 7 – 3. Liga futsal angkatan yang diadakan sejak 22 Januari hingga 13 Februari 2016 ini bertempat di Lapangan Futsal Novega, Pipit. Seperti yang telah dilansir sebelumnya, Kinesik Cup adalah pertandingan liga futsal antar angkatan pada Program Studi Ilmu Komunikasi. Kinesik Cup sendiri tak lain merupakan program kerja wajib tahunan pengurus Komunitas Intelektual Mahasiswa Ilmu Komunikasi (KINESIK). Tahun ini ada sekitar 9 tim yang bertanding dalam Kinesik Cup. Di antaranya PARAMPA (Tim Angkatan 2008), AVENGERS FC (Tim Angkatan 2010), TIMPOSU (Tim Angkatan 2011), EL-SASINO (Tim Angkatan 2012), KONCO DEWE (Tim 1 Angkatan 2013), THE LEGEND (Tim 2 Angkatan 2013), FIGURAN (Tim Angkatan 2014), KELOR (Tim 1 Angkatan 2015), dan PALUMARA (Tim 2 Angkatan 2015). Adi Heriyanto, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2013 yang juga merupakan Ketua Panitia Kinesik Cup 2016 mengaku sangat bangga bisa memimpin kegiatan ini dengan sukses. Adi juga menuturkan bahwa Kinesik Cup tahun ini lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan euphoria tiap angkatan dalam menyambut kegiatan ini sangatlah besar. Tidak hanya para pemain di

setiap tim saja yang datang untuk bertanding, namun juga mereka yang tidak tergabung dalam tim juga selalu meramaikan suasana dengan menjadi supporter bagi tim andalan mereka masing-masing. “Saya berharap semoga Kinesik Cup selanjutnya akan lebih meriah dan lebih banyak peserta yang bertanding. Agar kita bisa menjalin silaturahim baik sesama mahasiswa maupun dengan para alumni”, tutup Adi. Tidak ketinggalan Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Dr. Muhammad Khairil, S.Ag, M.Si yang juga ikut menyaksikan semi final dan final round, Sabtu (13/02/2016). Beliau merasa senang karena mahasiswa didikannya dapat selalu akur meski dalam sebuah pertandingan sekalipun. Apresiasi yang tinggi beliau ungkapkan dengan menghadiri acara penutupan sekaligus memberikan sepatah dua patah kata sambutan untuk menutup Kinesik Cup 2016 secara resmi. “Selamat kepada adik-adik angkatan 2014 yang telah memenangkan pertandingan ini. Tadi 2010 berbisik ke saya katanya mereka kalah karena terlalu fokus skripsi”, canda Khairil. Selain apresiasi berupa piala dan uang tunai kepada juara 1 dan 2, panitia juga memberikan apresiasi tersebut kepada juara 3, yakni EL-SASINO. Tim Angkatan 2012 ini berhasil menyabet gelar juara 3 setelah mengalahkan KELOR pada babak semi final dengan skor 6 – 4. Kdk

Jurusan Fisika FMIPA akan adakan penelitian Terkait GMT uji coba alat geometer (salah satu alat yang akan di guanakan saat penelitian)

Menghadapi Gerhana Matahari Total (GMT) di bulan Maret 2016 mendatang, yang juga merupakan salah satu fenomena alam langka dan diprediksi akan terjadi di 10 Provinsi di Indonesia juga, jurusan Fisika FMIPA akan melakukan sebuah penelitian tentang fenomena gravitasi bumi akibat GMT. Darmawati Darwis,P.hD selaku ketua jurusan Fisika menuturkan bahwa kegiatan penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil yang sudah ada dalam teori dengan hasil yang didapatkan lewat penelitian sendiri. “Penelitian tentang gaya gravitasi bumi terhadap pengaruh GMT ini bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran terhadap gaya gravitasi yang dilakukan sendiri dengan gaya gravitasi yang terdapat dalam teori. Menurut teori yang ada, gaya gravitasi yang terjadi pada saat GMT merupakan gaya gravitasi tertinggi atau lebih dari 9,8 m/s2” jelasnya. Penelitian tentang kejadian langka ini juga turut dijelaskan oleh Yutdam mudin, S.Si.,M.Si selaku salah satu tim dalam penelitian ini. Mantan ketua jurusan Fisika FMIPA Untad ini menjelaskan bahwa nantinya penelitian itu akan dilaksanakan di beberapa tempat, seperti kampus Untad sendiri dan di bawah jembatan kuning Pantai Talise. “Kejadian langka Gerhana Matahari

Total yang diprediksi akan melintasi 10 Provinsi di Indonesia ini merupakan sebuah kejadian langka dalam ilmu pengetahuan sehingga kami tak dapat tinggal diam begitu saja. Olehnya, kami dari beberapa orang di Jurusan Fisika FMIPA berinisiatif untuk dapat melakukan sebuah penelitian tentang gaya gravitasi yang ditimbulkan akibat terjadinya GMT” ujarnya. “Kami mencoba untuk melakukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan gaya gravitasi bumi. Penelitian yang pertama yakni dengan menggunakan alat gravity meter, pengukuran gravitasi menggunakan alat ini dilakukan oleh pihak jurusan yang bekerja sama dengan BMKG pusat. Selanjutnya penelitian yang kedua dilakukan oleh laboratorium fisika kebumian dan kelautan, dari laboratorium inilah dihadirkan 2 pengukuran, pengukuran pertama masih tentang pengukuran gaya gravitasi namun dalam hal ini, pengukuran yang dilakukan yakni menggunakan alat geomagnet yang dilaksanakan di daerah FMIPA, pengukuran yang kedua yakni mengenai pasang surut air laut yang dilaksanakan langsung di daerah pantai talise dengan menggunakan alat pasang surut yang dibuat sendiri oleh mahasiswa. Penelitian yang terakhir yakni penelitian yang berasal dari laboratorium eksperimen dengan menggunakan alat-alat sederhana, seperti pesawat edwood digital, mandul matematis dan alat-alat sederhana lainnya yang dilakukan 1 kali dalam sehari dalam satu minggu sebelum dan sesudah GMT” tutupnya. Dalam pemaparannya pula, dosen bidang kelautan ini menyampaikan bahwa pemasangan alat telah dilakukan 2 minggu sebelum tanggal 9 Maret. wrd


Tadulako

Media

Akademisi Bicara Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

15

Gerhana Matahari di Mata Akademisi Gerahana Matari total yang akan terjadi pada 9 Maret mendatang adalah fenomena alam yang langka terjadi. Peristiwa alam tersebut, tak pelak telah menarik perhatian banyak kalangan, termasuk wisatawan yang konon telah memesan beberapa tempat-tempat strategis untuk melihat peristiwa yang jarang terjadi itu. Kesempatan kali ini, Media Tadulako secara khusus berkunjung ke kantor Dekan FMIPA, menanyakan langsung ihwal peristiwa tersebut. Berikut petikan wawancara kami bersama Dr Rusyidi Msi (?) ? Apa sebenarnya Gerhana Matahari dan bagaimana proses terjadinya?

... (=) Gerhana merupakan peristiwa astronomis ketika sebuah objek menghalangi pandangan ke objek lainnya. Gerhana Matahari merupakan suatu fenomena alam yang membentuk suatu posisi di mana matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis lurus. Bulan berada di antara matahari dan bumi. Cahaya matahari terhalang oleh bulan baik itu terhalang sebagian ataupun terhalang keseluruhan. Walaupun bulan lebih kecil, bayangan bulan mampu menutupi cahaya matahari sepenuhnya karena bulan yang berjarak rata-rata 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang memiliki jarak ratarata 149.680.000 kilometer. Gerhana merupakan fenomena langka yang tidak terjadi setiap bulan. Pada keadaan normal, Bumi berotasi mengelilingi matahari dan Bulan berotasi mengelilingi Bumi, sehingga pada suatu saat Matahari, Bulan, dan Bumi membentuk satu garis lurus. Bidang orbit Bulan yang miring 50 terhadap bidang orbit Bumi menyebabkan gerhana terjadi hanya pada musim-musim gerhana. Saat itu, Bulan dan Matahari berada dekat dengan titik simpul, perpotongan kedua bidang orbit. Di wilayah Indonesia kejadian ini pernah terjadi 32 tahun yang lalu, yakni tahun 1983. Pada tahun ini, tepatnya tanggal 9 Maret 2016 Gerhana Matahari Total (GMT) akan kembali terjadi dan diprediksi hanya akan dapat disaksikan di 10 provinsi di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tengah. Fenomena langka ini disinyalir akan terjadi kembali 375 tahun kemudian. (?) ? Apa yang terjadi pada saat GMT?

... ... Ada

4 hal yang akan terjadi saat GMT, kejadian yang pertama yakni Gerhana akan dimulai saat Bulan perlahan menutupi piringan Matahari, semakin lama semakin besar area

piringan Matahari yang ditutupi Bulan. Kejadian yang kedua yakni sesaat sebelum memasuki fase total, sinar Matahari terakhir akan bersinar melewati lembah-lembah di permukaan Bulan. Ketiga memasuki fase total, dimana seluruh permukaan Matahari tertutupi Bulan. Kita dapat melihat bagian korona Matahari menjulur dari bagian tepi piringan Matahari. Dan yang terakhir pada saat totalitas keadaan sekitar akan gelap seperti malam dengan bulan purnama. Langit di daerah cakrawala akan berwarna layaknya sore hari. Pada saat terjadinya Gerhana Matahari, jangan melihat langsung ke arah matahari. Hal ini dikarenakan paparan cahaya dengan intensitas tinggi seperti cahaya Matahari dalam waktu lama akan menembus mata dan merusak lapisan retina mata yang berisi syaraf sensitif. Retina tidak memiliki sensor sakit sehingga saat menatap langsung kita cenderung mengabaikan dan tidak menyadari bahwa mata kita sedang berada dalam keadaan berbahaya. Kerusakan berupa penglihatan kabur dapat dialami berlangsung selama beberapa jam sampai minggu, namun juga kerusakan permanen hingga kebutaan dapat saja terjadi. Bagi masyarakat kuno, tidak terlihatnya matahari disebabkan adanya sejenis hewan atau makhluk gaib yang menelan binatang raksasa ini. Dalam legenda bangsa Viking, hewan tersebut ialah serigala. Mereka beranggapan, di angkasa sana, ada dua ekor serigala yang masing-masing mengejar bulan dan matahari. Gerhana Matahari ataupun Gerhana Bulan terjadi karena salah satu hewan berhasil menangkap benda langit ini. Sedangkan untuk warga Vietnam, masyarakatnya mempercayai saat gerhana, bulan atau matahari ditelan oleh seekor katak atau kodok raksasa.Untuk mengusir hewan-hewan mistis yang mengancam matahari ataupun bulan ini, masyarakat setempat banyak melakukan ritual khusus. Seperti memainkan musik sekeras mungkin agar hewan langit tersebut takut dan memuntahkan kembali benda langit yang menyinari bumi. Bagi masyarakat Korea Selatan, terjadinya Gerhana Matahari disebabkan karena adanya upaya penculikan benda langit tersebut oleh anjing-anjing api. Seorang raja yang serakah memerintahkan hewan mistis ini untuk membawa matahari ke istananya. Meski sering gagal, namun anjing-anjing ini tetap beupaya untuk menggigit matahari. Bagian matahari yang gelap, bagi masyarakat Korea, merupakan dampak gigiran makhluk ajaib ini. Dalam peradaban yang lebih tua, penganut

hindu memiliki kisahnya sendiri. Gerhana Bulan dan Matahari disebabkan karena adanya iblis raksasa bernama Rahwana. Dia menyamar menjadi dewata untuk mendapatkan ramuan rahasia keabadian. Matahari dan Bulan mengungkap rencana licik ini kepada Dewa Wisnu. Sang Dewa lekas memotong kepala raksasa jahat itu sebelum ramuan abadi melewati tenggorokannya. Rahwana akhirnya memiliki kepala yang abadi, sementara tubuhnya tidak lagi bernyawa. Raksasa ini menaruh dendam kepada kedua benda langit yang menghancurkan rencananya, dan menghabiskan hidup abadinya untuk mengejar dan menelan mereka. Waktu gerhana diangap sebagai saat Rahwana berhasil menelan Matahari atau bulan. Namun, karena tenggorokannya bolong, keduanya lolos lagi dan kembali kelangit. Mitos serupa juga menjadi cerita rakyat di Indonesia. (?) ? Apa yang akan dilakukan oleh Universitas Tadulako menghadapi GMT ini? ... Menghadapi GMT di bulan (=) Maret 2016 ini, Universitas Tadulako khususnya FMIPA sendiri melakukan beberapa hal lewat 3 bidang besar, yakni bidang penelitian, bidang p e n ga b d i a n d a n b i d a n g pendidikan. Untuk bidang penelitiannya sendiri, kami dari pihak Fakultas akan melakukan 3 macam penelitian, diantaranya Melakukan pengamatan GMT yang bekerjasama dengan Kentucky University dan To k y o U n i v e r s i t y, selanjutnya kami juga Melakukan penelitian bersama dengan BMKG di bidang Gravity dan Geomagnet, serta lewat Laboratorium Kebumian dan Kelautan Jurusan F i s i k a F M I PA U N TA D k a m i melakukan penelitian dibidang Pasang surut dan grafity.

Untuk bidang pengabdiannya sendiri kami telah melakukan Sosialisasi tentang GMT melalui seminar dan Pemutaran film tentang GMT yang bertempat di 2 tempat, yakni di Untad sendiri pada tanggal 9 February pukul 09.00 WITA dan pada hari yang sama pada pukul 19.00 WITA bertempat di Anjungan Pantai Talise. Sedangkan untuk bidang pendidikannya sendiri kami melibatkan beberapa mahasiswa untuk dapat ikut dalam pengamatan GMT bersama dengan mahasiswa dari Kentucky University serta beberapa mahasiswa yang akan melakukan pemotretan kejadian GMT di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah, Palu, Poso, Luwuk. Wrd

Dr. H. Muhammad Rusydi H, M.Si

Dekan FMIPA Universitas Tadulako

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Selamat Atas Promosi Doktor

Dr. Yohanis Panggeso, MP Ketua Jurusan

Sekjur

Dr. Ir. Flora Pasaru, M.Si

Dr. Asrul, Sp.,Mp


16

Media

#CitizenMT

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

Tadulako

acebook

T M n e z i t i C #

CitizenMT adalah sebuah portal komunitas untuk mewadahi informasi, ide dan pendapat setiap civitas akademika yang di tungakan berupa tulisan dan foto sehingga tersebar ke khalayak yang lebih luas. Untuk berpartisipasi di CitizenMT caranya mudah kirimkan informasi anda yang ada di Sosial media anda dengan menggunakan hastag #CitizenMT

Visit Us !

*Syarat : informasi yang dapat di tayangkan di rubrik #citizenMT Di Koran Media Tadulako adalah informasi harus original, tulisan sendiri atau reportase dari lapangan dan punya nilai berita dan bermanfaat untuk orang banyak.

Media Tadulako

@media_tadulako

@mediatadulako

Renny Silvia Larekeng

Mahasiswi Ilmu Komunikasi FISIP Untad, Angkatan 2013


Media

Tadulako

Flash News

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

17

SOSIALISASI PROGRAM HIBAH BINA DESA 2016

PHBD jadi Ajang Pengabdian Mahasiswa Untuk mewujudkan idealisme kampus, mahasiswa bisa merancang kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat melalui Program Hibah Bina Desa (PHBD) yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ( D i r j e n D i k t i ) . M e l a l u i P H B D, mahasiswa diajak berkreasi mengajukan program kegiatan yang melibatkan interaksi dengan masyarakat.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Tadulako (Untad), Prof Dr Ir H Djayani Nurdin SE MSi., mengatakan hal tersebut saat memberi sambutan sekaligus membuka sosialisasi dan cara mendaftar Program Hibah Bina Desa (PHBD) 2016 bagi Lembaga Mahasiswa Untad yang akan dibuka dari 27 Januari sampai 27 Maret 2016 di Ruang Senat Rektorat Lama Untad, Palu, Rabu (24/02). Ana

IKA Untad Laksanakan Seminar Kewirausahaan

Untuk menyiapkan alumni yang siap dalam bersaing di masyarakat, Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Tadulako (Untad) kembali menggelar Seminar Kewirausahaan. Seminar yang dilaksanakan di Meeting Room IT Center Untad pada Kamis (11/2) ini diikuti oleh 60 orang alumni yang baru diwisuda pada Desember 2015 lalu.

Ketua IKA Untad, Prof Anhulaila berpesan kepada peserta agar jalinan komunikasi antaralumni tetap terjaga. Begitu pun antara alumni dengan Untad. Hal itu dilakukan, ujar Prof Anhulaila, agar berbagai informasi bisa saling dibagi yang tujuannya tetap untuk kepentingan alumni dan kemajuan Untad. (Tq)

Versi Kemenristek Dikti, Untad Peringkat ke-35,

PTN Terbaik Ketiga di Kawasan Timur Indonesia Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) merilis klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi Indonesia. Dalam rilisnya itu, Universitas Tadulako (Untad) menempati peringkat 35 dari 3320 perguruan tinggi seluruh Indonesia. Menempati peringkat 35 tentu merupakan kebanggaan Untad. Peringkat ini melengkapi penilaian pemeringkatan yang

dirilis oleh 4icu.org dan webometrics.info. Hasil ini juga semakin mengukuhkan posisi Untad yang tetap berada di 50 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Dalam penilaian 4icu.org Untad menempati peringkat ke-50, dan dalam penilaian webometrics.info, Untad berada di peringkat ke-30 dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. (Tq)

LDK UPIM Bahas Isu LGBT dalam Talkshow Inspiratif Isu LGBT menjadi tranding topic di berbagai media, baik media massa maupun media sosial. Berbagai kalanganpun ikut memberi komentar pro dan kontra. Dalam aksi yang lebih nyata, UPIM Untad menggelar Ta l ks h o w I n s p i rat i f m e n g u p a s persoalan LGBT yang kian meresahkan bangsa. Kegiatan yang digelar pada Ahad (20/2) tersebut, mengusung tema Move On My Adventure. Herlangga Adi Putra, selaku ketua

UPIM, dalam sambutannya menyampaikn bahwa masalah LGBT adalah persoalan bangsa yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebab menurutnya perilaku LGBT sangatlah bertentangan dengan nilai agama, budaya, adat serta moralitas bangsa ini. Kegiatan ini menghadirkan dua orang narasumber. Dr. Nur Sangadji, DEA bersama Da'i Hidayatullah Ust Hartono Yasin. Rf

Kampus Untad II Morowali Kembali Akan Mewisuda 10 Mahasiswanya di bulan Maret

Program Studi di Luar Domisili (PDD) Untad Morowali, kembali akan mewisuda 10 Mahasiswa Program Studi Manajemen dan Program Studi Agroteknologi. Kampus yang bertempat di Kabupaten Morowali ini pada wisuda Maret nanti rencananya akan mengikutkan 10 orang mahasiswanya yang akan bersama-sama mengikuti prosesi wisuda. Sepuluh mahasiswa tersebut berasal dari Program Studi Manajemen dan Program Studi Agroteknologi. Hal itu disampaikan koordinator PDD Untad II Morwali Dr. Muh Yunus Kasim SE. M.Si di kantor Media Tadulako Jum'at (12/2). “Sebanyak 10 orang mahasiswa yang telah melaksanakan ujian akhir yang berlangsung 5-6 Februari 2016 lalu rencananya akan mengikuti wisuda pada akhir nanti, semoga tak ada aral melintang, semoga mereka bisa diwisuda akhir maret” jelas Dr Yunus. Selain itu, Dr Yunus juga berharap para lulusan PDD Untad II Morwali tersebut dapat menjadi alumni benar-benar siap dalam dunia kerja sehingga mereka bisa langsung terekrut dalam dunia kerja tersebut.

"Kita harapkan, para lulusan PDD Untad Morowali ini dapat memenuhi syarat dan ketentuan permintaan tenaga kerja lokal, nasional, bahkan tenaga kerja internasional. Saya juga berpesan kepada mereka yang akan sebentar lagi berstatus alumni, supaya berdedikasi dan bertanggungjawab senantiasa menjaga nama baik almamater kampus," pintanya. Sementara itu, Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, SE., MS., melalui koordinator PDD Untad Morowali, mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Pemda Morowali yang dinahkodai Bupati Drs. H. Anwar Hafid, atas segala bantuan dan komitmen bersama dengan pihak legislatif, serta tokoh masyarakat, sehingga keberadaan PDD Untad Morowali ini dapat berjalan baik dan memberikan sumbangsih yang signifikan terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia, bukan hanya di Morowali tetapi juga di Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk diketahui, hingga saat ini, PDD Untad Morowali telah melahirkan sebanyak 32 sarjana Manajemen, dan dua sarjana Agrotek. af/zl

Kuatkan Pendidikan Infrastruktur, PT PII Gandeng Untad

Jejaring kerjasama terus dilakukan oleh Universitas Tadulako (Untad). Kali ini, dengan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). Kerjasama ini diwujudkan dengan penandatanganan M e m o r a n d u m o f Understanding (MoU) antara Untad dengan PT PII, di Ruang Senat, Lantai III Rektorat Untad pada Senin (15/2). MoU itu sendiri ditandatangani langsung oleh

Rektor Untad, Prof Dr Ir Muhammad Basir Cyio SE MS, d e n ga n S V P C o o r p o ra t e Secretary PT PII, Pratomo Ismujatmika. Praptomo Ismujatmika mengungkapkan bahwa kerjasama dengan Untad ini merupakan salah satu program PT PII. PT PII sendiri, ujar Pratomo, merupakan perseroan BUMN yang berada langsung di bawah Kementerian Keuangan. Tq

Senam Jantung Sehat di Pasca Sarjana, Jaga Kebugaran, Bangun Silaturahmi Jum'at (5/2) puluhan pegawai dan pejabat kampus hadir di halaman Pasca Sarjana Untad dalam mengikuti senam jantung sehat. Senam yang dimotori oleh Darmawanita Untad ini merupakan program rutin yang diagendakan setiap bulannya. Tepat pada minggu kedua bulan februari ini berlangsung di halaman Pascasarjana. Dalam senam tersebut tampak para pejabat dan pimpinan kampus. Diantaranya Direktur Pasca Sarjana, Prof.Dr. Fathurrahman, MP. Dalam penyampaiannya secara terpisah, bahwa Pasca Sarjana selalu mendukung program yang dilakukan di lingkungan Universitas yang sifatnya positif. “Apalagi ini senam jantung sehat, ini sangatlah positif, paling tidak ada dua hal yang kita dapatkan, menjaga kesehatan dan menjaga silaturahmi,” ungkapnya. Rf

Muhammad Rismanto Pimpin Himpunan Mahasiswa Mesin Himpunan Mahasiswa Mesin selenggarakan Musyawarah Besar pada (12/1) hingga (10/2) di ruang seminar Teknik Mesin Dalam peyelenggaraan tersebut tepat Rabu,(10/2) Mubes telah memutuskan dan menetapkan Muhammad Rismanto sebagai nahkoda baru Himpunan Mahasiswa Mesin FT Untad periode

2016-2017. Rismanto yang merupakan mahasiswa program studi S1 Teknik Mesin angkatan 2012 ini berprivasi sebagai anggota Otomotif Riset Engineer Tadulako (Otoriter Tadulako) selain itu mahasiswa ini juga tercatat sebagai salah satu asisten dosen dibidang praktikum Material. (zn)


18

Mimbar Mahasiswa

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

Media

Tadulako

anakUntad Buka Cafe Bertema Buku Senin (15/2) berlangsung grand launching AnakUntad Books & Cafe (ABC) bertempat di Jalan Pendidikan kelurahan Tondo, atau tepatnya di jalur dua gerbang utama kampus. ABC merupakan salah satu usaha binaan PPU (Pusat Pengembangan Usaha) Universitas Tadulako (Untad) dalam program Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Dalam agenda siang itu hadir beberapa pejabat kampus diantaranya Wakil Rektor Bidang kemahasiswaan (Warek Bima) Prof. Dr. Djayani Nurdin, M.Si,, Dr. Fadly Y. Tantu, M.Si selaku pembina komunitas anakUntad, perwakilan dari pihak PPU (Pusat Pengembangan Usaha), beberapa staf Universitas Tadulako, serta teman-teman mahasiswa Universitas tadulako dari berbagai jurusan. Satrio Amrullah selaku direktur ABC menjelaskan, bahwa cafe ini di bangun sebagai bentuk keresahan bersama atas kurangnya tempat-tempat yang dapat multi fungsi, selain sebagai tempat makan juga bisa digunakan sebagai tempat edukasi.”Jadi di ABC ini bukan hanya sekedar tempat makan tapi juga kami selaku pengelola menyediakan perpustakaan mini dimana pengunjung dapat membaca berbagai macam buku mulai dari buku pengetahuan umum, novel sampai buku motivasi bisa pengunjung dapatkan”, ungkap Satrio. Lebih lanjut, Satrio menambahkan, bahwa cefe ini secara sadar di dedikasikan sebagai usaha penunjang bagi komunitas anakUntad, meskipun mungkin saat ini cafe belum bisa sepenuhnya menunjang dalam bentuk dana, tetapi minimal cafe disediakan sebagai pusat aktivitas dari komunitas.“Sebenarnya awal muncul ide untuk membuat cafe ini, karna saya melihat banyak tempat-tempat yang

sarat fungsi, maka dari itu kepikiran untuk buat tempat yang bisa dipakai nongkrong, baca buku dan meeting”, pungkas Tio sapaan akrab ketua komunitas ini. Adapun pengelola dari anakUntad books & cafe berjumlah 6 orang, yakni Retno Budiasih (farmasi), Hardianti Haris (Pend. Matematika), Melia Kurniawati (Farmasi), Ryan Hangkey Ranonto (Fisika), Jihadil Arsy (Biologi). Tim ini di bentuk pada awal penyusunan proposal usaha yang di ajukan ke pihak PPU. Proses pembangunan cafe berjalan selama hampir dua bulan sejak pengumuman tim yang lolos proposal PMW, setelah itu pendanaan bertambah kembali dengan lolosnya proposal usaha kedua yang di ajukan oleh tim ke IBM (International Bussines Machines) bersama kementrian Koperasi dan UKM dalam Fikri, ketua umum SPOT (kiri) dan Robi, pendiri sekaligus mantan ketua umum spot (kanan) acara Sail Tomini 2015. Kemudian untuk pengadaan memotong nasi tumpeng sebagai perayaan simbolik hari jadi spot yang pertama tempat,tim di bantu oleh salah satu dosen Untad untuk menempati salah satu tempatnya, dengan sistem bagi hasil. ABC dibuka oleh Wakil Rektor Bidang kemahasiswaan dan dia akhir sambutannya beliau menitipkan harapan, agar cafe ini bisa terus berlanjut dan dapat memberikan kebermanfaatan juga menginspirasi banyak orang. Agenda siang itu di tutup dengan diskusi singkat, dan hangat seputar pengalaman usaha bersama pejabat kampus dan beberapa mhasiswa penerima bantuan usaha dari PPU Untad. Diantaranya Mutia Azzahra (Pend. Matematika) dan Dwiyanto Andreas Sondi (Pend. Matematika) sebagai founder Cafe Welcome Home dan Dheby Ahyard Renhaldi Sarana Pecinta Fotografi bahwa fotografi hanyalah milik (Tekni) sebagai founder Cafe Eureka yang lokasi cafenya (SPOT) Rabu (17/02/2016) komunitas tertentu saja. Maka SPOT berdekatan dengan cafe ABC. Ash d i h a d i r ka n u nt u k m e n g h e m p a s kemaren resmi berumur satu anggapan tersebut. tahun. Salah satu Unit Kegiatan “Fotografi bukan hanya sekadar hobi. Mahasiswa (UKM) Fisip Untad Akan datang masanya ketika kita harus ini resmi berdiri di tanggal yang memilih apakah fotografi itu hanya akan jadi sebatas hobi atau menjadi lahan sama satu tahun silam. SPOT pekerjaan kita”, tutup Robi. juga merupakan UKM pertama Ketua SPOT saat ini, Fikri M. Nasir di Fisip bahkan di Untad yang mengungkapkan bahwa dirinya sangat bergerak khusus di bidang berharap SPOT akan bisa melahirkan fotografi. fotografer-fotografer andal di masa depan. Untuk mewujudkan harapannya itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi Dalam perjalanannya sebelum resmi angkatan 2014 ini telah menyusun berusia satu tahun, SPOT sudah beberapa program kerja SPOT ke depan. melakukan banyak kegiatan fotografi. Di S a l a h s a t u nya a d a l a h H u n t i n g antaranya Hunting Camp yang sudah mingguan. Foto-foto hasil Hunting diadakan di beberapa tempat seperti mereka kemudian wajib mereka Pantai Bambarano, Napu, Danau presentasikan di depan seluruh Tambing, Gunung Nokilalaki, Sojol, dan anggota. Dari situ akan dilihat Pantai Labuana. SPOT juga sempat peningkatan skill tiap anggota. Apakah bekerja sama dengan BSO Fotografi meningkat, stagnan, atau malah Kinesik untuk melaksanakan Pameran menurun. FOTO : AKHMAD USMAR Fotografi yang berhasil memamerkan “ S aya i n g i n s e l u r u h a n g go ta lebih dari 100 foto. mendapat manfaat dari lembaga ini. Lebih lanjut, Irwan menambahkan, bahwa karena SPOT sebenarnya sudah dirintis oleh Baik itu hanya sebatas pengembangan keresahan itulah sehingga Prof. Maxinus memerintahkan beberapa mahasiswa Ilmu Komunikasi skill fotografi untuk hobi atau kepada kami untuk melakukan suatu gerakan tertib lalu sejak Agustus 2014 silam. Salah satu menjadikan ini sebagai sebuah karir lintas agar memberikan kesadaran kepada mahasiswa p e r i nt i s nya a d a l a h M u h a m m a d untuk ke depannya”, ujar Fikri. Untad untuk lebih taat lagi terhadap aturan lalu lintas Robiulawal Tan, mahasiswa Ilmu Beberapa anggota SPOT yang sempat kampus. Selain itu gerakan ini juga merupakan salah satu Komunikasi Fisip Untad angkatan 2012. dijumpai kru Media Tadulako juga penerapan nilai-nilai pendidikan karakter yang sudah Robi (begitu sapaan akrabnya) yang dulu berpendapat sama. Suci Rahmadani menjadi mata kuliah umum di Untad. juga merupakan koordinator BSO misalnya, yang dari awal terbentuknya Gerakan tertib lalu lintas ini juga mendapat apresiasi dan Fotografi di salah satu Himpunan SPOT sudah bergabung di dalamnya dukungan dari Kepala PLT Biro Umum dan Keuangan (BUK) Mahasiswa di Fisip menerangkan bahwa mengaku mendapat banyak wawasan Reiner Mahi, dan Rudy Gosal Kepala Kepala PLT Biro ia dan beberapa temannya sudah sejak mengenai fotografi di SPOT. Ia juga Akademik,Kemahasiswaan dan Perencanaan(BAKP). lama ingin membentuk UKM ini. Namun belajar mengenai ilmu fotografi secara Mereka masing-masing menyampaikan apresisasinya tentu saja untuk membuat suatu UKM mendalam, teknik pengambilan gambar melalui komentar foto yang diupload oleh Humas Untad. resmi bukanlah sebuah hal yang mudah. yang baik dan benar, dan pengalaman di “Nice try. Great job. Sukses. Mudah-mudahan ada dampak Selain merupakan salah satu pendiri Hunting Camp ke beberapa daerah di positifnya. Terima kasih adik-adik dari prodi Pend. SPOT, Robi juga merupakan Ketua Sulawesi Tengah. Matematika FKIP, tanggap Pak Reiner. Pada saat yang Umum SPOT saat pertama kali berdiri. Ia “Di hari jadi SPOT yang pertama ini, bersamaan Rudy Gosal juga berkomentar dan menuturkan bahwa SPOT dibentuk semoga SPOT bisa lebih dikenal lagi oleh menyampaikan apresiasinya. “Selamat dan sukses atas dengan tujuan mewadahi para pecinta masyarakat Fisip. Karena sampai insiatif tersebut, Ini suatu tanda bahwa kampus ini adalah fotografi di FISIP untuk dapat belajar dan sekarang masih jarang mahasiwa dari tanggung jawab untuk semua warga kampus . Selamat sekali berbagi bersama mengenai fotografi. jurusan lain di Fisip yang tahu dan lagi untuk insiatif adik adik”, ungkapnya. Ash Selain itu, banyak beredar anggapan bergabung di SPOT”, ungkap Suci. Kdk

Mahasiswa Untad galakkan Gerakan Tertib Lalu Lintas Rabu, (17/2) puluhan mahasiswa prodi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako (Untad) turun ke jalan menyuarakan “Gerakan Tertib Lalu Lintas” di tiga titik kampus yaitu pintu utama kampus Untad, Perempatan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) dan perempatan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Fmipa). Belum adanya partisipasi aktif mahasiswa dalam mencegah kecelakaan lalu lintas merupakan cikal bakal lahirnya Gerakan Tertib Lalu Lintas. Irwan selaku Kordinator lapangan menerangkan, bahwa gerakan ini bermula dari keresahan salah satu dosen Pend. Matematika yaitu, Prof. Maxinus Jaeng, M.Pd. ” Waktu itu kami tengah menerima mata kuliah pendidikan karakter dari Prof. Maxinus dan beliau menceritakan apa yang pernah dialaminya ketika tengah mengendarai mobil di area kampus. Waktu itu Beliau hampir menabrak mahasiswa pengendara sepeda motor gara-gara mahasiswa tersebut ugal-ugalan dan tidak memperhatiakan aturan lalu lintas. Jika sudah begitu ujung-ujungnya pengendara mobil yang disalahkan padahal yang salah si pengendara motornya”, terang Irwan saat menceritakan pengalaman pahit dosennya.

Resmi Berumur 1 Tahun, SPOT Bertekad Lahirkan Fotografer Andal


Media

Tadulako

Cerpen

Edisi 68 Februari 2016

Tahun ke 4

19

“Sakina dan Sakura” Oleh : Angin Usai shalat subuh dengan sigap Ia segera membereskan buku-buku yang dibacanya tadi malam, masih berserakan di atas meja belajarnya. Duduk dibangku kuliah semester 5 program studi Akuakultur Universitas Tadulako, membuatnya semakin terpacu untuk untuk giat belejar lebih dari sebelumnya. Aktif dikelas, bahkan sering menjadi asisten praktikum beberapa mata kuliah. Dialah Sakina, anak Sulung dari Ibu Rahmi seorang Pedagang Barang Harian di kios berukuran 2 x 2 meter peninggalan Pak Ahmadi, Bapak Sakina yang telah menghadap Sang Kuasa saat Ia masih duduk di bangku kelas 3 SMP. Sepeninggal Pak Ahmadi, Ibu Rahmi harus membagi peran, antara seorang Ibu rumah tangga, dan juga sebagai tumpuan keluarga layaknya kepala rumah tangga. Untuk itu, disamping menjual barang harian, dikios Ia juga menyediakan makanan siap saji. Kebetulan disekitaran rumah mereka terdapat beberapa tempat kost-kostan. Untuk menambah pendapatannya, Wanita berusia berusia 45 tahun itu memilih berjualan dipasar. Untuk urusan kios, Ibu Rahmi menugaskan Iza dan juga Sakina untuk berjaga secara bergantian. Meski merasa cukup kewalahan karena hanya seorang diri, Ibu Rahmi tak ingin menyerah begitu saja pada keadaan. Ia tak ingin pengetahuan kedua putrinya terbatas. Sungguh tak Ia inginkan jika kedua buah hatinya mengalami nasib yang sama, putus sekolah karena kendala biaya sebagaiamana yang dialaminya dulu. Besar keinginannya, kedua putri terkasihnya itu bisa mengenyam pendidikan yang setinggitingginya, agar kelak bisa menjadi orang besar. Meskipun terbesit satu pertanyaan, apakah ia masih sempat menyaksikannya saat itu? Namun itu bukan masalah, bukan itu yang menjadi prioritas baginya. Ia tak peduli akan hal itu. Melihat kondisi yang demikian, Sakina tidak mau tinggal diam. Berhubung disemester ini, jadwal perkuliahannya sudah lengang, tidak lagi sepadat dulu. Kalaupun ada praktikum, ia masih bisa mengantisipasinya. Sebab, mata kuliah yang diprogram tidak banyak lagi. Bersyukur, salah satu warung makan tak jauh dari kampusnya sedang membuka lowongan untuk bekerja disana. Kina pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dan syukurnya Ia diterima meski dengan honor yang tidak seberapa tapi lumayanan untuk menambah penghasilan atau paling tidak ia tidak lagi merepotkan ibu untuk urusan perlengkapan pribadinya, begitu pekiknya dalam hati. Minggu sore, matahari perlahan mulai turun kepersembunyiannya, hari mulai gelap. Suara tilawah Al-Qur'an telah terdengar dari Masjid Baiturrahim yang terletak sekitar 100 meter dari rumah mereka. Beberapa menit lagi waktu maghrib akan tiba, dari kejauhan Ibu yang baru saja pulang dari pasar tampak menenteng keranjang yang berisi beberapa jualan yang masih tersisa. “Kak Kina, Ibu datang..” panggil Iza yang sedari tadi menunggu Ibu di depan rumah sambil menjaga kios. Sakina tahu persis bagaimana sayangnya Iza pada Ibu. Sama seperti apa yang dirasakannya. “Assalamu'alaikum..” Suara Ibu di depan rumah. “Wa'alaikumsalam,” Tampak suara Iza membalas salam Ibu. “Mari saya bawakan keranjangnya Bu..” Tawar Kina yang bergegas dari dapur menghampiri Ibu. “Nurhafizah sudah mandi”, tanya Ibu dengan sapaan khasnya pada Iza. Menurut yang pernah ibu ceritakan, Nurhafiza adalah nama pemberian langsung darinya. Ia ingin kelak Iza akan jadi seorang muslimah penghapal Al-Qur'an, sesuai dengan namanya, Hafizah, agar Iza bisa menjadi cahaya dihidupnya baik didunia ini maupun di kehidupan kemudian hari. “Alhamdulillah sudah Bu..” Jawab Iza yang disusul dengan senyum maksimal pada ibu. “Kalau begitu sudah dulu baca komiknya, ayo siapsiap sholat.”. Kata Ibu tersenyum dan membelai rambut Iza. Sungguh momen seperti ini adalah momen favorit bagi Sakina dan Iza. Kasih sayang tulus dari Sang Bidadari tercinta, pahlawan urutan paling atas di hidup mereka. Sungguh damai rasanya. Mereka semakin mencintai Ibu yang juga sekaligus menjadi ayah bagi mereka itu. Meski senyum Ibu memekar, namun raut lelah tak bisa tertutupi dari wajahnya. “Coba kalau Bapak masih ada ya Bu, pasti Ibu tidak perlu banting tulang sekeras ini”. Ujar Sakina sejenak

membuat hening suasana diruang berukuran 3x2 dengan cat putih yang telah usang dimakan waktu. “Istigfar Nak, tidak baik bicara seperti itu. Ini semua sudah menjadi ketentuan dari Allah. Kita selaku hambanya, hanya bisa menerima dan menjalani dengan tetap berkhusnuzan bahwa kasih sayang Allah tak pernah lepas dari hambanya. Dibalik ini semua, ada rencana yang besar sedang Allah persiapkan. Allah maha tahu, Allah memberikan yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan”. Jawab Ibu menguatkan dengan raut wajah tegarnya. Sakina terdiam, matanya memerah, tetesan hangat mengalir dipelipisnya tanpa ia sadari. Begitupun Si Bungsu Iza, keduanya seketika memeluk ibu yang juga tak mampu menahan dan akhirnya meneteskan air matanya beberapa detik kemudian. **** Tampak sekelompok mahasiswa yang berkerumun didepan mading, beberpa diantara mereka membaca agak keras tulisan pamflet pengumuman yang ada di mading. “Universitas Tokyo Jepang sedang membuka pertukaran mahasiwa selama 3 bulan”, bacanya dengan suara dari balik kerumunan yang makin lama makin mengundang mahasiswa lain untuk melihatnya. Termasuk juga Sakina. Hingga Ia bergegas menghampiri. Selain berbagai administrasi yang harus dilengkapi, persayaratan yang tertera pada point 1 di lembar pengumuman itu adalah minimal mahasiswa semester 5. Satu kesempatan terbuka untuk Sakina. Sudah lama Sakina memimpikan untuk mengunjungi negeri yang merupakan simbol negara yang maju berkat Ilmu pengetahuannya yang sangat menonjol itu. Sungguh mengagumkan. Apalagi, di Jepang juga merupakan salah satu negara kiblat bagi akuakultur, sesuai dengan jurusan yang digelutinya saat ini. Dikamaranya, banyak gambar-gambar Tokyo yang tertempel. Sakina bermimpi suatu saat nanti Ia bisa melihat langsung gunung Fuji yang biasa hanya dilihatnya lewat layar televisi milik tetangga. Tempat lain yang juga sangat ingin dikunjunginya adalah Okinawa Churaumi Aquarium. Akuarium raksasa yang disebut-sebut sebagai akuarium terbaik yang ada di Jepang itu mempunyai terowongan yang memungkinkan pengunjung dapat menyaksikan secara langsung kehidupan bawah laut tanpa perlu memakai alat snorkling atau perlengkapan selam lainnya. Sangat pas dengan Sakina yang memang seorang muslimah pecinta wisata bahari. Sakina memang merupakan sosok remaja yang rasa ingin tahunya sangat tinggi. Seperti bagaimana ia aktif bertanya saat perkuliahan berlangsung. Begitupun dengan negara yang gambarnya menghiasi salah satu sisi dari sterofom pink di dinding kamarnya. Ia ingin mengetahui bagaimana rasanya memegang butiran salju, betulkah sangat dingin hingga dosennya yang menempuh studi S2 di Jepang pernah bercerita suatu ketika mobil milik temannya pecah akibat saking dinginnya suhu saat itu. Sakina memang tumbuh dengan kondisi keluarga yang terbatas, namun tidak menjadikannya untuk mempunyai mimpi yang terbatas. Justru karena kondisi itu tekadnya semakin kuat untuk meraih mimpimimpinya. Untuk bisa membahagiakan Ibu, mejadi anak yang membanggakan. Sakina tak ingin mengecewakan Ibu setelah begitu banyak pengorbanan yang Ibu lakukan untuk Dia dan Iza. Tak segan-segan, pada salah satu sudut kamarnya, Ia memampang kertas karton yang bertuliskan sebuah kalimat menggunakan huruf kapital, “AT YEAR 2016, SAKINA GO TO JAPAN”. Sakina memang suka menuliskan mimpinya diatas kertas, Lalu Ia menempelnya di mading kamar. Tujuannya sederhana, “agar bisa diliatin, dan bisa jadi motivasi tersendiri. bisa jadi malaikat meng-aminkannya,” Begitu katanya sembari tertawa kecil acap kali ada temannya yang bertanya. **** Segala berkas telah dilengkapi, beberapa surat pun telah ditandangani plus dengan materainya. Meski beberapa hari ia harus melewatkan waktu untuk ke perpustakaan kampus. “Oke Sakina, berkas ini akan diproses dulu. Kemungkinan bulan depan baru hasilnya akan di umumkan. Silahkan berdoa ya, semoga kamu adalah salah satu mahsiswa yang terpilih”. Kata pegawai international office, tempat Ia menyetor berkasnya”. “Amin”, Sakina merespon sebelum berlalu dengan senyum penuh harap. Dijalan pulang kerumah, Kina terus berdo'a agar Allah mengabulkan keinginannya. Ia sangat ingin melihat

langsung perkembangan akuakultur di jepang yang selalu didapatkannya kala mengikuti perkuliahan, khususnya pada mata kuliah Pengembangan Industri Akuakultur. Salah satu Mata Kuliah favoritnya itu tidak hanya membahas tentang industri budidaya perairan di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara maju, termasuk Jepang. Tidak hanya fasilitasnya yang lengkap, tetapi juga sangat memperhatikan kebersihan. Semua ruangan dan berbagai peralatan diupayakan kesterilannya. Semakin menambah rasa penasaran Sakina. “Mudah-mudahan Ya Allah” begitu pekiknya dalam hati setiap kali teringat akan Program Student Exchange itu. “Tanpa kamu mintapun, Ibu selalu mendoa'kanmu Nak” Jawaban tulus Ibu saat Ia minta dido'akan. “Iya Kak, Ika juga berdo'a buat kakak”, Iza menambahkan. “kenapa Iza do'ain kakak ?, sambung Sakina dengan nada serius meski sebenarnya Ia hanya mengajak adiknya becanda. “Kalau kakak ke Jepang, bisa beli'in komik Dora'emon buat Iza, kan keren kalau komiknya dibeli langsung di Negaranya” Jawab Iza pasrah. Keriuhan terjadi, Ibu pun tak segan-segan melepaskan tawanya melihat ekspresi wajah Nurhafizahnya. Sakina pun tak mau ketinggalan, bahkan tanpa Ia sadari, air matanya pun keluar. Waktu menunggu tibanya pengumuman menjadi hari-hari yang cukup mendebarkan baginya, Apakah ia akan terpilih, dan barangkat kenegeri impiannya itu? Sebesit pertanyaan yang selalu hadir dibenaknya. Namun Ia menyadari, kemampuannya berbahasa inggris belum terlalu bagus, tapi Ia tetap optimis. Sebab saat wawancara seingatnya, hampir semua pertanyaan yang di ajukan bisa dijawabnya tanpa ragu, sesuai pengetahuannya. Dan itu jadi nilai lebih untuknya. Begitu yakinnya dalam hati. Sebulan berlalu, hari yang ditunggu pun tiba, sesuai penyampaian pegawai International Office, hari ini pengumumannya akan ditempelkan di Mading kampus. Dengan sigap, Sakina mencari namanya pada kolom tabel yang tertera dikertas putih itu, Seperti tidak percaya, meski antrean mahasiswa dan mahasiswi lain yang juga ingin melihat pengumuman itu telah mendesak dibelakngnya, Ia tak peduli. Rasa penasaran mendorongnya untuk terus mencari tulisan namanya yang entah pada kolom keberapa di pengumuman itu. Ia mengulangi sampai beberapa kali, hingga akhirnya Ia yakin, bahwa namanya memang tidak ada. Sakina tidak lolos dari seleksi itu. Dengan helaan napas panjang, perlahan keluar dari kerumunan didepan mading Sakina berjalan perlahan menuju kelas. Seakan mendung menyelimuti, hari itu berlalu tak seperti biasanya. Malam tiba, Kina tak banyak bicara. Ibu yang merasa ada perbedaan pada sikap anak sulungnya, langsung berusaha membangkitkan suasana, “Bagaimana pengumumannya Nak ?, kalau tidak salah ingat, waktu itu kamu bilang ke Ibu akan disampaikan hari ini, iyakan?” Suasana hening. “Mungkin belum waktunya Bu, Insyaallah kalau ada, dilain waktu Kina akan coba lagi”. Jelas Sakina pada Ibu sambil menahan napas dalam-dalam. “Yah, tidak bisa punya komik Doraemon asli dari Jepang Deh,” Keluh Iza. “Tidak apa-apa, itu belum rejeki namanya. Allah tidak memberi yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan”. Ibu menguatkan. “Iya Bu”, jawab Sakina sambil memberikan senyum pada Ibu kemudian pada Iza. “Iya Kak, Iza juga tidak marah kok”, ledek Iza. “Baik nona Sizuka”, Kina balik meledek. Suasana terasa hangat dengan riuhan tawa dari ketiganya. **** Lepas dari penantian Student Exchange, Sakina menjalani aktivitasnya seperti biasa. Belajar dikelas, Membaca buku di perpustakaan, mengurus organisasi keislamannya, juga pekerjaan sampingan di rumah makan. Sisanya, dimalam hari ia mengerjakan tugastugas kuliah dan tak lupa meluangkan waktu membantu Ibu mempersiapkan dagangan. Tanpa sedikit pun turun semangatnya karena belum dinyatakan lolos. Ia percaya, keberhasilan itu bukan diraih dengan satu kali mencoba, tapi perlu beberpa kali, bahkan perlu mencoba seribu kali. Ia ingat persis buku yang dibacanya suatu ketika di

perpustakaan kampus. Buku yang menceritakan tentang Thomas Alva Edison yang baru berhasil menemukan formulasi yang tepat dalam membuat lampu setelah melakukan 1000 kali percobaan. “Mengapa baru mencoba 1 kali lantas langsung putus asa”. Begitu simpulannya dari kisah Thomas tersebut, sekaligus menjadi motivasi untuknya. Allah telah memberikan banyak anugerah kepadanya. Ibu yang amat menyayanginya dan bapaknya juga, meski kenyataannya telah berada di alam yang berabeda. Terlebih lagi Ia punya Iza yang selalu bisa mengundang tawanya. Tak ada alasan bagi Sakina untuk putus asa dan bersedih hati, semua itu sudah lebih dari cukup. Lolos Program Student Exchange bukan satu-satunya hal yang mampu membuatnya senang. Sekalipun negara tujuan adalah mimpnya sejak lama. Sakina banyak belajar dari sosok Ibunya yang begitu tegar, tabah, sabar. Dia ingin seperti ibu. Sakina berharap, suatu saat menjadi anak yang dibanggakan, tidak hanya oleh Ibu, tapi juga Bapak yang sudah terlanjur berada disisi sang Maha Kuasa. Sehingga Ia bisa menjadi contoh yang baik untuk adiknya Iza, bisa membantu memperbaiki kondisi keluarga. Supaya Ibunya tidak perlu bekerja keras lagi. “Aku ingin berbakti pada keduanya, Ayah dan Ibu, juga Iza”, Amin ya Rabbal' alamin. Tutup Sakina dalam doa di Sholat Tahajjudnya. **** “Kriiinggg..” Hp berdering, tanda satu pesan masuk. “Kina dimana?, tadi Dr Linda ketemu saya di depan kelas, Beliau ingin kamu menghadap sekarang. Dia ada diruangannya”. Sms dari Vita, salah satu sahabat sekelasnya. “Oh iya, insyaalah saya segera kesana, Terimakasih atas infonya”. Balas Sakina, Setelah mendapat buku yang dicarinya, Sakina bergegas, beranjak pergi dari ruang Perpustakaan. Assalamu'alaikum”, Ucap Sakina sesampainya diruangan Dr Linda. “Wa'alaikum Salam, silahkan masuk Sakina.” Dr Linda mempersilahkan. “Maaf mengganggu Bu, Saya kesini karena dapat info dari Vita, Katanya Ibu memanggil saya, kalau boleh saya tahu, ada apa ya Bu?” Tanyanya pelan. “Iya benar. Begini Sakina, beberapa waktu lalu saya megirimkan jurnal hasil penelitian terbaru saya ke media publishing jurnal internasional, dan alhamdulillah diterima dan telah diterbitkan. Tadi malam saya mendapat undangan melalui e-mail dari salah satu Universitas di Jepang, mereka mengundang saya untuk mempersentasekan hasil penelitian itu pada acara pertemuan antara peneliti dunia yang kebetulan dilaksanakan di Universitas itu. Syaratnya harus ada mahasiswa sebagai pasangan saat mempresentasikan nanti”. Tutur ibu Linda yang membuat Kina semakin bertanya-tanya. “Lalu saya Bu?” tanya Sakina lagi, kali ini dengan nada bingung. “Beberapa dosen menawarkan agar saya mengajak kamu sebagai asisten saya disana. Saya juga dengar bahwa kemampuan bahasa inggris kamu cukup bagus. Jadi, kamu bisa bantu saya, bagaimana Sakina? Saya bicarakan dengan Ibu saya dulu ya Bu, kalau beliau izinkan, maka insyaallah saya siap. Tutur Sakina, setelah sejenak terdiam. Oke, saya tunggu kabarnya besok yah..” “Iya, Insyaallah Bu” “Kalau begitu, saya permisi dulu Bu”. Sakina berlalu setelah mengucapkan salam. Sepanjang jalan dari ruang Dr Linda, Rasa bahagia tak bisa ditutupinya, begitupun kala menyampaikan berita itu ke Ibunya. “Apa Ibu mengizinkan Kina pergi? Tanya Sakina penuh harap pada Ibu. “Tentu saja nak, mana mungkin Ibu tidak mengizinkan kamu, ini kan impian kamu. Jawab ibu dengan senyum p e n u h ke t u l u s a n u n t u k p u t r i b u n g s u n y a . “Trimakasih Bu, Alhamdulillah”. Hari-hari menjelang keberangkatannya, Sakina tak henti-henti mengucap Syukur kepada Sang Maha Kuasa. Meski mungkin ia tak bisa berkunjung kesemua tempattempat menarik atau kepergian kali ini yang bukan pada waktu musim dingin disana, sehingga keinginnanya untuk bisa memegang langsung butiran salju belum dapat terlaksana. Namun Sakina tetap bersukur, mimpinya menjadi nyata. Allah benar-benar mengizinkannya menginjakkan kaki di Negeri Sakura. – Selesai --



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.