184 edition

Page 1

>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

Pemimpin Redaksi Hary B Kori’un Wakil Pemimpin Redaksi Menrizal Nurdin, Furqon LW Redaksi Hary B Kori’un, Menrizal Nurdin, Furqon LW, Kunni Masrohanti, Gema Setara, Adrian Eko Layout Wan Sarudin Online Yendrizal Iklan/Pemasaran (62-761) 64633 Presiden Komisaris Rida K Liamsi Presiden Direktur: Makmur Kasim General Manager Zulmansyah Sekedang Wakil General Manager Asnida Syukur General Manager Online Raja Isyam Azwar Alamat Redaksi Graha Pena Riau Lantai 3, Jalan HR Subrantas KM 10,5 Pekanbaru, Telp (62-761) 64633, Fax (62-761) 64640, e-mail: majalah_riaupos@yahoo.com

GRAFIS: ADRIE/RIAU POS

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

LIPUTAN UTAMA

RUSAKNYA

Paru-paru Dunia LAPORAN & FOTO: KUNNI MASROHANTI (BENGKALIS)

SELAIN DITETAPKAN SEBAGAI SALAH SATU CAGAR BIOSFER (BIOSPHERE RESERVES) DARI 11 CAGAR BISOFER YANG ADA DI INDONESIA, CAGAR BIOSFER GIAM SIAK KECIL-BUKIT BATU (GSKBB) MERUPAKAN SALAH SATU PARU-PARU DUNIA DARI 564 SITUS DI 109 NEGARA. TUJUANNYA, AGAR TETAP MENJADI PARU-PARU DUNIA, TIDAK ADA YANG MENGGANGGU, APALAGI MERUSAK. NYATANYA, CAGAR BIOSFER GSK-BB DARI TAHUN KE TAHUN DIRAMBAH, DIRUSAK, BAHKAN HINGGA KAWASAN PALING INTI.

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 2

>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

B

solusi lain, termasuk harus berjalan kaki hingga sampai ke kawasan inti. Setiap orang dalam tim yang berjumlah delapan orang mengendarai sepeda motor masing-masing. Syukur ada sepeda motor yang bisa dipakai, meski ada yang tidak dilengkapi rem. Jarak 10 km menuju kilo 18 atau perbatasan kawasan inti Cagar Biosfer dengan kawasan penyangga (kampung Sidodadi), tidaklah dekat. Apalagi jalan kecil di sepanjang tepian kanal ini berupa tanah gambut. Hujan yang mengguyur sesudah Subuh hingga pagi, membuat jalan menjadi lengket. Di sana sini tunggul. Banyak jembatan satu papan. Berulang kali turun, mengangkat bagian belakang atau depan sepeda motor. Jalan yang semula lumayan besar, semakin mengecil. Hanya setapak. Kerap kali setang sepeda motor tersangkut semak-semak pakis atau pohon senduduk yang memenuhi kanan kiri jalan. Hingga akhirnya sampai jualah di kilo 18 tempat parkir sepeda motor. Kilo 18 merupakan jalan paling ujung. Ada sambungannya ke depan, tapi hanya beberapa meter. Kanal di sini bercabang dua. Satu ke arah barat dan satu ke arah selatan. Sama besarnya, sekitar 3-4 meter. Begitu juga kanal di depan rumah Intan tempat kami menginap di kilo 8 hingga ke kilo 1 tempat akhir penumpukan kayu balak. Hanya saja, kanal di kilo 18 ke atas lebih dalam sehingga miskur akan lebih mudah dioperasionalkan. Beruntung saat dalam perjalanan ke kilo 18 tim bertemu dengan Abdul Manap alias Opung, warga asal Kisaran, Medan yang baru datang lima hari lalu. Dia punya miskur. Terparkir dalam kanal di depan rumahnya. Selama ini, Miskur itu dipakai Dame, anaknya yang tinggal di rumah itu bersama istrinya. Setelah maksud untuk meminjan miskur dan tim menanggung minyaknya disampaikan, Opung bersedia meminjamkan. Sampan gandeng yang tidak bermesin dan biasanya dipakai untuk mengangkut penebang, tukang masak, logistik dan pekerja lain yang terkait pembalakan, juga terparkir di sana. Karena tim yang akan turun ke kilo 25 berjumlah enam orang, dan miskur hanya bisa untuk 2 orang, sampan gandeng itupun turut dibawa. Sayangnya, sampan gandeng tersangkut di kanal bloking yang baru dibuat masyarakat di kilo 16. Masih beruntung lagi karena tim masih menemukan sampan gandeng tidak jauh dari sana. Sampan inilah yang kemudian dipakai. Enam orang masuk ke kawasan inti, dua orang tinggal. Mereka menjaga sepedamotor sambil memancing. Ini memang sudah direncanakan saat dalam perbincangan malam itu.

ERDEBAR. Ada rasa khawatir bercampur takut ketika Pak Adi, Rasikun, Zul, Pakde dan beberapa warga kampung Sidodadi berdatangan pagi Rabu (5/10) ke rumah Bu Intan. Apalagi, saat berbincang dengan warga malam itu, mereka meyakinkan para penebang di kawasan inti Cagar Biosfer GSK-BB sudah tahu kalau mereka dan segala aktivitasnya jadi incaran. Seminggu terakhir, mereka sudah jadi perhatian kepolisian, bahkan kementerian. Warga menganjurkan agar wartawan dan warga yang akan menjadi satu tim menuju lokasi pengrusakan sebaiknya didampingi pihak berwajib untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi di dalam hutan itu ada ratusan penebang yang belum keluar. Lengkap dengan chainsaw dan peralatan tebang. Rasa yang sama juga terlihat samar di wajah Pak Adi dan kawan-kawan. Tapi, keingintahuan yang sama, membuat kami dan tim ini semakin percaya diri kalau semua akan baik-baik saja. Semua bersiap. Pakaian, peralatan dan logistik, diatur sedemikian rupa. Pak Adi memakai kaos dan sepatu boat. Parang kecil tergantung di pinggangnya. Yang lain juga begitu. Ada yang membawa pancing, ada juga yang menenteng bekal makan siang. Layaknya warga kampung yang hendak pergi memancing. Kami juga harus mengubah penampilan. Memakai kaos panjang, bedak beras di seluruh wajah dan memakai topi lebar. Begitu permintaan warga. Tujuan akhir ke kawasan inti Cagar Biosfer siang itu adalah kilo 25 yang merupakan tempat tinggal seluruh penebang dan tempat terdekat dengan titik tebang. Dalam tim yang akan berangkat, hanya Pak Adi yang sudah sampai di sana. Ratusan penebang itu tinggal di bedeng hingga berbulan-bulan. Tapi, jika tidak memungkinkan, perjalanan cukup sampai di kilo 20 atau 18 atau bahkan batal sama sekali. Apalagi untuk sampai ke sana dimulai dengan bersepeda motor sepanjang 10 kilometer, lalu disambung dengan menggunakan miskur (baca: sampan mesin) atau berjalan kaki jika mungkin. Cukup rumit. Dalam perbincangan malam tersebut, miskur yang akan dipakai dan dipinjam dari warga, sudah ada. Tapi, pagi itu, semua tidak bisa dipakai. Ada yang mesinnya rusak, pemiliknya ada yang tidak bisa dihubungi dan air kanal jalur miskur lewat dangkal serta dipenuhi kayukayu illegal logging. Hal inilah yang membuat tim mencari

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

KANAL DIJEBOL

HALAMAN 3

Matahari pukul 09.30 WIB pagi itu langsung menembus air kanal yang menggenang di bawah papan sebilah, tempat duduk kami di bagian paling belakang dalam sampan gandeng. Hangat. Begitu pun air dalam kanal. Riaknya menghampar akar-akar kering yang menjulur di tepiannya. Besar-besar. Ada yang sebesar jari, banyak juga sebesar paha orang dewasa. Jelas sekali, sebelumnya, kawasan ini merupakan hutan besar. Sungguh, menyusuri kanal berair hitam dan duduk di sampan mesin, memang bukan pengalaman pertama bagi kami dalam menyigi kasus seperti ini. Tapi, duduk di sampan gandengan yang biasanya dipakai untuk mengangkut para pembalak, memang merupakan hal baru. Panas. Semakin lama cuaca semakin panas. Di kanan kiri kanal tidak ada pohon tinggi. Semua berupa semak kira-kira setinggi 1,5 meter. Hampir sama rata. Ada beberapa pohon tinggi berupa tunggul berwarna hitam sisa kebakaran, menyelah di antaranya. Di kejauhan, sebelah Barat dan Timur kanal, entah jarak berapa kilo, hutan hanya berbentuk garis panjang. Terlihat sangat kecil. Tim sengaja memilih kanal yang mengarah ke arah selatan karena di sinilah tempat pembalakan yang lebih aman dan lebih dekat untuk dijajaki dibandingkan ke arah barat. Cagar Biosfer merupakan situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerja sama program MAB-UNESCO (Man and The Biosphere Programme-United Nations Education Social and Cultural Organization) untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Di seluruh dunia terdapat 564 situs dari 109 negara yang ditetapkan MAB-UNESCO sebagai Cagar Biosfer. Di Indonesia ada 11. Cagar Biosfer GSK-BB adalah salah satunya yang ditetapkan tahun 2009

dengan kawasan inti seluas 174.500 hektare yang terdiri atas perpaduan antara kawasan konservasi (Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil dan Suaka Margasatwa Bukit Batu) serta hutan produksi milik swasta yang tidak dikonversi. Setiap Cagar Biosfer ditetapkan memiliki tiga kawasan penting, yakni area inti (core area) adalah kawasan konservasi atau kawasan lindung dengan luas yang memadai, mempunyai perlindungan hukum jangka panjang, untuk melestarikan keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya. Zona penyangga (buffer zone) adalah wilayah yang mengelilingi atau berdampingan dengan area inti dan teridentifikasi untuk melindungi area inti dari dampak negatif kegiatan manusia. Kemudian area transisi (transition zone) adalah wilayah terluar dan terluas yang mengelilingi atau berdampingan dengan zona penyangga. Kampung Sidodadi sendiri merupakan kampung terdekat dengan kawasan inti Cagar Biosfer. Jaraknya hanya sekitar 10 km. Kampung ini masuk wilayah administrartif Desa Tasik Serai, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis. Tapi, lokasinya justru lebih dekat ke Desa Bukit Kerikil, Kecamatan Bukitbatu, Kabupaten Benngkalis. Jaraknya sekitar 10 km. Maka, aktivitas warga lebih banyak ke Desa Batu Kerikil. Bahkan masuk ke Kampung Sidodadi juga lebih dekat dari Bukit Kerikil. Kami masuk ke Kampung Sidodadi juga melalui Desa Bukit Kerikil setelah sebelumnya menyisir jalan lintas Pekanbaru-Dumai. Sesampainya di Simpang Baru yang terletak setelah Kota Duri, belok kanan, masuk terus sekitar 25 km, di situlah Desa Bukit Kerikil berada. Jalan dari Desa Bukit Kerikil ke Kampung Sidodadi lumayan besar bila lewat jalan PT ARARA Abadi yang juga berada di sekitar kawasan penyangga Cagar Biosfer. Lebarnya sekitar 3 meter. Tanah gambut. Berdebu tebal saat kemarau

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 4

>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

dan banjir hingga tenggelam saat musim hujan. Kayu-kayu bulat sebesar lengan orang dewasa tersusun rapi hampir di sepanjang bagian tengah jalan tersebut. Saat masuk setelah Maghrib menggunakan sepeda motor bersama warga Bukit Kerikil, harus menjaga jarak dengan sepeda motor lain agar tidak menghirup debu. ‘’Awas..!!’’ Pak Adi tiba-tiba berteriak. Suaranya membuyarkan kenangan panjang tentang perjalanan hingga sampai ke kawasan inti Cagar Biosfer pagi itu. ‘’Braaaak..!!’’ Tidak bisa dihindari. Sampan gandeng yang kami naiki menabrak tepian kanal berupa tunggul warna coklat. Untung tali penghubung dari sampan gandeng ke Miskur tidak putus. ‘’Ini kanal blocking buatan BKSDA yang dijebol para pembalak,’’ jelas Adi. Tangannya sibuk mendorong tepian kanal dengan dayung agar miskur bisa kembali tengah. Sementara Rasikun, sibuk menarik sampan gandeng yang kami naiki dibantu seluruh penumpangnya dengan dayung lain atau dengan tangan kosong. Kanal blocking itu terbuat dari kayu-kayu yang ditimbun dengan tanah gambut. Padat sehingga tidak mungkin jebol oleh arus air kanal. Bagian tengahnya kecil. Hanya air saja yang bisa lewat. Kanal ini mampu membuat kadar air tetap konstan, tinggi di bagian atasnya. Gambutpun akan selalu basah. Jika gambut basah, maka kebakaran tidak akan terjadi. Tapi kanal blocking itu dijebol para pembalak. Miskur dan sampan gandengpun bisa lewat. Hutan besar dengan kayu besar di kanan-kiri kanal sudah terlihat. Sepi. Tidak ada suara chainsaw atau kayu tumbang. Padahal, kata Rasikun yang menjadi tekong (nakhoda miskur, red) dan juga pak Adi (awak miskur), biasanya sangat ramai. Suara chainsaw sudah kedengaran dari kejauhan. Bersahutan. Meraung-raung. Kadang dibarengi suara orang-orang

di dalamnya. Sudah pasti karena mereka tahu kalau sudah menjadi perhatian. Semakin ke dalam, semakin banyak kanal blocking. Ada lima. Semuanya sudah hancur dijebol. Bedeng-bedeng lama juga mulai kelihatan di kanan kiri kanal di sekitar kilo 21, tepatnya ketika tim masuk ke kawasan hutan. Tinggal kerangka. Tanpa atap. Nampak jelas sudah lama ditinggal penghuninya. Masuk ke kilo 22, di bawah pohon-pohon, ada bedeng di sebelah kiri kanal. Masih baru. Papannya masih berwara putih kecoklatan. Atap terpalnya berwarna biru cerah. Juga ada deterjen dan ember di tepian. Masih bersih. Tetap sunyi. Tidak ada suara orang, chainsaw atau pohon tumbang. Aman. Tim sepakat terus maju ke depan. Dari kejauhan, menjelang kilo 23, barisan kayu balak berjejer di sebelah kanan seperti rel kereta api. Mengapung. Panjang. Satu rel terdiri dari tigak ikatan papan. Satu ikatan terdiri dari 5 hingga 10 keping papan. Ukurannya sama. Panjang 4,8 inch dan tebal sekitar 2 inch. Antara satu rel dengan rel lain disambung dengan kayu yang dipaku antara dua sisinya. Semakin ke depan semakin banyak yang terlihat. Ada bedeng panggung yang baru dibuat, kayunya masih basah. Dindingnya masih setengah. Juga belum beratap. Ada juga yang sudah berdinding dan beratap terpal biru. Warnanya cerah. Di bawah bagian depan bedeng ada tungku. Abunya masih putih. Ada kotak berisi logistik seperti mie instan, teri dan sayur terong. Sisa kerak nasi juga ada. Tikar pandan yang dibentang, lampu colok dan abu bakaran obat nyamuk masih rapi di dalam bedeng. Pakaian masih tergantung dijemuran. Aroma deterjennya masih sangat terasa. Bedeng ini berada di simpang tiga kanal. GPS yang dipegang menunjukkan lokasi ini berada di kilo 23. Ratusan ton kayu olahan setebal di dalam kanal atau lebih tebal lagi, berserak di kanan kiri tepian. Ada yang bertanda ada yang tidak. Semuanya masih berwarna putih kecoklatan. Sisa kayu

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 5

>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

olahan juga masih terlihat basah. Di kanan-kiri kanal ini juga terdapat jalur kargo. Jalur inilah yang dipakai untuk membawa kayu dari titik tebang di dalam hutan hingga tepi kanal dengan menggunakan sepeda argo alias sepeda onta. Di atas sebilah papan, sepeda argo yang dipenuhi puluhan ton kayu, didorong di atasnya. Panjang kargo ini diperkirakan 2 km hingga ke titik tebang. Tiba-tiba seperti ada suara orang bersahutan tidak jauh dari lokasi tim berdiri. Meski jam baru menunjukkan pukul 11.00 WIB, tim sepakat untuk tidak melanjutkan perjalanan. Bekal nasi dan sambal telur yang dibawa dari rumah Bu Intan, kami makan di kilo 18 tempat sepeda motor ditinggalkan. Pakde dan Pak Zul yang tinggal menjaga parkir menyebutkan ada empat pekerja yang baru saja keluar dari dalam hutan.

kayu pisang-pisang dan bintangor mereka diberi upah Rp600 ribu per ton. Untuk tukang kargo diupah Rp200 ribu per ton termasuk membuat rel kargonya. Tukang ikat diupah Rp200 ribu perton dan bongkar muat diupah Rp100 ribu per ton. ‘’Orang sini mana ada yang berani nebang kayu. Semuanya dibawa dari Medan. Tapi kayu-kayu itu dibawa dari dalam kanal di depan rumah kami. Jadi kalau ada temuan, warga Kampung Sidodadi ini yang disalahkan. Padahal kami tidak tahu apa-apa. Sedangkan bongkar muatnya di Kosong Sepuluh atau Gotex yang masuk kawasan Desa Bukit Kerikil,’’ kata Rasikun saat bersama warga lain malam itu.

RATUSAN PENEBANG DARI LUAR

Kayu-kayu balak olahan tidak hanya ditemukan di kilo 23. Di dalam dan tepian kanal sepanjang 18 kilo, atau dari kilo 1 yang membelah sebagian kecil Desa Bukit Kerikil dan Desa Sidodadi serta kawasan Cagar Biosfer, juga banyak ditemukan. Awalnya banyak di dalam kanal. Sejak warga melaporkan kasus illog kepada pihak berwajib marak terjadi di sini, kayu-kayu itu diangkut ke atas. Sebagian ditumpuk di depan rumah di tepian kanal, sebagian di bawah-bawah pohon sawit agak jauh ke dalam. Lewat kanal itulah kayu-kayu balak itu ditarik dengan miskur dari titik akhir kayu yang dibawa dari dalam hutan hingga tepian sampai ke kilo 1 atau yang dikenal “kosong sepuluh” atau lebih dikenal lagi dengan Gotex. Jika air tinggi, proses pengangkutan akan lancar. Jika air surut, kayu-kayu kerap kali menumpuk di dalam kanal sehingga mengganggu miskur pengangkut hasil perkebunan seperti sawit dan nenas milik warga. ‘’Serba susah. Jalur satu-satunya mengangkut kayu il-

Tukang tebang yang tinggal dan melakukan segala aktivitas pembalakan liar di kawasan inti Cagar Biosfer, tidak sedikit. Sekitar 150 orang. Selain penebang atau tukang chainsaw (baca: sinso), juga ada tukang masak, tukang kargo, tukang ikat kayu olahan, tukang tarik dan tukang bongkar muat di titik kumpul kayu terakhir atau di kilo 1 yang dikenal dengan Gotex. Lebih 100 orang dipastikan tinggal di dalam kawasan. Tinggal di bedeng hingga berbulan-bulan. Mereka adalah tukang chainsaw yang dibawa penampung besar langsung dari Medan. Sedangkan selebihnya, merupakan warga tempatan. Masing-masing mereka diupah dengan gaji yang berbeda-beda. Untuk tukang tebang, mereka diberi upah Rp800 ribu per ton untuk kayu berkelas seperti kayu meranti, punak, dan suntai. Sedangkan untuk penebang kayu sembarang seperti

KAYU BALAK DI SEPANJANG KANAL

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 6

>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

log dari dalam hutan, ya dari kanal di Kampung Sidodadi. Tidak ada jalan lain. Kalau kayu menumpuk di kanal seperti sekarang ini, kami susah membawa hasil perkebunan dengan miskur. Tersangkut-sangkut kayu. Belum lagi kalau air dangkal,’’ jelas Tono.

SUDAH LAMA DAN MEMICU KEBAKARAN LAHAN

Perambahan hutan di kawasan inti Cagar Biosfer berlangsung sudah lama. Kepala Laboratorium Kedaulatan Pangan dan Agribisnis Kerakyatan PETANI Riau, Sahat Mangapul Hutabarat, yang juga warga Sidodadi sekaligus pelapor kasus illog kepada Polda dan Menteri KLHK tersebut, menyebutkan, pembalakan sudah terjadi sejak menjelang tahun 2000. Bahkan kanal yanng menjadi jalur transportasi itu dibangun pada masa itu oleh Abi Besok, cukong kayu asal Tanjung Balai Asahan. Pembalakan sempat mengendur. Tapi marak kembali sekitar tahun 2008-2010. Kembali mengendur sampai kasus pembalakan dan kebakaran yang sebabkan pelaku Oknum TNI terjadi tahun 2014. Sejak tahun 2000-an, kata Sahat, kebakaran di kawasan perkebunan milik warga Kampung Sidodadi sering terjadi. Jika tahun 2014 terbesar dan kasus illog juga sempat terkuak dan menjadi perhatian presiden, tahun ini justru kembali terjadi. Puluhan hektare kebun sawit dan nenas milik warga hangus terbakar. Bahkan asap kebakaran masih terlihat mengepul di kejauhan. Sangat luas. Semua hamparan berwarna coklat. Tanah gambut yang terbakar juga menghitam. Kebakaran tidak hanya dipicu oleh musim kemarau. Tapi justru kegiatan pembalakan yang marak terjadi. Akibat maraknya pembalakan, kanal blocking yang dibuat dan dirancang sedemikian rupa untuk menjaga agar lahan gambut tetap basah, dijebol pelaku. Walhasil air berkurang. Bahkan mengnering. Gambut menjadi kering dan kebakaran sangat mudah terjadi. ‘’Mau tidak mau pembalakan ini harus dihentikan. Mereka yang merusak kanal blocking sehingga menyebabkan

kebakaran sering terjadi. Belum lagi kayu-kayu yang mereka babat habis. Ini kasus berulang sejak lama. Berkali-kali. Tahun 2014 begitu hebohnya. Baru dua tahun sudah marak lagi. Ada apa ini? Kasihan warga yang menanggung akibatnya, lahannya terbakar perkebunan hancur. Ini harus dihentikan dan harus berhenti,’’ ujar Sahat. Muak dengan apa yang terjadi itulah Sahat dan pengurus Laboratorium Kedaulatan Pangan dan Agribisnis Kerakyatan PETANI Riau melaporkan praktik illog kepada Polres Bengkalis pada 30 September lalu. Laporan serupa juga disampaikan kepada Menteri KLHK Siti Nurbaya melalui WA-nya. Tidak ada tanggapan dari keduanya, Sahat membuat laporan resmi ke Polda Riau pada 4 Oktober.

INTIMIDASI DAN PROVOKASI

Pascapelaporan kasus illog yang dilakukan Sahat, terjadi gesekan di tengah masyarakat. Warga Kampung Sidodadi kerap mendapat pesan singkat (SMS) gelap, baik keluhan atau ancaman dari nomor yang tidak dikenal. Bukan hanya itu, ancaman yang berbau provokasi secara langsung juga dirasakan warga. Seperti yang diakui Mahmud. ‘’Pokoknya ada yang mengancam dan memprovokasi secara langsung. Kami dan warga Kosong Sepuluh seperti diadu. Tapi saya tak perduli dan tidak mau terpancing,’’ kata Mahmud. Rasikun juga mengalami hal serupa. Meski tidak ancaman secara langsung, tapi pesan singkat atau SMS yang diterimanya menunjukkan yang bersangkutan tidak merasa senang dengan laporan yang dibuat Sahat. Sayangnya, yang bersangkutan tidak berani menyampaikan pesan langsung kepada Sahat. SMS itu diterima Rasikun pada 3 dan 4 Oktober. Gesekan semakin terasa antara warga Kosong Sepuluh dengan warga Kampung Sidodadi. Hal tersebut karena laporan yang disampaikan Sahat berpengaruh kepada penghasilan warga Kosong Sepuluh. Sebagian kecil warga di sini berkerja sebagai buruh bongkar-muat di titik kumpul kayu terakhir, di Gotex. Mereka mayoritas kaum perempuan yang berkerja membongkar kayu dari miskur ke truk kecil eltor pukul 23.00 hingga 02.00 WIB dinihari. Gesekaan-gesekan itu juga yang membuat Sahat mel-

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 7

>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA aporkan seluruh warga Kampung Sidodadi ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Sahat juga meminta pengamanan kepada pihak kepolisian yang telah menjanjikan bahwa kampung tersebut tetap akan aman dan tidak terjadi apa-apa. ‘’Saya berharap warga tidak terpancing dengan sikap provokasi dari pihak-pihak tidak bertanggungjawab. Kami hanya berharap pemerintah dan pihak berwajib menghentikan illog sehingga tidak ada lagi kebakaran hutan di sini. Tapi saya tetap meminta Kapolres dan jajarannya memenuhi janjinya untuk keamanan bagi seluruh warga di sini. Saya juga melaporkan warga Kampung Sidodadi ke LPSK agar dilindungi,’’ kata Sahat kemudian.

PENAMPUNG DIBACKING APARAT KEPOLISIAN

HR adalah nama yang disebut-sebut sebagai tauke kayu illog terbesar di Desa Bukit Kerikil. Bahkan kayu tebangan dari kawasan inti Cagar Bisfer hampir dipesan atas nama dia. Saat kami ke sana, rumah HR di 07 sepi. Kosong. Tidak ada istri, anak atau keluarga yang lain. Hanya tetangganya yang sedang menyapu di halaman rumahnya. Tumpukan kayu olahan beserta alat-alat juga terbiar begitu saja di samping kanan rumahnya. Jumat (7/10), pihak kepolisian menggerebek rumah HR. Kayu dan alat-alat tersebut dibawa semua. Tidak ada yang tersisa. ‘’Polisi sudah membawa barang bukti berupa kayu illog dan alat-alat yang ada di rumah HR. Sekarang sudah tidak ada lagi,’’ ujar Sahat. Selain HR, banyak tauke-tauke yang kelasnya di bawah HR. Semuanya tinggal di Desa Bukit Kerikil. Kayu illog dari dalam hutan yang dibawa dengan miskur, lalu diangkut dengan truk kecil eltor ke rumah tauke-tauke ini. Tempatnya di sudut-sudut kampung, kecuali rumah HR. Di antara mereka adalah tauke kayu daerah Gapoktan, tauke kayu daerah Gotex, tauke kayu daerah 04 Sihotang dan tauke kayu daerah 01 samping Kapolpos Bukit Kerikil. ‘’Kalau kasus 2014 jelas yang bermain adalah aparat, tahun ini kasusnya beda. HR orang kampung biasa. Tinggalnya di Bukit Kerikil. Tapi, kenapa dia begitu berani dan terangterangan menumpuk kayu serta membawa kayu keluar kawasan. Pasti di belakangnya orang-orang hebat. Apalagi kayu keluar dari kawasan melalui banyak pintu yang dijaga pemerintah dan aparat. Yang jelas, mereka tahu dan membiarkan,’’ beber Sahat.***

KAPOLDA:

Kalau Oknum Polisi Saya Sikat AKSI PEMBALAKAN LIAR YANG DILAKUKAN OKNUM MASYARAKAT DI KAWASAN HUTAN CAGAR BIOSFER GIAM SIAK KECIL BUKIT BATU (GSK-BB) DI KABUPATEN BENGKALIS MEMBUAT GERAM KAPOLDA RIAU. DIA MEMINTA APARAT KEPOLISIAN KHUSUSNYA KAPOLRES BENGKALIS SEGERA BERTINDAK DAN MENCARI PELAKUNYA SAMPAI DAPAT.

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 8

>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

Proses Hukum Harus Jelas

Kapolda Riau Brigjen Pol Zulkarnain Adinegara.

KAPOLDA Riau Brigjen Pol Zulkarnain Adinegara mengakui dirinya telah memerintahkan Kapolres Bengkalis untuk mengusut tuntas masalah illegal logging tersebut. Namun begitu, pihak Polres Bengkalis masih baru bisa menemukan barang bukti berupa kayu. Belum menangkap pelakunya. “Saya sudah bilang sama Pak Kapolres. Cari pelakunya sampai dapat. Khususnya tauke yang menjadi otak dari semuanya,” tutur Zulkarnain. Mendengar ada oknum Polri yang menjadi beking, ia pun memastikan tidak akan pandang bulu. “Waduh, hebat sekali polisi kalau berani-berani intimidasi masyarakat. Saya pastikan kalau memang ada oknum polisi akan saya sikat. Dan kalau ada saya bersyukur dalam arti saya akan dapat ungkap siapa tauke-tauke mereka,” tambahnya. Meski barang bukti hasil aktivitas illegal logging di kawasan Kampung Sidodadi Desa Bukit Kerikil, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, sudah diamankan, pihak kepolisian masih belum menemukan pelaku yang terlibat dalam kasus tersebut. Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tedjo. Dikatakannya, saat ini tim dari Polda Riau bersama tim dari Polres Bengkalis masih berupaya mengusut aktivitas pembalakan liar yang diduga melibatkan oknum aparat sebagai pembeking. Di pastikan Guntur, Kepolisian sendiri akan bekerja seprofesional mungkin dalam mengungkap kasus tersebut. “Bapak Kapolda terus terang sudah memerintahkan tim yang bertugas untuk tangkap pelakunya. Jangan hanya barang bukti saja yang diamankan. Usut tuntas. Tauke dan bosanya itu harus dapat. Dan Perintah itu sudah tegas disampaikan,” tambahnya. (afiat ananda)

MARAKNYA AKSI ILLEGAL LOGGING DI CAGAR ALAM BIOSFER GIAM SIAK KECIL, KABUPATEN BENGKALIS, JUGA MENGUNDANG KEMARAHAN PARA PENGAMAT LINGKUNGAN. SALAH SATUNYA DARI ORGANISASI JARINGAN KERJA PENYELAMAT HUTAN RIAU (JIKALAHARI). JIKALAHARI MEMINTA APARAT DAN PENEGAK HUKUM SEGERA BERTINDAK DAN MENANGKAP PARA PELAKU DAN MENYERETNYA KE PENGADILAN.

MADE ALI

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

Rumah HR di Kosong Tujuh. Menurut ketua Jikalahari kasus Ilog ini bukan sesuatu yang baru. Bahkan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) , Polda dan Gubernur sudah tahu. Termasuk keterlibatan tentara dan polisi dalam kasus tersebut. Sayangnya hingga kini, Polda tidak bisa menetapkan tersangka dan membawa kasus tersebut sampai ke pengadilan. “Ini kasus lama. Sejak dulu sudah kami pantau. Namun hingga kini masih belum pernah sampai ke Pengadilan. Jikalahari hanya inginkan satu hal. Pelaku di tangkap dan diadili sampai ke pengadilan,” jelas Made. Jika tak ada keberanian seperti itu, maka kasus ilog menurutnya tak akan ada habisnya. Pihaknya sendiri pernah

melihat bagaimana kondisi cagar alam tersebut. Made mengibaratkannya seperti kepala sulah. Sekelilingnta ada rambut namun ada bagian yang botak habis. Bagian tersebutlah yang jadi korban ilog. Pemandangan tersebut terlihat jelas terlebih saat dilihat dari atas heli. Menurutnya, ini juga tantangan bagi Kapolda yang baru. Bagaimana ia bisa menyelesaikan dan menuntaskan kasus tersebut. Terlebih setelah kayu ditebang juga justru sawit yang tumbuh. “Tantangan untuk Kapolda baru. Kalau tidak bisa mengusut dan tangkap adili sampai pengadilan, lebih baik Kapolda dicopot saja,” tegasnya. (siti azura)

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 10

>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

KLH Terus Memantau AKSI PEMBALAKAN LIAR DI KAWASAN CAGAR BIOSFER GIAM SIAK KECIL BUKIT BATU (GSK-BB) DI KABUPATEN BENGKALIS DISINYALIR DIBEKING OLEH APARAT. TINDAKAN INI HARUS DIHENTIKAN SEGERA, KARENA KAWASAN HUTAN YANG ADA DI RIAU KHUSUSNYA DAN INDONESIA UMUMNYA SEMAKIN MENIPIS, PADAHAL KEBERADAAN KAWASAN HUTAN SANGAT DIPERLUKAN UMMAT MANUSIA TIDAK HANYA DI INDONESIA AKAN TETAPI JUGA DI DUNIA. MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya belum bicara banyak terkait perambahan kawasan cagar biosfer Giam Siak Kecil, yang saat ini sedang ditangani tim gabungan di Kabupaten Siak. Namun Ia memastikan kasus itu menjadi konsen pemerintah. Hal itu diungkapkan Siti dalam rapat kerja di Komisi IV DPR, Kamis (6/10) kemarin. Siti membenarkan adanya kegiatan illegal logging di kawasan Giam Siak Kecil. Bahkan, ketika turun ke lokasi, tim gabungan baik polisi hutan, Polri dan TNI, ditemukan sekitar 70 meter kubik kayu yang keluar dari kawasan cagar biosfer. Bahkan, dugaan keterlibatan aparat juga menjadi perhatiannya. “Operasi ilog sedang terus dilakukan. Ada sekitar 60 orang petugas gabungan di lapangan melibatkan Polhut, polisi dan TNI. Kami juga mengikuti perkembangan tentang indikasi-indikasi (keterlibatan aparat-red) sebagaimana disebutkan ketua. Dan saya sedang minta Ddirjen Gakum untuk terus menerus cek di lapangan,” kata Siti. Mantan Sekjen DPD RI itu juga menyampaikan bahwa saat ini KLHK bersama Pemerintah Kabupaten Siak, termasuk aktivis lingkungan, sedang menjalankan operasi pemulihan kawasan cagar biosfer. Pertemuan dengan kepolisian, TNI, hingga Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah dilakukan. Saat ini, lanjut Siti, sedang disiapkan rencana detil operasi pemulihan tersebut. Selain sosialisasi kepada masyarakat, pemerintah juga mendata status masyarakat yang ada di dalam kawasan cagar biosfer. Terutama penanganan pasca operasi pemulihan. Sejauh ini, program ini masih difokuskan di Kabupaten Siak. Beberapa skenario juga sudah disiapkan untuk penduduk yang tinggal di dalam kawasan. Antara lain, masyarakat yang sudah berada di kawasan dicarikan penempatannya untuk mitra kerja. “Jadi setelah mereka di keluarkan, atau masyarakat yang tidak mau diberikan alternatif itu dapat dikembalikan ke daerah asal,” kata Siti, sembari menambahkan, penataan juga dilakukan pada kawasan Taman Nasional Tesso Nilo.

SITI NURBAYA Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Diakui Siti, persoalan di Riau cukup kompleks. Tapi, kalau program pemerintah di Giam Siak maupun TNTN selesai dilakukan, model yang sama bisa diterapkan pada daerah lain yang terdapat persoalan serupa. Seperti di Sumatera Selatan. “Operasi ini memang cukup berat, terpaksa satu per satu diselesaikan,” papar Siti. Dirjen Penegakan Hukum (Gakkum) KLHK Rasio Ridho Sani, menyebutkan, khusus masalah perambahan Giam Siak, BKSDA bersama tim gabungan masih mendalami kasus itu. Yang pasti, katanya, cagar biosfer itu memang dirambah. Nah, soal apakah melibatkan perusahaan, atau hanya oknum masyarakat, termasuk kemungkinan ada beking aparat, semua masih ditelusuri di lapangan. “Kami menemukan ada kayu-kayu dari Giam Siak. Sedang kami dalami. Yang pasti penegakan hukum akan dilakukan agar ada efek jera,” ujarnya mengakhiri. (m fathra nazrul)

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> RUSAKNYA PARU-PARU DUNIA

Masyarakat kampung (atas) dan bedeng pekerja ilog (bawah).

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


DAERAH

Membayang Sumatera Terang Program 9.000 MW yang akan menerangi Pulau Sumatera termasuk Riau telah membayang. Sebab, kekurang listrik di daerah ini, telah membuat berbagai kendala terutama di kalangan masyarakat jelata.

| EDISI EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> DAERAH

HALAMAN 12

SEMUA

pihak pun sekapat meraihnya. Wajar jika Sekretaris Komisis D DPRD Riau Asri Auzar, mendorong agara Pemprov Riau serius dalam mengambil bagian dalam program 9.000 MW Sumatera Terang yang dicanangkan pemerintah pusat. Sebab listrik menjadi syarat utama agar investasi tumbuh lebih baik di Bumi Lancang Kuning. “Ya, kami minta Pemprov serius ambil bagian. Karena listrik ini penting untuk investasi,” ujarnya kepada RPG. Riau kata Asri Auzar, masih defisit listrik. Ini terbukti masih seringnya pemadaman bergilir di negeri yang kaya akan sumber daya alam ini. Terutama saat musim kemarau ketika debit air di waduk PLTA Koto Panjang menyusut. Bahkan sekarang sudah mulai kering, di mana tiga turbin dari PLTA ini tak lagi bisa beroperasi. “Kita ini masih byar pet. Kan lucu, energi di bumi kita melimpah, tapi listrik hidup mati terus. Pokoknya bagaimanapun caranya Pemprov harus serius mengambil ini,” terangnya. Bukti keseriusan itu kata Asri harus ditujukan Pemprov dengan segera membentuk tim. Tim ini harus diisi orang-orang yang berkompeten agar program itu bisa didapatkan Riau. “Bentuk tim segera untuk ambil itu. Dapat 1.000 kan lumayan, “ ujar. Dalam catatan, Riau masih kekurangan pasokan listrik. Program Presiden RI Joko Widodo yang akan menjadikan Sumatera Terang dengan memberikan jatah sebesar 9.000 megawatt (MW) itu akan memberikan keuntungan yang sangat baik bagi Riau. Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan berusaha mewujudkan Riau Terang di 2019 mendatang. Saat ini PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) sedang menggesa pembangunan jalur transmisi agar seluruh daerah di Riau bisa dijangkau listrik. Sampai Oktober tahun ini, jumlah pelanggan PLN di Riau mencapai 1.421.400 pelanggan dari jumlah penduduk 5,8 juta jiwa. General Manager PLN WRKR Febi Joko Priharto didampingi Manajer SDM dan Umum Dwi Suryo Abdullah mengatakan, jika sembilan jalur transmisi yang mereka bangun di Riau selesai,

MERDEKA.COM

maka itu akan mendukung mewujudkan Riau Terang. ‘’Rencana jalur transmisi yang sedang dikerjakan ini selesai 2019. Saat itu kami berharap seluruh desa di Riau sudah terjangkau listrik. Sehingga rasio elektrifikasi mencapai 90 persen lebih. Kami berharap bisa 100 persen, tapi tentunya ini tergantung pertumbuhan penduduk dan pemasangan baru,’’ kata Febi. Disebutkan Febi, jika penganggaran dari Penyertaan Modal Negara (PMN) berjalan lancar di Senayan, maka hal itu juga akan mendukung investasi di bidang kelistrikan. Menurut Febi, semua daerah di Sumatera dari Aceh sampai ke Lampung juga menggesa pembangunan di bidang kelistrikan sehingga bisa mewujudkan Sumatera Terang di 2019 mendatang. ‘’Di Riau, kami berusaha menyelesaikan semua pekerjaan. Sehingga semua desa bisa teraliri listrik. Di provinsi lain juga bekerja demikian, jadi nanti serentak sehingga Sumatera Terang itu bisa terwujud,’’ sebut Febi. Untuk mencapai daerah yang selama ini terisolasi atau tidak terjangkau jaringan interkoneksi seluruh Sumatera, maka akan dibangun kabel bawah laut. ‘’Untuk isolated seperti Kepulauan Meranti, nanti akan dibangun kabel bawah laut,’’ kata Febi. Ditambahkan Dwi, percepatan

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016

pembangunan itu dari jalur transmisi dimulai dengan proses perizinan. ‘’Tentunya rencana mewujudkan Riau Terang ini perlu sosialisasi dan dukungan semua pihak. Mulai dari pemerintah maupun masyarakat. Pembebasan lahan sangat tergantung pada masyarakat,’’ kata Dwi. Menurut Dwi, mereka bekerja sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan. Nantinya ketersambungan listrik ke rumah-rumah pelanggan atau masyarakat akan semakin tinggi. Saat ini masih ada rasio elektrifikasi yang di bawah 50 persen, namun ada juga yang tinggi seperti area Pekanbaru, rasio elektrifikasi sudah mencapai 80,65 persen. Sementara rasio elektrifikasi Rokan Hulu masih 49,71 persen sedangkan Pelalawan masih 48,8 persen. ‘’Upaya untuk menaikkan rasio elektrifikasi itu adalah penyelesaian trasmisi. Jadi itu yang sedang kami lakukan saat ini,’’ kata Dwi. Menurut Dwi, sinergi antara pemerintah daerah sangat penting. PLN sudah bekerja sama dengan Kejaksaan Tinggi Riau dan Kejaksaan Negeri di seluruh Riau. Dan membentuk tim dalam mengawal dan mengamankan percepatan pembangunan daerah. “Dengan tim ini, pemerintah daerah mendukung dan memfasilitasi perizinan maupun penyelesaian masalah


>> DAERAH sosial yang timbul akibat proses pembebasan lahan dan kompensasi jalur transmisi,’’ sebut Dwi. Menurut Dwi, saat bicara Riau, kondisi rasio elektrifikasi yang menjadi target di 2016 yaitu 76,5 persen. Sementara saat ini masih di posisi 74,32. ‘’Tentunya dengan percepatan dan kerja sama maka target itu bisa tercapai,’’ kata Dwi. Untuk mendistribusikan listrik lebih baik dan bisa menjangkau daerah lebih luas, PLN membangun ribuan tapak tower untuk saluran transmisi listrik di Riau. Untuk itu, PLN meminta kerja sama seluruh pihak dalam penyediaan lahan untuk tapak tower yang akan mereka dirikan. Satu tapak tower untuk Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) seluas 14 x 14 meter sampai 20 x 20 meter tergantung kondisi tanah dan tipe tower. Sedangkan untuk Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) memerlukan tapak tower seluas 20 x 20 sampai 30 x 30 meter. PLN memberikan penggantian yang wajar untuk seluruh tapak tower yang mereka pakai kepada pemilik lahan. Nilai rupiah yang diberikan untuk ukuran tapak tower tersebut sesuai dengan nilai pasar ditambah penggantian non fisik. Menurutnya, penggantian harga yang mereka berikan tidak sesuai Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) lagi, tapi lebih besar. Penggantian di atas harga NJOP. PLN memberikan penggantian yang wajar dan bukan merugikan pemilik lahan. PLN sedang membangun sembilan jalur transmisi di Riau yang harus selesai paling lambat Desember 2016. Kesembilan jalur transmisi itu adalah, pertama jalur PLTU Tenayan Raya ke gardu induk Pasir Putih. Di jalur ini ada 61 tapak tower. Semua pengadaan lahan untuk tapak tower di jalur ini sudah selesai. Saat ini petugas sedang melakukan peregangan kabel dari tower ke tower atau stringing. Kedua, jalur gardu induk Pasir Putih ke gardu induk Pangkalankerinci. Di jalur ini ada 130 tapak tower. Ketiga, gardu induk Garuda Sakti ke gardu induk Pasir Putih. Di jalur ini ada 109 tapak tower. Keempat, gardu induk Bangkinang

HALAMAN 13 ke Pasirpengaraian. Di jalur ini ada 442 tapak tower. Kelima, jalur SUTET dari Garuda Sakti ke Payakumbuh. Di jalur ini ada 240 tower. Rencananya juga diperpanjang sampai ke gardu induk Perawang yang diperkirakan ada penambahan tapak sekitar 98 tapak tower. Keenam, dari Rengat ke Telukkuantan. Di jalur ini ada 399 tapak tower. Ketujuh, Dumai ke Bagan Siapiapi. Di jalur ini ada 324 tapak tower. Kedelapan, dari Dumai ke Kawasan Industri Dumai. Di jalur ini ada 97 tapak tower. Kesembilan dari Rengat ke Tembilahan. Di jalur ini ada 378 tapak tower.

PERLU 19 GARDU INDUK

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau Syahrial Abdi mengatakan ada perbedaan pemikiran, antara memenuhi keperluan dan aksesibilitas listrik di Riau. Asumsi awalnya memperbanyak pembangkit. Menurutnya itu tak salah, cuma bukan solusi. Salah satu jadi permasalahan elektrifikasi di Riau menurut dia adalah minimnya gardu induk dalam mendistribusikan listrik ke masyarakat. Menurutnya Riau perlu sekitar 19 gardu induk. “Saat ini baru adalah delapan gardu induk,” ujar Syahrial Abdi kepada RPG beberapa waktu lalu. Dikatakannya, keberadaan delapan gardu induk tidak mencukupi, meskipun Riau punya 2x110 PLTU Tenayan Raya yang bakal beroperasi sebagai tambahan. Namun kalaupun beroperasi, itu tidak serta merta dinikmati masyarakat Riau seutuhnya. “Itu masuk interkoneksi Sumatera. Jadi menyuplai daya ke sistem Sumatera. Artinya seluruh Sumatera bisa menikmati itu, bukan Riau saja,” jelasnya. Atas defisit yang terjadi lanjutnya memang Riau masuk dalam sistem interkoneksi Sumbagteng. Sehingga kekurangan daya selama ini bisa ditutupi. Kemudian dengan PLTU juga maka menambah daya ke sistem Sumatera. Lebih lanjut dikatakan Syahrial Abdi, cara agar mudah menikmati pasokan Tenayan Raya, adalah mem-

perbanyak gardu induk sebagai jaringan transmisi dan distribusi. “Melalui gardulah yang akan mencapai ke masyarakat. Kalau 19 gardu induk dibuat maka akan sampai pada angka ideal,” tambahnya. Terkait Sumatra Terang dengan tambahan pasokan 9.000 MW termasuk untuk Riau, diakuinya yang jadi persoalan adalah tapak tower. Misalnya pembangkit yang dibangun di PLTU Tenayan Raya yang perlu ditransmisikan ke gardu induk. Kemudian masuk jaring distribusi ke akses yang memerlukan listrik. Kendala pembangunan gardu induk diakui Kadis ESDM tidak terlalu bermasalah. Karena menggunakan satu tempat dengan jumlah luasan tertentu, di mana biasanya tak lebih 2 hektare. “Tapi kalau membangun jaringan distribusi, terutama bagian program 35 ribu MW, harus membangun jaringan di atas 500 KV. Kemudian transmisi dan distribusi ke lebih rendah seperti 275 KV, 150 KV. Ini yang melintasi hak-hak perdata, karena berkaitan dengan sawit, tanah perorangan, memang ketentuannya harus dibebaskan,” paparnya. Disinggung mengenai distribusi 9000 MW untuk Riau di daerah mana saja, menurut Syahrial pada prinsipnya daya apapun yang bisa dibangkitkan. Itu masuk interkoneksi Sumatera. Penambahan gardu induk di Riau direncanakan pada 2017 di wilayah Inhil, Perawang, dan Rohil. Sehingga diharapkan dapat menyuplai daya ke wilayah tersebut. Seperti sebagian Kuansing dijelaskan Syahrial kenapa elektrifikasi tinggi sebab disuplai dari Sumbar. “Harus dilakukan bersama PLN sehingga bisa menyelesaikan gardu induk dan tersebar di seluruh Riau. RUPTL PLN sepenuhnya dilakukan PLN. Kami mendukung dan juga mohon dukungan semua pihak,” harapnya.

ATASI KERINGNYA WADUL PLTA KOTO PANJANG

Tak adanya hujan di wilayah PLTA Koto Panjang membuat debit air waduk di sana berkurang. Hal ini menjadi

| EDISI EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> DAERAH

HALAMAN 14

RIAUPOS.CO

penyebab PLTA Koto Panjang berhenti beroperasi sejak 8 Oktober 2016. Solusinya agar pembangkit listrik itu kembali beroperasi debit air yang cukup di waduk. Oleh sebab itu diperlukan hujan buatan di daerah tangkapan air. Terkait hal ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyebut proses Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan di wilayah PLTA Koto Panjang sepenuhnya berdasarkan usulan permintaan PLN. Sebab, pelaksana proses tersebut sesuai tugas pokok dan fungsi adalah kewenangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hal ini diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger. “Kami melaksanakan di daerah setelah kesepakatan BNPB dan BPPT. Jadi untuk itu (hujan buatan PLTA, red) memang tergantung usulan permintaan PLN ke BPPT,” ujarnya. Proses TMC yang dilakukan BPBD yang tergabung dalam tim Satgas Siaga Darurat Karhutla, diakuinya memang belum mengarah ke wilayah sekitar PLTA Koto Panjang. Sehingga jika pihak PLN ingin merangsang kondisi hujan buatan di

wilayah tersebut agar kekeringan di PLTA tidak berlarut, maka harus melakukan koordinasi dengan BPPT dimaksud. Dikatakan Edwar Sanger, pascakoordinasi dengan Badan Metereologi Klimatologi Geofisika (BMKG), kondisi cuaca di wilayah Riau sedang tak menentu. Sehingga setelah sempat diguyur hujan beberapa pekan lalu setiap malam, kini kembali kemarau lagi. Sementara Kepala Dinas ESDM Provinsi Riau Syahrial Abdi belum mengetahui informasi lebih jelas soal kekeringan di PLTA Koto Panjang. “Belum ada koordinasi dari PLN soal itu,” ujarnya. Di sisi lain Kepala UPT Hujan Buatan BPPT RI F Heru Widodo yang coba dikonfirmasi malam tadi terkait apakah PLN WRKR sudah mengusulkan permintaan TMC di wilayah PLTA, belum memberikan keterangan resmi setelah dihubungi beberapa kali.

MINTA PEMERINTAH SERIUS

Di tempat terpisah, Ketua Komunitas Pencinta Lingkungan (KPL ) Riau Aryan Lioni Putra mengatakan krisis air di waduk PLTA Koto Panjang jangan dianggap perkara enteng. Karena ini

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016

harusnya menjadi perhatian semua pihak terutama pemerintah. Kalau perlu sama pentingnya seperti menanggulangi asap di Riau. “Karena ini mempunyai dampak yang lebih besar. Yakni kelangsung sumber daya listrik, kehidupan orang banyak seperti petani kerambah dan segi kehidupan masyarakat lainnya. Pemerintah harus serius soal ini “ ujarnya. Keringnya waduk ini merupakan ulah tangan manusia. Termasuk ulah tidak benarnya sistim dan kebijakan. Karena harusnya Kampar bisa menjaga kondisi tangkapan air ini. Pembangunan waduk tentunya sudah dengan pemikiran dan perencanaan yang matang. “Kalau hari ini sampai berhenti operasi maka ada sesuatu yang salah. Karena kita tidak bisa menjaga hutan ini,” ujarnya. Menurut Andi, harusnya pemerintah, baik Pemkab Kampar maupun Pemrov Riau harus membuat kebijakan khusus soal kawasan hutan di hulu waduk. Yakni harus lebih tegas dan lebih komitmen. “Selama ini memang sering dilakukan penanaman, namun jarang ada pemeliharan hutan ditanam juga namun yang gundul dibiarkan juga ,” ujarnya.(men)


EKONOMI

HALAMAN 15

UPAL , Waspada saat Transaksi Peredaran uang palsu (Upal) kian mengkhawatirkan. 10 Oktober 2016 lalu, Bareskrim mengungkap kasus uang palsu yang dikendalikan napi berinisial A yang dipenjara di Lapas Bali.

| EDISI EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> EKONOMI

HALAMAN 16

MURIANEWS.COM

SINDIKAT

upal tersebut telah beroperasi selama empat tahun, penyidik memprediksi upal yang beredar sekitar Rp2 miliar atau 20 ribu lembar. Bank Indonesia baru menemukan 657 lembar upal dari sindikat yang dikendalikan napi tersebut. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Brigjen Agung Setya menjelaskan bahwa pengungkapan ini dimulai dengan undercover buying dengan tawaran 3:1, tiga uang palsu dibeli dengan satu uang asli. ”Saat itu, kami tangkap empat tersangka berinisial H,Y,M dan S,” ujarnya. Terdapat sejumlah barang bukti pembuatan uang palsu itu, dari pewarna, alat sablon, printer, mesin cetak dan sejumlah kertas. Dari alat bukti tersebut diketahui bahwa pelaku cukup lama beroperasi. ”Sesuai pengakuan tersangka sudah empat tahun mencetak upal,” tuturnya. Saat pemeriksaan juga terkuak fakta bahwa S ternyata diinstruksi oleh seorang napi berinisial A. Keduanya memiliki hubungan darah sebagai ayah

dan anak. A yang merupakan ayah S kerap kali meminta anaknya untuk membuat upal. ”Jadi, A ini minta untuk mencetak upal saat sudah ada pesanan,” jelasnya. Selama empat tahun itu, sesuai hitungan penyidik diprediksi sudah ada 20 ribu lembar uang palsu atau sekitar Rp2 miliar. Upal itu terdeteksi oleh Bank Indonesia telah beredar di sepuluh provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung dan Kalimantan Selatan. Menurutnya, tersangka kasus upal tersebut memiliki sejumlah aset yang kemungkinan berasal dari hasil kejahatan, yakni dua ruko, tiga mobil, dua sepeda motor dan uang senilai Rp 10 juta di rekening. ”Kami berupaya untuk mengenakan tindak pidana pencucian uang (TPPU),” jelasnya. Sementara Kepala Divisi Penanggulangan Uang Palsu Bank Indonesia Hasiholan Siahaan menuturkan, peredaran uang palsu yang dikendalikan napi Lapas Bali ini diketahui hingga 10

provinsi karena terdeteksi dari nomor seri. ”Jadi, banyak nomor seri yang ganda,” tuturnya. Upal pasti pasti nomor serinya ganda karena sangat sulit untuk bisa membedakan nomor seri dalam setiap lembar upal. Biaya untuk membuat upal akan sangat mahal bila nomor serinya tidak ganda. ”Dari pendeteksian ini kami sudah mendapatkan 657 lembar upal Rp100 ribu,” jelasnya. Bila dipastikan ada 20 ribu lembar atau Rp2 miliar upal yang beredar dari sindikat ini, maka masih ada 19.343 lembar upal yang beredar. BI hanya bisa mendeteksi upal itu bila ada masyarakat yang menyetor uang dan terselip upal di uang tersebut. ”Perlu waktu untuk bisa mengambil semua upal dari peredaran,” paparnya. Agung menambahkan, 19.343 lembar upal itu bisa jadi sudah beredar di masyarakat atau malah masih berada di tangan kaki tangan sindikat upal. ”Karenanya, kami akan mengembangkan terus kasus tersebut,” ujarnya ditemui di kantor Bareskrim di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).(men)

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


LINGKUNGAN

HALAMAN 17 19 HALAMAN

>> EKONOMI >> EKONOMI

ILLEGAL FISHING

Kejahatan Trans Nasional Perhatian pada lingkungan semakin kuat dinyatakan oleh Pemerintah Presiden Jokowi. Bahkan mengeluarkan pernyataan pencurian ikan sebagai kejahatan trans nasional.

| EDISI EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> LINGKUNGAN

HALAMAN 18

GREENERS.CO

HAL

ini diungkapkan saat membuka Simposium Kejahatan Perikanan Internasional di Gedung Agung Jogjakarta. Simposium itu digelar selama dua hari, dan bakal berakhir hari ini. Indonesia menjadi tuan rumah setelah sebelumnya diselenggarakan di Afrika Selatan untuk kali pertama. Simposium kemarin dihadiri perwakilan dari 46 negara termasuk Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Australia, Austria, Tiongkok, Ghana, India, Vietnam, Nigeria, dan Afrika Selatan. Selain Jokowi, hadir Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Mensesneg Pratikno, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan tuan rumah Sultan Hamengkubuwono X. Presiden menjelaskan, saat ini laut merupakan sumber pangan bagi sedikitnya 2,6 miliar manusia. Sekaligus, menjadi sumberpenghasilan bagi 520 juga orang. ‘’Praktik illegal fishing telah mengurangi stok ikan dunia sebesar

90,1 persen,’’ ujar Jokowi. Kegiatannya pun semakin terorganisir seperti kartel narkoba maupun sindikat perdagangan manusia. Ketiga kegiatan tersbeut juga saling berkaitan. Di Indonesia sendiri, illegal fishing menjadi faktor utama menurunnya perikanan tangkap. Berdasarkan data FAO, pada 2014 Indonesia menjadi produsen ikan laut terbesar kedua di dunia dengan total produksi 6 juta ton atau 6,8 persen total produksi dunia. Menurut Jokowi, produksi tersebut masih jauh dari potensi maksimal. ‘’Illegal fishing telah mengakibatkan kerugian ekonomi bagi Indonesia sebesar 20 miliar dolar Amerika per tahun,’’ lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu. selain itu, iillegal fishing juga mengancam 65 persen habitat terumbu karang Indonesia. Untuk menanggulangi illegal fishing, tuturnya, perlu kerjasama banyak negara. Indonesia siap berdialog untuk membagikan pengalaman menangani illegal fishing kepada negara-negara lain. Salah satunya, operasi penang-

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016

kapan dan penenggelaman kapal ikan asing ilegal selama dua tahun terakhir. Hingga saat ini, sudah ada 236 kapal penangkap ikan yang ditenggelamkan di perairan Indonesia. Hasil penindakan itu mulai terlihat. Eksploitasi ikan secara ilegal menurun hingga 35 persen. Sehingga, pemerintah bisa meningkatkan stok ikan dari 7,3 juta ton pada 2013 menjadi 9,9 juta ton pada 2015. ‘’Selain itu, dari Bulan Januari sampai Juni 2016 ada peningkatan ekspor sebesar 7,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,’’ tambahnya. Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan, penegakkan kedaulatan laut yang tergabung dalam Satgas Pemberantasan Penangkapan Ikan (Satgas 115) selama dua tahun terakhir merupakan amanat Undang-Undang Nomor 45 tahun 2009 tentang Perikanan. Susi mengatakan, secara umum peraturan perundang-undangan di Indonesia sudah bagus. Namun, ada beberapa undang-undang di sektor kelautan dan


HALAMAN 19

>> LINGKUNGAN

DETIKNEWS

perikanan yang menurutnya masih memihak asing. “Jadi dulu sebelum saya menjadi menteri, sepertinya memang sudah di-setting asing bisa masuk ke perairan Indonesia,” kenang Susi. Pihaknya pun menggandeng beberapa ahli hukum untuk menelaah perundang-undangan selain undang-undang Perikanan yang menyebut kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia tanpa izin akan ditenggelamkan. “20 tahun lebih kapal asing beroperasi mengambil ikan kita. Jadi saya ambil ownership, ini menjadi konsesus nasional, semua kapal yang ditangkap, hanya satu konsekuensinya yakni ditenggelamkan,” ujarnya. Susi menilai banyaknya ikan di perairan nusantara merupakan kesempatan emas bagi nelayan untuk membidik zonasi penangkapan yang tepat. “Hasil penelitian, dari pemberantasan illegal fishing yang dilakulan, biomassa

ikan meningkat. Ini kesempatan bagi nelayan melaut, menentukan WPP masing-masing. KKP akan permudah semuanya,” janjinya. Seperti diketahui, kinerja KKP dalam memberantas penangkapan ikan secara ilegal selama dua tahun mendapat dukungan penuh dari Presiden. Upaya itu secara resmi menjadikan perikanan tangkap masuk daftar negatif bagi investasi asing. Meski demikian, hubungan Indonesia dengan beberapa negara tetap terjalin baik, yakni memanfaatkan momen melimpahnya hasil tangkapan dengan mengijinkan investasi asing masuk ke industri pengolahan. Ke depan, Susi berjanji akan memperkuat pengawasan terkait penyelundupan melalui laut. Dari beberapa kasus yang terjadi, penyelundupan merupakan salah satu indikator yang dapat melemahkan pertumbuhan sektor

kelautan dan perikanan. “Dulu GAM (Gerakan Aceh Merdeka, Red) mendapat senjata dari kapal ikan Filipina. Sekarang kita concern ke pengawasan penyelundupan. Untuk pengawasan penyelundupan, nanti kami mungkin memasukkan unsur Bea Cukai dan Satgas di dalamnya,” paparnya. Sejalan dengan upaya itu, KKP bersama Satgas 115 terus mendorong tindak pidana perikanan dan pidana terkait perikanan lainnya sebagai kejahatan trans nasional terorganisir. Salah satunya dengan meningkatkan kesadaran global melalui Simposium Kejahatan Perikanan Internasional atau Symposium on Fisheries Crime (FishCRIME). KKP bersama pemerintah Norwegia dan Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) menghadirkan perwakilan negara tingkat tinggi serta para ahli internasional terkemuka.(men)

| EDISI EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


KESEHATAN

Tetap Sehat Tanpa Obat Setiap penyakit itu ada obatnya. Apabila obat itu mengenai penyakit, dengan izin Allah yang Maha Agung lagi Maha Perkasa akan sembuh (HR Muslim dan Ahmad)

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 21

>> KESEHATAN

MATI

memang merupakan ketentuan Illahi. Tetapi berusaha hdup sehat adalah kewajiban kita sebagai manusia. Yang namanya usaha sudah barang tentu ada sangat banyak macam ragamnya. Bukankah Allah SWT tidak akan mengubah suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak berusaha untuk mengubahnya. Dalam laman http://dokternasir. web.id Dr. Nasir menjelaskan tentang sepuluh kiat hidup sehat tanpa obat. Salah satu dari sepuluh kiat tersebut adalah himbauan kepada masyarakat untuk back to nature atau kembali ke alam. Tujuan utama himbauan ini tidak lain adalah agar masyarakat dapat kembali ke alam untuk menggunakan tanaman obat yang dapat kita peroleh dari lingkungan kehidupan kita yang kaya ini. Segera kita akan bertanya, apakah mungkin kita hidup sehat tanpa obat? Jawabannya tentu harus dikembalikan kepada Allah SWT. Apa yang tidak mungkin, jika Allah menghendaki? Hadist Riwayat Muslim dan Ahmad memberikan pesan itu. Meski secara singkat, marilah kita pelajari dengan seksama sepuluh kiat hidup sehat tanpa obat itu.

PERTAMA, KENALI DIRI ANDA, BAIK FISIK MAUPUN KEJIWAAN

Inilah kiat pertama untuk hidup sehat itu, yaitu mengenali kondisi fisik dan kejiwaan kita sendiri. Pengenalan diri tentang kondisi fisik dan kejiwaan ini sangat penting untuk menjadi dasar dalam mengambil keputusan dengan tepat upaya menjaga kesehatan kita, misalnya tentang apa yang baik dan boleh dilakukan, dan apa pula yang tidak. Bahwa ketika menyadari bahwa usia kita tidak lagi muda, sudah menginjak angka lima, maka upaya untuk mengurangi makanan yang berlemak dan banyak karbohidrat sudah harus mulai dilakukan. Selain itu, jika kita sudah mengeta-

INTERNET

hui bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan ternyata kita mempunyai gejala tekanan darah tinggi, maka upaya untuk mencegah makanan yang dapat memicu tekanan darah tinggi juga saat ini pula harus kita lakukan. Memang, mengenali diri dapat dengan mudah kita lakukan, tapi action yang harus kita lakukan yang tidak mudah. Apalagi kalau action itu telah menjadi kebiasaan yang tidak mudah kita hentikan. Katakan misalnya tentang rokok. Siapa yang tidak tahu kalau rokok dapat menimbulkan penyakit. Tetapi menghentikannya menjadi hal yang tidak mudah kita lakukan. Anda mengetahui teori memasak katak? Kalau belum, insyaallah penulis akan menjelaskannya dalam laman ini.

Hanya dengan beristirahat cukup, gejala sakit itu dapat segera hilang sendiri. Gejala pusing kadang bahkan dapat hilang hanya karena menghirup udara segar di taman yang tidak tercemar udara knalpot. Tetapi ingat, gejala batuk dan bersin memang bisa merupakan tanda serius juga. Dengan batuk dan bersin, tubuh sedang berusaha mengeluarkan kuman penyakit dari saluran pernapasan. Demam berkeringat merupakan tanda tubuh sedang melawan serangan kuman. Kalau gejala itu berlangsung selama tiga hari, karena beratnya serangan, ya apa boleh buat, kita harus ke dokter untuk konsultasi medis.

KEDUA, JANGAN TERBURU-BURU MERASA SAKIT DAN MINUM OBAT

Hanya karena bersin, batuk, atau agak demam, orang telah memutuskan untuk minum obat atau datang ke dokter. Padahal acap kali setelah dibiarkan tiga hari, gejala sakit itu hilang sendiri. Tubuh memang mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan sendiri.

| EDISI EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016

DAILYSYLVIA


>> KESEHATAN

HALAMAN 23

INTERNET

KETIGA, MENGUSAHAKAN VARIASI MAKANAN SEHARI-HARI

Melakukan variasi santapan, berangkat dari asumsi bahwa ada bahan makanan tertentu yang lebih bermanfaat daripada jenis makanan yang biasa kita makan sehari-hari. Kalau ini kita pakai sebagai selingan, maka kedua kelompok bahan itu dapat saling melengkapi. Bila kita terbiasa makan daging ayam dan sapi, sebaiknya mengubah kebiasaan itu, dan sekali-sekali makan ikan segar, tempe, dan tahu sebagai selingan. Kalau hari demi hari kita makan sayur mayur hijau, karena beranggapan bahwa yang serba hijau itu pasti bagus, sesekali perlu variasi menyantap sayuran dan buah-buahan tidak hijau, seperti tomat, wortel, jagung muda, paprika merah (sebagai sayur), pisang, mangga, apel, jeruk (sebagai pencuci mulut). Setiap pagi kita memang harus sarapan. Nasi goreng dan sejenisnya mungkin menjadi jenis sarapan yang biasa kita santap. Untuk itu, maka cobalah menggantinya dengan menu makanan lain, misalnya dengan sereal, roti, kentang, atau sayur-sayuran yang sebenarnya dapat kita upayakan sendiri dengan cara mengolah tanah di sekitar rumah kita.

KEEMPAT, MENYESUAIKAN KONSUMSI DENGAN TINGKATAN UMUR

Jumlah zat gizi yang diperlukan tubuh berbeda-beda bergantung pada umur, macam kegiatan, dan kondisi tubuh (dalam keadaan sakit atau sehat). Pada anak-anak dan remaja yang sedang tumbuh, kelima unsur dalam makanan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta air) memang sangat diperlukan untuk mereka, sehingga tidak perlu dibatasi. Sebaliknya, untuk orang dewasa dan manula (manusia lanjut usia), pembatasan itu mutlak diperlukan. Karbohidrat dan lemak sebagai penghasil energi harus dikurangi jumlahnya, mengingat kegiatan fisik para manula

sudah menurun. Bagaimana cara mengurangi karbohidrat dan lemak? Cara yang sederhana adalah dengan mengurangi porsi nasi dan goreng-gorengan. Sebaliknya, vitamin dan mineral serta air justru harus diberikan asupan makanan dengan cukup. Zat-zat ini sangat diperlukan untuk memperlancar metabolisme dalam tubuh, dan meningkatkan daya tahannya. Hanya perlu diingat bahwa yang paling baik ialah memakai vitamin alamiah, seperti yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran segar. Sedangkan air yang diminum harus yang steril dan aman dari kuman, seperti air mineral yang benar memenuhi syarat sebagai air mineral. Boleh juga air biasa yang selalu sudah direbus lebih dulu. Lebih kurang 60% dari bobot badan kita berupa air atau cairan. Itu berarti kita harus minum air lebih banyak daripada unsur makanan yang lain. Orang yang sedang sakit dan terpaksa minum obat, malah harus minum air lebih banyak lagi. Oleh karena itu, penderita “penyakit� sulit buang air, bisa tertolong dari penderitaannya dengan setiap hari minum 2 – 3 gelas air putih sebelum pergi ke belakang. Konsumsi protein pada orang dewasa dan manula juga perlu dikurangi, meskipun tidak sebanyak pengurangan karbohidrat dan lemak. Cara mengurangi protein ini ialah dengan mengganti menu makanan sumber protein hewani dengan makanan sumber protein nabati, yang kadar proteinnya kurang atau hanya sedikit. Misalnya, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.

BIDANKU.COM

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 23

>> KESEHATAN

KELIMA, BEROLAHRAGA SECARA TERATUR SESUAI KEMAMPUAN

Bangsa kita memang belum termasuk bangsa yang punya hobi berolah raga. Berolahraga bertujuan memperlancar peredaran darah, dan mempercepat penyebaran impuls urat saraf ke semua bagian tubuh atau sebaliknya, sehingga tubuh senantiasa bugar. Banyak orang berpendapat, tanpa olahraga pun kita sebenarnya juga sudah berolah raga dengan bergerak badan mirip olahraga, kalau melakukan pekerjaan fisik sehari-hari seperti menyapu lantai, membersihkan rumah, mencuci, dan menjemur pakaian. Bahkan setiap kembali ke rumah dari masjid dapat digunakan sebagai kegiatan untuk berolah raga jalan kaki dengan cara berkeliling kompleks rumah kita. Tetapi apakah semua kegiatan “olahraga” semacam ini dapat kita lakukan secara teratur dan berkesinambungan? Itu menjadi masalah tersendiri! Diperlukan kemauan yang kuat, berdasarkan keyakinan bahwa olahraga itu mutlak perlu agar badan tetap bugar, karena peredaran darah akan dapat diperlancar dengan kegiatan tersebut. Pada gilirannya ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Untuk para penderita tekanan darah tinggi, penyakit jantung, infeksi paru-paru, dan kencing manis, hendaknya berkonsultasi ke dokter dulu untuk mengetahui jenis olahraga apa yang cocok. Biasanya olahraga yang intensitasnya rendah dan dilakukan tidak terlalu lama dapat kita lakukan. Untuk orang normal yang tidak mengidap penyakit, sangat baik memilih olahraga yang kapasitas aerobiknya mempunyai dampak yang tinggi (high impact) seperti renang, aerobik, naik sepeda stasioner, dan joging.

DETIKHEALTH

man, dan kompleks hunian memberi suasana segar dan nyaman. Satu penelitian di negara Paman Sam menunjukkan bahwa kompleks perumahan yang mempunyai halaman dan lingkungan tertata rapi, bersih, hijau, dan asri, mempunyai persentase kesehatan penghuninya yang jauh lebih baik daripada kompleks perumahan yang miskin dengan tanaman. Lingkungan bersih membuat tubuh kita juga bersih, baik jasmani maupun rohani. Kondisi ini mampu mencegah penyakit jasmani seperti infeksi kulit, alergi debu, flu, bronkitis, dan “pen-

yakit” rohani seperti stres, frustrasi dan depresi, biang kerok menurunnya sistem kekebalan tubuh kita.

KETUJUH, MELUANGKAN WAKTU UNTUK BERSANTAI

Meluangkan waktu tidak brarti kita harus minta istirahat lebih banyak daripada bekerja produktif sampai melebihi kepatutan. Tidak!! Meluangkan waktu untuk istirahat itu sebenarnya hanya sebentar saja, dan ini perlu, untuk setel

KEENAM, SELALU MENJAGA KEBERSIHAN

Lingkungan bersih di rumah, hala-

IDEAONLINE.CO.ID

| EDISI EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> KESEHATAN

HALAMAN 24

TOPBARU.COM

kendo sejenak di antara ketegangan jam sibuk bekerja sehari-hari. Orang Jepang biasa melakukan “self hypnosis” dengan cara memejamkan mata sejenak di kursi kerjanya dalam 5 – 10 menit. Kegiatan rileks seperti ini perlu dilakukan secara rutin. Bersantai juga tidak berarti harus melakukan rekreasi yang melelahkan, tetapi cukup berkumpul membicarakan masalah keseharian dengan rekan sekantor, tetangga atau keluarga di rumah. Dengan cara demikian, bukan tidak mungkin, kita akan dapat membantu memecahkan masalah, atau setidak-tidaknya meringankan beban pikiran kita yang terasa berat. Bersantai seorang diri dengan merenung dan mawas diri juga perlu. Makin sering dan rutin ini dilakukan, makin bagus keseimbangan jiwa kita. Tidur nyaman juga merupakan satu bentuk bersantai seorang diri. Stamina akan pulih dengan cepat, dan keseimbangan hormon dalam tubuh juga cepat tercapai. Kondisi tubuh yang letih, lelah, penat, dan pikiran kusut kalau dibiarkan berkepanjangan (sampai dibawa ke kamar tidur), akan dapat menurunkan daya kerja sistem kekebalan tubuh. Pada gilirannya memudahkan terjadinya serangan penyakit.

KEDELAPAN, KEMBALI KE ALAM ATAU BACK TO NATURE

Kecenderungan “back to nature” berawal pada dekade 1990-an di negara Barat. Kecenderungan ini dilandasi oleh pengalaman bahwa gaya hidup yang terjadi pada zaman modern mendorong orang mengubah kebiasaan makan, seperti misalnya lebih sering

menyantap makanan kalengan, sambal botolan, atau buah awetan. Juga menjadi jarang bergerak badan karena kemudahan memakai alat bantu rumah tangga, seperti mencuci pakaian dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan penyedot debu, bepergian dengan kendaraan, padahal jaraknya cuma dekat dan lebih sehat dilakukan dengan jalan kaki. Dengan kebiasaan ini, tubuh kita menjadi manja, karena jarang bergerak, sehingga mudah terserang penyakit karena badan kita lembek akibat kekebalan tubuh kita yang menurun. Sebaliknya, seorang pendekar silat, walaupun hidup di tengah zaman modern, selalu sehat tubuhnya karena masih sering berjalan kaki, latihan rutin dengan menggerakkan badan, dan tidak memakai alat bantu hasil teknologi modern yang membuat orang jadi lembek. Untuk kembali dekat dengan alam, bukannya kita harus makan makanan yang hanya diambil dari alam tanpa dimasak, tetapi setidak-tidaknya menghindari bahan makanan instan dari makanan dalam kaleng, dan malah memperbanyak makan sayuran dan buah yang segar dari ladang organic tanpa pupuk kimia dan pestisida. Baik juga jika kita mulai mengonsumsi nutrisi tambahan atau suplemen yang berasal dari herbal atau tumbuhan yang diracik dengan teknologi modern namun tetap dengan resep tradisional.

VEMALE.COM

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 25

>> KESEHATAN

banjiran hasil pernapasan berupa CO2 banyak-banyak, yang tidak baik bagi kesehatan.

KESEPULUH, MENGGEMARI BACAAN KESEHATAN

DETIKHEALTH

KESEMBILAN, MENGOLAH PERNAPASAN

Mengolah pernapasan berarti mengatur cara dan frekuensi bernapas agar lebih efisien. Dengan menghirup udara (oksigen) perlahan-lahan dalam hitungan 15 kemudian melepaskannya kembali pelan-pelan juga dalam hitungan 15, kita bisa menahan oksigen dalam badan lebih lama daripada biasanya. Oksigen akan dipakai oleh organ tubuh secara efektif, walaupun jumlahnya cuma sedikit. Selama ini kita bernapas

dengan frekuensi yang tidak teratur. Kadang lambat, kadang cepat. Oksigen yang diirup juga cepat keluar lagi. Belum sampai dimanfaatkan dengan baik, sudah keburu keluar. Dalam satu menit kita benapas lima kali atau lebih. Tetapi, dengan latihan teratur frekuensi bernapas itu bisa kurang dari lima kali dalam semenit. Setiap kalinya selalu dalam, dan berdaya guna. Akibatnya, oksigen yang dihirup cukup sedikit saja, tetapi sudah efektif. Organ tubuh akan menyesuaikan diri dengan ketersediaan oksigen yang sedikit ini, dan itu justru menguntungkan tubuh. Sebab, dengan oksigen sedikit, tetapi toh sudah efektif itu, tubuh tidak ke-

Ungkapan “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta� sangat pas untuk menyindir orang yang ingin tubuhnya sehat, tetapi tidak mau mendekati bacaan tentang kesehatan. Kalau dekat, kita akan tahu seluk-beluk kesehatan itu lebih baik, dan kemudian dapat memakainya untuk menyusun siasat menghindari gangguan penyakit. Untuk ini penulis akan menyediakan buku Kembali ke Alam, Kembali ke TOI (Tanaman Obat Indonesia). Selain itu, penulis akan berusaha membuat KITO (Kartu Informasi Tanaman Obat). Mudah-mudahan dapat segera terwujud.. Nah, jika Anda menginginkan tubuh yang sehat tanpa harus mengonsumsi obat-obatan setiap kali sakit, maka tips-tips di atas layak untuk diterapkan dalam kehidupan Anda. Hanya dengan memperbaiki gaya hidup Anda, maka penyakit pun bisa dicegah kecuali kematian. Anda siap untuk hidup sehat? Marilah kita mulai mengenal apa itu tanaman obat, yang ternyata sangat banyak kita temukan di lingkungan kita.(men)

| EDISI EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016

INTERNET


>> BARU TAHU HALAMAN 26

>> HALAMAN BARU TAHU 29

‘‘ISTANA TERBANG’’ BIKIN ‘‘TERBANG’’

INTERNET

KETIKA MENDENGAR ISTANA MEGAH, MUNGKIN YANG ANDA BAYANGKAN ADALAH MILIK PARA RAJA NEGARANEGARA DI DUNIA. NAMUN TETAPLAH ADA DI BUMI. NAMUN ISTANA KALI INI, BISA SINGGAH KEMANA PUN, DI DUNIA INI. NAH!

BAYANGKANLAH, kamar

tidur dengan sentuhan klasik yang elegan, dengan kasur empuk ukuran king-size dan furnitur kelas atas; persediaan minuman champagne melimpah; dan pemandangan langit biru yang luar biasa. Mungkin Anda mengira, itu adalah deskripsi sebuah istana atau hotel, namun nyatanya itu adalah kabin pesawat Airbus A330 VIP yang segera diluncurkan. Dibanderol seharga US$ 200 juta atau Rp 2,59 triliun, kapal terbang itu INTERNET

| EDISI 178/TAHUN 184/TAHUN IV l 197 - 20 25 OKTOBER AGUSTUS 2016


HALAMAN 27

>> BARU TAHU layak dijuluki ‘istana terbang’ bagi kaum ‘1 persen’. Pesawat tersebut saat ini sedang dilengkapi oleh Comlux, perusahaan Swiss yang punya spesialisasi mendesain, melengkapi, dan mengoperasikan kabin jet-jet korporat secara mewah dan ‘berseni’. Permintaan pesawat pribadi, dengan kemewahan yang hanya bisa dibayangkan orang awam, melonjak dalam beberapa dekade terakhir, seiring peningkatan dramatis jumlah miliarder dan jutawan di dunia. Pesawat pribadi mungkin dianggap ‘hal biasa’ bagi kaum tajir -- moda transportasi itu sudah hadir dalam berbagai ukuran dan bentuk, namun pesawat VIP punya status lebih tinggi. Untuk melayani pasar ini, sejumlah perusahaan pesawat besar mengembangkan versi korporat dari kapal terbang mereka yang terlaris di pasaran. Boeing punya Boeing Business Jet (BBJ), sementara rival kuatnya asal Eropa memiliki Airbus Corporate Jet (ACJ). Varian produk mereka merupakan konfigurasi khusus dari Airbus A320 dan Boeing 737. Namun, mereka yang berkantung tebal juga memesan yang lebih besar seperti Boeing 747 dan Airbus A340 atau versi teranyar Boeing 787 dan Airbus A350. Sementara, Comlux bertugas melengkapinya untuk melayani kebutuhan para pelanggan spesial. “Wajar jika perusahaan seperti Airbus dan Boeing punya divisi khusus untuk melayani klien VIP” kata CEO

INTERNET

Comlux, Richard Gaona seperti dikutip dari CNN, Senin (10/10/2016). “Pasar ini adalah soal emosi. Bukan hal luar biasa jika klien menghubungi Anda tengah malam, untuk mendiskusikan rincian dekorasi pesawat.” Saat ini ada sekitar 300 pesawat yang dikonfigurasi untuk VIP yang terbang ke seluruh dunia. Beberapa di antaranya adalah milik pemerintah, yang digunakan untuk menerbangkan kepala negara dan rombongan mereka. Air Force One, pesawat kepresidenan Amerika Serikat mungkin adalah yang termahsyur, namun sejumlah negara juga punya kapal terbang semacam itu. Perusahaan besar dan para individu super-kaya juga menjadi pasar bagi segmen paling atas dalam industri penerbangan. “Sejumlah orang yang terbang

INTERNET

dengan jet korporat atau VIP mungkin memiliki pesawat pribadi yang lebih kecil untuk perjalanan bisnis tunggal, tapi mereka mungkin membeli atau menyewa pesawat yang lebih besar saat terbang dengan keluarga dan rombongan besar mereka,” tambah Gaona.

DEKORASI SEMAHAL HARGA PESAWAT

Meski berbagi badan pesawat yang serupa dengan maskapai komersial biasa, pasar bagi jet-jet mewah memiliki pertimbangan yang sama sekali berbeda. Jika maskapai kebanyakan menekankan faktor ekonomis dan efisiensi, pesawat khusus lebih fokus pada kinerja. A330 yang didekorasi Colmux misalnya, bisa membawa 60 penumpang dengan kenyamanan maksimal. Mereka juga bisa tetap berada di udara selama lebih dari 17 jam tanpa harus isi ulang bahan bakar. “Untuk para klien kami, daya jelajah dan kapasitas itu penting,” kata David Velupillai, kepala marketing Airbus Corporate Jets. “Para kepala negara, misalnya, menghargai kemampuan perjalanan jauh tanpa dipaksa berhenti untuk mengisi bahan bakar di sepanjang jalur.” Selain kemampuan teknis, bagi sebagian orang elemen paling menarik pada pesawat VIP adalah interior kabin. Bukan hal aneh bagi para pembeli

| EDISI | EDISI EDISI 184/TAHUN 184/TAHUN IV l IV l 7 - 720- 20 OKTOBER OKTOBER 20162016


>> BARU TAHU

HALAMAN 28

INTERNET

INTERNET

jet korporat untuk mengeluarkan uang seharga pesawat itu sendiri, bahkan mungkin lebih, untuk interior. Produsen pesawat menawarkan beberapa pilihan untuk desain ‘standar’. Namun dengan uang US$ 87 juta -- seharga pesawat Airbus ACJ319 -- pembeli bisa mengubah kabin sesuai dengan keinginan dan gaya mereka. Mendesain dan melengkapi interior kabin bukan pekerjaan gampang, itu mengapa hanya segelintir perusahaan yang sanggup melakukannya. Sebab, hasil akhirnya tak hanya memuaskan mata dan cocok dengan keinginan ‘paling ekstrem’ para pelanggan, tapi juga wajib sesuai dengan regulasi keselamatan serta struktur dan operasional pesawat. Hadirnya generasi baru pesawat VIP seperti 787 dan Airbus A350 membuat pekerjaan makin rumit. Sebab, jet-jet tersebut menggunakan material komposit yang lebih ringan dari logam biasa. Sejumlah penyesuaian bahan interior harus dilakukan. “Pesawat komposit jenis baru menjadi tantangan baik bagi desainer, insinyur, produsen dan manajer kunci,” jelas seorang sumber di Kestrel Aviation, perusahaan Australia pertama yang mendekorasi Boeing 787 VIP. “Dalam beberapa hal itu seperti beralih dari mobil klasik ke Tesla (mobil listrik), tapi secara eksponensial.”

dan dekorasi yang relatif netral, sehingga, nilai jual kembali dari pesawat tak lantas anjlok. “Banyak dari klien kami tidak mencari hal eksotis. Mereka adalah orangorang yang sangat sibuk, yang dicari adalah peluang menjalankan gaya hidup mereka pada saat bepergian. Kebanyakan pesawat berfungsi ganda sebagai kantor atau rumah,” kata dia. Perlengkapan dan furnitur di pesawat sering kali tak seperti yang terlihat. Apa yang tampak seperti kayu solid dibuat dari material yang lebih ringan untuk menghemat berat, kemudian ditutupi lapisan kayu tipis. Namun, untuk lapisan emas kebanyakan nyara adanya. Sejumlah pesawat menggunakan 200 sampai 300 kilogram emas murni untuk melapisi perlengkapan dan dekorasi lainnya. Hal wajib dalam pesawat semacam itu adalah sistem hiburan dan koneksi internet satelit yang cepat. Richard Gaona, dari Comlux,

menjelaskan bahwa perusahaannya juga melengkapi pesawat dengan alat untuk menjaga kelembaban selama penerbangan, agar perjalanan lebih menyenangkan untuk para penumpang seperti dikutip dari liputan6. Hal itu dimungkinkan dengan menyediakan 600 liter air dan menghubungkannya ke vaporizer atau pengatur kelembaban yang tersebar di seluruh kabin. Bahkan dimungkinkan bagi Airbus A330 membawa mobil sport. Airbus A380 yang berjuluk the A380 Flying Palace alias Istana Terbang diperkirakan menempati status tertinggi soal kapal terbang mewah. Prince Al-Waleed bin Talal dari Saudi Arabia memesan pesawat itu pada 2007, namun dibatalkan sebelum pekerjaan dekorasi dilakukan. Kini pihak perusahaan mengincar konsumen baru, para jutawan anyar dari Asia, Afrika dan Timur Tengah. (men)

BERLAPIS EMAS

David Velupillai dari Airbus menjelaskan, selera orang-orang kaya soal interior pesawat kebanyakan bertolak belakang dari apa yang diperkirakan banyak orang. Mayoritas mereka memilih warna

INTERNET

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


SENI BUDAYA

MUSIKALISASI PUISI Genre Seni yang Unik Setiap orang sudah tentu menyukai nyan­yian, dengan tingkat selera masing-masing. Lagu dan puisi yang dikawinkan secara estetis kemudian dikenal dengan sebutan musikalisasi puisi.

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> SENI BUDAYA

HALAMAN 30

JEFRY AL MALAY/RIAU POS

Siswa dan siswi SMA di Tembilahan menampilkan musikalisasi puisi saat kegiatan peningkatan kreatifitas kesiswaan yang ditaja Balai Bahasa Riau, (5-8/10/2016) di Ttembilahan.

SETIAP larik puisi yang kemudian dikawinkan dengan aransmen musik menghasilkan karya seni yang baru tentunya, meskipun puisi menjadi landasan dan tumpuannya. Namun keberadaan musikalisasi puisi memberikan tawaran dan capaian tersendiri dalam hal akan membangun jiwa yang damai lewat untaian nada dan senandung yang dihasilkan. Dengan demikian, dalam program Peningkatan Kreativitas Kesastraan tajaan Balai Bahasa Provinsi Riau yang digelar di Kabupaten Indragiri Hilir (5-8 Oktober) lalu, Marhalim Zaini sebagai salah seorang narasumber mengatakan, musikalisasi puisi adalah genre seni tersendiri, saat ini. Ianya berdiri sendiri dengan capaiannya sendiri, tidak lagi dimiliki oleh seni sastra ataupun musik. Meskipun demikian, keberadaannya memang belum diakui sepenuhnya tetapi hal itu dapat disimak atau dijadikan sebagai bahan kajian serta analisis bagaimana kemudian beberapa unsur di dalam musikalisasi puisi yang hadir dari kekuatannya sendiri. “Ini menarik untuk diperbincangkan lebih jauh. Memang kecenderungan untuk menempatkan itu perlu kajian lebih dalam tetapi kita bisa lihat fenomena yang ada di Indonesia, misalnya,� jelas Marhalim. Perjuangan cukup panjang dilakukan oleh Sanggar Matahari (Bekasi). Sanggar yang sebelumnya dikomandoi

Ferdy Arsie itu gigih berjuang sehingga pada tahun 2003, terbentuk sebuah komunitas yang diberi nama Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia (Kompi). Memang kemudian, perjuangan ini juga tercatat tidak terlepas dari kerjasama dengan Pusat Bahasa yang turut merintis dari waktu ke waktu, baik melalui pelatihan maupun festival. Tercatat juga bahwa musikalisasi puisi di Indonesia sebetulnya tumbuh subur di awal tahun 80-an. Ketika gubahan puisi-puisi Sapardi Djoko Damono menjadi lagu oleh beberapa pelaku seni yagn ada. Tembang sederhana yang diiringi dengan petikan gitar ketika itu memberikan kesan keanggunan kepada sang puisi. Di Padang, di tahun 1990-an, ada kelompok musik, yakni Pentas Musik Sakral, yang menggubah puisi-puisi menjadi lagi. Kelompok ini lumayan mendapat apresiasi dari kalangan sastrawan dan seniman karena sangat tunak dalam mengembangkan musikalisasi puisi hingga kini. Di tempat lain, banyak peristiwa sastra yang tak meriah jika tidak dihiasi dengan musikalisasi puisi. Setidaknya, selain Sapardi, puisi Toto Sudarto Bahtiar, Sutardji Calzoum Bachri, dan lain-lain mulai menjadi lagu yang asyik. Dan memang, dari sejumlah kelompok musikalisasi puisi, Sanggar Matahari menjadi semacam ikon, karena konsisten mengamalkan cabang seni itu. Enam bersaudara itu gigih melatih

kelompok-kelompok dari berbagai provinsi dalam format workshop. Dalam dua tahun terakhir, dengan semangat luar biasa, akhirnya mereka sanggup menghimpun grup musikalisasi puisi dari 22 provinsi dan 14 kabupaten/kota. Dan pada 22 provinsi itu, terdapat Balai Bahasa yang turut membina pertumbuhan kelompok-kelompok itu. Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tanggara, Maluku, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Papua dan lain-lain. �Sedangkan di Riau, musikalisasi puisi belum begitu populer, hanya ada beberapa pelaku seni yang kemudian memilih untuk menggelutinya seperti komunitas Gendul, itu pun baru. Juga komposer Matrock bersama dengan siswa-siswi di SMA 1 Pekanbaru yang konsisten dan terus mengeksplorasi puisi-puisi penulis Riau yang dijadikannya karya musikalisasi puisi,� jelas Marhalim. Sedangkan menurut narasumber Bengkel Sastra lainnya, Zalfandri Zaenal alias Matrock menjelaskan, keberadaan komunitas Musikalisasi Puisi termasuk baru dibandingkan dengan cabang seni yang lain. Padahal menurutnya, komunitas ini menjadi penting untuk perkembangannya ke

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMAN 31

>> SENI BUDAYA depan. Kebutuhan untuk saling mengasah wawasan, meningkatkan frekuensi diskusi, menggali potensi dan tentu saja berkarya, diwadahi oleh sebuah komunitas. Namun demikian, hal itu tidak pula lantas menjadi alasan bahwa musikalisasi puisi adalah hal yang baru dilakukan. Keberadaanya adalah sebuah genre seni tersendiri jika hendak lebih jauh ditelaah baik dari cara kerja penggarapannya maupun hasil karya yang telah jadi. Ada hal yang kemudian terlihat unik antara grup musik, penyair, atau pembaca puisi. Lagu, jika bukan instrumentalia, tentu akan berisi lirik. Syair atau lirik itu, bisa ditulis oleh anggota band, penggubah lagu atau seorang penyair. Bahwa musikalisasi puisi, menurut Matrock berada di antara semuanya namun aransmen dan lagu atau nandung yang dihasilkan hendaknya memiliki wilayah sendiri. “Tentu saja, nada-nada yang terlahir berangkat dari kehendak nuansa atau makna puisi yang dijadikan musikalisasi puisi itu sendiri,” jelasnya. Dari pengalamannya dalam menggarap musikalisasi puisi, maupun menjadi narasumber bengkel sastra beberapa tahun belakangan ini, hal itulah yang diapresiasi dan dipelajarinya. Tahun 2016 ini saja, melalui kegiatan Balai Bahasa, ada tiga daerah yang terdiri dari kira-kira 240 siswa-siswi yang terlibat dalam pelatihan musikalisasi puisi. Masing-masing dibagi menjadi kira-kira 36 grup, di mana mereka dilatih untuk menggarap musikalisasi puisi. “Di sinilah saya temui, ada sesuatu capaian lain dari musikalisasi puisi itu, yang keberadaanya sangat kuat untuk ditempatkan sebagai genre seni tersendiri,” jelasnya. Terkiat dengan kegiatan yang ditaja Balai Bahasa provinsi Riau, menurut Matrock adalah sebuah kekuatan untuk membuktikan hal itu nantinya. Karena secara jelas, dari kegiatan ini akan melahirkan generasi musikalisasi puisi di Riau. Terlepas itu semua, harapannya, dengan musikalisasi puisi, kreativitas anak-anak muda tersalurkan. Nilai positifnya, dengan sibuk berkreasi, mereka setidaknya akan terhindar dari hal-hal yang tidak berguna.

JEFRY AL MALAY/RIAU POS

Dua siswi pelajar SMA di Tembilahan duet membawakan musikalisasi puisi saat mengikuti pelatihan yang ditaja Balai Bahasa Riau (5-8/10/2016) di Tembilahan. ”Selain itu, bahasa seni bersifat universal, apapun cabangnya. Dengan demikian, dapat menggalang persahabatan. Dengan genre baru ini, budaya kita akan semakin berkembang, apalagi kekuatan dan potensi seni budaya yang ada di Riau jika hendak dijadikan sebagai referensi karya. Apalagi bidang seni ini sesungguhnya masih mempunyai lahan yang cukup terbuka bagi seniman dan pelaku-pelaku musikalisasi puisi yang ingin serius membidanginya, dimana tingkat persaingan musikalisasi puisi baik dari segi jumlah dan kualitas masih tergolong rendah, dan ini tentu merupakan sebuah tantangan,” jelasnya Matrock lagi.

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016

KONSISTEN MENDEKATKAN SASTRA PADA MASYARAKAT

Sebanyak tiga daerah, didatangi Balai Bahasa Provinsi Riau dalam program Peningkatan Kreativitas Kesastraan bagi Guru dan Siswa 2016. Ketiga daerah itu adalah Pelalawan, Pekanbaru, dan Indragiri Hilir. Kegiatan yang lebih dikenal dengan Bengkel Sastra ini adalah kegiatan yang sudah dilaksanakan sejak 2006 lalu. Fokus agendanya adalah mengenalkan kepada siswa dengan musikalisasi puisi.


>> SENI BUDAYA

HALAMAN 32

JEFRY AL MALAY/RIAU POS

Kepala Balai Bahasa Riau, Umar Solikhin menyampaikan materi saat pelaksanaan Bengkel Seni di Ttembilahan. Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau, Drs Umar Solikhan MHum, menjelaskan, pelatihan yang ditaja memang dalam rangka meningkatkan kreativitas sastra kepada siswa-siswi di sekolah. Bengkel Sastra adalah salah satu kegiatan yang ditawarkan oleh Balai Bahasa Provinsi Riau untuk meningkatkan kreativitas dan apresiasi sastra kepada masyarakat dalam hal ini siswa dan guru di Riau. Kegiatan tersebut berfokus pada pemberian pelatihan dan pementasan seni kreatif yang berupa musikalisasi puisi. Kegiatan tahunan ini, sengaja dilakukan di beberapa daerah yang telah ditetapkan jauh hari sebelumnya. Dengan cara, Balai Bahasa mendatangai daerah-daerah tersebut, menggelar pelatihan, sampailah para peserta

mengetahui seluk-beluk dalam membuat karya musikalisasi puisi. Bengkel sastra ini, dalam upaya untuk menghimpun para peserta dari daerah untuk mengikuti helat berikutnya yang diselenggarakan di Pekanbaru, yaitu pekan sastra yang di dalamnya ada lomba musikalisasi puisi se-provinsi Riau. “Kegiatan ini sudah berlangsung sejak lama sekali, akan tetap kami pertahankan bukan saja dikarenakan banyak manfaatnya tetapi sambutan dan antusias para peserta yang cukup tinggi sehingga program ini sepertinya sangat dibutuhkan oleh para siswa dan guru. Ditambah lagi, kegiatan serupa ini tidak hanya di tingkat daerah tetapi akan ada kelanjutan berupa perlom-

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016

baan yang akan sampai ke tingkat nasional,� jelasnya. Program tahunan dari Balai Bahasa ini adalah sebuah tawaran guna meningkatkan apresiasi sastra bagi peserta dan menumbuhkan rasa kecintaan peserta terhadap sastra terutama puisi. Para peserta dipertemukan langsung dengan para sastrawan Riau untuk dapat memahami, mengetahui dan juga mempraktikkan langkah-langkah dalam menghasilkan karya berupa musikalisasi puisi. Tak heran dari tiga daerah yang didatangi, siswa-siswi “bercengkerama� dengan puisi dan kemudian dari hasil pelatihan itu, mereka menampilkan karya mereka pada hari penutupannya. (jefrizal)


>> TEATER

HALAMAN 33

JEFRY AL MALAY/RIAU POS

FOTO BERSAMA; Ketua Manassa Riau Dr Junaidi (tiga dari kiri) foto bersama peserta simposium Manassa, (26-29/9/2016) di Jakarta.

Simposium Manassa 2017

Kehormatan untuk Riau RIAU akan menjadi tuan rumah

simposium Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Ke-17 tahun 2018 mendatang. Hal itu telah ditetapkan dalam Festival Naskah Nusantara II dan Simposium International Manassa Ke16 di Jakarta pada 26-29 September lalu. Dr Junaidi yang juga Ketua Manassa Riau, dalam kesempatan itu hadir mengikuti acara dan mengatakan, keputusan Riau sebagai tuan rumah sudah ditetapkan dan disepakati bersama dan telah menjadi keputusan yang bulat dalam agenda penentuan lokasi simposium tahun 2018. “Kami memperjuangkan itu, dan saya yakin Riau mampu dengan segala potensi yang kita punya,” ujar Dr Junaidi. Tterkait dengan agenda simposium ke-16 tersebut, dijelaskan Dr Junaidi, mengambil tema “Aksara Identitas Bangsa: Meneguhkan Jatidiri Kebhinekaan Indonesia”. Tema utama dipilih untuk menjawab pertanyaan keterkaitan pemanfaatan pengeta-

huan-pengetahuan yang terkandung dalam naskah lama dalam pembangunan jati diri bangsa. Junaidi yang juga Wakil Rektor I Unilak itu diminta menjadi pemakalah. Dia membentangkan makalah berjudul “Praktik Ethnomedisin dalam Manuskrip Obat-obatan Tradisional Melayu”. Selain itu, dua orang peserta lainya dari Riau, adalah Iik Dayanti (dosen Unilak) dan Hermansyah (Dekan FIB Unilak) juga ikut dalam acara yang ditaja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) bekerjasama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) tersebut. Sedangkan peserta yang hadir lainnya berasal dari Indonesia dan bahkan manca negara. Untuk peserta Indonesia berasal dari perwakilan cabang Manassa di beberapa provinsi di Indonesia, seperti Riau, Sumbar, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Pontianak, Makassar. Sedangkan peserta luar negeri berasal

dari Inggris, Belanda, Jerman, Malaysia, Singapura, dan Jepang. Acara berlangsung selama empat hari. Di pelataran gedung PNRI diselenggarakan bazar, pameran naskah, workshop konservasi naskah, workshop pembuatan dan penulisan kertas lokal (lontar dan daluang), serta panggung hiburan. Disebutkan Junaidi, Riau sebagai tuan rumah Simposium Manassa itu nantinya bisa dijadikan bagian usaha dalam mendukung slogan Riau sebagai Homeland of Melayu di Asia Tenggara. Tentu saja, sebagai tuan rumah, banyak persiapan terkait pembenahan pernaskahan yang harus dilakukan. “Namun demikian, saya memantau sudah bermunculan embrio-embrio penggiat pelestari naskah yang pastinya memerlukan banyak dukungan, optimism, dan semangat dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi dan Daerah. Kita yakin mampu menjadi tuan rumah yang baik,” tutup Junaidi. (jefrizal)

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


>> SENGGANG

HALAMAN 34

Yang Kuno, yang Kini “Tak adalah tempat lagi bagi pantun pepatah, bagi syair berukuran dan bertakaran yang penuh dengan kata, kiasan dan sajak yang pucat lesi tiada berdarah itu...” (Sutan Takdir Alisjahbana).

AGAK berbeda rupanya dengan Sutan

“memanfaatkan” kesadaran kolektif atas nilai itu, sebagai “kuda tunggangan” untuk kepetingan-kepentingan pragmatis pula. Maka kerja “mengelap-ngelap” tradisi itu terkesan sebagai kerja ala-kadarnya, euforia belaka, seremoni semata, dan miskin esensi. Tanpa menafikan kerja-kerja fisik membangun simbol-simbol artefak kebudayaan, kerja kreatif yang paling nyata sebagai peneguhan identitas kultural itu adalah penciptaan karya sastra/seni. Tapi, tidak pula mudah bicara ihwal dunia penciptaan dalam sastra, terlebih ketika bicara tentang sastra lisan dan ranah kelisanan (orality). Sebab kerja subyektif penciptaan puisi modern (bebas), berbeda jauh dengan proses penciptaan

Takdir Alisjahbana (1934), sastrawan PuMARHALIM ZAINI jangga Baru itu, yang sejak sebelum negeri ini merdeka sudah mengatakan bahwa puisi lisan. sastra lisan kita sudah mati-semati-matinya, sementara hari Puisi modern lahir dari permenungan individu sang ini kita justru seolah baru merasa ketakutan bahwa sastra penyairnya dalam kamar sunyi, sementara puisi lisan lahir lisan kita akan menuju kematiannya. Maka pertanyaan kita dari rahim (sistem nilai dan kepercayaan) masyarakatnya yang paling kerap muncul kemudian adalah, bagaimana di gelanggang sosial yang ramai, tanpa ada yang “berhak” mesti mencari ruang bernapas bagi pantun, gurindam, syair, mengklaim menjadi pemiliknya, sebagai penciptanya. Para mantera, petatah-petitih, dongeng, dan berbagai sastra lisan penutur puisi lisan, seperti nyanyi panjang, koba, syair, dan lainnya, dalam dunia yang hiper-realitas semacam ini? sejenisnya, tak pernah menganggap dirinya “sastrawan” Tentu, baik STA maupun kita, sesungguhnya sedang atau “penyair.” dirundung kerisauan. STA risau, lalu mengkritik untuk kemuNamun, dikotomi antara lisan (orality) dan tulisan dian hendak membangkitkan spirit optimisme untuk lepas (literacy), tidaklah sepenuhnya dapat membuat posisinya dari belenggu “masa lalu”—meskipun Maman S Mahayana saling berhadapan, vis-a-vis. Sebab dikotomi itu ada karena (2016) menyebut, pernyataan-pernyataan STA semacam pandangan kita kerap membedakan dan membandingkaninilah awal sebab reputasi syair dan pantun memudar dalam nya secara ekstrem, seperti kita membedakan antara yang khazanah sastra Indonesia. tradisional dan modern—seolah keduanya entitas yang Ya, kita semua sepakat, memudar—dengan tidak sepeterputus, dan tak saling mengkait. Boleh jadi juga, konsepnuhnya “menyalahkan” STA sebagai penyebabnya. Tapi, kita si Walter J. Ong (1977) yang menyebut ada tiga era yang juga sepakat, ia belum (tentu) mati—apalagi “semati-matinmenunjukkan priodeisasi perkembangan sebuah peradaban ya.” Karena (hanya) memudar itu, lalu berbagai upaya orang masyarakat: lisan primer, kapitalisme cetak, dan kelisanan lakukan untuk “mengelap-ngelapnya”. Apalagi kemudian, sekunder (secondary orality) itu, secara tidak langsung turut begitu desentralisasi terjadi, ada semacam kesadaran kolektif memperkuat pandangan dikotomis itu. yang bangkit di berbagai komunitas bangsa, untuk kembali Efek buruknya, segala sesuatu yang lampau itu jadi kuno. meneguhkan identitas kulturalnya—yang selama ini seolah Dan sayangnya, segala yang diberi label “kuno” itu, selalu tunggal oleh kuasa-politik yang hegemonik. identik buruk jika dibandingkan dengan yang “kini.” Segala Dan semua meyakini, yang paling ampuh alat peneguyang kini, yang mutakhir, seolah menandakan yang paling han itu adalah seni, adalah sastra (bahasa), adalah tradisi. hebat. Maka pantun tidaklah lebih hebat dari puisi bebas, Sebab di sana terdapat nilai-nilai, kearifan-kearifan (local syair lebih rendah “nilai estetika”-nya dibanding puisi naratif, wisdom) yang tersimpan dengan rapi. Meskipun, hidup yang dan seterusnya.*** cenderung kian pragmatis hari ini, membuat banyak orang

| EDISI| EDISI 184/TAHUN 184/TAHUN IV lIV7l - 207 OKTOBER - 20 OKTOBER 2016 2016


HALAMAN 35

>> BUKU

DARI PINGGIRAN Menjadi Juara PENDIDIKAN masih menjadi

pekerjaan rumah yang cukup besar dari bangsa ini. Di tengah kondisi kota yang megah, masih banyak anak-anak Indonesia yang belum mampu mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Oleh karena itulah, semua pihak memberi perhatian khusus kepada dunia pendidikan Indonesia saat ini. Dan tugas memajukan pendidikan bukan hanya pekerjaan pemerintah tentunya. Saat ini ada banyak lembaga-lembaga sosial yang secara intensif mulai membangun sekolah-sekolah berkualitas di Indonesia. Rumah Zakat menjadi salah satu lembaga sosial yang saat ini mulai memperhatikan pendidikan anak-anak Indonesia. Saat ini lembaga sosial tersebut telah memiliki beberapa unit sekolah binaan yang dinamakan Sekolah Juara. Beberapa di antaranya terletak di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan termasuk juga Pekanbaru. Pendidikan yang berkualitas mulai dirintis di jaringan sekolah juara tersebut. Yang lebih istimewa lagi, sekolah-sekolah tersebut dikhususkan untuk siswa-siswa kalangan bawah yang tidak mampu dalam hal biaya. Ada juga yang putus sekolah karena berbagai alasan. Rumah Zakat bekerja sama dengan berbagai pihak berkomitmen memajukan dunia pendidikan anak-anak Indonesia melalui sistem sekolah terpadu yang menekankan pada pembinaan pendidikan karakter. Anak-anak dari kalangan marginal dibina sedemikian rupa, dari mereka bukan siapa-siapa menjadi mereka yang berprestasi dan meraih berbagai penghargaan dalam berbagai bidang. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi pengelola sekolah-sekolah tersebut. Siapapun mereka jika memenuhi syarat, dapat diterima di Sekolah Juara yang ada di beberapa kota terse-

but. Syarat utamanya adalah terbukti memang tidak mampu dalam hal ekonomi orang tua. Ada banyak cerita dan catatan perjalanan yang menyentuh dari anakanak yang mengecapi pendidikan di bawah sekolah binaan lembaga sosial. Cerita-cerita tersebut umumnya mengungkapkan pengakuan jujur mereka bahwa di sekolah tersebut mereka dididik bukan hanya untuk memiliki karakter yang baik, namun juga mampu berprestasi memiliki mental juara. Inilah yang bisa kita temukan dalam buku Pelangi di Langit Juara. Buku ini berisi catatan cerita lugu anak-anak usia SMP yang berprestasi dalam berbagai bidang seperti olahraga, seni, komik, pramuka, olimpiade hingga menghafal Alquran. Cerita-cerita tersebut ditulis langsung oleh siswa-siswi dengan bahasa yang polos dan pesan yang menyentuh di hati pembaca. Sebab umumnya mereka berasal dari kondisi yang sulit dan berjuang dengan motivasi pendidikan yang ada sekolah, hingga kemudian mereka mampu meraih banyak hal di sekolahnya. Prestasi yang mereka

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016

dapatkan pun mulai dari tingkat lokal hingga nasional. Membaca buku Pelangi di Langit Juara akan memberikan motivasi bagi kita untuk lebih peduli dengan dunia pendidikan kalangan anak-anak ekonomi kelas bawah. Dan menjadi informasi penting bagi para pengelola lembaga sosial untuk lebih memberikan perhatian baik secara moril maupun materil. Bagi para pelajar secara umum pun, buku ini menjadi spirit untuk menempuh dunia pendidikan dengan lebih sungguh-sungguh. Mereka yang hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit sekalipun masih bisa bertahan dan menghasilkan prestasi yang membanggakan. Tetapi, di pihak lain, banyak anak-anak yang mendapatkan fasilitas mewah dalam menempuh pendidikan justru sekolahnya sering bermasalah dan kerap mengundang masalah. Buku Pelangi di Langit Juara ini layak kita hadiahkan kepada anak-anak kita supaya lebih bersungguh-sungguh dalam menempuh pendidikan.*** Alam Terkembang, bergiat di Forum Lingkar Pena Riau


>> W I S A T A

HALAMAN 36

CARIOSALAYOGIE.BLOGSPOT.COM

NAGARI PARIANGAN, DESA TERINDAH DI DUNIA

Dingin, asti dan indah tidak hanya identik dengan kawasan eropa. Namun kamu jiga bisa menemuinya di Sumatera Barat. Bahkan, akhir 2012 lalu, desa ini termasuk dalam daftar lima desa terindah di dunia versi Budget Travel. Empat desa lainnya adalah Desa Wengen (Swiss), Eze (Prancis), Niagara on the Lake (Kanada) serta Cesky Krumlov (Ceko). Nama desa itu adalah Nagari Pariangan atau Desa Pariangan yang terletak di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Pariangan merupakan nagari tertua di Minangkabau dan berada tepat di lereng Gunung Marapi, yang berjarak sekitar 15 kilometer dari

kota Batusangkar. Pariangan termasuk dalam daftar desa terindah dunia bukan hanya menyuguhkan pemandangan mempesona, tapi juga memiliki suasana tenang dan udara yang sejuk karena berada di ketinggian 500 – 700 meter di atas

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016

permukaan laut. Ketika mengunjungi nagari ini, kamu akan disuguhi pemandangan indah serta budaya dan arsitektur bangunan yang masih terjaga hingga hari ini. Kamu juga bisa menemukan bahwa sebagian besar warga di Pari-


HALAMAN 37

>> W I S A T A angan masih menggunakan bangunan tradisional Minangkabau, yakni rumah gadang. Banyak di antaranya bahkan sudah berusia ratusan tahun. Keberadaan Masjid Ishlah yang merupakan desa tertua di ranah Minang menambah kaya warisan budaya Pariangan. Di bagian awal desa kamu akan disuguhi pemandangan perkebunan jagung dan beberapa tanaman lain. Kamu harus berjalan kaki beberapa menit sebelum tiba di pemukiman. Layaknya kawasan pedesaan, pemukiman di Pariangan tidak terlalu padat, sehingga kamu bisa dengan leluasa menikmati suasana desa. Sepanjang mata memandang kamu bisa menikmati panorama sawah menghijau yang menyejukkan. Tapi, jJika pemandangan indah belum cukup untuk kamu, selama berada di Pariangan, kamu juga bisa menikmati pemandian air panas yang diyakini memiliki sumber air dari Gunung Marapi. Kadar sulfurnya sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit lho, travelers. Warga di desa Pariangan memiliki kebiasaan mandi bersama-sama di tempat pemandian umum atau yang biasa disebut tapian mandi yang bisa kamu temukan di depan Masjid Ishlah. Terdapat satu tapian mandi untuk perempuan yang diberi nama Rangek Subarang, serta dua tapian mandi untuk laki-laki bernama Rangek Gaduang dan Ra ngek Tujuah. Selain untuk mandi, tempat ini juga dimanfaatkan sebagai tempat mencuci. Tertarik mengunjungi desa ini? Nagari Pariangan terletak di tepi jalan yang menghubungkan kota Batusangkar dan Padang Panjang. Dari kota Padang, kamu bisa menggunakan bus, mobil travel ataupun mobil pribadi dengan waktu tempuh sekitar dua jam. Sementara, dari Batusangkar, Nagari Pariangan bisa dicapai dengan bus, minibus atau ojek hanya dengan 20 menit. Budget Travel, sebuah media pariwisata internasional dunia pernah menganugerahkan 5 desa terindah didunia pada akhir tahun 2012, salah satu Desa terindah di Dunia berada di Indonesia. Desa ini bersanding dengan Desa Wengen (Swiss), Eze (Prancis), Niagara on the Lake (Kanada) serta

TWITTER.COM

Cesky Krumlov (Ceko). Paduan harmonis alam, masyarakat, sejarah dan kebudayaan yang tumbuh bisa menjadi alasan atas penghargaan sebagai saah satu desa terindah. Desa ini terletak di kaki Gunung Marapi. Salah satu gunung yang masih aktif di Sumatera Barat. Nagari1 Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Merupakan desa yang pernah mendapat julukan sebagai salah satu desa terindah di Dunia.

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016

Heh, tahukah Anda bagaimana posisi Pariangan dikenal luas oleh masyarakat Minangkabau/Sumatera Barat? Pariangan dikenal luas oleh masyarakat di Minangkabau/ Sumatera Barat karena Nagari ini dalam Tambo2 alam Minangkabau merupakan asal – muasal tempat tumbuh dan berkembangnya masyarakat Minangkabau. Masyarakat Minangkabau yakin bahwa nenek moyang mereka berasa dari puncak Gunuang Marapi sebagaimana diungkapkan pantun


>> W I S A T A

HALAMAN 38

WEBLOG - WORDPRESS.COM

adat yang merupakan petikan sejarah dari tambo alam minangkabau yang berbunyi : Dari Mano Titiak Palito Dari Telong Nan Batali Dari Mano Asa Niniak Kito Dari Puncak Gunuang Marapi Sagadang Talua Itiak Dalam bahasa Indonesia berbunyi : Darimana titik pelita Dari telong3 yang bertali Dari mana asa nenek (moyang) kita Dari puncak gunung marapi sebesar telur itik Dari ungkapan di atas, masyarakat Minang mempercayai bahwa nenek moyang mereka berasal dari puncak gunung Marapi karena pada masanya konon marapi hanya masih terlihat puncaknya dan daratan lainnya masih tergenang oleh air. Yang kemudian ketika air surut permukaan daratan dibawah kaki gunung marapi semakin terlihat. Sehingga pemukiman yang awalnya hanya di puncak gunung kemudian terus berkembang ke bawah hingga di kaki gunung. Dalam prosesnya penghuni Minangkabau Tua awal mula berdiam diatas gunung Marapi dan setelah air surut berkembang hingga ke kaki Gunung menjadi 22 buah tempat kedia-

man. Dan Nagari Pariangan lah menjadi Nagari pertama yang dibuka sehingga dikenal juga sebagai Nagari Tuo (tua) diMinangkabau. Dan dinagari ini pula konon awal berdirinya kerajaan di Minangkabau yaitu Kerajaan Koto Batu dengan rajanya Sultan Sri Maharajo Dirajo. Akan tetapi, sepanjang pengalaman dan pengamatan saya. Penyebutan Nagari Tuo di Minangkabau untuk Nagari Pariangan adalah sebutan Nagari Tuo secara peradaban manusia dan kebudayaan di Minangkabau. Karena sejarah yang berkembang

di Nagari Pariangan berada pada masa setelah bahtera Nabi Nuh, Masa Periode Hindu dan Budha serta Islam. Setelah juga ditemukan bukti bahwa Minangkabau pernah melewati peninggalan masa Pra Sejarah yaitu dengan ditemukannya bukti – bukti megalith di Luhak Limo Puluah Koto (Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh saat ini). Dalam ungkapan adat Minangkabau tentang sejarah Minangkabau yang berbunyi “Aia Basintak Turun, Bumi Basintak Naiak” Artinya : Air berangsur turun, bumi berangsur naik Yang jika menurut analogi saya sejajar dengan sejarah Indonesia dan Dunia adalah hampir sama dengan terjadinya peristiwa Bahtera Nabi Nuh dan Legenda Atlantis yang hilang . Yang mana pada peristiwa – peristiwa itu terjadinya bah air besar yang menenggalamkan semua dan kemudian daratan muncul kembali. Namun kita tidak akan membahas sejarah Minangkabau dalam perspektif Pariangan secara panjang lebar. Pesona Nagari Pariangan akan kita bahas karena adanya keharmonisan Alam, Sejarah, Budaya dan Masyarakat yang terdapat di Pariangan. Pariangan sangat tepat apabila dijadikan sebagai salah satu desa warisan di Minangkabau dan Indonesia. Melihat pariangan memiliki potensi dan keragaman yang merupakan perpaduan

INDRAWATIALOVAKASANDIWINANGUN.BLOGSPOT.COM1

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


HALAMA39

>> W I S A T A dari keharmonisan terjadinya peristiwa sejarah untuk etnis Minangkabau, tempat tumbuh dan berkembangnya kebudayaan dan adat Minangkabau, masyarakat yang masih menjujung tinggi kearifan lokal dan pesona alam yang semakin menambah keharmonisan untuk Pariangan Sendiri. Di Nagari Pariangan, terdapat peninggalan – peninggalan Sejarah yang masih terlihat dan terjaga saat ini. Peninggalan tersebut terkait dengan tumbuh dan berkembangnya kebudayaan dan adat Minangkabau. Seperti tempat sawah pertama di Minangakabau yang dikenal dengan “Sawah Satampang Baniah”, Medan Nan Bapaneh yang merupakan susunan batu untuk melakukan sidang, Batu Tungku Tigo Sajarang yang ……, Makam Arsitek Balairung Sari “Tantejo Gurhano” sepanjang +25 meter, Prasasti Pariangan yang menandakan bahwa Adityawarman pernah bermukim di nagari ini, Surau Tuo “Islah” yang sudah direnovasi yang dikelilingi surau – surau kaum dan Rumah - rumah gadang tua yang masih banyak terlihat hingga saat ini. Bahkan konon pernah ditemukan tapak Candi yang menjadi nama daerah ditempat ini, daerah kecil dipariangan ini dikenal dengan nama “Biaro” atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan “Biara” yang merupakan tempat beribadah agama Budha. Menurut informasi yang saya terima dari masyarakat Pariangan, masih banyak peninggalan – peninggalan sejarah yang belum diketahui oleh masyarakat banyak. Selain itu Pariangan juga memiliki 3 transkrip tambo yang menjadi salah satu referensi/kunci utama dalam sejarah Minangkabau. Jadi dapat menjadi analisa perbandingan dalam hal sejarah peradaban Minangkabau. Bahwa peninggalan yang ditemukan di Pariangan lebih bercirikan telah berkembangnya peradaban kebudayaan . Sedangkan peninggalan megalith yang ditemukan di Luhak Limo Puluah Koto diperkirakan berkembang pada masa megalithikum. Dalam hal ini analisa kemudian berkembang dan saya pun berkeyakinan jika di Minangkabau terdapat 2 nagari tuo, yaitu Nagari Mahek (Salah

TWITTER.COM

satu nagari yang terdapat di Luhak Limo Puluah Koto/Kabupaten Lima Puluh Kota saat ini) sebagai nagari tuo asal mula peradaban penduduk Minangkabau. Dan Nagari Pariangan sebagai nagari tuo peradaban kebudayaan dan Adat Minangkabau. Dalam perjalanan sejarahnya, Pariangan memeliki posisi istimewa di Minangakabau sebagai daerah yang merupakan asal – musal lahirnya kebudayaan dan adat di Minangkabau. Kebertahanan Pariangan menjadi Nagari Tuo “Pusat Peradaban Kebudayaan dan Adat di Minangkabau” juga ditunjang oleh kearifan Lokal masyarakatnya hingga saat ini. Salah satu contoh yang masih terlihat hingga saat ini, kearifan lokal yang dilaksanakan oleh masyarakat adalah masih banyaknya masyarakat yang masih menjaga rumah – rumah gadang dan surau. Selain itu kearifan lokal terlihat dengan masih dilaksanakannya prosesi adat dan kebudayaan. Disamping karena Pariangan sebagai “Nagari Tuo” yang akan menjadi contoh dan panutan dalam adat dan kebudayaan. Prosesi yang menjadi milik prosesi masyarakat Minangakabau/ Sumatera Barat yang belum beberapa lama ini dilaksanakan adalah menjemput “Tonggak Tuo9” untuk replika Istano Basa Pagaruyung yang terbakar. Hal ini menandakan bahwa penjemputan

Tonggak Tuo ke Nagari Pariangan merupakan proses adat dan budaya ke daerah asal perkembangan adat dan budaya Minangkabau. Bukti peninggalan sejarah, tempat tumbuh dan berkembangnya adat dan kebudayaan Minangkabau, kearifan lokal masyarakat yang masih terjaga semakin diperkaya oleh Indahnya alam yang terdapat di Pariangan. Pariangan berada tepat di bawah kaki Gunung Marapi. Suguhan alam yang dapat dinikmati adalah pemandangan persawahan yang masih asri, pemandangan gugusan bukit barisan, dan didekat Surau10 Tuo “Islah” dapat kita temui sumber air panas yang berasal dari Gunung Marapi yang konon karena sumber air panas ini menjadi salah satu daya tarik bagi Raja Adityawarman. Pariangan berada di kawasan tepi jalan akses dari Padang menuju Batusangkar. Dengan perhitungan jarak dari Padang via Padang Panjang kita hanya butuh waktu untuk mencapai nagari ini 1 jam 40 menit, dari Bukittinggi dapat ditempuh dengan waktu 40 menit dan dari Kota Batusangkar dapat ditempuh dalam waktu 10 menit. Sebuah perpaduan yang sangat harmonis terdapat di Pariangan. Perpaduan sejarah, adat, kebudayaan, kearifan lokal dan Alam sehingga Pariangan pernah dinobatkan menjadi salah satu desa terindah di Dunia.(men)

| EDISI 184/TAHUN IV l 7 - 20 OKTOBER 2016


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.